Upload
trinhtram
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN TRUST DAN KNOWLEDGE SELF EFFICACYTERHADAP KNOWLEDGE SHARING
SERTA DAMPAK KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KINERJA
(The Relationship Between Trust and Knowledge Self Efficacy on Knowledge
Sharing and Effect of Knowledge Sharing on Performance)
TESIS
RUTH FLORENCE TOBING1006742895
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM MAGISTER SAINS
DEPOK
JUNI 2012
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN TRUST DAN KNOWLEDGE SELF EFFICACYTERHADAP KNOWLEDGE SHARING
SERTA DAMPAK KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KINERJA
(The Relationship Between Trust and Knowledge Self Efficacy on Knowledge
Sharing and Effect of Knowledge Sharing on Performance)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar magister sains
RUTH FLORENCE TOBING1006742895
FAKULTAS PSIKOLOGIPROGRAM MAGISTER SAINS
DEPOKJUNI 2012
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Ruth Florence Tobing
NPM : 1006742895
Tanda Tangan : ...............................
Tanggal : 27 Juni 2012
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
pertolongan dan kasih-Nya saya dapat menyelesaikan tesis ini. Saya menyadari
tanpa bantuan dari segala pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk dapat
menyelesaikan tesis yang menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
magister sains. Semua indah pada waktunya Tuhan.
Terima kasih saya ucapkan kepada Corina D. Riantoputra, Ph.D., selaku
pembimbing tesis, yang tidak pernah berhenti memberikan waktu, semangat, ilmu
dan kesabaran beliau kepada saya. Terima kasih pula saya ucapkan kepada Adi
Respati, S.Psi., M.Si atas segala ilmu dan waktu yang diberikan berikan agar
kualitas dari tesis ini terus meningkat. Serta tidak lupa terima kasih saya ucapkan
kepada Retno Setyaningsih yang memberikan waktu serta masukkan demi
kemajuan tesis ini. Penyusunan tesis ini tidak akan berjalan baik tanpa adanya
kerja sama dari pihak Program Studi dan Fakultas Psikologi: Harri Susianto,
Ph.D., Augustine Dwi Putri Sukarlan M.Si., Dr. Cut Rifa Mutia MA., dan Irwan.
Terima kasih saya ucapkan atas segala kepercayaan dan kemudahan yang
diberikan kepada saya selama saya menempuh pendidikan sampai proses
penyusunan tesis ini selesai.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada PT X yang
telah memberikan izin dan kemudahan dalam melaksanakan penelitian. Kepada
Bapak I Gede Putu Harya, Bapak Alam Indrawan, yang telah banyak membantu
selama berada di PT X.
Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan magister sains 2010 dan
dan terapan angkatan 2010. Nanda, Nissa, Puti yang telah banyak memberikan
bantuan untuk mereview tesis ini. Teman- teman sains PIO Prince, Sari,
Alfanny,dan Adi.
Keluarga saya tercinta: Papa, Mama, Laura dan Haris serta calon
keponakanku, Geo, dan Jeje atas semua dukungan dan doa yang terus diberikan.
Terimakasih kepada Ronnie Adrian yang selalu memberi dukungan, doa dan
kesabarannya selama ini. Terima kasih sekali lagi saya ucapkan kepada semua
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
vi
pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan selalu memberikan
kebaikan kepada kita semua.
Depok, 27 Juni 2012
Ruth Florence Tobing
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Ruth Florence Tobing
NPM : 1006742895
Program Studi : Magister Sains
Departemen : Psikologi Industri dan Organisasi
Fakultas : Psikologi
Jenis Karya : Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif (non exclusive royalty
free right) atas Karya Ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN TRUST DAN KNOWLEDGE SELF EFFICACYTERHADAP KNOWLEDGE SHARING SERTA
DAMPAK KNOWLEDGE SHARINGTERHADAP KINERJA
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti non
eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 27 Juni 2012
Yang menyatakan
(Ruth Florence Tobing)
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
viii
Abstrak
Nama : Ruth Florence Tobing
Program Studi : Magister Sains
Judul :HUBUNGAN TRUST DAN KNOWLEDGE SELF EFFICACYTERHADAP KNOWLEDGE SHARING SERTA DAMPAKKNOWLEDGE SHARING TERHADAP KINERJA
Tesis ini membahas hubungan antara trust dan knowledge self efficacy terhadapknowledge sharing serta dampak knowledge sharing terhadap kinerja in-role diPT X. Trust yang digunakan dalam penelitian ini adalah affect based trust dancognitive based trust. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif denganjenis penelitian korelasional yang melibatkan 100 responden dari PT X. Hasilpenelitian memperlihatkan bahwa affect based trust dan knowledge self efficacyterbukti berhubungan positif dengan knowledge sharing, sedangkan cognitivebased trust tidak berhubungan dengan knowledge sharing. Hasil penelitian jugamemperlihatkan knowledge sharing berhubungan positif dengan kinerja in-role.Penelitian ini sekaligus memberikan sumbangan bagi perkembangan teori peranaffect based trust dan knowledge self efficacy terhadap knowledge sharing, danperan knowledge sharing terhadap kinerja in-role.
Kata kunci: Affect based trust, Cognitive based trust, Knowledge self efficacy,Knowledge sharing, Kinerja in-role
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
ix
Abstract
Name : Ruth Florence Tobing
Study Program : Master of Science
Title : The Relationship Between Trust and Knowledge Self
Efficacy on Knowledge Sharing and Effect of Knowledge
Sharing on Performance
The focus of this study is the relationship between trust, knowledge self efficacytowards knowledge sharing and effect of knowledge sharing on performance in-role. Therefore, this thesis will focus on trust that consist of affect based trust andcognitive based trust. The research used in this thesis is quantitative approachresearch, involving 100 respondents from organization X. The resultsshowed that affect based trust and knowledge self efficacy are proven to bepositively correlate with knowledge sharing, while cognitve based trust did notcorrelate with kowledge sharing. The result also showed that knowledge sharingpositively correlated with in role performance. This research will benefit theknowledge development on affect based trust and knowledge sefl efficacy role forknowledge sharing and also the role of knowledge sharing for in-roleperformance.
Key words: Affect based trust, Cognitive based trust, Knowledge self efficacy,Knowledge sharing, Performance in-role.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………. iHALAMAN JUDUL………………………………………………………… iiHALAMAN ORISINALITAS………………………………………………. iiiHALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. ivKATA PENGANTAR………………………………………………………. vHALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………….. viiABSTRAK………………………………………………………………….... viiiABSTRACT…………………………………………………………………. ixDAFTAR ISI...................................................................................................... xDAFTAR TABEL.............................................................................................. xiiDAFTAR GRAFIK............................................................................................ xiii1. PENDAHULUAN........................................................................................ 11.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... 11.2 Pertanyaan Penelitian................................................................................... 51.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 51.4 Manfaat Penelitian........................................................................................ 52. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 72. 1 Knowledge sharing……............................................................................. 7
2. 1.1Faktor yang mempengaruhi Knowledge sharing.................................. 92. 2 Trust............................................................................................................ 9
2. 2.1 Hubungan Trust dengan Knowledge sharing…….............................. 112. 3 Model Penelitian……………...................................................................... 132. 4 Knowledge self efficacy……...................................................................... 14
2. 4.1 Hubungan Knowledge Sharing dengan Knowledge self efficacy…... 142. 5 Kinerja karyawan….……............................................................................. 15
2. 5.1Kinerja in-role………………………………….................................... 162. 5.2Hubungan Kinerja in-role dengan Knowledge sharing………………. 17
3. METODE PENELITIAN............................................................................. 183.1 Pendekatan Penelitian................................................................................... 183.2 Populasi, Sampel, dan TekninPengumpulan Data........................................ 193.3 Instrumen Penelitian...................................................................................... 20
3.3.1Trust........................................................................................................ 203.3.2 Knowledge self efficacy…………………............................................ 213.3.3Knowledge sharing................................................................................. 223.3.4 Kinerja in-role....................................................................................... 233.3.5 Variabel Kontrol................................................................................... 243.3.6 Analisa Data......................................................................................... 25
3.4 Uji Reliabilitas Alat Ukur........................................................................... 253.5 Tahap Pelaksanaan....................................................................................... 264. HASIL PENELITIAN.................................................................................. 284.1 Gambaran Umum Responden…................................................................... 28
4.1.1 Usia………………................................................................................ 284.1.2 Jenis Kelamin........................................................................................ 294.1.3 Status Pernikahan................................................................................... 294.1.4 Tingkat Pendidikan................................................................................ 304.1.5 Masa Kerja…………............................................................................. 31
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
xi
4.2 Korelasi Antar Variabel................................................................................ 314.5 Hasil Analisa Regresi………….................................................................... 335. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 375.1 Kesimpulan.................................................................................................... 375.2 Diskusi………….......................................................................................... 385.3 Saran............................................................................................................. 40DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 42LAMPIRAN
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Dimensi Trust..................................................................................... 21Tabel 3.2 Dimensi Knowledge self efficacy....................................................... 22Tabel 3.3 Dimensi Knowledge sharing…......................................................... 23Tabel 3.4 Dimensi Kinerja in-role...................................................................... 24Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur.......................................................... 26Tabel 4.1Mean, Standar Deviasi, Reliabilitas, dan Korelasi Antar Variabel..... 32Tabel 4.3 Hasil Analisa Regresi Berganda antara Affect based trust,
Cognitive based trust, dan Knowledge self efficacy MemprediksiKnowledge sharing..............................................................................34
Tabel 4.4 Hasil Analisa Hierarki Regresi Knowledge sharing memprediksiKinerja in-role……………………………………………………..... 35
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1Usia Responden…….......................................................................... 28Grafik 4.2 Jenis Kelamin……………................................................................ 29Grafik 4.3Status Pernikahan……....................................................................... 29Grafik 4.4 Tingkat Pendidikan..………...............................................................30Grafik 4.5Masa Kerja…...................................................................................... 31
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang Masalah
Hampir satu dekade yang lalu Drucker (2001) mengatakan bahwa society
pada masa yang akan datang akan berbentuk knowledge society. Knowledge akan
menjadi dasar dari society. Para karyawan yang memiliki knowledge tersebut akan
menjadi kelompok yang paling mendominasi lingkungan kerja. Di era yang
berbasis ilmu pengetahuan seperti saat ini, pengetahuan akan menjadi dasar daya
saing organisasi. Pengetahuan memberi keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
bagi organisasi dalam ajang persaingan yang kompetitif dan dinamis (Davenport
& Prusak, 1998; Foss & Pedersen, 2002; Nonaka, 2002).
Pengetahuan dapat dianggap sebagai kunci dari keunggulan organisasi
(Lopez, Peon, & Ordas, 2004; Nonaka, 2002) karena kinerja suatu organisasi akan
dipengaruhi oleh pemanfaatan sumber daya intelektual dari para karyawan di
dalamnya (Baumol & Loasby, 2002). Dilihat dari pentingnya peran pengetahuan
bagi organisasi, jelas bahwa pengetahuan sebagai sumber daya organisasi harus
dimanfaatkan. Pengetahuan akan menjadi sumber daya yang merupakan
keunggulan kompetitif organisasi hanya jika digunakan secara efektif dan
digunakan sebagai dasar untuk menghasilkan pengetahuan baru (Alavi & Leidner,
2001; Cross & Baird, 2000; Hussi, 2004). Dengan demikian, organisasi harus
menyadari bahwa pengelolaan pengetahuan adalah kunci dari keberhasilan kinerja
organisasi (Leonard & Swap, 2004).
Untuk menghasilkan keunggulan yang kompetitif, organisasi tidak cukup
hanya bergantung pada sistem personalia dan pelatihan yang berfokus pada
pemilihan karyawan yang terampil, mampu, dan kompeten (Brown & Duguid,
2002). Organisasi juga harus mempertimbangkan bagaimana agar keahlian dan
pengetahuan dari para ahli yang dimiliki dapat ditransfer kepada para karyawan
baru (Hinds, Patterson, & Pfeffer, 2001). Dengan kata lain, organisasi harus dapat
memanfaatan aset pengetahuan yang dimilikinya (Damodaran & Olphert, 2000;
Davenport & Prusak, 1998). Untuk itu maka diperlukan suatu proses pembagian
pengetahuan antar karyawan dalam organisasi, yang dikenal dengan sebutan
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
2
Universitas Indonesia
knowledge sharing. Knowledge sharing inilah yang akan menjadi topik dalam
penelitian ini.
Knowledge sharing merupakan perilaku karyawan dimana karyawan
memberikan kontribusi pada organisasi dengan menggunakan pengetahuan
organisasi, meningkatkan kinerja, berinovasi, dan akhirnya menghasilkan
keunggulan kompetitif pada organisasi (Jackson, Chuang & Harden, 2006; Jiang,
& Joseph, 2006). Knowledge sharing antar karyawan memungkinkan organisasi
untuk memanfaatkan pengetahuan yang telah ada (Cabrera & Cabrera, 2005;
Damodaran & Olphert, 2000). Dari beberapa penelitian telah ditemukan bahwa
knowledge sharing berhubungan dengan penurunan biaya produksi,
pengembangan produk baru, peningkatan kinerja karyawan, inovasi, serta
peningkatan penjualan dan pendapatan dari produk baru (Arthur & Huntley, 2005;
Cummings, 2004; Collins & Smith, 2006; Lin, 2007; Mesmer-Magnus &
DeChurch, 2009). Karena manfaatnya ini, knowledge sharing diduga dapat
mempengaruhi kinerja in-role individu (Kim & Lee, 2006), yaitu kinerja individu
berdasarkan job description posisinya (Dyne & LePine, 1998).
Bagi karyawan di beberapa organisasi, knowledge sharing dinilai sebagai
perilaku yang diharapkan, dievaluasi, dan dihargai oleh organisasi (Ewing &
Keenan, 2001; Stevens, 2000). Menurut hasil penelitian Hansen, Mors, dan Lovas
(2005) ditemukan bahwa knowledge sharing dapat membantu karyawan
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan uraian pekerjaan
lebih cepat dan lebih baik. Husted dan Michailova (2002), Jones (2007), dan
Riege (2005) menyimpulkan tentang pentingnya melakukan penelitian lebih lanjut
tentang efektivitas knowledge sharing untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Oleh sebab itu, tesis ini akan meneliti hubungan knowledge sharing dengan
kinerja in-role.
Faktor-faktor yang mempengaruhi knowledge sharing dibagi menjadi dua
kelompok. Pertama, faktor pada tingkat makro yaitu faktor yang berasal dari
organisasi, seperti budaya organisasi, leadership, rewards dan insentif (Tsai,
2002; Wasko & Faraj, 2005), serta aspek teknologi yang mencakup sistem
informasi yang ada dalam organisasi. Faktor kedua yang berada pada tingkat
mikro yaitu faktor yang berasal dari individu, meliputi personality, knowledge self
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
3
Universitas Indonesia
efficacy (Wang & Lai, 2006; Wasko & Faraj, 2005), dan trust (Ferrin & Dirks,
2001; Levin & Cross, 2004). Selama ini sebagian besar penelitian tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi knowledge sharing lebih difokuskan pada faktor
organisasi (Nita, 2008) sementara faktor individu masih kurang banyak diteliti
(Noe & Wang, 2010; Bordia, Irmer, & Abusah, 2006). Padahal individu
merupakan faktor terpenting pada knowledge sharing di dalam knowledge
management (Alavi & Leidner, 2001; Davenport & Prusak, 1998; Kankanhalli,
Tan, & Wei, 2005) dan menjadi alasan kegagalan knowledge sharing (Carter &
Scarbrough, 2001; Voelpel, Dous, & Davenport, 2005).
Pengetahuan dalam organisasi diciptakan melalui interaksi antar karyawan
pada berbagai level dalam organisasi. Organisasi tidak dapat menciptakan atau
membagi pengetahuan tanpa partisipasi dari karyawan, walaupun dengan jaringan
atau software terbaik yang disediakan oleh organisasi (Jones, 2007). Kenyataan
menunjukkan bahwa pengetahuan karyawan cenderung tidak dibagikan dengan
karyawan atau kelompok lain (Hendriks, 1999; Endres, Chowdhury, & Alam,
2007, Lin, 2007). Oleh karena itu kapasitas organisasi dalam mengoptimalkan
pengetahuan ini sebagian besar bergantung pada aspek diri karyawan yang secara
aktual dapat menciptakan, membagi, dan menggunakan pengetahuan tersebut (Ipe,
2003). Atas landasan inilah fokus dari penelitian ini adalah faktor individu yang
diperkirakan mempengaruhi knowledge sharing.
Personality yang merupakan salah faktor individu yang memepengaruhi
knowledge sharing, namun tidak disertakan dalam penelitian karena personality
merupakan variabel yang sulit untuk diubah dan dimanipulasi karena sudah
dibawa dalam diri individu. Faktor individu yang paling penting untuk diteliti
adalah trust karena merupakan syarat utama dalam knowledge sharing (Cheng &
Li, 2006; Qian dkk., 2008). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hoff dan
Weenen (2004) ditemukan bahwa semakin tinggi trust antara manajeman dan
rekan kerja dalam sebuah organisasi, maka akan terdapat kecenderungan yang
sangat besar bagi mereka untuk melakukan knowledge sharing (Julibert, 2008).
Knowledge sharing akan dapat berjalan dengan maksimal jika kepercayaan di
antara rekan kerja terbangun dengan baik karena pemilik pengetahuan lebih
memilih untuk membagi pengetahuan yang dimilikinya dengan orang yang dapat
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
4
Universitas Indonesia
dia percayai. Pada kenyataannya, knowledge sharing ini bukan hanya sekedar
transfer informasi yang sederhana, tetapi juga mencakup proses berbagi ide, sikap,
nilai, dan asumsi. Johannessen, Olaisen, dan Olsen (2001) mengemukakan bahwa
trust adalah kunci dalam knowledge sharing dalam dan antar organisasi. Oleh
karena itu knowledge sharing mustahil terjadi jika tidak ada trust yang terbangun
di antara individu dalam organisasi (Szulanski & Jensen, 2004).
Menurut McAllister (1995) trust terbagi ke dalam dua bentuk. Bentuk
pertama adalah affect based trust, yaitu kecenderungan untuk percaya akan
ketulusan atau niat baik seseorang dan yakin bahwa hubungan tersebut saling
berbalas. Bentuk kedua adalah cognitive based trust, yaitu kecenderungan untuk
percaya akan kemampuan dan kompetensi rekan kerja. Pada bentuk kedua ini rasa
percaya dan hormat kepada orang lain karena bukti kompetensi, tanggung jawab,
dan kehandalan yang dimilikinya menjadi kriteria yang digunakan untuk menilai
kepercayaan. Penelitian – penelitian terdahulu mengenai hubungan trust dan
knowledge sharing, cenderung fokus hanya pada cognitive based trust (Forsyth,
2006; Liang, Liu, & Wu, 2008; McEvily, Perrone, & Zaheer, 2003) dan
melupakan hubungan affect based trust dengan knowledge sharing. Oleh karena
itu tesis ini ingin meneliti dampak kedua bentuk trust ini terhadap knowledge
sharing.
Faktor individu lain yang berpengaruh terhadap knowledge sharing adalah
knowledge self efficacy. Bandura (1997) mengatakan self efficacy merupakan
keyakinan seseorang bahwa kemampuan yang dimiliki dapat menyelesaikan
pekerjaannya. Self efficacy menentukan kesediaan seseorang untuk melakukan
aktivitas tertentu (Bandura, 1997). Menurut Endres dkk (2007) knowledge self
efficacy adalah keyakinan individu terhadap pengetahuan yang dimiliki.
Knowledge self efficacy mendorong individu membuat keputusan untuk
berperilaku knowledge sharing. Dalam studi konseptual, Endres dkk (2007)
menunjukkan bahwa lingkungan berkontribusi pada knowledge self efficacy yang
mendorong individu untuk melakukan knowledge sharing. Mereka percaya bahwa
individu dengan self efficacy yang lebih tinggi lebih bersedia berbagi pengetahuan
dan pengalaman masa lalu daripada individu dengan knowledge self efficacy
rendah karena individu dengan knowledge self efficacy yang lebih tinggi menilai
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
5
Universitas Indonesia
bahwa mereka punya pengetahuan dan mampu berbagi. Mereka inilah yang akan
melakukan knowledge sharing. Beberapa peneltiian menunjukkan bahwa orang
yang lebih percaya diri pada pengetahuan yang dimilikinya ditemukan lebih
memiliki keinginan untuk terlibat dalam knowledge sharing (Cabrera & Salgado,
2006; Lin, 2007). Perlu dilakukan penelitiaan lebih lanjut mengenai hubungan
knowledge self efficacy dan knowledge sharing (Mogotsi, 2009; Noe & Wang,
2010). Penting untuk diteliti apakah keyakinan seseorang terhadap pengetahuan
yang dimiliki dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku knowledge
sharing. Oleh karena penting dan perlunya penelitian lebih lanjut pada knowledge
self efficacy, maka tesis ini juga akan fokus pada aspek ini.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan dari pemaparan diatas, secara spesifik penelitian ini ingin
menjawab : Faktor – faktor individu apakah yang akan mempengaruhi knowledge
sharing dan bagaimana hubungan knowledge sharing tersebut dengan kinerja in-
role.
1. Apakah terdapat hubungan antara affect based trust dan knowledge
sharing?
2. Apakah terdapat hubungan antara cognitive based trust dan knowledge
sharing?
3. Apakah terdapat hubungan antara knowledge self efficacy dan knowledge
sharing?
4. Apakah terdapat hubungan antara knowledge sharing dan kinerja in-role?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang peneliti ajukan, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan antara affect based
trust, cognitive based trust, dan knowledge self efficacy dengan knowledge
sharing. Selain itu untuk mengetahui dampak knowledge sharing dengan kinerja
in-role.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
6
Universitas Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi
dan kalangan praktisi. Bagi kalangan akademisi, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan masukan untuk pengembangan ilmu psikologi khususnya perilaku
organisasi dimana penelitian ini menyumbangkan penjelasan alternative mengenai
sebab dan akibat knowledge sharing dan bagi kalangan praktisi, penelitian ini
membawa kita pada suatu penjelasan mengapa suatu organisasi tidak mengalami
kemajuan berarti walaupun di dalamnya banyak terdapat sumber daya manusia
yang memiliki pendidikan dan keahlian yang tinggi sebagai modal kemajuan
organisasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
pengelolaan sumber daya pengetahuan yang berasal dari individu dalam
organisasi yang merupakan aset berharga perusahaan. Organisasi harus
mendorong karyawan agar mau berbagi pengetahuan untuk meningkatkan kinerja
karyawan yang memberikan keuntungan bagi organisasi.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas kerangka teori dan hipotesa yang digunakan
dalam penelitian. Pada bab ini akan diuraikan mengenai trust, knowledge self
efficacy, knowledge sharing, dan kinerja in-role. Bab ini juga berisi tentang
perumusan hipotesa dalam menjelaskan diagram penelitian sebagai berikut.
2.1 Definisi Knowledge Sharing
Sebelum memahami konsep berbagi pengetahuan (knowledge sharing),
terlebih dahulu kita memahami konsep pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan tidak
sama dengan data atau informasi. Perbedaan konsep data, informasi dan
pengetahuan diidentifikasi oleh Becerra dan Sabherwal (2007) dimana data adalah
fakta mentah, angka, dan kebenaran dari subjek atau peristiwa. Dalam suatu
organisasi modern, data biasanya disimpan di sistem teknologi. Data dimasukkan
ke dalam sistem dan dikelola oleh departemen sistem informasi yang bertugas
menanggapi permintaan data dari berbagai divisi dalam perusahaan. Informasi
menurut banyak peneliti merupakan pesan dan biasanya dalam bentuk dokumen
atau komunikasi yang terdengar atau terlihat. Informasi memiliki pengirim dan
penerima. Menurut Daft (2004) pengetahuan merupakan konklusi yang diambil
dari informasi yang dihubungkan dengan informasi lain dan dibandingkan dengan
pengetahuan yang sudah diketahui sebelumnya. Sebuah informasi dapat menjadi
pengetahuan ketika seorang individu mampu menyerap informasi dan
menggunakan informasi tersebut.
Knowledge sharing merupakan komponen yang penting dari efektivitas
penerapan knowledge management di perusahan (Bordia, Irmer, Abusah, 2006;
Gupta, & Govindarajan, 2000). Davenport dan Prusak (1998) mendefinisikan
knowledge sharing sebagai pertukaran ide, pengalaman, dan pengetahuan di
antara individu dan kelompok. Chen (2001) mendefinisikan knowledge sharing
sebagai sarana untuk menciptakan pengetahuan baru yang berkontribusi pada
peningkatan kinerja karyawan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Hislop
(2002) bahwa knowledge sharing merupakan proses bertukar ide, pengalaman,
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
8
Universitas Indonesia
dan pengetahuan untuk menciptakan pengetahuan baru. Menurut McNeish dan
Mann (2010) pertukaran pengetahuan di antara dua orang yang di dalamnya
terdapat proses berbagi dan mengkombinasikan pengetahuan disebut berbagi
pengetahuan.
Hoff dan Ridder (2004) mendefinisikan knowledge sharing adalah
perilaku dimana karyawan saling mempertukarkan pengetahuan mereka (tacit
knowledge dan eksplicit knowldege). Definisi ini menunjukkan bahwa perilaku
knowledge sharing terdiri atas bringing (donating knowledge) dan getting
(collecting knowledge). Donating knowledge merupakan perilaku
mengkomunikasikan modal intelektual (intellectual capital) yang dimiliki
seseorang kepada orang lain dan collecting knowledge yaitu perilaku individu
untuk berkonsultasi dengan individu lainnya mengenai modal intelektual yang
dimiliki. Setiap perilaku knowledge sharing terdiri dari membawa atau
menyumbangkan pengetahuan (berkomunikasi kepada orang lain mengenai modal
intelektual pribadi) dan mendapatkan atau mengumpulkan pengetahuan
(konsultasi dengan rekan kerja agar bersedia untuk berbagi modal intelektual
mereka) (Hooff & Ridder, 2004). Massingham dan Diment (2009) mengatakan
knowledge sharing termasuk dalam konteks search cycle behavior, yaitu
karyawan akan aktif dalam knowledge sharing ketika memiliki permasalahan
yang berkaitan dengan pekerjaan dan tidak dapat menyelesaikannya, atau ketika
karyawan mau mempelajari pengetahuan baru.
Dari beberapa definisi yang digunakan untuk memahami knowledge
sharing, dapat disimpulkanan bahwa knowledge sharing merupakan perilaku
seseorang dimana dilakukan pertukaran: ide, pengalaman, keahlian, pemgetahuan,
dan proses membuat pengetahuan baru yang dilakukan secara aktif dan sadar
antara pihak yang memiliki pengetahuan dan pihak yang membutuhkan
pengetahuan.
2.1.1 Faktor - faktor yang mempengaruhi knowledge sharing
Terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong atau melatar belakangi
perilaku knowledge sharing. Menurut Cumming dan Worley (2009) terdapat
beberapa elemen yang mendukung terbentuknya proses knowledge sharing,
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
9
Universitas Indonesia
diantaranya (1) struktur organiasi dengan lapisan yang lebih sedikit dan lebih
menekankan pada teamwork, (2) reward system dan training, dan (3) budaya
organisasi yang mendukung trial and error, keterbukaan dan kreatifitas karyawan.
Gagne (2009) melakukan penelitian empiris dan mengidentifikasi faktor
penting yang mempengaruhi knowledge sharing, yang mencakup : (1) faktor
individu, misalnya hilangnya kepercayaan, ketakutan akan hilangnya kekuasaan,
dan knowledge self efficacy, (2) faktor organisasi, misalnya kepemimpinan, tidak
ada sistem imbalan yang tepat, budaya organisasi, dan struktur organisasi , dan (3)
faktor teknologi, yaitu sistem informasi yang kurang Ipe (2003).
Menurut Riege (2005) ada berbagai macam tantangan dalam pelaksanaan
knowledge sharing dalam suatu organisasi. Salah satu tantangan terbesar
melaksanakan knowledge sharing adalah mendistribusikan pengetahuan yang
tepat, dari orang yang tepat kepada orang yang tepat dan pada waktu yang tepat.
Hambatan terbesar dalam knowledge sharing di organisasi adalah dari faktor
individu (Hendriks, 1999) dikarenakan pengetahuan ada dalam individu
(Davenport & Prusak, 2002) dan pertukaran pengetahuan terjadi antar individu
dalam organisasi (Quigley, Tesluk, Locke, & Bartol, 2007). Menurut Cabrera dkk
(2005) dari faktor individu, hambatan – hambatan yang muncul, seperti : (1)
kurangnya waktu untuk membagikan pengetahuan, (2) rendahnya kesadaran akan
keuntungan dari knowledge sharing, (3) kurang percaya diri dengan pengetahuan
dan kompetensi yang dimiliki, dan (4) hilangnya kepercayaan terhadap individu
lain di dalam organisasi.
2.1.2 Pengukuran knowledge sharing
Pengukuran knowledge sharing menggunakan alat ukur knowledge
sharing dari Hoff dan Weenan (2004), dengan dua dimensi yang terdiri dari
donating knowledge yaitu perilaku mengkomunikasikan modal intelektual yang
dimiliki kepada orang lain dan collecting knowledge yaitu perilaku individu untuk
berkonsultasi dan meminta dari orang lain modal intelektualnya. Alat ini terdiri
dari 9 (sembilan) item, dengan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 6. 1 =
sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = agak tidak setuju, 4 = agak setuju, 5 =
setuju, 6 = sangat setuju.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
10
Universitas Indonesia
2.2 Trust
Trust dapat didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk mempercayai
individu lain didasarkan atas tindakan yang menguntungkan dari individu tersebut
(Chowdury, 2005). Di sisi lain menurut Mayer (1995) trust didefinisikan sebagai
keinginan seseorang (trustor) untuk melakukan suatu tindakan yang didasarkan
atas ekspektasi pada individu lain (trustee). Moordian dkk (2006) menyatakan
bahwa trust adalah sebuah konstruk sikap, dimana ekspektasi individu terhadap
orang lain terkait dengan pengalaman individu tersebut sebelumnya terhadap
orang tertentu seperti manajer atau rekan kerja. Trust mengacu pada suatu
keyakinan tertentu terutama yang berkaitan integritas dan kemampuan orang lain
(Chiu, Hsu, & Wang, 2006).
Menurut teori pertukaran sosial (Blau, 1964), seorang individu senang
membangun hubungan pertukaran dengan orang lain, memberikan keuntungan
kepada orang lain, dan kemudian mengharapkan mendapatkan imbalan di masa
depan. Blau (1964) menyatakan bahwa kepercayaan adalah faktor penting untuk
proses pertukaran sosial. Secara umum, trust adalah komponen penting dalam
hubungan pertukaran sosial. Semakin tinggi derajat trust yang dirasakan oleh
pemberi dan penerima, maka semakin kuat hubungan pertukaran sosial yang ada
antara mereka (Blau, 1964; Wasko & Faraj, 2005).
Banyak peneliti menyetujui bahwa trust merupakan konsep yang sifatnya
multi dimensional. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan trust
yang dikemukakan oleh McAllister (1995), pendekatan ini banyak digunakan
untuk meneliti hubungan trust dan knowledge sharing (Chowdhury, 2005, Qian
dkk, 2008, Holste & Fields, 2010). Pendekatan ini lebih terfokus pada kondisi
dalam organisasi yang meliputi interaksi di antara karyawan (Qian dkk, 2008).
McAllister mengembangkan dan menguji secara empiris dua bentuk yang berbeda
dari interpersonal trust yaitu : (a) affect based trust yaitu kecenderungan untuk
percaya akan ketulusan atau niat baik seseorang. Affect based trust mengacu
kepercayaan dari hati (trust from the heart) , ikatan berdasarkan empati, perasaan,
dan kedekatan emosional. Dengan trust ini, individu mengekspresikan kepedulian
dan perhatian untuk kebaikan dan kesejahteraan rekan kerja (Chua, Ingram, &
Morris, 2008). Affect based trust biasanya melibatkan ikatan emosional, lebih
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
11
Universitas Indonesia
bertahan lama, dan lebih dapat digeneralisasi pada berbagai situasi dibandingkan
dengan cognitive based trust (Chua dkk, 2008; Lewicky & Bunker, 1996), (b)
cognitive based trust yaitu kecenderungan untuk percaya akan kemampuan dan
kompetensi rekan kerja. Kita cenderung percaya dan menghormati orang lain
karena adanya alasan dan bukti dari kompetensi, tanggung jawab, kehandalan
sebagai kriteria yang digunakan untuk menilai kepercayaan. Kepercayaan yang
dibangun berdasarkan informasi, bukti tentang perilaku individu lain dalam
keadaan tertentu (Fiske, Cuddy, & Glick, 2007).
2.2.1 Hubungan Trust dan Knowledge Sharing
Trust adalah faktor penting dalam tim dan organisasi untuk menciptakan suasana
untuk berbagi pengetahuan (Nonaka, 1994). Kepercayaan akan menciptakan dan
mempertahankan hubungan pertukaran sosial yang pada akhirnya dapat
menghasilkan knowledge sharing yang berkualitas baik di antara karyawan.
Ketika ada kepercayaan ada di antara dua pihak, mereka lebih bersedia untuk
terlibat dalam interaksi knowledge sharing (Nahapiet dan Ghoshal, 1998).
McNeish dan Mann (2010) menguji trust secara empiris, dari hasil penelitian
ditemukan bahwa trust merupakan antesenden dari knowledge sharing, dan juga
dijelaskan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan kausalitas. Ketika
trust di antara individu tinggi, maka kecenderungan individu untuk membagikan
pengetahuan yang dimiliki kepada ornag lain juga akan meningkat (Liang, Liu, &
Wu, 2008; McNeish & Mann, 2010).
Karyawan yang memiliki pengetahuan mungkin tidak akan membagi
pengetahuan yang dimiliki, kecuali jika mereka merasakan manfaat yang
potensial. Sistem penghargaan (reward) yang bersifat monetary (keuangan) tidak
cukup mendorong karyawan untuk menukarkan pengetahuan yang dimilikinya,
karena penentu dalam hubungan pertukaran sosial adalah trust (Davenport &
Prusak, 1998; Wasko & Faraj, 2005).
Hal mendasar dari hubungan trust dan knowledge sharing adalah ikatan
yang kuat di antara karyawan dapat menjadi fasilitator knowledge sharing.
Penelitian menunjukkan bahwa “magic ingredient” yang menghubungkan antara
ikatan kuat dan knowledge sharing adalah trust (Levin & Cross, 2008). Institut
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
12
Universitas Indonesia
IBM sebagai organisasi berbasis pengetahuan melakukan survei terhadap 138
karyawan dari tiga perusahaan yaitu perusahaan farmasi di amerika serikat,
sebuah divisi dari British Bank, dan perusahaan minyak dan gas Kanada. Ketiga
kelompok yang terdiri dari orang – orang dengan pengetahuan yang spesifik,
dimana ketergantungan pada informasi dari rekan kerja sangat tinggi. Para
responden diminta untuk memikirkan proyek yang baru saja mereka kerjakan dan
memberi penilaian manfaat dari pengetahuan yang mereka terima dari orang –
orang yang memberikan pengetahuan. Hasilnya ditemukan dari ketiga jenis
perusahaan tersebut bahwa perilaku knowledge sharing membuat pekerjaan
mereka menjadi lebih efektif dimana mereka percaya pada pengetahuan
kompetensi rekan sekerjanya.
Kepercayaan seorang individu dalam perilaku knowledge sharing
dibangun melalui lingkungannya. DeLong (2004) mengatakan bahwa membangun
kepercayaan untuk berbagi pengetahuan di antara karyawan memerlukan
kemampuan pihak manajemen dalam pemahaman bahwa setiap pekerja memiliki
pengetahuan yang perlu dibagi dan bagaimana cara terbaik untuk mendorong
karyawan untuk berbagi pengetahuan yang mereka miliki. Menurut Jones dan
George (1998), trust sebagai konstruksi psikologi merupakan pengalaman hasil
dari interaksi nilai, sikap, mood dan emosi. Ketika di dalam organisasi karyawan
mulai dapat saling percaya satu sama lain, mereka menjadi lebih bersedia untuk
membagikan sumber daya atau expertise-nya tanpa khawatir akan diambil
keuntungannya oleh pihak lain (Hsu, Bi Fen dkk, 2009).
Nonaka (1994) menyatakan bahwa trust merupakan hal yang penting
dalam organisasi dan kelompok untuk meningkatkan atmosfer knowledge sharing
(Hsu, Bi Fen dkk, 2009). Pendapat lain dikemukakan oleh Koskinen, dkk (2003)
menyatakan bahwa trust memungkinkan adanya akses dan kesempatan berbagi
pengetahuan dalam kelompok. Tiwana dan Bush (2005), Wang dan Yang (2008)
menyatakan trust mempunyai pengaruh positif pada knowledge sharing dalam
team yang nyata maupun virtual.
Dari hasil penelitian Holste dan Fields (2010) ditemukan bahwa trust
memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku individu dalam knowledge
sharing, trust yang diukur untuk melihat hubungan kedua variabel adalah
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
13
Universitas Indonesia
cognitive based trust, berarti instrumen trust dalam penelitian ini adalah ini
kepercayaan berdasarkan bukti dan informasi kehandalan dan kompetensi rekan
kerja dalam organisasi. Hal yang sama dikemukakan Forsythe (2006) bahwa trust
memiliki hubungan signifikan dengan knowledge sharing, penelitian dilakukan
pada 140 mahasiswa yang juga merupakan pekerja. Trust yang digunakan pada
penelitian ini juga difokuskan pada cognitive based trust.
Dalam penelitian Qian dkk (2008) yang dilakukan pada karyawan
perusahaan farmasi di amerika, ditemukan bahwa baik affect based trust dan
cognitive based trust memiliki pengaruh terhadap perilaku knowledge sharing,
dan dari hasil penelitian ditemukan bahwa cognitive based trust memiliki
pengaruh yang lebih kuat terhadap perilaku berbagi pengetahuan dibandingkan
affect based trust. Karena dari beberapa penelitian ditemukan bahwa trust
mempengaruhi knowledge sharing, namun lebih berfokus pada cognitive based
trust, oleh sebab itu peneliti tertarik meneliti lebih lanjut hubungan kedua tipe
trust ini.
H1 : Affect based trust berhubungan positif dengan Knowledge
Sharing
H2 : Cognitive based trust berhubungan positif dengan Knowledge
Sharing
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
14
Universitas Indonesia
2.3 Model Penelitian
Berikut ini adalah model penelitian yang diajukan dalam penelitian ini.
Gambar 2.3 Diagram Penelitian
2.4 Knowledge Self efficacy
Menurut Bandura (1997) self efficacy adalah persepsi seseorang terhadap
kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan tugas. Hal ini tidak hanya
menyangkut keterampilan yang dimiliki tetapi juga penilaian tentang apa yang
dapat dilakukan dengan keterampilan yang dimiliki tersebut. Self efficacy
berkaitan dengan evaluasi individu terhadap kemampuannya untuk melakukan
tugas atau perilaku tertentu dan upaya yang ia lakukan untuk mengatasi hambatan
dalam menunjukkan perilaku tersebut.
Menurut Endres dkk (2007) penilaian individu terhadap kemampuan yang
dimilikinya memberikan pengertian tentang bagaimana seseorang membuat
keputusan untuk berbagi pengetahuan. Bandura (1997) membuat postulat bahwa
self efficacy menentukan kesediaan seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu.
Penelitian Endres dkk (2007) menunjukkan bahwa lingkungan individu
berkontribusi pada self efficacy yang mengarah untuk knowledge sharing. Mereka
percaya bahwa individu dengan knowledge self efficacy yang lebih tinggi lebih
bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman masa lalu mereka daripada
Affect BasedTrust (x1)
CognitiveBased Trust
(x2)
Knowledgeself-efficacy
(x3)
Knoweldgesharing (z)
Kinerja (y)
H1
H3
H4H2
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
15
Universitas Indonesia
individu dengan knowledge self efficacy rendah. Individu dengan knowledge self
efficacy tinggi memberikan penilaian positif pada kemampuan dan prestasi
mereka yang akan memotivasi mereka untuk membagi pengetahuan yang
dimiliki.
2.4.1 Hubungan antara Knowledge self efficacy dengan Knowledge Sharing
Knowledge self efficacy didefinisikan sebagai penilaian individu tentang
kemampuannya untuk mengatur dan menjalankan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai kinerja pada tingkat tertentu (Lin, 2007). Knowledge self efficacy dapat
membantu memotivasi karyawan untuk berbagi pengetahuan dengan rekan kerja
(Wasko & Faraj, 2005). Para peneliti juga menemukan bahwa karyawan dengan
keyakinan yang tinggi dengan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan
pengetahuan yang berharga lebih mungkin untuk menyelesaikan tugas-tugas
tertentu (Bock & Kim, 2002). Knowledge self efficacy biasanya diwujudkan dalam
kepercayaan seseorang bahwa pengetahuan mereka dapat membantu memecahkan
masalah yang berhubungan dengan pekerjaan (Constant dkk., 1996) dan
meningkatkan efektivitas kerja (Luthans, 2003). Karyawan yang percaya bahwa
mereka dapat memberikan kontribusi pada kinerja organisasi dengan berbagi
pengetahuan maka akan mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap
berbagi pengetahuan.
Dalam penelitian Lin (2007) ditemukan korelasi yang kuat antara
knowledge self efficacy dengan knowledge sharing (0.45, p < 0.01). Hal yang
sama juga dikemukakan Hsu dkk (2007) ditemukan bahwa knowledge self efficacy
meupakan prediktor dari knowledge sharing. Oleh karena itu,hipotesis berikut
diajukan.
H3: Knowledge self efficacy berhubungan positif dengan
Knowledge sharing
2.5 Kinerja Karyawan
Kinerja secara umum didefinisikan sebagai perilaku yang dilakukan ketika
bekerja (Jex & Britt, 2008). Definisi ini memberi pengertian yang masih sangat
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
16
Universitas Indonesia
luas yaitu mencakup banyak perilaku yang sebenarnya tidak berkaitan dengan
tugas yang dilakukan. Menurut Jex dan Britt (2008) pengertian ini dapat lebih
dispesifikkan dengan menambahkan bahwa perilaku tersebut harus memberikan
kontribusi terhadap tercapainya tujuan organisasi. Penejelasan kinerja dalam
definisi ini menjadi lebih jelas karena perilaku tersebut berkaitan dengan tugas
dan tanggung jawab masing-masing karyawan yang sejalan dengan tujuan yang
akan dicapai organisasi, sehingga dapat dievaluasi secara formal oleh organisasi.
Karyawan yang memiliki kinerja tinggi adalah karyawan yang berhasil
menyelesaikan tanggung jawab pekerjaannya dan memberikan kontribusi
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Karyawan harus menampilkan kinerja
yang tinggi dalam bekerja agar organisasi mampu mencapai tujuannya (Spector,
2000).
Kinerja dibedakan menjadi dua bentuk yaitu outcome performances dan
behavioral performances (Borman & Motowidlo, 1993). Outcome performances
berkaitan dengan hasil dari sejumlah tugas atau sejumlah produk yang ukurannya
dapat dilihat melalui keuntungan yang diperoleh, volume penjualan, peringkat
atau rangking. Behavioral performances terbagi menjadi dua yaitu in-role
performances dan extra-role performances (Borman & Motowidlo, 1993).
Dimensi pertama adalah in-role (task) performances, yaitu aspek yang berkaitan
teknis pelaksanaan pekerjaan. Kedua extra-role (contextual) performances, yang
merupakan aspek non teknis yang membantu dalam melaksanakan tugas. Kedua
spek ini berperan sama pentingnya untuk menghasilkan kinerja yang optimal.
Van Dyne, Cummings, dan McLean-Parks (1995) membedakan dua jenis
perilaku yang dikategorikannya sebagai kinerja, yang disebut juga dengan role
behavior, yaitu in-role behavior dan extra role behavior. Peneliti membatasi
penelitian ini dengan hanya memfokuskan pada kinerja in-role dimana penilaian
kinerja biasanya didasarkan pada job description yang telah disusun dalam
organisasi (Motowidlo & Van Scooter, 1994). Dengan demikian baik atau
buruknya kinerja karyawan dilihat dari kemampuannya dalam melaksanakan
tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya,
sebagaimana tercantum dalam job description.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
17
Universitas Indonesia
2.5.1 Kinerja in-role
Menurut Dyne dan LePine (1998) melakukan pekerjaan sesuai dengan
tugas yang ada dalam job description ini disebut sebagai in-role behavior.
Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi saat ini di antaranya perilaku in-role
dan extra-role. Perbedaan mendasar perilaku in-role dan perilaku extra-role
adalah reward dan sanksi (Morrison, 1994). Pada in-role jika karyawan gagal
untuk melakukan perilaku yang ditetapkan organisasi, mereka tidak menerima
reward organisasi dan mereka mungkin akan kehilangan pekerjaan mereka. Tidak
adanya perilaku in-role menyebabkan munculnya teguran dan konsekuensi
finansial. Sebaliknya pada perilaku ekstra-role merupakan perilaku yang positif
dan memberikan kebebasan pada karyawan untuk memilih (Dyne & LePine,
1998). Perilaku extra-role tidak tidak mengenal adanya sistem reward dan tidak
memberikan konsekuensi hukuman jika tidak dilakukan oleh karyawan.
Uen, Chien dan Yen (2009) mengatakan kinerja in-role adalah “those
behaviors required or expected within the purview of performing the duties and
responsibilities of an assigned work role” (p.217). Kinerja in-role adalah perilaku
karyawan yang relevan dengan menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan uraian kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja in-role merupakan
task performance, menekankan pada kegiatan yang berkontribusi langsung
terhadap “organizational technical core” (Williams & Anderson, 1991; Borman
& Motowidlo, 1997).
2.5.2 Hubungan antara Kinerja in-role dengan Knowledge Sharing
Knowledege sharing adalah faktor terpenting yang mempengaruhi
perkembangan organisasi, kinerja organisasi dan kinerja individu (Beckmen, T.J,
1997) dan mempelajari perilaku manusia merupakan hal penting untuk
mempelajari kinerja individu (Ives W, Torrey & Gordon, 2000). Hasil penting
dari knowledge sharing adalah adanya knowledge baru dan inovasi yang akan
meningkatkan kinerja individu, akhirnya meningkatkan kinerja organiasasi (Al-
Hawamdah, 2005). Keuntungan knowledge sharing pada umumnya berada pada
dua tingkatan (Chiu, C.M & Wang, 2006), yaitu individu dan organisasi. Dalam
level individu, knowledge sharing memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
18
Universitas Indonesia
meningkatkan kemampuan mereka dengan bekerja sama dengan berbagi ilmu
ketika mengembangkan performance mereka. Dalam level organisasi, knowledge
sharing memberikan dua keuntungan yang signifikan: (1) meningkatkan
performance organisasi, efisiensi, produktivitas, kualitas dan inovasi; dan (2)
membantu pengambilan keputusan yang lebih baik.
Menurut Jones (2001), banyak penelitian mengakui banyak konsep yang
mendukung hubungan knowledge sharing dan kinerja in-role namun penelitian
empiris yang ada masih sangat terbatas. Reyscah dan Weisberg (2006)
menyatakan bahwa individu di dalam organisasi yang melakukan knowledge
sharing dapat memperoleh keuntungan, seperti kenaikan performance, kenaikan
gaji, dan berkurangnya keinginan untuk meninggalkan organisasi. Knowledge
sharing di antara individu tidak hanya berguna untuk organisasi tapi juga mampu
meningkatkan kinerja individu (Sveiby, 2001).
H4 : Knowledge sharing berhubungan positif dengan Kinerja in-role
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
19 Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
metode penelitian meliputi pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data,
prosedur penelitian, uji reliabilitas, tahap pelaksanaan, dan operasionalisasi
konsep.
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Penelitian dengan metode kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk
menggali informasi spesifik yang berkaitan dengan permasalahan yang dipilih
(Kumar, 2005). Menurut Cozby dan Bates (2011) penelitian kuantitatif berfokus
pada perilaku yang spesifik yang dapat dengan mudah diukur. Jika penelitian
kualitatif menekankan pada pengumpulan informasi mendalam pada individu
yang relatif sedikit atau dalam lingkungan yang sangat terbatas, maka penelitian
kuantitatif umumnya mencakup sampel yang lebih besar dan kesimpulan dalam
penelitian kuantitatif didasarkan pada analisis statistik data (Cozby & Bates,
2011).
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian
korelasional, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara affect based trust, cognitive based trust dan knowledge self
efficacy dengan knowledge sharing dan dampak knowledge sharing terhadap
kinerja in-role. Penelitian korelasional dilakukan karena dirasa paling tepat untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang ingin mengetahui sejauh mana hubungan
antar variabel dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian korelasional adalah
untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel tapi tidak untuk
menjelaskan bagaimana hubungan itu terjadi (Gravetter & Forzano, 2009).
Penelitian ini berdasarkan nature of investigation merupakan penelitian
non experimental design (Kumar, 2005). Penelitian non eksperimental adalah
suatu penelitian empiris yang sistematis dimana peneliti tidak terlibat langsung
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
20
Universitas Indonesia
terhadap variabel bebas karena manifestasinya telah terjadi (Kerlinger & Lee,
2000).
Model penelitian cross-sectional merupakan penelitian satu waktu tertentu
dengan menggunakan banyak responden. Penelitian ini melakukan pengambilan
data pada satu waktu tertentu untuk satu kelompok sampel, oleh karena itu
penelitian ini merupakan penelitian model cross-sectional (Kumar, 2005).
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data
Yang dimaksud dengan populasi penelitian adalah sekelompok besar
orang yang berpotensi untuk menjadi subjek observasi dalam sebuah penelitian
(Sullivan & Callow, 2005). Sebuah penelitian tidak dilakukan dengan mengambil
seluruh individu dalam populasi sebagai subjeknya. Akan tetapi, hanya
menggunakan sebagian dari populasi dan yang diyakini dapat mewakili
keseluruhan populasi tersebut. Sejumlah kecil individu yang dipilih dan diambil
untuk mengikuti penelitian disebut dengan sampel (Kerlinger, 2000). Menurut
Gravetter dan Forzano (2009) bahwa sampel adalah kelompok individu dari suatu
populasi yang dipercaya mampu mewakili populasi tersebut.
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan di PT X. Karyawan PT X
yang akan masuk dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Pria dan wanita (dewasa) dengan pekerjaan utama di PT X dengan level
pekerjaan dari staff sampai supervisor.
2. Tidak terbatas pada satu divisi tertentu karena penelitian ini ingin melihat
perilaku knowledge sharing sehingga karyawan seluruh divisi dapat masuk
dalam penelitian.
3. Minimal bekerja 1 tahun agar evaluasi performa kerja dapat lebih terlihat
pada karyawan yang telah bekerja lebih dari 1 tahun.
Kerlinger dan Lee (2000) menyatakan sampel harus dapat
merepresentasikan populasinya, penelitian ini memiliki target 100 orang
responden. Semakin besar sampel maka semakin sedikit kemungkinan
penyimpangan yang terjadi (Kerlinger & Lee, 2000). Untuk mendapatkan jumlah
sampel sebanyak 100 orang, maka peneliti berusaha untuk menyebarkan
sebanyak 110 kuesioner ke karyawan di PT X yang setuju berpartisipasi dalam
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
21
Universitas Indonesia
penelitian ini. Unit analisa penelitian ini adalah individu. Hal ini dikarenakan
penulis ingin menganalisa perbandingan antara individu dengan individu lainnya.
3.3 Instrumen Penelitian
Seluruh instrumen pada penelitian ini merupakan instrumen adaptasi.
Proses pengadaptasian menggunakan teknik back-to-back translation. Teknik ini
dilakukan dengan menerjemahkan instrumen asli ke bahasa Indonesia, kemudian
meminta pihak lain untuk menerjemahkan lagi ke bahasa asli (inggris). Dengan
begitu validitas serta reliabilitas dari instrumen ini dapat terjaga. Dalam penelitian
ini,masing-masing variabel memiliki instrumen yang didapat dari penelitian
sebelumnya.
Instrumen penelitian ini akan menggunakan skala Likert 1-6. Salah satu
contohnya adalah 1: sangat tidak setuju, 2: tidak setuju, 3: cukup tidak setuju, 4:
cukup setuju, 5: setuju, dan 6: sangat setuju. Esensi dari skala ini adalah untuk
mengarahkan responden agar menggunakan opininya dan mengurangi
kecenderungan untuk berpusat pada nilai tengah.
3.3.1 Trust
Trust dapat didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk mempercayai
individu lain yang didasarkan atas tindakan yang menguntungkan dari individu
tersebut (Chowdury, 2005).
Pada penelitian ini, konsep trust yang digunakan peneliti adalah affect
based trust dan cognitive based trust yang dikemukakan oleh McAllister (1995),
pendekatan ini banyak digunakan untuk meneliti hubungan trust dan knowledge
sharing (Chowdhury, 2005; Holste & Fields, 2010; Qian dkk, 2008). Pendekatan
ini lebih terfokus pada lingkungan organisasi yang meliputi interaksi di antara
karyawan (Qian dkk, 2008). McAllister mengembangkan dan menguji secara
empiris dua bentuk yang berbeda dari trust yaitu : a. affect based trust yaitu
kecenderungan untuk percaya akan ketulusan atau niat baik seseorang b. cognitive
based trust yaitu kecenderungan untuk percaya akan kemampuan dan kompetensi
rekan kerja. Kita percaya dan menghormati orang lain karena alasan dan bukti dari
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
22
Universitas Indonesia
kompetensi, tanggung jawab, kehandalan sebagai kriteria yang digunakan untuk
menilai kepercayaan.
Alat ukur McAllister (1995) yang akan digunakan pada penelitian ini karena
selain memenuhi syarat dasar untuk mengukur kepercayaan diantara rekan kerja
dan memiliki reliabilitas tinggi yaitu pada affect based trust sebesar 0.896 dan
cognitive based trust sebesar 0.853.
Tabel 3.1 Dimensi Trust
No Dimensi Indikator Jumlah
Item
Nomor
item
Contoh Item
1 Affect
based trust Kepercayaan
didasarkan pada
ikatan emosional,
perhatian yang tulus
satu sama lain
6 1,3,5,7,9,11 Saya yakin rekan
kerja saya dapat
dipercaya.
2 Cognitive
based trust Kepercayaan
didasarkan pada
kompetensi dan
kehandalan rekan
kerja
5 2,4,6,8,10 Saya yakin
informasi dari
rekan kerja
berguna bagi saya
Total item 11
3.3.2 Knowledege self efficacy
Knowledge self efficacy biasanya ditemukan pada orang yang mempunyai
keyakinan bahwa pengetahuan mereka dapat membantu memecahkan
permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan dan meningkatkan efektivitas
kerja (Luthans, 2003). Karyawan yang mempunyai keyakinan bahwa dengan
berbagi pengetahuan mereka dapat berkontribusi terhadap organisasi akan
memiliki kemauan positif untuk memberikan dan menerima pengetahuan.
Dalam variabel knowledge self efficacy, fokus penelitian ini terletak pada
sejauh mana karyawan memiliki keyakinan bahwa pengetahuan mereka dapat
membantu memecahkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Salah satu
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
23
Universitas Indonesia
contoh pernyataannya adalah “Saya yakin dapat memberikan pengetahuan yang
berharga bagi orang lain dalam organisasi” Alat ukur ini yang akan digunakan
pada penelitian ini karena selain memenuhi syarat dasar untuk mengukur
kepercayaan diantara rekan kerja dan memiliki reliabilitas yaitu 0.78.
Tabel 3.2 Dimensi Knowledge Self efficacy
No Dimensi Indikator Jumlah
Item
Nomor
item
Contoh Item
1 Positive
self efficacy Kepercayaan karyawan
bahwa pengetahuan
yang dimiliki dapat
menyelesaikan masalah
terkait dengan pekerjaan
3 1,2,3 Saya yakin
pengetahuan saya
dapat membantu
mempermudah
pekerjaan rekan
kerja
2 Negative
self efficacy Kepercayan karyawan
bahwa pengetahuan
yang dimiliki tidak
bermanfaat bagi rekan
kerja
2 4,5 Saya yakin orang
lain lebih mampu
memberi
pengetahuan yang
berharga bagi
perusahaan
Total item 5
3.3.3 Knowledge sharing
Konsep knowledge sharing yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan konsep dari Hooff dan Weenan (2004). Perilaku knowledge sharing
terdiri atas bringing (donating knowledge) dan getting (collecting knowledge).
Hooff dan Weenan (2004) mendefinisikan bahwa knowledge sharing adalah
proses dimana para individu saling mempertukarkan pengetahuan mereka (tacit
knowledge dan eksplicit knowldege). Definisi ini mengimplikasikan bahwa setiap
perilaku knowledge sharing terdiri atas bringing (donating knowledge) dan getting
(collecting knowledge). Donating knowledge yaitu perilaku mengkomunikasikan
modal intelektual (intellectual capital) yang dimiliki seseorang kepada yang
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
24
Universitas Indonesia
lainnya dan collecting knowledge yaitu perilaku individu untuk berkonsultasi
dengan individu lainnya mengenai modal intelektual yang dimiliki. Hooff dan
Weenen (2004) mendefinisikan knowledge sharing sebagai aktivitas para individu
saling bertukar intellectual capital personal.
Tabel 3.3 Dimensi Knowledge Sharing
No Dimensi Jumlah
Item
Nomor item Contoh Item
1 Knowledge donating 5 1,3,5,7,9 Ketika saya memiliki
ide atau gagasan, saya
akan memberitahukan
pada rekan kerja saya
2 Knowledge collecting 4 2,4,6,8 Saya sering meminta
saran atau ide dari
rekan kerja saya
Total 9
3.3.4 Kinerja in-role
Pengukuran kinerja menggunakan alat ukur in-role behavior (Van Dyne &
LePine, 1998) dengan dua dimensi yaitu pengetahuan tentang pekerjaan (job
knowledge) dan ketelitian dalam bekerja (accuracy of work) yaitu memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan pekerjaan, keakuratan dan
ketelitian dalam bekerja. Alat ukur ini terdiri dari 6 (enam) item, dengan
menggunakan skala likert 1 sampai dengan 6. Alat ukur ini yang akan digunakan
pada penelitian ini karena selain memenuhi syarat dasar untuk mengukur
kepercayaan diantara rekan kerja dan memiliki reliabilitas yaitu 0.763.
Tabel 3.4 Contoh Item Dalam Alat Ukur Kinerja in-role
No Item
2 Saya melakukan tugas yang diharapkan sebagai bagian dari
pekerjaan saya
4 Saya melakukan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
25
Universitas Indonesia
3.3.5 Variabel Kontrol
Pada penelitian dengan menggunakan analisa regresi, penting untuk
mengikutsertakan variabel kontrol ke dalam model regresi (Allison, 1999).
Allison (1999) menyatakan bahwa variabel kontrol penting untuk disertakan pada
model analisa regresi untuk mencegah bias. Bias terjadi apabila tidak ada variabel
kontrol diikutsertakan, sehingga hasil koefesien regresi yang menandakan adanya
efek dari variabel independen ke dependen bisa saja sebenarnya tidak terjadi.
Oleh sebab itu variabel kontrol penting untuk dimasukkan. Variabel kontrol yang
digunakan adalah variabel yang berhubungan dengan variabel dependen tetapi
tidak terlalu penting untuk dikorelasikan dengan variabel independen (Allison,
1999).
Pada penelitian ini menggunakan 3 variabel kontrol yaitu usia, tingkat
pendidikan, dan masa kerja. Hal ini didasari dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang menyebutkan bahwa ketiga faktor demografi tersebut berhubungan dengan
kinerja in-role. Penelitian hubungan antara usia dengan kinerja in-role
menunjukkan hasil campuran atau tidak konsisten (Chiu dkk., 2001). Hasil
penelitian ada yang menunjukkan bahwa usia tidak berhubungan dengan kinerja
in-role, ada pula yang menunjukkan bahwa usia berhubungan secara positif
dengan kinerja in-role. Dari hasil penelitian Labich (1998) ditemukan bahwa usia
dan kinerja in-role mempunyai hubungan yang positif karena pekerja semakin
berusia tua semakin memiliki spesifikasi, pengalaman, etika kerja, dan komitmen
yang kuat. Mcevoy dan Cascio (1996) pada studinya didapatkan bahwa antara
usia dan kinerja in-role tidak berkorelasi.
Selain usia, tingkat pendidikan juga memiliki hubungan dengan kinerja in-
role (Gist & Stevens, 1997). Tingkat pendidikan dapat meningkatkan kinerja in-
role seorang karyawan, hal ini disebabkan bahwa semakin tinggi daya analisisnya
maka akan mampu memecahkan masalah yang dihadapi, dan karyawan juga
dapat memperbaiki kualitasnya dalam menjalankan tugas (Cole, Schaninger, &
Harris, 2002). Faktor demografi lainnya yaitu masa kerja juga disebutkan
memiliki hubungan positif dengan kinerja (Pelled, Eisenhardt, & Xin, 1999).
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Studi tersebut menyebutkan bahwa lama kerja berhubungan positif dengan kinerja
secara umum.
Variabel usia dan lama kerja merupakan pertanyaan terbuka dengan skala
interval. Sementara tingkat pendidikan dibagi dalam 4 pilihan, yang paling rendah
adalah tamatan SMA. Tingkat pendidikan berskala ordinal.
3.3.6 Analisa Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara statistik dengan
menggunakan SPSS versi 17.0. Analisis jalur dengan menggunakan metode
analisis regresi digunakan untuk menguji hubungan antar beberapa variabel yang
memiliki hubungan kausal, selain itu teknik ini digunakan untuk mengetahui
bagaimana variabel dependent dapat diprediksikan melalui variabel independent.
3.4 Uji Reliabilitas Alat Ukur
Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil atau tidak berubah dari waktu ke waktu. Jadi uji reliabilitas
sebenarnya untuk mengukur konsistensi jawaban responden., dan validitas
berhubungan dengan keakuratan sebuah kuesioner.
Pada penelitian ini peneliti menguji reliabilitas alat ukur dengan
menngunakan pendekatan konsistensi internal. Dalam pendekatan konsistensi
internal prosedurnya hanya memerlukan satu kali tes kepada sekelompok individu
sebagai subjek (single trial administration). Oleh karena itu pendekatan ini
mempunyai nilai praktis dan efisiensi tinggi. Peneliti melakukan pengujian
reliabilitas alat ukur menggunakan teknik konsistensi internal dengan
menggunakan Alpha Cronbach’s. Metode ini dilakukan untuk mengetahui
homogenitas alat ukur dengan mengetahui konsistensi antar item (Anastasi &
Urbina, 1997). Metode ini dipilih oleh penulis karena penulis ingin mengetahui
apakah masing-masing alat ukur dapat konsisten mengukur masing-masing
konstruk yang ingin diukur. Menurut Kaplan dan Sacuzzo (1989) batasan
koefisien reliabilitas yang baik atau dapat diterima untuk tujuan penelitian adalah
sebesar 0,7 hingga 0,8.Pengolahan dan analisis dilakukan secara statistik dengan
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
27
Universitas Indonesia
memanfaatkan perangkat lunak SPSS versi 17.0. Uji reliabilitas dilakukan kepada
20 orang responden.
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Alat ukur
3.5. Tahap Pelaksanaan
PT X terletak di kawasan industri Pulo Gadung. Peneliti pertama
mempersiapkan izin penelitian ke PT X. Peneliti mengurus terlebih dahulu surat
permohonan izin penelitian dari Fakultas Psikologi untuk diberikan ke PT X.
Surat permohonan tersebut peneliti sertakan dengan proposal penelitian dan
ditujukan untuk Kepala HRD perusahaan X. Sebelum mendapatkan ijin untuk
melakukan penelitian dan menyebarkan kuesioner di PT X, peneliti terlebih
dahulu melakukan presentasi tentang penelitian di empat divisi di PT X. Peneliti
diberikan kepastian untuk diberikan ijin penelitian sehari setelah presentasi.
Peneliti mencetak kuesioner sebanyak 110 kuesioner. Peneliti
menyebarkan kuesioner berdasarkan teknik accidental sampling. Accidental
sampling memiliki beberapa kelemahan dalam suatu penelitian, diantaranya, dapat
terjadi bias dalam pemilihan sampel karena sampel tidak dipilih berdasarkan
kesempatan yang sama, terdapat kemungkinan bahwa sampel yang dipilih tidak
merepresentasikan populasi, hasil dari sampel sulit untuk digeneralisasikan ke
populasi (Kumar, 2005). Peneliti tetap menggunakan accidental sampling sebagai
teknik pengambilan sampel karena peneliti tidak mengetahui dengan lengkap
No Instrumen Jumlah Item α Cronbach1 In-role behavior scale 6-item 0.763
(Van Dyne & LePine, 1998)2 Trust scale
(McAllister, 1995)Affect based trust 6-item 0.896Cognitive based trust 5-item 0.853
3 Knowledge self efficacy 5-item 0.776(Spreitzer, G.M, 1995)
4 Knowledge sharing scale 9-item 0.825(Hoff & Weenan, 2004)
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
28
Universitas Indonesia
informasi mengenai kondisi karyawan yang ada di PT X dan juga jumlah populasi
yang cukup besar.
Target pengumpulan kuesioner adalah 5 hari kerja. Peneliti berusaha tidak
meninggalkan responden terlalu lama untuk mengisi kuesioner. Bagi responden
yang dapat mengisi kuesioner langsung, peneliti memberikan waktu untuk
menunggu responden. Tetapi bagi kuesioner yang harus di titip, diberikan kepada
sekertaris pada masing-masing divisi.
Tahap akhir dalam penelitian terdiri dari tahap pengolahan data dan tahap
analisis hasil. Penilaian untuk item negative (unfavorable) diberikan skor terbalik
(reverse coded). Setelah itu peneliti melakukan cleaning data dengan melihat dari
table deskriptif untuk memastikan tidak ada skoring yang salah pada item.
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara statistik dengan
menggunakan bantuan SPSS 17.0 Data yang telah terkumpul pada tahap
pelaksanaan disaring terlebih dahulu lalu kemudian diolah secara kuantitatif untuk
mendapatkan hasil yang kemudian dapat dianalisis untuk menjawab masalah
penelitian.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
29 Universitas Indonesia
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum dari variabel-variabel
yang menjadi variabel penelitian. Gambaran umum didapat dari hasil jawaban
responden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data tersebut.
Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk analisa
dan menjawab hipotesa penelitian yang diajukan. Bab ini terdiri dari 2 bagian
dimana bagian pertama berisi gambaran umum responden yang ditemui di
lapangan. Bagian ini berisi tentang deskripsi usia, jenis kelamin, status
pernikahan, masa kerja, dan tingkat pendidikan. Sementara bagian kedua berisi
tentang jawaban dari pertanyaan penelitian dan hipotesa penelitian.
4.1 Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden diperlukan untuk mengetahui gambaran dari
100 responden yang diteliti. Gambaran umum yang disajikan yaitu usia, jenis
kelamin, status pernikahan, masa kerja, dan tingkat pendidikan.
4.1.1 Usia
Gambaran umum pertama dalam penelitian ini adalah usia. Berikut ada
grafik yang menunjukkan usia dari responden pada penelitian ini.
Grafik 4.1 Usia dari Responden
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
30
Universitas Indonesia
Dari hasil grafik 4.1 dapat terlihat penyebaran usia responden berkisar dari
22 sampai 40 tahun.
4.1.2 Jenis Kelamin
Karakteristirk responden kedua yang ingin dijabarkan pada penelitian ini
adalah jenis kelamin.
Grafik 4.2 Jenis Kelamin Responden
Responden pada penelitian ini sebagian besar yaitu 82.00% adalah laki-
laki dan 18.00% dari responden adalah perempuan.
4.1.3 Status Pernikahan
Gambaran responden ketiga yang ingin dijabarkan pada penelitian ini
adalah status pernikahan.
Grafik 4.3 Status Pernikahan
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
31
Universitas Indonesia
Responden pada penelitian ini sebagian besar tidak menikah yaitu 56%
dan yang menikah 44%.
4.1.4 Tingkat Pendidikan
Gambaran umum responden keempat yang ingin dijabarkan pada
penelitian ini adalah tingkat pendidikan.
Grafik 4.4 Tingkat Pendidikan
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, responden mayoritas berasal dari
tingkat pendidikan yang tinggi yaitu strata 1 sebanyak 58%. Kedua adalah
diploma sebanyak 32% dan ketiga adalah strata 2 sebanyak 10%. Penelitian ini
dilakukan dalam lingkup industri jadi kemungkinan kualifikasi pendidikan di
tingkat S1 dan diploma.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
32
Universitas Indonesia
4.1.5 Masa Kerja
Gambaran masa kerja responden diperlihatkan pada grafik 4.5 berikut ini.
Grafik 4.5 Masa Kerja Responden
Dari grafik 4.5 dapat terlihat bahwa masa kerja responden berkisar dari 1
tahun sampai dengan 18 tahun. Peneliti mengklasifikasikan masa kerja responden
berdasarkan periode tahapan karir Morrow dan McElroy (1987), dimana masa
kerja 0 – 2 tahun merupakan periode pemantapan karir (establishment stage),
masa kerja 3 – 10 tahun adalah periode lanjutan (advancement stage), dan masa
kerja lebih dari 10 tahun merupakan periode pengelolaan karir (maintenance
stage). Lamanya responden bekerja di PT X paling banyak berada di periode
pemantapan karir dengan masa kerja 0 – 2 tahun.
4.2 Korelasi Antar Variabel
Tabel berikut merupakan tabel korelasi antar variabel dalam penelitian ini.
Variabel kontrol yang diuji adalah usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
33
Universitas Indonesia
MS
D1
23
45
67
8
1.
Us
ia2
8.2
75
.18
-
2.
Tin
gk
at
Pe
nd
idik
an
1.7
80
.62
10
.07
9-
3.
Ma
sa K
erj
a5
.56
4.9
3.9
48
*-0
.08
-
4.
Aff
ect
Ba
sed
Tru
st4
.76
0.5
40
.17
40
.17
70
.11
8-
5.
Co
gn
itiv
e B
ase
d
Tru
st4
.81
0.5
60
.08
40
.12
50
.06
4.7
34
**
-
6.
Kn
ow
led
ge
Se
lf-e
ffic
ac
y4
.73
0.4
70
.03
60
.04
0.0
31
.34
5*
*.3
20
**
-
7.
Kn
ow
led
ge
Sh
ari
ng4
.62
0.4
0.0
18
-0.1
04
0.0
61
.54
9*
*.4
94
**
.51
2*
*-
8.
Pe
rfo
rma
nc
e I
n R
ole
5.2
10
.55
.30
8*
0.1
21
.25
9*
*.3
68
**
.21
7*
.39
1*
*.2
14
*-
*S
ign
ifik
an
, p
<0
.05
**
Sig
nif
ika
n,p
<0
.01
Ta
be
l 4
.2 M
ea
n,
Sta
nd
ar
De
via
si,
Re
lia
bil
ita
s d
an
Ko
rela
si A
nta
r V
ari
ab
el
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Dari hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa knowledge sharing
dipengaruhi oleh affect based trust, cognitive based trust, dan knowledge self
efficacy. Dari hasil analisis korelasi juga terlihat bahwa variabel kontrol yang
berhubungan dengan kinerja in-role adalah usia dan masa kerja (lihat tabel 4.2).
Sehingga dalam menguji regresi, peneliti memasukkan variabel usia dan masa
kerja menjadi variabel kontrol.
4.3. Hasil Analisa Regresi
Uji regresi dilakukan dengan analisis multiple regression. Analisis
multiple regression digunakan untuk mengetahui apakah affect based trust,
cognitive based trust dan knowledge self-efficacy memiliki hubungan yang
signifikan dengan knowledge sharing. Juga untuk mengetahui apakah knowledge
sharing memiliki hubungan signifikan dengan kinerja in-role. Uji multiple
regression digunakan ketika peneliti akan memprediksi hubungan dua atau lebih
variabel independen terhadap satu variabel dependen (Gravetter 2009).
Untuk menjawab pertanyaan penelitian dilakukan dua analisis regresi.
Analisis regresi pertama menguji pengaruh dari variabel prediktor yaitu affect
based trust, cognitive based trust dan knowledge self efficacy terhadap knowledge
sharing (lihat tabel 4.3). Analisis regresi kedua menggunakan analisis regresi
bertingkat untuk melihat pengaruh dari variabel kontrol terhadap kinerja in-role.
Dalam hal ini variabel kontrol adalah variabel demografi yang berhubungan kuat
dengan kinerja in-role yaitu usia dan masa kerja (lihat tabel 4.4), kemudian
dengan melibatkan pengaruh knowledge sharing terhadap dependen kinerja in-
role (tabel 4.4).
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Tabel 4.3 Hasil Analisa Multiple Regression dengan DV Knowledge sharing
(Koefisien β, F nilai R dan nilai Δ R2) ( N = 100)
*. P<.05, **. P<0.01 (2-tailed)
Tabel 4.3 memberikan informasi tentang analisis regresi, dapat terlihat
dengan F = 24.068, p < 0.01 menunjukkan bahwa affect based trust, cognitive
based trust dan knowledge self efficacy secara bersama-sama memiliki hubungan
signifikan dengan perilaku knowledge sharing .
Disamping itu, diperoleh koefisien determinasi (R Square), yakni presentasi
proporsi variabel dependen yang bisa dijelaskan oleh variabel independen, sebesar
0.429 yang dalam hal ini berarti 42.90% dari variasi perilaku knowledge sharing
dapat dijelaskan oleh variabel affect based trust, cognitive based trust dan
knowledge self efficacy, sisanya (100% - 42.90% = 57.10%) dijelaskan oleh
sebab-sebab lain.
Dapat terlihat juga pada tabel 4.3, hubungan varabel secara parsial dimana
affect based trust secara independen berhubungan siginfikan dengan knowledge
sharing dengan koefesien regresi .3199, p < 0.01 dan arah hubungan positif
dengan t = 2.766. Cognitive based trust secara independen tidak memiliki
hubungan signifikan dengan knowledge sharing dengan koefisien regresi .146, p >
0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesa 2 ditolak. Variabel ketiga knowledge
self efficacy secara independen berhubungan signifikan dengan knowledge sharing
dengan koefisien regresi .356, p < 0.01 dan arah hubungan positif dengan t =
4.311.
Knowledge sharingAffect Based Trust .319**
Cognitive Based Trust .146
Knowledge self efficacy .356**
R .655R2 .429F 24.068
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
36
Universitas Indonesia
Tabel 4.4 Hasil Analisa Hierarchical Multiple Regression dengan DV Kinerja
in-role (Koefisien β, F nilai R dan nilai Δ R2) ( N = 100)
*. P<.05, **. P<0.01 (2-tailed)
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa di tahap pertama yaitu variabel usia dan masa
kerja terlihat bawa hanya variabel usia yang signifikan berhubungan dengan
kinerja in-role. Artinya masa kerja tidak lagi menjadi faktor yang berhubungan
dengan kinerja in-role ketika diuji bersama dengan usia. Pada tahap pertama,
variabel kontrol hanya berkontribusi sebesar 10.6 % terhadap kinerja in-role.
Ketika variabel usia dianalisa dengan knowledge sharing, variabel ini juga
berhubungan signifikan dengan kinerja in-role. Nilai F sebesar 5.729 (p = 0.04; p
<0.05). artinya variabel kontrol usia dapat memprediksi kinerja in-role secara
signifikan.
Dari hasil analisa tahap pertama juga terlihat hubungan variabel secara
parsial dimana usia secara independen berhubungan siginfikan dengan kinerja in-
role dengan koefisien regresi .618, p < 0.05 dengan nilai t = 2.047. Masa kerja
secara independen tidak memiliki hubungan signifikan dengan kinerja in-role
dengan koefisien regresi - .327, P < 0.05.
Di tahap kedua ketika knowledge sharing diuji bersama, terlihat adanya
kenaikan kontribusi menjadi 15.7% terhadap kinerja in-role. Variabel kontrol usia
dan masa kerja ketika diuji bersama dengan variabel knowledge sharing
Tahap 1 Tahap 2Usia
Masa Kerja.618*-.327
.708*-.426
Knowledge sharing .228*
R .325 .396R2 .106 .157F
df 1, df 25.729*2 ; 97
5.939**1 ; 96
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
37
Universitas Indonesia
memprediksi kinerja in-role secara signifikan dengan nilai F sebesar 5.939 (p =
0.01; p < 0.01).
Dari analisa tahap kedua juga terlihat hubungan variabel secara parsial
dimana usia secara independen berhubungan siginfikan dengan kinerja in-role
dengan koefisien regresi .708, p < 0.05 dengan nilai t = 2.382. Masa kerja secara
independen tidak memiliki hubungan signifikan dengan kinerja in-role dengan
koefisien regresi - .426, p < 0.05. Variabel knowledge sharing berhubungan
siginfikan dengan kinerja in-role dengan koefisien regresi .228, p < 0.05, dan arah
hubungan positif dengan nilai t = 2.407.
4.5 Diagram Analisa Regresi Hubungan Affect based trust, Cognitive based trust
dan Knowledge self efficacy terhadap Knowledge sharing, dan Knowledge sharing
terhadap Kinerja.
pz. x1 =0.319
(sig = 0.007)
pz.x2 =0.146 py.z =0.214
(sig = 0.205) (sig = 0.032)
pz.x3 =0.356
(sig = 0.000)
Affect BasedTrust(x1)
CognitiveBased Trust
(x2)
Knowledgeself-efficacy
(x3)
Knoweldgesharing (z)
Kinerja(y)
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
38 Unversitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri dari 3 bagian. Sub bagian pada bab ini adalah kesimpulan,
limitasi penelitian, dan saran. Bagian kesimpulan berisi tentang jawaban dari
pertanyaan penelitian dan dilengkapi dengan diskusi. Bagian limitasi penelitian
berisi tentang batasan dari penelitian ini. Bagian saran berisi tentang masukan
bagi pihak organisasi dan penelitian pengembangan dari penelitian ini.
5.1 Kesimpulan
Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama apakah terdapat hubungan
antara affect based trust dengan knowledge sharing, berdasarkan hasil analisis
data ditemukan bahwa affect based trust dan knowledge sharing terdapat
hubungan yang positif. Pada pertanyaan penelitian kedua apakah terdapat
hubungan antara cognitive based trust dengan knowledge sharing berdasarkan
hasil analisis data ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara affect based trust
dan knowledge sharing. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak.
Pada pertanyaan penelitian ketiga apakah terdapat hubungan antara
knowledge self efficacy dengan knowledge sharing berdasarkan hasil analisa data
ditemukan bahwa terdapat hubungan antara knowledge self efficacy dan
knowledge sharing dengan arah hubungan positif.
Pada pertanyaan penelitian keempat apakah terdapat hubungan antara
knowledge sharing dengan kinerja in-role berdasarkan hasil analisis data
ditemukan bahwa terdapat hubungan positif antara knowledge sharing dan kinerja
in-role.
5.2 Diskusi
Diskusi dalam penelitian ini dibagi beberapa bagian yaitu diskusi tentang
hasil dari penelitian dan diskusi tentang keterbatasan penelitian. Diskusi tentang
hasil penelitian difokuskan pada hasil yang tidak sesuai dengan hipotesis. Hasil
penelitian yang tidak sesuai dengan hipotesis adalah hubungan variabel cognitive
based trust dan knowledge sharing.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
39
Universitas Indonesia
Untuk memahami bagaimana mengatasi hambatan knowledge sharing,
terlebih dahulu harus memahami tentang trust (Chowdhury, 2005; Ng & Chua
2006; McEvily, Perrone & Zaheer, 2003). Dalam penelitian Ng & Chua (2006)
ditemukan bahwa cognitive based trust lebih berpengaruh dibandingkan affect
based trust pada masyarakat dengan kultur indivualis sedangkan affect based trust
mempunyai pengaruh yang lebih kuat dibandingkan cognitive based trust pada
masyarakat dengan kultur kolektif. Karyawan akan lebih berprilaku knowledge
sharing ketika ada affect based trust (Holste, 2003).
Dalam penelitian Chua, Morris & Ingram (2007) yang dilakukan pada
manajer dari Cina dan Amerika, yang ingin melihat perbedaan dari kepercayaan
dari hati (affect based trust) dan dari kepala (cognition based trust) terhadap
knowledge sharing ditemukan bahwa pada manajer dari Cina dengan kultur
kolektivis, affect based trust (trust from the heart) berhubungan positif dengan
knowledge sharing, sedangkan cognitive based trust (trust from the head) tidak
berhubungan dengan knowledge sharing. Pada manajer Amerika dengan kultur
individual ditemukan bahwa knowledge sharing berhubungan positif dengan
cognitive based trust. Pada masyarakat dengan kultur kolektif, intensitas
pertemuan, kedekatan emosional, merasa diperhatikan oleh rekan kerja lebih
dominan merupakan fakor yang lebih dominan untuk mendorong karyawan mau
berbagi pengetahuan yang dimiliki.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa kecenderungan karyawan
mempercayai rekan kerjanya lebih dipengaruhi atas penilaian subjektif yang
berhubungan dengan perasaan, kedekatan emosional, dan frekuensi pertemuan
dengan rekan kerja. Penilaian subjektif yang dimiliki terhadap rekan sekerja
selanjutnya mempengaruhi perilaku knowledge sharing karyawan (Andrews &
Delahaye, 2000; Chowdury, 2005; Hansen, 2002; Woods, 2001). Pada masyarakat
dengan kultur kolektif ditemukan perilaku knowledge sharing lebih kuat
dipengaruhi oleh affect based trust (Chen dkk, 1998; Chua dkk, 2007; Ng &
Chua, 2006; Pavlou & Chai, 2002).
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Kemungkinan lain yang mengakibatkan affect based trust signifikan
terhadap knowledge sharing sedang cognitive based trust tidak berhubungan
dengan knowledge sharing adalah karakteristik sampel peneltian yang berasal dari
level staff sampai supervisor dan di dukung dari data demografi bahwa masa kerja
karyawan terbanyak pada level 1-2 tahun, maka kemungkinan perilaku knowledge
sharing lebih dipengaruhi oleh adanya kedekatan perasaan dan ketulusan daripada
dipengaruhi oleh kemampuan dan kompetensi seseorang.
Dari hasil analisa regresi bertingkat didapat bahwa sumbangan variabel
knowledge sharing terhadap kinerja in-role sebesar 15.7%, sumbangan ini tidak
terlalu besar kemungkinan disebabkan, dalam lingkup organisasi banyak faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Kemungkinan kedua adalah, dari
penjelasan mengenai trust, bahwa affect based trust dan cognitive based trust
berpengaruh pada knowledge sharing dengan cara dan konsekuensi yang berbeda,
dan ditemukan bahwa cognitive based trust lebih berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja karyawan dibandingkan affect based trust (McAllister, 1995;
Lewicki & Bunker, 1996; Chowdhury, 2005). Namun pada penelitian ini, ternyata
ditemukan cognitive based trust tidak berhubungan dengan knowledge sharing.
Keterbatasan pada penelitian ini adalah adalah teknik pengambilan sampel
yang menggunakan teknik accidental sampling. Hal ini mungkin berakibat pada
tidak mampunya penelitian ini digeneralisasi ke populasi (Singleton & Straits,
1999). Kesimpulan penelitian ini hanya dapat diberlakukan di PT X. Penting
untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperhatikan masalah teknik
pengumpulan sampel tersebut.
Keterbatasan penelitian lainnya adalah penilaian kinerja in-role yang
dilakukan dengan metode self-report dengan memberikan kuesioner kepada
sampel penelitian. Metode ini dapat menjadi bias karena penilaian dilakukan oleh
diri sendiri, tanpa adanya penilaian dukungan dari atasan atau dari perusahaan.
Penilaian kinerja tidak dapat dilakukan dengan menggunakan data dari
perusahaan, karena perusahaan tidak memberikan ijin untuk mendapatkan data
kinerja in-role dari karyawan.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menyerahkan sendiri kuesioner
kepada sampel penelitian, tetapi pengambilan kuesioner dengan cara diambil pada
sekretaris masing-masing divisi. Cara penyerahan kuesioner dengan menitipkan
pada sekertaris tanpa disertai amplop dapat berdampak pada jawaban responden
penelitian. Responden mungkin akan takut menjawab sesuai dengan keadaannya
karena kuesioner tersebut dapat dilihat oleh pihak perusahaan pada saat kuesioner
dikumpulkan sehingga membuat responden menjawab pernyataan sesuai dengan
apa yang dipersepsikan baik dan diharapkan oleh perusahaan.
Batasan penelitian adalah tingkat analisa pada penelitian ini berfokus pada
hubungan antar karyawan dalam organisasi. Tingkatan analisa karyawan dengan
organisasi diharapkan mampu dijawab pada penelitian selanjutnya.
5.3 Saran
Hasil dari penelitian dapat memberikan beberapa saran kepada manajemen
PT X dalam masalah sumber daya manusia. Berdasarkan hasil penelitian dimana
affect based trust dan knowledge self-efficacy menjadi faktor yang berhubungan
signifikan dengan knowledge sharing, penting bagi pimpinan organsiasi untuk
membangun kepercayaan interpersonal diantara rekan kerja dalam organisasi.
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa knowledge sharing berhubungan
signifikan dengan kinerja in-role. Untuk itu tugas dari pimpinan untuk
mengembangkan perilaku knowledge sharing di dalam organisasi. Memberikan
dorongan pada karyawan untuk mau berbagi pengetahuan dengan rekan sekerja.
Persepsi kebanyakan karyawan mengenai knowledge is power harus didorong oleh
organisasi untuk diubah menjadi knowledge sharing is power.
Penelitian ini juga memberi saran kepada penelitian selanjutnya untuk
menjawab hal-hal yang belum dapat dijawab pada penelitian ini. Penelitian
selanjutnya diharapkan mampu menjelaskan kepercayaan di tingkat organisasi
yaitu kepercayaan kepada pimpinan dan organisasi dapat mempengaruhi
knowledge sharing karyawan, dengan menggunakan alat ukur kepercayaan dari
Mayer (1995).
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menjelaskan hubungan
interpersonal trust dan knowledge self efficacy dengan menggunakan variabel
keadilan organsiasi sebagai moderator. Sehingga kita dapat melihat dengan
adanya moderasi dari keadilan organisasi, apakah hubungan antara interpersonal
trust dan knowledge self efficacy dengan knowledge sharing semakin kuat atau
lemah. Variabel keadilan organisasi dilaporkan berperan sebagai moderasi pada
penelitian sebelumnya (Thompson & Heron, 2003, Noe & Wang, 2010).
Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti variabel knowledge
sharing dengan memisahkan antara knowledge collecting dan knowledge donating
(Hoff & Weenan, 2006). Pemisahan kedua bentuk knowledge sharing ini untuk
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku knowledge collecting dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku knowledge donating.
Penggunaan Structural Equation Modelling (SEM) sebaiknya
dipertimbangkan sebagai alternatif strategi untuk mendeteksi efek moderasi
(Aguinis, 1995). Metode ini menurut Agunis (1995) memiliki kelebihan
dibandingkan metode moderasi regresi yang digunakan pada penelitian ini. SEM
dinilai dapat mencegah measurement error lebih baik daripada metode moderasi
regresi. Namun metode ini harus dilengkapi dengan jumlah sampel yang besar,
lebih dari 200 sampel (Holbert & Stephenson, 2003; Schumacker & Lomax,
2004). Jumlah sampel yang besar memungkinkan untuk mendeteksi model yang
lebih komperhensif. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan kurang
dari standar yang ditetapkan untuk menggunakan SEM, sehingga peneliti memilih
menggunakan analisa regresi.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
42
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, L., R. Cross & D. Levin. (2008). Trust and Knowledge Sharing: A CriticalCombination. IBM Institute for Knowledge-Based Organizations.
Aguinis, H. (1995). Statistical Power Problems With Moderated Multiple Regressionin Management Research. Journal of Management. Vol 21, No 6
Alavi, M., & Leidner, D. E. (2001). Review: Knowledge management and knowledgeManagement systems: Conceptual foundations and research issues.MISQuarterly, 25(1), 107-136.
Al-Hawamdah (2005). Designing an interdisciplinary graduate program in knowledgemanagement. Journal of the American Society for Information Science andTechnology.
Allison, Paul D. (1999). Multiple Regression. New Delhi: Plan Forge Press.
Anastasi, A., dan Urbina, S. (1997). Psychological Testing .(7th ed.). New Jersey:Prentice-Hall, Inc.
Andrews & Delahaye. (2000). Influences on knowledge processes in organizationallearning: the psychosocial filter. Journal of Management Studies 37(6), 797–810.
Andriessen, J. H. Erik., R.M., Ortt, R.J., & Dicke, W.M. (2005). ManagingTechnology and Innovation: an Introduction. London: Managing KnowledgeProcesses. In: Verburg
Arthur, J. B., & Huntley, C. L. (2005). Ramping up the organizational learning curve:Assessing the impact of deliberate learning on organizational performanceunder gainsharing. Academy of Management Journal, 48(6), 1159-1170.
Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: Freeman
Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change.Psychological Review, 84(2), 191.
Bartol, M. Kathryn & Edwin Locke. (2006). Empowering Leadership in ManagementTeams: Effects On Knowledge Sharing, Efficacy, And Performance. Academyof Management Journal. Vol. 49, No. 6, 1239–1251.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
43
Baumol & Loasby, 2002 The Evolution of Knowledge: Beyond the BiologicalModel. Research Policy 31(8-9): 1227-39.
Blau, P.M. (1964). Exchange and Power in Social Life. New York, NY; Wiley
Becerra-Fernandez, I., & Sabherwal, R. (2007). Organizational knowledgemanagement: A contingency perspective. Journal of Management InformationSystems, Vol. 18, No. 1, 23-55.
Beckman, T. (1999). The current state of knowledge management. In J. Liebowitz(Ed.), Knowledge management handbook (pp. 157–168). Boca Raton, FL: CRPress.
Bock, Gee W., Robert, Zmud W., & Jae, N. Lee. (2005). Behavioral IntentionFormation in Knowledge Sharing: Examining the Roles of ExtrinsicMotivators, Social-Psychological Forces, and Organizational Climate. Journalof MIS Quarterly. Vol 29
Bock, W., Gee dan Kim, G., Young. (2002). Breaking the Myths of Rewards: AnExploratory Study of Attitudes about Knowledge Sharing. Pacific AsiaConference on Information Systems (PACIS). Paper 78
Bordia, P., Irmer, B. E., & Abusah, D. (2006). Differences in sharing knowledgeinterpersonally and via databases: The role of evaluation apprehension andperceived benefits. European Journal of Work and OrganizationalPsychology, 15(3), 262-280.
Borman, W. C., & Motowidlo, S. J. (1993). Expanding the criterion domain toinclude elements of contextual performance. In N. Schmitt & W. C. Borman(Eds.), Personnel selection in organizations: 71–98.
Brown, J. S., & Duguid, P. (2002). Local knowledge: Innovation in the networkedage. Management Learning, 33(4), 427-437.
Cabrera, A., & Cabrera, E. F. (2002). Knowledge-sharing dilemmas. OrganizationStudies, 23, 687-710.
Cabrera, A., Collins, W. C., & Salgado, J. F. (2006). Determinants of individualengagement in knowledge sharing. International Journal of HumanResourceManagement, 17(2), 245-264.
Carter, C., & Scarbrough, H. (2001). Towards a second generation of KM? Thepeople management challenge. Education & Training, 43(4), 215-224.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
44
Chiu, C. -M., Hsu, M. -H., & Wang, E. (2006). Understanding knowledge sharing invirtual communities: An integration of social capital and social cognitivetheories. Decision Support Systems, Vol. 42, No. 3, 1872-1888.
Chen, C., Chen, X., & Meindl, J. R. (1998). How can cooperation be fostered: Thecultural effects of individualism-collectivism. Academy of ManagementReview, Vol. 23, 285-304.
Cheng & Li, 2006. The relationships of organization justice, trust and knowledgesharing behaviors. Journal of Human Resource Management, 1, 69-93
Chua, Roy Y.J., P. Ingram., & M. Morris. (2008). From the Head and the Heart:Locating Cognition- and Affect-based Trust in Managers' ProfessionalNetworks. Academy of Management Journal, Vol. 51, No. 3, 436-452.
Chowdhury, Sanjib. (2005). The Role of Affect- and Cognition-based Trust inComplex Knowledge Sharing.Journal of Managerial Issue. Vol 17, No.3
Constant, D., Sproull, L., & Kiesler, S. (1996). The kindness of strangers: Theusefulness of electronic weak ties for technical advice. Organization Science,Vol. 7, No. 2, 119-135.
Cozby, P. C., & Bates, S. C. (2011). Methods in behavioral research (11th ed.). NewYork: McGraw-Hill.
Collins, C. J., & Smith, K. G. (2006). Knowledge exchange and combination: Therole of human resource practices in the performance of high-technologyfirms.Academy of Management Journal, 49(3), 544-560
Cross, R. and Baird, L. (2000), ‘‘Technology is not enough: improving performanceby building organizational memory’’, Management Review, Vol. 41 No. 3, pp.69-78.
Cummings, J. N. (2004). Work groups, structural diversity, and knowledge sharing ina global organization. Management Science, 50(3), 352-364.
Daft, Richard, L. (2004). Organization theory and design (8th ed). Ohio: ThomsonSouth Western.
Damodaran, L., & Olphert, W. (2000). Barriers and facilitators to the use ofknowledge management systems. Behaviour & Information Technology,19(6), 405-413.
Davenport, T. H., & Prusak, L. (1998). Working knowledge: How organizationsmanage what they know. Boston, MA: Harvard Business School Press.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
45
De Long, D. W., & Fahey, L. (2000). Diagnosing cultural barriers to knowledgemanagement. Academy of Management Executive, 14(4), 113-127
de Vries, R. E., van den Hooff, B., & de Ridder, J. A. (2006). Explaining knowledgesharing: The role of team communication styles, job satisfaction, andperformancebeliefs. Communication Research, 33(2), 115-135
Drucker, P. F. (2001). The essential Drucker. New York: Harper Collins.
Dupuy, Francois. (2004). Sharing Knowledge, The Way and How of OrganizationalChange. Palgrave Macmillan, New York.
Endres, S. P., Chowdhury, S., & Alam, I. (2007). Tacit Knowledge Sharing, Self-Efficacy Theory, and Application to the Open Source Community. Journal ofKnowledge Management.
Ewing, J., & Keenan, F. (2001). Sharing the wealth. Business Week, 3724, EB36-39.
Endres, M. L., Endres, S. P. , Chowdhury, S., & Alam, I. (2007). Tacit KnowledgeSharing, Self-Efficacy Theory, and Application to the Open SourceCommunity. Journal of Knowledge Management
Ferrin, D. L., & Dirks, K. T. (2003). The use of rewards to increase and decreasetrust: Mediating processes and differential effects. Organization Science,14(1), 18-31.
Fiske, S. T., Cuddy, A. J. C., & Glick, P. (2007). Universal dimensions of socialcognition: Warmth, then competence. Trends in Cognitive Science, 11, 77–83.
Forsythe, S., Liu, C., Shannon, D., and Gardner, L.C. "Development of a scale tomeasure the perceived benefits and risks of online shopping," Journal ofInteractive Marketing (2:2) 2006, pp. 55-75.
Foss, N. J., & Pedersen, T. (2002). Transferring knowledge in MNCs: The role ofsources of subsidiary knowledge and organizational context. Journal ofInternational Management, 8(1), 49-67.
Gagne, M. (2009). A model of knowledge-sharing motivation. Human ResourceManagement, Vol. 48, No. 4, 571–589.
Gist, M. E., Stevens, C. K., & Bavetta, A. G. (1997). The influence of post-trainingintervention and self-efficacy on the retention of newly acquired skills.Southern Management Association Proceedings, 327-329.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
46
Gravetter, F.J & Forzano, L.B. (2009). Research Methods for Behavioral Sciences.California : Wadsworth Cengage Learning.
Gupta, A. K., & Govindarajan, V. (2000). Knowledge management's socialdimension: Lessons from Nucor Steel. Sloan Management Review, 42(1), 71-80.
Hansen,M.T., Mors,M.L., & Lovas,B.(2005). Knowledge sharing in organizations:Multiple networks, multiple phases. Academy of Management Journal, 48(5),776-793.
Hendriks, P. (1999). "Why Share Knowledge? The Influence of Ict on the Motivationfor Knowledge Sharing". Knowledge and Process Management, Vol 6 No 2,pp 91-100.
Hinds, P. J., Patterson, M., & Pfeffer, J. (2001). Bothered by abstraction: The effectof expertise on knowledge transfer and subsequent novice performance.Journal of Applied Psychology, 86, 1232-1243.
Hooff, B.v.d. & Weenen,F.d.L. (2004). Committed to share: Commitment and CMCuse as antecedents of knowledge sharing. Knowledge and ProcessManagement 11, pp. 13 – 24.
Holste, J. S., & Fields, Dail. (2010). Trust and Tacit Knowledge Sharing and Use.Journal of Knowledge Management, Vol.14, No.1, 128-140.
Holste, J. S. (2003). A Study of the Effects of Affect-Based Trust and Cognition-BasedTrust on Intra-Organizational Knowledge Sharing and Use. Ph.D. Ph.D.Dissertation, Regent University, Virginia Beach, Virginia.
Holbert, R.L. & Stephenson, M.T. (2003). The Importance of Indirect Effects inMedia Effects Research: Testing for Mediation in Structural EquationModeling. Journal of Broadcasting & Electronic. Vol 47, No 4.
Hsiu Fen-Lin. (2007). Knowledge Sharing and Firm Innovation Capability: anEmpirical Study. International Journal of Manpower, Vol. 28, No. 3, 315-332.
Hsu, Bi Fen., Wu, Wei L., & Yeh, Song Ryh (2009). Interpersonal Trust andKnowledge Sharing: Moderating Effects Of Individual Altruism And a SocialInteraction Environment. Social Behaviour and Personality. Vol 37, No. 1.
Hussi, Tomi ,(2004). Reconfiguring knowledge management – combining intellectualcapital, intangible assets and knowledge creation. Journal of KnowledgeManagement, Vol. 8 Iss: 2, pp.36 – 52.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
47
Husted, K., & Michailova, S. (2003). Diagnosing and fighting knowledge-sharinghostility. Organizational Dynamics, 31(1), 60-73.
Ipe, M. (2003). Knowledge sharing in organizations: a conceptual framework.Human Resource Development Review, Vol. 2 No. 4, pp. 337-59.
Ives, W., Torrey, B., & Gordon, C. (2000). Knowledge sharing is a human behavior.Knowledge Management, MIT Press, Cambridge, MA.
Jackson, S. E., Chuang, C. -H., Harden, E. EM. (2006). Toward developing humanresource management systems for knowledge-intensive teamwork. In J.
Jones, G.R. & George, J.M. (1998). The experience and evolution of trust:Implications for cooperation and teamwork. Academy of Management Review,Vol. 23, No.3, 531-546.
Jex, Steve M., & Britt, Thomas W. (2008). Organizational Psychology. Canada: JohnWiley & Sons Inc.
M. Joseph (Ed.), Research in personnel and human resources management, Vol. 25.(pp. 27-70). Amsterdam
McEvily, Bill., Perrone. V., & Zaheer, Akbar. (2003) Trust as an OrganizingPrinciple Organization Science, vol. 14 no. 1 91-103
Jones, M. C. (2007). Tacit knowledge sharing during ERP implementation: A multi-site case study. Information Resources Management Journal, 18(2), 1-23.
Jiang, & Joseph. (2006). Motivating Knowledge Sharing in Knowledge ManagementSystems: A Quasi–Field Experiment. Journal of Management July 28, 2011
Julibert, S. (2008). Employee attitudes to information sharing: a case study at theEuropean Central Bank, Management Journal Vol. 18 No. 3, 2008, pp. 194-204
Kankanhalli, A., Tan, B. C. Y., & Wei, K. -K. (2005). Contributing knowledge toelectronic knowledge repositories: An empirical investigation. MIS Quarterly,29(1), 113-143.
Kaplan, R.M., & Saccuzzo, D. P. (2005). Psychological Testing: Principles,Applications, and Issues (6th ed). California: Brooks/Cole PublishingCompany.
Kerlinger, Fred N., & Lee, Howard B. (2000). Foundations of Behavioral Research.USA: Earl McPeek.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
48
Kim, S., & Lee, H. (2006). The impact of organizational context and informationtechnology on employee knowledge-sharing capabilities. PublicAdministration Review, 66(3), 370-385.
Kumar, R. (2005). Research Methodology: A Step by Step Guide for Beginners 2ndEdition. Singapura: Pearson Education.
Lewicki, R.J., & B.B. Bunker. (1996). Developing and Maintaining Trust in WorkRelationships. In Trust in Organizations: Frontiers of Theory and Research,eds. R.M. Kramer & T.R. Tyler, 114–139. Thousand Oaks, CA: SagePublications.
Lin. (2007). Effects of Extrinsic and Intrinsic Motivation on Employee KnowledgeSharing Intentions. Journal of Information Science, Vol 33, 135-149
Lopez, S.P., Peon, J.M.M., Ordas, C.J.V. (2004). Managing knowledge: the linkbetween culture and organizational learning. Journal of KnowledgeManagement, 8(6), 93-104.
Leonard, D., & Swap, W. (2004), Deep Smarts: How to Cultivate and TransferBusiness Wisdom, Harvard Business School Press, Boston, MA.
Levin, D. Z., & Cross, R. (2004). The strength of weak ties you can trust: Themediating role of trust in effective knowledge transfer. Management Science,50, 1477-1490.
Liang, T.-P., Liu, C.-C, & Wu, C.-H. (2008). Can social exchange theory explainindividual knowledge-sharing behavior? A meta-analysis”, In: ICIS 2008.
Luthans, F. (2003). Positive organizational behavior (POB): Implications forleadership and HR development and motivation. In R. M. Steers, L. W.Porter, & G. A. Begley (eds.), Motivation and leadership at work: 187-195.New York: McGraw-Hill/Irwin.
Mayer, R. C., (1995). An integration model of organizational trust. AcademyManagement Review, Vol.20, 709–734.
Mesmer-Magnus, J. R., & DeChurch, L. A. (2009). Information sharing and teamperformance: A meta-analysis. Journal of Applied Psychology, 94, 535-546.
McNeish, Joanne., & Mann, Inder, J.S. (2010). Knowledge Sharing and Trust inOrganizations. The IUP Journal of Knowledge Management, 8 (1&2).
McEvily, B., V. Perrone., & A. Zaheer. (2003). Trust as an organizing principle.Organization Science, Vol. 14, 91–103.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
49
Mooradian, T., Renzl, B., & Matzler, K. (2006). Who trusts? Personality, trust andknowledge sharing. Management Learning, 37(4), 523-540.
Morrow, P.C. and McElroy, J.C. (1987). Work commitment and job satisfaction overthree career stages. Journal of Vocational Behavior, Vol. 30, 330-346.
McEvoy, G. M., & Cascio, W. F. (1996). Cumulative evidence of the relationshipbetween employee age and job performance. Journal of Applied Psychology,Vol. 74, 1 l- 17.
Massingham, Peter., & Diment , Kieren. (2009). Organizational Commitment,Knowledge Management Interventions and Learning Capacity. The LearningOrganization, Vol. 16, No. 2, 122-142.
Mooradian, T., Renzl, B., & Matzler, K. (2006). Who trusts? Personality, trust andknowledge sharing. Management Learning, Vol. 37, No. 4, 523-540.
McAllister, D. J. (1995). Affect- and cognition-based trust as foundations forinterpersonal cooperation in organizations. Academy of Management Journal,38(1), 24-59.
Nahapiet, J., & Ghoshal, S. (1998). Social capital, intellectual capital, and theorganizational advantage. Academy of Management Review, Vol. 23, 242-266.
Ng, K. Y., & Roy Y.J. Chua. (2006). Do I Contribute More When I Trust More?:Differential Effects of Cognition- and Affect-based Trust." Management andOrganization Review, Vol. 2, No. 1, 43-66.
Nonaka, I. (2002). A dynamic theory of organizational knowledge creation. TheStrategic Management of Intellectual Capital and Organizational Knowledge.C. W. Choo and N. Bontis. New York, Oxford University Press: 437-462.
Noe. A, Raymond & Wang. Sheng. (2010). Knowledge sharing: A review anddirections for future research. Human Resource Management Review 20 115–131.
Pavlou, P. A., & Chai, L.. (2002). What drives electronic commerce across cultures?A cross-cultural empirical investigation of the theory of planned behavior.Journal of Electronic Commerce Research, Vol. 3, No. 4, 240-253.
Pelled, L., Eisenhardt, K., & Xin, K. (1999). Exploring the black box: An analysis ofwork group diversity, conflict, and performance. Administrative ScienceQuarterly, 44, 1–28.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
50
Quinn, J.B., P. Anderson and S. Finkelstein, 1996. Managing Professional Intellect:Making the Most of the Best. Harvard Business Review, Vol. 74, No. 2, 71-80.
Quigley, N. R., Tesluk, P. E., Locke, E. A., & Bartol, K. M. (2007). A multilevelinvestigation of the motivational mechanisms underlying knowledge sharingand performance. Organization Science, Vol. 18, No. 1, 71-88.
Reychav, I.S., & Weisberg, J. (2010). Bridging Intention and Behavior of KnowledgeSharing”, Journal of Knowledge Management, Vol. 14 No. 2, 285-300.
Riege, A. (2005). Three-dozen knowledge-sharing barriers managers must consider.Journal of Knowledge Management, 9(3), 18-35.
Singleton, Royce A., & Straits, Bruce C. (1999). Approaches to Social Research.New York: Oxford University Press
Stevens, L. (2000). Incentives for sharing. Knowledge Management,54-60.
Szulanski, G., Cappetta, R., & Jensen, R. J. (2004). When and how trustworthinessmatters: Knowledge transfer and the moderating effect of causal ambiguity.Organization Science, 15, 600-613.
Schumacher, R. E., & Lomax, R. G. (1996). A beginner’s guide to structuralequation modeling. Mahwah,NJ: Lawrence Erlbaum.
Spector, E. Paul. (2000). Introduction: job analysis: accuracy versus consequentialvalidity Paul E. Spector. Journal of Organizational Behavior, Vol. 21, No. 7,807.
Sveiby. (2001). Job Related Knowledge Sharing: Comparative Case Studies, Journalof Knowledge Management, Vol. 8 No. 3, pp. 118-126.
Sullivan, P.J., & Callow, N. (2005). A cross-cultural examination of the factorstructur the scale or effective communication in team sports. Group Dynamics,9,87–92.
Spreitzer, G.M. (1995). Psychological empowerment in the workplace: dimensions,measurement, and validation, Academy of Management Journal, Vol. 38, No.5, 1442–65.
Tsai, W. (2002). "Social Structure Of "Coopetition" Within a Multiunit Organization:Coordination, Competition, and Intraorganizational Knowledge Sharing".Organization Science, Vol 13 No 2, pp 179-190.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
51
Voelpel, S. C., Dous, M., & Davenport, T. H. (2005). Five steps to creating a globalknowledge-sharing system: Siemens' ShareNet. Academy of ManagementExecutive, 19(2), 9-23.
Wang, C.C., & C.Y. Lai, 2006. Knowledge contribution in the online virtualcommunity: Capability and motivation. Knowledge Science Management, :442-453.
Wasko, M. M., & Faraj, S. (2000). “It is what one does”: Why people participate andhelp others in electronic communities of practice. The Journal of StrategicInformation Systems, 9(2–3), 155-173
Wasko, M. M., & Faraj, S. (2005). Why should I share? Examining social capital andknowledge contribution in electronic networks of practice. MIS Quarterly,29(1), 35-57.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Lampiran A
PERHITUNGAN STATISTIK
Nilai Mean, SD, Max, Min
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kinerja_01 100 3 6 5.21 .743
Kinerja_02 100 3 6 5.26 .691
Kinerja_03 100 3 6 5.04 .840
Kinerja_04 100 3 6 5.45 .757
Kinerja_05 100 3 6 4.94 .952
Kinerja_06 100 3 6 5.34 .699
Valid N (listwise) 100
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ABT_01 100 2 6 4.88 .782
ABT_02 100 3 6 5.14 .739
ABT_03 100 3 6 5.00 .778
ABT_04 100 3 6 4.53 .771
ABT_05 100 3 6 4.46 .881
ABT_06 100 3 6 4.55 .796
Valid N (listwise) 100
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CBT_01 100 2 6 4.76 .818
CBT_02 100 3 6 4.78 .773
CBT_03 100 3 6 4.99 .659
CBT_04 100 3 6 4.68 .709
CBT_05 100 3 6 4.85 .592
Valid N (listwise) 100
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KSE_01 100 3 6 4.95 .575
KSE_02 100 3 6 4.96 .665
KSE_03 100 3 6 5.01 .674
KSE_04 100 3 6 4.52 .745
KSE_05 100 2 6 4.23 .790
Valid N (listwise) 100
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KS_01 100 3 6 4.57 .769
KS_02 100 2 6 4.29 .820
KS_03 100 2 6 4.88 .832
KS_04 100 2 6 4.54 .784
KS_05 100 3 6 5.12 .742
KS_06 100 4 6 5.05 .626
KS_07 100 3 6 5.07 .624
KS_08 100 3 6 4.81 .692
KS_09 100 3 6 4.83 .667
Valid N (listwise) 100
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
LAMPIRAN B
RELIABILITAS ALAT UKUR
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.763 .756 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Kinerja_01 25.3500 7.503 .389 .528 .721
Kinerja_02 25.4500 9.945 .678 .695 .650
Kinerja_03 25.8000 14.695 .383 .352 .729
Kinerja_04 25.1000 10.568 .716 .848 .631
Kinerja_05 25.5500 6.261 .424 .543 .694
Kinerja_06 25.2500 9.092 .693 .796 .651
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.896 .815 6
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ABT_01 23.2000 9.537 .641 .514 .780
ABT_02 22.9500 9.313 .643 .526 .778
ABT_03 23.3500 10.871 .838 .848 .721
ABT_04 23.7500 8.724 .679 .745 .767
ABT_05 23.9000 10.095 .481 .574 .830
ABT_06 24.1000 10.411 .396 .409 .830
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.853 .856 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
CBT_01 19.2500 3.776 .858 .827 .766
CBT_02 19.1500 4.345 .659 .504 .830
CBT_03 18.8000 5.221 .579 .424 .844
CBT_04 19.1500 4.976 .739 .766 .809
CBT_05 19.0500 5.524 .565 .475 .849
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.776 .807 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KSE_01 17.9500 4.471 .478 .382 .760
KSE_02 17.8000 4.800 .731 .587 .712
KSE_03 17.6000 5.305 .450 .346 .771
KSE_04 18.7000 3.589 .575 .527 .741
KSE_05 18.7500 3.566 .701 .564 .677
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.825 .753 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KS_01 38.3000 11.484 .559 .620 .769
KS_02 38.5500 11.313 .394 .454 .795
KS_03 38.0000 10.526 .506 .753 .706
KS_04 38.4000 8.989 .761 .879 .653
KS_05 37.6000 11.726 .495 .602 .743
KS_06 38.0000 9.263 .531 .916 .699
KS_07 37.8500 10.871 .568 .629 .704
KS_08 38.2500 11.145 .396 .847 .724
KS_09 38.2500 10.408 .505 .534 .706
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
LAMPIRAN C
Korelasi Antar Variabel
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
usiah 28.2700 5.18127 100
tingkat_pendidikan 1.7800 .61266 100
masakerja 5.5580 4.92766 100
Affect Based Trust (Mean) 4.7601 .53948 100
Cognitive Based Trust
(Mean)
4.8120 .56125 100
Knowledge Self-Efficacy
(Mean)
4.7340 .47059 100
knowledgesharing_mean 4.6189 .39871 100
Performance In Role
Behavior (Mean)
5.2069 .55300 100
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Correlations
usia
tingkat_p
endidikan
masa
kerja
Affect
based
Trust
(Mean)
Cognitive
based
Trust
(Mean)
Knowledg
e Self-
Efficacy
(Mean)
knowledg
esharing_
mean
Performa
nce In
Role
Behavior
(Mean)
Usia Pearson
Correlation
1 .079 .948** .174 .084 .036 .018 .308**
Sig. (2-tailed) .433 .000 .083 .408 .725 .862 .002
N 100 100 100 100 100 100 100 100
tingkat_pendidika
n
Pearson
Correlation
.079 1 -.080 .072 .125 .040 -.104 .121
Sig. (2-tailed) .433 .427 .474 .214 .691 .301 .230
N 100 100 100 100 100 100 100 100
masakerja Pearson
Correlation
.948** -.080 1 .177 .064 .031 .061 .259**
Sig. (2-tailed) .000 .427 .079 .525 .758 .549 .009
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Affect Based
Trust (Mean)
Pearson
Correlation
.174 .072 .177 1 .734** .345** .549** .368**
Sig. (2-tailed) .083 .474 .079 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Cognitive Based
Trust (Mean)
Pearson
Correlation
.084 .125 .064 .734** 1 .320** .494** .217*
Sig. (2-tailed) .408 .214 .525 .000 .001 .000 .030
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Knowledge Self-
Efficacy (Mean)
Pearson
Correlation
.036 .040 .031 .345** .320** 1 .512** .391**
Sig. (2-tailed) .725 .691 .758 .000 .001 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
knowledgesharin
g_mean
Pearson
Correlation
.018 -.104 .061 .549** .494** .512** 1 .214*
Sig. (2-tailed) .862 .301 .549 .000 .000 .000 .032
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Performance In
Role Behavior
(Mean)
Pearson
Correlation
.308** .121 .259** .368** .217* .391** .214* 1
Sig. (2-tailed) .002 .230 .009 .000 .030 .000 .032
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Correlations
usia
tingkat_p
endidikan
masa
kerja
Affect
based
Trust
(Mean)
Cognitive
based
Trust
(Mean)
Knowledg
e Self-
Efficacy
(Mean)
knowledg
esharing_
mean
Performa
nce In
Role
Behavior
(Mean)
Usia Pearson
Correlation
1 .079 .948** .174 .084 .036 .018 .308**
Sig. (2-tailed) .433 .000 .083 .408 .725 .862 .002
N 100 100 100 100 100 100 100 100
tingkat_pendidika
n
Pearson
Correlation
.079 1 -.080 .072 .125 .040 -.104 .121
Sig. (2-tailed) .433 .427 .474 .214 .691 .301 .230
N 100 100 100 100 100 100 100 100
masakerja Pearson
Correlation
.948** -.080 1 .177 .064 .031 .061 .259**
Sig. (2-tailed) .000 .427 .079 .525 .758 .549 .009
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Affect Based
Trust (Mean)
Pearson
Correlation
.174 .072 .177 1 .734** .345** .549** .368**
Sig. (2-tailed) .083 .474 .079 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Cognitive Based
Trust (Mean)
Pearson
Correlation
.084 .125 .064 .734** 1 .320** .494** .217*
Sig. (2-tailed) .408 .214 .525 .000 .001 .000 .030
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Knowledge Self-
Efficacy (Mean)
Pearson
Correlation
.036 .040 .031 .345** .320** 1 .512** .391**
Sig. (2-tailed) .725 .691 .758 .000 .001 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
knowledgesharin
g_mean
Pearson
Correlation
.018 -.104 .061 .549** .494** .512** 1 .214*
Sig. (2-tailed) .862 .301 .549 .000 .000 .000 .032
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Performance In
Role Behavior
(Mean)
Pearson
Correlation
.308** .121 .259** .368** .217* .391** .214* 1
Sig. (2-tailed) .002 .230 .009 .000 .030 .000 .032
N 100 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
LAMPIRAN D
Hasil Analisis Regresi
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
knowledgesharing_mean 4.6189 .39871 100
Affect Based Trust (Mean) 4.7601 .53948 100
Cognitive Based Trust
(Mean)
4.8120 .56125 100
Knowledge Self-Efficacy
(Mean)
4.7340 .47059 100
Correlations
knowledgeshari
ng_mean
Affect
Interpersonal
Trust (Mean)
Cognitive
Interpersonal
Trust (Mean)
Knowledge
Self-Efficacy
(Mean)
Pearson Correlation knowledgesharing_mean 1.000 .549 .494 .512
Affect Based Trust (Mean) .549 1.000 .734 .345
Cognitive Based Trust
(Mean)
.494 .734 1.000 .320
Knowledge Self-Efficacy
(Mean)
.512 .345 .320 1.000
Sig. (1-tailed) knowledgesharing_mean . .000 .000 .000
Affect Based Trust (Mean) .000 . .000 .000
Cognitive Based Trust
(Mean)
.000 .000 . .001
Knowledge Self-Efficacy
(Mean)
.000 .000 .001 .
N knowledgesharing_mean 100 100 100 100
Affect Based Trust (Mean) 100 100 100 100
Cognitive Based Trust
(Mean)
100 100 100 100
Knowledge Self-Efficacy
(Mean)
100 100 100 100
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Knowledge Self-
Efficacy (Mean),
Cognitive Based
Trust (Mean),
Affect Based
Trust (Mean)
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: knowledgesharing_mean
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .655a .429 .411 .30589
a. Predictors: (Constant), Knowledge Self-Efficacy (Mean), Cognitive
Based Trust (Mean), Affect Based Trust (Mean)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.756 3 2.252 24.068 .000a
Residual 8.983 96 .094
Total 15.738 99
a. Predictors: (Constant), Knowledge Self-Efficacy (Mean), Cognitive Based Trust (Mean), Affect
Based Trust (Mean)
Dependent Variable: knowledgesharing_mean
b. Dependent Variable: knowledgesharing_mean
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Correlations
B Std. Error Beta
Zero-
order Partial Part
1 (Constant) 1.571 .364 4.317 .000
Affect Based Trust
(Mean)
.236 .085 .319 2.766 .007 .549 .272 .213
Cognitive Based Trust
(Mean)
.104 .081 .146 1.276 .205 .494 .129 .098
Knowledge Self-
Efficacy (Mean)
.302 .070 .356 4.311 .000 .512 .403 .332
a. Dependent Variable: knowledgesharing_mean
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Performance In Role
Behavior (Mean)
5.2069 .55300 100
knowledgesharing_mean 4.6189 .39871 100
Correlations
Performance In
Role Behavior
(Mean)
knowledgeshari
ng_mean
Pearson Correlation Performance In Role
Behavior (Mean)
1.000 .214
knowledgesharing_mean .214 1.000
Sig. (1-tailed) Performance In Role
Behavior (Mean)
. .016
knowledgesharing_mean .016 .
N Performance In Role
Behavior (Mean)
100 100
knowledgesharing_mean 100 100
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 knowledgeshari
ng_mean
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Performance In Role Behavior
(Mean)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .214a .046 .036 .54289
a. Predictors: (Constant), knowledgesharing_mean
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
LAMPIRAN E
Data Hierarki Analisis
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 masakerja, usia . Enter
2 knowledgeshari
ng_mean
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Performance In Role Behavior
(Mean)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .325a .106 .087 .52834 .106 5.729 2 97 .004
2 .396b .157 .130 .51575 .051 5.791 1 96 .018
a. Predictors: (Constant), masakerja, usia
b. Predictors: (Constant), masakerja, usia, knowledgesharing_mean
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Correlations
B Std. Error Beta
Zero-
order Partial Part
1 (Constant) 3.546 .737 4.812 .000
usia .066 .032 .618 2.047 .043 .308 .203 .197
masakerja -.037 .034 -.327 -1.083 .281 .259 -.109 -.104
2 (Constant) 1.877 .999 1.879 .063
usia .076 .032 .708 2.382 .019 .308 .236 .223
masakerja -.048 .033 -.426 -1.432 .156 .259 -.145 -.134
knowledgesharing_m
ean
.316 .131 .228 2.407 .018 .214 .239 .226
a. Dependent Variable: Performance In Role Behavior (Mean)
Excluded Variablesb
Model Beta In t Sig.
Partial
Correlation
Collinearity
Statistics
Tolerance
1 knowledgesharing_mean .228a 2.407 .018 .239 .981
a. Predictors in the Model: (Constant), masakerja, usia
b. Dependent Variable: Performance In Role Behavior (Mean)
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
LAMPIRAN F :
Alat Ukur Penelitian
Alat Ukur Kinerja
No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS1. Saya melakukan pekerjaan 1 2 3 4 5 6
sesuai dengan deskripsi kerja saya2. Saya melakukan tugas yang 1 2 3 4 5 6
diharapkan sebagai bagian daripekerjaan saya
3. Saya memenuhi kinerja yang 1 2 3 4 5 6diharapkan kantor kepada saya
4. Saya melakukan pekerjaan 1 2 3 4 5 6dengan penuh tanggung jawab
5. Saya aktif terlibat dalam 1 2 3 4 5 6kegiatan yang secara langsungmempengaruhi kinerja saya
6. Saya menyelesaikan tugas dalam 1 2 3 4 5 6pekerjaan dengan sepenuh hati
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
AlatUkur Knowledge Self Efficacy
1. Saya yakin dapat memberikan 1 2 3 4 5 6pengetahuan yang bergunabagi rekan kerja saya.
2. Saya yakin pengetahuan 1 2 3 4 5 6saya, dapat membantumempermudah pekerjaanrekan kerja.
3. Saya yakin pengetahuan 1 2 3 4 5 6yang saya miliki bergunabagi organisasi.
4. Tidak akan memberikan 1 2 3 4 5 6perbedaan apapun apakahsaya berbagi pengetahuanatau tidak dengan rekan kerja.
5. Saya yakin orang lain 1 2 3 4 5 6lebih mampu memberipengetahuan yang berhargabagi perusahaan.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
AlatUkur Affect Based Trust
No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS1. Saya yakin rekan kerja saya 1 2 3 4 5 6
dapat dipercaya.2. Saya dan rekan kerja saya 1 2 3 4 5 6
membangun hubungan kerjayang harmonis.
3. Saya dan rekan kerja saya dapat 1 2 3 4 5 6dengan bebas berbagi ide.
4. Ketika saya menceritakan 1 2 3 4 5 6masalah yang saya alamidi lingkungan kerja, rekankerja saya akan menanggapidengan penuh perhatian.
5. Saya dan rekan kerja saya akan 1 2 3 4 5 6merasa kehilangan jika kami tidakdapat bekerja bersama-sama lagi.
6. Saya dengan bebas dapat 1 2 3 4 5 6menceritakan kesulitan saya
dalam bekerja dengan rekankerja saya.
Alat Ukur Cognitive Based Trust
No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS1. Saya yakin dengan informasi 1 2 3 4 5 6
yang diberikan rekan kerja saya.2. Saya yakin rekan kerja saya 1 2 3 4 5 6
sumber berbagi informasi.3. Saya yakin informasidari 1 2 3 4 5 6
rekan kerja berguna bagi saya.4. Saya yakin informasi yang diperoleh 1 2 3 4 5 6
dari rekan kerja dapat dipercaya.5. Melihat evaluasi kinerja rekan kerja, 1 2 3 4 5 6
saya tidak meragukan kompetensirekan kerja saya.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012
Alat Ukur Knowledge Sharing
1. Ketika saya mempelajari sesuatuyang baru, saya memberitahurekan kerja saya.
1 2 3 4 5 6
2. Saya bersedia membagi informasi 1 2 3 4 5 6yang saya miliki ketika dimintarekan kerja.
3. Ketika mendapat pengetahuan baru, 1 2 3 4 5 6rekan kerja saya akanmemberitahukan kepada saya.
4. Saya bersedia membagi keahlian 1 2 3 4 5 6yang saya miliki ketika dimintarekan kerja.
5. Ketika saya memiliki ide 1 2 3 4 5 6atau gagasan saya akanmemberitahukan padarekan kerja saya.
6. Apabila saya minta, 1 2 3 4 5 6rekan kerja saya bersediamembagikan infomasiyang mereka punya.
7. Ketika memiliki ide tau gagasan, 1 2 3 4 5 6rekan kerja saya akanmembagikan kepada saya.
8. Apabila saya minta 1 2 3 4 5 6rekan kerja saya akanmembagikan keahlianyang mereka miliki.
9. Berbagi pengetahuan 1 2 3 4 5 6diantara rekan kerjamerupakan hal yang biasadilakukan dalam perusahaan kami.
Hubungan trust..., Ruth Florence Tobing, FPSI UI, 2012