Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA
MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B
PAUD CAHAYA HATI DESA SERANGE
KECAMATAN LOPOK
Nurtini
PG-PAUD, Ilmu Pendidikan, FKIP, Universitas Terbuka
Abstrak : Judul penelitian ini adalah :” Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media
Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Paud Cahaya Hati Serange”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
tentang upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui media kartu angka. Metode penelitian yang
digunakan deskriptif dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 27 anak.
Hasil analisa data bahwa : 1) perencanaan pembelajaran seperti menentukan bahan pelajaran dan
merumuskan tujuan, mengembangkan dan mengorganisasikan media pembelajaran, merencanakan
pengelolaan kelas, dan menyiapkan alat penilaian rencana pembelajaran. 2) langkah pembelajaran antara lain
: melakukan pembelajaran, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, 3) peningkatan kemampuan
dengan indikator : menyebutkan angka 1-10, menunjukkan angka 1-10, dan mengurutkan angka 1-10 dalam
mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan pada anak usia dini dengan menggunakan media kartu angka
di PAUD Cahaya Hati Serange yaitu anak mengenal angka 1-10 mencapai 93%.
Kata kunci : Kemampuan, Media, Kartu Angka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan
pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun.
Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai sedang mengalami masa yang
cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang
diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan
anak.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan
oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan
menciptakan aura dan lingkungan diman anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang meberikan
kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diprolehnya dari
lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-
ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah mampu mengikuti
pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam
masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di PAUD meliputi kemampuan bahasa,
fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan
meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat
mengenal konsep sains dan matematika sederhana.
Kegiatan pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu melalui tema-tema
pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru
dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan
belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada kegiatan pembelajaran
matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep bilangan bertujuan mengembangkan
pemahaman anak terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi
yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan adanya permasalahan
dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengenal konsep bilangan di
PAUD Cahaya Hati pada Kelompok B. Pada saat proses pembelajaran peneliti melihat peran guru masih
menekankan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak
tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah dalam
proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang
dapat menumbuhkan motivasi belajar anak.
Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini lebih disebabkan oleh
minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh PAUD Cahaya Hati . Sehingga guru merasa kesulitan
mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu banyak.
Permasalahan lain yang terjadi di PAUD Cahaya Hati adalah metode yang digunakan oleh guru
masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif
khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil
majalah dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak untuk
menghitung jumlah benda yang terdapat pada majalah dan mengisinya dengan angka yang sesuai dengan
jumlah benda tersebut pada kolom yang telah disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak
untuk mengerjakannya sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan anak
dalam mengenal konsep bilangan di PAUD Cahaya Hati . Sebagai indikator rendahnya kemampuan anak
di PAUD tersebut, dapat dilihat bahwa dari 27 siswa kelompok B yang sudah mengenal bilangan hanya
8 siswa (30%), dan sisanya sebanyak 19 siswa (70%) belum mengenal angka.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di PAUD Cahaya Hati, penulis tertarik untuk meneliti
secara langsung pemanfaatan media kartu angka sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan
mengenal konsep bilangan anak PAUD dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di
PAUD Cahaya Hati. Media ini dianggap mampu memecahkan masalah diatas karena dalam proses
pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi
dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses
belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar
mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan
serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di
atas, Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Angka Siswa Kelompok B Melalui Media Kartu Angka di PAUD Cahaya
Hati”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
Apakah melalui penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada
Anak Usia Dini di PAUD Cahaya Hati Desa Serange Kecamatan Lopok?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan merangsang kemampuan mengidentifikasi
jumlah dan simbol angka melalui media kartu angka.
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka siswa kelompok B dapat meningkatkan Melalui
Media Kartu Angka di PAUD Cahaya Hati Desa Serange Kecamatan Lopok Tahun Pelajaran
2013/2014.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi anak
ataupun guru, dalam meningkatkan serta memperbaiki proses pembelajaran berhitung, selain itu juga
diharapkan bagi peneliti lain dapat mengembangkan penggunaan media atau pendekatan lain guna
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan tentang
ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan potensi belajar anak usia dini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan
penggunaan metode dan media yang tepat dan optimal sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai contoh
untuk sekolah-sekolah yang lain.
b. Bagi guru
Manfaat penelitian bagi guru yaitu menambah pengetahuan serta mengembangkan kemampuan
guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang kreatif dan lebih baik.
c. Bagi anak
Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka dan
merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah angka dan simbolnya dengan menggunakan media
yang menyenangkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Kemampuan Mengenal Angka
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh dalam praktek di
lapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka
peningkatan produktivitas kerja (Tadkirotun, 2012).
Menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya totalitas kemampuan dari seseorang
individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor, yakni kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk menjalankan kegiatan mental.
Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut
stamina, kecekatan, kekuatan dan bakat-bakat sejenis.
Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan
pekerjaannya. Adapun apa yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi pekerjaannya menurut
Mitzberg seperti yang dikutip Gibson, ada empat kemampuan (kualitas atau skills) yang harus dimiliki
oleh seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur dan teknik suatu
bidang khusus.
2. Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami orang lain,
memotivasi orang lain, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
3. Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan, dan memadukan semua
kepentingan serta kegiatan organisasi.
Menurut Atmosudirdjo (1998:37), kemampuan adalah sebagai sesuatu hal yang perlu dimiliki oleh
setiap individu dalam suatu organisasi. Kemampuan tersebut terdiri atas tiga jenis kemampuan (abilities)
yaitu kemampuan sosial, kemampuan teknik dan kemampuan manajerial.
Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua terminology yang memiliki makna yang
sama, yaitu ada yang memakai istilah abilities dan istilah skills. Dengan mengacu pada pendapat di atas,
juga membedakan jenis keterampilan/kecakapan yang terdiri atas keterampilan/kecakapan kemanusiaan
(human skills), keterampilan/kecakapan administrasi (administrative skills), dan keterampilan/kecakapan
teknik (technical skills) (Kayvan, Umy.2009).
Menurut Iskandar (2011), kemampuan atau skill adalah berasal dari kata dasar mampu yang
dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan
sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya
juga kata sifat/keadaan ditujukan kepada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan
tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan yang ada.
b. Pengertian Angka
Menurut Tadkirotun (2012) angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan
suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah
angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 10). Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-
hari. Namun demikian, bilangan yang ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti yang berbeda-beda.
Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (2011:14) anak-anak akan belajar membedakan arti
bilangan berdasarkan penggunaan yaitu:
1. bilangan kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran benda dalam sebuah kelompok.
2. bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh juara kesatu, dering
telepon, ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan April, dll.
3. bilangan nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh: nomor rumah, kode pos, nomor
lantai/ruang di dedung, jam, uang, dll. Bilangan memiliki beberapa bentuk/ tampilan (representasi) yang
saling berkaitan diantaranya benda nyata, model mainan, ucapan, simbol (angka atau kata).
Nurlaela, (2009:16) mengemukakan bahwa tampilan bilangan yang satu dengan tampilan
bilangan yang lainnya memahami hubungan antar tampilan bilangan dapat diartikan sebagai contohnya
setalah anak mendengarkan soal (tampilan bahasa lisan), anak bisa menunjukkan dengan media balok
(tampilan model/benda mainan), menggambarkannya (tampilan gambar), lalu anak menulis jawaban
pada kertas (simbol tertulis angka atau kata). Setiap bilangan yang dilambangkan dalam bentuk angka,
sebenarnya merupakan konsep abstrak.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Marhijanto (2008:30) bahwa bilangan adalah banyaknya
benda, Jumlah, satuan system matematika yang dapat diunitkan dan bersifat abstrak. Konsep abstrak iini
merupakan hal yang sulit untuk anak Taman Kanak kanak memahami secara langsung. Sebagaimana
yang telah dikemukakan bahwa konsep bilangan itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar untuk
dipahami oleh anak usia dini dan Taman Kanak-kanak dimana pemikiran anak Taman Kanak-kanak
berdasarkan pada pengalaman kongkret. Untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak anak
Taman Kanak-kanak tidak dilakuakn dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan secra bertahap
dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang kongkrit untuk membantu proses
pembalajaran mengenal bilangan.
Wardani IGAK (2008:27) mengungkapkan bilangan merupakan suatu konsep tentang bilangan
yang terdapat unsure-unsur penting seperti nama, urutan, bilangan dan Jumlah. Indikator yang berkaitan
dengan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu:
1. counting (berhitung),
2. one-to-one correspondence (koresponden satu-satu),
3. quality (kuantitas),
4. comparison (perbandingan)
5. recognizing and writing numeral (mengenal dan menulis angka).
Anak memiliki kemampuan counting (berhitung) sebelum berusia 3 tahun bahwa anak mampu
menyebutkan urutan bilangan, misalnya satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya. Untuk bisa berhitung
anak-anak memulai berhitung dari 1 sampai 9 setelah itu 10 dan seterusnya yaitu bilangan yang terdiri
dari 2 angka, misalnya anak mampu menyebutkan bilangan “sebelas” bukan menyebutkan “sepuluh
satu” dan sebagainya.
2. Media Kartu Angka
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti tengah, perantara, dan pengantar,
dalam bahasa Arab, media diartikan ssebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan. Menurut Djamarah (1995:136), media adalah alat bantu apa saja yang dapatg
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Purnawati dan
Eldarni (2001:4), media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan suatu informasi
sehingga dapat merangsang fikiran, persaan, perhatian, dan minat anak sehingga terjadi proses belajar.
Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran, alat bantu atau media tidak
hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang anak untuk merespon
dengan baik segala pesan yang disampaikan.
1) Jenis-jenis Media
Berdasarkan pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar, secara umum media itu
banyak, ada media elektronik, media gambar dan lain sebagainya. Media yang dibahas pada penelitian
ini merupakan jenis media yang secara khusus digunakan pada pendidikan anak usia dini. Jenis-jenis
media yang digunakan dalam meningkatkan pengetahuan untuk anak usia dini diantaranya adalah:
a) Media Serutan Kayu
b) Media gambar
c) Media Kartu Angka (Nurani, 2012).
2) Manfaat Media
Menurut pendapat yang dikemukakan (Tim PKP PG PAUD.2008) tentang manfaat media
pengajaran dalam proses belajar anak, sebagai berikut:
1. pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3. metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-
kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga
b. Pengertian Kartu Angka
Kartu angka atau alat peraga kartu adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh
seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan bertuliskan angka sesuai dengan tema yang
diajarkan. Alat peraga kartu adalah alat bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu
huruf dapat menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan
ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran yang disampaikan guru. Semakin
kecil anak, ia semakin perlu visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh,
dilihat, dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012).
Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif, misalnya: Untuk menjelaskan
usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang tokoh. Dengan alat peraga, gambar lebih jelas daripada
dijelaskan dengan kata-kata saja. Sehingga anak dapat menghayati karakter tokoh yang diceritakan.
Untuk menjelaskan situasi sebuah tempat, misal keadaan sebuah kota, bangunan, dan sebagainya,
dengan gambar akan lebih jelas daripada diceritakan secara lisan saja (Nurani, 2012).
Langkah-Langkah Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun (2012) kartu angka merupakan fasilitas penting dalam pembelajaran di sekolah
karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara
aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga
kartu yang dimiliki sekolah sangat minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode
anak aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. Maka adapun langkah penerapan penggunaan
kartu angka dalam pembelajaran yaitu:
Contoh penerapan untuk anak kelompok A
1) Permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi berisi sejumlah gambar dan
satu sisi bertulis angka.
2) Anak menghitung jumlah gambar pada kartu
3) Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka.
4) Guru memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia menghitungnya. Setelah itu anak
menghitung kembali tanpa di bantu.
Contoh penerapan untuk anak kelompok B
1) Kartu huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis angka, satu sisi bertulis
huruf
2) Mula-mula anak membaca angka
3) Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.
4) Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi hurufnya terlebih dahulu baru
membuka sisi yang bertulis angka.
B. Hipotesis Tindakan
Adapun Hipotesis Tindakan dari dari penelitian in adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka siswa
kelompok B PAUD Cahaya Hati di desa Serange.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD kelompok B Cahaya Hati Desa Serange Kecamatan Lopok.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakn pada bulan November sampai Desember
3. Karakteristik Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian
tindakan oleh guru yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru
sehingga hasil belajar anak mengalami peningkatan (Wardani, 2003:78).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses belajar
mengajar di PAUD Cahaya Hati Desa Serange dengan menggunakan media kartu angka guna
meningkatkan kemampuan mengenal angka oleh anak kelompok B Tahun Pelajaran 2013/2014.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Anak Usia Dini Kelompok B PAUD Cahaya Hati Desa Serange
Kecamatan Lopok Tahun Pelajaran 2013/2014, yang berjumlah 27, terdiri dari 13 anak laki-laki dan 14
anak perempuan. Dan objek penelitiannya adalah mengenal angka dengan media kartu angka.
B. Variabel yang Diteliti
1. Faktor Siswa
Dengan melihat motivasi dan kretifitas pada proses pembelajaran yang dilakukan anak-anak PAUD
Cahaya Hati Serange tahun pelajaran 2013/2014.
2. Faktor Guru
Penilitian dilakukan di dalam kelas dan ingin meneliti cara guru dalam merencanakan proses
pembelajaran dan bagaimana cara pelaksanaannya sebagai program peningkatan wawasan guru dan
pengembangan materi di sekolah itu sendiri.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 siklus yang tiap siklus terdapat beberapa tahap atau langkah.
Adapun tahap-tahap atau langkah tersebut yaitu:
a. Tahap perencanaan
b. Tahap pelaksanaan tindakan
c. Tahap pengamtan dan interpretasi
d. Tahap analisis dan refleksi
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini dibuat skenario yang merupakan penjabaran dari tindakan, sehingga peneliti mudah
melaksanakan tindakan atau pembelajaran dengan harapan penggunaan media kartu angka dapat
meningkatkan kemampuan pada anak, terutama dalam sains dan matematika. Adapun tahap perencanaan
tindakan sebagai berikut :
1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan
kepada siswa dalam prosses pembelajaran
2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3. Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan media kartu angka
4. Menyusun lembar observasi untuk mencatat situasi belajar mengajar selama pembelajaran berlangsung
5. Membuat instrumen penelitian
6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
7. Mendesain alat evaluasi
8. Merencanakan analisa hasil tes
b. Implementasi Tindakan
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam
skenario pembelajaran. Adapun rencana implementasi tindakan adalah sebagai berikut :
1. Guru menciptakan kondisi belajar yang lebih baik
2. Guru menyampaikan dan menyajikan media yang akan digunakan
3. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
c. Observasi dan Interpretasi
Selama pelaksanaan tindakan diadakan observasi, yang diamati adalah aktivitas-aktivitas siswa yang
tampak selama proses belajar mengajar, dan semuanya dicatat dalam lembar observasi yang telah
disiapkan. Evaluasi hasil belajar dilakukan pada tiap akhir siklus. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini adalah:
1. Melihat kekurangan dalam proses belajar mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar dengan
menggunakan lembar observasi
2. Mengadakan perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
d. Analisis dan refleksi
Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pada tahap ini, peneliti mengkaji
pelaksanaan dan hasil yang diproleh dalam pemberian tindakan kelas pada suatu siklus, dan hasil dari
refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan
pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus kedua ini urutannya sama dengan pelaksanaan pada siklus pertama dan tindakan
yang dilakukan pada siklus kedua ini berdasarkan hasil dari analisis tes pada siklus pertama sehingga
dapat dilihat perbedaaan antara siklus pertama dan siklus kedua apakah ada peningkatan pada
penggunaan metode penelitian. Apabila siklus pertama belum ada peningkatan tindakan maka akan
dilanjutkan pada siklus kedua ataupun siklus selanjutnya.
D. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu penelitian,
bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Pada umumnya data yang digunakan dalam
penelitian yaitu data primer dan data skunder. Data Primer yaitu data yang diproleh secara langsung atau
data yang diproleh dari sumber pertama, sedangkan data skunder yaitu data yang diproleh secara tidak
langsung. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan
beberapa tehnik yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi
dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk
menilai atau mengukur kadar perilaku, baik kognitif, apektif, maupun psikomotorik.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data atau bukti-bukti penjelasan yang lebih luas
mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari
wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.
E. Tehnik Analisa Data
Berapapun banyak data yang terkumpul, tidak akan bermakna sebelum data tersebut dianalisa dan
diolah. Dengan terkumpulnay data maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Tehnik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik Deskriptif Kompratif dan Analisis Kritis.
1) Tehnik deskriptif kompratif
Tehnik deskriftif kompratif digunakan untuk data kuantitatif, yaitu dengan membandingkan hasil
antara siklus. Analisis ini juga digunakan untuk menghitung nilai atau skor yang diproleh siswa yaitu
besarnya peningkatan kemampuan dalam berhitung dan mengenal angka. Hasil komparasi tersebut
digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam setiap siklus. Indikator yang
belum tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya.
2) Tehnik analisis kritis
Tehnik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yaitu mencakup kegiatan untuk
mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran
berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisa tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan
tindakan untuk tahap berikutnya.
F. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
1) Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran diperlukan evaluasi secara menyeluruh.
Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dapat dicermati
melalui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dan keberhasilan belajar anak
adalah sejauh mana anak paham dan mengerti dengan media kartu angka.
2) Kriteria Keberhasilan
Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran dalam berhitung
dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika total jumlah anak yang mampu mengenal angka
dengan menggunakan media kartu angka diatas 85%. Dan proses perbaikan pembelajaran dinyatakan
telah mencapai tujuan pembelajaran jika jumlah anak yang paham atau mengenal angka ditambah
jumlah anak yang sangat mengenal angka di atas 85%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PER SIKLUS
1. Siklus I
a) Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal yang perlu dilakukan
oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2. Membuat Skenario
3. Menyiapkan alat peraga berupa: kartu angka, gambar bunga matahari beragam jumlah daun dan
lambang bilangan 1 – 10.
4. Menyiapkan Papan Flanel
b) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Berdo’a sebelum belajar
2. Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “
3. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran.
Langkah – langkah perbaikan:
1. guru menyanyikan lagu secara utuh
2. guru meminta anak mengikuti lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.
3. Guru meminta anak menyanyikan baris demi baris
Kegiatan pengembangan II (inti)
1. Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1 – 10
2. Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar
3. Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah lingkaran, posisi guru
duduk di depan murid-murid
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka
2. Guru menyebutkan nama permainan
3. Guru memulai permainan kartu angka dengan mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan
lambang bilangan 1- 10
Kegiatan pengembangan III ( penutup)
1. Judul kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali
2. Pengelolaan kelas: posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa
3. Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing
4. Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin
2. Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10 kali
c) Tahap Pengamatan/Observasi
Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti antara lain:
1. Kegiatan guru
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ada hal yang masih kurang dalam penyampaian
materi yang disampaikan oleh guru sehingga proses pembelajaran kurang maksimal, diantaranya:
Pada kegiatan pengembangan 1 (pembuka)
a. guru menyanyikan lagu dengan cepat sehingga murid-murid banyak yang tidak mampu mengikuti
dengan baik,
b. guru tidak menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid-murid kesulitan dalam menghafal lagu
yang disampaikan,
c. dalam menyanyikan lagu, guru tidak membagi kelompok bernyanyi pada anak sehingga lagu yang
dinyanyikan anak tidak serempak,.
Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti)
a. guru tidak menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan jumlah murid
yang ada
b. guru tidak memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya sehingga murid-murid
masih bingung
Pada kegiatan pengembangan III (penutup)
a. guru tidak menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari tertiup angin, sehingga
dalam menirukan gerakan bunga tertiup matahari tidak sesuai dengan harapan
2. Aktivitas murid
Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid masih banyak hal yang masih harus diperbaiki, hal-hal
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pada kegiatan pembukaan murid-murid masih banyak yang diam, hal ini dikarenakan guru terlalu cepat
melantunkan lagu, dan anak banyak yang tidak bisa mengikuti lagu karena guru tidak menyanyikan
terlebih dahulu baris demi baris
b. Pada kegiatan inti anak-anak berebutan dalam menggunakan alat dan media yang digunakan karena
guru tidak menyiapakal alat bantu sesuai dengan jumlah murid,
c. Pada kegiatan penutup banyak anak tidak bisa melihat dan mendengar dengan baik apa yang
disampaikan oleh guru karena duduk di belakang
3. Prestasi siswa
Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa dapat dilihat dari
tabel dibawah ini:
Tabel 1. Hasil pengematan prestasi siswa siklus 1
NO NAMA SISWA
KEMAMPUAN MENGENAL
BILANGAN
* ** ***
1 NOVA WANDA WANDARI
2 NOVI TRI ANGGRAINI
3 FADILAH NURRAMADANI
4 RISMA DELAN SAFITRI
5 SUCI WAHYU LESTARI
6 CINTA
7 VINA
8 ALTA
9 REVINA MAY WULAN CAHYANI
10 ALIYA IDA SUHARYATI
11 MARWAH HARDAYANTI
12 SAFA AULIA MAWADDAH
13 MUHAMMAD BAIM
14 ZAKI FAHRI
15 ZIDAN ANDIKA PRATAMA
16 MIFTAH ARASY
17 MUHAMMAD TIRTA PRATAMA
18 ADE CIPTA PRATAMA
19 NABILA
20 ALDI SETIAWAN NUGROHO
21 IZAN ZULHILMI
22 ADITYA RADI PUTRA
23 NIZAR
24 ADEL
25 AURA APRILLIA
26 IMAM RAHMAD MAULANA
27 MUHAMMAD ARYA
KETERANGAN:
a) * : Belum berkembang (mengenal)
b) ** : mulai berkembang (mengenal)
c) *** : sudah berkembang (mengenal)
Dari data yang tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa anak-anak yang belum
berkembang terdapat 2 orang anak (7,5%), anak-anak yang sudah mulai berkembang ada 4 anak
(14,5%), dan anak yang sudah berkembang atau sudah mengenal angka ada 21 anak (78%). Dari data ini
juga dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan anak dalam mengenal angka pada siklus pertama
belum mencapai kriteria keberhasilan, karena dikatakan berhasil apabila mencapai 85%, sehingga perlu
dilakukan perbaikan menggunakan siklus kedua.
d) Tahap refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa ada kekurangan dalam
kegiatan pembelajaran sehingga perlu dilakukan perbaikan diantaranya yaitu:
Pada kegiatan pengembangan I (pembuka) :
1. guru sebaiknya menyanyikan lagu dengan santai
2. guru seharusnya menyanyikan lagu baris demi bari agar murid mudah dalam mengikuti dan menghafal
lagu
3. sebaiknya guru harus membagikan kelompok anak dalam bernyanyi sehingga mudah dilakukan evaluasi
dan lagu yang dinyanyikan bisa terdengar serempak
Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti) :
1. guru seharusnya menyiapakan alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan jumlah murid yang ada
guna menghindari murid saling berebut
2. guru sebaiknya mengajak anak untuk mengenal langsung bentuk tanaman bunga matahari.
Pada kegiatan pengembangan III (kegiatan penutup) :
a. guru seharusnya mengorganisasikan anak yaitu anak harus disuruh berdiri agar yang berada di belakang
dapat memahami dan mendengarkan dengan baik sepeti halnya murid yang berada di depan
b. guru tidak meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dilaksanakan
Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan masih terdapat kekurangan dan kesalahan maka
selanjutnya digunakan perbaikan proses pembelajaran dengan menggunakan siklus kedua.
2. Siklus II
a) Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal yang perlu dilakukan
oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2. Membuat Skenario
3. Menyiapkan alat peraga berupa: Kartu Angka, Gambar bunga matahari beragam jumlah daun, Lambang
bilangan 1 – 10
4. Menyiapkan Papan Flanel
b) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Berdo’a sebelum belajar
2. Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “
3. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran.
Langkah – langkah perbaikan:
1. Guru menyanyikan baris demi baris
2. guru meminta anak mengikuti lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.
3. guru menyanyikan lagu secara utuh
4. Guru meminta anak menyanyi secara berkelompok
Kegiatan pengembangan II (inti)
1. Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1 – 10
2. Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar
3. Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah lingkaran, posisi duduk
guru lebih tinggi daripada murid-murid
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru menyiapkan aneka gambar bunga matahari dan kartu gambar sesuai dengan jumlah murid.
2. Guru mengenalkan pada murid bentuk asli bunga matahari
3. Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka
4. Guru menyebutkan nama permainan
5. Guru memulai permainan mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1- 10
menggunakan kartu angka
Kegiatan pengembangan III ( penutup)
1. Judul kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali
2. Posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa
3. Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing
4. Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang
5. Salam
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru meminta anak berdiri
2. Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin
3. Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10 kali
4. Guru meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dikerjakan
c) Tahap Pengamatan/Observasi
Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti antara lain:
1. Kegiatan guru
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa proses pembelajaran sudah maksimal
karena :
a) Guru sudah menyanyikan lagu dengan santai sehingga murid-murid sudah banyak yang mampu
mengikuti dengan baik,
b) guru sudah menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid bisa mengikuti dan menghafal
c) guru sudah membentuk kelompok bernyanyi pada anak
d) guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan jumlah murid yang ada
e) guru sudah memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya
f) guru sudah menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari tertiup angin
g) guru sudah meminta murid untuk menceritakan kembali apa yang sudah dilaksanakan
2. Aktivitas murid
Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid sudah terjadi peningkatan karena:
a) Pada kegiatan pembukaan murid-murid sudah banyak yang mengikuti dan bernyanyi,
b) Pada kegiatan inti anak-anak tidak saling berebut alat lagi karena masing-masing sudah memiliki media
sendiri.
c) Pada kegiatan penutup anak-anak sudah bisa melakukan permainan kartu angka dan sudah mampu
untuk menceritakan apa yang sudah pernah dilakukan.
3. Prestasi siswa
Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa dapat dilihat dari
tabel dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Pengamatan Penilaian konsep mengenal angka
siklus 2 (Prestasi siswa)
NO NAMA SISWA
KEMAMPUAN MENGENAL
BILANGAN
* ** ***
1 NOVA WANDA WANDARI
2 NOVI TRI ANGGRAINI
3 FADILAH NURRAMADANI
4 RISMA DELAN SAFITRI
5 SUCI WAHYU LESTARI
6 CINTA
7 VINA
8 ALTA
9 REVINA MAY WULAN CAHYANI
10 ALIYA IDA SUHARYATI
11 MARWAH HARDAYANTI
12 SAFA AULIA MAWADDAH
13 MUHAMMAD BAIM
14 ZAKI FAHRI
15 ZIDAN ANDIKA PRATAMA
16 MIFTAH ARASY
17 MUHAMMAD TIRTA PRATAMA
18 ADE CIPTA PRATAMA
19 NABILA
20 ALDI SETIAWAN NUGROHO
21 IZAN ZULHILMI
22 ADITYA RADI PUTRA
23 NIZAR
24 ADEL
25 AURA APRILLIA
26 IMAM RAHMAD MAULANA
27 MUHAMMAD ARYA
KETERANGAN:
a) * : Belum berkembang (mengenal)
b) ** : mulai berkembang (mengenal)
c) *** : sudah berkembang (mengenal)
Dari data yang tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan perbaikan
dengan siklus dua terdapat peningkatan pengetahuan mengenal angka pada anak yaitu: anak yang sudah
mengenal angka atau sudah berkembang ada 25 anak (93%) dan 2 anak (7%) yang mulai berkembang
yang pada awalnya tidak mengenal angka, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak perlu dilakukan
perbaikan lagi dengan siklus berikutnya karena sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu di atas 85%.
d) Tahap refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran siklus
2, terjadi peningkatan pembelajaran pada guru umumnya dan khusus pada siswa mengalami peningkatan
dan memberikan hasil yang cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari persentase peningkatan
kemampuan anak yaitu dari 78%, meningkat menjadi 93% anak yang sudah mengenal angka dan hanya
7% anak yang sedang berkembang (mulai mengenal)
Jadi, dapat dijelaskan bahwa menggunakan media kartu angka dalam proses pembelajaran yang
dilakukan di PAUD Cahaya Hati Serange dapat meningkatkan kemampuan anak usia dini khususnya
dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka.
B. Pembahasan
Perencanaan pembelajaran menggunakan media kartu angka bergambar dalam meningkatkan
kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di PAUD Cahaya Hati Serange seperti :
menentukan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan, pengelolaan dan pengorganisasian anak,
mengembangkan materi media (alat peraga) pembelajaran, merencanakan skenario kegiatan,
merencanakan pengelolaan kelas dan menyiapkan alat penilaian dapat membantu mengembangkan dan
meningkatkan tingkat kecerdasan anak.
Perencanaan yang dilakukan oleh guru dapat membantu pelaksanaan pembelajaran dan tindakan
kelas, sehingga pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan sistematika perencanaan. Selain itu
perencanaan yang dilakukan dapat dikategorikan “baik” karena sesuai dengan teori.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu angka bergambar dalam
meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di PAUD Cahaya Hati Serang
sangat menunjang kegiatan pembelajaran. Pengelolaan interaksi kelas, pemberian penilaian proses dan
hasil belajar anak.
Peningkatan kemampuan mengenal angka dengan mengggunakan media kartu angka pada anak
usia dini di PAUD Cahaya Hati Serange setelah dilaksanakan pembelajaran yaitu dari 27 anak yang ada
di PAUD Cahaya Hati Serange 25 anak sudah mengenal angka/bilangan atau 93% dan hanya 2 anak
yang mulai berkembang atau mengenal angka/bilangan sebanyak 7%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penggunaaan media kartu angka yang diterapkan di PAUD Cahaya Hati Serange dapat meningkatkan
kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang sangat baik bagi perkembangan kemampuan
anak.
2. Metode serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci efektifnya proses belajar
mengajar di PAUD Cahaya Hati Serange
B. SARAN
Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal anak dan
konsep bilangan hendaknya:
1. Guru dapat menggunakan media kartu angka yang bergambar unik dan sesuai dengan kesenangan anak
2. Guru dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode pendekatan emosional dengan anak agar
penyampian materi dapat berjalan dengan baik
3. Guru dapat meningkatkan latihan dan bimbingan bagi anak yang belum paham dan belum mengenal
angka
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana
Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press
Kayvan, Umy.2009. Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta : Media Kita.
Nurani, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks
Tim PKP PG PAUD.2008. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesion. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangeran : Universitas Terbuka
Wardani IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka