226
i UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 4 SD N 1 TROSO PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Pipit Cony Saputri NIM 13108241034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 4 SD N 1 ...eprints.uny.ac.id/50091/1/Pipit Cony Saputri.pdf · The subject of this research were ... Lampiran 8 RPP Siklus II pertemuan

Embed Size (px)

Citation preview

i

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 4 SD N

1 TROSO PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BILANGAN BULAT DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh :

Pipit Cony Saputri

NIM 13108241034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017

ii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN PMR

Oleh:

Pipit Cony Saputri

NIM 13108241034

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV

SD N 1 Troso, Klaten pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

dengan menerapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini

siswa kelas IV SD N 1 Troso yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-

laki dan 12 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan tes dan observasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini

adalah 50% siswa dapat mencapai KKM.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa implementasi Pendidikan Matematika

Realistik dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV. Hasil Pretest menunjukkan bahwa

siswa yang mencapai KKM yaitu 8 siswa (32%). Pada Siklus I meningkat menjadi

13 siswa mencapai KKM (48%). Pada siklus II mengalami peningkatan lagi yaitu

21 (84%) siswa mencapai KKM.

Kata kunci: prestasi belajar, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,

PMR.

iii

IMPROVING THE LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDENTS IN

INTEGERS BY RME APPROACH

By:

Pipit Cony Saputri

NIM 13108241034

ABSTRACK

The aim of the research is to improve the learning achievements of the

fourth grade students at SD N 1 Troso, Klaten in the materials of addition and

subtraction of integers by Realistic Mathematics Education approach.

The kind of the research was a classroom action research. The subject of

this research were the fourth grade students at SD N 1 Troso which consist of 25

students, those are 13 males and 12 females. Data collection used test and

observation. Indicator of success in this research was if 50% student can achieved

the KKM.

The result showed that the implementation Realistic Mathematics Education

in materials addition and substraction of integers can improved learning

achievement of 4th

grade students. The result from pre-test showed that there were

8 student who achieved the KKM (32%). At the first cycle increased to 13 student

achieved the KKM (48%). At the second cycles increased again to 21 student

achieved the KKM (84%).

Key words: learning achievement, addition and substraction integers, RME.

iv

v

vi

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu mendukung dan mendoakanku.

2. Teman- temanku yang selalu memberikan semangat.

3. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Nusa, Bangsa, dan Agamaku.

viii

MOTTO

Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk

merubah dunia. (Nelson Mandela)

Prestasi harus diraih dengan semangat, guna kehidupan yang lebih baik. (penulis)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 4 SD N 1 TROSO PADA MATERI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN

MENERAPKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK” ini dengan lancar. Proposal skripsi ini diajukan kepada Fakultas

Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Negeri Yogyakarta sebagai persyaratan pengambilan data penelitian skripsi.

Penyelesaian proposal skripsi ini banyak mendapat dukungan, bimbingan,

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Pernyataan terima kasih yang

sedalam- dalamnya dan penghargaan yang setinggi- tingginya penulis sampaikan

kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta atas izin yang diberikan untuk

penyusunan proposal skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta atas

izin yang diberikan untuk penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan

rekomendasi dalam penyusunan proposal skripsi.

4. Bapak Petrus Sarjiman, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah bersedia meluangkaan waktu, tenaga, dan pikiran guna memberi

motivasi, saran, dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi dengan lancar.

5. Ibu Sartiningsih, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD N 1 Troso yang telah

memberi izin untuk melakukan observasi dan wawancara di sekolah

tersebut.

x

6. Ibu Wiwin Widayanti, S.Pd.SD, selaku Guru Kelas 4 atas kerjasama dan

bantuannya selama observasi dan wawancara untuk melengkapi data pada

proposal skripsi ini.

7. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

8. Sahabat- sahabat yang telah membantu dan memberikan motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.

9. Teman- teman PGSD 2013 yang telah memberi dukungan dalam proses

menyelesaikan skripsi.

10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusun

skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas dapat

menjadi amalan yang bermanfaat dan tugas akhir skripsi ini semoga menjadi

informasi yang bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang

membutuhkannya.

Yogyakarta, 22 Mei 2017

Penulis

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

ABSTRACT ....................................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii

MOTTO ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................6

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................7

D. Perumusan Masalah ...................................................................................7

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................7

F. Manfaat Penelitian .....................................................................................7

G. Penegasan Istilah ........................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ..........................................................................................10

1. Karakteristik Mathematis Siswa Sekolah Dasar ....................................10

2. Prestasi Belajar Matematika ..................................................................13

3. Matematika Kelas 4 SD .........................................................................15

4. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik.......................................25

B. Penelitian yang Relevan ............................................................................35

C. Kerangka Pikir ...........................................................................................35

D. Hipotesis Tindakan ....................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..........................................................................................37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................38

C. Subjek Penelitian .......................................................................................40

D. Langkah- Langlah Tindakan ......................................................................40

E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................44

F. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................44

G. Teknik Analisis Data .................................................................................49

xii

H. Indikator Keberhasilan .............................................................................51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ..........................................................................................52

B. Pembahasan ...............................................................................................90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................93

B. Saran ..........................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................96

LAMPIRAN ...................................................................................................... 98

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Aktivitas guru dan siswa .................................................... 30

Tabel 2 Jadwal Penelitian................................................................ 39

Tabel 3 Kisi kisi Penilaian Pra Siklus (Soal Isian Singkat) ............ 45

Tabel 4 Kisi kisi Penilaian Pra Siklus (Soal Uraian) ...................... 46

Tabel 5 Kisi – kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Selama Proses Pembelajaran PMR .................................... 47

Tabel 6 Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam

Penerapan Pendidikan Matematika Realistik ..................... 48

Tabel 7 Pedoman Penilaian Tes Pengamatan Proses

Pembelajaran ...................................................................... 50

Tabel 8 Daftar Nama Siswa Kelas 4 SD N 1 Troso ........................ 53

Tabel 9 Prestasi Belajar Siswa Pra Tindakan/ Pre Test .................. 55

Tabel 10 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ........................................... 67

Tabel 11 Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan

PMR Siklus I ..................................................................... 70

Tabel 12 Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I ...... 71

Tabel 13 Refleksi Siklus I ................................................................. 72

Tabel 14 Prestasi Belajar Siswa Siklus II ......................................... 84

Tabel 15 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ................ 86

Tabel 16 Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan PMR

Siklus II .............................................................................. 87

Tabel 17 Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II ..... 88

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I Alur Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 40

Gambar II Diagram Prestasi Belajar Siswa Kelas 4

Pra Siklus ......................................................................... 57

Gambar III Diagram Perbandingan Prestasi Belajar

Pra Siklus dan Siklus I ..................................................... 69

Gambar IV Diagram Aktivitas Guru Siklus I ..................................... 70

Gambar V Diagram Aktivitas Siswa Siklus I .................................... 71

Gambar VI Diagram Perbandingan Prestasi Belajar

Siklus I dan Siklus II ....................................................... 86

Gambar VII Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II ....................................................... 87

Gambar VIII Diagram Aktivitas Guru Siklus I ..................................... 88

Gambar IX Diagram Aktivitas Guru Siklus II .................................... 89

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Soal Pra Siklus .................................................................... 98

Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 1 .................................................... 101

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 .......................... 111

Lampiran 4 Soal Latihan Siklus I Pertemuan 1 ..................................... 119

Lampiran 5 RPP Siklus I Pertemuan 2 .................................................... 120

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 .......................... 130

Lampiran 7 Soal Latihan Siklus I Pertemuan 2 ...................................... 138

Lampiran 8 RPP Siklus II pertemuan 1 ................................................. 139

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1......................... 149

Lampiran 10 Soal Latihan Siklus II Pertemuan 1 ..................................... 157

Lampiran 11 RPP Siklus II Pertemuan 2 .................................................. 158

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2......................... 168

Lampiran 13 Soal Latihan Siklus II Pertemuan 2 ..................................... 176

Lampiran 14 Soal Evaluasi Post Tes ........................................................ 177

Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa...................................... 180

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Guru ....................................... 182

Lampiran 17 Contoh Hasil Soal Pra Siklus .............................................. 184

Lampiran 18 Contoh Hasil LKS ............................................................... 186

Lampiran 19 Contoh Hasil Latihan ........................................................... 192

Lampiran 20 Contoh Hasil Post Test Siklus I ........................................... 194

Lampiran 21 Contoh Hasil Post Test Siklus II.......................................... 196

Lampiran 22 Contoh Lembar Observasi Siswa ....................................... 198

Lampiran 23 Contoh Lembar Observasi Guru .......................................... 200

Lampiran 24 Surat Izin Penelitian............................................................. 202

Lampiran 25 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran .................................. 205

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar merupakan salah satu penyelenggara tingkat pendidikan

yang mengembangkan potensi siswa guna menghadapi tuntutan pendidikan dan

guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Guru dalam pembelajaran

menggunakan metode, pendekatan dan teknik mengajar yang relevan. Selain itu

guru juga menggunakan alat peraga dan media pembelajaran sebagai penunjang

dalam proses belajar mengajar, sehingga guru dapat kreatif, aktif dan inovatif

untuk menciptakan perkembangan baru di dunia pendidikan.

Selama ini guru di Sekolah Dasar selama ini masih banyak yang

menggunakan metode ekpositori. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan

guru memberikan ceramah secara dominan kepada peserta didik. Pembelajaran

lebih berpusat kepada guru dan kurang melibatkan keaktifan siswa. Selain itu

beberapa guru masih belum menggunakan alat peraga dan media pembelajaran

sebagai penunjang pelaksanaan pembelajaran. Selama ini siswa hanya

mendengarkan materi yang diberikan guru, menyalin materi yang ditulis guru di

papan tulis, serta menghafalkan materi tersebut untuk menyelesaikan.

Pembelajaran terlihat menjadi kurang menarik dan kurang bermakna bagi siswa.

Hal tersebut juga terjadi pada pembelajaran matematika di SD N 1 Troso.

Mata Pelajaran matematika selama ini dipandang sebagai alat yang siap

pakai. Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberi tahu konsep

dan cara menggunakannya, sehinga pembelajaran hanya berpusat pada guru tanpa

2

melibatkan aktivitas siswa dalam mencari, menemukan, dan membangun sendiri

pengetahuan yang siswa miliki. Pembelajaran matematika adalah upaya

memfasilitasi peserta didik dalam memperoleh ilmu universal yang bertujuan

memajukan daya pikir peserta didik untuk menghadapi kehidupannya di masa

sekarang dan mendatang.

Pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (Depdiknas, 2006) mata

pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari

sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan memperoleh, mengelola,

dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaaan yang selalu

berubah, tidak pasti dan kompetitif. Mata pelajaran matematika sangatlah penting

bagi siswa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari- hari siswa. Melalui belajar

matematika siswa menjadi lebih mudah untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi terutama dalam kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif.

Mata pelajaran matematika dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2006 (Depdiknas, 2006) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan 1)

memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,

dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,

atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) memecahkan masalah

yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,

3

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 3)

mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah, 4) memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah. Tujuan- tujuan mata pelajaran matematika tersebut haruslah

dapat dicapai oleh siswa melalui pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru.

Dengan demikian siswa dapat mencapai semua tujuan yang harus dicapai.

Mata pelajaran matematika diberikan kepada peserta didik agar terampil

menggunakan matematika dalam kehidupan sehari- hari dan masa mendatang.

Oleh karena itu, pembelajaran matematika yang berkaitan dengan kehidupan

nyata di lingkungan peserta didik, mampu meningkatkan minat belajar

matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Kelas 4 di SD N 1 Troso

menunjukkan bahwa ketika guru menyampaikan materi pelajaran, awalnya siswa

memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, namun di tengah- tengah

pembelajaran terkadang siswa ramai sendiri dan tidak mendengarkan pejelasan

dari guru. Hal tersebut dikarenakan guru terlalu lama memberikan penjelasan

mengenai materi pembelajaran. Oleh karena itu guru selalu memberi nasihat

kepada seluruh siswa untuk mendengarkan penjelasan dari guru agar siswa

kembali fokus pada materi pembelajaran. Guru terkadang kekurangan waktu

dalam pembelajaran matematika, sehingga guru dan siswa harus melakukan

pembelajaran setelah pulang sekolah guna melanjutkan materi matematika yang

4

belum selesai. Selain itu dalam pembelajaran matematika, guru terkadang tidak

menggunakan media saat menyampaikan materi dan tidak melibatkan materi

dengan pengalaman kehidupan sehari- hari siswa. Siswa menjadi merasa

kesulitan memahami suatu materi tertentu.

Mata Pelajaran matematika yang dirasa sulit siswa yaitu pada materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru melakukan pembelajaran

pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan didominasi

ceramah dan menggunakan garis bilangan dan biji sawo. Siswa masih merasa

kesulitan pada materi tersebut, sehinga nilai matematika siswa pada materi

tersebut rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan rata- rata nilai mata pelajaran

matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tahun pelajaran

2015/2016 yaitu 72,15. KKM yang ditetapkan di SD N 1 Troso yaitu 75. Dari 20

siswa 60% siswa sudah mencapai KKM yaitu sebanyak 12 siswa, sedangkan

40% belum mencapai KKM yaitu 8 siswa harus melakukan remidi. Jika

dibandingkan dengan mata pelajaran IPA materi Gaya tahun pelajaran

2015/2016 yaitu 78,05. Dari 20 siswa 70% siswa sudah mencapai KKM yaitu

sebanyak 14 siswa, sedangkan 30% belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa

Oleh karena itu dalam menyampaikan materi penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat diperlukan pembelajaran yang realistik, dimana pembelajaran

mudah dibayangkan oleh siswa dan dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari

siswa. Metode yang melibatkan pengalaman sehari- hari siswa sangatlah

penting. Guru dapat mengkaitkan pengalaman sehari- hari siswa dengan materi

5

pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi bilangan

bulat karena sudah pernah dilakukan dan terkait dengan kehidupan sehari- hari.

Dari beberapa masalah yang ada di SD N 1 Troso tersebut salah satunya

yaitu siswa merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran matematika

khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sampai

dengan angka puluhan. Pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat diberikan dengan menjelaskan dan memberi contoh

dengan menggunakan garis bilangan yang kurang melibatkan siswa dan hal baru

bagi siswa (tidak terkait kehidupan sehari- hari siswa dan tidak menyajikan suatu

situasi yang dapat dibayangkan siswa). Salah satu cara untuk mengatasi

permasalahan di atas adalah dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang

tepat, efektif, dan menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, sehingga kemampuan peserta

didik meningkat. Pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik (PMR).

Menurut Wijaya (2012: 20- 21) Pendidikan Matematika Realistik

merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang tidak harus

selalu menyajikan masalah yang ada di dunia nyata dan bisa ditemukan dalam

kehidupan sehari- hari, namun suatu masalah yang dapat dibayangkan atau nyata

dalam pikiran siswa. Pembelajaran Matematika Realistik adalah pendekatan

pada mata pelajaran matematika dengan mengaitkan pengalaman siswa dan

menyajikan situasi yang dapat dibayangkan secara nyata oleh siswa. Menurut

Asmin dalam Tandililing (2010) Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

6

(PMR) ini memiliki beberapa keunggulan yaitu 1) siswa tidak akan mudah lupa

dengan pengetahuannya karena siswa membangun sendiri pengetahuannya, 2)

suasana dalam proses pembelajaran juga menjadi menyenangkan karena

menggunakan realitas kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan belajar

matematika, 3) siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap

jawaban siswa ada nilainya, 4) saling memupuk kerjasama dalam kelompok, 5)

melatih keberanian siswa karena harus menjelaskan jawabannya, 6) melatih

siswa terbiasa berpkir dan mengemukakan pendapat.

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, perlu dilakukan suatu

penelitian. Penelitian yang sesuai dengan latar belakang tersebut yaitu

“Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas 4 SD N 1 Troso Pada Mata Pelajaran

Matematika Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Menerapkan

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik”.

B. Identifikasi Masalah

1. Guru masih dominan menggunakan metode ceramah.

2. Siswa ramai dan tidak berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung.

3. Siswa merasa kesulitan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat.

4. Nilai matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat masih rendah.

7

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan dan terbatasnya kemampuan peneliti

maka penelitian ini dibatasi pada peningkatan prestasi belajar siswa dalam

melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan Pendidikan

Matematika Realistik.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah:

1. Bagaimanakah upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas 4 SD N 1

Troso pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan

menerapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan Rumusan Masalah di atas, tujuan penelitan ini adalah untuk

meningkatan prestasi belajar siswa Kelas 4 SD N 1 Troso pada materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menerapkan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dapat

meningkatkan prestasi belajar terkait penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat pada pembelajaran matematika.

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar

terkait penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada pembelajaran

matematika.

b. Bagi Guru

Penelitian ini untuk referensi tindakan dalam meningkatkan prestasi

belajar terkait penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada

pembelajaran matematika.

c. Bagi Peneliti

Peneliti sebagai bentuk pengabdian dan penerapan dari ilmu yang

didapat, memberi pengalaman, dan memberi konstribusi untuk masyarakat.

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap istilah dalam

skripsi ini, maka perlu dikemukakan definisi istilah. Batasan pengertian dari judul

penelitian ini adalah :

1. Prestasi belajar adalah keberhasilan yang dicapai siswa dari segi

penguasaan, pengetahuan, dan keterampilan dengan melihat nilai tes yang

diperoleh berupa angka dari 0-100 pada mata pelajaran matematika materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Pembelajaran Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran

matematika yang menekankan penalaran siswa dalam menemukan

9

pengetahuan matematika menggunakan pembelajaran yang dikaitkan dengan

kehidupan sehari- hari siswa atau yang dapat dibayangkan siswa secara nyata

sebagai titik tolak membangun konsep matematika.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Karakteristik Mathematis Siswa Sekolah Dasar

Perkembangan siswa usia sekolah dasar di antaranya perkembangan

kognitif, perkembangan sikap, dan perkembangan keterampilan. Menurut

piaget dalam Eka, dkk (2013: 104) masa kanak- kanak akhir (usia 7-12 tahun)

perkembangan kognitifnya berada dalam tahap operasi konkret dalam

berfikir, dimana konsep yang pada awal masa kanak- kanak merupakan

konsep yang samar- samar dan tidak jelas sekarang menjadi lebih konkret.

Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika sangatlah penting

menggunakan alat peraga dan media pembelajaran yang bersifat lebih nyata,

seperti menggunakan benda yang nyata maupun dalam bentuk gambar yang

sesuai dengan materi matematika yang akan dipelajarai.

Menurut Eka, dkk (2013: 105), perkembangan kognitif siswa sekolah

dasar yaitu siswa sudah mampu memecahkan masalah- masalah yang bersifat

konkret dan memahami suatu konsep dengan mengandalkan pengalaman

hidupnya. Siswa sekolah dasar sudah mampu berfikir logis meski masih

terbatas. Pada usia sekolah dasar, siswa tidak dapat hanya membayangkan

namun harus dengan model yang nyata, sehingga siswa dapat mengerti

dengan jelas materi yang sedang dipelajari. Pada pembelajaran matematika,

penyampaian materi dapat dilakukan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-

hari siswa, misalnya melalui sebuah soal cerita yang berkaitan dengan

pengalaman siswa namun juga sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Hal

11

tersebut dapat lebih mudah dipahami oleh siswa karena berkaitan langsung

dengan pengalaman siswa.

Menurut Antonius (2006:57) pada dasarnya perkembangan mental

siswa sekolah dasar umumnya masih berada pada tahap operasional konkrit.

Pada tahap ini anak dapat mengembangkan konsep dengan cara memanipulasi

benda- benda yang kongkrit/ nyata untuk mengetahui model- model

abstraknya. Maka dari itu dalam pembelajaran matematika yang abstrak,

siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat

memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat

dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret

dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya

abstrak.

Menurut Eka, dkk (2013: 115), Ciri- ciri khas anak masa kelas tinggi

sekolah dasar yaitu 1) memperhatikan sesuatu yang berkaitan dengan

kehidupan praktis sehari- hari, 2) memiliki rasa ingin tahu, ingin belajar yang

tinggi dan lebih realistis, 3) berminat pada pelajaran-pelajaran yang khusus,

4) menjadikan nilai sebagai ukuran yang tepat untuk prestasi belajarnya di

sekolah, 5) membentuk kelompok sebaya atau peer group untuk bermain

bersama dan membuat peraturan dalam kelompoknya. Pitadjeng (2015: 32)

juga memaparkan beberapa sifat anak- anak sekolah dasar kelas tinggi

diantaranya yaitu 1) mampu mengkoordinasikan otot- otot halus, sehingga

senang menggunakan benda- benda kecil, 2) membentuk kelompok dan

12

sering terjadi persaingan antar kelompok, 3) memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi, lebih kritis, rasa percaya diri yang berlebihan, dan ingin lebih bebas.

Anak sekolah dasar usia kelas tinggi memiliki rasa ingin tahu tinggi,

kritis, realistis, percaya diri, senang belajar dalam kelompok, menggunakan

benda- benda yang konkret dan berkaitan dengan kehidupan sehari- hari,

minat dengan pelajaran khusus, serta menjadikan nilai sebagai ukuran

prestasi. Oleh karena itu pembelajaran matematika kelas tinggi harus

dilaksanakan sesuai dengan ciri-ciri perkembangan siswa usia kelas tinggi.

Dengan menyajikan pembelajaran matematika yang menggunakan benda

konkret, membentuk kelompok dalam mendiskusikan kegiatan matematika,

mempresentasikan hasil diskusi untuk melatih percaya diri siswa, serta

mengkaitkan pembelajaran matematika dengan kehidupan sehari- hari.

Dari pendapat- pendapat di atas dapat dikatakan bahwa karakteristik

siswa sekolah dasar dalam belajar matematika khususnya pada kelas tinggi

adalah perkembangan kognitif yang belajar pada tahap operasional konkret

dengan menggunakan media dan belajar matematika dengan

menghubungkannya terkait pengalaman di kehidupan sehari- hari siswa. Hal

ini sesuai dengan kondisi siswa sekolah dasar yang lebih senang melakukan

pembelajaran matematika menggunakan media dan terkait dengan

pengalaman di kehidupan sehari –hari siswa. Seperti pada penelitian yang

saya lakukan yaitu melakukan pembelajaran matematika dengan

menghubungkan materi dengan pengalaman di kehidupan sehari- hari siswa

dengan menggunakan media yang nyata.

13

2. Prestasi Belajar Matematika

Menurut Syah (2011: 90) belajar adalah proses memperoleh arti- arti

dan pemahaman- pemahaman serta cara menafsirkan dunia di sekeliling

siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir

dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah- masalah yang

kini dan nanti dihadapi siswa. Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat

Sugihartono, dkk (2013: 74) belajar adalah suatu proses memperoleh

pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan

kemampuan bereaksi yang relative permanent atau menetap karena adanya

interaksi individu dengan lingkungan. Kedua pendapat tersebut juga sejalan

dengan pendapat Sardiman (2012: 20) bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan

lain sebagainya. Disimpulkan bahwa belajar adalah proses memperoleh

pengetahuan dan pemahaman untuk mengubah tingkah laku kearah yang

lebih baik, sehingga dapat memecahkan masalah yang kini dan nanti dihadapi

masalah.

Menurut Syah (2011: 150) prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

dan pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil

test mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu. Hal tersebut diperkuat

dengan pengertian prestasi belajar menurut KBBI dimana prestasi belajar

merupakan penguasaan, pengetahuan, atau keterampilan yang dikembangkan

14

oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai

yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar

yang berupa pengetahuan dan keterampilan yang dapat diukur dengan tes.

Menurut pendapat Sudjana (2009: 23-34) prestasi belajar terdiri dari 3

ranah yaitu:

a. Ranah Kognitif : berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari beberapa aspek yaitu pengetahuan/ ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif : sikap nilai berupa lima aspek yaitu penerimaan,

jawaban dan reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi. Pengukuran

ranah afektif dapat berubah sewaktu- waktu karena adanya perubahan

tingkah laku anak, sehingga dalam melakukan pengukuran ranah

afektif tidak dapat dilakukan setiap saat.

c. Ranah Psikomotor: berkaitan dengan hasil belajar dalam suatu

keterampilan atau kemampuan dalam melakukan suatu tindakan.

Pengukuran ranah psikomotorik berupa penampilan.

Prestasi belajar matematika merupakan prestasi belajar siswa dalam

mata pelajaran matematika. Pada pembelajaran matematika dapat dikatakan

bahwa prestasi belajar matematika merupakan hasil pencapaian yang

diperoleh dari hasil usaha siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dapat

ditunjukkan dengan nilai- nilai. Nilai tersebut menggambarkan suatu

pencapaian setiap siswa, yang diperoleh siswa dari segi kognitif, afektif dan

psikomotor ketika melaksanakan proses pembelajaran matematika.

15

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar matematika merupakan hasil belajar atau pencapaian siswa dalam

mempelajari materi pelajaran matematika di sekolah yang ditunjukkan

dengan sebuah nilai atau skor yang diperoleh siswa setelah mengerjakan

suatu test matematika. Pada penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar

yaitu keberhasilan yang dicapai siswa dari segi penguasaan, pengetahuan, dan

keterampilan dengan melihat hasil atau nilai test yang ditunjukkan dengan

angka dari 0 hingga 100 pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat.

3. Matematika Kelas 4 SD

Menurut Subarinah (2006: 1) matematika merupakan telaah tentang

pola dan hubunga, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan

suatu alat. Matematika merupakan ilmu yang mempelajari struktur yang

abstrak dan pola hubungan. Melalui belajar matematika manusia dapat

membentuk pola pikir yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan,

sehingga untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan

penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Wijaya (2012: 8) mengatakan

bahwa dalam pembelajaran matematika tidak hanya menuntut seseorang

untuk menyelesaikan suatu soal matematika menggunakan sebuah rumus

saja, namun siswa juga harus mengetahui bagaimana konsep dibalik rumus

tersebut atau menyelesaikan soal menggunakan langkah- langkah. Selain itu

matematika tidak dapat hanya dipandang sebagai suatu objek saja, namun

16

juga harus dipandang sebagai suatu alat. Maksudnya yaitu matematika tidak

hanya sekedar “ilmu tentang”, akan tetapi juga sebagai “suatu ilmu untuk”.

Sebagai seorang guru sebaiknya tidak memberikan pembelajaran matematika

sebagai suatu produk jadi yang siap pakai, melainkan sebagai suatu bentuk

kegiatan dalam membangun konsep matematika dengan bimbingan guru.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa matematika itu

merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknlogi dan berperan

penting untuk memajukan daya pikir yang dilakukan dengan menyelesaikan

suatu soal atau situasi menggunakan langkah- langkah dalam membangun

suatu konsep matematika. Ebbutt dan Starker dalam Marsigit 2004: 3

mendefinisikan matematika sekolah sebagai berikut:

a. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan.

Matematika merupakan sarana bagi siswa untuk memperoleh

kesempatan melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan pola- pola

untuk menentukan hubungan matematika, dapat melakukan percobaan

berbagai cara, menemukan perbedaan dalam matematika, membuktikan

rumus, menemukan hubungan antar materi.

b. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi

dan penemuan.

Pembelajaran matematika diharapkan dapat memunculkan inisiatif

siswa dalam menyelesaikan permasalahan, siswa memiliki rasa ingin tahu,

ingin selalu bertanya, menyanggah, dan kemampuan memperkirakan,

menemukan struktur matematika, menghargai penemuan siswa, berpikir

17

refleksi, dan menggunakan beberapa metode dalam menyelesaikan

matematika.

c. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving).

Kegiatan pemecahan masalah diperlukan lingkungan belajar yang

merangsang persoalan matematika, pemecahan masalah dengan cara

sendiri, mengumpulkan informasi,, berfikir logis, konsisten, sistematis,

keterampilan memecahkan persoalan, dan menggunakan alat peraga.

d. Matematika sebagai alat komunikasi.

Mengkomunikasikan dengan cara mendiskusikan penyelesaian soal

matematika dengan teman lain dan mengkomunikasikan hasil jawaban

dengan mempresentasikan di depan kelas.

Pembelajaran matematika memiliki empat macam pandangan tentang

posisi dan peran matematika menurut Adams dan Hamm (2010) dalam

Wijaya (2012: 5-6) yaitu matematika sebagai suatu cara untuk berpikir,

matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan (pattern

and relationship), matematika sebagai suatu alat, dan matematika sebagai

suatu bahasa untuk berkomunikasi. Empat macam pandangan tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

a. Matematika sebagai suatu cara untuk berpirkir, maksudnya

matematika memiliki sifat logis dan matematis, sehingga dengan

mempelajari matematika siswa dapat lebih berfikir logis dalam

mengorganisasi gagasan, menganalisis informasi, dan menarik

kesimpulan suatu data/ peristiwa.

18

b. Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan

(pattern and realationship), maksudnya yaitu saat belajar matematika

siswa mampu menghubungkan konsep matematika dan pengetahuan

yang sudah dimilikinya sehingga siswa dapat memahami konsep

matematika yang dipelajari.

c. Matematika sebagai suatu alat, artinya matematika dapat

digunakan dalam kehidupan sehari- hari, siswa dapat mengaplikasikan

konsep matematika saat mereka berada di luar sekolah baik secara sadar

maupun tidak sadar.

d. Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi, artinya

matematika dapat digunakan sebagai alat untuk menjalin komunikasi

dengan simbol- simbol yang terdapat dalam pelajaran matematika.

Simbol tersebut memiliki mana yang sama bagi semua orang.

Berdasarkan pengertian matematika di sekolah dan peran- peran yang

telah dijabarkan di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran

matematika harus logis atau nalar, dikaitkan dengan pengetahuan yang

dimiliki siswa atau dengan kehidupan sehari- hari siswa, dapat dipraktikkan

siswa di kehidupannya, dan siswa dapat menggunakan bahasa matematika,

sehingga dapat bermanfaat bagi siswa tidak hanya di sekolah dan saat

pembelajaran tersebut diberikan oleh guru. Melalui peran- peran tersebut

siswa dapat menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-

harinya dan dapat menggunakannya sampai akhir hidupnya. Pada penelitian

19

ini matematika yang di teliti yaitu pada materi penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

Materi mengenai bilangan bulat ini sering menyulitkan siswa, hal

tersebut dikarenakan sering tercampurnya antara tanda positif dan tanda

negatif bilangan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan, dengan

demikian terkadang konsep tersebut tidak tertanam dengan baik. Dari

permasalahan tersebut maka diperlukan adanya pembelajaran yang menarik

dan sesuai perkembangan siswa dalam mengajarkan materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Pembelajaran yang menarik dan sesuai

perkembangan siswa dapat membuat siswa menyenangi dan menyerap

pembelajaran.

Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD salah satunya yaitu materi

bilangan bulat. Pembelajaran pada materi bilangan bulat dimulai dari

menanamkan konsep tentang bilangan bulat menggunakan alat peraga.

Langkah selanjutnya siswa diberi latihan soal tentang penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat. Menurut Karim, dkk

(1997:180) gabungan dari himpunan semua bilangan cacah dan semua

himpunan bilangan bulat negatif disebut himpunan semua bilangan bulat.

Definisi (1) : Himpunan {1,2,3,4,5,…} disebut himpunan bilangan

bulat positif.

Definisi (2) : Gabungan himpunan semua bilangan cacah dan

himpunan semua bulat negatif yaitu himpunan {…,-5,-

4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,…} disebut himpunan bilangan

bulat.

Definisi (3) : Bilangan cacah yang bukan 0, yaitu bilangan asli,

disebut juga bilangan bulat positif.

20

Menurut Subarinah (2006: 41- 42) himpunan bilangan bulat terdiri dari

tiga bagian yaitu bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat

positif. Dalam penjabarannya ditunjukkan sebagai berikut:

a. Bilangan- bilangan yang bertanda positif disebut sebagai bilangan

bulat positif, yaitu 1,2,3,4,5,…

b. Bilangan nol, yaitu 0

c. Bilangan- bilangan yang bertanda negatif yang disebut sebagai

Bilangan buat negatif, yaitu -1, -2, -3, -4, -5,…

Jadi dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat terdiri dari tiga bagian yaitu:

1) bilangan bulat positif atau bilangan asli, yaitu:1,2,3,4,5,…

2) bilangan bulat nol, yaitu 0, dan

3) bilangan bulat negatif, yaitu: -1,-2,-3,-4,…

Operasi pada bilangan bulat terdiri dari operasi penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian. Pada penelitian ini operasi bilangan

bulat yang dimaksud yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat. Dipaparkan dalam buku karangan Karim, dkk (1997: 180) bahwa:

a. Operasi penjumlahan memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) (-a) + (-b) = - (a + b), jika a dan b bilangan bulat tak negatif.

2) a + (-b) = a – b, jika a dan b bilangan bulat tak negatif serta a > b.

3) a + (-b) = 0, jika a dan b bilangan bulat tak negatif dan a=b.

4) a + (-b) = - (b – a), jika a dan b adalah bilangan bulat tak negatif

dan a < b.

b. Operasi pengurangan memiliki ketentuan sebagai berikut:

Misalkan a dan b bilangan bulat, maka yang disebut a – b adalah

sebuah bilangan bulat x yang bersifat b + x = a. Dari definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa a – b = x jika dan hanya jika a = b + x.

Menurut Gatot Muhsetyo, dkk (2007: 13) terdapat beberapa kategori

dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, yang

akan dijelaskan sebagai berikut:

21

a. Penjumlahan bilangan bulat terdiri dari penjumlahan bilangan bulat

positif dengan bilangan bulat positif, penjumlahan bilangan bulat

negatif dengan bilangan bulat positif, penjumlahan bilangan bulat

positif dengan penjumlahan bilangan bulat negatif, dan penjumlahan

bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.

b. Pengurangan bilangan bulat terdiri dari pengurangan bilangan bulat

positif dengan bilangan bulat positif, pengurangan bilangan bulat

negatif dengan bilangan bulat positif, pengurangan bilangan bulat

positif dengan bilangan bulat negatif, dan pengurangan bilangan bulat

negatif dengan bilangan bulat negatif.

Menurut Subarinah (2006: 49- 50), dalam melakukan operasi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat mengunakan kartu

bilangan. Kartu bilangan terdiri dari dua set kartu berbentuk persegi panjang

yang terdiri dari dua set dengan warna yang berbeda, misalnya satu set

berwarna hitam, satu set berwarna putih. Dalam penggunaanya diperlukan

suatu aturan dan kesepakatan yaitu:

a. Penentuan warna kartu positif dan kartu negatif, misalnya kartu

hitam merupakan kartu negatif dan kartu putih merupakan kartu

positif.

b. Kartu yang memiliki pasangan (hitam dan putih), didefinisikan

sebagai bilangan nol.

c. Apabila ada kartu positif yang tidak berpasangan, definisikan

sebagai suatu bilangan bulat positif.

22

d. Apabila ada kartu negatif yang tidak berpasangan, definisikan

sebagai suatu bilangan bulat negatif.

Dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan juga terdapat

aturan dan langkah- langkahnya.

a. Penjumlahan

Penjumlahan diartikan sebagai menambah kartu, menjumlahkan

bilangan positif artinya menambah kartu positif, menjumlahkan bilangan

negatif artinya menambah kartu negatif.

Langkah- langkah penjumlahan menurut Subarinah (2006: 51) yaitu:

1) definisikan bilangan pertama menggunakan kartu- kartu.

2) tambahkan kartu sesuai dengan bilangan kedua (penjumlah).

Jika penjumlah bilangan positif maka tambahkan kartu putih.

Jika penjumlah bilangan negatif maka tambahkan kartu hitam.

Banyaknya kartu yang ditambahkan sesuai dengan penjumlah

(sebesar nilai mutlaknya).

3) susunan terakhir menunjukkan bilangan hasil penjumlahan.

Contoh: -3 + 4 = …

a) definisikan bilangan pertama (-3), yaitu susunlah kartu yang

memiliki tiga kartu hitam yang tidak berpasangan.

b) tambahkan 4 kartu putih

c) hasilnya 1 kartu putih tidak berpasangannya yaitu 1, jadi -3 + 4 =

1

23

b. Pengurangan

Pengurangan diartikan sebagai mengambil kartu, mengurangkan

dengan bilangan postif berarti mengambil kartu positif, sedangkan

mengurangkan dengan bilangan negatif berarti mengambil kartu negatif.

Langkah langkah pengurangan menurut Sri Subarinah (2006: 55)

yaitu:

1) definisikan bilangan pertama menggunakan kartu- kartu.

2) ambil kartu sesuai dengan bilangan kedua. Jika pengurang bilangan

positif maka ambil kartu positif. Jika pengurang bilangan negat4e

maka ambil kartu negat4e. Banyaknya kartu yang diambil sesuai

dengan bilangan pengurang (sebesar nilai mutlaknya).

3) susunan terakhir menunjukkan bilangan hasil pengurangan.

Contoh: 3 – (-2) = …

a) definisikan bilangan pertama (3), yaitu susunlah kartu yang

memiliki tiga kartu putih yang tidak berpasangan.

b) ambil 2 kartu hitam

c) hasilnya 5 kartu putih tidak berpasangannya yaitu 5, jadi 3 – (-2)

= 5

Pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

dalam penelitian yang akan saya lakukan, saya mengubah kartu berbentuk

persegi panjang menjadi gambar daun. Untuk warnanya saya mengganti

24

menjadi daun yang berwarna hiaju merupakan bilangan positif, sedangkan

yang berwarna kuning merupakan bilangan negatif. Saya menggunakan

gambar daun karena siswa pasti pernah melihat daun di kehidupan sehari-

hari mereka. Pada tumbuhan daun yang masih segar biasanya berwarna hijau

yang diartikan sebagai bilangan positif, sedangkan daun yang sudah jatuh/

layu berwarna kuning yang diartikan sebagai bilangan negatif.

Selain dengan daun, dapat digunakan beberapa gambar atau benda yang

sering dijumpai oleh siswa. Pada penelitian ini saya juga menggunakan

gambar apel. Untuk apel yang tidak ada ulatnya merupakan bilangan positif,

sedangkan apel yang ada ulatnya merupakan bilangan negatif. Saya

menggunakan gambar apel, karena siswa pasti pernah melihat dan memakan

apel di kehidupan sehari- hari mereka. Apabila membeli apel, kita sering

menjumpai apel yang busuk dan apel yang baik. Apel yang busuk saya

posisikan sebagai bilangan negatif, karena sudah tidak bisa dimakan. Apel

yang baik saya posisikan sebagai bilangan positif, karena sudah bisa dimakan

4. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)

Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata approach,

yang artinya pendekatan atau dapat diartikan sebagai cara memulai sesuatu.

Pada konteks pengajaran, terdapat istilah pendekatan pembelajaran, yang dapat

diartikan sebagai cara memulai pembelajaran. Pendekatan pembelajaran

merupakan hal yang penting dalam melakukan sebuah proses pembelajaran.

Menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai, maka

25

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru akan lebih mudah,

bermakna, dan menyenangkan.

Pendekatan Pembelajaran adalah serangkaian dokumen yang

dikembangkan untuk mendukung pencapaian kurikulum serta serangkaian

kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Robertson dan Lang dalam

Majid: 2016). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Majid (2016: 21) bahwa

pendekatan pembelajaran merupakan cara umum yang ditempuh guru dalam

proses pembelajaran siswa. Dua pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat

Eveline dan Hartini (2010) pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan

dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Dari

pendapat- pendapat tersebut disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran

adalah cara yang ditempuh guru dalam bentuk serangkaian kegiatan yang

berupa interaksi siswa terhadap lingkungannya saat proses pembelajaran.

Menurut Wijaya (2012: 20- 21) Pendidikan Matematika Realistik

merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang tidak harus

selalu menyajikan masalah yang ada di dunia nyata dan bias ditemukan dalam

kehidupan sehari- hari, namun suatu masalah yang dapat dibayangkan atau

nyata dalam pikiran siswa. Menurut pendapat Van den Heuvel Panhuizen

(1988) dalam Wijaya (2012: 20) penggunaan kata “realistic” tersebut tidak

sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata (real word)

tetapi lebih mengacu pada focus Pendidikan Matematika Realistik dalam

menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan

(imagineable) oleh siswa.

26

Dari pendapat- pendapat tersebut disimpulkan bahwa Pendidikan

Matematika Realistik adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran

matematika, dengan menekankan penggunaan situasi yang dapat dibayangkan

oleh siswa atau mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari- hari siswa.

Pendekatan PMR lebih menekankan pembelajaran yang menyajikan situasi

yang dapat dibayangkan oleh siswa.

Menurut Treffers (1987) dalam Wijaya (2012: 21) terdapat lima

karakteristik dalam Pendidikan Matematika Realistik. Karakteristik dalam

Pendidikan Matematika Realistik yaitu penggunaan konteks, instrument model

untuk matematisasi progresif, pemanfaatan hasil konstruksi siswa,

interaktivitas, dan keterkaitan. Lima karakterustik tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut.

a. Penggunaan konteks, maksudnya saat memulai pembelajaran

disajikan terlebih dahulu konteks atau permasalahan. Permasalahan

tersebut dapat berupa masalah dunia nyata, permainan, menunjukkan

alat peraga, ataupun situasi yang dapat dibayangkan oleh siswa.

b. Instrumen model untuk matematisasi progresif, maksudnya yaitu

model digunakan untuk meningkatkan pengetahuan matematika siswa

dari tingkat konkret menuju tingkat normal.

c. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa, maksudnya yaitu siswa

membangun sendiri suatu konsep dengan didampingi guru. Dengan

demikian matematika bukan produk yang siap pakai namun konsep

yang harus dibangun siswa sendiri. Siswa merupakan subjek belajar.

27

d. Interaktivitas, maksudnya yaitu proses belajar merupakan suatu

proses yang dilakukan secara individu dan bersamaan atau proses

social. Saat siswa saling bekerjasama, mengkomunikasikan hasil kerja

atau pendapat mereka, maka proses belajar dapat menjadi lebih

singkat dan bermakna.

e. Keterkaitan, maksudnya yaitu antara satu konsep dengan konsep

yang lain saling berkaitan, bukan sesuatu yang saling terpisah. Dengan

demikian siswa dapat belajar konsep matematika yang saling

berhubungan.

Pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik, siswa harus lebih aktif dibandingkan guru, karena

tugas guru hanyalah sebagai fasilitator. Dimana tugas guru memfasilitasi

pembelajaran sesuai dengan kondisi pembelajaran yang harus terkait dengan

kehidupan dan pengalaman sehari- hari siswa. Guru haruslah mempersiapkan

pembelajaran dengan baik, agar siswa dapat memahami materi pembelajaran

dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung,

siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan dan guru hanya membimbing

serta mendampingi siswa, apabila masih ada arahan atau pertanyaan yang

belum dipahami oleh siswa. Pembelajaran tidak dipusatkan kepada guru,

melainkan dipusatkan kepada siswa. Guru hanya memberikan pengarahan di

awal pembelajaran serta membimbing siswa ketika menarik kesimpulan

dalam pembelajaran, selebihnya siswa melakukan kegiatan pembelajaran

secara berkelompok dengan berdiskusi.

28

Berdasarkan uraian langkah pembelajaran menggunakan pendekatan

RME menurut Gravemeijer (Tarigan, 2006: 5) dalam Musriah, dkk (2014)

langkah pendekatan RME yaitu: 1) memahami masalah kontekstual, 2)

menjelaskan masalah kontekstual, 3) menyelesaikan masa-lah kontekstual, 4)

membandingkan dan mendiskusikan jawaban, 5) menyimpulkan hasil

pengamatan/ penarikan kesimpulan. Langkah- langkah Pendidikan

Matematika Realistik dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

a. Memahami Masalah Konstektual: guru menyajikan masalah

tentang materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari siswa

atau yang dapat dibayangkan siswa, masalah yang nyata tersebut

diberikan sebagai titik tolak untuk memulai pembelajaran, siswa

memahaami masalah yang disajikan oleh guru.

b. Menjelaskan Masalah Konstektual: guru menjelaskan masalah

konstektual dengan membimbing siswa untuk mengidentifikasi

konsep matematika yang sesuai dengan masalah yang disampaikan

guru sebelumnya, guru dapat memberikan pancingan pertanyaan

ketika siswa mengalami kesulitan memahami masalah ataupun dalam

menghubungkan antara masalah dengan konsep matematika.

c. Menyelesaikan Masalah: guru mendorong siswa untuk

menyelesaikan masalah matematika menggunakan cara siswa sendiri,

siswa dapat menyelesaikan masalah dengan berdiskusi kelompok.

Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan.

29

Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara

mereka sendiri.

d. Membandingkan dan Mendiskusikan Jawaban Siswa: siswa

diberi kesempatan untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban

secara berkelompok, kemudian memperbaiki serta mendiskusikan di

dalam kelas.

e. Menyimpulkan: setelah siswa menyelesaikan masalah dan

membandingkan jawaban yang berkaitan dengan materi matematika,

siswa menyimpulkan dengan menerjemahkan kembali ke dalam

situasi nyata, yaitu siswa harus menarik kesimpulan dengan arahan

dari guru.

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan dua buah benda yaitu daun

berwarna hijau dan daun berwarna kuning. Daun berwarna hijau diartikan

dengan bilangan bulat positif, sedangkan daun berwarna kuning diartikan

sebagai bilangan bulat negatif.

Tabel 1. Aktivitas guru dan siswa

No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1. Menginformasikan tujuan

pembelajaran dan pendekatan

yang akan digunakan.

Mendengarkan penjelasan

mengenai tujuan dan

pendekatan yang disampaikan

oleh guru.

2. Mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti pembelajaran.

Siap untuk melakukan Aktivitas

pembelajaran.

3. Memberikan motivasi kepada

siswa.

Lebih bersemangat dan senang

dalam melaksanakan

pembelajaran matematika.

4. Memberikan pertanyaan yang Menanggapi pertanyaan yang

30

berkaitan dengan materi dan

kehidupan sehari- hari siswa.

disampaikan guru.

5. Memberikan penjelasan sedikit

mengenai materi pembelajaran.

Merespon penjelasan dari guru

terkait materi pembelajaran.

6. Memberikan aturan saat

berkelompok dan pengerjaan

soal sebelum membentuk

kelompok.

Menanyakan mengenai aturan

dan cara pengerjaan soal yang

belum dipahami siswa.

7. Membagi siswa dalam beberapa

kelompok.

Tertib dalam pembentukan

kelompok

8. Memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya mengenai

aturan dan petunjuk pengerjaan

soal.

Menanyakan sesuatu yang

belum mereka pahami/

mengerti.

9. Membimbing siswa selama

kegiatan berdiskusi.

Semua anggota kelompok ikut

berpartisipasi dalam

menyelesaikan soal.

10. Memberikan kesempatan kepada

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya.

Menyampaikan hasil diskusi

menggunakan bahasa sendiri, di

depan kelas.

12. Mengarahkan dan mendampingi

siswa saat membuat kesimpulan.

Menyampaikan kesimpulan

yang diperoleh setelah

melakukan pembelajaran

dengan berani.

13. Memberi tindak lanjut dengan

memberikan soal evaluasi.

Melaksanakan tindak lanjut.

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik memiliki beberapa

kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari Pendidikan Matematika Realistik

(PMR) menurut Zahra dalam dalam Musriah, dkk (2014) diantaranya:

a. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari (kehidupan

nyata) siswa, sehingga materi pelajaran lebih jelas dan mudah

dipahami.

b. Siswa membangun dan mengembangkan pengetahuannya sendiri.

c. Siswa dapat menyelesaikan masalah melalui beberapa cara.

31

d. Siswa melalui sebuah proses dalam menemukan dan menyelesaikan

masalah matematika.

Selain memiliki kelebihan- kelebihan, terdapat juga beberapa kesulitan

dalam melaksanakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, yaitu:

a. Harus merubah pandangan mengenai berbagai hal yang tidak mudah

dipraktekkan.

b. Siswa harus akktif membangun konsep matematika.

c. Penyelesaian soal konstektual tidak selamanya mudah.

d. Membutuhkan cara yang beragam.

Bilangan bulat dalam pendekatan Pendidikan Matematika Realistik yaitu

dengan menggunakan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari

siswa dan dibantu menggunakan media berupa gambar benda. Gambar yang

dipakai dalam melakukan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

dalam penelitiaan ini yaitu gambar daun dan gambar apel. Gambar tersebut di

beri nama dau bilangan dan apel bilangan. Pada saat menggunakan media

tersebut, terdapat aturan- aturan tertentu yaitu untuk daun bilangan terdapat dua

jenis daun. Daun kuning merupakan bilangan negatif, daun hijau merupakan

bilangan positif, penggabungan daun hijau dan daun kuning merupakan

bilangan nol. Pada apel bilangan juga memiliki aturan tertentu yaitu apel

berulat merupakan bilangan negatif, apel tidak berulat merupakan bilangan

positif, penggabungan apel berulat dan apel tidak berulat merupakan bilangan

nol.

32

Pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan

Pendidikan Matematika Realistik diawali dengan pemberian masalah berupa

soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari, seperti pada contoh

berikut: Di pagi hari, Andi sedang berjalan untuk berangkat ke sekolah, di

tengah- tengah perjalanan, Ia melihat satu pohon cabai di pekarangan Pak

Somad. Pohon tersebut memiliki 8 buah daun hijau yang masih menempel di

batang dan 4 daun kuning yang jatuh. Lalu Andi mengambil 2 daun kuning

yang jatuh, berapakah daun yang tersisa setelah di ambil Andi?. Ketentuannya

yaitu daun hijau: bilangan positif, daun kuning: bilangan negatif, diambil:

dikurangi, menaruh: ditambah, pasangan daun hijau dan kuning = 0.

1) memeragakan 8 daun hijau yang digabung 4 daun kuning yang

menghasilkan 4 daun hijau yang tidak berpasangan artinya merupakan

bilangan 4

2) melanjutkan membaca soal cerita yaitu mengambil 2 daun kuning yang

artinya dikurangi -2. Dengan demikian dapat ditulis 4 - (-2) =…

33

3) daun yang tidak berpasangan adalah 6 daun hijau, daun hijau diartikan

sebagai bilangan positif, jadi hasilnya yaitu positif 6/ (+6). Ditulis 4 - (-

2)= 6

Selain menggunakan daun, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

pada penelitian ini menggunakan media apel bilangan. Diawali dengan pemberian

masalah berupa soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari, seperti

pada contoh berikut: Saat Budi sampai di rumah, Ia melihat di meja makan

terdapat buah apel. Budi mencoba menghitungnya, ternyata ada 10 apel berulat,

lalu Budi memberikan pada burung peliharaanya. Burung Budi memakan 2 apel

yang berulat tersebut. Berapakah sisa apel di meja sekarang?. Ketentuan: apel

tidak berulat: bilangan positif, apel berulat: bilangan negative, dimakan:

dikurangi, membeli lagi: ditambah, pasangan apel berulat dan tidak berulat = 0

a) memeragakan sepuluh apel berulat. Bilangan ditulis: -10

34

b) melanjutkan membaca soal cerita yaitu budi memberikan 2 apel pada

burung peliharaannya, sehingga dimakan 2 apel berulat. Bilangan

tersebut dapat ditulis: -10 – (-2) =…

c) apel yang tidak berpasangan adalah 8 apel berulat, apel berulat diartikan

sebagai bilangan negatif, jadi hasilnya yaitu negatif delapan/ (-8).

Ditulis:10 – (-2) = -8

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Nurwindah (2011) yang berbentuk skripsi

dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui

Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Pada Siswa Kelas V SD N

Kintelan 1 Yogyakarta”. Perbedaan dalam penelitian ini adalah subjek penelitian.

Penelitian ini mengambil subjek siswa kelas 4 SD N 1 Troso Persamaan dalam

penelitian ini adalah variable terikat berupa prestasi belajar dan variable bebas

yang berupa pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Penelitian Heni

35

Nurwindah menghasilkan kesimpulan bahwa dengan menerapkan Pendekatan

Matematika Realistik (PMR) pada mata pelajaran matematika dapat meningkakan

kualitas proses dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran tersebut.

Meningkatnya kualitas proses ditandai dengan meningkatnya partisipasi siswa dan

Aktivitas guru pada setiap pertemuan, meningkatnya prestasi belajar siswa dapat

dilihat dari nilai rata- rata sebelum tindakan dan setelah tindakan. Nilai rata- rata

sebelum tindakan adalah 42 dengan ketuntasan belajar 14%, nilai rata- rata setelah

dilakukan tindakan siklus 1 adalah 61 dengan ketuntasan belajar 72%, nilai rata-

rata tindakan silkus 2 meningkat menjadi 68 dengan ketuntasan belajar 83%.

C. Kerangka Pikir

Karakteristik siswa sekolah dasar khususnya kelas tinggi adalah melakukan

belajar pada tahap operasional konkret dengan menggunakan media dan belajar

dengan menghubungkannya terkait pengalaman di kehidupan sehari- hari siswa.

Oleh karena itu dalam mencapai prestasi belajar yang merupakan pencapaian

keberhasilan siswa dari segi penguasaan, pengetahuan, dan keterampilan dengan

melihat hasil atau nilai test yang diperoleh pada mata pelajaran matematika

tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat maka diperlukan

pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Pendidikan Matematika Realistik

yaitu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika, dengan

menekankan penalaran siswa secara realistik yaitu pembelajaran yang

menekankan penggunaan situasi yang dapat dibayangkan oleh siswa atau

mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari- hari siswa.

36

D. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka berpikir dan kajian teori dapat diajukan suatu hipotesis

tindakan. Hipotesis tindakan dari penelitian ini yaitu jika siswa mempelajari

materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik (PMR) maka prestasi siswa akan meningkat.

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Arikunto (2010: 135) PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru ke

kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan

atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara 1)

merencanakan, 2) melaksanakan, dan 3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif

dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah dan Dwitagama, 2010)

Pada Penelitian Tindakan Kelas, terdapat beberapa karakteristik (Sukardi,

2013: 21) antara lain:

1. Masalah yang diselesaikan merupakan persoalan praktis yang dirasakan

peneliti dalam profesi sehari- hari.

2. Peneliti memberikan perlakuan berupa tindakan rencana untuk pemecahan

masalah, dan meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan subjek penelitian.

3. Langkah- langkah penelitian berbentuk siklus/ tingkatan yang

memungkinkan terjadinya perbaikan dalam setiap siklus.

4. Adanya langkah berfikir refelktif peneliti, baik sesudah maupun sebelum

tindakan, berfikir reflektif untuk intropeksi atau evaluasi.

5. Penelitian dilakukan secara kolaboratif, dua orang atau lebih, sehingga

dapat saling mengidentifikasi hambatan akibat perlakuan terhadap subjek

yang diteliti.

38

6. Peneliti menangkap fenomena yang muncul, kemudian menggunakannya

sebagai data.

Menurut Sukardi (2012: 21), secara umum penelitian tindakan kelas

mempunyai tujuan penting sebagai berikut, diantaranya:

1. Sebagai cara untuk memperbaiki layanan atau hasil kerja suatu lembaga

pendidikan.

2. Mengembangkan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja guru.

3. Peneliti memperoleh informasi yangberkaitan dengan masalah yang akan

dipecahkan dan subjek (siswa) juga mendapatkan manfaat.

4. Tercapai konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat.

5. Budaya peneliti, sambil bekerja tetap meneliti.

6. Meningkatkan kualitas subjek yang diteliti.

7. Memperoleh pengalaman nyata baik secara professional maupun

akademis.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Penelitian dilakukan di kelas 4 SD N 1 Troso, Cabang Dinas

Pendidikan Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten pada semester II

tahun pelajaran 2015/ 2016. SD N 1 Troso memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang

guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 kantin, 1 perpustakaan, UKS, 3 kamar

mandi siswa dan 1 kamar mandi guru, tempat parkir siswa dan guru. Letak

SD N 1 Troso berdekatan dengan persawahan dan jauh dari jalan raya

39

sehingga siswa dapat melakukan proses pembelajaran dengan tenang dan

nyaman. Lingkungan SD N 1 Troso sangat bersih.

b. Waktu

Selama tiga bulan pada semester II tahun 2016/ 2017 bulan Januari-

Maret 2017.

Tabel 2. Jadwal Penelitian

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa kelas 4 SD N 1 Troso yang berjumlah 25

siswa, dengan siswa perempuan berjumlah 12 dan siswa laki- laki berjumlah 13.

No Kegiatan

Januari Februari Maret

Ket

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3

1. Penyusunan

proposal

penelitian

2. Penyusunan

instrumen

3. Tindakan

4. Pengumpula

n data

5. Analisis

data

6. Penyusunan

laporan

7. Ujian

40

D. Langkah- langkah Tindakan

Pada setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Adapun Alur PTK yang

dikemukakan oleh Kemmis & MC Taggart dalam Arikunto, (2010, 137). Pada

gambar berikut:

Dari siklus, tahap PTK meliputi:

1. Perencanaan, kegiatan:

a. Peneliti bersama kolaboration berdiskusi untuk mengidentifikasi

permasalahan dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat.

b. Menyiapkan instrument (lembar observasi/pengamatan).

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

?

Pelaksanaan

Gambar 1. Gambar Alur PTK

41

c. Peneliti memberikan pre test tentang materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

d. Peneliti mengkoreksi dan menilai hasil pre test.

e. Peneliti menyiapkan lembar pengamatan/ observasi terhadap

pembelajaran menggunakan pendekatan PMR berupa lembar

observasi siswa daan guru.

f. Peneliti dan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

g. Peneliti berlatih bersama guru mengenai kegiatan pembelajaran

yang menerapkan pendekatan PMR sesuai dengan RPP yang

dibuat.

h. Peneliti membuat dan menyiapkan soal post tes yang digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa setelah tindakan.

i. Peneliti membuat media pembelajaran untuk mendukung

pembelajaran menggunakan pendekatan PMR.

2. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan proses pembelajaran bilangan bulat sesuai perencanaan

yaitu dengan Pendekatan Matematika Realistik.

Langkah- langkah yang digunakan di dalam penelitian ini

a. Guru memberikan soal pretest sebelum melakukan tindakan

b. Memahami Masalah Konstektual: guru menyajikan masalah

tentang materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari siswa

42

atau yang dapat dibayangkan siswa, masalah yang nyata tersebut

diberikan sebagai titik tolak untuk memulai pembelajaran, siswa

memahaami masalah yang disajikan oleh guru.

c. Menjelaskan Masalah Konstektual: guru menjelaskan masalah

konstektual dengan membimbing siswa untuk mengidentifikasi

konsep matematika yang sesuai dengan masalah yang disampaikan

guru sebelumnya, guru dapat memberikan pancingan pertanyaan

ketika siswa mengalami kesulitan memahami masalah ataupun dalam

menghubungkan antara masalah dengan konsep matematika.

d. Menyelesaikan Masalah: guru mendorong siswa untuk

menyelesaikan masalah matematika menggunakan cara siswa sendiri,

siswa dapat menyelesaikan masalah dengan berdiskusi kelompok.

Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan.

Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara

mereka sendiri.

e. Membandingkan dan Mendiskusikan Jawaban Siswa: siswa diberi

kesempatan untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban

secara berkelompok, kemudian memperbaiki serta mendiskusikan di

dalam kelas.

f. Menyimpulkan: setelah siswa menyelesaikan masalah dan

membandingkan jawaban yang berkaitan dengan materi matematika,

siswa menyimpulkan dengan menerjemahkan kembali ke dalam

43

situasi nyata, yaitu siswa harus menarik kesimpulan dengan arahan

dari guru.

g. Guru memberikan soal post test pada hari terakhir setelah

melakukan tindakan selama 2 kali pembelajaran.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan saat tindakan berlangsung, pengamat adalah

guru menggunakan instrumen pengamatan. Metode pengamatan digunakan

untuk mengumpulkan data mengenai prestasi siswa mengenai materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan Pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik. Pengamat melakukan pengamatan

terhadap proses pembelajaran ketika tindakan berlangsung. Pengamat

mengamati apa yang terjadi saat pembelajaran untuk dapat melakukan

perbaikan pada siklus selanjutnya. Pengamat melakukan observasi

terhadap siswa dan guru dalam melakukan proses pembelajaran dengan

tindakan menggunakan lembar observasi siswa dan guru.

4. Refleksi

Dilakukan peneliti untuk menilai tingkat keberhasilan materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan Pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik. Pada tahap ini dilakukan analisis dari

siklus I untuk menetapkan masalah dan mencari solusi untuk

melaksanakan siklus II.

44

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan metode pengumpulan data

berupa metode test dan non test. Teknik test pada penelitian ini berupa test

prestasi yaitu test tertulis yang digunakan untuk mengukur tingkat prestasi belajar

pada materi bilangan bulat sebelum (pre test) dan sesudah tindakan (post test).

Dalam melakukan pengumpulan data terdapat alat penelitian. Adapun

beberapaa alat penelitian yang dapat dipakai untuk membantu indera manusia

dalam penelitian, yaitu: pengamatan/ observasi, interview, dan tes (Kusumah,

2010: 64) Metode non test pada penelitian ini berupa lembar observasi.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru sebagai kolaborator.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati, yang secara spesifik disebut variabel

penelitian (Sugiyono, 2013 : 148). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

instrumen sebagai berikut :

1. Test

Menurut Arikunto (2010: 193) Test adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok. Test diberikan sebelum dan sesudah diberi tindakan

menggunakan soal yang sama. Soal test disusun sesuai KTSP dan silabus

45

mata pelajaran matematika SD N 1 Troso. Tes dilakukan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam materi bilangan bulat.

Tabel 3. Kisi kisi Penilaian Pra Siklus (Soal Isian Singkat)

No Variabel Indikator No Item

1. Materi Bilangan

Bulat

Penjumlahan bilangan positif

dengan bilangan positif

1

2 Penjumlahan bilangan positif

dengan bilangan negatif.

2,3

3 Penjumlahan bilangan negatif

dengan bilangan negatif.

4,5

4 Pengurangan bilangan positif

dengan bilangan positif.

6

5 Pengurangan bilangan positif

dengan bilangan negatif.

7, 8

6 Pengurangan bilangan negatif

dengan bilangan negatif.

9, 10

Skor Penilaian:

Benar : 3

Salah : 1

Kosong : 0

46

Tabel 4. Kisi kisi Penilaian Pra Siklus (Soal Uraian)

No Variabel Indikator No Item

1. Materi Bilangan

Bulat

Pemecahan masalah sehari-

hari yang melibatkan

penjumlahan bilangan

positif dengan bilangan

positif

1

2 Pemecahan masalah sehari-

hari yang melibatkan

pengurangan bilangan

positif dengan bilangan

negatif.

2

Penilaian:

5: Tepat Sekali (apabila dalam mengerjakan soal, semua langkah

dikerjakan dengan benar)

4: Tepat (apabila dalam mengerjakan soal, 4 langkah dikerjakan

dengan benar).

3: Agak tepat (apabila dalam mengerjakan soal 3 langkah dikerjakan

dengan benar).

2: Kurang Tepat (apabila dalam mengerjakan 2 langkah dikerjakan

dengan benar).

47

1: Tidak Tepat (apabila dalam mengerjakan 1 langkah dikerjakan

dengan benar atau semua langkah salah).

2. Non Test

Pengumpulan data non test pada penelitian ini hanya berupa lembar

observasi kegiatan siswa yang digunakan untuk mengamati perilaku siswa dan

serta segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran. Peneliti

mengamati tentang Aktivitas dan sikap siswa selama mengikuti kegiatan

pembelajaran yang berupa tindakan.

Tabel 5. Kisi – kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa Selama Proses

Pembelajaran PMR.

No Variabel Indikator No. Item

1. Aktivitas dan sikap

siswa selama

proses

pembelajaran

a. Perhatian siswa

dalam

pembelajaran

1,2

b. Keaktifan siswa

selama

pembelajaran

3,9,10

c. Sikap dan perilaku

siswa saat

melakukan

4,7

Nilai: Jumlah Total (Skor A+ Skor B) x 10 =

4

48

kegiatan kelompok

d. Partisipasi siswa

dalam

pembelajaran

5,6,8

e. Efektifitas

penggunaan waktu

11,12

f. Penyelesaian tugas

yang diberikan

guru

13,14,15

Tabel 6. Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam

Penerapan Pendidikan Matematika Realistik.

No Variabel Indikator No. Item

1. Aktivitas Guru

dalam Menerapkan

Pendekatan PMR

a. Menggunakan

Masalah

konstektual

1,2,4

b. Menyampaikan

Tujuan

3

c. Memberi

Kesempatan Siswa

Berkontribusi

5, 7, 8, 10

d. Penggunaan Alat 6

49

Peraga

e. Kegiatan Interaksi 9, 11,12

Validitas instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah validitas konstrak

dan validitas isi. Validitas Konstrak menurut Sugiyono (2011: 177) untuk menguji

validitas konstrak , dapat digunakan pendapat dari ahli. Instrumen tersebut

dikonstruksikan dengan aspek yang akan diukur berdasar teori yang selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli dan valid jika sudah disetujui ahli terkait. Sugiyono

(2011: 178) mengemukakan bahwa validitas isi menguji validitas instrument test.

Dilakukan dengan membandingkan isi instrument dengan mata pelajaran.

Dikataka valid jika sesuai antara keduanya tersebut. Lembar observasi dan soal

test dikonsultasikan dengan dosen,

G. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data merupakan komponen analisis data pengamatan untuk

menjawab pada pertanyaan di rumusan masalah. Data hasil test yang telah

diperoleh dianalisis dengan teknik test kuantitatif. Data prestasi belajar dianalisis

dengan membandingkan mean (rerata) dari hasil pre test, siklus I, dan siklus II.

Jika mengalami peningkatan, maka dapat dikatakan bahwa Pendekatan

Matematika Realistik dapat meningkatkan prestasi belajar dalam materi bilangan

bulat pada siswa kelas V SD N 1 Troso, Klaten. Untuk mencari rata- rata (mean)

digunakan rumus:

50

Keterangan:

M: Nilai rata- rata post test

Jumlah nilai

N: Jumlah siswa

Pada penilaian Aktivitas guru dan siswa, maka diperlukan pedoman

penilaian observasi, menurut Kusumah dan Dwitagama (2009: 154), pedoman

penilaian yaitu:

Tabel 7. Pedoman Penilaian Tes Pengamatan Proses Pembelajaran

Rentang Skor Predikat

85 – 100 Sangat Baik (A)

70 – 84 Baik (B)

55 – 69 Cukup (C)

40 – 54 Kurang (D)

< 40 Sangat Kurang (E)

H. Indikator Keberhasilan

1. Indikator keberhasilan proses, meliputi:

a. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menarik dan

menyenangkan

b. Siswa aktif berperan serta selama pembelajaran berlangsung

M=

51

c. Siswa paham tentang pembelajaran matematika materi penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat.

2. Indikator keberhasilan produk, dilihat dari test prestasi yang diberikaan

terkait dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dikatakan

berhasil jika 50% yaitu 13 siswa dari 25 siswa mendapat skor lebih atau sama

dengan KKM yaitu 75 dan rata- rata kelas mencapai 75.

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N 1 Troso yang terletak di desa

Troso, Karanganom, Klaten. SD N 1 Troso terdiri dari 6 kelas dengan

jumlah keseluruhan yaitu 163 siswa, dimana setiap kelas terdiri dari 20-30

siswa. Tenaga pengajar di SD N 1 Troso berjumlah 9, yaitu kepala

sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olah raga, dan 1 guru agama.

Gedung SD N 1 Troso cukup luas dan dalam kondisi yang baik jika

digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. SD N 1 Troso memiliki 6

ruang kelas dan 1 kantor guru, serta dilengkapi perpustakaan, mushola,

kamar mandi, tempat parkir, dan halaman yang luas yang dapat menunjang

kegiatan belajar mengajar. Selain itu SD N 1 Troso terletak jauh dari jalan

raya, membuat suasana belajar siswa menjadi lebih nyaman dan tenang.

Pertimbangan penelitian dilakukan di SD N 1 Troso adalah

rendahnya hasil belajar siswa kelas 4 khususnya pada mata pelajaran

matematika. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi salah

satu alternatif untuk menyelesaikan masalah rendahnya prestasi belajar

siswa, khususnya di kelas 4 SD N 1 Troso.

53

b. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD N 1 Troso yang

berjumlah 25 siswa. Daftar nama siswa berada dalam tabel berikut:

Tabel 8 Daftar Nama Siswa Kelas 4 SD N 1 Troso

No Nama Siswa No Nama Siswa

1. IKW 14. OK

2. MRNA 15. PTS

3. AP 16. RO

4. EHP 17. SN

5. RNP 18. VAS

6. AZ 19. DAM

7. AEAC 20. BW

8. APS 21. NN

9. ASAA 22. PPP

10. AFK 23 RBS

11. EKC 24. SPR

12. IN 25. TH

13. NRS

2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Pra Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SD N 1 Troso yang terletak di

Desa Troso, Karanganom, Klaten. Kegiatan pengambilan data pada penelitian

ini dilaksanakan mulai tanggal 25 Januari 2017- 08 Februari 2017. Berdasarkan

hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan sebelumnya, dapat

diketahui bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelas 4 SD N 1

54

Troso sebelum dilakukan tindakan yaitu kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di kelas cenderung terpusat pada guru, dengan menggunakan

metode ceramah secara dominan dalam menjelasan suatu materi kepada siswa,

dengan demikian siswa kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pada pembelajaran matematika guru menyajikannya dengan cara

menjelaskan materi secara dominan, memberikan contoh soal yang dikerjakan

menggunakan rumus matematika yang sudah ada. Sebaiknya rumus tidak

sekedar diberikan dan digunakan oleh siswa, namun siswa menemukan rumus

itu sendiri dan dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari siswa. Dalam penyajian

soal matematika juga kurang berhubungan dengan kehidupan sehari- hari

siswa, dengan demikian siswa merasa materi matematika tidak ada kaitannya

dengan kehidupan sehari- hari siswa.

Saat melakukan wawancara dengan wali kelas 4 SD N 1 Troso mengenai

kegiatan pembelajaran di kelas. Diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan

pada mata pelajaran matematika, salah satunya yaitu pada materi penjumlahan

bilangan dan pengurangan bilangan bulat. Siswa mengalami kesulitan dalam

menjumlahkan dan mengurangkan bilangan negatif. Hal ini dapat dibuktikan

nilai materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada tahun- tahun

sebelumnya yang masih rendah yaitu 40% belum tuntas. Peneliti menyarankan

penggunaan suatu pendekatan pembelajaran dalam menyajikan materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yaitu menggunakan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik (PMR), diharapkan dengan mengkaitkan

pembelajaran dengan kehidupan sehari hari, siswa dapat memahami materi

55

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan baik. Sebagai wali kelas

ibu Wiwin mempertanyakan mengenai kegiatan pembelajaran menggunakan

PMR, kemudian peneliti menjelaskan bahwa akan menggunakan media daun

dan soal cerita yang berkaitan dengan daun saat menyampaikan materi

tersebut. Ibu Wiwin setuju dengan pembelajaran yang disarankan peneliti,

karena sebelumnya belum pernah diterapkan dalam pembelajarannya. Menurut

Ibu Wiwin siswa mungkin akan tertarik dan antusias mengikuti pembelajaran.

Pada tahap ini peneliti juga melakukan sebuah tes atau yang disebut

dengan pre test yang dilakukan untuk mengetahui kondisi awal sebelum

dilaksanakan suatu tindakan. Pre test dilaksanakan pada Rabu, 25 januari 2017,

pada tahap ini seluruh siswa kelas 4 mengerjakan soal yang diberikan selama

20 menit. Setelah dilaksanakan pengkoreksian, didapatkan hasil/ nilai yang

diperoleh siswa sebagai berikut ini.

Tabel 9. Prestasi Belajar Siswa Pra Tindakan/ Pre Test

No Nama Nilai Tuntas/ Belum Tuntas

1 IKW 42,5 Belum Tuntas

2 MRNA 55 Belum Tuntas

3 AP 50 Belum Tuntas

4 EHP 65 Belum Tuntas

5 RNP 62,5 Belum Tuntas

6 AZ 67,5 Belum Tuntas

7 AEAC 52,5 Belum Tuntas

8 APS 60 Belum Tuntas

9 ASAA 57,5 Belum Tuntas

10 AFK 100 Tuntas

56

11 EKC 80 Tuntas

12 IN 80 Tuntas

13 NRS 67,5 Belum Tuntas

14 OK 77,5 Tuntas

15 PTS 80 Tuntas

16 RO 80 Tuntas

17 SN 72,5 Belum Tuntas

18 VAS 60 Belum Tuntas

19 DAM 77,5 Tuntas

20 BW 55 Belum Tuntas

21 NN 42,5 Belum Tuntas

22 PPP 55 Belum Tuntas

23 RBS 0 Belum Tuntas

24 SPR 82,5 Tuntas

25 TH 70 Belum Tuntas

JUMLAH 1592,5

RATA- RATA 63,7

TERTINGGI 100

TERENDAH 0

TUNTAS 8 siswa

PRESENTASE 32%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar

bilangan bulat siswa kelas 4 pada pra siklus adalah sebesar 32% artinya 8

siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 serta rata- rata nilainya 63,7. Hal ini

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas 4 SD N 1 Troso pada materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah. Peneliti semakin

57

Diagram Prestasi Belajar Pra Siklus

yakin perlu diadakannya penelitian pada siswa kelas 4 SD N 1 Troso terutama

materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Untuk memperjelas

pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.

Gambar II. Diagram Prestasi Belajar Siswa Kelas 4 Pra Siklus

3. Deskripsi Hasil

Siklus I dilaksanakan tanggal 30 Januari dan 1 Februari 2017. Siklus II

dilaksanakan tanggal 6 dan 8 Februari 2017.

Berikut ini adalah sajian siklus I dan Siklus II:

a. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan langkah-langkah yang peneliti lakukan

yaitu:

a) Peneliti dan guru menentukan kapan penelitian akan

dilakukan.

58

b) Peneliti dan guru membahas materi yang akan disampaikan

kepada siswa.

c) Peneliti menyusun masalah konstektual yang disajikan ke

dalam soal cerita yang berisi masalah yang berkaitan dengan

kehidupan siswa.

d) Peneliti menyiapkan perangkat penelitian berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang akan digunakan oleh peneliti dalam pembelajaran.

e) Peneliti menyiapkan lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran untuk setiap pertemuan di kelas yang digunakan

untuk mengetahui terlaksananya pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik pada proses pembelajaran matematika.

f) Peneliti membuat LKS dan media pembelajaran sebagai sarana

yang disiapkan untuk siswa agar lebih cepat memahami materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. LKS yang

digunakan adalah Lembar Kerja Siswa yang berisi soal isian

singkat dan soal- soal cerita yang penyelesainnya

menggunakan media pembelajaran berupa daun dan apel

bilangan. Media pembelajaran yang digunakan berupa daun

bilangan dan apel bilangan beserta keterangannya.

g) Peneliti menyiapkan soal post test yang digunakan untuk

mengukur prestasi siswa dalam setiap siklusnya.

59

2) Tahap Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dilaksanakan selama 2

kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 30

Januari 2017 dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan

daun bilangan dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 1

Februari 2017 dengan materi pengurangan bilangan bulat menggunakan

daun bilangan. Secara rinci pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

pada siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut ini.

a) Pertemuan Ke- 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2017

dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan daun

bilangan. Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdo’a, menanyakan

kabar, dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiraan siswa. Pada hari

tersebut seluruh siswa kelas 4 hadir ke sekolah. Selanjutnya guru

mengajak siswa menyanyikan lagu menanam jagung yang telah

diubah liriknya, agar siswa semakin semangat dalam kegiatan

pembelajaran. Di dalam lagu tersebut terdapat ulasan mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari, sehingga setelah selesai menyanyikan

lagu tersebut guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang akan

dipelajari. Kemudian guru memengkaitkan materi yang akan dipelajari

dengan materi yang sebelumnya dipelajari yaitu mengenai letak

60

bilangan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menyampaikan manfaat mempelajarinya.

Pada kegiatan inti guru mengawali dengan menyampaikan

beberapa hal yaitu keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat menggunakan daun bilangan. Daun berwarna hijau

adalah bilangan positif, daun berwarna kuning adalah bilangan

negatif, menaruh kembali berarti ditambah, diambil berarti dikurangi,

dan pasangan daun kuning dan daun hijau merupakan bilangan nol.

Kegiatan berikutnya yaitu guru menyajikan permasalahan

berupa soal mengenai bilangan bulat yaitu 4+ (-2) =…, guru

menanyakan kepada siswa hasil dari soal tersebut. Awalnya banyak

siswa yang menjawab ragu- ragu dan kurang tepat. Kemudian guru

menyajikan soal cerita yang berkaitan dengan materi dan kehidupan

sehari- hari siswa yaitu mengenai bibit pohon talok yang memiliki

daun hijau 7 dan daun kuning 3, lalu budi menemukan 2 daun kuning

lagi dan menaruhnya di dekat pohon tersebut, kemudian budi ingin

memasangkan daun tersebut dan mengetahui daun yang tidak

berpasangan. Guru meminta salah satu siswa untuk membaca soal

cerita tersebut dan meminta siswa lain untuk maju ke depan untuk

menjawab pertanyaan tersebut menggunakan daun bilangan. Siswa

mengerjakan soal cerita dengan bimbingan guru. Siswa menulis di

papan tulis mengenai apa yang diketahui, ditanyakan, lalu meminta

siswa menjawab dengan menggunakan media berupa daun bilangan

61

yang terdiri dari daun hijau dan daun kuning dengan cara

menempelkan sesuai soal cerita.

Siswa menempelkan daun berwarna hijau sejumlah 7 dan daun

berwarna kuning sejumlah 3. Lalu guru memancing siswa dengan

menanyakan daun yang tidak berpasangan. Siswa menjawab 4 daun

hijau, jadi merupakan bilangan 4.

Lalu siswa melanjutkan membaca soal cerita yaitu menaruh 2

daun kuning. Menaruh artinya ditambah, jadi siswa menambah -2.

Siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 2 daun hijau

yang tidak berpasangan, jadi hasilnya 2.

Siswa menuliskan operasi hitungnya yaitu 4 + (-2) = 2. Terakhir

menuliskan kesimpulan bahwa daun yang tidak berpasangan yaitu 2

daun hijau. Setelah dikerjakan menggunakan soal cerita dan daun

bilangan, siswa lebih senang dan memahami penjumlahan bilangan

bulat. Ketika siswa sudah memahami materi tersebut , guru meminta

62

siswa untuk berhitung dari 1 sampai 5 dan meminta siswa untuk

duduk berkelompok sesuai nomor yang sama. Siswa duduk dengan

teman satu kelompoknya, kemudian guru membagikan soal LKS. Soal

LKS berupa kegiatan siswa dengan membaca permasalahan yang

berupa soal cerita, kelompok berdiskusi untuk menemukan apa yang

diketahui, ditanya, dan dijawab. Siswa memeragakan permasalahan

menggunakan daun bilangan dan menyimpulkannya. Siswa

mengerjakan soal LKS dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya

masing- masing selama 15 menit. Setiap kelompok berdiskusi dengan

semangat saat mengerjakan soal LKS. Setelah seluruh kelompok

selesai mendiskusikan soal LKS, setiap kelompok menyampaikan

hasil diskusinya di depan kelas, mulai dari kelompok 1 hingga

kelompok 5. Saat ada kelompok yang menyampaikan hasil diskusinya,

kelompok lain menanggapi jawaban dari kelompok yang maju jika

ada jawaban yang berbeda. Ada beberapa kelompok yang memiliki

jawaban berbeda dengan kelompok lain, lalu guru dan seluruh

kelompok membahas soal tersebut. Setelah membacakan hasil diskusi

setiap kelompok mendapatkan tepuk salut dari kelompok lain. Setelah

itu guru meminta siswa untuk kembali duduk di tempat semula.

Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum

dipahami oleh siswa, namun siswa telah paham materi yang dipelajari

sebelumnya. Guru dan siswa menyimpulkan mengenai yang dipelajari

hari tersebut dan aturan- aturan mengenai daun bilangan, serta

63

langkah- langkah mengerjakan soal cerita. Guru menghapus semua

yang ada di papan tulis dan membagikan soal evaluasi untuk setiap

siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi selama 15 menit. Soal

evaluasi siswa tersebut dikoresksi oleh guru di luar pembelajaran.

Guru menutup pembelajaran dengan salam.

b) Pertemuan Ke- 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2017

dengan materi pengurangan bilangan bulat menggunakan daun

bilangan. Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan

salam, menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdo’a. Ketua kelas

memimpin do’a agar dalam belajar diberi kemudahan. Guru

menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan

meminta siswa menengok kanan dan kiri, apakah ada teman yang

tidak berangkat hari tersebut. Selanjutnya guru menanyakan kepada

siswa adakah siswa yang pernah pergi ke laut?, apakah siswa tahu

perbedaan suhu di bawah laut dengan di di atas laut seperti apa?.

Selanjutnya guru memotivasi kepada siswa dengan meminta siswa

mempeerhatikan pembelajaran dengan baik karena berguna dalam

kehidupan sehari- hari. Guru kembali mengingatkan macam- macam

operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Kemudian menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

64

Kegiatan inti diawali dengan menempelkan kertas berisi

keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

menggunakan daun bilangan. Daun berwarna hijau adalah bilangan

positif, daun berwarna kuning adalah bilangan negatif, menaruh

kembali berarti ditambah, diambil berarti dikurangi, dan pasangan

daun kuning dan daun hijau merupakan bilangan nol.

Guru menyajikan soal 4 – (-2) = …, kemudian guru meminta

siswa untuk mengacungkaan tangan yang mengetahui jawaban dari

soal tersebut. Namun tidak ada siswa yang mengacungkan tangan.

Kemudian guru meminta siswa absen duabelas untuk maju

memeragakan media pembelajaran yang telah disediakan guru.

Dengan menyajikan soal cerita, yang berkaitan dengan pengurangan

siswa langsung membaca soal tersebut dan salah satu siswa maju

memeragakan media sesuai soal cerita menggunakan langkah-

langkah yang tepat, yaitu dengan menuliskan yang diketahui, ditanya,

jawab (peragaan dan angka). Soal cerita tersebut mengenai pohon

cabai yang memiliki beberapa daun. Terdapat 8 daun hijau dan 4 daun

kuning. Lalu diambil 2 daun kuning, lalu mencari tahu daun yang

tersisa.

Siswa menempelkan daun berwarna hijau sejumlah 8 dan daun

berwarna kuning sejumlah 4 pada kertas yang tersedia di papan tulis.

Siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 4 daun hijau yang

65

tidak berpasangan, daun hijau merupakan bilangan positif. Jadi

bilangan matematikanya yaitu positif 4 atau dapat ditulis 4.

Siswa melanjutkan membaca soal cerita yaitu diambil 2 daun

kuning artinya dikurangi -2. Dengan demikian terdapat 6 daun hijau

yang tidak berpasangan, artinya hasilnya yaitu 6. Jadi 4 – (-2) = 6

Langkah terakhir yaitu menulis kesimpulan yaitu daun yang

tersisa adalah 6 daun hijau. Setelah dikerjakan menggunakan soal

cerita dan daun bilangan, siswa lebih senang dan memahami

pengurangan bilangan bulat. Ketika siswa sudah dapat memahami

materi tersebut, siswa membentuk kelompok menjadi lima kelompok.

Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara memilih satu macam

warna kertas dari lima macam warna yang disediakan guru. Lalu

siswa yang mendapatkan warna kertas yang sama berkumpul

membentuk kelompok dengan tempat yang telah ditentukan guru.

Guru membagikan LKS pada masing- masing kelompok dan

66

memberikan waktu pengerjaan selama 15 menit. Soal LKS berupa

kegiatan siswa dengan membaca permasalahan yang berupa soal

cerita, kelompok berdiskusi untuk menemukan apa yang diketahui,

ditanya, dan dijawab. Siswa memeragakan permasalahan

menggunakan daun bilangan dan menyimpulkannya. Siswa

mendiskusikan jawaban dari soal LKS secara berkelompok.

Seluruh kelompok selesai mendiskusikan soal LKS, setiap

kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas, mulai dari

kelompok 1 hingga kelompok 5. Saat kelompok lain menyampaikan

hasil diskusi, kelompok lain menanggapi jawaban dari kelompok yang

maju. Dalam pertemuan ini terdapat beberapa kelompok yang

memiliki jawaban berbeda dengan kelompok lain, sehingga guru dan

seluruh kelompok membahasnya kembali dan menemukan jawaban

yang tepat. Setelah membacakan hasil diskusi setiap kelompok

mendapatkan tepuk salut dari kelompok lain. Setelah itu guru meminta

siswa untuk kembali duduk di tempat semula.

Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum

dipahami oleh siswa, namun siswa telah paham materi yang dipelajari

sebelumnya. Guru menyimpulkan pembelajaran dengan menanyakan

kepada siswa materi apa saja yang dipelajari hari tersebut dan aturan-

aturan mengenai apel bilangan, serta langkah- langkah mengerjakan

soal cerita. Guru menghapus semua yang ada di papan tulis dan

membagikan soal evaluasi untuk setiap siswa. Siswa mengerjakan soal

67

evaluasi selama 15 menit. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan

kepada guru. Soal evaluasi tersebut dibawa guru untuk dikoreksi guru

di rumah. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

3) Tahap Pengamatan

Dalam tahap ini peneliti meminta bantuan wali kelas 4 untuk

melakukan pengamatan terhadap peneliti dan siswa yang melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik. Adapun hasil observasi berupa keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik dan hasil evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran

pada tiap pertemuan. Hasil pengamatan atau observasi pada siklus I

adalah sebagai berikut ini.

a) Prestasi Belajar Siswa Kelas 4 Pada Siklus I

Tabel 10. Prestasi Belajar Siswa Siklus I

No Nama Nilai Tuntas/ Belum

Tuntas

1 IKW 72,5 Belum Tuntas

2 MRNA 80 Tuntas

3 AP 77,5 Tuntas

4 EHP 67,5 Belum Tuntas

5 RNP 62,5 Belum Tuntas

6 AZ 67,5 Belum Tuntas

7 AEAC 62,5 Belum Tuntas

8 APS 60 Belum Tuntas

68

9 ASAA 90 Tuntas

10 AFK 100 Tuntas

11 EKC 92,5 Tuntas

12 IN 85 Tuntas

13 NRS 60 Belum Tuntas

14 OK 87,5 Tuntas

15 PTS 80 Tuntas

16 RO 75 Tuntas

17 SN 62,5 Belum Tuntas

18 VAS 85 Tuntas

19 DAM 75 Tuntas

20 BW 70 Belum Tuntas

21 NN 52,5 Belum Tuntas

22 PPP 70 Belum Tuntas

23 RBS 47,5 Belum Tuntas

24 SPR 85 Tuntas

25 TH 77,5 Tuntas

JUMLAH 1845

RATA- RATA 73,8

TERTINGGI 100

TERENDAH 47,5

TUNTAS 13 Siswa

PRESENTASE 52%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan

belajar bilangan bulat siswa kelas 4 pada siklus I adalah sebesar

52%, artinya 13 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 serta rata-

69

rata nilainya 73,8. Hal ini menunjukkan bahwa indikator

keberhasilan peneliti yakni ketuntasan belajar penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat sebesar 50% sudah tercapai namun

nilai rata- rata sebesar 75 belum tercapai. Untuk memperjelas

pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.

Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus

dan Siklus I

0

2

4

6

8

10

12

14

Pra Siklus Siklus I

Tuntas KKM

Gambar III. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra

Siklus dan Siklus I

b) Sajian Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan PMR

Selama Proses Pembelajaran Siklus I

Tabel 11. Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan

PMR Siklus I

Pertemuan Ke- Skor Presentase Skor

Perolehan

1 37 62%

2 42 70%

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas guru

dalam menerapkan pendekatan PMR selama proses

pembelajaran mengalami peningkatan. Skor perolehan pada

pertemuan ke- I adalah 37 dan meningkat menjadi 42 pada

70

pertemuan ke- 2. Menurut Wijaya Kususma dan Dedi

Dwitagama Skor 62 menunjukkan cukup dan 70 termasuk

predikat baik, sehingga mengalami perubahan predikat. Untuk

memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam

diagram berikut ini.

Diagram Aktivitas Guru Siklus I

Gambar 4. Diagram Aktivitas Guru Siklus I

c) Sajian Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I

Tabel 12. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

Siklus I

Pertemuan Ke- Skor Presentase Skor

Perolehan

1 36 68%

2 41 73%

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas siswa

selama pembelajaran mengalami peningkatan. Skor perolehan

pada pertemuan ke- I adalah 36 dan meningkat menjadi 41 pada

pertemuan ke- 2. Menurut Wijaya Kususma dan Dedi

Dwitagama Skor 68 menunjukkan cukup dan 73 termasuk

71

predikat baik, sehingga mengalami perubahan predikat. Untuk

memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam

diagram berikut ini.

Diagram Aktivitas Siswa Siklus I

Gambar V. Diagram Aktivitas Siswa Siklus I

4) Tahap Refleksi

Setelah siklus I selesai, peneliti mengolah dan menganalisa hasil

lembar observasi Aktivitas siswa, serta hasil post test. Aktivitas siswa

selama proses pembelajaran siklus I mengalami peningkatan setiap

pertemuannya. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah perolehan skor

Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan

1 diperoleh skor 36 dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 44

Berdasarkan hasil post test siklus I, terdapat 13 siswa yang tuntas

(mencapai KKM atau mendapat nilai ≥7,5), sehingga ketuntasan

belajar mencapai 52% dari total jumlah siswa. Akan tetapi rata- rata

kelas baru mencapai 73,8. Hasil tersebut tentu saja belum mencapai

target yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni ketuntasan belajar

72

adalah rata- rata kelas sebesar 75. Refleksi terhadap siklus pertama

yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas 4 yaitu:

Tabel 13. Refleksi siklus I

No Evaluasi Siklus I Solusi

1. Suara guru saat mengajar

kurang lantang, sehingga

siswa yang duduk di

belakang kurang

mendengar.

Melatih untuk bersuara keras

saat di rumah, sehingga saat

mengajar dapat mengeluarkan

suara yang lantang dan dapat

didengar seluruh siswa.

2. Pada saat pembentukan

kelompok kurang

kondusif, beberapa siswa

gaduh saat pembentukan

kelompok.

Sebelum pembelajaran

dimulai, siswa dikondisikan

untuk lebih tertib. Guru

terlebih dahulu menentukan

tempat untuk semua kelompok,

sehingga tidak saling berebut.

Guru akan mengundi dengan

mendatangi setiap siswa.

3. Siswa kurang percaya diri

dengan jawaban mereka.

Guru harus memastikan siswa

memahami soal yang

diberikan, sehingga siswa lebih

percaya diri dalam menjawab.

Guru menjelaskan maksud dari

soal yang belum dipahami

siswa dan memberikan

motivasi kepada siswa agar

percaya diri terhadap hasil

jawaban mereka.

Setelah refleksi terhadap siklus I selesai, peneliti akan melaksanakan

siklus II pada penelitian berikutnya.

b. Siklus II

1) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama

dengan perencanaan siklus I. Kelemahan dan kekurangan pada siklus I

73

diperbaiki pada siklus II dengan memperhatikan refleksi siklus I.

Berdasarkan hasil refleksi siklus I maka perencanaan pada siklus II,

meliputi:

a) Peneliti dan guru menentukan kapan penelitian siklus II akan

dilakukan.

b) Peneliti menyusun masalah konstektual yang berkaitan dengan

materi yang akan dipelajari, dengan membuat soal cerita yang

isinya terkait dengan kehidupan sehari- hari.

c) Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP)

sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

(PMR).

d) Menyiapkan lembar observasi untuk siswa yang digunakan

sebagai alat untuk menilai Aktivitas pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa dan guru yang disusun berdasarkan

karakteristik Pendidikan Matematika Realistik.

e) Peneliti membuat kertas undian untuk membentuk kelompok

dalam mengerjakan soal LKS yang nantinya akan di undi dengan

cara guru mendatangi setiap siswa yang telah dikondisikan tertib

dan masing- masing kelompok akan duduk di tempat yang telah

ditentukan guru.

f) Peneliti membuat LKS dan media pembelajaran sebagai sarana

yang disiapkan untuk siswa agar lebih cepat memahami materi

74

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. LKS yang

digunakan adalah Lembar Kerja Siswa yang berisi soal isian

singkat dan soal- soal cerita yang penyelesainnya menggunakan

media pembelajaran berupa daun dan apel bilangan. Media

pembelajaran yang digunakan berupa daun bilangan dan apel

bilangan beserta keterangannya.

g) Peneliti menyusun soal post test yang digunakan untuk

mengukur prestasi siswa dalam setiap siklusnya.

h) Peneliti berlatih mengajar dengan suara yang keras di rumah.

Dengan berlatih bersuara keras, diharapkan saat melakukaan

siklus II, suara peneliti dapat didengar oleh semua siswa.

2) Tahap Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II dilaksanakan selama 2

kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 6

Februari 2017 dengan materi penjumlahan bilangan bulat

menggunakan apel bilangan dan pertemuan kedua dilaksanakanpada

tanggal 8 Februari 2017 dengan materi pengurangan bilangan bulat

menggunakan apel bilangan. Secara rinci pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut ini.

a) Pertemuan Ke 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2017

dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan apel

75

bilangan. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam

dengan suara yang lantang. Setelah itu guru menanyakan kabar, dan

dilanjutkan dengan mengecek kehadiraan siswa. Pada hari tersebut

seluruh siswa kelas 4 SD N 1 Troso tidak ada yang izin sekolah.

Selanjutnya guru menarik perhatian dengan mengajak seluruh siswa

melakukan tepuk salut dan tepuk semangat secara bersama- sama,

agar siswa dapat lebih bersemangat untuk memulai pembelajaran.

Kemudian guru menyampaikan kepada siswa untuk memperhatikan

pembelajaran dengan baik, agar dapat mengerti materi pembelajaran

yang berikutnya. Setelah itu guru menanyakan kepada siswa apakah

pernah membeli apel di toko buah?, pernahkah kalian menemukan

apel yang busuk/ berulat?, lalu dikaitkan dengan kegiatan yang akan

dilakukan hari ini yaitu melakukan penjumlahan bilangan bulat

menggunakan media apel bilangan. Guru menyampaikan tujuan yang

akan dicapai dalam pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru mengawali dengan menyampaikan

beberapa hal yaitu keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat menggunakan apel bilangan. Apel yang tidak ada

ulatnya artinya apel tidak berulat merupakan bilangan positif,

sedangkan apel yang ada ulatnya artinya apel berulat merupakan

bilangan negatif. Untuk membeli lagi berarti ditambah sedangkan

untuk dimakan berarti dikurangi. Pasangan apel berulat dan apel tidak

berulat merupakan bilangan nol.

76

Kegiatan berikutnya yaitu guru menyajikan soal 6+3=…,

banyak siswa yang sudah menjawab dengan benar, namun ada

beberapa siswa yang tidak menjawab. Kemudian guru menyajikan

soal cerita yang berkaitan dengan materi dan kehidupan sehari- hari

siswa. Soal tersebut mengenai kegiatan membeli apel di pasar,

sejumlah 10 buah, namun 4 diantaranya berulat. Membeli lagi 5 buah

apel, 2 diantaranya berulat, lalu ditanyakan sisa apel sekarang.

Guru meminta salah satu siswa untuk membaca soal cerita

tersebut dan meminta siswa lain yang sebelumnya tidak dapat

menjawab soal tersebut untuk maju ke depan untuk memeragakan soal

cerita itu. Siswa mengerjakan soal cerita dengan bimbingan guru.

Siswa menulis di papan tulis mengenai apa yang diketahui,

ditanyakan, lalu meminta siswa menjawab dengan menggunakan

media berupa apel bilangan yang terdiri dari apel berulat dan apel

yang tidak berulat dengan cara menempelkan sesuai soal cerita.

Siswa menempelkan 10 buah apel yang tidak berulat dan 4 apel

yang berulat. Lalu siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 6

apel tidak berulat yang tidak berpasangan. Jadi bilangan 6.

Siswa kembali melanjutkan membaca soal cerita yaitu ibu membeli

lagi apel 5 buah, namun dua di antaranya busuk. Jadi siswa

77

menempelkan 5 buah apel tidak berulat dan 2 apel berulat. Terdapat 3

apel tidak berulat yang tidak berpasangan. Bilangannya yaitu 3.

Siswa menggabungkan apel yang di atas dan di bawah. Terdapat

9 apel tidak berulat yang tidak berpasangan. Hasilnya yaitu 9.

Saat jawaban telah dituliskan, langkah terakhir yaitu menuliskan

kesimpulan yang diawali dengan kata jadi. Setelah dikerjakan

menggunakan soal cerita dan daun bilangan, siswa lebih senang dan

memahami penjumlahan bilangan bulat. Guru kemudian meminta

siswa yang berani maju untuk duduk kembali dengan iringan tepuk

salut dari seluruh teman- temannya. Ketika siswa sudah dapat

memahami materi tersebut, siswa membentuk kelompok menjadi lima

kelompok. Sebelum membentuk kelompok guru mengkondisikan

siswa agar tertib dalam mengambil undian kelompok dengan tepuk

semangat bersama- sama. Guru memberi aturan bagi yang tidak tertib

dalam mengambil undian, akan mendapatkan hukuman. Setelah itu

guru meminta siswa untuk mengambil satu gambar yang terdapat

78

dalam kantong dengan cara guru mendatangi setiap meja. Dalam

kantong tersebut terdapat lima jenis buah- buahan. Siswa yang

memiliki jenis buah yang sama akan berkumpul membentuk satu

kelompok. Siswa duduk dengan teman satu kelompoknya, kemudian

guru membagikan soal LKS. Soal LKS berupa kegiatan siswa dengan

membaca permasalahan yang berupa soal cerita, kelompok berdiskusi

untuk menemukan apa yang diketahui, ditanya, dan dijawab.

Kemudian memeragakan permasalahan menggunakan apel bilangan

dan menyimpulkannya. Siswa mengerjakan soal LKS dengan cara

berdiskusi selama 15 menit. Saat siswa berdiskusi, terkadang guru

memberikan motivasi kepada siswa agar percaya diri dengan jawaban

kelompok mereka. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS dengan

diskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusinya secara

berkelompok, untuk kelompok yang tidak di depan mencocokkan

hasil diskusinya dengan jawaban yang disampaikan kelompok yang

maju. Saat kelompok maju membacakan hasilnya, guru juga

memotivasi agar siswa membacakannya dengan suara keras dan

percaya diri dengan jawabannya. Jika ada siswa yang berbeda

jawaban, maka dapat langsung menyampaikan dan membahasnya

untuk menentukan jawaban yang tepat secara bersama- sama. Pada

pertemuan ini semua jawaban setiap kelompok hampir sama, namun

ada beberapa soal yang perlu di bahas. Setelah semua kelompok maju

79

dan semua soal telah dicocokkan, guru meminta siswa untuk kembali

ke tempat duduk masing- masing.

Kegiatan penutup dilakukan guru dengan menanyakan kepada

siswa mengenai materi atau soal yang belum dipahami siswa. Apabila

siswa sudah memahami, maka guru meminta siswa untuk memasukan

buku matematika ke dalam laci dan menghapus papan tulis.

Selanjutnya guru menyimpulkan pembelajaran bersama-dengan semua

siswa. Siswa mendapatkan soal evaluasi dari guru dan mengerjakan

soal tersebut selama 10 menit. Saat mengerjakan soal evaluasi guru

mengingatkan siswa bahwa harus percaya diri dengan jawaban

masing- masing, Jadi harus dikerjakan sendiri- sendiri tanpa melihat

jawaban teman sebelahnya. Siswa yang sudah selesai dapat langsung

mengumpulkan pada guru. Soal evaluasi tersebut dibawa guru untuk

dikoreksi guru di rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

salam.

b) Pertemuan Ke- 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2017

dengan materi pengurangan bilangan bulat menggunakan apel

bilangan. Kegiatan pembelajarn diawali dengan guru mengucapkan

salam kepada seluruh siswa dengan suara penuh semangat, siswa juga

menjawab dengan suara yang semangat. Salah satu siswa memimpin

berdo’a dan memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru

menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa. Untuk

80

menambah semangat sebelum memulai pembelajaran guru mengajak

siswa menyanyikan lagu balonku, kemudian guru mengkaitkan

dengan apa yang akan dipelajari hari tersebut yaitu berkaitan dengan

pengurangan. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa denagn

suara yang lantang agar sisswa memperhatikan pembelajaran, karena

sangat penting bagi kehidupan siswa. Setelah itu guru menyampaikan

tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan pada hari tersebut.

Kegiatan selanjutnya yaitu menempelkan kertas berisi

keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

menggunakan apel bilangan. Apel yang tidak ada ulatnya artinya apel

tidak berulat merupakan bilangan positif, sedangkan apel yang ada

ulatnya artinya apel berulat merupakan bilangan negatif. Untuk

membeli lagi berarti ditambah sedangkan untuk dimakan berarti

dikurangi. Pasangan apel berulat dan apel tidak berulat merupakan

bilangan nol.

Guru menyajikan soal pengurangan yaitu -10 – (-2)= …, ada

beberapa siswa yang menjawab dengan kurang tepat. Guru

menyajikan soal cerita yaitu tentang apel di meja makan yang akan

dimakan peliharaan Budi. Terdapat 10 apel berulat di meja makan.

Budi ingin memberi makan burung. Burung Ina memakan 2 apel yang

berulat tersebut. Ditanyakan apel yang tersisa di meja. Siswa yang

kurang aktif saat pembelajaran, di tunjuk untuk maju memeragakan

media pembelajaran dengan menempelkan pada kertas yang telah

81

disediakan guru di depan kelas. Pada saat menempelkan media

tersebut, siswa dibantu teman- temannya dari belakang.

Menempelkan media harus di sesuaikan dengan isi soal cerita. Siswa

tersebut membaca soal cerita yang disediakan dan mengerjakan soal

tersebut menggunakan langkah- langkah pengerjaan yang tepat

Siswa memeragakan soal cerita dengan menempelkan 10 apel

berulat dan 1. Siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 10 apel

berulat yang tidak berpasangan. Jadi bilangan matematikanya yaitu

-10.

Siswa melanjutkan membaca soal cerita tersebut yaitu burung

Budi memakan 2 apel berulat, artinya dikurangi -2. Jadi terdapat 8

apel berulat yang tidak memiliki pasangan. Jadi hasilnya yaitu -8.

Setelah itu siswa menuliskan kesimpulannya yaitu sisa apel di

meja sekarang yaitu 8 apel berulat. Selesai mengerjakan soal cerita

tersebut siswa kembali duduk. Guru menanyakan kepada siswa

apakah ada yang ingin ditanyakan atau belum paham terhadap hasil

jawaban tersebut. Ternyata siswa lebih senang dan memahami

pengurangan bilangan bulat menggunakan soal cerita dan apel

bilangan. Guru melanjutkan pembelajaran dengan meminta siswa

membentuk kelompok. Sebelumnya guru mengkondisikan siswa agar

82

tertib dalam mengambil undian kelompok dengan tepuk semangat

bersama- sama. Guru memberi aturan bagi yang tidak tertib dalam

mengambil undian, akan mendapatkan hukuman. Selanjutnya guru

meminta siswa mengambil gambar secara acak dengan cara guru

mendatangi setiap meja siswa. Siswa yang mendapatkan bentuk yang

sama berkumpul dalam satu kelompok dan mendiskusikan LKS yang

dibagikan oleh guru pada masing- masing kelompok. Soal LKS

berupa kegiatan siswa dengan membaca permasalahan yang berupa

soal cerita, kelompok berdiskusi untuk menemukan apa yang

diketahui, ditanya, dan dijawab. Dilanjutkan dengan memeragakan

permasalahan menggunakan daun bilangan dan menyimpulkannya.

Waktu yang diberikan oleh guru untuk berdiskusi yaitu 15 menit. Saat

siswa berdiskusi, terkadang guru memberikan motivasi kepada siswa

agar percaya diri dengan jawaban kelompok mereka. Setelah waktu

yang disediakan selesai, guru meminta salah satu kelompok untuk

membacakan hasil diskusinya untuk yang nomor 1, sementara itu

kelompok lain mencocokkan hasil diskusinya, jika ada yang berbeda

dapat langsung mengacungkan jari dan dibahas bersama guru. Semua

kelompok maju dengan semangat dan penuh percaya diri sampai soal

terakhir selesai. Setelah itu guru meminta semua siswa untuk kembali

duduk ke tempat duduk masing- masing.

Guru menanyakan kepada siswa apakah semua siswa sudah

paham mengenai matri pengurangan bilangan bulat, jika sudah guru

83

melanjutkan untuk menghapus papan tulis dan menyimpan media

pembelajaran. Selanjutnya guru menyimpulkan pembelajaran

bersama-dengan semua siswa. Guru membagikan sola evaluasi yang

dikerjakan masing- maisng siswa secara mandiri tanpa melihat buku

selama 20 menit. Saat mengerjakan soal evaluasi guru mengingatkan

siswa untuk percaya diri dengan jawaban masing- masing, jadi siswa

haus mengerjakan soal evaluasi sendiri- sendiri. Guru juga

menambahkan banwa belum tentu jawaban teman yang benar, bisa

jadi jawaban yang benar punya siswa itu sendiri. Soal evaluasi

tersebut dibawa guru untuk dikoreksi guru di rumah. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan salam.

3) Tahap Pengamatan

Seperti halnya siklus pertama, pengamatan dilaksanakan selama

proses pembelajaran kelas berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi yang telah dibuat. Observer I mengamati Aktivitas guru

apakah sudah menerapakan PMR, dan mengamati Aktivitas setiap

siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi, Aktivitas sebagian besar siswa

meningkat pada setiap pertemuan. Selain itu peneliti sudah

mnenerapkan pendekatan PMR sesuai dengan RPP yang telah disusun

sebelumnya.

84

Hasil pengamatan atau observasi pada siklus II adalah sebagai

berikut:

a) Prestasi Belajar Siswa Kelas 4 Pada Siklus II

Tabel 13. Prestasi Belajar Siswa Siklus II

No Nama Nilai Tuntas/ Belum

Tuntas

1 IKW 100 Tuntas

2 MRNA 90 Tuntas

3 AP 95 Tuntas

4 EHP 80 Tuntas

5 RNP 80 Tuntas

6 AZ 75 Tuntas

7 AEAC 72,5 Belum Tuntas

8 APS 85 Tuntas

9 ASAA 100 Tuntas

10 AFK 100 Tuntas

11 EKC 95 Tuntas

12 IN 92,5 Tuntas

13 NRS 72,5 Belum Tuntas

14 OK 90 Tuntas

15 PTS 85 Tuntas

16 RO 90 Tuntas

17 SN 80 Tuntas

18 VAS 85 Tuntas

19 DAM 75 Tuntas

20 BW 95 Tuntas

21 NN 72,5 Belum Tuntas

85

22 PPP 90 Tuntas

23 RBS 50 Belum Tuntas

24 SPR 100 Tuntas

25 TH 90 Tuntas

JUMLAH 2140

RATA- RATA 85,6

TERTINGGI 100

TERENDAH 50

TUNTAS 21 Siswa

PRESENTASE 84%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan

belajar biangan bulat siswa kelas 4 pada siklus II adalah sebesar

84%, artinya 21 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 serta rata- rata

nilainya 85,6 Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan

peneliti yakni ketuntasan belajar penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat sebesar 84% dan nilai rata- rata kelas sebesar 75

sudah tercapai. Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat

dilihat dalam diagram berikut ini.

86

Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I

dan Siklus II

0

5

10

15

20

25

Siklus I Siklus II

Tuntas KKM

Gambar VI. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar

Siklus I dan Siklus II

Pada penelitian ini terjadi peningkatan disetiap siklusnya.

Prestasi belajar siklus I lebih baik dari pra siklus, dan prestasi

belajar pada siklus II lebih baik dari pra siklus dan siklus I. Hasil

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 14. Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II

Siklus Jumlah Siswa

Tuntas

Nilai Rata-

Rata Siswa

Presentase

Ketuntasan

Pra 8 63,7 32%

I 13 73,8 48%

II 21 85,6 84%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa peningkatan

prestasi belajar atau ketuntasan siswa dari jumlah siswa yang tuntas

KKM pada pratindakan yaitu 8 siswa dengan presentase

ketuntasan belajar sebesar 32%, kemudian pada siklus I meningkat

menjadi 13 siswa dengan presentase ketuntasan belajar sebesar

87

48% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 21 dengan

presentase ketuntasan belajar sebesar 84%. Untuk memperjelas

pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.

Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II

Gambar VII. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II

b) Sajian Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan PMR

Selama Proses Pembelajaran Siklus II

Tabel 15. Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan

PMR Siklus II

Pertemuan Ke- Skor Presentase Skor

Perolehan

1 50 83%

2 55 92%

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas guru dalam

menerapkan pendekatan PMR selama proses pembelajaran

mengalami peningkatan. Skor perolehan pada pertemuan ke- 1

adalah 50 dan meningkat menjadi 55 pada pertemuan ke- 2.

Menurut Wijaya Kususma dan Dedi Dwitagama Skor 83

menunjukkan baik dan 92 termasuk predikat sangat baik, sehingga

mengalami perubahan predikat.

88

Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat

dalam diagram berikut ini.

Diagram Aktivitas Guru Siklus II

Gambar VIII. Diagram Aktivitas Guru Siklus II

c) Sajian Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II

Tabel 16. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

Siklus II

Pertemuan Ke- Skor Presentase Skor

Perolehan

1 46 77%

2 53 88%

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas siswa

selama pembelajaran mengalami peningkatan. Skor perolehan pada

pertemuan pertama adalah 46 dan meningkat menjadi 53 Pada

pertemuan ke- 2. Menurut Wijaya Kususma dan Dedi Dwitagama

Skor 77 menunjukkan baik dan 88 termasuk predikat sangat baik,

sehingga mengalami perubahan predikat. Untuk memperjelas

pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.

89

Diagram Aktivitas Siswa Siklus II

Gambar IX. Diagram Aktivitas Guru Siklus II

4) Tahap Refleksi

Setelah siklus kedua selesai, peneliti melakukan refleksi atas

penelitian yang telah dilakukan. Hasilnya dapat dilihat di bawah ini:

a) Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan, apabila

dibandingkan dengan siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan menerapkan pendekatan PMR, prestasi siswa menjadi

meningkat.

b) Aktivitas siswa pada siklus kedua mengalami peningkatan

dibandingkan siklus I. Peningkatan juga terjadi pada setiap

pertemuannya. Dari hasil pengamatan ini, dapat dikatakan bahwa

siswa bisa berpartisipasi aktif pada pembelajaran sesuai dengan

karakteristik Pendidikan Matematika Realistik. Hal ini

ditunjukkan dengan peningkatan skor hasil observasi Aktivitas

siswa.

90

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menngkatkan prestasi belajar matematika

menggunakan pendekatan Pendididkan Matematika Realistik pada siswa

kelas 4 SD N 1 Troso. Dari analisis yang telah dilakukan ternyata hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini telah terbukti benar bahwa pendekatan

Pendidikan Matemetika Realistik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas 4 SD N 1 Troso terutama dalam materi penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

Hasil penelitian pada kondisi awal menunjukkan bahwa peningkatan

prestasi belajar atau ketuntasan siswa dari rata- rata pratindakan sebesar 63,7

kemudian pada siklus I menjadi 73,8 dan meningkat lagi pada siklus II

menjadi 85,6. Dengan presentase ketuntasan belajar masing- masing sebesar

32%, 52% dan 84%. Untuk ketuntasan nilai pada tahap pra siklus terdapat 8

siswa yang sudah mencapai KKM, sementara itu pada siklus I terdapat

peningkatan yaitu 13 siswa yang telah mencapai KKM, pada siklus II juga

terjadi peningkatan dari siklus I yaitu terdapat 21 siswa yang telah mencapai

KKM.

Berdasarkaan hasil observasi pembelajaran pada siklus I, sebagian besar

siswa masih sulit memahami mengenai materi bilangan bulat dan beberapa

siswa ada yang belum aktif dalama pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan

dengan siswa yang terakadang masih bertanya kepada peneliti langkah dan

cara pengerjaannya, oleh karena itu peneliti menekankan kembali kepada

siswa mengenai materi tersebut dan peneliti menginstruksikan kegiatan

91

dengan suara yang lebih keras agar semua murid dapat mendengar penjelasan

dari peneliti. Selain itu siswa juga masih banyak bergantung pada guru dan

kurang percaya diri terhadap jawaban mereka. Menghadapi masalah kurang

percaya diri tersebut, guru memberikan motivasi dan pengutaan agar siswa

lebih percaya diri dnegan hasil jawaban mereka. Pada pembeljaran siklus II

sebagian besar siswa telah memahami materi dan instruksi dari peneliti dan

sebagian bear siswa juga telah aktif adan percaya diri ketika membacakan

hasil diskusinya di depan kelas, hal tersebut karena telah dilakukan perbaikan

pada siklus II.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan PMR pada mata

pelajaran matematika dapat membuat siswa lebih memahami suatu materi

pembelajaran dan aktif ketika pembelajaran dapat dibayangkan dan dikaitkan

dengan kehidupan sehari- hari siswa, sehingga hal tersebut dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Seperti dalam penelitian Anisa (2014)

bahwa pendekatan Pendidikan Matematika Realistik merupakan pendekatan

yang menekankan keterkaitan antara konsep- konsep matematika, pemecahan

masalah dan cara berpikir yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari. Hal

tersebut juga diperkuat lagi dengan pendapat Wijaya (2012) bahwa

Pendidikan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran matematika yang menyajikan masalah yang ada di dunia nyata

dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari- hari, serta suatu masalah yang

dapat dibayangkan atau nyata dalam pikiran siswa. Melalui penyajian

masalah yang berkaitan dengan kehidupan siswa atau yang dapat

92

dibayangkan sisa, maka siswa akan lebih mudah dalam menerima

pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan pendapat para ahli dan hasil yang diperoleh siswa pada

siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan. Dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

(PMR) berdampak positif yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka peneliti

menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat menggunakan pendekatan PMR pada siswa kelas 4

SD N 1 Troso dapat meningkatkan prestasi belajar. Peningkatan tersebut

disebabkan oleh adanya keterkaitan materi dengan kehidupan/ pengalaman sehari-

hari siswa. Saat pembelajaran guru menggunakan langkah- langkah sebagai

berikut: 1) memahami masalah konstektual; 2) menjelaskan masalah konstektual;

menyelesaikan masalah konstektual; 4) membandingkan dan mendiskusikan

jawaban; 5) menyimpulkan. Melalui penyajian masalah yang konstektual melalui

sebuah soal cerita, anak menjadi lebih senang dan mudah memahami materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Peningkatan prestasi belajar siswa

dapat dilihat dari nilai rata- rata sebelum dan sesudah dilakukan penerapan

pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, selain itu juga dapat meningkatkan

keaktifan siswa yang dapat dilihat dari skor Aktivitas siswa. Untuk peningkatan

prestasi belajar siswa sebelum diterapkannya pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik nilai rata- rata siswa yaitu 63,7 setelah diterapkan dan diadakan tes

siklus I nilai rata- rata meningkat menjadi 73,8 dan meningkat lagi pada siklus II

dengan nilai rata- rata yaitu 85,6. Penerapan pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Untuk keaktifan siswa juga

94

meningkat, siswa menjadi lebih aktif, senang dan bersemangat ketika mengikuti

pembelajaran. Dapat kita lihat bahwa pada siklus I nilai keaktifan siswa yaitu

pada pertemuan pertama 36 dan pertemuan kedua 41 dan meningkat pada siklus II

menjadi 46 pada pertemuan pertama dan 53 pada pertemuan kedua.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Pembelajaran matematika, sebaiknya pendekatan Pendidikan

Matematika Realisik dikembangkan tidak hanya pada materi bilangan bulat,

namun juga untuk materi matematika yang lainnya. Dengan demikian kualitas

proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika

dapat meningkat.

2. Bagi Guru

Pembelajaran Matematika, guru dapat menggunakan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik dan media pembelajaran agar siswa merasa

lebih senang dan tertarik selama mengikuti proses pembelajaran. Selain itu

dengan menggunakan pendekatan tersebut, prestasi belajar siswa juga

menjadi lebih baik, hal tersebut dikarenakan siswa akan lebih mudah

memahami pembelajaran yang dapat dibayangkan atau dekat dengan

kehidupan sehari- hari siswa. Dengan demikian penerapan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik dapat digunakan sebagai salah satu

95

pendekatan yang diterapkan dalam setiap pembelajaran matematika supaya

siswa lebih mudah memahami materi dan meningkatkan Aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.

3. Bagi Siswa

Pada proses pembelajaran siswa hendaknya lebih aktif, aktif dalam

bertanya jika ada sesuatu yang belum dipahami dengan demikian siswa akan

termotivasi dalam pembelajaran yang dapat mengakibatkan meningkatnya

prestasi belajar siswa.

4. Bagi Peneliti

Peneliti lain diharapkan dapat termotivasi untuk melakukan penelitian

menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik pada materi

lainnya, agar dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya pada mata

pelajaran matematika.

96

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, W.N. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan

Komunikasi Matematik Melalui Pembelajaran Pendidikan Matematika

Realistik Untuk Siswa SMP Negeri Di Kabupaten Garut. Jurnal

Pendidikan dan Keguruan (Vol, 1 No 1). Diakses pada tanggal 23 Maret

2017.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Prihandoko, A.C. (2006). Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan

Menyajikannya dengan Menarik. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

Depdiknas. 2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya Offset.

Izzaty, R.E, dkk. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Karim, M.A. (1997). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

Kusumah, W & Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT Indeks.

Majid, A. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mardani, J. R & Turmudi. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika Dengan Pendekatan realistic Untuk Mengkatkan Penalaran

Geometri Spasial Siswa Di SMP N Arun Lhokseumawe. Banda Aceh :

FMIPA Unsyiah (Volume 1 No. 2). Diakses pada tanggal 6 Desember

2016.

Marsigit (2004). Konsep Dasar kurikulum 2004 Matematika.Yogyakarta: FMIPA

Staff Site UNY.

Muhsetyo, G, dkk. (2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Un4ersitas

Terbuka.

97

Mursiah, W & Joharman. (2014). Penerapan RME Untuk Meningkatkan

Pembelajaran Matematika Tentang Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa

Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal UNS. Diakses pada tanggal 6 Desember

2016.

Nurwindah, H. (2011). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika

Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Educati on (RME) Pada

Siswa Kelas V SD N Kintelan 1 Yogyakarta. SkripsiPGSD UNY.

Osman, T, dkk. (2007). Matematika Kelas 4 Sekolah Dasar. Bogor: Yudhistira.

Pitadjeng. (2015). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sardiman A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Grafindo Persada.

Sinaga, M, dkk. (2006). Terampil Berhitung Matematika Kelas 4. Jakarta:

Erlangga.

Siregar, E & Nara H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Subarinah, S. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan

Pengembangannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tandililing, E. 2010. Implementasi Realistic Mathematics Education (RME) Di

Sekolah. Jurnal IKA FKIP UNTAN (Volume 25. No. 3). Diakses pada

tanggal 23 Mei 2015.

Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu

186

LAMPIRAN

186

Lampiran 1

Soal Pra Siklus

SOAL PRA SIKLUS

Petunjuk soal A:

Isilah titik - titik di bawah ini dengan tepat.

Soal A

1. 2 + 3 = …

2. 12 + (- 6) = …

3. (-15) + 6 = …

4. (-3) + (-5) = …

5. (-9) + (-4) = …

6. 6 – 7 = …

7. (-3) – 2 = …

8. 6 – (-5) = …

9. (-4) – (-8) = …

10. (-9) – (-7) = …

Petunjuk Soal B:

a. Tulislah apa yang diketahui terlebih dahulu.

b. Tulislah apa yang ditanyakan.

c. Tulislah soal ke dalam bentuk angka.

d. Tulislah jawaban dari soal tersebut.

e. Tulislah kesimpulan menggunakan kata “Jadi…”

Nama :

No. absen :

98

99

Soal B

1. Rosa naik 17 tangga, kemudian turun 15 tangga. Berada di tangga berapa

Rosa sekarang ?

Jawab:

2. Suatu hari ibu membeli buah apel di pasar buah, Ibu membeli 8 buah apel,

namun saat sampai di rumah terdapat 3 apel yang berulat, kemudian ibu

membeli lagi 4 buah apel, namun terdapat 1 apel yang berulat. Maka berapa

sisa apel ibu yang tidak berulat sekarang?

Jawab:

100

Kunci Jawaban:

Soal A

1. 5

2. 6

3. -9

4. -8

5. -13

6. -1

7. -5

8. 11

9. 4

10. -2

Soal B

1. Diketahui: Naik 17 tangga

Turun 15 tangga

Ditanya: tangga rosa sekarang?

Jawab:

17- 15 = 2

Jadi sekarang Rosa berada di tangga nomor dua.

2. Diketahui: 8 buah apel dengan 3 berulat = 5 apel tidak berulat

Membeli lagi 4 buah apel dengan 1 berulat = 3 apel tidak

berulat

Ditanya: Jumlah Apel tidak berulat sekarang?

Jawab:

5 + 3 = 8

Jadi Apel tidak berulat sekarang yaitu 8 buah

101

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKASANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD N 1 Troso

Kelas / Semester : 4/ 2

Hari/ Tanggal : Senin, 30 januari 2017

Mata Pelajaran : Matematika

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi (SK)

5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.

B. Kompetensi Dasar (KD)

5.2 Menjumlahkan bilangan bulat.

C. Indikator

5.2.1 Menjumlahkan dua bilangan positif.

5.2.2 Menjumlahkan dua bilangan negatif.

5.2.3 Menjumlahkan bilangan positif dan bilangan negatif.

D. Tujuan

1. Setelah siswa mendemonstrasikan menggunakan daun bilangan, siswa

dapat menjumlahkan dua bilangan positif dengan benar.

2. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat menjumlahkan

dua bilangan negatif dengan tepat.

3. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat menjumlahkan

bilangan positif dan bilangan negatif dengan benar.

102

E. Materi Pembelajaran

Operasi Hitung Bilangan Bulat

F. Pendekatan dan Metode

1. Pendekatan: Pembelajaran Matematika Realistik.

2. Metode : Demonstrasi, ceramah, diskusi, dan penugasan.

G. Media dan Sumber Belajar

1. Media

Gambar Daun Berwarna Hijau dan Kuning.

2. Sumber Belajar

Osman. T, dkk. 2007. Matematika Kelas 4 Sekolah Dasar. Bogor:

Yudhistira.

Sinaga, Mangatir, dkk. 2006. Terampil Berhitung Matematika Kelas 4.

Jakarta: Erlangga.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan

Awal

Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa,

berdo’a, menanyakan kabar mereka, dan mengecek

kehadiran siswa.

Guru menarik perhatian dengan menyanyikan lagu

dengan nada “Menanam Jagung”, namun liriknya

sudah diganti.

Ayo kawan kita belajar

Kita belajar bilangan bulat

Ambil Bukumu, ambil pulpenmu

Kita belajar, supaya pintar

10 Menit

103

Hitung-hitung mari berhitung

Tambah dan kurang kita kerjakan

Guru memberi motivasi kepada siswa untuk

memperhatikan pembelajaran agar dapat

mempelajari pembelajaran berikutnya.

Guru melakukan apersepsi mengenai letak bilangan

bulat menggunakan garis bilangan.

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang

kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan

yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan

bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Kegiatan

Inti

Langkah 1: Memahami masalah konstektual

Siswa memperhatikan dan memahami masalah

konstektual yang disampaikan guru melalui sebuah

cerita dan gambar pohon.

Aturan: Daun hijau: bilangan positif

Daun kuning bilangan negatif

Diambil: dikurangi

Menaruh: ditambah

Pasangan Daun Kuning dan Hijau = 0

Di depan rumah Budi terdapat bibit pohon talok.

Budi ingin memasangkan daun hijaun dan daun

kuning tersebut. Ternyata bibit pohon talok tersebut

memiliki daun berwarna hijau yang masih

menempel pada batang sejumlah 7 dan daun

berwarna kuning yang jatuh karena layu ada 3.

45

Menit

104

Ternyata Budi menemukan lagi dua daun kuning

lain di depan rumahnya. Lalu Budi menaruhnya di

dekat pohon talok tersebut. Jadi berapakah jumlah

daun yang tidak berpasangan?

Siswa dan guru saling tanya jawab tentang masalah

tersebut dan beberapa siswa maju untuk

mendemonstrasikan menggunakan alat peraga

berupa daun bilangan.

Siswa bersama guru membahas masalah tersebut

sampai siswa tahu jawaban yang benar.

Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok,

masing- masing kelompok terdiri dari 5 siswa

dengan berhitung dari 1 sampai 5.

Siswa bergabung dengan anggota kelompok yang

menyebutkan nomor sama untuk diskusi dan

demonstrasi tentang penjumlahan bilangan bulat.

Langkah 2: Menjelaskan Masalah Konstektual

Guru memberikan penjelasan singkat dan seperlunya

jika ada siswa yang belum memahami masalah

konstektual yang diberikan guru.

Langkah 3: Menyelesaikan Masalah Konstektual

Masing- masing kelompok berdiskusi dan aktif

bekerjasama menyelesaikan masalah dalam

kelompok dengan menggunakan alat peraga

105

Masing- masing kelompok menempelkan gambar

daun yang tersedia dalam amplop sesuai dengan

konteks permasalahan yang disampaikan awal

pembelajaran.

Masing- masing kelompok menuliskan hasil

diskusinya ke dalam bilangan matematika.

Langkah 4: Membandingkan dan Mendiskusikan

Jawaban

Masing- masing kelompok menyampaikan hasil

diskusi kelompoknya di depan kelas.

Kelompok lain dapat mengacungkan jari dan

menyampaikan pendapatnya apabila kurang setuju

dan sependapat dengan kelompok yang maju.

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi tersebut

kemudian guru membimbing siswa memperkenalkan

cara menyelesaikan masalah menggunakan bilangan

matematika yang benar.

Kegiatan

Akhir

Langkah 5: Menyimpulkan

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada

hal- hal yang kurang jelas atau belum paham dan

mencatat di buku tulis masing- masing.

Siswa mengerjakan soal latihan yang berkaitan

dengan bilangan bulat untuk memperdalam

pemahaman tentang materi yang telah dipelajarinya.

Siswa bersama guru membahas soal latihan.

15 menit

106

Siswa melakukan menyimpulkan dengan bimbingan

guru terkait hal hal yang mereka pelajari pada hari

tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan

baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa

yang mereka ingin ketahui lebih lanjut.

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Percaya diri, bekerja sama, teliti, dan sopan.

b. Penilaian Pengetahuan : Tertulis

2. Bentuk Instrumen Penilaian

Lembar Penilaian Sikap

Minggu ke 3 Bulan ke 1 2017 Materi: Operasi Hitung bilangan bulat

N Nama

Keterangan

Percaya

diri

Bekerja

sama Teliti

Tanggung

Jawab

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. …

2. …

3. …

Keterangan/ Rubrik :

1 : Belum Terlihat 3 : Mulai Berkembang

2 : Mulai Terlihat 4 : Membudaya

Berilah dengan tanda centang (v) pada kolom yang sesuai.

107

108

Lampiran Materi RPP

Penjumlahan Bilangan Bulat

Penjumlahan Bilangan Bulat terdiri dari beberapa macam diantaranya:

1. Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Positif

Bacalah cerita di bawah ini!

Di depan rumah Budi terdapat bibit pohon talok. Budi ingin memasangkan

daun hijaundan daun kuning tersebut. Ternyata bibit pohon talok tersebut

memiliki daun berwarna hijau yang masih menempel pada batang

sejumlah 7 dan daun berwarna kuning yang jatuh karena layu ada 3.

Ternyata Budi menemukan lagi dua daun kuning lain di depan rumahnya.

Lalu Budi menaruhnya di dekat pohon talok tersebut. Jadi berapakah

jumlah daun yang tidak berpasangan?

Ayo, kita hitung menggunakan Daun Bilangan.

Ketentuan : Daun hijau: bilangan positif

Daun kuning bilangan negatif

Diambil: dikurangi

Menaruh: ditambah

Pasangan daun hijau dan kuning = 0

Jawab:

a) 4

109

b) 4 + (-2) =…

Daun yang tidak berpasangan adalah 2 daun berwarna hijau, daun

berwarna hijau diartikan sebagai bilangan positif, jadi hasilnya yaitu

positif dua/ (+2)

2. Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dan Negatif

Contoh:

Hitunglah menggunakan Daun Bilangan.

Ketentuan : Daun hijau: bilangan positif

Daun kuning bilangan negatif

Diambil: dikurangi

Menaruh: ditambah

Pasangan daun hijau dan kuning = 0

9 + (-12) = …

Jawab:

a) 9

b) 9+ (-12)= …

110

Daun yang tidak berpasangan adalah 3 daun berwarna

kuning, daun berwarna kuning diartikan sebagai bilangan negatif,

jadi hasilnya negatif tiga. 9 + (-12) = -3

3. Penjumlahan Dua Bilangan Bulat negatif

Contoh:

Hitunglah menggunakan Buah Bilangan/ Daun Bilangan.

Hitunglah menggunakan Daun Bilangan.

Ketentuan : Daun hijau: bilangan positif

Daun kuning bilangan negatif

Diambil: dikurangi

Menaruh: ditambah

Pasangan daun hijau dan kuning = 0

Soal: -4+ (-4) = …

a) -4

b) -4 + (-4) = …

Daun yang tidak berpasangan adalah 8 daun kuning, daun kuning diartikan

sebagai bilangan negatif, jadi hasilnya negatif delapan. -4 + (-4) = -8

111

Lampiran 3

Lembar Kerja Siswa Siklus 1 Pertemuan 1

Lembar Kerja Siswa

A. Tujuan Kegiatan :

1. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan penjumlahan dua

bilangan bulat positif.

2. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan penjumlahan bilangan

bulat positif dan negatif.

3. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan penjumlahan dua

bilangan bulat negatif.

B. Alokasi Waktu : 15 menit

C. Alat dan Bahan :

1. Gambar daun bilangan warna hijau

2. Gambar daun bilangan warna kuning

D. Petunjuk Pengerjaan Soal :

1. Bacalah dengan seksama permasalahan berupa soal cerita yang berkaitan

dengan penjumlahan bilangan bulat terlebih dahulu.

2. Diskusikan permasalahan tersebut dengan teman sekelompokmu.

3. Tuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan cara menyelesaikan

masalah tersebut.

Nama Anggota dan No. Absen

1…………………………… ( )

2…………………………… ( )

3…………………………… ( )

4…………………………… ( )

5…………………………… ( )

112

4. Gunakan alat dan bahan yang disediakan guru untuk memeragakan

pengerjaan penjumlahan bilangan bulat.

5. Selesaikan permasalahan dengan tepat dengan menuliskan hasil diskusi

dan buatlah kesimpulan dari jawabanmu.

E. Soal Cerita

1. Rina sedang bermain di halaman rumah Pak Burhan. Di halaman tersebut

terdapat bibit pohon jambu. Bibit pohon jambu tersebut memiliki daun

berjumlah 10. Dari 10 daun tersebut, terdapat 3 daun kuning. Ternyata

Rina menemukan lagi daun berwarna hijau dan menaruh 3 daun hijau

tersebut di dekat pohon jambu. Berapakah jumlah daun sekarang?

2. Beni sedang membersihkan pekarangan rumahnya dan melihat pohon

cabai. Pohon cabai tersebut memiliki 7 daun, 3 diantaranya berwarna

kuning. Beni menemukan dan menaruh 2 daun berwarna kuning didekat

pohon cabai. Berapakah jumlah daun sekarang?

3. Suatu hari Bu Neneng sedang menyapu di bawah pohon mangga

manalagi. Di sana terdapat 8 daun kuning yang jatuh, kemudian ketika

ada angin 5 daun kuning terjatuh, kemudian Bu Neneng menaruhnya di

dekat daun sebelumnya. Berapakah total daun yang di temukan?

F. Penyelesaian

1. Diketahui :

Ditanyakan:

113

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … + …

Peragaan:

c) … + … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

2. Diketahui :

Ditanyakan:

114

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … + …

Peragaan:

c) … + … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

3. Diketahui :

Ditanyakan

115

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … + …

Peragaan:

c) … + … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

116

Kunci Jawaban

1. Diketahui : 10 daun jambu, terdapat 3 daun kuning

menaruh 3 daun hijau.

Ditanyakan: berapakah jumlah daun sekarang?

Jawab :

a) 7

Peragaan:

b) 7 + 3

Peragaan:

c) 7 + 3 = 10

Jadi, jumlah daun sekarang yaitu 10 daun hijau/ +10, karena terdapat 10 daun

hijau yang tidak berpasangan.

2. Diketahui : 7 daun cabai, 3 di antaranya berwarna kuning.

menaruh 2 daun berwana kuning.

Ditanyakan: Berapakah jumlah daun sekarang

117

Jawab :

a) 4

Peragaan:

b) 4 + (-2)

Peragaan:

c) 4 + (-2) = 2

Jadi, jumlah daun sekarang adalah 2 daun hijau/ +2, karena terdapat 2 daun

hijau yang tidak memiliki pasangan.

3. Diketahui : terdapat 8 daun kuning

Menaruh lagi 5 daun kuning

Ditanyakan: Berapakah total daun kuning sekarang?

Jawab :

118

a) -8

Peragaan:

b) -8 + (-5)

Peragaan:

c) -8 + (-5) = -13

Jadi, total daun kuning sekarang adalah 13 daun kuning/ -13, karena terdapat

13 daun kuning yang tidak memiliki pasangan.

119

Lampiran 4

Soal Latihan Siklus I Pertemuan I

Soal Latihan I

Isilah titik- titik di bawah ini dengan jawaban yang kamu anggap tepat.

1. 10 + 14 = ...

2. 25 + 12 = ...

3. 9 + (-5) = ...

4. 18 + (-11) = ...

5. 4 + (-6) = ...

6. (-3) + 5 = ...

7. (-6) + 2 = ...

8. (-5) + 11 = ...

9. (-3) + (-4) = ...

10. (-7) + (-4) = ...

Kunci Jawaban

1. 24

2. 37

3. 4

4. 7

5. -2

6. 2

7. -4

8. 6

9. -7

10. -11

120

Lampiran 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKASANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD N 1 Troso

Kelas / Semester : 4/ 2

Hari/ Tanggal : Rabu, 1 Februari 2017

Mata Pelajaran : Matematika

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi (SK)

5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.

B. Kompetensi Dasar (KD)

5.3 Mengurangkan bilangan bulat.

C. Indikator

5.3.1 Mengurangkan dua bilangan positif.

5.3.2 Mengurangkan dua bilangan negatif.

5.3.3 Mengurangkan bilangan positif dan bilangan negatif.

D. Tujuan

1. Setelah siswa mendemonstrasikan menggunakan daun bilangan, siswa

dapat mengurangkan dua bilangan positif dengan benar.

2. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat mengurangkan

dua bilangan negatif dengan tepat.

121

3. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat mengurangkan

bilangan positif dan bilangan negatif dengan benar.

E. Materi Pembelajaran

Operasi Hitung Bilangan Bulat

F. Pendekatan dan Metode

1. Pendekatan: Pembelajaran Matematika Realistik.

2. Metode : Demonstrasi, ceramah, diskusi, dan penugasan.

G. Media dan Sumber Belajar

1. Media

Gambar Daun Berwarna Hijau dan Kuning.

2. Sumber Belajar

Osman. T, dkk. 2007. Matematika Kelas 4 Sekolah Dasar. Bogor:

Yudhistira.

Sinaga, Mangatir, dkk. 2006. Terampil Berhitung Matematika Kelas 4.

Jakarta: Erlangga.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan

Awal

Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa,

berdo’a, menanyakan kabar mereka, dan mengecek

kehadiran siswa.

Guru menarik perhatian dengan memberi pertanyaan

mengenai siswa yang pernah melihat laut, kemudian

menanyakan kepada siswa mengenai suhu di bawah

10 Menit

122

laut dan di atas laut.

Guru memberi motivasi kepada siswa untuk

memperhatikan pembelajaran agar siswa dapat

memahami materi dan dapat menerapkan dalam

kehidupan sehari- hari.

Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan

kembali macam- macam bilangan bulat.

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang

kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan

dicapai dengan bahasa yang mudah dipahami.

Kegiatan

Inti

Langkah 1: Memahami masalah konstektual

Siswa memperhatikan dan memahami masalah

konstektual yang disampaikan guru melalui sebuah

cerita.

Aturan: daun hijau: bilangan positif

Daun kuning bilangan negatif

diambil: dikurangi

ditaruh kembali: ditambah

Pasangan Daun Kuning dan Hijau = 0

Di pagi hari, Andi sedang berjalan untuk berangkat

ke sekolah, di tengah- tengah perjalanan, Ia melihat

satu pohon cabai di pekarangan Pak Somad. Pohon

tersebut memiliki 8 buah daun hijau yang masih

menempel di batang dan 4 daun kuning yang jatuh.

Lalu Andi mengambil 2 daun kuning yang jatuh,

berapakah daun yang tersisa setelah di ambil Andi?

45

Menit

123

Siswa dan guru saling tanya jawab tentang masalah

tersebut dan beberapa siswa maju menuliskan

jawabannya di papan tulis.

Siswa bersama guru membahas masalah tersebut

sampai siswa tahu jawaban yang benar.

Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok,

masing- masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa

dengan memilih warna yang disediakan guru.

Siswa bergabung dengan anggota kelompok yang

memiliki warna kertas yang sama untuk diskusi dan

demonstrasi tentang penjumlahan bilangan bulat.

Langkah 2: Menjelaskan Masalah Konstektual

Guru memberikan penjelasan singkat dan seperlunya

jika ada siswa yang belum memahami masalah

konstektual yang diberikan guru.

Langkah 3: Menyelesaikan Masalah Konstektual

Masing- masing kelompok berdiskusi dan aktif

bekerjasama menyelesaikan masalah dalam

kelompok dengan menggunakan alat peraga

Masing- masing kelompok menempelkan gambar

sepatu yang tersedia dalam amplop sesuai dengan

konteks permasalahan yang disampaikan awal

pembelajaran.

124

Masing- masing kelompok menuliskan hasil

diskusinya ke dalam bilangan matematika.

Langkah 4: Membandingkan dan Mendiskusikan

Jawaban

Masing- masing kelompok menyampaikan hasil

diskusi kelompoknya di depan kelas.

Kelompok lain dapat mengacungkan jari dan

menyampaikan pendapatnya apabila kurang setuju

dan sependapat dengan kelompok yang maju.

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi tersebut

kemudian guru membimbing siswa memperkenalkan

cara menyelesaikan masalah menggunakan bilangan

matematika yang benar.

Kegiatan

Akhir

Langkah 5: Menyimpulkan

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada

hal- hal yang kurang jelas atau belum paham dan

mencatat di buku tulis masing- masing.

Siswa mengerjakan soal latihan yang berkaitan

dengan bilangan bulat untuk memperdalam

pemahaman tentang materi yang telah dipelajarinya.

Siswa bersama guru membahas soal latihan.

Siswa melakukan menyimpulkan dengan bimbingan

guru terkait hal hal yang mereka pelajari pada hari

tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan

15 menit

125

baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa

yang mereka ingin ketahui lebih lanjut.

Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdo’a dan

salam

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Percaya diri, bekerja sama, teliti, dan sopan.

b. Penilaian Pengetahuan : Tertulis

2. Bentuk Instrumen Penilaian

Lembar Penilaian Sikap

Minggu ke 3 Bulan ke 1 2017 Materi: Operasi Hitung bilangan bulat

N Nama

Keterangan

Percaya

diri

Bekerja

sama Teliti

Tanggung

Jawab

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. …

2. …

3. …

4. ...

Keterangan/ Rubrik :

1 : Belum Terlihat 3 : Mulai Berkembang

2 : Mulai Terlihat 4 : Membudaya

126

127

Lampiran Materi RPP

Pengurangan Bilangan Bulat

Pengurangan Bilangan Bulat terdiri dari beberapa macam diantaranya:

1. Pengurangan Dua Bilangan Positif

Contoh:

Hitunglah menggunakan Daun Bilangan.

Ketentuan : Daun hijau: bilangan positif

Daun kuning bilangan negatif

Diambil: dikurangi

Menaruh: ditambah

Pasangan daun hijau dan kuning = 0

4– (5) = …

Jawab:

a) 4

b) 4– (-5) = …

Daun yang tidak berpasangan adalah 1 daun berwarna kuning, daun

berwarna kuning diartikan sebagai bilangan negatif, jadi hasilnya

negat4e satu. 4– (5) = -1.

128

2. Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Negatif

Bacalah cerita di bawah ini!

Di pagi hari, Andi sedang berjalan untuk berangkat ke sekolah, di tengah-

tengah perjalanan, Ia melihat satu pohon cabai di pekarangan Pak Somad.

Pohon tersebut memiliki 8 buah daun hijau yang masih menempel di

batang dan 4 daun kuning yang jatuh. Lalu Andi mengambil 2 daun

kuning yang jatuh, berapakah daun yang tersisa setelah di ambil Andi?

Ayo, kita hitung menggunakan Daun Bilangan.

Ketentuan: Daun hijau: bilangan positif

Daun kuning bilangan negatif

Diambil: dikurangi

Menaruh: ditambah

Pasangan daun hijau dan kuning = 0

Jawab:

4) 4

5) 4 - (-2) =…

Daun yang tidak berpasangan adalah 6 daun hijau, daun hijau

diartikan sebagai bilangan positif, jadi hasilnya yaitu positif 6/ (+6)

129

3. Pengurangan Dua Bilangan Bulat negatif

Contoh:

Hitunglah menggunakan buah bilangan/ Daun Bilangan.

-5 - (-2) = …

Ketentuan: Daun hijau: bilangan positif

Daun kuning bilangan negatif

Diambil: dikurangi

Menaruh: ditambah

Pasangan daun hijau dan kuning = 0

a) -5

b) -5 - (-2) = …

c) -5 - (-2) = …

Daun yang tidak berpasangan adalah 3 daun kuning, daun kuning

diartikan sebagai bilangan negatif, jadi hasilnya negatif tiga. 5 - (-2) = -3

130

Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

Lembar Kerja Siswa

A. Tujuan Kegiatan :

1. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan pengurangan dua

bilangan bulat positif.

2. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan pengurangan bilangan

bulat positif dan negatif.

3. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan pengurangan dua

bilangan bulat negatif.

B. Alokasi Waktu : 15 menit

C. Alat dan Bahan :

1. Gambar daun bilangan warna hijau

2. Gambar daun bilangan warna kuning

D. Petunjuk Pengerjaan Soal :

1. Bacalah dengan seksama permasalahan berupa soal cerita yang berkaitan

dengan pengurangan bilangan bulat terlebih dahulu.

2. Diskusikan permasalahan tersebut dengan teman sekelompokmu.

Nama Anggota dan No. Absen

1…………………………… ( )

2…………………………… ( )

3…………………………… ( )

4…………………………… ( )

5…………………………… ( )

131

3. Tuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan cara menyelesaikan

masalah tersebut.

4. Gunakan alat dan bahan yang disediakan guru untuk memeragakan

pengerjaan penjumlahan bilangan bulat.

5. Selesaikan permasalahan dengan tepat dengan menuliskan hasil diskusi

dan buatlah kesimpulan dari jawabanmu.

E. Soal Cerita

1. Ari sedang membantu ayah membersihkan kebun. Di kebun terdapat

beberapa daun. Ari menemukan 12 daun, 5 diantaranya berwarna kuning

dan sisanya berwarna hijau. Lalu Ari mengambil 4 daun berwarna hijau.

Berapakah sisa daun sekarang?

2. Saat istirahat sekolah, Adi melihat ada pohon belimbing kecil di halaman

sekolah. Pohon belimbing tersebut memiliki 14 daun. Namun 6

diantaranya berwarna kuning dan sisanya berwarna hijau. Lalu Adi

mengambil 4 daun berwarna kuning. Berapakah sisa daun sekarang?

3. Bu Amin ingin membersihkan tanaman hias di pekarangan miliknya. Pada

tanaman hiasnya terdapat 9 daun berwarna kuning. 4 diantaranya jatuh di

tanah dan diambil oleh Bu Amin. Berapakah sisa daun kuning sekarang?

F. Penyelesaian

1. Diketahui :

Ditanyakan:

132

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … - …

Peragaan:

c) … - … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

2. Diketahui :

Ditanyakan:

133

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … - …

Peragaan:

c) … - … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

3. Diketahui :

Ditanyakan

134

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … - …

Peragaan:

c) … - … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

135

Kunci Jawaban

1. Diketahui : 12 daun,6 diantaranya berwarna kuning.

mengambil 4 daun warna hijau.

Ditanyakan: Berapakah sisa daun sekarang?

Jawab :

a) 6

Peragaan:

b) 6 - 4

Peragaan:

c) 6 - 4 = 2

Jadi sisa daun sekarang yaitu 2 daun hijau/ 2, karena terdapat 2 daun hijau yang

tidak berpasangan.

2. Diketahui : 14 daun, 6 diantaranya berwarna kuning

Mengambil 4 daun berwarna kuning

136

Ditanyakan: Berapakah sisa daun sekarang?

Jawab :

a) 8

Peragaan:

b) 8 - (-4)

Peragaan:

c) 8 - (-4) = 12

Jadi sisa daun sekarang adalah 12 daun berwarna hijau/ 12, karena terdapat 12

daun berwarna hijau yang tidak memiliki pasangan.

3. Diketahui : terdapat 9 daun kuning

Diambil 4 daun kuning karena terjatuh

Ditanyakan: Berapakah sisa daun kuning sekarang?

Jawab :

137

a) – 9

Peragaan:

b) -9 - (-4)

Peragaan:

c) -9 - (-4) = -5

Jadi, daun kuning yang tersisa sekarang adalah 5 daun kuning/ -5, karena

terdapat 5 daun kuning yang tidak berpasangan.

138

Lampiran 7

Soal Latihan Siklus I Pertemuan II

Soal Latihan II

Isilah titik- titik di bawah ini dengan jawaban yang kamu anggap tepat.

1. 15 - 9 = ...

2. 10 – 12 = ...

3. 7 – (-2) = ...

4. 2 – (-3) = ...

5. 8 – (-4) = ...

6. (-3) – 8 = ...

7. (-7) – 3 = ...

8. (-5) – 9 = ...

9. (-4) – (-3) = ...

10. (-9) – (-10) = ...

Kunci Jawaban

1. 6

2. -2

3. 9

4. 5

5. 12

6. -11

7. -10

8. -14

9. -1

10. 1

139

Lampiran 8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKASANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD N 1 Troso

Kelas / Semester : 4/ 2

Hari/ Tanggal : Senin, 6 Februari 2017

Mata Pelajaran : Matematika

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi (SK)

5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.

B. Kompetensi Dasar (KD)

5.2 Menjumlahkan bilangan bulat.

C. Indikator

5.2.1 Menjumlahkan dua bilangan positif.

5.2.2 Menjumlahkan dua bilangan negatif.

5.2.3 Menjumlahkan bilangan positif dan bilangan negatif.

D. Tujuan

1. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat menjumlahkan

dua bilangan positif dengan benar.

2. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat menjumlahkan

dua bilangan negatif dengan tepat.

3. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat menjumlahkan

bilangan positif dan bilangan negatif dengan benar.

140

E. Materi Pembelajaran

Operasi Hitung Bilangan Bulat

F. Pendekatan dan Metode

1. Pendekatan: Pembelajaran Matematika Realistik.

2. Metode : Ceramah, demonstrasi, diskusi, dan penugasan.

G. Media dan Sumber Belajar

1. Media

Gambar Buah Apel Tidak Berulat dan Apel Berulat.

2. Sumber Belajar

Osman. T, dkk. 2007. Matematika Kelas 4 Sekolah Dasar. Bogor:

Yudhistira.

Sinaga, Mangatir, dkk. 2006. Terampil Berhitung Matematika Kelas 4.

Jakarta: Erlangga.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan

Awal

Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa,

berdo’a, menanyakan kabar mereka, dan mengecek

kehadiran siswa.

Guru menarik perhatian dengan melakukan tepuk

salut.

Guru memberi motivasi kepada siswa untuk

memperhatikan pembelajaran agar dapat mempelajari

pembelajaran berikutnya.

10

Menit

141

Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan

kepada siswa mengenai apakah siswa pernah membeli

apel di toko buah.

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang

kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan

yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan

bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Kegiatan

Inti

Langkah 1: Memahami masalah konstektual

Siswa memperhatikan dan memahami masalah

konstektual yang disampaikan guru melalui sebuah

cerita dan gambar buah apel.

Ketentuan: Apel tidak berulat: bilangan positif

Apel berulat: bilangan negatif

Dimakan: dikurangi

Membeli lagi: ditamba

Pasangan apel berulat dan

tidak berulat = 0

Suatu hari ibu membeli buah apel di pasar buah, Ibu

membeli 10 buah apel, namun saat sampai di rumah

terdapat 4 apel yang berulat, kemudian ibu membeli

lagi 5 buah apel, namun terdapat 2 apel yang berulat.

Maka berapa sisa apel ibu yang tidak berulat

sekarang?

Siswa dan guru saling tanya jawab tentang masalah

tersebut dan beberapa siswa maju untuk

mendemonstrasikan menggunakan alat peraga berupa

45

Menit

142

buah bilangan.

Siswa bersama guru membahas masalah tersebut

sampai siswa tahu jawaban yang benar.

Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi 6 kelompok,

masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa

dengan menggunakan gambar- gambar buah- buahan.

Siswa bergabung dengan anggota kelompok yang

memiliki nama buah sama untuk diskusi dan

demonstrasi tentang penjumlahan bilangan bulat.

Langkah 2: Menjelaskan Masalah Konstektual

Guru memberikan penjelasan singkat dan seperlunya

jika ada siswa yang belum memahami masalah

konstektual yang diberikan guru.

Langkah 3: Menyelesaikan Masalah Konstektual

Masing- masing kelompok berdiskusi dan aktif

bekerjasama menyelesaikan masalah dalam kelompok

dengan menggunakan alat peraga

Masing- masing kelompok menempelkan gambar apel

yang tersedia dalam amplop sesuai dengan konteks

permasalahan yang disampaikan awal pembelajaran.

Masing- masing kelompok menuliskan hasil

diskusinya ke dalam bilangan matematika.

143

Langkah 4: Membandingkan dan Mendiskusikan

Jawaban

Masing- masing kelompok menyampaikan hasil

diskusi kelompoknya di depan kelas.

Kelompok lain dapat mengacungkan jari dan

menyampaikan pendapatnya apabila kurang setuju

dan sependapat dengan kelompok yang maju.

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi tersebut

kemudian guru membimbing siswa memperkenalkan

cara menyelesaikan masalah menggunakan bilangan

matematika yang benar.

Kegiatan

Akhir

Langkah 5: Menyimpulkan

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada hal-

hal yang kurang jelas atau belum paham dan mencatat

di buku tulis masing- masing.

Siswa mengerjakan soal latihan yang berkaitan

dengan bilangan bulat untuk memperdalam

pemahaman tentang materi yang telah dipelajarinya.

Siswa bersama guru membahas soal latihan.

Siswa melakukan menyimpulkan dengan bimbingan

guru terkait hal hal yang mereka pelajari pada hari

tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan

baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang

mereka ingin ketahui lebih lanjut.

15

menit

144

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Percaya diri, bekerja sama, teliti, dan tanggung

jawab.

b. Penilaian Pengetahuan : Tertulis

2. Bentuk Instrumen Penilaian

Lembar Penilaian Sikap

Minggu ke 2 Bulan ke 2 2017 Materi: Operasi Hitung bilangan

bulat

N Nama

Keterangan

Percaya

diri

Bekerja

sama Teliti

Tanggung

Jawab

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. …

2. …

3. …

4. ...

Keterangan/ Rubrik :

1 : Belum Terlihat 3 : Mulai Berkembang

2 : Mulai Terlihat 4 : Membudaya

Berilah dengan tanda centang (v) pada kolom yang sesuai.

145

146

Lampiran Materi RPP

Penjumlahan Bilangan Bulat

Penjumlahan Bilangan Bulat terdiri dari beberapa macam diantaranya:

1. Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Positif

Bacalah cerita di bawah ini!

Suatu hari ibu membeli buah apel di pasar buah, Ibu membeli 10 buah

apel, namun saat sampai di rumah terdapat 4 apel yang berulat, kemudian

ibu membeli lagi 5 buah apel, namun terdapat 2 apel yang berulat. Maka

berapa sisa apel ibu yang tidak berulat sekarang?

Ayo, kita hitung menggunakan Apel Bilangan.

Ketentuan: Apel tidak berulat: bilangan positif

Apel berulat: bilangan negatif

Dimakan: dikurangi

Membeli lagi: ditambah

Pasangan apel berulat dan tidak berulat = 0

Jawab:

a) 6

b) 6 + 3 = 9

147

Apel yang tidak berpasangan adalah 9 apel tidak berulat, apel tidak

berulat diartikan sebagai bilangan positif, jadi hasilnya yaitu positif

sembilan/ (+9)

2. Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dan Negatif

Contoh:

Hitunglah menggunakan Apel Bilangan.

Ketentuan: Apel tidak berulat: bilangan positif

Apel berulat: bilangan negatif

Dimakan: dikurangi

Membeli lagi: ditambah

Pasangan apel berulat dan tidak berulat = 0

8 + (-2) = …

Jawab:

a) 8

b) 8 + (-2) = …

c) 8 + (-2) = 6

Apel yang tidak berpasangan adalah 6 apel tidak berulat, apel tidak

berulat diartikan sebagai bilangan positif, jadi hasilnya positif 6.

148

3. Penjumlahan Dua Bilangan Bulat negatif

Contoh:

-5 + (-2) = …

Hitunglah menggunakan Apel Bilangan.

Ketentuan: Apel tidak berulat: bilangan positif

Apel berulat: bilangan negatif

Dimakan: dikurangi

Membeli lagi: ditambah

Pasangan apel berulat dan tidak berulat = 0

Soal: -5+ (-2) = …

a) -5

b) -5+ (-2) = …

c) -5+ (-2) = -7

Apel yang tidak berpasangan adalah 7 apel berulat, apel berulat diartikan

sebagai bilangan negatif, jadi hasilnya yaitu -7

149

Lampiran 9

Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I

Lembar Kerja Siswa

A. Tujuan Kegiatan :

4. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan penjumlahan dua

bilangan bulat positif.

5. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan penjumlahan bilangan

bulat positif dan negatif.

6. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan penjumlahan dua

bilangan bulat negatif.

B. Alokasi Waktu : 15 menit

C. Alat dan Bahan :

1. Gambar apel tidak berulat

2. Gambar apel berulat

D. Petunjuk Pengerjaan Soal :

1. Bacalah dengan seksama permasalahan berupa soal cerita yang berkaitan

dengan penjumlahan bilangan bulat terlebih dahulu.

2. Diskusikan permasalahan tersebut dengan teman sekelompokmu.

3. Tuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan cara menyelesaikan

masalah tersebut.

Nama Anggota dan No. Absen

1…………………………… ( )

2…………………………… ( )

3…………………………… ( )

4…………………………… ( )

5…………………………… ( )

150

4. Gunakan alat dan bahan yang disediakan guru untuk memeragakan

pengerjaan penjumlahan bilangan bulat.

5. Selesaikan permasalahan dengan tepat dengan menuliskan hasil diskusi

dan buatlah kesimpulan dari jawabanmu.

E. Soal Cerita

1. Ibu membeli 8 buah apel di supermarket. Ternyata 3 diantaranya berulat

dan sisanya tidak berulat. Ibu membeli lagi 4 apel yang semuanya tidak

berulat. Berapakah apel ibu sekarang?

2. Andi ikut bibi ke pasar. Di pasar bibi membeli 5 buah apel semuanya tidak

berulat. Sesampainya di rumah, Ibu menyuruh bibi membeli 3 apel lagi.

Ternyata apel yang di beli bibi tersebut berulat. Jika dipasangkan,

berapakah apel yang tidak mendapat pasangan?

3. Ira ingin membeli makan untuk monyet peliharaanya. Ira awalnya hanya

membeli 3 apel berulat dan ternyata masih kurang. Lalu Ira membeli lagi 5

apel berulat. Jadi berapakah jumlah apel berulat sekarang?

F. Penyelesaian

1. Diketahui :

Ditanyakan:

Jawab :

151

a) …

Peragaan:

b) … + …

Peragaan:

c) … + … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

2. Diketahui :

Ditanyakan:

Jawab :

152

a) …

Peragaan:

b) … + …

Peragaan:

c) … + … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

3. Diketahui :

Ditanyakan:

153

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … + …

Peragaan:

c) … + … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

154

Kunci Jawaban

1. Diketahui : 8 buah apel, 3 diantaranya berulat

membeli lagi 4 apel yang semuanya tidak berulat.

Ditanyakan: Berapakah apel ibu sekarang?

Jawab :

a) 5

Peragaan:

b) 5 + 4

Peragaan:

c) 5 + 4 = 9

Jadi, apel ibu sekarang adalah 9 apel tidak berulat/ 9, karena terdapat 9 apel

tidak berulat yang tidak memiliki pasangan.

2. Diketahui : 5 buah apel tidak berulat

Membeli lagi 3 apel, semua berulat

155

Ditanyakan:

Jawab : berapakah apel yang tidak mendapat pasangan?

a) 5

Peragaan:

b) 5 + (-3)

Peragaan:

c) 5 + (-3) = 2

Jadi, apel yang tidak mendapatkan ppasangan yaitu 2 apel tidak berulat/ 2.

3. Diketahui : membeli 3 apel berulat untuk hewan peliharaan

membeli lagi 5 apel berulat

Ditanyakan: berapakah jumlah apel berulat sekarang?

Jawab :

a) -3

Peragaan:

156

b) -3 + (-5)

Peragaan:

c) -3 + (-5) = -8

Jadi, jumlah apel yang berulat sekarang adalah 8, karena yang tidak memiliki

pasangan yaitu 8 apel berulat/ -8.

157

Lampiran 10

Soal Latihan Siklus II Pertemuan 1

Soal Latihan III

Isilah titik- titik di bawah ini dengan jawaban yang kamu anggap tepat.

1. 12 + 12 = ...

2. 10 + 11 = ...

3. 7 + (-3) = ...

4. 4 + (-12) = ...

5. 6 + (-4) = ...

6. (-6) + 6 = ...

7. (-12) + 6 = ...

8. (-7) + 3 = ...

9. (-2) + (-9) = ...

10. (-4) + (-8) = ...

Kunci Jawaban

1. 24

2. 21

3. -4

4. -8

5. 2

6. 0

7. -6

8. -4

9. -11

10. -12

158

Lampiran 11

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKASANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD N 1 Troso

Kelas / Semester : 4/ 2

Hari/ Tanggal : Rabu, 8 Februari 2017

Mata Pelajaran : Matematika

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi (SK)

5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.

B. Kompetensi Dasar (KD)

4.3 Mengurangkan bilangan bulat.

C. Indikator

4.3.1 Mengurangkan dua bilangan positif.

4.3.2 Mengurangkan dua bilangan negatif.

4.3.3 Mengurangkan bilangan positif dan bilangan negatif.

D. Tujuan

1. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat mengurangkan

dua bilangan positif dengan benar.

2. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat mengurangkan

dua bilangan negatif dengan tepat.

3. Setelah siswa berdiskusi bersama kelompok, siswa dapat mengurangkan

bilangan positif dan bilangan negatif dengan benar.

159

E. Materi Pembelajaran

Operasi Hitung Bilangan Bulat

F. Pendekatan dan Metode

1. Pendekatan: Pembelajaran Matematika Realistik.

2. Metode : Ceramah, demonstrasi, diskusi, dan penugasan.

G. Media dan Sumber Belajar

1. Media

Gambar Buah Apel Tidak Berulat dan Apel Berulat.

2. Sumber Belajar

Osman. T, dkk. 2007. Matematika Kelas 4 Sekolah Dasar. Bogor:

Yudhistira.

Sinaga, Mangatir, dkk. 2006. Terampil Berhitung Matematika Kelas 4.

Jakarta: Erlangga.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan

Awal

Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa,

berdo’a, menanyakan kabar mereka, dan mengecek

kehadiran siswa.

Guru menarik perhatian dengan menyanyikan lagu

“Balonku” bersama- sama.

Guru memberi motivasi kepada siswa untuk

memperhatikan pembelajaran agar siswa dapat

memahami materi dan dapat menerapkan dalam

kehidupan sehari- hari.

10 Menit

160

Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan lgu

balonku terhadap materi yang akan dipelajari.

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang

kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan

dicapai dengan bahasa yang mudah dipahami.

Kegiatan

Inti

Langkah 1: Memahami masalah konstektual

Siswa memperhatikan dan memahami masalah

konstektual yang disampaikan guru melalui sebuah

cerita dan gambar apel.

Aturan: Apel tidak berulat: bilangan positif

Apel berulat: bilangan negatif

Dimakan: dikurangi

Membeli lagi: ditambah

Pasangan apel berulat dan

tidak berulat = 0

Saat Budi sampai di rumah, Ia melihat di meja

makan terdapat buah apel. Budi mencoba

menghitungnya, ternyata ada 10 apel berulat, lalu

Budi memberikan pada burung peliharaanya.

Burung Budi memakan 2 apel yang berulat tersebut.

Berapakah sisa apel di meja sekarang.

Siswa dan guru saling tanya jawab tentang masalah

tersebut dan beberapa siswa maju

mendemonstrasikan menggunakan alat peraga.

Siswa bersama guru membahas masalah tersebut

sampai siswa tahu jawaban yang benar.

45

Menit

161

Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok,

masing- masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa

dengan memilih gambar secara acak.

Siswa bergabung dengan anggota kelompok yang

memiliki gambar yang sama.

Langkah 2: Menjelaskan Masalah Konstektual

Guru memberikan penjelasan singkat dan seperlunya

jika ada siswa yang belum memahami masalah

konstektual yang diberikan guru.

Langkah 3: Menyelesaikan Masalah Konstektual

Masing- masing kelompok berdiskusi dan aktif

bekerjasama menyelesaikan masalah dalam

kelompok dengan menggunakan alat peraga

Masing- masing kelompok menempelkan gambar

apel yang tersedia dalam amplop sesuai dengan

konteks permasalahan yang disampaikan awal

pembelajaran.

Masing- masing kelompok menuliskan hasil

diskusinya ke dalam bilangan matematika.

Langkah 4: Membandingkan dan Mendiskusikan

Jawaban

Masing- masing kelompok menyampaikan hasil

diskusi kelompoknya di depan kelas.

162

Kelompok lain dapat mengacungkan jari dan

menyampaikan pendapatnya apabila kurang setuju

dan sependapat dengan kelompok yang maju.

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi tersebut

kemudian guru membimbing siswa memperkenalkan

cara menyelesaikan masalah menggunakan bilangan

matematika yang benar.

Kegiatan

Akhir

Langkah 5: Menyimpulkan

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada

hal- hal yang kurang jelas atau belum paham dan

mencatat di buku tulis masing- masing.

Siswa mengerjakan soal latihan yang berkaitan

dengan bilangan bulat untuk memperdalam

pemahaman tentang materi yang telah dipelajarinya.

Siswa bersama guru membahas soal latihan.

Siswa melakukan menyimpulkan dengan bimbingan

guru terkait hal hal yang mereka pelajari pada hari

tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan

baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa

yang mereka ingin ketahui lebih lanjut.

Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdo’a dan

salam

15 menit

163

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Percaya diri, bekerja sama, teliti, dan tanggung

jawab.

b. Penilaian Pengetahuan : Tertulis

2. Bentuk Instrumen Penilaian

Lembar Penilaian Sikap

Minggu ke 2 Bulan ke 2 2017 Materi: Operasi Hitung bilangan

bulat

N Nama

Keterangan

Percaya

diri

Bekerja

sama Teliti

Tanggung

Jawab

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. …

2. …

3. …

4. ...

Keterangan/ Rubrik :

1 : Belum Terlihat 3 : Mulai Berkembang

2 : Mulai Terlihat 4 : Membudaya

Berilah dengan tanda centang (v) pada kolom yang sesuai.

Nilai :

164

165

Lampiran Materi RPP

Pengurangan Bilangan Bulat

Pengurangan Bilangan Bulat terdiri dari beberapa macam diantaranya:

1. Pengurangan Dua Bilangan Bulat Positif

Ayo, kita hitung menggunakan Apel Bilangan.

3 – 6 =…

Ketentuan: Apel tidak berulat: bilangan positif

Apel berulat: bilangan negatif

Dimakan: dikurangi

Membeli lagi: ditambah

Pasangan apel berulat dan tidak berulat = 0

a) 3

b) 3 – 6 = …

c) 3 – 6 = -3

166

2. Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Negatif

Contoh:

Hitunglah menggunakan apel bilangan

Ketentuan : Apel tidak berulat: bilangan positif

Apel berulat: bilangan negatif

Dimakan: dikurangi

Membeli lagi: ditambah

Pasangan apel berulat dan tidak berulat = 0

4– (-5) = …

Jawab:

a) 4

b) 4– (-5) = …

c) 4– (-5) = 9

167

3. Pengurangan Dua Bilangan Bulat Negatif

Bacalah cerita di bawah ini!

Saat Budi sampai di rumah, Ia melihat di meja makan terdapat buah apel.

Budi mencoba menghitungnya, ternyata ada 10 apel berulat, lalu Budi

memberikan pada burung peliharaanya. Burung Budi memakan 2 apel

yang berulat tersebut. Berapakah sisa apel di meja sekarang.

Ayo, kita hitung menggunakan Apel Bilangan.

Ketentuan: Apel tidak berulat: bilangan positif

Apel berulat: bilangan negatif

Dimakan: dikurangi

Membeli lagi: ditambah

Pasangan apel berulat dan tidak berulat = 0

Jawab:

a) -10

b) -10 – (-2) =…

c) 10 – (-2) = -8

Apel yang tidak berpasangan adalah 8 apel berulat, apel berulat

diartikan sebagai bilangan negatif, jadi hasilnya yaitu negatif delapan/ (-8).

168

Lampiran 12

Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2

Lembar Kerja Siswa

A. Tujuan Kegiatan :

1. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan pengurangan dua

bilangan bulat positif.

2. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan pengurangan bilangan

bulat positif dan negatif.

3. Memecahkan masalah sehari- hari terkait dengan pengurangan dua

bilangan bulat negatif.

B. Alokasi Waktu : 15 menit

C. Alat dan Bahan :

1. Gambar apel tidak berulat

2. Gambar apel berulat

D. Petunjuk Pengerjaan Soal :

1. Bacalah dengan seksama permasalahan berupa soal cerita yang berkaitan

dengan pengurangan bilangan bulat terlebih dahulu.

2. Diskusikan permasalahan tersebut dengan teman sekelompokmu.

3. Tuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan cara menyelesaikan

masalah tersebut.

Nama Anggota dan No. Absen

1…………………………… ( )

2…………………………… ( )

3…………………………… ( )

4…………………………… ( )

5…………………………… ( )

169

4. Gunakan alat dan bahan yang disediakan guru untuk memeragakan

pengerjaan penjumlahan bilangan bulat.

5. Selesaikan permasalahan dengan tepat dengan menuliskan hasil diskusi

dan buatlah kesimpulan dari jawabanmu.

E. Soal Cerita

1. Pohon apel milik Pak Rama sudah berbuah hingga 11 buah, namun terlihat

2 diantaranya berulat. Lalu anak- anak Pak Rama memetik dan memakan

3 buah apel yang tidak berulat. Berapakah sisa buah apel sekarang?

2. Di meja makan terdapat 6 apel, ketika ingin memakan, ayah menemukan

ada 2 diantaranya berulat. Ayah akhirnya memberikan salah satu apel

berulat tersebut pada burung peliharaannya. Burung tersebut memakan 1

buah apel berulat. Berapakah sisa apel sekarang?

3. Ketika Ika berjalan menuju rumah, Ia melihat hewan yang sedang mencari

makanan di dekat pasar. Hewan tersebut menemukan 7 buah apel yang

berulat. Lalu hewan tersebut hanya memakan 4 buah apel berulat.

Berapakah sisa apel sekarang?

F. Penyelesaian

1. Diketahui :

Ditanyakan:

170

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … - …

Peragaan:

c) … - … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

2. Diketahui :

Ditanyakan:

171

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … - …

Peragaan:

c) … - … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

3. Diketahui :

Ditanyakan:

172

Jawab :

a) …

Peragaan:

b) … - …

Peragaan:

c) … - … = …

Jadi,………………………………………………………………………………

..…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………...

173

Kunci Jawaban

1. Diketahui : 11 buah apel, 2 diantaranya berulat

memakan 3 buah apel tidak berulat

Ditanyakan: berapakah sisa buah apel sekarang?

Jawab :

a) 9

Peragaan:

b) 9 - 3

Peragaan:

c) 9 - 3 = 6

Jadi, sisa apel sekaramg adalah 6 apel yang tidak berulat/ 6, karena terdapat 6

apel tidak berulat yang tidak memiliki pasangan.

2. Diketahui : 6 apel, 2 diantaranya berulat

burung tersebut memakan 1 buah apel berulat

174

Ditanyakan: berapakah sisa apel sekarang?

Jawab :

a) 4

Peragaan:

b) 4 - (-1)

Peragaan:

c) 4 - (-1) = 5

Jadi, sisa apel sekarang adalah 5 buah apel tidak berulat/ 5, karena terdapat 5

buah apel tidak berulat yang tidak memiliki pasangan.

3. Diketahui : terdapat 7 buah apel berulat

Dimakan binatang 4 buah apel berulat

Ditanyakan: berapakah sisa apel sekarang?

Jawab :

175

a) -7

Peragaan:

b) -7 - (-4)

Peragaan:

c) -7 - (-4) = -3

Jadi, sisa apel sekarang adalah 3 apel berulat/ -3, karena terdapat 3 apel berulat

yang tidak berpasangan.

176

Lampiran 13

Soal Latihan Siklus II Pertemuan 2

Soal Latihan IV

Isilah titik- titik di bawah ini dengan jawaban yang kamu anggap tepat.

1. 12 - 5 = ...

2. 4 – 7 = ...

3. 8 – (-7) = ...

4. 10 – (-6) = ...

5. 6 – (-6) = ...

6. (-3) – 4 = ...

7. (-9) – 8 = ...

8. (-6) – 7 = ...

9. (-5) – (-9) = ...

10. (-15) – (-10) = ...

Kunci Jawaban

1. 7

2. -3

3. 15

4. 16

5. -7

6. -17

7. -13

8. 4

9. -5

177

Lampiran 14

Soal Post Test

SOAL EVALUASI POST TEST

Petunjuk soal A:

Isilah titik - titik di bawah ini dengan tepat.

Soal A

1. 4 + 8 = …

2. 15 + (- 8) = …

3. (-6) + 5 = …

4. (-7) + (-9) = …

5. (-5) + (-6) = …

6. 8– 10 = …

7. (-4) – 4 = …

8. 5 – (-2) = …

9. (-6) – (-9) = …

10. (-8) – (-2) = …

Petunjuk Soal B:

a. Tulislah apa yang diketahui terlebih dahulu.

b. Tulislah apa yang ditanyakan.

c. Tulislah soal ke dalam bentuk angka.

d. Tulislah jawaban dari soal tersebut.

e. Tulislah kesimpulan menggunakan kata “Jadi…”

Nama :

No. absen :

178

Soal B

1. Di sebuah toko buah terdapat berbagai jenis buah, salah satunya buah apel.

Buah apel yang terdapat di toko yaitu 15 buah, namun ada 4 buah apel yang

berulat. Kemudian pedagang menambahkan lag 12 apel, namun ada 2 apel

yang berulat, jadi berapakah jumlah apel yang tidak berulat?

Jawab:

2. Di depan rumah Pak Somad terdapat pohon belimbing. Pohon belimbing

tersebut memiliki daun hijau dan daun kuning. Daun tersebut berjumlah 13

daun hijau dan 7 daun kuning. Andi ingin memasangkan daun hijau dan daun

kuning, tetapi andi mengambil 3 daun kuning terlebih dahulu. Berapakah

daun yang tidak berpasangan?

Jawab:

179

Kunci Jawaban:

Soal A

1. 12

2. 7

3. -1

4. -16

5. -11

6. -2

7. -8

8. 7

9. 3

10. -6

Soal B

1. Diketahui: 15 buah apel, 4 apel berulat.

menambah lagi12 buah apel, 2 apel berulat

Ditanya: jumlah apel yang tidak berulat?

Jawab:

11 + 10 = 21

Jadi jumlah apel yang tidak berulat adalah 21 buah.

2. Diketahui: 13 daun hijau dan 7 daun kuning

mengambil 3 daun kuning.

Ditanya: Berapakah daun yang tidak berpasangan?

Jawab:

6- (-3) = 9

Jadi Apel daun yang tidak berpasangan adalah 9 daun hijau.

180

Lampiran 15

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Pada pembelajaran ini disediakan lembar observasi untuk mengetahui

pelaksanaan pemebelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

dengan menerapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR).

A. Identitas : Kelas 4 SD N 1 Troso

Mata Pelajaran : Matematika

Hari/ Tanggal : ……………………………

Siklus/ Pertemuan ke - : ……………………………

B. Petunjuk Pengisian.

Berilah tanda cek (v) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan

kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung.

Keterangan:

Skor 4 = Sangat Baik

Skor 3 = Baik

Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang

Lembar Observasi Kegiatan Siswa

No Objek Yang Diamati Skor

Keterangan 1 2 3 4

1. Siswa mendengarkan penjelasan yang

diberikan guru dengan tenang.

2. Siswa melakukan Aktivitas lain saat

guru menerangkan materi

pembelajaran.

3. Siswa menanyakan sesuatu yang

belum dipahami dengan mengangkat

tangan.

181

4. Siswa mengganggu teman saat

kegiatan pembelajaran berlangsung.

5. Siswa bekerjasama dengan baik saat

mengerjakan LKS.

6. Siswa tidak ikut berdiskusi saat

melakukan kerja kelompok.

7. Siswa berjalan- jalan ke kelompok

yang lain, saat tugas kelompoknya

belum selesai.

8. Siswa terlihat senang saat melakukan

diskusi kelompok.

9. Siswa menjawab pertanyaan yang

diberikan guru.

10. Siswa mencatat hal- hal yang penting.

11. Siswa selesai mengerjakan tugas

sesuai waktu yang disepakati.

12. Siswa mengerjakan tugas sambil

berbicara dengan teman sebelahnya.

13. Siswa tidak mau mengerjakan tugas

yang diberikan guru.

14. Siswa mengganggu teman saat

menyelesaikan tugas yang diberikan

guru.

15. Siswa menyelesaikan tugas dengan

baik.

182

Lampiran 16

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Pada pembelajaran ini disediakan lembar observasi untuk mengetahui

pelaksanaan pemebelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

dengan menerapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR).

A. Identitas : Kelas 4 SD N 1 Troso

Mata Pelajaran : Matematika

Hari/ Tanggal : ……………………………

Siklus/ Pertemuan ke - : ……………………………

B. Petunjuk Pengisian.

Berilah tanda cek (v) pada skala jawaban yang dianggap sesuai dengan

kenyataan pada waktu pengamatan berlangsung.

Keterangan:

Skor 4 = Sangat Baik

Skor 3 = Baik

Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang

Lembar Observasi Kegiatan Guru

No Objek Yang Diamati Skor

Keterangan 1 2 3 4

1. Guru mengkondisikan siswa sebelum

memulai pembelajaran.

2. Guru mengawali pembelajaran dengan

penyajian masalah konstektual dalam

kehidupan sehari- hari.

3. Guru menyajikan masalah yang dapat

dibayangkan oleh siswa

183

4. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5. Guru mengkaitkan materi

pembelajaran dengan kehidupan

sehari- hari siswa.

6. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengajukan pertanyaan.

7. Guru menggunakan alat peraga untuk

membantu menyelesaikan masalah

matematika.

8. Guru membuat pembelajaran yang

melibatkan siswa menemukan konsep

sendiri.

9. Guru memberikan waktu untuk

menyelesaikan tugas.

10. Guru berperan sebagai fasilitator.

11. Guru menghargai hasil jawaban siswa.

12. Guru melibatkan interaksi antar siswa.

13. Guru memberikan soal evaluasi pada

akhir pembelajaran.

14. Guru mendampingi siswa saat

menyimpulkan materi pembelajaran.

15. Guru menutup pembelajaran.

184

Lampiran 17

Contoh Hasil Pre Test

185

186

Lam

pira

n 1

8

Con

toh

Hasil L

emb

ar K

erja S

iswa

186

186

187

186

188

186

189

186

190

186

191

192

Lampiran 19

Contoh Hasil Latihan

193

194

Lampiran 20

Contoh Hasil Post Tes Siklus I

195

196

Lampiran 21

Contoh Hasil Post Tes Siklus II

197

198

Lampiran 22

Contoh Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa

199

200

Lampiran 23

Contoh Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru

201

202

Lampiran 24

Surat Izin Penelitian

203

204

205

Lampiran 25

Dokumentasi Proses Kegiatan Pembelajaran

Gambar 1. Siswa mengerjakan Pre Test

Gambar 1. Siswa melakukan pre test.

Gambar 2. Siswa mencoba menyelesaikan masalah berupa soal cerita

menggunakan daun bilangan pada siklus I.

206

Gambar 3. Siswa mencoba menyelesaikan masalah berupa soal cerita

menggunakan apel bilangan pada siklus II.

Gambar 4. Siswa mengambil gambar untuk membentuk kelompok

Gambar 5. Siswa membentuk kelompok

207

Gambar 6. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan dalam soal

LKS secara berkelompok pada siklus I.

Gambar 7. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan dalam soal

LKS secara berkelompok pada siklus II.

208

Gambar 8. Kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelompok lain

pada siklus I.

Gambar 9. Kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelompok lain

pada siklus II.

209

Gambar 10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran.

Gambar 11. Siswa menyelesaikan soal evaluasi secara mandiri pada siklus I.

Gambar 12. Siswa menyelesaikan soal evaluasi secara mandiri pada siklus II.

210

Gambar 13. Siswa melakukan post test.