Upload
amin-wibowo
View
167
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya, bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan. KTSP sendiri
menyuratkan dengan jelas. Bahasa Inggris lisan sangat sederhana dalam konteks sekolah yang
disajikan sejak kelas 4, dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) memesankan perlunya
pengajaran bahasa Inggris lisan diawal pembelajarannya di SMP sampai tercapai kompetensi lisan
maupun tulisan dikelas 3 SMA. Kalau begitu, pembelajaran di SD sepenuhnya adalah pengajaran
bahasa lisan dan perlu memperhatikan kesinambungan dengan pembelajaran di tingkat SMP dan
SMA
Pertama, Teori Psikologi Perkembangan Piaget mengatakan, anak usia SD (6-12 tahun ) masih berada pada tahap operasional konkret sehingga belum bisa berpikir tentang sesuatu abstrak atau tidak secara nyata dalam pengalamannya (here and now). Kedua, Brain Theory yang dinyatakan Dr. Wilder Penfield dalam bukunya Bumpass menyatakan, pada usia delapan,sembilan dan sepuluh tahun anak akan dapat menunjukkan kinerja optimal dalam belajar bahasa.
Berikutnya, Teori Pemerolehan Bahasa Kedua (Second Language acquisition Theory) yang menyatakan, bahasa kedua/asing akan diperoleh kalau dalam proses belajar mengajar siswa ditempatkan dalam lingkungan berbahasa target yang kaya input (masukan) dan dapat dipahami dalam suasana belajar yang rendah filter afektif, atau yang menyenangkan dalam Hipotesis Input dan Hipotesis Filter Afektifnya.
Sementara itu, KTSP bahasa Inggris untuk SD seperti yang disebutkan Sainul memesankan
siswa SD diajar Bahasa Inggris lisan. Kalaupun ada bahasa tulis yang diajarkan, fungsinya untuk
membantu terbentuknya ketrampilan berbahasa Inggris lisan.
Implikasi pedagogis berbagai teori tersebut, Aplikasi teori Piaget dalam proses
pembelajaran, mengharuskan guru mempertimbangkan materi yang kongkret dan tidak konkret.
Tata bahasa memang merupakan unsur penting dalam pembelajaran bahasa untuk membentuk
ketrampilan berbahasa Inggris yang berterima, tetapi karena tata bahasa bersifat, abstrak maka
1
pembelajaran tata bahasa di SD tidak di perlukan. Ditingkat SD , sebaiknya itu diajarkan bahasa non
verbal, isyarat, alat bantu mengajar, visual, audio, audio visual, menyanyi, puisi, permainan, drama
dan masih banyak lagi yang dapat digunakan untuk memeperjelas makna tanpa harus
menterjemahkan. Masalahnya, apakah guru pernah mencoba menggunakannya bahkan nyanyian
sederhana, gambar yang tersedia dipinggir jalan sekalipun? Apakah guru mampu menggunakan
bahasa Inggris untuk mengelola kelasnya? Exposure terhadap bahasa Inggris harus dilakukan dalam
situasi rendah filter afektifnya. Artinya, siswa termotivasi, bebas dari kecemasan dan memiliki
percaya diri untuk mampu berbahasa Inggris, Dengan kata lain, guru mengajar dalam suasana yang
menyenangkan, menyanyi, berpantun, menari, bercerita dalam bahasa Inggris merupakan kegiatan
yang menjadi bagian pengajaran bahasa Inggris di SD. Itu semua adalah bagian dari kehidupan anak
usia SD.
Hipotesis input dan Filter Afektif dalam Teori Pemerolehan Bahasa Kedua , adalah hipotesis
yang dapat menjelaskan bagaimana pemerolehan bahasa terjadi. Pemerolehan akan terjadi kalau
lingkungan belajar bahasa Inggris di SD kaya Input yang dapat dipahami dalam situasi filter efektif
yang rendah, atau menyenangkan.
Diatas segalanya , Bumpass mengatakan, keberhasilan pembelajaran Bahasa Inggris diSD tergantung pada guru yang hanya bukan bisa berbicara bahasa Inggris dan budayanya. Tetapi juga harus tahu bagaimana Bahasa Inggris di ajarkan di tingkat SD.
Definisi guru bahasa kedua / asing yang di katakan Stephen D Krashen dalam teori
pemerolehan bahasa, yaitu guru Bahasa Inggris yang efektif adalah seseorang yang dapat
menyediakan input (masukan) dan membantu pemahamannya dalam lingkungan belajar bahasa
Inggris yang rendah filter afektifnya atau dalam suasana yang menyenangkan. Jadi semuanya
tergantung pada guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajarnya.
Bagi peneliti hal ini merupakan masalah yang serius karena peneliti khawatir dimana
peserta didik tingkat SD berada pada usia emas (golden age) artinya pada usia antara 6 - 12
mengalami perkembangan dalam penguasaan bahasa lisan yang sangat pesat , jika masa itu
2
terlewatkan begitu saja tanpa kesan, tidak bermakna dan tidak mendapatkan hasil belajar berbicara
bahasa Inggris yang optimal pada siswa.
Dari permasalahn di atas peneliti sebagai guru bahasa Inggris tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas guna meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris.
Dalam hal ini peneliti akan mengadakan penelitian tindakan kelas di lihat dari Apakah ada
peningkatan melalui media menyanyi, musikalisasi dengan menggunakan readboy Talking Book dan
Permainan Tic-Tac-Toe terhadap keterampilan berbahasa Inggris pada siswa kelas VA di SD Negeri
Tlogosari Wetan 01 dan seberapakah besar peningkatan tersebut ?
Peneliti kemudian melakukan perubahan dalam pendekatan maupun media
pembelajaran. Pendekatan yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan Menyanyi bahasa
Inggris (English song), Musikalisasi dengan Talking Book Readboy multi languages reading computer
dan Permainan menggunakan alat peraga (Game tic-tac-toe). Sebagai peneliti saya berharap
melalui media dan pendekatan pembelajaran ini, berkesan, bermakna, dan meningkatkan
keterampilan berbahasa Inggris Inggris siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang uraian di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagaiberikut :
Apakah ada peningkatan melalui menyanyi, musikalisasi dengan menggunakan readboy Talking
Book dan Permainan Tic-Tac-Toe terhadap keterampilan berbahasa Inggris pada siswa kelas VA di
SD Negeri Tlogosari Wetan 01 dan seberapakah besar peningkatan tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah
1. Untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris materi pokok Demonstrative
That/This
3
2. Untuk menemukan model/strategi pembelajaran yang menarik berupa English song yang
relevan terhadap materi Demontartive That/This, talking Book Readboy yang mendukung
dan permainan Tic-Tac-Toe.
3. Untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris yang signifikan
4. Untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses kegiatan belajar bahasa Inggris
khususnya keterampilan berbahasa Inggris
D. Manfa’at Penelitian
Menafaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru hasil penelitian ini dapat menjadi acuan, salah satu model dalam pemecahan
masalah pembelajaran bahasa Inggris di SD khususnya aspek keterampilan berbahasa Inggris
(Speaking skill) materi Demontartive That/This
2. Bagi siswa penelitian tindakan kelas ini diharapkan :
a. Mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Inggris
khususnya keterampilan berbahasa Inggris
b. Siswa dapat menerima model pembelajaran ini dengan suasana menyenangkan,
dengan demikian akan timbul keinginan yang besar untuk berbicara bahasa
Inggris dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan dalam
mengembangkan pendekatan dan media pembelajaran yang lebih efektif dalam Standar
Kompetensi (SK)dan kompetensi Dasar (KD) pada materi lain dalam pembelajaran bahasa
Inggris maupun mata pelajaran yang lain.
4. Bagi Pemerintah khususnya Dinas Pendidikan, Provinsi dan Kota/Kabupaten dapat menjadi
pertimbangan kebijakan didalam pendidikan dasar
4
BAB. II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESA
A. Kajian Teori
Beberapa istilah dalam penelitian ini perlu dilakukan pembatasan yang jelas. Pembatasan dan
penjelasan istilah bertujuan agar arah dan fokus penelitian ini menjadi jelas :
1. Keterampilan Berbahasa Inggris
a. Ketrampilan
Mengacu rujukan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (DEPDIKBUD
dalam Moedjiono,1992/1993:14) Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai
wawasan atau anutan pengembangan ketrampilan-ketrampilan intelektual, sosial dan fisik
yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam
diri sendiri siswa
Menurut Semiawan, dkk ( Nasution,2007:1.9-1.10) menyatakan bahwa
keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mentak terkait dengan kemampuan-
kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan
ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan
mental,fisik,sosial yang mendasari sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih
tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih
lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
Sudjana (200:5) menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang ditandai
dengan adanya perubahan-perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan
aspek-aspek lain yang ada pada individu melalui latihan dan pengalaman.
5
Adapun kompetensi yang diterapkan setelah siswa melakukan kegiatan
pembelajaran bahasa Inggris melalui menyanyi,musikalisasi dengan Talking Book Readboy
dan permainan Tic Tac Toe sesuai dengan standar Isi tahun 2006 untuk mata pelajaran
bahasa Inggris
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2 Berbicara
Mengungkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks sekolah.
2.1.Bercakap-cakap untuk meminta/memberi jasa/barang secara berterima yang melibatkan tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang, dan memberi barang.
2.2Bercakap-cakap untuk meminta/memberi
informasi secara berterima yang melibatkan
tindak tutur: mengenalkan diri, mengajak,
meminta ijin, memberi ijin, menyetujui, tidak
menyetujui, dan melarang.Mengungkapkan
kesantunan secara berterima yang melibatkan
ungkapan: do you mind….
b. Pengertian Berbahasa Ingngris
Bahasa Inggris (Speaking English) adalah suatu alat komunikasi yang tidak jauh
bedanya dengan makna bahasa Indonesia, hanya disini bahasanya berbeda
(Artikom:Google.net )
Kemampuan berbahasa Inggris adalah mengungkapkan pikiran,perasaan melalui
ungkapan –ungkapan sederhana,kata-kata,phrase yang digunakan sehari-hari.Pada
prinsipnya bukan mengajarkan tata bahasa yang formal, namun siswa dibiasakan
untuk berani mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
1. Media Menyanyi English Song, Talking Book Readboy dan Game-Tic Tac Toe
a. Media Pembelajaran
6
Akhmad Sudrajat (2008) menyatakan bahwa Media berasal dari bahasa latin yang
merupakan bentuk jamak dari “ Medium”. Secara harfiah berarti ”Piranti” atau :”
Pengantar:” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Beberpa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran sebagai beikut.
Media pembelajaran aalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran (Schramm dalam Akhmad sudrajat,2008) Sementara itu,
Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, , film, video, dan sebagainya
Sedangkan National Education Association(1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar
termasuk teknologi perangkat keras.
Brown dalam Akhmad Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap keefektifan pembelajaran. Pada umumnya
media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang
menggunakan alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual
dilengkapi dengan alat audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan.Saat ini penggunaan alat baru atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan
internet.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
b. Menyanyi
7
Menurut (Articom,Google.Net ) Menyanyi adalah mengeluarkan suara bernada; berlagu
(dengan lirik atau tidak ).
c. Musikalisasi
Pembelajaran dengan menggunakan media yang berisis visualisasi dan musikalisasi / audiio
visual (English song) diyakini mampu memperbaiki hasil belajar. S. Nasution (2003:15)
menyatakan bahwa alat audiovisual dapat (English Song) dapat membantu peserta didik
belajar dengan menyajikan dalam bentuk yang lebih konkret. Menyanyi, musik, lirik lagu,
model-model dan lainnya dapat mempermudah pengertian tentang konsep dan proses
tertentu.
d. Talking Book Readboy
Talking Book Readboy merupakan suatu revolusi dalam dunia belajar, mengajar dan
bermain. Media ini akan melafalkan kata dan kalimat yang ada pada buku hanya dengan
menunjukkan menggunakan Pen Interaktif sehingga menjadi buku-buku anda menjadi lebih
hidup dan bersuara.( Petunjuk Penggunaan Multi Languagee Reading Computer V9:2008)
e. Permainan Tic Tac Toe
Silvester Goridus Sukur-grasindu:2008) Game adalah permainan yang disepakati dalam
sebuah peraturan bersama antara siswa dan guru .
Permainan Tic Tac Toe merupakan permainan cara bermainnya seperti bermain catur.
Adapun langkah-langkah permainan Tic Tac Toe sebagai beikut
1. Seluruh siswa duduk berpasangan .
2. Tiap siswa dalam satu kelompok diberi tiga chips atau benda apa saja untuk
menggantikan chip dengan ukuran atau warna berbeda
3. Secara bergantian mereka membuat kalimat berdasarkan benda-benda dalam kotak itu
seperti, Is it a table ? lalu menempatkan chip mereka.
8
4. Penempatan chip tidak boleh melompati satu kotak.
5. Pemenangnya adalah siswa yang berhasil menempatkan chip atau alat bantu lain
secara diagonal, vertikal, atau horizontal.
6. Contoh pemenangnya adalah seperti berikut.
Example: Game Example: Game –– ResultResult
2. Kontribusi Media/Alat Peraga Pembelajaran
Dalam menerima pengalaman atau ketrampilan baru, peserta didik menggunakan alat sensor
berupa pendengaran, pengucapan dan gerakan. Pembelajaran yang menggunakan English Song,
Talking Book Readboy, dan Game-Tic Tac Toe diharapkan mampu memberikan
pengalaman dan keterampilan baru sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
No PendekatanIntensitas sensori yang digunakan
Pendengaran Pengucapan Gerakan
1 Menyanyi (English Song) R T T
2 Musikalisasi T S R
3 Permainan Tic -Tac -Toe S S T
Keterangan: T : Tinggi S: Sedang R: Rendah
9
Untuk dapat meningkatkan intensitas penggunaan sensori peserta didik sangat ditentukan oleh
strategi pembelajaran yang didesain oleh guru. Puji Santosa (2008:1.15) menyatakan bahwa
ciri-ciri pembelajaran yang baik adalah :
1. Mengembangkan rasa ingin tahu murid
2. Menantang murid untuk belajar
3. Mengaktifkan mental, fisik dan psikis murid
4. Memudahkan guru
5. Mengembangkan kreatifitas murid
6. Mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.
Ciri pembelajaran yang baik tersebut juga dapat diterapkan dalam mata pelajaran bahasa
Inggris khususnya aspek keterampilan berbahasa Inggris (speaking skill). Siswa lebih suka menbangun
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai melalui berbagai aktivitas. Siswa akan termotivasi jika guru
merancang strategi yang melibatkan siswa untuk melakukan permainan yang dapat meningkatkan
kompetensinya. Inilah potret pembelajaran yang menyenangkan.
Nurhadi (2004:47) menyatakan bahwa hasil pembelajaran juga dapat diperoleh dari kerjasama
dengan orang lain. Hasil belajar dapat diperoleh melalui berbagi,diskusi antara teman.
Guru juga dapat merancang strategi pembelajaran juga dapat melalui kelompok, baik
melalui kelompok besar maupun kecil. Merancang pembelajaran bahasa Inggris yang melibatkan
kelompok menjadikan siswa mampu berkomunikasi dengan sesama temannya untunk saling
bertanya, mencari menemukan jawaban, membangun pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai
seperti kebersamaan.
Pembelajaran bahasa Inggris khususnya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris (Speaking Skill) dapat disajikan
lebih konkret. Setelah siswa menyanyikan lagu bahasa Inggris dengan suara alami dilanjutkan dengan
musikalisasi melalui media/alat peraga Talking Book Readboy dan dikolaborasikan dengan game tic
tac toe .
10
B. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan kerangka berpikir sebagai
berikut pada awalnya guru melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris di SD dengan pendekatan
konvensional. Guru menjelaskan materi perbendaharaan kata dan siswa mendengarkan, mencatat
dan mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Setelah dilakukan penilain ternyata kemampuan berbicara
siswa rendah, hampir 90 % siswa pasif, enggan menyapa, mengucapkan kata, dan kaliamat.
Guru kemudian mengadakan tindakan dengan menyanyi lagu bahasa Inggris, Talking Book
Readboy dan game tic- tac -toe yang terdiri dari 3 siklus.
1. Pada siklus I guru menggunakan media English Song dan musikalisai dengan alat peraga Talking
Book Readboy, guru juga mengulang pengucapan yang benar kata, kalimat beserta artinya.
Proses Pembelajaran dalam siklus I ini bertujuan agar siswa tertarik dengan materi bahasa inggris.
2. Pada siklus II guru melakukan modifikasi strategi musikalisai alat peraga Talking Book Readboy
dengan teknik Dikte, artinya guru juga mengulang pengucapan yang benar kata, kalimat, suara,
dan makna harfiahnya (arti kamus) yang harus disalin dan ditulis kembali oleh siswa apa yang
didengar beberapa kali beserta suara benda, kata tersebut. Proses pembelajaran pada siklus II ini
bertujuan agar keaktifan siswa lebih meningkat.
3. Pada siklus III guru melakukan kolaborasi dengan permainan ( game-tic tac toe ) hal ini bertujuan
agar siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
Kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini tergambar dalam bagan di bawah ini :
11
Gambar 2: Kerangka Berpikir PTK
12
KONDISI
AWAL
TINDAKAN
GURU
Menggunakan
SISWA
Hasil Belajar Rendah
GURU
Menggunakan media
menyanyi,musikalisasi
SIKLUS I Menggunakan media
menyanyi,musikalisasi
Game-Tic Tac Toe
SISWA
Diharapkan tertarik dengan pembelajaran & keterampilan berbahasa
SIKLUS II
Menyanyi,musikalisasi dan permainan tic-tac-toe dengan lembar
REFLEKSI
SISWA
Diharapkan tertarik dan terfokus dalam pembelajaran dan
REFLEKSI
SIKLUS III
English Song, Talking Book dan Game Tic Tac
SISWAI
Diharapkan sangat tertarik dan terlibat dalam pembelajaran dan keterampilan berbahasa
C. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat dinyatakan bahwa
secara teoretis keterampilan berbahasa Inggris materi pokok Demontrative That/This
dapat meningkat dengan menggunakan media Menyanyi, Musikalisasi dan PermainanTic
Tac Toe.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk melakukan penelittian itu pada bulan April sampai dengan Juni 2009.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di SD Negeri Tlogosari Wetan 01 Jl. Syuhada Raya N0.14 Semarang
B. Subjek Penelitia
Subjek penelitian adalah siswa kelas V A SD Negeri Tlogosari Wetan 01 Semarang untuk tahun pelajaran
2008/2009 berjumlah 44 siswa.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang diperoleh dengan cara sebagai berikut :
1. Melalui test Unjuk Kerja (test performance)
13
TINDAKAN
AKHIR REFLEKSI
2. Melalui Pengamatan ( Observasi )
3. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui pendapat tentang pembelajaran
bahasa Inggris di SD
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes performance
Tes performance digunakan untuk mengukur kemampuan siswa mengenai penampilan
menyanyikan sebuah lagu bahasa Inggris kedepan kelas. Kemampuan yang hendak diukur
penguasaan lirik lagu dari awal sampai dengan akhir lagu.
b. Observasi
Observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui keaktifan siswa dalam meningkatkan
keterampilan berbahasa Inggris materi Demonstrative That/This
c. Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat ketertarikan peserta
didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Alat Peraga
Alat pengumpulan Data
Alat pengumpulam data yang digunakan oleh peneliti berupa :
a. Butir Soal tes (Speaking test ) Statements– responds / questions-
answers
b. Lembar Observasi
c..Pedoman wawancara yang berisi 4 pilihan: sangat menarik, menarik, kurang menarik, dan tidak
menarik
E. Analisa Data
14
1. Hasil speaking test dibuat rerata dan dianalisa secara deskriptif. Hasil tes juga dianalisa untuk
mengetahui persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Hasil pengamatan peneliti secara deskriptif tentang berbagai kejadian dalam proses pembelajaran.
a. Dinyatakan sangat aktif jika 81%-100% siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
b. Dinyatakan aktif jika 61%-80% siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
c. Dinyatakan cukup aktif jika 41%-60% siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
d. Dinyatakan kurang aktif jika terdapat kurang dari 21%-40% siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran
e. Dinyatakan tidak aktif jika hanya terdapat 1%-20% siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran.
3. Hasil Wawancara dianalisa secara deskriptif
a. Dinyatakan sangat menarik jika lebih dari 50% siswa menyatakan sangat tertarik
b. Dinyatakan cukup menarik jika lebih dari 50% siswa menyatakan cukup tertarik
c. Dinyatakan kurang menarik jika lebih dari 50% siswa menyatakan
kurang tertarik.
d. Dinyatakan tidak menarik jika lebih dari 50% siswa menyatakan tidak tertarik.
F. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 3 siklus.
Langkah –langkah dalam tiap siklus terdiri dari :
1. Perencanaan (Planning)
2. Tindakan (Acting)
3. Pengamatan (Observing)
4. Refleksi
1. Perencanaan/Persiapan (Planning)
15
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan beberapa kegiatan seperti mencari referensi yang
berkaitan dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris , media/alat peraga pembelajaran. Referensi
tersebut diperoleh peneliti dari buku-buku, seminar, pendidikan dan latihan (Diklat) yang relevan dan
internet.
Pada tahapan ini peneliti juga melakuakn kegiatan-kegiatan berikut :
a. Pembuatan jadwal penelitian.
b. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
c. Menyusun lagu lahu dan gerak dalam bahasa Inggris
d. Pembuatan daftar pertanyaan secara lisan (Speaking Test). Tes ini untuk mengukur
sejauhmana keterampilan berbahasa Inggris
e. Pembuatan alat peraga Game Tic-Tac-Toe yang digunakan untuk melakukan. Permainan ini
diharapkan mampu menjadikan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
f. Pembuatan Instrumen penilaian
g. Pembuatan lembar pengamatan
h. Pembuatan daftar pertanyaan untuk wawancara
i. Pembuatan catatan harian untuk merekam informasi secara kualitatif yang diperoleh
selama tindakan.
2. Tindakan ( Action )
Tindakan penelitian dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris.
English Song dan musikalisasi disajikan dengan menggunakan Talking Book Readboy dimana sebuah
alat peraga yang dapat mengiringi lagu bahasa inggris. Kegiatan ini sangat sederhana karena cukup
dilakukan diruang kelas.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan di setiap siklus .
Dalam tahap ini yang diamati antara lain ;
16
a. Jalannya proses pembelajaran
b. Situasi lingkungan dan subjek penelitian pada waktu proses pembelajaran
c. Tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Refksi
Kegiatan refleksi dilakukan setiap akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan,
kelemahan dan kelebihan terhadap kegiatan pembelajaran selama penelitian.
Setelah mengetahui keberhasilan dan kendala yang dialami dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I, peneliti akan melakukan penyempurnaan tindakan, modifikasi dan inovasi pada siklus-siklus
berikutnya. Peneliti berusaha agar kemampuan berbicara bahasa Inggris meningkat. Signifikan.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini secara sederhana dapat digambarkan melalui bagan berikut
ini :
Gamabr 3 : Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
17
SIKLUS I PERENCANAAN PELAKSANAAN
PENGAMATANREFLEKSI
18
SIKLUS II
SIKLUS III
PERENCANAAN PELAKSANAAN
PENGAMATANREFLEKSI
PERENCANAAN PELAKSANAAN
REFLEKSI PENGAMATAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Pada awalnya peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
ceramah /penjelasan lisan (konvensional) didalam kelas.
Setelah pembelajaran selesai peneliti melakukan penilaian formatif serta melakkukan
pengamatan terhadap aktivitas siswa. Hasil penilaian dan observasi tersebut tergambar dalam tabel
2 dibawah ini :
Tabel 2 : Hasil penilaian dan pengamatan pada kondisi awal
No Indikator
Kemampuan
Rerata Persentase
Siswa yang tuntas
Persentase
Partisipasi siswa dalam
pembelajaran
1 Kemampuan MemahamiKalimat Positif 64,5% 43,18%
2 Kemampuan
19
MemahamiKalimat Negatif
69,8% 65% 25%
3 Kemampuan
MemahamiKalimat Tanya 61,2 40%
RERATA 42 %
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
65
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dinyatakan bahwa partisipasi siswa dalam mengikuti
penjelasan pemakian listrik hemat dengan pendekatan belajar konvensional sangat rendah.
Rendahnya partisipasi tersebut menyebabkan hasil pembelajaran rendah.
Pada indikator kemampuan I hanya terdapat 43, 18 % siswa yang tuntas dan 96,81%
yang belum tuntas. Reratanya juga rendah yakni 61,2%
Pada indikator kemampuan 2 hanya terdapat 65 % siswa yang tuntas dan masih terdapat
35 % siswa yang belum tuntas. Reratanya 69,8 %.Sementara hasil wawancara menyatakan
mayoritas siswa kurang tertarik ( 57,9 %)
Hasil belajar yang demikian membuat peneliti berusaha untuk mencari solusi agar
pembelajaran dan mampu memancing perhatian siswa. Peneliti mempunyai ide untuk menyajikan
pembelajaran dengan menyanyikan lagu yang relevan dengan materi Demonstrative that/this
sekaligus mengemasnya dengan musikalisasi yang mendukung.
B. Deskripsi Tindakan dan Hasil Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :
20
a. Pembuatan RPP ( Lesson Plan )
b. Menyusun lagu-lagu bahasa Inggris
2. Pelaksanaan Tindakan
Menyajikan lagu-lagu bahasa Inggris dalam catatan buku tugas harian, kemudian
digunakan peneliti sebagai media pembelajaran. Setiap awal pelajaran bahasa Inggris
peneliti mengajak menyanyi lagu yang relevan dengan kompetensi yang akan diajarkan
misalnya peneliti akan mengajar tentang kata benda ( Noun ), sebelum materi tersebut
disajikan peneliti mengajak siswa menyanyi lagu yang sesusai dengan tema tersebut,
misalnya
.
Kegiatan ini selain menyanyi juga diikuti dengan gerakan ( Gerak dan Lagu ) Penggunaan media
menyanyi gerak dan lagu cukup menarik perhatian siswa. Menyanyi gerak lagu ini dikolaborasi
dengan musik yang mendukung membawa suasana yang sangat berbeda bila dibandingkan
dengan pembelajaran tanpa menggunakan dengan variasi kegiatan menyanyi (gerak dan lagu).
Agar siswa lebih jelas peneliti juga menerangkan arti kata, kalimat yang ada dalam lirik lagu
tersebut.
3. Pengamatan
Setelah pembelajaran, peneliti kembali melakukan test formatif dengan tujuan untuk
mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.
Adapun hasil pembelajaran tergambar dalam tabel 3 berikut ini :
Tabel 3 : Hasil penilaian dan pengamatan pada siklus I
No Indikator
Kemampuan
Rerata Persentase
Siswa yang
tuntas
Persentase
Partisipasi siswa dalam
pembelajaran
1 Kemampuan Memahami
21
That is a door , That is a window, That is a blackboard, This is a floor, This is a floor
Kalimat Positif 74 % 56,8 % 66 %
66 %
66 %
2 Kemampuan
Memahami Kalimat Negatif 73,6 % 75 %
3 Kemampuan
Memahami Kalimat Tanya
( Introgative )
67,5 % 56,8 %
RERATA 61,36 %
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
65 %
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dinyatakan bahwa partisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Inggris dengan menyanyi, musikalisasi cukup aktif (66% ). Kenaikan
persentase partisipasi siswa tersebut disebabkan oleh faktor ketertarikan mereka terhadap
musikalisasi dengan alat peraga Talking Book Readboy. Namun bisa jadi ketertarikan itu sifatnya
hanya sementara. Berdasarkan pengamatan peneliti, pada awalnya mereka begitu antusias, namun
semakin lama para siswa tersebut merasa jenuh.
Walaupun demikian, meningkatnya perhatian siswa karena penggunaan media
pembelajaran ini telah berhasil menaikkan keterampilan berbahasa Inggris materi Demonstrative
That/This baik dalam kalimat positif, negatif dan kalimat tanya.
Pada indikator kemampuan 1 terdapat 56,8% siswa yang tuntas dari kondisi awal 43,18%
( kenaikan 13 % ). Dengan demikian masih terdapat 43,2 % yang belu tuntas. Reratanya juga
mengalami kenaikan dari 64,5% menjadi 74 %
Pada indikator kemampuan 2 terdapat 75 % siswa yang tuntas dari kondisi awal 65 %
( kenaikan 10 % ). Dengan demikian masih terdapat 25 % siswa yang belum tuntas.. Reratanya juga
mengalami kenaikan dari 69,8% menjadi 73,6 %.
22
Pada indikator kemampuan 3 terdapat 56,8 % siswa yang tuntas dari kondisi awal 40%
(Kenaikan 16%). Dengan demikian masih terdapat 43,2 % yang belum tuntas. Reratanya juga
mengalami kenaikan dari 61,2 menjadi 67,5 %. Sementar ahasil wawancara menyatakan mayoritas
siswa kurang tertarik (52,6 %) dan sebagian besar yang lain menyatakan cukup tertarik ( 47.4 %)
4. Refleksi
Setelah melakukan pengamatan pada siklus I peneliti merasa bahwa penggunaan media
tersebut memang berpengaruh dalam menarik perhatian siswa. Namun masih terdapat
beberapa kelemahan sepanjang pengamatan peneliti. Kelemahan yang dimaksud antara
lain :
a. Perhatian siswa terhadap pembelajaran khusunya bagi laki-laki sifatnya temporer
(sementara). Semakin lama perhatian siswa tersebut semakin berkurang (tidak
fokus).
b. Terdapat beberapa siswa yang tidak terfokus pada materi. Ada yang hanya
mencari sisi lucunya, dan ada pula yang hanya sekedar menyanyi pada kata-kata
atau kalimat tertentu, hal ini disebabkan karena mereka tidak hafal seluruh lirik
lagu, bahkan adapula yang hanya sekedar menikmati musik tanpa sama sekali
mau menyanyi.
Kelemahan dalam siklus pertama ini membuat peneliti melakukan modifikasi
pembelajaran. Peneliti kemudian mengambil kesimpulan sementara bahwa penggunaan media
menyanyi (gerak & lagu) yang diiringi dengan musikalisasi harus disertai dengan lembar tugas yang
relevan dengan media pembelajaran dan membuat perhatian mereka terfokus pada materi
pembelajaran.
C. Deskripsi Tindakan dan Hasil Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
23
Pada tahap perencanaan peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut :
a. Pembuatan RPP (Leson Plan)
b. Menyusun lembar tugas siswa
Bentuk lembar tugas yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Gambar 4: Lembar Tugas Siswa
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus II ini pembelajaran tetap menggunakan pembelajaran menyanyi lagu bahasa Inggris
(Gerak & Lagu ) dan musikalisasi, namun peneliti juga membagi lembar tugas diselesaikan
siswa di dalam proses pembelajaran.
3. Hasil Pengamatan
Setelah proses pembelajaran peneliti kembali melakukan tes formatif dengan
tujuan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Adapun hasil pembelajaran
tergambar dalam tabel 4 berikut ini :
24
LEMBAR TUGAS SISWA
MATERI POKOK DEMONSTRATIVE THAT / THIS
Nama :......................
No. Absensi : …………….
1. Kalimat PositifThat is a book
………………………..
2. Kalimat Negatif
Tabel 4 : Hasil penilaian dan pengamatan pada siklus II
No Indikator
Kemampuan
Rerata Persentase
Siswa yang tuntas
Persentase
Partisipasi siswa dalam
pembelajaran
1 Kemampuan
Memahami Kalimat Positif 84 % 90,90 %
79 %
2 Kemampuan
Memahami Kalimat Negatif 72,9 % 90,90 %
3 Kemampuan
Memahami Kalimat Tanya ( Introgative ) 84 % 88,63 %
RERATA 73%
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat dinyatakan bahwa partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran bahasa Inggris matri pokok Demonstrative That/This dengan menyanyi,
musikalisasi dan permainan tic tac toe sampai pada level (79%). Kenaikan persentase partisipasi
siswa tersebut disebabkan oleh faktor ketertarikan mereka terhadap menyanyi, musikalisasi
tersebut ditambah adanya fokus perhatian yang lebih intens terhaap materi.
Pada indikator I terdapat 90,90% siswa yang tuntas dari kondisi awal 56,80% 9
kenaikan (34,1%). Dengan demikian hanya terdapat 9.1% yang belum tuntas.. Reratanya juga
mengalami kenaikan dari 74,091% menjadi 84%.,
25
Pada indikator kemampuan 2 terdapat 90,90% dari kondisi awal 75% (Kenaikan 15,9%).
Dengan demikian masih terdapat 9,1% yang belum tuntas. Reratanya juga mengalami kenaikan dari
68% menjadi 72,95%
Pada indikator 3 terdapat 88,63% siswa yang tuntas dari 56,80% (Kenaikan 31%)
Dengan demikian masih terdapat 31,83 % yang belum tuntas. Reratanya juga mengalami kenaikan
dari 68 % menjadi 84 %. Semenatra hasil wawancara menyatakan mayoritas siswa sangat tertarik
(60,60%), sedangkan yang menyatakan cukup tertarik (9,52 %.).
4. Refleksi
Setelah melakukan pengamatan pada tindakan siklus II, peneliti merasa bahwa
penggunaan media yang dikolaborasikan denga lembar kerja ternyata menbawa dampak yang
sangat signifikan
Meskipun demikian peneliti masih tertantang untuk melakukan inovasi kembali karena
masih terdapat siswa yang belum tuntas. Peneliti ingin agar siswa berpartisipasi aktif baik
perhatian, pengucapan, pendengaran, maupun aktivitas fisiknya (gerak).
Peneliti kemudian bermaksud mengoptimalkan hasil belajar pada materi ini dengan
melakukan inovasi alat peraga dan model pembelajaran.
C. Deskripsi Hasil Pengamatan Siklus III
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :
a. Membuat RPP ( Lesson Plan )
b. Membuat dan menyiapkan alat peraga Game-Tic-Tac Toe
Alat peraga ini dibuat dari bahan kertas bergambar. Cara bermainnya
berpasangan, setiap siswa menyiapkan chip atau alat bantu sebanyak 3 buah
26
yang berbeda dengan chip lawan mainnya. Peraturan permainan seperti bermain
catur bergantian missal dengan bertanya is it a lamp ? siswa B menjawab yes, it
is sambil menempatkan chipnya diatas kertas yang bergambar. Kegiatan ini
saling bergantian, pemenangnya adalah siswa yang tercepat menempatkan
chipnya secara horizontal , vertikal atau diagonal.
Adapun contoh Game-Tic Tac Toe tersebut adalah
Example: Game Example: Game –– ResultResult
Gambar 5 : Contoh Game-tic tac toe Demonstrative That / This
27
Demonstrative That / This
POSITIVE
POSITIF
NEGATIVE
NEGARIF
INTROGATIVE
PERTANYAAN
SENTENCE
KALIMAT
Tunnggal
This is a pen
(Tunggal )
Ini adalah sebuah bolpen
These are pens
(Jamak)
This is not a pen
(Tunggal)
Ini adalah bukan sebuah
These aren’t pens
(Jamak)
Is this a pen ?
( Tunggal )
Apakah ini sebuah bolpen ?
Are these pens ?
Yes, These are
Dalam setiap tahap peneliti membagi permainan dalam 3 tahap, tahap pertama
permainan tic tac toe demonstrative that/this dimulai dengan kalimat positif, tahap
kedua kalimat negatif dan tahap terakhir membuat kalimat Tanya. Peneliti kemudian
mengecek kebenaran permainan semua kelompok.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus III ini pembelajaran menggunakan kolaborasi media menyanyi (gerak
& lagu), musikalisasi dan game-tic tac toe. Adapun tempat permainan yang dipilih oleh
peneliti adalah ruang kelas karena lebih efektif tidak berpindah tempat. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar aktivitas konsentrasi siswa tidak terganggu.
Alat peraga game tic-tac-toe digunakan peneliti untuk melakukan permainan
dalam tiga tahapan.
a. Pada permainan tahap pertama yang dipasangkan adalah demonstrative This / That
dengan kalimat positif
b. Pada permainan tahap kedua yang dipasangkan adalah Demonstrative That / This
dengan kalimat negatif
c. Pada permainan tahap ketiga yang dipasangkan adalah Demonstrative That / This
dengan Kalimat Tanya.
Dalam setiap tahap penelitian, peneliti membuat kesepakatan bersama bagi
pemenang akan diberikan reward berupa skorskor dengan tujuan untuk memotivasi siswa
mengakhiri permainannya dengan cepat dan tepat sebaliknya bagi yang kalah dalam permainan,
peneliti meenjelaskan.dan mengulang kembali permainan dari putaran pertama dengan seluruh
tahapan permainan .
28
3. Hasil Pengamatan
Setelah pembelajaran peneliti kembali melakukan tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui
keberhasilan proses pembelajaran tersebut.
Adapun hasil pembelajaran tergambar dalam tabel 5 berikut ini :
Tabel 5 : Hasil penilaian dan pengamatan pada siklus III
No Indikator
Kemampuan
Rerata Persentase
Siswa yang tuntas
Persentase
Partisipasi siswa dalam
pembelajaran
1 Kemampuan Memahami
Kalimat Posistif
96 % 93,18 %
92 %2 Kemampuan
Memahami kalimat negatif
95,9 % 95,45 %
3 Kemampuan Memahami kalimat tanya (Introgative )
96 % 93,18 %
RERATA 95,45%
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65
Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat dinyatakan bahwa partisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Inggris materi pokok Demonstrative That/This dengan menyanyi, visualisasi
dan permainan Tic Tac Toe sampai pada level sangat aktif (92). Kenaikan partisipasi siswa terbut
disebabkan oleh faktor ketertarikan dan keterlibatan aktif mereka terhadap pembelajaran yang
berlangsung.
Pada indikator kemampuan I terdapat 93,13 % siswa yang tuntas dari kondisi awal
90,90 % ( Kenaikan 2,28 %) dengan demikian masih hanya masih 3 siswa yang belum tuntas dari
29
jumlah 44 siswa dalam satu kelas mungkin karena kurang mendengarkan dan memperhatikan
proses pembelajaran. Reratanya juga mengalami kenaikan dari 84 % menjadi 96 %.
Pada indikator kemampuan 2 terdapat 95,45 % siswa yang tuntas dari kondisi awal
90,90 % (Kenaikan 4,55 % ) dengan demikian hanya 2 siswa dari 44 siswa yang belum tuntas,
mungkin karena faktor jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga mempengaruhi hasil belajar.
Reratanya juga meningkat dari 72,9% menjadi 95,9%.
Pada indikator 3 terdapat 93,18% dari kondisi awal 88,63% (Kenaikan 4.55%). Dengan
demikian hanya ada 2 anak yang belum tuntas karena banyak faktor diantaranya jumlah siswa
terlalu banyak dalam satu kelas, faktor siswa yang lemah daya serapnya, tidak mendengarkan, dll.
Reratanya juga mengalami kenaikan dari 84 % menjadi 93,18%. Sementara hasil wawancara
menyatakan sangat tertarik (85,71 %).
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus III peneliti menyakini bahwa pembelajaran
bahasa Inggris materi pokok Demonstrative That/This yang inovatif dan variatif sangat menarik
perhatian siswa. Meskipun demikian masih terdapat sedikit kelemahan pada siklus III. Kelemahan
yang dimaksud adalah pada saat melakukan permainan tic tac toe, terdapat sebagaian kecil siswa
yang usil dan bermain-main di luar koridor pembelajaran. Kelemahan tersebut dapat diselesaikan
dengan memberikan perhatian, memberi sapaan mapun teguran kecil pada siswa dan mengecek
satu kelompok ke kelompok yang lain dengan intensif.
E. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Berdasarkan uraian pada siklus I, II, III maka hasil dari tindakan yang dilakukan peneliti
dapat digambarkan dalam tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6 : Hasil penilaian dan pengamatan pada tiap siklus
N0 Indikator RerataHasil Penilaian Persentase Siswa Persentase partisipasi
30
Kemampuan Yg Tuntas (%) siswa aktif
KA I II III KA I II III KA I II III
1 Kemampuan
Memahami
Kalimat positif
61 74 84 96 43,18 56 90,90 93,18
2 Kemampuan
Memahami
Kalimat Negatif
64 76 72 95 69,80 75 90,90 95,45 58 66 79 85
3 Kemampuan
Memahami
Kalimat Tanya
69 68 84 96 40,90 560 88,63 93,18
RERATA 42 63 72 95 25 61, 90,.90 95,45
KKM 65 65
Tabel 7 : Hasil Wawancara Pada Tiap Siklus
N0 OPSI PILIHAN PERSENTASE ( % )
Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II Siklus III
1 Sangat Menarik 0,0 10,5 60,5 85
2 Cukup Menarik 2,6 4,7 86,8 39,5
3 Kurang Menarik 57,9 52,6 2,6 0,0
4 Tidak Menarik 39,5 0,0 0,0 0,0
31
Berdasarkan tabel 6 dan 7 diatas terlihat bahwa partisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Inggris materi pokok Demonstrative This/This sebelum adanya tindakan
sangat rendah. Rendahnya partisipasi tersebut menyebabkab hasil pembelajaran rendah.
Pada indikator kemampuan I hanya terdapat 43, 18 % siswa yang tuntas dan 96,81%
yang belum tuntas.Reratanya juga rendah yakni 61,2%
Pada indikator kemampuan 2 hanya terdapat 65 % siswa yang tuntas dan masih terdapat
35 % siswa yang belum tuntas. Reratanya 69,8 %.Sementara hasil wawancara menyatakan
mayoritas siswa kurang teratarik ( 57,9 %).
Hasil belajar yang demikian membuat peneliti berusaha untuk mencari solusi agar
pembelajaran dan mampu memancing perhatian siswa. Peneliti mempunyai ide untuk menyajikan
pembelajaran dengan menyanyikan lagu yang relevan dengan materi Demonstrative that/this
sekaligus mengemasnya dengan musikalisasi yang mendukung.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dapat dinyatakan bahwa partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dengan menyanyi, musikalisasi cukup aktif (66% ).
Kenaikan persentase partisipasi siswa tersebut disebabkan oleh faktor ketertarikan mereka
terhadap musikalisasi dengan alat peraga Talking Book Readboy. Namun bisa jadi ketertarikan itu
sifatnya hanya sementara . Berdasarkan pengamatan peneliti, pada awalnya mereka begiru
antusias, namun semakin lama para siswa tersebut merasa jenuh.
Walaupun demikian, meningkatnya perhatian siswa karena penggunaan media
pembelajaran. Pada indikator kemampuan 1 terdapat 56,8% siswa yang tuntas dari kondisi awal
43,18% ( kenaikan 13 % ). Dengan demikian masih terdapat 43,2 % yang belu tuntas. Reratanya juga
mengalami kenaikan dari 64,5% menjadi 74 %
Pada indikator kemampuan 2 terdapat 75 % siswa yang tuntas dari kondisi awal 65 %
( kenaikan 10 % ). Dengan demikian masih terdapat 25 % siswa yang belum tuntas.. Reratanya juga
mengalami kenaikan dari 69,8% menjadi 73,6 %.
32
Pada indikator kemampuan 3 terdapat 56,8 % siswa yang tuntas dari kondisi awal 40%
(Kenaikan 16%). Dengan demikian masih terdapat 43,2 % yang belum tuntas. Reratanya juga
mengalami kenaikan dari 61,2 menjadi 67,5 %. Sementar ahasil wawancara menyatakan mayoritas
siswa kurang tertarik (52,6 %) dan sebagian besar yang lain menyatakan cukup tertarik ( 47.4 %)
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, dapat dinyatakan bahwa partisipasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris matri pokok Demonstrative That/This dengan
menyanyi, musikalisasi dan permainan tic tac toe sampai pada level (79%). Kenaikan persentase
partisipasi siswa tersebut disebabkan oleh faktor ketertarikan mereka terhadap menyanyi,
musikalisasi tersebut ditambah adanya fokus perhatian yang lebih intens terhaap materi.
Pada indikator I terdapat 90,90% siswa yang tuntas dari kondisi awal 56,80% 9
kenaikan (34,1%). Dengan demikian hanya terdapat 9.1% yang belum tuntas.. Reratanya juga
mengalami kenaikan dari 74,091% menjadi 84%.,
Pada indikator kemampuan 2 terdapat 90,90% dari kondisi awal 75% (Kenaikan 15,9%) .
Dengan demikian masih terdapat 9,1% yang belum tuntas.Reratanya juga mengalami kenaikan dari
68% menjadi 72,95%
Pada indikator 3 terdapat 88,63% siswa yang tuntas dari 56,80% (Kenaikan 31%)
Dengan demikian masih terdapat 31,83 % yang belum tuntas. Reratanya juga mengalami kenaikan
dari 68 % menjadi 84 %. Semenatra hasil wawancara menyatakan mayoritas siswa sangat tertarik
(60,60%), sedangkan yang menyatakan cukup tertarik (9,52 %.).
Setelah dilakukan tindakan siklus III, dapat dinyatakan bahwa partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran bahasa Inggris materi pokok Demonstrative That/This dengan menyanyi,
visualisasi dan permainan Tic Tac Toe samapai pada level sangat aktif (92). Kenaikan partisipasi
siswa terbut disebabkan oleh faktor ketertarikan dan keterlibatan aktif mereka terhadap
pembelajaran yang berlangsung.
33
Pada indikator kemampuan I terdapat 93,13 % siswa yang tuntas dari kondisi awal
90,90 % ( Kenaikan 2,28 %) dengan demikian masih hanya masih 3 siswa yang belum tuntas dari
jumlah 44 siswa dalam satu kelas mungkin karena kurang mendengarkan dan memperhatikan
dalam proses pembelajaran. Reratanya juga mengalami kenaikan dari 84 % menjadi 96 %.
Pada indikator kemampuan 2 terdapat 95,45 % siswa yang tuntas dari kondisi awal
90,90 % (Kenaikan 4,55 % ) dengan demikian hanya 2 siswa dari 44 siswa yang belum tuntas,
mungkin karena faktor jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga mempengaruhi hasil belajar.
Reratanya juga meningkat dari 72,9% menjadi 95,9%.
Pada indikator 3 terdapat 93,18% dari kondisi awal 88,63% (Kenaikan 4.55%). Dengan
demikian hanya ada 2 anak yang belum tuntas karena banyak faktor diantaranya jumlah siswa
terlalu banyak dalam satu kelas, faktor siswa yang lemah daya serapnya, tidak mendengarkan, dll.
Reratanya juga mengalami kenaikan dari 84 % menjadi 93,18%. Sementara hasil wawancara
menyatakan sangat tertarik (85,71 %).
F. Kesimpulan Hasil Penelitian
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Inggris dengan menyanyi,
musikalisasi dan permainan tic tac toe mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
pada akhir siklus III rerata hasil penilaian mencapai angka 95, hanya 3 siswa yang belum tuntas, banyak
faktor yang menyebabkan penelitian tindakan kelas ini belum mencapai angka optimal yakni 100%
diantaranya adalah jumlah siswa terlalu banyak sehingga beberapa siswa kurang konsentrasi dengan
baik, kurang perhatian orang tua dalam belajar dirumah, namun walaupun demikian peningkatan hasil
belajar khususnya materi pokok Demonstrative That/This sudah ckup baik. Sedangkan pendapat siswa
mengenai proses pembelajaran sampai akhir siklus III sebanyak 85,71 % menyatakan sangat menarik.
34
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari pengamatan menyanyi, musikalisasi dan permainan tic tac toe
untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris siswa sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan rerata nilai penguasaan materi pokok Demonstrative that / this dari 25 % sampai
dengan 95 ,45 %
2. Persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai titik angka 95 %, meskipun belum
mencapai titik optimal namun demikian sudah ada peningkatan hasil belaja yang maksimal.
3. Persentase siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran dia atas 88 %
4. Hasil wawancara lebih dari 85,71 % menyatakan sangat tertarik terhadap kegiatan pembelajaran
materi pokok demonstrative that / this melalui menyanyi , musikalisasi dan permainan tic tac toe.
BAB. V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pembelajaran bahasa Inggris materi pokok Demonstrative That/This dengan menggunakan
pendekatan konvensional ternyata hasil belajr \nya sangat rendah. Reratanya hanya 41,9 %
persentase ketuntasan 25 % dari hasil pengamatan persentase siswa yang terlibat aktif
dlalam pembelajaran hanya 58 %. Hal ini terjadi khususnya pada kelas V A SD Negeri
Tlogosari Wetan 01 Semarang tahun pelajaran 2008/2009. Untuk mengatasi masalah
35
rendahnya hasil belajar siswa ini maka dilakukan tindakan inovatif dengan mengemas
strategi dan model pembelajaran melalui menyanyi, musikalisasi dan permainan tic tac toe.
2. Penelitian in berhasil menemukan strategi dan model pembelajaran dengan menyanyi,
musikalisasi dan permainan tic tac toe yang terbukti mampu meningkatkan hasil
pembelajaran bahasa Inggris
3. Setelah peneliti melakukan tindakan dalam 3 siklus terjadi peningkatan hasil belajar. Rerata
hasil penilaian mencapai 84,3 ketuntasan belajar mencapai 100 % . Berdasarkan hasil
pengamatan persentase siswa yang terlibat. Berdasarkan hasil pengamatan persentase
siswa yang terlibat. Berdasarkan hasil pengamatan persentase siswa yang terlibat aktif
dalam pembelajaran mencapai 92 %. Sedangkan pendapat siswa mengenai proses
pembelajaran sampai akhir siklus III sebanyak 60,5 % menyatakan menarik.
4. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa secara aktif tersebut mampu
meningkat hasil belajarnya.
42
43
B.Saran
5. Bagi guru hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pemecahan masalah
pembelajaran bahasa Inggris khususnya materi pokok Demonstrative That/ This
36
6. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pendekatan dan
media pembelajaran yang lebih efektif dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
dasar KD. Serta materi lain dalam pembelajaran bahasa Inggris maupun mata pelajaran
lain.
7. Bagi pemerintah, baik Departemen Pendidikan Pusat, provinsi maupun Kab./Kota dapat
menjadi pertimbangan kebijakan didalam pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen)
khususnya lebih mengembangkan alat peraga dan model pembelajaran bahasa Inggris
37