Upload
others
View
53
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Dr. Ir. MARLINA, M.SMENEKUNI MIKORIZA DEMI
KESEJAHTERAAN PETANI
MENGOLAH SERAT DARI ABACA
KULITMU HITAM? BERSYUKURLAH
UNSYIAH,GO GREEN!
w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d
EDISI 229 . NOVEMBER 2018IS
SN 0
215
-29
16
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
3
SAAT INI, cuaca semakin tidak menentu. Salah satu
penyebabnya karena pemanasan global. Beberapa teori
menyebutkan jika pemanasan global terjadi akibat menipisnya
lapisan atmosfer, sehingga meningkatnya suhu di permukaan
bumi. Peningkatan suhu ini memiliki dampak cukup besar bagi
bumi dan kehidupan di dalamnya. Dampak-dampak tersebut
dapat dilihat, seperti pergantian musim yang sulit diprediksi,
puting beliung, banjir, hingga kekeringan di wilayah yang
tidak biasa terjadi.
Salah satu upaya memperkecil dampak pemanasan global
adalah dengan melakukan gerakan penghijauan atau kerap
disebut go green. Gerakan go green merupakan suatu
upaya untuk menjaga bumi dari pemanasan global serta
kerusakan yang diakibatkan pencemaran dan kurangnya
kepedulian terhadap lingkungan. Semangat go green
harus ditanam dalam diri setiap orang sebagai upaya
mengubah gaya hidup agar lebih peduli dan ramah kepada
lingkungan.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) telah memulai aksi go green
sejak tahun 2012. Ini ditandai dengan pemberlakuan Paper
Less Office (PLO) untuk mendukung aktivitas kerja. Tujuan
utama pemberlakuan PLO untuk memperkecil penggunaan
kertas yang notabene bahan bakunya berasal dari pohon
hutan Indonesia.
Selain itu, semangat untuk menjadi kampus hijau juga
terus didengungkan sejak beberapa tahun lalu. Himbauan
pimpinan Unsyiah kepada civitas akademika untuk menjaga
kebersihan dan keindahan kampus, merupakan upaya agar
seluruh pihak terlibat untuk menjaga lingkungan. Hal ini
agar tercipta kenyamanan dalam bekerja, serta mendukung
semangat go green.
Aksi menjaga lingkungan semakin terasa gaungnya di
tahun 2018, tepatnya saat peringatan milad Unsyiah ke-57
tahun. Ini dimulai ketika Hari Keluarga dan wisuda periode
Agustus-Oktober 2018. Saat itu, banyak relawan bergerak
mengumpulkan sampah dan mengedukasi civitas akademika
dan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
Mereka juga menyediakan wadah pembuangan untuk
mengelompokkan sampah sesuai jenisnya.
Komitmen Unsyiah menjaga lingkungan terus dilakukan
hingga saat ini. Salah satu buktinya dengan menanam 1.045
pohon di kawasan Unsyiah. Kegiatan ini merupakan hasil
kerja sama antara Unsyiah dan PT PLN Wilayah Aceh. Selain
itu, di kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan serta
pernyataan ikrar bersama untuk mewujudkan kampus hijau
Unsyiah melalui tujuh program.
Tujuh program tersebut adalah pelestarian lingkungan
kampus, penghematan energi, pengelolaan sampah dan
limbah, bijak dalam penggunaan air, efisiensi penggunaan
kendaraan bermotor, penguatan wawasan lingkungan, dan
pengurangan penggunaan plastik. Diharapkan segala upaya
dan komitmen yang dilakukan Unsyiah dapat mewujudkan
kampus hijau, sehingga dapat berperan dalam mengurangi
dampak pemanasan global. (Redaksi)
Memupuk SemangatKampus Hijau
HUSNI FRIADY, S.T., M.M.
IFTITAH
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS
PEMBINA
PENASIHAT BIDANG REDAKSI
PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKSIEDITOR PEWARTA
FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGAN LOGISTIK SIRKULASIWEB MASTER
STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah YulianurBC. (Wakil Rektor III); Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)
Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)Abdul Rochim, S.Sos., M.PdHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Rika Marlia, S.E., M.M.Uswatun Nisa S.I.Kom., M.A.Ferhat, S.E., M.M.Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |Muarrief Rahmat, S.Pd. | Muksalmina, S.Sos.I.Syahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinNadia Ulfa, A.Md.Munawar, S.H. Saidi | Amrizal, S.Pd.Muhammad Iqbal, S.I.Kom.
WARTA UNSYIAHEDISI 229 . NOVEMBER 2018
ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN
DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA
REDAKSI WARTA UNSYIAH
TWITTER@univ_syiahkualaYOUTUBEUnsyiah TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]
Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)
WARTAUnsyiah, Go Green!
POLEMMeunyoe ka go green, bek na lee broh di seulingka keuing
(Jika sudah penghijauan, jangan ada lagi sampah di sekitar kita)
SAG
OE
PO
LEM
4 REDAKSI
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
8
5
TWITTER@univ_syiahkualaYOUTUBEUnsyiah TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]
IFTITAH 3MEMUPUK SEMANGATKAMPUS HIJAU
EDUKASI 6-7EMAS HIJAU DAN EMAS BIRU DI BUMI ACEH
MAHASISWA 8-9BIOLOTION; LOTION ALAMI DARI NILAM ACEH
FOKUS 10-15UNSYIAH, GO GREEN!SUKARELAWAN UNSYIAH, MEMBANGUN KEPEDULIAN PADA SAMPAH
PROFIL 16-17DR. IR. MARLINA, M.SMENEKUNI MIKORIZA DEMI KESEJAHTERAAN PETANI
16DAFTAR ISI
28PENGABDIAN 18-19MENGOLAH SERAT DARI ABACA
RELIGIA 24-25KEINDAHAN AKHLAK RASULULLAH
PERSPEKTIF 26-27DEMOKRASI YANG MENYEJAHTERAKAN
RISET 28-30CHGT UNTUK PERSEMAIAN DAN PAKAN TERNAK ORGANIK
KREATIF 32-33LAGU KEHIDUPANKU
FAKULTAS 36-37KONFERENSI AINC 2018; MENINGKATKAN PENELITIAN DUNIA KEPERAWATAN
ENGLISH 38-39INDUSTRY: A PIONEER IN CONTROLLING INDONESIA’ S ENERGY EFFICIENCY
SEHAT 40-41KULITMU HITAM? BERSYUKURLAH
MUTU 42-43AUDIT MUTU INTERNAL, PENTINGKAH?
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
Program ini diharapkan dapat membantu
masyarakat dengan pendekatan
kesejahteraan.
Program Emas Biru difokuskan pada
pengembangan sektor kelautan dan
perikanan yaitu pengelolaan budidaya
di kawasan perairan. Sedangkan
Program Emas Hijau fokus di sektor
pertanian yang meliputi pertanian,
perkebunan, peternakan, dan kehutanan.
Kegiatannya dapat berupa pembibitan,
pengembangan, hingga penanaman
tanaman bernilai ekonomi tinggi.
Melalui program ini diharapkan dapat
menciptakan emas putih yakni terciptanya
Letak Indonesia yang strategis
menjadi sebuah keunggulan dalam
mengembangkan potensi negara,
terutama kekayaan laut dan alam.
Mengingat hal ini, sudah selayaknya
pemerintah menjalankan program-
program untuk menggali potensi alam
dan laut yang dimiliki Indonesia dengan
melibatkan masyarakat. Melakukan
program pemberdayaan masyarakat
di sektor kelautan dan perikanan,
perkebunan, peternakan serta kehutanan
adalah upaya untuk menghadirkan
kemandirian ekonomi Indonesia. Hal
itulah yang melatarbelakangi Sekretaris
Jenderal (Sesjen) Dewan Ketahanan
Nasional (Wantannas) Republik Indonesia,
Letnan TNI Doni Monardo, dengan
menghadirkan program pemberdayaan
masyarakat. Program ini merupakan
salah satu bentuk kontribusi TNI dalam
membantu pemerintah daerah membuka
lapangan pekerjaan.
Program pemberdayaan masyarakat ini
dinamakan Program Emas Hijau dan
Emas Biru. Program ini bukan mengenai
logam mulia, melainkan tanaman dan
hasil laut yang memiliki nilai ekonomi
tinggi. Fokus dari Program Emas Hijau
dan Emas Biru adalah keseimbangan
antara prosperity dan security approach.
Emas Hijau dan Emas Birudi Bumi Aceh
6 EDUKASI
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
7EDUKASI
kerukunan, keamanan serta kesejahteraan
dalam masyarakat. Beberapa pemerintah
provinsi telah mengadopsi program
tersebut dengan melibatkan para pejabat
di setiap wilayah.
Seperti yang dilansir dari Indonews.
id, Program Emas Hijau dan Emas Biru
pertama kali dijalankan di wilayah Maluku
yang memiliki keindahan dan kekayaan
alam di darat maupun di laut. Awalnya,
terobosan ini dilakukan untuk meredam
konflik berkepanjangan di Pulau Maluku.
Langkah ini juga dilakukan dengan
merangkul pihak-pihak yang mengalami
pergeseran, seperti mantan separatis,
kaum radikal, dan lainnya. Tujuannya
untuk membantu masyarakat Maluku
terlepas dari permasalahan ekonomi
pascakonflik dan menciptakan kedamaian.
Pelatihan budidaya kelautan, pertanian,
dan kehutanan yang melibatkan
masyarakat menjadi awal mula
dilakukannya Program Emas Hijau dan
Emas Biru ini. Selanjutnya dilakukan
pemasangan keramba jaring apung yang
sudah berjalan selama dua tahun terakhir
di berbagai tempat untuk implementasi
kegiatan Program Emas Biru. Tercatat
sekitar 160 petak keramba di sekitar
Pulau Ambon dan Pulau Seram. Di Pulau
Lifmatola, Kepulauan Sanana, juga
terdapat keramba tancap dan keramba
teluk. Sebanyak 58.980 ekor benih
disalurkan dari berbagai jenis ikan,
seperti ikan kerapu, ikan kakap, dan ikan
bubara. Sedangkan kegiatan emas hijau
dilakukan dengan pembibitan berbagai
jenis pohon di antaranya pohon kayu
sebanyak 13.404, buah-buahan sebanyak
19.491, rempah-rempah sebanyak
14.669. Selain itu disalurkan pula 150
ekor kambing untuk peternakan.
Semua kegiatan penyaluran ini
diperuntukkan untuk masyarakat.
Oleh karena itu, peran dan partisipasi
pemerintah sangat dibutuhkan terutama
dari pemerintah daerah. Memanfaatkan
seluruh potensi sumber daya baik
manusia maupun alam, merupakan salah
satu upaya pengentasan kemiskinan demi
kemajuan daerah.
Begitu juga dengan Aceh yang
memiliki kekayaan alam dan laut yang
menjanjikan. Jika dikelola dengan baik,
dapat menghasilkan produk unggulan
yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Selain itu, juga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak
ada lagi masyarakat yang hidup di bawah
garis kemiskinan.
Hal itulah yang mendorong Letnan TNI
Doni Monardo memberikan kuliah umum
tentang Program Emas Hijau dan Emas
Biru di depan ribuan mahasiswa Unsyiah.
Kuliah umum ini berlangsung di Gedung
AAC Dayan Dawood, Darussalam, pada
23 November lalu. Doni memperkenalkan
program yang sukses ia terapkan di
Maluku.
Menurutnya Unsyiah dapat menjadi
wadah untuk mengembangkan potensi
mahasiswa dalam membangun bangsa
melalui Program Emas Hijau dan Emas
Biru. Terlebih lagi Aceh memiliki potensi
besar untuk digarap. Agar program
pemberdayaan masyarakat ini dapat
berjalan dengan baik, dibutuhkan kerja
sama antara perguruan tinggi dan
pemerintah setempat.
“Saya berharap mahasiswa Unsyiah
dapat ikut andil memanfaatkan
kekayaan alam dan laut Aceh dengan
mengembangkan kapasitas diri,
salah satunya menjadi entrepreneur,”
pungkasnya. (cds)
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
BiolotionLotion Alami dari Nilam AcehKami adalah satu dari banyak mahasiswa
Unsyiah yang terus bersemangat untuk
berkarya. Semoga dapat mengharumkan
nama Unsyiah hingga skala internasional,
layaknya harum nilam Aceh di mata dunia.
Ide untuk membuat lotion ini muncul
ketika saya dan teman-teman melihat
banyaknya lotion di pasaran yang
menggunakan bahan kimia berbahaya.
Bahan kimia, seperti cmc, paraben, dan
sulfat jika digunakan dalam waktu lama
dapat berbahaya bagi kesehatan kulit.
Berangkat dari kekhawatiran itu, saya,
Wahyu Wahidin beserta tiga teman
lainnya; Safira Mustaqilla, Nova Maulina,
dan Nursyafika Azla mengembangkan
produk lotion alami yang berasal
dari minyak nilam Aceh. Kami yang
merupakan mahasiswa Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala bergerak di
bawah dukungan dan bimbingan Dr.
Syaifullah Muhammad, S.T., M.Eng.,
dosen yang juga peneliti dan pegiat nilam
Aceh.
Nilam merupakan semak tropis yang
menghasilkan sejenis minyak atsiri, yaitu
minyak nilam. Minyak nilam dikenal
sebagai pengikat aroma yang sangat
kuat. Tidak heran minyak ini banyak
digunakan dalam industri parfum dan
8 MAHASISWA
kosmetik. Nilam sendiri merupakan
komoditas unggul pertanian Aceh yang
sudah dikenal di seluruh dunia.
Tidak berlebihan jika minyak Nilam Aceh
dikatakan terbaik di dunia dengan kadar
patchouli alkohol di atas 30 persen
dan tingkat rendemen 2-4 persen.
Karena permintaan pasar yang besar,
pembudidayaan nilam juga digalakkan
di provinsi di luar Aceh. Tetapi, kualitas
nilam yang dihasilkan ternyata tidak sebaik
minyak nilam yang ditanam di Aceh.
“Biolotion”, itulah nama produk lotion
yang kami ciptakan. Biolotion sendiri
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
9MAHASISWA
yang salah satunya fokus pada good health
and well-being (kesehatan yang baik)
dan decend work and economic growth
(menunjang pertumbuhan ekonomi).
Kami menjual Biolotion seharga Rp35
ribu per produknya. Saat ini, sudah
tersedia tiga varian Biolotion, yaitu aroma
kopi, strawberry, dan seulanga. Penjualan
dilakukan melalui event seperti expo,
pameran, car free day, hari keluarga, dan
via daring melalui Bukalapak, Shopee,
Tokopedia, Blanja.id. Selain itu, kami
juga mempromosi dan menjual Biolotion
melalui media sosial Instagram dengan
akun @bio.lotion.
Meski produk lotion alami ini masih baru
dan masih dalam proses penyempurnaan,
peminatnya bisa dikatakan cukup
banyak. Bukan hanya dari Aceh saja,
konsumen juga berasal dari dari Medan,
Jakarta, Bogor, dan Malaysia.
Beruntungnya produk Biolotion
ini berhasil terpilih di Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2018
dan mendapatkan hibah pendanaan
dari Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)
dibawah bimbingan UPT. Kewirausahaan
Unsyiah. Pada tanggal 9-12 November
lalu, Biolotion berhasil mewakili Unsyiah
dalam Expo Kewirausahaan Mahasiswa
Indonesia (KMI) 2018 yang berlangsung
di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan
kategori industri perdagangan dan jasa.
Sementara itu, untuk lebih meningkatkan
nilai produk dari Biolotion ini, saya dan
teman-teman akan melakukan perbaikan
mutu dan kualitas. Hal pertama adalah
dengan pengurusan izin Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM), pengurusan
izin halal dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI), dan pendaftaran Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI).
Kami berharap produk ini dapat diterima
semakin baik di pasaran. Selain itu, juga
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
yang menginginkan kosmetik alami tanpa
efek samping, sehingga dapat menjaga
kesehatan kulit. (un)
WAHYU WAHIDIN
MAHASISWA TEKNIK KIMIA UNSYIAH ANGKATAN 2016
berasal dari kata “bio” yang artinya alami
dan “lotion” yang artinya sediaan kosmetik
pelembut. Dengan kata lain, Biolotion
dapat diartikan sediaan kosmetik pelembut
dengan bahan alami. Lotion ini memiliki
banyak manfaat, seperti antioksidan,
antibakteri, aromaterapi, melembabkan
kulit, mencerahkan kulit, juga melindungi
kulit dari sinar matahari. Tetapi, yang kami
tonjolkan dari produk Biolotion ini adalah
sifatnya yang alami tanpa menggunakan
bahan kimia berbahaya.
Bicara masalah product tagline, sama
seperti produk lainnya, Biolotion nilam
juga memiliki tagline, yaitu “The Secret
of Acehnese Beauty” yang artinya rahasia
kecantikan orang-orang Aceh. Tagline ini
terilhami dari sejarah masyarakat Aceh
dulu. Seperti diketahui, sejak di masa
Belanda, masyarakat Aceh menggunakan
minyak nilam untuk keperluan kecantikan
dan kesehatan, seperti perawatan rambut,
pengharum, aromaterapi, dan sebagainya.
Selain itu, produk Biolotion juga mengusung
konsep go green produk. Ini dimaksudkan
sebagai langkah awal menuju Sustainable
Development Goals (SDGs) di tahun 2030,
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
12 FOKUS
Pemanasan global telah menjadi permasalahan serius di setiap negara. Dampaknya tidak hanya terjadi
di negara-negara industri, tetapi juga telah menjangkau seluruh bumi. Menipisnya lapisan ozon serta naiknya permukaan air laut merupakan sebagian dampak nyata pemanasan global yang mengancam kehidupan manusia di bumi.
Di tingkat global, isu ini telah menjadi perbincangan serius. Sejumlah gagasan dan kesepakatan pun terjalin demi menyelamatkan bumi
dari ancaman serius ini. Saat ini, dunia mengenal konsep go green, yaitu sebutan dari gerakan untuk “menghijaukan” kembali bumi.
Go green adalah semangat untuk melakukan langkah nyata yang bisa mengurangi dampak pemanasan global. Gerakan ini menjangkau semua elemen masyarakat. Sebab sejatinya, menyelamatkan bumi adalah tanggung jawab kita bersama.
Begitu pula di lingkungan universitas. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, perguruan tinggi sebenarnya memiliki peranan besar untuk
mengampanyekan gerakan go green. Sebab dunia pendidikan semestinya bersinergi dalam upaya menciptakan lingkungan yang sehat.
Komitmen inilah yang dijalankan Universitas Syiah Kuala selama ini, yaitu menciptakan lingkungan kampus yang asri dan nyaman. Seperti yang telah dilakukan oleh Unsyiah bersama PLN Wilayah Aceh pada Hari Penanaman Pohon Indonesia, 28 November lalu. Dua institusi ini melakukan aksi tanam 1.045 pohon di lingkungan kampus Unsyiah yang bertujuan untuk mewujudkan kampus hijau dan lingkungan lestari. Penanaman
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
13FOKUS
pohon ini terdiri dari 360 pohon kencana, 150 trembesi, 265 pohon mangga, dan 270 pohon jambu madu. Lokasi penanaman tersebar di beberapa area di kampus Unsyiah.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., mengatakan kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Unsyiah terhadap lingkungan. Rektor juga berharap pohon yang ditanam dapat tumbuh baik dan dapat menghadirkan lingkungan hijau di kampus tertua di Aceh ini. Terlebih lagi, Aceh memiliki tanah subur sehingga pohon akan lebih mudah untuk tumbuh.
“Kita bersyukur Aceh memiliki tanah yang subur sehingga mudah tumbuh pohon dan tidak membutuhkan biaya besar untuk merawatnya,” ujar Rektor.
General Manager PLN Aceh, Jefri Rosiadi, mengatakan bahwa pihaknya sengaja memilih Unsyiah sebagai mitra kerjanya dalam program ini. Sebab menurutnya Unsyiah dan PLN Aceh telah memiliki hubungan yang kuat. Selain itu, Jefri menilai Unsyiah memiliki komitmen yang nyata dalam menciptakan green campus.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menular kepada masyarakat untuk menanam pohon, sehingga memberikan manfaat bagi kita semua,” harapnya.
Selain itu, Unsyiah juga memahami bahwa go green sebenarnya memiliki makna yang luas. Bukan sekadar gerakan penanaman pohon, tapi kesadaran untuk melakukan efisiensi energi seperti penggunaan listrik yang lebih efisien. Bahkan saat ini, Unsyiah telah berupaya mengurangi penggunaan kertas melalui aplikasi Paper Less Office (PLO) di setiap urusan administrasinya.
Oleh sebab itu, dalam kegiatan ini juga diikrarkan deklarasi kampus hijau Unsyiah yang berisikan tujuh poin, yaitu pelestarian lingkungan kampus, penghematan energi, pengelolaan sampah dan limbah, bijak dalam penggunaan air, efisiensi penggunaan kendaraan bermotor, penguatan wawasan lingkungan, dan pengurangan penggunaan plastik.
Tujuh poin ini adalah upaya Unsyiah untuk mengurangi dampak pemanasan global. Cara ini dianggap paling mudah dan efektif untuk menjalankan konsep go green di lingkungan kampus.
“Karena kita bercita-cita mewujudkan Unsyiah menjadi kampus yang hijau,” pungkas Rektor. (ib)
Kita bersyukur Aceh memiliki tanah yang subur sehingga mudah tumbuh pohon dan tidak membutuhkan biaya besar untuk merawatnya.
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
14 FOKUS
Ada pemandang berbeda
saat wisuda Universitas
Syiah Kuala tempo
hari. Di luar gedung
AAC Dayan Dawood,
sejumlah mahasiswa Unsyiah melakukan
aksi pungut sampah. Selama tiga hari
berturut-turut mereka mengumpulkan
sampah dengan kantong plastik.
Sampah di bagi dalam tiga jenis; sampah
botol plastik, residu, dan kertas. Mereka
juga mengedukasi masyarakat untuk
membuang sampah pada tempat yang
telah disediakan sesuai jenisnya. Walau
di kegiatan-kegiatan seperti ini Unsyiah
telah menyiagakan tenaga kebersihan,
tetapi mereka tetap melanjutkan aksinya.
Tidak hanya di luar gedung, mereka
juga mengutip sampah di dalam gedung
setelah prosesi wisuda usai.
Di saat para wisudawan masih asyik
berswafoto, mereka tanpa malu
mengumpulkan berbagai sampah yang
ada. Menelusuri setiap sisi gedung.
Memastikan kembali tidak ada sampah
yang tertinggal.
Alhasil, begitu kegiatan wisuda selesai,
lingkungan gedung AAC Dayan Dawood
telah bersih. Aksi mereka tidak hanya
berhenti sampai di sana. Kegiatan
dilanjutkan dengan menimbang dan
memilah sampah yang dikumpulkan
sesuai dengan pengelompokkan jenisnya.
“Setiap event kita data dengan baik.
Organiknya kita buat kompos. Jadi kita
SUKARELAWAN UNSYIAH, MEMBANGUN KEPEDULIANPADA SAMPAH
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
15FOKUS
akhiri dengan indah semua,” ungkap
Rama Herawati, penggagas gerakan ini.
Para mahasiswa ini merupakan
sukarelawan Unsyiah. Mereka bergerak
karena sebuah kesadaran bahwa sampah
adalah tanggung jawab bersama.
Mereka yang bergerak secara sukarela
ini, juga sukses memengaruhi para
tamu undangan wisuda. Hal ini terlihat
dari sebagian pengunjung yang turut
membantu mereka memungut sampah.
Rama mengatakan, sukarelawan Unsyiah
adalah inisiatif dari sejumlah ibu-ibu
Dharma Wanita Unsyiah yang peduli
dengan urusan sampah.
“Objek kita kampus, kita ingin Unsyiah
bebas sampah,” ujarnya.
Aksi sukarelawan Unsyiah ini tergolong
baru. Mereka pertama kali melakukan
aksinya di Hari Keluarga Unsyiah pada
Oktober 2018 lalu. Sejauh ini respon
masyarakat sangat positif. Bahkan
menurut Rama, para mahasiswa Unsyiah
yang terlibat aksi ini sangat antusias
untuk melakukan aksi selanjutnya.
Sebelumnya, Rama juga telah
menggerakkan masyarakat di
kampungnya yaitu Desa Blang Kreung,
Aceh Besar, untuk peduli mengelola
sampah. Hasilnya, Desa Blang Krueng
terpilih sebagai kampung terbaik di Aceh.
“Karena masalah sampah bukan urusan
petugas kebersihan. Karena setiap orang
itu menghasilkan sampah. Jadi setiap
orang memang harus peduli.”
Rama menyebutkan, setiap harinya ada
300 ton sampah yang diangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Blang Bintang,
Aceh Besar. Dari jumlah tersebut, 75
persen merupakan sampah rumah tangga.
Jumlah ini sebenarnya dapat dikurangi jika
setiap orang memilah sampahnya sebelum
dibuang. Sebab jika ditelisik, sampah
tersebut memiliki nilai ekonomis.
Untuk itulah, Rama mencoba untuk
menerapkan semangat kepedulian ini
di lingkungan kampus. Menurutnya,
Unsyiah memiliki 32 ribu mahasiswa
dan angka tersebut cukup fantastis.
Jika setiap orang peduli dengan urusan
sampahnya sendiri, niscaya permasalahan
sampah di Unsyiah dapat terselesaikan.
Kesadaran inilah yang coba dibangun
sukarelawan Unsyiah melalui aksinya.
Sebab pada prinsipnya, semangat
kepedulian seperti ini sejalan dengan
cita-cita pendidikan, yaitu hadir untuk
menyelesaikan masalah. Sudah sepatutnya
pula civitas akademika Unsyiah menjadi
lebih peduli dengan lingkungannya.
“Itulah yang saya katakan kepada
mahasiswa, ‘Untuk apa kalian kuliah
sampai lima tahun, tapi lihat tumpukan
sampah saja enggak galau,’” ujar Rama.
Sepintas, gerakan mereka terlihat
sederhana. Tetapi telah memberikan
perubahan yang sangat berarti bagi
lingkungan Unsyiah. Kini, kampus menjadi
lebih bersih dan nyaman. Sebuah gerakkan
yang sinergis dengan upaya Unsyiah untuk
mewujudkan the green university. (ib)
Setiap event kita data dengan baik. Organiknya kita buat kompos. Jadi kita akhiri dengan indah semua.
EDISI 227 . SEPTEMBER 2018
Menekuni Mikoriza demi Kesejahteraan PetaniDr. Ir. Marlina, M.S.Dosen Proteksi Tanaman di Fakultas Pertanian Unsyiah & Ketua Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) Cabang Aceh
PROFIL16 PROFIL
17PROFIL
menjadi lebih terjaga. Produktivitas
tanaman menjadi meningkat, sehingga
petani akan lebih sejahtera.
Melihat banyaknya manfaat dari teknik
mikoriza ini, Marlina semakin gencar
melakukan edukasi kepada para petani.
Pengabdian kepada masyarakat ini telah
ia lakukan di beberapa daerah di Aceh.
Masyarakat pun sangat antusias dengan
hasilnya. Sebab Marlina memiliki cara
tersendiri untuk menyakinkan petani
mengaplikasikan mikoriza. Salah satu
caranya dengan membuat dua metode
penanaman, yaitu menggunakan mikoriza
dan tidak menggunakan mikoriza.
Cara ini telah Marlina terapkan di Saree.
Ia melakukan tumpang sari antara padi
gogo dengan kacang tanah. Satu petak
ia lakukan dengan mikoriza, sementara
lainnya tidak. Hasilnya dengan mikoriza
padi gogo tumbuh baik. Begitu juga
kacang tanah yang dapat menghasilkan
hingga empat polong.
“Jadi masyarakat bisa melihat sendiri
bagaimana hasilnya dan mereka menjadi
lebih yakin,” ucapnya.
Hal ini pula yang menjadi prinsip hidup
Marlina. Bahwa untuk menyakinkan
masyarakat tidak cukup hanya dengan
retorika saja, tapi harus terjun langsung
untuk membuktinya. Maka setiap
pengabdian kepada masyarakat, ia
sengaja menggunakan dua aplikasi itu
(dengan mikoriza dan tanpa mikoriza).
“Saya selalu berusaha jujur, apa yang saya
bilang itu harus sesuai dengan kenyataan
sehingga orang percaya,” tutupnya. (ib)
Sementara tumbuhan tersebut, dapat
memperluas area penyerapan airnya dan
menyerap unsur hara lain di dalam tanah
karena terbantu hifa pada jamur.
“Karena tanaman ini terkadang tidak
mampu menyerap karena jauh ke dalam
tanah. Nah, mikoriza ini akhirnya bisa.
Karena punya hifa, jadi bisa menjangkau
tanah lebih dalam,” jelasnya.
Sebenarnya, mikoriza sudah ada di dalam
tanah. Hanya saja jenisnya beragam
dan harus disesuaikan dengan jenis
tanamannya. Untuk itu diperlukan
penjaringan untuk menemukan jamur
mana yang cocok untuk suatu tanaman.
Pekerjaan ini hanya dapat dilakukan di
laboratorium.
“Karena ada jenis jamur yang lebih
cepat berkembang pada akar tertentu,”
ujarnya.
Di Pulau Jawa mikoriza telah lazim
digunakan. Terlebih lagi di daerah-
daerah bekas tambang yang tanahnya
sudah tidak dapat ditanami lagi. Namun,
dengan mikoriza masalah tersebut dapat
diatasi sebab mikoriza juga mampu
menyerap logam dalam tanah.
Sementara di Aceh, pemanfaatan
mikoriza belum begitu optimal.
Untuk itulah, Marlina bertekad untuk
memperkenalkan lebih luas manfaat
dari mikoriza ini. Salah satunya
dengan cara membentuk kelompok
tani di setiap daerah yang fokus pada
pengembangan mikoriza. Dengan cara ini
menurutnya, masyarakat dapat lepas dari
ketergantungan pestisida. Lingkungan
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
Ketergantungan masyarakat
terhadap pestisida telah
berdampak buruk bagi
lingkungan dan kesehatan. Hal ini terjadi
karena masyarakat menilai pestisida lebih
mudah didapat dan cara penggunaannya
lebih instan. Di sisi lain, masyarakat tidak
punya alternatif lain untuk melindungi
tanamannya selain menggunakan
pestisida. Padahal pestisida bukanlah
satu-satunya cara untuk melindungi
tanaman. Ada banyak cara yang lebih
ramah lingkungan. Salah satunya
melalui teknik mikoriza, yaitu dengan
memanfaatkan simbiosis mutualisme
antara jamur dan akar tanaman.
Cara ini telah teruji baik bagi pertumbuhan
tanaman dan belum ada efek samping
bagi lingkungan. Sebab mikoriza bersaing
dengan organisme yang menganggu
tanaman atau patogen. Selain itu, juga
mampu menghasilkan antibiotik yang
membuat patogen tanah tertekan.
Hal inilah yang menggerakkan Marlina
untuk serius menekuni mikoriza melalui
penelitiannya. Dosen senior Fakultas
Pertanian Unsyiah ini menjelaskan,
bagaimana cara kerja mikoriza dalam
mendukung pertumbuhan suatu
tanaman.
“Jadi dengan mikoriza secara hayati, kita
bisa mengurangi penggunaan pestisida
itu,” ujarnya.
Secara definisi, mikoriza diambil dari dua
kata yaitu miko yang berarti jamur dan riza
berarti tanaman. Simbiosis antara keduanya
saling menguntungkan. Jamur pada akar
tanaman dapat memperoleh karbohidrat.
18 PENGABDIAN
Pohon pisang salah satu tanaman
yang banyak manfaatnya. Bukan
hanya buahnya, tetapi hampir
semua bagian tanaman ini dapat
dimanfaatkan. Salah satunya serat (fiber)
yang terdapat di batang pisang.
Serat batang pisang terdapat di
tanaman abaca (Musa textilis nee) yang
dikategorikan sebagai pisang gulma.
Sebab pisang ini tidak menghasilkan
buah yang baik. Tetapi, produksi utama
dari budidaya tanaman pisang ini adalah
serat yang memiliki kualitas tinggi. Di
Mengolah Seratdari Abaca
Provinsi Aceh, tanaman pisang abaca
sudah lama tumbuh subur di daerah-
daerah perkebunan. Tumbuh secara
liar tanpa dimanfaatkan dengan baik
oleh masyarakat. Secara agronomis,
penanaman pisang abaca di beberapa
kabupaten di Provinsi Aceh sangat sesuai.
Untuk menghasilkan serat berkualitas,
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)
membentuk Program Pengembangan
Usaha Produk Inovasi Kampus (PPUPIK)
demi pengembangan serat pisang abaca.
Tim pelaksana program terdiri dari Teuku
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
Firsa, ST, M.Eng.Sc., Dr. Iskandar, ST,
M.Eng.Sc., Dr. Ir. Elly Kesumawati, M.
Agric. Sc., Said Amir Azan, ST, M.Eng.Sc.,
serta melibatkan petani kawasan Ie Suum
Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Unsyiah memanfaatkan lahan seluas
23 hektar di kawasan Ie Suum untuk
pengembangan pisang abaca. Melalui
Program Pendanaan Direktorat Riset
dan Pengabdian Masyarakat Dirjen
Penguatan Riset dan Pengembangan
Kemenristekdikti, Unsyiah telah
menanam pisang di lahan seluas ±9
19PENGABDIAN
Teuku Firsa, Ketua Tim, mengatakan
Unsyiah melalui Laboratorium Desain dan
Manufaktur (LDM) sedang melakukan
inovasi produk dari serat alam menjadi
produk tali dan serat anyam. Produk
ini dapat menjadi bahan pembuatan
material komposit untuk diolah menjadi
perahu, bak mandi, helmet, bahan body
mobil, serta produk lainnya yang dapat
menggantikan serat gelas (fibre glass)
yang terbuat dari bahan sintetik.
“Kita sedang melakukan penelitian
terhadap kekuatan serat, baik serat
tunggal maupun serat yang sudah
dianyam dengan uji tarik, uji dampak,
dan uji banding. Diperkirakan kekuatan
serat alam ini tidak kalah dengan fibre
glass,” jelasnya.
Ia menambahkan serat pisang abaca
tahan terhadap air garam, sehingga
banyak digunakan sebagai pembungkus
kabel bawah laut atau tali temali di kapal
laut. Namun belakangan ini, serat pisang
abaca juga digunakan untuk bahan
baku pulp kertas bermutu tinggi, seperti
kertas uang, cek, kertas filter, dan kertas
pembungkus.
Pengelolaan kegiatan ini dilakukan oleh
tim pelaksana program PPUPIK bersama
masyarakat yang telah mengikuti
pelatihan budidaya dan usaha pegolahan
serat abaca. Pelatihan diberikan
untuk meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan bidang
produksi agribisnis, hingga pemasaran
produk. Dengan mengedepankan
metode partisipasi, masyarakat dituntut
berperan aktif dalam kegiatan usaha
mikro yang dilakukan.
“Untuk pengembangan program ini
dibutuhkan bantuan secara aktif, seperti
pembuatan sumur sebagai sumber air,
serta tambahan mesin berkapasitas besar
untuk meningkatkan kapasitas, kualitas
produksi, dan pemasaran produk,
sehingga dapat menambah pendapatan
petani,” pungkasnya. (Syr)
hektar secara bertahap selama tiga
tahun. Di tahun ketiga ini, tanaman
pisang abaca telah siap diproduksi
menjadi serat. Serangkaian uji coba telah
dilakukan seiring dengan pembaharuan
mesin agar dapat menghasilkan serat
berkualitas tinggi. Diperkirakan setiap
per hektar dapat menghasilkan serat 2-5
ton setiap kali panennya. Harga 1 kg
serat kering berkisar Rp5.000-Rp12.000,
tergantung dengan kualitas serat yang
dihasilkan.
Kita sedang melakukan penelitian terhadap kekuatan serat, baik serat tunggal maupun serat yang sudah dianyam dengan uji tarik, dampak, dan uji banding.
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
20 GALERI
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
Sejumlah akademisi dari berbagai negara dan universitas di Indonesia berkumpul di Unsyiah untuk membahas perkembangan inovasi dan kreativitas di bidang technopreneurship dan digitalpreneurship. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dalam The 1st International Graduate Conference (IGC) dan The 6th Roundtable Indonesian Entrepreneurship Educators (RIEE) di Gedung Pascasarjana Unsyiah.
Puluhan profesor dan peneliti dunia berkumpul di Banda Aceh, 10-12 Oktober 2018, untuk mengikuti konferensi manajemen risiko dan pemulihan bencana tsunami The 11th Aceh International Workshop and Expo on Sustainable Tsunami Disaster Recovery (AIWEST-DR) yang berlangsung di Hotel Hermes, Banda Aceh.
21GALERI
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
Delegasi Fakultas Ekonomi dan Sains Pengurusan,
Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia, melakukan
kunjungan ke Unsyiah. Lawatan ini dalam rangka
keikutsertaan mereka pada acara The 1st Aceh Global
Conference (AGC) Syiah Kuala University.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) meluncurkan Program Studi
Doktor Ilmu Manajemen Konsentrasi Akuntansi Keuangan
dan Konsentrasi Akuntansi Sektor Publik, di Gedung AAC
Dayan Dawood.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Badan Siber Sandi Negara (BSSN) sepakat menjalin kerja
sama dalam meningkatkan penelitian dan pengembangan
akademis guna mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan
SDM di bidang keamanan siber dan sandi. Kerja sama
dalam mendukung keamanan negara ini, tertuang dalam
penandatangan MoU kerja sama yang berlangsung di Ruang
Flamboyan AAC Dayan Dawood Unsyiah
Kedutaan Besar Swedia bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala menggelar diskusi publik serta pameran foto yang bertemakan “Peran Ayah dalam Membangun Hubungan Keluarga yang Adil dan Sejahtera”. Kegiatan yang bertajuk Swedish Dad and Acehnese Dads for Gander Equality ini, dilaksanakan di Aula Fakultas Hukum Unsyiah.
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala menggelar konferensi internasional keperawatan yang bertajuk Aceh International Nursing Conference (AINC). Konferensi yang mengusung tema Bridging the Gaps: Linking Evidence to Practice in Nursing and Health Science ini berlangsung di Kyriad Muraya Hotel.
Wakil Rektor Unsyiah Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Ir. Agussabti, M.Si., melepas 70 peserta dan official kontingen Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) Aceh di Balai Senat Unsyiah.
22 GALERI
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
23GALERI
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Aceh memilih Universitas Syiah Kuala sebagai mitra kerjanya dalam upaya kegiatan penghijauan PLN yang dicanangkan secara nasional. Komitmen ini ditandai dengan penyerahan Bantuan Program Bina Lingkungan Pembelian, Penanaman dan Pemilihan 1.000 Pohon sebesar Rp.144.950.000
oleh General Manager PLN Aceh, Jefri Rosiadi, dan Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng di ruang mini Rektor.
Universitas Syiah Kuala melalui Atsiri (Essential Oil) Research Center (ARC)
melakukan focus group discussion (FGD) di ruang Balai Senat Unsyiah.
Fokus bahasan FGD ini untuk membangkitkan kembali industri
minyak nilam di Aceh Jaya.
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
24 RELIGIA
Di antara ayat-ayat Alquran yang
Allah Swt wahyukan, banyak
bercerita tentang kisah orang-
orang terdahulu agar Rasulullah dan
para sahabat dapat mengambil pelajaran
dan iktibar. Kisah yang menggambarkan
kehidupan di dunia agar ketaatan dan
kedurhakaan orang-orang terdahulu
dapat menjadi pelajaran. Sudah
sepatutnya kita menjadikan seluruh isi
Alquran sebagai pedoman hidup.
Salah satu cara menerapkan nilai-
nilai Alquran dalam kehidupan adalah
KeindahanAkhlak Rasulullah
dengan melihat bagaimana kehidupan
Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana
diriwayatkan dari Aisyah Ra bahwa
akhlak Rasulullah itu adalah Alquran.
Seorang muslim yang mengikuti akhlak
dan tingkah laku Rasulullah, berarti
ia telah menerapkan nilai-nilai yang
terdapat di dalam Alquran.
Mari menilik dan memperhatikan kembali
akhlak dan suri teladan Rasulullah yang
sangat luar biasa. Dari Rasulullah kita
belajar bagaimana memperlakukan
seorang nonmuslim. Rasulullah memiliki
kebiasaan memberi makan pengemis
Yahudi yang tunanetra. Walau saat
disuapkan makanan, pengemis itu
menghina Rasulullah sebagai penipu,
penjahat, dan cacian lainnya.
Hingga kemudian, saat Abu Abu Bakar
Ash-Shiddiq–yang selalu mengikuti
kebiasaan Rasulullah–menghampiri
pengemis Yahudi seraya menyuapkan
makanan, pengemis itu merasa jika
tangan yang menyuapnya bukanlah
tangan yang biasa ia kenal. Air mata Abu
Bakar tak terbendung saat mengatakan
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
25RELIGIA
bahwa orang yang biasa menyuap
makan itu adalah Rasulullah dan beliau
telah wafat. Sebab akhlak Rasulullah
ini, di hadapan Abu Bakar, si pengemis
menyatakan memeluk Islam.
Kisah lainnya, saat Rasulullah tidak
pernah menolak permintaan orang lain.
Dulu di Madinah, seorang wanita yang
tidak memiliki rasa malu menjumpai
Rasulullah. Beliau sedang makan bersama
para sahabat. Wanita tersebut dengan
beraninya meminta semua makanan
yang ada pada Rasulullah. Kemudian
Rasulullah memberikannya. Wanita
itu juga menginginkan makanan yang
baru masuk ke dalam mulut Rasulullah.
Lantas Rasulullah pun tetap memberikan
makanan yang sudah ia kunyah. Wanita
itu pun langsung memakannya. Berkat
makanan pemberian Rasulullah, wanita
tersebut menjadi wanita yang sangat
pemalu di Madinah hingga akhir
hayatnya.
Kita belajar dari Rasulullah tentang sikap
lemah lembut kepada orang lain. Tentang
seorang Arab Badui yang kencing di
salah satu dinding Masjid Nabawi. Para
sahabat berdiri hendak mencegahnya,
tapi Rasulullah melarang para sahabat
dan membiarkan Arab Badui tersebut
menyelesaikan hajatnya. Setelah itu baru
Rasulullah memberikan nasihat lembut,
hingga akhirnya Arab Badui tersebut
memeluk Islam karena keindahan akhlak
Rasulullah.
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
yang banyak mengingat Allah.” (Q.S. Al-
Ahzab; 21).
Suri teladan yang ada pada Rasulullah
sangatlah lengkap dan menyeluruh.
Mulai dari perkara kecil hingga besar
telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Tidak ada satu pun orang di dunia ini
yang kisah hidupnya diceritakan secara
lengkap seperti Rasulullah. Sebagaimana
yang termaktub dalam Kitab Syamail
Muhammadiyah karya Imam Tirmidzi.
Kitab ini menghimpun hadis-hadis yang
menceritakan segala hal yang berkaitan
dengan sosok pribadi agung Rasulullah.
Selayaknya seorang muslim patut
mengetahui segala hal yang berkenaan
dengan Rasulullah. Termasuk juga
catatan sejarah Rasulullah. Sehingga kita
dapat mengambil pelajaran suri teladan
yang baik dan sempurna. Harapannya
kita mendapatkan syafaat dan berkumpul
di surga bersama baginda agung Nabi
Muhammad Saw. (mr)
MUHAMMAD ICHSAN ADNAN
MAHASISWA PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNSYIAH
Dari Rasulullah kita belajar bagaimana memperlakukan seorang nonmuslim. Rasulullah memiliki kebiasaan memberi makan pengemis Yahudi yang tunanetra.
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
26 PERSPEKTIF
Demokrasi yang Menyejahterakan
Dua dekade terasa cukup
bagi kita menyebut transisi
demokrasi pascaruntuhnya
rezim orde baru. Ternyata jaminan akan
keterbukaan politik dan penguatan
demokrasi prosedural tidak mampu
menghadirkan korelasi positif terhadap
kesejahteraan rakyat. Rakyat merasa
jenuh dan jengah dengan irama
demokrasi prosedural yang saban “tahun
politik” selalu berganti topeng elit
mengisi jabatan politik (eksekutif maupun
legislatif).
Jika kita sepakat bahwa instrumen untuk
mencapai kesejahteraan dengan cara
berdemokrasi, maka penting untuk
diperhatikan yaitu kontrol terhadap
kekuasaan dengan tujuan pendistribusian
kesejahteraan. Karena pengelolaan
kesejahteraan merupakan suatu proses
politik yang secara dinamis ditentukan
oleh konstruksi relasi dan kontrol
kekuasaan.
Dalam berdemokrasi, kontrol atas
kekuasaan dan akses terhadap sumber
daya harus mampu dikelola dengan
aspek kesetaraan. Salah satu akses
tersebut mampu diwujudkan melalui
kontestasi politik (pemilu). Melalui pemilu
setiap individu memiliki hak yang sama
untuk memperoleh akses terhadap
sumber daya, tentunya dengan kontrol
terhadap relasi kekuasaan. Sebab relasi
kuasa niscaya berlangsung bersamaan
dalam denyut nadi demokrasi.
Pemilu dan Kontrol atas
Kesejahteraan
Adalah benar bila demokrasi dimaknai
sebagai kontrol masyarakat terhadap
urusan publik atas dasar kesetaraan
politik. Salah satu infrastruktur demokrasi
yang tersedia yaitu melalui pemilihan
umum (election), terlebih sejak pemilu
melibatkan partisipasi rakyat untuk
memilih presiden, anggota legislatif, dan
ANNAS RIZALDI, S.IP, MA
ALUMNI FISIP UNIVERSITAS SYIAH KUALA DAN ALUMNI ILMU POLITIK
DAN PEMERINTAHAN FISIPOLUNIVERSITAS GADJAH MADA
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
kontrol popular terhadap urusan publik
dan politik berbasis persamaan hak
warga negara. Logika dasar Beetham
dalam hal ini yaitu demokrasi mampu
menjamin publik agar dapat mengontrol
segala pembuatan keputusan yang
menyangkut urusan publik.
Dalam konteks politik lokal Aceh, satu
dekade lebih pascadamai (MoU Helsinki)
rakyat Aceh masih belum sepenuhnya
merasakan kesejahteraan. Adalah
benar adanya sirkulasi elit di ranah
politik lokal yang dulunya elit politik
dianggap memihak “pusat”. Pascadamai,
konsolidasi politik di Aceh mutlak
dikontrol oleh elit politik lokal. Kontrol
yang dimiliki oleh elit politik lokal yang
merasa diri “paling Aceh pun” tidak
mampu berbuat banyak, rakyat masih
terjebak dalam kubang kemiskinan.
Sirkulasi elit politik di tingkat lokal belum
mampu membawa Aceh bangkit dari
keterpurukan. Apalah daya kontrol
terhadap kekuasaan parlemen (DPRA)
yang disesaki oleh elit dari partai politik
lokal dan penguasaan terhadap posisi
kepala daerah belum memihak kepada
kemakmuran rakyat.
Saat ini kemiskinan yang terjadi di
Aceh adalah kemiskinan struktural.
Berdasarkan temuan IDeAS (Institute
for Development of Acehnese Society)
yang dihimpun dari Data Kemiskinan
dan Ketimpangan Kabupaten/Kota di
Indonesia tahun 2017 yang dirilis oleh
BPS (Badan Pusat Statistik) Republik
Indonesia, dari 23 kabupaten/kota
terdapat 17 di antaranya mengalami
kenaikan angka kemiskinan, termasuk
Banda Aceh yang merupakan ibu kota
provinsi Aceh. Tentunya banyak faktor
yang melatarbelakangi hal tersebut, salah
satunya yaitu berkenaan dengan faktor
politis.
Agar terwujudnya demokrasi yang
menyejahterakan, sudah saatnya rakyat
terlibat lebih jauh dalam “berpolitik”.
Jika elit politik berebut kontrol atas
kekuasaan dan akses terhadap sumber
daya, maka rakyat harus hadir untuk
merebut kontrol atas kesejahteraan.
Masalah yang sedang dihadapi oleh
Aceh saat ini yaitu gerakan masyarakat
sipil mengalami “mati suri”. Oleh karena
itu, perlu kiranya melahirkan gerakan-
gerakan sosial dalam masyarakat.
Belajar dari pengalaman Brazil pada
tahun 1989 di Porto Alegre, ibu kota
negara bagian Rio Grand do Sul,
demokrasi elektoral, partisipasi rakyat,
dan peningkatan kesejahteraan mampu
dijembatani oleh gerakan-gerakan
penekan. Ikut berperan dalam kontrol
terhadap kekuasaan menjadi penting
agar distribusi sumber daya memihak
kepada urusan publik.
Dengan demikian, Pemilu 2019 menjadi
momentum untuk merefleksikan sejauh
mana kita sebagai masyarakat ikut
berpartisipasi dalam politik, terutama
kontrol terhadap urusan publik. Ini harus
dilakukan guna tercapainya kesejahteraan
bersama. Jika memilih dalam pemilu
merupakan suatu hak politik, maka
mengawal jalannya pemerintahan ialah
suatu kewajiban kita sebagai manusia
politik. Sebagai catatan, selain sebagai
makhluk sosial, manusia juga merupakan
makhluk politik. Your body is politic. (mksl)
27PERSPEKTIF
kepala daerah secara langsung. Namun,
yang menjadi catatan ialah pemahaman
demokrasi oleh rakyat bukanlah
hanya persoalan kebebasan (political
liberty), menjamin kebebasan politik
dikalahkan oleh kerinduan rakyat akan
harapan untuk hidup sejahtera. Tidak
hanya berdemokrasi, kini masyarakat
mendambakan kesejahteraan. Namun,
hal tersebut tidak lantas menafikan
kebebasan dan menjamin hak-hak rakyat,
hanya saja hal tersebut tidaklah cukup.
Caroline Paskarina, dkk dalam buku
“Merebut Kontrol atas Kesejahteraan”
menjelaskan bahwa pemaknaan
terhadap demokrasi kini telah mengalami
pergeseran. Bergesernya harapan publik
terhadap demokrasi bukan hanya sekadar
memberi hak politik dalam elektoral,
tetapi lebih mengacu pada pemenuhan
hak-hak politik menuju kesejahteraan
serta terpenuhinya hak-hak ekonomi,
sosial, dan budaya. Senada dengan
itu, Amartya Sen dalam karyanya
“Developmnet as Freedom” menyebutkan
bahwa kesejahteraan bukanlah sekadar
soal kemakmuran dan suatu pencapaian
yang bersifat materil. Namun juga
mencakup segala sesuatu hal yang
mendasar terhadap kehidupan yang lebih
baik, seperti kebebasan, kebahagiaan,
pengakuan dan sebagainya.
Tentunya demokrasi bukanlah satu-
satunya jalan menuju kesejahteraan.
Hanya saja demokrasi menawarkan jalan
menuju kesejahteraan melalui kontrol
popular (popular control). Sebagaimana
pandangan David Beethem dalam
karyanya “Democracy and Human
Rights”, demokrasi dimaknai sebagai
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
28 RISET
CHGT untuk Persemaian dan Pakan Ternak Organik
untuk menghasilkan semaian berkualitas
sebelum ditanam di tanah atau lahan.
Begitu juga bagi peternak yang memiliki
keterbatasan dalam menyediakan
hijauan berkualitas, maka CHGT
akan sangat bermanfaat karena
mampu menghasilkan hijauan tanpa
perlu menanam di lahan luas. CHGT
juga mampu membantu peternak
menghasilkan hijauan sepanjang musim,
sehingga hijauan berkualitas tetap
tersedia di musim kemarau. Teknologi
serupa dalam sistem persemaian biji-
bijian telah dikembangkan di berbagai
Selama ini terdapat berbagai
permasalahan dalam menciptakan
hasil persemaian bibit biji-bijian
dan ketersediaan pakan alternatif hijauan
berkualitas bagi ternak. Permasalahan
itulah yang menjadi latar belakang
dalam pengembangan metode Cereal
HydroGerm Technology (CHGT)
Jurusan Peternakan Unsyiah. CHGT
menjadi sangat penting karena mampu
memberikan kemudahan bagi petani
untuk melakukan persemaian bibit biji-
bijian (padi, jagung, kacang-kacangan,
sayuran). Persemaian ini dilakukan
dengan praktis menggunakan media air
negara dengan latar belakang dan tujuan
berbeda.
CHGT yang dikembangkan oleh
Peer Group CoF Jurusan Peternakan
Universitas Syiah Kuala, memiliki
keunggulan, seperti mudah dikelola,
terjaga dari serangan hama, perakaran
dan batang tanaman lebih kuat,
dapat dipanen lebih cepat, serta tidak
memerlukan tenaga yang besar dalam
merawat ataupun saat panen. Selain itu,
persemaian biji-bijian dengan CHGT akan
mampu menghasilkan tananam yang
bersih dan bebas dari berbagai penyakit
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
29RISET
yang digunakan merupakan POC produk
mandiri dari LLP (Laboratorium Lapangan
Peternakan) Unsyiah yang menjadi
tempat pengembangan aneka tanaman
sereal dengan metode CHGT.
Pupuk organik cair yang digunakan
dalam metode CHGT dibuat dari limbah
urine ternak dengan campuran limbah
hijauan dan MOL (Mikro Organisme
Lokal) melalui proses an-aerob. POC ini
sangat sesuai dengan kebutuhan unsur
hara biji-bijian yang disemai melalui
metode CHGT. Tingkat keberhasilan
persemaian biji-bijian dengan metode
CHGT ini sangat tinggi > 90 persen. Ini
dikarenakan biji-bijian terhindar dari
serangan jamur dan penyakit pembusuk
yang sering terjadi dalam proses
persemaian alami. Hal ini disebabkan
karena media CHGT yang diproduksi
oleh Peer Group CoF Jurusan Peternakan
Unsyiah dilengkapi dengan cairan anti
jamur yang sangat agresif bekerja.
Menurut Asisten Teknis Peer Group CoF
Jurusan Peternakan Unsyiah, Jainuddin,
pembuatan persemaian dengan metode
CHGT sangat praktis karena tidak
memerlukan biaya dan tenaga besar.
Skala persemaian dapat disesuaikan
dengan kebutuhan tanpa takut gagal.
Biji-biji yang akan disemai juga dapat
diberi praperlakukaan sesuai kebutuhan
dan tujuan persemaian. Lama persemaian
juga dapat diatur sesuai kebutuhan di
lapangan tanpa khawatir faktor cuaca
dan gangguan alam lainnya. Biji-biji yang
gagal semai juga dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan makanan ternak karena
mudah dideteksi sejak dini. Berbeda
dengan persemaian yang menggunakan
media tanah, biji-bijian yang tidak
tumbuh akan rusak dan membusuk tanpa
sempat dimanfaatkan. Persemaian CHGT
dapat dilakukan dengan menggunakan
tempat dari plastik maupun aluminium
dengan sistem bertingkat atau single
plate dengan ruang terbatas.
Dr. Ir. M. AMAN YAMAN,M. Agric. Sc.
STAF PENGAJAR DI PROGRAM STUDI PETERNAKAN, FAKULTAS PERTANIAN,
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
menular karena mudah dikendalikan
selama perawatan.
Selain itu, yang menjadi kelebihan CHGT
karena dalam proses pembuatannya
menggunakan hormon pertumbuhan,
pupuk cair organik (PCO), dan
bahan anti jamur. Ini berguna untuk
menghambat semua jenis jamur yang
sering menyebabkan kegagalan proses
persemaian biji-bijian menggunakan
media air (hydroponic). Sprout
(kecambah) biji-bijian akan lebih cepat
tumbuh dengan adanya campuran
hormon tumbuh di dalam media.
Metode CHGT yang dikembangkan oleh
Peer Group CoF Jurusan Peternakan
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah),
menggunakan POC yang mengandung
seluruh unsur hara yang dibutuhkan biji-
bijian untuk tumbuh lebih cepat dengan
perakaran dan batang tanaman lebih
kuat, sehingga tidak mudah mati. POC
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
Hal lain yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam proses persemaian
metode CHGT adalah kualitas bibit
dan komposisi hormon tumbuh, POC,
dan anti jamur di dalam media cair.
Formulasi nutrisi media ini disesuaikan
dengan kebutuhan hara jenis biji-
bijian yang akan disemai dan lamanya
proses persemaian. Syarat persemaian
dengan metode CHGT membutuhkan
penyiraman air secara rutin dengan
tingkat kelembapan yang tinggi karena
media ini menjadikan air sebagai media
penyalur unsur hara.
Di bidang peternakan, CHGT sangat
bermanfaat untuk melakukan persemaian
terhadap bijian-bijian yang mampu
menggantikan fungsi rumput sebagai
pakan. Produk CHGT yang diproduksi
untuk pakan ternak disebut sprouted
fodder yang populer dengan sebutan
modern grass. Hijauan sprouted fodder
selain untuk pakan ternak ruminansia−
khususnya sapi, domba, dan kambing−
juga sering digunakan sebagai sumber
serat dan hijauan bagi ternak unggas
yang dipelihara secara intensif dalam
kandang tertutup (closed house).
Produk ini juga banyak digunakan untuk
menghasilkan telur dan daging organik,
sehingga sangat disukai oleh konsumen
yang fokus pada kesehatan bahan
makanan.
Metode persemaian CHGT ini akan
menjadi pilihan bagi petani dan
peternak di masa depan khususnya di
negara tropis. Ini bertujuan mendukung
tersedianya produk persemaian
yang berkualitas serta bermanfaat
untuk memacu produksi ternak. Ke
depan, LLP-Unsyiah sebagai lokasi
pengembangan persemaian metode
CHGT, akan mencoba menghasilkan
produk hijauan bibit dan produksi
hijauan pakan ternak dalam bentuk
modern grass.
Adapun hambatan utama dalam
melakukan produksi besar-besaran di
lokasi LLP-Unsyiah adalah sarana dasar.
Dibutuhkan dukungan dari pihak terkait
untuk membantu keterbatasan fasilitas
ini. Selain itu, diperlukan sosialisasi
kepada masyarakat agar metode CHGT
dapat dikuasai dan digunakan untuk
persemaian biji-bijian. (mksl)
30 RISET
PEER GROUP COFJURUSAN PETERNAKAN,
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
KETUA:
Dr. Ir. M. Aman Yaman, M. Agric. Sc.
ANGGOTA:
Sri Jeksi, S.Pt.
Ajria, S.Pt.
Jainuddin
Ahmad
32 KREATIF
Lagu Kehidupanku
Adira Anggundia, itulah
namaku. Sebuah nama
yang menggambarkan
sosok wanita kuat, tapi
lembut hatinya. Sosok
wanita yang awalnya terlalu bersemangat
untuk mengejar cita-cita, tetapi sekarang
terpuruk menggapai bahagia. Seperti
orang hidup, hanya untuk menunaikan
tugas. Tak ada semangat, tak ada
kebahagiaan, segalanya tak ada. Dalam
hati hanya terbesit, “Teruskanlah!
Ini adalah salah satu cara untuk
membahagiakan Ibumu yang ada
di kampung.” Ya, hanya itu saja tak
lebih. Karena semua kebahagiaan telah
direnggut.
***
Bulan Ramadan merupakan bulan penuh
berkah. Bulan suci yang menyatukan
keluarga di saat berbuka puasa. Tetapi,
itu hanya dialami oleh anak-anak yang
orang tuanya lengkap. Sekarang aku
hanya duduk termenung, sendirian, dan
penuh kepedihan. Kutatap jalanan yang
mempertontonkan beragam macam
orang yang berlalu-lalang di depanku.
Ada yang sedang berjalan sambil tertawa,
ada yang sedang membeli jajanan, dan
yang sangat menyedihkan ada orang tua
yang berjalan sambil merangkul anaknya.
Sebenarnya aku sudah terbiasa melihat
anak dan ayahnya berjalan bersama.
Tapi, pada hari ini aku teringat sesuatu
yang membuat memori lamaku berputar
kembali.
Aku keluar dari kamar, mengambil
boneka dan duduk di depan televisi.
Kebetulan saat masih kecil aku sangat
suka mendengarkan lagu ‘Ibu Tiri’ yang
dinyanyikan Mega Utami. Sebelum
CUT NADIA SAHIRA
MAHASISWI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA, FKIP UNSYIAH
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
33KREATIF
diputar lagu itu, aku tak mau tidur, tak
mau makan, dan tak mau pergi sekolah.
Lagu itu menjadi lagu kesukaanku.
“Mama, ibu tiri itu jahat ya?” tanyaku.
“Eh, kenapa Adira tanya begitu?” Mama
terkejut saat mendengar pertanyaanku.
“Adira tanya aja.”
“Adira, nggak ada ibu yang jahat. Semua
ibu itu baik karena tugasnya menyayangi
keluarga. Apalagi dapat anak yang
lucu kayak Adira” kata Mama sambil
mencubit hidungku.
“Oh, begitu ya, Ma.”
***
Pada 15 hari Ramadan, aku menemukan
sebuah amplop yang jatuh dari dalam
tas Ayahku. Dalam amplop tersebut
ada sebuah surat dan foto. Foto itu
yang membuat hatiku tergugah untuk
membacanya. Waktu itu, aku masih
berumur enam tahun. Membaca saja
belum terlalu lancar. Foto tersebut adalah
foto seorang perempuan.
“Mama, Adira dapat foto cewek Ayah,”
aku berlari ke dapur menjumpai Mama.
“Apa Adira? Mama lagi masak. Jangan
ke sini nanti kecipratan minyak,” ujar
Mama.
“Mama, Adira ada foto cewek Ayah.”
Dengan muka polos, aku menyodorkan
foto dan surat yang berisikan tentang
kerinduan seorang wanita kepada
seorang pria. Begitulah aku mengingat
sebuah kata yang dulunya tak ku
mengerti ‘rindu’. Apalagi yang dimaksud
rindu jika tak ingin bertemu.
Pecahlah tangisan Mama saat membaca
surat tersebut. Mama memelukku
erat, sampai dadaku terasa sesak.
Aku tak berpikir apa-apa lagi saat itu.
Hanya bertanya-tanya mengapa Mama
menangis. Apa aku telah berbuat salah?
Tak ada kata yang terucap selain suara
isak tangis.
“Mama kenapa? Kok menangis? Adira
bandel, ya? Maaf kalau Adira gak
dengerin apa yang Mama bilang. Mama
jangan nangis lagi,” ujarku dengan
sendu.
Mama hanya menggeleng.
Perlahan, Mama melepaskan pelukannya.
Aku melihat wajah yang sembab.
Sangat lama Mama memelukku sambil
menangis. Matanya yang sayu bertambah
sayu karena terlalu lama menangis.
Wajahnya memerah. Bibirnya gemetar.
Isak tangis masih terdengar. Aku tak tahu
harus berkata apa. Tak ada yang aku
pahami.
Seminggu kemudian, terdengar
keributan, bentakan, tangisan dari dalam
kamar orang tuaku. Namanya saja anak
kecil. Aku tidak terlalu hiraukan. Mungkin
saja ribut biasa. Ketika tangisan Mama
semakin besar dan suara Ayah bertambah
besar, aku beranjak dari depan televisi
menuju kamar itu. Dari celah pintu, aku
mengintip. Mama duduk di lantai dan
Ayah berdiri membelakanginya. Wajah
Mama dipenuhi air mata. Hatiku tiba-tiba
sedih, apalagi saat melihat wajah Ayah
sangat merah menggugah hatiku untuk
memeluk keduanya. Saat ingin membuka
pintu, terdengar satu kalimat yang sangat
menyesakkan hati, “Aku ceraikan kamu
dengan talak tiga!”
Ramadanku terasa hancur. Bulan mulia
menjadi bulan kebencian bagiku. Mungkin
orang lain senang ketika Ramadan datang,
tapi tidak bagiku. Ketika Ramadan datang,
tangisan, bentakan, dan kata-kata itu
kembali terngiang. Sampai dadaku sesak
saat mengingat kalimat itu. Kalimat yang
membuat hidupku hancur. Aku dihadapi
dengan pilihan yang sangat sulit. Antara
mempertahankan atau melepaskan.
Bagaimana cara mempertahankannya,
sedangkan aku saat itu hanya seorang
anak kecil. Aku tak ingin melihat orang
tuaku bercerai.
***
Enam belas tahun setelah kejadian itu,
aku tumbuh dewasa. Aku dibesarkan
hanya dengan kasih sayang seorang
ibu tanpa ada rangkulan seorang Ayah.
Dari dulu sampai sekarang, Ayah acuh
tak acuh terhadapku. Aku mengingat
kebiasaan dulu yaitu mendengar lagu
‘Ibu Tiri’. Mungkin karena itu, sekarang
aku mempunyai ibu tiri yang hanya cinta
kepada Ayahku saja. Perkataan Mama
tentang ibu tiri yang baik adalah salah.
Tak ada Ibu tiri yang baik, yang baik
hanyalah Mama. (Syr)
(Mengenang 16 tahun kepergian Ayah di
bulan Ramadan)
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
WAKIL MENTERI KEUANGAN BERI KULIAH UMUM
WAKIL MENTERI Keuangan Republik Indonesia, Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., Akt., Rabu (24/10), memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa Unsyiah di di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh. Kuliah umum ini mengangkat tema ‘Industri Kreatif di Era Bisnis Digital’.
Mardiasmo mengatakan ekonomi kreatif dapat memberikan dampak sosial paling luas dalam menyejahterakan masyarakat. Hal ini dikarenakan sektor ekonomi kreatif dapat digeluti oleh siapa saja tanpa memerlukan modal besar, serta dapat dilakukan di mana saja tanpa memandang batas usia.
Ekonomi kreatif menurutnya juga dapat menumbuhkan citra positif bangsa serta meningkatkan pendapatan negara. Hal ini telah terlihat saat penyelenggaraan Asian Games beberapa waktu lalu di Jakarta dan Palembang yang memberikan manfaat besar. Saat itu, banyak bisnis kreatif bermunculan, seperti merchandise, kuliner, musik, video, dan konten kreatif lainnya.
“Terpenting dalam menjalankan ekonomi kreatif harus selalu mengedepankan inovasi dan kreatifitas.”
Mardiasmo menyebutkan ada 16 subsektor ekonomi kreatif yang saat ini dijalankan di Indonesia. Namun, ada tiga yang menjadi unggulan, yaitu fashion, kuliner, dan kriya. Dari jumlah ini, 54,96 persen dilakukan oleh kaum perempuan. Sementara subsektor yang mengalami perkembangan signifikan, yaitu aplikasi games, film, dan musik.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., mengatakan industri ekonomi kreatif secara nasional telah mengalami pertumbuhan positif dalam tiga tahun terakhir. Ia mengutip data nasional Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang memprediksikan tahun 2018, sumbangan industri ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lebih di atas seribu triliun rupiah. Pada skala global, nilai ekonomi industri kreatif mampu melampaui industri perminyakan. Bahkan, para ekonom memprediksikan jika ke depan, ekonomi global akan bergantung kepada sektor industri kreatif.
“Penggunaan teknologi digital dalam mengembangkan industri kreatif Indonesia, dapat mengangkat persaingan bangsa secara global dan membangun rasa bangga di dalam negeri.”
Rektor juga menambahkan jika Unsyiah berkomitmen untuk melahirkan lulusan yang mampu berkontribusi dalam industri ekonomi kreatif. Hal ini diwujudkan dengan upaya membuka program studi baru Magister Eco-Technopreneurship. Progam studi ini diproyeksikan untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0. []
34 GALERI
Ilmu keperawatan memiliki banyak
bidang kajian, seperti keperawatan
dasar, keperawatan orang dewasa,
keperawatan geriatik, keperawatan
bencana, manajemen keperawatan,
keperawatan masyarakat, keperawatan
kesehatan wanita, hingga kesehatan
mental. Perluasan kajian penelitian
dirasa penting untuk keperawatan
darurat, ilmu kesehatan sosial, ekonomi
kesehatan, dan kesehatan masyarakat.
Ilmu spesifik inilah yang menjadi topik
pembahasan para pakar keperawatan
dunia di Aceh International Nursing
Conference (AINC) yang berlangsung
di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh,
25-27 Oktober 2018.
Konferensi yang diadakan oleh Fakultas
Keperawatan Unsyiah ini bertujuan
untuk menganalisis perkembangan
dunia keperawatan terbaru. Dr. Teuku
Tahlil, S.Kp. MS., selaku Ketua Panitia
mengatakan konferensi ini diikuti para
peneliti, akademisi, hingga stakeholder
terkait. Mereka menyerahkan makalah
dalam berbagai topik terkait ilmu
keperawatan dan kesehatan.
“Kami berharap para peserta
konferensi dapat mengidentifikasi
dan menghasilkan rekomendasi
untuk memperkuat dunia pendidikan
khususnya di bidang keperawatan,”
ujar doktor lulusan Flinders University
ini.
Panitia juga telah menerima 98
abstrak dari seluruh Indonesia
Konferensi AINC 2018Meningkatkan Penelitian Bidang Keperawatan
36 FAKULTAS
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
37FAKULTAS
institusi terdepan dalam pendidikan
keperawatan melalui bukti dan
praktiknya.
“Ini kontribusi kita dalam
mengembangkan ilmu keperawatan
dan wujud kepedulian kita untuk
meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat,” ujarnya.
AINC merupakan salah satu upaya
dari Fakultas Keperawatan untuk
meningkatkan kapasitas pendidikan
keperawatan di Indonesia. Selain
itu, juga memperkuat posisi strategis
sebagai pusat keperawatan terbesar
di Aceh dengan meningkatkan
kurikulum dan sumber daya. Fakultas
Keperawatan juga terus berkomitmen
untuk memajukan penelitian dan
pendidikan bukan hanya di tingkat
lokal, tetapi juga internasional.
Diharapkan AINC 2018 menjadi
peluang besar menyebarluaskan dan
mempromosi penelitian serta inovasi
terbaru di dunia keperawatan. Forum
ini sangat baik bagi para akademisi,
profesional, hingga pemerintah
dalam berbagi pengetahuan dan
informasi demi meningkatkan
kualitas dunia kesehatan. Sehingga
nantinya, dunia keperawatan
menjadi lebih produktif dan kualitas
kesehatan masyarakat menjadi lebih
baik.
Di kegiatan ini, Unsyiah juga
menandatangani kesepakatan kerja
sama dengan Inland Norway University.
(mr)
dunia dapat merasakan manfaat dari
konferensi ini,” sebutnya.
Konferensi ini merupakan
pertama kali digelar oleh Fakultas
Keperawatan. Konferensi yang
mengangkat tema “Bridging the
Gaps: Linking Evidence to Practice
in Nursing and Health Science”,
menghadirkan beberapa pembicara
utama, seperti Prof. Arild Granerud
dan Dr. Borge Baklien (Inland Norway
University, Norwegia), Prof. Elly
Nurachman (Universitas Indonesia),
dan Dr. Aini Ahmad (Open University,
Malaysia).
Sementara itu, Wakil Rektor I
Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir.
Marwan, mengatakan konferensi
ini merupakan bagian dari upaya
Unsyiah untuk tumbuh menjadi
universitas terkemuka di Indonesia.
Unsyiah saat ini ingin menjadi
Konferensi AINC 2018Meningkatkan Penelitian Bidang Keperawatan
Kami berharap para peserta konferensi dapat mengidentifikasi dan menghasilkan rekomendasi untuk memperkuat dunia pendidikan khususnya di bidang keperawatan.
dan beberapa negara. Kemudian
dipilih 57 makalah yang diulas oleh
reviewers internasional.
“Semua makalah yang diterima itu
akan dipublikasikan di Scitepress,
sehingga pembaca dari seluruh
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
38 ENGLISH
The presence of Industry is an important thing in the world. It will help people to support their needs. Industry generally
will change less useful or even not useful materials to be special products that have functions to cover people’s needs. Because of its presence needed, the industry keeps continuing to mold on this earth. No doubt, there are also emerging small industries which are expected to develop into large, home industries that are expected to succeed in becoming a big industry.
Indeed, every industry will need energy to carry out the process in it. In fact, it is not only for the needs of the process, but also for the needs of the workers. Until now, Industrial sector takes the most energy needs proportion in the world which is bigger than the energy used for transportation and households. The use of energy for industry continues to dominate. Whereas the energy used is mostly derived from fossil fuels, which can damage the environment and going to be extinct. This is also the fear of Indonesia for the future existence of energy in Indonesia.
There is a term as an indicator for the existence of energy in the world. Energy elasticity is a comparison between the rate of energy consumption growth and the rate of economic growth. The smaller the elasticity rate, the more efficient energy used in a country. Now the Indonesia’s energy elasticity is still below of Thailand, Singapore and Malaysia. When the rate of economic growth in a country is still small yet the energy needed is very large, it will be wasteful of energy. There is inefficiency in the use of energy which raises the amount of energy elasticity.
At least, industries now should be able to minimize and reduce the energy elasticity. Because, when an industry is
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
able to use waste energy, it will reduce the value of energy elasticity, so that the use of energy from fuels, especially fossil fuels will continue to save cost.
When the energy elasticity from the factory decreases, it will certainly have a big impact on Indonesia’s energy consumption. If there is a reduction in the value of elasticity in the industrial sector, it will automatically be able to drastically reduce energy-used in Indonesia. It is not wasteful of energy; as a result, fossil fuels can be stored as energy reserves.
On the other hand, biodiesel can be used as substitution fossil fuels from plants. Utilizing sunlight, the power of water or geothermal will create energy. This utilization should be able to provide good feedback to the future industry.
Environmental-friendly technology is also commonly mentioned as humanistic technology, which can be interpreted as a technology that protects the environment, reduces pollution power, utilizes resources sustainably, recycles its waste and handles waste in the right way.
At present, most of the energy used in Indonesia comes from burning fossil fuels which cause greenhouse gas emissions which accelerates global warming, climate change and environmental damage. Research shows that 56.6% of total greenhouse gas emissions is caused by humans come from burning fossil energy, equivalent to 16.9 billion tons of CO2. To fully absorb the gas, we need a forest of around 176 billion hectares, which is equivalent to 421 billion football fields. Should we change the soccer field into a forest to reduce the energy efficient or should we start to work with converting waste into energy?
Finally, the large proportion of energy taken by the industry makes it an energy efficiency determinant in Indonesia. So, it is the industry that is good at maintaining energy efficiency, which in turn will reduce the value of Indonesia’s energy efficiency continuously. Industry is a pioneer in controlling not only Indonesia’s energy efficiency but also the world energy efficiency. (un)
ABOUT THE WRITER
Muhammad FadliStudent of Chemical Engineering Department in Universitas Syiah Kuala(Scholar of Beastudi Etos Indonesia)
Interests : Writing, travelling, international affairs, meeting friends, learning culturesMail : [email protected]
ACTIVITIES AND ORGANIZATIONS
2016-2017Leader of Desa Produktif Aceh
2017-presentStaff HIMTEK (Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia) Unsyiah
2017-presentLeader of Infokom Division at GMAN (Gerakan Mahasiswa Anti Narkoba) Unsyiah
PRESENTATIONS
2017(“TPA Untuk Wujudkan Generasi Korban Konflik dan Tsunami yang Berakhlak Qur’ani”) at Desa Produktif Competition in Pasuruan Jawa Timur, August 2017
2017(“Pemanfaatan Bakteri Pseudomonas putida sebagai Strain Utama dalam Biodegradasi dan Biofiltrasi Limbah Cair Industri Pencucian Kendaraan”) as Grand Finalist of Biology Essay Competition in UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, 27 October 2017
EXPERIENCES
2017 Participant in Sociopreneur Camp, Pasuruan, Jawa Timur
2017Grand Finalis of Biology Competition, UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
39ENGLISH
Muhammad Fadli
Industry:A Pioneer in
ControllingIndonesia’ s
EnergyEfficiency
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
PROFIL40 SEHAT
Judul di atas mungkin terkesan hanya untuk menarik perhatian para pembaca. Mengingat
ungkapan tersebut terkesan bertolak belakang dengan keinginan banyak orang. Ya, keinginan banyak orang di negeri ini adalah memiliki kulit yang putih dan bersih. Di Indonesia, banyak di antara mereka yang berkulit hitam merasa kurang beruntung karena warna kulit mereka. Bahkan, beberapa merasa sangat minder karena warna mereka. Makanya tidak heran, jika di Indonesia, produk-produk pemutih dan pencerah kulit laku keras.
Anehnya, di negara-negara yang orangnya berkulit putih, seperti Amerika dan Eropa, mereka malah berusaha habis-habisan untuk memiliki kulit yang relatif lebih hitam. Beberapa upaya yang mereka lakukan untuk memperoleh warna kulit lebih gelap di antaranya berjemur di pantai tropis, menggunakan krim penggelap kulit, hingga menyinari kulit dengan sinar ultra violet buatan (tanning bed). Mereka menyebut warna kulit gelap tersebut dengan “tan” yang berarti kecoklatan. Di Eropa, warna kecoklatan
di Eropa, warna kulit sesungguhnya merefleksikan lebih dari sekadar penampakan warna secara fisik saja. Warna kulit ternyata terhubung erat dengan sistem biologi penting dalam tubuh seseorang.
Warna kulit, warna rambut, bahkan warna iris mata manusia ternyata
Kulitmu Hitam? Bersyukurlahini dianggap lebih atraktif dibandingkan dengan warna kulit pucat, sehingga mereka yang berhasil memiliki warna kulit yang relatif lebih gelap ini sangat bangga dengan warna kulit mereka itu.
Terlepas dari khilafiah yang terjadi antara jamaah kulit gelap di Indonesia dan jamaah kulit terang
Dr.rer.nat. ILHAM MAULANA, S. Si.
DOSEN JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNSYIAH
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
41SEHAT
terhubung satu sama lain. Itu sebabnya, idealnya tak akan pernah kita temui seseorang yang berkulit hitam legam, namun bermata biru. Warna tersebut disebabkan oleh perbedaan kadar melanin dalam tubuh. Melanin adalah pigmen yang diproduksi di bawah kulit oleh melanosit. Mereka yang berkulit gelap memiliki kadar melanin lebih banyak di bawah kulit mereka. Bahkan, kadar ini akan bertambah banyak ketika kulit terpapar dengan cahaya ultra violet (UV) dari matahari. Itulah sebabnya, kulit akan menghitam setelah sekian lama terpapar cahaya mata hari.
Sementara itu, mereka yang berkulit putih, atau memiliki kadar melanin yang minim dalam tubuh, justru tidak memiliki perlindungan yang cukup kuat terhadap sinar UV. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya pembakaran pada kulit ketika tersinari matahari. Dalam kasus yang lebih ekstrim, kanker kulit bahkan dapat terjadi.
Kanker kulit umumnya disebabkan oleh paparan sinar UV dari matahari. Paparan sinar UV dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan DNA pada jaringan kulit. Terutama kulit yang berwarna pucat. Kerusakan DNA pada jaringan kulit inilah yang disebut kanker kulit.
Penyakit kanker kulit ini sebenarnya dapat menyerang siapa saja, terlepas dari warna kulitnya. Akan tetapi, mereka yang memiliki kulit putih memiliki perlindungan terhadap sinar UV yang relatif lebih lemah dibandingkan mereka yang memiliki kulit gelap. Kadar melanin yang lebih banyak yang dimiliki oleh orang-orang
berkulit gelap akan melindungi mereka dari kerusakan jaringan kulit akibat cahaya matahari.
Kadar melanin pada makhluk hidup sangat ditentukan oleh sel melanosit yang terdapat di bawah kulit. Secara umum setiap individu di bumi memiliki jumlah melanosit yang tidak jauh berbeda. Tetapi ukuran melanosit yang bervariasi dari satu individu ke individu lain dapat menyebabkan perbedaan jumlah melanin yang diproduksi oleh sel melanosit ini.
Selain itu, kadar melanin juga sangat ditentukan oleh frekuensi keterpaparan kulit dengan sinar UV. Individu yang lebih sering terkena sinar UV, seperti sinar matahari, akan menghasilkan lebih banyak melanin dalam kulitnya. Beberapa penyakit juga dapat mempengaruhi produksi melanin, termasuk albinisme atau albino (rendahnya produksi melanin karena alasan genetik), serta vitiligo (hilangnya progresifitas melanosit).
Kadar melanin dalam tubuh seseorang ternyata bukan hanya menggambarkan warna dan daya lindungnya terhadap kerusakan kulit, tetapi juga merupakan cerminan wilayah geografis asal nenek moyang seseorang. Dalam buku “Dark Deception: Discover the Truths About the Benefits of Sunlight Exposure,” karya Joseph Mercola dijelaskan bahwa wilayah asal seseorang akan sangat tergambar dari warna kulit mereka. Faktanya adalah bahwa mereka yang tinggal di daerah tropis cenderung memiliki warna kulit yang relatif lebih gelap, karena tingkat intensitas cahaya matahari yang relatif tinggi di daerah tersebut.
Perpindahan manusia dari satu wilayah ke wilayah lain, bisa jadi menimbulkan permasalahan karena kadar melanin yang tak sesuai. Salah satu contoh terbaik untuk ini adalah Australia. Salah satu benua terkering di dunia ini, sejatinya didiami oleh bangsa kulit hitam Aborigin. Tetapi invasi bangsa kulit putih dari Inggris pada tahun 1700-an telah mengubah wajah Australia. Bagaimanapun bangsa kulit putih tak cukup mampu beradaptasi dengan iklim dan intensitas sinar matahari di benua ini. Sebab kadar melanin dalam kulit tak mencukupi untuk melindungi kulit mereka terhadap cuaca di Australia. Kondisi ini memunculkan penyakit kanker kulit pada sebagian orang-orang putih Australia. Bahkan, negara ini menjelma menjadi negara dengan kasus kanker kulit tertinggi di dunia.
Fakta terakhir inilah yang menjadi alasan utama, mengapa kita harus mensyukuri warna kulit kita. Bagaimanapun Allah Swt memberikan warna kulit yang sesuai dengan tuntutan iklim di suatu wilayah. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa Allah Swt memberikan warna kulit yang relatif lebih gelap kepada orang Indonesia, agar dapat terlindungi dari paparan sinar UV berintensitas tinggi. Sementara mereka yang berada di Eropa, justru tidak begitu memerlukan kadar melanin yang banyak. Ini dikarenakan intensitas cahaya matahari di daerah itu relatif lebih minim. Itulah alasan mengapa kulit mereka cenderung pucat.
Allah mahatahu, sehingga Dia hanya memberi apa yang kita perlukan. Bukan sekadar apa yang kita mau. So, masih minder dengan kulit hitammu? (cds)
unsplash.com
42 MUTU
Apakah penting keberadaan Audit Mutu Internal (AMI) di suatu perguruan tinggi,
khususnya Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)? Mari kita tinjau sejarah panjang bagaimana AMI ikut andil dalam mewujudkan Unsyiah meraih akreditasi tertinggi. Dahulu, istilah AMI dikenal dengan nama Audit Internal Mutu Akademik (AIMA). Tetapi sesuai Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, AIMA dilebur menjadi AMI berdasarkan SK LP3M Nomor 002/UN11.1LP3M/KPT/2018.
Lantas di mana kedudukan AMI di PT dan Unsyiah? Undang-
Audit Mutu Internal, Pentingkah?
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
undang Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 52 Bab 3 Tentang Pendidikan Tinggi, menyatakan di pasal (1) penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Pasal (2) ditegaskan, penjaminan mutu dilakukan melalui penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar pendidikan tinggi (PPEPP SNPT). Berdasarkan pasal 5 ayat (1) Permenristekdikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu (SPM ) Dikti, bahwa PPEPP merupakan kegiatan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan salah satu simpul SPMI adalah melakukan evaluasi melalui AMI.
Apakah AIMA/AMI Ada di Unsyiah?Sejarah penjaminan mutu Unsyiah diawali dengan pembentukan tim Monitoring dan Evaluasi Internal (Monev-In) dengan Keputusan Rektor Nomor 184 Tahun 2003, tanggal 28 April 2003. Mengapa Monev menjadi sangat penting saat ini? Salah satu tujuannya untuk mendorong agar institusi sehat dan bermutu secara berkelanjutan sesuai pencanangan Higher Education Long Term Strategy (HELTS) Dikti tahun 2003-2010. Hasil Monev-In yang disampaikan dalam rapat tahunan Unsyiah, telah membangkitkan kesadaran dan kepedulian para pimpinan universitas terhadap mutu dan mengawalnya dengan mewujudkan pembentukan Badan Penjaminan Mutu (BJM). BJM mengalami jatuh
43MUTU
Semua berawal dari AIMA/AMI. Suatu proses pengujian sistematik, mandiri, dan terdokumentasi untuk menetapkan apakah kegiatan mutu dan hasilnya sesuai standar/prosedur/peraturan institusi yang berlaku. Selain itu juga dilihat apakah penerapannya dilakukan secara efektif untuk mencapai tujuan institusi.
Kegiatan AIMA di Unsyiah terus berjalan. Namun pada tanggal 31 Desember 2015, BJM melebur menjadi Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) sesuai Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unsyiah.
Bagaimana Melaksanakan AMI Secara Profesional di Universitas Syiah Kuala?Kegiatan AMI di bawah Pusat Audit dan Pembinaan Akreditasi (PAUPA), dimulai dari perencanaan lalu pelaksanaan. Selain itu, juga dilakukan penyusunan TOR, SOP, merekrutmen dan melatih auditor, hingga sosialisasi instrumen ke SJMF. Personil PAUPA juga dilatih oleh Belmawa Dikti agar proses AMI berjalan sempurna.
Auditor adalah ujung tombak AMI. Tanpa auditor, maka sia-sialah kegiatan AMI. Rekrutmen auditor harus sesuai kriteria. Auditor yang lulus berhak mendapatkan sertifikat. Auditor yang bersertifikat dapat melakukan AMI dan ditetapkan melalui SK Rektor.
Sejak siklus tujuh, AMI memoles diri menjadi lebih kekinian. Bekerja sama dengan UPT TIK dan Pusat Sistem Informasi dan Evalusi (Pidev) LP3M, dikembangkanlah AMI online.
Tujuannya untuk memudahkan Prodi mengisi, melakukan Desk Evaluation (DE), dan memonitor AMI. Hasil DE menjadi acuan bagi auditor melakukan visitasi ke Prodi untuk melihat apakah ada ketidaksesuaian agar dapat segera ditindaklanjuti.
Apakah AMI bermanfaat ? AMI dilakukan sebagai proses introspeksi diri pada kemampuan dan kapasitas yang kita miliki. Menilai diri kita ke dalam (internal) agar bisa dinilai dari luar (eksternal). Oleh karena itu, AMI membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan cara mengevaluasi dan mendorong adanya peningkatan melalui proses:
Mengomunikasikan tujuan PT, standar Dikti yang ditetapkan PT, dan nilai-nilai yang telah ditetapkan.
• Memantau pencapaian kesesuaian tujuan dengan standar.
• Mengukur akuntabilitas dari pelaksanaan standar.
• Mengurangi Risiko PT; a. Risiko Kualitas, b. Risiko Hukum, c. Risiko Keuangan, d. Risiko Strategik, e. Risiko Kepatuhan, f. Risiko Operasional, g. Risiko Reputasi.
Harus ada SPMI terlebih dahulu baru ada SPME, yaitu penilaian akreditasi oleh BAN-PT. Kuat internal kuatlah eksternal. Jika seperti ini, apakah AMI sebagai simpul SPMI menjadi penting atau tidak perlu sama sekali? Di tengah kegalauan di ujung tahun, tiba-tiba teringat lagu Ebiet G Ade, “Du-du-du ... Mari kita tanya pada rumput yang bergoyang”. (Rk)
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
bangun mengawal proses peningkatan mutu melalui berbagai kegiatan penguatan manajemen mutu dan membantu program studi (Prodi) untuk meningkatkan akreditasinya.
AIMA/AMI di Unsyiah telah berlangsung sepuluh siklus. Pada AIMA siklus ke-6 tahun 2014, AIMA berkontribusi penuh mendukung kegiatan AIPT Unsyiah untuk meraih akreditasi A. Dalam hal ini, AIMA berperan melakukan langkah strategis dengan membuat instrumen dan fokus pada pemenuhan dokumen AIPT dengan tidak melupakan hakiki sebenarnya AIMA di Prodi. Hasilnya seluruh dokumen yang diperlukan untuk AIPT terkumpul dengan baik.
AIMA juga dilakukan di UPT Perpustakaan Unsyiah. Pimpinan UPT Pepustakaan menindaklanjuti dengan baik setiap temuan yang tidak sesuai dengan standar. Hasilnya UPT Perpustakaan Unsyiah berkembang pesat dan menjadi kebanggaan kampus ini.
Dr. drh. RINIDAR, K.Kes.
KEPALA PUSAT AUDIT DAN PEMBINAAN AKREDITASI, LEMBAGA
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU (LP3M)
UNSYIAH/DOSEN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN (FKH)
UNSYIAH
EDISI 229 . NOVEMBER 2018
46 BERITA
Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Kodam IM) melakukan perjanjian kerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) terkait penyelenggaraan pendidikan Program Magister Manajemen jalur khusus tahun akademik 2018/2019. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., dan Panglima Kodam IM, Mayjen TNI Teguh Arif Indratmoko, S.Adm., di Markas Kodam Iskandar Muda, Banda Aceh, pada 8 November lalu.
Panglima Kodam IM mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada Unsyiah, karena sudah berkenan memfasilitasi keinginan prajurit Kodam IM untuk menimba ilmu di universitas yang menjadi jantung hati rakyat Aceh itu.“Gagasan kerja sama ini sudah berlangsung beberapa waktu yang lalu, dan hari ini perwujudan untuk menimba ilmu tersebut akan kita wujudkan dalam bentuk yang nyata,” ujar Pangdam.
Pangdam menyebutkan, kurang lebih ada 10 prajurit yang mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan di Program Magister Manajemen tahun ajaran 2018/2019. Mereka adalah para perwira dari jajaran Kodam IM.“Saya berharap, gelombang berikutnya akan semakin banyak para perwira yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana. Terlebih bagi para perwira yang nantinya akan menjadi pemimpin di masa depan,” harap Pangdam.
Pangdam mengatakan, bahwa menjadi pemimpin tidak cukup hanya dengan suara lantang, tapi seorang pemimpin juga membutuhkan seni mengolah kemampuan berpikir (aspek head), menggunakan mata hati (aspek heart) dan berani (aspek brave). Dengan semua aspek inilah pemimpin itu menjadi sosok yang layak ditiru dan diteladani anak buahnya.“Di sinilah terasa, betapa pentingnya dukungan ilmu pengetahuan dalam mengembangkan diri bagi seorang pemimpin,” ujar Teguh.
Sementara itu, Rektor Unsyiah menyambut baik bentuk kerja sama ini. Bahkan menurut Samsul, hubungan Kodam Iskandar Muda dengan Unsyiah bukanlah hal baru, akan tetapi sudah terjalin sejak dulu.“Salah satu tokoh awal pendiri Universitas ini adalah pejabat Kodam Iskandar Muda di kala itu. Sehingga apabila sekarang ini para perwira ingin menuntut ilmu di Unsyiah, maka Unsyiah merasa bangga karena dapat meneruskan tekad dan semangat perjuangan para pendahulu kita,” ujar Prof.Samsul.
Rektor menegaskan, bukan hanya di bidang akademik saja, jika memang diperlukan maka Unsyiah siap bekerja sama dengan Kodam IM dalam berbagai bidang guna melakukan pembangunan di Aceh. Samsul optimis hal itu sangat mungkin dilakukan mengingat alumni dari Unsyiah saat ini tersebar di seluruh kecamatan dan kabupaten kota di Aceh.
Acara penandatanganan nota kerja sama ini ditutup dengan kuliah umum yang disampaikan oleh Rektor Unsyiah sekaligus sebagai pertanda dimulainya kegiatan akademik. (ib)
Resimen Mahasiswa (Menwa) Unsyiah meraih juara umum di Kejuaraan Olahraga Militer Komando Menwa Indonesia Tahun 2018. Menwa Unsyiah berhasil mengalahkan perguruan tinggi lainnya dengan perolehan medali 9 emas, 6 perak, dan 4 perunggu.
M. Rizky Saputra, Komandan Batalyon 01/WB-USK, mengatakan kejuaraan ini kali pertama diselenggarakan oleh Menwa Mahadasa Batalyon 01/Wira Bhakti Universitas Syiah Kuala. Kejuaraan yang digelar pada 17-20 November 2018 di Unsyiah dan Rindam Iskandar Muda ini, dilaksanakan untuk memeriahkan milad Unsyiah ke-57 dan HUT TNI ke-73.
Kejuaraan ini diikuti tujuh Menwa perwakilan perguruan tinggi, yaitu Batalyon 01 Wira Bhakti Unsyiah, Batalyon 02 Rencong Sakti UIN Ar-Raniry, Batalyon H Menwa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Batalyon A Universitas Sumatera Utara/KP, Batalyon C Univeristas Islam Negeri Sumatera Utara/MW, Batalyon 041/IB Universitas Negeri Riau, dan Detasemen 5 Institut Teknologi Medan.
Rizky menambahkan kejuaraan ini bertujuan untuk menguji ketangkasan dan bahan evaluasi personil Menwa yang telah berlatih selama ini. Tercatat ada enam cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu lari beban tempur, bongkar pasang senjata, jasmani militer, halang rintang, renang militer, lempar pisau dan kampak.
“Kami berharap kegiatan ini dapat rutin dilaksanakan dan dapat ditingkatkan lagi dari segi peserta maupun teknis di lapangannya,” harap Rizky.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC., mengatakan kejuaraan ini dapat menciptakan rasa keakraban dan silaturahmi antara Menwa dari seluruh Indonesia. Diharapkan kegiatan ini dapat membentuk rasa kompak, solid, dan jiwa professional.“Berprestasi itu penting, tetapi lebih penting lagi dari kejuaraan ini dapat tercipta rasa kompak dan saling silaturahmi antara Menwa yang ada di Indonesia,” pesannya.
Secara keseluruhan Menwa Unsyiah meraih 19 medali dari dari total 33 medali yang diperebutkan. Sementara juara kedua diraih oleh Menwa Universitas Sumatera Utara dengan 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu. Disusul Menwa Universitas Riau dengan 1 emas dan 4 perunggu. (fer)
PERKUAT ILMU MANAJEMEN, KODAM ISKANDAR MUDAGANDENG UNSYIAH
MENWA UNSYIAHJUARA UMUM KEJUARAAN NASIONAL