Upload
buinga
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UJI EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK ETANOL
DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP
JUMLAH NEUTROFIL DAN EKSPRESI SIKLOOKSIGENASE-2 PADA
PUNGGUNG MENCIT TERINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Emerentio Renola
NIM: 138114056
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK ETANOL
DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP
JUMLAH NEUTROFIL DAN EKSPRESI SIKLOOKSIGENASE-2 PADA
PUNGGUNG MENCIT TERINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Emerentio Renola
NIM: 138114056
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Satisfaction lies in the effort, not in the attainment, full effort is full
victory”
- Mahatma Gandhi -
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria sumber kekuatan dan harapanku
Orang tuaku, Laurentius Harianja dan Lodefica Rumiyanti
atas doa dan kasih sayang yang tak terhingga
Para sahabat atas doa dan motivasinya
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah
bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan
akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan
tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
- Yesaya 41:10-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, cinta kasih
dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proses
penelitian dan penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Uji Efek Antiinflamasi
Topikal Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
Terhadap Jumlah Neutrofil dan Ekspresi Siklooksigenase-2 pada Punggung Mencit
Terinduksi Karagenin”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Oleh Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang dengan sabar selalu mendukung, memotivasi, membimbing dan
memberikan masukan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan sangat yang sangat membangun untuk penelitian ini.
4. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan sangat yang sangat membangun untuk penelitian ini.
5. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing
Akademik (DPA) atas bimbingan dan motivasi yang telah diberikan kepada
penulis selama ini sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dan
memperoleh gelar sarjana strata satu.
6. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam
penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
7. Pak Andri, Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit,
dan, selaku staf laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membantu selama penelitian.
8. Bapak Sugiyono, Pak Lilik dan Pak Tri, selaku pihak Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang telah membantu selama
proses penelitian.
9. Keluarga tercinta Bapak Laurentius Harianja dan Ibu Lodefica Rumiyanti,
adik Vincentius Arsenio Vitolan Harianja serta para saudara yang selalu
memberikan doa, kasih sayang, motivasi serta dukungan secara materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
maupun non-materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
10. Para sahabat “Galaxy Team”, Albertin Gilang, Veronika Lauren, Clara
Wina Caesaria, Debora Dian Pratiwi, Amanda Anggraini dan Liana
Yudomulyono. Kalian sahabat sekaligus rekan kerja penelitian yang luar
biasa. Terimakasih atas kebersamaan, kerjasama dan bantuannya selama ini.
11. Matius Rimawan Widiatmono yang selalu memberikan doa, motivasi,
dukungan, kritik dan saran serta perhatian kepada penulis selama proses
penelitian hingga penyusunan naskah skripsi ini.
12. Para sahabat terkasih Farmasi angkatan 2013 terutama FSM B 2013 dan
FKKB 2013. Terimakasih atas kebersamaan selama ini serta motivasi yang
diberikan kepada penulis.
13. Para sahabat “Kos Arini 16 C”, Vania Jessica Ongkers, Veronika Lauren,
Bella Fitria Tami, Mbak Tripina Putri, Mbak Yudist Latubayesian dan
Mbak Prycilia Tanjung serta penghuni lainnya. Terimakasih atas dukungan
yang diberikan dalam penyusunan skripsi, canda tawa dan kebersamaannya
selama ini.
14. Serta kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan naskah skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu Farmasi.
Yogyakarta, 14 November 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
INTISARI
Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan salah
satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
efek antiinflamasi topikal yang dibuktikan dengan adanya penurunan jumlah sel
neutrofil dan ekspresi COX-2 pada ekstrak etanol daun binahong pada kulit
punggung mencit betina galur Swiss terinduksi karagenin 3%.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni acak lengkap pola
searah. Dua puluh lima (25) ekor dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok
kontrol negatif, kelompok kontrol Biocream® dan kelompok perlakuan ekstrak
etanol daun binahong konsentrasi 10; 20; dan 40% b/b dengan cara pemberian
secara topikal. Pemotongan kulit hewan uji dilakukan pada 24 jam setelah
perlakuan. Sel neutrofil diamati dengan metode pengecatan hematoksilin-eosin
(HE) kemudian dilanjutkan uji persen ekspresi COX-2 dengan imunohistokimia
(IHC) menggunakan antibodi anti-COX-2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sel neutrofil pada kelompok ekstrak
etanol daun binahong konsentrasi 10; 20; dan 40% b/b berturut-turut adalah 75,04;
47,68 dan 36,00. Pada konsentrasi yang sama memberikan persen ekspresi COX-2
secara berturut-turut adalah 82,07; 75,78; dan 70,85%. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah ekstrak etanol daun binahong menunjukkan aktivitas antiinflamasi
melalui penurunan sel neutrofil dan ekspresi COX-2.
Kata kunci: daun binahong, antiinflamasi, topikal, neutrofil, ekspresi COX-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) is a plant that has
pharmacological effect. The purpose of this study was to test the effect of topical
antiinflammatory of ethanolic extract of binahong leaves that evidenced by
reduction in the number of neutrophil cells and COX-2 expression in dorsal skin of
female mice strains Swiss induced by carrageenan 3%.
The study was pure experimental with completely randomized design
direction. Twentyfive mice were devided into five groups of five animals each,
there is negative control group carrageenan 3%, Biocream® control group, and
ethanolic extract of binahong leaves concentration 10; 20; dan 40% w/w were given
topically. Cutting animal’s skin test performed for 24 hours. The neutrophils
migration was observed using hematoxylin-eosin (HE) staining method and then
immunohistochemical (IHC) staining method using antibody anti-COX-2 observed
the COX-2 expression test.
The result showed that neuthrophil cells migrating of ethanolic extract of
binahong leaves groups at concentration 10; 20; and 40% w/w respectively were
75.04; 47.68 and 36.00. At the same of concentration ware given percent COX-2
expression respectively were 82.07; 75.78; and 70.85%. In conclusion, ethanolic
extract of binahong leaves has topical anti-inflammatory effect by reduction of
neutrophils and percent COX-2 expression.
Keywords: binahong leaves, antiinflammatory, topical, neutrophils, COX-2
expression
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .............. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
PRAKATA ......................................................................................................... vii
INTISARI ........................................................................................................... ix
ABSTRACT ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................... 2
Alat dan Bahan ............................................................................................ 2
Penyiapan dan Determinasi Daun Binahong ............................................... 2
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Binahong ................................................. 3
Uji Pendahuluan .......................................................................................... 3
Pengujian Aktivitas Inflamasi ..................................................................... 4
Analisis Data ............................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetapan Kadar Air Serbuk Daun Binahong ............................................ 5
Penetapan Rendemen Ekstrak Etanol Daun Binahong ................................ 5
Uji Pendahuluan .......................................................................................... 5
Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Binahong Terhadap Jumlah
Neutrofil ...................................................................................................... 6
Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Binahong Terhadap Ekspresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
COX-2 ......................................................................................................... 8
KESIMPULAN .................................................................................................. 11
SARAN .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12
LAMPIRAN ....................................................................................................... 14
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I Hasil rerata dan uji Scheffe jumlah sel neutrofil pada kelompok
perlakuan beserta kontrol .................................................................. 8
Tabel II Hasil rerata dan uji Tamhane persen ekspresi protein COX-2 pada
kelompok perlakuan beserta kontrol ................................................. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva hasil uji pendahuluan karagenin ......................................... 6
Gambar 2. Mikrofotografi pengecatan HE untuk melihat jumlah sel neutrofil
pada kulit normal, kulit perlakuan EEDB beserta kontrol
(perbesaran 100x dan 400x) ........................................................... 7
Gambar 3. Mikrofotografi pengecatan IHC dengan antibodi anti-COX-2
Untuk mengamati ekspresi COX-2 pada kulit normal, kulit
perlakuan EEDB beserta kontrol (perbesaran 100x dan 400x) ..... 9
Gambar 4. Mencit betina galur Swiss .............................................................. 15
Gambar 5. Kulit punggung mencit setelah dilakukan pencukuran ................. 15
Gambar 6. Kulit punggung mencit terinduksi karagenin ................................ 15
Gambar 7. Kulit punggung mencit yang diberi ekstrak etanol daun binahong 15
Gambar 8. Pemotongan kulit punggung mencit .............................................. 16
Gambar 9. Pengawetan kulit mencit dengan formalin 10% ............................ 16
Gambar 10. Tanaman binahong ......................................................................... 16
Gambar 11. Daun binahong .............................................................................. 16
Gambar 12. Biocream® sebagai kontrol Biocream® dan basis ekstrak ........... 17
Gambar 13. Serbuk karagenin yang digunakan dalam penelitian ..................... 17
Gambar 14. Ekstrak etanol daun binahong yang dicampurkan dalam basis
Biocream® ..................................................................................... 17
Gambar 15. Spuit injeksi yang digunakan dalam penelitian ............................. 17
Gambar 16. Rotary Evaporator ......................................................................... 18
Gambar 17. Mikroskop cahaya (Olympus® CX21) yang digunakan dalam
pengamatan .................................................................................... 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian .............................. 15
Lampiran 2. Pemotongan kulit untuk histopatologi ........................................ 16
Lampiran 3. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ...................... 16
Lampiran 4. Hasil determinasi tanaman daun binahong ................................. 19
Lampiran 5. Surat ethical clearance ............................................................... 20
Lampiran 6. Surat pengesahan data statistik ................................................... 21
Lampiran 7. Hasil analisis statistik perhitungan rata-rata jumlah sel-sel
neutrofil pada masing-masing kelompok ................................... 22
Lampiran 8. Hasil analisis statistik uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk
pada jumlah neutrofil .................................................................. 24
Lampiran 9. Hasil pengujian One Way ANOVA jumlah neutrofil ................... 24
Lampiran 10. Hasil pengujian uji Post hoc dengan uji Scheffe pada jumlah
neutrofil ...................................................................................... 25
Lampiran 11. Hasil analisis statistik perhitungan rata-rata persen ekspresi
COX-2 pada masing-masing kelompok ..................................... 26
Lampiran 12. Hasil analisis statistik uji normalitas dengan uji Shapiro Wilk
pada persen ekspresi COX-2 ...................................................... 28
Lampiran 13. Hasil pengujian One Way ANOVA persen ekspresi COX-2 ..... 28
Lampiran 14. Hasil pengujian uji Post hoc dengan uji Tamhane pada persen
ekspresi COX-2 .......................................................................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Inflamasi adalah respon awal pada tubuh terhadap infeksi, iritasi atau luka dan
mempertimbangkan respon nonspesifik imun dengan tujuan untuk menetralkan agen
penyerang dan untuk memperbaiki jaringan yang rusak, dengan begitu dapat menyakinkan
kelangsungan hidup organisme. Gejala dari inflamasi antara lain rubor, calor, tumor, dolor
dan function laesa (Gomes dkk., 2008). Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan
jaringan sehingga memicu biosintesis asam arakhidonat menjadi prostaglandin sebagai
mediator inflamasi (Kumar dkk., 2010). Respon inflamasi yang berlebihan atau kerusakan
jaringan yang hebat tidak boleh dibiarkan, oleh sebab itu reaksi inflamasi perlu diatasi agar
keluhan dan gejala berkurang (Meliala dan Pinzon, 2007).
Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki keanekaragaman
tanaman yang dapat digunakan sebagai obat herbal salah satunya yakni tanaman binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). Telah banyak penelitian yang menguji manfaat dari
tanaman binahong. Salah satunya penelitian oleh Kurniawan dkk. (2014) menunjukkan
adanya aktivitas antiinflamasi pada ekstrak daun binahong dengan dosis efektif 50,4 mg/200
g BB pada tikus betina galur Sprague Dawley terinduksi karagenin 1%. Penelitian yang
dilakukan oleh Kaur dkk. (2014) dimana telah dibuktikan bahwa aplikasi pasta daun
binahong secara topikal dapat mempercepat dalam proses penyembuhan luka pada tikus.
Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Miladiyah dan Prabowo (2012) melaporkan
bahwa ekstrak etanol daun binahong pada konsentrasi 10; 20; dan 40% dapat memperbaiki
penyembuhan luka pada marmut. Menurut Kusumastuti dkk. (2014), pada proses
penyembuhan luka tidak akan terjadi apabila tidak ada inflamasi dan akan menjadi sumber
nyeri.
Sudah banyak penelitian yang menguji efek antiinflamasi daun binahong secara oral.
Selain hal tersebut yang menjadikan alasan dari penelitian ini untuk menggunakan sediaan
topikal yakni karena kemudahan pengaplikasian pada kulit dan memiliki efek lokal bukan
sistemik (Syamsuni, 2006). Efek obat dengan pemberian topikal akan lebih cepat
dibandingkan dengan pemberian per oral. Hal ini disebabkan karena obat topikal bekerja
langsung pada daerah inflamasi dan tidak melalui sistem pencernaan, sehingga dapat
melindungi kemungkinan kerusakan zat aktif obat akibat enzim pencernaan (Ansel, 1989).
Penelitian mengenai skrining fitokimia yang dilakukan oleh Lestari dkk. (2015) didapatkan
hasil bahwa ekstrak etanol daun binahong memiliki kandungan saponin, flavonoid, alkaloid
dan steroid/ triterpenoid. Penelitian yang dilakukan oleh Selawa dkk. (2013) dilaporkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bahwa daun binahong memiliki aktivitas antioksidan dari senyawa flavonoid yang dapat
berperan sebagai agen antiinflamasi. Menurut Harbone (1973) menyatakan bahwa sifat
senyawa flavonoid larut air dan dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Harbone, 1973). Pada
penelitian ini digunakan bagian kulit punggung pada mencit dikarenakan aplikasi sediaan
topikal pada bagian tersebut memiliki area permukaan kulit yang luas dan mudah diamati
secara mikroskopis. Inflamasi dapat ditandai dengan migrasinya sel neutrofil dari sirkulasi
darah ke daerah peradangan selama 24 jam dan banyaknya ekspresi COX-2 oleh sel neutrofil
maka dari itu untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dapat diketahui melalui pengurangan
jumlah sel neutrofil dan ekspresi COX-2 pada area yang mengalami inflamasi (Kumar dkk.,
2010).
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui adanya
aktivitas efek antiinflamasi topikal tanaman binahong dengan mengetahui adanya
kemampuan dalam menurunkan jumlah neutrofil dan ekspresi COX-2.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimental murni acak
lengkap pola searah.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yakni oven, waterbath, evaporator, jangka sorong, blender,
ayakan no.40, mikroskop cahaya (Olympus® CX21), spuit injeksi 1 ml, alat bedah (gunting
bedah dan pinset), alat pencukur bulu mencit, mortir dan stamper, neraca analitik, stopwatch,
karton, corong Buchner, alat-alat gelas seperti beaker glass, tabung reaksi, pipet, labu ukur,
Erlenmeyer, cawan porselin, batang pengaduk dan gelas arloji. Bahan yang digunakan yaitu
daun binahong, mencit betina galur Swiss yang berumur sekitar 2-3 bulan dengan berat 20-
30 g, etanol 70%, karagenin tipe I, NaCl 0,9%, Veet®, Biocream®, formalin 10%.
Penyiapan dan Determinasi Daun Binahong
Sampel yang digunakan adalah daun binahong yang diperoleh dari Kebun Obat
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Juli 2016. Daun binahong tersebut perlu
dilakukan determinasi terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah tanaman yang akan
digunakan benar-benar merupakan tanaman binahong. Determinasi daun binahong
dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta. Berdasarkan hasil determinasi yang telah dilakukan pada lampiran 4,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
maka terbukti bahwa tanaman yang diuji adalah benar merupakan tanaman binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis).
Selanjutnya daun binahong yang telah dikumpulkan dicuci dan dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 30-45oC selama 3 hari. Daun binahong yang telah kering
diserbuk menggunakan blender dan diayak dengan ayakan no. mesh 40. Pada serbuk
simplisia dengan memperkecil ukuran partikel akan memperluas permukaan area sehingga
interaksi antara sampel dan solvent dapat semakin efisien (Kumar, 2016). Setelah proses
penyerbukan, dilanjutkan dengan uji kadar air serbuk daun binahong dengan menggunakan
moisture balance.
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Binahong
Ekstrak atau sari adalah material hasil penarikan oleh pelarut air atau pelarut organik
dari bahan yang kering atau dikeringkan (Saifudin, 2014). Metode ekstraksi yang digunakan
yaitu yaitu maserasi dengan cara merendam 150 g serbuk dalam 500 mL etanol 70%.
Maserasi dilakukan pada suhu ruangan akan mencegah terjadi kerusakan atau degradasi pada
senyawa metabolit yang tidak tahan panas (Sarker, 2006). Maserasi dilakukan selama 3 hari
dan dilanjutkan remaserasi selama 1 hari dengan jumlah volume pelarut yang sama. Tahap
remaserasi dalam penelitian ini mengacu pada Kumar (2016) dimana dilakukan sebanyak 3
kali pengulangan, agar kandungan fitokimia didalam daun binahong dapat terekstrak dengan
maksimal. Setelah proses remaserasi, maserat dikumpulkan dan dipekatkan dengan rotary
evaporator (suhu 60oC) dan waterbath sampai diperoleh eksrak kental dengan bobot tetap.
Cream (cremores) adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai dan mengandung air tidak kurang dari 60% (Syamsuni, 2006). Dalam penelitian
digunakan konsentrasi ekstrak etanol daun binahong (atau disingkat EEDB) dalam cream,
yaitu 10; 20; dan 40% b/b. Pembuatan cream dilakukan dengan menimbang EEDB seberat
0,5; 1; dan 2 g yang dilarutkan dalam 5 g basis Biocream®. Biocream® merupakan suatu
sediaan cream yang berfungsi sebagai pembawa untuk zat-zat aktif dalam pengobatan kulit.
Biocream® bersifat ambifilik artinya berkhasiat sebagai W/O atau O/W (Yanhendri, 2012).
Uji Pendahuluan
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and Health Research
Ethics Committee (MHREC) Faculty of Medicine Gadjah Mada University (lampiran 5).
Pada uji pendahuluan digunakan 6 ekor mencit yang dibagi secara acak menjadi 2
kelompok yakni karagenin konsentrasi 1,5% dan 3% dimana masing-masing kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diinjeksi sebanyak 0,1 mL secara subkutan pada kulit punggung mencit yang telah dicukur
bulunya dan didiamkan selama 2 hari. Tebal lipat kulit diukur setelah pemberian karagenin
tiap 1 jam selama 6 jam. Kelompok karagenin yang dipilih, apabila edema yang timbul
menunjukan penebalan lipatan kulit sebesar 2-3 kali dari tebal lipat kulit awal serta dapat
mempertahankan edema yang terbentuk hingga jam ke-6 (Hidayati dkk., 2008).
Pengujian Aktivitas Antiinflamasi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi topikal
pada EEDB dengan melihat adanya penurunan jumlah sel neutrofil dan ekspresi COX-2.
Pada pengujian aktivitas antiinflamasi digunakan 25 ekor mencit yang dibagi
menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang diinjeksikan karagenin 3%,
kelompok kontrol Biocream® yang diinjeksikan karagenin lalu dilanjutkan pemberian
Biocream® pada area injeksi dan kelompok perlakuan EEDB konsentrasi 10; 20; dan 40%
yang diinjeksikan karagenin lalu dilanjutkan pemberian sediaan cream EEDB.
Setelah 24 jam diinjeksikan karagenin 3% dan pengolesan sediaan topikal cream
EEDB, kemudian mencit dieutanasia dengan cara dislokasi tulang leher yang kemudian
diambil kulit punggung mencit pada bagian yang terdapat edema. Pengambilan kulit
dilakukan setelah 24 jam karena selama 24 jam pertama akan terjadi migrasi neutrofil dari
sirkulasi darah yang akan mendominasi area peradangan dan setelah 24 jam hingga 48 jam
akan didominasi oleh monosit (Kumar dkk., 2010). Selanjutnya, potongan kulit mencit
diletakkan pada karton tebal dan dimasukan kedalam formalin 10%.
Tahap selanjutnya yakni proses pengecatan sel neutrofil dengan metode
hematoksilin-eosin (HE) dan juga pengecatan COX-2 dengan menggunakan
imunohistokimia (IHC) antibodi anti-COX-2. Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan
dengan cara mengamati dan menghitung jumlah sel neutrofil dan sel yang mengekspresikan
COX-2 pada daerah subkutan jaringan kulit punggung mencit pada 5 sudut pandang yang
berbeda di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x. Nilai persentase ekspresi
COX-2 masing-masing kelompok dihitung dengan persamaan:
% ekspresi COX-2 = total sel hitung
× 100%
jumlah sel ekspresi COX-2
(Ikawati dkk., 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Analisis Data
Seluruh data analisis statistik dilakukan di Pusat Kajian CE&BU dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 Lisensi Universitas Gadjah Mada (lampiran
6). Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk untuk melihat kenormalan data,
kemudian dilanjutkan uji Levene Test untuk mengetahui homogenitas data. Selanjutnya
dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA (taraf kepercayaan 95%) dan Post Hoc Test
dengan Scheffe Test (data homogen) atau Tamhane Test (data tidak homogen).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetapan Kadar Air Serbuk Daun Binahong
Penetapan kadar air dilakukan menggunakan alat moisture balance di Laboratorium
Laboratorium FTS Padat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penetapan kadar air
dilakukan untuk mengetahui kandungan air di dalam serbuk dan menghindari pertumbuhan
jamur ataupun mikroorganisme lainnya pada serbuk. Syarat kadar air yang baik menurut
Agoes (2009) yakni ≤10%. Hasil dari uji kadar air sudah memenuhi syarat yakni sebesar
7,18%.
Penetapan Rendemen Ekstrak Etanol Daun Binahong
Setelah proses maserasi, hasil filtrat tersebut diuapkan di dalam oven hingga
didapatkan ekstrak kental dengan bobot yang tetap. Total berat ekstrak kental yang
didapatkan yakni sebanyak 28,01 gram dan rendemen ekstrak 18,67%.
Uji Pendahuluan
Penelitian ini menggunakan karagenin sebagai penginduksi inflamasi karena tidak
menimbulkan kerusakan jaringan, tidak menimbulkan bekas, memberikan respon yang
lebih peka terhadap obat antiinflamasi, dapat diamati dengan baik dan memiliki
reprodubilitas yang tinggi (Morris, 2003) (Vogel, 2002). Tujuan uji pendahuluan adalah
untuk menetapkan konsentrasi karagenin optimal yang akan digunakan pada penelitian.
Berdasarkan hasil uji pendahuluan, rata-rata tebal lipat kulit pada mencit yang
diinduksi karagenin 1,5% yakni 0,63 mm, setelah diinjeksikan karagenin pada jam pertama
tebal lipat kulit mengalami peningkatan menjadi 2,88 mm sehingga peningkatan edema
yang terjadi yakni sebesar 2,25 kali. Pada jam kedua terjadi peningkatan tebal lipat kulit
sebesar 2,78 kali dari 0,63 mm menjadi 3,41 mm. Peningkatan tebal lipat kulit berlangsung
dari jam pertama hingga jam kedua, namun dilanjutkan dengan penurunan tebal lipat kulit
yang sangat signifikan hingga jam ke-6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pada mencit yang diinduksi karagenin konsentrasi 3% terjadi peningkatan tebal lipat
kulit punggung mencit hingga 3,13 kali tebal lipat kulit awal dari 0,40 mm menjadi 3,53
mm. Peningkatan tebal lipat kulit pada kelompok karagenin 3% tersebut diikuti dengan
terjadi penurunan tebal lipat kulit pada jam berikutnya namun penurunan yang terjadi tidak
signifikan dimana karagenin 3% masih dapat mempertahankan edemanya hingga jam
keenam. Kurva hasil uji pendahuluan dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Kurva hasil uji pendahuluan karagenin
Berdasarkan hasil uji pendahuluan maka pada penelitian ini menggunakan karagenin
konsentrasi 3% sebagai penginduksi inflamasi karena pada konsentrasi ini terjadi
peningkatan tebal lipat kulit yang mencapai lebih dari 2-3 kali tebal lipat kulit awal dan
penurunan tebal lipat kulit yang tidak signifikan sehingga dapat lebih mempertahankan
edema yang terbentuk hingga jam ke-6. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Utami (2015) yang melakukan uji pendahuluan konsentrasi karagenin menyatakan bahwa
karagenin 3% dipilih sebagai penginduksi inflamasi dalam penelitian tersebut.
Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Binahong Terhadap Jumlah Neutrofil
Pengujian antiinflamasi dengan metode pengecatan hematoksilin-eosin (HE)
bertujuan untuk memberikan gambaran kemampuan EEDB dalam memberikan efek
antiinflamasi yang ditandai dengan penurunan jumlah sel neutrofil pada daerah subkutan.
Hematoksilin-eosin merupakan teknik pewarnaan yang berdasarkan pada prinsip asam basa
(IHC World, 2015). Jumlah sel neutrofil diamati dari 5 sudut pandang dan dihitung secara
langsung (direct counting). Gambar mikroskopik dari kulit punggung mencit dengan
berbagai kelompok dapat dilihat pada gambar 2.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 1 2 3 4 5 6 7
Ed
ema
(m
m)
Waktu (jam)
Karagenin 1,5%
Karagenin 3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Gambar 2. Mikrofotografi pengecatan HE untuk melihat jumlah sel neutrofil pada kulit normal, kulit
perlakuan EEDB beserta kontrol (perbesaran 100x dan 400x). Keterangan: kulit normal 100x (A); kulit normal
400x (B); kulit kontrol karagenin 100x (C); kulit kontrol karagenin 400x (D); kulit EEDB 10% 100x (E); kulit
EEDB 10% 400x (F).
Hasil perhitungan jumlah neutrofil antar kelompok dianalisis menggunakan uji
Shapiro- Wilk. Uji Shapiro-Wilk pada penelitian ini didapatkan data terdistribusi secara
normal (nilai p > 0,05). Setelah itu dilanjutkan dengan uji varian dan didapatkan nilai
p=0,056 (p > 0,05) yang menandakan bahwa varian data sama. Kemudian dilanjutkan
dengan uji One Way ANOVA menggunakan Post Hoc Test dengan uji Scheffe. Hasil rerata
dan uji Scheffe masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol dapat dilihat pada Tabel I.
Pada kontrol negatif menunjukkan rerata jumlah neutrofil yang paling besar yaitu
183,36 ± 4,19 dan pada kontrol Biocream® menunjukkan rerata yang cukup besar yakni
181,40 ± 4,44. Berdasarkan analisis statistik, kelompok kontrol karagenin berbeda tidak
bermakna dengan kelompok kontrol Biocream®. Hal tersebut berarti bahwa karagenin dapat
menyebabkan inflamasi dengan ditandai adanya peningkatan jumlah neutrofil pada daerah
subkutan kulit punggung mencit dan kontrol Biocream® tidak memiliki efek dalam
menurunkan sel neutrofil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Tabel I. Hasil rerata dan uji Scheffe jumlah sel neutrofil pada kelompok perlakuan beserta kontrol.
Rerata Jumlah
Sel Neutrofil ±
SE
Kontrol
Negatif
Kontrol
Biocream®
EEDB
10%
EEDB
20%
EEDB
40%
Kontrol
Negatif 183,36 ± 4,19 - BTB BB BB BB
Kontrol
Biocream® 181,40 ± 4,44 BTB - BB BB BB
EEDB 10% 75,04 ± 1,27 BB BB - BB BB
EEDB 20% 47,68 ± 1,55 BB BB BB - BTB
EEDB 40% 36,00 ± 0,82 BB BB BB BTB - Keterangan:
SE : Standard error
BB : Berbeda bermakna (p < 0,05)
BTB : Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
Berdasarkan analisis statistik pada Tabel I, didapatkan hasil bahwa masing-masing
pada kelompok kontrol karagenin dan kontrol Biocream® berbeda bermakna dengan ketiga
peringkat konsentrasi EEDB. Hal ini membuktikan bahwa ketiga kelompok konsentrasi
EEDB memiliki aktivitas antiinflamasi yang ditandai dengan penurunan jumlah sel neutrofil
yang cukup berarti. Pada kelompok perlakuan EEDB konsentrasi 10% berbeda bermakna
dengan konsentrasi 20% begitu juga dengan EEDB konsentrasi 10% berbeda bermakna
dengan konsentrasi 40%. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi 10% besar aktivitas
penurunan jumlah sel neutrofilnya paling rendah dan aktivitas penurunan tersebut tidak
sebanding dengan konsentrasi 20% dan 40%.
Pada EEDB konsentrasi 20% memiliki rerata penurunan jumlah sel neutrofil yang
lebih kecil dibandingkan kelompok EEDB konsentrasi 40% namun hasil statistik
menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Hal tersebut berarti bahwa antara konsentrasi 20%
dan konsentrasi 40% memiliki aktivitas penurunan sel neutrofil yang sebanding. Menurut
Katzung (2002), intensitas efek obat berbanding lurus dengan reseptor yang diduduki atau
yang diikatnya. Intensitas efek obat mencapai maksimal bila seluruh reseptor diduduki oleh
obat. Oleh karena itu peningkatan dosis ataupun konsentrasi tidak memberikan peningkatan
terhadap efek antiinflamasi.
Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Binahong Terhadap Ekspresi COX-2
Pengujian metode IHC dengan antibodi anti-COX-2 bertujuan untuk mengetahui
aktivitas antiinflamasi EEDB melalui pemeriksaan ekspresi COX-2. Prinsip metode ini
adanya pengikatan antigen pada antibodi yang dilekatkan dengan suatu penanda yang
bereaksi dengan kromogen DAB (Diaminobenzidin) sehingga menyebabkan perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
warna yakni warna coklat untuk sel yang mengekspresikan COX-2 dan warna biru untuk
sel yang tidak mengekspresikan COX-2 (IHC, 2015). Hasil pengecatan IHC dapat dilihat
pada gambar 3.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Gambar 3. Mikrofotografi pengecatan IHC dengan antibodi anti-COX-2 untuk mengamati ekspresi COX-2
pada kulit normal, kulit perlakuan EEDB beserta kontrol (perbesaran 100x dan 400x). Keterangan: kulit
normal 100x (A); kulit normal 400x (B); kulit kontrol karagenin 100x (C); kulit kontrol karagenin 400x (D);
kulit EEDB 10% 100x (E); kulit EEDB 10% 400x (F).
Perhitungan persen ekspresi COX-2 diuji secara statistik. Pengujian distribusi data
rerata persen ekspresi COX-2 semua kelompok menggunakan uji Shapiro-Wilk
menunjukkan distribusi data normal (p>0,05), sehingga dilanjutkan dengan uji homogenitas
variasi dengan Levene Test. Data yang diperoleh memiliki variasi data yang tidak homogen
dengan nilai p=0,001 (p<0,05), sehingga dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA
menggunakan Post Hoc Test dengan uji Tamhane. Hasil uji statistik ditunjukkan pada tabel
II.
Berdasarkan Tabel II menunjukkan bahwa kelompok perlakuan kontrol karagenin
dan kontrol Biocream® memiliki rerata persen ekspresi protein COX-2 paling besar
dibanding dengan kelompok lainnya yaitu 98,04 ± 0,25 dan 95,50 ± 1,26. Hasil uji statistik
antara kelompok karagenin dan Biocream® memperlihatkan hasil perbedaan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bermakna. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada karagenin terjadi proses peradangan yang
ditandai dengan peningkatan ekspresi protein COX-2 dan pada Biocream® tidak memiliki
efek dalam menurunkan ekspresi protein COX-2. Masing-masing pada kelompok kontrol
karagenin dan Biocream® memiliki perbedaan yang bermakna dengan ketiga kelompok
perlakuan, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga kelompok perlakuan memiliki efek
antiinflamasi yang ditandai dengan menurunnya ekspresi COX-2.
Tabel II. Hasil rerata dan uji Tamhane ekspresi protein COX-2 pada kelompok perlakuan beserta kontrol.
Rerata %
Ekspresi ± SE
Kontrol
Negatif
Kontrol
Biocream®
EEDB
10%
EEDB
20%
EEDB
40%
Kontrol
Negatif 98,04 ± 0,25 - BTB BB BB BB
Kontrol
Biocream® 95,50 ± 1,26 BTB - BB BB BB
EEDB 10% 82,07 ± 1,22 BB BB - BTB BTB
EEDB 20% 75,78 ± 1,84 BB BB BTB - BTB
EEDB 40% 70,85 ± 2,33 BB BB BTB BTB - Keterangan:
SE : Standard error
BB : Berbeda bermakna (p < 0,05)
BTB : Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
Penurunan rerata persen ekspresi COX-2 pada kelompok EEDB konsentrasi 10; 20
dan 40% secara berturut-turut 82,07 ± 1,22; 75,78 ± 1,84 dan 70,85 ± 2,33. Melalui hasil
analisis statistik menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna antara ketiga peringkat
konsentrasi EEDB. Hal tersebut berarti bahwa ketiga konsentrasi tersebut memiliki aktivitas
penurunan ekspresi COX-2 yang sebanding.
Sel neutrofil sebagai agen antiinflamasi dapat menghasilkan leukotriene B4 dari jalur
5-lipooksigenase dan PGE2 dari jalur siklooksigenase (Cadieux dkk., 2005). Hal tersebut
diduga yang menyebabkan antara jumlah neutrofil dan ekspresi COX-2 nilainya tidak
sebanding dimana tidak semua neutrofil dapat mengekspresikan COX-2 namun sel neutrofil
juga dapat mengekspresikan leukotriene B4. Selain alasan itu, ekspresi COX-2 dapat
diinduksi oleh adanya sitokin, growth factor dan stimulus lainnya berdasarkan respon
inflamasi (Meilawaty, 2013).
Flavonoid memiliki aktivitas sebagai antioksidan dalam mekanisme antiinflamasi
(Gomes dkk., 2008). Flavonoid menghambat jalur lipooksigenase yang nantinya akan
melepaskan mediator inflamasi (Winarsi, 2007). Tidak hanya jalur lipooksigenase saja
namun juga memiliki mekanisme yang menghambat jalur arachidonic acid dengan
menghambat terjadinya ekspresi dari mediator inflamasi yaitu COX-2. Penurunan ekspresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
COX-2 ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah dari prostaglandin yang
khususnya pada mediator pro-inflamasi seperti PGE2, sehingga respon inflamasi akan
berkurang (Gomes dkk., 2008). Pada penelitian yang dilakukan Selawa (2013), jenis
flavonoid yang dperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi serbuk segar kering EEDB
merupakan flavonol. Golongan flavonol memiliki beberapa kandungan antara lain
quercetin, kaemferol, myricetin, isorhamnetin, rutin (Rathee dkk., 2009) (Vezza dkk.,
2016). Menurut Gomes dkk. (2008), mengatakan bahwa beberapa flavonol menghambat
produksi PGE2 yang merupakan mediator inflamasi, sehingga dengan adanya kandungan
flavonol dapat menghambat terjadinya inflamasi. Namun saat ini, belum ada penelitian
mengenai kandungan flavonol secara spesifik yang terdapat pada daun binahong dalam
aktivitas sebagai antiinflamasi.
Aktivitas anttinflamasi EEDB didukung melalui uji antiinflamasi topikal secara
makroskopik dimana parameter efek antiinflamasi dilihat dari penurunan tebal lipat kulit
punggung mencit yang diukur dengan menggunakan jangka sorong digital (Christiani,
2016).
KESIMPULAN
Ekstrak etanol daun binahong (EEDB) memiliki aktivitas antiinflamasi yang
ditunjukkan dengan penurunan jumlah neutrofil dan ekspresi COX-2 pada kulit punggung
mencit yang terinduksi karagenin 3%.
SARAN
Perlu dilakukan kembali penelitian lebih lanjut mengenai kandungan flavonol secara
spesifik yang bertanggungjawab dalam ekstrak etanol daun binahong yang berperan sebagai
antiinflamasi secara topikal maupun oral. Selain itu, perlu dilakukan penelitian mengenai uji
efek antiinflamasi EEDB dengan parameter persen ekspresi COX-2 menggunakan
konsentrasi yang lebih rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009. Teknologi Bahan Alam (serial Farmasi Industri-2). Penerbit ITB,
Bandung, 17.
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke-4, UI Press, Jakarta, 96,147.
Cadieux, J.S., Leclerc, P., St-Onge, M., Dussault, A.A., Laflamme, C., Picard, S., Ledent,
dkk., 2005. Potentiation of Neutrophil Cyclooxygenase-2 by Adenosine: An Early
Anti-inflammatory Signal. Journal of Cell Science., 118 (7), 1437-1447.
Christiani, V. L., 2016. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis) pada Tebal Lipat Kulit Punggung Mencit Terinduksi
Karagenin. Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Gomes, A., Fernandes, E., Lima, J.L.F.C., Mira, L., dan Corvo, M.L., 2008. Molecular
Mechanism of Anti-Inflammatory Activity Mediated by Flavonoids. Current
Medicinal Chemistry., 15, 1586-1605.
Harbone, J. B., 1973. Phytochemical Methods a Guide to Modern Techniques of Plant
Analysis. Edisi ke-2, Chapman and Hall, New York, 55.
Hidayati, N. A., Listyawati, S. dan Setyawan, A. D., 2008. Kandungan Kimia dan Uji
Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lantana camara L. pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus L.) Jantan. Bioteknologi., 5 (1), 10-17.
IHC World, 2015. Hematoxylin and Eosin (H&E) Staining Protocol.
https://www.ihcworld.com/_protocols/special_stains/h&e_ellis.htm diakses pada
tanggal 3 April 2016.
Ikawati, Z., Nugroho, A. E., dan Werdhinindah, W., 2006. Efek Ekstrak Etanol Daun
Erythrina fusca Lour (Cangkring) terhadap Penekanan Ekspresi Enzim
Siklooksigenase–2 pada Kultur Sel Raji. Majalah Farmasi Indonesia., 17(2), 85 –
90.
Katzung, B. G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi ke-8, Salemba Medika, Jakarta,
459-462.
Kaur, G, Utami, N. V., dan Usman, H. A., 2014. Effect of Topical Application of Binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Leaf Paste in Wound Healing Process in Mice.
Althea Medical Journal., 1(1), 6-10.
Kumar, S., 2016. Analytical Techniques for Natural Product Research, CABI, Boston, 11-
17.
Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., dan Aster, J.C.A., 2010. Robbins and Cotran
Pathologic Basis of Disease. Edisi ke-8, Saunders Elsevier, 63-86.
Kurniawan, B., Carolia, N., dan Pheilia, A., 2014. The Effectiveness of Binahong Leaf
Extract (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) and Mefenamic Acid as Anti
Inflamation to White Male Rat Induced by Karagenin. Research Article JUKE., 4(8),
151-157.
Kusumastuti, E., Handajani, J., dan Susilowati, H., 2014. Ekspresi COX-2 dan Jumlah
Neutrofil Fase Inflamasi pada Proses Penyembuhan Luka Setelah Pemberian
Sistemik Ekstrak Etanolik Rosela (Hibiscus sabdariffa) (studi in vivo pada Tikus
Wistar). Maj Ked Gi, 21(1):13-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Lestari, D., Sukandar, E. Y. dan Fidrianny, I., 2015. Anredera cordifolia Leaves Extract as
Antihyperlipidemia and Endothelial Fat Content Reducer in Male Wistar Rat.
International Journal of Pharmaceutical and Clinical Research., 7(6), 435-439.
Meilawaty, Z., 2013. Efek Ekstrak Daun Singkong (Manihot utilissima) Terhadap Ekspresi
COX-2 pada Monosit yang Dipapar LPS E.coli. Dental Journal., 46 (4), 196-201.
Meliala, L., dan Pinzon, R., 2007. Breakthrough in Management of Acute Pain. Dexa Media
Jurnal Kedokteran dan Farmasi., 4(20), 151-155.
Miladiyah, I., dan Prabowo, B. R., 2012. Ethanolic Extract of Anredera cordifolia (Ten.)
Steenis Leaves Improved Wound Healing in Guinea Pigs. Universa Medicina.,
31(1), 4-9.
Morris, C. J., 2003. Carragenin Induced Paw Edema in The Rat An Mouse Inflammation
Protocols. Method in Molecular Biology., 2, 115-122.
Rathee, P., Chaudhary, H., Rathee, S., Rathee, D., Kumar, V., Kohli, K., 2009. Mechanism
of Action of Flavonoids as Anti-inflammatory Agents: A Review. Bentham Science,
8, 229-235.
Saifudin, A., 2014. Senyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep, dan Teknik
Pemurnian. Edisi ke-1, Deepublish Publisher, Yogyakarta, 46.
Sarker, S. A., Latif, Z., dan Gray, A. I., 2006. Natural Products Isolation. Edisi ke-2,
Humana Press, New Jersey, 32.
Selawa, W., Runtuwene, M. R. J., dan Citraningtyas, G., 2013. Kandungan Flavonoid dan
Kapasitas Antioksidan Total Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis). Pharmacon., 2(1), 18-22.
Syamsuni, H., 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, 102.
Utami, R. H. T., 2015. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Trengguli (Cassia
fistula L.) secara Topikal terhadap Neutrofil dan Siklooksigenase-2 (COX-2) pada
Mencit Terinduksi Karagenin, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, 48-50.
Vezza, T., Rodriguez-Nogales, A., Algieri, F., Utrilla, M. P., Rodriguez-Cabezas, M. E.,
Galvez, J., 2016. Flavonoids in Inflammatory Bowel Disease: A Review. Nutrient,
8, 211.
Vogel, H.G., 2002. Drug Discovery and Evaluation: Pharmacological Assays. Springer,
German, 1047-1109.
Winarsi, H., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius, Yogyakarta, 186.
Yanhendri, S. W. Y., 2012. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi. CDK-
194., 39 (6), 423-430.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Lampiran 1. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian
Gambar 4. Mencit betina galur
Swiss
Gambar 5. Kulit punggung mencit
setelah dilakukan pencukuran
Gambar 6. Kulit punggung mencit
terinduksi karagenin
Gambar 7. Kulit punggung mencit
yang diberi ekstrak etanol daun
binahong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lampiran 2. Pemotongan kulit untuk histopatologi
Gambar 8. Pemotongan kulit punggung
mencit
Gambar 9. Pengawetan kulit mencit
dengan formalin 10%
Lampiran 3. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
Gambar 10. Tanaman binahong Gambar 11. Daun binahong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 12. Biocream® sebagai kontrol
Biocream® dan basis ekstrak
Gambar 13. Serbuk karagenin yang
digunakan dalam penelitian
Gambar 14. Ekstrak etanol daun binahong
yang dicampurkan dalam basis Biocream®
Gambar 15. Spuit injeksi yang digunakan
dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 16. Rotary Evaporator
Gambar 17. Mikroskop cahaya (Olympus® CX21) yang digunakan dalam pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 4. Hasil determinasi tanaman daun binahong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 5. Surat ethical clearence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 6. Surat pengesahan data statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 7. Hasil analisis statistik perhitungan rata-rata jumlah sel-sel
neutrofil pada masing-masing kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Keterangan:
EEDB : Ekstrak Etanol Daun Binahong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 8. Hasil analisis statistik uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk
pada jumlah neutrofil
Lampiran 9. Hasil pengujian One Way ANOVA jumlah neutrofil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 10. Hasil pengujian uji Post-Hoc dengan uji Scheffe pada jumlah
neutrofil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 11. Hasil analisis statistik perhitungan rata-rata persen ekspresi
COX-2 pada masing-masing kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 12. Hasil analisis statistik uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk
pada persen ekspresi COX-2
Lampiran 13. Hasil pengujian One Way ANOVA persen ekspresi COX-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 14. Hasil pengujian uji Post-Hoct dengan uji Tamhane pada persen
ekspresi COX-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Biografi Penulis
Penulis skripsi dengan judul “Uji Efek
Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanol Daun Binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Jumlah
Neutrofil dan Ekspresi Siklooksigenase-2 pada
Punggung Mencit Terinduksi Karagenin” memiliki
nama lengkap Emerentio Renola, merupakan anak
pertama dari keluarga Bapak Laurentius Harianja dan
Ibu Lodefica Rumiyanti. Penulis lahir di Jakarta pada
tanggal 8 April 1995. Pendidikan formal yang telah
ditempuh yaitu mengawali masa pendidikan di TK Santo Lukas Jakarta (1999-
2001), kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Santo Lukas
Jakarta (2001) dan melanjutkan studi di SD Marsudirini Bekasi (2002-2007).
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Marsudirini Bekasi (2007-
2010), kemudian melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas di SMA
Marsudirini Bekasi (2010-2013). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan
sarjana farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
tahun 2013.
Selama masa studi, penulis pernah bergabung dalam kepengurusan
organisasi Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) periode 2014/2015
hingga 2015/2016. Selain itu penulis juga pernah mengikuti beberapa kepanitiaan
seperti menjadi Divisi Dekorasi Desa Mitra I (2015), Divisi Acara Pharmacy 3On3
(2014 dan 2015) dan Divisi Humas Tiga Hari Temu Akrab Farmasi (2014 dan
2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI