Uji Kompetensi Pedagogik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

soal-soal ujian cpns

Citation preview

UJI KOMPETENSI PEDAGOGIKIndikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MIberkaitan dengan aspek fisik.Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek fisik peserta didikSD/MI.Butir Soal 1 Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek fisik, kecuali ....a. menunjukkan variasi yang besar pada tinggi dan berat badanb. memiliki keterampilan fisik untuk memainkan permainanc. penambahan-penambahan dalam kemampuan motorik halusd. memiliki kemampuan dalam mengangkat beban yang beratKunci Jawaban DPenjelasan Karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspekfisik antara lain: mulai kehilangan gigi bayi, namun tumbuh gigi baru, memiliki dorongan dan energi secara eksplosif, mengulang kembali keterampilan-keterampilan secara tuntas, dan menyenangi olahragasecara kelompok. Jadi memiliki kemampuan dalam mengangkat beban yang berat, bukan merupakan karakteristik perkembangan aspek fisik anak usia SD.Reference Shickedanz, Yudith A, Shickedanz, David A. and Forsyth, Peggy D, Toward Understanding Children, (19982) Canada: Little ,Brown & Company.Indikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MIberkaitan dengan aspek intelektual.Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek intelektual peserta didik SD/MI.Butir Soal 2 Kreativitas merupakan salah satu karakteristik perkembangan intelektual siswa SD, yang artinya kemampuan untuk .a. memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang sering dilakukan dan menghasilkan kepuasan kepada dirinyasendiri dan orang lainb. penalaran yang menggunakan logika-logika yang dapat diterimaoleh semua orang dan menghasilkan penyelesaian persoalan untuk mengambil keputusanc. berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidakbiasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoaland. mengembangkan ide-ide secara cerdas dalam rangka penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan masa sekarang maupun masa yang akan datangKunci Jawaban CPenjelasan Kreativitas merupakan salah satu karakteristik perkembangan aspek intelektual siswa SD. Menurut Hurlock, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan.Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: ErlanggaIndikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MIberkaitan dengan aspek sosialDeskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek sosial peserta didikSD/MI.Butir Soal 3 Pernyataan di bawah ini yang merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek sosial adalah ....a. mulai menyukai teman sebaya sesama jenis b. berperan serta dalam permainan logikac. menyukai teman sebaya lawan jenisd. dapat bekerja dalam durasi waktu yang lamaKunci Jawaban APenjelasan Karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek sosial antara lain: mulai dapat bekerja sama dalam kelompok, memiliki keasyikan sendiri, dapat beradu argumentasi, dan menyukai teman sebaya sesama jenis. Jadi, mulai menyukai teman sebaya sesama jenis, berperan serta dalam permainan logika, dan menyukai teman sebaya lawan jenis bukan merupakan karakteristik perkembangan peserta didik usia SD.Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: ErlanggaIndikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MIberkaitan dengan aspek emosional.Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek emosional peserta didik SD/MI.Butir Soal 4 Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek emosional, kecuali ....a. kesulitan memulai sesuatu, tetapi jika berhasil akan bertahan sampai akhirb. menampakkan marah apabila mengalami kesulitan di sekolahc. mulai muncul perasaan simpati kepada orang yang lebih dewasad. memiliki rasa humor yang diekspresikan dalam lelucon praktisKunci Jawaban CPenjelasan Menurut Hurlock, karakteristik perkembangan emosional anak usia SDantara lain: kesulitan memulai sesuatu tetapi jika berhasil akan bertahan sampai akhir, menampakkan marah apabila mengalami kesulitan di sekolah, memiliki rasa humor yang diekspresikan dalam lelucon praktis, dan memiliki rasa sensitif dan mudah tersinggung dalam intensitas yang ringan. Jadi, mulai muncul perasaan simpati kepada orang yang lebih dewasa bukan merupakan karakteristik perkembangan emosional anak usia SDReference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: ErlanggaIndikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MIberkaitan dengan aspek moral.Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan aspek moral peserta didikSD/MI.Butir Soal 5 Perkembangan perilaku moral dan perkembangan konsep moral merupakan fase-fase perkembangan moral yang harus dicapai seorang anak. Pada fase perkembangan perilaku moral, seorang anak belajar melalui cara-cara berikut, kecuali .a. coba-ralat (trial and error)b. pendidikan langsung, c. identifikasid. observasiKunci Jawaban DPenjelasan Menurut Hurlock, perkembangan moral anak terdiri atas dua fase, yakni: fase pertama, perkembangan prilaku moral dan fase kedua, perkembangan konsep moral. Metode-metode yang digunakan agar anak mengalami fase perkembangan perilaku moral terdiri atas coba- ralat (trial and error), pendidikan langsung, dan identifikasi.Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: ErlanggaIndikator Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MIberkaitan dengan latar belakang sosial budaya.Deskriptor Menjelaskan karakteristik perkembangan berkaitan dengan latar belakang sosial peserta didik SD/MI.Butir Soal 6 Pada anak usia sekolah dasar sering disebut usia berkelompok. Pernyataan tersebut menunjukkan karakteristik perkembangan anak dalam aspek .a. sosial b. moralc. intelektual d. emosionalKunci Jawaban APenjelasan Hurlock, menyatakan bahwa karakteristik perkembangan aspek sosial anak usia SD, antara lain: anak berminat dalam kegiatan dengan teman sebaya, ingin menjadi bagian dari kelompok yang mengharapkan untuk dapat menyesuaikan diri dengan nilai dan perilaku, serta minat para anggota kelompok. Berdasarkan karakteristik perkembangan sosial tersebut, usia ini disebut juga usia berkelompokReference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: Erlangga.Indikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran PKn SD/MI.Butir Soal 7 Pada mata pelajaran PKn, salah satu minat siswa usia sekolah dasar yang dapat teridentifikasi dalam proses pembelajaran adalah minat terhadap .a. masalah sosialb. bidang olahraga c. tubuh manusiad. kesehatan manusiaKunci Jawaban APenjelasan Menurut Hurlock minat anak usia SD antara lain terdiri atas: minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan tubuh, minat terhadapsekolah, minat terhadap status dan simbol, minat terhadap penampilan, minat terhadap masalah sosial, dsb. Dalam pembelajaran matapelajaran PKn merupakan salah satu cara guru untuk mengidentifikasi minat siswa terhadap masalah sosial. Substansi kajian dalam mata pelajaran PKn sangat berhubungan dengan minat-minat siswa terhadap masalah sosial, bukan bidang olahraga, atau kesehatan/tubuh manusia.Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: ErlanggaIndikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran Matematika SD/MI.Butir Soal 8 Dalam proses pembelajaraan Matematika, khususnya ketika guru mengaitkan materi pelajaran dengan kebutuhan hidup sehari-hari maka guru telah berupaya agar pembelajaran memungkinkan bagi guruuntuk mengidentifikasi minat siswa terhadap . a. kesehatanb. statusc. penampilan d. pekerjaanKunci Jawaban DPenjelasan Menurut Hurlock minat siswa antara lain terdiri atas minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan, minat terhadap sekolah, minat terhadap status, minat terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap penampilan, minat terhadap masalah sosial, dsb. Pembelajaran mata pelajaran Matematika, khususnya ketika guru mengaitkan konsep atau kegunaan matematikan dengan kehidupan sehari-hari memungkinkan guru untuk mengidentifikasi minat-minat siswa terhadap pekerjaan di masa datang.Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: ErlanggaIndikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI.Butir Soal 9 Ketika dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ketika ada siswa yang sangat antusias memerankan tokoh dongeng atau cerita rakyat yang disukai berarti guru telah menyajikan bahan pelajaran dengan menarik, dengan demikian guru dapat mengindentifikasi minat siswa terhadap.a. penampilan b. pekerjaanc. sekolah d. statusKunci Jawaban CPenjelasan Menurut Hurlock minat siswa antara lain terdiri atas minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan, minat terhadap sekolah, minat terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap status dan simbol, minat terhadap penampilan, dsb. Dalam proses pembelajaran, Bahasa Indonesia ketika ada siswa yang sangat antusias memerankan tokohdongeng atau cerita rakyat yang disukai, berarti guru telah menyajikan bahan pelajaran dengan menarik. Dengan demikian, bahan pelajaranyang menarik tersebut dapat mengindentifikasi minat siswa terhadap sekolah. Minat anak terhadap sekolah secara positif cenderung mempengaruhi sikap dan minat anak terhadap sekolah.Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: ErlanggaIndikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran IPA SD/MI.Butir Soal 10 Dalam proses pembelajaran tentang kompetensi dasar:mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat (makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat), guru tampak dapat mengidentifikasi siswa yang selalu bertanya dan mampu membuat laporan tentang apa saja yang diminatinya dengan sangat baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa guru dapat mengidentifikasi minat siswa terhadap a. seksb. penampilan c. kesehatand. pekerjaanKunci Jawaban CPenjelasan Menurut Hurlock minat siswa antara lain terdiri atas minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan, minat terhadap sekolah, minat terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap status dan simbol,minat terhadap penampilan, minat siswa terhadap masalah sosial, dsb. Dalam pembelajaran mata pelajaran IPA, khususnya tentang kompetensi: mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehatdan kuat (makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat), ketika ada siswa yang yang selalu bertanya, kemudian mampu membuat laporan tentang apa saja yang diminatinya dengan sangat baik maka guru dapat mengidentifikasi minat siswa terhadap kesehatan.Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: ErlanggaIndikator Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.Deskriptor Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran IPS SD/MI.Butir Soal 11 Minat siswa yang dapat teridentifikasi melalui mata pelajaran IPSadalah minat terhadap lambang status. Salah satunya adalah .a. nama-nama keluarga b. penampilan diric. ikatan kekerabatand. jenis pekerjaan orang tuaKunci Jawaban DPenjelasan Menurut Hurlock minat siswa antara lain terdiri atas minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan, minat terhadap sekolah, minat terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap status dan simbol, minat terhadap penampilan, minat terhadap masalah sosial, dsb. Melalui pembelajaran IPS, guru dapat mengidentifikasi minat siswa terhadap jenis pekerjaan urang tua.Reference Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo, (1980) Jakarta: ErlanggaIndikator Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran PKn SD/MI.Deskriptor Menyebutkan penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam mata pelajaran PKn.Butir Soal 12 Dalam proses pembelajaran PKn, guru kelas I SD mengajarkan tentang kompetensi dasar: Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat, maka kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah .a. mengenal pentingnya tata tertib di mayarakat b. melaksanakan hidup rukun di masyarakatc. mengenal lingkungan rumah dan sekolah d. mengikuti tata tertib di rumah dan sekolahKunci Jawaban D,Penjelasan Kompetensi awal adalah penguasaan kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaan materi yang /topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran PKn,khususnya kompetensi dasar: Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat, maka kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah mengikuti tata tertib di rumah dan sekoalah.Reference Indikator Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran Matematika SD/MI.Deskriptor Menyebutkan penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam mata pelajaran Matematika SD/MI.Butir Soal 13 Untuk membelajarkan kompetensi dasar:Perkalian bilangan, kemampuan awal/ prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan .a. membagib. menjumlah c. mengurang d. menghitungKunci Jawaban B, bPenjelasan Kompetensi prasyarat adalah kemampuan awal yang harus dimilikisiswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaan materi yang/topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran Matematika, khususnya kompetensi dasar: Perkalian bilangan, , maka kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah mengikuti tata tertib di rumah dan sekolah, khususnya kompetensi dasar: , makakompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah menjumlahkan bilangan.Reference Indikator Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI.Deskriptor Menyebutkan penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI.Butir Soal 14 Untuk membelajarkan kompetensi dasar: mendeskripsikan benda- benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana, maka kemampuan awal/ prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan .a. membuat karangan deskriptifb. melengkapi kalimat belum selesai c. menyusun kalimat sederhanad. membaca kalimat sederhanaKunci Jawaban CPenjelasan Kompetensi prasyarat adalah kemampuan awal yang harus dimilikisiswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaan materi yang/topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia:mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana, maka kemampuan awal/prasyarat yang perlu dimiliki siswa adalah menyusun kalimat sederhana.Reference Indikator Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran IPS SD/MI.Deskriptor Menyebutkan penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam mata pelajaran IPS SD/MI.Butir Soal 15 Kemampuan awal/prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari kompetensi dasar: Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi negara tetangga, adalah .a. mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di Indonesiab. mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di Eropac. mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di Asiad. mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di AfrikaKunci Jawaban CPenjelasan Kompetensi prasyarat adalah kemampuan awal yang harus dimilikisiswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaan materi yang/topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran IPS SD:Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi negaratetangga, maka kemampuan awal/prasyarat yang perlu dimiliki siswaadalah mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi diIndonesia.Reference Indikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran MatematikaDeskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran MatematikaButir Soal 16 Pemahaman simbol merupakan salah satu kesulitan belajar yang sering muncul pada siswa. Hal tersebut dapat teridentifikasi melalui pengerjaan soal .a. 4 + 3 = .. b. 9 - 6 = .. c. 8 - = . d. 5 + 4 = .Kunci Jawaban cPenjelasan Kesulitan belajar Matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis) . Menurut Lerner dalam Mulyono, karakteristik kesulitan belajar Matematika meliputi: (1) gangguan dalam hubungan keruangan, (2) abnomalitas persepsi visual, (3) asosiasi visualmotor, (4) perseverasi, (5) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (6) gangguan penghayatan tubuh, (7) kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (8) performance IQ lebih rendah daripada skor Verbal IQKesulitan belajar Matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis) . Menurut Lerner dalam Mulyono, terdapat beberapa kekeliruan umum yang sering dilakukan oleh anak berkesulitan belajar Matematika,yakni kekurangan pemahaman tentang: (1) simbol, (2) nilai tempat, (3) perhitungan, (4) penggunaan proses yang keliru, dan (5) tulisan yang tidak terbaca.Contoh: kesulitan yang sering muncul pada siswa yang belum memahami simbol = , -, + akan mendapat kesulitan ketika mengerjakan butir soal 8 - . = . atau + 2 = 8 atau . - 3 = 5, atau 7 + = 10Reference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCiptaIndikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran Matematika.Deskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran Matematika.Butir Soal 17 Berikut ini karakteristik anak berkesulitan belajar Matematika yang sering dialami siswa usia sekolah dasar, kecuali .a. adanya gangguan hubungan keruangan b. kesulitan dalam bahasa dan membacac. gangguan mengenal dan memahami simbold. performance IQ lebih tinggi dari skor Verbal IQKunci Jawaban DPenjelasan Kesulitan belajar Matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis) . Menurut Lerner dalam Mulyono, karakteristik kesulitan belajar Matematika meliputi: (1) gangguan dalam hubungan keruangan, (2) abnomalitas persepsi visual, (3) asosiasi visualmotor, (4) perseverasi, (5) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (6) gangguan penghayatan tubuh, (7) kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (8) performance IQ lebih rendah daripada skor Verbal IQReference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCiptaIndikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran Matematika.Deskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran Matematika.Butir Soal 18 Perhatikan soal-soal di bawah ini.75 6827 13_ +58 71Jawaban soal di atas menunjukkan salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan oleh anak usia SD yang berkesulitan belajar Matematika dalam hal .a. proses penghitungan b. memahami simbolc. nilai tempatd. bahasa dan membacaKunci Jawaban CPenjelasan Kesulitan belajar Matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis) . Menurut Lerner dalam Mulyono, terdapat beberapa kekeliruan umum yang sering dilakukan oleh anak berkesulitan belajar Matematika,yakni kekurangan pemahaman tentang: (1) simbol, (2) nilai tempat, (3) perhitungan, (4) penggunaan proses yang keliru, dan (5) tulisan yang tidak terbaca.Contoh: siswa yang belum memahami nilai tempat satuan, puluhan, ratusan, dst akan semakin mempersulit jika kepada mereka dihadapkan pada lambang bilangan yang berbasis bukan sepuluh.Reference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCiptaIndikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran Bahasa IndonesiaDeskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.Butir Soal 19 Berikut ini kesulitan yang dimungkinkan muncul pada siswa SDdisebabkan adanya kerusakan-kerusakan pada organ wicara, kecuali.a. suarab. kosakata c. artikulasid. kelancaranKunci Jawaban BPenjelasan Bahasa merupakan suatu system komunikasi yang terintegrasi mencakup bahasa ujaran (ekspresi bahasa dalam bentuk wicara), membaca, dan menulis. Wicara merupakan bentuk penyampaian bahasa dengan menggunakan organ wicara. Ada tiga komponen wicara, yaitu (1) artikulasi, (2) suara), dan (3) kelancaran. Adanyakerusakan pada organ wicara yang terkait dengan salah satu atau lebih komponen tersebut dapat menimbulkan kesulitan wicara.Reference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCiptaIndikator Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah dasar dalam mata pelajaran Bahasa IndonesiaDeskriptor Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.Butir Soal 20 Salah satu contoh kesulitan belajar bahasa ang termasuk dalam kekurangan kemampuan kognitif adalah .a. menangkap makna secara penuh b. mengingat kembali kata-katac. membandingkan informasi yang diterimad. merumuskan alternatif pemecahan masalahKunci Jawaban APenjelasan Ada enam komponen bahasa, yaitu (1) fonem, (2) morfem, (3) sintaksis, (4) semantic, (5) prosodi, dan (6) pragmatik. Adanya gangguan pada salah satu atau lebih komponen-komponen tersebut dapat menyebabkan terjadinya kesulitan belajar bahasa. Menurut Lovitt dalam Mulyono penyebab kesulitan belajar bahasa adalah kekurangan kognitif, kekurangan dalam memori, kekrangan kemampuan melakukan evaluasi, kekurangan kemampuan memproduksi bahasa, dan kekurangan dalam pragmatic atau penggunaan fungsional bahasa. Contoh kekurangan kognitif: mengklasifikasi kata, mencari dan menetapkan kata yang ada hubungannya dengan kata lain (hubungan semantik), menangkap makna secara penuh, dsb.Reference Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (1999) Jakarta: Depdikbud dan RinekaCiptaTop of FormBottom of FormObrolan (7)Karakteristik Perkembangan Peserta Didik SD Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik dibahas sebagai berikut::Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angina, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar mengangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa tugas pekembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan.Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaituKepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebayaKepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan keterampilan fisik,Kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang dewasa.Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Berikut adalah Beberapa Aspek Karakteristik Perkembangan Peserta Didik usia SD :Karakteristik Perkembangan Peserta Didik SD berkaitan dengan aspek Fisik antara lain adalah mulai kehilangan gigi bayi dan tumbuh gigi baru, memiliki dorongan dan energi secara eksplosif, mengulang kembali ketrampilan secara tuntas, dan menyenangi olahraga secara kelompok.Karakteristik Perkembangan Peserta Didik SD berkaitan dengan aspek Intelektual adalah .berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa, serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan. Kreativitas merupakan aspek inteletual perkembangan siswa SD. Sedangkan pengertian Kreativitas sendiri adalah kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa, serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalanKarakteristik Perkembangan Peserta Didik SD berkaitan dengan aspek Sosial antara lain adalah mulai dapat bekerja sama antar kelompok, memiliki keasyikan sendiri, dan menyukai teman sebaya sesama jenis, Usia berkelompok.Karakteristik Perkembangan Peserta Didik SD berkaitan dengan aspek Emosional antara lain adalah kesulitan memulai sesuatu tetapi jika berhasil akan bertahan sampai akhir, menampakan marah jika mengalami kesulitan di sekolah, memiliki rasa homor yang diekspresikan dalam lelucon paraktis, dan memiliki rasa sensitif dan mudah tersinggung dalam insensitas yang ringan.Karakteristik Perkembangan Peserta Didik SD berkaitan dengan aspek Moral terdiri dari 2 fase yang pertama adalah perkembangan prilaku moral dan fase kedua adalah perkembangan konsep moral, metode-metode yang digunakan agar anak mengalami fase perkembangan perilaku moral terdiri atas coba-coba ralat ( trial and error ), pendidikan langsung dan identifikasi.KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK ANAK MASA SEKOLAH BAB IPENDAHULUANA. Latar belakang masalahAnak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masaperkembangan anakyang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.Pada makalah ini juga akan di paparkan mengenai beberapapengajaran pada tingkat pendidikan dasar yang mampu di terapkan di sekolah dasar, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik usia sekolah dasar. Yang diantaranya adalah pembelajaran tematik dan pembelajaran konseptual. Yang pasti sudah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik pada usia sekolah dasar.B. Rumusan masalah1.Bagaimana karakteristik perkembangan peserta didik pada usia pendidikan sekolah dasar?2.Bagaimana cara mengimplementasikan pengajaran pada pendidikan disekolah dasar?C.Tujuan penulisan makalah1.Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik pada usia pendidikan sekolah dasar2.Mendeskripsikan cara mengimplementasikan pengajaran pada pendidikan disekolah dasarD.Manfaat penulisan makalahMakalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca, ,agar dapat mengetahui mengenai tugas-tugas perkembangan peserta didik pada masa kanak-kanak.BAB IIPEMBAHASANA. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SekolahPada perkembangannya, individu akan selalu dituntuk untuk terus belajar baik pembelajaran yang didapatnya secara formal di lembaga pendidikan maupun non formal pada masyarakat / lingkungan.Pada usia sekolah, individu akan mengalami perkembangan-perkembangan yang akan mempengaruhi kehidupannya. Menurut Konopka (Pikunas, 1976) yang disadur dari buku Perkembangan Peserta Didik (Sitti Hartinah, 2008:201), masa remaja meliputi (1) remaja awal : 12-15 tahun, (2) remaja madya: 15-18 tahun, dan (3) remaja akhir: 19-22 tahun.[1] Karwono. 2010.Belajar dan pembelajaran serta pemanfaatan sumber belajar.(Jakarta: cerdas jaya)[1]Siswa sekolah menengah menempati fase remaja awal dan remaja akhir. Penekanan pada pembahasan karakteristik siswa usia sekolah pada tingkatan sekolah menengah ini karena pada masa perkembangan remaja, seseorang akan menghadapi krisis berkaitan dengan kesadaran akan jati diri dan terjadi peralihan kearah kematangan pribadi sebagai seorang dewasa.Karakteristikperkembangan anakpada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.B. Perkembangan Fisik-MotorikSeiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Dia menggerakkan anggota badannya dengan tujuan yang jelas seperti : Menggerakkan tangan untuk menulis, menggambar, mengambil makanan,melempar bola dan sebagainya. Menggerakkan kaki untuk menendang bola, lari mengejar lari mengejar teman pada saat main kucing-kucingan dan sebagainya.Fase atau usia sekolah dasar (7-12) tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar.Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Sesuai dengan perkembangan fisik atau motorik anak yang sudah siap untuk menerima pelajaran keterampilan, maka sekolah perlu memfasilitasi perkembangan motorik anak itu secara fungsional. Upaya-upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan motorik secara fungsional tersebut, diantaranya sebagai berikut:1. Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang bermanfaat bagi perkembangan atau kehidupan anak.seperti mengetik,menjahit,merupa,atau kerajinan tangan lainnya.2. Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada para siswa, yang sejenisnya disesuaikan dengan usia siswa3. Sekolah perlu merekrut (mengangkat) guru-guru yang memiliki keahlian dalam bidang-bidang tersebut diatas.4. Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyelenggaraan pelajaran tersebut,MenurutHurlock (1978)pencapaian kemampuan-kemampuan tersebut kemudian mengarah pada pembentukan keterampilan (skill). Keterampilan yang dipelajari dengan baik akhirnya akan menimbulkan kebiasaan.Perkembangan psikomotorik berhubungan erat dengan perilaku individu. Pada aspek sosial, masa remaja adalah masa mencari jati diri. Keterampilan sosial berkembang pada konteks remaja ketika ia berinteraksi dengan orang lain terutama dengan teman sebayanya.[2] Hurlock. 1980. Psikologi perkembangan (.jakarta: erlangga)[2]Percakapan mengenai topik-topik tertentu dalam pergaulan membantu siswa melihat berbagai hal dari berbagai sudut pandang yang selanjutnya mengembangkan cara berpikirnya. Sedangkan pada aspek moral dan emosi, masa remaja adalah masa-masa yang sensitif dan reaktif bahkan ada yang cenderung temperamental. Kondisi ini diakibatkan oleh lingkungan yang tidak yang tidak baik.C. Perkembangan IntelektualPada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang intelektual menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif.Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi konkret yang ditandai dengan kemampuan: Mengklasifikasikan benda-benda berdasarkan ciri yang sama. Menyusun atau mengasosiasikan angka-angka atau bilangan Memecahkan masalah (problem solving) yang sederhanaKemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperti membaca,menulis,dan berhitung.Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau kreativitas anak, maka kepada anak perlu diberi peluang-peluang untuk bertanya,berpendapat,atau menilai (memberi kritik) tentang berbagai hal yang terkait dengan pelajaran atau peristiwa yang terjadi di lingkungan.Peserta didik mulai berpikir secara hipotesis dalam menyelesaikan masalah yaitu mencari sumber permasalahan, mengkaji dan mencari alternative pemecahannya.Sistem persekolahan dan keadaan social ekonomi mempengaruhi terjadinya perbedaan pada perkembangan kognitif anak didik, demikian pula dengan budaya, sistem nilai, dan harapan dalam masyarakat.D. Perkembangan BahasaBahasa merupakan salah satu alat vital dalam perkembangan kognitif. Konsep-konsep permasalahan yang dikaji akan lebih mudah dimengerti dengan bantuan bahasa.Kemampuan berbahasalah yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa termasuk dapat berbentuk lisan atau tulisan dengan mempergunakan tanda (coding), huruf (alphabetic), bilangan (numerical atau digital), sinar atau cahaya yang dapat merupakan kata-kata (word) atau kalimat (sentences). Mungkin pula berbentuk gambar atau lukisan (drawing, picture), gerak-gerik (gestures) dan mimic serta bentuk-bentuk simbol ekspresif lainnyaBahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan,isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata,simbol,lambang,gambar,atau lukisan. Melalui bahasa setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama.Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada awal masa ini, anak sudah nmenguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir anak telah dapat menguasai sekitar 5000 kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengar cerita yang bersifat kritis. Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju,dia banyak menayakan waktu dan soal-akibat. [3] Yusuf,syamsu.2011. perkembangan peserta didik.(jakarta:Rajawali pers)[3]Di sekolah,perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan diberikannya mata pelajaran bahasa indonesia (bahkan disekolah-sekolah tertentu diberikan bahasa inggris). Dengan diberikannya pelajaran bahasa disekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat untuk:1. Berkomunikasi secara baik dengan orang lain2. Mengekspresikan pikiran,perasaan,sikap atau pendapatnya3. Memahami isi dari setiap bahan bacaaan yang dibacanya.Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi anak melalui tulisan, sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan,gagasan, atau pikirannya maka sebaiknya kepada anak dilatihkan untuk membuat karangan atau tulisan tentang berbagai hal yang terkait dengan pengalaman hidupnya sendiri, atau kehidupan pada umumnya, seperti menyusun autobiografi,kehidupan keluarga,cara-cara memelihara lingkungan, cita-citaku, dan belajar untuk mencapai sukses.E. Perkembangan EmosiPada usia sekolah (khususnya dikelas-kelas tinggi, kelas 4,5,6) anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima,atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan.Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apalagi anak dikembangkan dilingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cendrung stabil atau sehat. Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stanil atau kurang kontrol maka perkembangan emosi anak cendrung kurang stabil atau tidak sehat [4] Masganti. 2010. Perkembangan peserta didik.(Medan: Perdana Publising)[4]Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu , dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi positif seperti perasaan senang bergairah, bersemangat, atau rasa ingin tahu yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memerhatikan penjelasan guru, membaca buku,aktif berdiskusi, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah,dan disiplin dalam belajar. Sebaliknya, apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang negatif, seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak berbagairah, maka proses belajar tersebut akan mengalami hambatan, dalam arti individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.Mengingat hal tersebut, maka guru seyogianya mempunyai kepedulian untuk menciptakan suasana proses belajar-mengajar yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar siswa secara efektif. Upaya yang dapat ditempuh guru dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif itu adalah sebagai berikut:Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan ,seperti guru bersikap ramah,tidak judes atau galak.Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri, seperti guru menghargai pribadi, pendapat,dan hasil karya siswa, dan tidak mencemoohkan atau melecehkan pribadi,pendapat, dan hasil karya siswa serta tidak menganakemaskan atau menganaktirikan siswaMemberikan nilai secara adil dan objektifMenciptakan kondisi kelas yang tertib, bersih,dan sehatF. Perkembangan SosialMaksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok,tradisi,dan moral agama.Perkembangan sosial pada anak usia SD/MI ditandai denngan adanya perluasan hubungan, disamping dengan para anggota keluarga, juga dengan teman sebaya,sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada diri sendiri (egosentris) kepada sikap bekerja sama (kooperatif) atau sosiosentris (mau memerhatikan kepentingan orang lain). Anak mulai berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat keinginanya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang) dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya.[5] H.Sunarto.2006. perkembangan peserta didik.( Jakarta: Rineka cipta)[5]Berkat perkembangan sosial,anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar disekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga (seperti membersihkan kelas dan halaman sekolah),maupun tugas yang membutuhkan pikiran,seperti merencanakan kegiatan camping, dan membuat laporan study tour.G. Perkembangan Kesadaran BeragamaPada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:1. Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian.2. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdesarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan Nya3. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.Kepercayaan anak kepada tuhan pada usia dini, bukanlah keyakinan hasil pemikiran, akan tetapi merupakan sikap emosi yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwa akan kasih ditonjolkan sifat-sifat pengasih dan penyayangnya, jangan menonjolkan sifat-sifat tuhan yang menghukum,mengazab,atau memberikan siksaan dengan neraka.Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan perode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agama disekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, pendidikan agama di SD/MI harus menjadi perhatian semua pihak yang terkait , bukan hanya guru agama tetapi juga kepala sekolah dan guru-guru lainnya. Apabila mereka telah memberikannya suri teladan dalam mengamalkan agama kepada anak, maka pada diri anak akan berkembang sikap positif terhadap agama,dan pada gilirannya akan berkembang pula kesadaran beragamanya.Senada dengan paparan tersebut, zakiah Darajat (1986:58) mengemukakan bahwa pendidikan agama disekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan pembentukan kepribadiaan dan akhlak anak. Apabila berhasil, maka pengembangan sikap keagamaan pada masa remaja akan mudah, karena anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai goncangan yg biasa terjadi pada masa remaja.BAB IIIPENUTUPKESIMPULANPada dasarnya, dapat disimpulkan bahwa karakteristik perkembangan peserta didik pada usia sekolah dasar adalah sebagai berikut:Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih lebih untuk kelas rendah. Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.Dan system pengajaran yang tepat di terapkan di sekolah dasar diantaranya adalah pembelajaran tematik dan pembelajaran konseptual.Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.SARANDemikianlah makalah yang kami buat, dengan bekal pengetahuan dasar tentang hal-hal yang kami sampaikan, diharapkan pembaca dapat mengerti pembahasan yang dibicarakan. Namun kami sebagai penyusun makalah ini menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka kami harapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun dari pembaca guna untuk perbaikan makalah yang akan datang. Kami juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.