Upload
docong
View
228
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA MATERI GAYA
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Kertajaya 02 Kec. Rumpin Kab. Bogor)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Oleh
MASUMAH
NIM. 1812018300180
PROGRAM STUDI DUAL MODE SISTEM
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/1438 H
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Demonstrasi pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02
Rumpin Bogor disusun oleh Masumah, NIM 1812018300180, Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.
Jakarta, 31 Maret 2017
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd
NIP. 19650115 198703 1 002
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Demonstrasi Pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas IV SDN
Kertajaya 02 Rumpin Bogor” disusun oleh Masumah, NIM : 1812018300180,
diajukan ke Falkutas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada
tanggal 13 April 2017 di depan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Masumah
NIM : 1812018300180
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat : Kp. Bojong Jaya RT 001/003 Desa Kertajaya
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor 16350
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Melalui Metode Demonstrasi pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas
IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor adalah benar karya tulis sendiri dibawah
bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Dr. Ahmad Sofyan. M.Pd
NIP : 19650115 198703 1 002
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
sendiri.
iv
ABSTRAK
MASUMAH, NIM 1812018300180. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA
Tentang Gaya Melalui Metode Demonstrasi Penelitian Tindakan Kelas IV
SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya
melalui metode Demonstrasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai
Maret 2016 di kelas IV SDN Kertajaya 02 pada semester genap tahun pelajaran
2016/2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya
untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas. Metode ini
dilakukan dalam empat tahap yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengamatan ( observasi ) serta refleksi tindakan. Keempat tahapan tersebut
merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan
langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran yang
menggunakan metode demonstrasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan mencatat hal- hal
yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA khususnya materi gaya
pada siklus I terdapat 19 orang siswa atau 67,86% telah mengalami peningkatan
hasil belajar ( mencapai KKM ). Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
78,57% atau 22 dari 28 siswa telah mencapai KKM. Hasil belajar siswa pada
postes siklus I memperoleh nilai rata-rata 71,07, sedangkan postes siklus II terjadi
peningkatan hasil belajar rata-rata menjadi 78,21. Dari hasil itu sebagian besar
siswa telah mencapai KKM sekolah yang telah ditentukan. Dengan demikian dari
hasil analisa peneliti, bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang gaya, dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Metode Demonstrasi
v
ABSTRACT
MASUMAH, NIM 1812018300180. Improving Learning Outcomes IPA About
Style Through Action Research Methods Demonstration Class IV SDN Kertajaya
02 Rumpin Bogor. Thesis Program Government Elementary School Teacher
Education Faculty and Science Teaching Tarbiyah State Islamic University (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2016.
This study aims to improve student learning outcomes in style materials through
methods Demonstration. This research was conducted from January to March
2016 in the fourth grade SDN Kertajaya 02 in the second semester of the school
year 2016/2017. The method used in this research is classroom action research
(Classroom Action Research). This study was conducted as an attempt to address
the learning happens in the classroom. This method is carried out in four phases
including planning, implementation, and observation (observation) and reflection
action. The fourth stage is the present cycle repeatedly and carried out with the
same measures and focusing on learning the method demonstration. Based on the
research that has been done during the process of learning takes place by
recording the things that happen, it can be concluded that the science subjects
especially the material force in the first cycle there are 19 students or 67.86%
have improved learning outcomes (achieving KKM). In the second cycle
increased to 78.57% or 22 out of 28 students have reached KKM. The results of
students in the first cycle postes obtain the average value of 71.07, while the
second cycle occurs postes learning outcome average being 78.21. From the
results that most students have reached KKM schools that have been determined.
Thus the results of the analysis researchers, that learning by using the method of
demonstration in science subjects about style, can improve student learning
outcomes.
Keywords: Learning Outcomes, IPA, Methods Demonstration
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas karunia
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyususn skripsi yang berjudul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Gaya Melalui Metode Demonstrasi
Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor”.
Shalawat dan salam smoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulallah
Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan semua selaku
ummatnya yang selalu berusaha untuk menjalankan semua sunah-sunahnya
hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan trimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri
Sarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Ketua Pengelola Dual Mode System (DMS)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr, Ahmad Sofyan, M.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini memberikan ilmu
dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kepala Sekolah SDN Kertajaya 02, Bapak Sukarna, S.Pd. yang telah
memberikan izin dan kesempatan dalam penelitian.
vii
7. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H. Arsen dan Ibu Hj. Baenah yang telah
memberikan dukungan materil dan moril kepada penulis.
8. Kakakku Musadad, S.Pd.I, Nurpiyah A.Ma. Pd, Paridah, Azis Muslim, Deden
Suprihatin, S.Sos dan Nengsih A. Ma. Pd. dan adikku Nurijah, S.Pd yang
telah memberikan dukungan moril dan memberikan semangat kepada penulis.
9. Rekan-rekan mahasiswa kelas C dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
10. Guru-guru SDN Kertajaya 02 yang telah memberikan dukungan dalam proses
penelitian yang dilakukan di sekolah tersebut.
Semoga dukungan, bantuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis
membuahkan karya yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
semua pihak yang membacanya.
Jakarta, 21 April 2017
Penulis
Masumah
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ............................................. 3
C. Pembatasan Masalah Penelitian ............................................ 3
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................. 3
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian .......................... 4
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................. 6
1. Belajar ............................................................................ 6
2. Hasil Belajar ................................................................... 8
3. Metode Demonstrasi ....................................................... 10
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ..................................... 12
B. Kajian Penelitian yang Relevan .............................................. 17
C. Kerangka Berpikir ................................................................. 19
D. Hipotesis Penelitian ............................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 23
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............... 23
1. Metode Penelitian ........................................................... 23
2. Desain Penelitian ............................................................ 25
C. Subjek Penelitian ................................................................... 27
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................. 27
ix
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................ 27
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................... 31
G. Data dan Sumber Data ........................................................... 31
H. Instrumen Pengumpulan Data. ............................................... 31
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................... 39
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................ 39
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sekolah ......................................................... 41
1. Sejarah singkat Berdirinya Sekolah SDN Kertajaya 02 ... 41
a. Profil Sekolah .......................................................... 41
b. Visi, Misi, dan Tujuan .............................................. 41
c. Tujuan ..................................................................... 42
d. Struktur Organisasi................................................... 42
e. Kurikulum ................................................................ 42
f. Keadan Guru dan Siswa ........................................... 43
g. Keadaan Siswa ........................................................ 44
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................. 46
1. Penelitian Pendahuluan ................................................... 64
2. Siklus I ........................................................................... 47
3. Siklus II .......................................................................... 55
C. Pembahasan ........................................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................... 65
B. Saran .................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan
kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam bidang akademis. Selain itu kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan
belajar ke sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat,
minat, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata
pelajaran IPA dapat melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan
inovatif. IPA merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam
mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam
sekitarnya. Adapun arti dari pendidikan adalah “proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” 1
Sehubungan dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA
menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan pengajaran IPA
ditentukan oleh berbagai hal, antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan
guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna
sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat pada kurikulum. Siswa
sebagai objek pengajaran, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang
cerdas, ada pula yang kurang. Untuk itu guru harus pandai dalam
menyampaikan materi kepada siswa karena keragaman yang ada pada siswa.
Hasil belajar siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor pada
pembelajaran IPA di bawah KKM 70. Dari 28 siswa kelas IV SDN Kertajaya
02 Rumpin Bogor, 19 siswa mendapat nilai di bawah KKM, sedangkan hanya 9
siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Data diperoleh dari daftar nilai
ulangan harian yang dilakukan oleh guru pada awal semester ganjil tahun
1Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 326.
2
pelajaran 2016/2017. Berdasarkan observasi, hal ini disebabkan karena
keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran sangat minim sehingga
siswa tidak memahami materi yang diajarkan. Di samping itu, siswa tidak
antusias dan tertarik pada materi karena guru menggunakan metode
konvensional dalam mengajar.
Pembelajaran dengan metode konvensional tak lebih dari transfer ilmu
guru kepada murid di dalam kelas melalui komunikasi satu arah. Murid hanya
menjadi obyek pasif yang mempunyai kewajiban untuk menghafal catatan yang
telah diberikan guru supaya bisa menjawab soal-soal yang nantinya akan
diujikan.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya
maupun dalam bentuk tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Dengan metode demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran
akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.2
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas dan didukung oleh
referensi studi dan penelitian, maka peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV
menerapkan metode pengajaran demonstrasi dalam sebuah penelitian tindakan
kelas (PTK) untuk mengantisipasi masalah tersebut, yang sekaligus mengurangi
cara belajar konvensional yang sering digunakan dalam belajar mengajar IPA.
Besar harapan penulis dalam pembelajaran tentang hantaran panas pada benda
menggunakan metode demonstrasi dapat menarik minat belajar siswa dalam
pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan yaitu hasil belajar IPA tentang
hantaran panas pada benda dapat meningkat.
Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa
Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya”.
2Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cetakan keempat,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 90.
3
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi area dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran IPA di
kelas IV. Untuk fokus penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar sebagian besar siswa pada materi IPA di bawah KKM 70.
2. Keterlibatan siswa dalam PBM masih sangat minim sehingga siswa tidak
memahami materi yang diajarkan.
3. Proses pembelajaran IPA dirasa masih kurang menarik bagi siswa sehingga
berakibat kurang optimalnya hasil pembelajaran.
4. Guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar.
C. Pembatasan Masalah Penelitian
Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi
penelitian yaitu:
1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ipa
pada konsep gaya
2. Sekolah yang digunakan pada penelitian ini adalah SDN Kertajaya 02
kelas IV, yang beralamat di Kecamatan rumpin kab. Bogor.
3. Hasil belajar kognitif jenjang C1-C2-C3
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti
merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
“Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya kelas IV di SDN Kertajaya 02
Rumpin Bogor?”
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa melalui
penggunaan metode demonstrasi.
4
F. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis yang akan diperoleh adalah:
1. Mendapatkan teori/pengetahuan dan pengalaman baru yang relevan dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar IPA.
2. Sebagai dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan penelitian lebih
lanjut, baik untuk diri sendiri maupun guru kelas.
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti
Bagi perseorangan atau institusi, seperti diuraikan berikut ini:
1. Bagi Siswa
a. Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA
b. Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran IPA.
c. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA tentang
Gaya.
d. Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.
e. Untuk melatih kerja sama dalam memecahkan masalah.
2. Bagi guru
a. Memberikan manfaat kepada guru dalam rangka mengembangkan dan
memperbaharui cara mengajarnya untuk meningkatkan perhatian siswa.
b. Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar.
c. Menemukan suatu strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang
gaya.
3. Bagi Kepala Sekolah
a. Sebagai masukan dalam rangka memotivasi para guru untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
meningkatkan mutu sekolah
c. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai KKM.
4. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan rujukan yang dapat memberikan manfaat
dalam memperkuat landasan teori yang dibutuhkan dalam penelitiannya.
5
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN
KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir,
merasa, maupun dalam bertindak.1Menurut Slameto “belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”2
Sedangkan menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno belajar
pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang
setelah melakukan aktifitas tertentu.Walaupun pada kenyataannya tidak
semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik,
mabuk, gila dan sebagainya. Dalam belajar yang terpenting adalah proses
bukan hasil yang di perolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan
usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau
penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan
baik.3
Sedangkan menurut Masitoh dan Laksmi Dewi “belajar adalah suatu proses
atau kegiatan yang di lakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang
berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor”.4
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang di maksud dengan belajar,
terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi:
1) Hilgard dan Bower, mengemukakan: “Belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan
1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2013), h.4 2Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), h.2 3 Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.6. 4
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam 2009), h. 3
6
tingkah laku itu tidak dapat di jelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.”
2) Gagne, menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi.”
3) Morgan, mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.”
4) Witherington, mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi
yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.”5
Dari definisi-definisi tersebut di atas, ada beberapa elemen penting yang
mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu : Belajar merupakan suatu perubahan
dalam tingkah laku, perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Dalam perspektif keagamaan belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang
beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat
kehidupan.6 Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah : 11 yang berbunyi :
Artinya: “….niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-
orang beriman dan berilmu”.
Dari definisi-definisi yang telah diungkapkan di atas peneliti berpendapat
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dan memiliki tujuan.
b. Ciri Khas perilaku belajar yaitu :
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan perilaku yang
spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku
belajar yang terpenting adalah :
1) Perubahan Intensional
2) Perubahan Positif dan Aktif
5 M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.84.
6Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.62.
7
3) Perubahan Efektif dan Fungsional7
c. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar dapat di susun oleh calon guru atau pembimbing
dengan prinsip yang dapat di laksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,
dan oleh setiap siswa secara individu. Susunan prinsip-prinsip belajar tersebut
adalah : 1. Berdasarkan prasarat yang di perlukan untuk belajar, 2. Sesuai hakekat
belajar dan yang ke-3 sesuai dengan materi/bahan yang harus dipelajari.
1) Berdasarkan prasarat yang di perlukan untuk belajar
a) Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan partisipasi aktif,
meningkatkan dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;
b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif;
d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2) Sesuai hakekat belajar
a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya;
b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
c) Belajar adalah proses kontinguitas, (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan
pengertian yang di harapkan. Stimulasi yang di berikan
menimbulkan respon yang di harapkan.
3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya;
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
4) Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang;
2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.8
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Di dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dapat di lihat dari
7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 116 8 Slameto, op.cit. h.27-28
8
terjadinya perubahan yang di harapkan sesuai dengan tujuan yang telah di
rumuskan. Tujuan yang di maksud tersebut berupa hasil belajar siswa. Hasil
belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar.
Secara sederhana, yang di maksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Untuk
mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang
di kehendaki dapat di ketahui melalui evaluasi.
b. Macam-macam Hasil Belajar
1) Pemahaman konsep
Pemahaman menurut bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap
arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
2) Keterampilan Proses
Usman dan setiawan mengemukakan bahwa keterampilan proses
merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
3) Sikap
Menurut lange dalam azwar sikap tidak hanya merupakan aspek mental
semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik,.9
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan belajar sangat di pengaruh oleh beberapa faktor.Faktor-
Faktor tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor
dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).
1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di
antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,
kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya
adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar,
seperti riang gembira, meyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan
9Ahmad Susanto, op.cit, h.5-11.
9
keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru,
pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.10
3. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Dalam pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukan sesuatu proses,
berkenaan dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan baik oleh guru
maupun orang luar yang diundang ke kelas. Proses yang didemonstrasikan
diambil dari obyek yang sebenarnya.11
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau
prosedur yang dilakukan.12
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang
menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau
cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Melalui
metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja
suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah di terima begitu saja
oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu
masalah.
Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas
pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik
itu sendiri. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu mengkomunikasikan
sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Oleh karena itu
dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode yang benar-benar
efektif dan efisien atau merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan
pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa.
Metode yang di maksud dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi.
10
Ibid, h. 12 11
Zakiah Daradjat, metodik khusus pengajaran agama islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
h.296. 12
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h.162.
10
Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi mengatasi kekurangan-
kekurangan guru, metode demonstrasi mampu menyampaikan meteri secara jelas
dan mudah di pahami siswa.Dengan demikian penggunan metode demonstrasi
dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan.
Dari hal tersebut maka proses belajar akan efektif dan prestasi belajar siswa akan
meningkat.
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertujukan kepada siswa tentang suatu proses,situasi
atau benda tertentu,baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai
metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh
guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar
memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran
lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan
untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.13
Dari definisi- definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah cara-cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan
suatu kegiatan atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang
sebenarnya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang
relevan dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam
memahami materi.
Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk:
1) Memberikan ketrampilan tertentu
2) Penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas
3) Menghindari verbalisme, menbantu peserta didik dalam memahami dengan
jelas, jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.
Metode demonstrasi bertujuan untuk memberikan gambaran atau
memperlihatkan suatu proses terjadinya suatu peristiwa sesuai dengan materi ajar
agar peserta didik dengan mudah untuk memahaminya.
b. Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi
1) Kelebihan Metode Demonstrasi a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat
dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembeljaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta,
Kencana, 2010), h.152.
11
pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan anatara teori dan kenyataan.
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
2) Kelemahan Metode Demonstrasi
a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,
sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi yang memadai
demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini
tidak efektif lagi.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat
yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru
yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih
professional.14
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan
di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah Dasar. Mata Pelajaran IPA
merupakan mata pelajaran yang selama ini di anggap sulit oleh sebagian besar
peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Salah
satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya
pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses
pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik. IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. IPA
berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip
prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan pada prinsipnya
mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau
melakukan dan membantu siswa untuk memahami siswa untuk memahami alam
14
Ibid, h. 152-153
12
sekitar secara mendalam.15
Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya di arahkan
pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa di paksa hanya
untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk
memahami informasi yang di peroleh untuk menghubungkannya dengan situasi
dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran IPA,
yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains disekolah dasar
masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional.
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan di jelaskan
dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran
sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam Bahasa Indonesia
disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga
bagian, yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap.16
Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan sebagai
produk, yaitu kumpulin hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah
membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan
analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain : fakta-fakta, prinsip,hukum,dan
teori-teori IPA.
Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan
memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta
dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dan menemukan fakta dan teori yang
akan digeneralisasi oleh ilmuwan.
Ketiga, ilmu pengetahuan sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan
dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang harus di miliki oleh
seorang ilmuwan dalam melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil
penelitiannya.17
b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI
Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa :
15
Budi Setyawan, http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-
sd.html diunduh 24/2/2016 16
Ahmad Susanto, Op.Cit, h. 165. 17
Ibid., h.165-169.
13
1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap saint,
teknologi, dan masyarakat. Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep saint yang
akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya saint dalam
kehidupan sehari-hari.
4) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman di bidang
pengajaran lain.
5) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini
untuk dipelajari.
c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD/MI
Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai
berikut :
1) Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh
bentuk dan ukuran.
2) Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas,
gerak,getaran dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya
d. Gaya
1) PengertianGaya
Gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan. Bila kita menarik atau
mendorong suatu benda, maka berarti kita memberikan gaya pada benda tersebut.
Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi
pengaruhnya dapat dirasakan. Gaya ada yang kuat dan ada yang lemah. Makin
besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat
diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalm
Newton (N). Gaya dapat mempengaruhi gerak dan bentuk benda.
2) Macam – macam Gaya
a) Gaya otot
14
Adalah gaya yang ditimbulkan oleh otot. Misalnya, tangan mengangkat buku,
orang mendorong meja, dan kuda menarik delman,
b) Gaya Magnet
Adalah gaya yang dihasilkan oleh magnet. Benda magnet akan menarik benda
logam. Magnet berasal dari kata Magnesia yaitu tempat orang Yunani menemukan
sifat magnet yang terdapat dalam batu-batuan yang dapat menarik logam,
misalnya magnet yang terdapat pada pintu kulkas, alat pengumpul sampah besi,
dan penutup tempat pensil.
c) Gaya Gesek
Adalah gaya yang timbul akibat gesekan dua benda. Gaya gesek adalah gaya
yang menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak. Besar kecilnya
gaya gesek dipengaruhi oleh kasar licinnya permukaan benda yang bergesekan.
Makin halus/licin permukaan gaya gesek semakin kecil. Makin kasar permukaan
gaya gesek semakin besar Misalnya, karet rem yang bergesekan dengan pelek
seperti kayuh, amplas dengan kayu, dn ban mobil dengan permukaan jalan.
d) Gaya Pegas
Adalah gaya yang dihasilkan oleh benda elastis atau lentur. Misalnya, tali
ketapel, tali busur panah, dan pegas.
e) Gaya Gravitasi
Adalah gaya tarik dari pusat bumi. Gaya Gravitasi adalah gaya yang menarik
semua benda baik benda hidup maupun benda tidak hidup ke arah pusat
bumi.Gaya gravitasi bumi menyebabkan semua benda di Bumi mempunyai berat.
Gaya gravitasi bumi disebut juga gaya berat, yaitu gaya yang dimiliki suatu
benda terhadap pusat bumi.18
Contoh: daun berguguran dari pohon, buah yang
telah masak jatuh ke tanah, dan penerjun payung. Benda-benda yang mengalami
tarikan gaya gravitasi bumi akan bergerak jatuh ke tanah. Gerak jatuh akan
semakin cepat bila benda semakin dekat dengan tanah. Setelah benda mencapai
tanah, gaya gravitasi tetap bekerja sehingga benda tetap berada pada
tempatnya.Akibat tidak adanya gaya gravitasi semua makhluk hidup dan makhluk
tak hidup akan melayang-layang di angkasa.
3) Pengaruh Gaya terhadap Gerak dan Bentuk Benda
18
Jumali, dkk, Kreatif Ilmu Pengatahuan Alam Kelas 4 untuk Sekolah Dasar, (Jakarta: Duta,
2013), h.94-95.
15
Gaya dapat menyebabkan benda bergerak, gaya dapat menambah kecepatan
benda, dan gaya dapat mengurangi kecepatan benda. Gaya dapatmenyebabkan
kedudukan benda berubah atau gaya dapat menyebabkan benda yang tadinya
diam menjadi bergerak.
a. Gaya Menggerakkan Benda Diam
Benda diam akan bergerak jika diberi gaya. Contohnya, bola akan
melambung ke udara jika tendang. Lemari akan bergeser jika kita dorong. Sepeda
akan berjalan jika kita kayuh. Batu akan bergerak jika kita lempar.
b. Gaya Membuat Benda Bergerak Menjadi Diam
Contoh benda yang bergerak adalah sepeda yang dikayuh, sepeda motor yang
sedang bergerak, kelereng yang menggelinding dan sebagainya. Benda yang
bergerak tersebut dapat berhenti jika diberi gaya. Sepeda yang bergerak akan
berhenti jika direm. Sepeda motor yang sedang bergerak akan berhenti jika direm.
Kelereng yang menggelinding akan berhenti jika kita tahan dengan tangan atau
kaki. Mengerem sepeda dan sepeda motor termasuk bentuk gaya. Begitu pula
dengan menahan kelereng dengan tangan juga termasuk bentuk gaya, dengan
demikian, gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam.
c. Gaya Mengubah Kecepatan Benda
Perhatikan mobil yang sedang bergerak! Jika kamu amati, kecepatan mobil
tersebut tidak akan sama. Kamu bisa melihatnya pada spidometer. Gerak mobil
terkadang cepat dan terkadang lambat. Apakah yang menyebabkan kecepatan
mobil tersebut berubah-ubah? Ketika jalan lengang, pengemudi akan menginjak
gasnya, akibatnya, mobil akan melaju kencang. Namun, ketika ada mobil yang
lain didepannya, pengemudi akan menginjak rem. Akibatnya, laju mobil akan
melambat. Injakan gas dan injakan rem termasuk bentuk gaya. Oleh karena itu,
gaya dapat mempengaruhi kecepatan benda.
d. Gaya Mengubah Arah Gerak Benda
Sepeda tidak hanya dapat berjalan lurus, sepeda dapat kita belokkan ke arah
yang dibutuhkan. Jika ingin mengubah arah sepeda, kita cukup membelokkan
setangnya. Hasilnya, arah sepeda akan berubah. Begitu juga dengan orang yang
bermain bola. Bola tidak hanya bergerak ke satu arah. Namun, arah gerak bola
tidak dapat berubah dengan sendirinya. Arah gerak bola harus diubah oleh
16
pemain bola. Caranya dengan menyundul atau menendang bola. Membelokkan
arah sepeda dan bola termasuk bentuk gaya. Dengan demikian, gaya dapat
mengubah arah gerak benda.
e. Gaya Dapat Mengubah Bentuk Benda
Gaya dapat mengubah bentuk suatu benda yang terjadi pada karet gelang
yang semula berbentuk lingkaran berubah bentuk ketika ditarik. Kayu yang
semula berbentuk gelondong bisa diubah menjadi berbagai bentuk. Ada yang
menjadi meja, kursi, mobil-mobilan, patung, dan sebagainya. Tarikan pada karet
gelang dan pahatan pada kayu termasuk bentuk gaya. Dengan demikian, terbukti
bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda.
f. Gaya Dapat Mempengaruhi Keadaan Benda di dalam Air
Di dalam air terdapat suatu gaya yng disebut gaya tekan ke atas. Gaya ini
menyebabkan benda bisa mengapung di permukaan. Benda yang masuk ke dalam
air akan dikenai gaya tekan ke atas, sehingga benda muncul kembali ke
permukaan. Itulah sebabnya, ketika berenang kita tidak akan ke dasar kolam,
melainkan berada di permukaan air. Namun gaya tekan ke atas dipengaruhi oleh
luas permukaan benda. Benda yang permukaannya lebar mendapat banyak gaya
tekan ke atas. Akibatnya benda itu akan tenggelam. Inilah penyebab batu
tenggelam ketika dilempar ke dalam air. Hal ini karena batu memiliki luas
permukaan yang kecil. Keadaan benda di dalam air di pengaruhi oleh gaya tekan
ke atas dan berat benda.
a. Jika gaya tekan ke atas lebih besar dari berat benda, maka benda akan
terapung.
b. Jika gaya tekan ke atas sama dengan berat benda, maka benda akan melayang.
c. Jika gaya tekan ke atas lebih kecil dari berat benda, maka benda akan
tenggelam.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh ST Rusiah dengan skripsi berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Pada
Materi Bangun Ruang dan Hubungan Antar Bangun Datar”19
Penelitian Tindakan
19
ST Rusiah, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi
Pada Materi Bangun Ruang Dan Hubungan Antar Bangun Datar” PenelitianTindakan Kelas di
Kelas IV MI Assyairiyah Attahiriyah, Skripsi S1 UIN Jakarta, 2012, h.77.
17
Kelas di kelas IV MI Assyairiyah Attahiriyah Tahun Pelajaran 2011/2012, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
proses pembelajaran melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hasil belajar dari sebelum siklus ke siklus I meningkat sebesar
10,69%. Hasil belajar dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 4,40%. Secara
keseluruhan terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 15,09%. Hasil belajar dari
awal sampai dengan akhir siklus II, dengan tingkat ketuntasan (pencapaian KKM)
pada tes sebelum sikus sebesar 50% (18 orang), pada siklus I yang sudah
mencapai nilai KKM 88,88% (32 orang), dan pada siklus II meningkat menjadi
100% telah mencapai nilai yang ditetapkan yaitu 70.
Penelitian yang dilakukan Agus Andriyanto dengan judul skripsi
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui
Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontalo”20
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil penelitian
menunjukan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada
pembelajaran siklus I diperoleh data dari 34 orang siswa. Siswa yang belum tuntas
ada 13 orang siswa atau 38.23% dan yang tuntas ada 21 orang siswa atau 61.77%.
sedangkan pada siklus II meningkat dimana siswa yang belum tuntas ada 3 orang
siswa atau 8.82% dan yang sudah tuntas menjadi 31 orang siswa atau 91.18%.
dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka penulis menyampaikan
bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi hasil belajar siswa di kelas V
SDN 5 Telaga Kab Gorontalo tentang sifat-sifat cahaya mengalami peningkatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahdania dengan judul skripsi “
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 9 Mamboro Pada Mata
Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi”21
, dapat ditarik kesimpulan:
Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan tersebut dapat dilihat pada siklus
Isiswa yang tuntas sebanyak 10 orang, persentase tuntas klasikal mencapai 58,82
%dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu siswa yang tuntas sebanyak 16
orangatau presentase ketuntasan klasikal mencapai 94,11%. Bila dilihat dari aspek
20
Agus Andriyanto, Djotin dan Meylan, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Sifat-sifat Cahaya Melalui Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5 Telaga Kecamatan Telaga
Kabupaten Gorontalo”Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (kim.ung.Ac.id/index.php
/KIMPIF/…4324, 2013), h.13. 21
Wahdania, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 9 Mamboro Pada Mata
Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi”Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
(jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE/article), h.12.
18
aktivitassiswa maupun aktivitas guru keduanya mengalami peningkatan dari
kategori baikpada siklus I menjadi kategori sangat baik pada siklus II. Dengan
demikianpenggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IVSDN Mamboro Pada Mata Pelajaran IPA.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh
kerangka pikir bahwa kondisi awal pembelajaran IPA kelas IVSDN Kertajaya 02
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor lebih banyak berpusat kepada guru, guru
lebih banyak berceramah. Siswa hanya sebagai pendengar, kondisi seperti ini
mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan belajar IPA. Dengan kondisi awal
seperti ini kemudian peneliti akan melaksanakan suatu tindakan untuk
mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode demonstrasi dalam proses
pembelajaran IPA.
Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai kondisi
akhir, yaitu hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan
Rumpin Kabupaten Bogor dapat meningkat. Melalui metode demonstrasi,
diharapkan siswa lebih senang dan tertarik untuk belajar IPA, sehingga hasil
belajarnya diduga akan meningkat.
19
Gambar.2.1 Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian dalam landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut: jika
pembelajaran dengan metode demonstrasi diterapkan dalam mata pelajaran IPA,
maka dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN Kertajaya 02
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.
KONDISI
AWAL
GURU
Menggunakan
metode
ceramah
SISWA Hasil belajar siswa
masih rendah
TINDAKAN Menerapkan metode
demonstrasi
SIKLUS I
Menggunakan metode
demonstrasi dengan
kelompok
KONDISI
AKHIR
SIKLUS II
Menggunakan metode
demonstrasi secara
kelompok dengan
bimbingan guru.
Diharapkan
melaluimetode
demonstrasi dapat
meningkatkan
keaktifan, kreatifitas,
kerjasama dan hasil
belajar siswa dalam
pelajaran IPA tentang
gaya.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelas IV SDN Kertajaya 02 yang beralamat di
Kp. Bababakan Ds. Kertajaya Kec. Rumpin Kab. Bogor. Alasan penulis
mengadakan penelitian di lembaga tersebut adalah : sebagai tempat penulis
menjalankan aktivitas sebagai guru mata pelajaran sehingga penulis mengetahui
kondisi sekolah tersebut, kurangnya minat siswa untuk belajar IPA. Berdasarkan
pengamatan kondisi sekolah tersebut, maka penulis tertarik untuk memeberikan
kontribusi untuk meningkatkan mutu pembelajaran bagi siswa di SDN Kertajaya
02.Adapaun Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret
2016.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh
guru di lapangan.
Wibawa dan arikunta mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Menurut Wiriaatmadja penelitian tindakan kelas adalah
bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka
sendiri.1Metode ini dipilih didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti
adalah seorang guru. Sebagai seorang guru peneliti sangat berkeinginan
memperbaiki kualitas hasil belajar IPA peserta didik khususnya di SDN
1 Tukiran Taniredja, Irma Pujiati dan Nyata, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta,
2011) h. 15-16
21
Kertajaya 02 Rumpin Bogor, sekolah dimana peneliti melaksanakan
tugas sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan terdiri dari empat tahapan, yaitu:
a. Perencanaan (Planning).
Tahapan ini berupa penyusunan rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan. Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus
peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian
membuat sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung. Rincian tahap perencanaan terdiri dari kegiatan
sebagai berikut:
1) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa
rumusan hipotesa tindakan
2) Menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta instrument
pengumpulan data yang dipakai untuk menganalisa indikator keberhasilan
3) Menyiapkan instrument pengumpulan data
4) Membuat rancangan tindakan secara rinci yang tertuang dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
b. Tindakan (Action).
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan rencana atau strategi pembelajaran
yang sudah di skenariokan. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode Demonstrasi pada proses pembelajaran dengan
materi gaya.Rincian tindakan tersebut menjelaskan tentang:
1) Menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi dalam materi gaya.
2) Mengamati pembelajaran yang dilakukan siswa
22
c. Pengamatan (Observasi)
Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelakanaan pembelajaran.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, dengan demikian
keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
Pada tahap ini, peneliti dibantu observer melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.Pengumpulan data berupa lembar observasi dan tes hasil
belajar.Panduan observasi yang digunakan terdiri dari dua, yaitu guru dan
siswa.
Observasi ini digunakan untuk mengamati secara cermat terhadap
penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA pada materi
gayayang dilaksanakan pada siklus penelitian.
d. Refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Hasil yang telah diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisa oleh peneliti, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah
dilaksanakan mencapai tujuan/target yang diharapkan atau masih perlu adanya
perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki
kegiatan penelitian sebelumnya yang akan diterapkan pada penelitian
berikutnya.
2. Desain Penelitian
Uraian tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus satu (1) adalah segala upaya
mulai dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang
diarahkan untuk mengkaji masalah penggunaan metode demonstrasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi gaya. Sub pokok materi
pambahasan dalam tindakan pembelajaran siklus I adalah materi tentang
pengaruh gaya terhadap gerak benda yang dilaksanakan selama dua kali
pertemuan dalam proses pembelajaran. Siklus I diakhiri dengan evaluasi
terhadap pencapaian indikator hasil belajar siswa dan analisis hasil
observasi terhadap penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran.
23
Untuk mencapai hasil yang maksimal, setelah melakukan refleksi pada
siklus I, peneliti akan melanjutkan kegiatan penelitian pada siklus II
melalui tahapan yang sama seperti pada siklus I dengan sub materi
pengaruh gaya terhadap bentuk benda. Proses pembelajaran ini pun
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dalam proses pembelajaran dan
satu kali tes evaluasi hasil belajar siklus II.
b. Penelitian ini berakhir apabila peneliti telah memperoleh data bahwa hasil
belajar IPA siswa pada materi gaya telah mencapai rata-rata hasil belajar
70% dan analisa hasil pengamatan menunjukkan bahwa proses
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi gaya
mencapai target serendah-rendahnya, kategori baik.
c. Desain penelitian tindakan kelas ini selanjutnya secara sistematis disajikan
dalam alur diagram sebagaimana terlihat dibawah ini.
24
Gambar.3.1 Skema Desain Penelitian
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 dengan
jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 14 siswa
Pelaksanaan pembelajaran pengaruh gaya terhadap gerak
benda
Pengamatan dan
pengumpulan Data saat tindakan
Tindakan dilanjutkan
ke siklus berikutnya
Refleksi dari pelaksanaan
pembelajaran dengan metode demontrasi
pada materi pengaruh gaya
terhadap gerak benda
Jika hasil
belajar IPA
siswa belum
sesuai target
yang
diharapkan
Tindakan dihentikan
Perencanaan proses
pembelajaran gaya melalui
metode demontrasi Pengamatan
dan pengumpulan
Data saat tindakan
Refleksi dari
pelaksanaan materi
gaya
Perencanaan proses pembelajaran gaya
melalui metode demontrasi
Pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan
metode demontrasi pada materi
gaya
S
I
K
L
U
S
I
Hasil belajar IPA siswa pada materi gaya
Jika hasil belajar IPA siswa ≥ KKM 70
dan ketuntasan klasikal ≥70%
Hasil belajar siswa belum
dapat ditingkatkan
sesuai dengan
target yang ditetapkan
S
I
K
L
U
S
II
25
perempuan. Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut didasarkan pada temuan
masalah bahwa kemampuan IPA siswa kelas tersebut masih rendah.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru sekaligus pelaku
penelitian.Peneliti membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan
menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya.Peneliti dibantu oleh guru
kelas III yang berperan sebagai Observer. Observer bertugas mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa tentang pendemonstrasian
materi pelajaran serta mengamati proses pembelajaran.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Perencanaan tindakan ini diawali dengan identifikasi persoalan di kelas dan
direncanakan alternatif penyelesaiannya.Alternatif penyelesaian dilaksanakan
dalam sikus penelitian yang terdiri dari perencanaa tindakan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan/observasi, evaluasi serta analisis dan refleksi. Setelah
dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus I, maka peneliti akan melanjutkan
pada perencanaan dan tindakan siklus II jika data yang diperoleh memerlukan
penyempurnaan dan begitu selanjutnya, sampai hasil analisis akhir tindakan
menunjukkan bahwa kriteria target atau tujuan penelitian yang telah ditetapkan
tercapai.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
26
Tabel.3.1
Tahap Perencanaan Siklus 1
Tahap Perencanaan
1 Menyiapkan kelas tempat penelitian
2 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3 Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing
4 Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan dengan metode
demonstrasi beserta media pembelajaran
5 Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, penggunaan metode
demonstrasi, catatan lapangan
6 Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap pertemuan
7 Menyiapkan soal akhir siklus I
8 Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
1 Guru menyampaikan kompetensi, indikator dan tujuan
pembelajaran yang diharapkan
2 Guru melakukan apersepsi dan motivasi
3 Guru membagi siswa di kelas menjadi 5 kelompok
4 Guru mendemonstrasikan tentang hantaran panas pada benda,
konduktor dan isolator panas dengan bantuan media pembelajaran
5 Siswa ditugaskan untuk mendemontrasikan tentang materi gaya
secara berkelompok
6 Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS yang berkaitan
dengan demonstrasi yang telah dilakukan dan menyampaikan hasil
pengamatan untuk setiap kelompok
7 Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus I
8 Guru menutup pelajaran
9 Mendokumentasikan semua data yang diperoleh setiap
pembelajaran selama siklus I
27
Tahap Observasi
1 Pada tahap ini peneliti dibantu oleh Observer. Tahap ini
berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
(pembelajaran) yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru,
dan mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran.
Tahap Refleksi
1 Melakukan analisa terhadap semua data yang telah terkumpul dari
hasil observasi dan menentukan keberhasilan dan kelemahan pada
siklus I yang akan dijadikan dasar perbaikan pada pelaksanaan
siklus berikutnya
Tabel. 3.2
Tahap Perencanaan siklus 2
Tahap Perencanaan
1 Memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus1
2 Menyiapkan kelas tempat penelitian
3 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4 Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing
5 Menyiapkan materi ajar tentang pengaruh gaya terhadap gerak
benda untuk setiap pertemuan untuk metode demonstrasi
6 Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, catatan lapangan
serta keperluan observasi lainnya
7 Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap pertemuan
8 Menyiapkan soal akhir siklus 2
9 Menyiapkan alat dokumentasi
28
Tahap Pelaksanaan
1 Memberikan sekilas ulasan tentang materi yang telah dipelajari dan
melakukan penguatan khususnya kepada siswa yang pada siklus I
belum mampu mencapai hasil sesuai kriteria yang ditetapkan
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi dan
motivasi
3 Menjelaskan materi pengaruh gaya terhadap gerak benda serta
mendemonstrasikan bagaimana pengaruh gaya terhadap gerak
benda itu dapat digunakan
4 Siswa ditugaskan secara berkelompok untuk mendemonstrasikan
tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda dengan menggunakan
alat peraga
5 Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS yang berkaitan
dengan demonstrasi yang telah dilakukan dan menyampaikan hasil
pengamatan untuk setiap kelompok
6 Siswa mengerjakan soal test akhir siklus II
7 Mendokumentasikan semua data yang diperoleh setiap
pembelajaran selama siklus II
Tahap Observasi
1 Tahap ini pada dasarnya sama dengan observasi pada tahap I,
hanya ada beberapa tambahan pengamatan sebagai upaya
perbaikan tindakan
Tahap Refleksi
1 Menganalisa data yang telah terkumpul selama tindakan pada
siklus I dan menentukan hasil tindakan siklus II yang akan
dijadikan dasar tindakan selanjutnya, apakah akan melanjutkan
tindakan pada siklus II jika target belum tercapai atau tindakan
dihentikan jika target telah tercapai
29
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Diharapkan hasil dari tindakan yang dilaksanakan adalah tercapainya
indikator-indikator keberhasilan, yaitu siswa dapat memahami apa itu gaya dan
pengaaruh gaya terhadap gerak benda. Untuk mencapai target di akhir siklus 70%
siswa atau lebih memperoleh nilai sesuai nilai KKM yang telah ditetapkan atau
melampauinya. Nilai KKM yang telah ditetapkan sekolah untuk pelajaran IPA
adalah 70. Penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil apabila ≥ 70% dari
jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran mencapai nilai ≥ 70 di akhir
siklus.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat atau pernyataan bukan
berupa angka. Dalam penelitian ini data kualitatif yang digunakan berupa hasil
observasi aktivitas guru dan siswa, aktivitas belajar IPA melalui metode
demontrasi, catatan lapangan, dan hasil dokumentasi selama proses
pembelajaran.
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Dalam penelitian
ini data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode demonstrasi.Sumber data: sumber data dalam penelitian
ini adalah siswa,guru,dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Test
Untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa digunakan test akhir siklus I
berupa post tes dalam bentuk pihan ganda, isian dan essai. Test ini bertujuan
30
untuk menganalisa peningkatan hasil belajar siswa pada materi gaya yang telah
disampaikan pada proses pembelajaran selama siklus.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Pada Siklus I
No
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Indikator
Instrumen Soal
Nomor Soal
Jumlah C1 C2 C3
1 Standar
Kompetensi :
memahami
gaya dapat
mengubah
gerak dan atau
bentuk suatu
benda
Kompetensi
Dasar :
menyimpulkan
hasil
percobaan
bahwa gaya (
dorongan dan
tarikan ) dapat
mengubah
gerak suatu
benda
Gaya siswa dapat
menyebutkan
pengertian gaya.
Menyebutkan
pengertian gaya 1 1
2 siswa dapat
menyebutkan alat
ukur gaya
Menyebutkan alat
ukur untuk gaya. 2 1
3
Siswa dapat
menyebutkan
satuan ukur untuk
gaya
Menyebutkan
satuan ukur untuk
gaya
3 1
4
Siswa dapat
Menentukan
bentuk gaya yang
digunakan pada
suatu kejadian
Menentukan
bentuk gaya yang
digunakan pada
suatu kejadian
4 1
5
Siswa dapat
Mengklasifikasikan
gaya yang terjadi
pada suatu kejadian
( gaya otot )
Mengklasifikasikan
gaya yang terjadi
pada suatu kejadian
( gaya otot )
5 1
6
Siswa dapat
Mengklasifikasikan
gaya yang terjadi
pada suatu kejadian
( gaya gesek )
Mengklasifikasikan
gaya yang terjadi
pada suatu kejadian
( gaya gesek )
6 1
31
N
o
Standar
Kompete
nsi
Kompete
nsi Dasar
Mate
ri
Indikator
Instrumen Soal
Nomor Soal Juml
ah C1 C2 C
3
7 Standar
Kompeten
si :
memahami
gaya dapat
mengubah
gerak dan
atau bentuk
suatu
benda
Kompeten
si Dasar :
menyimpul
kan hasil
percobaan
bahwa
gaya (
dorongan
dan tarikan
) dapat
mengubah
gerak suatu
benda
Gay
a
Siswa dapat
Memperkiraka
n
besar kecilnya
gaya yang
terjadi pada
suaatu tempat.
Memperkiraka
n besar
kecilnya gaya
yang terjadi
pada suaatu
tempat.
7 1
8 Siswa dapat
Mengklasifika
sikan gaya
yang terjadi
pada suatu
kejadian ( gaya
gravitasi )
Mengklasifika
sikan gaya
yang terjadi
pada suatu
kejadian ( gaya
gravitasi )
8,
1
3
2
9 Siswa dapat
Mengklasifika
sikan gaya
yang terjadi
pada suatu
kejadian ( gaya
listrik )
Mengklasifika
sikan gaya
yang terjadi
pada suatu
kejadian ( gaya
listrik )
9,1
4,
15
`2
1
0
Siswa dapat
Menunjukkan
sifat benda
elastis
Menunjukkan
sifat benda
elastis
1
0
1
1
1
Siswa dapat
memperkiraka
memperkiraka
n besar
11,1
2
2
32
n besar
kecilnya gaya
yang terjadi
pada suatu
tempat
kecilnya gaya
yang terjadi
pada suatu
tempat
Jumlah 6 4 5 15
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Isian Pada Siklus I
No
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Indikator
Instrumen
Soal
Nomor Soal
Jumlah C1 C2 C3
1 Standar
Kompetensi :
memahami
gaya dapat
mengubah
gerak dan atau
bentuk suatu
benda
Kompetensi
Dasar :
menyimpulkan
hasil
percobaan
bahwa gaya (
dorongan dan
tarikan ) dapat
mengubah
gerak suatu
benda
Gaya Siswa dapat
menuliskan
benda elastis
menuliskan
benda elastis 16 1
2
Siswa dapat
menentukan
pengaruh/akibat
dari suatu gaya
yang dikenakan
terhadap benda
(benda diam
menjadi
bergerak)
menentukan
pengaruh/akibat
dari suatu gaya
yang dikenakan
terhadap benda
(benda diam
menjadi
bergerak)
17,18,19,20 4
Jumlah 1 4 5
33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Essay Pada Siklus I
No
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Indikator
Instrumen Soal
Nomor Soal
Jumlah C1 C2 C3
1
Standar
Kompetensi :
memahami
gaya dapat
mengubah
gerak dan atau
bentuk suatu
benda
Kompetensi
Dasar :
menyimpulkan
hasil
percobaan
bahwa gaya (
dorongan dan
tarikan ) dapat
mengubah
gerak suatu
benda
Gaya Siswa dapat
mencontohkan
gaya yang terjadi
dikehidupan siswa
mencontohkan
gaya yang terjadi
dikehidupan siswa
1 1
2
Siswa dapat
Mengklasifikasikan
gaya yang terjadi
pada suatu kejadian
( gaya gravitasi )
Mengklasifikasikan
gaya yang terjadi
pada suatu kejadian
( gaya gravitasi )
1 1
3 Siswa dapat
Mencontohkan
gaya listrik
Mencontohkan
gaya listrik 1 1
4
Siswa dapat
menentukan
pengaruh/akibat
dari suatu gaya
yang dikenakan
terhadap benda
(benda diam
menjadi bergerak)
menentukan
pengaruh/akibat
dari suatu gaya
yang dikenakan
terhadap benda
(benda diam
menjadi bergerak)
1 1
5
Siswa dapat
menuliskan
Pengaruh gaya
terhadap suatu
benda
Menuliskan
Pengaruh gaya
terhadap suatu
benda
1 1
Jumlah 1 3 1 5
34
2. Non Test
Instrument non test yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
a. Lembar observasi tentang aktivitas siswa pada saat proses
pembelajaran, baik yang mengenai keaktifan, motivasi, minat, sikap,
dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Pada Siklus I dan II
No Aspek yang dinilai
Penilaian
Pertemuan
siklusI
Penilaian
Pertemuan
siklusII
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran
2 Menyimak apa yang disampaikan guru
3 Memperoleh pengetahuan awal melalui kegiatan
tanya jawab
4 Menyimak penjelasan guru tentang metode
demonstrasi
5 Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru
dengan baik
6 Siswa mendemonstrasikan benda yang
mempengaruhi gerak benda
7 Siswa tampak antusias selama mengikuti
pembelajaran
8 Bersama guru menyimpulkan apa yang
dipelajari
9 Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan
tertib
Jumlah
Persentase pertemuan
Kategori Sangat baik
kriteria: Katagori Jumlah Skor
35
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = Cukup
2 = kurang
1 = kurang sekali
80-100% = Sangat baik
70-79% = baik
60-69% = cukup
50-59% = kurang
0-40% = kurang sekali
b. Lembar observasi tentang keterampilan guru dalam menggunakan Metode
Demontrasi dalam menyampaikan materi pelajaran, membimbing dan
mengarahkan siswa, membangkitnya motivasi siswa, mengelola kelas dan
berbagai kompetensi lain yang harus dimiliki seorang guru.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Pada Siklus I dan II
No Aspek yang dinilai
Penilaian
Pertemuan
siklusI
Penilaian
Pertemuan
siklusII
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Guru membuat RPP
2 Guru membuka pelajaran dengan baik
3 Guru menanyakan kembali pelajaran siswa
sebelumnya (appersepsi)
4 Guru menguasai materi
5 Guru mengolah kelas dengan baik
6 Guru memberikan tugas
7 Guru menggunakan metode demonstrasi
8 Guru bersifat luwes, terbuka dan membantu
9 Guru memberikan waktu yang cukup kepada
siswa untuk menyelesaikan tugas siswa
10 Guru menutup pelajaran dengan baik
Jumlah
Persentase pertemuan
Kategori Sangat baik
kriteria: Katagori Jumlah Skor
36
5 = Sangat baik
4 = baik
3 = Cukup
2 = kurang
1 = kurang sekali
80-100% = Sangat baik
70-79% = baik
60-69% = cukup
50-59% = kurang
0-40% = kurang sekali
c. Lembar observasi keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
d. Catatan lapangan selama proses pembelajaran berlangsung.
e. Dokumentasi, berupa foto, dan dokumen-dokumen lain sebagai bukti
otentik penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang
berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan.Hal ini dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Rincian teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dalam materi gaya diperoleh dari test hasil belajar setiap
akhir siklus.
2. Keterampilan dan kemampuan guru menggunakan Metode Demontrasi
diperoleh dari lembar pengamatan yang dilakukan oleh observer.
3. Instrument penelitian dicatat dengan menggunakan lembar catatan lapangan,
baik yang dilakukan peneliti maupun observer.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Dalam penelitian ini, validitas instrument dilakukan melalui judgement
(penilaian) oleh dosen pembimbing.Instrument tes hasil belajar di validasi secara
konstruk baik aspek bahasa/redaksinya maupun kesesuaian item soal dengan
indikator pembelajaran.
37
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada
pelaksanaan kegiatan penelitian. Data yang sudah terkumpul berupa hasil kerja
LKS, hasil observasi, catatan lapangan dan hasil belajar siswa.Semua data
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Adapun peneliti menggunakan
indikator keberhasilan penelitian untuk menentukan apakah siklus akan
dilanjutkan atau dihentikan. Indikator keberhasilan tersebut adalah:
1. Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis
menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah:2
P =
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = Number of Cases (Jumlah frekuensi)
2. Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam memperoleh data
hasil belajar siswa adalah tes tertulis, dianalisis dengan membuat rata-rata nilai
tes formatif yang kemudian dibuat persentasenya, yang dihitung dengan
perhitungan sebagai berikut:
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Penelitian ini diakhiri setelah hasil analisis data menunjukkan bahwa target
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan
Rumpin Kabupaten Bogor pada Materi Gaya telah tercapai. Jika belum tercapai
akan dilanjutkan tindakan pada siklus berikutnya.
2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),
h.43.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sekolah
1. Sejarah singkat Berdirinya Sekolah SDN Kertajaya 02
Penelitian perbaikan pembelajaran telah dilaksanakan di SDN Kertajaya
02 yang terletak di Kp. Babakan RT. 002 RW. 006, Desa Kertajaya Kecamatan
Rumpin Kabupaten Bogor. Adapun fasilitas gedung yang dimiliki Sdn Kertajaya
02 diantaranya : Ruang kelas yang memadai, Ruang kantor guru, Ruang kantor
Kepala Sekolah, Ruang Perpustakaan dan toilet serta lapangan yang cukup
memadai untuk memenuhi sarana dan prasarana sekolah.
a. Profil Sekolah
Profil sekolah adalah identitas sekolah SDN Kertajaya 02. Peneliti
menjabarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Profil sekolah SDN Kertajaya 02 Kp. Babakan RT. 002 RW. 006
No Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah SDN Kertajaya 02
2. Alamat Kp. Babakan RT.002 RW. 006
3. Desa Kertajaya
4. Kecamatan Rumpin
5. Provinsi Jawa Barat
6. Kode Pos 16350
7. Status Sekolah Negeri
8. Tahun Berdiri 1975
9. KBM Pagi/siang
10 Bangunan Sekolah Negeri
b. Visi, Misi, dan Tujuan
Sekolah ini menetapkan visi, misi, dan tujuan untuk menyeleraskan gerak
organisasi dengan kinerja warga sekolah sebagai berikut :
Visi :
“Mewujudkan sekolah berkualitas, relevan, kompeten dan dinamis
sesuai dengan perkembangan masa depan”
39
Misi :
Melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, efisien, inovatif dan
menyenangkan untuk dapat :
1. Meningkatkan Iman dan Taqwa sebagai landasan utama dalam melaksanakan
aktivitas sehari–hari.
2. Meningkatkan penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan
keterampilan dasar hidup dalam bidang Iptek maupun seni budaya.
3. Memberikan bimbingan dalam rangka meningkatkan : kecerdasan Spiritual
(SQ) Kecerdasan Emosional (EQ) Kecerdasan Intelegensi (IQ) agar siswa
mampu mengorganisasi dirinya sehingga memiliki kepribadian yang luhur.
c. Tujuan
Tujuan dasar pendidikan dasar SDN Kertajaya 02, adalah sebagai berikut :
1) Siswa memiliki Iman dan Taqwa yang tercermin dalam perilaku sehari-hari.
2) Siswa mampu melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi sesuai dengan
pilihannya dan mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat.
3) Siswa memiliki kepribadian dan budi pekerti (Akhlaqulkharimah) siap
menghadapi tantangan masa depan.
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang
menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lain, sehingga
jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kebulatan
yang teratur. Adapun bagan struktur organisasi SDN Kertajaya 02 dimulai dari
kepala sekolah Bapak Sukarna, S.Pd.SD, kurikulum ibu Kurniasih, S.Pd.SD,
Kesiswaanibu Siti Sumirah, S.Pd.SD, Tata Usaha Batria Efendri dan Bendahara
Ubang Ubaidillah.
e. Kurikulum
Struktur kurikulum SDN Kertajaya 02 disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Kurikulum SDN Kertajaya 02 memuat 10 Mata Pelajaran yaitu:
a) Pendidikan Agama Islam
40
b) Pendidikan Kewarganegaraan
c) Bahasa Indonesia
d) Matematika
e) Ilmu Pengetahuan Alam
f) Ilmu Pengeatahuan Sosial
g) Seni Budaya dan Keterampilan
h) Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan Kesehatan
2) Muatan Lokal
a) Budaya Sunda
b) Bahasa Inggris
c) PLH
3) Pengembangan Diri, meliputi :
a) Pramuka
b) Olahraga
1) Permainan
2) Atletik
c) Keterampilan
4) Pembelajaran pada kelas I s/d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata
pelajaran.
5) Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit.
6) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester ) adalah 36 minggu.
f. Keadan Guru dan Siswa
Tabel 4.2
Data Kependidikan SDN Kertajaya 02 Kp. Babakan RT. 002 RW. 006
No Nama L/P Jabatan Jenjang
1. SUKARNA, S.Pd.SD L Kepala Sekolah S1
2. KURNIASIH, S.Pd.SD P Guru kelas I A S1
3. SITI ROFIQOH, A.Ma.Pd P Guru kelas V B D2
4. NENGSIH, A.Ma.Pd P Guru kelas VI B D2
41
5. BATRIA EFENDRI, A.Ma.Pd L Guru kelas II A D2
6. DAROJATUL, S.Pd.SD P Guru kelas III B S1
7 ENENG S MULYANI P Guru kelas I B MA
8 MASUMAH P Guru kelas IV SMA
9 SITI SUMIRAH,S.Pd.SD P Guru kelas VI A S1
10 ACENG SAPRUDIN L Guru kelas V A SMA
11 UBANG UBAEDILLAH L Operator Sekolah SMA
12 CITA NURANI P Guru kelas II B SMA
13 LISNA SETIAWATI P Guru kelas III A SMA
Tabel 4.3
Tabel Latar Belakang Pendidikan Guru
No Jenjang Pendidikan Jumlah
1. S1 5
2. D2 3
3. SMA/Sederajat 6
Jumlah 13
g. Keadaan Siswa
Siswa adalah objek pendidikan sekaligus subjek, dengan hak-hak yang
dimilikinya, maka bakat, minat dan kemampuannya sedapat mungkin
dioptimalkan. Hasil yang didapatkan berupa prestasi atau minimal pengamalan
siswa di masyarakat akan turut mengharumkan nama sekolah.
Berikut ini adalah jumlah siswa yang bersekolah di SDN Kertajaya 02 di
desa Kertajaya kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.
42
Tabel 4.4
Data Jumlah Siswa SDN Kertajaya 02 RT. 002 RW. 006
Kelas L P Jumlah
I 18 25 43
II A 14 10 24
II B 13 10 23
III A 22 11 33
III B 20 11 31
IV A 19 9 28
IV B 18 14 32
VA 17 12 29
VB 12 15 27
VI A 22 12 34
VI B 14 16 30
Jumlah 190 145 335
Tabel 4.5
Daftar siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Bogor.1
NO No Induk Nama Siswa L/
P
Tempat Tanggal Lahir Alamat
1 11.12.01.008 BAGAS SAPUTRA L Bogor, 19-03-2005 Kp. Karehkel
2 12.13.01.022 JAENAL L Bogor, 19-05-2006 Kp. Karehkel
3 12.13.01.023 MALIKIL HARIS L Bogor, 18-05-2006 Kp. Karehkel
4 13.14.01.001 ABDUL AZIS L Bogor, 10-02-2007 Kp. Karehkel
5 13.14.01.005 ANISA P Bogor, 28-06-2006 Kp. Karehkel
6 13.14.01.008 BASIT ALBAHRI L Bogor, 21-12-2006 Kp. Karehkel
7 13.14.01.018 HOTIMAH P Bogor, 01-01-2007 Kp. Karehkel
8 13.14.01.020 IBNU SURUR L Bogor, 25-06-2007 Kp. Karehkel
9 13.14.01.021 INDRIYANI P Bogor, 01-09-2007 Kp. Babakan
10 13.14.01.023 MUHAMAD BALYA L Bogor, 13-07-2007 Kp. Karehkel
11 13.14.01.028
MUHAMAD ANDRI
YANSAH
L Bogor, 19-07-2006 Kp. Babakan
12 13.14.01.033 PENTI P Bogor, 26-02-2007 Kp. Babakan
1 Profil SDN Kertajaya 02
43
13 13.14.01.034 RAJIP L Bogor, 12-08-2006 Kp. Karehkel
14 13.14.01.035 SITI MURSILAH P Bogor, 30-12-2007 Kp. Babakan
15 13.14.01.036 RIFKI L Bogor, 05-11-2006 Kp. Babakan
16 13.14.01.037 RIPALDI L Bogor, 09-02-2007 Kp. Pabuaran
17 13.14.01.038 RIJKI MAULANA L Bogor, 18-04-2007 Kp. Karehkel
18 13.14.01.039 ROHMAT L Bogor, 13-10-2006 Kp. Babakan
19 13.14.01.041 SIROJUDDIN L Bogor, 21-04-2001 Kp. Babakan
20 13.14.01.042
SITI ANITA
KONAATUL, H.
P Bogor, 18-06-2007 Kp. Karehkel
21 13.14.01.040 SARIPUDIN L Bogor, 15-04-2006 Kp. Kebon cau
22 13.14.01.044 MALASARI P Bogor, 06-07-2007 Kp. Babakan
23 13.14.01.045 SITI MARIYAM P Bogor, 27-08-2007 Kp. Babakan
24 13.14.01,048 SULTON HIDAYAT L Bogor, 05-07-2007 Kp. Pabuaran
25 13.14.01.050 TUTI MUTI SINTIYANI P Bogor, 04-01-2007 Kp. Karehkel
NO No Induk Nama Siswa L/
P Tempat Tanggal Lahir Alamat
26 13.14.01.054 YUDISTIRA L Bogor, 07-03-2007 Kp. Babakan
27 13.14.01.055 ANITA RUBIAH P Bogor, 13-07-2007 Kp. Pabuaran
28 14.15.02.050 RISLAN SUHENDAR
L Bogor, 19-08-2006 Kp. Cibunar
Muara
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan sebagai langkah awal penelitian tindakan
kelas. Dimulai dengan observasi terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
di kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor. Observasi dilakukan oleh peneliti
sendiri yang juga sebagai guru kelas dibantu oleh seorang observer. Berdasarkan
hasil observasi diperoleh gambaran umum bahwa pembelajaran bersifat klasikal
dan berpusat pada guru (teacher centered). Media pembelajaran yang digunakan
guru adalah White Board. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran
adalah metode ceramah.
44
Hasil analisis terhadap pembelajaran di atas, bahwa pembelajaran terdapat
beberapa kelemahan, yaitu kegiatan belajar mengajar lebih didominasi oleh guru.
Materi Gaya yang dijelaskan dengan metode ceramah kurang efektif dan tidak
membuat siswa lebih terampil dan lebih kreatif.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
belum berjalan secara maksimal dan hasil belajar IPA siswa masih tergolong
rendah berdasarkan data hasil ulangan harian IPA siswa.2
Adapun rekapitulasi nilai hasil ulangan harian Ilmu Pengetahuan Alam
materi Gaya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan
No Nilai Frekuensi Persentase
1 50 7 25%
2 60 12 42,86%
3 70 5 17,86%
4 80 4 14,28%
Jumlah 28 100%
Rata-rata Nilai = 62,14
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa siswa hanya memperoleh rata-rata
62,14 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Siswa yang hasil
belajarnya mencapai KKM hanya 9 orang atau (32,14%) dari nilai KKM yang
ditetapkan yaitu 70. Sementara ketuntasan klasikal yang ingin dicapai sebesar
70%. Hal ini memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa tentang Materi
Gaya masih perlu untuk diperbaiki.
2. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus I sesuai dengan yang telah
di paparkan pada bab III. Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan
metode demonstrasi serta menyiapkan media pembelajaran. Dalam
2 Lampiran
45
menyiapkan media pembelajaran ini, peneliti sedikit mengalami kendala
karena media yang akan digunakan harus sesuai dan menunjang dalam
pelaksanaan metode demonstrasi dan harus dapat membantu siswa memahami
materi pelajaran yang disajikan, tetapi setelah melihat ketertarikan siswa akan
benda-benda konkrit akhirnya peneliti memilih media berupa benda konkrit
yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar baik di rumah maupun disekolah.
Masing-masing kelompok ditugaskan untuk membawa media tersebut.
Kendala lain adalah dalam pembentukan kelompok. Peneliti harus mampu
meyakinkan siswa untuk tetap bergabung dalam kelompok yang telah
ditentukan peneliti karena biasanya ada saja siswa yang tidak mau bergabung
dengan kelompoknya tapi lebih memilih kelompok lain. Hal ini di lakukan oleh
peneliti dengan maksud agar siswa terbiasa berinteraksi dan bekerjasama
dengan siswa lain.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan, dan ditambah 1
kali pertemuan untuk tes.
Pertemuan Pertama (Rabu, 6 Januari 2016)
Pada pertemuan pertama siklus I ini peneliti dibantu oleh seorang guru
yang bertindak sebagai observer. Langkah-langkah pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti mengacu pada RPP yang telah dibuat. Peneliti
memberikan stimulus dengan pertanyaan yang berhubungan dengan materi,
dan siswa merespon dengan berbagai jawaban, namun hanya sedikit siswa
yang menjawab pertanyaan guru.
Peneliti melakukan demonstrasi serta menjelaskan materi. Kemudian
peneliti meminta siswa membentuk kelompok menjadi lima berdasarkan yang
telah ditentukan oleh peneliti. Selanjutnya peneliti memberikan Lembar Kerja
Siswa (LKS). Untuk menyelesaikan LKS tersebut masing-masing kelompok
melakukan demonstrasi. Selama proses berlangsung peneliti dan observer
berkeliling kepada setiap kelompok untuk memberikan bimbingan, dorongan
dan kemampuan berpikir dan berdiskusi. Peneliti memberikan batas waktu
46
untuk menyelesaikan LKS tersebut. Setelah batas waktu yang ditentukan habis,
maka setiap kelompok harus mengumpulkan LKS hasil diskusi.
Kemudian peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk maju
mempresentasikan hasilnya. Dan siswa yang lain memperhatikan. Peneliti
memberikan respon atau tanggapan mengenai hasil kerja siswa, dan meminta
siswa lain untuk ikut menanggapi hasil kerja temannya. Peneliti dan siswa
menyimpulkan bersama-sama. Pembelajaran di tutup dengan mengucap
hamdallah dan diiringi dengan salam penutup.
Berdasarkan catatan lapangan, pada saat pembentukan kelompok siswa
terlihat gaduh dan tak beraturan. pada saat berkumpul dengan kelompoknya
beberapa siswa terlihat pasif, hal ini disebabkan karena mereka tidak ingin
berada dalam kelompok tersebut, sehingga interaksi dan komunikasi pun tidak
berjalan dengan baik. Sebab lain adalah tingkat kognitif siswa yang memang
kurang. Sementara pada saat pengerjaan LKS masih ada beberapa siswa yang
bercanda dan ngobrol. Dalam kelengkapan media pembelajaran ada dua
kelompok yang tidak membawa media dengan lengkap sehingga kesulitan
menyelesaikan LKS dan akhirnya mencontek pada kelompok lain. Hal lain
masih ada yang mengumpulkan hasil diskusi melebihi batas waktu. Pada saat
masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
mereka masih terlihat malu-malu dan saling melempar tugas untuk presentasi.
Pertemuan Kedua (Rabu, 3 Februari 2016)
Pertemuan kedua siklus I ini pada dasarnya langkah-langkah
pembelajarannya sama, hanya materi dan media nya yang berbeda. Dan
berdasarkan catatan lapangan ada beberapa perubahan dalam proses
pembelajaran. Siswa yang pasif mulai berkurang, karena mungkin sudah mulai
terbiasa berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya. Namun demikian
siswa yang bercanda dan ngobrol masih terlihat. Dalam hal kelengkapan media
hanya ada satu kelompok yang tidak lengkap membawa media pembelajaran.
Masih ada yang mengumpulkan hasil diskusi melebihi batas waktu. Dalam
presentasi siswa masih terlihat malu-malu dan tidak percaya diri.
47
Pertemuan Ketiga (Rabu, 16 Maret 2016)
Pada pertemuan ketiga peneliti memberikan tes hasil belajar (post test)
pada akhir siklus I. sebelum dilaksanakan tes, peneliti menanyakan kepada
siswa apakah masih ada kesulitan-kesulitan pada materi yang telah diajarkan,
kemudian peneliti mereview semua materi yang telah diajarkan selama 25
menit. Tes dilaksanakan setelah review selama 45 menit. Selama pengerjaan
post-test berlangsung, suasana kelas menjadi hening dan sepi namun masih ada
beberapa siswa yang menyontek dengan teman sebangkunya dan peneliti
segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar
jawaban tes.
c. Observasi (Observing)
1) Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP
Berdasarkan data terkait keterlaksanaan RPP yang dilakukan oleh
observer, peneliti melakukan setiap langkah yang ada dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran secara terurut dengan persentase 100%.3
2) Lembar Observasi Aktivitas Guru
Pengamatan dilakukan oleh observer yang mencatat seluruh aktivitas guru
selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas
guru:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Penilaian Aspek yang Diamati
Baik Cukup Kurang
Jumlah 8 16 4
Persentase 28,57% 57,15% 14,28%
Berdasarkan data hasil observasi pada aktivitas guru terdapat penilaian dengan
kategori kurang sebesar 14,28% yaitu pada aspek memotivasi siswa dan
kemampuan guru dalam mengoptimalkan pelaksanaan metode demonstrasi.4
3 Lampiran
4 Lampiran
48
3) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Observer juga mencatat hasil observasi aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas siswa:
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Penilaian Keaktifan Siswa
Baik Cukup Kurang
Jumlah 8 16 4
Persentase 28,57% 57,15% 14,28%
Berdasarkan data hasil observasi keaktifan siswa, lebih dari 50% siswa
termasuk dalam kategori cukup aktif, sementara yang termasuk dalam
kategori baik lebih sedikit. Siswa yang kurang aktif pun masih beberapa.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
belum optimal. Adapun aspek yang diamati dalam aktivitas siswa adalah:
siswa memperhatikan dan merespon saat guru menjelaskan materi dan
melakukan demonstrasi, siswa merespon dan menjawab dengan baik
pertanyaan guru, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
baik, siswa saling berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
sekelompoknya, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,
siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran, siswa mengikuti
pelajaran sampai akhir.5
5 Lampiran
Gambar 4.1 siswa sedang Berdiskusi
49
4) Tes Hasil Belajar
Untuk mengukur hasil belajar siswa, pada setiap akhir siklus dilakukan
post tes dengan Instrument soal berupa pilihan ganda 15 soal, isian 5 soal,
dan essay 5 soal. Adapun rekapitulasi data hasil tes siklus I dapat dilihat
pada tabel berikut:
Gambar 4.2 siswa sedang Berdiskusi
Gambar 4.3 Siswa mempersentasi hasil diskusi di
depan kelas
50
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Siklus I
No Nilai Frekuensi Persentase
1 50 3 10,71%
2 60 6 21,43%
3 70 8 28,57%
4 80 7 25%
5 90 4 14,29%
Jumlah 28 100%
Rata-rata Nilai = 71,07
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa siswa memperoleh rata-rata nilai
71,07 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 19 orang atau
67,86% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini memberikan
gambaran bahwa hasil belajar siswa tentang Materi Gaya pada siklus I
meningkat jika dibandingkan dengan tes hasil belajar sebelum tindakan
yang hanya mendapatkan nilai rata-rata sebesar 62,14 dan siswa yang hasil
belajarnya mencapai KKM sebanyak 9 orang atau 32,14%.6
5) Catatan Lapangan
Selama proses pembelajaran siklus I berlangsung, observer mencatat hal-
hal penting yang terjadi.7
d. Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu observer setelah melakukan
analisis pada siklus I. Proses pembelajaran dengan metode demonstrasi yang di
terapkan pada mata pelajaran IPA Materi Gaya di kelas VI membuat
pembelajaran tidak monoton dan membosankan. Pembelajaran tidak lagi
berpusat pada guru (teacher centered), tapi keterlibatan siswa lebih banyak.
Namun demikian proses pembelajaran belum terlaksana secara optimal, masih
banyak terdapat kekurangan. Peneliti harus lebih baik lagi dalam hal perencanaan
terutama dalam mempersiapkan pembentukan kelompok serta kelengkapan
6 Lampiran
7 Lampiran .
51
media pembelajaran agar mempermudah siswa dalam melakukan demonstrasi
dan menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS.
Berdasarkan hasil observasi diharapkan peneliti harus lebih bisa
memotivasi siswa agar siswa lebih bersemangat, aktif dan bersungguh-sungguh
dalam proses pembelajaran, termasuk diantaranya memberikan pengertian dan
pengalaman pada siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompoknya.
Menurut observer, hal yang dilakukan oleh peneliti tetap menempatkan siswa
yang menolak bergabung pada kelompok yang ditunjuk sudah bagus karena
mengajarkan siswa untuk terbiasa berinteraksi dan bekerjasama dengan teman
yang lain. Peneliti juga harus lebih mengoptimalkan pelaksanaan metode
demonstrasi, karena menurut observer peneliti terlalu cepat dalam
mendemonstrasikan materi pelajaran. Peneliti harus lebih membimbing dan
mengarahkan siswa dalam melaksanakan demonstrasi agar proses demonstrasi
berjalan lebih baik dan kerjasama antar anggota dalam kelompok lebih terjalin.
Selain itu sangat diperlukan ketegasan peneliti pada siswa yang tidak serius
masih bercanda dan mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan data hasil belajar IPA siklus I diperoleh rata-rata nilai sebesar
71,07 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Siswa yang hasil belajarnya
mencapai KKM 19 orang atau 67,86% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70.
Sementara ketuntasan belajar klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%. Ini
menunjukkan bahwa ketuntasan dalam pembelajaran belum tercapai.
Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, sehingga penelitian
dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi yang digunakan sebagai
perbaikan.
Hal-hal yang menghambat siklus I akan diperbaiki pada siklus II agar hasil
yang diperoleh lebih baik. Secara rinci, kekurangan-kekurangan pada siklus I dan
rencana perbaikan pada siklus II di sajikan dalam tabel berikut ini:
52
Tabel 4.5
Kekurangan dan Rencana Perbaikan Siklus I
No Kekurangan Rencana Perbaikan
1 Guru kurang memotivasi siswa Memotivasi dan menarik perhatian
siswa dengan melakukan ice breaking
baik dengan nyanyian, tepuk semangat
atau permainan.
2 Guru terlalu cepat dalam
mendemonstrasikan materi
pelajaran
Lebih rinci dalam menjelaskan materi
dan melakukan demonstrasi
3
Saat akan berkumpul dengan
kelompoknya masing-masing
siswa terlihat gaduh dan tak
beraturan
Pengaturan posisi duduk siswa
sebelumnya sudah diatur oleh guru dan
siswa tinggal menempati tempat duduk
sesuai kelompoknya
4 Pada saat berkumpul dengan
kelompoknya beberapa siswa
terlihat pasif, interaksi dan
komunikasi pun tidak berjalan
dengan baik.
Memotivasi dan membimbing siswa
agar ikut aktif dalam diskusi dan
kerjasama dalam kelompok dan
meminta siswa yang pintar agar mau
berbagi pengetahuannya kepada teman
sekelompoknya sehingga kerjasama
dalam kelompok berjalan baik
5 Pada saat pengerjaan LKS masih
ada beberapa siswa yang
bercanda dan ngobrol
Guru akan bersikap tegas bila perlu
memberikan sanksi
6 Dalam kelengkapan media
pembelajaran ada kelompok
yang tidak membawa media
dengan lengkap
Guru akan menugaskan siswa untuk
mempersiapkan media jauh sebelum
pembelajaran dan bila ada media yang
sukar untuk dibawa guru yang akan
menyediakan
7 Ada kelompok yang
mengumpulkan hasil diskusi
tidak tepat waktu
Memberikan reward bagi kelompok
yang selesai tepat waktu sehingga dapat
membuat siswa lebih termotivasi
8 Pada saat masing-masing
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya, mereka masih
terlihat malu-malu dan saling
melempar tugas untuk presentasi
Memotivasi siswa dengan mengatakan
bahwa guru lebih menghargai siswa
yang berani maju ke depan dan akan
memberikan nilai lebih
3. Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari
proses pembelajaran yang belum optimal dilakukan pada pembelajaran siklus I.
53
Setelah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, peneliti juga
mempersiapkan media pembelajaran. Peneliti menugaskan siswa untuk
mempersiapkan media jauh sebelumnya, namun ternyata ada beberapa media
yang siswa agak sulit untuk membawanya, maka penelitilah yang menyediakan.
Kemudian peneliti mempersiapkan ruang belajar yang di tata dengan tempat
duduk secara berkelompok agar siswa tinggal menempatinya sesuai kelompoknya
masing-masing, sehingga pada saat siswa akan berkumpul dengan kelompoknya
siswa tidak gaduh dan lebih teratur.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan, dan ditambah 1 kali
pertemuan untuk tes.
Pertemuan Pertama (Rabu, 6 januari 2016)
Pada pertemuan pertama siklus II ini peneliti melaksanakan prosedur
tindakan yang telah disusun dengan mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I, sehingga kekurangan
pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pada saat pembentukan kelompok
siswa lebih tertib duduk sesuai kelompoknya karena peneliti telah mengatur
terlebih dahulu tempat duduk siswa berdasarkan kelompoknya masing-masing.
Sebelum memberikan apersepsi peneliti mencoba untuk melakukan ice breaking,
hal ini dilakukan agar siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran. Respon positif
cukup baik diberikan oleh para siswa. Siswa terlihat lebih bersemangat dan ceria.
Peneliti memberikan stimulus dengan pertanyaan yang berhubungan dengan
materi sebelumnya dan memberikan penguatan, siswa merespon dengan berbagai
jawaban. Kali ini siswa yang menjawab pertanyaan guru terlihat lebih banyak
bahkan ada beberapa siswa yang bertanya. Peneliti melakukan demonstrasi serta
menjelaskan materi dengan lebih rinci, sehingga siswa benar-benar paham.
Pada siklus II ini respon positif cukup baik yang diberikan oleh para siswa,
hal ini terlihat siswa lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam
54
melakukan demonstrasi dan mengerjakan LKS siswa terlihat lebih aktif
bekerjasama dalam kelompoknya karena peneliti telah memberikan motivasi lebih
pada para siswa agar kerjasama berjalan dengan baik. Siswa yang mengobrol dan
membuat kegaduhan pun berkurang, karena peneliti telah bersikap tegas pada
siswa. Siswa tidak ada yang mencontek pada kelompok lain saat mengerjakan
LKS, mereka berusaha mengerjakan sendiri karena masing-masing kelompok
sudah memiliki kelengkapan media dan untuk media yang sulit dibawa seperti
kompor, penelitilah yang menyediakan. Karena peneliti hanya bisa menyediakan
tiga kompor yaitu dua kompor gas portable tabung kecil dan satu kompor listrik
maka untuk demonstrasi yang menggunakan kompor ada kelompok yang
digabung.
Hampir semua kelompok mengumpulkan LKS tepat waktu, hal ini karena
peneliti memberikan reward berupa hadiah yang di bungkus sampul coklat untuk
kelompok yang mengumpulkan tepat waktu atau bahkan kurang dari waktu yang
di tentukan. Namun dalam memberikan reward ini peneliti memberikan syarat
bahwa LKS dikerjakan dengan sungguh-sungguh tidak asal-asalan. Siswa telihat
antusias ingin mendapatkan reward tersebut. Pada saat perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya, rata-rata kelompok sudah tidak malu-malu lagi.
Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa terlihat sudah terbiasa dengan metode
demonstrasi dan dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya.
Pertemuan Kedua (Rabu, 3 Februari 2016)
Pertemuan kedua siklus II ini pada dasarnya langkah-langkah
pembelajarannya sama, hanya materi dan media nya yang berbeda. Peneliti
kembali memberikan ice braking agar siswa lebih fresh dan tetap semangat dalam
mengikuti pelajaran. Suasana kelas pada saat pembelajaran dalam menjelaskan
materi lebih relax sehingga materi tersampaikan dengan optimal. Pada saat
pembentukan kelompok siswa jauh lebih tertib dibandingkan pertemuan
sebelumnya. Siswa pun terlihat lebih aktif saat mengerjakan LKS bersama
kelompoknya, bahkan setiap kelompok berlomba-lomba untuk cepat
menyelesaikan LKS sebelum waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan catatan
lapangan siswa dapat bekerjasama lebih baik dengan kelompoknya sendiri.
55
Kepercayaan diri mereka meningkat dan tidak malu-malu lagi dalam berdiskusi
dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
Pertemuan Ketiga ( Rabu, 16 Maret 2016 )
Pada pertemuan ketiga peneliti memberikan tes hasil belajar (post test)
pada akhir siklus II. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan hasil belajar siklus I.
Sebelum dilaksanakan tes, peneliti menanyakan kepada siswa apakah masih ada
kesulitan-kesulitan pada materi yang telah diajarkan, kemudian peneliti mereview
semua materi yang telah diajarkan selama 25 menit. Tes dilaksanakan setelah
review selama 45 menit. Selama pengerjaan post-test berlangsung, suasana kelas
menjadi hening dan sepi, tidak ada siswa yang mencontek. Setelah waktu habis
siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes.
3. Observasi (Observing)
a. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP
Berdasarkan data terkait keterlaksanaan RPP yang dilakukan oleh
observer, peneliti melakukan setiap langkah yang ada dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran secara terurut dengan persentase 100%.8
b. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Pengamatan dilakukan oleh observer yang mencatat seluruh aktivitas
guru selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi
aktivitas guru:
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru
Siklus II
Penilaian Aspek yang Diamati
Baik Cukup Kurang
Jumlah 15 0 0
Persentase 100% 0 0
8 Lampiran
56
Berdasarkan data hasil observasi pada aktivitas guru semua aspek yang
diamati berkategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti sudah
melaksanakan proses pembelajaran dengan optimal.9
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Observer juga mencatat hasil observasi aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas siswa:
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Siklus II
Penilaian Keaktifan Siswa
Baik Cukup Kurang
Jumlah 23 3 2
Persentase 82,14% 10,72% 7,14%
Selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, terlihat aktivitas siswa
sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Keaktifan siswa jauh
meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel rekapitulasi keaktifan siswa yang
menunjukkan penilaian terbesar berkategori baik, hanya dua orang siswa yang
kurang aktif. Adapun aspek yang diamati dalam aktivitas siswa adalah: siswa
memperhatikan dan merespon saat guru menjelaskan materi dan melakukan
demonstrasi, siswa merespon dan menjawab dengan baik pertanyaan guru, siswa
mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik, siswa saling berdiskusi dan
bekerjasama dengan teman sekelompoknya, siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya, siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran, siswa
mengikuti pelajaran sampai akhir.10
9 Lampiran
10 Lampiran 21, h.117.
57
Gambar 4.4 siswa sedang mendemonstrasikan gaya dorong
Gambar 4.4 Guru sedang menjelaskan materi pelajaran
Gamabr 4.4 siswa sedang mendemonstrasikan gaya
gravitasi
58
d. Tes Hasil Belajar
Untuk mengukur hasil belajar siswa, pada setiap akhir siklus dilakukan
post tes dengan Instrument soal berupa pilihan ganda 15 soal, isian 5 soal, dan
essay 5 soal. Adapun rekapitulasi data hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Siklus II
No Nilai Frekuensi Persentase
1 50 2 7,14%
2 60 4 14,27%
3 70 - -
4 80 13 46,43%
5 90 9 32,14%
Jumlah 28 100%
Rata-rata Nilai = 78,21
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa siswa memperoleh rata-rata nilai
78,21 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 22 orang atau 78,57% dari
nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini memberikan gambaran bahwa hasil
belajar siswa tentang Materi Gaya pada siklus II meningkat jika dibandingkan
dengan tes hasil belajar siklus I yang hanya mendapatkan rata-rata nilai sebesar
71,07 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM sebanyak 19 orang atau
67,86%.11
e. Catatan Lapangan
Selama proses pembelajaran siklus II berlangsung, observer mencatat hal-
hal penting yang terjadi.12
f. Refleksi
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata
pelajaran IPA Materi Gaya membuat siswa lebih mudah mengerti dan lebih
menarik dengan menggunakan media benda konkrit dapat memberikan
11
Lampiran 22, h.118. 12
Lampiran 23, h.119.
59
pengalaman langsung pada siswa untuk lebih aktif dalam berpikir dan bertindak
serta bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dibantu
dengan observer, proses pembelajaran pada siklus II ini secara keseluruhan
mengalami peningkatan baik pada aktivitas guru maupun keaktifan siswa. Hasil
belajar siswa pun meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus II
mampu memperbaiki kekurangan pada siklus I. Peneliti yang sekaligus
merangkap sebagai guru IPA telah berusaha dengan optimal melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.
Berdasarkan data hasil belajar IPA siklus II diperoleh rata-rata nilai
sebesar 78,21 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Siswa yang hasil
belajarnya mencapai KKM 22 orang atau 78,57% dari nilai KKM yang ditetapkan
yaitu 70. Sementara ketuntasan belajar klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai
indikator keberhasilan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian dianggap
cukup sampai siklus II.
C. Pembahasan
Pada pelaksanaannya penelitian ini dilakukan dalam dua siklus mulai dari
tanggal 6 Januari 2016 sampai tanggal 16 maret 2016. Dari kedua siklus yang
telah dilaksanakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan
penerapan metode demonstrasi. Hal tersebut diperkuat juga dengan peningkatan
aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus, begitupun dengan aktivitas guru. Tes
hasil belajar berupa post tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus terdiri dari 20
soal dalam bentuk pilihan ganda 15 soal, isian 5 soal dan essai 5 soal.
Pada siklus I telah terjadi perubahan dalam proses pembelajaran jika
dibandingkan dengan sebelum siklus, namun hasil belajar belum meningkat secara
signifikan dalam artian belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah
perencanan yang dilakukan peneliti belum optimal, masih adanya penyesuaian
guru dan siswa, guru belum optimal dalam melaksanakan metode demonstrasi,
60
siswa belum terbiasa bekerjasama dalam kelompok, siswa belum fokus dalam
proses pembelajaran, masih ada siswa yang asik dengan aktivitasnya sendiri
seperti bercanda, mengobrol bahkan ada yang mengantuk serta siswa kurang
termotivasi karena masih terbiasa dengan pembelajaran konvensional dimana guru
mempunyai peran utama dalam pembelajaran serta kurangnya ketegasan guru
dalam menghadapi siswa yang sering membuat gaduh.
Dengan adanya evaluasi pada siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II
ternyata ada peningkatan hasil belajar siswa yang terlihat pada hasil tes akhir
siklus I dan siklus II yang rata-rata nilainya meningkat dari 71,07 menjadi 78,21.
Sementara siswa yang memenuhi ketuntasan belajar meningkat dari 19 siswa
(67,86%) menjadi 22 siswa (78,57%), ini berarti telah melebihi ketuntasan belajar
klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%, maka penelitian dianggap berhasil.
Adapun rekapitulasi hasil tes belajar siswa baik sebelum siklus maupun sesudah
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Perbandingan Hasil Belajar Siswa
No Uraian
Frekuensi
Sebelum
Tindakan
(Siswa)
Siklus I
(Siswa)
Siklus II
(Siswa)
1 Memperoleh nilai 50 7 3 2
2 Memperoleh nilai 60 12 6 4
3 Memperoleh nilai 70 5 8 -
4 Memperoleh nilai 80 4 7 13
5 Memperoleh nilai 90 - 4 9
Nilai rata-rata 62,14 71,07 78,21
Siswa tuntas 9 19 22
Persentase siswa tuntas 32,14% 67,86% 78,57%
Siswa tidak tuntas 19 10 6
Persentase siswa tidak tuntas 67,86% 32,14% 21,43%
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan di
atas, maka target yang telah ditetapkan dalam penelitian ini tercapai, yaitu ≥70%
siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar dan rata-rata keaktifan siswa dalam
pelajaran IPA termasuk kategori baik serta rata-rata kegiatan guru dalam
menggunakan metode demonstrasi termasuk kategori baik. Atas dasar hasil
tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa: “jika
61
pembelajaran dengan metode demonstrasi diterapkan dalam mata pelajaran IPA,
maka dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kertajaya 02
Kecamatan Rumpin Kab. Bogor”, telah terbukti secara ilmiah atau hipotesis
diterima. Oleh sebab itu peneliti mengambil keputusan bahwa kegiatan penelitian
dihentikan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ratu Agustin Umul Hazaain 2015, dalam skripsinya yang
berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode
Demonstrasi Pada Materi Hantaran Panas Pada Benda di Kelas VI MI
Ianatussibyan Lebaksari Kota Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
hasil belajar IPA13
.
13
Ratu Agustin Umul Hazaain, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui
Metode Demonstrasi Pada Materi Hantaran Panas Pada Benda di Kelas VI MI Ianatussibyan
Lebaksari Kota Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015, Skripsi S1 UIN Jakarta, 2015,
62
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV dapat
disimpulkan bahwa:
1. Nilai rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa di Kelas IV
SDN Kertajaya 02 Kec. Rumpin Kab. Bogor pada siklus I sebesar 71,07
dan pada siklus II sebesar 78,21, sehingga dapat diketahui terdapat
kenaikan/peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II.
2. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka
sebesar 67,86% atau sebanyak 19 orang dari 28 siswa dan pada siklus II
meningkat menjadi 78,57% atau sebanyak 22 orang dari 28 siswa. Dengan
demikian terdapat peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dari
siklus I ke siklus II.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran IPA pada materi gaya di kelas IV SDN Kertajaya
02 Kec. Rumpin Kab. Bogor.
B. Saran
Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian ini, maka saran yang
dapat diajukan peneliti, agar peneliti selanjutnya dapat lebih baik antara lain:
1. Bagi guru, diharapkan dapat lebih variatif dalam menerapkan metode
pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam
mengikuti pembelajaran. Metode demonstrasi dapat juga digunakan oleh
guru untuk pembelajaran mata pelajaran lain selain mata pelajaran IPA.
2. Bagi siswa, diharapkan lebih terbiasa dengan metode atau strategi-
strategi pembelajaran yang lainnya dan hendaknya lebih tekun dalam
belajar, sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.
63
3. Bagi peneliti, jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penelitian
ini bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan lebih lanjut
metode demonstrasi agar bisa memperbaikinya dimasa depan dan
diharapkan dapat mengembangkan model atau metode yang bervariasi
dalam pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.
4. Bagi sekolah, diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yaitu
berupa media pembelajaran serta buku pelajaran yang lebih bervariatif
untuk siswa agar proses pembelajaran di kelas lebih optimal dan
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Ratu Umul Hazaain, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa
Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Hantaran Panas Pada Benda di
Kelas VI MI Ianatussibyan Lebaksari Kota Bogor Tahun Pelajaran
2014/2015, Skripsi S1 UIN Jakarta, 2015,
Andriyanto, Agus, Djotin dan Meylan, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5
Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo” Jurnal Penelitian
Tindakan Kelas (kim.ung.ac.id/index.php/KIMPIF/…4324, 2013.diakses
pada hari selasa 15 maret 2016.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008.
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , Jakarta : Bumi
Aksara, 1995.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Djamarah, Bahri Syaiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cetakan
keempat, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Fathurrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung :
PT Refika Aditama, 2007
Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu, cetakan
pertama, Yogyakarta: Familia, 2012.
Jumali, dkk, Kreatif Ilmu Pengatahuan Alam kelas 4 untuk Sekolah Dasar,
Jakarta, Duta, 2013.
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Ngalim, M. Purwanto, Psikologi Pendidikan, cetakan keduapuluhlima, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.
Rusiah, ST, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode
Demonstrasi Pada Materi Bangun Ruang Dan Hubungan Antar Bangun
Datar” PenelitianTindakan Kelas di Kelas IV MI Assyairiyah Attahiriyah,
Skripsi S1 UIN Jakarta, 2012
Sanjaya,Wina, Strategi Pembeljaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta, Kencana, 2010.
Setyawan, Budi, http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/10/hakekat
pembelajaran-ipa-di-sd.html diunduh 24/2/2016
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka
Cipta, 2010
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008.
Susanto, Ahmad, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta :
Kencana, 2013.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,2005.
Wahdania, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 9 Mamboro Pada
Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi” Jurnal Penelitian
Tindakan Kelas (jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE/article.diakses
pada hari senin 14 november 2016.
Lampiran 1
Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 BAGAS SAPUTRA 70 Tuntas
2 JAENAL 70 Tuntas
3 MALIKIL HARIS 60 Belum Tuntas
4 ABDUL AZIS 50 Belum Tuntas
5 ANISA 60 Belum Tuntas
6 BASIT ALBAHRI 80 Tuntas
7 HOTIMAH 50 Belum Tuntas
8 IBNU SURUR 50 Belum Tuntas
9 INDRIYANI 60 Belum Tuntas
10 MUHAMAD BALYA 50 Belum Tuntas
11 MUHAMAD ANDRI YANSAH 60 Belum Tuntas
12 PENTI 70 Tuntas
13 RAJIP 60 Belum Tuntas
14 SITI MURSILAH 60 Belum Tuntas
15 RIFKI 80 Tuntas
16 RIPALDI 50 Belum Tuntas
17 RIJKI MAULANA 60 Belum Tuntas
18 ROHMAT 60 Belum Tuntas
19 SIROJUDDIN 60 Belum Tuntas
20 SITI ANITA KONAATUL, H. 80 Tuntas
21 SARIPUDIN 70 Tuntas
22 MALASARI 60 Belum Tuntas
23 SITI MARIYAM 50 Belum Tuntas
24 SULTON HIDAYAT 50 Belum Tuntas
25 TUTI MUTI SINTIYANI 60 Belum Tuntas
26 YUDISTIRA 60 Belum Tuntas
27 ANITA RUBIAH 80 Tuntas
28 RISLAN SUHENDAR 70 Tuntas
Rata-Rata 62,14
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 80
Jumlah Siswa yang Sudah Tuntas 9
Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 19
Persentase Ketuntasan 32,14%
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP SIKLUS I
Kegiatan Pertemuan I Pertemuan II
Dilaksanakan Tidak Dilaksanakan Tidak
Kegiatan Awal
Guru mengajak siswa
untuk berdo’a sebelum
pembelajaran dimulai
Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru memotivasi siswa
Guru
menyampaikan
kompetensi,
indikator dan
tujuan
pembelajaran yang
diharapkan
Kegiatan Inti
Guru memancing rasa
ingin tahu siswa dengan
pertanyaan yang
berhubungan dengan
materi pembelajaran
Guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari (......)
Guru memperlihatkan media pembelajaran
berupa benda- benda
yang berkaitan
dengan hantaran
panas pada benda
serta memberikan
penjelasan terkait
Guru mendemonstrasikan
tentang hantaran
panas pada benda
melalui media
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode demonstrasi
Guru membentuk
kelompok, dan
membagikan media
pembelajaran serta
LKS yang berisi
petunjuk dan
permasalahan yang
berkaitan dengan
pembelajaran
Guru meminta masing-masing kelompok
untuk melakukan
demonstrasi dengan
media yang ada dengan
petunjuk dari
Bogor, 6 Januari 2016
Observer
Siti Sumirah, S. Pd.SD
Lampiran 3
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No. Aspek yang Diamati Penilaian
Baik Cukup Kurang
1 Pendahuluan
a. Memotivasi siswa
b. Apersepsi
2 Kegiatan Inti
a. Bahan pembelajaran yang disajikan
sesuai dengan yang direncanakan
b. Kesesuaian pelaksanaan metode
demonstrasi dengan materi
c. Kemampuan mengoptimalkan
pelaksanaan metode demonstrasi
d. Antusias dalam menanggapi
pertanyaan siswa
e. Membantu meningkatkan proses
pembelajaran
f. Mengarahkan siswa untuk
mengerjakan latihan soal
g. Mengamati proses belajar siswa
3 Penutup
a. Penilaian
b. Refleksi
4 Pengelolaan Waktu
5 Penggunaan Media Pembelajaran
6 Suasana Kelas
a. Semangat guru
b. Semangat siswa
Jumlah
Persentase
Bogor, 6 Januari 2016
Observer
Siti Sumirah, S. Pd.SD
Lampiran 4
Data Keaktifan
Siswa Siklus I
No. Nama Siswa Perhatian Siswa
Baik Cukup Kurang
1 BAGAS SAPUTRA
2 JAENAL
3 MALIKIL HARIS
4 ABDUL AZIS
5 ANISA
6 BASIT ALBAHRI
7 HOTIMAH
8 IBNU SURUR
9 INDRIYANI
10 MUHAMAD BALYA
11 MUHAMAD ANDRI YANSAH
12 PENTI
13 RAJIP
14 SITI MURSILAH
15 RIFKI
16 RIPALDI
17 RIJKI MAULANA
18 ROHMAT
19 SIROJUDDIN
20 SITI ANITA KONAATUL, H.
21 SARIPUDIN
22 MALASARI
23 SITI MARIYAM
24 SULTON HIDAYAT
25 TUTI MUTI SINTIYANI
26 YUDISTIRA
27 ANITA RUBIAH
28 RISLAN SUHENDAR
Jumlah
Persentase
Bogor, 6 Januari 2016
Observer
Siti Sumirah, S. Pd.SD
Lampiran 5
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 BAGAS SAPUTRA 80 Tuntas
2 JAENAL 70 Tuntas
3 MALIKIL HARIS 70 Tuntas
4 ABDUL AZIS 90 Tuntas
5 ANISA 70 Tuntas
6 BASIT ALBAHRI 80 Tuntas
7 HOTIMAH 60 Belum Tuntas
8 IBNU SURUR 80 Tuntas
9 INDRIYANI 70 Tuntas
10 MUHAMAD BALYA 70 Tuntas
11 MUHAMAD ANDRI YANSAH 80 Tuntas
12 PENTI 80 Tuntas
13 RAJIP 60 Belum Tuntas
14 SITI MURSILAH 60 Belum Tuntas
15 RIFKI 90 Tuntas
16 RIPALDI 70 Tuntas
17 RIJKI MAULANA 90 Tuntas
18 ROHMAT 70 Tuntas
19 SIROJUDDIN 70 Tuntas
20 SITI ANITA KONAATUL, H. 90 Tuntas
21 SARIPUDIN 80 Tuntas
22 MALASARI 60 Belum Tuntas
23 SITI MARIYAM 50 Belum Tuntas
24 SULTON HIDAYAT 50 Belum Tuntas
25 TUTI MUTI SINTIYANI 60 Belum Tuntas
26 YUDISTIRA 60 Belum Tuntas
27 ANITA RUBIAH 80 Tuntas
28 RISLAN SUHENDAR 50 Belum Tuntas
Rata-Rata 71,07
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 90
Jumlah Siswa yang Sudah Tuntas 19
Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 9
Persentase Ketuntasan 67,86%
Lampiran 6
Catatan Lapangan Pada Proses Pembelajaran Siklus I
No Catatan Lapangan
1 Guru melaksanakan metode demonstrasi dalam pembelajaran dengan
langkah-langkah pembelajaran sesuai RPP
2 Saat akan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing siswa terlihat
gaduh dan tak beraturan
3 Pada saat berkumpul dengan kelompoknya beberapa siswa terlihat pasif,
interaksi dan komunikasi pun tidak berjalan dengan baik.
4 Pada saat pengerjaan LKS masih ada beberapa siswa yang bercanda dan
ngobrol.
5 Dalam kelengkapan media pembelajaran ada kelompok yang tidak
membawa media dengan lengkap.
6 Ada kelompok yang mengumpulkan hasil diskusi tidak tepat waktu.
7 Pada saat masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya, mereka masih terlihat malu-malu dan saling melempar tugas
untuk presentasi.
8 Pada pertemuan kedua Siswa yang pasif dan yang kuang lengkap membawa
media pembelajaran mulai berkurang.
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP SIKLUS II
Kegiatan Pertemuan I Pertemuan II
Dilaksanakan Tidak Dilaksanakan Tidak
Kegiatan Awal
Guru mengajak siswa untuk berdo’a sebelum
pembelajaran dimulai
Guru memeriksa
kehadiran siswa
Guru memotivasi siswa
Guru menyampaikan
kompetensi,
indikator dan
tujuan
pembelajaran yang
diharapkan
Kegiatan Inti
Guru Memberikan sekilas ulasan tentang
materi yang telah
dipelajari dan
melakukan penguatan
khususnya kepada siswa
yang pada siklus I belum
mampu mencapai hasil
sesuai kriteria yang
ditetapkan
Guru melakukan interaksi dengan siswa
dengan tanya jawab
seputar hal yang
bekaitan dengan materi
pembelajaran
Guru memperlihatkan
media pembelajaran
serta memberikan
penjelasan terkait
Guru berdemonstrasi dengan menggunakan
alat peraga yang sesuai
dengan materi pelajaran
Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk melakukan
demonstrasi secara
berkelompok, sesuai
dengan petunjuk pada
LKS dengan
menggunakan alat
peraga yang tersedia
Guru membimbing
siswa untuk
mengumpulkan
informasi dan
berdiskusi untuk
menyelesaikan
masalah yang ada di
LKS
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk
menyampaikan
hasil diskusinya di
depan kelas
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
tentang materi yang
belum dipahami
Guru memantapkan materi pelajaran dan
mengaktifkan siswa
melalui pertanyaan-
pertanyaan untuk
lebih memantapkan
konsep agar tidak
terjadi miskonsepsi
Guru memberikan soal-soal postes siklus 1
Kegiatan Akhir
Guru memberikan
penugasan berupa
pekerjaan rumah
Guru mengingatkan
materi yang akan dibahas
untuk pertemuan
selanjutnya dan siswa
diminta mencari
informasi sebanyak-
banyaknya mengenai
materi yang akan dibahas
Mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam
Persentase
Bogor, 3 Februari 2016
Observer
Siti Sumirah, S. Pd.SD
Lampiran 8
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No. Aspek yang Diamati Penilaian
Baik Cukup Kurang
1 Pendahuluan
a. Memotivasi siswa
b. Apersepsi
2 Kegiatan Inti
a. Bahan pembelajaran yang disajikan
sesuai dengan yang direncanakan
b. Kesesuaian pelaksanaan metode
pembelajaran demokrasi dengan
materi
c. Kemampuan mengoptimalkan
pelaksanaan metode pembelajaran
demokrasi
d. Antusias dalam menanggapi pertanyaan siswa
e. Membantu meningkatkan proses
pembelajaran
f. Mengarahkan siswa untuk
mengerjakan latihan soal
g. Mengamati proses belajar siswa
3 Penutup
a. Penilaian
b. Refleksi
4 Pengelolaan Waktu
5 Penggunaan Media Pembelajaran
6 Suasana Kelas
a. Semangat guru
b. Semangat siswa
Jumlah
Persentase
Bogor, 16 Maret 2016
Observer
Siti Sumirah, S. Pd.SD
Lampiran 9
Data Keaktifan Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Perhatian Siswa
Baik Cukup Kurang
1 BAGAS SAPUTRA
2 JAENAL
3 MALIKIL HARIS
4 ABDUL AZIS
5 ANISA
6 BASIT ALBAHRI
7 HOTIMAH
8 IBNU SURUR
9 INDRIYANI
10 MUHAMAD BALYA
11 MUHAMAD ANDRI YANSAH
12 PENTI
13 RAJIP
14 SITI MURSILAH
15 RIFKI
16 RIPALDI
17 RIJKI MAULANA
18 ROHMAT
19 SIROJUDDIN
20 SITI ANITA KONAATUL, H.
21 SARIPUDIN
22 MALASARI
23 SITI MARIYAM
24 SULTON HIDAYAT
25 TUTI MUTI SINTIYANI
26 YUDISTIRA
27 ANITA RUBIAH
28 RISLAN SUHENDAR
Jumlah
Persentase
Bogor, 16 Maret 2016
Observer
Siti Sumirah, S. Pd.SD
Lampiran 10
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 BAGAS SAPUTRA 80 Tuntas
2 JAENAL 80 Tuntas
3 MALIKIL HARIS 90 Tuntas
4 ABDUL AZIS 90 Tuntas
5 ANISA 80 Tuntas
6 BASIT ALBAHRI 80 Tuntas
7 HOTIMAH 60 Belum Tuntas
8 IBNU SURUR 80 Tuntas
9 INDRIYANI 80 Tuntas
10 MUHAMAD BALYA 90 Tuntas
11 MUHAMAD ANDRI YANSAH 90 Tuntas
12 PENTI 90 Tuntas
13 RAJIP 60 Belum Tuntas
14 SITI MURSILAH 60 Belum Tuntas
15 RIFKI 80 Tuntas
16 RIPALDI 80 Tuntas
17 RIJKI MAULANA 80 Tuntas
18 ROHMAT 80 Tuntas
19 SIROJUDDIN 90 Tuntas
20 SITI ANITA KONAATUL, H. 80 Tuntas
21 SARIPUDIN 80 Tuntas
22 MALASARI 90 Tuntas
23 SITI MARIYAM 50 Belum Tuntas
24 SULTON HIDAYAT 60 Belum Tuntas
25 TUTI MUTI SINTIYANI 90 Tuntas
26 YUDISTIRA 80 Tuntas
27 ANITA RUBIAH 90 Tuntas
28 RISLAN SUHENDAR 50 Belum Tuntas
Rata-Rata 78,21
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 90
Jumlah Siswa yang Sudah Tuntas 22
Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 6
Persentase Ketuntasan 78,57%
Lampiran 11
Catatan Lapangan Pada Proses Pembelajaran Siklus II
No Catatan Lapangan
1 Guru melaksanakan metode demonstrasi dalam pembelajaran dengan
langkah-langkah pembelajaran sesuai RPP
2 Saat akan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing siswa sudah
terlihat tertib dan teratur
3 Kerjasama antar siswa dalam kelompok sudah berjalan dengan baik
4 Pada saat pengerjaan LKS tidak ada siswa yang bercanda dan ngobrol.
5 Dalam kelengkapan media pembelajaran sudah baik
6 Beberapa kelompok mengumpulkan hasil diskusi berlomba tepat waktu.
7 Pada saat masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya, sudah terlihat percaya diri
8 Guru sudah optimal dalam melaksanakan metode demonstrasi
Lampiran 12
EVALUASI SIKLUS I
I. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu huruf a, b, c atau d yang kamu
anggap benar!
1. Dalam Sains, dorongan dan tarikan yang dapat mempengaruhi kedudukan meja
dikenal dengan sebutan.....
a. gaya
b. kerja
c. usaha
d. gerak
2. Sepeda dapat bergerak karena adanya....
a. gesekan
b. gravitasi
c. gaya
d. pantulan
3. Alat yang digunakan untuk mengukur gaya adalah....
a. pegas
b. neraca
c. batre
d. dinamometer
4. Satuan gaya dinyatakan dengan
a. meter
b. newton
c. watt
d. liter
5. Contoh kegiatan yang menggunakan gaya tarik adalah....
a. melempar batu
b. mengayuh sepeda
c. mendorong gerobak
d. mengambil air dengan timba
6. Ketika kita mendorong mobil yang mogok, bentuk gaya yang bekerja berupa.........
a. gaya pegas
b. gaya gravitasi
c. gaya tarik
d. gaya dorong
7. Gaya yang bekerja pada sebuah benda selain mempengaruhi gerak benda juga
mengubah....
a. bentuk benda
b. jarak benda
c. isi benda
d. warna benda
8. Gaya yang diperlukan untuk olahraga angkat besi adalah.....
a. gaya otot
b. gaya gesek
c. gaya magnet
d. gaya gravitasi
9. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya bola dengan permukaan lantai disebut
gaya....
a. otot
b. gesek
c. tarik
d. magnet
10. Berikut ini merupakan contoh kejadian yang menggunakan prinsip gaya gesek,
kecuali...
a. kelereng yang menggelinding
b. sepeda yang direm akan berenti
c. bola akan menggelinding lambat dilapangan yang berbatu
d. buah kelapa yang jatuh dari pohon ke bumi
11. Pada lantai yang bersih dan licin, maka gaya geseknya....
a. kecil
b. bertambah
c. besar
d. tetap
12. Semakin kasar ban mobil yang saling bersentuhan dengan jalan, gaya gesekan akan
semakin....
a. kecil
b. berkurang
c. besar
d. cepat
13. Buah jambu dapat jatuh dari pohon disebabkan oleh gaya...
a. dorong
b. tarik
c. gravitasi
d. gesek
14. Bergeraknya mobil dan motor karena adanya sumber listrik berupa aki merupakan
contoh gaya....
a. magnet
b. gesekan
c. dorong
d. listrik
15. Penggaris plastik yang digosokan pada rambut kering memiliki gaya....
a. gravitasi
b. listrik
c. pegas
d. gesekan
II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar!
16. Gaya pegas terdapat pada benda yang mempunyai sifat......
17. Sepeda yang diam akan bergerk dengan cepat jika dikayuh, hal ini menunjukkan
bahwa gaya dapat....
18. Mobil mogok akan bergerak maju jika didorong, dalam hal ini gaya mempengaruhi....
19. Sepeda yang bergerak bisa menjadi berhenti karena adanya.....
20. Tanah liat atau plastisin ditekan bentuknya akan.....
Lampiran 13
EVALUASI SIKLUS II
II. Isilah pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat !
1. Berikan 2 contoh gaya dalam IPA yang terdapat dilingkungan
sekitarmu!
2. Ketika sebuah pensil yang terdorong kemudian jatuh dari atas
meja ke lantai, faktor apa yang mempengaruhi gaya tersebut!
3. Sebutkan dua sifat gaya yang dapat mempengaruhi gerak suatu
benda!
4. Sebutkan 2 contoh kejadian yang menunjukkan bahwa gaya
dapat membuat benda diam menjadi bergerak!
5. Berikan 2 contoh benda yang bekerja karena diberikan gaya
listrik!
Lampiran 14
Kunci jawaban soal PG Siklus I
1. A
2. C
3. D
4. B
5. D
6. D
7. A
8. A
9. B
10. D
11. A
12. C
13. C
14. D
15. B
Kunci Jawaban isian Siklus I
16. Elastis
17. Membuat benda diam menjadi bergerak
18. Membuat benda diam menjadi bergerak
19. Gaya
20. Berubah
Kunci jawaban essay Siklus II
1. a. Seekor anak melempar bola
b. Seekor kuda menarik pedati
2. a. Gaya dorogan
b. gaya gravitasi
3. a. Gaya membuat benda bergerak menjadi diam
b. gaya mengubah arah bergerak benda
4. a. Sebuah kelereng yang diam kemudian disentil
b. sebuah meja yang diam kemudian didorong
5. a. Kipas angin
b. lampu
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SDN Kertajaya 02
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : IV/II
Materi Pokok : Gaya
waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 7. Memahami Gaya dapat mengubah gerak dan/atau
bentuk suati benda
B. Kompetensi Dasar : 7.1 menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda
C. Indikator : 1. Mampu memberi contoh dalam kehidupan sehari-
hari cara gaya mengubah bentuk benda
2. Mampu membuktikan bahwa gaya dapat mengubah
bentuk benda.
D. Tujuan Pembelajaran :
Melalui kegiatan percobaan, diskusi kelompok, kerja
kelompok,latihan, dan penugasan, tentang gaya
mengubah bentuk benda, siswa dapat :
1. Menyebutkan 2 contoh dalam kehidupan sehari-hari
cara gaya mengubah bentuk benda.
2. Membuktikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk
benda.
C. Materi Pembelajaran : Pengaruh gaya terhadap gerak benda
D. Metode Pembelajaran : 1. percobaan
2. kerja kelompok
3. penugasan
4. latihan
5. diskusi kelompok
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
NO Kegiatan Langkah-langkah kegiatan Waktu
1. Pendahuluan a. Guru meyiapkan kondisi
siswa untuk belajar
b. Guru membuka kegiatan
pembelajaran
c. Guru menyampaikan tema,
standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan
indikator-indikator yang
disampaikan.
d. Guru memberikan pretest dan
mengajukan pertanyaan
10 Menit
tentang terjadinya gol ketika
dilakukan tendangan pojok,
meja bergerak.
e. Guru menambahkan
informasi mengenai gaya.
2. Kegiatan inti a. Guru membagi kelas menjadi
lima kelompok tiap kelompok
terdiri dari lima orang.
b. Guru menyampaikan
penjelasan tentang petunjuk
kegiatan yang akan
dilaksanakan pada
pembelajaran tersebut.
c. Guru memberikan LKS dan
siswa mengecek kembali alat-
alat percobaan yang telah
dibawa.
d. Siswa melakukan percobaan
secara kelompok,
mengerjakan tugas LKS, dan
dengan bimbingan dari guru,
untuk membuktikan bahwa
gaya dapat mengubah bentuk
benda.
e. Guru dan observer melakukan
pengamatan terhadap
keaktifan siswa dalam kerja
kelompok.
f. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompok/LKS di depan
kelas sedangkan kelompok
lain menanggapinya.
g. Siswa dan guru mengadakan
tanya jawab tentang materi
yang sedang dibahas.
50 menit
3. Penutup a. Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan atau membuat
rangkuman materi yang sudah
dipelajari
b. Guru melakukan penilaian
atau refleksi terhadap
kegiatan siswa yang sudah
dilaksanakan yaitu dengan
memberikan tes tertulis yang
berbentuk PG sebanyak 15
10 menit
soal dan isian , sebanyak
lima soal
c. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran.
d. Guru memberikan tindak
lanjut berupa penugasan yang
harus dikerjakan diluar jam
sekolah
e. Guru menyampaikan topik
pembelajaran yang akan
dismpaikan pada pertemuan
berikutnya
f. Guru menutup pelajaran dan
mengajak siswa
mengucapkan hamdalah
H. ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Alat/media pembelajaran a. Lembar evaluasi tes terakhir
2. Sumber belajar a. Buku BSE IPA kelas IV karangan Budi Wahyono, dkk. Penerbit PT. Bengawan Ilmu
b. Buku penunjang lain
I. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian : Tugas Individu
b. Bentuk instrument : essay
c. Instrument / soal : terlampir
Mengetahui Kertajaya, 6 Januari 2016
Kepala Sekolah Guru Kelas IV. B
SUKARNA, S.Pd.SD MASUMAH
NIP :196005101983051001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SDN Kertajaya 02
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : IV/II
Materi Pokok : Gaya
waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 7. Memahami Gaya dapat mengubah gerak dan/atau
bentuk suati benda
B. Kompetensi Dasar : 7.1 menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda
C. Indikator : 1. membuat daftar berbagai gerak benda
2. menjelaskan faktor yang mempengaruhi gerak
benda
3. mendemonstrasikan cara menggerakkan benda
D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mendefinisikan gaya
2. Siswa dapat memberikan contoh tiga macam gerak
benda dan tiga macam gaya yang mempengaruhi gerak
benda.
3. Siswa dapat melakukan percobaan tentang gaya
yang dapat mengubah gerak benda
E. Materi Pembelajaran : Pengaruh gaya terhadap gerak benda
F. Metode Pembelajaran : 1. Tanya jawab
2. demonstrasi
3. ceramah
4. tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
NO Kegiatan Langkah-langkah kegiatan Waktu
1. Pendahuluan Fase 1 : menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
a. Guru meyiapkan kondisi
siswa untuk belajar
b. Guru membuka kegiatan
pembelajaran
c. Guru menyampaikan tema,
standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan
indikator-indikator yang
disampaikan.
d. Guru memberikan pretest dan
10 Menit
mengajukan pertanyaan
tentang terjadinya gol ketika
dilakukan tendangan pojok,
meja bergerak.
e. Guru menambahkan
informasi mengenai gaya.
2. Kegiatan inti Fase 2 : mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan
a. Mengamati percobaan tentang
gaya yang menimbulkan
gerak.
b. Memberi contoh dorongan
dan tarikan.
Fase 3 : membimbing pelatihan
a. Guru menyuruh masing-
masing siswa untuk
melakukan demonstrasi di
depan kelas yang sudah
disediakan.
b. Siswa secara individu
melakukan demonstrasi dan
menjelaskan jika ada yang
bertanya.
Fase 4 : memberikan pemahaman
dan memberikan umpan balik
a. Mendiskusikan gaya yang
terjadi
b. Melakukan percobaan dengan
menggunakan lembar kerja
tentang pengaruh gaya
terhadap perubahan gerak.
c. Menyusun laporan dan
menanggapinya.
50 menit
3. Penutup a. Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan atau membuat
rangkuman materi yang sudah
dipelajari
b. Guru melakukan penilaian
atau refleksi terhadap
kegiatan siswa yang sudah
dilaksanakan yaitu dengan
memberikan tes tertulis yang
berbentuk essay, sebanyak
lima soal
10 Menit
c. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran.
d. Guru memberikan tindak
lanjut berupa penugasan yang
harus dikerjakan diluar jam
sekolah
e. Guru menyampaikan topik
pembelajaran yang akan
dismpaikan pada pertemuan
berikutnya
f. Guru menutup pelajaran dan
mengajak siswa
mengucapkan hamdalah
H. SUMBER ALAT DAN MEDIA PEMBELAJAR
- Buku Paket IPA Kelas 4 MI/SD
- Bola kasti
- Meja
- Buku Absen
- Papan Tulis
- Spidol
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tugas Individu
b. Bentuk instrument : essay
c. Instrument / soal : terlampir
Mengetahui Kertajaya, 16 Maret 2016
Kepala Sekolah Guru Kelas IV. B
SUKARNA, S.Pd.SD MASUMAH
NIP :196005101983051001
BIODATA PENULIS
MASUMAH, lahir dikota Bogor pada tanggal 30 Juli
1988, putri ke 6 dari pasangan H. Arsen dan Hj.
Baenah. Tinggal di Kp. Bojong Jaya, RT 01/03 Desa
Kertajaya, Rumpin-Bogor ia memulai pendidikannya di
SDN Kertajaya 05 Rumpin, Bogor selama 6 tahun dan
lulus pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan ke
SMPN 1 Parung Panjang, Bogor selama tiga tahun dan
lulus pada tahun 2004. Setelah itu, ia melanjutkan
pendidikannya ke SMA Nur El falah Kubang Petir
Serang jurusan IPA, selama tiga tahun dan lulus pada
tahun 2007