Upload
dinhduong
View
236
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
PADA NN Y YANG MENGALAMI TB PARU
DENGAN PENGOBATAN OAT DI RUANG ANTASENA
RS DR H MARZOEKI MAHDI BOGOR
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
FAIRUS ALI ABDAD
1006823261
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
DEPOK
JUNI 2013
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL PADA NN Y
YANG MENGALAMI TB PARU DENGAN PENGOBATAN OAT
DI RUANG ANTASENA RS DR H MARZOEKI MAHDI BOGOR
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners keperawatan
FAIRUS ALI ABDAD
1006823261
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
DEPOK
JUNI 2013
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
HALAMAN PERNYAT AAN ORlSINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Fairus Ali Abdad SKep
1006823261
~~~~M~
Cf~~Y-vs AIt AbJJ )
13 Juni 2013
11 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Profesi Keperawatan Ners
Judul Karya Ilmiah Akhir
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang Mengalami TB pam dengan Pengobatan OAT Di Ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners
Keperawatan Fakultas IImu Keperawatan Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing dan Penguji I
~~ ~-
(Dr Mustikasari SKp MARS)
Penguji II
Ditetapkan di Rogor
Tanggal 13Juni 2013
111 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
iv Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya
ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional
pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang
Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya
ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara
moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud
menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada
1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff
dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman
untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor
3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp
KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya
Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan
hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan
4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf
yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang
telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai
harganya selama penulis melaksanakan praktek
5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya
Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar
saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun
spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan
lancar dan sukses
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
v Universitas Indonesia
6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi
dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga
pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah
7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala
dukungan dan bantuannya
Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa
terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar
menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa
membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa
yang akan datang
Depok Juni 2013
Penulis
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Ners Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas
karya i1miah saya yang betjudul
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB
Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi
Bogor
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Bogor
Pada Tanggal 13 Juni 2013
Yang menyatakan
~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)
vi Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
vii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013
Fairus Ali Abdad
Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor
x + 31 halaman + 4 lampiran
ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat
Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013
Fairus Ali Abdad
Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices
ABSTRACT
Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition
Keywords
Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL PADA NN Y
YANG MENGALAMI TB PARU DENGAN PENGOBATAN OAT
DI RUANG ANTASENA RS DR H MARZOEKI MAHDI BOGOR
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners keperawatan
FAIRUS ALI ABDAD
1006823261
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
DEPOK
JUNI 2013
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
HALAMAN PERNYAT AAN ORlSINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Fairus Ali Abdad SKep
1006823261
~~~~M~
Cf~~Y-vs AIt AbJJ )
13 Juni 2013
11 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Profesi Keperawatan Ners
Judul Karya Ilmiah Akhir
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang Mengalami TB pam dengan Pengobatan OAT Di Ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners
Keperawatan Fakultas IImu Keperawatan Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing dan Penguji I
~~ ~-
(Dr Mustikasari SKp MARS)
Penguji II
Ditetapkan di Rogor
Tanggal 13Juni 2013
111 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
iv Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya
ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional
pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang
Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya
ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara
moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud
menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada
1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff
dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman
untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor
3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp
KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya
Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan
hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan
4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf
yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang
telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai
harganya selama penulis melaksanakan praktek
5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya
Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar
saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun
spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan
lancar dan sukses
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
v Universitas Indonesia
6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi
dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga
pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah
7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala
dukungan dan bantuannya
Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa
terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar
menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa
membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa
yang akan datang
Depok Juni 2013
Penulis
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Ners Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas
karya i1miah saya yang betjudul
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB
Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi
Bogor
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Bogor
Pada Tanggal 13 Juni 2013
Yang menyatakan
~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)
vi Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
vii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013
Fairus Ali Abdad
Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor
x + 31 halaman + 4 lampiran
ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat
Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013
Fairus Ali Abdad
Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices
ABSTRACT
Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition
Keywords
Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
HALAMAN PERNYAT AAN ORlSINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Fairus Ali Abdad SKep
1006823261
~~~~M~
Cf~~Y-vs AIt AbJJ )
13 Juni 2013
11 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Profesi Keperawatan Ners
Judul Karya Ilmiah Akhir
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang Mengalami TB pam dengan Pengobatan OAT Di Ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners
Keperawatan Fakultas IImu Keperawatan Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing dan Penguji I
~~ ~-
(Dr Mustikasari SKp MARS)
Penguji II
Ditetapkan di Rogor
Tanggal 13Juni 2013
111 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
iv Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya
ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional
pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang
Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya
ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara
moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud
menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada
1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff
dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman
untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor
3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp
KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya
Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan
hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan
4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf
yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang
telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai
harganya selama penulis melaksanakan praktek
5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya
Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar
saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun
spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan
lancar dan sukses
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
v Universitas Indonesia
6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi
dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga
pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah
7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala
dukungan dan bantuannya
Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa
terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar
menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa
membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa
yang akan datang
Depok Juni 2013
Penulis
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Ners Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas
karya i1miah saya yang betjudul
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB
Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi
Bogor
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Bogor
Pada Tanggal 13 Juni 2013
Yang menyatakan
~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)
vi Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
vii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013
Fairus Ali Abdad
Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor
x + 31 halaman + 4 lampiran
ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat
Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013
Fairus Ali Abdad
Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices
ABSTRACT
Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition
Keywords
Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Profesi Keperawatan Ners
Judul Karya Ilmiah Akhir
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang Mengalami TB pam dengan Pengobatan OAT Di Ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners
Keperawatan Fakultas IImu Keperawatan Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing dan Penguji I
~~ ~-
(Dr Mustikasari SKp MARS)
Penguji II
Ditetapkan di Rogor
Tanggal 13Juni 2013
111 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
iv Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya
ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional
pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang
Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya
ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara
moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud
menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada
1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff
dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman
untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor
3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp
KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya
Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan
hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan
4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf
yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang
telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai
harganya selama penulis melaksanakan praktek
5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya
Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar
saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun
spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan
lancar dan sukses
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
v Universitas Indonesia
6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi
dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga
pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah
7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala
dukungan dan bantuannya
Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa
terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar
menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa
membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa
yang akan datang
Depok Juni 2013
Penulis
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Ners Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas
karya i1miah saya yang betjudul
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB
Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi
Bogor
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Bogor
Pada Tanggal 13 Juni 2013
Yang menyatakan
~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)
vi Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
vii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013
Fairus Ali Abdad
Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor
x + 31 halaman + 4 lampiran
ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat
Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013
Fairus Ali Abdad
Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices
ABSTRACT
Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition
Keywords
Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
iv Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya
ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional
pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang
Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya
ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara
moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud
menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada
1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff
dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman
untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor
3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp
KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya
Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan
hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan
4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf
yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang
telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai
harganya selama penulis melaksanakan praktek
5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya
Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar
saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun
spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan
lancar dan sukses
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
v Universitas Indonesia
6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi
dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga
pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah
7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala
dukungan dan bantuannya
Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa
terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar
menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa
membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa
yang akan datang
Depok Juni 2013
Penulis
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Ners Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas
karya i1miah saya yang betjudul
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB
Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi
Bogor
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Bogor
Pada Tanggal 13 Juni 2013
Yang menyatakan
~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)
vi Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
vii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013
Fairus Ali Abdad
Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor
x + 31 halaman + 4 lampiran
ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat
Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013
Fairus Ali Abdad
Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices
ABSTRACT
Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition
Keywords
Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
v Universitas Indonesia
6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi
dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga
pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah
7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala
dukungan dan bantuannya
Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa
terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar
menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa
membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa
yang akan datang
Depok Juni 2013
Penulis
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Ners Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas
karya i1miah saya yang betjudul
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB
Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi
Bogor
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Bogor
Pada Tanggal 13 Juni 2013
Yang menyatakan
~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)
vi Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
vii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013
Fairus Ali Abdad
Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor
x + 31 halaman + 4 lampiran
ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat
Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013
Fairus Ali Abdad
Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices
ABSTRACT
Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition
Keywords
Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Fairus Ali Abdad SKep
NPM 1006823261
Program Studi Ners Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas
karya i1miah saya yang betjudul
Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB
Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi
Bogor
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Bogor
Pada Tanggal 13 Juni 2013
Yang menyatakan
~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)
vi Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
vii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013
Fairus Ali Abdad
Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor
x + 31 halaman + 4 lampiran
ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat
Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013
Fairus Ali Abdad
Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices
ABSTRACT
Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition
Keywords
Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
vii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013
Fairus Ali Abdad
Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor
x + 31 halaman + 4 lampiran
ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat
Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013
Fairus Ali Abdad
Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices
ABSTRACT
Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition
Keywords
Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013
Fairus Ali Abdad
Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices
ABSTRACT
Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition
Keywords
Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ivvi
ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN
ixx
1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5
2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7
211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11
3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15
33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
4 Analisis Situasi
17
41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah
2326
5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30
Daftar PustakaLampiran-lampiran
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini
dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga
lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh
manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit
pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta
merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di
Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)
Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek
yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk
pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia
pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat
ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar
05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini
membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi
kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk
mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga
dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah
menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria
Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah
pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru
dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu
terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan
berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
2
Universitas Indonesia
penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi
perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air
Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya
pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010
tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen
Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap
penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa
target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan
benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan
nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif
walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN
2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus
TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-
upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari
setiap elemen masyarakat
Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan
diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya
epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang
berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta
meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)
Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di
zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor
stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat
secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak
hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran
TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
3
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-
gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa
batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara
yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk
berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada
penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis
penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah
konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana
terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi
yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan
hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu
lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa
kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis
individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada
disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika
tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih
serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah
harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi
ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku
individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya
individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol
situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi
keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu
memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
4
Universitas Indonesia
situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah
terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius
Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR
situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami
masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart
(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya
kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang
akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang
mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan
akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi
kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi
tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu
pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara
holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga
diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia
12 Rumusan Masalah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis
sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami
berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan
ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan
spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman
pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit
ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya
masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya
bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu
Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali
tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan
dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini
juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang
hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam
program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar
belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang
berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang
mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr
H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo
13 Tujuan Penulisan
131 Tujuan umum
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB
paru
132 Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat
terjadi pada klien dengan penyakit TB paru
b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru
c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait
14 Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu aplikatif dan metodologi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6
Universitas Indonesia
141 Manfaat Ilmu
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga
diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru
142 Manfaat Aplikatif
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan
psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan
dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan
143 Manfaat Metodologi
Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru
sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi
penulisan karya ilmiah berikutnya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan
karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah
situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan
OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep
yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial
pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada
pasien TB paru
21 TB Paru
211 Definisi
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan
tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit
infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian
tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara
menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa
penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ
atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma
tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering
menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya
nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya
212 Tanda dan gejala Fisik
Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut
Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala
tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
8
Universitas Indonesia
tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering
dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)
sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam
meriang lebih dari sebulan
213 Dampak Psikologis
Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala
fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala
psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi
seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita
mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit
kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada
tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja
karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang
menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi
penderita TB paru itu sendiri
Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat
mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan
atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi
oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang
berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa
tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali
mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan
merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita
lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat
214 Pemeriksaan penunjang
Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu
dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana
pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
9
Universitas Indonesia
dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari
penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan
dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan
pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila
terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen
dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price
Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen
dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi
pemeriksaan bakteriologi atau histologi
215 Pengobatan TB paru
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian
mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006
dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB
diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin
(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan
2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Minum Obat (PMO)
3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan
lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila
pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap
lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
10
Universitas Indonesia
waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh
Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya
adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping
yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli
gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain
bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes
2008)
Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya
menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan
dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan
bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan
putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang
cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk
mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas
dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia
Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek
samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default
dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping
OAT
22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru
Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana
tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya
merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami
ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial
yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri
dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
11
Universitas Indonesia
situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu
perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini
dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan
perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial
yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan
bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa
seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi
beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan
asuhan keperawatan yang lebih berkualitas
Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah
kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)
menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau
oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri
yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita
TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman
khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya
sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang
masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita
23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru
Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada
batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara
subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau
peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada
harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
12
Universitas Indonesia
tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya
tampak bimbang dan tidak asertif
Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan
Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter
Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi
harga diri rendah
2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien
3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri
4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya
masalah tanda dan gejala serta akibatnya
5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi
situasi
6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif
7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki
9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan
melakukan kegiatan yang positif
10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien
dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih
sesuai
11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri
12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan
keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)
13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
harga diri
Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah
ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas
dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang
mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
13
Universitas Indonesia
masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi
keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari
Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial
FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut
1) Bantu pasien mengenal ansietas
2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari)
3) Lakukan pendekatan spiritual
4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan
prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien
5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan
sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien
6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan
klien
7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas
yang positif selama di rawat di rumah sakit
8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti
teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
14 Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS
31 Pengkajian
Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah
pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa
berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa
medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat
masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah
berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien
sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas
Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah
berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual
muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan
penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit
keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien
dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti
Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang
malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan
bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit
makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka
jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit
sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu
37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36
Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)
15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva
pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb
116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
15
Universitas Indonesia
Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran
bahwa klien kemungkinan menderita TBC
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani
menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih
karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini
juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa
khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih
memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data
bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan
efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan
obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat
penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
32 Masalah Keperawatan
Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa
masalah keperawatan yaitu
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Data Subjektif
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap
Data Objektif
Klien tampak lemah
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
16
Universitas Indonesia
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 uL SGPT 90 uL
2 HDR situasional ditandai dengan
Data Subjektif
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti
bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak
produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan
keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan
penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Data Objektif
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya
tentang penyakit
3 Ansietas ditandai dengan
Data Subjektif
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung
merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya
khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
17
Universitas Indonesia
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan
bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara
pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan
informasi yang tepat dari perawat
Data Objektif
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru kepada perawat
Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah
keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya
ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu
terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul
karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang
dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya
33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan
Prioritas
Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah
pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran
akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat
klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru
yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR
situasional
Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan
rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek
samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
18
Universitas Indonesia
memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan
ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain
disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami
klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh
kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi
Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat
beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu
1 Harga diri rendah (HDR) situasional
2 Ansietas
Kecemasan
Perubahan peran
HDR situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
19 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan
harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan
pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis
yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan
analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah
41 Profil lahan praktek
Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di
RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini
berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat
tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien
laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia
Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro
SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu
Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang
perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III
keperawatan
42 Analisis masalah keperawatan
421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan
Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami
klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang
menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan
persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan
masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam
(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor
tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan
kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan
dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini
merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
20
UniversitasIndonesia
sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang
terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang
tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk
akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk
Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita
berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat
yang tinggal diwilayah tersebut
Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan
lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan
keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana
disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi
perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit
menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan
penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman
Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang
paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya
wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal
didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem
sanitasi lingkungan yang buruk
422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru
Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah
mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal
ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek
samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah
Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan
perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
21
UniversitasIndonesia
perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu
dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara
mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan
penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga
masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi
423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru
Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga
diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y
disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang
dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman
kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan
bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir
akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang
menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR
Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah
kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif
tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa
penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib
bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga
saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah
masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa
beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan
bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit
keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada
kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi
psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh
dan ditolak oleh lingkungannya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
22
UniversitasIndonesia
Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan
perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan
informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini
diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah
walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk
dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar
program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan
yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan
masyarakat secara umum
424 Ansietas pada penderita TB paru
Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan
terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien
mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi
OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah
kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan
Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah
kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma
tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT
merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai
dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu
hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT
merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya
Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan
ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat
menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan
lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang
penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada
dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
23
UniversitasIndonesia
tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan
bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini
masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu
takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika
dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi
akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi
pengetahuan dan harga diri rendah situasional
Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah
defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang
menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi
klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan
membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait
kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya
bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya
munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk
tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat
untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius
Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang
erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang
dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang
menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa
ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita
suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan
munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada
diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan
bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu
dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini
dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang
menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
24
UniversitasIndonesia
ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya
kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui
bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh
multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak
menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB
Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu
melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi
43 Analisis Intervensi
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan
dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap
masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang
yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami
masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat
Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah
fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal
diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan
berbahaya
431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional
Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)
menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak
dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan
mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya
akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu
agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan
terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang khusus
Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional
yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
25
UniversitasIndonesia
pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan
kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri
yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri
rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam
berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih
percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran
yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini
diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah
dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status
kesehatan klien secara keseluruhan
Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat
terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan
yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan
yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan
lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang
dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang
perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara
menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali
Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang
dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik
terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan
lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi
kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih
optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa
berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber
kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
26
UniversitasIndonesia
dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh
pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan
tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan
intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas
asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien
432 Intervensi terhadap kecemasan
Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima
atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun
demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi
yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan
pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan
dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian
pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga
untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi
kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih
optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam
Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat
bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai
tingkat kesehatan yang lebih optimal
433 Peran serta keluarga
Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan
dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit
Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan
memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)
dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi
untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan
suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
27
UniversitasIndonesia
faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi
klien
Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan
perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara
mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter
Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk
melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan
mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah
sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-
prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan
dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri
44 Alternatif pemecahan masalah
Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri
rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan
semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat
dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional
adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi
untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan
agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan
yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang
menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini
mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang
khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal
Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)
menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
28
UniversitasIndonesia
menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah
dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi
gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien
Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya
masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program
perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan
Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang
mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu
diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di
areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan
bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu
memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan
asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya
asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan
spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien
dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal
Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan
memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar
hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih
optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan
perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah
pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif
terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)
menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan
berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
51 Kesimpulan
Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya
berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk
akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi
kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan
disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan
bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang
ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini
masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian
penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah
Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain
mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial
Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya
adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan
Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak
menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi
pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih
dikelilingi oleh banyak stigma
Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek
yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual
Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting
Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah
harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir
positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap
permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
30
UniversitasIndonesia
terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini
terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih
percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih
maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam
mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari
kondisi penyakit yang dideritanya
Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi
keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien
dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan
perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan
terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah
situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling
mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan
keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan
yang dialami klien dan keluarga
52 Saran
521 Saran bagi keilmuan
Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan
ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada
penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah
situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi
dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial
522 Saran aplikatif
Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan
penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area
keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat
terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
31
UniversitasIndonesia
peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga
diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan
psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak
manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan
meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara
berjenjang dan berkesinambungan
523 Saran penelitian berikutnya
Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi
tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan
masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya
ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada
penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah psikososial penderita TB paru
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2012) http www bps goid
CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics
reports 2008 defaulthtm
Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta
Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for
individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis
Company
Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives
FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak
dipublikasikan
Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing
practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38
Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB
Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia
2010-2014
Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC
McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting
the health of populations Philadelphia WB Saunders company
Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for
women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225
First published online June 9th 2011
Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the
Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier
Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses
dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC
Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit
Salemba Medika
Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit
Edisi 6 Jakarta EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Universitas Indonesia
Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis
Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian
Journal of tropical and infectious disease
Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis
Depok FKM - Universitas Indonesia
Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid
2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb
Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp
Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC
Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC
Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta
EGC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN
1Identitas pasien
Nama Nn Y
No rekam medic 262728
Usia 18 tahun
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Status marital belum menikah
Pekerjaan tidak bekerja
Suku Sunda
Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat
Tanggal masuk RS 9 Mei 2013
Tanggal pengkajian 10 Mei 2013
Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)
2 Riwayat Kesehatan
21 Riwayat penyakit saat ini
Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang
telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas
22 Riwayat penyakit masa lalu
Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami
batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya
memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya
dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang
sangat memprihatinkan
23 Riwayat penyakit keluarga
Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu
Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu
Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti
24 Struktur keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama
kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup
terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh
ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga
25Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
3Pemeriksaan Fisik
31 Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg
(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15
32 Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih
distribusi merata
Mata
Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh
warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan
Hidung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih
tidak ada secret
Mulut
Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan
lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan
Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi
pendengaran tidak ada kelainan
Leher
Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak
bendungan vena jugularis
Ekstremitas atas
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan
klien sebelah kanan
Dada
Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki
pada area apeks paru kanan dan kiri
Abdomen
Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada
Genitourinaria dan anus
Tidak diperiksa
Kulit dan kuku
Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor
kulit baikkuku bersih
Ekstremitas bawah
Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan
4 Pemeriksaan Psikososial
Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat
menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga
mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa
depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga
Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa
khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien
mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan
dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang
jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat
5 Pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan
harian
Di rumah Di rumah sakit Keterangan
1 Makan Sebelum sakit klien memang
suka pilih-pilih makanan
makan hanyasedikit dan
lebih sering jajan diluar
Sejak dirawat klien
hanya makan 1-3
suap nasi
Klien mengeluh
mual disertai
rasa ingin
muntah dan
tidak nafsu
makan
2 Minum Klien mengatakan jarang
minum terutama saat berada
di luar rumah
Klien hanya minum
2-3 gelas air putih
3 BAB Klien BAB dua hari sekali
konsitensi lunak bau warna
dan jumlah dalam batas
normal
Belum BAB sejak
masuk RS
4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau
warna dan jumlah khas
Klien BAK 5-
6xhari Bau warna
dan jumlah normal
5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8
jamhari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
6 Kebersihan
diri
Klien mandi 1-2xhari
keramas dan gosok gigi rutin
setiap hari
Klien hanya di lap
dengan washlap
oleh orang tua
sikat gigi 1xhari
dan keramas belum
dilakukan
6 Pemeriksaan penunjang
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
2832013 Rontgen thorax (hasil
pemeriksaan di klinik Katili-
Bogor)
Kesan
KP
Jantung tampak normal
952013 Laboratorium Hematologi
Hemoglobin 116
Leukosit 5100
Trombosit 552000
Hematokrit 34
Kimia darah
SGOT 330
SGPT 90
Ureum 195
Kreatinin 057
GDS 89
1152013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direct 058
SGOT 159
SGPT 156
Bilirubin total 107
Bilirubin indirect 049
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1552013 Laboratorium Kimia darah
Bilirubin direk 039
SGOT 31
SGPT 93
Bilirubin total 081
Bilirubin indirect 042
7 Daftar Terapi medis
Infus RL D5 8 jamkolf
Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)
Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)
HP pro 3x1 tablet
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan
1 DS
Perut terasa mual ada rasa ingin muntah
makan sulit hanya masuk 1-3 suap
DO
Klien tampak lemah
TD 10080 mmHg nadi 88xmenit
suhu 37 C dan frekuensi napas
22xmenit
Tinggi badan 155 cm
BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan
sebelum masuk RS)
Berat badan saat ini 36 kg
BB ideal 495 - 605 kg
IMT= 15
Lingkar lengan atas 18 cm
Konjungtiva pucat warna pink muda
Sklera agak keruh ikterik tidak ada
Bibir agak pucat dan kering
Hb 116 mg dL
SGOT 330 SGPT 90
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2 DS
Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya
kepada orang lain sedih karena terpaksa harus
berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini
merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak Klien dan keluarganya masih
memandang bahwa penyakit TB paru
Harga diri rendah situasional
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga
DO
Klien tampak murung
Pasif
Cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya
Memilih menyebutkan jenis penyakit lain
jika ada yang bertanya tentang penyakit
3 DS
Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak
oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh
orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan
keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang
cara pengobatan dan perawatan TB paru dan
mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat
TBC
Meminta informasi kepada perawat
tentang cara pengobatan dan perawatan
TB paru kepada perawat
Ansietas
(terkaji tanggal 15 Juni 2013)
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan kondisi
TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit
suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit
Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat
Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang
disediakan RS habis
Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat
mendekati BB ideal (55kg)
Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
1 Pantau status nutrisi klien ukur BB
IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)
2 Pantau TTV
3 Evaluasi keluhan mual muntah dan
pengaruhnya terhadap asupan nutrisi
klien
4 Motivasi klien untuk makan dalam
porsi sedikit tapi sering
Mengetahui status nutrisi klien dan
memudahkan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai
Status hemodinamik penting untuk
dipantau guna mengetahui kondisi
sistemik tubuh pasien
Menilai kemajuan efektivitas
intervensi keperawatan yang
diberikan
Porsi sedikit tapi sering dapat
menurunkan resiko mual akibat
asupan nutrisi yang tiba-tiba
terhadap lambung
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
5 Motivasi klien untuk melakukan
perawatan mulut secara adekuat dengan
menggosok gigi minimal 2x perhari
atau berkumur-kumur dengar cairan
desinfektan
6 Motivasi klien untuk segera
mengkonsumsi makanan dalam
keadaan masih hangat
7 Anjurkan klien untuk modifikasi
makanan disesuaikan dengan diit
kesukaan klien yang masih sesuai
dengan diit anjuran saat ini
Kolaborasi
1 Pantau nilai laboratorium
2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli
gizi terkait program diet yang sesuai
dengan kebutuhan klien
3 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti emetik dan
antibiotik
Menurunkan ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut
Sajian hangat dapat meningkatkan
nafsu makan
Makanan yang disukai dapat
meningkatkan selera makan
sehingga kebutuhan nutrisi yang
adekuat dapat dipenuhi
Nilai laboratorium dapat
membantu menetukan status nutrisi
secara biokomiawi
Asupan kalori dan protein yang
cukup tinggi pada penderita TB
paru diperlukan untuk melawan
proses infeksi dan mendukung
proses penyembuhan
Antiemetik berfungsi menekan
keluhan atau gejala mual dan
muntah antibiotik sebagai agent
melawan mikrobiologi penyebab
penyakit
Diagnosa II
Harga diri rendah (HDR) situasional
Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif
Kriteria evaluasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien
mampu
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif
Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan
fisik
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Diskusikan dengan klien HDR situasional
meliputi penyebab proses terjadinya tanda
dan gejala serta akibat dari perasaan
negatif yang dirasakannya
2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran
positif
3 Bantu klien mengembangkan kembali
harga diri positif melalui kegiatan yang
positif
4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang
ada pada keluarga rumah sakit dan
lingkungan terdekat (misalnya layanan
keagamaan petugas sosial perawat
spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan
sebagainya)
Memberi kesempatan pada klien
untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga beban
perasaan dapat berkurang
membantu klien mengenali
masalah psikososial yang perlu
diatasi
Meningkatkan kemampuan klien
dalam mengenal aspek positif
yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah
Membantu klien meningkatkan
aktualisasi diri melalui kegiatan
yang bermanfaat sehingga klien
kembali merasa berharga
Memberikan dukungan sosial
yang lebih maksimal pada klien
agar klien meraasa bahwa
dirinya tidak sendiri dan memiliki
faktor pendukung yang baik
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Diagnosa III
Ansietas
Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan
Kriteria evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan
terbuka
Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi
melalui pengalihan perhatian
Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki
Rencana intervensi keperawatan
Intervensi Rasional
1 Bantu klien mengenal kecemasannya
2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri berupa pengalihan situasi
3 Lakukan pendekatan spiritual
4 Sediakan informasi faktual yang terkait
diagnosis terapi dan prognosis sesuai
kebutuhan informasi yang ditunjukkan
klien
5 Libatkan keluarga dalam memberi
penguatan positif tekait perasaan klien
Klien mampu mengenali kondisi
psikologisnya sehingga mampu
mengontrol pikiran dan
perasaannya
Mengalihkan klien dari pikiran-
pikiran negatif dan membantu
klien agar lebih rileks
Pendekatan spiritual diperlukan
untuk memberikan penguatan
pikiran atas beban yang
dirasakan klien
Kondisi defisiensi pengetahuan
tentang kesehatannya kerap kali
berakibat pada munculnya
kecemasan
Keluarga merupakan sistem
pendukung klien yang paling
utama
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Waktu Implementasi Evaluasi
Hari ke- I
Dinas pagi
11052013
0800
0900
1100
1230
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat
makan sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf
tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR
18xmenit makan siang habis frac34 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan asupan makan
makan segera saat masih hangat
makan sedikit sedikit tapi sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV ukur BB setiap hari
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0900
Diagnosa HDR situasional
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan
saya yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Gunakan teknik komunikasi yang tepat
Hari ke II
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
13052013
DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual
hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih
lemes
DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak
lemas
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari
S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi
tidak mau makan bubur terus
O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0815
1100
1230
0900
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat makan disaat masih hangat makan
sedikit-sedikit tapi sering
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tab
DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya
sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru
DO Klien masih tampak murung dan pasif
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu
Klien
tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat
makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi
sering
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV Ukur BB
Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti
juss susu hangat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya
yang sakit paru-paru
OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya
A masalah belum teratasi
P
Klien
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
yang dirasakan akibat penyakitnya
Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait
kondisi sakit yang dialaminya
Memotivasi klien untuk menggali aspek positif
yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai
suatu anugerah dari Tuhan YME
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Gali aspek positif yang dimiliki
Perawat
Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam
gunakan teknik komunikasi yang sesuai
Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat
Hari ke III
Waktu Implementasi Evaluasi
Dinas pagi
14052013
0800
DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu
porsi
DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV
mengobservasi tetesan infuse
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit
suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1330
0900
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang mengobservasi
aktivitas makan siang klien
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Cek ulang laboratorium
- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet
- INH 100mg 1x1 tablet
DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang
mau bilang apa
DO
tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
Diagnosa II harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang
ditunjukkan klien dihadapan perawat
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk
makan nasi bukan bubur
S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai
membaca buku atau menulis diary
O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca
dan menulis
Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek
positif yang lain untuk dilakukan di RS
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
menghadapi setiap masalah yang dihadapi
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Hari ke ndash IV
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
15052013
0820
DS makannya sudah normal malah kalau malam suka
minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis
satu porsi
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Implementasi
Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV
mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya
O
keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu
36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai
laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Perawat
Pantau TTV
Ukur BB setiap hari
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1100
1230
1030
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral
HP pro 1 tablet
Memantau nilai laboratorium
DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis
saja
DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka
aktivitas hobi dilakukan di RS
Diagnosa HDR situasional
Implementasi
Memberi pujian atas sikap positif klien yang
ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam
mengahadapi semua permasalahan hidup
Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang
masih dapat dilakukan di RS
Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa
Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat
Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat
seperti juss susu roti dll
Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis
S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak
apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting
saya yakin bisa sembuh
O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi sebagian
P
Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan
menulis
Perawat
Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS
Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam
melakukan hobi selama di rawat di RS
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
0945
mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam
keadaan sakit
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika
klien telah selesai masa rawatnya
DS
khawatir dengan pengobatan paru dan efek
sampingnya langsung merasa mual jika
membayangkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain
akibat penyakit TB paru-nya ini
DO
Klien tampak murung
Tidak ceria
Tegang jika membicarakan tentang obat TBC
Dx Ansietas
Mengeksplorasi perasaan klien terkait
kecemasannya
S
semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti
saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan
TBC
O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias
dalam menerima informasi yang disampaikan perawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien
- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya
- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang
dapat dipertanggung jawabkan
Perawat
- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
Membantun klien mengenal kecemasannya
meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang
ditimbulkan
Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran
negatif yang menyebabkan kecemasan
Mengkaji kebutuhan klien akan informasi
kesehatan yang menyebabkan cemas
Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan
dirumah mengatasi efek samping OAT
Menganjurkan klien untuk mencari sumber
informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan
tentang masalah kesehatan
tentang perawatan dan pengobatan TBC
- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk
mendapat penkes tentang pengobatan TBC
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
Hari ke V
waktuImplementasi Evaluasi
Dinas pagi
16052013
0800
1100
1230
1315
DS makannya sudah normal
DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu
porsi aktivitas ngemil ada
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus
Mengukur Berat badan
Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan
makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas
ngemil sehat
Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)
Memfasilitasi makan siang
Memberi terapi oral HP pro 1 tablet
Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise
- Besok boleh pulang
- Obat dirumah
Ripamfisin
3 hari pertama 1x300 mg
S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa
diizinkan pulang oleh dokter
O
keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu
36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat
ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada
A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi
P
Klien
Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat
Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan
keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya
Perawat
- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat
(TKTP)
- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1130
3 hari berikutnya 1x450
INH
3 hari pertama 1x200 mg
3 hari berikutnya 1x300 mg
- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013
DS gak sabar ingin pulang
DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas
membaca dilakukan di RS
Diagnosa harga diri rendah situasional
Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien
yang ditunjukkan kepada perawat
Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat
sudah kembali ke rumah
Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan
klien setelah tiba dirumah
S sudah siap pulang
OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan
menulis dilakukan dengan mandiri
A masalah teratasi
P
Klien
Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas
hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang
Perawat
- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013
1315
DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi
bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran
DO
klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah
kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali
dirumah
Diagnosa Ansietas
Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter
Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan
memberikan leaflet tentang cara perawatan klien
dirumah
S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya
lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses
pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok
dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster
berikan
O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien
dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat
A masalah teratasi sebagian
P
Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber
yang terpercaya
Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat
Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013