Upload
others
View
23
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM
MENINGKATKAN KESADARAN SHALAT BERJAMA’AH
(STUDI KASUS MASYARAKAT DUSUN MEKAR JAYA DESA
SEBERANG PULAU KIJANG KECAMATAN RETEH
KABUPATEN INHIL RIAU)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salahsatu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh
AHMAD YANI
NIM: UB 140071
PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
v
MOTTO
أيهب ا أنفسكم وأهليكم نبرا وقىدهب ٱلذين ي ئكة غلظ شداد ل ٱلحجبرة و ٱلنبس ءامنىا قى عليهب مل
يعصىن ٦مب أمزهم ويفعلىن مب يؤمزون ٱلل
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. (QS. Attahrim: 6).1
1Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1981), 506.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh realitas yang dilakukan Pengurus
Masjid Al-Istiqamah Masjid initerletak di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang
Pulau Kijang Kecamatan Reteh Kabupaten Inhil Riau. Masjid ini berdiri pada
tahun 1997. Dulu ketika masjid Al-Istiqamah ini baru didirikan, kesadaran
masyarakat untuk shalat berjamaah sangatlah kurang, hanya 9-10 orang saja apa
lagi ketika shalat subuh hanya ada 5-6 orang, namun sekarang berkat ketekunan
pengurus dan beberapa imam masjid yang berada di daerah dusun Mekar Jaya
dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang betapa pentingnya
nilai shalat berjamaah dan manfaat shalat berjamaah yang kemudian
mengakibatkan mulai ramainnya masyarakat yang mau shalat berjamaah di
Masjid Al-Istiqamah. Mengetahui Upaya Pengurus Masjid Al-Istiqamah dalam
Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama’ah. Mengetahui Faktor penghamnbat
dan Pendukung Pengurus Masjid dalam Mengajak Masyarakat di Dusun Mekar
Jaya Sholat Berjama’ah. Mengetahui hasil Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya
dalam meningkatkan kesadaran Sholat berjama’ah
Pendekatan Penelitian yang penulis guna kan adalah deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan serta verifikasi keterpercayaan hasil penelitian
diperoleh dengan teknik triangulasi guna memenuhi kriteria kredibilitas,
keteralihan, ketergantungan dan obyektivitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan Upaya Pengurus Masjid dalam
Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama’ah, Memberi Materi Sholat, melakukan
praktek, memberi perhatian, membentuk kelompok yasinan. Fakor-Faktor
Penghambat dan Penunjang dalam Mengajak Masyarakat Sholat Berjamaah.
Kurangnya Waktu Untuk mengaji Sholat Berjamaah, Pengetahuan Agama
Masyarakat yang Rendah, Belum Adanya Kelompok Yasinan Remaja,
Mengadakan Ceramah dan Diskusi Agama. Hasil dari Upaya Pengurus Masjid
Dusun Mekar Jaya dalam Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah di Masjid,
sekarang jama’ah masjidnya semakin banyak dan meningkat semenjak adanya
upaya yang dilakukan pengurus masjid dalam memberikan bimbingan dan
perhatian kepada jama’ahnya.
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini kepada:
Ibundaku termulya Nafsiah
Ayahku terhormat Naharudin
Serta teman-teman seperjuangan
viii
KATA PENGANTAR
Ahamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis Skripsi ini dapat
diselesaikan dengan judul: “UpayaPengurus Masjid dalam Meningkatkan
Kesadaran Shalat Berjama’ah” (Studi Kasus Masyarakat DusunMekar Jaya. Desa
Seberang Pulau Kijang. Kecamatan reteh. Kabupaten Inhil Riau).”dan kemudian
sholawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada nabi Muhammad SAW yang
telah menuntun manusia kejalan yang benar jalan menuju kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Penelitian dan penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelarSarjana Strata Satu (S.1) dalam Prodi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun materil. Pada
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Dr.H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Prof.Dr.H. Su’aidi As’ari, M.A. Ph. Dselaku Wakil Rektor I, Bapak Dr.
H. Hidayat, M.Pd selaku Wakil Rektor II, Ibu Dr. Fadhila Jamil, M.Pd selaku
Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak, Syamsu, S.Ag.,M.Pd.I., P.hD Selaku Dekan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum Selaku wakil Dekan I Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Bapak Sya’roni, S.Ag.,M.Pd selaku ketua jurusan BPI (Bimbingan Penyuluhan
Islam) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
6. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum danDr. Edy Kusnadi, M.Phil
selaku Pembimbing I dan II yang telah membimbing saya dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen yang mengajar di Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
8. Bapak Kabag TU dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Bapak Karyawan/I
Perpustakaan Universitas Islam Negeri SulthanThaha Saifuddin Jambi
ix
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis
baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terimakasih
yang tidak terhingga semoga amal baik semua pihak Allah SWT yang
membalasnya.
Jambi 08April 2019
Penulis
Ahmad Yani
NIM. 140071
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
NOTA DINAS .............................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................. iii
PENGESAHAN ........................................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
TRANSLITERASI ............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. BatasanMasalah ............................................................................. 5
D. Tujuan danManfaat Penelitian ....................................................... 5
E. Kerangaka Teori ............................................................................ 6
F. Pendekatan Penelitian ................................................................... 14
G. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................ 14
H. Sumber dan Jenis Data ................................................................. 14
I. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................... 15
J. Tehnik Analisis Data .................................................................... 18
K. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 20
L. Studi Relevan ................................................................................ 24
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Historis dan Geografis ................................................................... 25
B. Struktur Organisasi ........................................................................ 27
C. Keadaan Penduduk dan Ekonomi .................................................. 29
D. Keadaan Sosial Budaya ................................................................ 32
E. Keadaan Agama dan Pendidikan .................................................. 34
BAB III PROGRAM PENGURUS MASJID AL-ISTIQAMAH
A. Program Pembentukan Sikap Keagamaan Jama’ah ....................... 39
B. Program Tahunan .......................................................................... 42
C. Jenis-Jenis AktifitasJama’ah Masjid ............................................. 44
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam
Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah ......................... 46
B. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung dalam Mengajak
Masyarakat Sholat Berjama’ah ............................................. 57
C. Hasil dati Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya
dalam Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah ............ 61
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 63
B. Saran-saran ............................................................................ 63
C. Penutup ................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Keadaan Tenaga Pengajar di Majelis Ta’lim Baitur Rahim
37
Tabel 2: Keadaan Remaja di Majelis Ta’lim Baitur Rahim
38
Tabel 3: KTentang Materi Pelajaran di Majelis Ta’lim Baitur Rahim
41
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Struktur Organisasi 35
Gambar 2: Denah Banguan Masjid BAitur Rahim 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi 29
xiv
TRANSLITERASI1
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
{t ط ا
{z ظ b ة
‘ ع t ت
gh غ th ث
f ف j ج
q ق {h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م dh ذ
n ن r ر
h ه z ز
w و s ش
, ء sh ش
y ي {s ص
}d ض
B. Vokal dan Harakat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
<i اى <a ب a ا
aw ا و á ا ى u ا
ay ا ى <u ا و i ا
1Tim Penyusun, PanduanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswaFakultasUshuluddin IAIN STS
Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.
xv
C. Ta>’ Marbu>t}ah
Transliterasiuntukta>’marbu>t}ahiniadatigamacam:
1. Ta>’ Marbu>t}ah yang matiataumendapatharakatsukun,
makatransliterasinyaadalah /h/.
Arab Indonesia
S}ala>h صلاة
ةمرا Mir’a>h
2. Ta>’ Marbu>t}ahhidupatau yang mendapatharakatfathah,
kasrahdandammah, makatransliterasinyaadalah /t/.
Arab Indonesia
Wiza>rat al-Tarbiyah وزارةالتربية
Mir’a>t al-zaman مراةالسمن
3. Ta>’ Marbu>t}ahyang berharakattanwinmakatransliterasinyaadalah
/tan/tin/tun/.
Arab Indonesia
فجئة
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti
ada tujuan dan hikmahnya. Begitu juga tujuan Allah menciptakan manusia
adalah untuk beribadah kepada-Nya. Di dalam ibadah kitadapat mengambil
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya baik itu nilai pendidikan, moral,
aqidah, keimanan, dan lain-lain.
Tujuan pendidikan Islam adalahmendidikmanusia untuk beribadah
kepada Allah swt.1 Sebagaimana terdapat dalam firman-Nya:(QS. Az-zariyat:
56).
وس إل ليعبدون وما ٦٥ خلقت ٱلجه وٱل
Artinya: Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkansupaya
mereka menyembah-Ku.2
Keberadaan manusia di muka bumi ini bukanlah ada dengan sendirinya.
Manusia diciptakan oleh Allah, dengan dibekali potensi dan infrastruktur yang
sangat unik. Keunikan dan kesempurnaan bentuk manusia ini bukan saja dilihat
dari bentuknya, akan tetapi juga dari karakter dan sifat yang dimiliki oleh
manusia. Sebagai ciptaan, manusia dituntut memiliki kesadaran terhadap posisi
dan kedudukan dirinya di hadapan Tuhan.Oleh karena itu manusia di tuntut
untuk melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah, Salah satu kewajiban
manusia sebagai hamba Allah yaitu dengan melaksanakan Sholat.3
Sholat didalam agama islam memiliki kedudukan yang sangat penting
dan tidak ada ibadah yang menduduki posisi sepenting Sholat.
Sholatmerupakan tiang agama yang tidak mungkin agama bisa berdiri tamapa
tiang tersebut.
Sholat juga merupakan ibadah paling pertama yang diwajibkan oleh
Allah kepada hambanya.Didalam melakukan sholat kita dianjur kan sholat
1 Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islam, ( Jakarta: pustaka panjimas, 1996), 11
2 Departemen Agama, Al-Qur‟an Tafsir Per kata Kode Arab, (Jakarta: Penerbit Al-Fatih,
2007), 520 3 Nana Rukmana, Masjid&Dakwah, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002), 172
2
berjama‟ah di masjidSholat berjamaah termasuk sunnah Rasulullah SAW dan
para sahabat. Tidak pernah sekalipun Beliau saw tinggalkan. Toleransi yang
diperbolehkan untuk tidak berjamaah di masjid adalah ketika ada uzur yang
syar‟i. Bahkan ketika Rasulullah sakit saja, beliau masih tetap Sholat
berjamaah di masjid.4
Masjid berasal dari kata Sajada-Sujud, salah satu bermakna mengikuti
maupun menyesuiakan diri dengan ketetapan Allah yang berkaitan dengan
alam raya (Sunnatullah)Dengan keterangan ini jelas bahwa arti masjid itu
sebenarnya tempat sujud, bukan berarti sebuah gedung atau tempat ibadat yang
tertentu. Tiap potong permukaan bumi, terbatas dengan sesuatu tanda atau
tidak, baratap atau bertadah langit, bagi orang islam sebenar nya dapat
dinamakan masjid, jika ia disana mengerjakan Sholat, jika disitu ia hendak
lettakan dahinya, sujud menyembah tuhannya.5
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu „anhuma, dari Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
بسبعوعشزيىدرجت صلاةالجماعتأفضلمىصلاةالفذ
Artinya:Sholat berjama‟ah lebih utama 27 derajat dari pada Sholat
sendiri.”(Muttafaq Alaihi).6
Namunyang terlihat sekarang banyak masjid ataupun mushallah yang
didirikan dengan kemegahan bangunan dan arsitektur yang unik, akan tetapi
masjid tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Salah satu contohnya adalah
melaksanakan Sholat berjamaah. di zaman sekarang ini banyak masjid-masjid
yang kelihatannya sangat indah namun ketika melihat kedalamnya terutama
diwaktu Sholat sangat sepi dan terkadang juga terlihat kosong pada waktu
Sholat berjamaah didirikan.
Ibadah merupakan kebutuhan yang dilakukan sehari-hari. Baik itu
ibadah Sholat, maupun ibadah puasa, zakat ataupun haji. Lama kelamaan
4 Syahruddin El-Fikri,Sejarah Ibadah, (Jakarta: republika, 2014),29-30
5 Nana Rukmana, Masjid & Dakwah, 41
6 Syaikh Maulana Muhammad Sa‟ad Al-Khandahlawi, Muntakhab Ahadits, ( Yogyakarta:
Cet. 2, 2007), 152
3
jama‟ah akan tahu makna dan fungsi ibadah, seiring dengan bertambahnya
usia. Jama‟ah juga akan berlatih untuk mencintai ibadah. Dan pendidiklah
yang diharapkan menjadi pengurus yang baik untuk jama‟ahnya. Nabi dan
Rasul yang diutus untuk manusia memiliki tugas sebagai penyampai pesan
Ilahi untuk menjadikan manusia yang taat kepada penciptanya. Ketaatan
tersebut dibuktikan melalui berbagai macam bentuk yang meliputi, segi
keimanan, akhlak dan ibadah. Segi terkhir yang dibicarakan tersebut tidak
bisa ditinggalkan oleh guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam
pendidikan anak-anak mereka.
Realitas dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini, terlihat banyak
Jama‟ah yang mengatasnamakan beragama Islam, namun tidak mengamalkan
ajaran Islam dalam kehidupan mereka, yang di antaranya adalah pelaksanaan
ibadah Sholat berjama‟ah. Permasalahan lain adalah siswa yang kurang
memahami konsep Islam dengan benar. Padahal mereka adalah generasi
dambaan umat yang di masa yang akan datang bertanggung jawab meneruskan
perjuangan dan cita-cita Islam, namun jika aspek ibadah saja tidak dijalaninya,
maka hal ini telah meninggalkan prinsip dasar dari ajaran Islam itu sendiri.
Saat ini banyak sekali umat islam yang melalaikan atau meninggalkan
sholat berjamaah di masjid, hal ini karena kurangnya kepedulian pengurus
masjid terhadap jama‟ah dan kurangnya pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya Sholat berjamaah. Sehingga masjid hanya
dijadikan tempat beribadah sholat Jum‟at, dan Sholat hari raya islam.
Untuk bisa mengoptimalkan peran serta dan fungsi masjid pada masa
sekarang ini, kita harus membentuk kepengurusan masjid yang bisa bertangung
jawab dan mengatur semua kegiatan yang ada di dalam masjid, seseorang
pengurus masjid harus mempunyai sifat yang baik, tegas dan amanah, serta
pengurus masjid harus tampil dalam mengambil segala keputusan agar kita
tidak menyimpang dalam memungsikan masjid dari maksud didirikan nya.7
7 Wahyuddin Sumpeno, Perpustakaan Masjid Pembinaan dan Perkembangan (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 1993), 23
4
Seperti hal nya yang dilakukan PengurusMasjid Al-Istiqamah Masjid ini
terletak di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang. Kecamatan Reteh.
Kabupaten Inhil (Riau) Masjid ini berdiri pada tahun 1997.Dulu ketika masjid
Al-Istiqamah ini baru didirikan,kesadaran masyarakat untuk Sholat berjamaah
sangatlah kurang, apalagi ketika Sholat subuh, hanya ada 5-6 orang. namun
sekarang berkat ketekunan pengurus dan masjid yang berada didaerah dusun
mekarjaya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang betapa
pentingnya nilai Sholat berjamaahdan manfaat Sholat berjamaah yang
kemudian mengakibatkan mulai ramainnya masyarakat yang mau Sholat
berjamaah di Masjid Al-Istiqamah, hingga sampai saat ini jama‟ah Masjid Al-
Istiqamah mengalami peningkatan 37-45 jama‟ah. kemudian hal tersebut
bertahan hingga saat ini.Selain jama‟ahnya ramai Masjid ini juga banyak sekali
melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti memberi materi tentang
sholat, melakukan praktek sholat, memberi perhatian dan membentuk
kelompok yasinan.
Kegiatan ini tentunya tidak terlepas dari keseriusan pengurus masjid yang
bisa mengatur dan memberikan nilai positif kepada para jama‟ah sehingga
sampai saat sekarang ini Masjid Al-Istiqamah selalu ramai dengan para
jama‟ah ketika melakukan Sholat lima waktu.
Berdasarkan latar belakang dan pokok pemikiran diatas, maka penulis
ingin melakukan penelitian secara mendalam dan sekaligus menjadikan
pembahasan skripsi dengan judul “Upaya Pengurus Masjid dalam
Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah” (Studi Kasus Masyarakat
Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang Kecamatan Reteh
Kabupaten Inhil Riau)
5
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan di atas, maka peneliti akan memfokuskan pada
masalah, Bagaimana Upaya Pengurus Masjid Al-Istiqamah dalam
Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama‟ah, Pokok masalah ini lebih jauh
dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan yaitu:
1. Apa Upaya Pengurus Masjid Al- Istiqamah dalamMeningkatkan Kesadaran
Sholat Berjama‟ah?
2. Apa Faktor penghambat dan Pendukung Pengurus Masjid dalam Mengajak
Masyarakat di Dusun Mekar Jaya untuk Sholat Berjama‟ah?
3. Bagaimana hasil dari upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam
meningkatkan kesadaran Sholat berjama‟ah?
C. Batasan Masalah
Agar tidak jadi kesalah pahaman dalam memahami isi dari pembahasan
ini, maka peneliti hanya memfukuskan tentang Upaya Pengurus Masjid Dalam
Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama‟ah di Masjid.Dusun Mekar Jaya
Desa Seberang Pulau Kijang.
D. Tujuan dan Mamfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam Sebuah penelitian, tentu terdapat sebuah tujuan yang ingin dicapai.
Sesuia dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui Upaya Pengurus Masjid Al-Istiqamah dalam Meningkatkan
Kesadaran Shalat Berjama‟ah.
b. Mengetahui Faktor penghamnbat dan Pendukung Pengurus Masjid dalam
Mengajak Masyarakat di Dusun Mekar Jaya Sholat Berjama‟ah.
c. Mengetahui hasil Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam
meningkatkan kesadaran Sholat berjama‟ah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun mamfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sacara akademis
6
Sebagai syarat untuk memperoleh S.Sos Fakultas Dakwah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dan hasil dari penelitian ini juga
diharapkan bisa menambah pengetahuan serta wawasan bagi seluruh
mahasiswa UIN STS Jambi dan juga mahasiswa Bimbingan Penyuluha
Islam khusus nya sebagai referensi atau bacaan, mengenai Kesadaran
dalam Sholat berjama‟ah di masjid, Penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi motivasi atau dorongan kepada diri kita agar lebih
memperhatikan Sholat berjama‟ah di masjid.
b. Secara praktis
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penting
nya kesadaran Sholat berjama‟ah bagi masyarakat.
E. Kerangka Teori
1. Kesadaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kesadaran adalah keinsafan
keadaan mengerti,akanharga dirinyatimbul karena ia diperlakukan secara
tidak adil, hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang diri kesadaran
seseorang atas keadaan dirinya sendiri.8
2. Kesadaran Dalam Sholat Berjam‟ah
Sholat jamaah hukumnya sunnah muakkad (sunnah yang
diprioritaskan jika tidak ada udzur). Di jaman modern sekarang banyak kita
jumpai bangunan masjid yang megah, indah dan sangat elok, tidak hanya di
perkotaan namun di desa saat ini umat Islam seolah-olah berlomba-lomba
untuk membangun atau merenovasi masjid mengingat pahala yang besar
bagi orang yang membangun masjid, namun kondisi yang cukup
memprihatinkan adalah sedikitnya umat muslim yang melaksanakan Sholat
secara berjamaah di dalamnya, pemandangan rutin di sekitar kita adalah
masjid akan ramai dengan jamaah pada saat-saat tertentu saja, antara lain
saat Sholat Jumat, Sholat hari raya, Sholat Maghrib dan Isya. Berbagai
alasan yang akan kita munculkan atas kondisi tersebut, namun jika kita
8 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nsional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edesi ke-
3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),285
7
mengetahui keutamaan Sholat berjamaah, Insya Allah kita tidak akan
pernah ketinggalan mengikuti Sholat berjamaah di masjid kecuali jika ada
udzur yang sangat mendesak.9
3. Pentingnya Sholat Berjama‟ah di Masjid
Rasulullah SAW sangat menganjurkan umat islam untuk
melaksanakan Sholat berjamaah bagi yang tidak ada udzur, akan lebih
utama lagi jika dilakukan di dalam masjid, bahkan beliau sempat membakar
rumah orang-orang yang tidak mengikuti Sholat jamaah di
masjid.sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda beliau
Dari Syayidina Abu Hurairah Radhiallahu „anhu, Baginda Rasulullah
„Shallalla‟alaihi wasallam bersabda, Sungguh aku ingin menyuruh pemuda-
pemuda agar mengumpulkan beberapa ikat kayu bakar untukku, lalu
kudatangi orang-orang yang Sholat dirumah mereka tampa udzhur, dan
kubakar rumah-rumah mereka sedangkan mereka di dalamnya.(HR.
Bukhari Muslim, Abu Daut, Ibnu Majah, Tirmidzi, dari kitab At-Targhib)10
dan masih banyak lagi hadits yang menjelaskan anjuran dan bahkan
peringatan akan pentingnya melaksanakan Sholat berjamaah di dalam
masjid, Semakin mudahnya kita menjumpai masjid di sekitar kita hendaklah
menjadikan kita lebih bersemangat untuk melaksanakan Sholat berjamaah di
masjid.11
4. Sholat Berjama‟ah
a. Pengertian Sholat Berjama‟ah
Sholat arti bahasanya adalah do‟a, sedangkan arti istilahnya adalah
perbuatan yang diajarkan oleh syara‟ dimulai dengan takbir dan
diakhiridengan memberi salam12
Al-Jamaah menurut istilah bahasa ialah
suatu kelompok, sedangkan menurut syara‟ ialah meningkatkan Sholat
9Imam Musbikin, Misteri Sholat Berjamaah bagi Kesehatan Fisik dan Psikis (Cet. I;
Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007)12 10
Maulana Muhammad Zakariyyah Al-Khandahlawi, Kitab Fadillah Amal,( Bandung:
Pustaka Ramadhan 2007), 295 11
Imam Musbikin, misteriSholat berjamaah bagi kesehatan fisik dan psikis (Cet I:
Yogyakarta:Mitra pustaka,2007) 12 12
Zakiah Daradjat, Dasar-dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada
Perguruan Tinggi Umum (Cet. X; Jakarta: Bulan Bintang, 1996), 198
8
makmum dengan imamnya paling minimal dua orang, yaitu imam dan
makmumnya.13
Hakekat jamaah adalah mengadakan perikatan antara imam dan
makmum, antara pemimpin dengan rakyat.Jamaah itu adalah dari kha-sha-
ish (keistimewaan-keistimewaan) umat Islam, seperti Sholat jum‟at, Sholat
dua hari raya („ied), Sholat gerhana, dan Sholat minta hujan (istisqa).14
Sholat berjamaah adalah Sholat yang dilakukan oleh orang banyak
bersama-sama, sekurang-kurangnya dua orang, seorang diantara mereka
yang lebih fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang hukum Islam dipilih
menjadi imam. Dia berdiri di depan sekali, dan lainnya berdiri di
belakangnya sebagai makmum.Sholat berjamaah adalah hal yang terbaik
dalam syariat dan salah satu cara mensyiarkan Islam. Jumlah jamaah
sedikitnya ada imam dan makmum15
Firman Allah swt.dalam QS Al-Baqarah: 43
كعيه كوة وٱركعوا مع ٱلز لوة وءاتوا ٱلز ٣٤ وأقيموا ٱلص
Artinya:“Dan dirikanlah Sholat dan tunaikanlah zakat, dan rukuklah
beserta orang-orang yang rukuk”.16
b. Hukum Sholat Berjama‟ah
Sebagian ulama mengatakan bahwa hukum Sholat berjamaah adalah
fardhu „ain, sebagian berpendapat sunnah muakkad.Yang akhir inilah
yang lebih layak, kecuali bagi Sholat jum‟at. Para ulama berpendapat
tentang hukum Sholat berjamaah:
1. Menurut kaidah persesuaian beberapa dalil dalam masalah ini
pengarang Nailul Autar berkata, “Pendapat yang seadil-adilnya dan
lebih dekat kepada yang betul ialah Sholat berjamaah itu sunnah
muakkad.17
13
Syekh Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-pokok Hadis Rasulullah saw., Jilid I
(Bandung: CV Sinar Baru), 752 14
Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Sholat(Jakarta: Bulan Bintang,
1994), 303 15
Moh Rifa‟I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap (Semarang: PT. Toha Putra), 145 16
Departemen Agama, Al-Qur‟an Tafsir Per kata Kode Arab,8 17
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: SBA. 2003)107
9
2. Madzhab Imam Ahmad mengatakan bahwa Sholat berjamaah
hukumnya fardhu „ain (wajib bagi setiap orang), pelakunya berdosa
jika meninggalkannya, dan bukan syarat sahnya Sholat.
3. An-Nawawiy yang lebih shahih adalah berjamaah Sholat itu fardhu
kifayah bagi kaum lelaki baligh yang merdeka serta bermukim, untuk
Sholatada‟ (tunai) saja.
4. Hanafiyah berpendapat bahwa Sholat berjamaah adalah
sunnahmuakkadah hampir sama dengan wajib, berdosalah siapa yang
biasa meninggalkannya.18
c. Keutamaan Sholat Berjama‟ah
Setiap ibadah mempunyai nilai keutamaan bagi umat Islam yang
mendirikannya, bentuk pahala dan sanjungan dari Allah Swt. Sholat
berjamaah mempunyai beberapa keutamaan antara lain:
1. Mendapat naungan dari Allah Swt. pada hari kiamat.
2. Keutamaan berjalan ke masjid untuk menunaikan Sholat berjamaah di
dalamnya. Orang yang melangkahkan kaki menuju masjid dalam
keadaan suci untuk menunaikan Sholat berjamaah akan mendapat
pahala ibadah haji, berada dalam jaminan Allah, mendapatkan jamuan
dari surga setiap kali ia pergi pada pagi dan petang hari.
3. .Mandapat pahala 27 derajat dibandingkan Sholat sendirian. Allah
akan meninggikan derajatnya berlipat ganda daripada Sholat sendirian
27 derajat.19
d. Udzur yang Boleh Meninggalkan Sholat Berjamaah
Ulama fiqih menetapkan bahwa udzur yang dapat dijadikan alasan
untuk meninggalkan Sholat berjamaah adalah sebagai berikut:
1. Menderita sakit
2. Karena takut terjadi fitnah baik terhadap diri, keluarga ataupun
hartanya.
3. Karena sangat lapar sementara hidangan sudah tersedia.
18
Imam Musbikin, Misteri Sholat Berjamaah bagi Kesehatan Fisik dan Psikis ,23 19
Al-Imam Al-Bukhari, Terjemahan Hadis Shahih Bukhari Jilid I, II, III & IV (Jakarta:
Klang Book Centre, 2009), 196
10
4. Karena hajat, yakni ingin buang air besar atau kecil.
5. Karena hujan lebat sehingga terjadi banjir dan banyak lumpur dan
dingin yang amat sangat.20
5. Upaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya adalah usaha atau
ikhtiar, untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan dan
mencari jalan keluar21
6. Masjid
a. Pengertian Masjid
Kata masjid berasal dari Bahasa Arab, diambil dari kata “Sajada,
yasjudu, sajdan”. Kata “Sajada” dalam konteks luas menunjukkan arti
sebuah ekspresi dari kepatuhan dan ketaatan seorang hamba kepada
Tuhannya.
Masjid berasal dari kata Sajada-Sujud, salah satu bermakna
mengikuti maupun menyesuiakan diri dengan ketetapan Allah yang
berkaitan dengan alam raya (Sunnatullah) Dengan keterangan ini jelas
bahwa arti masjid itu sebenarnya tempat sujud, bukan berarti sebuah
gedung atau tempat ibadat yang tertentu. Tiap potong permukaan bumi,
terbatas dengan sesuatu tanda atau tidak, baratap atau bertadah langit,
bagi orang islam sebenar nya dapat dinamakan masjid, jika ia disana
mengerjakan Sholat, jika disitu ia hendak lettakan dahinya, sujud
menyembah tuhannya.22
Untuk menunjukkan suatu tempat kata “Sajada” diubah bentuknya
menjadi masjidun artinya tempat sujud menyembah Allah swt. Istilah
masjid mengandung pengertian tempat ibadah bagi umat Islam untuk
melaksanakan kewajiban Sholat lima waktu maupun Sholat jum‟at secara
berjamaah yang diperintahkan oleh Allah Swt.23
20
Sulhan Abu Fitrah, Tuntunan Sholat Khusyu‟ Sempurna dan Diterima (Cet. I; Jakarta:
Pustaka Fitrah, 2008), 169-171 21
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nsional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edesi ke-
3,153 22
Nana Rukmana, Masjid & Dakwah, 41 23
Wahyuddin Sumpeno, Perpustakaan Masjid Pembinaan dan Perkembangan , 6
11
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian masjid di
antara nya sebagai berikut:
1. Menurut Aidh bin Abdullah Al-Qorni, “Masjid adalah tempat untuk
saling mengenal dan mengakrabkan diri diantara kaum muslimin.
2. masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya yang
absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau yang
lainnya, dengan demikian maka akan timbul rasa tolong-menolong
sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh
ikatan kasih sayang antar jamaah masjid kaum mukminin.
3. M. HR. Songge menyatakan masjid secara etimologis, bermakna
sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan ibadah
mahdhah berupa Sholat wajib dan berbagai Sholat sunnah lainnya
kepada Allah swt. dimana para hamba melakukan segala aktifitas baik
yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam kerangka kepada
Allah swt24
b. Fungsi Masjid
Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan
umat Islam, beberapa diantaranya adalah:
1. Masjidmerupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan
diri kepada Allah Swt.
2. Masjid adalah tempat kaum mislimin beri‟tikaf, membersihkan diri,
menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan
pengalaman batin keagamaan sehingga selalu terpelihara
keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.
3. Masjidadalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna
menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.
4. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan
kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.
24
Aidh bin Abdullah Al-Qorni, Memakmurkan Masjid; Langkah Maju Kebangkitan Islam
(Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2005), 44
12
5. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong
royongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
6. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk
meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin.
7. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader
pimpinan umat.
8. Masjid tempat pengumpulan dana, menyimpan dan membagikannya.
Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial25
7. Pengertian Imam
Kata imam dalam bahasa Arab adalah pemimpin, pemuka.
Sedangkan imam menurut istilah, adalah pemuka di dalam berbagai
aspek kehidupan umat Islam. Sedangkan pengertian imam dalam konteks
Sholat atau imam Sholat, adalah pimpinan dalam Sholat jamaah, baik
dalam kedudukannya yang tetap maupun dalam keadaan yang sementara,
sang imam berdiri paling depan dari barisan jamaah Sholat.
Seorang imam Sholat, biasanya adalah orang yang dianggap baik
dalam Sholatnya, orang-orang yang berhati-hati mengerjakan Sholat,
yang memperbaiki cara-cara Sholat, agar mendapat ganjaran orang-orang
yang menjadi pengikut (makmum) dan bukan mendapat dosa dari
kesalahan orang yang berada di belakangnya.
Keberadaan imam dalam Sholat tidak lepas adanya Sholat yang
dilakukan secara berjamaah, yaitu Sholat yang dilakukan dua orang atau
lebih secara bersama-sama dengan ketentuan tertentu, di mana seorang
menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum. Maka para jamaah
bahu-membahu antara satu dengan yang lain, dengan membentuk satu
barisan tentara yang siap melaksanakan perintah dari komandannya.
a. Peran Dan Fungsi Imam
Peran dan fungsi yang bisa dan harus dijalankan imam masjid
sangat pentingdan strategis. Karena itu, imam masjid bukanlah sekedar
25
Muh. Ayub, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus (Jakarta: Gema
Insani Press, 1996), 7-8
13
berfungsi sebagai pemimpin dalam Sholat berjamaah, sebagai imam
Sholat merupakan salah satu fungsinya. Ada beberapa peran dan fungsi
imam masjid yang harus diwujudkan, yaitu :
1) Pemersatu Umat Islam.
Sebagai imam masjid, Rasulullah Saw amat memperhatikan persatuan
dan kesatuan dikalangan para sahabatnya. Bila sahabat berbeda pendapat,
Rasulullah menengahi perbedaan itu dan kalau sahabat memiliki gagasan
dan pendapat yang baru selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
Islam, maka Rasulullah Saw amat senang dengan pendapat dan gagasan
itu, kesemua itu adalah dengan maksud terwujudnya persatuan
dikalangan para sahabat yang sebaik mungkin.
2) Menghidupkan Semangat Musyawarah.
Masjid adalah tempat untuk bermusyawarah, musyawarah antar pengurus
dengan pengurus dan pengurus dengan jamaahnya, bahkan antar sesama
jamaah. Imam masjid selalu berusaha mendudukkan persoalan melalui
musyawarah sehingga dengan musyawarah itu, hal-hal yang belum jelas
menjadi jelas dan hal-hal yang dipertentangkan bisa dicarikan titik
temunya.
3) Membentengi Aqidah Umat.
Dalam kehidupan sekarang yang begitu rendah nilai moralitas
masyarakat kita, amat diperlukan benteng aqidah yang kuat, sebab
kerusakan moral pada hakikatnya karena kerusakan aqidah.
4) Menjadi Uswah Bagi Jamaah.
Dalam pelaksanaan ajaran Islam sehari-hari, umat Islam amat menuntut
adanya figur-figur teladan sehingga kaum muslimin memahami
bagaimana pelaksanaan ajaran Islam yang baik.
5) Menjadi Rujukan Dalam Masalah Keislaman.
Sebagaimana kita ketahui, masih amat banyak umat Islam yang begitu
awam terhadap ajaran Islam. Keawaman umat terhadap Islam diperparah
lagi dengan adanya perbedaan cara pandang dalam memahami ajaran
Islam sehingga sebagian umat Islam masih bingung terhadap ketentuan-
14
ketentuan Islam. Kebingungan umat itu sebenarnya bisa diatasi manakala
imam masjid bisa menjadi rujukan atau tempat bertanya yang mampu
memberikan jawaban.
6) Membangun Soliditas Jamaah.
Mewujudkan masjid yang ma‟mur, mencapai umat yang maju dan
menggapai kejayaan Islam dan umatnya merupakan sesuatu yang tidak
bisa dicapai secara individual.26
F. Pendekatan Penelitian
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang lebih mendasarkan pada
hal-hal bersifat diskursif, seperti transkrip dukumen, catatan lapangan, hasil
wawancar, dukumen tertulis dan data nondiskursif.27
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif
analisis.
G. Setting dan Subjek Penelitian
Setting penelitian adalah Masjid Al-Istiqamah Dusun Mekar Jaya
Desa Seberang Pulau Kijangsubyek penelitian berpusat pada kesadaran
masyarakat dalam Sholat berjma‟ah.
H. Sumber dan Jenis Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut
menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak
berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan.28
Data
primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data
tentang peranan orang tua terhadap pendidikan ibadah Sholat lima
waktu anak di Dusun Mekar Jaya, khususnya mengenai:
26
Muh. Ayub, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, 12-14 27
Pawito, Penelitian Komonikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2007), 37 28
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007,
87.
15
1) Upaya pengurus Masjid tentang ibadah Sholat berjama‟ah lima
waktu di masjid.
2) Kendala pengurus Masjid terhadap ibadah Sholat berjama‟ah lima
waktu anak di masjid.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah,
koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.29
Data sekunder
dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai gambaran
umum Desa Seberang Pulau Kijang:
1) Historis dan geografis.
2) Struktur organisasi.
3) Keadaan Masjid
4) Keadaan fasilitas.
2. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data diperoleh.30
Sedangkan sumber
data dalam penelitian ini orang dan materi yang meliputi:
a. Pengurus Masjid.
b. Jama‟ah
c. Guru Ngaji
d. Kepala desa.
e. Arsip.
I. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapat
data31
Untuk memperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi yang
29
Ibid., 91. 30
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia,
1998, 122. 31
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013),
Cet. Ke-19,224
16
mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data
melalui:
1. Observasi
Observasi sebagai tehnik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spsefik bila dibandingkan dengan tehnik yang lain, yaitu wawancara dan
konsioner. Kalau wawancara dan konsioner selalu berkomonikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada objek-
objek alam yang lain32
Menurut Nasution Observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan.Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.33
Tujuan observasi adalah memahami aktifitas-aktifitas secara
langsung, menjelaskan siapa saja orang-orang yang terlibat didalam suatu
aktifitas, memahami maksud dari suatu kejadian, serta mendeskripsikan
sentting yang terjadi pada suatu aktifitas. Obsevasi dilakukan dengan
cara pengamatan langsung untuk memperoleh data tentang proses Imam
Masjid dalam meningkat kan kesadaran Sholat berjama‟ah di masjid.
Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi partisipan, yang mana peneliti melibatkan diri secara
langsung dalam lingkungan penelitian.Dengan kata lain, observasi yaitu
melakukan kunjungan langsung ketempat penelitian serta mengamati
Upaya Pengurus Majid Istiqamah dalam meningkat kesadaran Sholat
berjama‟ah.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interview) yang
mengajukan pertanyaan dan wawancara (Interview)yang memberikan
pertanyaan atas jawaban itu.34
32
Ibid, 145 33
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), 64 34
Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2014), 186
17
Menurut Setna Yuwana Sudican “[W]awancara adalah suatu
percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai yang memberikan jawaban pertanyaan tersebut.35
Jenis
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur atau terpimpin. Yaitu wawancara dengan cara hanya
mengumpulkan data yang relevan dengan permaslahan yang diteliti.
Situasi evaluasi tertentu, keperluan dari orang yang diwawancarai, dan
gaya personal pewawancara semuanya secara bersama-sama menciptakan
situasi yang unik untuk setiap wawancara.36
Wawancara tidak terstuktur penulis gunakan sebagai instrumen
pelengkap observasi untuk mengumpulkan data di lapangan tentang Upaya
Pengurus Majid Istiqamah dalam meningkat kesadaran Sholat berjama‟ah.
Sedangkan metode wawancara adalah teknik memperoleh informasi
secara langsung melalui permintaan keterangan keterangan kepada pihak
pertama yang dipandang dapat mendirikan keterangan atau jawaban
terhadap pertanyaan yang diajukan.37
Dalam penelitian ini, penulis dapat
mewawancarai beberapa, pengurus masjid dan jama‟ah Majid Istiqamah
dalam meningkat kesadaran Sholat berjama‟ah
3. Dokumentasi
Dokumen merupaka catatan perisstiwa yang sudah
berlalu.Dukumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya karya
menumental dari seseorang.Dukumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,
kebijakan.Dukumen yang berbetuk gambar misalnya foto, gambar hidup,
skesta dan lain-lain.Dukumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,
yang berupa dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
35
Lexy J. Moleong, (Bandung: PT. Remaja Rosda, 2014), 186. 36
Emizir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), 169. 37
Ibid., 49.
18
wawancara dalam penelitian kualitatif.38
Dokumentasi adalah data yang
diperoleh dari dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan meramalkan.39
Dokumentasi adalah cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan
termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori atau hukum-hukum dan
lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.40
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui data-
data dokumenter, berupa catatan, transkrip, buku, surat Kabupatenar,
majalah. agenda ataupun jurnal yang dapat memberikan informasi
tentang objek yang diteliti. Data dokumentasi digunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi berupa
foto kegiatan kegiatan Ketiga teknik pengumpulan data di atas digunakan
secara simultan dalam penelitian ini, dalam arti digunakan untuk saling
melengkapi antara data satu dengan data yang lain. Sehingga data yang
penulis peroleh memiliki validitas dan keabsahan yang baik untuk
dijadikan sebagai sumber informasi.41
J. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
data menurut Miles dan Hubermanyang pada prinsipnya kegiatan analisis
data ini dilakukan sepanjang kegiatan penelitian (during data collection), dan
kegiatan yang paling inti mencakup menyederhanaan data (data reduction),
penyajian data (data display) serta menarik kesimpulan (making
conclusion).42
Analisis data ini dilakukan sejak pengumpulan data secara keseluruhan.
Data kemudian di cek kembali, secara berulang, dan disistimatiskan dan
38
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 82 39
Lexy J. Moleong, Suatu Kajian Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995), 77. 40
Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, (Malang: Yayasan Asih
Asuh, 1990), 46. 41
Ibid, 64. 42
Michael A. Huberman dan Matthew B Miles, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI,
1992), 16.
19
diinterpretasikan secara logis, sehingga diperoleh data yang absah dan
kredibel.43
Suatu analisis melaui data kualitatif dengan menggunakan analisis
sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reductions)
Menurut Miles dan Hubberman, mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang
penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian, mereduksi data yang
telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya bila diperlukan.44
Dalam hal ini, menggunakan teknik reduksi data adalah untuk
mereduksikan data yang diperoleh dari lapangan penelitian yang bersifat
umum tentang aktifitas pembimbing asrama dalam memotivasi Upaya
Pengurus Majid Istiqamah dalam meningkat kesadaran Sholat
berjama‟ah.
2. Penyajian data (Display Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Namun yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam
metode penelitain ini adalah teks yang bersifat naratif.
Maka dalam hal ini, peneliti ingin mengalisis datanya
menggunakan penyajian data agar dapat menganalisis lebih dalam
gambaran yang terjadi di lapangan.
3. Penarikan kesimpulan (Conclution Drawing Verification)
Verification merupakan langkah ketiga analisis data yang berupa
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
43
Lexsi J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,1996), 6. 44
Op Cit., 17
20
ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
Maka dalam hal ini peneliti ingin menggunakan analisis verifikasi
agar dapat menyimpulkan data yang diperoleh dilapangan, sehingga
temuan awal yang sebelumnya masih bersifat sementara akan lebih jelas
gambaran masalah yang telah diteliti.
K. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Adapun tingkat kepercayaan data (trustworthiness) dalam penelitian
dilakukan suatu teknik pemeriksaan data antara lain; melakukan perpanjangan
keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi dan diskusi sejawat.45
Untuk memperoleh data yang terpercaya (trustworthiness) dan dapat
dipercaya (reliabe), maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan
data yang didasarkan atas sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif,
upaya pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara yaitu:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat
keikutsertaan peneliti di lokasi secara Iangsung dan cukup lama, dalam
upaya rnendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin
mengurangi keabsahan data, karena kesalahan penilaian data (data
distortion) oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak sengaja.
Distorsi data dari peneliti dapat muncul karena adanya nilai-nilai
bawaan dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti dari lapangan yang
diteliti Sedangkan distorsi data dari responden, dapat timbul secara tidak
sengaja, akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan, atau muncul
dengan sengaja, karena responden berupaya memberikan informasi fiktif
yang dapat menyenangkan peneliti, ataupun untuk menutupi fakta yang
sebenarnya.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan
45
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), 175.
21
pengamatan secara teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-
faktor yang menonjol dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut
selanjutnya.sehingga peneliti dapat memahami faktor-faktor tersebut.
Ketekunan pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan
karakteristik data yang benar-benar relevan dan terfokus pada objek
penelitian. Permasalahan dan fokus penelitian. Hal ini diharapkan pula
dapat mengurangi distorsi data yang mungkin timbul akibat keterburuan
peneliti untuk menilai suatu persoalan, ataupun distorsi data yang timbul
dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar,
misalnya berdusta, menipu, dan berpura-pura.
4. Triangulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai perbandingan terhadap data itu.46
Jadi dalam hal ini mengecek
sumber data yang diperoleh di lapangan berkenaan dengan penelitian ini.
Ada empat macam triangulasi yaitu dengan menggunakan sumber, metode,
penyidik dan teori.
Pertama, Triangulasi sumber yakni membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui sumber
yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan
orang.47
Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
kembali derajat keterpercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Konsep trianggulasi
dengan metode yang berbeda mengimplikasikan adanya model-model
pengumpulan data secara berbeda (observasi dan wawancara) dengan pola
yang berbeda. Trianggulasi dengan sumber ini dapat dilaksanakan dalam
46
Ibid, 330. 47
Ibid, 330-331.
22
bentuk, mengkomparasikan data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan pengamatan langsung peneliti di lapangan.
Komparasi ini terutama dilakukan untuk melihat peran di Dusun
Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir RiauKedua, Triangulasi teori yaitu membandingkan data
dengan teori-teori yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian.
Trianggulasi dengan teori didasarkan pada asumsi bahwa fakta tertentu
tidak dapat diperiksa keterpercayaannya hanya dengan satu teori. Artinya,
fakta yang diperoleh di dalam penelitian harus dapat dikonfirmasikan
dengan dua teori atau lebih. Patton menamakan teori ini sebagai penjelasan
pembanding. Trianggulasi dengan teori ini penulis terapkan dalam bentuk.
Satu, menghubungkan antara keberadaan manajemen sekolah dengan
prestasi santri48
.
Teknik pemeriksaan data dilakukan dalam penelitian ini didasarkan
atas satu kriteria kepercayaan (credibility). Standar kredibibilitas
diperlukan agar hasil penelitian kualitatif dapat dipercaya oleh pembaca
dan dapat disetujui kebenarannya oleh partisipan yang diteliti. Dalam
pengecekan keabsahan data ada beberapa teknik yang dapat digunakan,
yaitu: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan dan kecermatan pengamatan,
triangulasi dan diskusi sejawat,49
yaitu:
5. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan ini menuntut peneliti untuk terjun
langsung ke dalam lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang untuk
mendeteksi dan memperhitungkan distorsi (penyimpangan) yang mungkin
akan merusak data, baik distorsi peneliti secara pribadi, maupun distorsi
yang ditimbulkan oleh responden; baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.
Melalui perpanjangan keikutsertaan ini, diharapkan peneliti dapat
menentukan distorsi yang terjadi dalam penelitian sehingga peneliti dapat
48
Ibid,330. 49
Ibid, 163.
23
mengatasi hal ini. Penelitian yang direncanakan dilaksanakan tiga bulan,
dan dikarenakan peneliti khawatir akan terjadinya distorsi baik yang
berasal dari peneliti sendiri maupun yang distorsi yang berasal dari
responden, maka dianggap perlu menambah masa penelitian.
6. Ketekunan dan Kecermatan Pengamatan
Ketekunan pengamatan merupakan upaya peneliti dalam mengamati
secara cermat, rinci dan berkesinambungan terhadap berbagai gejala atau
fenomena yang terjadi. Dengan teknik ini, peneliti bermaksud menemukan
cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi relevan dengan persoalan yang
sedang dicari, lalu memuastkan diri pada hal-hal tersebut secara
kelaboratif. Teknik ini diharapkan akan mengurangi terjadinya berbagai
distorsi data yang timbul akibat kurang teliinya peneliti dalam menilai
suatu persoalan.
Ketelitian pengamatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasikan
karakteristik dan elemen dalam suatu situasi yang sangat relevan dengan
permasalahan atau isu yang sedang diteliti dan memfokuskannya secara
terperinci.
Peneliti berupaya mengadakan observasi atau pengamatan secara
teliti dan rinci secara terus-menerus terhadap faktor-faktor yang menonjol,
dan kemudian peneliti menelaahnya secara terinci sampai pada suatu titik
sehingga pada pemeriksaan tahap awal akan kelihatan salah satu atau
keseluruhan faktor yang telah dipahami50
.
Triangulasi dengan penyidik yaitu teknik pengecekan data melalui
perbandingan hasil daya yang diperoleh dari satu pengamat dengan hasil
penyelidikan pengamat lainnya. Cara ini dapat dilakukan bila penelitian
dilakukan dalam suatu kelompok, di mana masing-masing peneliti
kemudian membandingkan hasil penelitiannya.
Trianggulasi dengan teori, yaitu pengecekan keabsahan data melalui
perbandingan dua atau lebih teori yang berbicara tentang hal sama,
dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan banding tentang suatu hal
50
Ibid, 330.
24
yang diteliti. Penerapan teknik tersebut, dapat dilakukan dengan
memasukkan teori-teori pembanding untuk memperkaya dan
membandingkan penjelasan pada teori utama yang digunakan dalam
penelitian.
L. Studi Releevan
Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat bebrapa karya tulis yang
hamper sama dengan peneliti yakni skripsi karya.Ahmad Zaidun yang
berjudul” Pengaruh Mengikuti Shalat Berjama‟ah Terhadap Perilaku
Keagamaan Santri di Pondok Pesantren Roudlotus Sa‟idiyyahSukorejo
Gunungpati Semarang” Skripsi ini membicarakan tentang pengaruh sahalat
berjama‟ah terhadap prilaku keagamaan51
Skripsi Karya Neti Faila Suffa yang berjudul “Pengaruh Shalat
Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Studi Kasus Masyarakat Pondok
Sendang, Kec. Beringin, Kab. Semarang. Skripsi ini membicarakan tentang
pengaruh shalat berjama‟ah prilaku soial.52
Skripsi Karya Muhammad Fazil yang berjudul “Pembiasaan Shalat
Dhuhur Berjama‟ah Dalam Meningkatkan Kedesiplinan Siswa SMA Negri 1
Lhoknga Aceh Besar. Skripsi ini membicarakan tentang pembisaan shalat
dhuhur dalam meningkatkan kedesiplinan siswa.53
Sebagaimana yang terlihat dari studi relevan ini, bahwwa dari beberapa
kajian yang disebutkan diatas memiliki kesamaan, yaitu sama-sama meneliti
tentang shalat berjama‟ah hanya saja bedanya pada pengangkatan masalah.
Belum ada yang membahas tentang Upaya PengurusMasjid dalam
Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama‟ah. Karya karya diatas adalah
berbeda dengan karya yang sedang penulis rampungkan, dari segi
pengangkatan masalah yang berbeda dan melihat adanya perbedaan setting,
tentu saja penelitian yang akan dihasilkan akan berbeda.
51
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl-ahmadzaidu-4519-1-skripsi_-
p.pdf di akses pada tanggal,25 Maret,2019 52
http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/6739c7348d60aea0.pdf di akses pada tanggal, 26
Maret, 2019 53
https://repository.ar-raniry.ac.id/2119/1/Muhammad%20Fazil.pdf di akses pada tanggal 26
Maret, 2019
25
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Historis dan Geografis
1. Historis
Sejarah berdirinya Desa seberang Pulau Kijang, desa seberang
pulau kijang adalah saalah satu desa yang berada di kecamatan reteh
kabuten indragiri hilir.Desa seberang pulau kijang adalah hasil dari
pemekaran desa pulau kecil.Pada saat desa seberang pulau kijang masih
berada diwilayah desa Pulau Kecil maka para Tokoh masyarakat merasa
perlu mengusulkan pemekaran kepada pemerintah Kabupaten Indragiri
Hilir Untuk diadakan pemekaran karena melihat begitu luasnya wilayah
Pulau Kecil sehingga kurang Efektif dalam pelayanan masyarakat,
sehingga timbul inisiatif dari beberapa tokoh yang mewakili Dusun pada
saat itu antara lain:
a. H. M. ABDULLAH dari Dusun parit perani
b. H. MADEK dari Dusun sungai tambak
c. ABD MANASSE dari Dusun Terusan Jaya
Akhirnya diadakan Rapat desa pada tanggal 21 Juni 1999 yang
dihadiri oleh CamatReteh, Kades Pulau Kecil, Perangakat Desa, dll, guna
untuk membahas pemekaran dimaksud, dan akhirnya kesimpulan rapat
menyetujui pemekaran denganditandai dengan pananda tanganan surat
Pengusulan tersebut, adapun wilayah yangdiusulkan adalah separuh desa
Pulau Kecil yang berada Disebelah utara SungaiGangsal atau dengan kata
lain dibagi dua, dengan nama yang diusulkan adalah DesaSeberang Pulau
Kijang, nama desa seberang pulau kijang karena posisi desa tersebut
berseberangan dengan pulau kijang. Pada rentang waktu antara tahun 1999
sampai denga 10 tahun 2004 merupakan desa Persiapan dengan Kepala
Desa yang disebut Penjabat Kepala desa, dan pada akhirnya diresmikan
oleh Bupati Indragiri Hilir menjadi desa definitif pada hari Senin tanggal
27 Desember 2004 Maka resmilah menjadi Desa seberang pulau kijang
26
yang diakui oleh Pemerintah baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah
Pusat. Demikian sejarah singkat desa seberang pulau kijang yang sumber
datanya diambil dari bukti autentik yang ada.
Masih sehubungan sejarah Desa Seberang Pulau Kijang
Kecamantan Reteh berikut wawancara dengan tokoh masyarakat:
[K]arena pada waktu dulu berdasarkan usulan dari masyarakat untuk
melakukan pemekaran desa Pulau Kijang berdasarkan hasil dari
keputusan rapat bersama masyarakat pemimpin desa tersebut (bapak
Suyarto) membagi desa tersebut menjadi empat dusun yaitu Dusun
Parit Jawa, Dusun Parit Sayang, Dusun Parit Menanti dan Dusun
Mekar Jaya.1
2. Geografis
Desa Seberang Pulau Kijang adalah salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari dengan tanahnya datar dan
subur yang sangat baik untuk pertanian, baik untuk tanaman muda maupun
untuk tanaman keras seperti tanaman karet.Hasil yang didapat dari
pertanian oleh masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Desa Seberang Pulau Kijang memiliki batas-batas daerahnya
adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Seberang Sanglar
b. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Benteng Barat Kec Sungai
Batang
c. Sebelah Timur berbatasan dengan desa mekar sari
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Pulau Kecil
Berkaitan dengan proses berdirinya Masjid Al-Istiqamah di Dusun
Mekar jaya sangatlah bersejarah karna masjid ini, masjid yang pertama
berdiri di daerah Desa Seberang Pulau Kijang, daerah tersebut sebelumnya
belum ada sebuah Masjid hanya ada Mushullah . Awal mulai ide pendirian
masjid berawal dari seseorang yang bernama Bpk M. Begok beliau adalah
seorang bekerja sebagai petani biasa, beliau datang dari kuala tungkal pada
1Wawancara, Penulis dengan Tokoh Masyarakat 20 Maret 2019
27
tahun 1981 hanya sebagai seorang petani biasa yang mempunyai lahan di
dusun mekar jaya. Awal mula nya beliau mendirikan masjid tersebut karna
melihat susah nya masyarakat ketika ingin melakukan sholat Juma’at, atau
pun ingin mengadakan peringatan hari besar Islam lainnya.
Oleh karena itu bapak M. Begok mengusulkan kepada masyarakat
untuk musyawarah membangun Masjid tersebut akhirnya musyawarah
setuju tentang adanya pembangunan Masjid di Dusun Mekar Jaya hasil
permusyawarah pembangunan dana Masjid masyarakat di Dusun Mekar
Jaya dikenakan satu KK RP. 100.000 dan meminta bantuan kepada
perintah Desa Seberang Pulau Kijang untuk mengajukan profosal
pembangunan masjid pada tahun 1995. Akhirnya pada tahun 1996 dana
pengajuan profosal tersebut keluar dan pada akhir nya berdirilah Masjid
Al-Istiqamah pada tahun 1997 dengan kapasitas jama’ah 1.000 jama’ah
Keadaan iklim Desa Seberang Pulau Kijang termasuk kategori
beriklim sedang, dikatan demikian karena pada siang harinya tidak telalu
panas dan pada malam harinya tidak terlalu dingin. Sementara itu, tidak
jauh berbeda dengan daerah tropis lainnya di Propinsi Riau, maka keadaan
musim di Desa Seberang Pulau Kijang hampir sama yakni mengalami dua
musim yaitu musim panas dan musim hujan. Kondisi suhu pada siang hari
mencapai 360C dan malam hari mencapai 21
0C.
2
Kalau dilihat dari sinar matahari, biasanya terjadi pada bulan Juni
sampai bulan Agustus yang merupakan bulan-bulan yang relatif kering
dimana penyinarannya lebih tinggi dari pada bulan Oktober sampai April
yang relatif basah.Bagi masyarakat, penyinaran matahari digunakan
keperluan rumah tangga seperti untuk mengeringkan pakaian dan lain-lain
sebagainya.
Sumber air bersih tergantung pada sumur dan sungai penduduk
Desa Seberang Pulau Kijang, sumber air yang berasal dari sumur galian
tanah, mereka menggunakan air tersebut untuk memasak, mandi, mencuci
dan keperluan lainnya.Kalau musim kemarau datang biasanya mereka
2Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019
28
menggali sumur atau mendalami kedalaman sumur mereka, tujuannya agar
air tetap keluar dan cukup untuk keperluan sehari-hari.
B. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Seberang Pulau Kijang
Teorganisasinya suatu pemerintahan merupakan salah satu faktor
berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu pemerintahan dan
kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan.Selain merupakan suatu
peraturan pemerintah bahwa suatu organisasi harus ada susunan pengurus
secara sistematis, hal ini juga merupakan gambaran aktivitas kerja objektif.
Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung tombak dari keberhasilan
pembangunan.
Suatu wilayah desa biasanya mempunyai tiga persyaratan unsur
penting yaitu ada rakyat, pimpinan dan daerah.Maka demikian juga halnya
dengan Desa Seberang Pulau Kijang.Desa Seberang Pulau Kijang dipimpin
oleh seorang kepala desa.Berjalan atau tidaknya suatu pemerintah desa sangat
bergantung pada kemampuan, kemauan dan kecakapan dari
pemimpinnya.Sebagaimana pada umumnya, masyarakat desa belum begitu
maju, sehingga kepala desa serta aparat desa lainnya harus berkerja keras
memajukan desa tersebut.Oleh karena itu, untuk kelancaran tugas pemerintah
sehari-hari, maka kepala desa dibantu oleh sekretaris desa dan tiga orang
kepala urusan (kaur).
Adapun tugas sekretaris desa dan kepala urusan untuk membantu
segala kegiatan kepala desa dalam bidang pemerintahan demi kepentingan
umum.Kepala desa juga dibantu oleh kepala dusun (kadus) dengan tugas yang
telah ditentukan oleh kepala desa. Adapun struktur pemerintahan Desa
Seberang Pulau Kijang adalah sebagai berikut:
29
GAMBAR. 2. 1 STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA SEBERANG
PULAU KIJANG 20193
Susunan struktur organisasi pada suatu Kelurahan seperti Desa
Seberang Pulau Kijang berarti merupakan suatu kegiatan atau ikatan yang
mempertemukan antara program kegiatan-kegiatan dalam desa tersebut, di
sampimg itu juga mempermudah pencapaian tujuan program pembangunan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
C. Struktur Organisasi Masjid Al Istiqamah
Teorganisasinya suatu kepengurusan Masjid merupakan salah satu
faktor berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu kepengurusan Masjid
3Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019
Kepala Desa
Abdul Muin, SH
Kaur Pembang
Wardi
Sekretaris Desa
Marta Veri
BPD
M. Amin
Kaur Umum
Astuti
Kadus Parit Jawa
Miskar
Ka. Pemerint
Drs. A. Kadir
Kadus Parit Sayang
Muh Supadi
Kadus Parit
Menanti
Sabarudin
Kadus Mekar
Jaya
M.Yusuf, SE
30
dan kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan. Selain merupakan suatu
peraturan dalam kepengurusan Masjid bahwa suatu organisasi harus ada
susunan pengurus secara sistematis, hal ini juga merupakan gambaran
aktivitas kerja objektif. Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung
tombak dari keberhasilan pembangunan Masjid.
GAMBAR 2.2 STRUKTUR ORGANISASI MASJID AL-ISTIQAMAH4
D. Keadaan Penduduk dan Ekonomi
Desa Seberang Pulau Kijang memiliki pertumbuhan penduduk selalu
meningkat dimana tingkat kelahiran lebih tinggi dari pada angka
kematian.Menurut monografi Desa bahwa jumlah penduduk Desa Seberang
Pulau Kijang sampai saat ini mencapai 6344 jiwa dimana jumlah laki-laki
3303 orang,perempuan 3041 dan kepala keluarga 1611. selanjutnya mengenai
4 Dokumentasi Masjid Al- Istiqamah 2018
PENASEHAT
H. Arif
PEMBINA
Zainuddin
KETUA
Naharudin
WAKIL KETUA
Nasib Sabri
SEKRETARIS I
M. Syukri
SEKSI IBADAH
M. Rajali
BENDAHARA I
Mustafa
SEKSI PENDIDIKAN
DAN DAKWAH
Baharudin
SEKSI PEMBANGUNAN
Nardiandi
SEKSI SOSIAL DAN
HUMAS
Jurnalis
REMAJA MASJID
Aspiq
31
keadaan penduduk Desa Seberang Pulau Kijang dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2. 1 Keadaan Penduduk Menurut Dusun dan Jenis Kelamin di Desa
Seberang Pulau Kijang5
No Nama Dusun Pria Wanita Jumlah
1.
2.
3.
4.
Dusun Parit Jawa
Dusun Parit Sayang
Dusun Parit Menanti
Dusun Mekar Jaya
1340
722
777
464
1246
721
663
411
2586
1443
1440
875
Jumlah 3303 3041 6344
Adapun penduduk Desa Seberang Pulau Kijang adalah rata-rata
berasal dari Suku Melayu, tetapi ada juga yang berasal dari suku lain, seperti
Suku Jawa, Minang, Banjar dan lainnya, namun.penduduk Desa Seberang
Pulau Kijang sebanyak 50% berasal dari suku Melayu. Sebagaimana hasil
wawacara penulis dengan salah satu tokoh masyarakat, yaitu yang bernama
bapak Abdul Muin SH, kepala Desa Seberang Pulau Kijang, yang mengatakan
bahwa: “Penduduk Desa Seberang Pulau Kijang mayoritas barasal dari suku
Melayu, memang ada sebagian yang berasal dari suku lain, akan tetapi sedikit
sekali jumlahnya seperti suku Jawa, suku Minang, suku Banjar dan
sebagainya.”6
Penduduk Desa Seberang Pulau Kijang terdidik dari beberapa suku itu
tidaklah menjadi permasalahan di dalam pergaulan sehari-hari, dalam arti kata
selalu rukun.Hal ini dikarenakan penduduk Desa Seberang Pulau Kijang
menyadari pentingnya hidup masyarakat. Walaupun lain suku namun tetap
satu dalam hidup berbangsa dan bernegara khususnya masyarakat Desa
5Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019
6Wawancara, Penulis dengan Tokoh Masyarakat 22 Maret 2019
32
Seberang Pulau Kijang Dengan adanya suku-suku lain, maka bertambah
banyak pengalaman-pengalaman dari masyarakat, dengan kata lain dari yang
tidak ada menjadi ada. Juga sebaliknya bagi suku-suku lain yang berada di
Desa Seberang Pulau Kijang.
Sebagaimana diketahui bahwa penduduk Indonesia yang berdomisili di
daerah pedesaan mayoritas mata pencahariannya adalah bertani.Begitu pula
halnya dengan masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang yang mayoritas
sumber kehidupannya juga bertani. Di samping itu pula ada mata pencaharian
lain seperti berdagang, pertukangan dan pengawai negeri, akan tetapi jumlah
sedikit sekali. Untuk mengetahui secara jelas tentang mata pencaharian
masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Keadaan Mata Pencaharian Desa Seberang Pulau Kijang7
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Ket
1
2
3
4
5
Petani
Pengawai negeri
Pertukangan
Pedagang
Buruh Tani
980
214
354
550
1275
Jumlah 3373
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mata pencaharian
masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang pada umumnya adalah petani.Para
petani itu berjumlah 980 orang dari jumlah masyarakat yang berada di Desa
7Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019
33
Seberang Pulau Kijang. Kemudian di samping itu sebagai pertani ada juga
mata pencahariannya sebagai pedagang yang berjumlah 550 orang,
pertukangan 354 orang, pengawai negeri 214 orang, dan buruh tani 1275
orang, dari jumlah masyarakat yang ada di desa tersebut.
D. Keadaan Sosial Budaya
Penduduk yang menetap di Desa Seberang Pulau Kijang dalam
kehidupan sehari-hari mereka hidup saling berdampingan dan saling tolong-
menolong satu dengan yang lainnya.Dalam pergaulan sehari-hari mereka
masih memperhatikan adat-istiadat. Adat-istiadat merupakan pedoman yang
dipegang teguh oleh orang tua dan anak di Desa Seberang Pulau Kijang
Di sisi lain masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang juga memiliki
jiwa sosial yang baik. Untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, 1
sampai 2 kali dalam sebulan warga Desa Seberang Pulau Kijang selalu
mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan, parit dan sarana umum
lainnya yang terdapat di Desa Seberang Pulau Kijang Pemuda dan orang tua
membaur menjadi satu bekerja membersihkan lingkungan tempat mereka
hidup dan tinggal di sana, tepatnya di Desa Seberang Pulau Kijang Sifat
gotong royong juga ditampakkan oleh masyarakat Desa Seberang Pulau
Kijang dalam berbagai hal, seperti dalam kegiatan pesta pernikahan dimana di
antara masyarakat saling bantu membantu dalam kegiatan tersebut.8
Seperti diketahui bagi masyarakat Melayu Riau yang mengenal
dengan Undang-Undang Adat secara turun-temurun, hal tersebut masih dapat
dipertahankan, mereka tetap mengenal istilah-istilah sebagai berikut:
[T]itian teras bertangga batu, maksudnya titian teras merupakan adat,
sedangkan bertangga batu adalah syara′ dan kitabullah. Sehingga hukum
adat tersebut haruslah dijalankan dengan wibawa yang kuat, sedangkan
teras adalah bagian dari pada inti kayu yang tidak mudah dipatahkan
namun dapat dipindahkan atau dialihkan.9
Sehingga hukum syara′ yang disebut bertangga batu, hukum yang
positif dan permanen baik menghadap ke bawah maupun menghadap ke atas,
8Observasi 23 Maret2019
9Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019
34
dan tidak dapat dipikuli diajak (dipindahkan) dan tidak mempunyai prioritas
bagi seseorang, bila sesuatu haram haruslah dikatakan haram, najis haruslah
dikatakan najis, makruh tetaplah makruh, yang benar dibela yang salah
dihukum.10
Berbuat di luar kebiasaan, berarti menentang orang banyak menentang
adat dan syara′, adat dan syara′ merupakan cermin gendang yang tak pernah
kabur, pedoman yang jelas haruslah diikuti tanpa ada pilihan lain. Tak lapuk
di hujan tak lekang di panas, maksudnya yang salah tetap dihukum, hutang
haruslah dibayar, hilang ganti, ngilih menggantikan lantak nan tak goyah.
Maksudnya tugas menjalankan keadilan dan kebenaran bagi pemimpin yang
adil, tetap dalam pendiriannya, sifat pemimpin yang baik.11
Penduduk yang berdomisili di Desa Seberang Pulau Kijang
mempunyai suatu tata cara dan aturan-aturan, dalam hal ini adalah berupa adat
yang sudah dijalani sejak lama. Tata cara atau aturan tersebut itulah yang
dinamakan adat-istiadat yang harus ditaati oleh seluruh masyarakat,
sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Marta Veri, Sekretaris Kepala
Desa Seberang Pulau Kijang yang menyatakan bahwa: “Adat adalah suatu
tata cara dan aturan yang diadatkan dan jelas yang ada dalam
masyarakat di Desa Seberang Pulau Kijang ini adat yang bersendikan syara′
dan syara′ yang bersendikan Kitabullah.12
Adapun ciri-ciri adat-istiadat yang ada dalam masyarakat di Desa
Seberang Pulau Kijang ini adalah, karena mayoritas penduduknya adalah
beragama Islam, untuk segala adat dan aturan yang dilakukan dalam
masyarakat ini bersendikan Islam dan keagamaan seperti pelaksanaan dalam
acara-acara perkawinan, pernikahan, pembacaan do’a selamat, pencukuran,
akikah maupun mengkhitankan anak.13
Masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang pada hari besar keagamaan,
seperti Idul Fitri, Idul Adha mereka saling kunjung-mengunjungi, dan tak lupa
10
Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019 11
Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019 12
Wawancara 25Maret 2019 13
Observasi 25 Maret 2019
35
juga mereka selalu membantu saudara mereka yang tertimpa musibah. Dengan
sedikit menyisihkan rizki untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. Terutama untuk anak-anak yatim piatu, janda-janda tua yang
ada di Desa Seberang Pulau Kijang Biasanya pemberian sedekah ini dilakukan
pada bulan Ramadhan dan menjelang hari Raya Idul Fitri.Bentuk pertolongan
yang mereka berikan berupa materi, uang, tenaga, dan nasehat yang baik, itu
semuanya diberikan dengan ikhlas tanpa ada rasa pamrih.
E. Keadaan Agama dan Pendidikan
1. Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang
mayoritas adalah Islam, mereka menjujung tinggi syari’at Agama Islam,
mereka memuliakan alim ulama karena mereka berpandangan bahwa alim
ulama dalam mengajarkan agama berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist.
Keadaan agama di Desa Seberang Pulau Kijang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 2.3 Keadaan penduduk Desa Seberang Pulau Kijang menurut
Agama14
No Agama yang dianut Jumlah (jiwa) Ket
1
2
3
Islam
Kristen
dan Lain-Lain
6344
0
0
Jumlah 6344
Desa Seberang Pulau Kijang juga memiliki tempat-tempat
peribadatan yang dibangun atas swadaya masyarakat sebagai sarana untuk
14
Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019
36
menjalankan ibadah. Adapaun tempat peribadatan di Desa Seberang Pulau
Kijang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.4 Sarana Tempat peribadatan masyarakat Desa Seberang Pulau
Kijang15
No Tempat Peribadatan Jumlah (Unit) Ket
1
2
Masjid
Langgar/surau
4
3
Jumlah 7
Berdasarkan tabel di atas Desa Seberang Pulau Kijang memiliki
tempat peribadatan yang jumlahnya 4 buah yang terdiri dari 10 buah
masjid dan 14 buah langgar yang semuanya masih digunakan oleh
masyarakat dalam menjalankan Ibadah. Begitu banyak saran ibadah di
Desa Seberang Pulau Kijang, ini menandakan masyarakat begitu
bergantung kepada Masjid.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kemajuan
bangsa, sebab maju mundurnya suatu bangsa dapat diukur dari segi mutu
pendidikan bangsa itu sendiri terutama bagi generasi muda, sebab itu
pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini
selaras dengan tujuan peningkatkan pengatahuan dalam memacu tingkat
kemajuan serta proses pemaharuan menuru terciptanya masyarakat yang
cerdas dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat manusia. Keadaan
pendidikan di Desa Seberang Pulau Kijang sudah nampak mulai
berkembang.Dalam hal ini telah didirikan sekolah agama yakni madrasah
15
Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019
37
ibtidaiyah swasta guna menampung anak-anak untuk belajar agama. Untuk
mengetahui keadaan pendidikan di Desa Seberang Pulau Kijang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. 5 Keadaan Pendidikan Penduduk Desa Seberang Pulau Kijang16
No Tingkatan Pendidikan Jumlah (Jiwa) Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP/Sederajat
Tamat SLTA/Sederajat
Diploma I-III
Tamat S1
Tamat S2
Belum Sekolah
936
1901
1001
901
223
13
2
1367
Jumlah 6344
Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat perkembangan
pendidikan mayarakat di Desa Seberang Pulau Kijang ini belum
mengalami peningkatan. Pendidikan masyarakat mulai dari Sekolah Dasar
sampai tingkat Sarjana masih kelihatan kurang sekali jumlahnya. Hal ini
disebabkan faktor pendidikan orang tua yang rendah, kebanyakan orang
tua mereka hanya tamatan Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama saja, faktor ekonomi keluarga juga mempengaruhi
kelangsungan pendidikan anak. Tingkat ekonomi keluarga Desa Seberang
Pulau Kijang sangat beragam sekali, itu semuanya terlihat dari jenjang
pendidikan orang tua, serta keahlian dari setiap orang tua mereka masing-
masing.
16
Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019
38
Tabel 2. 6 Sarana Pendidikan di Desa Seberang Pulau Kijang Tahun 201917
No Lembaga Pendidikan Jumlah (Unit) Ket
1
2
3
4
5
TK
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Sekolah Dasar (SD)
Madrasah Tsanawiyah
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
2
1
2
1
1
Jumlah 7
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa lembaga pendidikan
yang ada di Desa Seberang Pulau Kijang hanya lembaga pendidikan dasar,
yaitu terdiri dari 3 buah Sekolah Dasar dan 1 buah Madrasah Ibtidaiyah
Swasta. Hal ini belum dikatakan memadai untuk menunjang pendidikan
anak (remaja), karena belum adanya lembaga pendidikan tingkat lanjutan
setelah anak menamatkan sekolah dasar (SD).
17
Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019
39
BAB III
PROGRAM PENGURUS MASJID AL-ISTIQAMAH
A. Program Pembentukan Sikap Keagamaan Jama’ah
Bentuk pembinaan sikap keagamaanJama’ah adalah dengan membuat
program-program kegiatan keagamaan yang berbentuk kegiatan pendukung
lain yang berkaitan. Sumber lain mengatakan “sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek
tertentu.”1 Dari pengertian tersebut, bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada
suatu objek. Artinya tidak ada sikap tanpa objek. Sesuai dengan pendapat
Sarlito Wirawan Sarwono yang memberikan pengertian bahwa sikap. Sikap
adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal
tertentu.”2
Adapun objek-objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda,
manusia, peristiwa-peristiwa, pemandangan-pemandangan, lembaga-lembaga,
norma-norma, nilai-nilai dan sebagainya.
Kegiatan yang berbentuk pembiasaan shalat wajib berjama’ah,
pembiasaan shalat dhuha berjama’ah, pembiasaan shalat Jumat, pembiasaan
tadarus Al-Quran, pembiasaan Jumat beramal. Sebagaimana hasil wawancara
penulis dengan Asfar, sebagai berikut:
“[U]ntuk program yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan Masjid
Al-Istiqamah kegian Baca Tulis Al-Quran, hadroh, dan pengajian , dan
kegiatan lain yang merujuk pada pembinaan akhlak melalui pembiasaan
yaitu pembiasaan menutup aurat bagi Jama’ah perempuan, pembiasaan
lingkungan bersih, pembiasaan sopan berbahasa, pembiasaan 3S
(Senyum Salam Sapa), pembiasaan menyantuni anak yatim, pembiasaan
PHBI (Peringatan Hari Besar Islam), Pondok Ramadhan, zakat, halal bi
halal, berkurban dan istighazah.3
Seluruh kegiatan tersebut merupakan usaha yang dilakukan Pengurus
Masjid Al-Istiqamah dengan melibatkan pengurus masjid untuk membina
para Jama’ah agar memiliki pribadi yang berakhlak mulia dan beragama,
1R. Sutarno, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 41.
2Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991),
91. 3 Asfar, Wawancara dengan Penulis 29 Maret 2019
40
serta sebagai pembelajaran melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
sehingga Jama’ah dapat hidup bermasyarakat dengan berbekal akhlak yang
mulia dan pribadi luhur berdasarkan ajaran Islam.
1. Perencanaan
Dalam perencanaannya Pengurus Masjid Al-Istiqamah telah
membuat beberapa jadwal untuk melaksanakan sosialisasi tentang
pembinaan Akhlak Jama’ahdan mengajak sholat berjama’ah kepada
masyarakat terutama untuk para Jama’ah yang usianya sudah memasuki
usia baligh.
Adapun jadwal yang telah dibuat untuk pengajian Jama’ahdiadakan
setiap satu minggu satu kali setiap malam jum’at dengan materi yang
telah ditentukan diantaranya materi Akidah Akhlak, Fiqih dan Hadits4
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, pembinaan Akhlak Jama’ahdan upaya
mengajak jama’ah untuk sholat berjama’ah di Masjid Al-Istiqamah
mempunyai metode agar terlaksana dengan baik. Kalau dilihat dari segi
komunikasi, metode yang di gunakan para Ustadz dalam mengisi
pengajian adalah metode ceramah, demonstrasi, diskusi dan tanya jawab.
3. Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan pengajian yang di tetapkan oleh
Pengurus Masjid Al-Istiqamah akan dilaksanakan setiap malam Jum’at
mulai Pukul 20.00 WIB (sesudah sholat Isya) sesudah shalat shobuh, dan
selesai shalat magrib sampai dengan selesai, bertempat di Masjid Al-
Istiqamah.5
Pembinaan Jama’ah dalam Islam bertujuan agar Jama’ah tersebut
memiliki anak yang shalih, yaitu anak yang baik, beriman, berilmu,
berketerampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan
setiap orangtua muslim yang taat. Untuk membina Jama’ah bisa dilakukan
dengan berbagai cara dan sarana, salah satunya melalui Jama’ah Masjid.
4 Observasi, 12 April 2019
5 Observasi, 20April 2019
41
Yaitu suatu organisasi atau wadah perkumpulan Jama’ahmuslim yang
menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitas.Jama’ah Masjid merupakan
salah satu alternatif pembinaan Jama’ah yang terbaik. Melalui organisasi
inimerekamemperoleh lingkungan yang Islami serta dapat
mengembangkan kreatitivitas.
Pengurus Masjid Al-Istiqamahmembina para anggotanya agar
beriman, berilmu dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah
subhanahu wa ta’ala untuk mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan dilakukan
dengan menyusun aneka program yang selanjunya ditindaklanjuti dengan
berbagai aktivitas.Jama’ah Masjid yang telah mapan biasanya mampu
bekerja secara terstruktur dan terencana.Mereka menyusun Program Kerja
periodik dan melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada
keislaman, kemasjidan, kejama’ahan, keterampilan dan keilmuan
dan Keilmuan.Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Asfar
Jama’ah Masjid
Mereka juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan kebutuhan
organisasi, agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Beberapa bidang
kerja dibentuk untuk mewadahi fungsi-fungsi organisasi yang disesuaikan
dengan Program Kerja dan aktivitas yang akan diselenggarakan.6
Sebagai generasi muda muslim pewaris Masjid, aktivis Jama’ah
Masjid seharusnya mencerminkan muslim yang memiliki keterikatan
dengan tempat beribadah umat Islam tersebut. Sikap dan perilakunya
islami, sopan-santun dan menunjukkan budi pekerti yang mulia (akhlaqul
karimah).Pemikiran, langkah dan tindak-tanduknya dinafasi oleh nilai-nilai
Islam.Mereka berkarya dan berjuang untuk menegakkan kalimat Allah
dalam rangka beribadah mencari keridhaan-Nya. Allah subhanahu wa
ta’ala menjadi tujuannya, dan Rasulullah menjadi contoh tauladan dan
sekaligus idolanya. Gerak dan aktivitasnya berada dalam siklus: beriman,
6Asfar, Wawancara dengan Penulis 20 April 2019
42
berilmu, beramal shalih dan ber’amar ma’ruf nahi munkar, menuju
kesuksesan dan kebahagiaan fid dunya wal akhirah.
Beberapa sikap dan perilaku praktis yang perlu diperhatikan aktivis
Jama’ah Masjid berkaitan dengan aktivitasnya di Masjid, antara lain
adalah:
a. Menyadari sebagai pemakmur Masjid.
b. Mengamalkan adab sopan santun di Masjid.
Bicara dengan benar dan baik seorang muslim harus berbicara dengan
akal sehat, harus bicara dengan benar dan bijaksana. Banyak berzikir
dan berdoa lebih diutamakan daripada membicarakan keburukan
orang lain
c. Rajin melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid.
Pandai menggunakan waktu seorang muslim pantang membuang
waktu untuk bermain dan melakukkan hal yang tak berguna. Seorang
muslim lebih baik menggunakan waktunya untuk beribadah, membaca
Al Qur’an dan mengaji, daripada membuang waktu sia-sia.
d. Berpakaian yang Islami.
e. Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
Memilih teman bergaul yang baik seorang muslim hendaknya memilih
teman yang baik akhlaknya, berbudi luhur, taat pada ajaran Islam,
meskipun dari keluarga miskin dan bukan atas dasar kekayaan.
f. Mengembangkan kepribadian yang menarik.
Banyak membaca buku ilmu agama seorang muslim hendaknya
memilih bacaan yang baik dan bermanfaat. Bacalah buku-buku Islam
yang bermutu, majalah-majalah Islam, dan biasakan juga membaca
hadits-hadits Nabi Muhammad saw. dari semenjak muda. Pandai
dalam ilmu agama berarti merintis jalan terbaik menuju surga.
g. Rajin menuntut ilmu.
Menuntut ilmu sebagai ibadah dalam menuntut ilmu hendaknya
jangan bertujuan untuk mencari uang atau kedudukan atau agar kelak
dikemudian hari menjadi orang kaya dan terkenal seperti mendapatkan
43
pujian orang karena memiliki berbagai titel.Mencari ilmu hendaknya
menjadikan tujuan menuntut ilmu sebagai ibadah.
h. Berusaha terlibat dalam kepengurusan Jama’ah Masjid.
B. Program Tahunan
Umat Islam saat ini fungsi masjid sebagai pusat pembinaan dan
pemberdayaan umat Islam jaringan masjid program masjid kurang menyentuh
pemberdayaan umat taman pendidikan alquran Jama’ah masjid perpustakaan
pengelolaan laboratorium agama pengertian laboratorium masjid media untuk
melakukan eksperimen teori serta program program tahunan yang ditemukan.
Oleh para pengurus ada bidang pembinaan yang harus dilaksanakan
bagi Jama’ah Masjid sendiri keberadaan organisasi Jama’ah masjid sejatinya
juga penting dalam mendukung dan pembinaan akhlak Jama’ahDesa Seberang
Pualu Kijang pelaksanaan model pembelajaran pengembangan diri metode
bermain peran dalam pembelajaran sejarah program akselerasi manajemen
masjid pembinaan Jama’ah atau pemuda masjid menjadi mukmin yang
dilakukan pengurus masjid mencakup perencanaan pelaksanaan program
pembinaan yang efektif yang dilakukan pengurus masjid.
4. Persiapan Peringatan Menyambut Tahun Baru Islam
5. Persiapan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
6. Persiapan Peringatan Isra’ Mi’raj
7. Persiapan Peringatan Nisfu Sakban
8. Persiapan menyabut Bulan Romadhan
9. Persiapan Peringatan Hari Raya Idul Fitri
10. Persiapan Menyambut hari Raya Idul Adha
11. Persiapan Pemotongan Hewan Qurban7
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan.Pencapaian tujuan
memerlukan perjuangan yang sungguh-sungguh dengan memanfaatkan
segenap sumber daya dan kemampuan.Dalam perjuangan dibutuhkan
kesabaran tanpa batas, hanya bentuknya saja yang mengalami
perubahan.Perjuangan yang dilakukan Jama’ah Masjid adalah dalam
7 Observasi 27April 2019
44
kerangka da’wah Islamiyah, yaitu perjuangan untuk menyeru umat
manusia kepada kebenaran yang datangnya dari Allah subhanahu wa
ta’ala. Ada pertarungan antara yang haq dengan yang bathil. Dimana telah
diketahui bahwa kebenaran, insya Allah, akan mampu mengalahkan
kebathilan. Namun perlu diingat, bahwa di dunia ini kebathilan yang
terorganisir juga memiliki peluang untuk dapat mengalahkan kebenaran
yang tidak terorganisir.Karena itu, dalam perjuangan melawan kebathilan
perlu persiapan yang sungguh-sungguh dan tertata dengan rapi, seperti
bunyanun marshush.
Untuk membentuk bangunan yang tersusun kokoh (bunyanun
marshush) diperlukan organisasi dan management yang tangguh serta
didukung sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi dan
berkualitas.Perekrutan (recruitment) dan kaderisasi anggota sangat
diperlukaan oleh Jama’ah Masjid dalam meningkatkan kuantitas dan
kualitas anggotanya.Hal ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan
aktivitas dan misi organisasi dalam menda’wahkan Islam. Bertambahnya
anggota akan menambah semangat dan tenaga baru, sedang tersedianya
kader-kader yang berkualitas akan mendukung suksesnya estafet
kepemimpinan organisasi.
Jama’ahmuslim adalah unsur utama organisasi Jama’ah Masjid
Keberadaan dan keterlibatan mereka dalam organisasi dapat dibedakan
sebagai kader, aktivis, partisipan dan simpatisan. Peningkatan kualitas
yang dilakukan adalah untuk meningkatkan keimanan, keilmuan dan amal
shalih mereka. Hal itu dilakukan dengan melakukan proses kaderisasi
yang dilakukan secara serius, sistimatis dan berkelanjutan, melalui jalur:
pelatihaan, kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas.
Dalam proses perkaderan dilakukan upaya-upaya penanaman nilai-
nilai, akhlaq, intelektualitas, profesionalisme, moralitas dan integritas
Islam. Sehingga diperoleh kader ideal Jama’ah Masjid yang memiliki
profil :Jama’ah muslim yang beriman, berilmu dan berakhlaq mulia yang
45
mampu beramal shalih secara profesional serta memiliki fikrah Islam
yang komprehensif.
C. Jenis-Jenis Aktivitas Jama’ah Masjid
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Jama’ah Masjid adalah
organisasi yang menghimpun Jama’ahmuslim yang aktif datang dan
beribadah shalat berjama’ah di Masjid. Karena keterikatannya dengan Masjid,
maka peran utamanya tidak lain adalah memakmurkan Masjid. Ini berarti,
kegiatan yang berorientasi pada Masjid selalu menjadi program utama.Di
dalam melaksanakan perannya, Jama’ah Masjid meletakkan prioritas pada
kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan
anggotanya.
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Abdurrahman Pengurus
Masjid
Aktivitas Jama’ah Masjid yang baik adalah yang dilakukan secara
terencana, kontinyu dan bijaksana; disamping itu juga memerlukan strategi,
metode, taktik dan teknik yang tepat.Untuk sampai pada aktivitas yang baik
tersebut, pada masa sekarang diperlukan pemahamanorganisasi dan
management yang baik.8
8Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 30 April 2019
46
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam Meningkatkan
Kesadaran Shalat Berjama’ah
Adapun upaya yang dilakukan oleh pengurus Masjid Al-Istiqamah
dalam meningkatkan kesadaran jama’ahnya untuk melaksanakan shalat
berjama’ah di Masjid seperti membuat spanduk, mengadakan ceramah dan
diskusi agama, memberi contoh kepada jamaah, meningkatkan kerja sama
dengan masyarakat, memberi materi shalat, memberikan praktek, memberi
perhatian, membentuk kelompok yasinan, meningkatkan pelayanan
kebersihan Masjid
1. Membuat Spanduk
Penggunaan spanduk yang besar dan mencolok untuk dipasang di
depan halaman masjid atau tempat keramaian dan ini merupakan cara yang
efektif untuk menyerukan orang-orang sholat berjamaah di masjid. Jangan
lupa dibuat kalimat-kalimat yang menarik seperti mengajak sholat dan
kegiatan lain-lainnya Dengan adanya spanduk ini masyarakat menjadi tau
bahwa dimasjid ada melakukan kegiatan–kegiatan keagamaan yang
menjadi minat masyarakat untuk singgah kemasjid.
2. Mengadakan Ceramah dan Diskusi Agama
Melakukan ceramah dan diskusi agama merupakan program kegiatan
baru yang dilaksanakan Pengurus Masjid di Dusun Mekar Jaya Desa
Seberang Pulau Kijang. Kegiatan ini dilaksanakan satu minggu 3 kali
selesai shalat magrib, insyak dan shalat shubuh. Pada awalnya hanya
yasinan, namun anggota-anggotanya mengusulkan adanya ceramah dan
diskusi ini untuk menambah wawasan masrakat/ remaja tentang agama
islam. Hal ini juga disetujui oleh Sartono, anggota yasinan di Dusun
Mekar Jaya yang mengatakan:
47
[K[ami sebagai masyarakat Islam masih merasakan kekurangan
ilmu, maka untuk itu melalui acara Peringatan Hari Besar Islam
atau dalam kegiatan yasinan, kami menyarankan di adakanya
ceramah dan diskusi agama dan ide ini mendapat tanggapan positif
dari pengurus Masjid di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau
Kijang”. 1
3. Pengurus Masjid Mengajak dan Memberi Contoh Kepada Jamaah
Paradigma jiwa pengurus diindentikkan dengan pengurus yang
artinya sebagai contoh dan ditiru. Salah satu fungsi tersebut bisa
diterapkan pada pengurus masjid dalam mengajak jama’ah. Pengurus yang
bisa menjadi contoh yang bisa ditiru oleh jama’ah di Masjid. Bagaimana
memberikan contoh yang baik kepada jama’ah masjid dusun Mekar Jaya,
berikut wawancara dengan Saprudin pengurus Masjid yang mengatakan:
[S]elaku pengurus Masjid tentulah saya wajib datang setiap hari. Ini
dilakukan sebagai rasa tanggung jawab sebagai pengurus maupun
sebagai orang muslim. Shoalat berjama’ah itu merupakan kewajiban
untuk memenuhi kebutuhan dan sekaligus ibadah kalau dilakukan
dengan ikhlas. Dengan demikian, harapan dari semua yang
dilakukan bermuara kepada keberkahan dari tugas yang dilaksanakan
(mardhatillah) dan telah menjadi contoh bagi penerapan bagi
pengurus masjid”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dan pengamatan peneliti di
Masjid dusun Mekar Jaya bahwa setiap pengurus wajib datang setiap hari
untuk melaksanakan Shalat berjama’ah. Jika ada di antara pengurus atau
Jama’ah yang berhalangan hadir mengikuti Shalat berjama’ah jika
mencapai tiga hari atau karena skin maka dari pihak pengurus datang
menjenguk kerumah.2
Sebagai pengurus Masjid sudah sepantasnya memberikan contoh
yang baik kepada jama’ahnya. Tujuan utama pengurus Masjid bukan
sekedar memberikan ilmu pengetahuan sesuai dengan yang di dalam
agama Islam, melainkan juga pengurus Masjid membentuk sikap jama’ah
menjadi baik, dan rajin Shalat berjama’ah di masjid.
1 Sartono, Wawancara dengan Penulis 5 Maret 2019
2Observasi, 5 Maret 2019
48
Menurut Saprudin Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya yang
mengatakan bahwa:
[P]engurus Masjid mempunyai tanggung jawab yang lebih besar di
Masjid karena Pengurus Masjid merupakan pemimpin di
lingkungan Masjid terutama dalam mengajak jama’ah untuk
mengerjakan Shalat berjama’ah di Masjid dan masyarakat karena
tidak semua aktifikas masyarakat di luar lingkungan Masjid”.3
Masih menurut Saprudin, pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya
yang mengatakan bahwa:
[S]elaku kepala pengurus Masjid terutama saya memberikan
contoh yang baik terhadap jama’ah di masjid dusun Mekar Jaya.
Dan saya memberikan pengarahan kepada jama’ah yang utama
yaitu memberi contoh suri tauladan yang baik dan memperhatikan
jama’ah yang tidak mentaati peraturan yang ada. Untuk sekarang
ini kerja sama tersebut baik dan seiring sejalan. Jika ada suatu
masalah mengenai jama’ah maka kami mengadakan rapat terutama
dalam mengenai Shalat berjama’ah.”4
Wawancara penulis dengan Abdurrahman pengurus Masjid
mengatakan bahwa:
[U]paya pengurus Masjid untuk meningkatan Shalat berjama’ah di
Masjid dengan jama’ah berupaya untuk memberikan suri tauladan
kepada jama’ah. kerjasama yang dilaksanakan selama ini baik dan
sejalan meski tidak adanya pengurus Masjid namun dapat diatasi
dengan meningkatkan peran pengurus masjid untuk mengganti
fungsi dan peran pengurus masjid. Laporan-laporan secara
bertahap dan beruntun sesuai prosedur dilaksanakan secara berkala
dan kontinyu tentang keadaan laporan kepengurusan masjid.”5
Menurut Abdurrahman, pengurus masjid yang mengatakan bahwa:
[U]paya optimalisasi upaya peningkatan disiplin terhadap jama’ah
Masjid di Dusun Mekar Jaya dengan melaksanakan peraturan yang
berlaku secara konsisten disesuaikan kemampuan dan kerja sama
seperti pada hari-hari penting contoh hari-hari besar agama,.”6
Tauladan yang baik sangat penting dalam pengurusan masjid.
Pengurus masjid menjadi suri tauladan, karena jama’ah bersifat mengikut
3Saprudin, Wawancara dengan Penulis 7 Maret 2019
4Saprudin, Wawancara dengan Penulis 8 Maret 2019
5Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 10 Maret 2019
6Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 10 Maret 2019
49
pengurus. Pengurus masjid saat rapat berupaya menunjukkan sikap
disiplin yang tinggi terhadap profesinya, sehingga dengan sikap ini
jama’ah menjadi terbiasa untuk disiplin dalam hidupnya.
Pengamatan terhadap beberapa jama’ah di masjid dusun Mekar
Jaya, di mana Jama’ah telah berusaha menerapkan disiplin pada dirinya
terlebih dahulu dalam berorganisasi. Jama’ah telah berusaha mengikuti
peraturan dan membiasakan disiplin dalam berorganiasi seperti tidak
menyia-nyiakan waktu.7
Berdasarkan hasil temuan di atas, maka dapat diambil suatu
pemahaman bahwa, pemberian nasehat merupakan upaya pengurus masjid
dalam meningkatkan kesadaran jama’ah dalam melaksanakan Shalat
berjama’ah.
4. Meningkatkan Kerja Sama dengan Masyarakat
Pengurus masjid bekerja sama dengan masyarakat utuk bisa
mengetahuai kondisi jama’ah di lingkungan masjid melalui keterangan
pengurus masjid yang mengatakan. Kemudian hasil wawancara dengan
Herman, jama’ah Masjid yang mengatakan bahwa:
[P]engurus masjid dalam meningkatkan kerja sama dengan jama’ah
selalu meminta keterangan dan penjelasan dari kami selaku
jama’ah. Berbagai masalahan yang berhubungan dengan kondisi
jama’ah di masjid selalu didiskusikan bersama pengurus Masjid.”8
Pengamatan terhadap aktivitas pengurus masjid di dusun mekar
jaya saat di mana terkadang pengurus masjid ini berkoordinasi dengan
jama’ah yang membicarakan tentang kondisi jama’ahnya yang mengalami
permasalahan atau masalah sehingga tidak bisa ikut berjama’ah di masjid
setiap waktu.”9
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, maka dapat diambil
suatu pemahaman bahwa, upaya yang dilakukan pengurus masjid dalam
7Observasi, 2 April 2019
8 Herman, Wawancara dengan Penulis 2 Maret 2019
9 Observasi, 3 Maret 2019
50
melakukan upaya mengajak masyarakat untuk Shalat berjama’ah di Masjid
melalui koordinasi dengan masyrakat dan kepala dusun Mekar Jaya.
Upaya pengurus Masjid dalam meningkatkan kesadaran Shalat
berjamaah di masjid Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang dengan
mengadakan kerjasama antar elemen masyarakat. Hal ini sesuai dengan hasil
observasi penulis di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang telah
diperoleh suatu gambaran melalui upaya kerja sama dan mencari pendapat
dari para tokoh masyarakat, pemerintah desa dan para orang tua, maka
disepakati untuk meningkatkan sosialiasasi mengenai pelaksanaan Shalat bagi
setiap Muslim di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang.
Kemudian hasil wawancara dengan Bapak Sukamto, masyarakat yang
mengatakan:
[S]aya dalam perhatian terhadap prilaku anak saya yang sudah dewasa
dengan cara selalu meminta petunjuk dan berkonsultasi dengan para
pengurus Masjid dan tokoh masyarakat, karena mereka adalah orang-
orang yang sudah berpengalaman, sehingga dengan konsultasi tersebut,
dapat diperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman untuk diterapkan
dalam pembinaan agama remaja termasuk masalah Shalat.10
Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa orang tua
berupaya meminta petunjuk dan berkonsultasi dengan para pengurus Masjid
dan tokoh masyarakat dalam memberikan pemahaman kepada anak agar
menjalankan aktivitas agama seperti melaksanakan Shalat fardhu berjamaah.
Konsultasi ini dilakukan karena pengurus Masjid dan tokoh masyarakat adalah
orang-orang yang sudah berpengalaman, sehingga dengan konsultasi tersebut,
dapat diperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman untuk diterapkan dalam
pembinaan agama remaja termasuk masalah Shalat berjamaah.
Wawancara dengan Bapak Abdul Muin, SH, Kepala Desa Seberang
Pulau Kijang.yang mengatakan sebagai berikut:
[S]aya lebih menginginkan masyarakat di Desa Seberang Pulau Kijang
bisa mendapatkan pengetahuan agama yang lebih banyak melalui
organisasi masyarakat. Untuk itu saya selalu diskusi dengan para dai
10
Sukamto, Wawancara dengan Penulis 11 Maret 2019
51
untuk memajukan segi agama masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang,
termasuk dalam masalah Shalat.11
Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa Kepala Desa
Seberang Pulau Kijang lebih menginginkan masyarakat di Desa Seberang
Pulau Kijang.bisa mendapatkan pengetahuan agama yang lebih banyak
melalui organisasi masyarakat. Untuk itu Kepala Desa Seberang Pulau Kijang
berdiskusi dengan dai untuk memajukan segi agama masyarakat Desa
Seberang Pulau Kijang, termasuk dalam masalah Shalat.
Pengamatan terhadap aktivitas keagamaan di Desa Seberang Pulau
Kijang dimana kepala desa, dai dan tokoh masyarakat lainnya mengaktifkan
organisasi masyarakat seperti pegawai Syara’. Untuk itu Kepala Desa
Seberang Pulau Kijang berdiskusi dengan dai untuk memajukan segi agama
masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang, termasuk dalam masalah Shalat.12
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat diambil suatu pemahaman
bahwa pengurus Masjid, tokoh masyarakat dan orang tua bekerja sama dalam
memberikan pengetahuan kepada masyarakat, termasuk dalam masalah Shalat.
Proses pengurus Masjid merupakan salah satu upaya untuk
mengembangkaan dan menumbuhkan seluruh aspek pribadi dalam
mempersiapkan suatu kehidupan yang mulia dan berhasil dalam suatu
masyarakat. Dengan demikian, upaya pengurus Masjid hendaknya secara
menyeluruh menyangkut berbagai aspek pada diri masyarakat.
Dakwah agama mempunyai peranan penting dari tujuan hidup yang
hendak dicapai oleh masyarakat agar selamat menempuh kehidupan dunia
dan akhirat. Memberikan masyarakat dakwah agama, seperti mengenai Shalat
berjamaah, yang layak adalah suatu kewajaran. Dengan demikian,
kemampuan itu pula yang memungkinkan mereka mencapai kebahagian
dunia dan akhirat. Selanjutnya, berikut upaya yang ditempuh oleh pengurus
Masjid dalam mengajarkan Shalat berjamaah kepada masyarakat di Desa
seberang pulau kijang:
11
Abdul Muin, SH, Wawancara dengan Penulis 2 Maret 2019 12
Observasi, 2 Maret 2019
52
5. Memberi Materi Shalat
Pelajaran yang utama dilakukan oleh pengurus Masjid di masyarakat
mengenai kewajiban Shalat berjamaah di Masjid adalah memberikan materi
Shalat itu sendiri. Hal ini merupakan upaya awal yang dilalui semua pengurus
Masjid yang berniat mengajarkan masyarakatnya.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan diperoleh suatu gambaran
bahwa untuk mengajak Shalat berjamaah kepada masyarakat, maka pengurus
Masjid di Desa Seberang Pulau Kijang memberikan materi Shalat. Materi
yang diberikan berupa hal-hal yang berhubungan dengan wudhu, mandi dan
Shalat. Pengurus Masjid membeli buku-buku untuk dibacakan atau
masyarakat sendiri yang membaca buku tersebut berkenaan dengan Shalat
berjamaah.13
Hasil wawancara dengan Bapak H. Ruslan, salah seorang pengurus
Masjid di Dusun Mekar Jaya yang mengatakan:
[M]emang untuk mengajarkan Shalat berjamaah kepada
masyarakat, maka saya memberikan materi Shalat berupa hal-hal
yang berhubungan dengan wudhu, mandi dan Shalat. Pengurus
Masjid membeli buku-buku untuk dibacakan atau masyarakat
sendiri yang membaca buku tersebut berkenaan dengan Shalat,
tetapi kadang-kadang masyarakat susah diajak untuk belajar
Shalat.”14
Hasil wawancara dengan Zuhdi, masyarakat di Dusun Mekar Jaya
Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:
[P]engurus Masjid di desa saya memang membeli buku-buku untuk
dibacakan atau kami sendiri yang membaca buku tersebut
berkenaan dengan Shalat. Jika ada yang tidak dimengerti, maka
kami bertanya kepada pengurus Masjid mengenai materi Shalat
berupa hal-hal yang berhubungan dengan wudhu, mandi dan Shalat
agar saya lebih memahami materi buku itu.”15
Sedangkan wawancara dengan Ardin, masyarakat di Dusun Mekar
Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:
13
Observasi 3 Maret 2019 14
H. Ruslan , Wawancara dengan Penulis 6 Maret 2019 15
Zuhdi, Wawancara dengan Penulis 6 Maret 2019
53
[P]engurus Masjid memang memberikan kepada saya materi
ibadah shalat dengan cara menjelaskan hal-hal yang menjadi
syarat, rukun, yang membatalkan dan semuanya yang berhubungan
dengan Shalat. Materi yang diberikan tidak sekaligus, namun
berangsur-angsur sesuai dengan kemampuan kami dengan cara
seperti itulah kami bisa mengingat materi yang diberikan.
Pemberian materi Shalat biasanya dilakukan di rumah pengurus
Masjid atau di rumah masing-masing keluarga agar kami bisa
Shalat berjamaah di Masjid.”16
Pemberian materi bukan saja untuk membekali masyarakat tentang
pengetahuan Shalat berjamaah, akan tetapi juga penting untuk agar
masyarakat bisa mengalikasikan Shalat sebagai kewajiban agama dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Melakukan Praktek
Upaya mengajarkan Shalat kepada masyarakat, maka salah satu
cara yang utama adalah melakukan praktek kepada masyarakat- tentang
cara Shalat. Karena dengan melakukan praktek yang baik kepada
masyarakat, maka masyarakat mengetahui tata cara melakukan praktek
Shalat yang benar menurut syariat Islam. Hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh Bapak Saprudin, Pengurus Masjid di Dusun Mekar Jaya
Desa Seberang Pulau Kijang mengatakan:
[M]emang salah satu cara yang utama mengajarkan Shalat
adalah melakukan praktek Shalat kepada masyarakat-masyarakat di
Masjid. Dengan praktek Shalat ini, maka masyarakat mengetahui
bagaimana tata cara melakukan praktek Shalat yang benar menurut
syariat Islam
dan bisa mengetahui secara menyeluruh dalam
praktek itu. Kami menghimbau mereka untuk melakukan Shalat
melalui kutbah Jum’at, peringatan hari besar islam seperti Isra
Mikraj atau melalui yasinan agar masyarakat mau melaksanakan
Shalat berjamaah di Masjid.”17
Pengamatan di lapangan bahwa sejumlah pengurus Masjid nampak
memang mengajarkan Shalat dan mengajak masyarakat untuk Shalat
berjamaah di Masjid dengan melakukan praktek Shalat kepada
16
Ardin, Wawancara dengan Penulis 9 Maret 2019 17
Saprudin, Wawancara dengan Penulis 20 Maret 2019
54
masyarakat-masyarakat di Masjid atau di rumah penduduk. Masyarakat
memperhatikan gerakan Shalat dan mendengarkan bacaan Shalat yang
dipraktekkan oleh pengurus Masjid mereka. Masyarakat mengikuti contoh
yang diperlihatkan orangtua mereka itu.18
Pengamatan di Desa Seberang Pulau Kijang juga dimana pengurus
Masjid juga nampak mengajak Shalat berjamaah kepada masyarakat jika
waktu Shalat telah tiba ada, misalnya Shalat Maghrib dan Isya.
Masyarakat memperhatikan gerakan Shalat dan mendengarkan bacaan
Shalat Maghrib yang dipraktekkan oleh pengurus Masjid mereka. Ini
dilakukan karena pengetahuan agama masyarakat kurang sekali mengenai
Shalat.19
Praktek yang dilakukan pengurus Masjid sebagai salah satu upaya
sosialisi tentang Shalat berjamaah kepada masyarakat. Hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh Bapak Abdurrahman, pengurus Masjid di
Dusun Mekar Jaya yang mengatakan bahwa:
[D]alam sosialisasi tentang Shalat kepada masyarakat, maka saya
mengajak masyarakat melakukan Shalat. Jika waktu Shalat telah
tiba ada, misalnya Shalat Maghrib atau isya di Masjid. Masyarakat
dapat memperhatikan gerakan Shalat dan mendengarkan bacaan
Shalat Maghrib yang dipraktekkan oleh pengurus Masjid mereka.
Meskipun demikian, mereka tetap ada yang tidak mengerti.”20
Hasil observasi di Dusun Mekar Jaya telah diperoleh suatu
gambaran bahwa cara mengajarkan Shalat yang ditempuh pengurus Masjid
di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang dengan mempraktekkan
perbuatan yang dianjurkan syariat oleh para pengurus Masjid seperti
melatih dan mengajak masyarakat untuk melaksnakan Shalat itu sendiri
dalam kehidupan sehari-hari secara benar dan baik.21
Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Muslim, masyarakat di
Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:
18
Observasi 20 Maret 2019 19
Observasi 20 Maret 2019 20
Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 16 Maret 2019 21
Observasi, 20 Maret 2019
55
[U]paya pengurus Masjid untuk mensosialiasikan Shalat berjamaah
dengan melakukan praktek Shalat di Masjid atau di langgar.
Dengan praktek Shalat ini, maka saya mengetahui bagaimana tata
cara melakukan praktek Shalat yang benar menurut syariat Islam.
Di samping itu, pengurus Masjid juga mengajarkan saya dengan
mengajak saya menunaikan Shalat langsung”22
.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut di atas, maka
dapat diambil suatu pemahaman bahwa peran pengurus Masjid di Dusun
Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang dalam mengajarkan Shalat
dengan melakukan praktek Shalat di Masjid atau di Langgar. Dengan
Shalat berjamaah ini, maka masyarakat mengetahui tata cara melakukan
praktek Shalat secara baik dan benar.
7. Memberi Perhatian
Hal ini sebagaimana hasil observasi di lapangan telah diperoleh
suatu gambaran bahwa para pengurus Masjid memperhatikan segala apa
yang telah diajarkan dan dipraktekkan mengenai Shalat berjamaah oleh
masyarakat, tentunya segala yang berhubungan dengan Shalat berjamaah.
Jika masyarakat tidak mampu menghapal materi yang diberikan, maka
pengurus Masjid memberikan praktek langsung dan memperhatikan
pelaksanaan yang dilakukan masyarakat.
Kemudian hasil wawancara dengan Bapak Arnudin, Masyarakat
yang mengatakan:
[D]alam mengajarkan Shalat kepada masyarakat, maka cara lain
yang saya gunakan adalah memberikan perhatikan. Pemantauan
atau perhatian harus selalu dilakukan kepada masyarakat, karena
dengan adanya perhatian, masyarakat merasa diawasi dalam
melakukan sesuatu tindakan dan kegiatan-kegiatan Shalat,
khususnya di Masjid.23
Hasil wawancara dengan Hernady, masyarakat di Dusun Mekar
Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:
[S]etiap perbuatan Shalat yang dilakukan masyarakat selalu
memantau atau diperhatikan oleh pengurus Masjid. Hal ini
dimaksudkan agar masyarakat melakukan tata cara Shalat dengan
22
Muslim, Wawancara dengan Penulis 20 Maret2019 23
Arnudin, Wawancara dengan Penulis 20 Maret2019
56
benar sesuai dengan tuntutan agama Islam. Ternyata sampai saat
ini saya masih kurang bisa melakukannya dengan benar karena
kekurangtahuan masyarakat mengenai agama Islam.”24
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas, maka dapat
diambil suatu pemahaman bahwa, perhatian dalam dakwah dai mengenai
Shalat terhadap masyarakat ditempuh dengan melakukan pemantauan atau
perhatikan bagaimana masyarakat melakukan tata cara Shalat dengan
benar sesuai dengan tuntutan agama Islam.
8. Membentuk Kelompok Yasinan
Kelompok Yasinan sebagai lembaga dakwah sangat berperan untuk
memberikan dakwah Shalat kepada masyarakat. Di kelompok yasinan
masyarakat diajarkan dilatih ilmu agama, termasuk di dalamnya Shalat.
Saat observasi memang terlihat kelompok yasinan di Dusun Mekar
Jaya Desa Seberang Pulau Kijang ada sekitar 2 kelompok. Walaupun tiap-
tiap kelompok yasinan yang ada tidak begitu banyak masyarakat terlibat di
dalamnya, karena ada masyarakat yang tidak tertarik mengikuti pengajian.
Khusus mengenai Shalat berjamaah, masyarakat diajarkan praktek Shalat
dan pemberina ilmu agama saat selesai mengaji Al-Qur’an.25
Penulis mewawancarai Bapak Saprudin, pengurus Masjid di Desa
Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:
[K]ami bekerja sama dengan pengurus Masjid sengaja mengadakan
pengajian bagi masyarakat-masyarakat, dan kami juga sengaja
mengajarkannya tentang akhlak, syari’ah dan yang lainnya seperti
tata cara Shalat. Tujuan kami adalah agar mengerti dan memahami
pelaksanaan Shalat yang diwajibkan kepada mereka.”26
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh tokoh
masyarakat lainnya yaitu Bapak Saman Chatib yang mengatakan:
[M]ateri yang diajarkan meliputi ilmu-ilmu agama, serta masalah-
masalah keagamaan yang terkadang muncul dari pikiran para
anggota pengajian sendiri. Saya menekankan kepada masyarakat
untuk lebih giat lagi belajar, karena hal ini memiliki manfaat yang
24
Hernadi, Wawancara dengan Penulis 20 Maret 2019 25
Observaso, 4 April 2019 26
Saprudin, Wawancara dengan Penulis7 April 2019
57
baik bagi mereka. Apalagi yang berhubungan dengan Shalat yang
wajib bagi setiap Muslim.”27
Hasil observasi di lapangan juga menemukan data yaitu dai
memang mengajar agama kepada anggota yasinan yang meliputi tentang
akhlak, syari’ah dan materi agama lainnya. Dakwah diselenggarakan juga
diselingi dengan kegiatan tanya jawab seperti bagaimana melaksanakan
Shalat lima waktu yang baik dan benar sesuai ajaran Islam atau
permasalahan agama lainnya.28
Peran yang dimainkan oleh pengurus Masjid untuk
mensosialiasaikan shalat kepada masyarakat dengan cara melakukan kerja
sama dengan tokoh masyarakat di kelompok yasinan yang ada di Dusun
Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang
9. Meningkatkan Kebersihan Masjid
Meningkatkan kebersihan Masjid merupoakan suatu upaya yang
harus dilakukan oleh pengurus Masjid karena dengan adanya suasana
Masjid yang yang bersih sehingga bisa membuat jama’ah menjadi nyaman
dalam melaksanakan ibadahnya, seperti sejadah Masjid bersih, lantai
Masjid bersih, tempat berwudu bersih, WC Masjid bersih dan pasilitas air
bersih yang cukup.
B. Fakor-FaktorPenghambat dan Pendukung dalam Mengajak Masyarakat
Shalat Berjamaah
Ada beberapa hambatan pengurus Masjid dalam mengajak masyarakat
Shalat berjamaah di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang. Adapun
hambatan yang dimaksud antara lain adalah:
1. Kurangnya Waktu Untuk mengajak Shalat Berjamaah
Dalam kaitan dengan masalah kesibukan pengurus Masjid, maka
masalah ini menjadi kendala para pengurus Masjid, karena dengan
27
Saman Chatib, Wawancara dengan Penulis 7 April 2019 28
Observasi, 7 April 2019
58
kesibukan mereka para pengurus Masjid kurang perhatian untuk mengajak
masyarakat Shalat berjamaah di masjid.
Hasil observasi di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang,
maka diperoleh suatu gambaran bahwa dengan kesibukan para pengurus
Masjid kebanyakan sebagai petani, maka para pengurus Masjid untuk
mengajak masyarakat untuk Shalat berjamaah sangat kurang dan menjadi
hambatan, karena para pengurus Masjid yang bekerja pagi sore sangat
terbatas waktunya untuk memberikan dakwah terhadap masyarakat.29
Hasil wawancara dengan Bapak Sarpudin, pengurus Masjid di
Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang diperoleh suatu komentar
yang menyatakan:
[K]ami sebagai petani memang kurang sekali untuk mengajak
Shalat berjamaah kepada masyarakat. Sebab dengan berangkat pagi
dan siang istirahat kemudian sore ke kebun kembali, banyak waktu
untuk bekerja, sementara perhatian untuk masyarakat sangat
kurang sekali. Inilah yang menjadi hambatan dan permasalahan
mengajarkan Shalat kepada masyarakat di masyarakat.”30
Hasil wawancara dengan Abdurrahman, pengurus Masjid di Dusun
Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang diperoleh suatu komentar yang
menyatakan:
[S]aya bekerja di perkebunan kelapa dengan istri saya. Kesibukan
saya mengurus kebun membuat saya hanya sedikit memiliki
kesempatan untuk mengajak masyarakat untuk Shalat berjamaah di
Masjid dan di langgar misalnya. Pergi ke kebun pada pagi
kemudian sore baru pulang dari kebun membuat kesempatan untuk
memberikan perhatian dakwah Shalat khususnya menjadi
kurang.”31
Sementara wawancara dengan Ibu Zubaidah Yayang, masyarakat
di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang menyatakan:
[S]ebagai petani di Dusun Mekar Jaya memang kurang memiliki
waktu sama sekali untuk mengajak Shalat berjamaah kepada
masyarakat. Para pengurus Masjid yang kurang dari segi
29
Observasi, 10 Mei 2019 30
Saprudin, Wawancara dengan Penulis 13 Mei 2019 31
Abdurahman, Wawancara dengan Penulis 15 Mei 2019
59
ekonominya, maka sangat sulit membagi waktu antara berdakwah
dengan bekerja.” 32
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut di atas, maka
dapat diambil suatu pemahaman bahwa kesibukan para pengurus Masjid di
Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang banyak sebagai pekerja
petani sangat kurang untuk mengajarkan Shalat kepada masyarakat.
2. Pengetahuan Agama Masyarakat yang Rendah
Masalah pengetahuan agama dan pengalaman sangat mempengaruhi
untuk mengajarkan Shalat kepada masyarakat, khususnya dalam cara
maupun pola pengurus Masjid dalam memberikan dakwah agama kepada
masyarakat. Karena dengan tingkat pengetahuan agama yang rendah
sangat kurang memahami metode mengajar masyarakat itu sendiri.
Hasil wawancara dengan Bapak Arjulan, masyarakat di Dusun
Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang sebagai berikut:
[S]aya sebagai orang tua hanya tamatan Sekolah Dasar (SD),
sehingga untuk belajar Shalat kepada dai di dusun ini banyak yang
kurang mengetahui. Kurangnya pengetahuan saya mengenai cara-
cara Shalat harus bisa membaca abjad arab, maka saya dahulu tidak
ada belajar hal itu.”33
Sedangkan wawancara dengan Bapak Turiman, masyarakat di
Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang diperoleh suatu komentar
yang menyatakan:
[S]aya sendiri tidak tamat Sekolah Dasar (SD), sehingga saya
sendiri kurang mengerti ilmu agama, apalagi bagaimana kewajiban
Shalat kepada setiap Muslim sesuai ajaran agama, maka saya
kurang memahaminya atau kurang mengerti.”34
Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Muin, SH, Kepala Desa
Seberang Pulau Kijang sebagai berikut:
[K]ebanyakan masyarakat di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang
Pulau Kijang ini tidak tamat Sekolah Dasar (SD) ataupun hanya
tamatan Sekolah Dasar (SD), sehingga untuk belajar Shalat sesuai
32
Zubaidah, Wawancara dengan Penulis 15 Mei 2019 33
Arjulan, Wawancara dengan Penulis 15 Mei 2019 34
Turiman, Wawancara dengan Penulis 20 Mei 2019
60
tuntutan agama Islam, maka para pengurus Masjid kesulitan,
karena banyak dari masyarakat yang tidak mengerti atau
memahami Bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Qur’an.”35
Berdasarkan wawancara tersebut di atas, maka dapat diambil suatu
pemahaman bahwa, masalah tingkat dakwah pengurus Masjid sangat
mempengaruhi sistem dan pola dakwah agama Islam bagi masyarakat
khususnya mengenai Shalat sebagai salah satu kewajiban agama.
3. Belum Adanya Kelompok Yasinan Remaja
Yasinan merupakan kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan
oleh masyarakat di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang,
namun sangat di sayangkan di kalangan remaja dan pemuda hal itu tidak
ada. Hal ini juga setujui oleh Husni, anggota Yasinan di Dusun Mekar
Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:
[M]elalui beberapa program kerja seperti yasinan, maka pengurus
yasinan dianjurkan oleh pengurus Masjid untuk berusaha
meningkatkan pelaksanaannya, sehingga kegiatan yasinan menjadi
aktif dan mampu menampung semua aspirasi anggota yang ingin
berkreativitas di dalamnya termasuk mengajar remaja dalam wadah
yasinan ini.”36
Hal ini juga setujui oleh bapak Ruslan, pengurus Masjid di Dusun Mekar
Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:
[M]eskipun melalui yasinan, masyarakat bisa belajar agama seperti
Shalat dan memperlancar dalam membaca Al-Qur’an. Namun kami
masih terhambat mengajak remaja dan pemuda untuk ikut terlibat
di dalamnya belajar agama seperti Shalat.”37
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa
memang melalui yasinan, maka setiap Muslim bisa memperlanjar dalam
membaca Al-Qur’an dan beribadah dengan membacanya. Meksipun, para
remaja Muslim belum terlibat di dalam kelompok yasinan di Dusun Mekar
Jaya Desa Seberang Pulau Kijang.
35
Abdul Muin, SH, Wawancara dengan Penulis 22 April 2019 36
Husni, Wawancara dengan Penulis 22 Mei 2019 37
Ruslan, Wawancara dengan Penulis 23 Mei 2019
61
Fakor-faktor penunjang dalam pelaksanaan dalam mengajak
masyarakat Shalat berjamaah di Masjid di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang
Pulau Kijang adalah adanya minat masyarakat untuk selalu belaja agama.
Minat dan kebutuhan masyarakat adalah prinsip sosialisasi yang dilakukan
pengurus Masjid dalam sosialisasi Shalat berjamaah. Sebagaimana diketahui
bahwa minat itu bukan dibawa dari lahir, namun ada setelah beberapa waktu.
Minat masyarakat untuk belajar Shalat di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang
Pulau Kijang sangat tinggi dan menjadi pendukung mudahnya pengurus
Masjid mensosialisikan Shalat berjamaah kepada masyarakat.
Dakwah perlu memperhatikan minat dan kebutuhan sebab keduanya
penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan kebutuhan
masyarakat akan menarik perhatian mereka, dengan demikian mereka akan
bersungguh-sungguh dalam memahami kedudukan Shalat. Hal ini juga setujui
oleh bapak Ruslan, pengurus Masjid di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang
Pulau Kijang yang mengatakan: “Ada beberapa aspek yang menurut saya
mendukung dalam proses dakwah, adalah aspek minat masyarakat untuk
belajar Shalat sangat tinggi. Meskipun lemah kemampuan membaca Al-
Qur’an, mereka tetapi.”38
Pengamatan terhadap Haris, masyarakat Dusun Mekar Jaya Desa
Seberang Pulau Kijang dimana ia saat bermiant mengikuti kegiatan
pembelajaran dakwah di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang.
Memang pengurus Masjid sering menyampaikan materi dakwah yang menarik,
sehingga mereka banyak bertanya di pengajian, seperti tentang tata cara
Shalat.39
Berdasarkan wawancara dengan masyarakat di atas dapat diketahui
bahwa minat masyarakat sangat tinggi untuk belajar solat. Minat masyarakat
untuk belajar Shalat di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang sangat
tinggi menjadi faktor pendukung sosialisi Shalat kepada masyarakat.
38
Ruslan, Wawancara dengan Penulis 23 Mei 2019 39
Haris, Wawancara dengan Penulis 23 Mei 2019
62
C. Hasil dari Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam
Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama’ah
Hal ini sebagaimana hasil dari observasi di Masjid Dusun Mekar Jaya
telah diperoleh suatu gambaran dalam kaitan dengan masalah hasil yang
dicapai dalam upaya shalat berjama’ah yang dilakukan pengurus masjid
terhadap jama’ah, dimana jama’ah telah banyak mulai melakukan shalat
berjama’ah dimasjid Al-Istaqamah hingga mencapai 40 jama’ah meski tidik
setiap shalat lima waktu, hal ini kerena banyaknya masyarakat yang sudah
mengerti bacaan shalat dan gerakan-gerakan dalam shalat. Jika mereka lupa
bimbingan yang diajarkan oleh pengurus masjid, maka mereka bertanya
mengenai materi ibadah shalat berjama’ah tersebut.40
Kemudian hasil wawancara dengan Abdurrahman Pengurus Masjid di
Dusun Mekar Jaya yang mengatakan bahwa:
[A]lhamdulillah berkat kerja sama kepengurusan Masjid Al-Istiqamah
dalam memberikan kegiatan-kegiatan tentang ibadah sekarang
masyarakat disini sudah mempunyai kesadaran tentang pentingnya
shalat berjama’ah, dulu masyarakat disisni banyak yg kurang mau
sholat berjama’ah karena kurangnya ilmu pengetahuan tentang shalat
dan kurangnya kepedulian tentang pengurus masjid Al-Istiqamah .”41
Observasi penulis lebih lanjut terhadap jama’ah, dimana hasil
bimbingan shalat kepada jama’ah, telah nampak ada yang memahami tata cara
shalat dimana banyak jama’ah telah bisa mendirikan shalat sendiri, meskipun
ada juga sebagian kecilnya dari jama’ah tersebut yang kurang mengerti
tentang tata cara shalat.42
Berdasarkan hasil keterangan di atas, maka dapat diambil suatu
pemahaman bahwa hasil yang dicapai dalam upaya pengurus masjid dalam
meningkatkan shalat berjama’ah yang dilakukan pengurus masjid terhadap
jama’ah, dimana jama’ah telah ada yang mengerti bacaan, gerakan-gerakan
dalam shalat serta mendirikan shalat itu sendiri sebagai kewajiban agama.
40
Observasi, 25 Mei 2019 41
Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 25 Mei 2019 42
Observasi, 26 Mei 2019
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian pada pembahasan sebelumnya
adalah:
1. Upaya Pengurus Masjid dalam Meningkatkan Kesadaran Shalat
Berjama’ah, Memberi Materi Sholat, melakukan praktek, memberi
perhatian, membentuk kelompok yasinan.
2. Fakor-Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Mengajak Masyarakat
Sholat Berjamaah. Kurangnya Waktu Untuk mengaja Sholat Berjamaah,
Pengetahuan Agama Masyarakat yang Rendah, Belum Adanya Kelompok
Yasinan Remaja, Mengadakan Ceramah dan Diskusi Agama.
3. Hasil dari Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam
Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama’ah di Masjid, sekarang jama’ah
masjidnya semakin banyak dan meningkat semenjak adanya upaya yang
dilakukan pengurus masjid dalam memberikan bimbingan dan perhatian
kepada maja’ahnya.
B. Saran-Saran
Setelah menarik kesimpulan, melalui penelitian disampaikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada da’i untuk lebih menjalankan dakwah Islam secara
konsisten, menyeluruh, terarah, memperhatikan kondisi masyarakat secara
bijaksana
2. Kepada pihak seperti tokoh agama juga harus selalu melakukan
pengawasan dan kontrol kepada masyarakat mengenai pengetahuan agama
mereka.
3. Kepada Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi untuk bertanggung jawab
memberikan dakwah dan membina kader da’i yang selalu siap
menjalankan dakwah Islam secara konsisten bagi masyarakat Jambi.
64
C. Penutup
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang
telah menganugerahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini walau dalam bentuk yang
sederhana.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum tentu sempurna baik dari
pengaturannya maupun dari segi bahasanya. Dalam hal ini penulis selalu
berlapang dada dengan senang hati menerima tegur sapa dan kritikan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen yang telah berpartisipasi
membimbing dan membantu penyelesaian skripsi ini.
Jika terdapat kejanggalan dan kesalahan terlebih dahulu penulis mohon
maaf yang sedalam-dalamnya, akhir kata penulis mendo’akan semoga kita
selalu dilindungi Allah SWT, Amin Ya Robbalalamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Wassalam
Penulis
AHMAD YANI
NIM. 140071
1
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
AL-QUR’AN
Achmad R. Hidayat, Al-Qur’an Tafsir Per kata Kode Arab, Jakarta: Penerbit Al-
Fatih, 520
BUKU
Ahmad Yaman, Panduan Shalat Lengkap Menurut Empat Mazhab. Oleh Syeh
Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Jakarta: Penerbit Pustaka Al-Kautsar, 2007
Aidh bin Abdullah Al-Qorni, Memakmurkan Masjid; Langkah Maju Kebangkitan
Islam Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2005
Al-Imam Al-Bukhari, Terjemahan Hadis Shahih Bukhari Jilid I, II, III & IV
Jakarta: Klang Book Centre, 2009
Imam Musbikin, Misteri Shalat Berjamaah bagi Kesehatan Fisik dan Psikis Cet.
I;Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007
Kaelen, MS. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta:
Paradigma, 2005
Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2014
Maulana Muhammad Zakariyyah Al-Khandahlawi, Kitab Fadillah Amal,
Bandung: Pustaka Ramadhan 2007
Muh. Ayub, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Jakarta:
Gema Insani Press, 1996
Moh Rifa’I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap Semarang: PT. Toha Putra
Nana Rukmana, Masjid&Dakwah, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nsional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
edesi ke- 3 Jakarta: Balai Pustaka, 2007
Pawito, Penelitian Komonikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara,
2007
Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islam, Jakarta: pustaka panjimas, 1996
Syahruddin El-Fikri,Sejarah Ibadah, Jakarta: republika, 2014
Syaikh Maulana Muhammad Sa’ad Al-Khandahlawi, Muntakhab Ahadits,
Yogyakarta: Cet. 2, 2007
Syekh Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-pokok Hadis Rasulullah saw., Jilid I
Bandung: CV Sinar Baru
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam Bandung: SBA. 2003
Syarif Hade Masyah, Hikmah Dibalik Hukum Islam Jakarta: Murtaqim, 2002
2
Sulhan Abu Fitrah, Tuntunan Shalat Khusyu’ Sempurna dan Diterima Cet. I;
Jakarta:Pustaka Fitrah, 2008
Suguyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta,
2013, Cet. Ke-19
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2013
Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Shalat Jakarta: Bulan
Bintang, 1994
Wahyuddin Sumpeno, Perpustakaan Masjid Pembinaan dan Perkembangan
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993
Zakiah Daradjat, Dasar-dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam
pada Perguruan Tinggi Umum Cet. X; Jakarta: Bulan Bintang, 1996
Skripsi
Ahmad Zaidun,” Pengaruh Mengikuti Shalat Berjama’ah Terhadap Perilaku
Keagamaan Santri di Pondok Pesantren Roudlotus Sa’idiyyah Sukorejo
Gunungpati Semarang” ,Skripsi (Semarang: s1 fakultas dakwah IAIN
walisongo Semarang,2010).
Neti Faila Suffa,” Pengaruh Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Studi
Kasus Masyarakat Pondok Sendang” , Skripsi ( Salatiga: S1, Fakultas
Tarbiyah STAIN Salatiga, 2010)
Muhammad Fazil“ Pembiasaan Shalat Dhuhur Berjama’ah Dalam Meningkatkan
Kedesiplinan Siswa SMA Negri 1 Lhoknga Aceh Besar. Skripsi ,( Aceh:S1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2017)
Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
SKRIPSI
Upaya Pengurus Masjid dalam Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah”
(Studi Kasus Masyarakat Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang
Kecamatan Reteh Kabupaten Inhil Riau)
NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1 Sejarah Desa Seberang
Pulau Kijang
- Observasi
- Dokumentasi
- Wawancara
- Setting
- Dokumen Desa
Seberang Pulau Kijang
2 Sejarah berdirinya
Masjid Seberang Pulau
Kijang
- Wawancara
- Dokumentasi
- Kepala Desa Seberang
Pulau Kijang
Dokumentasi sejarah
Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
3 Letak geografis Desa
Seberang Pulau Kijang
- Dokumentasi - Dokumen Desa
Seberang Pulau Kijang
4 Visi dan Misi Desa
Seberang Pulau Kijang
- Dokumentasi - Dokumen Desa
Seberang Pulau Kijang
5 Struktur Desa Seberang
Pulau Kijang
- Dokumentasi - Dokumen Desa
Seberang Pulau Kijang
6 Sarana dan Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
- Lingkungan Masjid
Desa Seberang Pulau
Kijang Pengurus
Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
- Dokumen Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
7 Implementasi program
Pengurus Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
- Wawancara
- Observasi
- Wawancara dengan
Pengurus Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
- Melihat Proses
Kesadaran Sholat
Berjama’ah
8 Pendekatan Pengurus
Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang dalam
Kesadaran Sholat
Berjama’ah
- Wawancara
-
- Wawancara Dengan
Jama’ah
9 Kendala Pengurus - Observasi - Pengurus Masjid Desa
Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang dalam
Kesadaran Sholat
Berjama’ah
- Wawancara
- Dokumentasi
Seberang Pulau Kijang
- Aktivitas lapangan
- Dokumen Lapangan
1. PanduanObservasi
NO Jenis Data Objek Observasi
1 Letak geografis Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
- Keadaan letak geografis
2 Sarana dan prasarana Masjid
Desa Seberang Pulau Kijang
- Sarana dan prasarana yang
tersedia di Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
3 Proses pembentukan Kesadaran
Sholat Berjama’ah dan memberi
motivasi
- Pelaksanaan bimbingan dan
pemberian motivasi
4 Keadaan Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
- Keadaan Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
5 Faktor pendukung dan
penghambat Proses Kesadaran
Sholat Berjama’ah
- Hubungan Pengurus Masjid
dengan Jama’ah
- Sarana dan prasarana
6 Apa hasil Pengurus Masjid dalam
Kesadaran Sholat Berjama’ah
- Perubahan-perubahan Jama’ah
yang bersifat Positif
2. Panduan Dokumentasi
No Jenis data Data dokumentasi
1 Sejarah Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
- Data dokumentasi tentang
sejarah Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
2 Letak geografis Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
- Data dokumentasi letak
geografis Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
3 Struktur organisasi Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
- Data dokumentasi tentang
struktur Organisasi
4 Visi, misi dan tujuan Masjid Desa - Data dokumentasi visi, misi dan
Seberang Pulau Kijang tujuan Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
5 Sarana dan prasarana Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
- Data dokumentasi tentang sarana
dan prasarana Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
3. Butir-Butir Wawancara
NO Jenis data Sumber data dan subtansi wawancara
1 Letak geografis Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
- Ketua Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
- Bisa di jelaskan letak geografis
Masjid Desa Seberang Pulau
Kijang
2 Sejarah Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
Ketua Masjid Desa Seberang Pulau
Kijang
- Siapa pendiri…
- Bagaimana sejarah berdirinya…
- Bagaimana perkembangannya
hingga saatini…
3 Visi dan misi Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
Ketua Masjid Desa Seberang Pulau
Kijang
- Apa yang menjadi visi dan
misi…
- Apa maksud dari visi dan misi
tersebut
4 Sarana dan prasarana Masjid Desa
Seberang Pulau Kijang
Pengurus Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
- Apakah sarana dan prasarana
yang ada dapat memadai
5 Keadaan Kelompok Kerja
Pengurus Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
Pengurus Masjid Desa Seberang
Pulau Kijang
- Berapa jumlah Jama’ah
- Bagaimana tenaga Pengurus
Masjid Desa Seberang Pulau
Kijang
- Bagaimana Kesadaran Sholat
Berjama’ah…
6
Proses Pelaksanaan pembentukan
Kesadaran Sholat Berjama’ah
Masjid Desa Seberang Pulau Kijang
- Bagaimana proses Pelaksanaan
Kesadaran Sholat Berjama’ah?
- Upayaapa yang di lakukan
Pengurus Masjid untuk
memaksimalkan proses
Kesadaran Sholat Berjama’ah
7 Pendekatan Pengurus Masjid
dalam Kesadaran Sholat
Berjama’ah
Majelis taklim
Pendekatan Pengurus Masjid dalam
Kesadaran Sholat Berjama’ah
Pendekatan Pengurus Masjid dalam
Kesadaran Sholat Berjama’ah
Cara Pengurus Masjid dalam
Kesadaran Sholat Berjama’ah
8 Kendala dalam Proses
pembentukan Kesadaran Sholat
Berjama’ah
Pengurus Masjid dalam Kesadaran
Sholat Berjama’ah
- Apa kendala?
9 Apa hasil Pengurus Masjid dalam
Kesadaran Sholat Berjama’ah
Apa hasil capaian oleh Pengurus
Masjid dalam Kesadaran Sholat
Berjama’ah
Apa hasil yang di capai oleh
Pengurus Masjid dalam Kesadaran
Sholat Berjama’ah
Dokumentasi Foto Bersama Jama’ah Masjid Al-Istiqamah 2019
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Ahmad Yani
Nim : UB. 140071
Tempat & Tanggal Lahir : Pulau KIjang 08 Juli 1994
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Masji Al-Munawwarah Sungai Kambang
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS Jambi : Sekarang
SMA : 2013
Mts Nurul Wathon : 2010
SDN 112 : 2007