Upload
vubao
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH INTEGRASI PEER INSTRUCTION
DENGAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR
DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI EKOLOGI
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
oleh
Alfiyani Tazkiyyah
4401411035
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang
berjudul “Pengaruh Integrasi Peer Instruction dengan Inkuiri Terbimbing
Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains pada Materi Ekologi”
disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing.
Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh
gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, September 2015
Alfiyani Tazkiyyah
4401411035
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Integrasi Peer Instruction dengan Inkuiri Terbimbing Terhadap
Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains pada Materi Ekologi”.
disusun oleh
Alfiyani Tazkiyyah
4401411035
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Prof. Dr.Wiyanto, M.Si Andin Irsadi, S.Pd, M.Si
19631012 198803 1 001 19740310 200003 1 001
Penguji Utama
Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M. Ed.
19581104 198703 1004
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Nur Kusuma Dewi, M.Si. Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M. Si.
19600410 1984032001 19660316 1993102001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu
orang-orang beriman.”(QS. Al Imran:139)
2. “Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka
Allah SWT akan memudahkan jalan baginya untuk (menuju) ke surga.”
(Al-Hadits)
3. “Khoirunnas anfa‟uhum linnas” sebaik-baik manusia adalah manusia
yang paling bermanfaat bagi orang lain (Al-Hadits)
4. “… Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sungguh, Allah Maha
Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS.Ghafir:44)
PERSEMBAHAN:
Ayah dan Ibundaku tercinta serta adik-adikku tersayang
Asatidz dan asatidzah yang membimbing dan memberi
bekal ilmu.
Mbakku dan sahabatku dalam dekapan ukhuwah fillah.
Teman-teman dan adik-adikku yang memberi semangat,
dukungan dan do‟a.
v
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Integrasi Peer Instruction dengan Inkuiri
Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains pada Materi
Ekologi”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di UNNES.
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atas izin yang
diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi atas kemudahan administrasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Dr. Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si.
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi, pengarahan
dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.
5. Dr.Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed. selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran positif demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama belajar di
FMIPA UNNES.
7. Seluruh staf administrasi di UNNES termasuk TU, perpustakaan jurusan
Biologi dan perpustakaan pusat UNNES yang telah membantu dan
memperlancar penyusunan skripsi ini.
8. Kepala SMA Negeri 1 Demak Drs. Siswandi, M.Pd. yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Demak.
9. Guru mata pelajaran Biologi Ibu Dwi Wahyuningsih, S. Pt., Bapak
Suroso M.Pd., dan Drs. Charis yang telah berkenan membantu,
memberikan arahan dan bekerja sama dalam proses penelitian.
vi
10. Peserta didik kelas X MIA 5 dan X MIA 6 SMA Negeri 1 Demak tahun
pelajaran 2014/2015.
11. Ibunda dan Ayahku tercinta Sa‟adah dan Jazuli yang selalu mendoakan,
memberikan dukungan, nasehat, dan semangat bagi penulis.
12. Kedua adikku Alistia Al-Milkhani dan A. Lafif Arham „Ibad, Nenek,
Kakekku, Abah Agus dan guru-guruku yang senantiasa mendoakan dan
memberi dukungan.
13. Mbakku tercinta Betty Shinta I., sahabatku (Wido, Kynan, Diyah, Mus,
Ayu, Fina, Heni, Sekar, NADY, Shima, Titik, Mbak Lily), Rombel 2
Pendidikan Biologi 2011 , DPM 2014 khususnya anggota dewan, komisi
A, dan syafa. Familia, Himabio 2013 dan 2012 terkhusus Internal Dept.
(Mbak Iffa, Erlin, Puah, Eka, Bang Ady, Arif, Melisa, Amel, Zub,Arif)
dan sahabat-sahabatku serta adik-adikku dalam dekapan ukhuwah fillah
yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis berharap semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan
pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal baik dan
mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya besar harapan penulis, mudah-
mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Semarang, September 2015
Penulis
vii
ABSTRAK
Tazkiyyah, Alfiyani. 2015. Pengaruh Integrasi Peer Instruction dengan
Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains
pada Materi Ekologi. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Dr.Nur Kusuma
Dewi, M.Si. Ir. Nana Kariada T.M., M.Si.
Pembelajaran dengan mengintegrasikan peer instruction dan inkuiri
terbimbing mengarahkan peserta didik untuk lebih memahami konsep dan
keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh integrasi peer
instruction dan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses
sains peserta didik pada materi ekologi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
Quasi Eksperiment dengan desain non randomized control group pretest-posttest
design. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X SMA N 1 Demak.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenient sampling. Sampel yang
digunakan adalah kelas X MIA5 (kelas eksperimen) dan kelas XMIA 6 (kelas
kontrol). Berdasarkan hasil uji t diketahui (t hitung> t tabel) dengan signifikansi<
0,05 sehingga terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol
pada aspek kognitif, psikomotorik, afektif dan keterampilan proses sains. Setelah
diuji N-Gain nilai gain kelas eksperimen 0,4 dan kelas kontrol 0,3 sehingga
tergolong sedang. Kesimpulan penelitian ini adalah integrasi peer instruction
dengan inkuiri terbimbing pada materi ekologi berpengaruh positif terhadap skor
test hasil belajar dan keterampilan proses sains pada materi ekologi di SMA
Negeri 1 Demak. Oleh karena itu integrasi peer instruction dengan inkuiri
terbimbing, dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan
proses sains pada materi ekologi.
Kata Kunci : Peer instruction, inkuiri terbimbing, hasil belajar, keterampilan
proses sains
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
PRAKATA .......................................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
1.3. Penegasan Istilah .................................................................................. 5
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 8
1. Pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuri terbimbing ter-
hadap hasil belajar dan keterampilan proses sains .......................... 8
a. Metode inkuiri terbimbing ........................................................... 8
b. Metode peer instruction .............................................................. 9
c. Integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing .................. 10
2. Materi ekologi ................................................................................... 12
3. Hasil belajar ....................................................................................... 13
4. Keterampilan proses sains ................................................................. 15.
2.2. Kerangka berpikir ................................................................................. 18
2.3. Hipotesis .............................................................................................. 19
3. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 20
Halaman
ix
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 20
3.3. Variabel Penelitian .............................................................................. 21
3.4. Rancangan Penelitian .......................................................................... 21
3.5. Prosedur Penelitian .............................................................................. 21
3.6. Data dan Metode Pengambilan Data ................................................... 27
3.7. Analisis Data ....................................................................................... 28
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ..................................................................................................... 33
1. Hasil belajar kognitif ........................................................................ 33
2. Hasil belajar psikomotorik ............................................................... 35
3. Hasil belajar afektif ........................................................................... 36
4. Hasil keterampilan proses sains ....................................................... 36
5. Tanggapan peserta didik .................................................................. 38
6. Tanggapan guru ............................................................................... 38
4.2. Pembahasan ......................................................................................... 39
1. Pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing ter-
hadap hasil belajar dan eterampilan proses sains ............................. 39
2. Tanggapan peserta didik dan guru ................................................. 47
5. PENUTUP
1. Simpulan .......................................................................................... 49
2. Saran ................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50
LAMPIRAN ........................................................................................................ 55
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Tabel
1. 1. Fase pembelajaran peer instruction integrasi dengan inkuiri terbim-
bing ..................................................................................................... 11
1.2. Perbedaan pembelajaran integrasi peer instruction dengan inkuiri ter-
bimbing dan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing ........................ 12
3.1. Waktu penelitian ................................................................................... 20
3.2. Desain penelitian ..................................................................................... 21
3.3. Hasil analisis validitas butir soal uji coba ............................................... 23
3.4.Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba .......................................... 24
3.5.Rekapitulasi hasil daya pembeda soal ujicoba ........................................ 25
3.6.Rekapitulasi butir soal ujicoba yang digunakan dan tidak digunakan .... 26
3.7.Metode pengambilan data ........................................................................ 28
4.1. Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol ........................ 33
4.2. Hasil analisis uji t dua pihak posttest kelas eksperimen dan kontrol ..... 34
4.3. Hasil N-Gain peserta didik ...................................................................... 34
4.4. Hasil analisis ketuntasan belajar skor posttest kelas eksperimen dan
kontrol .................................................................................................... 35
4.5. Hasil analisis skor hasil belajar aspek psikomotorik .............................. 35
4.6. Hasil analisis uji t dua pihak skor aspek psikomotorik ........................... 37
4.7. Hasil analisis skor hasil belajar aspek afektif ......................................... 38
4.8. Hasil analisis uji t dua pihak skor aspek afektif ...................................... 39
4.9.Rekapitulasi rata-rata skor keterampilan proses sains peserta didik ....... 39
4.10. Hasil analisis uji t dua pihak keterampilan proses sains ...................... 41
4.11. Analisis tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran ..................... 41
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Kerangka berpikir ................................................................................... 18
4.1. Perbandingan skor keterampilan proses sains kelas eksperimen dan
kontrol .................................................................................................... 37
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Silabus ................................................................................................. 55
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...................... 56
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................. 69
4. Lembar Kerja Siswa (LKS).................................................................. 79
5. Rambu-rambu Penskoran LKS ............................................................ 91
6. Tes Konsep ........................................................................................... 95
7. Jawaban Tes Konsep ............................................................................ 97
8. Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains ....................................... 98
9. Rubrik Penilaian Afektif ..................................................................... 107
10. Rubrik Penilaian Psikomotorik .......................................................... 108
11. Contoh Laporan Uji Tanah ................................................................ 110
12. Kisi-kisi Soal Uji Coba ...................................................................... 114
13. Soal Uji Coba ..................................................................................... 117
14. Hasil Analisis Soal Uji Coba ............................................................. 132
15. Hasil Analisi Reliabilitas Soal ........................................................... 137
16. Kisi-kisi Soal Tes Kognitif ................................................................ 138
17. Soal Pretest Posttest .......................................................................... 140
18. Rekap Hasil Skor Kognitif ................................................................ 150
19. Uji Normalitas Skor Pretest ............................................................... 151
20. Uji Homogenitas Skor Pretest ........................................................... 153
21. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest ................................................. 154
22. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest ................................................ 155
23. Uji N-Gain Pretest -Posttest ............................................................. 156
24. Rekapitulasi Skor Aspek Psikomotorik ............................................. 160
25. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Aspek Psikomotorik ................... 161
26. Rekapitulasi Skor Aspek Afektif ....................................................... 162
27. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Aspek Afektif ............................. 163
28. Rekapitulasi Skor Keterampilan Proses Sains ................................... 164
29. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Keterampilan Proses Sains .................. 165
Halaman
xiii
30. Angket Peserta Didik ......................................................................... 166
31. Lembar Wawancara Guru .................................................................. 167
32. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ................................................. 168
33. Surat Ijin Penelitian di SMA N1 Demak ........................................... 169
34. Surat Keterangan Penelitian di SMA N 1 Demak.............................. 170
35. Dokumentasi kegiatan pembelajaran ................................................. 171
Halaman
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Metode inkuiri terbimbing merupakan metode pembelajaran dengan
menggunakan proses-proses untuk mengajarkan peserta didik berpikir secara analitis
sehingga peserta didik lebih tergerak untuk memahami sekaligus mencapai
kompetensi dalam pembelajaran. Pembelajaran inkuiri diperlukan untuk memberikan
pengalaman proses sehingga pembelajaran diharapkan lebih bermakna. Data yang
disampaikan berdasarkan survey Programme for International Student Assessment
(PISA) 2012 cukup memprihatinkan, karena Indonesia berada pada posisi 64 dari 65
negara yang mengikuti survey kemampuan matematika dan sains sehingga perlu
adanya upaya untuk peningkatan keterampilan dan kompetensi pembelajaran peserta
didik.
Penelitian tentang inkuiri terbimbing telah dilakukan oleh berbagai pihak dan
memperoleh berbagai macam hasil. Salah satunya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan keterampilan berpikir kritis antara peserta didik yang mengikuti model
pembelajaran inkuiri dengan peserta didik yang mengikuti model pembelajaran
langsung (Sutama et al 2014). Rahmawati et al (2014) mengemukakan bahwa ada
pengaruh signifikan antara pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap prestasi belajar
kognitif dan psikomotor, tetapi pembelajaran ini tidak berpengaruh signifikan
terhadap prestasi belajar afektif. Selain itu, dalam penelitian Kurniawati et al (2014)
juga didapatkan hasil bahwa masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam
pembelajaran saat digunakannya metode inkuiri terbimbing sehingga masih
memungkinkan adanya dominansi beberapa peserta didik saat pembelajaran.
Penelitian lain menyebutkan bahwa penerapan model inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan proses sains pada konsep ekosistem berpengaruh terhadap peningkatan
keterampilan mengamati, klasifikasi, memprediksi dan berkomunikasi, tetapi tidak
pada keterampilan interpretasi dan dan hipotesis (Rostika 2012). Menurut Zuriani
(2012) pembelajaran dengan inkuiri akan sulit dilakukan jika waktu terbatas dan
peserta didik tidak terbiasa melakukannya walaupun memberikan ruang untuk
belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Berdasarkan paparan yang telah
1
2
disebutkan dapat disimpulkan jika penerapan metode inkuiri memiliki kelebihan
akan tetapi juga memiliki kekurangan sehingga membutuhkan pendukung lainnya.
Metode peer instruction merupakan metode yang diterapkan dengan
penyajian pertanyaan yang dibangun untuk mengatasi kesulitan peserta didik dengan
konsep-konsep dasar dan aktivitas peserta didik. Gok (2011) menyebutkan bahwa
penggunaan peer instruction mampu meningkatkan pemahaman konsep dan
kemampuan pemecahan masalah. Kekurangan metode inkuiri yang telah disebutkan
dapat diintegrasikan dengan metode peer instruction ini. Pengintegrasian ditujukan
untuk mengambil kelebihan dari masing-masing metode untuk mengatasi kendala
yang ada. Metode yang menekankan pada pemahaman konsep dan aktivitas dipilih
agar waktu yang dipergunakan untuk memicu pemahaman peserta didik agar lebih
efisien sekaligus memicu aktivitas peserta didik agar lebih merata. Sedangkan
kelebihan inkuiri terkait eksplorasinya dapat dimanfaatkan untuk memberikan
pengalaman langsung dengan tujuan agar konsep yang didapatkan tidak sebatas
hafalan dan meningkatkan keterampilan proses peserta didik. Peserta didik akan
mempertimbangkan masalah mereka sendiri dan memberikan jawaban mereka
kemudian mendiskusikannya dengan peserta didik yang lain.
Kurniawati, et al. (2014) dalam penelitiannya menyampaikan, bahwa
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction mampu meningkatkan
penguasaan konsep dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Jika
penguasaan konsep meningkat dan keterampilan berpikir kritis meningkat, maka
secara tidak langsung juga dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan. Akan
tetapi belum ada penelitian sebelumnya yang mengintegrasikan antara peer
instruction dengan inkuiri terbimbing dan dilihat pengaruhnya terhadap hasil belajar
dan keterampilan proses sains. Sehingga perlu diadakan penelitian untuk
membuktikan hal tersebut.
Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing sebenarnya sudah diterapkan
di SMA Negeri 1 Demak di kelas yang menerapkan kurikulum 2013. Akan tetapi
fakta yang terjadi menunjukkan bahwa jika implementasi pembelajaran yang
dilakukan terkesan masih setengah-setengah. Siklus dalam pembelajaran inkuiri
belum secara keseluruhan terealisasi dan keterampilan proses sains yang terjadi
selama proses pembelajaran belum diamati.
3
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru biologi SMA Negeri 1
Demak pada bulan Januari 2015 diperoleh data, bahwa penerapan inkuiri masih
terkendala waktu dan kesulitan memahamkan peserta didik. Tuntutan pencapaian
materi pengetahuan yang harus dikuasai peserta didik masih banyak dengan waktu
yang tersedia sangat terbatas. Jika menerapkan inkuiri secara total akan terkendala
karena terlalu banyak waktu terpakai untuk sekedar memicu pemahaman peserta
didik walaupun akan sebanding dengan pemahaman yang diperoleh.
Hal lain yang ditemukan adalah pada saat pembelajaran atau praktikum
dilakukan, keterampilan proses sains peserta didik belum diamati. Laporan, produk,
dan tes tertulis menjadi yang paling berperan dalam nilai walaupun tetap ada
pengamatan sikap dan keterampilan tertentu yang dipertimbangkan. Menurut Ebel
dan Frisbie dalam Subali (2010), tes tertulis tidak dapat untuk mengukur
performans, tetapi tetap berguna untuk mengukur penguasaan basis pengetahuan,
termasuk basis pengetahuan untuk menampilkan performansnya. Laporan akhir
dan hasil produk juga demikian, meskipun mengambarkan hasil tetapi proses yang
dilakukan tidak dapat merekam jejak yang ada. Selain itu juga terkendala karena
belum ada rubrik khusus yang mengamati keterampilan proses sains.
Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Demak juga didapatkan kenyataan
bahwa aktifitas peserta didik pada saat pembelajaran maupun praktikum belum
merata. Peserta didik yang cenderung aktif akan aktif, sedangkan yang pasif akan
cenderung pasif. Hal ini mengakibatkan adanya dominansi oleh beberapa peserta
didik di dalam kelas. Dominansi peserta didik ini juga berdampak pada hasil belajar
kognitif peserta didik. Peserta didik yang aktif pada saat pembelajaran cenderung
memiliki nilai yang baik melebihi batas KKM yaitu 2,66 (B). Sedangkan peserta
didik yang kurang aktif memiliki dominansi nilai yang tepat pada KKM di ulangan
tengah semesternya.
Ekologi merupakan salah satu bagian dari ilmu biologi yang berorientasi pada
lingkungan dan interaksinya sebagai bidang kajiannya. kehidupan, dan fenomena
yang ada di sekitarnya. Sebagai bagian dari ilmu biologi dan merupakan bagian dari
sains yang terdiri dari produk dan proses, dalam pembelajaran yang ideal harusnya
mampu mengeluarkan out put yang memiliki karakter (Marjan et al. 2014). SMA
Negeri 1 Demak sebagai sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2013 berkomitmen
4
terhadap empat pilar pokok sekolah adiwiyata yaitu integrasi lingkungan dan
kurikulum, basis partisipatif, pengelolaan lingkungan dan penyiapan sarana
prasarana ramah lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, pengetahuan yang didapatkan
peserta didik diharapkan bukan hanya sebatas hafalan dan dinilai di akhir
pembelajaran akan tetapi juga dilihat dari proses dan aplikasinya terutama berkaitan
dengan sains dan lingkungan. Sebagaimana pengetahuan yang dimaksud dalam
kurikulum 2013 yang sebenarnya bukan merupakan akumulasi akhir pada
pembelajaran tetapi lebih menekankan pada proses yang dilakukan selama proses
pembelajaran. Pengaplikasian pengetahuan dan proses untuk memperolehnya
diharapkan mampu mejadikan peserta didik yang tidak hanya unggul dalam kognitif
tetapi juga unggul dalam karakter dan keterampilan.
Sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan, pelaksanaan
pembelajaran yang masih terkendala, pendidikan berbasis lingkungan, peningkatan
keterampilan dan implemantasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Demak maka perlu
adanya penelitian pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains pada materi ekologi. Penelitian
ini dilakukan agar pembelajaran ekologi lebih optimal dengan mengunakan metode
yang untuk mendorong peserta didik lebih aktif, memahami, mengerti dan mampu
mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya dengan kejadian yang ada
disekitarnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Priyanto (2013) bahwa terdapat
korelasi positif yang signifikan antara sikap peduli lingkungan, perilaku peduli
lingkungan dengan pengetahuan paradigma pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan.
Penelitian ini akan meninjau hasil belajar peserta didik dari aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik serta keterampilan proses sains yang dialami peserta didik.
Sehingga penilaian hasil belajar yang diperoleh bukan sebatas aspek kognitif saja
tetapi lebih kepada penilaian autentik yaitu penilaian yang mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam mengobservasi, menanya,
menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus
pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik
menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam kehidupan nyata (real life).
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah yang
akan di jawab dari penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh integrasi peer
instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses
sains pada materi ekologi?”
1.3. Penegasan Istilah
Untuk memperjelas dan membatasi penelitian ini, dan menghindari salah
tafsir maka diperlukan adanya penegasan istilah pada judul “Pengaruh integrasi peer
instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses
sains pada materi ekologi” yaitu:
1. Inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang meletakkan
dasar dan mengembangkan cara metode ilmiah dan menempatkan peserta didik
lebih banyak belajar sendiri/kelompok untuk memecahkan masalah (Sukimarwati
et al. 2013). Peer instruction merupakan metode pembelajaran yang
mengikutsertakan peserta didik untuk ikut terlibat selama proses pembelajaran
dan mengharuskan peserta didik yang satu dan lainnya untuk memahami suatu
konsep dasar kemudian menjelaskan konsep tersebut kepada peserta didik
lainnya (Crouch et al. 2001). Jadi, Integrasi peer instruction dengan inkuiri
terbimbing guru akan mengemukakan masalah kepada peserta didik, sedangkan
peserta didik yang akan menentukan proses pemecahan masalah melalui kinerja
sesama anggota kelompok yang diajukan kemudian untuk memperkuat
pemahaman dan aktivitasnya dilakukan dengan eksplorasi. Guru berperan untuk
membimbing dan mengarahan dengan benar ketika terjadi miskonsepsi atau
kesalahan.
2. Hasil belajar dapat dilihat dari tiga dasar kemampuan kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik peserta didik setelah terlibat di dalam proses belajar
(Wenno 2008). Hasil belajar didefinisikan secara operasional menurut teori
konstruktivisme yaitu peserta didik mengonstruksikan pengetahuannya sendiri
melalui interaksi dengan lingkungannya (Rifa‟i dan Anni 2011). Hasil belajar
pada penelitian ini didefinisikan secara konstitutif sebagai hasil yang diperoleh
siswa selama mengikuti proses pembelajaran menggunakan integrasi peer
6
instruction dengan inkuiri terbimbing. Hasil belajar penelitian ini didefinisikan
secara operasional sebagai skor yang diperoleh siswa melalui pretest-posttest,
laporan kegiatan praktikum, perilaku disiplin, keaktifan, ketelitian, dan kerjasama
yang muncul dan keterampilan proses sains dasar tertentu yang diperoleh selama
pembelajaran.
3. Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental yang meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat diaplikasikan dalam suatu
kegiatan ilmiah (Hadiani 2011). Penelitian ini menempatkan keterampilan proses
sains yang diamati sebagai salah satu bagian dari penilaian hasil belajar ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik dan aktivitas peserta didik. Keterampilan
proses sains yang diamati dalam penelitian ini meliputi keterampilan proses sains
dasar yaitu: mengamati/observasi, mengklasifikasi, mengkomunikasikan,
mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi.
1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh integrasi peer
instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses
sains pada materi ekologi.
1.5. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1.5.1. Manfaat korespondensi
Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang kebenaran pengaruh
integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan
keterampilan proses sains pada materi ekologi kaitannya dengan teori belajar
konstruktivisme.
1.5.2. Manfaat koherensi
Penelitian ini menguji hipotesis bahwa menggunakan integrasi peer
instruction dengan inkuiri terbimbing pada materi ekologi bepengaruh
terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains pada materi ekologi.
7
1.5.3. Manfaat praktis
Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini bagi beberapa pihak
antaralain sebagai berikut:
a. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal,
dalam memecahkan masalah secara kolaboratif melalui kegiatan
pembelajaran yang berkaitan langsung dengan lingkungan sosial
masyarakat.
b. Menumbuhkan keaktifan dan keterampilan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran.
c. Memberi informasi guru untuk menerapkan model pembelajaran yang
efektif dengan integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing pada
materi ekologi, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
menjadi lebih efektif dan bervariasi.
d. Memberikan alternatif pilihan untuk sekolah sebagai upaya optimalisasi
kualitas pembelajaran dalam rangka upaya perbaikan proses pembelajaran
secara menyeluruh, sehingga hasil belajar dan keterampilan proses sains
peserta didik meningkat.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap
hasil belajar dan keterampilan proses sains
Kajian pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains pada materi ekologi menjelaskan
literatur aspek integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing, dan hasil belajar
serta keterampilan proses sains peserta didik pada materi ekologi. Aspek tersebut
dikaji dalam bentuk hubungan pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri
terbimbing terhadap aktivitas dan hasil belajar pada materi ekologi.
a. Metode inkuiri terbimbing
Inkuiri terbimbing merupakan serangkaian proses bertanya, menyelidiki, dan
mencari tahu jawaban terhadap suatu pertanyaan ilmiah yang dilakukan peserta didik
dengan bimbingan guru (Surekso 2013). Peran guru dalam inkuiri terbimbing adalah
mengarahkan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam proses pemecahan
masalah dan penemuan sehingga peserta didik dapat terarahkan. Guru berperan
sebagai fasilitator pembelajaran dan bukan sumber utama informasi dan peserta didik
bekerja dalam tim yang dikelola sendiri untuk menganalisis data dan menarik
kesimpulan (Straumanis 2011). Inkuiri terbimbing adalah desain untuk mendorong
pembangunan pengetahuan secara kolaboratif dengan refleksi dan penilaian
pembelajaran yang terjadi selama proses berlangsung. Setidaknya ada tujuh proses
yang terjadi di dalamnya, yaitu: Inisiasi, menyeleksi topik, mencari informasi,
menentukan tujuan, mengumpulkan informasi, mengkomunikasikan, dan evaluasi
(Kuhlthau et al. 2012).
Penelitian dari Sabahiyah et al. (2013) mengemukakan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan inkuiri terbimbing terbukti berpengaruh secara simultan
terhadap penguasaan konsep dan keterampilan proses sains peserta didik. Akan
tetapi harus memperhatikan karakteristik materi pembelajaran agar peserta didik
dapat belajar lebih aktif dan mampu mengkonstruk pengetahuannya sendiri
8
9
berdasarkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang pada akhirnya bermuara
pada peningkatan kualitas hasil belajar. Hasil penelitian Hermawati (2012)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap
ilmiah peserta didik antara peserta didik yang mengikuti model pembelajaran
inkuiri dengan peserta didik yang mengikuti model pembelajaran langsung jika
motivasi belajarnya tinggi. Hasil penelitian Ambarsari (2013) memperlihatkan bahwa
penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap ketrampilan prosees sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta.
Akan tetapi hasil penelitian dari Soleh et al. (2014) mengemukakan bahwa
penerapan inkuiri terbimbing kurang berpengaruh pada keterampilan proses sains
karena pada kelas eksperimen dengan inkuiri terbimbing keterampilan proses
sainsnya belum bisa mencapai batas KKM.
Selain hasil penelitian tersebut, kendala dalam pembelajaran inkuiri juga di
sebutkan Wenning (2005) antara lain sebagai berikut: pembelajaran inkuiri butuh
waktu lebih banyak daripada metode ceramah; siswa/guru memiliki kelemahan
dalam menerapkan pengetahuan di buku kedalam kegiatan inkuiri; kemampuan dan
kebiasaan guru dalam menerapkan metode inkuiri rendah; biaya yang dibutuhkan
lebih banyak; kurikulum yang memuat materi terlalu banyak sehingga guru susah
mengalokasikan waktu untuk metode inkuiri. Selain itu juga ditunjang dengan
bimbingan guru ketika peserta didik melakukan percobaan ataupun pengamatan
sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami materi pembelajaran yang akan
berdampak pada prestasi belajar kognitif (Deta et al. 2013).
Berdasarkan pemaparan yang ada dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan inkuiri terbimbing memiliki kelebihan, tetapi juga memiliki kekurangan.
b. Metode peer instruction
Peer instruction adalah suatu metode untuk meningkatkan aktifitas peserta
didik pada proses pembelajaran melalui diskusi dan atau pemberian instruksi dari
individu kepada kelompok atau dari kelompok kepada kelompok. Metode ini
diperkenalkan oleh Erik Mazur pada tahun 2001. Pada intinya, metode ini
mempunyai tiga tahapan yaitu: preparation, instruction dan evaluation. Pada tahap
preparation, guru mempersiapkan tes dengan pertanyaan untuk memfokuskan
peserta didik pada konsep yang akan dipelajari dan mengarahkan mereka berpikir
10
metakognitif (Fagen et al. 2002). Pada tahap instruction , guru merangkum topik dan
kemudian meminta peserta didik mempersiapkan pertanyaan konseptual sebelumnya
(Atasoy et al. 2014). Kemudian peserta didik mempertimbangkan masalah mereka
secara individu, setelah itu membahas masalah dengan dengan teman sejawat mereka
selama 2 menit kemudian pada tahap evaluation, guru membimbing peserta didik
menyimpulkan penyelesaian masalah melalui diskusi kelas dan klarifikasi( Edward
2006).
Metode ini mempertanyakan (a) memaksa siswa untuk berpikir melalui
argumen yang dikembangkan, dan (b) menyediakan mereka (serta guru) dengan cara
untuk menilai pemahaman mereka tentang konsep (Crouch et al, 2001). Menurut
Samson (2012) Peer instruction memungkinkan untuk mengajar metakognitif.
Timbal balik (peer) mendorong guru untuk menggunakan seluruh rangkaian proses
metakognitif seperti menentukan apa pelajar sudah tahu, memutuskan apa yang akan
diajarkan / dipelajari dan bagaimana; memantau pemahaman dan mengevaluasi hasil
dalam hal peningkatan pemahaman,dan mendorong proses berpikir sendiri.
c. Integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing
Inkuiri terbimbing dan peer instruction memiliki karakteristik masing-
masing. Penerapan dalam pembelajaran antara inkuiri terbimbing yang diintegrasikan
dengan peer instruction akan berbeda dengan pembelajaran yang hanya menerapkan
pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing. Di bawah ini disajikan tabel
mengenai perbedaan antara inkuiri terbimbing dan integrasi peer instruction dan
inkuiri terbimbing. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniawati et al
(2014) menunjukkan bahwa penguasaan konsep peserta didik yang belajar dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction lebih tinggi daripada
pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional, dan kemampuan
berpikir kritis siswa yang belajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi
peer instruction lebih tinggi daripada pembelajaran inkuiri terbimbing dan
pembelajaran konvensional. Belum ada penelitian lain yang menujukkan bahwa
mengintegrasikan antara peer instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil
belajar dan keterampilan proes sains sehingga perlu adanya pembuktian mengenai
hal tersebut.
11
Tabel 1.1Fase pembelajaran peer instruction integrasi dengan inkuiri terbimbing
Fase Kegiatan Pembelajaran
Guru Peserta didik
Inisiasi Apersepsi
Penentuan topik Guru mengarahkan
peserta didik kepada
topik yang akan
dipelajari
Peserta didik mencari inti
suatu topik secara mandiri
Orientasi masalah
dan penentuan
tujuan secara peer
Guru mengajukan
pertanyaan kepada
peserta didik
Guru membimbing
dalam perumusan
masalah dan tujuan
Bersama teman
sejawatnya dalam satu
kelompok, peserta didik
mendiskusikan
permasalahan atau topik
Peserta didik berpikir
untuk jawaban dari tes
konsep yang diberikan
secara berkelompok
Peserta didik merumuskan
masalah dan tujuan
Mengumpulkan
informasi peer Guru membimbing
peserta didik dalam
pengumpulan informasi
Guru membimbing
peserta didik dalam
menganalisis data
Peserta didik melakukan
percobaan dan pengama-
tan sesuai dengan LKS
Peserta didik melakukan
pengamatan dengan
cermat dan melakukan
observasi dengan teman
sejawatnya
Peserta didik menganalisis
data hasil percobaan dan
mendiskusikan hipotesis
berdasarkan eksperimen
dengan teman sejawatnya
Mengkomunikasikan Guru mengamati
presentasi atau menilai
hasil laporan
Peserta didik
mempretasikan hasil
eksperimen atau
melaporkan hasil
pengamatannya
Umpan Balik Guru memberikan
penguatan tentang hasil
eksperimen atau
pengamatan
Peserta didik
memperhatikan penguatan
yang diberikan guru
12
Fase Kegiatan Pembelajaran
Guru Peserta didik
Penarikan
kesimpulan secara
peer
Mengevaluasi
kesimpulan dan hasil
eksperimen atau
pengamatan yang telah
dibuat oleh peserta
didik dengan materi
yang disampaikan
Bersama guru dan teman
sejawatnya, peserta didik
membuat kesimpulan
Evaluasi Guru memberikan
evaluasi
Peserta didik mengerjakan
evaluasi
Ada beberapa perbedaan dalam fase pembelajaran inkuiri dan peer
instruction yang diintegrasikan dengan inkuiri. Berikut disajikan pada Tabel 1.2
mengenai perbedaan fasenya.
Tabel 1.2. Perbedaan pembelajaran integrasi peer instruction dengan inkuiri
terbimbing dan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing
Fase pembelajaran integrasi Peer
Instruction dengan inkuiri terbimbing
Fase pembelajaran Inkuiri terbimbing
Inisiasi
Menyeleksi topik
Orientasi permasalahan dan
penentuan tujuan secara peer
Mengumpulkan informasi secara peer
Mengomunikasikan
Umpan balik
Penarikan kesimpulan secara peer
Evaluasi
Inisiasi
Menyeleksi topik
Mencari informasi
Menentukan tujuan
Mengumpulkan informasi
Mengkomunikasikan
Evaluasi
Dengan demikian, melaui inkuiri terbimbing peserta didik dapat
mengkonstruksi pengetahuannya melalui eksperimen, proses berpikir, dan bertanya
sedangkan melaui peer instruction peserta didik dapat berpikir lebih maksimal
dengan memperkuat pemahaman konsep dan berdiskusi dengan teman sejawatnya.
2.1.2. Materi ekologi
Ekologi merupakan salah satu materi pokok yang dipelajari di kelas X
semester genap. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan saling
ketergantungan atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
tak hidup di dalam suatu ekosistem. Terdapat VII sub bab dalam materi pokok
13
ekologi yang meliputi: komponen ekosistem, interaksi antar komponen ekosistem,
aliran energi, daur biogeokimia dan interaksi dalam ekosistem. Dalam materi pokok
Ekologi sesuai dengan kurikulum 2013, ada 6 kompetensi dasar yang harus dicapai,
yaitu: KD 1.1, 1.2, 1.3, 2.1, 2.2, 3.9, dan 4.9. Materi yang di bahas dalam bab ini erat
kaitannya dengan lingkungan sehingga untuk mempelajarinya lebih mudah jika
mengkaitkan antara fakta dan femonena yang terjadi di lingkungan dengan materi
yang ada.
2.1.3. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan gabungan antara pengetahuan awal yang dimiliki
siswa dengan pengetahuan baru (stimulus) yang diperoleh dari lingkungan social dan
pada akhirnya akan berakhir pada pembentukan konsep, baik melalui penguatan
pemahaman konsep yang telah ada maupun dengan pengubahan pemahaman konsep
yang salah sehingga akan menghasilkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar
(Fadllia 2012).
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan
perilaku itu mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan
belajar dan kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang
diajarkan oleh pendidik, sebagaimana yang dirumuskan di dalam tujuan peserta
didikan (Rifa‟i dan Anni 2011)
Hasil belajar menurut Bloom dalam Jufri (2013) dikelompokkan menjadi tiga
ranah domain yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif menurut
Bloom meliputi enam aspek yaitu:
a. Pengetahuan, yang meliputi aspek hafalan maupun factual.
b. Pemahaman, diekspresikan dalam bentuk kemampuan memahami informasi,
memanfaatkan dalam beberapa konteks serta mengaplikasikannya atau
memanfaatkannya dalam bentuk lain.
c. Penerapan, penggunaan pengetahuan yang diperoleh pada situasi sebenarnya
(situasi konkret)
d. Analisis, pemilahan suatu konsep secara struktural melalui pemahaman yang
dilakukan secara komperhensif menjadi sesuatu yang padu.
14
e. Sintesis, menyatukan bagian-bagian yang tidak utuh menjadi suatu kesatuan
yang utuh.
f. Evaluasi, memberi keputusan terkait nilai sesuatu yang dapat dilihat dari
tujuan, gagasan, metode, atau hal lainnya.
Kategori hasil belajar domain afektif dapat dilihat dari:
a. Penerimaan, kepekaan dalam menerima rangsangan
b. Merespon, reaksi yang diterima akibat adanya respon dari luar
c. Menilai, keinginan untuk mengekspresikan perilaku yang menunjukkan
komitmen untuk berpartisipasi
d. Mengorganisasi, mengembangkan nilai-nilai kedalam sistem
e. Mengkarakterisasi, berperilaku sesuai nilai dan norma.
Sedangkan dalam aspek psikomotorik, Callahan dalam Jufri (2013) merangkumnya
menjadi empat kelompok utama yaitu: gerakan (gross coordination),manipulasi
(finner coordination) komunikasi (communication of ideas and feeling), dan kreasi
(coordination of all skills from all three domain).
Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik yang
mencakup tiga domain utama yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diterima
dalam proses pembelajaran. Penelitian ini pengukuran ketiga domain tersebut dilihat
dari skor yang diperoleh siswa melalui pretest-posttest, laporan kegiatan praktikum,
perilaku disiplin, keaktifan, ketelitian, dan kerjasama yang muncul dan keterampilan
proses sains dasar yang diperoleh selama pembelajaran.
Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi proses pembelajaran, antara
lain:
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik seperti
kondisi jasmani dan rohani peserta didik
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar. Contohnya adalah:
kondisi lingkungan disekitar peserta didik
3. Faktor approach to learning (pendekatan belajar), yaitu upaya belajar yang
dilakukan seperti strategi dan metode yang digunakan dalam pembelajaran.
(Syah 2001)
15
2.1.4. Keterampilan proses sains
Keterampilan proses sains siswa baik tinggi maupun rendah memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor
(Dwijono et al. 2013).
Keterampilan proses sains dapat dikelompokkan ke dalam dua hal, yaitu:
(1) Keterampilan proses sains dasar, meliputi: mengamati/observasi,
mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi;
(2) keterampilan proses sains lanjut, meliputi: mengidentifikasi va-riabel,
merumuskan definisi operasional variabel, mengajukan hipotesis, merancang
penyelidikan, mengumpulkan dan meng-olah data, membuat tabel data,
membuat grafik, mendeskripsikan hubungan antar variabel, menganalisis,
melakukan penyelidikan, dan melakukan eksperimen (Mundilarto 2013).
Menurut Saptono (2009) Komponen keterampilan proses terdiri dari:
a.) Mengamati dan menafsirkan pengamatan
Mengamati adalah kemampuan menggunakan seluruh indera yang dimiliki oleh
peserta didik. Menafsirkan pengamatan merupakan keterampilan mencatat hasil
pengamatan, memisah-misahkan, mengklasifikasikan, menghubung-hubungkan
sehingga diperoleh pola tertentu.
b.) Memprediksi
Mengemukakan kemungkinan-kemungkinan berdasarkan hasil pengamatan.
c.) Menggunakan peralatan dan mengukur
Keterampilan ini merupakan kemampuan peserta didik dalam memilih alat atau
bahan yang sesuai serta kemampuan melakukan pengukuran suatu besaran
dengan akurat.
d.) Mengajukan pertanyaan
e.) Merumuskan hipotesis
Keterampilan ini menekankan pada kemampuan peserta didik menyatakan dan
menentukan pola yang diperoleh sekaligus menyatakan kemungkinan akibat-
akibat dari pernyataan yang dibuatnya.
f.) Merencanakan penyelidikan
Keterampilan ini merupakan kemampuan peserta didik dalam merencanakan
suatu percobaan untuk membuktikan atau menemukan konsep.
16
g.) Menginterprestasikan
Keterampilan ini merupakan kemampuan peserta didik untuk menyimpulkan
kecenderungan informasi yang diperoleh, membuat kesimpulan tentatif ataupun
membuat generalisasi
h.) Berkomunikasi
Keterampialn ini merupakan kemampuan peserta didik untuk menguraikan
dengan jelas dan cermat apa yang telah dilakukan peserta didik.
Keterampilan proses dan sikap ilmiah dapat dikembangkan dengan memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik (Hartono 2014)
Sedangkan keterampilan proses sains menurut American Association for the
Advancement of Science dibedakan menjadi 2 macam yaitu : keterampilan proses
sains dasar dan keterampilan proses sains yang terintegrasi.
a. Keterampilan proses sains dasar
a) Menanya
Memperhatikan sifat-sifat benda dan situasi menggunakan panca indera
b) Klasifikasi
Berkaitan dengan penggolongan objek dan peristiwa sesuai dengan sifat atau
ciri-ciri nya
c) Hubungan Ruang dan Waktu
Visualisasi dan memanipulasi benda-benda hubungan dan peristiwa,
berurusan dengan bentuk, waktu, jarak, dan kecepatan.
d) Menggunakan angka
Menggunakan hubungan kuantitatif, misalnya,notasi ilmiah, kesalahan,
signifikan angka, presisi, rasio, dan ukuran.
e) Mengukur
Mengekspresikan jumlah objek atau substansi secara kuantitatif, seperti
meter, liter, gram, dan newton.
f) Menyimpulkan
Memberikan penjelasan tertentu objek atau kejadian.
g) Memprediksi
Prediksi terhadap kejadian masa depan berdasarkan observasi masa lalu.
17
b. Keterampilan proses sains terintegrasi
a) Mendefinisikan
Mengamati dan kemudian mendeskripsikannya secara konkret dari suatu
objek atau kejadian
b) Menformulasikan model atau mengontrol variabel
Membangun gambar, benda, atau rumus matematika untuk menjelaskan ide-
ide.
c) Menginterprestasi data
Menjelaskan, menyimpulkan, atau berhipotesis dari data yang telah
digambarkan,sering melibatkan mean, modus, median,jangkauan, distribusi
frekuensi, uji t, dan Uji chi-square.
d) Hipotesis
Menyatakan generalisasi tentatif suatu pengamatan atau kesimpulan yang
mungkin digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian yang pada akhirnya
dilakukan pengujian oleh satu atau lebih eksperimen.
e) Eksperimen
Pengujian hipotesis melalui manipulasi dan kontrol variabel independen dan
mencatat efek pada variabel dependen; menafsirkan dan menyajikan hasil
dalam bentuk laporan bahwa orang lain dapat mengikuti untuk
menirueksperimen.
(Chiappetta 1997)
Keterampilan proses sains yang diamati dalam penelitian ini meliputi
keterampilan proses sains dasar yaitu: mengamati/observasi, mengklasifikasi,
berkomunikasi, mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi.
18
2.2. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian tinjauan pustaka, maka disusunlah kerangka berpikir
sebagai berikut:
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing
integrasi peer instruction mampu meningkatkan penguasaan konsep dan
kemampuan berpikir kritis siswa (Kuniawati et al. 2014)
Tujuan pembelajaran
tercapai
Melakukan uji hipotesis
Quasi Eksperiment: pengaruh integrasi peer instruction dengan
inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses
sains pada materi ekologi
Hasil pengaruh integrasi peer instruction dan inkuiri
terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan
proses sains peserta didik
Materi ekologi berbasis lingkungan dan banyak konsepnya
Ada beberapa kendala guru dalam penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing
Keterampilan proses belum diamati
Perlunya pendidikan berbasis lingkungan
Ada peserta didik yang kurang aktif dalam pembelajaran saat digunakannya
metode inkuiri terbimbing sehingga masih memungkinkan adanya dominansi
beberapa peserta didik saat pembelajaran. (Kurniawati et al 2014) Ada penelitian bahwa penerapan model inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan proses sains pada konsep ekosistem berpengaruh terhadap
peningkatan keterampilan mengamati, klasifikasi, memprediksi dan
berkomunikasi, tetapi tidak pada keterampilan interpretasi dan dan hipotesis
(Rostika 2012)
Manfaat Korespondensi, Manfaat Koherensi, Manfaat Praktis
19
2.3. Hipotesis
Berdasarkan pada kajian teoritis dan kerangka berpikir, maka dirumuskan
hipotesis integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing pada materi ekologi
berpengaruh terhadap skor test hasil belajar dan keterampilan proses sains pada
materi ekologi.
49
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
Integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing pada materi ekologi
berpengaruh positif terhadap skor test hasil belajar dan keterampilan proses sains
pada materi ekologi di SMA Negeri 1 Demak. Rata-rata skor aspek kognitif kelas
eksperimen 3,09 dan kelas kontrol 2,89. Aspek psikomotorik 3,77 pada kelas
eksperimen dan 3,50 pada kelas kontrol. Aspek afektif kelas eksperimen 3,51dan
kelas kontrol 3,00. Keterampilan proses sains kelas eksperimen 3,51 dan kelas
kontrol 3,29. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, hasil belajar dan
keterampilan proses sains peserta didik pada kelas eksperimen maupun kontrol
berbeda secara signifikan.
5.2. SARAN
1. Metode ini dapat meningkatkan penguasaan aspek kognitif, afektif, psikomotorik
serta beberapa aspek keterampilan proses sains dasar pada materi ekologi, akan
tetapi belum ada pembuktian jika diterapkan pada materi lainnya.
2. Penelitian ini hanya mengamati keterampilan proses sains dasar yang terdiri dari
mengamati/observasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi,
dan membuat inferensi dan untuk selanjutnya dapat dikembangkan kembali
pengamatan lebih kompleks terhadap keterampilan proses dasar atau
keterampilan proses sains terintegrasi.
3. Terdapat kondisi yang kurang kondusif pada pembelajaran topik tertentu
sehingga masih diperlukan penyempurnaan kembali dalam pengelolaan kelas
agar kondusif.
4. Diperlukan peningkatan bimbingan dan pengawasan dari guru sehingga diperoleh
hasil yang lebih optimal.
49
50
DAFTAR PUSTAKA
Aqib Z. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif).Bandung: Yrama Widya.
Ary, D., L. C. Jacobs, C. Sorensen, A. Razavieh. 2010. Introduction to Research in
Education.Canada: Nelson Education, Ltd.
Ambarsari, W., S. Santosa, Maridi, Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran Biologi Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, 5(1):81-95.
Arikunto, S .2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi revisi
2010). Jakarta : Bumi Aksara.
Astuti, R., W. Sunarno, S. Sudarsiman. 2012. Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas
Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan
Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri,1(1):51-59.
Atasoy, Ş.,S. Ergin, A. E. Şen .2014. The effect of Peer Instruction Method on
Attitudes of 9th
Grade students toward Physics Course. Eurasian J. Phys&
Chem Educ, 6(1):88-98.
Chiapetta, E.L. 1997. Inquiry Based Science Strategies and Techniques for
Ecouraging Inquiry in the Classroom. Houston University
Crouch, C. H., J.Watkins, A. P. Fagen, E.Mazur. 2001. Peer Instruction: Enganging
Students One-on-One, All At Once. tersedia di
http://mazur.harvard.edu/sentFiles/Mazurpubs_537.pdf [diakses 23 Februari
2015 pukul 11:41 WIB].
Deta, U.A., Suparmi, S. Widha. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan
Proses Kraeatifitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia : 28-34.
Djamarah, S dan A. Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Donovan, M.S. dan Bransford, J.D. 2005. How Student Learn: History, Mathematics
and Science in the Classroom. Washington, DC: National Academy Press.
Dwijono, W. Sunarno., Sugiyarto. 2013. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan
Starter Eksperimen (PSE) melalui Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas
Temodifikasi ditinjau dari Keterampilan Proses Sains dan Kreatifitas Siswa.
Jurnal Inkuiri, 2(2):124-133
51
Edward, F.R. 2006. Peer Instruction Problems: Introduction to the Method Making
Your Lecture More Interactive. Tersedia di
http://www.physics.umd.edu/perg/role/PIProbs/ [diakses tanggal 4 Februari
2015 pukul 14:50 WIB].
Fadllia, A. 2012. Pengaruh Pembuatan Jurnal Belajar dalam Pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem.
(Skripsi). Semarang: FMIPA Unnes. tidak dipublikasikan.
Fagen, A.P., C.H.Crouch, E.Mazur. 2002. Peer Instruction: Result from a range of
classroom. The Physic Teacher, 4 (1):206-209.
Fitriana. 2011. Penerapan OLP (Outdoor Learning Process) terhadap Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tuntang pada Materi
Keanekaragaman Hayati. (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Gok, Tolga. 2011.The Impact of Peer Instruction on College Students Beliefs about
Physics and Conceptual Understandng of Electricity and Magnetism.
International Journal of Science and Mathematic Education : 417-436.
Hadiani, L. R. 2011. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Hapsari, R.T.S. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan Penabur, 16 (10): 34-
45.
Hartono dan W. R. Oktafianto. 2014. Kefektifan Pembelajaran Praktikum IPA
Berbantuan LKS Discovery untuk Mengembangkan Keterampilan Proses
Sains. E-jounal Unnes Physic Education Journal.
Haryoko, Sapto. 2011. Efektivitas Strategi Pemberian Umpan Balik terhadap Kinerja
Praktikum Mahasiswa D-3 Jurusan Teknik Elektronika. Cakrawala
Pendidikan, 30 (1): 103-115.
Hergenhahn, B.R. dan M.T. Olson. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar) Edisi
7. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Hermawati, N. W. M. 2013. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan
Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah Ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Artikel.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Ismet dan Hariyanto .2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung:PT Remaja karya.
Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Reka Cipta
52
Kuhlthau, C.C., L. K. Maniotes, dan A. K. Caspari. 2012. Guided inquiry design: a
framework for inquiry in your school. Santa Barbara,California. ABC-
CLIO.LCC. e-book.
Kurniawati, I.D., Wartono, M. Diantoro. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Integrasi Peer Instruction terhadap Pengasaan Konsep dan
Kemampuan Bepikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (10)
:36-46.
Marjan, J., I.B.P. Amyana A. I.G.A. N. Setiawan.. 2014. Pengaruh Pembelajaran
Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan
Proses Sains Siswa MA Mu‟allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok
Timur Nusa Tenggara Barat. e-journal Program Pasca Sarjana Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA
Mundilarto. 2013. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Sains. Jurnal
Pendidikan Karakter Tahun III Nomor 2 hal 153-163
Muslih, M. 2010. Pembelajaran Moral Melalui Pembelajaran Kooperatif. Forum
Tabiyah 8(2):165-179.
Nurchaili. 2010. Membentuk karakter siswa melalui keteladanan guru. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan 16 (3): 233-244.
Ozmen H & Yildirim N. 2005. Effect of work sheet on student success: Acids
and bases sample. J Turkish Sci Edu 2(2): 10-13.
Priyanto,Y.,M.S. Djati, Soemarno, Z. Fanani. 2013. Pendidikan Berperspektif
Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan. Wacana 16 (1)Tahun 2013
Priyatno, Duwi. 2011. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta:
CV Andi offset.
Rifa‟i, A. dan C.T.Anni. Psikologi Pendidikan. 2011. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Press.
Rahmawati, N.F., Sarwanto, S.Sudarisman. 2014. Pembelajaran Biologi
Menggunakan Integrasi LCM (Learning Cycle Model) dengan Inkuiri
Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kemampuan
Bepikir Kritis dan Kreativitas Verbal Siswa. Jurnal Inkuiri 2(1):37-49
Rohmawati, N. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar Fisika.
(Skripsi). Malang: Universitas Malang.
Rostika, N.D.2012.Penerapan Model Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan
Proses Sains pada Konsep Ekosistem di SMP Negeri 2 Ciledug Kabupaten
Cirebon. (Skripsi).Cirebon:IAIN Syeh Nurjati Cirebon.
53
Sabahiyah, A.A.I.N. Marhaeni, I. W. Suastra.2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan
Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasaba Lombok Timur. e-journal
Program Pasca Sarjana Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan
Dasar,3.
Samson, J. P. 2012. The Role of Metacognition in Teaching Geoscience. Department
of Atmospheric, Oceanic and Space Sciences University of Michigan from
http://serc.carleton.edu/30729 [diakses pada tanggal 4 Februari 2015]
Santiningtyas, Kartika, A.P.B. Prasetyo, B. Priyono. 2012. Pengaruh Outdor
Learning Berbasis Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Materi Ekosistem. Unnes
Journal of Biology Education 1(2):92-98.
Saptono, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Sardiman AM. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Simanungkalit, D.R., L. Anna. 2011. Analisis Hubungan Kerjasama Tim untuk
Meningkatkan Efisiensi Kerja pada PT Mitha Samudra Wijaya Medan.
Makalah. Terdapat pada www.potalusu.ac.id [diakses 1 September 2015].
Soleh, M.Y., S. Santosa,M.Indrowati.2014. Studi Komparasi Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning dan Inkuiri Terbimbing terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Boyolali Tahun
Pelajaran 2013/2014. Jurnal BIO-PEDAGOGI 3 (2): 1-11.
Straumanis, A. 2011. Organic Chemistry: A Guided Inquiry for Recitation, Volume
1.United States of America. [diakses pada April 2015].
Subali, Bambang. 2010. Bias Item Tes Keterampilan Proses Sains Pola Divergen dan
Modifikasinya sebagai Tes Kreativitas. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan (2): 309-334.
Sudjana. 2005.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukimarwati, J., W. Sunarno, Sugiyarto . 2013. Pembelajaran Biologi dengan Guided
Inquiry Model menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi
ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal Inkuiri, 2 (2)
:154-162.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
54
Surekso, C. 2013. Penerapan Aktifitas Aesop‟s Berorientasi Linkungan pada
Pembelajaran Materi Pencemaran Lingungan di SMA 2 Pemalang. (Skripsi).
Semarang: FMIPA Unnes. tidak dipublikasikan.
Suryabrata, S. 2013. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sutama, I.N. ,I. B.P.Arnyana, I. B.J.Swasta. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Kinerja Ilmiah pada
Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA. e-Journal Program Pascasarjan
Universitas Pendidikan Ganesha, 4.
Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu.
W. David, Johnson dan J. Frank. P. 2012. Dinamika Kelompok Teori dan
Keterampilan Edisi ke 9. Jakarta Barat: Indeks.
Wenning, C.J, 2005. Implementing Inquiry based Instruction in the Science
Classroom: A New Model for Solving the Improvement of practice Problem.
Journal Physics Teacher. 2(4): 9-15.
Wenno, I,H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual.
Yogyakarta: Intimedia.
Zuriani, E. 2012. Strategi Pembelajan Inkuiri pada Mata Pelajaran IPA. terdapat
padahttp://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/umvt1331613361.pdf
[diakses pada tanggal 9Januari 2015 pula tersebut kul 13.03 WIB].