23

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002
Page 2: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002
Page 3: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak CiptaLingkup Hak Cipta

Pasal 2:1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untukmengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatuciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangundanganyang berlaku.

Ketentuan PidanaPasal 72:1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjaramasing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan /atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ataudenda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjualkepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkaitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)CopyRight©2015 FTK Ar-Raniry Press, All Right Reserved

Proceding Seminar Nasional Biotik 2015“Restorasi Sumber Daya Alam Hayati melalui Ekoedukasi Berbasis

LocalWisdom sebagai Inovasi Pendidikan”

Editor: Sri Mulyani Endang Susilowati, dkk.Desain & Layout: Safriyadi A.

ISBN: 978-602-18962-5-9

Diterbitkan oleh:Prodi Pendidikan Biologi (PBL) FTK UIN Ar-Raniry

Brkerjasama denganFTK Ar-Raniry Press

(Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry)

Redaksi:Jln. Syech Abdur Rauf, Kopelma Darussalam, Banda

Aceh, Aceh-IndonesiaKode Pos: 23111

Telp: (0651) 7551423/0813-75-018656E-mail: [email protected]

Website: tarbiyah.ar-raniry.ac.id

Cetakan Pertama: Mei 2015ISBN: 978-602-18962-5-9

Hak cipta dilindungi Undang-undang. Dilarangmemperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan

cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

Page 5: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

i

KATA PENGANTAR

lhamdulillah dengan rahmat dan karuniaNya, Seminar Nasional Biotik 2015 dengan tema“Restorasi Sumber Daya Alam Hayati melalui Ekoedukasi Berbasis Local Wisdom sebagaiInovasi Pendidikan” terselenggara pada tanggal 30 April di Banda Aceh, dengan harapan dapat

meningkatkan khazanah pengetahuan dan kesadaran insan akademik terhadap upaya pemulihan danpelestarian linkungan. Seminar Nasional ini menampilkan empat narasumber utama, yaitu: Prof. Dr. H.Nuryani Rustaman, M.Pd. (Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia), Prof. Drs. H. Yusny Saby,MA., Ph.D. (Guru Besar Universitas Islam Negeri Ar-Raniry), Matthew Nowak (Peneliti SumatranOrangutan Conservation Programme) dan Rudi Putra, M.Si (Peneliti Forum Konservasi Leuser), dan112 pemakalah sesi paralel.

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, sebagai salahsatu lembaga pendidikan, turut berpartisipasi mewujudkan restorasi ekosistem dan memiliki tanggungjawab dalam mengharmoniskan prilaku sosial melalui kegiatan ekoedukasi yang bersumber pada nilai-nilai Qur’ani dan kearifan lokal. Untuk itu Program Studi Pendidikan Biologi mengusahakankesempatan yang memungkinkan peneliti mempresentasikan dan mendiskusikan hasil penelitianmereka. Dalam Seminar Nasional Biotik 2015 ini melibatkan lebih kurang 600 peserta berasal dari dosendan mahasiswa (S1 dan S2) dari berbagai perguruan tinggi/sekolah tinggi, guru sekolah/madrasah,peneliti dan pemerhati lingkungan dari berbagai instansi terkait seperti, Balai Budidaya Ikan Air Payau,Balai Pengkajian Teknolgi Pertanian, Loka Penelitian dan Pengembangan Biomedis, serta lembagapenelitian lainnya.

Seminar Nasional Biotik telah diagendakan dilaksanakan setiap tahun, dan melalui seminar inidiharapkan terbangunnya jaringan informasi dan terjalinnya kerjasama antar peneliti dari berbagaiinstitusi di bidang Biologi dan Pendidikan Biologi. Selain itu, temu ilmiah seperti ini diharapkanterjadinya interaksi edukatif sesama peserta seminar, khusus para mahasiswa sebagai peneliti pemula.Seminar ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana guna meningkatkan profesionalisme dan kompetensitentang penanaman nilai-nilai pendidikan lingkungan yang terintegrasi dengan nilai-nilai agama dankearifan lokal.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranyaseminar ini, terutama para narasumber utama, para pemakalah sesi paralel yang telah bersedia berbagipengetahuan dan pengalaman mereka. Kemudian terima kasih juga dihaturkan kepada SOCP,PT Lafarge Cement Indonesia dan para donatur lain yang turut menyukseskan seminar ini. Akhirnya,penghargaan dan terima kasih atas kerja keras panitia sehingga seminar ini berjalan seperti yangdirencanakan. Semoga Allah melipatgandakan ganjaranNya, amiiin ya rabbal‘alamin.

Banda Aceh, 30 April 2015Ketua Prodi Pendidikan BiologiFakultas Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Ar-Raniry

Dra. Nursalmi Mahdi, M.Ed.St.NIP. 19450223 198503 2 001

Page 6: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................. iDAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iiUCAPAN TERIMA KASIH.................................................................................................................. x

MAKALAH UTAM A

1. Integrasi Aspek Afektif-Kognitif melalui Pembelajaran Bioresources Berorientasi LocalWisdom dan Berpikir Sistem untuk Membekali Perilaku Konservasi melalui Klasifikasi-GeneralisasiNuryani Rustaman .......................................................................................................................... 1

2. Rahmatan Lil’alamin dalam Pemeliharaan Sumber Daya Alam HayatiYusny Saby........................................................................................................................................ 12

3. Masyarakat Aceh dan Konservasi Kawasan Ekosistem LeuserRudi H. Putra ................................................................................................................................... 17

MAKALAH PARALELE K O L O G I

4. Status Sosial Epifauna pada Vagina Nypa fruticans di Ekosistem Mangrove Muara SungaiReuleung Leupung Kabupaten Aceh BesarMuhammad Ali S, Asiah MD & Mimie Saputrie....................................................................... 21

5. Perbandingan Perilaku Bersarang Orangutan Jantan dengan Orangutan Betina Dewasa(Pongo abili) di Stasiun Penelitian Suaq BelimbingFauziah, Abdul Hadi Mahmud & Hermansyah ......................................................................... 26

6. Percepatan Maturasi Induk Ikan Nila Payau (Oreochromis sp.) dengan Silase Mikrobial dariRumput Laut Latoh (Caulerpa lentillefera) dan Nanas (Ananas comusus)Ibnu Sahidhir, Heru Nugroho & Rahmatullah .......................................................................... 31

7. Tingkat Kesamaan Jenis Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) padaHabitat Berbeda di Conservation Response Unit (CRU) Mane PidieAbdullah, Rushkhanidar & Jimi Martolis ................................................................................... 39

8. Struktur Vegetasi Pohon terhadap Keberadaan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem diUjung Seurudong Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanEka Kartika Dewi, Marjulia Ukhra & Muhammad Rifqi ......................................................... 48

9. Perilaku Memilih Lokasi Bermalam Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) diPerkebunan Pala Desa Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanIntan Hakiki, Julia Suriani & Susi Susanti M............................................................................ 53

10. Spesies Ikan Bertulang Keras (Ostheichethes) Hasil Tangkapan Nelayan di Kawasan PanteRaja Kabupaten Pidie JayaNovi Marliani ................................................................................................................................... 58

Page 7: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

iii

11. Biomassa dan Stok Karbon Berdasarkan Jenis Tumbuhan di Kawasan Pegunungan SawangBa’u Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanFitria, Fitrina & Rizal Rahmat...................................................................................................... 62

12. Struktur Vegetasi Pohon di Pegunungan Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Kabupaten AcehSelatanCut Sri Herlisa, Isyatirradhiah & Rizkiana Miftah.................................................................... 66

13. Inventarisasi Jenis Plankton di Kawasan Pantai Ujung Seurudong Sawang Ba’u KecamatanSawang Kabupaten Aceh SelatanDewi Fitri Mutia, Hendrix Indra Kusuma & Nurul Akbari ..................................................... 70

14. Variasi Diameter Batang Berdasarkan Jumlah Vegetasi Pohon di Pegunungan Sawang Ba’uKecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanFerul Dani, Patimah Ram & Rahma Yanti ................................................................................. 73

15. Inventarisasi Jenis Lalat Buah (Diptera; Tephritidae) pada Lahan Kebun Cabai Merah(Capsicum annum)Y. Yasmin, Syaukani & N. Yusiva................................................................................................. 77

16. Kepadatan Makrobiota Padang Lamun di Zona Litoral Pantai Pasir Putih Kecamatan MesjidRaya Kabupaten Aceh BesarDewi Arianti...................................................................................................................................... 83

17. Identifikasi Jenis-jenis Molusca di Kawasan Pantai Ujung Seurudong Desa Sawang Ba’uKecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanKhalida Debi Khairani, Mailin Farhati & Qadriati ................................................................... 88

18. Aktivitas Harian Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Reintroduksi di Stasiun ReintroduksiOrangutan Jantho Kabupaten Aceh BesarIlham Fonna, Dalil Sutekad & Iqbar ........................................................................................... 90

19. Etnobotani Tanaman Hias di Tanah Jambo Aye Aceh UtaraHasanuddin ...................................................................................................................................... 96

20. Mengidentifikasi Tanaman Hias Kelas Dikotil di Desa Lamtemen Timur Kota Banda AcehRita Astarina, Eka Sri Indah Yani & Jalaluddin........................................................................ 112

21. Jenis-jenis Dari Ordo Chiroptera di Kawasan Perkebunan Masyarakat Gampong MeunasahBa’u Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh BesarRizka Vianti & Abdullah ................................................................................................................ 117

22. Eksplorasi dan Inventarisasi Padi Lokal Sigupai: Aromatik Pandan, Rasa Nasi Pulen,Efisiensi Pupuk, Berumur Sedang, Disukai Petani dan PedagangDidi Darmadi & Iskandar Mirza ................................................................................................... 121

23. Eksplorasi, Inventarisasi, Koleksi dan Pemanfaatan Padi Gogo Lokal Varietas Tangse diKabupaten PidieIskandar Mirza & Didi Darmadi ................................................................................................... 126

24. Inventarisasi, Karakteristik dan Koleksi Insitu Mulieng Gajah (Gnetum gnemon spp) danMulieng Padee di Kabupaten PidieChairunas, Didi Darmadi & Iskandar Mirza .............................................................................. 131

25. Keanekaragaman Jenis Lichenes di Pegunungan Gle Jaba Kecamatan Lhoong Aceh BesarErnilasari, Lina Rahmawati & Nursalmi Mahdi........................................................................ 135

Page 8: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

iv

26. Dominansi Serangga Pohon di Pegunungan Sawang Ba’u Kecamatan Sawang KabupatenAceh SelatanGustianda, Reni Hartika Sari & Siti Zulaikha............................................................................ 138

27. Stratifikasi Vegetasi dan Dinamika Pohon Berdasarkan Komposisi Vertikal dan Horizontaldi Pegunungan Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanReza Rahmita & Muzakkir............................................................................................................. 142

28. Spesies Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma DarussalamSamsul Kamal .................................................................................................................................. 147

29. Fauna Nyamuk Vektor Tular Penyakit dan Tempat Perindukannya di Kawasan KampusUIN Ar-RaniryElita Agustina................................................................................................................................... 157

30. Analisis Pengolahan Tanah dengan Menggunakan Traktor Roda Empat dan PemberianSekam Padi terhadap Perubahan Sifat Fisik dan Mekanika TanahSusi Chairani, M. Idkham & Dina Wahyuliana......................................................................... 163

31. Eksplorasi Tumbuhan Anti-Hipertensi Berbasis Kebiasaan Masyarakat di Kecamatan UleeKareng, Banda AcehYulidar & Eka Fitria ....................................................................................................................... 170

BIODIVERSITAS

32. Status Konservasi Ikan Karang di Zona Litoral Perairan Iboih Kota Sabang sebagaiReferensi Mata Kuliah Zoologi VertebrataElita Agustina, Qudwatin Nisak M. Isa & Pansurna................................................................. 174

33. Keanekaragaman Serangga pada Perdu di Kawasan Pegunungan Sawang Ba’u KecamatanSawang Kabupaten Aceh SelatanMuliani, Rauzatul Jannah & Sri Wahyuni ................................................................................. 178

34. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan Seunapet KecamatanLembah SeulawahHedriansyah, Samsul Kamal & M. Ali Sarong ........................................................................... 181

35. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Pegunungan Sawang Ba’uKecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanMerie Afnizar, Erna Mauliza, Salwatul Zuhra & Adi Gunawan............................................. 184

36. Populasi Cacing Tanah di Kawasan Pegunungan Desa Sawang Ba’u Kecamatan SawangKabupaten Aceh SelatanNurul Fitri, Qathrun Nida & Suhari Mulyono ........................................................................... 187

37. Keanekaragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera) di Kawasan Pegunungan Sawang Ba’uKecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanRosnita, Wildanun Jannah & Rini Susi....................................................................................... 190

38. Keanekaragaman Tumbuhan Herba di Kawasan Pegunungan Sawang Ba’u KecamatanSawang Kabupaten Aceh SelatanMarita Sari, Misnawati & Anggyana............................................................................................ 194

Page 9: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

v

39. Keanekaragaman Jenis Serangga Permukaan Tanah Diurnal pada Biotop Terdedah danTernaung di Desa Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanEka Fitri, Ratna Nurfita & Muhammad Husni.......................................................................... 197

40. Analisis Vegetasi pada Tegakan yang Terivasi Akasia (Acacia nilotica) di Taman NasionalBaluran Jawa TimurDjufri ................................................................................................................................................. 201

41. Keanekaragaman Tumbuhan Berhabitus Pohon di Stasiun Soraya, Ekosistem LeuserIqbar .................................................................................................................................................. 214

42. Keanekaragaman Jenis Burung di Pesisir Pantai Ujung Seureudong Sawang Ba’uKecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanHawarul Aini, Bahagia & Lisa Maulidar .................................................................................... 221

43. Jenis Benthos di Kawasan Zona Litoral Pantai Ujung Seurudong Desa Sawang Ba’uKecamatan Sawang Kabupaten Aceh SelatanMartiani & Zainidar........................................................................................................................ 224

44. Keanekaragaman Plankton di Perairan Desa Sawang Ba’u Kecamatan Sawang KabupatenAceh SelatanNur Azizah, Rahmatun Nisa & Romi Mirtha.............................................................................. 227

45. Populasi Belalang (Orthoptera) di Kawasan Pemukiman Sawang Ba’u Kecamatan SawangKabupaten Aceh SelatanAsna Susanti, Wulan Sary & Siti Ramlah ................................................................................... 230

46. Struktur Komunitas dan Karakteristik Bulu Babi (Echinoidea) di Zona Sublitoral PerairanIboih Kecamatan Sukakarya Kota SabangFirman Rija Arhas, Nursalmi Mahdi & Samsul Kamal............................................................ 233

47. Distribusi Jenis Mamalia Kecil Famili Muridae pada Tiga Tipe Habitat di Kecamatan KutaCot Glie Kabupaten Aceh BesarMuhammad Nasir, Lia Hastuti & Saida Rasnovi....................................................................... 239

48. Biodiversitas Satwa Liar di Kawasan Hutan Samarkilang Kecamatan Syiah UtamaKabupaten Bener MeriahRidha F. Ab, Dalil Sutekad & Rudi Hadiansyah Putra............................................................. 245

49. Status Populasi Badak Sumatera di Dataran Tinggi Kappi, Kawasan Eksosistem Leuser,Provinsi AcehRudi H. Putra ................................................................................................................................... 249

BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI

50. Kajian Kandungan Vitamin C dan Organoleptik dengan Konsentrasi dan Lama PerendamanEkstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.) terhadap Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)Sartika, Rita Hayati & Elly Kesumawati...................................................................................... 257

51. Karakteristik Tanaman Labu Kuning (Cucurbita moschata) Berdasarkan PenandaMorfologi dan Pola Pita Isozim PeroksidaseZufahmi, Suranto & Edwi Mahajoeno......................................................................................... 266

Page 10: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

vi

52. Pemberian Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera. L) sebagai Anti Hiperglikemik pada TikusPutih (Rattus wistar)Irdalisa, Khairil & Mustafa Sabri ................................................................................................. 274

53. Mengkonstruksi Kearifan Lokal dalam Pengobatan Tradisional Reproduksi oleh DukunBayi di AcehTuti Marjan Fuadi........................................................................................................................... 279

54. Pengaruh Media Tanam dan Lama Perendaman dengan Auksin Terhadap Pertumbuhan StekBasal Daun Nenas (Ananas comusus L. Merr.)Chairunnisak, Hasanuddin & Halimursyadah........................................................................... 284

55. Uji Efek Imunostimulan Buah Kurma (Phoenix dactylifera) pada Mencit Jantan GalurBalb/CRosnizar, Kartika Eriani, Iskandar Muda Ramli & Fajar Muliani......................................... 292

56. Abu Janjang Kelapa Sawit dan Kotoran Ayam sebagai Pupuk Organik Serta PengaruhnyaTerhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L) sebagaiPenunjang Mata Kuliah Fisiologi TumbuhanAminah, Vandalita M. M Rambitan & Herliani......................................................................... 298

57. Pengaruh Jenis dan Dosis Bahan Organik pada Entisol terhadap pH Tanah dan P-tersediaTanahKarnilawati, Yusnizar & Zuraida................................................................................................. 313

58. Penggunaan Air Cucian Ikan dalam Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Tomat(Lycopersicum esculentum Mill.)Lina Rahmawati, Rina Agustina & Nurasiah............................................................................. 319

59. Pengaruh Pemberian Air Kelapa dan Bubur Pisang pada Media MS terhadap PertumbuhanPlanlet Anggrek Kelinci (Dendrobium antennatum Lindl.) Secara In VitroMira Humaira, Zairin Thomy & Essy Harnelly ......................................................................... 326

60. Pengaruh Penambahan Ekstrak Ragi dalam Kultur Planlet Anggrek Cattleya spp. secara InVitroZulwanis, Zairin Thomy & Essy Harnelly................................................................................... 331

61. Kualitas dan Morfologi Abnormal Spermatozoa Sapi Aceh pada Berbagai FrekuensiEjakulasiRahmiati, Kartini Eriani & Dasrul ............................................................................................... 339

62. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kesegaran Jasmani MahasiswaBiologi FTK UIN Ar-RaniryMasri & Eva Nauli Taib ................................................................................................................. 345

63. Penentuan Masa Viabilitas Biji Berdasarkan Umur Buah pada Empat Jenis AnggotaCucurbitaceaeHafnati Rahmatan, Hasanuddin & Eritarina Hidayati............................................................. 350

64. Efektivitas Pupuk Cair Ampas Tebu (Saccharum officinarum L.) dalam PertumbuhanGeneratif Kedelai (Glycine max (L.) Merrill)Wardiah, Supriatno & Cut Maulydia Irmas ..................................................................... 355

Page 11: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

vii

MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA

65. Ekorestorasi Lahan Kering Suboptimal dengan Fungi Mikoriza Arbuskular dan PupukOrganikFikrinda ............................................................................................................................................ 361

66. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper sp.) terhadap Pertumbuhan Jamur CandidaalbicansAdi Gunawan, Eriawati & Zuraidah ............................................................................................ 368

67. Padi Lokal Aceh Tahan Penyakit Hawar Daun BakteriBakhtiar, Lukman Hakim, Erita Hayati & Sabaruddin Zakaria ............................................. 377

68. Perlakuan Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (RPPT) terhadap Viabilitas danVigor Benih Serta Pertumbuhan Bibit Tanaman Dua Varietas Cabai Merah (Capsicumannum L.)Syamsuddin, Marlina, Hasanuddin & M. Abduh Ulim............................................................. 382

69. Pengaruh Kombinasi Substrat Jerami Padi untuk Mempercepat Pertumbuhan MiseliumJamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)Yunizar Hendri................................................................................................................................. 390

70. Pengaruh Marinasi Madu terhadap Kualitas Mikrobiologis Daging Sapi (Boss sp.)Yulia Sari Ismail, Cut Yulvizar, Sugiarti & Misrahanum ......................................................... 396

71. Virulensi White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Udang Pisang (Penaeus sp.)Nurbariah & Khairurrazi ............................................................................................................... 401

72. Keragaman Jamur Makroskopis di Kebun Biologi Desa Seungko Mulat Lhoong Aceh BesarZuraidah, Eriawati & Nur Anita................................................................................................... 405

BIOEDUKASI DAN PTK

73. Efektifitas Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada MateriCiri-ciri Makhluk Hidup terhadap Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Ciri-ciri MakhlukHidup di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Montasik Kabupaten Aceh BesarNursalmi Mahdi & Yusrizal ........................................................................................................... 410

74. Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dari Famili Solanaceae sebagai Media Pembelajaran BiologiPada Sub Konsep Klasifikasi Tumbuhan di SMP Negeri 1 Simpang Tiga Kabupaten AcehBesarEriawati ............................................................................................................................................. 418

75. Kualitas Tes Subjektif Buatan Guru Bidang Studi Biologi SMKN 4 Aceh Barat DayaEva Nauli Taib & Evi Nopita Taib................................................................................................ 431

76. Efektivitas Penggunaan Media Animasi pada Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadapKetuntasan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Peukan BadaReni Melisa....................................................................................................................................... 437

77. Peningkatan Keterampilan Siswa Berdiskusi Kelompok melalui Penerapan PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Sistem Koordinasi di SMP Negeri 2 BubonHavea Juliar Apko........................................................................................................................... 441

Page 12: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

viii

78. Penerapan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) terhadap Aktivitas Belajar Siswa padaMateri Keanekaragaman Hayati di Kelas X SMAN 1 PeusanganMutia Faudhah................................................................................................................................ 447

79. Peningkatan Prestasi Belajar Biologi pada Materi Peredaran Darah melalui ModelPembelajaran Koperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas VIII MTsNRukoh Banda AcehAisyah ................................................................................................................................................ 451

80. Penggunaan Media Alami dan Media Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa padaSub Materi Invertebrata di MAS Babun Najah Banda AcehMiftahul Khairi, Anton Widyanto & Elita Agustina .................................................................. 455

81. Kesiapan Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry dalam Penguasaan Materi Biologipada Mata Kuliah Micro TeachingWahyu Rizki, Nursalmi Mahdi & Zuraidah ................................................................................ 459

82. Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Pembelajaran Berkelompok Tipe STAD (StudentTeam Achievement Division) dan Konvensional pada Konsep Sistem Pencernaan padaManusia di Kelas VIII pada SMP Negeri 5 Banda AcehMaulina............................................................................................................................................. 464

83. Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan pada Manusia melaluiPenggunaan Media Gambar di SMP Negeri 1 Sawang Kabupaten Aceh SelatanSafryadi A. & Alzikri Rahmatillah................................................................................................ 471

84. Penggunaan Alat Peraga Pernapasan Sederhana dengan Media Gambar pada Materi SistemPernapasan Manusia terhadap Aktivitas Belajar Siswa MTsN Rukoh Banda AcehNawalul Faizin, Muslich Hidayat & Wati Oviana...................................................................... 476

85. Evaluasi Pembelajaran Online Berbasis Web sebagai Alat Ukur Hasil Belajar Siswa padaMateri Dunia Tumbuhan Kelas X MAN Model Banda AcehNurlia Zahara .................................................................................................................................. 480

86. Pemahaman Hakekat Sains dan Aplikasinya dalam Proses Pembelajaran SainsWati Oviana ...................................................................................................................................... 485

87. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa SMPN 1 Indrapuri Aceh Besar pada Materi Ekosistemdengan Memanfaatkan Media Lingkungan Sekitar SekolahDesi Heryani..................................................................................................................................... 491

88. Tumbuhan Peneduh di Hutan Kota Banda Aceh sebagai Media Pembelajaran BiologiNurdin Amin .................................................................................................................................... 495

89. Peningkatan Ketrampilan Memecahkan Masalah pada Materi Pencemaran Lingkunganmelalui Model Project Based Learning pada Siswa MAN ModelFatemah Rosma ............................................................................................................................... 502

90. Tanggapan Siswa terhadap Proses Pembelajaran dengan Pemanfaatan Lingkungan SekitarSekolah sebagai Media Pembelajaran pada Materi Ciri Makhluk Hidup di SMPN 2 LhoongAceh BesarNurhidayat ........................................................................................................................................ 506

Page 13: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

ix

91. Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia yang DiintegrasikanNilai-nilai Islam terhadap Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 11Banda AcehHartati Masyhuri, Hasanuddin & Razali..................................................................................... 509

92. Respon Siswa SMA Negeri 1 Indrajaya Kabupaten Pidie terhadap Penerapan PembelajaranBerbasis Masalah pada Materi Fertilisasi Kehamilan pada ManusiaAnarita............................................................................................................................................... 516

93. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Ekosistem dengan MemanfaatkanLingkungan Sekolah melalui Cooporative Jigsaw di SMA Negeri 1 Krueng Barona JayaTria Maulida..................................................................................................................................... 519

94. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA pada Konsep Klasifikasi Hewan melaluiPembelajaran Kooperatif Tipe Numberet Heads Together (NHT) di Kelas VII-2 MTsNTungkob Aceh BesarSuji Hartati ....................................................................................................................................... 524

95. Pengaruh Media Video terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Siswa padaMateri Pencemaran LingkunganSiti Maryam Fadhilah Palestina ................................................................................................... 530

96. Penyusunan Evaluasi Pembelajaran Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UniversitasIslam Negeri Ar-Raniry Banda AcehNurasiah ........................................................................................................................................... 537

97. Penerapan Model Pembelajaran Contekstual Learning Berbasis Widya Wisata untukMeningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN Unggul Ali HasjmyAceh BesarAmir Hamzah ...................................................................................................................... 543

98. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Pemahaman HakikatSains Siswa di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda AcehThursinawati .................................................................................................................................... 551

Page 14: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: 978-602-18962-5-9

39

TINGKAT KESAMAAN JENIS PAKAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus)PADA HABITAT BERBEDA DI CONSERVATION RESPONSE

UNIT(CRU) MANE PIDIE

Abdullah1), Rushkhanidar2) dan Jimi Martolis3)

1) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah: [email protected],2,3) Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan

Yayasan Teuku Chik Pante Kulu Banda Aceh

ABSTRAK

Mane merupakan salah satu pusat kegiatan Conservation Response Unit (CRU) yang memilikiberbagai tipe habitat, secara garis besar tipe hutan ini terdiri dari hutan primer dan hutan sekunder.Kondisi habitat hutan yang berbeda, maka diduga akan adanya pengaruh terhadap perbedaaan jenispakan yang dimakan serta lamanya aktivitas makan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesamaan jenis pakan yang dimakandan lamanya aktivitas makan gajah Sumatera pada dua tipe habitat hutan yang berbeda di CRUMane. Penelitian dilakukan bulan November-Desember 2014. Data dikumpulkan secara observasidan dianalisis menggunakan metode Indeks Similaritas Sorensen serta Scan Sampling. Bedasarkanhasil penelitian jenis pakan gajah Sumatera pada tipe habitat hutan primer yaitu 31 spesiestumbuhan dari 15 famili, sedangkan jenis pakan gajah Sumatera pada tipe habitat hutan sekunderyaitu 53 spesies tumbuhan dari 18 famili. Hasil penelitian pada dua tipe habitat yang beda (hutanprimer dan sekunder) diperoleh jenis pakan yang sama sebanyak 26 spesies dari 11 famili dengannilai tingkat kesamaan jenis pakan gajah dikatagorikan Similaritas (IS= 61.90%) artinya bahwaindeks kesamaan jenis spesies pada lokasi penelitian tinggi, karena tingkat Similaritas spesies lebih(IS > 50%). sedangkan lama aktivitas makan gajah sumatera pada ketiga ekor gajah memilikiproporsi makan yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian jumlah persentase makan lebih banyakdilakukan pada hutan sekunder, hanya aktivitas lainnya saja persentase lebih tinggi di hutan primer.

Kata Kunci: Pakan gajah Sumatera, aktif makan

PENDAHULUANajah Asia (Elephas maximus) di

Indonesia hanya terdapat di Sumatera(Elephas maximus sumatranus) dan

Kalimantan bagian timur (Elephas maximus

bornensis). Gajah Sumatera (Elephas maximus

sumatranus) merupakan satwa dilindungiberdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dansatwa dan terdaftar dalam red list data book

IUCN (International Union for Conservation of

Nature), dengan status terancam punah.Sementara itu CITES (Convention on

International Trade of Endangered

Species/Konservasi tentang PerdaganganInternational Satwa dan Tumbuhan) telahmengkategorikan gajah Asia dalam kelompokAppendix I di Indonesia sejak tahun 1990 yaitudaftar tentang perlindungan seluruh spesies

tumbuhan dan satwa liar yang terancam darisegala bentuk perdagangan (DirtjenPerlindungan Hutan dan Konservasi Alam,2007).

Tingkah laku gajah Sumatera dapatberubah akibat tingginya kerusakan hutan yangmengakibatkan hilangnya sebagian besar hutandataran rendah yang juga habitat potensial bagigajah Sumatera (Holmes, 2001 dalam E Sunardi2012). Konversi hutan untuk keperluanperkebunan, pemukiman, pertanian danpertambangan menyebabkan hutanterfragmentasi sehingga gajah Sumatera tidakdapat bergerak dari satu wilayah hutan kewilayah hutan lainnya.

Akibat kerusakan hutan dan pembukaanlahan secara umum berdampak pada rusaknyahabitat gajah Sumatera, hilangnya tempat hidup

Page 15: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

Tingkat Kesamaan Jenis Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)... 40

dan terputusnya jalur jelajah yang berakibatpula terhadap terbatasnya sumber pakan. Hal inimenyebabkan keadaan tumbuhan pakan gajah disuatu habitat tidak selalu tersedia dengan cukupsempurna serta merata, melainkan seringkalimengalami kekurangan, gangguan, kerusakanatau penurunan kuantitas dan kualitas.

CRU (Conservation Response Unit)kecamatan Mane yang bertempat di kabupatenPidie, Provinsi Aceh merupakan salah satuprogram yang dikelola oleh (Flora & Fauna

Internasional) FFI Aceh pada awalnya dandilanjuti (Balai Konservasi Sumber Daya Alam)BKSDA Aceh. Program ini berfungsi untukmembantu proteksi kawasan Ulu Masen salahsatunya merespon secara langsung konflik satwaliar dengan manusia khususnya gajah di daerahMane dan sekitarnya, serta memberikanpendidikan dan pengetahuan kepada masyarakattentang perananan satwa liar terhadap hutan.

Mane merupakan salah satu pusatkegiatan CRU yang memiliki berbagai tipehabitat, secara garis besar tipe hutan ini terdiridari hutan primer dan hutan sekunder. Kondisihabitat hutan yang berbeda, maka diduga akanadanya pengaruh terhadap perbedaaan jenispakan yang dimakan serta lamanya aktivitasmakan gajah tersebut.

Penelitian mengenai tingkat kesaamaanjenis pakan yang dimakan serta lamanyaaktivitas makan gajah di CRU Mane KabupatenPidie Propinsi Aceh perlu diketahui karenakurangnya data terhadap keanekaragaman jenistumbuhan pakan gajah di hutan Geumu Mane.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuitingkat kesamaan jenis pakan yang dimakan danlamanya aktivitas makan gajah Sumatera padadua tipe habitat hutan yang berbeda di CRUMane.

METODE PENELITIANTempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada (ConservationResponse Unit) yang merupakan project site dari(Fauna Flora International) FFI yang berkerjasamadengan (Balai Konservasi Sumber Daya Alam)BKSDA Aceh yang terletak di Hutan Geumue

Mane Kecamatan Pidie Provinsi Aceh. Penelitianini dilaksanakan dari tanggal 10 sampai dengan 24November 2014.

Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode observasi di habitat hutanprimer dan hutan sekunder.a) Hutan Primer adalah Hutan Alam yang masih

utuh yang belum mengalami gangguaneksploitasi oleh manusia. Karena belumadanya intervensi manusia hutan-hutanprimer ini sering disebut juga hutan perawanatau virgin forest.

b) Hutan Sekunder yang dikemukakan olehLamprecht (1986) adalah hutan yang tumbuhdan berkembang secara alami sesudah terjadikerusakan pada hutan yang pertama karenaalam ataupun antropogen, sampai menjadiklimaks kembali (Alamendah, 2009 ).

Teknik Pengamatan Aktivitas MakanPerilaku makan adalah perilaku harian

yang mencakup rangkaian kegiatan gajah untukmenggapai, mendapatkan, mengunyah, danmenelan makanan pada suatu sumber pakan(Galdikas, 1986).

Pengumpulan Dataa) Jenis-jenis makanan

Metode pengamatan di lakukan secaralangsung dengan membawa gajah yang sudahjinak kehabitat tertentu, untuk mengamatimacam-macam jenis tumbuhan yang dimakan.Pengamatan ini dilakukan selama satu mingguper habitat dan mengumpukan sisa-sisa pakan,untuk diidentifikasi.

b) Lama aktivitas makanCara pengumpulan data aktivitas makan

dilakukan dengan metode scan sampling yaitumetode pengambilan data pengamatan aktivitasmakan gajah yang menggunakan tiga ekor gajahsebagai obyek pengamatan dan menggunakanteknik pencatatan aktivitas makan tersebut padainterval waktu tertentu (Martin dan Bateson,1993). Pengumpulan data primer ini didapat

Page 16: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

41 Abdullah, dkk

setelah pengumpulan data aktivitas makandihabitat hutan yang berbeda, yaitu tiga ekorgajah diamati aktivitas makan selama 11 jamper hari yang dimulai pukul 07:00 s/d 17:30WIB dengan interval waktu 20 menit perpengamatan. Apabila terjadi aktivitas diberitanda square root (√).

Analisis DataData yang diperoleh dianalisa dengan

menggunakan Indeks kesamaan jenis antarhabitat yang dihitung untuk mengetahuikesamaan jenis pakan di habitat yang berbeda.Indeks yang digunakan adalah IndeksSimilaritas Sorensen (Waite 2000) denganrumus:

%1002

ba

CIS

Keterangan :IS = Indeks Sorensen

a = Jumlah jenis makanan di habitat Primerb = Jumlah jenis makanan di habitat Sekunderc = Jumlah jenis makanan yang sama terdapat dihabitat Primer dan SekunderKriteria : < 50 % Indeks similaritas Rendah

>50 % Indeks similaritas Tinggi

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan dari total jumlah spesies

tumbuhan pakan gajah yang didapat dari hasilpenelitian habitat hutan primer yaitu 31 spesiestumbuhan dari 15 famili tumbuhan, diantaranyaMoraceae 7 spesies, Arecaceae 7 spesies,Euphorbiaceae 4 spesies, Zingiberaceae 2spesies, Blechnaceae, Caesalpiniaceae,Cyatheaceae, Cyperaceae, Leeaceae, Musaceae,Pandanaceae, Piperaceae, Poaceae, Sapidaceaedan Ulmaceae masing-masing 1 spesies. Untuklebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawahini :

Tabel 1. Jenis Pakan yang Ditemukan pada Kawasan Hutan PrimerNo Famili Spesies Nama Daerah1

Arecaceae

Areca alicae Pinang merah2 Arenga microcarpa Aren sagu

3 Arenga pinnata Aren

4 Calamus ciliaris Rotan palem

5 Calamus scipionum Rotan samambu

6 Daemanorops draco Jernang

7 Salacca zalacca Salak

8 Blechnaceae Blechnum sp Paku/pakis merah

9 Caesalpiniaceae Bauhinia glabra Uret

10 Cyatheaceae Cyathea contaminans Paku/pakis pohon

11 Cyperaceae Cyperus rotundus Rumput teki

12

Euphorbiaceae

Macaranga gigantea Tampu/mahang gajah13 Macaranga hypoleuca Tampu/mahang serindit

14 Macaranga tanarius Tampu/mahang hijau

15 Macaranga triloba Tampu/mahang merah

16 Leeaceae Leea indica (Burm. f.) Merr Jerumo manok

17

Moraceae

Ficus Benjamin Beringin putih18 Ficus gibbosa Kayu ara

19 Ficus punctata Ara akar

20 Ficus racemosa Kayu ara hijau

21 Ficus sagittata Liana lawean-jawa

22 Ficus septic Balek angen/beringin

23 Ficus virens Kayu ara merah

24 Musaceae Musa sp Pisang hutan

25 Pandanaceae Freycinetia scandens Pandan jalar

26 Piperaceae Piper sp Sirih hutan

Page 17: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

Tingkat Kesamaan Jenis Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)... 42

No Famili Spesies Nama Daerah27 Poaceae Gigantochloa sp Bambu buluh rengen

28 Sapidaceae Nephelium lappaceum Rambutan hutan

29 Ulmaceae Trema micrantha Bengkire

30 Zingiberaceae Etlingera coccinea Bak kala31 Etlingera elatior Kaala mirah

Sumber : Data Primer 2014

Tumbuhan dari famili Arecaceae sepertiArenga pinnata dan Arenga microcarpa bagianbatang merupakan makanan yang paling disukaigajah, sedangkan suku dari Moraceae danEuphorbiaceae juga disukai gajah. Hal initerlihat dari banyaknya kulit batang yangterkupas. Menurut (Abdullah 2006) gajahmemakan kulit batang untuk memenuhi mineralterutama kalsium untuk memperkuat tulang,gigi dan gading yang terus tumbuh. Dari jumlahspesies pada hutan primer, famili Moraceae,Arecaceae dan Euphorbiaceae sangat dominandijumpai pada lokasi penelitian dan lebihdisukai oleh gajah dibandingkan dengantumbuhan lainnya

Berdasarkan hasil penelitian jumlahspesies tumbuhan pakan gajah yang didapatpada habitat hutan sekunder adalah 53 spesiestumbuhan dari 18 famili tumbuhan. DiantaranyaPoaceae 14 spesies, Moraceae 9 spesies,Arecaceae 6 spesies, Euphorbiaceae 5 spesies,Asterceae 3 spesies, Fabaceae, ZingiberceaeCyperceae 2 spesies, Agavaceae, Cucurbitaceae,Cyatheaceae, Musaceae, Pandanaceae,Passifloraceae, Sapidanceae, Solanaceae danUlmaceae 1 spesies. Untuk lebih jelas jenispakan yanag dapat dilihat pada tabel dibawahini:

Tabel 2. Jenis Pakan yang Ditemukan pada Kawasan Hutan SekunderNo Family Spesies Nama Daerah

1 Agavaceae Cordyline fruticosa Bak juwang

2 Arecaceae Areca alicae Pinang merah3 Arenga microcarpa Aren sagu

4 Arenga pinnata Aren

5 Calamus scipionum Rotan samambu

6 Daemanorops draco Jernang

7 Salacca zalacca Salak

8 Asteraceae Ageratum conyzoides Bandotan9 Crassocephalum crepidioides Sawi hutan

10 Mikania micrantha Sembung rambat

11 Cucurbitaceae Cucurbita moschata Labu tanah

12 Cyatheaceae Cyathea contaminans Paku/pakis pohon

13 Cyperceae Cyperus kyllingia Rumput kenop14 Cyperus rotundus Rumput teki

15 Euphorbiaceae Eupharbia tirucalli L Patah tulang16 Macaranga gigantea Tampu/mahang gajah

17 Macaranga hypoleuca Tampu /mahang serindit

18 Macaranga tanarius Tampu/mahang hijau

19 Macaranga triloba Tampu/mahang merah

20 Fabaceae Mimosa pudica Putri malu21 Tephrosia candida Bak bilie

22 Malvaceae Durio zibethinus Durian

23 Moraceae Artocarpus altilis Sukun

Page 18: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

43 Abdullah, dkk

No Family Spesies Nama Daerah

24 Artocarpus heterophyllus. Nangka

25 Ficus benjamina Beringin putih

26 Ficus gibbosa Kayu ara

27 Ficus punctata Ara akar

28 Ficus racemosa Kayu ara hujau

29 Ficus sagittata Liana lawean-jawa

30 Ficus septica Balek angen/beringin

31 Ficus virens Kayu ara merah

32 Musaceae Musa sp Pisang hutan

33 Pandanaceae Freycinetia scandens Pandan jalar

34 Passifloraceae Passiflora foetida L Rambusa, markisah kecil

35 Poaceae Axonopus compressus Rumput gajah paitan36 Brachiaria reptans Rumput bayapan

37 Cynodon dactylon Rumput bermuda

38 Digitaria ciliaris Rumput kebo, putihan

39 Digitaria sanguinalis Rumput genjoran

40 Eleusine indica Rumput belulang

41 Gigantochloa sp Bambu buluh rengen

42 Imperata cylindrica Alang alang

43 Ischaemum muticum Rumput tembaga jantan

44 Panicum repens Rumput lampuyangan

45 Paspalum conjugatum Rumput pait

46 Paspalum scrobiculatum Rumput kinangan

47 Pennisetum purpureum Ramboeng

48 Saccharum spontaneum Gelagah

49 Sapidaceae Nephelium lappaceum Rambutan hutan

50 Solanaceae Solanum torvums Wartz Rimbang

51 Ulmaceae Trema micrantha Bengkire

52 Zingiberaceae Etlingera coccinea Bak Kala53 Etlingera elatior Kala mirah/kecombrang

Sumber : Data Primer 2014

Ditinjau dari aspek komposisi pakangajah, maka famili Poceae, Moraceae,Arecaceae dan Euphorbiaceae, merupakankelompok pakan yang jauh lebih disukai gajahdibandingkan kelompok famili lainnya.Berdasarkan penelitian suku poacea palingbanyak dikosumsi oleh gajah, sebab gajahmerupakan salah satu satwa granifor /pemakanrumput (Abdullah 2006). Gajah sangatmenyukai rumput pada awal musim hujan

karena adanya pertumbuhan rumput baru (fresh

grass) yang mengandung karbohidrat yangmudah dicerna dan kandungan serat yangrendah (Sukumar 1989 dalam Syaifudin. 2008).

Dari hasil penelitian pada dua tipe habitatyang berbeda (hutan primer dan sekunder)diperoleh jenis pakan yang sama sebanyak 26spesies dari 11 famili. Untuk lebih jelas dapatdilihat tabel dibawah ini:

Tabel 3. Jumlah Tingkat Kesamaan Jenis Tumbuhan Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus

sumatranus) di Habitat Hutan Primer dan Sekunder.No Family Spesies Nama Lokal1 Arecaceae Areca alicae Pinang merah2 Arenga pinnata Aren

3 Arenga microcarpa Aren sagu

Page 19: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

Tingkat Kesamaan Jenis Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)... 44

No Family Spesies Nama Lokal

4 Salacca zalacca Salak

5 Daemanorops draco Jernang

6 Calamus scipionum Rotan samambu

7 Cyatheaceae Cyathea contaminans Paku/pakis pohon

8 Cyperceae Cyperus rotundus Rumput teki

9 Euphorbiaceae Macaranga tanarius Tampu/mahang hijau

10 Macaranga hypoleuca Tampu /mahang serindit

11 Macaranga triloba Tampu/mahang merah

12 Macaranga gigantea Tampu/mahang gajah

13 Moraceae Ficus punctata Ara akar14 Ficus sagittata Liana lawean-jawa

15 Ficus septica Balek angen/beringin

16 Ficus benjamina Beringin putih

17 Ficus racemosa Kayu ara hujau

18 Ficus virens Kayu ara merah

19 Ficus gibbosa Kayu ara

20 Musaceae Musa sp Pisang hutan

21 Pandanaceae Freycinetia scandens Pandan jalar

22 Poaceae Gigantochloa sp Bambu buluh rengen

23 Sapidaceae Nephelium lappaceum Rambutan hutan

24 Ulmaceae Trema micrantha Bengkire

25 Zingiberaceae Etlingera coccinea Bak Kala

26 Etlingera elatior Kala mirah

Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil analisis data dan penelitianyang telah dilakukan di Hutan GeumuGampoeng Luetung Mane, nilai tingkatkesamaan jenis Pakan Gajah Sumatera dihabitat hutan primer dan sekunderdikatagorikan Similaritas (IS= 61.90%) artinyabahwa indeks kesamaan jenis spesies padalokasi penelitian dikatagorikan tinggi, karenatingkat Similaritas spesies lebih (IS > 50%).Hal ini disebabkan ada 26 spesies masingmasing terdapat di kedua habitat (hutan primerdan sekunder).

Berdasarkan tingkat kesamaan jenis pakanada beberapa jenis yang hanya terdapat dihabitat tertentu seperti Bauhinia glabra,

Calamus ciliaris, Leea indica (Burm. f.) Merr,Blechnum sp dan Piper sp. Jenis spesies inihanya terdapat di habitat hutan primer dari hasilanalisis dilapangan.

Spesies Axonopus compressus, Artocarpus

heterophyllus, Mimosapudica, Pennisetum

purpureum, Paspalum conjugatum, Eleusine

indica, Saccharum spontaneum, Eupharbia

tirucalli L, Solanum torvum Swartz, Ischaemum

muticum, Crassocephalum crepidioides,

Panicum repens, Ageratum conyzoides,

Digitaria ciliaris, Brachiaria reptans, Cyperus

kyllingia, Mikania micrantha, Paspalum

scrobiculatum, Digitaria sanguinalis, Cynodon

dactylon, Passiflora foetida L, Cucurbita

moschata, Tephrosia candida, Cordyline

fruticosa dan Artocarpus altilis hanya terdapatdi habitat hutan sekunder. Diagram JumlahFamili Tumbuhan Pakan Gajah Sumatera diConservation Response Unit (CRU Mane Pidiepada Habitat Hutan Primer dan Sekunder dapatdilihat pada Gambar 1.

Page 20: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

45 Abdullah, dkk

Gambar 1. Diagram Jumlah Famili Tumbuhan Sebagai Makanan Alami Gajah

Berdasarkan total jumlah spesiestumbuhan pakan gajah yang didapat pada hutanprimer dan habitat hutan sekunder yaitu 58spesies dari 22 famili tumbuhan. Famili tersebutmasing-masing Poaceae 14 spesies, Moraceae 9spesies, Arecaceae 7 spesies, Euphorbiaceae 5spesies, Asterceae 3 spesies, Zingiberceae 2spesies, Fabaceae 2 spesies, Cyperceae 2spesies, Agavaceae, Blechnaceae,Caesalpiniaceae, Cucurbitaceae, Cyatheaceae,Leeaceae, Malvaceae, Musaceae, Pandanaceae,Passifloraceae, Piperaceae, Sapidaceae,Solanaceae dan Ulmaceae 1 spesies.

Lama Aktivitas Makan Gajah SumateraHasil pengamatan lama aktivitas makan

gajah sumatera di hutan Guemo gampoengLuetung Mane tersedia 462 jam dengan totalkejadian 227 jam 20 menit, masing-masing dihabitat hutan primer 7 hari dan habitat hutansekunder 7 hari. Dari hasil penelitian padaketiga ekor gajah memiliki proporsi makan yangberbeda. Untuk lebih jelas dapat dilihat padagambar dibawah ini :

Gambar 2 Grafik Persentase (%) Jumlah Aktivitas Makan Dihabitat Hutan Primer dan Sekunderyang Diamati Selama 14 Hari Dilapangan

Gambar 2 Grafik Persentase (%) jumlahaktivitas makan dihabitat hutan primer dansekunder yang diamati selama 14 haridilapangan.

Hasil pengamatan aktivitas makan ketigaekor gajah sumatera di hutan Geumu GampoengLuetung Mane menunjukkan adanya perbedaanaktivitas makan di dua habitat, seperti (gambar

Page 21: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

Tingkat Kesamaan Jenis Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)... 46

2) grafik persentase (%). Jika ditotalkan jumlahpersentase ketiga gajah di hutan primermemiliki jumlah aktivitas makan 68.67 % dan31.32 % aktivitas lainnya. Sedangkan di habitathutan sekunder aktivitas makan gajah berjumlah73 % dan 26.99 % aktivitas lainnya. Makaadanya tingkat perbedaan jumlah aktivitasmakan di kedua habitat sekitar 5 %.

Sementara itu, tingkah laku makan yangdidapat di Seblat Elephant Conservation Center

(SECC) oleh Sitompul (2011) menunjukkanbahwa tingkah laku makan 82,2%. SeblatElephant Conservation Center (SECC)merupakan kawasan hutan produksi terbatasyang berfungsi sebagai pusat latihan gajah dankonservasi dengan luas 6.865 ha yang terdapatdi kawasan Seblat, Kecamatan Putri Hijau,Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu(Syarifuddin, 2008).

Hasil pengamatan tingkah laku gajahsumatera di Bali Safari and Marine Park olehNuri dkk (2013) menunjukkan bahwa gajahmemiliki proporsi tingkah laku paling banyakuntuk makan (43,76%), istirahat (26,20%),pergerakan (15,73%), berkubang (7,53%), lain-lain (4,84%), salt lick (1,40%) dan minum(0,54%).

Perbedaan persentase tingkah laku makangajah di hutan Geumu Gampoeng LuetungMane dengan SECC (Seblat Elephant

Conservation Center) serta di BSMP (Bali

Safari and Marine Park) adanya kemungkinandipengaruhi oleh berat badan, jenis kelamin,

umur, perbedaan luas habitat, jumlah dan jenispakan yang tersedia. Jumlah konsumsi hariangajah berbeda untuk setiap daerah hutan. Hal inisangat di pengaruhi oleh vegetasi penyusunhabitat dan topografi kawasan yang menjadihabitat gajah (Abdullah, 2009).

KESIMPULAN1. Dari hasil analisis data penelitian yang telah

dilakukan di Hutan Geumu GampoengLuetung Mane, nilai tingkat kesamaan jenispakan Gajah Sumatera antara habitat hutanprimer dan sekunder memiliki tingkatkesamaan jenis katagori tinggi (IS= 61.90%)

2. Ditemukan 26 jenis tumbuhan pakan yangsama di kedua habitat (hutan primer dansekunder) antara lain seperti Bauhinia

glabra, Calamus ciliaris, Leea indica (Burm.f.) Merr, Blechnum Sp dan Piper sp di hutanprimer. Sedangkan hutan sekunder Axonopus

Compressus, Artocarpus heterophyllus,

Mimosapudica, Pennisetum purpureum,

Paspalum conjugatum dan lain-lainnya.3. Jumlah pakan gajah yang ditemukan di

habitat hutan primer adalah 31 jenis danhabitat hutan sekunder 53 jenis.

4. Kelompok tumbuhan yang paling disukaigajah di hutan Geumu adalah famili Poaceae,Moraceae, Arecaceae, dan Euphorbiaceae.

5. Lama aktivitas makan di hutan primer adalah68.67 % dan 31.32 % aktivitas lainnya,sedangkan di habitat hutan sekunder 73 %dan 26.99 % aktivitas lainnya.

DAFTAR PUSTAKAAbdullah, Asiah, dan Japisa T 2010.

Karakteristik Habitat Gajah Sumatera(Elephas maximus sumatranus) DIKawasan Ekosistem Seulawah KabupatenAceh Besar

Alikondra, S. M. Thohari.Oentario, Y. Basuni,S. Subiandon, E. Prayono, A.Koesdiwan.1995. Penyusunan RencanaTeknik (Desaige Engineering) PengiringanGajah Sumatera di Daerah Istimewa Aceh,Ditjen Perlindungan Hutan dan PelestarianAlam. Bogor.

Armanda, F. 2013. Gajah Sumatera danPengelolaannya. Khazanah Flora dan FaunaNusantara. Yayasan Obor Indonesia.Jakarta

Betriaroza. 2010 Desain Pengelolaan PakanGajah Sumatera (Elephas maximussumatranus Temminck 1847) DI ArboretumPT. Arara Abadi Propinsi Riau.

Bintoro,1992.http://syithaasveterinary.blogspot.com/Mengenal Gajah Sumatera .html.

Citra O,S 2014. Kajian Pakan Gajah Sumatera(Elephas maximus sumatranus) di Resort

Page 22: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

47 Abdullah, dkk

Pemerihan Taman Nasional Bukit BarisanSelatan Lampung.

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan danKonservasi Alam. 2007. Strategi danRencana Aksi Konservasi Gajah Sumateradan Gajah Kalimantan 2007-2017.Departemen Kehutanan RI.

Http://Blogmhariyanto.Blogspot.Com/2009/07/Gajah-Sumatera.Html.Emrich Anette,Benno Pokorny, Dr, Cornelia Sepp. (2000)Relevansi Pengelolaan Hutan SekunderDalam Kebijakan Pembangunan (PenelitianHutan Tropika). Deutsche Gesellschaft FürTechnische Zusammenarbeit (Gtz) GmbhPostfach 5180 D-65726 Eschborn.

Http// Alamaeda. s.blogspot.com/2009/08//kriteria hutan Indonesia. Kalimantan

Http: //Id.Wikipedia.Org/Wiki/Schumach 1827Kategori 1 Maret 2011.Tumbuhan Menurutjenis.

Http:// Science andri.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-angiospermae/Gramineae atauPoaceae.html

Djufri, 2003 Pemantauan Makanan Alami GajahSumatera (Elephas maximus sumatraensis)di Taman Hutan Raya Cut Nya’ DhienSeulawah, Aceh Besar

Lamprecht, 1986, (Besama Irwanto 2006) .Jurnal Dinamika dan Pertumbuhan HutanSekunder. Yogyakarta.

Mahrizal. 1993. Kajian Tentang HubunganAntara Ukuran Jejak Kaki dan ParameterMorfologi Lainnya Dengan Tingkat UmurPada Populasi Gajah (Elephas maximus

sumateranus Temminck, 1947) diPLG.Skripsi Sekolah Tinggi IlmuKehutanan PTIA Banda Aceh.

Martin P. & Bateson P. 2007. Measuring

Behaviour, 3rd edition. CambridgeUniversity Press.

Nuri Dwi, dkk, 2013. Tingkah Laku HarianGajah Sumatera (Elephas maximus

sumatranus) di Bali Safari and MarinePark, Gianyar.

Sitompul, A.F. 2011. Ecology and Conservation

of Sumatran Elephants (Elephas maximus

sumatranus) in Sumatra, Indonesia.

Dissertation. University.of.Massachusetts.

Amherst.http://scholarworks.umass.edu/ope

n_access_dissertations/355 (Diakses 25Mei 2012).

Soerianegara. (1998). Ekologi Hutan Indonesia.Laboratorium Ekologi Hutan FakultasKehutanan IPB.

Sukumar. 2003. Tinjauan Pustaka A GajahSumatera (Elephas maximus sumatranus)Digilib Unila.ac.id/3806/13/2011.

Sunardi, E. 2012. Pengelolaan Gajah Sumatera(Elephas maximus sumatranus) pada CRUdi Kawasan Ekowisata TangkahanKabupaten Langkat Propinsi SumateraUtara. Skripsi Sekolah Tinggi IlmuKehutanan.

Syarifuddin, H. 2008. (Bersama Dasman, 1981)Analisis Daya Dukung Habitat danPemodelan Dinamika Populasi GajahSumatera (Elephas maximus sumatranus).Studi Kasus di Kawasan Seblat KabupatenBengkulu Utara. Sekolah Pasca Sarjana.Institut Pertanian Bogor. (Diakses 2 Juni2012).

Syahputra, D. 2015. Manajemen Bioversitydalam Melindungi, Mempertahankan danMemperkaya Sumber Daya Genentik danPemanfaatannya. Abstrak Seminar NasionalProf. Dr. Soendjoto, M. Sc. Tanggal 02Maret 2015.

Ulum, 2010. Produksi Biomasa Dan Nilai KalorKayu Acacia nilotica. Hlm. 207.

Widyastuti, E, Y. (1993). Flora Fauna Maskotdan propinsi. Propinsi Lampung.

W, Sitorus,2011http://repository.usu. ac.id/bitstream/123456789/29408/4/Chapte.pdf.

Zahrah, M. 2002. Analisa KarakteristikKomunitas Vegetasi Habitat GajahSumatera (Elephas maximus sumatranus)

Di Kawasan Hutan Kabupaten Aceh Timurdan Kabupaten Langkat.Thesis ProgramPasca Sarjana IPB.

Page 23: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002