Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS PROF DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
STRATEGI KAMPANYE POLITIK TIM SUKSES H.TUBAGUS
LUAY DARI CALEG DPRD PROVINSI BANTEN PAN DALAM
PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014
Diajukan Oleh :
NAMA : Ovi Oktaviyanti
NIM : 2010-41-345
KONSENTRASI : HUBUNGAN MASYARAKAT
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Jakarta
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
kasih sayang serta kekuatannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini yang berjudul : “Strategi Kampanye Politik Tim Sukses H.Tubagus Luay
Dari Caleg DPRD Provinsi Banten PAN dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014”.
Adapun penulisan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.Dr.Moestopo
(Beragama). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi kampanye
politik yang dilakukan oleh tim sukses dari Caleg DPRD Provinsi Banten yaitu
H.Tubagus Luay dalam Pemilu Legislatif 2014. Dari perencanaan pembuatan kegiatan
kampanye hingga pengevaluasian kegiatan kampanye.
Namun dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pemahaman yang dimiliki oleh
penulis. Oleh karena itu dengan keterbukaan hati dan lapang dada penulis menerima
berbagai tanggapan dan kritikan untuk perbaikan penulisan skripsi ini
Jakarta, Agustus 2014
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum Wr.Wb
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa terdapat beberapa
hal yang menjadi hambatan, namun berkat dorongan, doa, kekuatan, motivasi, serta
candaan yang diberikan oleh berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada ;
1. Terima kasih sudah melahirkanku, dan memberikan kasih sayang serta cintanya
juga doa yang mungkin tidak pernah kudengar secara langsung..Terima kasih
kepada kedua orang tuaku, amih dan papa untuk dukungannya agar selalu
semangat dalam membuat skripsi ini.
2. Terimakasih kepada dua saudara yang selalu memberikan ketenangan dan
candaan ketika penulis mengalami tantangan dan kesulitan. Meskipun kalian
tidak membantu dalam proses penulisan aku tetap sayang kalian.
3. Terimakasih untuk keluarga Universitas Prof Dr.Moestopo. Terima kasih
pahlawan kami Bpk.Prof.Dr.Moestopo serta istri (bu moes), lalu Bapak dekan
Fakultas Ilmu Komunikasi, bapak ibu dosen dan staff.terima kasih atas doa,
dukungan, dan memotivasi penulis untuk bisa lebih berkarya dengan baik.
4. Terimakasih kepada pembimbing I dan II yaitu Bapak Drs.M.Muminto Arief dan
Pembimbing II Ibu Dra.Anna Raziana Trijayakasih, M.Si yang sudah
memberikan tantangan dan ilmunya kepada penulisan skripsi ini. Terima kasih
sudah membantu dan membimbing penulis mendapatkan ilmu yang bermanfaat
hingga terselesaikan skripsi ini.
5. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang menjadi narasumber dan
terlibat dalam penulisan skripsi ini, semoga selalu diberikan kelancaran dalam
karirnya. Semoga selalu dalam lindungan allah SWT. Terima kasih sudah banyak
membantu dan mau direpotkan.
6. Terima kasih keluarga dari Teater Fikom . Terima kasih sudah memberikan lmu,
cinta, kasih, sayang, kebersamaan, pelajaran berharga, keberanian untuk
menghadapi tantangan, terima kasih sudah pernah ada dan menjadi kenangan
yang begitu indah. Semoga kalian selalu bersama cinta dan lindungan dari Allah
SWT. Aku Cinta Padamu.
7. Terima kasih kepada teman-teman putih abu-abu yang sudah mendukung dan
mendoakan untuk kelancaran skripsi ini.
8. Terima kasih kepada teman-teman kampus,. Terima kasih sudah memberikan
kenangan yang indah selama menjadi mahasiswa. Terima kasih sudah mengisi
hari-hari di kampus dan mendukung kelancaran skripsi ini. Semoga setelah ini
kita bisa meraih cita-cita kita untuk masa depan nantinya.
Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doanya kepada penulisan
skripsi ini. Semoga kita selalu teriringi doa dan lindungan dari Allah SWT. Semoga
kebahagiaan selalu menyertai kita. Mudah-mudahan kita selalu dilimpahkan cinta dan
kasih sayangnya. Dan mudah-mudahan kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi
orang lain. Beli petasan di rumah asih, sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Pembatasan Materi dan Istilah ..................................................................... 7
C. Perumusan Masalah ...................................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 12
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 12
F. Pembatasan Lokasi dan Waktu ..................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .................................. 14
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 14
B. Tinjauan Literatur .......................................................................................... 21
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 57
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 58
A. Metode Penelitian .......................................................................................... 58
B. Jenis Penelitian .............................................................................................. 59
C. Paradigma Penelitian ..................................................................................... 61
D. Lokasi, objek dan subjek penelitian .............................................................. 64
E. Penentuan Narasumber .................................................................................. 64
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 65
G. Unit Analisa .................................................................................................. 67
H. Teknik Analisa Data ...................................................................................... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 70
A. Deskripsi Objek dan Subjek Penelitian ......................................................... 70
1. Profil Caleg H.Tubagus Luay ................................................................. 70
2. Riwayat perjalanan Politik H.Tubagus Luay ......................................... 72
3. Pemilu Legislatif DPRD Provinsi Banten H.Tubagus Luay ................... 75
3.1 Gambar Biodata Peserta Caleg ........................................................ 78
DPRD H.Tubagus Luay
3.2 Tim Sukses Caleg H.Tubagus Luay ................................................. 79
3.3 Struktur Organisasi Tim Sukses ....................................................... 81
Caleg H.Tubagus Luay
4. Partai Amanat Nasional ........................................................................... 82
4.1 Sejarah Partai Amanat Nasional ....................................................... 82
4.2 Visi dan Misi PAN ........................................................................... 83
4.3 Gambar dan Logo PAN .................................................................... 84
B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 85
C. Matriks Hasil Penelitian .............................................................................. 100
D. Pembahasan ................................................................................................. 112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 114
A. Kesimpulan ................................................................................................. 114
B. Saran-Saran ................................................................................................. 115
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
UNIVERSITAS PROF.DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
ABSTRAK
Nama : Ovi Oktaviyanti
NRP : 2010-41-345
Program studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Judul : Strategi Kampanye Politik Tim Sukses H.Tubagus Luay dari
Caleg DPRD Provinsi Banten PAN dalam Pemilu Legislatif 2014
Jumlah Isi : V Bab / 123 Halaman
Bliblografi : 20 Buku + 3 referensi internet
Pembimbing I : Drs. Muminto Arief
Pembimbing II : Dra.Anna Raziana Triijayakasih M.Si
Latar belakang penelitian ini didasari oleh seiring diadakannya kegiatan pemilu
legislatif yang selalu diadakan setiap 5 tahun sekali. Dalam pemilu legislatif 2014 juga
tidak lepas dari adanya tim sukses dari masing masing partai. Tujuan dari adanya tim
sukses ini ditujukan untuk memenangkan calon atau kandidat (caleg) agar
memenangkan dan mendapatkan kursi dalam pemilu tersebut. Keberadaan tim sukses
sangat membantu karena tim sukses bekerja sama dalam pembuatan perencanaan
strategi dalam rangka menarik minat pemilih untuk memilih calon atau kandidat yang
berasal dari partai tersebut. Hal ini juga turut dilakukan oleh Caleg H.Tubagus Luay
dalam memenangkan pemilu legislatif DPRD Provinsi Banten daerah pemilihan (dapil)
3 yang berasal Partai Amanat Nasional (PAN). Pada saat masa kampanye beliau
merencanakan strategi kampanye politik bersama tim suksesnya yang merupakan tim
sukses yang menangani beliau pada saat pemilu legislatif 2009. Perencanaan strategi
dilakukan bersama tim sukses hingga implementasi kampanye sampai evaluasi dari
perencanaan strategi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana strategi yang dilakukan oleh tim sukses Caleg H.Tubagus Luay yang berasal
dari Partai Amanat Nasional dalam pemilu legislatif 2014.
Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan
penelitian kualitatif serta menggunakan paradigma konstruktivisme. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan kepustakaan dari literatur
yang ada. Kemudian data yang dikumpulkan melalui teknik Triangulasi data dan
dianalisa secara kualitatif serta diinterpretasikan untuk memperoleh gambaran mengenai
variabel yang diamati.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tim sukses H.Tubagus Luay dari Caleg
DPRD Provinsi Banten PAN melakukan perencanaan dengan berpedoman kepada teori
nine step of strategic Public Relations atau 9 langkan strategi Public Relations. Dimulai
dari formative research yang dimana perencanaan ini dimulai dengan melakukan analisa
situasi, analisa organisasi dan analisa publik yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
kampanye. Berikutnya merencanakan strategi kampanye dengan menentukan
tujuan,konsep,sasaran, media yang turut digunakan dalam kampanye politik hingga
strategi komunikasi yang nantinya dilakukan oleh caleg. Tahap berikutnya lalu
pelaksanaan kampanye yang dikenal dengan implementasi perencanaan strategis.
Pada tahap ini tim sukses mulai melaksanakan kegiatan kampanye politik sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya. Setelah semua kegiatan kampanye politik
dilakukan tim sukses Caleg dan Caleg H.Tubagus Luay melakukan pengevaluasian
terhadap semua kegiatan kampanye. Tim sukses melakukan penilaian terhadap satu jenis
kegiatan kampanye yang sudah dilaksanakan. Pengevaluasian juga dilihat melalui total
suara yang didapatkan oleh Caleg H.Tubagus Luay.
UNIVERSITY of PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FACULTY OF COMMUNICATION
CONCENTRATION OF PUBLIC RELATIONS
ABSTRACT
Name : Ovi Oktaviyanti
NIM : 2010-41- 345
Consentration : Public Relations
Title : Political Campaign Strategy of H. Tubagus Luay’s Team
Succes of People's Regional Representative’s Legislative
Candidate Banten Province PAN in Legislative Election 2014
Chapter / Page : V Chapters / 123 Pages
Bibliography : 20 books + 3 websites
Preceptor I : Drs. M. Muminto Arief
Preceptor II : Dra. Anna Raziana Trijayakasih, M.Si.
The background of this research is based as the holding of legislative election
activity which is always held every once in 5 (five) years. In 2014 legislative election
also not be separated from the existence of team success of each party. The purpose of
the existence of this team success is intended to win the legislative candidate to get a
seat in election. The existence of the team success is very helpful because team success
work together in the making of planning strategy in order to attract voters to choose the
candidate derived from that party. This is also done by legislative candidate, H. Tubagus
Luay, in winning People’s Regional Representative legislative election of Banten
Province 3rd constituency derived from Partai Amanat Nasional (PAN). During the
campaign time, he is planning the political campaign strategy with team succes who
handle him during 2009 legislative election. Planning strategy undertaken with team
success until campaign implementation and evaluation of planning strategy. Therefore,
this research is intended to know how the strategy undertaken by team success of
legislative candidate, H. Tubagus Luay, derived from Partai Amanat Nasional in 2014
legislative election.
The research methods used was a descriptive with qualitative research approach
and also using constructivist paradigm. Data collection technique performed by
interview technique and bibliography of existing literature. And then the data that
collected by triangulation of data technique and analyzed qualitatively and interpreted to
get an idea about the observed variabel.
The result showed that team success of H. Tubagus Luay from People's Regional
Representative’s legislative candidate of Banten Province PAN had done planning based
on the Nine Steps Strategy of Public Relation. Starts from formative research where this
planning is begun by doing situation anlysis, organization anlysis, and public analysis
that effect the campaign implementation. Next is planning the campaign strategy to
determine the purpose, concept, target, media were also used in political campaign until
the communication strategy which later made by legislative candidate. Next stage is
campaign implementation which known by implementation of planning strategic. In this
stage, team success started to do political campaign activitiy accordance with the
planned before. After all political campaign was done, legislative candidate’s team
success dan legislative candidate, H. Tubagus Luay, did evaluation towards all campaign
activity. Team success did assessment towards one kind of campaign activity that had
been implemented. Evaluation was also seen by total votes obtained by legislative
candidate, H. Tubagus Luay.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kampanye merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk dari aktifitas
kehumasan, kampanye humas merupakan aktifitas komunikasi yang
terorganisasi secara langsung yang ditujukan khalayak tertentu, pada periode
yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan” (llslie B. Snyder 2002). Ada
beberapa jenis kegiatan kampanye yang umum dilakukan oleh humas Charles
U. Larson ( 1992: 84) yaitu :
Product-Oriented Campaigns, kampanye yang berorientasi pada produk
umumnya terjadi dilingkungan bisnis, istilah lain yang sering
dipertukarkan dengan kapanye jenis ini adalah Commercial Campaigns
atau Corporate Campaigns
Candidate-Oriented Campaigns, kampanye yang berorientasi pada
kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk menguasai kekuasaan
politik
Ideologically or Cause Oriented Campaigns, jenis kampanye yang
bertujuan pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali
berdimensi perubahan sosial. Menurut istilah Krotler disebut sebagai
social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk
menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan
perilaku publik yang terkait.
Dalam kegiatan politik, kampanye politik termasuk ke dalam jenis
kampanye Candidate- Oriented Campaigns yang dimana didalamnya kampanye
ini berorientasi untuk mendukung seseorang dalam menguasai sebuah
kekuasaan tertentu. Kampanye politik biasanya dilakukan sebelum terjadinya
pemilihan umum (pemilu). Kampanye politik adalah proses komunikasi politik
dengan masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan kesamaan pemahaman
dan presepsi (Firmanzah,2008: 274). Kampanye tidak dapat dilakukan dengan
semudah membalikan telapak tangan dan tidak dapat dilakukan dengan suatu
proses dan tahapan tahapan yang panjang. Kampanye politik didukung pula
dengan tim sukses yang merupakan konseptor serta motor atau penggerak dari
sebuah strategi yang telah dirancang, tim sukses sebagai pelaksana lapangan
dari suatu konsep kampanye, bentuk pengaplikasian dari strategi kampanye.
Kampanye politik tidak bisa dilepaskan dari komunikasi politik. Menurut
Hafied Cangara ( 2011 ), mendefinisikan komunikasi politik tidak semudah
membicarakan gerakan politik. Menurut Lord Windleshan komunikasi politik
adalah penyampaian pesan politik dari pengirim ke penerima dengan
penekanan pada membuat penerima menerima apa yang disampaikan oleh
pengirim dan menolak yang berasal dari pihak lain
Menurut Lucian pye ( Cangara, 2011 , antara komunikasi dan politik
memiliki hubungan yang erat dan istimewa karena berada dalam dominan politik
dengan menempatkan komunikasi pada posisi sangat pundamental. Galnor
mengatakan bahwa tanpa adanya komunikasi, tidak akan ada usaha bersama,
dengan demikian tidak aka nada politik. Dahlan ( 1999 ) mengemukakan bahwa
komunikasi politik adalah suatu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan
kegiatan komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik atau
berpengaruh terhadap perilaku politik.
Sebagai sebuah aktifitas, komunikasi politik memiliki fungsi structural dan
cultural seperti diungkapkan oleh Sumarno ( 1993 ) fungsi komunikasi politik
yang berada pada stuktur pemerintah ( suprastruktur politik ) atau disebut pula
dengan istilah the governmental political sphere, berisikan informasi yang
menyangkut kepada seluruh kepada kebijakan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Isi komunikasi ditujukan kepada upaya untuk mewujudkan loyalitas
dan integritas nasional untuk mencapai tujuan Negara yang lebih luas. Kedua
fungsi yang berada pada struktur masyarakat ( infrastruktur politik ) yang disebut
pula dengan istilah the socio political sphere, yaitu sebagai agregasi
kepentingan dan artikulasi kepentingan dimana kedua fungsi tersebut sebagai
proses komunikasi yang berlangsung di antara kelompok asosiasi dan proses
penyampaian atau penyaluran isi komunikasi terhadap pemerintah dari hasil
agregasi dan artikulasi tersebut.
Kampanye pemilu merupakan instrumen yang sah, dimana kelompok
kepentingan politik berupaya menjelaskan kebenaran tujuannya kepada
masyarakat umum. Kampanye politik mendapatkan legitimasi dari arti pemilu itu
sendiri, karena pemilu adalah fondasi kebebasan individu. Apapun ragam dan
tujuannya, upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan
aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behavioral),
yaitu :
Kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan
pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang
diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau
meningkatnya pengetahuan khalayak terhadap isu tertentu.
Pada tahap berkutnya diarahkan pada perubahan sikap. Sasarannya
adalah untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian dan
keberpihakan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kamanye.
3. Pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah
perilaku khalayak secara kongkrit dan terukur. Tahap ini menghendaki
adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye.
Untuk mencapai tahapan yang dipaparkan diatas, kampanye perlu dibuat
strategi agar kampanye dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan oleh
yang memiliki kepentingan politik. Strategi dilaksanakan untuk mencapai segala
bentuk keinginan dan tujuan dari sebuah organisasi atau perusahaan. Menurut
R. Wayne Pace, Brent D.Peterson dalam M.Dallas Burnett dalam bukunya
Techniques for Effective Communication, tujuan strategi komunikasi tersebut
adalah :
1. To secure understanding
Unruk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi
2. To establish acceptance
Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik
3. To motive action
Penggiatan untuk memotivasinya
4. The goals which the communicator sought to achieve
Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak
komunikator dari proses komunikasi tersebut.
Seiring di adakannya Pemilu tahun ini, Pemilu Legislatif tahun 2009 juga
tak terlepas dari adanya tim sukses dari masing masing partai maupun partai
koalisi. Tujuan dari pembentukan tim sukses ini adalah untuk mensukseskan
kandidat Caleg (Calon Legislatif) untuk memenangkan dan mendapat kursi pada
pemilu yang dihelat. Keberadaan tim sukses ini sangat membantu karena tim
sukses bekerja sama untuk membuat strategi dalam rangka menarik minat
pemilih terhadap kandidat calon yang berasal dari partai tersebut. Sehingga
peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang strategi yang dimiliki oleh
tim sukses H.Tubagus Luay dalammemenangkan pemilu dan perolehan kursi
pada Pemilihan Calon Anggota Legislatif (PILEG)
Dalam pemilu tahun 2014 yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 April
2014, terdapat kegiatan pemilu yang diadakan untuk memilih calon legislatif dari
sebuah partai politik. Ada 12 partai politik yang terdaftar dalam pemilu tahun
2014 ini dan salah satunya adalah Partai Amanat Nasional ( PAN ).
PAN mempunyai Azas “ Ahlak Politik Berlandaskan Agama yang
Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam”. Identitas PAN adalah partai politik yang
menjadikan agama sebagai landasan moral dan etika berbangsa dan bernegara
yang menghargai harkat dan martabat manusia serta kemajemukan dalam
memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan kehidupan bangsa
yang lebih baik untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang makmur,
maju, mandiri dan bermartabat. Sifat PAN adalah partai yang terbuka bagi
warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai
pemikiran, latar belakang etnis maupun agama, dan mandiri
PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat,
keadilan, kemajuan material, dan spiritual.Cita-cita partai berakar pada moral
agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip
non-sektarian dan non-diskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia Baru, PAN
pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara federasi sebagai
jawaban atas ancaman disintegrasi.Titik sentral dialog adalah keadilan dalam
mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar
merasakan sebagai warga bangsa. Saat ini Partai Amanat Nasional diketuai
oleh Hatta Rajasa.
Partai Amanat Nasional juga memiliki beberapa calon legislatif dari setiap
daerahnya. Salah satu daerah pemilihan yang tecakup dalam partai PAN adalah
daerah provinsi Banten. Salah satu calon legislatif dari daerah provinsi banten
Partai PAN yang mencalonkan diri adalah H.Tubagus Luay.S yang memiliki
daerah pemilihan(dapil 3) di Kabupaten Tangerang A. Kabupaten Tangerang A
terdiri dari 13 kecamatan yaitu Cisauk, Kelapa Dua, Karawaci,Legok,Tiga raksa
dan lainnya. H.Tubagus Luay dalam berkampanye memiliki strategi yang
ditujukan untuk membuat masyarakat yang terdapat di dalam daerah
pemilihannya dapat percaya olehnya. Strategi yang digunakan oleh caleg
provinsi Banten PAN H.Tubagus Luay ialah dengan berlandaskan tagline yang
diusung olehnya yaitu Menunaikan Amanat Rakyat. Tagline ini juga digunakan
untuk membentuk opini public agar perubahan yang dilakukan tetap dalam
koridor konstitusional damai dan tidak destruktif. Dalam pemilihan umum
legislatif sebelumnya H.Tubagus Luay telah berhasil menduduki jabatannya
sebagai DPRD provinsi Banten. Dan pada tahun 2014 ini ia kembali
mencalonkan dirinya dalam pemilihan umum legislatif. Dengan melihat
keberhasilan yang telah dicapai sebelumnya, maka penulis tertarik untuk
mengetahui strategi kampanye apa yang digunakan oleh tim sukses H.Tubagus
Luay dalam pemilihan umum legislatif di tahun 2014. Sesuai dengan penjelasan
tersebut diatas maka penulis memilih judul “Strategi Kampanye Politik Tim
Sukses H.Tubagus Luay Dari Caleg Provinsi Banten PAN dalam Pemilihan
Umum Legislatif Tahun 2014.
B. Pembatasan Materi
Dalam penelitian ini materi yang akan dibahas oleh penulis adalah yang
berada dalam cakupan bidang Humas, sesuai dengan bidang ilmu yang dijalani
oleh penulis, yaitu mengenai STRATEGI KAMPANYE POLITIK TIM SUKSES
H.TUBAGUS LUAY DARI CALEG PROVINSI BANTEN PAN DALAM PEMILU
LEGISLATIF TAHUN 2014.
Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti mengenai strategi
kampanye yang dilakukan oleh H.Tubagus Luay Caleg provinsi Banten PAN.
Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan kegiatan kampanye politik
Caleg Provinsi Banten PAN H. Tubagus Luay sebagai khalayak yang diteliti, Hal
itu dilakukan karena penulis ingin mengetahui bagaimana strategi kampanye
politik yang dilakukan H.Tubagus Luay dalam pemilihan umum (pemilu) legislatif
tahun 2014.
C. Pembatasan istilah
Pembatasan istilah yang dibuat oleh penulis ialah dengan menjelaskan
definisi yang adalah pada judul skripsi ini, agar tidak mengalami kesimpang
siuran serta menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak terarah.
Adapun batasan tersebut yang penulis sampaikan pada judul skripsi ini adalah :
a. Strategi
Strategi manajemen sering pula disebut sebagai rencana strategis atau
rencana jangka panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan
menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun
waktu tertentu kedepan. Menurut effendy dalam bukunya Komnikasi Teori dan
Praktek (2006:32), dijelaskan bahwa strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan (planning) dan manajemen (manajement) untuk mencapai suatu
tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Effendy menambahkan strategi
komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication
planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Sandra Oliver
dalam bukunya Strategi Public Relations (2007:3) “ strategi adalah sebuah cara
atau proses yang digunakan organisasi untuk mencapai misinya”.
b. Kampanye Politik
Kampanye politik adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk
memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dan kampanye
politik selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum. Dalam pasal 77,
UU No. 8 Tahun 2012 dinyatakan kampanye politik merupakan bagian dari
pendidikan politik masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggungjawab.
Makna dari bertanggungjawab berarti kampanye dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang atau ketentuan yang berlaku. Atau bisa juga bermakna setiap
janji dalam kampanye benar-benar harus dapat dipertanggungjawabkan
nantinya setelah memperoleh jabatan atau kekuasaan.
Menurut Firmanzah dalam buku Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, dan
Marketing Politik: Pembelajaran Politik 2009 (2010), kepentingan kampanye
politik para kontestan baik parpol ataupun perorangan masih sebatas “yang
penting terpilih, soal bagaimana caranya itu belakangan”. Kampanye politik
yang dipahami demikian pada akhirnya tidak diikuti dengan konsistensi para
politisi untuk menjaga kontinuitas.
Pesan dari kampanye adalah penonjolan ide bahwa sang kandidat atau
calon ingin berbagi dengan pemilih. Pesan sering terdiri dari beberapa poin
berbicara tentang isu-isu kebijakan. Poin poin ini akan dirangkum dari ide utama
dari kampanye dan sering diulang untuk menciptakan kesan abadi kepada
pemilih. Dalam banyak pemilihan, para kandidat partai politik akan selalu
mencoba untuk membuat para kandidat atau calon lain menjadi "tanpa pesan"
berkaitan dengan kebijakannya atau berusaha untuk pengalihan pada
pembicaraan yang tidak berkaitan dengan poin kebijakan atau program.
Sebagian besar strategis kampanye menjatuhkan kandidat atau calon lain yang
lebih memilih untuk menyimpan pesan secara luas dalam rangka untuk menarik
pemilih yang paling potensial. Sebuah pesan yang terlalu sempit akan dapat
mengasingkan para kandidat atau calon dengan para pemilihnya atau dengan
memperlambat dengan penjelasan rinci programnya.
Dalam tekhnik kampanye politik kemenangan kandidat atau calon yang
dilakukan di dalam jajak pendapatkan hanya dipergunakan sebagai agenda
politik di kantor staf pemenangan kandidat atau calon.
c. Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif
Pemilu legislatif adalah pemilihan Dewan Pemilihan Rakyat (DPR) baik
DPR Pusat maupun DPRD, pemilu legislatif merupakan pemilu untuk melihat
kekuatan partai politik dalam pemilu legislatif, partai yang paling banyak
memperoleh kursi di parlemen maka partai tersebut adalah partai pemenang
pemilu legislatif.
Pemilihan umum anggota DPR dilaksanakan dengan system
proporsional terbuka yang perhitungannya didasarkan pada sejumlah daerah
pemilihan, dengan peserta pemilu adalah partai politik. Pemilihan umum ini
adalah yang pertama kalinya dilakukan dengan penetapan calon terpilih
berdasarkan perolehan suara terbanyak, bukan berdasarkan nomor urut
(pemilih memilih calon anggota DPR, bukan partai politik).
D. Perumusan Masalah
Menurut Narboko dan Ahmadi (2002:162): “Perumusan masalah adalah
untuk membatasi masalah penelitian yang ditetapkan. Perumusan masalah ini
pada umumnya ditulis atau dinyatakan dalam kalimat pertanyaan untuk
menambah ketajaman perumusan.
Dalam melihat bagaimana pencapaian tujuan dari kegiatan humas, suatu
perusahaan atau organisasi perlu melakukan strategi. Hal ini menjadi penting
untuk membangun hubungan yang baik antara organisasi atau perusahaan
dengan publiknya. Strategi dilakukan agar perencanaan (planning) dan
manajemen (management) dapat tercapai dengantujuan yan diharapkan.
Demikian juga dengan kampanye politik H.Tubagus Luay Caleg Provinsi
Banten dari PAN untuk mencapai hasil maksimal pada pemilu legislative tahun
2014 maka diperlukan strategi yang disusun oleh tim sukses H.Tubagus Luay.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini ialah:
Bagaimana strategi tim sukses kampanye politik H.Tubagus Luay Caleg
provinsi Banten dari PAN dalam pemilu legislatif tahun 2014?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ialah pernyataan mengenai apa yang hendak kita capai
(Usman 2009:30). Pada umumnya tujuan penelitian ialah berisi pernyataan yang
berhubungan dengan penacarian solusi permasalahan yang sedang dihadapi.
Berdasarkan perumusan masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas maka dalam penelitian ini, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana strategi tim sukses kampanye politik H.Tubagus
Luay Caleg provinsi Banten dari PAN dalam pemilu legislatif tahun 2014.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dibagi atas dua bagian yaitu kegunaan teoritis
dan kegunaan praktis. “Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi pengembangan konsep-konsep, atau teori-teori
komunikasi pada umumnya. Manfaat praktis hendaknya disebutkan secara
tersurat berguna bagi siapa.” (Usman & Akbar, 2001:31)
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu bentuk pengembangan
keilmuan dan pengetahuan dalam kajian ilmu komunikasi dengan konsentrasi
Humas. Sehingga dapat membantu penelitian-penelitian dengan tinjauan yang
sama di masa depan. Terutama yang berhubungan dengan strategi kampanye
politik atau berbagai jenis kampanye humas lainnya
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan dapat dimanfaatkan oleh tim sukses H.Tubagus Luay serta H.Tubagus Luay
mengenai kegiatan kampanye politik dalam melaksanakan strategi kampanye
dalam pemenangan pemilu, serta sebagai bahan kinerja dalam melakukan
kampanye untuk pemilu berikutnya. Selain itu diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada pembaca dan peneliti sebelumnya.
G. Pembatasan Lokasi dan Waktu
Lokasi Penelitian dilakukan di posko H.Tubagus Luay caleg Provinsi
Banten Partai Amanat Nasional ( PAN ) Sedangkan waktu yang diperlukan
untuk penelitian ini dibatasi bulan Mei 2014 sampai Juni 2014
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
Pada bab ini penulis melakukan penelitian terhadap penelitian-penelitian
lain sebelumnya yaitu penelitian oleh Meita Dian Sakinah dengan judul Strategi
Komunikasi Tim Sukses Partai Politik Dalam Pemenangan Pemilu Legislatif
(Studi pada tim sukses DPC PKB Bangkalan- Madura tahun 2009 ). Dengan
rumusan penelitiannya adalah bagaimana strategi yang dimiliki oleh DPC PKB
Bangkalan untuk memenangkan pemilu dan perolehan kursi pada Pemilihan
Calon Anggota Legislatif (PILEG) tahun 2009 ditinjau dari komunikasi politik.
Penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan perspektif emik, dalam hal ini peneliti mengumpulkan data
berupa cerita rinci dari para responden dan diungkapkan apaadanya sesuai
dengan bahasa, dan pandangan para informan. Analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini analisa data kualitatif, dimana dilakukan melalui proses
reduksi data, menyusun dalam satuan-satuan, dan memeriksa keabsahan data.
Teknik keabsahan data yang digunakandalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik triangulasi data, yaitu dengan jenistriangulasi sumber,
dimana peneliti akan membadingkan data yang telah diperoleh dengan sumber
lain di luar sumber yang telah dipakai. Teori yang digunakan oleh peneliti ialah
dengan menggunakan proses manajemen Public Relations yang dimana dimulai
dari Planning dan diakhiri oleh evaluasi.
Latar belakang penelitian ini didasari oleh keberadaan tim sukses ini
sangat membantu karena tim sukses bekerja sama untuk membuat strategi
dalam rangka menarik minat pemilih terhadap kandidat calon yang berasal dari
partai. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang strategi
yang dimiliki oleh DPC PKB Bangkalan untuk memenangkan pemilu dan
perolehan kursi pada Pemilihan Calon Anggota Legislatif (PILEG)
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa strategi komunikasi yang dimiliki DPC PKB tertuang dalam
program kegiatan divisi yang sudah disepakati oleh masing-masing pihak dalam
Lembaga Pemenangan tersebut. Dimana dalam program kegiatan divisi
tersebut terdapat beberapa tahap yaitu persiapan, pembentukan kelembagaan
dan monitoring, kampanye, pembangunan opini sampai dengan persiapan
penconterangan sebagai suatu simulasi. Dari penganalisaan, dapat
diasumsikan bahwa tujuan dari adanya strategi komunikasi yang dimiliki
lembaga pemenangan DPC PKB Bangkalan yaitu terjadinya perubahan sikap,
pendapat dan prilaku pada target audien. Dimana dari pihak Lembaga
Pemenangan Pemilu 2009 mengharapkan respon yang berupa tindakan untuk
memilih caleg dari partai PKB.
Berikutnya adalah penelitan yang dilakukan oleh Yuddi Yustian yang
berasal dari Institut Pertanian Bogor (IPB) nim A14204057 dengan judul Strategi
Kampanye Politik Calon Incumbent dan Pendatang Baru dalam pemilihan
kepala daerah (Studi Kasus: Tim Kampanye Pasangan Danny Setiawan-Iwan
Sulanjana dan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf di Kota Bogor, Jawa Barat).
Dengan rumusan penelitiannya adalah pada aspek perencanaan strategi
kampanye politik, kegiatan kampanye politik yang dilakukan, kesesuaian citra
antara yang ditangkap oleh pemilih dan citra yang dikomunikasikan oleh tim
kampanye politik.
Latar belakang dari penelitian ini ialah dengan memfokuskan Subjek
pada penelitian yaitu pasangan Danny Setiawan-Iwan Sulanjana (DA’I) yang
berstatus sebagai calon incumbent dan didukung oleh Partai Golkar dan Partai
Demokrat, dan pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf (HADE) sebagai calon
pendatang baru yang didukung oleh PKS dan PAN. Perbedaan status antara
kedua calon kepala daerah tersebut diyakini akan mempengaruhi teknik-teknik
dan bentuk kampanye politik yang dijalankan oleh kedua pasangan calon kepala
daerah.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi kasus
tipe instrumental, untuk mengetahui proses dan tahapan perencanaan
kampanye politik, serta teknik dan bentuk kampanye politik yang digunakan oleh
tim kampanye pasangan calon kepala daerah incumbent dan pendatang baru.
Pada penelitian ini juga digunakan metode polling untuk mengukur kesesuaian
citra yang ditangkap oleh pemilih DA’I dan HADE di Kota Bogor, dengan citra
yang dikomunikasikan oleh tim kampanye mereka. Jumlah responden polling
dalam penelitian ini sebanyak 60 orang yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu
30 responden yang memilih pasangan DA’I dan 30 responden yang memilih
pasangan HADE. Responden tersebut dipilih dari tiga kecamatan di Kota
Bogor,yaitu Kecamatan Bogor Tengah, Bogor Utara, dan Kecamatan Tanah
Sareal.
Hasil penelitian ini mengungkap bahwa mekanisme kerja tim kampanye
HADE yang bekerja berdasarkan masing-masing partai politik pendukung
menjadi HADE PKS dan HADE PAN, ternyata lebih efektif dalam menjalankan
kegiatan kampanye yang hanya berlangsung kurang dari dua minggu.
Sementara itu tim kampanye DA’I yang anggota-anggotanya berasal dari Partai
Golkar dan Partai
Demokrat, justru mengalami berbagai hambatan yang menyebabkan kondisi
”saling tunggu” karena sulitnya koordinasi antara anggota-anggota tim
kampanye dari parpol yang berbeda. Selain itu jumlah dana, konsolidasi internal
dan eksternal yang dilakukan, targeting sasaran kampanye, serta kalimat
positioning, ternyata mempengaruhi bentuk-bentuk kegiatan kampanye yang
dilakukan dan pada akhirnya berperan menjadi faktor-faktor yang berpengaruh
untuk memenangkan pemilihan kepala daerah.
Berikutnya mengenai “Strategi Kampanye minum susu oleh humas PT
Tetra pak Indonesia” Penelitian tersebut diteliti oleh Mahasiswa Universitas Prof.
Dr. Moestopo (Beragama) yang bernama Yessica Devis, Nim 2007-41-129,
Konsentrasi Hubungan Masyarakat. Judul penelitian ini adalah “strategi
Kampanye Minum Susu Oleh Humas PT Tetra Pak Indonesia.” Pemilihan ini
dilihat dari suatu organisasi atau perusahaan, memerlukan adanya strategi
kampanye yang merupakan faktor penting dalam menjalankan suatu program
humas. Agar pesan positif yang mau disampaikan oleh program tersebut dapat
mencapai sasaran yang dituju. Dan melihat kurangnya kesadaran masyrakat
akan pentingnya minum susu bagi kesehatan tubuh sehingga program
kampanye minum susu ini perlu diteliti terutama disini adalah program yang
dijalankan oleh PT Tetra Pak Indonesia, karena perusahaan ini adalah
perusahaan yang memproduksi minuman kemasan dan salah satunya adalah
kemasan susu.
Strategi Kampanye yang digunakan oleh Humas PT Tetra Pak Indonesia
ini adalah strategi kampanye yang dikemukakan oleh Ostergaard yaitu tahap
mengidentifikasi masalah,pengelolaan kampanye, dan evaluasi pada
penanggulangan masalah (reduced problem). Fokus masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana strategi kampanye yang digunakan oleh Humas PT
Tetra Pak Indonesia untuk dapat menciptakan kesadaran masyrakat akan
pentingnya menkonsumsi susu.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif : ucapan, tulisan, serta perilaku yang diamati.
Melalui proses pengamatan, wawancara dan data dari perusahaan dan
paradigma penelitiannya adalah konstruksivisme. Hasil dari penelitian
menyimpulkan strategi kampanye yang digunakan oleh PT Tetra Pak
Indonesia dalam mendukung program kampanye minum susu adalah dengan
mengidentifikasikan masalah yang terjadi, PT Tetra Pak Indonesia
bekerjasama dengan berbagai pihak melakukan program kampanye minum
susu untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang nilai gizi yang terkandung dalam susu. Keberhasilan dari
kampanye ini juga didukung oleh media dalam memberitakan setiap kegiatan
kampanye yang telah dilakukan oleh Humas PT Tetra Pak Indonesia, baik
media cetak maupun elektronik.
Dalam penyampaian kampanye, adanya partisipasi dari tokoh publik
yang sudah dikenal masyarakat dapat membantu pesan kampanye lebih cepat
diterima oleh masyarakat. Model strategi Ostergaard yang dilakukan oleh
humas PT Tetra Pak Indonesia sudah berjalan dengan baik terbukti dari
tingkat konsumsi susu yang meningkat tiap tahunnya.
Persamaan ketiga skripsi tersebut dengan skripsi ini ialah membahas
mengenai bagaimana sebuah strategi berpengaruh terhadap kelangsungan
kegiatan kampanye. Selain itu, kegiatan kampanye sangat berhubungan
dengan kelangsungan citra organisasi atau perusahaan. Dari ketiga penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kampanye merupakan bagian dari aktivitas
atau kegiatan dari seorang public relation dan kampanye dapat dilakukan di
berbagai bidang baik politik maupun sosial.
Tabel Hasil Penelitian Terdahulu
No Penelitian A Penelitian B Penelitian C
1.
Judul Strategi Komunikasi
Tim Sukses Partai
Politik Dalam
Pemenangan
Pemilu Legislatif
(Studi pada tim
sukses DPC PKB
Bangkalan- Madura
tahun 2009 ).
Strategi Kampanye
Politik Calon
Incumbent dan
Pendatang Baru
dalam pemilihan
kepala daerah (Studi
Kasus: Tim
Kampanye Pasangan
Danny Setiawan-Iwan
Sulanjana dan Ahmad
Heryawan-Dede
Yusuf di Kota Bogor,
Jawa Barat).
Strategi Kampanye
Minum Susu oleh
Humas PT Tetra
Pak Indonesia
2. Permasalahan Bagaimana strategi
komunikasi tim
sukses DPC PKB
Bangkalan- Madura
tahun 2009?
Bagaimana teknik-
teknik dan bentuk
kampanye politik yang
dijalankan oleh kedua
pasangan calon
kepala daerah?
Bagaimana strategi
yang digunakan
oleh humas PT
Tetra Pak indonesia
untuk dapat
menciptakan
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya
mengkonsumsi
susu
3. Tujuan untuk mengetahui
bagaimana
pengaruhnya
strategi komunikasi
tim sukses untuk
memenangkan
DPC PKB
Untuk mengetahui
teknik-teknik dan
bentuk kampanye
politik yang dijalankan
oleh kedua pasangan
calon kepala daerah
Untuk menciptakan
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya
mengkonsumsi
susu
Bangkalan Madura
tahun 2009
4. Teori Teori menggunakan
Manajemen Public
Relations
Teori menggunakan
Manajemen Public
Relations
Teori menggunakan
Model Kampanye
Ostergaard
5. Metodologi Menggunakan
metode penelitian
kualitatif
Penelitian kualitatif
dengan menggunakan
studi kasus tipe
instrumental, untuk
mengetahui proses
dan tahapan
perencanaan
kampanye politik,
serta teknik dan
bentuk kampanye
politik
Penelitian kualitatif
yang menghasilkan
data deskriptif
6. Hasil
Penelitian
Strategi komunikasi
yang dimiliki
lembaga
pemenangan DPC
PKB Bangkalan
yaitu terjadinya
perubahan sikap,
pendapat dan
prilaku pada target
audien. Dimana
terjadinya respon
yaitu berupa
tindakan untuk
memilih caleg dari
HADE PKS dan
HADE PAN, ternyata
lebih efektif dalam
menjalankan kegiatan
kampanye.
Sementara itu tim
kampanye DA’I yang
anggota-anggotanya
berasal dari Partai
Golkar dan Partai
Demokrat, justru
mengalami berbagai
hambatan
Model strategi
Ostergaard yang
dilakukan oleh
humas PT Tetra
Pak Indonesia
sudah berjalan
dengan baik
terbukti dari
tingkat konsumsi
susu yang
meningkat tiap
tahunnya.
partai PKB
B. Tinjauan Literatur
1. Komunikasi
1Menurut Effendy ( 2004 : 9 ) : “istilah komunikasi atau dalam bahasa
inggris communication berasal dari kata latin communication dan bersumber
dari kata communis yang berarti sama. Sama disini adalah maksudnya adalah
sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam
bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama
ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.
Sedangkan menurut Ruesch ( 1957 ) komunikasi adalah suatu proses
yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Komunikasi merupakan gejala yang ada sejak manusia berinteraksi satu sama
lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkannya.
Perkembangan fenomena komunikasi dengan demikian tergantung sejauh
mana perkembangan sumber komunikasi, yaitu pesan dan informasi
1 Onong Uchdjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,Rosdakarya,Bandung 2004
(pengetahuan yang ada pada masyarakat), hingga media (teknologi komunikasi)
yang ada.
Menurut Carl l. Hovland, ilmu komunikasi adalah “upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyimpanan informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap.” (dalam Effendy 2004:9). Definisi Hovland
menunjukan bahwa yang dijadikan obyek studi ilmu komunikasi bukan saja
penyampaian informasi, melainkan juga proses pembentukan pendapat umum
(public relation) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial
dan kehidupan politik memiliki peranan penting.
Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi
merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi yang dapat
menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya di dalam kehidupan
manusia. Dari penyampaian informasi tersebut terjadi sebuah pendapat umum
(public relation) dan sikap public (public attitude).
a. Prinsip Komunikasi
Dalam prinsip komunikasi dua arah atau timbal balik merupakan
penyampaian suatu pesan dari seseorang atau kelompok untuk memberi tahu
atau dapat mengubah sikap, pendapat kepada seseorang atau kelompok, baik
berhadapan secara langsung atau tidak langsung, melalui media massa sebagai
alat penyimpanan pesan untuk mencapai target dalam proses komunikasi dua
arah yang hendak dicapai.
b. Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
dan perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, yang muncul dari benaknya.
Menurut Effendy proses komunikasi terbagi atas dua tahap :
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang(simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan
atau perasaan komunikator ke komunikan.
2. Proses komunkasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam
melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya
berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon,
fax, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah
media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi sekunder ini.
c. Tujuan Komunikasi
Kegiatan atau komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan
tertentu. Tujuan yang dimaksud disini menunjukan pada suatu hasil atau akibat
yang diinginkan oleh pelaku komunikasi. 2Secara umum tujuan komunikasi
menurut Wilbur Schramm (1974), tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua
perspektif kepentingan yakni : kepentingan sumber (pengirim), komunikator dan
kepentingan penerima (komunikan).
Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber :
1. Memberikan informasi
2. Mendidik
3. Menyenangkan atau menghibur
4. Menganjurkan suatu tindakan atau persuasi
Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima :
1. Memahami informasi
2 Sendjaja, 1999:45
2. Mempelajari
3. Menikmati
4. Menerima atau menolak informasi atau anjuran
Berdasarkan pandangan Lasswell ini, maka tujuan berkomunikasi dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Tujuan komunikasi dipandang dari kepentingan sosial :
1. Berbagai pengetahuan umum tentang lingkungan sekitarnya
2. Sosialisasi peran, nilai, kebiasaan terhadap anggota anggota baru
3. Memberi hiburan kepada warga masyarakat, menciptakan bentuk
bentuk kesenian baru, dan lain lain
4. Pencapaian konsensus, mengontrol tingkah laku sosial
Tujuan komunikasi dipandang dari kepentingan individual :
1. Menguji, mempelajari dan memproleh gambaran tentang realitas,
kesempatan, dan bahaya
2. Memproleh pengetahuan dan keterampilan untuk hidup
bermasyarakat
3. Menikmati hiburan, relaks, melarikan diri dari kesulitan hidup sehari
hari dan lain lain
4. Menentukan keputusan atau pilihan, bertindak sesuai aturan sosial
d. Model Komunikasi
Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan
suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau
idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model
citra (gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis. Menurut
Deutsch (1966) model dalam konteks ilmu pengetahuan sosial, mempunyai
empat fungsi yaitu :
1. 3Fungsi mengorganisasikan, adalah model membantu kita
mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara megurut-urutkan serta
mengaitkan satu bagian atau sistem dengan bagian atau sistem lainnya.,
sehingga kita memperoleh gambaran yang menyeluruh, tidak sepotong-
potong
2. Fungsi menjelaskan, adalah memberikan penjelasan tentang suatu hal
melalui penyajian informasi yang sederhana. Tanpa model, informasi
tentang suatu hal akan tampak rumit dan tidak jelas.
3. Fungsi heuristik, adalah mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan,
karena model memberikan gambaran tentang komponen-komponen
pokok dari sebuah proses atau sistem.
3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2001
4. Fungsi prediksi adalah memperkirakan tentang hasil atau akibat yang
akan dicapai. Oleh karena itu model ini sangat penting karena dapat
merumuskan hipotesis,yakni pernyataan yang berisikan penjelasan
mengenai kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara satu
faktor dengan faktor lainnya.
Walaupun sebenernya komunikasi sulit dimodelkan karena sifatnya yang
dinamis, namun menurut Mulyana, penggunaan model berguna untuk
mengidentifikasi unsur-unsur tersebut berhubungan.” Hal ini senada dengan
pembahasan di atas bahwa model komunikasi perlu disepakat untuk
mengetahui apa saja yang terlibat dalam proses komunikasi itu. 4Untuk
menggambarkan bagaimana proses komunikasi yang terjadi dalam penelitian
peneliti merujuk pada model komunikasi satu arah seperti yang terlihat dalam
gambar berikut :
(Sumber : Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2001, hal 72)
Public relations berada pada posisi sumber (source), yaitu sebagai pihak
yang menciptakan pesan. Jika dikaitkan dengan penelitian, maka pesan 4 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2001
(message) yang ingin disampaikan adalah berupa kegiatan kampanye yang
disosialisasikan kepada public melalui beberapa saluran (channel) baik media
personal maupun media massa yang dipilih dan digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan pesan tersebut, sedangkan penerima yang
peneliti gambarkan ke dalam model tersebut tentunya adalah khalayak yang
menjadi bagian dari daerah pemilihan caleg provinsi Banten PAN yaitu
H.Tubagus Luay dimana mereka adalah sasaran bagi program kampanye
politik.
Selain itu, berikut ini adalah bagian dari orientasi public relations, yakini
image building (membangun citra), dapat dilihat sebagai model komunikasi
dalam public relations.
5MODEL KOMUNIKASI DALAM PUBLIC RELATIONS
5 Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, PT Remaja Rosdakarya Bandung,2002
Sumber Komunikator Pesan Komunikan Efek
(Sumber : Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, PT Remaja Rosdakarya Bandung,2002, hal 115)
Berdsarkan uraian dan gambaran model diatas, maka dapat penulis
jelaskan bahwa penerimaan publi dan citra adalah tujuan utama, yang
merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh Public Relations.
Tujuan Public Relations dari kegiatan ini adalah membentuk opini public agar
berpartisipasi dalam pemilihan umum legislatif 2014 serta mendukung
H.Tubagus Luay untuk menjadi DPRD atau badan legislatif dari provinsi Banten.
e. Komunikasi Politik
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam
kegiatan dalam suatu system politik (Negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan tersebut. Pengambilan keputusan (decision making)
mengenai apakah yang menjadi tujuan dari system politik itu menyangkut
seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas tujuan yang
dipilih. Laswell merumuskan formula bahwa politik ialah siapa, memproleh apa,
Perusahaan/Lembaga/Organisasi
Bidang/
Divisi Public Relations
Kegiatan-Kegiatan
Publik-Public Public
Relations
Penerimaan Publik
Terhadap Perusahaan
kapan dan bagaimana caranya (who, gets, what, when, how). Selain itu politik
juga dipahami sebagai pembagian nilai-nilai oleh yang berwenang, kekuasaan,
dan pemegang kekuasaan. Pengaruh dan tindakan diarahkan untuk
mempertahankan dan memperluas tindakan lainnya .
Komunikasi politik ialah suatu bidang atau disiplin ilmu yang menelaah
perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik
atau berpengaruh terhadap perilaku politik.
Menurut Almond definisi komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang
selalu ada dalam setiap sistem politik sehingga terbuka kemungkinan bagi para
ilmuwan politik untuk memperbandingkan berbagai sistem politik dengan latar
belakang budaya berbeda. Dan komunikasi politik menurut McNair adalah murni
membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki nilai, apakah
itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang memiliki kewenangan
untuk member kekuasaan dan keputusan dalam pembuatan Undang-Undang
atau aturan, apakah itu legislative atau eksekutif, serta saksi-saksi, apakah itu
dalam bentuk hadiah atau benda.
a. Komunikator Politik
Komunikasi politik tidak hanya menyangkut partai politik, melainkan juga
lembaga pemerintahan legislatif dan eksekutif. Dengan demikian, sumber
dan komunikator politik adalah mereka yang dapat member informasi
tentang hal hal yang mengandung makna yang berbobot politik, misalnya
presiden, menteri, anggota DPR, MPR, KPU, Gubernur, Bupati dan lain
lain.
b. Pesan Politik
Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan baik secara tertulis
maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun non verbal,
tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun yang
disadari yang isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato politik,
undang undang kepartaian, undang undang pemilu, pernyataan politik,
artikel atau brosur dan berita surat kabar dan lainnya.
c. Saluran atau Media Politik
Alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator dalam
menyampaikan pesan-pesan politiknya. Misalnya media cetak : surat
kabar, majalah, tabloid, buku. Media elektrionik: radio, film, televise,
video, internet. Media format kecil: brosur, stiker, selembaran, bulletin.
Media luar ruang: baliho, spanduk, reklame, bendera, dan lain lainnya.
Saluran komunikasi kelompok :partai politik ( DPP, DPW, DPD, DPC,
DPAC), organisasi profesi, ikatan alumni, organisasi social, keagamaan,
karang taruna, kelompok pengajian, kelompok tani dan nelayan.
2. Hubungan Masyarakat
Fraser P. Seitel yang dikutip oleh F. Rachmadi dalam, mengemukakan
fungsi Humas adalah sebagai berikut :
PR merupakan fungsi management yang membantu menciptakan dan
saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerjasama
suatu organisasi dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani isu-isu
manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik.
PR secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan.
6Public Relations menurut jefkins adalah “sesuatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar,
antara organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. Berdasarkan definisi
tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa Public Relations merupakan
pelaksanaan kegiatan komunikasi secara terencana pada sebuah organisasi
yang ditujukan kepada pihak internal maupun eksternal untuk mencapai tujuan
tertentu.
Hal ini menjelaskan bahwa tujuan public relations adalah menciptakan
saling pengertian antara organisasi dengan khalayaknya. Peranan Public
Relations ruang lingkup tugasnya antara lain meliputi membina hubungan ke
dalam ( publik internal ) dan membina hubungan ke luar ( publik eksternal.
Berdasarkan definisi diatas , penulis menyimpulkan bahwa Public Relations 6 Frank jefkins, Dasar Dasar Public Relations ,2002, hal : 8
bentuk keseluruhan usaha yang terencana dan berkelanjutan untuk
menciptakan dan memelihara citra organisasi dengan para publik eksternalnya.
7Penulis juga akan menjabarkan peranan public relations sebagai berikut
1. Communicator atau penghubung antara organisasi yang diwakili dengan
publiknya
2. Back Up Management, yaitu sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau organisasi.
3. Image Maker, yaitu berupaya menciptakan citra positif bagi organisasi.
Jika dikaitkan dalam penelitian ini adalah Public Relations atau tim
sukses dari Caleg Provinsi Banten Partai Amanat Nasional (PAN) dalam
penyelenggaraan kampanye politik berperan sebagai fungsi manajemen (Back
Up Management) untuk mendukung strategi komunikasi (Communicator)
kepada publik di daerah pemilihannya yang direalisasikan melalui suatu
kegiatan yang dapat memberikan pengetahuan kepada publik eksternal
sehingga opini mereka dapat terbentuk sesuai dengan apa yang diharapkan dan
upaya pembentukan citra positif di mata public ( Image Maker ).
a. Fungsi Public Relations
Fungsi Public Relations Cutlip & Center, and Canfield yang dikutip oleh
Rosady Ruslan adalah sebagai berikut :
7 Ruslan, 1997:10
a. Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan berbagai
publik, baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun ke luar
(external relations) untuk meningkatkan kerja sama.
c. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini,
persespsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi
yang diwakilinya, atau sebaliknya.
d. Melayani publik sebaik mungkin dan memberikan advice (nasehat)
kepara pimpinan organisasi dengan tidak mengabaikan
kepentingan umum.
e. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesandari badan/organisasi ke publiknya
atau sebaliknya, demi tercapainya citar positif bagi kedua belah
pihak.
8Manajemen atau pimpinan seharusnya menyadari bahwa tidak dapat
menentukan strategi yang tepat bilamana tidak mendalami fungsi Public
Relations karena public relations terlibat dan bersifat integratif dalam
manajemen tempat karyawan bekerja. 9Maka perlu diketahui fungsi Public
Relations yaitu :
88
Ruslan, 2003 9 Drs Onong Uchjana Effendy, 2002
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik
ekstern maupun intern
c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik
kepada organisasi.
d. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum
Pada dasarnya kegiatan public relations adalah :
1. Kegiatan yang bertujunan untuk memperoleh good will , kepercayaan,
saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat
pada umumnya.
2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan
menguntungkan semua pihak.
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik,
sesuai harapan publik tetapi merupakan kekhasan organisasi atau
perusahaan. Sangat penting bagi organisasi memiliki warna, budaya,
citra, suasana yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat dan
produktivitas bisa dicapai secara optimal
4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau
perusahaan dengan publiknya, internal atau eksternal melalui proses
timbal balik, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang
sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan.
5. Kegiatan Public Relations haruslah dilaksanakan secara menyeluruh dan
berkesinambungan.
6. Sukses Public Relations dalam melaksanakan fungsinya, merupakan
keterlibatan seluruh individu dalam organisasi, masing-masing dalam
tugasnya, mulai dari top dan staff management sampai tingkat yang
paling bawah dalam manajemen. Disini komunikasi dan kerjasama
sangat vital dalam pencapaian tujuan Public Relations.
7. Public Relations haruslah dimulai dari masing-masing organisasi, dan
organisasi itu sendiri
b. PR sebagai Strategi Komunikasi
Kegiatan public relations pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi.
Tetapi berbeda dengan jenis kegiatan komunikasi lainnya, kegiatan komunikasi
dalam public relations mempunyai ciri ciri tertentu, disebabkan karena fungsi,
sifat organisasinya dari lembaga dimana ia berada dan berlangsung, sifat-sifat
manusia yang terlibat, terutama public yang jadi sasaran, faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi dan sebagainya yang bersifat khas. Komunikasi itu sendiri
adalah suatu kegiatan yang sangat peka dan rawan terhadap gangguan.
Komunikasi dapat berbentuk secarik kertas memo dari atasan, tetapi juga dapat
berbentuk teknologi yang paling canggih dan maju. Oleh karena itu, rumusan
komunnikasi dapat sangat beraneka ragam.
Secara umum, komunikasi dapat dikelompokan menjadi empat yakni :
1. Lisan atau tertulis
2. Verbal dan non-verbal
3. Vertikal atau horizontal
4. Sepihak atau dua pihak
Komunikasi juga dapat bersifat objektif dan subjektif bila tidak terkandung
maksud untuk mempengaruhi si penerima informasi, sedangkan komunikasi
subjektif jelas-jelas bermaksud demikian. Komunikasi objektif berupa Public
Relations, propaganda, dan periklanan yang di dalamnya terkandung
kepentingan sumber informasi.
Menurut Cultip dan Center, proses PR sepenuhnya menngacu pada
pendekatan manajerial. Proses ini terdiri dari :
a. Menemukan Fakta ( Fact Finding )
Mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum melakukan
tindakan. Misalnya Public relations sebelum melakukan kegiatan
harus terlebih dahulu mengetahui, misalnya apa yang diperlakukan
publik, siapa saja yang termasuk ke dalam publik, bagaimana keadaan
publik dipandang dari berbagai faktor :
1. Masalah perhatian atau kesempatan. “ Apa yang terjadi saat ini?”
2. Analisa situasi (internal dan eksternal) , “kekuatan positif dan negatif
apa yang bekerja?” , siapa yang terlibat dan terpengaruh?”
Bagaimana mereka terlibat dan terpengaruh?”
b. Perencanaan dan Pemograman (Planning).
Berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang harus
dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah tersebut.
1. Tujuan : “Situasi seperti apa yang diinginkan?”
2. Publik Sasaran : “Program harus memberikan respon pada publik
yang mana? ( Internal dan Eksternal )
3. Sasaran : “Apa yang harus dicapai atas masing-masing khalayak
agar tujuan program dapat dipenuhi?”
c. Bertindak dan Berkomunikasi (Communicating)
Rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang
matang berdasarkan fakta dan data tadi, kemudian dikomunikasikan
atau dilakukan kegiatan operasional.
1. Strategi Tindakan : “perubahan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai hasil sebagaimana yang dinyatakan pada tujuan”.
2. Strategi Komunikasi : “Isi pesan apa yang harus disampaikan untuk
mencapai hasil yang dinyatakan pada tujuan?”
3. Rencana Pelaksanaan Program : “Siapa yang bertanggungjawab
untuk melakukan setiap tindakan dan taktik komunikasi?”
Bagaimana urutan tindakan dan jadwalnya?” berapa biaya yang
dibutuhkan.
d. Evaluasi (Evaluation)
Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan sudah
tercapai apa belum. Evaluasi itu dapat dilakukan secara kontinyu.
Hasil evaluasi ini menjadi dasara kegiatan Public Relations
selanjutnya.
1. Evaluasi Program : “Bagaimana tujuan yang sudah ditentukan
dapat dicapai dan diukur?”
2. Umpan Balik dan Penyesuaian Program : “Bagaimana hasil-hasil
evaluasi dilaporkan kepada manajer program dan digunakan untuk
membuat perubahan program?
Proses strategi Public Relations, memperlihatkan dengan jelas
pelaksanaan tugas public relations, bukan semata-mata melakukan aksi,
melainkan membutuhkan rencana-rencana dan diikuti langkah-langkah
pengendalian melalui proses evaluasi. (Cultip dan Center, 2006:364).
3. Hakekat Strategi Public Relation Politik
a. Definisi Manajemen Strategi
10Stephen Robbins (1990) mendefiniskan strategi sebagai : pennetuan
tujuan jangka panjang peusahaan dan memutuskan arah tindakan serta
mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Berpikir
strategis meliputi tindakan meperkirakan atau membangun tujuan masa depan
yang diinginkan, menentukan kekuatan-kekuatan yang akan membantu atau
yang akan menghalangi tercapainya tujuan, serta merumuskan rencana untuk
mencapai keadaan yang diinginkan.
Manajemen strategis tidak dapat diterapkan pada organisasi atau
perusahaan yang cenderung tertutup. Pelaksanaan manajemen strategis
membutuhkan keterbukaan agar dapat dilaksanakan dengan baik. Kinkead
Winokur ( 1992), mendefinisikan manajemen strategis sebagai : suatu proses
yang memungkinkan setiap organisasi perusahaan, asosiasi, lembaga nonprofit,
dan pemerintah mengenal peluang dan ancaman jangka panjang mereka,
memobilisasi seluruh aset untuk menangkap peluang dan menghadapi
tantangan, serta menerapkan satu strategi pelaksanaan yang berhasil.
Menurut Cultip dan Center Broom, perencanaan strategis bidang humas
meliputi kegiatan :
1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program
2. Melakukan identifikasi khalayak penentu (key publics).
10
Morissan, M.A, 2008, manajenen public relations : Strategi Menjadi Humas Profesional edisi
pertama, Jakarta
3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan
dipilih dan
4. Memutuskan strategi yang akan digunakan
Dalam hal ini, harus terdapat hubungan yang erat atau seluruh tujuan
program yang ing sudah ditetapkan khalayak yang ingin dituju dan juga strategi
yang dipilih. Hal terpenting adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai suatu
hasil tertentu sebagaimana dinyatakan dalam tujuan atau sasaran yang sudah
ditetapkan. Proses perencanaan dan penetapan program humas mencakup
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan peran dan misi, yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup
yang hendak dilaksanakan.
2. Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan dimana praktisi humas
harus mencurahkan waktu, tenaga, dan keahlian yang dimiliki
3. Mengidentifikasi dan menentukan indikator efektivitas (indikator of
effectiveness) dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Menentukan faktor-
faktor terukur yang akan mrmprngarhi tujuan atau sasaran yang akan
ditetapkan
4. Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai
5. Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Programming – menentukan urutan tindakan yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan.
b. Penjadwalan (scheduling)- menentukan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran.
c. Anggaran (budgeting) – menentukan sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan
d. Pertanggungjawaban – menetapkan siapa yang akan mengawasi
pemenuhan tujuan, yaitu pihak yang menyatakan tujuan sudah tercapai
atau belum.
e. Menguji dan merevisi rencana sementara (tentative plan) sebelum
rencana tersebut dilaksanakan.
6. Membangun pengawasan yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi
7. Komunikasi – menentukan komunikasi organisasi yang diperlukan untuk
mencapai pemahaman serta komitmen pada enam langkah sebelumnya
8. Pelaksanaan – memastikan persetujuan di antara semua pihak yang
terlibat mengenai komitmen yang dibutuhkan untuk menjalankan upaya
yang sudah ditentukan, pendekatan apa yang paling baik, siapa yang
perlu dilibatkan dan langkah atau tindakan apa yang harus segera
dilakukan.
a. Strategi Komunikasi Dalam Kampanye
11Tujuan komuniasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan
propaganda, baik untuk keperluan promosi maupun publikasi. Misalnya, tujuan
11
Rosady Ruslan, 2005, kiat dan strategi kampanye public relations, Jakarta
komunikasi dalam dunia periklanan (advertaising communication) adalah selain
memberikan informasi suatu produk yang dikampanyekan, juga menitikberatkan
bujukan (persuasif) dan menanamkan awarness dalam benak konsumen
sebagai upaya memotivasi pembelian. Pemasaran (marketing) berupaya
meluaskan pasaran suatu produk, sedangkan kampanye Public Relations
(publuc relations campaigns) dalam berkomunikasi bertujuan untuk menciptakan
pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat dan dukungan dari
berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang
diwakilinya.
Jadi strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning)
dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini (to change the opinión)
c. Mengubah perilaku (to change behaviour)
Apakah tujuan utama strategi komunikasi itu? Menurut R. Wayne Pace,
Brent D.Peterson dalam M.Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for
Effective Communication, tujuan strategi komunikasi tersebut adalah :
5. To secure understanding
Unruk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi
6. To establish acceptance
Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik
7. To motive action
Penggiatan untuk memotivasinya
8. The goals which the communicator sought to achieve
Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak
komunikator dari proses komunikasi tersebut.
Peristiwa dalam proses kampanye ini melibatkan konseptor (coneption
skill), teknisi komunikasi (technical skill) dan komunikator segala kemampuan
komunikasi (communication skill) untuk mempengaruhi komunikan dengan
dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam bentuk
perencanaan yang taktis dan strategik untuk mencapai tujuan tertentu.
Kondisi yang mendukung sukses atau tidaknya penyampaian pesan
(message) tersebut dalam berkampanye, menurut Wilbur Schramm di dalam
bukunya, The process dan Effects of Mass Communication, yaitu sebagai
berikut :
a. Pesan yang sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian
b. Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau
dimengerti oleh komunikan
c. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari kommunikannya
d. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi
dan keadaan kondisi dari komunikan
Pesan tersebut berupa ide,pikiran, informasi,gagasan dan perasaan.
Pikiran dan perasaan tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh komunikan
jika tidak menggunakan :suatu lambang yang sama-sama dimengerti”. Menurut
pendapat Wiliam Abig, definisi komunikasi dalam kampanye itu,”suatu
pengoperan lambang-lambang yang bermakna antar individu.”
Menguasai teknik berkomunikasi
Untuk menguasai teknik berkomunikasi dengan melalui teknik komunikasi
tertentu dan secara efektif, seperti “What is communications and How to
communicate”, kemudian “I know my people” and “you know your audience”,
seperti sudah disinggung di muka, pada hakikatnya tujuan kampanye adalah
bagaimana mengubah opini publik dan perilaku lainnya sesuai dengan tujuan
perencanaan yang ditetapkan.
12Melalui teknik komunikasi tersebut, seperti prosedur untuk menarik
perhatian pada penggiatan komunikasi dalam kampanye, dikenal “AA
procedure, from attention to action” atau dengan formula lain dengan slogan
AIDDA.
AIDDA tersebut singkatan dari :
A – attention = menarik perhatian
12
Drs. Antar Venus, M.A, 2007, Manajemen Kampanye, 2007
I - interest = membangkitkan minat
D – desire = menumbhkan hasrat
D – decisión = membuat keputusan
A – action = melakukan penggiatan
Pengertian proses komunikasi dalam kampanye PR tersebut melalui dua
cara, yakni sebagai berikut :
a. Proses kampanye yang berlangsung secara singkat
b. Proses kampanye yang berlangsung dalam waktu lama dan terus
menerus
Dengan dua cara tersebut, maka kampanye akan menimbulkan efek dari
proses komunikasi, bisa berbentuk menarik perhatian, simpati, empati dan bisa
sebaliknya antipati.
Hambatan dalam komunikasi
Tidak semua komunikasi dalam melakukan kampanye itu bisa
berlangsung secara mulus dan tanpa rintangan, tetapi terdapat batas, sebagai
berikut :
a. Gangguan teknik dan mekanisme komunikasi
b. Gangguan semantik atau bahasa
c. Gangguan suara atau sound system yang dipergunakan
d. Kecurigaan
e. Kurang kesiapan dalam melakukan kampanye
f. Predisposisi atau suda hada pendapat yang lebih mapan dan mantap
c. Public Relations Politik
Dalam kegiatan public relation menunjukan ciri demokrasi, dengan faktor
tekanan pada komunikasi timbal balik, dan memberikan penghargaan kepada
khalayak atau masyarakat. Dalam hal ini, khalayak tidak dipandang sebagai
objek semata, tetapi juga sebagai subjek. Maksudnya public relation disamping
memberikan penerangan-penerangan kepada public, juga memperhatikan dan
meneliti sikap-sikap dan pendapat publik, yang selanjutnya disesuaikan dengan
kebijakan dan tindakan lembaga organisasi. Menyangkut sikap dan pendapat
public tersebut jadi, jelaslah bahwa public relation politik bukan hanya
mempengaruhi pendapat umum, tetapi juga memupuk pendapat umum, tetapi
juga memupuk pendapat umum yang ada. Artinya, memelihara tindakan-
tindakan terhadap pendapat tersebut.
Public relation politik yang dilakukan dalam tim sukses seorang caleg
dalam partai politik terdapat dua kegiatan internal public seperti mengadakan
analisis terhadap kebijakan yang sudah berjalan maupun yang akan berjalan.
Sedangkan yang bersifat eksternal public adalah memberikan atau
menyebarkan pernyataan-pernyataan yang direalisasikan dalam bentuk
kegiatan kepada publik. Kegiatan tersebut berupa informasi yang jujur dan
objektif dengan dasar mengutamakan kepentingan publik. Kedua pernyataan
tersebut ditujukan untuk membangkitkan perhatian publik dan pesan yang
disampaikan harus direncanakan secermat mungkin sehingga pada tahap
selanjutnya publik akan menaruh simpatik dan kepercayaan kepada caleg partai
politik tersebut.
Selanjutnya menurut, Betran R. Canfield membedakan antara hubungan
didalam dan hubungan diluar. Ia menyebutkan publuc relation termasuk public
relation politik mengembangkan fungsi yaitu :
a. Mengabdi kepada kepentingan umum (it should server the publics
interest)
b. Memelihara komunikasi yang baik (maintain a good communication)
c. Menitikberatkan pada moral dan tingkah laku yang baik (to stress a good
morals and manners).
d. Strategi Public Relations Politik
13Hakekat strategi dalam Public Relation Politik adalah keseluruhan
keputusan kondisional pada saat ini tentang tindakan yang akan dijalankan
guna mencapai tujuan politik pada masa depan. Justru itu, keberadaan
pemimpin politik sangat dibutuhkan setiap aktivitas kegiatan komunikasi politik.
Setelah itu, merawat ketokohan dan memantapkan kelembagaan politiknya,
13
Rosady Ruslan, 2002 ,kiat dan strategi kampanye edisi revisi, Jakarta
yang akan merupakan keputusan paling tepat bagi komunikator politik untuk
mencapai tujuan politik ke depan.
Strategi kehumasan yang mendukung kegiatan partai politik (parpol)
sebagai organisasi peserta pemilu dalam menghadapi kampanye pemilu,
menurut Wisaksono Noerhadi, konsultan humas secara garis besar perlu dibuat
suatu perencanaan yang strategik dan matang yaitu sebagai berikut :
1. Tim sukses pemenangan pemilu
Terdiri dari pakar komunikasi, politisi, hukum, public relations, Press adn
Media Planning Strategy, publikasi dan promosi lain sebagainya.
2. Strategi Nasional dan Kewilayahan
a. Riset dan Data :
Mengidentifikasi harapan-harapan calon pemilih
Memetakan kekuatan, kemampuan, kelemahan, peluang dan ancaman
(analysis SWOT) yang bersumber dari diri sendiri atau pesaing
Memetakan simpatim dan dukungan dari media massa
b. Tujuan : memenangkan sedikitnya 10-25 persen peroleh suara pemilih
c. Khalayak sebagai sasaran :
Para anggota dan pendukung
Aktivis, dan kader parpol
Donator dan penyumbang dana (individual dan lembaga)
Simpatisan (potencial atau laten)
Profesional, eksekutif, akademisi dan pengamat politik
Tokoh atau pemuka masyarakat, agama, dan pejabat
Media massa (media elektronik dan cetak)
Massa mengembang
d. Rencana program partai
Platform partai politik
Membuat daftar tokoh,elit politisi, dan pemuka (vote getter)
Atribut jati diri (identitas dan sebagai selling point)
Pendapat, tulisan dan pidato oleh tokoh politisi
Membina hubungan baik dengan pers dan media massa
Iklan promosi dan publikasi melalu berbagai ,media
e. Anggaran dan Jadwal kegiatan kampanye
Yang disusun dalam jangka pendek maupun jangka panjang
f. Evaluasi
Penilaian atas perolehan suara
Pantauan dan analisis muatan berita dan publisitas, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif berbagai media massa
4. Kampanye Politik
14Kampanye adalah aktivitas komunikasi yang ditujukan untuk
memengaruhi orang lain agar ia memiliki wawasan,sikap dan perilaku sesuai
dengan kehendak atau keinginan penyebar atau pemberi informasi. Dalam
konteks komunikasi politik, kampanye dimaksudkan untuk memobilisasi
dukungan terhadap suatu hal atau seorang kandidat. “political campaigns are
aimed at the mobilization of support for one’s cause or candidate” (Steven
Chaffee dalam Rice, 1981), sedangkan menurut Imawan (1999) kampanye
adalah persuasif untuk mengajak orang lain yang belum sepaham atau belum
yakin pada ide-ide yang kita tawarkan, agar mereka bersedia bergabung dan
mendukungnya. Oleh sebab itu, ide-ide yang kita lontarkan haruslah yang
terbaik yang bisa dirumuskan, serta dapat disampaikan sesuai dengan alam
pikiran orang lain yang kita harapkan dukungannya. Berdasarkan pemahaman
tersebut, maka suatu kesalahan jika kampanye dilakukan dengan cara-cara
yang tidak simpatik, karena sasaran kampanye adalah merebut hati orang lain
agar ia bersedia menerima dan mendukung partai atau calon yang ditawarkan.
9. Kampanye sebagai Komunikasi Politik
Kampanye merupakan suatu kegiatan dari berkomunikasi dalam lingkup
perpolitikan. Dalam berkampanye memiliki tujuan tersendiri yaitu “kemenangan”.
Kemenangan akan tetap menjadi fokus, baik tercermin dalam mandat, dalam
perolehan tambahan suara, dalam sebuah kemenangan pemilu bagi kandidat
14
Prof.hafied cangara,M.Sc, Ph.D,2011, komunikasi politik (konsep, teori dan strategi), Jakarta.
atau memperoleh suara sebuah kemenangan itu digunakan itulah tujuan politik
yang ada dibalik hasil yang muncul dipermukaan.
Kampanye merupakan salah satu strategi dari keseluruhan kegiatan
keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai
tujuan. “Menurut Winardi memberikan pengertian tentang strategi yakni strategi
adalah keseluruhan tindakan-tindakan yang ditempuh oleh sebuah organisasi
untuk mencapai sasarannya. Sedangkan menurut Harwood childs yang dikutip
oleh Rusady Ruslan dalam bukunya kiat dan strategi kampanye public relation
ada beberapa strategi dalam kegiatan public relation untuk merancang dalam
kegiatan public relations untuk merancang dalam bentuk informasi atau berita
yaitu sebagai berikut :
a. Strategi of Publicity
Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan atau message dengan
berbagai tindakan dengan berbagai media massa. Selain itu, dengan
menggunakan taktik merekayasa suatu berita akan dapat menarik
perhatian audience sehingga akan menciptakan publisitas yang
menguntungkan
b. Strategi of persuasitons
Berkampanye untuk membujuk atau menghalang khalayak melalui teknik
sugesti atau persuasi untuk mengubah opini public dengan mengangkat
segi emocional suatu cerita, artikel berdasarkan Human Interest
c. 15Strategi of Argumentation
Strategi ini biasanya digunakan untuk mengantisipasi berita negatif yang
jarang menguntungkan. Kemudian dibentuk berita tandingan yang
mengemukakan argumentasi yang rasional berdasarkan opini public
tetap dalam posisi yang menguntungkan. Dalam hal ini kemampuan
public relations sebagai komunikator yzng handal diperlukan untuk
mengemukakan suatu fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah
opini public melalui berita atau statement yang dipublikasikan.
d. Strategi of Image
Strategi pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk menjaga
citra lembaga atau organisasi termasuk produknya, misalnya tidak hanya
menampilkan segi promosi tetapi bagaimana menciptakan publikasi non
komersial dan menampilkan keperdulian dan social responsibility yang
menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi.
Keberhasilan suatu kegiatan strategi kampanye public relation akan
sangat bergantung dari berbagai strategi yang akan dijalankan. Sebab
kampanye merupakan bagian dari variabel yang memiliki peran yang sangat
penting, mengingat keberadaan kampanye disini adalah sebagai jembatan
15
Peter Schroder, komunikasi politik, 2003
komunikasi antar lembaga atau instituisi dengan khalayak. Strategi tersebut
akan menunjang dalam mencapai sasaran yang diharapkan.
10. Pemilihan Umum Legislatif
a. Definisi Pemilihan Umum Legislatif
16Pemilu legislatif adalah pemilihan Dewan Pemilihan Rakyat (DPR) baik
DPR Pusat maupun DPRD, pemilu legislatif merupakan pemilu untuk melihat
kekuatan partai politik dalam pemilu legislatif, partai yang paling banyak
memperoleh kursi di parlemen maka partai tersebut adalah partai pemenang
pemilu legislatif.
Pemilihan umum anggota DPR dilaksanakan dengan system
proporsional terbuka yang perhitungannya didasarkan pada sejumlah daerah
pemilihan, dengan peserta pemilu adalah partai politik. Pemilihan umum ini
adalah yang pertama kalinya dilakukan dengan penetapan calon terpilih
berdasarkan perolehan suara terbanyak, bukan berdasarkan nomor urut
(pemilih memilih calon anggota DPR, bukan partai politik).
Dalam pemilihan legislatif 2014 -2019 provinsi Banten daerah kabupaten
Tangerang terdapat 50 orang calon peserta. Mereka akan mewakili 2.484.641
jiwa penduduk di daerah kota Tangerang. Berdasarkan keputusan KPU yang
mengatur mengenai penetapan daerah pemilihan dirumuskan bahwa kota
1616
Prof.Miriam Budiarjo,Dasar-Dasar Ilmu Politik,PT.Gramdia Pustaka.Jakarta
Tangerang memiliki 6 daerah pemilihan (dapil) dalam pemilu 2014. H.Tubagus
Luay sebagai Calon Legislatif dari provinsi Banten kabupaten Tangerang A
meliputi daerah pemilihan kecamatan Balaraja, Jayanti, Tigaraksa, Jambe,
Cisoka, Curug, Cikupa, Panogan, Legok, Pagedangan, Cisauk, Kelapa Dua,
dan Solear.
C. Kerangka Pemikiran
17Kerangka pemikiran adalah dukungan dasar dalam rangka memberi
jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah. Sebagaimana diketahui
ilmu merupakan kesinambungan kegiatan yang telah dirintis oleh pakar ilmiah
sebelumnya. Kerangka pemikiran adalah uraian tentang model yang digunakan
sebagai vahan acuan dari penelitian. Menurut Kerlinger tujuan utama ilmu
sebenernya teori, sedangkan teori itu sendiri ialah Himpunan Konstruk (konsep),
definisi dan proposisi yang mengungkapkan pandangan yang sistematis tentang
gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa teori komunikasi pada
dasarnya merupakan konseptualisasi penjelasan logis tentang fenomena
komunikasi dalam kehidupan manusia. Teori yang baik adalah teori yang sesuai
dengan realitas kehidupan dan didukung oleh fakta serta dapat diterapkan
17
Dr.Elvinaro Ardianto, Metedologi Penelitian Untuk Public Relations,2010,Bandung
dalam kehidupan nyata. Menurut pengertian di atas pada dasarnya suatu
konsep diperlukan dalam sebuah penelitian guna mengetahui serta
mengungkapkan pandangan tentang suatu gejala atau masalah yang ingin
diteliti.
1. Nine Steps Of Strategic Public Relations
Fungsi yang di emban Humas adalah fungsi komunikasi dengan
stakeholder. Memenuhi upaya berkomunikasi secara efektif dengan
Stakeholders maka Humas harus mampu menerapkan strategi dalam
berkomunikasi. 18Cultip M.Scott dalam bukunya Effective Public Relations
mengutip bahwa Smith dalam strategic Planning For PR melakukan model Nine
Step Of Strategic Public Relations meliputi :
Fase 1 : Formative Research
Step 1 : Analisa Situasi
Step 2 : Analisa Organisasi
Step 3 : Analisa Publik
Fase II : Strategi
Step 4 : Menciptakan sasaran dan tujuan
Step 5 : Formulasi aksi dan respon strategi
18
Cultip M. Scoot, Effective Public Relations,
Step 6 : Memilih komunikasi efektif
Fase III : Taktik
Step 7 : Memilih teknik komunikasi
Step 8 : Implementasi perencanaan strategis
Fase IV : Riset evaluasi
Step 9 : Evaluasi perencanaan strategis
Fase pertama : Foormative Research, adalah riset formatif yang dilakukan
sebelum memulai sebuah program. Fokus mengenai hal ini dapat dikatakan hal
baru karena dilakukan sebelum tahap perencanaan. Berdasarkan tiga step
yang ada, perencanaan menggambarkan kondisi nyata organisasi saat program
akan direncanakan. Riset program dilakukan untuk mendapatkan informasi
tambahan yang diperlukan untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam
perencanaan.
Step 1 Analisa Situasi, meliputi latar belakang masalah yang dibutuhkan untuk
memperluas atau memberikan gambaran secara rinci atas pernyataan masalah
yang telah disusun sebelumnya.
Step 2 Analisa Organisasi, melibatkan pengalaman terhadap lingkungan
internal, (Misi, kinerja, dan sumber daya), melibatkan presepsi publik terhadap
organisasi dan lingkungan eksternal (kompetitor, pendukung organisasi).
Step 3 Analisa Publik adalah langkah mengidentifikasi publik dan berbagai
kelompok yang memiliki interaksi dengan organisasi. Pada tahap ini dianalisa
apa yang diinginkan, diperlukan, dan yang diharapkan oleh publik. Hubungan
publik dengan organisasi keterlibatan mereka dalam komunikasi, analisa trend
sosial, ekonomi, politik, budaya serta teknologi yang mungkin mempeengaruhi
masyarakat.
Fase kedua adalah strategi. Strategi adalah penentuan tujuan jangka panjang
perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-
sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Step 4 yaitu menentukan saran dan tujuan, fokus pada posisi puncak yang
akan dicapai oleh organisasi dan atau produk lainnya. Step ini membantu
membangun tujuan yang jelas, spesifik, dan terukur dalam menentukan apa
yang ingin dicapai oleh organisasi misalnya awareness, penerimaan atau aksi
dari publik.
Step 5 yaitu meliputi formulasi aksi dan respon strategi menentukan apa
yang mungkin akan dilakukan dalam berbagai situasi. Perencanaan komunikasi
memiliki berbagai opsi mengenai apa yang dapat dikatakan oleh organisasi
kepada publik. Aksi komunikasi disini bersifat proaktif atau reaktif, tergantung
situasi yang diperlukan.
Step 6 adalah menggunakan komunikasi efektif, penentuan pesan
komunikasi yang akan digunakan. Untuk berkomunikasi dengan khalayak perlu
ditentukan siapa yang akan menyampaikan pesan, tampilan pesan seperti apa
yang ingin disampaikan, bagaimana struktur pesan yang akan disampaikan,
kalimat yang akan digunakan dengan simbol-simbol yang seperti apa.
Fase ketiga, Taktik, melibatkan pilihan tools yang akan digunakan
Step 7 yaitu pemilihan taktik komunikasi. Perencanaan program dapat
menentukan katagori tools.
Step 8 Implementasi rencana strategis, merupakan pengembangan
perencanaan keuangan, jadwal dan hal-hal lainnya yang diperlukan.
Fase Keempat yaitu Riset evaluasi meliputi evaluasi dan penilaian untuk
menentukan derajat keberhasilan program. Ukuran keberhasilan program
adalah apabila hasil yang dicapai memenuhi tujuan yang telah direncanakan.
Evaluasi juga dapat digunakan sebagai landasan modifikasi atau perubahan
dan penyempurnaan bagi kegiatan atau program selanjutnya.
Step 9 Evaluasi perencanaan strategis menentukan metode yang tepat untuk
mengukur efektifitas tools yang direkomendasikan untuk dapat mencapai tujuan
yang telah ditentukan
2. Kerangka Pemikiran Penelitian
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
Pemilihan Umum Legislatif
2014-2019
Tim Sukses Caleg Provinsi Banten PAN H.Tubagus Luay
Strategi Tim
Sukses
Nine Steps of Strategic Public Relations
Fase 1 : Formative Research
Step 1 : Analisa Situasi
Step 2 : Analisa Organisasi
Step 3 : Analisa Publik
Fase II : Strategi
Step 4 : Menentukan sasaran dan tujuan
Step 5 : Meliputi formulasi aksi dan respon strategi
Step 6 : Memilih komunikasi efektif
Fase III : Taktik
Step 7 : Memilih teknik komunikasi
Step 8 : Implementasi perencanaan strategis
Fase IV : Riset evaluasi
Step 9 : Evaluasi perencanaan strategis
A. Metode Penelitian
19Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah,
data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara
yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya
proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
Adapun metode penelitian yang sesuai adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian hanya menjabarkan, menjelaskan, sebuah
peristiwa atau situasi. Pada penelitian deskriptif ini tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Penelitian deskriptif kualitatif menitikberatkan pada observasi dan suasana
ilmiah (natural setting). Selain itu penelitiian ini bebas mengamati objeknya
menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian.
19
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif dan R&D, 2011, Bandung
Penelitian deskriptif kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan
mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi apa
adanya di lapangan.
Metode deskriptif kualitatif sangat berguna untuk melahirkan teori-teori
tentatif. Itu perbedaan esensial antara metode deskriptif kualitatif dengan
metode-metode lain. Metode deskriptif kualitatif mencari teori bukan menguji
teori. Ciri lain dari metode deskriptif kualitatif ialah menitikberatkan pada
observasi dan suasana ilmiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke
lapangan, bertindak sebagai pengamat. Ia membuat katagori perilaku,
mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi (instrumennya
adalah pedoman observasi). Ia tidak berusaha memanipulasi variabel.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat
ini berlaku di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Penelitian ini tidak menguji hipotesa melainkan mendeskripsikan informasi apa
adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Menurut Rakhmat
menyebutnya tetap metode deskriptif penulis lebih cenderung mengembangkan
pernyataan yang relevan dan benar, pernyataan yang dapat menjelaskan situasi
yang sebenernya atau mendeskripsikan relasi kausalitas dari suatu persoalan.
B. Jenis Penelitian
Dalam prenelitian dikenal dua jenis, yaitu penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif. Penelitian kualitatif. Dimana kualitatif itu menurut Bogdan dan
Taylor adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data dan deskriptif
berupa kata-kata tertulis, lisan, dari orang-orang perilaku yang dapat diamati.
Dalam hal ini berarti jenis penelitian kualitatif tidak menggunakan angka-angka
seperti yang digunakan dalam penelitian kuantitatif. 20Dalam metode penelitian
kualitatif, metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan
suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat
diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam
konteks setting tertentu yang dikaji dalam suatu konteks setting tertentu yang
dikaji dari sudut pandang yang utuh, komperhensif dan holistic.
Sebagai peneliti ilmu komunikasi atau public relations dengan metode
kualitatif, dalam analisis datanya tidak menggunakan ilmu statistika, tetapi
menggunakan rumus 5W+1H (who,what,when,where,why and how). What (data
20
Dr.Elvinaro Ardianto, Metedologi Penelitian Untuk Public Relations,2010,Bandung
dan fakta yang dihasilkan dari penelitian), how (bagaimana proses data itu
berlangsung), who (siapa saja yang bisa menjadi informan kunci dalam
penelitian), where (dimana sumber penelitian itu bisa digali atau ditemukan),
when (kapan sumber informasi itu bisa ditemukan), dan why (analisis lebih
dalam atau penafsiran/interpretasi lebih dalam ada apa dibalik fakta dan data
hasil penelitian itu, mengapa bisa terjadi seperti itu). Penelitian dengan metode
kualitatif itu bukan laporan jurnalistik yang bersifat straight news atau deskripsi
fakta dan data saja melainkan hasil depth news (berita mendalam) atau
investigative news (berita penyelidikan), yang dihasilkan dari depth reporting
(liputan mendalam) atau investigative reporting (liputan penyelidikan). Artinya
sebuah penelitan kualitatif ibarat ada apa dibalik berita. Penelitian kualitatif
bukanlah sebuah dongeng atau cerita fiksi, melainkan basil
Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan fenomena yang sedang diteliti yaitu mengenai strategi dari tim
sukses kampanye politik dari Caleg Provinsi Banten PAN yaitu H.Tubagus Luay
dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014. Penelitian ini akan
mendeskripsikan latar belakang serta perencanaan dan tujuan hingga
implementasi dari kegiatan kampanye politik dilakukan.
C. Paradigma Penelitian
Paradigma pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebeneran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar
para filsuf, peneliti maupun praktisi melalui model-model tertentu. Model
tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. “Paradigma merupakan pola atau
model bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungan) atau bagaimana
bagian-bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada konteks khusus atau
dimensi waktu). Menurut Thomas Khun dalam buku Teori dan Paradigma
Penelitian Sosial, paradigma merupakan seperangkat keyakinan mendasar
yang memandu tindakan, baik tindakan keseharian maupun dalam penyelidikan
ilmiah.
Positivisme merupakan paradigma yang muncul paling awal dalam dunia
ilmu pengetahuan.Keyakinan dasar aliran ini berakar pada paham ontology
realisme yang menyatakan bahwa realitas berada (exist) dalam kenyataan dan
berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws).Penelitian berupaya
mengungkapkan kebenaran realitas yang ada, dan bagaimana realitas tersebut
senyata berjalan.
Sedangkan paradigma post-positivisme ini adalah keinginan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme yang memang hanya
mengandalkan kemampuan pengamatan langsung atas objek yang diteliti.
Secara ontologis,cara pandang aliran ini bersifatcritical realism.
Sebagaimana cara pandang kaum realis. Aliran ini juga melihat realitas
sebagai hal yang memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hokum alam.
Namun menurut aliran ini, adalah mustahil bagi manusia (peneliti) untuk melihat
realitas secara benar. Oleh karena itu, secara metedologis pendekatan
eksperimental melalui observasi diapandang tidak mencukupi, tetapi harus
dilengkapi dengan metode triangulasi, yaitu penggunaan beragam metode,
sumber data, periset dan teori.
Adapula aliran teori kritis sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai
suatu paradigma, akan tetapi lebih tepat disebut dengan ideologically oriented
inqury, yaitu suatu wacana atas realitas dengan muatan orientasi ideology
tertentu, yakni meliputi neo-marxisme, matrealisme, feminisme, freireisme,
participatori inqury, dan paham-paham yang setara. Secara ontologis, cara
pandang aliran ini sama dengan pandangan post-positivisme, khususnya dalam
menilai objek atau realitas kritis (critical realism), yang tidak dapat diihat dengan
benar oleh pengamatan manusia
Paradigma yang digunakan oleh penulis adalah paradigma
konstruktivisme. Paradigma ini merupakan antithesis terhadap paham yang
menempatkan pentingnya pengamatan dan objektivitas dalam menemukan
suatu realitas atas ilmu pengetahuan. “Secara tegas paham ini menyatakan
bahwa positivism,post positivisme, dan teori kritis keliru dalam mengungkapkan
realitas dunia., dan harus ditinggalkan dan digantikan oleh paham yang bersifat
konstruktif.
Tabel
Tiga Paradigma Ilmu Sosial
Positivisme& post
positivism
Konstruktivisme Teori kritis
Menempatkan ilmu
sosial seperti ilmu alam,
yaitu metode
terorganisir untuk
mengkombinasikan
“deductive logic”
melalui pengamatan
empiris, agar
mendapatkan
konfirmasi tentang
hukum kausalitas yang
dapat digunakan
memprediksi pola
umum gejala sosial
tertentu.
Memandang ilmu sosial
sebagai analisis
sistematis atas “socially
meaningful action”
melalui pengamatan
langsung terhadap
aktor sosial dalam
setting alamiah, agar
dapat memahami dan
menafsirkan bagaimana
aktor sosial mencipta
dan memelihara dunia
sosial.
Mentakrifkan ilmu sosial
sebagai proses kritis
mengngkap “the real
structure” dibalik ilusi
dan kebutuhan palsu
yang ditampakan dunia
materi, guna
menggambarkan dunia
sosial untuk
memperbaiki kondisi
kehidupan subyek
penelitian.
Contoh teori Contoh teori Contoh teori
Ekonomi Politik Liberal
Teori Modernisasi, teori
pembanunan negara
berkembang. Interaksi
Konstruktuvisme
Ekonomi Politik
(Golding & Mudrock).
Struktualisme Ekonomi
Politik (schudson).
Instrumentalisme
simbolik (lowa school).
Agenda setting, teori
Fungsi Media.
Fenomenologi,
Etnometodelogi.
Interkasi simbolik
(Chicago school).
Konstruksionisme
(social construkction of
reality Peter L. Berger).
Ekonomi Politik
(Chomsky, Gramsci,
dan Adomo).
Teori tindakan
komunikasi (Jurgen
Habermas).
D. Lokasi Penelitian
Peneliti mengadakan penelitian yang berlokasi di posko tim sukses
H.Tubagus Luay caleg Provinsi Banten dari Partai Amanat Nasional ( PAN )
Jalan Raya Harapan Kita Karawaci Tangerang. Sedangkan waktu yang
diperlukan untuk penelitian ini dibatasi bulan Mei 2014 sampai Juni 2014.
E. Objek dan Subyek Penelitian
Objek penelitian ini ialah bagian dari kampanye politik H.Tubagus Luay
Caleg Provinsi Banten dari PAN, dan subjek penelitiannya adalah ketua dan
anggota tim sukses dari H.Tubagus Luay Caleg Provinsi Banten dari PAN.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan secara langsung serta
mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam menetapkan strategi dan tujuan
yang ingin dicapai dalam rangka menciptakan citra masyarakat.
F. Penentuan Key Informan (Narasumber)
Key informan adalah orang yang menjadi sumber untuk memberikan
informasi dalam pengumpulan data penelitian. Dalam hal ini sebagai key
informan dari Kampanye Politik Caleg Provinsi Banten dari PAN adalah :
1. Ketua tim sukses kampanye politik caleg Provinsi Banten H.Tubagus
Luay yaitu Bpk. Indra Permana
2. Tim pemenangan pemilu kampanye politik caleg Provinsi Banten
H.Tubagus Luay yaitu Bpk. Katrizal.
3. Pakar Komunikasi Politik, yaitu Bpk.Indrawadi Tamin MSc
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
21Dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa teknik atau metode
pengumplan data. Menurut Kriyantono teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif terdiri dari wawancara mendalam (intensive/depth interview),
observasi atau pengamatan lapangan (field observation), wawancara kelompok
(focus group discussion) dan studi kasus (case study).
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik, yang
diantaranya adalah
21
Elvinaro Ardianto 2010: 178
1. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan komunikasi secara langsung yang
bertujuan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.Wawancara
yang dilakukan adalah melalui wawancara yang mendalam
dengan teknik wawancara yang tidak berstruktur diamana peneliti
memberikan pengarahan pada pewawancara tentang pertanyaan
yang diajukan.
2. Observasi
Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi,
yakni memperhatikan atau mengadakan pengamatan dengan
menggunakan panca indera.Kegiatan ini dilakukan secara pasif
atau bersifat non partisipasi.
3. Studi Dokumen
Teknik dokumentasi adalah teknik penelusuran bahan-bahan
tertulis ataupun data-data lain yang ada didalam sebuah
lembaga.Misalnya jurnal mengenai kampanye politik H.Tubagus
Luay, struktur kepengurusan, dan dokumen-dokumen lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
4. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah literature atau buku terkait yang digunakan
dalam penelitian ini. Telaah pustaka diperlukan sebagai panduan
peneliti agar dapat menjawab rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya.
H. Unit Analisa
Robert K.Yin menjelaskan mengenai unit analisa sebagai berikut,
sebagai pedoman, definisi, unit analisis hendaknya dikaitkan dengan cara
penentuan pertanyaan-pertanyaan diawal penelitian. Seperti yang sudah
dikemukakan pada awal bahan penelitian yang akan digunakan adalah melalui
wawancara dam melalui dokumen-dokumen yang mendukung. Yang menjadi
target sasaran dari penelitian ini adalah pelaku sosialiasi.
Penulis menyimpulkan sesuai dengan kebutuhan penelitian akan
mengambil unit analisis individu dan non individu. Yang dimaksud dengan
individu adalah orang secara pribadi atau perorangan mewakili dirinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan non individu adalah orang yang mewakili
lembaga atau organisasinya
Dengan rumusan pokok penelitian yaitu strategi tim sukses kampanye
politik caleg provinsi Banten dari PAN
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan dari penelitian untuk mendapatkan data. Tanpa
mengetahui analisis data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan. Menurut Sugiyono, analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan. Dalam hal ini Nasution
(1988) menyatakan analisis data telah dimulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus
menerus sampai penulisan hasil penelitian analisis data menjadi pegangan bagi
penelitian selanjutnya.
Adapula analisis data yang prosesnya mengorganisasikan dan
mengurutkan ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Milles
and Huberman, mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. (Sugiono, 2007: 91) Aktifitas dalam analisis data
yaitu :
a. 22Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
perlu dicatat secara teliti dan rinci, mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Alfabeta, Bandung 2009
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya.Tetapi yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion drawing/verification (Penarikan kesimpulan)
Dalam hal ini setelah dilakukan reduksi data, dan menyajikan data yang
didapat dari lapangan maka langkah terakhir adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi terhadap data-data yang ada.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data dan uraian yang didapatkan mengenai deskripsi strategi tim sukses
Caleg Provinsi Banten dari PAN yaitu H.Tubagus Luay dalam melakukan
kampanye politik berasal dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis
kepada dua narasumber yang menjadi key informan penelitian, yang pertama
adalah ketua tim sukses kampanye politik yaitu Indra permana, dan kedua
adalah Katrizal selaku tim pemenangan dari kampanye politik Caleg H.Tubagus
Luay. Selain itu data dan uraian didapatkan melalui dokumentasi yang dimiliki
oleh tim sukses Caleg Provinsi Banten dari PAN H.Tubagus Luay.
A. Deskripsi Objek dan Subjek Penelitian
1. Profil Caleg H.Tubagus Luay
Ir. H.Tubagus Luay (lahir di Serang Banten, 4 Juni 1960, umur 54 tahun)
merupakan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat
provinsi Banten pada daerah pemilihan (dapil) 3 kabupaten Tangerang yang
berhasil memenangkan pemilihan umum legislatif pada tahun 2009. Dengan
menganut dan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu
tahun 2009 beliau mendapatkan perolehan suara sebesar 50.000 suara.
Ir. H. Tubagus Luay atau yang biasa diakrab dengan sebutan Pak Luay
ini merupakan seorang kepala keluarga yang memiliki satu orang istri dengan
tiga orang anak. Ia merupakan seorang insinyur yang menyelesaikan
pendidikannya di Universitas Islam Bandung (Unisba) pada tahun 1989 di
fakultas teknik dengan jurusan planologi atau yang dikenal dengan tata kelola
kota dan pengembangan wilayah. Pada masa pendidikannya di Universitas
Islam Bandung (Unisba) beliau juga mengikuti berbagai organisasi
kemahasiswaan diantaranya ialah :
1. Himpunan Mahasiswa Planologi yang pada saat itu beliau menjabat
sebagai sekertaris organisasi
2. Senat Mahasiswa Unisba Fakultas Teknik, yang menjabat sebagai wakil
ketua organisasi.
3. Badan Pengawas Keuangan Mahasiswa Unisba (BPKMU) adalah badan
pengawas keuangan mahasiswa tingkat Universitas, yang menjabat
sebagai presidium. Dimana presidium yang dimaksudkan ialah ketika
pada masa organisasi belum terdapat adanya ketua organisasi yang
menjabat, sehingga pada saat itu beliau yang menjadi wakil dari BPKMU.
4. Koperasi Mahasiswa Unisba sebagai wakil ketua organisasi.
Selain mengikuti organisasi kemahasiswaan di Universitas Islam
Bandung (Unisba) beliau juga mengikuti organisasi eksternal di luar
pendidikannya di Unisba. Salah satu organisasi eksternal yang pernah diikuti
oleh H.Tubagus Luay adalah Himpunan Mahasiswa Islam cabang Bandung
yang merupakan organisasi mahasiswa Islam yang mempertinggi nilai nilai
agama. Himpunan Mahasiswa Islam Bandung berada di Lembang Cicalengka
Bandung. Pada masa organisasinya H.Tubagus Luay menjadi wakil ketua
organisasi HMI cabang Bandung bagian barat.
2. Riwayat Perjalanan Politik H.Tubagus Luay
Dalam perjalanan karirnya sebelum beliau berada pada dunia politik, ia
merupakan konsultan teknik di suatu perusahaan dan merupakan seorang
karyawan perusahaan PT. Kaibon RasiRekayasa yang didirikan oleh adiknya
yaitu almarhum Tubagus Rizon Sofhani yang meninggal pada usia 41 tahun.
Almarhum Tubagus Rizon Sofhani merupakan seorang politikus Indonesia. Ia
menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Amanat
Nasional mewakili daerah pemilihan Banten I sejak tahun 2004 hingga
meninggal dunia. Sofhani adalah lulusan Jurusan Sosial Ekonomi di Fakultas
Perikanan Institut Pertanian Bogor. Sebelum menjadi anggota DPR, ia aktif di
beberapa perusahaan swasta, seperti site manager pabrik pelampung di
Tangerang pada tahun 1989-1996. Kemudian ia juga pernah bekerja sebagai
manajer di PT. Buana Engineering (1996-1997), Direktur PT. Kaibon Rasi
Rekayasa (1992), serta komisaris PT. Surya Dewi sejak 2003 sampai akhir
hayatnya. Saat wafat, Sofhani sedang menyelesikan pendidikan S2 Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik di Universitas Indonesia (UI). Di DPR, ia
bertugas di Komisi IV yang membidangi Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan
Perikanan, serta Bulog.
Pada saat kepergian adiknya Almarhum Tubagus Rizon Sofhani, beliau
menggantiikan posisi sebagai direktur PT. Kaibon ResiRekayasa yang
sebelumnya ditempatkan oleh adiknya yaitu Almarhum Tubagus Rizon Sofhani
tahun 1992. Semasa pekerjaanya beliau melihat bahwa dalam politik ada
sesuatu yang ingin dia perankan lebih dalam mengenai kemasyarakatan
dibandingkan pekerjaannya sebagai wiraswasta. Misalnya mengenai
pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial dan lain lain. Melalui politik sebuah
perencanaan, kebijakan, keputusan dapat terealisasi secara nyata ke
masyarakat. Dengan kata lain, dalam pekerjaannya beliau ingin adanya sesuatu
yang bermanfaat bagi sebagian besar masyarakat.
Beliau juga menambahkan bahwa “melalui politik itu seperti seni.
Dimana seni tersebut dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik,
memungkinkan yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan membuat karya yang
bermanfaat bagi manusia. Dan semua itu terdapat di dalam sifat politik”. Di
dalam dunia politik kita bisa mempelajari mengenai dunia manajemen misalnya
dengan merencanakan program, menyusun program, membuat budgeting
sehingga kita bisa menghasilkan kebijakan serta keputusan yang efektif. Selain
itu, menurut beliau politik itu mulia, kita harus mengerti dan memahami makna
dari politik tersebut. Kita harus memahami bagaimana peran dan fungsi yang
berada di dalam dunia politik tersebut. Misalnya dengan menjadi anggota dewan
yang melaksanakan 3 fungsi yaitu membuat Undang Undang, dan peraturan
daerah contohnya membuat anggaran 20% untuk pendidikan di daerah A atau
di kota A, lalu membuat peraturan wajib sekolah 12 tahun dan sebagainya.
Dengan melihat fungsi dan contoh tersebut dengan kata lain kita sudah
melakukan perbuatan mulia dengan orang lain. Sebab itulah beliau mengatakan
“politik itu mulia”. Politik itu juga belajar mengaktualisasi diri yaitu bagaimana
caranya kita bisa memposisikan diri kita ke orang lain. Selain itu berpolitik,
merupakan bagian dari organisasi, yaitu sebagai sarana berdiskusi dalam
melakukan sosialisasi dan hubungan yang baik dengan orang lain dengan
jaringan jaringan tertentu. Melalui pemaparan tersebut, kini H.Tubagus Luay
berada dalam dunia politik hingga sekarang.
Dalam karirnya di dunia politik, beliau bergabung dengan partai politik
Partai Amanat Nasional (PAN). Alasan beliau memilih bergabung dengan Partai
Amanat Nasional (PAN) ialah pada saat itu PAN sedang berada dalam masa
reformasi yaitu untuk memperbaiki keadaan, dari yang menurutnya kurang baik
menjadi jauh lebih baik. Selain itu dengan melihat dari nama partai yang berisi
amanat ia melihat bahwa partai ini dipercaya akan merealisasikan apa yang
sudah dipercayakan oleh masyarakat dan kata “amanat” ini lebih menganut
kepada hal yang bersifat nasionalisme bukan berkelompok. Beliau juga
mengatakan bahwa berorganisasi di Partai Amanat Nasional seseorang dapat
belajar menjadi seseorang yang dapat diamanatkan oleh orang lain. Lalu Partai
Amanat Nasional (PAN) bersifat mengabdi kepada Negara Indonesia dan
menjunjung tinggi kerahmatan alam semesta.
Dalam masa pengabdian beliau di dunia politik, H.Tubagus Luay
memiliki beberapa prestasi di dunia politik dalam PAN itu sendiri diantaranya
ialah menjadi ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPW Partai Amanat
Nasional Banten pada tahun 2006 – 2007. Lalu pada tahun 2007-2009 menjabat
sebagai sekertaris di Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPW Partai Amanat
Nasional Banten, lalu 2009- 2015 selama masa jabatannya sebagai DPRD
Provinsi Banten ia kembali menjadi ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu)
DPW Partai Amanat Nasional Banten.
3. Pemilu Legislatif DPRD tahun 2014 Provinsi Banten Kabupaten
Tangerang (H.Tubagus Luay)
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 (biasa disingkat Pemilu
Legislatif 2014) diselenggarakan pada 9 April 2014 untuk memilih 560 anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi
maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2014-2019. Pemilihan ini
dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Namun untuk warga negara Indonesia di luar negeri, hari pemilihan ditetapkan
oleh panitia pemilihan setempat di masing-masing negara domisili pemilih
sebelum tanggal 9 April 2014. Pemilihan di luar negeri hanya terbatas untuk
anggota DPR di daerah pemilihan DKI Jakarta II, dan tidak ada pemilihan
anggota perwakilan daerah.
Pada pemilu legislatif tahun 2014 -2019 provinsi Banten jumlah anggota
DPRD kabupaten Tangerang berbeda dengan pemilu periode 2009-2014
Mereka akan mewakili 2.484.641 jiwa penduduk. Jumlah kursi di DPRD
kabupaten Tangerang pada pemilu 2014 itu berdasarkan keputusan KPU nomor
108/Kpts/KPU/tahun 2013 pada tanggal 9 Maret 2013 yang ditandatangani oleh
ketua KPU Pusat yaitu Husni Kamil Manik. Pada Pileg 2014 nanti, 85 kursi itu
akan diperebutkan di 10 dapil. Jika sebelumnya pada pileg 2009 lalu hanya ada
enam dapil, tapi pada Pileg 2014 bertambah empat dapil menjadi 10 dapil,
sebagaimana terungkap dalam rangka penyusunan daerah pemilihan anggota
DPRD Provinsi Banten. Empat dapil Provinsi yang bertambah adalah
Kabupaten Tangerang akan dipecah menjadi tiga dapil, yakni dapil Kota
Tangsel terpisah sendiri, ditambah dua dapil Kabupaten Tangerang yang
dipecah menjadi dua dapil yakni kabupaten Tangerang A dan Kabupaten
Tangerang B. Kemudian, dapil provinsi Kota Tangerang juga akan dipecah
menjadi dua yakni Kota Tangerang A dan Kota Tangerang B.
Pada pemilu legislatif tahun 2014 ini, H.Tubagus Luay mencalonkan diri
kembali sebagai DPRD provinsi Banten di dalam partai politk PAN. Beliau
berada pada daerah pemilihan kabupaten Tangerang A dengan memiliki 13
kecamatan diantaranya ialah Balaraja, Jayanti, Tigaraksa, Jambe, Cisoka,
Curug, Cikupa, Panogan, Legok, Pagedangan, Cisauk, Kelapa Dua, dan Solear.
Dalam mencapai tujuannya H.Tubagus Luay memiliki visi dan misi yang ia
realisasikan dalam bentuk kampanye di daerah pemilihannya. Pada pemilihan
umum Legislatif 2014 di provinsi Banten, kampanye yang ia lakukan
berlandaskan kepada slogan yang menjadi motto dirinya dalam melakukan
kampanye di daerah pemilihannya. Slogan tersebut ialah “menunaikan amanat
rakyat”
Makna dari menunaikan amanat rakyat yang dijadikan slogan oleh
H.Tubagus Luay adalah latar belakangnya ialah ingin merealisasikan harapan-
harapan yang dimiliki oleh masyarakat. Seperti pendidikan yang terjangkau,
kesehatan yang terjangkau, infrastruktur yang bisa mendukung mudahnya
pergerakan pengiriman barang. Melalui hal tersebut beliau ingin merealisasikan
melalui program-program dengan jabatannya sebagai anggota dewan. Karena
menurut beliau hal tersebut belum terealisasikan dengan benar. Maka dengan
menganut slogan menuanaikan amanat rakyat, beliau ingin harapan-harapan
tersebut dapat terealisasi di anggaran Undang-Undang.
Pembuatan slogan “Menunaikan Amanat Rakyat” ialah salah satu bentuk
turunan dari Partai Politik pusat yaitu Partai Amanat Rakyat yang namanya
diambil dari nama partai itu sendiri. Alasan menggunakan kalimat slogan
tersebut H.Tubagus Luay mengacu kepada kepentingan rakyat khususnya
Provinsi Banten. Serta melalui slogan tersebut diharapkan masyarakat
mempercayai Partai Politik Partai Amanat Nasional. Intinya ingin mewujudkan
harapan dari masyarakat dari provinsi Banten melalui PAN. Lalu slogan ini
dibuat juga untuk kepentingan pribadi sebagai identitas dari beliau sebagai
Caleg PAN. Media yang digunakan dalam slogan ini adalah stiker, kalender,
kartu nama dan banner.
23Gambar Biodata Calon Anggota DPRD Provinsi Banten
H.Tubagus Luay Sofhani
23
Website komisi pemilihan umum provinsi Banten http://kpu-bantenprov.go.id
1. Tim Sukses Calon Anggota DPRD provinsi Banten H.Tubagus
Luay
Tim sukses merupakan sekelompok orang yang memiliki tanggung jawab
untuk mensosialisasikan atau mengkampanyekan masing-masing calon
kandidat yang di usungnya. 24Dalam setiap tindakan untuk merealisasikan
rencana menjadi hasil yang diharapkan, pemimpin harus fokus untuk
mempekerjakan orang-orang yang kreatif, proaktif, strategis, disiplin, dan
optimistis di dalam sebuah tim sukses. Kecerdasan pemimpin dalam
membangun tim sukses yang efektif akan sangat membantu si pemimpin untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan strategis yang membutuhkan konsentrasi
dan fokus yang lebih intensif. Kemampuan pemimpin untuk menempatkan
pribadi-pribadi yang loyal, antusias, selalu berjuang dalam motivasi yang tinggi,
dan yang mau bekerja keras untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggung
jawab, adalah sebuah syarat terpenting di dalam pembentukan tim sukses yang
efektif.
Salah satu cara untuk membangun tim sukses yang efektif dan yang
dapat memberikan keberhasilan buat caleg diantaranya ialah seorang caleg
wajib menetapkan tujuan utama tim, kemudian memotivasi tim untuk
membangun mind set bahwa tujuan utama dari tim adalah membuat sukses
setiapprogram.
Tujuan utama adalah meraih kemenangan dengan jalan mendekati,
mempengaruhi dan mengawal pemilih agar menjatuhkan pilihannya kepada
24
Hasil wawancara dengan salah satu anggota tim sukses caleg H.Tubagus Luay
caleg. Untuk itu, caleg harus mampu memotivasi tim dan meyakinkan tim bahwa
apa yang mereka lakukan akan membawa perubahan pada diri mereka.
Keberadaan tim sukses disamping para caleg atau calon pemimpin bangsa,
membuat kegiatan kampanye menjadi lebih teratur, lebih tertib, terencana, dan
efektif. Dengan melihat pemaparan diatas bahwa sekelompok tim sukses sangat
membantu dalam proses sebuah pemenangan dari seorang caleg. Maka dari
itulah Caleg H.Tubagus Luay memerlukan tim sukses untuk pemenangan
pemilu legislatif pada tahun 2014-2019.
Tim sukses caleg H.Tubagus Luay terdiri dari 7 orang yang masing-
masing memiliki posisi dan jabatan di dalam struktur organisasi tim sukses
partai politik PAN untuk Caleg H.Tubagus Luay (Provinsi Banten). Mereka
merupakan sekelompok orang yang sebelumnya juga menjadi tim sukses
H.Tubagus Luay pada pemilu legislatie tahun 2009. Pada masa kerjanya, tim
sukses ini memusatkan kepada visi dan misi yang telah ditetapkan oleh
H.Tubagus Luay. Berikut visi dan misi dari Caleg H.Tubagus Luay :
Visi
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat khususnya di Provinsi Banten dalam
setiap bidang ekonomi,pendidikan,kesehatan,pariwisata dan lainnya serta
merealisasikan harapan harapan masyarakat provinsi Banten agar menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
Misi
1. Menampung dan memperjuangkan serta menyalurkan aspirasi dalam segala
bidang kelembagaan
2. Meningkatkan keefektifan dan kesejahteraan pereekonomian
3. Meningkatkan pembangunan di beberapa daerah provinsi Banten dalam
bidang pendidikan, kesehatan serta pariwisata
25Struktur organisasi Tim Sukses Partai Politik PAN
25
Dokumentasi Tim Sukses Caleg H.Tubagus Luay
untuk Caleg H.Tubagus Luay ( Provinsi Banten )
2. Partai Politik Partai Amanat Nasional PAN
a. Sejarah Partai Amanat Nasional
26Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat
Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan
Soeharto; PPSK Yogyakarta, tokoh-tokoh Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet.
26
Situs Resmi PAN Merakyat Menunaikan Amanat Rakyat
Ketua Tim Sukses
Indra Permana
Seksi Bidang Ekonomi
Azmar
Seksi Pemenangan Pemilu
Katrizal
Seksi sosialisasi masyarakat
Didik
Seksi Bidang Sosial dan kesehatan
Adit
Sekertaris
E. Koeswara
Bendahara
Khairudin
Masyarakat Daerah
Pemilihan Caleg
H.Tubagus Luay
PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1998 oleh 50 tokoh nasional,
di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, Faisal Basri MA, Ir. M. Hatta Rajasa,
Goenawan Mohammad, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty,
Prof. Dr. Emil Salim, A.M. Fatwa, Zoemrotin, dan lainnya. Sebelumnya pada
pertemuan tanggal 5-6 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk
Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai
Amanat Nasional (PAN). PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan
kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material dan spiritual. Cita-cita partai
berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN
menganut prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif. Untuk terwujudnya
Indonesia baru. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber
daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai
warga bangsa.
Platform PAN
PAN mempunyai Azas “Ahlak Politik Berlandaskan Agama yang
Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam”. Identitas PAN adalah partai politik yang
menjadikan agama sebagai landasan moral dan etika berbangsa dan bernegara
yang menghargai harkat dan martabat manusia serta kemajemukan dalam
memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan kehidupan bangsa
yang lebih baik untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang makmur,
maju, mandiri dan bermartabat. Sifat : PAN adalah partai yang terbuka bagi
warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai
pemikiran, latar belakang etnis maupun agama, dan mandiri.
5.2 Visi dan Misi Partai Amanat Nasional (PAN)
Visi
Terwujudnya PAN sebagai partai politik terdepan dalam mewujudkan
masyarakat madani yang adil dan makmur, pemerintahan yang baik dan bersih
di dalam negara Indonesia yang demokratis dan berdaulat, serta diridhoi Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Misi
Mewujudkan kader yang berkualitas; mewujudkan PAN sebagai partai yang
dekat dan membela rakyat, mewujudkan PAN sebagai partai yang modern
berdasarkan sistem dan manajemen yang unggul serta budaya bangsa yang
luhur; mewujudkan Indonesia baru yang demokratis, makmur, maju, mandiri dan
bermartabat; mewujudkan tata pemerintahan Indonesia yang baik dan bersih,
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan
kehidupan bangsa; mewujudkan negara Indonesia yang bersatu, berdaulat,
bermartabat, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta dihormati dalam
pergaulan internasional. Garis Perjuangan Partai pemenangan pemilu,
perkaderan yang handal, partai yang dicintai rakyat, membangun organisasi
PAN yang modern.
5.3 Gambar Logo dan Simbol Partai Amanat Nasional
Partai Amanat Nasional
Ketua Hatta Rajasa
Sekretaris jenderal Taufik Kurniawan
Didirikan 23 Agustus 1998
Kantor pusat Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Ideologi Pancasila
Kursi di DPR (2009) 43 / 560
Situs web
www.pan.or.id
Filosofi Logo
Matahari putih yang bersinar cerah dilatar belakangi segi empat warna
biru dengan tulisan PAN dibawahnya, merupakan simbolisasi bahwa Partai
Amanat Nasional membawa suatu pencerahan baru menuju masa depan
Indonesia yang lebih baik.
Makna Logo
Simbol Matahari yang bersinar terang; Matahari merupakan sumber
cahaya, sumber kehidupan. Warna putih adalah ekspresi dari kebenaran,
keadilan dan semangat baru.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Strategi Kampanye Politik Tim Sukses H.Tubagus Luay dari Caleg Provinsi
Banten PAN dalam Pemilihan Umum Legislatif 2014.
Setelah melakukan wawancara mendalam, langkah selanjutnya adalah
analisis data, analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca, dimengerti dan diinterpretasikan. Analisis data pada
bab 4 ini mengacu kepada kerangka konsep yang ada didalam metode
penelitian yaitu nine step of strategic Public Relations atau 9 langkah Public
Relations dalam melakukan strategi. Penulis akan mencoba membuat
pembahasan menyangkut data yang berhasil penulis temukan dengan konsep
yang telah penulis bahas sebelumnya
Setelah penulis mengadakan wawancara dengan ketua tim sukses
kampanye politik caleg H.Tubagus Luay yaitu Indra Permana yang bertempat di
posko tim sukses H.Tubagus Luay caleg Provinsi Banten dari Partai Amanat
Nasional ( PAN ) Jalan Raya Harapan Kita Karawaci Tangerang, penulis
mencoba melakukan analisis strategi kampanye politik tim sukses dari caleg
provinsi Banten Partai Amanat Nasional (PAN) H.Tubagus Luay.
1. Perencanaan Strategis Kampanye
Dalam wawancara dengan ketua tim sukses penulis dapat
mengemukakan fakta bahwa seorang caleg melakukan kampanye politik dalam
pemilihan umum adalah karena kegiatan kampanye politik sangat penting dan
berpengaruh terhadap pemenangan seorang caleg. Berikut pemaparan yang
dikatakan oleh bapak indra permana terhadap pentingnya sebuah kampanye
politik bagi pemenangan caleg :
“Kampanye politik itu penting dan dibutuhkan untuk melakukan sosialisasi
ke masyarakat terutama masyarakat bawah dan masyarakat membutuhkan,
selain itu kampanye politik juga salah satu bagian dari kepentingan partai
sebagai pengenalan dan promosi ke masyarakat”. (Indra Permana)
Melihat begitu pentingnya sebuah kegiatan kampanye politik dalam
pemilihan umum legislatif 2014, maka tim sukses dari caleg H.Tubagus Luay
merencanakan sebuah strategi. Bagi tim sukses caleg H.Tubagus Luay strategi
dalam kampanye tidak bisa dilepaskan. Karena strategi menjadi dasar
pembentukan sebuah kegiatan kampanye. Indra permana juga menjelaskan
bahwa :
“ Kampanye perlu dilakukan strategi agar semua tujuan dapat terlaksana.
Strategi diperlukan agar pada saat melakukan kampanye, kampanye tersebut
sesuai dengan sasaran kita, karena setiap daerah pasti berbeda presepsi dalam
sebuah kegiatan kampanye”. (Indra Permana)
Salah satu dari realisasi dari strategi itulah maka terbentuklah sebuah tim
sukses. Tim sukses hadir untuk menjalankan perencanaan strategi yang akan
dibuat. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya dalam deskripsi objek
penelitian bahwa tim sukses menjadi bagian dalam pemenangan pemilu, ketika
tim sukses tersebut melaksanakan keinginan dari seorang caleg.
Sebelum tim sukses dari caleg H.Tubagus Luay melakukan kampanye
politik mereka menganalisis situasi atau melakukan riset yang salah satunya
ialah keinginan dan harapan masyarakat pada umumnya mengenai sebuah
kegiatan kampanye. Setelah tim sukses menganalisis hal tersebut mereka
mendapatkan kesimpulan bahwa harapan masyarakat pada umumnya ialah
harus adanya kesejahteraan masyarakat di lingkungan mereka seperti adanya
kebersihan di jalanan,beberapa bantuan sosial yang mengarah kepada
kepeduliaan masyarakat.
Maka, tim sukses dari caleg H.Tubagus Luay tersebut mulai melakukan
perencanaan kampanye politik. Berikut adalah perencanaan kampanye politik
dari tim sukses Caleg H.Tubagus Luay :
1. Tujuan kampanye politik Caleg H.Tubagus Luay
Tujuan kampanye dari tim sukses sebelum membuat kampanye adalah
masyarakat harus mengenal Caleg H.Tubagus Luay melalui kampanye
dan diharapkan kampanye tersebut dapat membuat masyarakat
berpartisipasi untuk memilih beliau dalam pemilu legislatif 2014.
2. Konsep dan strategi komunikasi kampanye politik Caleg H.Tubagus Luay
Konsep dan strategi komunikasi yang dibuat oleh tim sukses Caleg
H.Tubagus Luay ialah kampanye ini harus bersifat merakyat, komunikasi
yang dilakukan dalam kampanye haruslah dipahami dan dimengerti oleh
masyarakat. Salah satu caranya dengan memprediksi di tiap-tiap
kecamatan daerah pemilihan dari Caleg H.tubagus Luay, mereka melihat
mana daerah yang masih tertinggal seperti infrastruktur pembangunan
maupun kesejahteraann masyarakatnya.
3. Sasaran utama dari kampanye politik Caleg H.Tubagus Luay
Sasaran utama dari kegiatan kampanye politik infrastruktur
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, namun untuk sasaran
audience atau khalayak mereka lebih mengarah kepada peserta pemilu
legislatif di Dapil Caleg H.Tubagus Luay.
4. Masa waktu kampanye dan total suara yang diharapkan dari kampanye
politik
Total suara yang diharapkan atau target yang diinginkan oleh tim sukses
serta caleg adalah untuk provinsi sebesar 40-50 ribu suara, untuk
kabupaten sebesar 8ribu suara, yang terpenting ialah 50% suara mereka
bisa dapatkan dari dapil caleg tersebut. Sedangkan untuk masa waktu
kampanye ditentukan oleh PAN. PAN memberikan masa kampanye
untuk caleg sebesar 4- 7 hari waktu kampanye, karena jika melanggar
aturan dari penentuan waktu dari PAN tersebut caleg akan dikenai sanksi
oleh Partai Pusat yaitu PAN.
5. Lembaga atau organisasi yang bekerja sama dengan kampanye politik
Caleg.
Kampanye politik Caleg H.Tubagus Luay akan bekerja sama dengan
beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat serta relawan dari Partai
Amanat Nasional.
2. Implementasi Perencanaan Strategis
Setelah melakukan perencanaan strategi yang dibuat oleh tim sukses
Caleg H.Tubagus Luay, maka mereka merealisasikan dari perencanaan strategi
tersebut dengan melakukan beberapa kegiatan kampanye dan menggunakan
media cetak sebagai pendukung dari kegiatan kampanye. Data ini didapatkan
melalui hasil wawancara penulis dengan salah satu anggota tim sukses Caleg
H.Tubagus Luay yang memiliki jabatan sebagai tim pemenangan pemilu yaitu
Katrizal.
2.1 Kampanye Politik Caleg H.Tubagus Luay
Pelaksanaan kegiatan kampanye politik Caleg Provinsi Banten
H.Tubagus Luay merupakan lanjutan setelah kegiatan perencanaan selesai
dilakukan dan menghasilkan beberapa informasi untuk melaksanakan kegiatan
kampanye politik. Informasi tersebut diantaranya ialah daerah yang memiliki
infrastruktur pembangunan yang tertinggal, harapan masyarakat pada umumnya
dalam setiap kegiatan kampanye serta sumber daya yang akan bekerja sama
dengan kampanye politik, serta sumber dana. Selama masa kampanye resmi,
tim kampanye Caleg DPRD Provinsi Banten H.Tubagus Luay tidak terlalu sering
mensosialisasikan visi misi dan program-program yang ditawarkan Jika beliau
nanti terpilih. Alasannya karena tidak ingin terlalu banyak mengobral janji-janji
program yang muluk-muluk yang pada akhirnya hanya membuat masyarakat
kecewa jika janji-janji tersebut tidak terpenuhi. Caleg DPRD Provinsi Banten
H.Tubagus Luay berkomitmen bahwa beliau akan terus melakukan
pembangunan yang membawa kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat provinsi Banten khususnya dapil 3. Berikut ini adalah
kegiatan kampanye yang dilakukan oleh tim sukses dari Caleg DPRD Provinsi
Banten PAN H.Tubagus Luay :
1. Kampanye Massa Tidak Langsung
Teknik kampanye massa tidak langsung dilakukan melalui media cetak,
hal ini dilakukan sebelum massa kampanye resmi dilakukan, namun isinya
hanya sebatas pemberitahuan kepada masyarakat bahwa H.Tubagus Luay
mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD Provinsi Banten. Sebagai pendukung
dari keberhasilan sebuah kegiatan kampanye, media menjadi salah satu aspek
penting untuk membantu menjalankan kegiatan kampanye politik. Maka dari itu,
tim sukses dari Caleg Provinsi Banten PAN H.Tubagus Luay menggunakan
media menjadi salah satu bagian dari pendukung kegiatan kampanye politik.
Berikut media yang digunakan dalam kegiatan kampanye politik :
1. Bendera
Bendera yang digunakan ialah bendera partai politik PAN yang
digunakan oleh tim sukses untuk menjelaskan identitas dari partai
politik. Bendera ini diletakan di berbagai daerah dapil Caleg
H.Tubagus Luay
2. Stiker dan kartu nama
Stiker dan kartu nama digunakan sebagai alat pengenalan caleg
ketika pelaksanaan kampanye politik berlangsung. Didalam stiker
serta kartu nama ini berisikan slogan dari caleg yaitu “menunaikan
amanat rakyat”
3. PIN
PIN digunakan sebagai identitas dari kejelasan anggota tim sukses
pada saat melakukan kampanye politik agar masyarakat mengetahui
tim sukses ini milik siapa. PIN juga dibagikan untuk umum pada saat
kampanye politik berlangsung
4. Banner
Banner dibuat untuk sebagai bagian dari promosi caleg ketika
masyarakat sedang melakukan aktivitas di lingkungan dapil Caleg.
Banner digunakan sebagai media pengingat masyarakat agar
mengenal caleg walaupun tidak melalui kampanye. Dengan banner ini
diharapkan masyarakat berpartisipasi dengan memilih caleg
H.Tubagus Luay dalam pemilu legislative 2014.
Gambar Media Cetak Kampanye Politik
Caleg dari PAN H.Tubagus Luay
Bendera Partai Amanat Nasional Banner Caleg H.Tubagus Luay
Kartu Nama Caleg H.Tubagus Luay
2. Kampanye Massa Langsung
Kampanye massa langsung yang dimaksudkan ialah kampanye yang
dilakukan oleh seorang calon peserta secara langsung dengan berhadapan
dengan masyarakatnya atau pemilihnya. Dalam masa kampanye Pileg 2014, tim
sukses Caleg Provinsi Banten H.Tubagus Luay menggelar kampanye langsung
yang dikhususkan agar pemilih atau masyarakat dapat berkenalan secara
langsung dengan Caleg DPRD Provinsi Banten PAN H.Tubagus Luay. Berikut
adalah kegiatan kampanye yang dilakukan :
a. Santunan Anak Yatim
Santunan anak yatim bertujuan untuk sebagai rasa kepedulian Caleg
sosial H.Tubagus Luay terhadap anak-anak yang membutuhkan perhatian besar
terutama dari pemerintah. Kegiatan kampanye santunan anak yatim ini juga
bekerja sama dengan Caleg DPR Provinsi Banten dari PAN juga yaitu Ali Taher.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2014 yang bertempat di
Lapangan Sepak Bola Perumahan Harapan Kita Karawaci Tangerang. Dalam
acara ini juga menghadirkan acara hiburan seperti marawis dari ibu-ibu PKK
Perumahan Harapan Kita serta marawis dari anak-anak panti asuhan yang
disantunkan.
b. Bakti Sosial (Fogging)
Kampanye yang bersifat bakti sosial juga tidak dilepaskan oleh tim
sukses dari Caleg DPRD Provinsi Banten. Sebagai seorang caleg yang peduli
dengan kesehatan masyarakat beliau juga melakukan kegiatan yang
mendukung aspek kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah fogging
nyamuk (pengasapan). Kegiatan ini dilakukan di setiap daerah pemilihan. Pada
kampanye ini H.Tubagus Luay juga turut hadir dalam pelaksanaan kegiatan
fogging nyamuk (pengasapan).
c. Bakti Sosial Pengobatan gratis
Caleg DPRD Provinsi Banten PAN H.Tubagus Luay mengadakan
pengobatan gratis pada 16 Maret 2014, diadakan di jalan Kutai Perumnas 4
Tangerang. Kegiatan ini bekerja sama dengan RT dan RW setempat. Kegiatan
ini dilaksanakan karena menurut H.Tubagus Luay bukan waktunya lagi sebuah
kampanye harus dilakukan di jalan-jalan yang dapat menganggu aktivitas orang
lain namun memberikan kegiatan kampanye yang bermanfaat bagi banyak
orang. Pada kegiatan pengobatan gratis ini tidak lupa dihadirkan media-media
cetak Caleg H.Tubagus Luay sebagai bentuk pengenalan beliau kepada
masyarakat. Pada kampanye ini, jumlah peserta yang hadir cukup banyak
sehingga kampanye bakti sosial pengobatan gratis dapat terlaksana dengan
baik. Dalam kampanye ini, tim-tim kesehatan berasal dari keluarga nya sendiri,
dimana anak dari H.Tubagus Luay merupakan lulusan jurusan kedokteran di
salah satu Universitas Negeri di Jakarta.
3. Evaluasi Perencanaan Strategis
3.1 Kendala dalam Pelaksanaan Kegiatan Kampanye
Selama mengadakan kegiatan kampanye politik di Provinsi Banten, tim
sukses kampanye Caleg H.Tubagus Luay menemukan kendala yang
menghambat pelaksanaan kegiatan kampanye politik berlangsung . Dari hasil
wawancara yang dilakukan oleh salah satu anggota tim sukses dari Caleg
Provinsi Banten H.Tubagus Luay yaitu Katrizal sebagai tim pemenangan penulis
dapat menemukan fakta bahwa selama proses kampanye politik itu berlangsung
tim sukses menemui beberapa hambatan-hambatan seperti persaingan partai
dan kurangnya partisipasi dari masyarakat. Berikut kutipan wawancara yang
dikatakan oleh Katrizal mengenai hambatan yang dialami pada saat
“ Hambatan yang ditemukan sih sejauh ini hanya persaingan antar partai
lain dan kadang ditemukan juga masyarakat yang tidak mau ikut berpartisipasi
dalam kegiatan kampanye politik sehingga kadang kampanye yang dilakukan
tidak maksimal”. (Katrizal, tim pemenangan pemilu)
Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa persaingan antar
partai menjadi landasan dasar hambatan terlaksananya dengan baik sebuah
kampanye politik. Seperti yang diketahui bahwa dalam pemilu legislatif 2014
terdapat 13 Partai Politik yang mencalonkan diri. Selain itu, sebagian
masyarakat pasti memiliki partai politik langganan yang dipilihnya dalam setiap
kegiatan pemilu, sehingga mereka tidak begitu tertarik dengan kampanye politik
yang berasal dari partai politik.
Kendala lainnya adalah ketidaksiapan masyarakat khususnya
masyarakat provinsi Banten dalam hal demokrasi politik. Masyarakat Indonesia
yang mayoritasnya memiliki tingkat ekonomi bawah tidak terlalu responsif
terhadap isu-isu yang disampaikan oleh seorang Caleg. Sehingga kurangnya
partisipasi dan kepeduliaan masyarakat terhadap kampanye. Mereka hanya
peduli dengan bentuk bantuannya saja seperti bantuan sembako, atau bantuan
uang tunai secara langsung.
3.2 Pengaruh Kampanye Terhadap Keputusan Memilih H.Tubagus
Luay
Tujuan utama dari kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh tim
kampanye H.Tubagus Luay adalah untuk mengumpulkan suara dari pemilih
sebanyak-banyaknya agar dapat mengantarkan badan legislatif DPRD yang
didukungnya ke dalam posisi tersebut. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan
kampanye yang dilakukan oleh tim sukses kampanye haruslah dapat merubah
atau memperkuat suara pemilih untuk memilih calon yang diusungnya. Berbagai
kegiatan kampanye yang dilakukan oleh tim sukses kampanye Caleg
H.Tubagus Luay mendapatkan beberapa respon dari masyarakat.
Berdasarkan wawancara dengan katrizal sebagai tim pemenangan
pemilu, beliau juga mengatakan bahwa menurut tim sukses Caleg Provinsi
Banten H.Tubagus Luay kampanye politik telah berjalan sesuai dengan yang
direncanakan dan strategi yang dibangun. Dengan melihat hasil dari total suara
yang didapatkan oleh Caleg H.Tubagus Luay, tim sukses menyimpulkan bahwa
strategi kampanye politik yang direncanakan sesuai dengan harapan. Total
suara yang didapatkan oleh Caleg H.Tubagus Luay secara keseluruhan +/-
36.000 suara dan dinyatakan berhasil untuk menduduki jabatannya sebagai
DPRD Provinsi Banten. Dan beliau akan dilantik di bulan Agustus 2014 setelah
pemilu presiden dan wakil presiden berhasil.
27Gambar Daftar Calon Anggota DPRD Lolos
27
Website www.JariUngu.com/TubagusLuaySofhani
C. Matriks hasil wawancara
Setelah peneliti memaparkan hasil penelitian yang dideskripsikan melalui
deskripsi hasil peneliitan yang didapatkan melalui wawancara dengan tim
sukses Caleg DPRD Provinsi Banten H.Tubagus Luay, maka berikutnya peneliti
akan menganalisa hasil wawancara dengan tim sukses dengan konsep yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Nine Steps Of Strategic Public Relations
/ 9 langkah Strategi Public Relations. Analisa ini akan dijelaskan melalui
matriks hasil wawancara. Berikut matriks hasil wawancara dengan tim sukses
Caleg DPRD Provinsi Banten H.Tubagus Luay :
Matriks Hasil Wawancara
Wawancara ke-1
Narasumber : Indra Permana
(Ketua Tim Sukses Caleg DPRD PAN Provinsi Banten H.Tubagus Luay)
Tanggal : 19 Juni 2014
No Pertanyaan Jawaban Analisa (Nine Steps
Of Strategic Public
Relations)
1.
Formative
Research
Step 1 : Analisis
Situasi
Seberapa penting
kegiatan
kampanye bagi
pemenangan
Caleg?
Jawaban :
Kampanye politik itu
penting dan dibutuhkan
untuk melakukan sosialiasi
ke masyarakat terutama
masyarakat bawah dan
masyarakat membutuhkan,
selain itu kampanye politik
juga salah satu bagian dari
kepeningan partai sebagai
pengenalan dan promosi
ke masyarakat.
Peneliti mencoba
menganalisis latar
belakang kebutuhan
kampanye politik
dengan pemenangan
seorang kandidat atau
calon dalam sebuah
kegiatan pemilu.
Peneliti mencoba
menemukan hubungan
antara kegiatan
kampanye politik
dengan pemenangan
seorang calon atau
kandidat.
2. Mengapa perlu
dilakukan strategi
dalam melakukan
kampanye?
Kampanye perlu dilakukan
strategi agar semua tujuan
dapat terlaksana. Strategi
diperlukan agar pada saat
melakukan kampanye,
kampanye sesuai dengan
sasaran, karena setiap
daerah pasti berbeda
presepsi dalam sebuah
kegiatan kampanye.
Peneliti menganalisis
mengenai pentingnya
strategi dalam
kampanye politik.
Disini tim sukses
melihat situasi melalui
prsepsi masyarakat
dalam kegiatan
kampanye politik,
mereka melihat bahwa
setip daerah memiliki
strategi yang berbeda
di setiap daerah.
3.
Step 2 : Analisa
Organisasi
Bagaimana
struktur organisasi
tim sukses?
Jawaban :
Dalam tim sukses ini
struktur organisasi terdiri
dari 7 jabatan atau posisi,
diantaranya ketua,
sekertaris, bendahara,
seksi bidang ekonomi,
seksi pemenangan pemilu,
seksi sosialisasi
masyarakat, seksi sosial
dan bidang kesehatan.
Peneliti menganalisa
mengenai organisasi.
Dalam hal ini,
organisasi yang
dimaksud ialah tim
sukses, peneliti
mencoba mengetahui
apa saja bagian-
bagian kinerja yang
ada didalam tim
sukses. Dari hasil
wawancara ditemukan
bahwa jabatan kerja di
tim sukses ini tidak
terlalu memiliki banyak
bidang.
4. Berapa jumlah
anggota
keseluruhan dari
tim sukses dan
siapakah ketua tim
sukses, serta
berasal dari
manakah anggota
tim sukses?
Jumlah anggota tim
sukses 7 orang sisanya
relawan, ketua indra
permana, dan anggota
berasal dari tim sukses
Caleg H.Tubagus Luay
dalam pemilu sebelumnya
Peneliti menganalisa
mengenai anggota dari
tim sukses yang akan
melaksanakan
kegiatan kampanye
politik Caleg
H.Tubagus Luay. Dari
hasil wawancara
jumlah anggota sangat
minimalis dan ini cukup
mengkhawatirkan
untuk mensukseskan
sebuah program.
5. Apa visi dan misi
dari tim sukses?
Dalam visi dan misi tim
sukses kami hanya
mengacu kepada visi dan
misi yang dibuat oleh
Caleg saja.
Peneliti prosedur kerja
yang akan
dilaksanakan dalam
kegiatan kampanye
politik. Dari hasil
wawancara, tim sukses
tidak memiliki
kejelasan dalam visi
dan misi sehingga
cukup diragukan
pengalaman dan
keahliannya.
6. Adakah lembaga
atau organisasi
yang beker-
ja sama dalam
kampanye politik
ini? Jika ada siapa
sajakah lembaga
tersebut ?
Ada, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) serta
relawan dari PAN.
Peneliti menganalisa
mengenai pihak-pihak
eksternal yang terlibat
dengan tim sukses
kampanye politik Caleg
H.Tubagus Luay. Dari
hasil wawancara
peneliti tidak
mendapatkan
kejelasan informasi
mengenai LSM yang
diikutkan dalam
kampanye politik
Caleg.
Step 3 : Analisa
Public
Jawaban
Peneliti
mengidentifikasi public
mengenai keinginan
dan harapan
masyarakat dalam
7. Apa yang menjadi
keinginan dan
harapan
masyarakat pada
umumnya
mengenai
kampanye yang
dilakukan oleh
para caleg?
Mayoritas masyarakat
pada umumnya ingin
adanya kesejahteraan
masyarakat di lingkungan
mereka, bentuknya seperti
bantuan sosial, kebersihan
dijalan, intinya kampanye
mengenai kepedulian
masyarakat.
sebuah kegiatan
kampanye politik yang
umumnya dilakukan
oleh seorang caleg
dalam pemilu. Dalam
hal ini tim sukses
mengidentifikasi
masyarakat dengan
melihat situasi umum
(mayoritas)
8.
Strategi
Step 4 :
Menentukan
Sasaran dan
Tujuan
Apakah tujuan dari
kegiatan
kampanye politik
Caleg H.Tubagus
Luay?
Jawaban
Tujuaanya yang utama
adalah masyarakat harus
mengenal Caleg
H.Tubagus Luay melalui
kegiatan kampanye ini dan
diharapkan masyarakat
berpartisipasi untuk
memilih beliau dalam
pemilu legislatif 2014
Penulis menganalisa
mengenai
perencanaan tujuan
yang akan dibangun
dalam melaksanakan
kegiatan kampanye
politik Caleg
H.Tubagus Luay.
Analisa tujuan
dilakukan agar
pelaksanaan
kampanye politik dapat
terukur dan tidak
keluar jalur.
9. Apakah konsep
yang akan
dibangun dari
Konsep dari kampanye
politik ialah merakyat,
apapun jenis kegiatan
Penulis menganalisa
mengenai konsep yang
akan dijalankan dalam
kampanye politik?
kampanye politiknya harus
mengacu kepada
kepeduliaan rakyat.
pelaksanaan kegiatan
kampanye politik Caleg
H.Tubagus Luay.
Analisa konsep
dilakukan untuk
mendapatkan
kesimpulan mengenai
kampanye politik
H.Tubagus Luay.
10. Siapakah sasaran
utama dari
kegiatan
kampanye politik?
Sasaran utama dari
kegiatan kampanye politik
Caleg H.Tubagus Luay
adalah warga yang
menjadi dapilnya. Yaitu
Dapil 3 yang terdiri dari 13
kecamatan.
Menganalisa dengan
mengidentifikasi
spesifikasi dari public
yang akan dituju dari
kegiatan kampannye
politik Caleg
H.Tubagus Luay
11. Berapa total suara
yang diharapkan
dari Caleg
H.Tubagus Luay ?
Untuk total suara, kami
menargetkan untuk bisa
mendapati sekitar 40-50
ribu suara dari masyarakat
provinsi Banten.
Menganalisa target
yang ingin didapatkan
dari hasil kegiatan
kampanye politik Caleg
H.Tubagus Luay
12. Berapa lama
kampan-
nye politik Caleg
H.Tubagus Luay
akan berlangsung
?
Dalam masa waktu
kampanye politik ini
ditentukan oleh partai
pusat yaitu PAN. PAN
memberikan jangka waktu
untuk kegiatan kampanye
politik 4-7 hari. Lewat hari
itu Caleg akan dikenai
Menganalisa
perencanaan masa
waktu program
kampanye, hal ini
dilakukan untuk
melihat dari keseriusan
pelaksanaan kegiatan
kampanye politik.
sanksi
13 Step 5 : Meliputi
formulasi aksi
dan respon
strategi
Bagaimanakah
perencanaan
strategi
komunikasi dalam
melakukan
kampanye politik
Caleg Provinsi
Banten dari PAN
H.Tubagus Luay?
Jawaban
Strategi komunikasi yang
dijalankan harus bersifat
dua arah agar terciptanya
respon dari masyarakat
dari kegiatan kampanye
tersebut.
Menganalisa mengenai
aksi komunikasi di
dalam kegiatan
kampanye. Strategi
komunikasi yang diteliti
ialah bagaimana
perencanaan
komunikasi yang akan
dilakukan oleh caleg
kepada publiknya pada
saat kampanye
berlangsung.
14. Step 6 :
Mengguna-kan
komunikasi
efektif
Menurut anda,
bagaimanakah
komunikasi yang
efektif jika ingin
melaksanakan
kampanye politik?
Jawaban
Menurut saya, komunikasi
yang efektif dalam
melakukan kampanye
adalah pesan yang
disampaikan harus
dimengerti si publik yang
terkena kampanye. Maka
dari iru, jika mau
melakukan kampanye kita
harus mengidentifikasi
masyarakatnya terlebih
Analisa mengenai
komunikasi efektif jika
sebuah organisasi
ingin mengadakan
sebuah kegiatan
kampanye. Khususnya
organisasi tim sukses
yang diwajibkan untuk
melaksanakan
kampanye.
dahulu agar gaya
komunikasinya sesuai.
15.
Taktik
Step 7 :
Pemilihan taktik
komunikasi
Media apa saja
yang digunakan
dalam
pelaksanaan
kampanye politik?
Jawaban
Media yang digunakan
dalam pelaksanaan
kampanye politik seperti
bendera, stiker, kartu
nama, PIN, Banner.
Analisa mengenai
penggunaan media
yang digunakan pada
saat proses kampanye
politik Caleg
H.Tubagus Luay. Tools
yang digunakan adalah
media cetak, pemilihan
kampanye
menggunakan media
cetak cukup efektif
karena sifatnya yang
tersebar, dan memiliki
nilai informasi yang
menarik untuk
masyarakat yang
terlibat dengan media
tersebut.
16. Dimanakah media
tersebut digunakan
dalam proses
kegiatan
kampanye politik?
Pada saat pelaksanaan
kegiatan kampanye politik
media berada di dapil
Caleg H.Tubagus Luay,
dan kita gunakan juga
pada pelaksanaan
kegiatan kampanye politik.
Analisa mengenai
pelaksanaan
penggunaan media.
Dari hasil wawancara
didapatkan media
digunakan pada saat
kampanye dan di
daerah dapil. Hal ini
cukup efektif
mengingat persaingan
partai yang cukup ketat
dalam pemilu legislatif
2014.
17. Efektivitaskah
sejauh ini
penggunaan
media tersebut
dalam kegiatan
kampanye politik
dan apa saja yang
diharapkan dari
kampanye politik
melalui media?
Menurut kami penggunaan
media itu sangat penting
karena media itu menjadi
jalur seorang Caleg untuk
bisa berkenalan dengan
masyarakatnya, jadi
penggunaan media pasti
cukup efektif, selain itu
kami juga berharap
dengan media itu
masyarakat mudah
mengingat bahwa
H.Tubagus Luay
merupakan caleg DPRD
Provinsi Banten di daerah
mereka.
Analisa mengenai
evaluasi dari
penggunaan media.
Dari hasil wawancara
yang didapatkan
penggunaan media
menjadi efektif untuk
seorang Caleg dapat
dikenal oleh
masyarakat sekitar
khususnya dapil dari
Caleg H.Tubagus
Luay.
Wawancara ke- 2
Narasumber : Katrizal
( Tim Pemenangan Caleg DPRD PAN Provinsi Banten H.Tubagus Luay)
Tanggal : 19 Juni 2014
No
Pertanyaan Jawaban Analisa (Nine Steps
Of Strategic Public
Relations)
18.
Step 8:
Implementasi
Perencanaan
Strategis
Apa saja kegiatan
kampanye politik
yang sudah
dilaksanakan oleh
tim sukses dari
Caleg Provinsi
Banten PAN
H.Tubagus Luay?
Jawaban
Jenis-jenis kegiatan
kampanye politik yang
telah dilaksanakan oleh tim
sukses ini semuanya
berhubungan dengan
rakyat, seperti santunan
anak yatim, bakti sosial
fogging(pengasapan),
bakti sosial pengobatan
gratis
Analisa mengenai
kegiatan kampanye
yang sudah dilakukan
oleh tim sukses Caleg
H.Tubagus Luay. Dari
hasil wawancara, tim
sukses menwujudkan
perencanaan strategi
kampanye dengan
jenis kegiatan yang
mengarah kepada
bidang sosial. Menurut
peneliti, hal ini baik
dilakukan mengingat
mayoritas masyarakat
memang
menginginkan
kampanye secara
nyata dan bermanfaat
bagi mereka.
19. Kapan dan dimana
kegiatan kampanye
politik tersebut
berlangsung
(berdasarkan setiap
satu jenis kegiatan
kampanye politik) ?
Setiap jenis kegiatan
kampanye politik kita
laksanakan di beberapa
kecamatan saja seperti
kelapa dua, daerah
karawaci, legok.
Analisa mengenai
waktu dan tempat
pelaksanaan
kampanye
berlangsung. Dari hasil
wawancara kampanye
tidak seluruhnya
dilaksanakan di semua
dapil namun hanya di
berbagai daerah saja.
20. Apa tujuan dari
masing- masing dari
Tujuan dalam setiap
kegiatan jenis kampanye
Analisa mengenai
tujuan pelaksanaan
kegiatan kampanye
politik Caleg
Provinsi Banten
PAN H.Tubagus
Luay yang telah
dilaksanakan?
politik Caleg H.Tubagus
Luay, tim sukses hanya
membuat tujuan
keseluruhan yaitu
kesejahteraan dan
kepeduliaan masyarakat
dari setiap jenis
kegiatan kampanye.
Dari hasil wawancara
tim sukses tidak
memberikan tujuan
yang spesifik terhadap
satu jenis kegiatan
kampanye. Menurut
peneliti hal ini menjadi
salah satu kekurangan
dari tim sukses,
seharusnya setiap
jenis kegiatan
kampanye harus
dibedakan tujuannya
karena public yang
dijadikan sasaran akan
berbeda.
21.
Riset Evaluasi
Step 9 : Evaluasi
Perencanaan
Strategis
Pada saat
melakukan
kampanye politik,
apakah ada kendala
atau hambatan
yang terjadi selama
proses kegiatan
kampanye politik
berlangsung ?
Jawaban
Hambatan yang ditemukan
sejauh ini hanya
persaingan antar partai
lain dan kadang pula
ditemukan juga
masyarakat yang tidak
mau berpartisipasi dalam
kegiatan kampanye politik
Analisa mengenai
evaluasi dari
pelaksanaan
kampanye politik Caleg
H.Tubagus Luay.
Analisa digunakan
dengan melihat
hambatan serta
kendala yang
didapatkan selama
kampanye
berlangsung. Dari hasil
wawancara yang
didapatkan kampanye
tidak seluruhnya
sesuai dengan
harapan tim sukses.
sehingga kadang
kampanye yang
dilaksanakan tidak
maksimal
Dan penyebab
dasarnya ialah dari
masyarakat yang
menjadi peserta
pemilu.
22. Menurut anda,
apakah kampanye
politik Caleg
H.Tubagus Luay ini
sudah terlaksana
dengan
perencanaan
strategi yang telah
ditentukan?
Berdasarkan total suara
yang didapatkan oleh
Caleg H.Tubagus Luay,
tim sukses menyatakan
bahwa perencanaan
strategi telah terlaksana
dengan baik.
Analisa evaluasi dari
penilaian keseluruhan
jenis kegiatan
kampanye politik Caleg
H.Tubagus Luay.
23. Berapakah total
suara yang
didapatkan oleh
Caleg H.Tubagus
Luay dalam pemilu
legislatif 2014? Dan
apakah sudah
dinyatakan berhasil
dalam mendapatkan
jabatan DPRD RI?
Total suara keseluruhan
yang didapatkan oleh
Caleg H.Tubagus Luay
adalah +/- 36.000 suara,
dan sudah dinyatakan
sebagai Caleg DPRD lolos
untuk tingkat Provinsi
Banten Dapil 3.
Analisa ini dilakukan
untuk mengukur
sejauh mana
keberhasilan dari
proses kegiatan
kampanye politik
H.Tubagus Luay.
Wawancara ke-3
Narasumber : Indrawadi Tamin,MSc
(Pakar Komunikasi politik,Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul)
Tanggal : 19 Agustus 2014
No Pertanyaan Jawaban Analisa (Nine Steps Of Strategic Public
Relations)
1. Bagaimana tanggapan bapak mengenai kampanye yang sudah dilakukan oleh tim sukses Caleg H.Tubagus Luay ditinjau dari perkembangan kampanye politik?
Kampanye dari caleg H.Tubagus Luay sudah cukup baik setidaknya kampanye yang dilakukan bermanfaat dan bukan kampanye yang bersifat hiburan yang menggunakan massa yang banyak. Juga cukup efektif dilakukan di daerah pemilihan yang tertinggal.Namun dalam segi perkembangan kampanye politik pemilu dari tahun ke tahun memang tidak ada perubahan, dan manipulasi politik yang sangat tinggi. Namun untuk tahun ini caleg yang terpilih justru berasal dari anggota baru.
Analisa mengenai pandangan kegiatan kampanye Caleg H.Tubagus Luay berdasarkan perkembangan kampanye politik. Analisa ini meninjau bagaimana seorang pakar politik menanggapi persoalan kampanye yang dilakukan oleh Caleg.
D. Pembahasan
Dalam bagian ini penulis akan menganalisa kegiatan kampanye politik
yang dilakukan oleh tim sukses Caleg DPRD Provinsi Banten PAN yaitu
H.Tubagus Luay dengan menggunakan teori nine step of strategic public
relations atau 9 langkah strategi public relations. Fungsi yang di emban Humas
adalah fungsi komunikasi dengan stakeholder. Memenuhi upaya berkomunikasi
secara efektif dengan Stakeholders maka Humas harus mampu menerapkan
strategi dalam berkomunikasi. 28Cultip M.Scott dalam bukunya Effective Public
Relations mengutip bahwa Smith dalam strategic Planning For PR melakukan
model Nine Step Of Strategic Public Relations dimana 9 langkah strategi ini
terkandung ke dalam 4 fase yaitu formative research, strategi, implementasi
perencanaan strategis dan riset evaluasi.
1. Fase pertama Formative Research yang meliputi aspek pengamatan
terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan yang mungkin akan
berpengaruh terhadap perencanaan program. Pada fase ini beberapa hal
yang dilakukan adalah Analisa situasi, analisa organisasi dan analisa
publik. Dalam tahap analisa situasi tim sukses melihat situasi dari sudut
pandang dari kebutuhan caleg, dimana kampanye menjadi penting
sebagai salah satu sarana untuk seorang caleg melakukan sosialisasi
28
Cultip M. Scoot, Effective Public Relations,
dan mengenal masyarakatnya. Setelah itu tim sukses mulai menganalisa
organisasi yaitu memaparkan siapa saja yang terlibat dalam kampanye
dan bagaimana pembagian kerja kampanye. Lalu berikutnya tahap
analisa public yaitu mengidentifikasi mengenai public yang terkena
kampanye politik. Tahap ini tim sukses mengidentifikasi mengenai
keinginan dan harapan dari masyarakat dari sebuah kegiatan kampanye
politik. Dalam hal ini, mereka menilai bahwa harapan dan keinginan dari
masyarakat dari kegiatan kampanye ialah mereka menginginkan adanya
kegiatan kampanye yang bermanfaat bagi lingkungan mereka.
2. Fase strategi, pada fase ini dijelaskan bahwa adanya sebuah
perencanaan untuk jangka panjang. Pada tahap strategi, organisasi mulai
merangkai perencanaan yang akan dibuat dalam sebuah program. Fase
ini meliputi menentukan saran dan tujuan, menggunakan komunikasi
efektif dan formulasi aksi dan respon strategi. Dalam perencanaan
strategi yang dibuat oleh tim sukses Caleg H.Tubagus Luay, mereka
menyusun arah tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan kampanye politik.
Tim sukses menentukan siapa yang menjadi sasaran kampanye, konsep
kampanye sampai bagaimana strategi komunikasi caleg pada saat
kampanye dan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
kampanye politik.
3. Fase Taktik, pada fase ini sebuah organisasi mulai merencanakan
perencanaan yang telah disusun melalui perencanaan strategi. Fase
taktik terdiri dari pemilihan taktik komunikasi dan implementasi rencana
strategis. Pada kampanye caleg H.Tubagus Luay yang direncanakan
oleh tim sukses, pada tahap ini menggunakan taktik komunikasi dengan
menggunakan media sebagai tools atau alat kampanye politik. Media
digunakan sebagai sarana sebagai pengenalan Caleg dengan publiknya
tanpa melakukan kampanye langsung. Setelah itu, mereka mulai
menjalankan kampanye politik sesuai dengan konsep yang dibangun.
Kampanye itu terdiri dari Santunan Anak Yatim, Bakti Sosial (Fogging),
dan Bakti Sosial Pengobatan gratis
4. Fase riset evaluasi, meliputi evaluasi dan penilaian untuk menentukan
derajat keberhasilan program. Ukuran keberhasilan program adalah
apabila hasil yang dicapai memenuhi tujuan yang telah direncanakan.
Fase ini adalah tahap terakhir dari nine step of strategic public relations.
Fase ini terdiri dari evaluasi perencanaan strategis. Dalam tahap ini tim
sukses melakukan evaluasi dengan melihat hambatan dan kendala yang
didapatkan pada saat melakukan kampanye politik. Selain itu mereka
juga mengevaluasi dari hasil total suara yang didapatkan oleh Caleg
H.Tubagus Luay.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa semua hasil wawancara, maka kesimpulan yang
dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah beberapa kegiatan kampanye yang
dilakukan oleh tim sukses Caleg DPRD Provinsi Banten PAN yaitu H.Tubagus
Luay merupakan salah satu strategi yang dibangun oleh tim sukses sebagai
upaya pemenangan dari kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014.
Pada perencanaan kampanye politik, tim sukses menunjukan perannya sebagai
fasilitator komunikasi dengan menerapkan konsep dari nine step of strategic
Public Relations atau 9 langkah strategi Public Relations. Tahap pertama ini
dimulai dari analisis situasi yaitu menganalisis bagaimana situasi yang dihadapi
untuk melakukan kampanye politik ,Tahap kedua analisa organisasi yaitu
melihat siapa saja yang harus dilibatkan dalam pelaksanaan kampanye politik
dan tahap ketiga analisa public yaitu menganalisa pihak yang terkena
kampanye politik Caleg H.Tubagus Luay .
Lalu tahap keempat menentukan saran dan tujuan yaitu dengan
membuat perencanaan tujuan,konsep dan sasaran kampanye. Tahap kelima
adalah meliputi formuala aksi dan respon strategi yaitu merencanakan strategi
komunikasi yang akan dijalankan oleh Caleg serta bagaimana bentuk
komunikasi yang harus dilaksanakan dalam kampanye. Tahap keenam
menggunakan komunikasi efektif yaitu menentukan komunikasi yang efektif
dalam melakukan kampanye politik. Setelah itu tim sukses mulai menjalankan
kegiatan kampanye dengan mengacu pada tahap ketujuh dan kedelapan yaitu
pemilihan taktik komunikasi dan implementasi rencana strategis. Terakhir tahap
kesembilan yaitu riset evaluasi. Pada tahap ini tim sukses mulai melakukan
evaluasi mengenai kampanye politik, tim sukses juga menilai keberhasilan
kampanye melalui total suara yang didapatkan oleh Caleg H.Tubagus Luay.
Dari hasil penelitian menggunakan teori nine step of strategic Public
Relations, disimpulkan bahwa tim sukses H.Tubagus Luay dalam menjalankan
kampanye, mereka memfokuskan kepada teori tersebut. Dan jika dilihat dari
total suara yang didapatkan disimpulkan bahwa perencanaan strategi kampanye
dengan menggunakan teori nine step of strategic Public Relations merupakan
langkah yang tepat dalam melakukan kampanye politik.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti kepada tim sukses Caleg DPRD
Provinsi Banten dari PAN H.Tubagus Luay adalah :
1. Berdasarkan hambatan dan kendala yang dirasakan oleh tim sukses
Caleg H.Tubagus Luay, penulis memberikan saran bahwa jika dari
sebuah kampanye politik ingin mendapatkan respon yang cukup baik dari
masyarakat maka sebuah organisasi hendaknya melakukan sosialisasi
sebelumnya ke masyarakat yang dikenai kampanye. Dan sifatnya jangan
terlalu mendadak karena adanya perbedaan kebutuhan waktu yang
dimiliki oleh masyarakat.
2. Pada kegiatan kampanye politik H.Tubagus Luay media yang digunakan
sudah cukup baik dalam penerapan strategi kampanye politik Caleg
H.Tubagus Luay, namun akan lebih baik jika tim sukses tidak hanya
mengandalkan media semata, namun akan lebih baik bila diperbanyak
kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh Caleg H.Tubagus Luay
masyarakat.
3. Selain itu, kampanye dengan mengajak anak muda atau mengundang
komunitas muda untuk berpartisipasi dalam kampanye dirasa cukup
menarik, agar kampanye yang dibuat menjadi kreatif dan sesuai dengan
perkembangan jaman. Sehingga masyarakat tidak bosan dengan
kampanye yang sifatnya monoton.