Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PELAKSANAAN TUGAS SEKRETARIS DESA
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014
DI KERANGGAN KABUPATEN MUARO JAMBI.
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Syariah
Oleh:
SUPRIADI
NIM: SPI. 152236
Program Studi Hukum Tata Negara
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
1439 H / 2018 M
2
3
4
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini saya
persembahankan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih,
perhatian, serta motivasi dalam menuntut ilmu
Kedua orang tua tercinta :
Ayahanda Arba‟i dan ibu Rosni tercinta yang telah mendidikku dengan penuh
kegigihan dan kesabaran, yang tak henti-hentinya menyelipkan namuku dalam
setiap do‟a nya, berkat do‟a dan dorongan motivasi beliau berdualah saya dapat
menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua yang ayah ibu berikan selama
ini, harapan besarku semoga skripsi ini menjadi hadiah indah bagi ayah ibu.
Isteri tercinta dan tersayang Maya Sri Dewi,
dan Anak M. Fadhil Alfarisy, Arshy Anindiyaswari dan Khayyara El Humaira
orang yang selalu ada memberikan semangat dan mendo‟akan keberhasilanku,
serta kakak, abang dan adik selalu menanyakan kapan wisuda, trimakasih banyak.
Ucapan trimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan juga
kepada.
Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan, masukan serta motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam
penyelesaian skripsi ini.
Sahabat seperjuangan jurusan hukum tatanegara, fakultas syariah UIN STS Jambi
Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.
5
6
7
MOTTO
يا أيها الذين آهنىا أطيعىا اللو وأطيعىا الرسىل وأولي الؤهر هنكن فئن تنازعتن
تؤهنىن باللو واليىم الآخر ذلك خير في شيء فردوه إلى اللو والرسىل إن كنتن
وأحسن تؤويلا
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.1
1 Quran Surat An- Nissa Ayat 59
8
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang pelaksanaan tugas
Sekretaris Desa berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 di
Keranggan Kabupaten Muaro Jambi dan faktor pendukung dan penghambat
pelaksanaan tugas Sekretaris Desa di Desa Keranggan Kabupaten Muaro
Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini melalui observasi, wawancara dengan pihak terkait judul serta
dokumentasi. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan kesimpulan Pelaksanaan
tugas Sekretaris Desa di dasarkan pada Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Pasal 49 Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan
tugasnya Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tidak di
jelaskan secara rinci mengenai tugas dari perangkat desa, namun di nyatakan
bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat Desa diatur dalam Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah. Dalam PP Nomor 84
tahun Sekretaris Desa bertugas membantu kepala desa dalam bidang administrasi
pemerintahan. Faktor yang menghambat dan mendukung terhadap kinerja
Sekretaris Desa adalah faktor pendidikan yang kurang singkron dengan status
sebagai Sekretaris desa, jumlah pegawai kantor desa, kurangnya pemahaman
terhadap tugas pokok, fungsi, hak dan kewenangan dalam administrasi
pemerintahan desa, baik dari Sekretaris desa maupun aparatur desa lainnya
karena kurangnya pelatihan dan pendidikan tentang Tupoksi dan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Selain itu sarana dan prasarana yang kurang mendukung
dalam penyelenggaraan tertib administrasi. Faktor lain yang menjadi penghambat
adalah koordinasi antara pihak pemerintah desa dengan pemerintah di atasnya,
antara Kepala Desa dengan Sekretaris Desa, dan antar Aparatur Desa.
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “PELAKSANAAN TUGAS SEKRETARIS
DESA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 DI
KERANGGAN KABUPATEN MUARO JAMBI.” Merupakan suatu kajian
mengenai tugas Sekretaris Desa.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph. D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,
M.HI, dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik
,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang
Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
5. Bapak Drs. Asri Neldi dan Yudi Armansyah, S.Th.I,M.Hum selaku
Pembimbing I dan II skripsi ini.
10
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Batasan Masalah.......................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 7
E. Kerangka Teori............................................................................ 8
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 13
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 17
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 17
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 18
D. Instrumen Penelitian.................................................................... 18
E. Unit Analisis Data ....................................................................... 20
F. Tekhnik Analisis Data ............................................................... 21
G. Sistematiaka Penulisan ................................................................ 23
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa................................................................................. 24
B. Letak Geografis…………………………................................... .. 24
12
C. Topografi...........................................................................................25
D. Demografi…..…………………………............................................26
E. Keadaan Sosial………………………...............................................27
F. Keadaan Ekonomi..............................……………………………….31
G. Kondisi Pemerintahan............................………................................33
H. Potensi dan Masalah...........................................................................35
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Tugas Sekretaris Desa berdasarkan Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa di DesaKeranggan Kabupaten Muaro
Jambi.........................................................................................................39
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Tugas Sekretaris Desa di
Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi. ...............................................48
C. Relevansi pelaksanaan tugas sekretaris Desa Terhadap Tertib administrasi
pemerintahan di Desa Keranggan ……............................................…… 53
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 55
B. Saran ............................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
13
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman
transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:
u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya
sebagai berikut:
ARAB LATIN
Konsonan Nama Konsonan Keterangan
Tidak dilambangkan (half madd) ا
B B Be ب
T Th Te ت
Ts Th Te dan Ha ث
J J Je ج
Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح
Kh Kh Ka dan Ha خ
D D De د
Dz Dh De dan Ha ذ
R R Er ر
Z Z Zet ز
S Sh Es س
Sy Sh Es dan Ha ش
Sh ṣ Es (dengan titik di bawah) ص
Dl ḍ De (dengan titik di bawah) ض
14
Th ṭ Te (dengan titik di bawah) ط
Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ
Koma terbalik di atas „ „ ع
Gh Gh Ge dan Ha غ
F F Ef ف
Q Q Qi ق
K K Ka ك
L L El ل
M M Em م
N N En ن
W W We و
H H Ha ه
A ʼ ء Apostrof
Y Y Ye ي
2. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin
dilambangkan dengan huruf sebagai berikut:
a. Vocal rangkap ( سى ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:
al-yawm.
b. Vocal rangkap ( سي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:
al-bayt.
3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan
huruf, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan
15
tanda macron (coretan horizontal) di atasnya, misalnya ( الفا جحة = al-fātiḥah ),
.(qīmah = قيمة ) dan ,(al-„ulūm = العلىم )
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama
dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun),
( = ṭayyib).
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah
dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( البيث = al-bayt),
= السمأء ) al-samā‟).
6. Tā‟marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya
dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā‟ marbūtah
yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya (رؤية الهلال = ru‟yat al-
hilāl ).
7. Tanda apostrof („) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang
terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya (رؤية = ru‟yah ), ( فقهاء =
fuqahā‟).
16
DAFTAR TABEL
TABEL 1…………………………………………………………………. 34
TABEL 2…………………………………………………………………. 36
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan bunyi Pasal 1 ayat
(1) UUD NKRI Tahun 1945. Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945 antara lain menyatakan bahwa pembagian daerah
Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk dan susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang. Diperlukannya
penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasan
kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.2
Otonomi Daerah, adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah
otonom sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesatuan
masyarakat yang dimaksud adalah Desa.3
Menurut Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah hak,
2 Youla C Sajangbati, “Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Berdasarkan UU no 6 Tahun
2014, “Jurnal ex Administratum, Vol. III/No. 2/April/2015, h lm. 24. 3Setyo Nugroho, “Demokrasi dan Tata Pemerintahan dalam Konsep Desa dan Kelurahan,
“Jurnal Cita Hukum, Vol. 1 No. 2 Desember 2013, hlm. 249.
18
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah memiliki daerah yang
mempunyai hak otonom, atau biasa disebut dengan daerah otonom.
Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah
istimewa tersebut dan segala peraturan negara yang mengenai daerah-daerah itu
akan mengingati hak-hak asal usul daerah tersebut”. Oleh sebab itu, lahirnya UU
No. 6/2014 merupakan bentuk pengakuan dan jaminan keberlangsungan Desa
oleh Negara dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.4
Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa adalah suatu
proses yang berlangsung secara terus menerus dengan corak yang berbeda-beda
sesuai dengan lingkunagan pemerintahan desa. Pemerintahan desa merupakan
ujung tombak dari penyelenggaraan otonomi desa sehingga untuk peningkatan
dan pembangunan desa diharapkan mempunyai kapasitas aparat pemerintahan
desa yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa dan aspirasi masyarakat. Olehnya itu, penyelenggaraan
pemerintahan desa merupakan bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintahan
sehingga desa mempunyai wewenang dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakatnya.5
4 Ibid., hlm. 25.
5Asrul, “Pelaksanaan Kewenangan Pemerintahan Desa Anrihua Kecamatan Kindang
Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa”, Skripsi
Universitas Hasanuddin Makasar, 2015, hlm. 1.
19
Pemerintahan desa merupakan unit terkecil pada struktur pemerintahan
daerah, pemerintahan desa memiliki tugas dan kewenangan tersendiri
sebagaimana diatur melalui perundang-undangan.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, mengisyaratkan bahwa desa mempunyai
kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat. Dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan desa dan untuk peningkatan pembangunan dan pelayanan
serta pemberdayaan masyarakat, membutuhkan kemampuan dan kreatifitas para
kepala desa dan perangkat desa untuk dapat mengolah sumber-sumber pendapatan
desa dan kemudian digunakan secara maksimal untuk pembangunan masyarakat
desa setempat. 6
Terhadap perubahan landasan hukum yang mengatur tentang Desa maka
perlu di perhatikan perubahan-perunahan yang terjadi sebagai akibat dari terbitnya
perundang-undangan dan peraturan pemerintah terbaru yang mengatur tentang
desa. Undang-undang nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa serta peraturan
pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.7
Keberadaan aparat desa yang dan segala tugasnya, menduduki posisi yang
sangat penting karena sebagai organ pemerintahan yang paling bawah mengetahui
6 Alamsyah, “Peran Sekretaris Desa dalam Membantu Kepala Desa di Desa Mantang
Baru Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan Tahun 2012, “Artikel-E Journal, Universitas
Maritim Ali Haji, 2014. hlm. 4. 7Sri Ulina, “Tugas dan fungsi Kepala Desa Beserta Perangkat Desa dalam Meningkatkan
Kinerja pada Kantor Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang,
“Jurnal Perspektif, Volume. 7/ Nomor 2/ Oktober 2014, hlm.329.
20
sacara pasti segala kondisi dan permasalahan yang ada di wilayahnya, maka input
pada pemerintah kecamatan yang menyangkut berbagai keterangan dan informasi
sangatlah dibutuhkan dalam pengambilan kebijaksanaan daerah maupun nasional
untuk kebutuhan pembangunan secara menyeluruh. Aparatur pemerintah desa
merupakan alat pemerintah sebagai pelaksana pemerintah terendah. Dalam
menjalankan tugas dan fungsinya harus mampu menunjukkan kapasitas yang
optimal sebagai abdi masyarakat dan abdi negara. Pengaturan tentang administrasi
desa bertujuan untuk menjadikan desa lebih mandiri, tanpa harus selalu
bergantung pada pemerintahan diatasnya. Selain itu tujuan dari administrasi desa
ialah untuk menjadi landasan dasar dalam setiap pengambilan keputusan oleh
pemerintah terkait pembangunan nasional. 8
Kepala Desa dalam menyelenggarakan pemerintahan desa dibantu oleh
Sekretaris Desa. Sekretaris Desa adalah Perangkat Desa yang membantu Kepala
Desa dalam bidang tertib administrasi Pemerintahan dan pembangunan serta
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Untuk dapat menjalankan perannya
secara efektif dan efesien, Pemerintah Desa perlu terus dikembangkan sesuai
dengan perkembangan kemajuan masyarakat Desa dan lingkungan sekitarnya.
Dengan kata lain, perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Desa karena
adanya gerakan pembangunan Desa perlu diimbangi pula dengan Pengembangan
Kapasitas Pemerintahan Desanya. Sehingga, Desa dan masyarakatnya tidak hanya
8Ulima Islam, “Kapasitas AParatur Desa dalam Tertib Administrasi Desa (Studi Kasus di
Desa Tiuh Tohou Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang, “Skripsi Universitas
Lampung Bandar Lampung, 2016, hlm. 3.
21
sebatas sebagai objek pembangunan, tetapi dapat memposisikan diri sebagai salah
satu pelaku pembangunan.9
Dalam pengelolaan administrasi desa, Urusan Ketatausahaan, Urusan
Keuangan, dan lain-lain dinilai masih banyak kekurangan. Kinerja pelayanan
aparat desa saat ini belum memuaskan, sehingga seringkali menjadi bahan
pembicaraan masyarakat seperti banyaknya kantor desa yang hanya melayani
masyarakat setengah hari kerja, lamanya pengurusan dokumen yang dibutuhkan
masyarakat akibat kurang profesionalnya SDM aparat desa, karena sebagian besar
dari mereka kurang terampil dalam mengelola administrasi surat menyurat,
kearsipan, atau pembukuan, keuangan, dan seterusnya sehingga pekerjaan yang
dibebankan kepadanya menjadi tertunda dan terbengkalai.10
Menurut Ardi selaku masyarkat Desa Keranggan
“Terdapat beberapa kekurangan mengenai pelayanan administrasi Urusan
Ketatausahaan, Urusan Keuangan, dan lain-lain di kantor desa seperti
lamanya kepengurusan dokumen yang dibutuhkan, lalu kurangnya sarana
dan prasarana di kantor desa”.11
Hal serupa juga diungkapkan oleh Desi Selaku Pegawai Kantor Desa Keranggan
“Bahwa kekurangan sarana dan prasarana seperti computer dan printer
menjadi salah satu penghambat dalam pengelolaan administrasi desa dan
pelayanan kepada masyarakat.”12
Menurut Sekretaris Desa Keranggan
9Alamsyah, “Peran Sekretaris Desa dalam Membantu Kepala Desa di Desa Manta …,
hlm. 4. 10
Adelfia Crestofiane Mangimpis, “Implementasi Kebijakan Administrasi Desa dalam
Pelayanan Publik
di Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan, “Jurnal Administrasi Publik,, hlm. 2. 11
Wawancara dengan Ardi Selaku Masyarakat Pada 17 Juli 2018. 12
Wawancara dengan Desi Selaku Pegawai Kantor Desa Pada 17 Juli 2018.
22
“Dari sisi kelemahannya kapasitanya kurang baik karna tidak terlalu
memahami tugasnya apa, selama ini yang sering terlihat lembaga-lembaga
itu tidak difungsikan dengan sebenarnya dengan keterbatasan tadi bisa
berpengaruhnya terhadap kinerja Sekretaris Desa.”13
Dari sana penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh bagaimana
pelaksanaan tugas sekretaris desa berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun
2014 tentang desa di desa keranggan kabupaten muaro jambi, serta faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan tugas tersebut. Dalam
melakukan penelitian ini penyusun menggunakan pendekatan kualitatif , yang
bersifat dekriptif analitik, yaitu dengan mendeskripsikan proses-proses
pelaksanaan tadi.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk menyusun skripsi tentang tugas Sekretaris Desa Dalam dengan judul
“Pelaksanaan Tugas Sekretaris Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 di Keranggan Kabupaten Muaro Jambi.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan tugas Sekretaris Desa berdasarkan Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tugas Sekretaris
Desa di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi?
13
Wawancara dengan Syaiful Selaku Sekretaris Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018.
23
3. Bagaimana relevansi pelaksanaan tugas sekretaris desa terhadap tertib
administrasi desa di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan
pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah
penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya
membahas mengenai pelaksanaan tugas Sekretaris desa berdasarkan UU No 6
Tahun 2014 di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi, faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan tugas Sekretaris desa di desa Keranggan Kabupaten
Muaro Jambi serta relevansis pelaksanaan tugas sekretaris desa terhadap tertib
administrasi desa di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya
suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi
ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Ingin mengetahui pelaksanaan tugas Sekdes berdasarkan UU No 6
Tahun 2014.di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi
b. Ingin mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tugas
Sekretaris desa di desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi.
24
c. Ingin mengatahui relevansi pelaksanaan tugas sekretaris desa
terhadap tertib administrasi desa di Desa Keranggan Kabupaten
Muaro Jambi
2.kegunaan penelitian
a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu
pengalaman dan tentang pelaksanaan tugas sekdes dalam tertib
administrasi di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan
UU No 6 Tahun 2014, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
tugas Sekdes dalam tertib administrasi di Desa Keranggan Kabupaten
Muaro Jambi serta pelaksanaan tugas sekretaris desa terhadap tertib
administrasi desa di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi.
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata
Satu (S1) di di Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Siafuddin Jambi.
c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari‟ah
khususnya jurusan Huku Tata Negara dan dosen-dosen Fakultas Syari‟ah
lainnya.
d. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi
dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang
akan bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
25
E. Kerangka Teori
1. Desa
Menurut Beratha dalam Muhammad Indrawan Desa atau dengan nama
aslinya yang setingkat merupakan kesatuan masyarakat hukum berdasarkan
susunan asli adalah suatu “badan hukum” dan adalah pula “Badan Pemerintahan”,
yang merupakan bagian wilayah kecamatan atau wilayah yang melingkunginya.14
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang
diberi keluasaan untuk dapat berkreasi dalam rangka mengatur dan
menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri sesuai dengan adat istiadat,
kebutuhan, dan aspirasi masyarakatnya yang berdasarkan pada undang-undang
tersebut memberikan otonomi kepada desa, dengan landasan pemikiran dalam
pengaturan mengenai Desa adalah keanekargaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Desa memiliki unsur-unsur yang
harus ada yaitu daerah , penduduk dan tata kehidupan.15
Dalam UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa Bab IV Kewenangan Desa
pasal 18 kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, dan Pemberdayaan
masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul , dan adat
istiadat. Pasal 19 Desa memiliki kewenangan, yaitu kewenangan berdasarkan hak
asal usul, kewenangan lokal berskala Desa, kewenangan yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
14
Muhammad Indrawan, “Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Desa di Desa Loleng
Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara, “eJournal Administrasi Negara, Volume
4 , Nomor 4 , 2016 , hlm. 5065.
15
Ibid.
26
Kabupaten/Kota dan kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.16
2. Pemerintahan Desa
Pemerintah merupakan suatu aktivitas atau cara yang dilakukan oleh
orang-orang kelompok yang memegang kuasa untuk memerintah orang-orang
atau masyarakat yang dibawah ruang lingkup pemerintahannya. Samual Edward
Finer (1989) dalam Ulima Islami mengakui ada Pemerintah Dan Pemerintahan
dalam arti luas, dengan adanya pemerintah dan pemerintahan dalam arti luas dan
sempit, tentunya akan mempunyai pengertian pemerintah dan pemerintahan dalam
arti luas, yaitu Perbuatan memerintah yang dilakukan oleh Legislatif, Eksekutif
dan yudikatif dalam rangka mencapai tujuan Pemerintahan Negara. Dan
pemerintahan dalam arti sempit, yaitu perbuatan memerintah yang dilakukan oleh
Eksekutif, yaitu Presiden dibantu oleh para Menterimenterinya dalam rangka
mencapai tujuan Negara.17
Menurut Saparin dalam Muhammad Indrawan Pemerintah Desa adalah
merupakan simbol formil dari pada kesatuan masyarakat desa. Pemerintah Desas
ebagai badan kesatuan terendah, selain memiliki wewenang asli untuk mengatur
rumah tangga sendiri, juga memiliki wewenang asli dan kekuasaan sebagai
pelimpahan secara bertahap dari Pemerintahan diatasnya.18
16
UU No 6 Tahun 2014 17
Muhammad Indrawan, “Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Desa di Desa Loleng
hlm. 28. 18
Muhammad Indrawan, “Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Desa di Desa …, hlm.
5066.
27
Pemerintahan Desa menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa adalah: Pemerintahan desa menyebutkan bahwa
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 1 angka 3
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, menyebutkan Pemerintah
Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggaran Pemerintahan Desa.19
Dalam Pasal 23 adalah
Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat
Desa atau yang disebut dengan nama lain.20
Susunan pemerintahan desa terdiri dari pemerintah dan desa BPD.
Pemerintah desa dipimpin oleh kepala desa yang dibantu oleh sekretaris desa dan
perangkat desa yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Desa.
Pemerintahan Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat memiliki
peranan yang strategis dalam pengaturan masyarakat desa/kelurahan dan
keberhasilan pembangunan nasional. Selain itu, pemerintahan desa adalah badan
yang melakukan kekuasaan memerintah dalam rangka menyelenggarakan
kesejahteraan masyarakat yang berada dibawah camat atau desa.21
3. Sekretaris Desa
Berdasakan Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa. Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa.
19
Ulima Islam, “Kapasitas AParatur Desa dalam Tertib Administrasi Desa .., hlm. 32. 20
UU no 6 Tahun 2014. 21
Ibid., hlm. 3.
28
Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas di atas Sekretaris Desa memiliki
beberapa fungsi yaitu:22
a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat
menyurat, arsip, dan ekspedisi.
b. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan sarana dan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan
rapat, pengadministrasian asset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan
pelayanan umum.
c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan penghasilan kepala desa, perangkat dea, BPD,
dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
d. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggara
pendapat dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta
penyusunan laporan.
Selain dari pada di atas Sekdes mempunyai tugas pokok membantu kepala
desa dalam mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi Desa,
mempersiapkan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan Pemerintah Desa.
Dan Sekdes berfungsi sebagai Penyelenggara kegiatan administrasi dan
mempersiapkan bahan untuk kelancaran tugas Kepala Desa, Melaksanakan tugas
22
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2015.
29
kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan, melaksanakan tugas kepala desa
apabila kepala desa diberhentikan sementara. Fungsi penyiapan bantuan
penyusunan Peraturan Desa Penyiapan bahan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa Pengkoordinasian Penyelenggaraan tugas-tugas urusan dan
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.23
Dalam menyelenggarakan roda pemerintahan, sekretaris desa mempunyai
kewajiban dalam membantu kepala desa. Tugas pokok dari sekretaris desa sendiri
adalah :24
1. Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Desa;
2. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan serta mengawasi
semua unsure/kegiatan sekretariat desa;
3. Memberikan informasi mengenai keadaan Sekretariat Desa dan keadaan
umum Desa;
4. Merumuskan program kegiatan Kepala Desa;
5. Melaksanakan urusan surat menyurat kearsipan dan laporan.;
6. Mengadakan dan melaksanakan persiapan rapat dan mencatat hasil-hasil
rapat.;
7. Menyusun rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa;
8. Mengadakan kegiatan inventarisasi (Mencatat, mengawasi, memelihara)
kekayaan Desa;
9. Melaksanakan kegiatan pencatatan mutasi tanah dan administrasi
pertanahan;
23
Ibid., 38. 24
Alamsyah, “Peran Sekretaris Desa dalam Membantu Kepala Desa di Desa Manta …,
hlm. 10.
30
10. Melaksanakan administrasi kepegawaian aparat desa;
11. Melaksanakan administrasi kependudukan, administrasi pembangunan,
administrasi kemasyarakatan;
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa. 25
Melihat tugas pokok yang dimiliki oleh sekretaris desa sebagaimana
diuraikan diatas, maka bisa dilihat sekretaris desa memiliki kewenangan yang
cukup luas.
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian ini dilakukan oleh Alamsyah “Peran Sekretaris Desa
Dalam Membantu Kepala Desa di Desa Mantang Baru Kecamatan Mantang
Kabupaten Bintan Tahun 2012”, Universitas Maritim Raja Ali Haji 2014,
Penelitian ini berfokus mengkaji Peran Sekretaris Desa dalam membantu Kepala
Desa serta hambatan-hambatannya. Peneliti mengarah pada fungsi Sekretaris
Desa untuk membantu Kepala Desa dalam penyelenggaraan Pemerintah di Desa.
Penelitian ini merupakan Penelitian deskriptif dengan pendekatan kaulitatif yang
memgambarkan fonomena dilapangan kemudian menganalisa fakta yang ada, data
yang digunakan lebih dominan data sekunder dilengkapi dengan hasil wawancara
dan observasi dan penelitian ini dilaksanakan
Berdasarkan hasil analisa terhadap seluruh sumber dari informan yang
dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan penelitian, pada Peran sekretaris Desa
25
Ibid.
31
dalam membantu Kepala Desa disini peneliti dapat menyimpulkan dari hasil
penelitian bahwa sudah cukup baik Peran Sekretaris Desa dalam membantu
Kepala Desa Mantang Baru. Untuk mengatasi permasalahan dan hambatan maka
perlu untuk lebih memberikan bekal bagi Sekretaris Desa dalam menambah ilmu
pengetahuan serta pengalaman di bidang organisasi dan pemerintah berupa
pelatihan atau bimbingan teknis dari instansi terkait serta memberikan pelatihan
kepada Sekretaris Desa dalam mengatur dan membuat serta menyusun RKP Desa
dan APB Desa sebagai bentuk unutk membantu Kepala Desa dalam mengelola
Pemerintahan serta administrasi Desa.26
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ulima Islami “Kapasitas Aparatur
Desa Dalam Tertib Administrasi Desa (Studi Kasus di Desa Tiuh Tohou
Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang)” Universitas Lampung Bandar
Lampung 2016. Penelitian ini berfokus mengkaji Kapasitas Aparatur Desa Tiuh
Tohou dalam hal ini belum memiliki kemauan atau malas untuk
menyelenggarakan tertib Administrasi di tingkat Desa.
Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa pada indikator pemahaman,
semua informan menyatakan bahwa keseluruhan aparatur Desa Tiuh Tohou sudah
cukup memahami buku-buku Administrasi Desa dan tata cara pengisian buku-
buku tersebut namun aparatur Desa belum memiliki kemauan atau malas dalam
pengisian buku-buku Administrasi Desa. Pada indikator keterampilan, sebagian
informan tidak puas dengan keterampilan aparatur Desa Tiuh Tohou karena belum
mampu mengaplikasikan buku-buku administrasi desa dan dinilai masih tidak
26
Alamsyah, Peran Sekretaris Desa dalam Membantu Kepala Desa di Desa Manta …,
hlm.hlm. 15.
32
teliti dan tangkas dalam pelaksanaan tertib Administrasi Desa meskipun sudah
menjalakankannya sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh Kecamatan
Menggala. Pada indikator kemampuan menunjukan bahwa aparatur Desa belum
mampu untuk menyelenggarakan tertib Administrasi Desa. Hal tersebut dilihat
berdasarkan ketidakmauan aparatur Desa untuk menyusun rencana kegiatan
terhadap tertib Administrasi Desa dan belum mampu untuk
mempertanggungjawabkan hasil Administrasi Desa tersebut kepada Pemerintah
Kecamatan Menggala.27
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian
sebelumnya. Adalah dimana penelitian dilakukan oleh Alamsyah mengkaji Peran
Sekretaris Desa dalam membantu Kepala Desa serta hambatan-hambatannya.
Peneliti mengarah pada fungsi Sekretaris Desa untuk membantu Kepala Desa
dalam penyelenggaraan Pemerintah di Desa bukan hanya tugas Sekdes dalam
bidang tertib administrasi tapi juga tugas membantu Kades dalam menjalankan
pemerintahan Desa danlain-lain. Serta penelitian yang dilakukan oleh Ulima
Islami dimana penelitian bukan hanya terhadap kades tetapi seluruh Aparatur
Desa. Berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan hanya terhadap Sekdes
dan Tugasnya dalam tertib administrasi desa.
27
Ulima Islami, “ Kapasitas Aparatur Desa dalam Tertib Administrasi Desa (Studi Kasus
di Desa Tiuh, hlm.100.
33
BAB II
METODE PENELITIAN
Ada beberapa metode yang penulis gunakan dalam penulisan proposal ini
baik yang berkaitan dengan jenis penelitian, sifat penilitian serta tekhnik
pengumpulan data. Dimana penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
A. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini tentang Pelaksanaan Tugas Sekretaris Desa Keranggan
Berdasarkan UU No 6 Tahun 2014. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kantor
Desa Keranggan sejak disahkanya Judul penelitian ini:
a. Kantor Desa Keranggan penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
Sekdes dalam Pelaksanaan Tugasnya.
b. Wawancara secara langsung ke Kantor Desa dan informan yang terkait
dengan penelitian ini.
c. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk
mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.28
Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam
28
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22.
34
rangka mengetahui pelaksanaan tugas Sekretaris desa Keranggan Kabupaten
Muaro Jambi berdasarkan UU No 6 Tahun 2014.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan
secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang
dapat dipercaya.29
Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan
melalui observasi dan wawancara partisipan.
b. Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data30
. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala
data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik
yang berbentuk buku, jurnal, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang
berhubungan dengan objek penelitian
D. Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
29
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), hlm. 16. 30
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.
35
diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-
kegiatan yang dilakukan Sekdes. Observasi yang dilakukan penulis dalam skripsi
ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai
berikut:
1. Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku,
cara berfikir
2. Interaksi sosial dan tempat lingkungan
b. Wawancara
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti menyatakan wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.31
Wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur (structure
interview). Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.32
Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya telah disiapkan. Bedanya dengan semi terstruktur di sini adalah tidak
memakai alternatif jawaban, namun pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat dan ide-idenya. Informan dalam penelitian ini terdiri dari PMD, Camat,
Kades, Kasi-kasi, dan masyarakat.
31
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 238. 32
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 239.
36
Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,
laptop dan handphone karena penulis menggunakan wawancara terstruktur
melalui email ataupun telephon. Hal ini bermanfaat untuk mengirim dan
mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya
telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang
digunakan adalah terstruktur.
c. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
Kantor Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi dari arsip dan dokumen yang
berada dikantor tersebut, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.
Nasution menyatakan dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara
mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang
sesuai dengan masalah yang diteliti.33
Dalam hal ini dokumentasi diperoleh
melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti dapat
berupa buku pemerintahan desa.
E. Unit Analisis Data
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.34
33
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.
143. 34
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi,
(2012), hlm. 62.
37
Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul:
“Pelaksanaan Tuga Sekretaris Desa berdasarkan UU No 6 Tahun 2014 tentang di
Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi)”. Penelitian ini, unit analisisnya adalah
Pelaksanaan Tugas Sekretaris desa berdasarkan UU No 6 Tahun 2014 tentang
Desa di Keranggan Kabupaten Muaro Jambi. Penetapan unit analisis tersebut,
karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi dan sampel, namun
hanya menggunakan dokumen-dokumen dari Kantor Desa dan informasi-
informasi yang berasal dari Kades, Sekdes, karyawan atau pegawai dan
Masyarakat disana serta informasi yang didapat melalui email ataupun telephon
dari narasumber. jadi keseluruhan informannya berjumlah 7 orang.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
wawancara, catatatn lapangan dan bahan-bahan lain.35
Sehingga mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil
kesimpulan lalu diverifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan.
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.
38
b. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data.Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang
paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini
peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang
telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber
pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
c. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.36
Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.
39
kesimpulan terhadap Pelaksanaan Tugas Sekretaris Desa Desa Berdasrakan UU
No 6 tahun 2014 tentang Desa di Keranggan Kabupaten Muaro Jambi.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,
Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan
Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Sistematika
Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum dan Lokasi Penelitian.
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup
serta dilengkapi dengan Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae
40
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa
Sebelum menjadi desa definitif, Desa Keranggan adalah pemekaran dari
desa Suka Makmur pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk lebih kurang Laki –
laki 1368 Org, perempuan 1253 Org, KK Prasejahtera 436 KK, KK Sejahtera I
290 KK. Sebelumnya definitif desa Suka Makmur yang merupakan desa induk
sebelum pemecahan termasukk desa binaan dibawah naungan unit pemukiman
transmigrasi kecamatan Sungai Bahar II, Kabupaten batang Hari.
Pada tahun 2016 desa Kedotan di pimpin oleh Bapak Tarmizi AR, sebagai
kepala desa sampai dengan saat ini, Jabatan Kades yang dipegang oleh bapak
Tarmizi, AR ini sedikit banyak memberikan warna baru dalam pemerintahan baik
di tingkat desa maupun kecamatan.37
B. Letak Geografis
Secara geografis Desa Keranggan terletak 1030
25‟52,1”- 1030
28‟27,1”
BT dan 10
59‟11,9”- 10
59‟51,8” LS dengan memiliki luas wilayah + 781 Ha.
Dengan batas wilayah sebagai berikut :
-Sebelah Timur dengan : Desa Panca Mulya
-Sebelah Utara dengan : Desa Marga Mulya
-Sebelah Selatan dengan : Desa Marga Manunggal Jaya dan
Panca mulya
37
Profil Desa Tahun 2017
41
-Sebelah Barat dengan : Desa Suka Makmur dan Rantau
Harapan.38
Tabel 1 : Jarak antar ibu Kota39
C. Topografi
Wilayah Desa Kedotan dengan jumlah dusun 2 dan memiliki 12 RT,
terdiri dari :
a) Kebun Sawit : 748,2 ha
b) Lahan pemukiman : 27,96 ha
c) Perkantoran : 0,42 ha
d) Pemakaman : 0,63 ha
e) Lapangan bola : 1,07 ha
f) Pertanian : -
g) Lain-lain :
Keadaan Topografi Desa Keranggan dilihat secara umum merupakan
daerah dataran. Yang beriklim sebagaimana desa-desa lain di Kabupaten Muaro
Jambi dan mempunyai iklim kemarau, panca robah dan penghujan, hal tersebut
38 Profil Desa Keranggan Tahun 2017.
39
Profil Desa Keranggan Tahun 2017.
Jarak(KM) Desa Kedotan
Ibu Kota
Kec.
Ibu Kota
Kab.
Ibu Kota
Prov.
Desa
Keranggan 0 4 121 74
42
mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pertanian yang ada di Desa
Keranggan.
Dengan mata pencaharian penduduk desa Keranggan adalah ;
a. Petani : 416 KK
b. Nelayan : -
c. Peternak : 9 KK
d. Pedagang : 98 KK
e. Pengusaha : 7 KK
f. PNS : 29 KK
g. Pegawai Swasta : 61 KK
h. Seniman : 3 KK
D. Demografi
a. Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Keranggan adalah 2621 Jiwa dengan jumlah
Kepala Keluarga 1103 KK. 40
Table 241
Laki-Laki Perempuan Jumlah Total
1368 Jiwa 1253 Jiwa 2621 Jiwa
40 Profil Desa Keranggan Tahun 2017 .
41
Profil Desa Keranggan Tahun 2017.
43
b. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Keranggan cenderung menurun karena
tingkat penduduk yang pindah cukup besar dari pada penduduk yang
datang. dengan tingkat pertumbuhan 1,25%
c. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Desa Keranggan relatif merata, secara
absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap Rukun Tetangga (RT) terlihat
relatif berimbang, namun karena luas wilayah masing-masing RT
berbeda maka tingkat kepadatan penduduknya terlihat beda pada tahun
2014.
d. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan struktur umur, penduduk Desa Keranggan tergolong
penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia
kelompok umur 21-25 merupakan yang terbanyak jumlahnya yakni 745
jiwa. Kemudian disusul kelompok umur 25 - 30 yaitu 478 jiwa. Rasio
jenis kelamin penduduk Desa Keranggan menunjukkan bahwa
penduduk perempuan relatif lebih sedikit dibandingkan laki-laki.42
E. Keadaan Sosial
a. Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan sekaligus
42
Profil Desa Keranggan Tahun 2017 .
44
obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak
kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu pembangunan kualitas manusia
harus menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM di Desa Keranggan cukup
baik dibandingkan pada masa - masa sebelumnya.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.
Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan
kewirausahaan. Dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan
pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah untuk
pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan
biasanya akan dapat mempertajam sistimatika pikir atau pola pikir individu,
selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju. Dibawah ini tabel yang
menunjukan tingkat rata-rata pendidikan warga desa Keranggan.43
Tabel 3 : Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat Pendidikan
Desa Kedotan Tahun 2013 – 2014.44
No Keterangan
2013 2014
1 Tamat SD 624
2 Tamat SMP 996
3 Tamat SMA 824
4 Tamat
Universitas/PT
100
5 Tidak tamat SD -
6 Buta Huruf -
43 Profil Desa Keranggan Tahun 2017 .
44
Profil Desa Keranggan Tahun 2017.
45
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa di Keranggan kebanyakan
penduduk adalah adalah warga yang mempunyai SDM yang berpendidikan yang
merupakan aset sumber daya manusia yang perlu di kembangkan.
c. Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Keranggan antara lain
dapat dilihat dari status kesehatan, serta pola penyakit. Status kesehatan
masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti
meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, angka dan
status anak gizi buruk. Untuk sarana posyandu sebanyak 2 unit dengan 2 orang
bidan desa.
d. Kehidupan Beragama
Penduduk Desa Keranggan 99% memeluk agama Islam. Dalam kehidupan
beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya agama Islam
sangat berkembang dengan baik.
e. Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Wanita dan anak merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
pembangunan dan keberhasilan pembangunan Desa Keranggan. Wanita dan anak
dari komposisi penduduk desa Keranggan, pada tahun 2014 jumlah penduduk
wanita mencapai1253 jiwa atau sekitar 50 % dari total penduduk berjumlah 2621
jiwa.45
Masih tertinggalnya peran perempuan dan kualitas hidup perempuan dan
anak di berbagai bidang pembangunan antara lain ditandai belum optimalnya
45
Profil Desa Keranggan Tahun 2017 .
46
partisipasi kaum perempuan dan pemuda dalam pembangunan, hal itu terlihat dari
prestasi pemuda dalam bidang seni budaya dan olah raga masih sangat kurang
maksimal.
f. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat desa Keranggan menjaga dan
menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur, hal
ini terbukti masi berlakunya tatanan budaya serta kearipan lokal pada setiap
prosesi pernikahan, khitanan, panen raya serta prosesi cuci kampung jika salah
seorang dari warga masyarakat melanggar ketentuan hukum adat. Lembaga yang
paling berperan dalam melestarikan dan menjaga tatanan adat istiadat dan budaya
lokal ini adalah Lembaga Adat desa Keranggan (LAD).
g. Politik
Proses reformasi yang bergulir sejak tahun 1997 telah memberikan
peluang untuk membangun demokrasi secara lebih nyata menuju arah proses
konsolidasi demokrasi. Lebih lanjut format politik ini terumuskan juga
berdasarkan UU Nomor 31 tahun 2002 tentang Partai Politik. UU Nomor 12
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, serta UU Nomor 23
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.46
Kemajuan demokrasi telah dimamfaatkan oleh masyarakat untuk
menggunakan hak demokrasinya antara lain dibuktikan dengan adanya
46
Profil Desa Keranggan Tahun 2017 .
47
peningkatan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam
proses pemilihan umum. 47
Tabel 4 Sarana/Prasarana Umum48
Jenis Prasarana Volume Kondisi
Jalan Kabupaten 4,7 km baik
Jalan Lingkungan/Desa 4,1 km Sebagaian rusak
Jembatan Box Culvert 8 unit Sebagian Rusak ringan
Gedung Madrasah 1 unit baik
Gedung PAUD 2 unit baik
Pondok pesantren 1 unit Rusak ringan
Posyandu 2 unit baik
Pipanisasi air Bersih 1 paket Dalam proses
pembangunan Pos Kamling 12 unit Tidak layak
Kantor Desa 1 unit baik
Mushalla 6 unit baik
Masjid 2 unit baik
Langgar -
TK 1 unit baik
F. Keadaan Ekonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Keranggan secara umum juga
mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah penduduk yang
memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis pendapatan tersebut pada
umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang dilakukan bisa
47 Profil Desa Keranggan Tahun 2017 .
48
Profil Desa Keranggan Tahun 2017.
48
juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah, seperti dana SPP dari
program PNPM , atau Instansi lainnya.
Komoditas andalan terbesar yang dihasilkan dari desa Keranggan adalah
perkebunan sawit, ini dikarenakan 75 % dari luas wilayah desa Keranggan adalah
perkebunan sawit. Hal ini disebabkan memang dari asal transmigrasin masyarakat
memang telah mendapatkan bantuan perkenunan kelapa sawit.49
Untuk industri
dan peternakan sebagai usaha ekonomi di desa Keranggan dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Ternak besar
Sapi : 56 ekor
Kerbau : 32 Ekor
2. Ternak kecil
Kambing : 37 Ekor
Domba :
3. Unggas
Ayam : 3630 ekor
Itik : 358 ekor
Penyu : -
49
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022.
49
4. Jenis Industri rumah tangga
Tahu : 2 Tempat
Tempe : 5 Tempat
Mebel : 3 Tempat
Kerupuk : 2 Tempat
G. Kondisi Pemerintahan Desa
1. Pembagian wilayah desa
Desa Keranggan terdiri dari 2 Dusun dengan perincian sebagai berikut :
a. Dusun I, terdiri dari 6 RT
b. Dusun II, terdiri dari 6 RT.50
50
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022
50
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Keranggan
BPD
XXXXXXX D
Kaur Umum
Indra
Kepala Dusun I
Randi Febriansyah
Sekdes
Syaiful
Kepala Desa
Tarmizi
Kepala Dusun II
Firman
Kaur Perencanaan
Wiwin.S
Kaur Keuangan
Liskaryani
Kasi PEM
Armanto
Kasi KESRA
Azhari
Kasi Pelayanan
Tika
51
H. Potensi Dan Masalah
Pengkajian potensi dan masalah ini dimulai dari penjaringan masalah dan
potensi yang ada di desa Keranggan dengan menggunakan tiga alat kajian sebagai
berikut :
1. Potret Desa
2. Kelender Musim
3. Diagram Kelembagaan
Proses penjaringan masalah ini dilaksanakan dalam forum musyawarah
ditingkat dusun yang telah dilakukan.
Tabel 551
No Dusun Waktu Pelaksanaan Tempat
1 Dusun I 9 September 2015 Rumah Kadus I
2 Dusun II 12 September 2015 Rumah Kadus II
Desa Keranggan memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sumber
daya manusia maupun sumber daya alam. Sampai saat ini potensi sumber daya
belum benar-benar optimal diberdayakan.52
Hal ini terjadi dikarenakan belum
teratasinya hambatan-hambatan yang ada. Berikut beberapa potensi dan
hambatan yang ada:
a. Sumber daya Alam:
1. Lahan perkebunan Sawit, dan Lahan pekarangan serta luasnya tanah
Restan yang belum dikelola secara maksimal
51 Profil Desa Keranggan Tahun 2017.
52 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022.
52
2. Luasnya lahan perkebunan sawit milik penduduk yang masi produktif
dan sangat memungkinkan lagi untuk dikembangkan.
3. Wilayah Desa Keranggan cukup potensial untuk mengembangkan
Ternak Sapi atau Unggas.
4. Peternakan masih merupakan usaha sampingan bagi warga masyarakat
Desa hal ini bisa dilihat dari jumlah Keluarga yang mempunyai ternak.
5. Desa Keranggan juga berpotensi untuk mengembangkan usaha karena
letak lokasinya merupakan pusat Penambangan Pasir di jambi luar Kota
b. Sumber Daya Manusia:
1. Jumlah penduduk yang tergolong usia produktif cukup tinggi, serta
angkatan kerja yang bisa diandalkan.
2. Besarnya sumber daya perempuan usia produktif sebagai tenaga
produktif dapat mendorong potensi industri rumah tangga.
3. Kemampuan berkebun yang diturunkan orang tua kepada anak sejak
dulu.
4. Hubungan yang kondusif antara Kepala Desa, Lembaga Desa dan
masyarakat.
5. Adanya kader kesehatan yang cukup, terutama di posyandu.
6. Adanya kelembagaan baik tingkat desa ataupun dusun, misal: BPD,
LPM, PKK Desa, Posyandu, Kelompok tani, Gapoktan, Kelompok
Kesenian, Pemuda, Karang Taruna dan Kelompok SPP,dan kelompok-
kelompok pengajian serta Kelompok Yasinan.53
53
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022.
53
Desa Keranggan memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sumber
daya manusia maupun sumber daya alam. Sampai saat ini potensi sumber daya
belum benar-benar optimal diberdayakan. Hal ini terjadi dikarenakan belum
teratasinya hambatan-hambatan yang ada.54
Namun terdapat beberapa masalah yang dihadapi sebagai berikut:
1. Kurangnya kemapuan masyarakat ekonomi menengah di bidang
ketrampilan untuk memanfaatkan peluang pasar
2. Kurangnya partisifasi masyarakat pada saat musyawarah-musyawarah
di balai desa atau ditingkat dusun.
3. Lemahnya SDM dan kemampuan aparat desa dalam hal melaksanakan
tugas dan fungsi sebagai aparat desa serta pelayanan kepada
masyarakat.
4. Kurangnya penguasaan teknologi di bidang perkebunan sehingga
mengakibatkan hasil panen masih kurang maksimal.
5. Sarana infrastruktur dasar terutama jalan yang masih berupa jalan
tanah, menyebabkan transportasi tidak lancar ke lahan perkebunan.
6. Kurangnya fasilitas perkebunan, pendidikan, kesehatan serta fasilitas
penunjang kegiatan olah raga dan kepemudaan yang ada di wilayah
desa.
7. Usaha makanan olahan belum mendapatkan perhatian yang cukup
terutama soal permodalan, disain/kemasan dan pemasaran.
54
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022.
54
8. Desa Kedotan adalah wilayah yang terbuka dan mudah diakses dari
arah jalan manapun terutama jalan lintas ke kota Jambi sehingga
memudahkan nilai-nilai budaya negatif masuk dan mempengaruhi
masyarakat.
9. Belum maksimalnya peran dan fungsi kelembagaan yang ada, baik di
tingkat Desa maupun Dusun.
10. Masih terkendalanya peningkatan usaha dikarenakan kurangnya
modal yang dimiliki.
11. Kurangnya peran serta Orang Tua dalam memberikan motivasi kepada
anak untuk disiplin dan giat belajar. 55
55
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Tugas Sekretaris Desa berdasarkan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 di Keranggan Kabupaten Muaro Jambi.
Desa adalah keanekargaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat. Desa memiliki unsur-unsur yang harus ada yaitu
daerah, penduduk dan tata kehidupan.56
Dalam UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa
Bab IV Kewenangan Desa pasal 18 kewenangan desa meliputi kewenangan di
bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa,
dan Pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan adat istiadat. Pasal 19 Desa memiliki kewenangan, yaitu kewenangan
berdasarkan hak asal usul, kewenangan lokal berskala Desa, kewenangan yang
ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dan kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.57
Menurut Saparin dalam Muhammad Indrawan Pemerintah Desa adalah
merupakan simbol formil dari pada kesatuan masyarakat desa. Pemerintah Desas
ebagai badan kesatuan terendah, selain memiliki wewenang asli untuk mengatur
56
Muhammad Indrawan, “Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Desa di Desa Loleng
Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara, “eJournal Administrasi Negara, Volume
4 , Nomor 4 , 2016 , hlm. 5065. 57
UU No 6 Tahun 2014
56
rumah tangga sendiri, juga memiliki wewenang asli dan kekuasaan sebagai
pelimpahan secara bertahap dari Pemerintahan diatasnya.58
Pemerintahan Desa menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa adalah: Pemerintahan desa menyebutkan bahwa
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 1 angka 3
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, menyebutkan Pemerintah
Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggaran Pemerintahan Desa.59
Dalam Pasal 23 adalah
Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat
Desa atau yang disebut dengan nama lain.60
Susunan pemerintahan desa terdiri dari pemerintah dan desa BPD.
Pemerintah desa dipimpin oleh kepala desa yang dibantu oleh sekretaris desa dan
perangkat desa yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Desa.
Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa bagian kelima
pasal 48 di jelaskan salah satu dari Perangkat Desa adalah Sekretaris Desa. Dalam
pasal 49 dijelaskan bahwa perangkat desa bertugas membantu kepala desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya. Diangkat oleh kepala desa setelah
dikonsultasikan dengan Camat atas nama Bupati/Walikota, dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya, sekretaris desa bertanggung jawab kepada kepala desa.61
58
Muhammad Indrawan, “Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Desa di Desa …, hlm.
5066. 59
Ulima Islam, “Kapasitas AParatur Desa dalam Tertib Administrasi Desa .., hlm. 32. 60
UU no 6 Tahun 2014. 61
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
57
Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tidak di
jelaskan secara rinci mengenai tugas dari perangkat desa, namun di nyatakan
bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat Desa diatur dalam Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah.62
Secara umum tugas sekretaris desa Menurut Tarmizi adalah "membantu
kepala desa dalam melaksanakan administrasi desa, selain itu sebagai verifikator
keuangan di desa”.63
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Keranggan bahwa
“Peraturan lebih lanjut mengenai tugas Sekretaris Desa ada di dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 84 tahun 2015 tentang susunan organisasi dan tata kerja
pemerintah desa. Lalu mengenai administrasi Pemerintahan desa di jabarkan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2016 tentang Administrasi Pemerintahan Desa.” 64
Dalam PP Nomor 84 tahun 2015 tentang susunan organisasi dan tata kerja
pemerintah desa di sebutkan bahwa Sekretaris desa berkedudukan sebagai unsur
pimpinan sekretariat desa65
dan sekretaris desa bertugas membantu kepala desa
dalam bidang administrasi pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut
sekretaris desa memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Melaksanakan urusan ketata usahaan seperti tata naskah, administrasi surat
menyurat, arsip, dan ekspedisi.
62
Pasal 50 Ayat 2 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa 63
Wawancara dengan Tarmizi AR selaku Kepala Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018. 64
Wawancara dengan Syaiful Selaku Sekretaris Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018. 65
Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 2015 tentang susunan organisasi dan tata
kerja pemerintah desa.
58
2. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian asset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan
umum.
3. Melaksanakan urusan keuangan seperti penataan administrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan kepada kepala desa,
perangkat desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
4. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran
pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta
penyusunan laporan.
Tugas sekretaris desa sebagai mana di jelaskan di atas ialah membantu
kepala desa dalam bidang administrasi pemerintahan. Berikut penjelasan
sekretaris desa mengenai administrasi pemerintahan desa.
“Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2016 tentang administrasi
pemerintahan desa. Administrasi pemerintahan desa adalah keseluruhan
proses kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai pemerintahan desa
pada Buku Register Desa. Administrasi tadi terdiri dari administrasi umum,
administrasi penduduk, administrasi keuangan, administrasi pembangunan,
dan administrasi lainnya.”66
Lebih lanjut selaku kepala desa yang memiliki tugas menjalankan
pemerintahan desa dan memiliki wewenang dalam penyelenggaraan administrasi
desa menjelaskan bahwa
66
Wawancara dengan Syaiful Selaku Sekretaris Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018.
59
“Penyelengaraan aministrasi desa dilakukan untuk menyelenggarakan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan serta pemberdayaan masyarakat. Yang dimaksud dengan
administrasi umum adalah pencatatan data dan informasi mengenai
kegiatan pemerintahan Desa pada buku Administrasi Umum. Administrasi
penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai
kependudukan pada buku administrasi kependudukan. Administrasi
keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai
pengelolaan keuangan Desa pada buku Administrasi Keuangan.
Administrasi Pembangunan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pada Buku
Administrasi pembangunan. Administrasi lainnya adalah kegiatan
pencatatan data dan informasi selain yang di atas seperti administrasi
kegiatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam buku administrasi
BPD, kegiatan musyawarah BPD dalam buku musyawarah desa dan
kegiatan lembaga kemasyarakatan desa atau lembaga adat dalam buku
lembaga kemasyarakatan atau buku lembaga adat.”67
Dari Administrasi pemerintahan yang telah di sebutkan oleh Kepala Desa
di atas dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2016 tentang Aministrasi Desa dijelaskan bahwa
a) Admininstrasi Umum terdiri dari Buku Peraturan Desa, Buku Keputusan
Kepala Desa, Buku Inventaris dan Kekayaan Desa, Buku Aparat
Pemerintah Desa, Buku Tanah Kas Desa, Buku Tanah di Desa, Buku
Agenda, Buku Ekspedisi dan Buku Lembaran Desa dan Buku Berita Desa.
b) Administrasi Penduduk terdiri dari Buku Induk Penduduk, Buku Mutasi
Penduduk Sementara, dan Buku Kartu Tanda Penduduk dan Buku Kartu
Keluarga.
c) Administrasi Keuangan Desa meliputi Buku APB Desa, Buku Rencana
Anggaran Biaya, Buku Kas Pembantu Kegiatan, Buku Kas Umum, Buku
Kas Pembantu, dan Buku Bank Desa.
67
Wawancara dengan Tarmizi AR selaku Kepala Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018.
60
d) Administrasi Pembangunan meliputi Buku Rencana Kerja Pembanguna
Desa, Buku Kegiatan Pembangunan, Buku Inventarisasi Hasil-hasil
Pembangunan dan Buku Kader Pendamping dan Pemberdayaan
Masyarakat.
e) Administrasi Lainnya sesuai dengan kebutuhan seperti Buku Administrasi
Badan Permusyawaratan Desa, Buku Musyawarah Desa, Buku Lembaga
Kemasyarakatan, Buku Lembaga Adat.
Bentuk dan tata cara pengisian Buku Administrasi Pemerintahan desa
terdapat dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2016 tentang Aministrasi desa. Sebagai contoh :
Buku Keputusan Kepala Desa
NOMOR
NOMOR DAN URAIAN NOMOR
TANGGAL KET.
TENTANG DAN TANGGAL
URUT KEPUTUSAN SINGKAT
DILAPORKAN
KEPALA DESA
1 2 3 4 5 6
MENGETAHUI
……., ……, ………
KEPALA DESA
SEKRETARIS
DESA ………..
…………………………
……………………………
…….
61
Cara Pengisian:
Kolom 1: Diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan banyaknya
Keputusan Kepala Desa yang dicatat.
Kolom 2: Diisi dengan nomor dan tanggal, bulan, tahun dari Keputusan
Kepala Desa.
Kolom 3: Diisi dengan judul/penamaan keputusan Kepala Desa.
Kolom 4: Diisi secara jelas dan singkat tentang materi pokok pada
Keputusan Kepala Desa yang dicatat
Kolom 5: Diisi dengan nomor surat pengantar dan tanggal, bulan dan tahun
pelaporan kepada Bupati/Walikota.
Kolom 6: Diisi dengan catatan-catatan lain yang dianggap perlu.
Buku Inventaris Hasil-Hasil Pembangunan
Nomor JENIS/NAMA
HASIL
VOLUME BIAYA LOKASI KETERANGAN
urut PEMBANGUNA
N
1 2 3 4 5 6
MENGETA
HUI
……., ……,
………
KEPALA DESA
SEKRETARIS DESA ………..
62
Cara Pengisian:
Kolom 1: Diisi dengan nomor urut nama jenis/hasil pembangunan yang telah
dilaksanakan.
Kolom 2: Diisi dengan uraian atau nama proyek/kegiatan yang dibangun di
Desa
Kolom 3: Diisi dengan besaran proyek/kegiatan
Kolom 4: Diisi dengan besaran dukungan biaya atas proyek/kegiatan
dimakud
Kolom 5: Diisi dengan lokasi proyek/kegiatan yang dibangun
Kolom 6: Diisi dengan catatan-catatan lain yang dianggap perlu
Dalam wawancara dengan peneliti Sekretaris Desa Keranggan mengatakan
bahwa
“Dalam menjalankan tugas Sekretaris Desa sebelumnya di berikan
pelatihan, dan pelatihan itupun dilaksanakan juga setiap tahunnya.
Pelatihan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas aparatur
desa. Studi bandingpun pernah dilakukan yaitu di Bandung dan Jakarta.
Pelatihan ini sangat efektif untuk menambah pengetahuan sekdes dalam
hal memudahkannya untuk melakukan kerjanya. Namun singkatnya waktu
pelatihan tidak memungkinkan sekdes dapat mepelajari keseluruhan tugas
dengan sangat baik”68
Menurut analisa penulis bahwa UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah
memuat tugas perangkat Desa yaitu Pada pasal 49 dimana perangkat desa
bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugasnya dan
wewenangnya. Perangkat Desa terdiri dari Sekretariat Desa, Pelaksana
Kewilayahan, dan Pelaksana teknis. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
68
Wawancara dengan Syaiful selaku Sekretaris Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018.
63
tentang Desa tidak menjelaskan jelaskan secara rinci mengenai tugas dari
perangkat desa, namun di nyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai
perangkat Desa diatur dalam Dalam PP Nomor 84 tahun 2015 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pemerintah desa di sebutkan bahwa Sekretaris desa
berkedudukan sebagai unsur pimpinan sekretariat desa. Sekretaris desa bertugas
membantu kepala desa dalam bidang administrasi pemerintahan. Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah. Dimana tugas dari
Sekretaris Desa di atur dalam Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2016 tentang
administrasi pemerintahan desa Administrasi tadi terdiri dari administrasi umum,
administrasi penduduk, administrasi keuangan, administrasi pembangunan, dan
administrasi lainnya. Pelaksanaan di tugas sekretaris desa harus sesuai dengan
pengaturan yang telah di buat oleh pemerintah.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Tugas Sekretaris
Desa di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi.
Terdapat faktor penghambat dan faktor pendukung dalam Pelaksanaan
tugas Sekretaris Desa berdasarkan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi. Dalam penelitian ini di
khususkan mengenai faktor penghambat dan pendukung Pelaksanaan tugas
Sekretaris Desa berdasarkan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa di
Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai berikut :
1. Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan
64
tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan.
Merupakan salah satu faktor yang menghambat kinerja Sekretaris Desa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Aparatur Desa bahwa
“Pendidikan merupakan satu kendala di Desa Keranggan karena Aparatur
Desa yang memang banyak yang lulusan S1 dari sepuluh Aparatur Desa
desa lima orang S1, tapi salah satu contoh Sekretaris Desa memang
lulusan S1 tapi jurusan sejarah sehingga membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk mempelajari birokrasi.”69
Sekretaris Desa mengatakan bahwa
“Memang pendidikan kurang mendukung dalam pelaksanaan tugas
Sekretaris Desa tapi saya berharap pelatihan mengenai penyelenggaraan
administrasi desa lebih di perbanyak.”
Pengaturan tentang administrasi desa harus di imbangi dengan banyaknya
pelatihan-pelatihan kepada Aparatur Desa, agar tercapainya tujuan dari di buatnya
peraturan tadi, karena tidak semua aparatur desa memiliki pendidikan yang tinggi,
dan tidak semua perangkat desa memahami bagaimana cara menjalankan tugas
nya masing-masing. Hendaknya pemerintah membuat kebijakan bahwa dalam
pemilihan kepala desa, Sekretaris Desa , dan seluruh Aparatur desa memiliki
kriteria tertentu seperti pendidikan, integritas dan profesionalitas yang lebih.
Selain itu sosialisasi kepada masyarakat tentang pendidikan politik, tentang
penyelenggaraan pemerintah hendaknya di lakukan lebih karena selain
masyarakat dapat mengawasi jalannya pemerintahan Desa, masyarakat juga
mampu memberikan atau menyatakan aspirasi mereka, ikut membantu berjalan
dengan baiknya roda pemerintahan desa karena partisipasi masyarakat yang baik.
69
Wawancara dengan Indra Natopri selaku Aparatur Desa Keranggan Pada 3 Oktober
2018.
65
2. Faktor kemampuan dan keterampilan Aparatur Desa
Setiap aparat pada bidang tugas yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya merupakan salah satu faktor penentun efektif tidaknya pelaksanaan
tugas yang dibebankan kepadanya. Namun kenyataan menunjukkan bahwa faktor
ini kurang dimiliki oleh setiap aparat/perangkat desa di Desa Keranggan, tingkat
pendidikan formal maupun pelatihan untuk setiap aparat serta jumlah aparat
cukup mempengaruhi efektif tidaknya pekerjaan serta produktivitas
kelembagaan.70
Kepala Desa berpendapat
“Mengenai kurangnya pengetahuan perangkat desa akan tugasnya dan
tidak memiliki perangkat desa yang baik ini sangat berpengaruh besar
contohnya sampai sekarang ini yang banyak terkendala dibidang
kelembagaan. Di desa ini pemerintah punya mitra-mitra kerja, teman-
teman kerja contohnya BPD, RT, LPM, LIMAS, Lembaga adat, PKK,
Karang Taruna itu semestinya mereka berjalan beriringan dengan
pemerintah desa, misalnya dibidang Kepemudaan pemerintah desa
bergandengan tangan dengan Taruna agar dapat berjalan dengar baik,
urusan Perempuan pemerintah desa beriringan dengan PKK, baik itu
LIMAS (keamanan) LPM (pebangunan), kemudian memastikan
pembangunan wilayah masing-masing berjalan ada RT, ada sebagai
pengawas pemerintah desa dan sering mendapat informasi ada BPD”.71
Sekretaris desa menjelaskan
“Dari sisi kelemahannya kapasitanya kurang baik karna tidak terlalu
memahami tugasnya apa, selama ini yang sering terlihat lembaga-lembaga
itu tidak difungsikan dengan sebenarnya dengan keterbatasan tadi bisa
berpengaruhnya terhadap kinerja Sekretaris Desa.”72
Selain itu Adi sebagai masyarakat juga berpendapat
“Perilaku aparat pemerintah perlu diperhitungkan kompentensinya dengan
mengacu dua hal. Pertama, pemerintah harus memberikan pelayanan
70
Dokumentasi Desa tahun 2017. 71
Wawancara Tarmizi , AR Selaku Kepala Desa Keranggan pada tanggal 1 Oktober
2018. 72
Wawancara dengan Syaiful Selaku Sekretaris Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018.
66
publik dengan adil menuntut kemampuan untuk memahami keadaan
masyarakat dan mengartikulasikan aspirasi dari kebutuhan masyarakat.
Kedua, pemerintah harus mempunyai kompentesi untuk memperdayakan
masyarakat agar dinamika interaksi antar pemerintah dengan masyarakat
dapat mengalami perubahan”.73
Yanti mengatakan dalam wawancara bahwa “Di dalam pengangkatan
perangkat seharusnya tidak memandang keluarga atau tim sukses, memang ada tes
tapi rata-rata cuma formalitas.”74
Saprizal mengatakan “pengangkatan perangkat kurang memikirkan
Tupoksi sehingga pengangkatan tersebut karena keluarga atau tim sukse pada
pemilihan kepala desa sebelumnya jadi banyak masyarakat yang tidak bisa
bekerja.”75
Dani mengatakan “Lemahnya SDM dan kemampuan aparat desa
dalam hal melaksanakan tugas dan fungsi sebagai aparat desa serta pelayanan
kepada masyarakat. Belum maksimalnya peran dan fungsi kelembagaan yang
ada, baik di tingkat Desa maupun Dusun”.76
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Sekretaris Desa bahwa
“ Tidak dapat di pungkiri bahwa pengangkatan aparatur desa tidak lepas
dari prinsip kekerabatan yang masih ada dalam praktek pemerintahan desa.
Namun sebisa mungkin kedepan di harapkan hal-hal seperti ini akan di
minimalisir dan di upayakan di hilangkan sehingga aparatur yang dipilih
bukan berdasarkan hubungan kekeluargaan tapi dari potensi diri yang
tinggi.”77
73
Wawancara dengan Adi masyarakat Desa Keranggan pada tanggal 6 Oktober 2018
67
Wawancara dengan Yanti selaku masyarakat Desa Keranggan Pada 6 Oktober 2018. 75
Wawancara dengan Saprizal masyarakat Desa Keranggan pada tanggal 6 Oktober 2018 76
Wawancara dengan Dani Selaku Masyarakat Desa Keranggan Pada 6 Oktober 2018. 77
Wawancara dengan Syaiful Selaku Sekretaris Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018.
67
3. Sarana dan Prasarana
Dengan semakin berkembangnya zaman, maka pelayanan kepada
masyarakat akan semakin meningkat seiring dengan hal tersebut. Oleh karena itu
sangat diperlukan adanya Penambahan Sarana dan Prasarana Kantor untuk
mendukung pelayanan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/Kep/M.PAN/7/2003
tanggal 10 Juli 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
khusussnya pada prinsip Pelayanan Publik Poin 7 masalah Kelengkapan Sarana
dan Prasarana yang isinya sebagai berikut : “Tersedianya sarana dan prasarana
kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana
teknologi telekomunikasi dan informatika”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Liskaryani perangkat Desa
Keranggan mengatakan
“Investasi sarana dan prasarana desa diperolehkan dari dana bantuan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan daerah, pembelian yang
dibebankan pada anggaran daerah. Keadaan sarana dan prasarana di Desa
Keranggan. Sarana infrastruktur dasar terutama jalan yang masih berupa
jalan tanah, menyebabkan transportasi tidak lancar. Kurangnya fasilitas
perkebunan, pendidikan, kesehatan serta fasilitas penunjang kegiatan olah
raga dan kepemudaan yang ada di wilayah desa.”78
Azhari mengatakan
“Selain dari segi kekurangan perlengkap minimnya fasilitas dikantor
khususnya di desa ini salah satunya jaringan kurang cukup karena dalam
pelakanaan tugas kepala desa baik itu sekretaris desa dan perangkat-
perangkat desa, data-data mau dikirimkan langsung ke pihak kecamatan,
ke kabupaten maupun ke pusat karena sinyal dan tidak adanya jaringan
internet menjadi penghambat kinerja Sekretaris Desa dan perangkatnya.79
78
Wawancara dengan Liskaryani Selaku Aparatur Desa Keranggan Pada Keranggan
Pada 3 Oktober 2018. 79
Wawancara dengan Azhari Perangkat Desa Rukam pada tanggal 20 Agustus 2018
68
4. Koordinasi
Salah satu faktor yang menjadi penghambat maupun pendukung Sekretaris
Desa dalam melaksanakan tugas adalah koordinasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Desa keranggan
“ terkadang Desa sudah menyusun anggaran dan segala hal mengenai
susunan kerja baru peraturan dari Perbub keluar jadi kadang bentrok
dengan yang kami buat.”80
Selain itu Kepala desa mengatakan
“ Koordinasi sangat di butuhkan agar singkron antara pemerintahan yang
di bawah dengan pemerintahan di atas contoh pemerintah Kabupaten,
selain koordinasi eksternal antara Kepala Desa dengan Sekretaris Desa
sangat penting koordinasi termasuk kerja sama dari atasan sampai ke
seluruh aparatur desa agar penyelenggaraan pemerintahan desa dapat
berjalan dengan baik.”81
Kurangnya partisifasi masyarakat pada saat musyawarah-musyawarah di balai
desa atau ditingkat dusun.
Menurut analisis penulis bahwa faktor yang menghambat dan mendukung
terhadap kinerja Sekretaris Desa dalam menjalankan tugasnya, perangkat desa
dapat dikatakan belum mampu menyelenggarakan tugas dalam membantu Kepala
Desa dalam Aministrasi pemerintahan Desa belum secara maksimal karena faktor
pendidikan yang kurang singkron dengan status sebagai Sekretaris desa, jumlah
pegawai kantor desa, kurangnya pemahaman terhadap tugas pokok, fungsi, hak
dan kewenangan dalam administrasi pemerintahan desa, baik dari Sekretaris desa
maupun aparatur desa lainnya karena kurangnya pelatihan dan pendidikan tentang
Tupoksi dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Selain itu sarana dan prasarana
80
Wawancara dengan Syaiful Selaku Sekretaris Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018. 81
Wawancara dengan Tarmizi AR Selaku Kepala Desa Keranggan Pada 1 Oktober 2018.
69
yang kurang mendukung dalam penyelenggaraan tertib administrasi. Faktor lain
yang menjadi penghambat adalah koordinasi antara pihak pemerintah desa dengan
pemerintah di atasnya, antara Kepala Desa dengan Sekretaris Desa, dan antar
Aparatur Desa. Selain faktor-faktor di atas pengangkatan Sekretaris Desa maupun
Aparatur desa dengan sistem kekerabatan juga mampu menjadi faktor
penghambat dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi sebagai Sekretaris Desa
maupun Aparatur Desa. Ke semua faktor di atas baik pendidikan, kemampuan
aparatur, sarana dan prasarana serta koordinasi jikam di lakukan dengan baik dan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi maka akan menjadi faktor pendukung
sebaliknya jika terdapat kekuarangan dalam kesemuanya akan menjadi faktor
penghambat.
C. Relevansi Pelaksanaan Tugas Sekretaris Desa Terhadap Tertib
Administrasi Desa Di Desa Keranggan Kabupaten Muaro Jambi.
Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha
bersama demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
“Administrasi yang merupakan suatu proses kedisiplinan yang dilakukan
oleh setiap birokrasi pemerintahan atau organisasi-organisasi tertentu
untuk mematuhi setiap aturan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
tertentu.”82
82 Adi Hadi La Dimuru, “Penyelenggaraan Tertib Administrasi Pemerintahan Desa (Studi
di Desa Soligi Kecamatan Obi Selatan), “ Jurnal Sosial dan Politik, Vol. VII Nomor II 2017, hlm.
3.
70
Berdasarkan Peraturan Pemerintah. Dimana tugas dari Sekretaris Desa
diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2016 tentang administrasi
pemerintahan desa Administrasi tadi terdiri dari administrasi umum, administrasi
penduduk, administrasi keuangan, administrasi pembangunan, dan administrasi
lainnya. Pelaksanaan di tugas sekretaris desa harus sesuai dengan pengaturan
yang telah di buat oleh pemerintah.
1. Administrasi umum adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
mengenai kegiatan-kegiatan pemerintahan desa meliputi: Buku
Peraturan di Desa, Buku Keputusan Kepala Desa, Buku Inventaris dan
Kekayaan Desa, Buku Aparat Pemerintah Desa, Buku Tanah Kas Desa,
Buku Tanah di Desa, Buku Agenda, Buku Ekspedisi dan Buku
Lembaran Desa dan Buku Berita Desa.
2. Administrasi Penduduk terdiri dari Buku Induk Penduduk, Buku Mutasi
Penduduk Sementara, dan Buku Kartu Tanda Penduduk dan Buku
Kartu Keluarga.
3. Administrasi Keuangan Desa meliputi Buku APB Desa, Buku Rencana
Anggaran Biaya, Buku Kas Pembantu Kegiatan, Buku Kas Umum,
Buku Kas Pembantu, dan Buku Bank Desa.
4. Administrasi Pembangunan meliputi Buku Rencana Kerja Pembanguna
Desa, Buku Kegiatan Pembangunan, Buku Inventarisasi Hasil-hasil
Pembangunan dan Buku Kader Pendamping dan Pemberdayaan
Masyarakat.
71
5. Administrasi Lainnya sesuai dengan kebutuhan seperti Buku
Administrasi Badan Permusyawaratan Desa, Buku Musyawarah Desa,
Buku Lembaga Kemasyarakatan, Buku Lembaga Adat.
Penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui tertib pencatatan
dan data informasi dalam buku-buku register desa serta pengembangan buku
register desa yang diperlukan serta menyelenggarakan pelaporan sesuai ketentuan
perundang-undangan.
Penyelenggaraan dan pengembangan tertib administrasi pemerintahan desa
melalui tertib pencatatan data dan pengembangan buku register desa disesuaikan
dengan kebutuhan, tingkat perkembangan Pemerintahan Desa dan kompleksitas
permasalahan yang dihadapi didalam pencatatan data dan informasi berbagai
kegiatan.
Menurut Sekretaris Desa keranggan relevansi antara tugas sekretaris desa
dengan tertib administrasi desa dilihat dari hubungan antara tugas
Sekretaris Desa dengan tertib administrasi desa. Dimana tertib
administrasi desa adalah tujuan ataupun jalan yang harus dilakukan dalam
bidang administrasi desa.83
Menurut analisi penulis bahwa relevansi pelaksanaan tugas Sekretaris Desa
terhadap tertib administrasi desa dapat dilihat dari hubungan antara keduanya
dimana tugas Sekretaris Desa adalah membantu kepala Desa dalam bidang
administrasi desa dan administrasi desa tersebut dijalankan harus sesuai dengan
peraturan yang telah mengaturnya sehingga terciptanya tertib adminitrasi
83 Wawancara dengan Syaiful Selaku Sekretaris Desa Keranggan Pada 29 Oktober 2018.
72
pemerintahan desa. Berdasarkan observasi peneliti di Lapangan bahwa
pelaksanaan administrasi pemerintahan di Desa Keranggan sudah berjalan cukup
baik, dilihat dari buku-buku administrasi yang seusuai dengan Pedoman dalam
Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2016. Dapat dilihat di lampiran. Namun
dalam pengisian dan penjalanan administrasi tadi aparatur dan sekretaris desa
memiliki beberapa kendala yaitu Perangkat Desa dapat dikatakan belum mampu
menyelenggarakan tugas dalam membantu Kepala Desa dalam Aministrasi
pemerintahan Desa belum secara maksimal karena faktor pendidikan yang kurang
singkron dengan status sebagai Sekretaris desa, jumlah pegawai kantor desa,
kurangnya pemahaman terhadap tugas pokok, fungsi, hak dan kewenangan dalam
administrasi pemerintahan desa, baik dari Sekretaris desa maupun aparatur desa
lainnya karena kurangnya pelatihan dan pendidikan tentang Tupoksi dan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Selain itu sarana dan prasarana yang kurang
mendukung dalam penyelenggaraan tertib administrasi. Faktor lain yang menjadi
penghambat adalah koordinasi antara pihak pemerintah desa dengan pemerintah
di atasnya, antara Kepala Desa dengan Sekretaris Desa, dan antar Aparatur Desa.
Selain faktor-faktor di atas pengangkatan Sekretaris Desa maupun Aparatur desa
dengan sistem kekerabatan juga mampu menjadi faktor penghambat dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi sebagai Sekretaris Desa maupun Aparatur
Desa.
73
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan tugas Sekretaris Desa di dasarkan pada Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 49 Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa
dalam melaksanakan tugasnya Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa tidak di jelaskan secara rinci mengenai tugas dari perangkat desa,
namun di nyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat Desa diatur
dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Dalam PP Nomor 84 tahun 2015 tentang susunan organisasi dan tata kerja
pemerintah desa di sebutkan bahwa Sekretaris desa berkedudukan sebagai unsur
pimpinan sekretariat desa dan sekretaris desa bertugas membantu kepala desa
dalam bidang administrasi pemerintahan.
faktor yang menghambat dan mendukung terhadap kinerja Sekretaris Desa
dalam menjalankan tugasnya, perangkat desa dapat dikatakan belum mampu
menyelenggarakan tugas dalam membantu Kepala Desa dalam Aministrasi
pemerintahan Desa belum secara maksimal karena faktor pendidikan yang kurang
singkron dengan status sebagai Sekretaris desa, jumlah pegawai kantor desa,
kurangnya pemahaman terhadap tugas pokok, fungsi, hak dan kewenangan dalam
administrasi pemerintahan desa, baik dari Sekretaris desa maupun aparatur desa
lainnya karena kurangnya pelatihan dan pendidikan tentang Tupoksi dan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Selain itu sarana dan prasarana yang kurang
74
mendukung dalam penyelenggaraan tertib administrasi. Faktor lain yang menjadi
penghambat adalah koordinasi antara pihak pemerintah desa dengan pemerintah
di atasnya, antara Kepala Desa dengan Sekretaris Desa, dan antar Aparatur Desa.
Selain faktor-faktor di atas pengangkatan Sekretaris Desa maupun Aparatur desa
dengan sistem kekerabatan juga mampu menjadi faktor penghambat dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi sebagai Sekretaris Desa maupun Aparatur
Desa. Ke semua faktor di atas baik pendidikan, kemampuan aparatur, sarana dan
prasarana serta koordinasi jika di lakukan dengan baik dan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi maka akan menjadi faktor pendukung sebaliknya jika terdapat
kekuarangan dalam kesemuanya akan menjadi faktor penghambat.
Relevansi pelaksanaan tugas Sekretaris Desa terhadap tertib administrasi
desa dapat dilihat dari hubungan antara keduanya dimana tugas Sekretaris Desa
adalah membantu kepala Desa dalam bidang administrasi desa dan administrasi
desa tersebut dijalankan harus sesuai dengan peraturan yang telah mengaturnya
sehingga terciptanya tertib adminitrasi pemerintahan desa.
B. Saran
Hendaknya pemerintah membuat kebijakan yang mengatur secara khusu
mengenai kriteria aparatur desayang lebih baik, selain itu pengangkatan aparatur
desa harus sesuai dengan kemampuan dan profesionalitas kerja. Pelatihan-
pelatihan sangat di butuhkan demi menciptakan aparatur desa berkualitas.
75
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Bandung: Syamil Qur‟an, 2009.
Adelfia Crestofiane Mangimpis, “Implementasi Kebijakan Administrasi Desa
dalam Pelayanan Publik di Kecamatan Amurang Timur Kabupaten
Minahasa Selatan, “Jurnal Administrasi Publik.
Alamsyah, “Peran Sekretaris Desa dalam Membantu Kepala Desa di Desa
Mantang Baru Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan Tahun 2012,
“Artikel-E Journal, Universitas Maritim Ali Haji, 2014.
Asrul, “Pelaksanaan Kewenangan Pemerintahan Desa Anrihua Kecamatan
Kindang Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Undang-Undang No. 6
Tahun 2014 Tentang Desa”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar,
2015.
Muhammad Indrawan, “Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Desa di Desa
Loleng Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara, “eJournal
Administrasi Negara, Volume 4 , Nomor 4 , 2016.
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS
Jambi, 2012.
Setyo Nugroho, “Demokrasi dan Tata Pemerintahan dalam Konsep Desa dan
Kelurahan, “Jurnal Cita Hukum, Vol. 1 No. 2 Desember 2013.
Sri Ulina, “Tugas dan fungsi Kepala Desa Beserta Perangkat Desa dalam
Meningkatkan Kinerja pada Kantor Desa Namo Bintang Kecamatan
76
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, “Jurnal Perspektif, Volume. 7/
Nomor 2/ Oktober 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, 2016.
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Ulima Islam, “Kapasitas AParatur Desa dalam Tertib Administrasi Desa (Studi
Kasus di Desa Tiuh Tohou Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang
Bawang, “Skripsi Universitas Lampung Bandar Lampung, 2016.
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Youla C Sajangbati, “Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Berdasarkan UU no 6
Tahun 2014, “Jurnal ex Administratum, Vol. III/No. 2/April/2015.
B. Undang-undang
UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Pasal 50 Ayat 2 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 2015 tentang susunan organisasi dan tata
kerja pemerintah desa
Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 2015 tentang susunan organisasi
dan tata kerja pemerintah desa.
77
C. Lain-lain
Dokumentasi Desa tahun 2017
Profil Desa Keranggan Tahun 2017.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022.
Wawancara dengan Yanti selaku masyarakat Desa Keranggan Pada 6 Oktober
2018.