13
UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK AIR BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) PADA KELINCI UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK AIR BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) PADA KELINCI THE DECREASE OF BLOOD GLUCOSE CONCENTRATION OF WATER EXTRACT GUAJAVA (Psidium guajava L.) IN RABBITS EM Sutrisna Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Buah Jambu biji secara empiris telah digunakan sebagai obat penurun gula darah. Untuk membuktikan kebenaran hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air buah jambu biji terhadap kadar glukosa darah pada kelinci. Penelitian dilakukan dengan menggunakan hewan kelinci. Sebanyak 24 kelinci galur lokal berat 1.1-1.7kg dibagi dalam enam kelompok. Kelompok I diberi kontrol negatif dengan Na CMC 1%, kelompok II diberikan kontrol positif glibenklamid dosis 0,235mg/kgbb, kelompok III,IV, V, dan VI masing masing diberikan perlakuan ekstrak air berturut turut konsentrasi 5%,10%, 20% dan 40%. Semua perlakuan

Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK AIR BUAH JAMBU

BIJI (Psidium guajava L.) PADA KELINCI

UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK

AIR BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) PADA KELINCI

THE DECREASE OF BLOOD GLUCOSE CONCENTRATION

OF WATER EXTRACT GUAJAVA (Psidium guajava L.) IN RABBITS

 

EM Sutrisna

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

 

ABSTRAK

Buah Jambu biji secara empiris telah digunakan sebagai obat penurun gula darah. Untuk

membuktikan kebenaran hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

ekstrak air buah jambu biji terhadap kadar glukosa darah pada kelinci. Penelitian dilakukan

dengan menggunakan hewan kelinci. Sebanyak 24 kelinci galur lokal berat 1.1-1.7kg dibagi

dalam enam kelompok. Kelompok I diberi kontrol negatif dengan Na CMC 1%, kelompok II

diberikan kontrol positif glibenklamid dosis 0,235mg/kgbb, kelompok  III,IV, V, dan VI masing

masing diberikan perlakuan ekstrak air berturut turut konsentrasi 5%,10%, 20% dan 40%.

Semua perlakuan tersebut diberikan per oral. Setelah 30 menit semua kelinci diberi glukosa 50%

5ml/kgbb kelinci per oral. Kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa darah pada 30 menit

sebelum perlakuan dan menit ke 0, 30, 60,90,120,180 dan 240 setelah perlakuan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air buah jambu biji konsentrasi 5%, 10% dan 20%

mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah yang sebanding dengan glibenklamid dosis

Page 2: Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

0,235mg/kgbb sedang ekstrak air buah jambu biji konsentrasi 40% mempunyai efek menurunkan

kadar glukosa darah  yang tidak sebanding dengan glibenklamid dosis 0,235mg/kgbb (berbeda

bermakna).

Kata kunci: jambu biji (Psidium guajava L.), ekstrak air, glukosa darah

 

ABSTRACT

Empirically Guava has been used as medicine to decrease blood concentration glucose. In

order to prove it, this research is done to know blood glucose concentration decrease of water

extract of guava.This research is done on rabbits. There are 24 rabbits local rabbits, weight 1.1-

1.7kg, there are divided into five groups. Group I is treated negative control using Na CMC

1%,group II treated by positive control using glibenclamide 0.235 mg/kg weight, and group

III,IV, V,VI are treated by giving water extract on 5%, 10 %, 20%, and 40% concentration for

each. The whole treatment is given orally. The next 30 minutes all of the rabbits is given glucose

50% 5ml/ kg weight. Then blood concentration is measured at the minutes of 30, 60, 90,120, 180

and 240. The research result shows that water extract on 5%, 10% and 20% concentration were

capable to decrease blood glucose concentration as well as glibenklamid 0.235mg/kg weight

dosage, while water extract on 40% was not capable to decrease blood glucosa concentration as

well as glibenclamid 0.235mg/kg weight dosage.

Key words: guava (Psidium guajava L.), water extract, blood glucose

Page 3: Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

PENDAHULUAN

Dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormonal, yang paling sering

terjadi adalah diabetes mellitus (DM). Masyarakat luas sering menyebut DM dengan penyakit

kencing manis atau penyakit gula karena pada air kencing penderita tersebut mengandung gula.

Menurut laporan WHO, pada tahun 2000 lalu diperkirakan terdapat 4 juta penderita DM di

Indonesia. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat. Pada tahun 2010 diperkirakan menjadi

5 juta dan tahun 2030 diperkirakan sekitar 21,3 juta penduduk Indonesia menderita DM (Wild,

S.,et al., 2004 dan Anonim, 2005).

Secara umum gejala klinis DM adalah banyak makan, banyak minum, dan sering kencing.

Hal ini karena pada DM terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes

mellitus sering menimbulkan komplikasi akut maupun kronis. Penyakit DM biasanya

berlangsung lama sehingga pengobatan bisa lama bahkan bisa sampai seumur hidup.

Pilar pengobatan DM meliputi diet, olah raga dan obat anti diabetik. Obat anti diabetik

tersedia dalam bentuk anti diabetik oral dan dalam bentuk injeksi insulin. Penggunaan obat yang

berlangsung lama terlebih injeksi insulin akan menyebabkan beberapa hal antara lain: sangat

mengganggu, tidak disukai penderita, adanya efek samping obat dan bahaya ketoksikan obat

(Suyono, 2002)

Masyarakat luas sekarang sudah menengok fitoterapi sebagai alternatif pengobatan DM,

karena dianggap fitoterapi relatif aman dan tanpa efek samping yang berarti. Secara umum

pilihan obat fitoterapi sebagai terapi alternatif didasarkan pada beberapa alasan:

(1). lebih aman (toksisitas dan efek samping lebih kecil) terutama untuk jangka waktu lama, (2)

lebih tinggi efikasinya, (3) lebih baik keberhasilan terapi karena tidak hanya meliputi terapi

kausal tetapi juga terapi komplikasi, simptomatik dan rehabilitasi, (4) lebih terjangkau biayanya

dengan efikasi yang sama (farmako ekonomi), (5) lebih bernilai ekonomi jika ditinjau dari

pemanfaatan dan pengembangan sumber daya nasional tanaman obat asli Indonesia (Santosa dan

Zaini , 2002).

Buah jambu biji telah digunakan oleh sebagian masyarakat untuk menurunkan kadar gula

darah pada penderita kencing manis (Muhlisah, 2001). Badan POM juga menyatakan beberapa

tanaman dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah, diantaranya adalah jambu biji,

Alpukat, Jagung, Lamtoro, Mahoni, Salam, Duwet, Bawang putih, Kumis kucing, Keji beling,

Daun sendok dan Labu parang (Anonim, 2005).

Page 4: Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

Penelitian tentang efek hipoglikemik buah jambu biji adalah: (1) Pemberian perasan air

buah jambu biji 0,517 g/hr akan menurunkan kadar glukosa darah pada minggu ketiga, empat

dan lima sebesar 12,3%, 24,79%, dan 7,9% (Yusof,R.M., dan Said, M., 2004). (2) Pemberian

juice 1 g/kg menyebabkan hipoglikemik pada mencit yang diinduksi dengan alloxan (Cheng, JT.,

dan Yang, R.S., 1983), (3) berdasar studi literaur dari 269 tanaman obat disimpulkan bahwa

infusa dan dekokta dari buah jambu biji dapat menurunkan kadar glukosa darah (Galicia,H., et

al, 2002)

Penelitian ini dilakukan memakai metode yang sedikit berbeda yaitu dengan pemberian

ekstrak air buah jambu biji peroral dan dilakukan pengukuran kadar glukosa darah selama enam

jam.

METODE PENELITIAN

Bahan: buah jambu biji dari daerah Delanggu Klaten dan bahan penyari berupa aquades,

glibenklamid, glukosa, GOD PAP dari DiaSys, Na CMC 1%, kelinci galur lokal berat 1,1 sampai

1,7kg.

Alat : kompor listrik, panci infusa, labu takar, kain flannel, batang pengaduk dan Star Dust FC

15.

Jalan Penelitian

Determinasi Tanaman

Determinasi dilakukan di Laboratorium farmakognosi bagian Biologi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan menggunakan buku acuan Flora of Java (Backer dan Van der

Brink, 1962).

Pembuatan ekstrak air

Buah jambu biji yang sudah dibuat derajat halus dimasukkan dalam panci infusa dan diberi

air secukupnya lalu dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu 90o

sambil sesekali diaduk. Lalu diserkai selagi panas melalui kain flanel sampai diperoleh ekstrak

air yang kental.

Page 5: Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

Penentuan dosis

a.   Dosis glibenklamid: pemakaian glibenklamid pada manusia dewasa 5mg. Faktor konversi

manusia dengan BB 70 kg ke kelinci berat 1,5kg adalah 0,07. Jadi diperoleh dosis

0.07X5=0,35mg/1,5 kg berat badan kelinci = 0,235mg/kg berat badan kelinci.

b.   Dosis ekstrak air

Kelompok perlakuan 1 konsentrasi 5%

Kelompok perlakuan 2 konsentrasi 10%

Kelompok perlakuan 3 konsentrasi 20%

Kelompok perlakuan 4 konsentrasi 40%

Penentuan waktu uji

Pemberian glibenklamid dan infusa dilakukan 30 menit sebelum pemberian glukosa 50%

berdasar percobaan operating time.

Penentuan panjang gelombang maksimum

Panjang gelombang maksimum yang digunakan untuk pengukuran adalah 500 nm berdasar

orientasi panjang gelombang maksimum.

Perlakuan hewan uji

Dua puluh empat ekor kelinci galur lokal berat 1,2 sampai 1,7 kg dibagi dalam 6 kelom-

pok. Masing masing kelompok terdiri dari 4 kelinci, yaitu:

(a)  kontrol negatif: diberi suspensi Na CMC 1% 5ml/kg berat badan per oral

(b)  kontrol positif: diberi glibenklamid dosis 0,235mg/kg berat badan

(c)   kelompok perlakuan 1: diberi ekstrak air buah jambu biji 5%

(d)  kelompok perlakuan 2: diberi ekstrak air buah jambu biji 10%

(e)   kelompok perlakuan 3: diberi ekstrak air buah jambu biji  20%

(f)   kelompok perlakuan 4: diberi ekstrak air buah jambu biji  40%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinasi

Page 6: Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

Determinasi dilakukan untuk memastikan bahwa sampel tersebut jambu biji. Determinasi

dilakukan di Lab Farmakognosi Fakultas Farmasi UMS. Hasil determinasi berdasar buku Flora

of Java (Backer dan Van der Brink, 1962) sebagai berikut: 1b–2b–3b–4b–6b–7b–9b–10b–11b–

12b–13b–16a. golongan 10 daun tunggal, terletak berhadapan –239b–243b–244b–248b– 249b–

250a–251b–253b–254b–255b–256b– 261a–262b–263b–264b. Familia Myrtaceace       (bangsa

jambu) –1b–2a–2. Psidium. Psidium Guajava L.

Penentuan panjang gelombang maksimum

Penetapan panjang gelombang maksimum dilakukan untuk menetapkan panjang

gelombang  tertentu yang menyebabkan serapan maksimum glukosa murni. Pada panjang

gelombang tertentu  filter tersebut, perubahan serapan untuk setiap satuan konsentrasi adalah

paling besar. Dengan demikian akan didapatkan kepekaan dan sensitivitas pengukuran yang

maksimum.

Hasil absorbansi pada berbagai panjang gelombang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1–Absorbansi glukosa pada berbagai macam panjang gelombang dengan pereaksi GOD-

PAP dari DiaSys.

Λ (nm) Absorbansi

405 0.058

500 0.324

546 0.236

578 0.130

630 0.023

Dari tabel terlihat hasil absorbansi terbaik terjadi pada panjang gelombang 500 nm. Jadi pada

percobaan dipakai panjang gelombang 500 nm.

Penentuan Operating Time (Waktu serapan optimum)

Penentuan operating time dilakukan untuk mengetahui saat yang tepat larutan yang

mengandung senyawa yang berwarna terbentuk memberikan penyerapan yang stabil. Reaksi

antara reagen GOD PAP DiaSys dengan glukosa akan memberikan suatu kompleks senyawa

Page 7: Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

akhir yang berwarna merah. Dasar dari perlunya dilakukan penentuan serapan optimum tersebut

adalah Enzim (dalam hal ini GOD PAP) yang merupakan senyawa protein memerlukan waktu

inkubasi yang optimal dalam reaksinya. Dalam hal ini glukosa tidak akan bereaksi secara

sempurna dan optimal jika waktu inkubasinya kurang atau melebihi.

Hasil operating time dapat terlihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2– Absorbansi glukosa dengan pereaksi GOD PAP DiaSys pada berbagai waktu (menit)

t (menit) A

0 0.326

5 0.324

10 0.324

15 0.323

20 0.318

25 0.319

30 0.326

35 0.326

40 0.322

45 0.330

50 0.313

55 0.311

60 0.313

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada menit ke 5–15 memberikan serapan yang relatif

stabil sehingga ditentukan waktu serapan optimum adalah 5–15 menit.

Hasil pengukuran kadar gukosa darah kelinci pada pemberian Na CMC (kontrol negatif),

glibenklamid (kontrol positif), dan ekstrak air buah jambu biji dan (area under curve)

AUC

Hasil pengukuran kadar glukosa darah pada 30 menit sebelum perlakuan, menit ke 0, 30,

60, 90, 120, 180 dan 240 setelah perlakuan  adalah sebagai berikut:

 

Page 8: Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

Gambar 1–Grafik hubungan antara waktu vs kadar glukosa darah kelompok perlakuan, kontrol

positif dan kontrol negatif

Untuk mengetahui kenormalan distribusi data percobaan dilakuan uji Kolmogorov

Smirnov. Pada Uji Kolmogorov Smirnov ternyata didapatkan D hitung sebesar 0,125. Hal ini

menunjukkan bahwa data percobaan tersebut terdistribusi normal.

Untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan menurunkan kadar glukosa darah dari

tiap tiap kelompok maka dilanjutkan dengan uji analisis varian (ANAVA) satu jalan. Hasil

ANAVA menunjukkan F hitung sebesar 3,386 dengan taraf signifikansi 0.025, ini berarti < 0.05.

Sehingga dikatakan terdapat perbedaan bermakna data glukosa darah pada kelompok tersebut.

Untuk mengetahui apakah ada perbe-daan antara pasangan kelompok perlakuan dalam

menurunkan kadar gula darah maka dilakukan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Pada  uji

LSD didapatkan data bahwa: kelompok negatif dan positif berbeda bermakna, kelompok

perlakuan I, II dan III  berbeda bermakna dengan kontrol negatif tetapi tidak berbeda bermakna

dengan kontrol positif dan kelompok perlakuan IV berbeda bermakna dengan kontrol positif

tetapi tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian di atas didapatkan pada konsentrasi I (5%), konsentrasi II (10%) dan

konsentrasi III (20%) berbeda bermakna terhadap kontrol negatif dan tidak berbeda bermakna

dengan kontrol positif artinya pada ketiga konsentrasi tersebut sudah mempunyai efek

hipoglikemik yang sebanding dengan glibenklamid dosis 0,235 mg/kgbb. Pada konsentrasi IV

(40%) tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif dan berbeda bermakna dengan kontrol

positif. Artinya pada konsentrasi tersebut (40%), ekstrak air buah jambu biji tersebut tidak lagi

mempunyai efek hipoglikemik. Antara konsentrasi I, II dan III tidak berbeda bermakna. Ini

menunjukkan bahwa pada ketiga seri dosis tersebut efek hipoglikemiknya relatif sama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasar uji farmakologi ekstrak air buah jambu biji yang telah dilakukan dapat disimpul-

kan bahwa ekstrak air buah jambu buji konsentarsi 5%, 10% dan 20% mempunyai efek

hipoglikemik yang sebanding dengan glibenklamid dosis 0,235mg/kgbb.

Page 9: Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Buah Jambu Biji

Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan zat aktif dari ekstrak air buah

jambu biji yang memiliki efek hipoglikemik