24
eJournal Sosiatri - Sosiologi, 2021, 9 (3): 1-11 ISSN 0000-0000 , ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021 UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH MASYARAKAT KAMPUNG WISATA TENUN KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA Rizky Agusma Putra eJournal Pembangunan Sosial Volume 9, Nomor 3, 2021

UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

eJournal Sosiatri - Sosiologi, 2021, 9 (3): 1-11 ISSN 0000-0000 , ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id© Copyright 2021

UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH MASYARAKAT KAMPUNG WISATA TENUN

KECAMATAN SAMARINDA SEBERANGKOTA SAMARINDA

Rizky Agusma Putra

eJournal Pembangunan Sosial

Volume 9, Nomor 3, 2021

Page 2: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

HALAMAN PERSETUJUAN PENERBITAN ARTIKEL EJOURNAL

Artikel eJournal dengan identitas sebagai berikut:

Judul : Upaya Pelestarian Kerajinan Tenun Oleh Masyarakat Kampung Wisata Tenun Kecamatan Samarinda Seberang

Pengarang : Rizky Agusma

Putra NIM 1602035009

Program Studi : Pembangunan Sosial

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

telah diperiksa dan disetujui untuk dionlinekan di eJournal Program Studi Ilmu Komunikasi Fisip Unmul.

Samarinda, 28 Juni 2021Pembimbing II,

Drs. H. Badruddin Nasir, M.Si Drs. Martinus Nanang, MANIP. 19641231 199303 1 022 NIP. 19600924 199003 1 002

Identitas terbitan untuk artikel di atas

Bagian di bawah iniDIISI OLEH PROGRAM STUDI

Nama Terbitan : Kaprodi Pembangunan Sosial

Volume :

Nomor :

Tahun :Dr. Sukapti, M.Hum

Halaman : NIP. 19710215 199512 2 002

Pembimbing I,

Page 3: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

eJournal Sosiatri - Sosiologi, 2021, 9 (3): 1-11 ISSN 0000-0000 , ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id© Copyright 2021

UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH MASYARAKAT KAMPUNG WISATA

TENUN KECAMATAN SAMARINDA SEBERANGKOTA SAMARINDA

Rizky Agusma Putra1, Badruddin Nasir2, Martinus Nanang3

AbstrakRizky Agusma Putra, 1602035009, Upaya Pelestarian Kerajinan Tenun

di Kampung Wisata Tenun Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda. Di bawah bimbingan Bapak Drs. H. Badruddin Nasir, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Drs. Martinus Nanang, MA selaku dosen pembimbing II, Program Studi Pembangunan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Mulawarman.

Tujuan penelitian untuk menganalisis bagaimana upaya yang dilakukan masyarakat Kampung Wisata Tenun Samarinda dalam melestarikan Kerajinan Sarung Tenun Samarinda yang telah menjadi cikal-bakal Kota Samarinda. Fokus penelitian ini menggunakan konsep upaya pelestarian yang dibagi menjadi dua aspek: Cultural Experience dan Cultural Knowledge. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah analisis data kodel interaktif oleh Miles dan Huberman.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa pengrajin yang masih aktif menenun sarung tenun hingga kini telah berupaya melakukan beberapa cara dalam menyelamatkan eksistensi sarung tenun sebagai warisan lokal budaya mereka. Upaya tersebut diimplementasikan ke berbagai kegiatan seperti pengedukasian, pelatihan dan pembinaan. Namun, kendati telah dilakukan beberapa upaya dalam mempertahankan keberadaan industri sarung tenun sebagai warisan budaya lokal, terdapat faktor yang menjadi hambatan dalam melakukan upaya tersebut.

Disamping itu, para pengrajin tetap memiliki semangat tinggi dalam menyebarkan nilai-nilai budaya menenun. Hal ini diwujudkan dalam berbagai kegiatan seperti pengrajin mengikuti pelatihan dan pembinaan yang diadakan oleh pemerintah, pengrajin mulai beradaptasi dengan perkembangan zaman, hingga ikut serta dalam kegiatan-kegiatan berupa festival yang tujuannya dapat mengenalkan nilai filosofi yang dimiliki oleh Sarung Tenun Samarinda itu sendiri.

Kata Kunci: Budaya, Kerajinan Tenun, Cultural Knowledge, CulturalExperience

1 Mahasiswa Pembangunan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Email: [email protected] Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II Program Studi Pembangunan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

Page 4: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

eJournal Sosiatri-Sosiologi Volume 9, Nomor 3, 2021: 1-11

PendahuluanKeberadaan kerajinan sarung tenun hingga saat ini masih terus berusaha

dipertahankan. Hingga kini, masyarakat Kampung Wisata Tenun masih aktif memproduksi sarung tenun meski tidak dalam jumlah yang banyak agar kehadiran sarung tenun tidak semakin dilupakan oleh masyarakat lain. Nilai-nilai kebudayaan yang ada sejak dulu tak bisa dipungkiri lagi kini keberadaannya telah memudar. Telah terjadi perubahan cara pandang yang ada di masyarakat Kampung Tenun khususnya pada kaum mudanya. Cara pandang ini dipengaruhi oleh bermacam-macam, mulai dari tidak adanya rasa ingin memiliki terhadap suatu budaya atau local wisdom, hingga yang paling kompleks ialah kehilangan minat untuk melestarikan.

Selain itu pengrajin tenun di Kampung Tenun Samarinda menemui kendala lain terkait dengan produksi yang mereka jalani. Tenun Samarinda tak lagi seeksis dulu dan tak mampu bersaing dengan tenun-tenun yang datang dari luar Samarinda. Tenun yang diproduksi di Kampung Wisata Tenun benar-benar menggunakan tangan, mulai dari proses pemilihan benang, hingga penenunan. Hal ini tentu kalah dengan tenun yang diproduksi secara massal oleh mesin. Belum lagi proses menenun itu sendiri yang bisa memakan waktu berhari-hari tergantung pada kerumitan motifnya.

Untuk itu dalam rangka menyelamatkan keberadaan industry tenun di Kampung Tenun Samarinda, masyarakat berupaya melakukan berbagai cara agar Tenun Samarinda tetap dicintai oleh masyarakat Kampung Tenun serta masyarakat Samarinda bahkan hingga ke luar daerah.

Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang

dilakukan masyarakat dalam melestarian kerajinan tenun di Kampung Wisata Tenun Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda.

Tujuan PenelitianTujuan penelitian yakni untuk untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya

yang dilakukan oleh para penenun dalam melestarikan Kerajinan Tenun, untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat kelestarian Kerajinan Tenun di Kampung Wisata Tenun, dan untuk mengetahui dan mendeskripsikan keterlibatan masyarakat bukan penenun dalam melestarikan Kerajinan Tenun

Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoretis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih

pemikiran dan memperkaya pengetahuan dibidang Antropologi. Terkhusus untuk program studi Pembangunan Sosial yang berkaitan dengan kebudayaan, pelestarian dapat dijadikan referensi untuk penelitian lain di masa mendatang.

1

Page 5: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

2

Upaya Pelestarian Kerajinan tenun di Kampung Wisata Tenun Samarinda (Rizky A.P)

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan juga berguna bagi pihak-pihak terkait khususnya masyarakat Kampung Wisata Tenun Samarinda, Pemerintah Kelurahan, Disperindagkop dan pihak-pihak yang terkait. Dimana penelitian ini dapat berguna sebagai bahan informasi dan evaluasi dalam mewujudkan penerapan pelestarian kebudayaan Tenun di Kampung Wisata Tenun Samarinda.

Kerangka Dasar Teori Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta „buddhayah‟ yang merupakan bentuk jamak dari „buddhi‟ yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.” Kebudayaan, cultuur (Bahasa Belanda) atau culture (Bahasa Inggris), berasal dari bahasa Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan.

Dari pengertian itu berkembanglah arti “culture” sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Menurut E.B. Tylor (1871), kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Haryanto, 2011: 199-200).

Kaitannya dengan bahasan ini, yaitu kesenian Kerajinan Tenun yang ada pada masyarakat di Kampung Wisata Tenun Kecamatan Samarinda seberang Kota Samarinda merupakan bagian dari kebudayaan yang masuk dalam unsur kerajinan hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat kampung Tenun yang di dalamnya tercakup pengetahuan, moral, serta kepercayaan.

Konsep Pelestarian BudayaMengenai pelestarian budaya lokal, Ranjabar (2006: 114) meyakini bahwa

menjaga norma lama negara (budaya lokal) adalah menjaga nilai-nilai budaya dan seni serta nilai-nilai tradisional dengan mengembangkan ekspresi yang dinamis dan beradaptasi dengan kondisi pembangunan yang berubah

Upaya pelestarian merupakan suatu usaha dalam melestarikan suatu budaya dan perlu untuk mengembangkan perlindungan menjadi upaya yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pelestarian tidak hanya bersifat sementara, berbasis proyek, berbasis donor dan berbasis elit (tidak ada dasar yang kokoh di masyarakat). Tanpa dukungan dari masyarakat luas dan perlindungan bukanlah bagian sebenarnya dari kehidupan kita, perlindungan tidak akan bertahan dan sejahtera.

Upaya Pelestarian KebudayaanMenjaga dan melestarian budaya juga bisa dilakukan dengan cara lain.

Masyarakat juga dapat mendukung pelestarian budaya dan berpartisipasi dalam pelestarian budaya lokal dengan dua cara lain, terutama bagi generasi muda (Sendjaja, 1994: 286). Itu adalah :

Page 6: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

eJournal Sosiatri-Sosiologi Volume 9, Nomor 3 1-11

3

a) Culture ExperienceCulture Experience merupakan pelestarian budaya dilakukan dengan terjun

langsung pada pengalaman budaya. Sebagai contoh menenun ini sendiri, masyarakat didorong untuk belajar dan mempraktikkan metode proses menenun, dan menenun dapat ditampilkan di acara atau festival tertentu setiap tahun. Karenanya, budaya lokal selalu bisa dilestarikan.b) Culture Knowledge

Culture Knowledge merupakan pelestarian budaya dilakukan dengan mendirikan pusat informasi budaya yang dapat difungsikan menjadi berbagai bentuk. Tujuannya untuk mendidik atau memberi manfaat bagi pengembangan budaya itu sendiri dan potensi pariwisata daerah.

Faktor yang Menghambat Pelestarian BudayaMengenai Pelestarian Kebudayaan, Jacobus (2006:114) mengemukakan

bahwa pelestarian budaya lokal adalah mempertahankan nilai-nilai dari seni dan budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis , serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. Jacobus juga menyatakan terdapat 3 faktor yang menghambat terjadinya upaya pelestarian budaya lokal di era modern, yaitu:

a. Perubahan Sosialb. Kurangnya minat sumber daya manusia dalam mempelajari budaya lokalc. Kurangnya kreatifitas dan inovasi oleh pelaku seni atau sumber daya manusia

dalam memproduksi hasil kesenian mereka

METODE PENELITIANJenis PenelitianJenis Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian

deskriptif Kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan dan bertujuan memberikan gambaran serta menjelaskan dari variable yang diteliti. Menurut Moleong (2006:3) mengemukakan bahwa deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata kata, gambar, dan bukan angka angka

Fokus Penelitian1. Upaya yang dilakukan para penenun dan masyarakat kampung Tenun dalam

pelestarian Tenun di Kampung Wisata Tenun Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda, yaitu :a) Upaya pelestarian kerajinan tenun : Cultural Knowledgeb) Upaya pelestarian kerajinan tenun : Cultural Experience

2. Faktor-faktor penghambat yang dialami oleh para penenun dalam upaya pelestarian menenun di Kampung Wisata Tenun Kecamatan Samarinda SeberangKota Samarinda, yaitu :a) Faktor Sumber Daya Manusiab) Faktor Produksi dan Distribusi

Page 7: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

4

Upaya Pelestarian Kerajinan tenun di Kampung Wisata Tenun Samarinda (Rizky A.P)Jenis dan Sumber Data

1. Sumber Data UtamaSumber data utama merupakan data yang diperoleh melalui informan asli

secara langsung tanpa melalui pihak kedua atau pihak ketiga. Adapun informan kunci (key informan) dalam penelitian ini ialah:

a. Ibu Marhumi selaku masyarakat penenun aktif di Kampung Wisata Tenunb. Ibu Sumarni selaku masyarakat penenun aktif di Kampung Wisata

TenunAdapun informan lain yang menunjang data yang dibutuhkan peneliti

ialah:a. Hj. Handayani, S.Sos, MM selaku Lurah di Kelurahan Tenun.b. Ibu Wahidah, selaku penenun di Kampung Wisata Tenun.c. Ibu Anti Sulastri selaku penenun di Kampung Wisata Tenun.d. Ibu Susi selaku penenun di Kampung Wisata Tenun.e. Ibu Intan selaku penenun di Kampung Wisata Tenun.f. Ibu Nano selaku Masyarakat Kampung Wisata Tenun.g. Putri selaku Masyarakat Kampung Wisata Tenun.h. Bapak Jainuddin selaku Masyarakat Wisata Tenun.

2. Sumber Data SekunderSumber data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber

lain yang bisa berbentuk referensi atau buku, dokumen pribadi, foto pendukung yang berkaitan dengan keperluan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data1. Wawancara2. Observasi3. Dokumentasi

Teknik Analisis DataModel analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan

melakukan pendekatan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1979) yang mencakup pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi.

HASIL PENELITIANPembahasan

Faktor-faktor yang menghambat kelestarian Kerajinan Tenundi Kampung Wisata Tenun

Mengenai pelestarian budaya, Menurut Jacobus (2006: 114) bahwa salah satu penghambat terjadinya upaya pelestarian yaitu kurangya minat dari sumber daya manusianya dalam mempelajari budaya lookal. Regenerasi masih menjadi

Page 8: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

eJournal Sosiatri-Sosiologi Volume 9, Nomor 3 1-11

5

momok besar bagi para pengrajin tenun dalam melakukan upaya pelestarian. Hal ini tak lepas dari perubahan zaman yang menuntut generasi milenial memilih pekerjaan lain yang lebih menjanjikan seperti bekerja di kantor. Bagi sebagian anak muda yang seharusnya mampu menjadi penerus orang tua mereka, menenun sangat memakan waktu dan tenaga, terlebih lagi keuntungan yang didapat dari menennun satu sarung sangatlah sedikit dan dirasa belum cukup untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Inilah alasan mengapa mereka tidak menjadikan menenun sebagai pekerjaan utama mereka dan tidak ada lagi keterterikan lebih jauh untuk mempelajarinya.

Hal ini diperparah tatkala usia pengrajin tenun yang masih aktif telah berusia lanjut. Di mana usia 40-50 tahun mereka telah menemui beberapa kendala fisik seperti masalah kesehatan (mata, dan daya tahan tubuh yang tidak sama lagi). Lebih lanjut, hasil wawancara yang peneliti peroleh ditemukan bahwa selain regenerasi, faktor produksi juga masih menjadi kendala serius tiap tahunnya. Bahan baku yang semakin mahal, namun harga sarung tenun tidak mungkin dinaikkan pula. Benang yang mereka gunakan berkisar 2-4 juta, belum lagi proses pewarnaan benang yang cukup memakan waktu karena mengikuti kondisi cuaca (3-6 hari). Belum lagi ditambah proses menenun satu sarung tenun dapat menghabiskan 1-2 hari jika dilakukan tanpa hambatan aktivitas lain.

Momok lain tak hanya datang dari produksi yang kian hari kian sulit, namun juga proses pemasaran yang belum cukup memadai agar sarung tenun bisa terjual dengan maksimal. Setiap pengrajin mengandalkan jejaring yang dimilikinya. Bagi kelompok yang kurang aktif dan tidak aktif, jejaring pemasarannya masih sangat terbatas.

Penjualan hanya kepada pembeli langsung dan belum mempunyai langganan tetap. Mereka tidak mempunyai bargaining position yang kuat, sehingga seringkali tenun dijual dibawah harga pasar terutama saat terdesak kebutuhan ekonomi.Harga jual Sarung Samarinda cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan produk tenun Indonesia lainnya, padahal tingkat kerumitan produksinya tidak jauh berbeda. Dari sudut pandang penenun, harga pasar Sarung Samarinda saat ini kurang menguntungkan terutama untuk sarung laki-laki, sementara menurut para penenun, konsumen yang datang selalu mengeluhkan harga Sarung Samarinda cukup tinggi.

Mereka memandang Sarung Samarinda sebagai produk yang tidak ekslusif karena desain yang monoton dan kemasan yang kurang menarik meskipun proses pembuatan sarung tergolong rumit dan bahan baku yang digunakan adalah benang semi sutera yang berkualitas. Selain itu, munculnya produk-produk sarung printing berharga murah menjadi pesaing tersendiri bagi para penenun di Kampung Wisata Tenun ayng dimana mereka masih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Ketidak puasan menjadi faktor utama kenapa banyak para penenun yang mulai meninggalkan kegiatan menenun dan juga para regenerasi yang tidak mau meneruskan kerajinan tenun ini, dikarenakan baik dari waktu, tenaga dan keuntungan yang didapat tidak setara dengan yang sudah mereka keluarkan, beberapa para pengrajin tenun tidak merasa puas dengan kegiatan yang mereka lalukan karena tidak banyak menguntungkan, oleh karena itu sebagian besar para kaum remaja memilih untuk

Page 9: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

Upaya Pelestarian Kerajinan tenun di Kampung Wisata Tenun Samarinda (Rizky A.P)

6

bekerja kantoran , bahkan mereka lebih memilih menjaga ruko dibandingkan menenun.

Upaya Pelestarian Kerajinan Tenun SamarindaProses pewarisan Kerajinan Tenun dalam konsep pelestrian budaya penting

untuk ditanamkan kepada generasi penerus di Kampung Wisata Tenun, yang dimana sudah sedikit kehilangan eksistensi kebudayaannya. Sendjaja (1994: 286) telah lebih dulu mendefinisikan bahwa dalam upaya melestariakan kebudayaan terdapat 2 konsep yaitu Cultural Experience dan Cultural Knowledge. Cultural Experience yaitu melakukan upaya pelestarian dengan praktek dan terjun langusng kedalam kebudayaan tersebut, dan Cultural Knowledge yaitu dengan mengedukasi dan memberikan wawasan tentang pentingnya pelestarian budaya.

Pertama, upaya pelestarian kebudayaan dengan menggunakan konsep cultural experience. Cultural experience dalam hal ini peneliti uraikan menjadi sebuah upaya yang dilakukan serangaikan komunitas atau kelompok masyarakat dalam mempertahankan keberadaan budaya mereka. Melalui konsep “pengalaman”, para pengrajin tenun ingin memberikan dan juga menanamkan rasa kepemilikan melalui tindakan langsung yang bisa digunakan oleh masyarakat lain dan generasi muda khususnya. Pemberian pengalaman dalam menenun akan meningkatkan pengetahuan serta mampu memberikan rasa kepemilikan dikarenakan seseorang sudah terjun langsung melakukannya. Seperti halnya penenun yang selalu memberikan kesempatan kepada pengunjung, pembeli, ataupun warga lokal untuk mencoba dan mengetahui bagaimana cara memproduksi sarung tenun agar layak untuk dijual.

Proses yang ditanamkan tidak hanya terjun langsung mencoba cara menenun, namun juga ada proses lain yang ditransfer dan disebarkan yakni pengetahuan dan informasi. Dalam memproduksi satu sarung tenun, dapat menghasilkan banyak sekali pelajaran di dalamnya. Mulai dari upaya pelestarian berbentuk cultural experience, hingga cultural knowledge atau upaya pelestarian yang dilakukan melalui berbagi pengetahuan.

Untuk mampu memperagakan bagaimana cara memproduksi satu sarung tenun yang baik, diperlukan serangkaian pengetahuan yang menunjang pengalaman tadi. Upaya para pengrajin tenun dalam aspek cultural knowledge ialah memberikan pelatihan, pembinaan, dan pengajaran hingga ke anak-anak mereka, maupun pihak- pihak luar dari Kampung Tenun Samarinda termasuk juga pengunjung atau pembeli. Tak hanya itu, para penenun juga berupaya menyebarkan ilmu dan pengalama yang mereka miliki agar lebih banyak yang mengenal, dan mampu bersama-sama menjaga keberadaan Sarung Tenun Samarinda meski jenis-jenis tenun lain yang diproduksi secara masal sudah banyak beredar.

Para pengrajin menyadari bahwa eksistensi Kerajinan Tenun Samarinda akan terus menurun apabila ilmu yang mereka miliki tidak diwariskan ke anak cucu. Seperti yang dipaparkan Geriya (2005: 70) bahwa upaya pelestarian menitik beratkan pada kesadaran masyarakat. Atas dasar itulah mereka melakukan beberapa usaha seperti rutin mengikuti dan memberikan pelatihan kepada orang-orang yang belum mengenal

Page 10: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

eJournal Sosiatri-Sosiologi Volume 9, Nomor 3 1-11

7

keberadaan Sarung Tenun. Salah satu upaya lain yang mereka lakukan juga ikut dalam agenda-agenda tahunan yang diselenggarakan oleh pemrintah seperti pameran atau festival. Di sanalah para pengrajin akan lebih giat mengenalkan juga memberikan dan mentransfer ilmu serta pengalaman mereka dalam menenun kepada pengunjung. .

Selain itu tentun perlunya inovasi, kreasi dan pengembangan dalam hasilkerajinan tenun itu sendiri, seperti yang dikemukakan Ranjabar (2006: 114) membutuhkan pengembangan budaya agar dapat beradaptasi di perubahan zaman, yang dimana perlunya sedikit modifikasi dari tenun itu sendiri baik itu dari motif maupun mencoba olahan lain seperi peci baju dan lainnya. Perubahan ini mengarah kepada kemajuan Kerajinan Tenun Samarinda sehingga secara bertahap, pelan, tetapi bisa bersaing dan bertahan di era modernisasi ini.

Pengembangan kreasi dan inovasi di Kampung Wisata Tenun Samarinda ini telah dilakukan hingga saat ini, membuat berbagai modifikasi benang dan warna yang digunakan dan juga motif sesuai dengan permintaan pasar serta semakin banyak modelnya dan fungsi lain dari olahan tenun ini yang menjadi beragam. Seperti sudah bisa di gunakan sebagai aksen baju, sarung tisu, Peci, gantungan kunci dan manik manik.

PENUTUPKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terhadap Upaya

Pelestarian Kerajinan Tenun di Kampung Wisata Tenun Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda, maka dapat diambil kesimpulan :

a. Faktor yang menghambat dalam upaya pelestarian yang dilakukan oleh para pengrajin yakni sumber daya manusia dan dari sektor produksi. Kurangnya minat dari remaja atau anak muda dipengaruhi oleh minim keuntungan, selain itu juga tidak ada rasa kepemilikan yang tumbuh di benak remaja dan generasi muda dalam berupaya melakukan peelstarian. Selain itu juga dalam kerajinan tenun dibutuhkan waktu yang lama. Bukan hanya kurangnya minat, faktor bahan baku produksi sarung tenun juga menjadi kendala. Hal ini ditunjukkan dengan mahal dan kesulitan untuk mensuplai benang yang dipakai. Selain itu proses pembuatan yang masih tradisional juga sangat mengandalkan cuaca dalam proses pengeringan benang yang sudah diwarnai dan juga dari kompetensi pengrajin yang belum mampu memasarkan sarung tenun secara masif baik secara offline maupun online.

b. Dalam melestarikan kerajinan tenun, pengrajin tenun telah menempuh beberapa upaya dalam melakukan pelestarian seperti melaksanakan proses transfer pengetahuan (cultural knowledge) dan transfer pengalaman (cultural experience). Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga eksistensi kerajinan tenun kepada masyarakat termasuk juga generasi muda di dalamnya. Upaya pelestarian yang ditempuh dikemas dalam bentuk pemberian edukasi dan juga praktik langsung agar nilai kerajinan tenun semakin bisa dipahami oleh masyarakat. Pengrajin berpendapat dalam

Page 11: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

8

Upaya Pelestarian Kerajinan tenun di Kampung Wisata Tenun Samarinda (Rizky A.P)melakukan pelestarian kepada generasi muda pentingnya pengenalan sejak

dini.c. Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan

mengembangkan kreasi dan inovasi dari kerajinan tenun yang ada, seperti dengan adanya penambahan hasil olahan tenun, jadi bukan hanya sarung tenun saja, tetapi kain tenun juga dibuat dengan beraneka ragam olahan yang di kombinasikan dengan olahan manik- manik, seperti Syal, Selendang, Peci Recca, Taplak Meja, Gorden dan Asesoris lainnya.

SaranBerdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terhadap

Upaya Pelestarian Kerajinan Tenun di Kampung Wisata Tenun Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda :

a. Industri tenun mampu bertahan apabila seluruh elemen masyarakat bersama dengan para penenun memiliki kesadaran dan terlibat aktif dalam menjaga eksistensi tenun tersebut agar tetap ada. Kuncinya adalah inovasi atau pengembangan dari kerajinan itu sendiri. Inovasi ini dapat dikemas melalui pembaharuan pada desain-desain sarung tenun dengan menambah ornamen- ornamen tertentu, membuat sarung tenun lebih atraktif dengan pemilihan warna yang lebih berwarna, dan juga menciptakan motif-motif kain sarung tenun yang lebih dinamis tanpa menghilangkan unsur-unsur filosofi dan budaya yang ada. Inovasi yang dilakukan ini sebaiknya mengikuti pola- pla yang berkembang di era modern pada saat ini agar masyarakat terkhusus para genererasi muda tertarik dalam melakukan Kerajinan Tenun.

b. Karena konsep berpakaian masyarakat saat ini lebih didasarkan pada model dan kenyamanan serta mematahkan kesan berat yang dipikul kain tenun. Kuantitas dan kualitas produksi kain tenun juga harus terusmenerus diperhatikan dengan serangkaian pelatihan, pembinaan dan pendampingan kepada para pengerajin agar selalu berinovasi dan mempunyai komitmen untuk terus-menerus mengembangkan usahanya. Oleh karena itulah diperlukan manajemen yang baik untuk memasarkan hasil olahan tenun melalui media-media seperti internet ataupun melalui pameran-pameran yang berskala domestik ataupun internasional.

c. Para pengrajin harus bisa memobilisasi pengrajin lain dalam upaya pelestarian seperti meningkatkan pemahaman akan sejarah dan nilai budaya menenun meningkatkan aktualisasi dan apresiasi kebudayaan tenun, meningkatkan kesadaran tentang keharmonisan kepada sesama penenun, dan meningkat adaptasi aktualisasi sejarah dan nilai budaya menenun di kehidupan bermasyarakat.

Page 12: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

eJournal Sosiatri-Sosiologi Volume 9, Nomor 3 1-11

9

Daftar Pustaka Buku :Alwasilah, A. Chaedar. 2006. Pokoknya Kualitatif : Pelestarian Budaya. Pustaka Jaya,

Jakarta.Burhan, Bungin. 2005. Penelitian Kualitatif. Jakarta Kencana.Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Khairuddin.

1992. Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: LibertyLiliweri, Alo. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya. PT. Pelangi

Askara, Yogyakarta.Moleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya

2006Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.Sugihen, Bahrein T. 1996. Sosiologi Pedesaan: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.Jurnal :Dipos, Daniel Mathew dan Farida Nurani 2019. Upaya Melestarikan Kebudayaan

Indonesia Demi Menjaga Persatuan dan Kesatuan. E-Journal Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi , Universitas Brawijaya.

Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, Upaya Revitalisasi Pemukiman Tradisional Tepi Sungai Studi Kasus Pemukiman Kampung Tenun Samarinda, Biro Penerbit Planologi Undip 2014.

Jurnal “Tenun Samarinda: Potensi Wisata dan Pelestarian Budaya”, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur 2014.

Murnianti, Winda. 2017. Upaya Pelestarian Tradisi Tenun Songket Di Desa Bukit Batu Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengalis. E-Journal Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau.

Pratama, Adi Putra dan Silviana Purwanti dan Sarwo Edy Wibowo. 2018. Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu DInas Parawisata Kota Samarinda dalam Mempromosikan Sarung Tenun Samarinda, E-Journal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

Satryawati. 2010. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pelestarian Usaha Kerajinan Sarung Samarinda. Jurnal Eksis Samarinda.

Sitanggang, Arinalas Rohana. 2016. Pemberdayaan Kelompok Industri Rumah Tangga Sarung Tenun Samarinda Oleh Dewan Kerajinan Nasional Kota Samarinda, E- Journal Pembangunan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeristas Mulawarman.

Skripsi :Chayrul Umam, Muchamad. 2014. Upaya Pelestarian Kesenian Kenanthi di Dusun

Singosari , Desa Sidoagung, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Skripsi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Fitri, Eva Laelatul. 2018. Peran Dinas Parawisata Dalam Pengembangan Parawisata

Page 13: UPAYA PELESTARIAN KERAJINAN TENUN OLEH ... · Web view2021/07/17  · Upaya lain yang dilakukan para pengrajin dan masyarakat disana juga dengan mengembangkan kreasi dan inovasi dari

Upaya Pelestarian Kerajinan tenun di Kampung Wisata Tenun Samarinda (Rizky A.P)

10

Berbasis Masyarakat di desa Wisata Kampung Tenun Samarinda, Skripsi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

Handayani, Sri. 2015. Upaya Pelestarian Eksistensi Kesenian Barong Setyo Budoyo di Desa Loram Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Skripsi Pendidikan Sendratasik,

Khutniah, Nainul. 2013. Upaya Mempertahankan Eksistensi Tari Kridha Jati di Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pengkol Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Skripsi Pendidikan Seni Tari.