143
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI METODE READING ALOUD DAN ARTIKULASI MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS POKOK BAHASAN HADITS TENTANG KEUTAMAAN BELAJAR AL- QUR’AN KELAS II DI MI AL-KHOIRIYAH KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Oleh : ALFI HIDAYAH NIM: 123911030 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK … · terdiri dari 7 peserta didik Laki-laki dan 10 peserta didik perempuan. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap setiap siklusnya,

  • Upload
    vodieu

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

“UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

MELALUI METODE READING ALOUD DAN ARTIKULASI

MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS POKOK

BAHASAN HADITS TENTANG KEUTAMAAN BELAJAR AL-

QUR’AN KELAS II DI MI AL-KHOIRIYAH KOTA

SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :

ALFI HIDAYAH

NIM: 123911030

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2016

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Alfi Hidayah

Nim : 123911030

Jurusan : PendidikanGuru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

UPAYA PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA

DIDIK MELALUI METODE READING ALOUD DAN

ARTIKULASI MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS

POKOK BAHASAN HADITS TENTANG KEUTAMAAN

BELAJAR AL-QUR’AN KELAS II DI MI AL-KHOIRIYAH

KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016

Secara keseluruhan adalah hasil penulisan/ karya sendiri, kecuali

bagian tertentu yang dirujuk bagian sumbernya.

Semarang, 15 Februari 2016

Pembuat Pernyataan,

materai

Alfi Hidayah

NIM: 123911030

ii

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi berikut ini:

Judul : Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui

Metode Reading Aloud Dan Artikulasi Mata Pelajaran Al-

Qur’an Hadits Pokok Bahasan Hadits Tentang Keutamaan

Belajar Al-Qur’an Kelas Ii Di Mi Al-Khoiriyah Kota

Semarang Tahun Ajaran 2015/2016

Penulis : Alfi Hidayah

NIM : 123911030

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

Semarang, 13 Juni 2016

DEWAN PENGUJI

Penguji I Penguji II

Dr. Hj. Sukasih, M.Pd Ubaidillah, M.Ag

NIP 19570202 199203 2 001 NIP 19730826 200212 1001

Penguji III Penguji IV

Titik Rahmawati, M.Ag Kristi Liani Purwanti, S.Si M.Pd

NIP 19710122 200501 2 001 NIP 19810718 200912 2 002

Pembimbing

H. FakrurRozi,M.Ag

NIP. 19691220 199503 1 001

iii

iv

NOTA DINAS

Semarang, 15 Februari 2016

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum, wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,

arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Melalui Metode Reading Aloud dan Artikulasi

Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok

Bahasan Hadits Tentang Keutamaan Belajar Al-

Qur’an Kelas II di MI Al-Khoiriyah Kota

Semarang Tahun Ajaran 2015/2016

Nama : Alfi Hidayah

NIM : 123911030

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo untuk

diujikan dalam sidang munaqasyah.

Wassalaamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing,

H. FakrurRozi,M.Ag

NIP. 19691220 199503 1 001

iv

v

ABSTRAK

Judul : Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Melalui Metode Reading Aloud Dan Artikulasi Mata

Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Hadits

Tentang Keutamaan Belajar Al-Qur’an Kelas II Di Mi

Al-Khoiriyah Kota Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 Penulis : Alfi Hidayah

NIM : 123911030

Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mengetahui

apakah penerapan metode pembelajaran reading aloud dan artikulasi

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II MI Al-

Khoiriyah Kota Semarang.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas II MI Al-

Khoiriyah Kota Semarang dengan jumlah 17 peserta didik, yang

terdiri dari 7 peserta didik Laki-laki dan 10 peserta didik perempuan.

Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap setiap siklusnya, yakni

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Proses

pembelajaran Al-Qur’an Hadist dilaksanakan dengan menggunakan

metode pembelajaran reading aloud dan artikulasi. Indikator hasil

belajar pada penelitian ini berupa tercapainya ketuntasan belajar

secara individu maupun klasikal.

Adapun pengumpulan datanya dilakukan dengan teknik:

dokumentasi, observasi dan tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1) Penerapan metode pembelajaran reading aloud dan artikulasi

dalam penelitian ini menyampaian materi hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an, penerapan metode reading aloud

yaitu dengan memberikan teks bacaan kepada peserta didik,

salah satu peserta didik maju membacakan dengan suara yang

keras dan pendidik menegaskan pada poin-poin tertentu.

Sedangkan metode artikulasi yaitu dengan member tugas

kepada peserta didik berpasang-pasangan untuk menceritakan

materi yang telah di ajarkan dan satu yang lainnya mencatat apa

yang diceritakan. Dengan menggunakan metode pembelajaran

Reading Aloud dan Artikulasi dapat membuat peserta didik

lebih termotivasi dan bersemangat sehingga aktivitas dan hasil

v

vi

belajar peserta didik dapat meningkat. Hal ini dapat dilihat

dengan perolehan aktivitas peserta didik, yaitu pada siklus I

aktivitas peserta didik adalah 61,7% mengalami peningkatan

pada siklus II yaitu 75%.

2) Hasil belajar Al-Qur’an Hadist peserta didik dengan

menggunakan metode pembelajaran reading aloud dan

artikulasi mengalami peningkatan, khususnya pada materi

pokok hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an. Prasiklus

diperoleh nilai rata-rata 60 dengan ketuntasan belajar 41,17%.

Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 65,8 dengan ketuntasan

belajar 58,8%. Dan meningkat menjadi 78,8 dengan ketuntasan

82,4%. Sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I kemudian ke siklus II

dan tidak perlu dilakukan siklus III.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode reading aloud dan artikulasi dapat

meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian peneliti menyarankan

agar penerapan metode reading aloud dan artikulasi dapat digunakan

sebagai alternative metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan

hasil belajar pesertadidik.

vi

vii

KATA PENGANTAR

حم حيم بسم هللا الر ن الر

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat iman,

islam, karunia, nikmat, dan hidayah Nya, sehingga skripsi dengan

judul Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui

Metode Reading Aloud dan Artikulasi Mata Pelajaran Al-Qur’an

Hadits Pokok Bahasan Hadits Tentang Keutamaan Belajar Al-Qur’an

Kelas II Di Mi Al-Khoiriyah Kota Semarang Tahun Ajaran

2015/2016ini terselesaikan.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi

Muhammad SAW yang penulis nantikan syafa’atnya ilayaumil

qiyamah. Tidak lupa penulis panjatkan shalawat dan salam kepada

Nabi Muhammad SAW yang menjadi penerang umat Islam.Penulisan

skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Walisongo Semarang.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan

skripsi ini, setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Raharjo M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Walisongo Semarang yang senantiasa berusaha

memimpin almamater pendidikan Islam dengan baik.

2. H. Fakrur Rozi, M.Ag , selaku Ketua Jurusan PGMI Fakultas Ilmu

tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang, dan dosen

pembimbing yang di tengah kesibukan beliau masih dengan

maksimal memberikan bimbingan dan arahan terhadap penulisan

dan metodologi skripsi ini.dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

3. Seluruh dosen FITK UIN Walisongo Semarang yang telah

mengantarkan penyusun dalam mengeluti berbagai bidang Ilmu.

4. Ustad Bukhori, S.Pd.I, selaku Kepala MI Al-Khoiriyah 01 Kota

Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian di madrasah tersebut.

5. Ustadzah Nurul Hidayah, S.Kom selaku kolaborator peneliti, yang

telah banyak membantu jalannya penelitian ini.

6. Bapak dan Ibuku tercinta (bapak Bambang Santoso dan ibu Alif

Shehatun), yang senantiasa selalu ada dalam kondisi apapun, yang

selalu memberikan doa restu serta cinta kasih yang tidak pernah

vii

viii

berkurang setiap waktu, yang selalu memberi ketegaran dikala

kesedihan datang mendera, dan yang selalu sabar dalam mendidik

putra-putrinya.

7. Saudara-saudaraku dik Hilma, dik Mughni terima kasih untuk

semua do’a, semangat, canda, tawa yang kalian berikan, kalianlah

motivator muda yang selalu ada di hatiku.

8. Keluarga besar yang selalu mencurahkan kasih sayang,

perhatian dan do’a nya serta semangat untuk keberhasilan

penulis.

9. Teman-temanku PGMI 2012 yang selalu memberikan semangat

dan motivasi dalam mengejar impian hidup yang bermakna.

10. Teman-temanku di kamar Al-Falah, dan calon imamku (Abdul

Jalil) yang telah memberikan semangat dan banyak membantu.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini

baik secara materiil maupun immateriil yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan kalian semua mendapat balasan yang

setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 15 Februari 2016

Penulis,

Alfi Hidayah

NIM:123911030

viii

ix

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................. ii

PENGESAHAN .................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ........................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................ v

KATA PENGANTAR. ......................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................. xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................. 6

D. Manfaat Penelitian ………………………… ... 7

BAB II :LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori ............................................... 8

1. Metode Reading Aloud ............................... 8

a. Pengertian Metode Reading Aloud ........ 8

b. Jenis-jenis Membaca ............................. 10

c. Langkah-langkah Metode Reading

Aloud ..................................................... 12

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode

Reading Aloud ....................................... 13

2. Metode Artikulasi ....................................... 15

a. Pengertian Metode Artikulasi…….. ..... 15

b. Langkah-langkah Metode Artikulasi ... 15

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode

Artikulasi…………………………… .. 17

ix

x

3. Hasil Belajar………………………….. . 18

a. Pengertian Hasil Belajar ...................... 18

b. Aspek-aspek Hasil Belajar .................. 21

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Hasil Belajar ....................................... 29

4. Pembelajaran Al-Qur’an Hadist ................. 32

a. Tinjauan Mata Pelajaran Al-Qur’an

Hadist .................................................. 32

b. Kajian Materi ……………………....... 35

B. Kajian Pustaka .............................................. 37

C. Hipotesis Tindakan ....................................... 40

BAB III :METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan ....................................... 42

B. Tempat dan Waktu ........................................... 46

C. Kolaborator ...................................................... 46

D. Siklus Penelitian .............................................. 47

E. Teknik Pengumpulan Data. .............................. 52

F. Teknik Analisis Data ....................................... 54

G. Indikator Keberhasilan .................................... 56

BAB IV :DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data ................................................. 58

B. Analisis Data per Siklus ................................... 58

1. Pra Siklus ................................................. 58

2. Siklus I ..................................................... 60

3. Siklus II ..................................................... 69

C. Analisis Data ................................................... 77

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan .......................................................... 81

B. Saran ............................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA

x

xi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : DAFTAR PESERTA DIDIK

LAMPIRAN 2 : DAFTAR HASIL BELAJAR PRA SIKLUS

LAMPIRAN 3 : RPP SIKLUS I

LAMPIRAN 4 : SOAL SIKLUS I

LAMPIRAN 5 : DAFTAR HASIL BELAJAR SIKLUS 1

LAMPIRAN 6 : LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS

SIKLUS I

LAMPIRAN 7 : RPP SIKLUS II

LAMPIRAN 8 : SOAL SIKLUS II

LAMPIRAN 9 : DAFTAR HASIL BELAJAR SIKLUS 2

LAMPIRAN 10 : LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS

SIKLUS II

LAMPIRAN 11 : FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN 12 : MEDIA GAMBAR SIKLUS I

LAMPIRAN 13 : MEDIA BACAAN SIKLUS II

LAMPIRAN 14 : SURAT IZIN RISET

LAMPIRAN 15 : SURAT KETERANGAN TELAH

MELAKUKAN PENELITIAN

LAMPIRAN 16 : SURAT PENUNJUKAN PEMBIMBING

RIWAYAT HIDUP

xi

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1: Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus 1 .. 64

Tabel 4.2: Daftar Hasil Belajar Siklus 1 ..................................... 66

Tabel 4.3: Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus 2 .. 72

Tabel 4.4: Daftar Hasil Belajar Siklus 2 ..................................... 74

Tabel 4.5: Hasil Penelitian ........................................................ 80

xii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang

telah sadar akan kemanusiaannya. Dalam membimbing, melatih,

mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar

pandangan hidup kepada generasi muda. Tujuannya agar nanti

menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-

tugas hidupnya sebagai manusia sesuai dengan sifat, hakikat dan

ciri-ciri kemanusiaannya.1Umumnya pendidikan dapat diartikan

sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang

pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali

mendapatkan didikan dan bimbingan.2

Proses belajar mengajar merupakan serangkaian proses

yang terjadi dari perbuatan guru dan siswa sehingga terjadi

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi dari guru dan siswa

adalah syarat utama terjadinya proses belajar mengajar, yang

menyebabkan saling terjadinya timbal balik antara guru dan siswa.

Apabila tidak terjadi timbal balik dalam proses belajar mengajar,

1 Zuharini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hlm. 11

2 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005), hlm. 38

2

itu berarti proses belajar mengajar tidak berhasil. Dalam proses

mengajar, seorang guru tidak hanya menyampaikan materi kepada

siswa, melainkan menanamkan sikap dan cara berpikir dalam

menanggapi materi-materi yang disampaikan. Salah satu mata

pelajaran yang ada di MI yaitu Al-Qur’an hadist yang tidak hanya

menekan pada penyampaian materi, tetapi menanamkan sikap.

Pelajaran Al-Qur’an hadits di Madrasah Ibtidaiyah

adalah salah satu pelajaran PAI yang menekankan pada

kemampuan membaca dan menulis huruf Arab yang terkandung

dalam Al-Qur’an dan hadits. Pembacaan itu harus tartil yang

berarti baik dan benar. Di samping itu menghafal surat-surat

pendek dan memahami isi hadist. Dengan demikian pengenalan

arti atau makna sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan

hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam

kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.3

Rendahnya hasil belajar Al-Qur’an Hadist di MI Al-

Khoiriyah Kota Semarang kelas II tahun ajaran 2015/2016 yaitu

60. Hal ini dikarenakan pada saat peneliti melakukan observasi,

pendidik masih kurang mengetahui metode-metode dalam

pembelajaran, media yang digunakan kurang menarik perhatian

dan sebagian besar peserta didik belum lancar dalam membaca

huruf arab baik hadist atau Al-Qur’an. Hal tersebut yang membuat

peserta didik bosan. Di MI Al-Khoiriyah Kota Semarang ini

3 Direktorat Pendidikan Madrasah, Pedoman Sistem Penilaian Hasil

Belajar Peserta Didik Madrasah Ibtidaiyah. (Jakarta, Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI 2010), hlm. viii

3

peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran. Hal ini

dikarenakan pendidik hanya sebatas pada proses mentransfer

informasi dari pendidik kepada peserta didik. Pada proses

mentransfer informasi, pendidik lebih banyak aktif dalam

penyampaian konsep, sedangkan peserta didik hanya pasif

mendengarkan apa yang di jelaskan pendidik. Pendidik disini

sebagai pengajar, fasilitator, motivator, sekaligus orang tua ke dua

bagi peserta didik.4 Maka dari itu, tanggung jawab pendidik sangat

besar. Sebagai pendidik juga bertugas menjelaskan sesuatu,

pendidik berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta

didik, dan berusaha membuat sesuatu dalam memecahkan

masalah. 5

Pendidik di MI Al-Khoiriyah Kota Semarang beranggapan

bahwa jika banyak metode nanti pelajaran tidak tercapai, dan

peserta didik lebih cenderung ramai sendiri. Hal ini dikarenakan

peneliti mewawancarai salah satu guru yang ada di MI Al-

Khoiriyah Kota Semarang Kota Semarang. Dalam hal ini,

pendidik seharusnya memilah-milah metode yang sesuai dengan

kemampuan peserta didik dan materi yang sesuai.

Hasil pengamatan dan refleksi ditemukan beberapa

permasalahan diantaranya adalah, pembelajaran Al-Qur’an Hadist

masih menggunakan metode ceramah yang komunikasinya satu

4 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan

Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), hlm. 33-45.

5 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009),

hlm.155.

4

arah dan sebagian besar peserta didik yang belum lancar dalam

membaca huruf arab baik hadist dan Al-Qur’an. Oleh karena itu,

sebagian besar peserta didik akan cepat merasa bosan, kurang

memahami materi yang dijelaskan dan akhirnya peserta didik

merasa malas untuk mengikuti pembelajaran berikutnya dan

masih minim nya pemahaman dan keterampilan pendidik dalam

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi

yang akan diajarkan.

Dari permasalahan tersebut, perlu adanya cara atau

metode tertentu dalam menyampaikan materi memahami arti dan

isi kandungan hadits tentang keutamaan belajar Al-Qur’an agar

siswa lebih mudah memahami arti dan isi kandungan hadist

tersebut. Metode tersebut hendaknya dapat membantu siswa

untuk lebih aktif dan lebih bersemangat dalam menerima

materi, sehingga dapat terjalin komunikasi dua arah guru

dengan siswa. Dengan begitu suasana pembelajaran tidak terasa

membosankan.

Agar dapat terlaksananya pembelajaran yang efektif,

maka guru yang menjadi faktor utama. Dalam melaksanakan

tugasnya guru senantiasa memerlukan wawasan yang mantap dan

utuh tentang kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus

mengetahui dan memiliki gambaran secara menyeluruh mengenai

bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi serta langkah-

langkah apa yang dilakukan agar tugas sebagai guru dapat

dengan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan

5

pembelajaran. Salah satu wawasan yang harus dimiliki seorang

guru adalah penerapan strategi atau penerapan metode yang

tepat agar dapat menciptakan situasi yang berbeda serta dapat

memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk dapat belajar

dengan berhasil.

Metode pembelajaran mempunyai kedudukan yang

sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran

karena metode pembelajaran menjadi sarana untuk

menyampaikan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum

pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan

diserap oleh peserta didik menjadi pengertian yang fungsional

terhadap tingkah lakunya. Apabila metode yang digunakan

pada lembaga pendidikan Islam tidak sesuai dengan

pembelajaran maka tujuan pendidikan Islam untuk mencetak

manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa kepada Allah

swt juga tidak akan berhasil. 6

Untuk membantu meningkatkan hasil belajar di MI Al-

Khoiriyah, maka salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan

menerapkan sebuah metode pembelajaran yaitu metode reading

aloud yaitu membaca suatu teks (dalam hal ini hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an) dengan keras, agar siswa dapat

menerapkan dan memfokuskan perhatianya pada hadist yang

dibacakan. Sedangkan metode artikulasi (pembelajaran dengan

6 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis dan

Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner), (Jakarta: Bumi Aksara

2000), hlm. 197

6

pesan berantai) dimaksudkan agar siswa dapat memahami arti dan

isi hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik

mengangkat judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta

Didik Melalui Metode Reading Aloud Dan Artikulasi Mata

Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Hadits Tentang

Keutamaan Belajar Al-Qur’an Kelas Ii Di Mi Al-Khoiriyah

Kota Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui metode reading

aloud dan artikulasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik pada pelajaran Al-Qur’an hadits pokok bahasan memahami

arti dan isi kandungan hadits tentang keutamaan belajar Al-Qur’an

kelas II di MI Al-Khoiriyah Kota Semarang tahun pelajaran

2015/ 2016?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka yang menjadi

tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik melalui metode reading Aloud dan artikulasi pada

pelajaran Al-Qur’an hadits pokok bahasan memahami arti dan isi

kandungan hadits tentang keutamaan belajar Al-Qur’an kelas II di

MI Al-Khoiriyah Kota Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016.

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis

Penulis dapat meningkatkan kualitas keilmuan serta

mengimplementasikan strategi pembelajaran reading aloud

dan artikulasi dalam pelajaran Al-Qur’an hadits kelas II pokok

bahasan memahami arti dan isi kandungan hadits tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan

dan alternatif dalam pembelajaran untuk mata pelajaran Al-

Qur’an hadits kelas II pada pokok bahasan memahami arti

dan isi kandungan hadits tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an.

3. Bagi siswa

Dengan metode reading aloud dan artikulasi

memungkinkan terciptanya kondisi yang menyenangkan,

diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

4. Bagi madrasah

Memperoleh suatu kreativitas variasi pembelajaran

yang sesuai dengan tuntunan Kurikulum 2013, yakni

memberi banyak keaktifan pada siswa dan guru sebagai

fasilitator.

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Metode Reading Aloud

a. Pengertian Metode Reading Aloud

Metode secara harfiah berarti “cara“. Dalam

pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai

suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk

mencapai tujuan tertentu.1 Dalam kegiatan mengajar,

metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya

bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

setelah pengajaran berakhir.2 Hal ini sejalan dengan

pengertian metode yang disebut oleh Shaleh Abdul Aziz

Majid dalam kitab At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris

mendefinisikan metode adalah:

هج ىو األداة لتطبيق ربوية الت ي ت علمها الطالب المن النظريات الت ربوية األخرى ربية مع المقررات الت ف كليةالت

“Metode adalah alat untuk mempraktekkan berbagai

macam penelitian pendidikan yang dipelajari oleh

seorang siswa dalam praktek pendidikan beserta

memperhatikan kurikulum pendidikan yang lain”.3

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, ed. 3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet. 2, hlm. 740 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar

Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, hlm. 46.

3 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut

Tadris, Juz I, Mesir Darul Ma’arif, 1968, hlm. 15

9

Maksudnya adalah dalam suatu metode harus

menunjang sebuah pencapaian tujuan pengajaran. Bila

tidak menunjang pencapaian tujuan pengajaran, maka

akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Jadi guru

sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang

kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan

sebagai alat yang efektif untuk mencapai keberhasilan

belajar.

Venre berpendapat tentang pengertian metode,

ia mengemukakan sebagai berikut :

“Method are the activities selected or developed

by the instructor to reach the educational objectives.”

Berdasarkan ungkapan di atas dapat

dikemukakan bahwa metode adalah setiap kegiatan

yang ditetapkan oleh pendidik untuk mencapai tujuan-

tujuan belajar.4

Metode reading aloud adalah suatu teknik

pembelajaran dengan cara membaca dengan suara

keras dapat membantu siswa memfokuskan perhatian

secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan,

dan merangsang diskusi. Metode tersebut mempunyai

4 Sudjana dkk, Metode dan Teknik pembelajaran partisipatif,

(Bandung: Falah Production, 2000) hlm. 13-14

10

efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu

kelompok yang kohesif.5

Membaca merupakan kegiatan memahami

bahasa tulis.6 Pada hakikatnya membaca terdiri dari

dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan

membaca sebagai produk.

1) Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas

fisik dan mental.

2) Membaca sebagai produk mengacu pada

konsekuensi dari aktifitas yang dilakukan pada saat

membaca.

b. Jenis-jenis Membaca

Jenis-jenis membaca yang diajarkan pada

jenjang pendidikan SD/MI dapat dibedakan sebagai

berikut:

1) Membaca teknik

Bertujuan untuk melatih siswa menyuarakan

lambang-lambang tulisan dengan lafal yang baik

dan intonasi yang wajar.

5 Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif-

menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2009) hlm. 275 6 Puji Santoso, dkk, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

SD,( Jakarta, Universitas Terbuka, 2008), hlm. 63

11

2) Membaca dalam hati

Membaca ini perlu segera dilatihkan setelah

siswa menguasai semua huruf. Siswa dilatih

membaca tanpa mengeluarkan suara dan bibir

tidak bergerak.

3) Membaca pemahaman

Membaca ini merupakan lanjutan dari

membaca dalam hati, mulai diberikan di kelas III.

Untuk mengetahui pemahaman siswa, dapat

dilakukan dengan menugasi siswa untuk

menceritakan isi bacaan atau dengan mengajukan

pertanyaan tentang isi bacaan.

4) Membaca indah

Pada hakikatnya membaca indah sama

dengan membaca teknik tetapi bahan bacaan yang

digunakan adalah puisi, fiksi atau cerita anak-anak.7

5) Membaca cepat

Bertujuan agar siswa dapat menangkap isi

bacaan dalam waktu yang cepat. Untuk itu siswa

perlu dilatih gerakan mata, arah pandangan lurus,

dari atas ke bawah, hindari membaca kata demi

kata, dan menunjuk bacaan dengan satu jari.

Kegiatan membaca ini mulai diajarkan di kelas IV.

7 Puji Santoso, dkk, Materi,,,. hlm. 63

12

6) Membaca pustaka

Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan

membaca di luar jam pelajaran dalam bentuk

penugasan kelompok atau individu. Jenis membaca

ini bertujuan untuk mengembangkan minat baca

siswa.

7) Membaca bahasa

Membaca ini ditekankan untuk memahami

kebahasaan, bukan memahami isinya. Melalui

membaca ini siswa dapat berlatih mengenai makna

dan penggunaan kata, pemakaian imbuhan,

ungkapan, serta kalimat. 8

c. Langkah-langkah Metode Reading Aloud

Adapun langkah-langkah dari metode ini adalah

sebagai berikut:

1) Memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk

dibaca dengan keras, dalam hal ini peneliti memilih

hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an.

2) Guru menjelaskan teks itu pada siswa secara

singkat. Guru memperjelas poin-poin kunci atau

masalah-masalah pokok yang dapat diangkat,

dalam hal ini mengenai pemahaman arti dan isi

kandungan hadits tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an.

8 Puji Santoso, dkk, Materi,,,.hlm. 3.19-3.20 29

13

3) Guru membagi bacaan teks itu dengan alinea-

alinea atau beberapa cara lainnya. Guru

menyuruh sukarelawan untuk membaca keras

bagian-bagian yang berbeda.

4) Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru

memberhentikan di beberapa tempat untuk

menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru

memunculkan beberapa pertanyaan, atau

memberikan contoh-contoh. Guru dapat membuat

diskusi-diskusi singkat, jika para siswa

menunjukkan minat dalam bagian tertentu.

Kemudian guru melanjutkan dengan menguji

dengan apa yang ada dalam teks tersebut.9

d. Kelebihan dan Kekurangan metode Reading Aloud

Pada dasarnya tidak ada strategi yang paling

ideal atau baik. Masing-masing memiliki kelebihan dan

kekurangan sendiri. Hal ini sangat tergantung pada

tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru),

ketersediaan fasilitas, dan kondisi peserta didik.

Adapun kelebihan dari strategi membaca

dengan keras antara lain:

1) Dengan membaca keras dapat membuat peserta

didik memfokuskan perhatian secara mental,

9 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,

(Semarang: RaSAIL, 2009) hlm. 76

14

menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan

merangsang diskusi.

2) Memberikan motivasi peserta didik sehingga dapat

berperan aktif dalam diskusi ketika membahas soal-

soal baik dalam bertanya, menjawab pertanyaan

atau melengkapi jawaban.

3) Membantu guru dalam upaya mengaktifkan peserta

didik dalam menciptakan komunikasi dan interaksi

antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan

siswa lainnya.

4) Membantu siswa untuk meningkatkan minat dan

kegemaran dalam membaca materi pelajaran.

5) Mudah diterapkan dalam pembelajaran.10

Sedangkan kelemahan dari metode ini antara lain:

1) Kelas yang mempunyai jumlah peserta didik yang

relative banyak akan mempersulit terlaksananya

kegiatan pembelajaran sehingga hasilnya kurang

maksimal.

2) Membaca keras dapat mengganggu suasana

pembelajaran di kelas lainnya.

3) Keengganan pendidik untuk mengambil risiko

diantaranya peserta didik yang tidak berpartisipasi

10 Hamruni, Strategi …,hlm. 275

15

dalam menggunakan kemampuan berfikir yang

lebih tinggi.11

2. Metode Artikulasi

a. Pengertian Metode Artikulasi

Metode pembelajaran artikulasi adalah

pembelajaran dengan sistem pesan berantai. Pesan yang

akan dibawa merupakan materi pembelajaran yang

sedang dipelajari saat itu. Secara teknis, setiap siswa

wajib meneruskan pesan dan melaksanakannya pada

siswa lain.

Inilah kelebihan dan keunikan metode

pembelajaran artikulasi karena siswa akan berperan

sebagai “penerima pesan” sekaligus berperan sebagai

“penyampai pesan”. Di samping itu, model

pembelajaran ini dengan sendirinya akan menuntut

siswa aktif karena siswa dibentuk menjadi beberapa

kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam

kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai

teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas.

b. Langkah-langkah Metode Artikulasi

Adapun teknis pelaksanaan metode

pembelajaran artikulasi adalah: 12

11

Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm.217

16

1) Pertama, guru menerangkan pelajaran yang hendak

dibahas serta menjelaskan metode pembelajaran

yang hendak digunakan.

2) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin

dicapai.

3) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa hingga

siswa paham.

4) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah

kelompok berpasangan dua orang.

5) Menugaskan dari salah satu siswa dari pasangan itu

menceritakan materi yang baru diterima dari guru

dan pasangannya mendengar sambil membuat

catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.

Begitu juga kelompok lain.

6) Menugaskan siswa secara bergiliran atau bisa juga

dengan cara diundi atau diacak menyampaikan hasil

wawancaranya dengan teman pasangannya sampai

sebagian siswa sudah menyampaikan hasil

wawancaranya.

7) Guru mengulangi kembali materi yang sekiranya

belum dipahami siswa.

12 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, (Yogyakarta:

Katapena,2015), hlm 66

17

8) Kemudian menyimpulkan materi dan menutup

pembelajaran.13

c. Kelebihan dan kekurangan metode artikulasi

Kelebihan metode artikulasi antara lain:

1) Semua siswa terlibat (mendapat peran)

2) Melatih kesiapan siswa

3) Melatih daya serap pemahaman dari orang lain

4) Cocok untuk tugas sederhana

5) Interaksi lebih mudah

6) Lebih mudah dan cepat membentuknya

7) Meningkatkan partisipasi anak

Kekurangan metode artikulasi antara lain:

1) Metode ini terlihat sangat sederhana dan sangat

mudah teknis pelaksanaannya, akan tetapi akan

terasa sulit ketika siswa tidak memahami materi

pelajaran, sehingga pesan tidak akan tersampaikan

dengan baik.

2) Jika ada satu siswa yang tidak mengerti atau tidak

paham materi pelajaran, maka siswa lain pun akan

mendapatkan informasi yang sama.

3) Rentan akan kegaduhan jika guru secara teknik

kurang bisa menguasai kelas.

4) Hanya bisa dilaksanakan pada mata pelajaran

tertentu.

13 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam …,hlm 66-67

18

5) Waktu yang dibutuhkan banyak agar materi

tersampaikan semua.

6) Banyak kelompok yang melapor dan perlu monitor.

7) Lebih sedikit ide yang muncul.

8) Jika ada perselisihan tidak ada penengah.14

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Keller adalah prestasi

aktual yang ditampilkan oleh anak dan dipengaruhi oleh

besarnya usaha yang dilakukan oleh anak itu sendiri.

Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan

program pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud

proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar

merupakan proses yang sangat penting dilakukan oleh

siswa, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai

mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai

tantangan dalam masyarakat.15

Hasil belajar siswa juga dapat berupa penilaian

yang berupa angka sebagai indeks prestasi untuk

mengetahui keberhasilan siswa. Hasil belajar juga

dipengaruhi oleh inteligensi dan penguasaan awal anak

tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa

guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan

14

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam..., hlm. 67

15 Isma’il SM, Strategi…, hlm. 30.

19

kapasitas intelegensi anak dan pencapaian tujuan belajar

perlu menggunakan bahan apersepsi, yaitu bahan yang

telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk

menguasai bahan pelajaran baru. Ini berarti bahwa guru

perlu menyusun rancangan dan pengelolaan

pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk

melakukan eksplorasi terhadap lingkungan.16

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada dorongan siswa yang

diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan

tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibanding dengan

sebelumnya. Hasil belajar ini dapat dilakukan dengan

mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut

setelah dilakukan penilaian. Dengan kata lain hasil

belajar atau achievement merupakan realisasi atau

pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau

kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil

belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya,

baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.

Hamper sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang

16

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan

Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 40

20

diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di

sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan

siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat

penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata

pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan

angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada

pendidikan dasar dan menengah.17

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar.18

Jadi, hasil

belajar merupakan perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Perubahan tingkah laku tersebut

menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif

dan psikomotorik.19

Hasil belajar bukan hanya berupa

penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan

keterampilan melihat, menganalisis, memecahkan

masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian

kerja. Dengan demikian aktivitas dan produk yang

dihasilkan dari aktivitas belajar ini mendapatkan

penilaian. Penilaian tidak hanya dilakukan secara

tertulis, tetapi juga secara lisan dan penilaian perbuatan.

17

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Pendidikan,

(Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2011), hlm. 102-103

18 Mulyono Abdurahman, Pendidikan…, hlm. 37.

19 Agus Supriyono, Cooperative…, hlm. 7.

21

b. Aspek-aspek Hasil Belajar

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh

siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan

hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut

Benyamin Bloom mengklasifikasikan hasil belajar

menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi. Segi kognitif memiliki enam taraf,

meliputi pengetahuan (taraf yang paling rendah)

sampai evaluasi (taraf yang paling tinggi).20

a) Pengetahuan (knowledge)

Ciri utama taraf ini adalah ingatan. Untuk

memperoleh dan menguasai pengetahuan

dengan baik, peserta didik perlu mengingat

dan menghafal. Tipe hasil belajar ini berada

pada taraf yang paling rendah jika

dibandingkan dengan tipe hasil belajar

lainnya. Meskipun demikian, tipe hasil belajar

20 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 22

22

ini merupakan prasyarat untuk menguasai dan

mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih

tinggi.

b) Pemahaman (comprehension)

Pemahaman lebih tinggi satu tingkat

dari pengetahuan yang sekedar bersifat

hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan

menangkap makna dari sesuatu konsep. Oleh

sebab itu, diperlukan adanya hubungan antar

konsep dan makna yang ada di dalamnya.

c) Penerapan (aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan

abstraksi dalam suatu situasi konkret. Abstraksi

dapat berupa prosedur, konsep, ide, rumus,

hukum, prinsip, dan teori.21

d) Analisis

Analisis adalah kesanggupan mengurai

suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi

unsur-unsur atau bagian-bagian yang

mempunyai arti, sehingga hirarkinya menjadi

jelas. Analisis merupakan tipe hasil belajar

yang kompleks, yang memanfaatkan tipe hasil

belajar sebelumnya, yakni pengetahuan,

pemahaman, dan aplikasi. Analisis sangat

21 Nana Sudjana, Penilaian ,,,.hlm. 22-25

23

diperlukan bagi para pelajar sekolah menengah

apalagi di Perguruan Tinggi.

e) Sintesis

Sintesis adalah lawan analisis. Kalau

analisis menekankan kesanggupan menguraikan

suatu integritas menjadi unsur-unsur yang

bermakna, maka sintesis menekankan

kesanggupan menyatukan unsur-unsur menjadi

satu integritas.

f) Evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan

keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan

kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar

evaluasi menekankan pertimbangan sesuatu

nilai, mengenai baik-buruknya, benar-salahnya,

indah-jeleknya, atau kuat-lemahnya, dan

sebagainya, dengan menggunakan kriteria

tertentu. Membandingkan kriteria dengan

sesuatu yang nampak, aktual, atau terjadi akan

mendorong seseorang untuk mengambil

putusan tentang nilai sesuatu tersebut.22

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri

dari lima aspek, yakni:

22

Nana Sudjana, Penilaian,,,.hlm. 25-28.

24

a) Menerima (receiving)

Taraf ini berkenaan dengan kepekaan

akan adanya suatu rangsangan dan kesediaan

untuk memperhatikan rangsangan tersebut,

yang dinyatakan dengan memperhatikan

sesuatu walaupun perhatian itu masih bersifat

pasif.

b) Menanggapi (responding)

Pada taraf ini peserta didik sudah

lebih dari sekedar memperhatikan fenomena.

Peserta didik sudah memiliki motivasi yang

cukup, sehingga tidak saja mau memperhatikan,

tetapi juga bereaksi terhadap rangsangan. Yaitu

mencakup kerelaan untuk memperhatikan

secara aktif dan turut berpartisipasi dalam suatu

kegiatan, yang dinyatakan dengan memberikan

suatu reaksi terhadap rangsangan yang

disajikan.23

c) Penilaian (valuing)

Pada taraf ini tampak bahwa peserta

didik sudah menghayati dan menerima nilai.

Mencakup kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap sesuatu dan memposisikan

23 Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2012), hlm.46

25

diri sesuai dengan penilaian itu. Artinya, mulai

terbentuk suatu sikap, yang dinyatakan dalam

tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan

sikap batin, baik berupa perkataan maupun

tindakan.24

d) Organisasi (organization)

Mencakup kemampuan untuk membuat

suatu sistem nilai sebagai pedoman dan

pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan

dalam pengembangan suatu perangkat nilai.

Jenjang ini berhubungan dengan menyatukan

nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik

diantara nilai-nilai tersebut, serta mulai

membentuk suatu sistem nilai yang konsisten

secara internal. Pada taraf ini peserta didik

mengembangkan nilai-nilai ke dalam satu

sistem organisasi, dan menentukan hubungan

satu nilai dengan nilai yang lain, sehingga

menjadi satu sistem nilai. Nilai-nilai itu

terdapat dalam berbagai situasi dan

pelajaran, terutama sejarah dan agama.

24 Sudaryono, Dasar-dasar,,,. Hlm. 47

26

e) Karakterisasi (characterization by a value or

value complex)

Pada taksonomi afektif tertinggi ini,

nilai-nilai yang dimiliki peserta didik telah

mendarah daging serta mempengaruhi pola

kepribadian dan tingkah lakunya. Mencakup

kemampuan untuk menghayati nilai-nilai

kehidupan sedemikian rupa, sehingga dapat

menginternalisasikanya dalam diri dan

menjadikanya sebagai pedoman yang nyata dan

jelas dalam kehidupan sehari-hari, yang

dinyatakan dengan adanya pengaturan hidup

dalam berbagai bidang kehidupan.25

3) Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan

dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari

lima aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan

gerakan dasar, kemampuan perceptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.26

Aspek psikomotorik dapat diuraikan ke

dalam taraf-taraf di bawah ini:

25

Sudaryono, Dasar-dasar,,,. Hlm. 47

26 Nana Sudjana, Penelitian…, hlm. 22

27

a) Persepsi

Mencakup kemampuan untuk mengadakan

diskriminasi yang tepat antara dua perangsang

atau lebih berdasarkan pembedaan antar cirri-

ciri fisik yang khas pada masing-masing

rangsangan, yang dinyatakan dengan adanya

suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan

hadirnya rangsangan atau (stimulasi) dan

perbedaan antara rangsangan yang ada.

b) Kesiapan (set)

Mencakup kemampuan untuk menempatkan

diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan

atau rangkaian gerakan yang dinyatakan dalam

bentuk kesiapan jasmani dan mental.27

c) Gerakan terbimbing (respons terbimbing)

Mencakup kemampuan untuk melakukan

suatu rangkaian gerak-gerik, yang dinyatakan

dengan menggerakkan anggota tubuh menurut

contoh yang telah diberikan.

d) Gerakan terbiasa (respons mekanistis)

Mencakup kemampuan untuk melakukan

suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar,

tanpa memperhatikan lagi contoh yang

diberikan, karena ia sudah mendapat latihan

27 Sudaryono, Dasar-dasar…, hlm. 47

28

yang cukup, yang dinyatakan dengan

menggerakkan anggota-anggota tubuh.

e) Gerakan (respons) kompleks

Mencakup kemampuan untuk

melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri

atas berbagai komponen, dengan lancer, tepat,

dan efisien, yang dinyatakan dalam suatu

rangkaian perbuatan yang berurutan, serta

menggabungkan beberapa sub keterampilan

menjadi suatu keseluruhan gerakan yang

teratur.

f) Penyesuaian pola gerakan (adjustment)

Mencakup kemampuan untuk

mengadakan perubahan dan penyesuaian pola

mengadakan perubahan dan penyesuaian pola

gerak-gerik dengan kondisi setempat atau

dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan

yang telah mencapai kemahiran.28

g) Kreatifitas (creativity)

Mencakup kemampuan untuk melahirkan

pola-pola gerak-gerik yang baru, yang

dilakukan atas prakarsa atau inisiatif sendiri.

Hanya orang yang berketerampilan tinggi dan

28 Sudaryono, Dasar-dasar…, hlm. 48

29

berani berfikir kreatif, akan mampu mencapai

tingkat kesempurnaan ini.29

Untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai

siswa diadakan penilaian. Penilaian dapat diadakan

setiap saat selama kegiatan berlangsung, dapat juga

diadakan setelah siswa menyelesaikan suatu

program pembelajaran dalam waktu tertentu,

misalnya setelah caturwulan.

Jadi ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan

di atas penting diketahui oleh guru dalam rangka

merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-

alat penilaian, baik tes maupun bukan tes.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibedakan atas tiga kategori yaitu:

1) Faktor Internal Siswa

Faktor ini berasal dari dalam diri siswa

sendiri meliputi dua aspek yaitu:

a) Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniyah)

Kondisi organ-organ khusus siswa,

seperti tingkat kesehatan indera pendengar,30

indera penglihat, juga sangat mempengaruhi

kemampuan siswa dalam menyerap informasi

29

Sudaryono, Dasar-dasar…, hlm. 49.

30 Muhibbin Syah, Psikologi …,hlm.130

30

dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di

kelas. Daya pendengaran dan penglihatan siswa

yang rendah umpamanya, akan menyulitkan

sensory register dalam menyerap item-item

informasi yang bersifat echoic dan econic

(gema dan citra). Akibat negatif selanjutnya

adalah terhambatnya proses informasi yang

dilakukan oleh system memory siswa tersebut.

b) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniyah)

Banyak faktor yang termasuk aspek

psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas

dan kualitas perolehan hasil belajar siswa.

Namun, diantara faktor-faktor rohaniyah siswa

yang pada umumnya dipandang lebih esensial

itu adalah tingkat kecerdasan/ intelegensi, sikap,

bakat, minat, dan motivasi siswa.31

2) Faktor Eksternal Siswa

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal

juga terdiri atas juga terdiri atas dua macam, yaitu:

a) Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru,

tenaga kerja kependidikan, dan teman-teman

sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar

siswa.

31 Muhibbin Syah, Psikologi …,hlm.131-132

31

Selanjutnya, lingkungan sosial siswa

adalah masyarakat dan tetangga juga teman-

teman se-permainan di sekitar perkampungan

siswa tersebut. Kondisi masyarakat di

lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan

anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat

mempengaruhi aktifitas belajar siswa.

Lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua

dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat

orangtua, praktik pengelolaan keluarga,

ketegangan keluarga, dan demografi keluarga

(letak rumah), semuanya dapat member dampak

baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan

hasil yang dicapai oleh siswa.32

b) Faktor Lingkungan Non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan

non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-

faktor ini dipandang turut menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa dan tentunya akan

32 Muhibbin Syah, Psikologi …,hlm.130-133

32

berdampak pada hasil belajar siswa di

sekolah.33

4. Pembelajaran Al – Qur’an Hadits

Dalam penelitian ini belajar yang di maksud adalah

belajar mata pelajaran Al Qur’an hadits materi hadits tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an.. Materi pembelajaran ini

dikembangkan dari indikator pembelajaran yang dirumuskan

dari kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pembelajaran ini

untuk menerapkan metode reading aloud dan artikulasi materi

hadits tentang keutamaan belajar Al-Qur’an diukur dengan

metode tes tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menguasai materi pembelajaran. Peningkatan hasil belajar

siswa diusahakan dengan metode reading aloud dan artikulasi

pada pembelajaran di kelas.

a. Tinjauan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Qur'an hadis di Madrasah

Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang

menekankan pada kemampuan membaca dan menulis

Al-Qur'an dan hadis dengan benar, serta hafalan

terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur'an,

pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-

surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak

terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari

33

Muhibbin Syah, Psikologi …,hlm.133-135

33

melalui keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan

dengan misi pendidikan dasar adalah

1) Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta

didik, yang menyangkut rasa ingin tahu, percaya

diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran

diri.

2) Pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan

bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan

dan ketakwaan terhadap Tuhan YME.34

3) Pondasi bagi pendidikan berikutnya.

Di samping itu, juga mempertimbangkan

perkembangan psikologis anak, bahwa tahap

perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah

operasional konkret (Piaget). Peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation

(usia 6 - 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga

diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan

teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga,

guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12 tahun

sebagai masa second star of individualization atau masa

individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa

social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial.

34 Permenag No: 2 Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan Dan

Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah.

(Jakarta: Depag, 2008),hlm. 18

34

Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an hadis

memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada

peserta didik untuk mencintai kitab sucinya,

mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai

yang terkandung dalam Al-Qur'an hadis sebagai sumber

utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan

pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Al-Qur'an hadis di Madrasah

Ibtidaiyah mempunyai tujuan untuk:

1) Memberikan kemampuan dasar kepada peserta

didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan

menggemari membaca Al-Qur'an dan hadis.

2) Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan

isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an hadis melalui

keteladanan dan pembiasaan.

3) Membina dan membimbing perilaku peserta didik

dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al-

Qur'an dan hadis.35

Ruang lingkup Ruang lingkup mata pelajaran

Al-Qur'an hadis di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

1) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur'an

hadist yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

2) Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Qur'an dan

hadist pemahaman sederhana tentang arti dan

35 Permenag No: 2 Tahun 2008, Standar ,,,.hlm. 18

35

makna kandungannya serta pengamalannya melalui

keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan

sehari-hari. 36

Pemahaman dan pengamalan melalui

keteladanan dan pembiasaan mengenai hadis-hadis yang

berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang

tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi anak

yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan

amal salih.

b. Kajian Materi

Materi pembelajaran al Qur’an Hadits

1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kelas II

semester I.

No Kompetensi

Inti

Kompetensi

Dasar Indikator

1 3. Memahami

pengetahuan

faktual

dengan cara

mengamati

(mendengar,

melihat,

membaca)

dan menanya

berdasarkan

rasa ingin

tahu tentang

al-Qur’an,

Hadis, Fiqh,

3.4

Menerjemahkan

hadis tentang

keutamaan

belajar al-Quran

riwayat Bukhari

dari Utsman bin

Affan خيركم مه

تعلم القراآن وعلمه

البخاري()رواه

3.5 Memahami

isi kandungan

hadis tentang

keutamaan

3.2.1 Dapat

menerjemahka

n hadist tentang

keutamaan

belajar Al-

Qur’an

3.2.2 Dapat

menjelaskan isi

kandungan

hadist tentang

keutamaan

belajar Al-

Qur’an

36

Permenag No: 2 Tahun 2008, Standar,,,.hlm. 18.

36

Akidah,

Akhlak, dan

Sejarah

Islam.

belajar al-Quran

riwayat Bukhari

dari Utsman bin

Affan

خيركم مه تعلم

القراآن وعلمه

)رواه البخاري(

Hasil tentang keutamaan belajar Al-Qur’an antara lain:

a) )ركم من ت علم القراآن وعلمو )رواه البخاري خي Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-

Qur’an dan mengajarkannya. (H.R. al-Bukhori:4639)

b) فرة الكرام الب ررة والذي ي قرأ القرآن وي تت عتع فيو الماىر بالقرآن مع الس وىوعليو شاق لو أجران )رواه مسلم( Yang mahir membaca Al-Qur’an, ia bersama para

malaikat yang mulia, sedangkan yang membaca Al-

Qur’an namun ia tidak tepat dalam membacanya dan

mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala. (H.R.

Muslim: 1329)

Orang yang terbaik di antara kalian semua

adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan

mengajarkannya. Orang yang mahir membaca Al-

Qur’an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya.

Orang yang tidak tepat dalam membaca Al-Qur’an dan

mengalami kesulitan maka baginya dua pahala, yaitu

pahala tilawah dan pahala atas kecapaian serta kesulitan

yang ia alami.

37

B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan

terhadap penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan atau

kekurangan yang ada sebelumnya. Rumusan dalam tinjauan

pustaka sepenuhnya di gali dari bahan yang di tulis oleh para ahli

di bidangnya yang berhubungan dengan penelitian.37

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan atau

pelengkap terhadap penelitian yang sudah ada untuk di jadikan

bahan perbandingan sekaligus acuan dalam penelitian yang lain.

Dengan melaksanakan telaah terhadap bahan-bahan pustaka yang

berupa buku-buku, CD, makalah, artikel di media massa dan lain

sebagainya setidaknya sepanjang pengetahuan peneliti terhadap

beberapa buku dan skripsi-skripsi sebelumnya yang mengungkap

permasalahan di atas. Di antaranya adalah:

Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Arif Wibowo NIM

093111264 dengan judul “Upaya meningkatkan kemampuan

sholat siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Kendal melalui modifikasi

metode demonstrasi dan reading aloud tahun ajaran 2010/ 2011”.

Hasil penelitiannya yaitu metode demonstrasi dan reading aloud

dapat meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VII MTs

Ar Rahmat Kendal tahun ajaran 2010/2011. Ini terbukti pada

penelitian pra siklus rata-rata hasil belajar masih 63,33.

Mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 75,3 dan

37

Cik Hasan Basri, Penuntun Penyusun Rencana Penelitian dan

Penulisan Skripsi, (bidang Ilmu Agama Islam), (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2001), hlm.37

38

meningkat lagi pada penelitian tindakan siklus II sehingga

dapat mencapai nilai di atas kriteria minimum 80 yaitu dengan

nilai rata-rata 85,1.38

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Diana Rahmawati

NIM 093111335 dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar

Siswa pada Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Mad

Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil pada surat Al-Bayyinah

dan Al-Kafirun Menggunakan Metode Reading Aloud dan Indeks

Card Match pada Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyyah (Studi

Tindakan Kelas pada siswa kelas III MI Kalisidi 02 Kec. Ungaran

Barat Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011). Hasil

penelitian saudara Diana Rahmawati yaitu Penerapan metode

reading aloud dan indeks card match dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa. Hal ini dibuktikan adanya peningkatan pada tiap

siklusnya. Pada pra siklus rata-rata 69,69 (46,86%). Pada siklus I

rata-rata kelas mencapai 72,06 (65,63%). Pada siklus II rata-rata

kelas menjadi 75,28 (75%) dan pada siklus III rata-rata kelas

mencapai 80,87 (90%).39

38

Arif Wibobo, Upaya meningkatkan kemampuan sholat siswa kelas

VII MTs Ar Rahmat Kendal melalui modifikasi metode demonstrasi dan

reading aloud tahun ajaran 2010/ 2011, (Semarang: IAIN Walisongo,

2010), hlm.3

39 Diana Rahmawati, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada

Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Mad Wajib Muttasil dan Mad

Jaiz Munfasil pada surat Al-Bayyinah dan Al-Kafirun Menggunakan Metode

Reading Aloud dan Indeks Card Match pada Siswa Kelas III Madrasah

Ibtidaiyyah (Studi Tindakan Kelas pada siswa kelas III MI Kalisidi 02 Kec.

39

Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Rofiqoh NIM

093111292 dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Membaca Al-Qur’an dengan Baik dan Benar Siswa melalui

Metode Reading Aloud pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis

kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil

penelitian saudara Rofiqoh yaitu mengalami peningkatan yang

cukup signifikan setelah diberi tindakan berupa penerapan metode

reading aloud pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis pokok bahasa

surat Al-Lahab. Peningkatan kemampuan membaca tersebut dapat

dilihat dari nilai rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan dan

setelah pelaksanaan tindakan dengan hasil tes di akhir siklus I dan

di akhir siklus II. Perolehan nilai sebelum dilaksanakan tindakan

adalah 64,79 yakni 45,83 %. Sedangkan perolehan nilai rata-rata

kelas setelah tindakan siklus I adalah 67,71 yakni 66,67%. Serta

nilai rata-rata kelas pada siklus II diperoleh nilai 72,71 yakni

91,67 %.40

Ketiga hasil penelitian diatas mempunyai kesamaan

dengan penelitian skripsi peneliti, yaitu menggunakan metode

reading aloud, yang membedakan waktu, mata pelajaran, dan

Ungaran Barat Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011), (Semarang:

IAIN walisongo, 2010), hlm.3

40 Rofiqoh, Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

dengan Baik dan Benar Siswa melalui Metode Reading Aloud pada Mata

Pelajaran Al-Qur’an Hadis kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto

Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/201,

(Semarang: IAIN walisongo, 2010), hlm.3

40

materi pelajaran. Serta belum ada yang spesifik bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari dua kata “hypo” yang artinya di

bawah dan “thesa” yang artinya kebenaran. Berdasarkan arti

dari penggalan kata tersebut, kata hipotesis dapat diartikan

dengan pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap

suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah

sehingga harus diuji secara empiris.41

Jadi hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu

permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara

hipotesis perlu diuji kebenarannya.42

Adapun hipotesis yang

peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah diduga “dengan

menggunakan metode reading aloud dan artikulasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Al-Qur’an

hadits kelas II pokok bahasan memahami arti dan isi kandungan

hadits tentang keutamaan belajar Al-Qur’an di MI Al-Khoiriyah

kota Semarang “.

41

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2004), hlm. 31

42 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,

(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 192

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

(classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah

sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik

pembelajaran tersebut dilakukan.1

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

kolaboratif antara guru Al-Qur’an hadist dan peneliti yang

dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran sehari-hari di MI Al-Khoiriyah 01 kota

Semarang. Suharsimi Arikunto menyatakan ”Penelitian Tindakan

Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama.” penelitian tindakan kelas bukan

sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi harus mengandung suatu

pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan berdasarkan atas

upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya.

1 Mansur Muslich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan

Kelas) itu Mudah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 8

43

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam istilah Inggris adalah

class action research (CAR).2

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta

membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah

pembelajaran di sekolah. Pada penelitian tindakan kelas ini,

digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta

sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta

aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.3

Tahapan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap,

secara rinci sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa,

kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

dilakukan. Pada PTK dimana peneliti dan guru adalah orang

yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada

kesepakatan antara guru yang akan melakukan tindakan

dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya

2 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2006), hlm. 4

3 Mansur Muslih, Melaksanakan PTK…, hlm. 10.

44

tindakan.4 Dalam kegiatan perencanaan, peneliti

mempersiapkan :

a. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan

indikator keberhasilan penelitian.

b. Mempersiapkan bahan ajar yang diperlukan dalam

pembelajaran.

c. Mempersiapkan alat evaluasi.

d. Mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan.

e. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan

menganalisis proses dan hasil tindakan.

2. Tindakan (pelaksanaan)

Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan

realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan

sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang

diajarkan atau dibahas.5 Kegiatan yang dilaksanakan dalam

tahap ini adalah melaksanakan tindakan penerapan

pembelajaran dengan metode reading aloud dan artikulasi

pada materi hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an serta

menyelesaikan soal-soal tes untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik yang telah direncanakan.

4 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian…, hlm.17.

5 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2010), Cet. 3, hlm. 39.

45

3. Pengamatan (observasi)

Pengamatan (Observasi) adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan ini dapat

dilaksanakan dengan pedoman pengamatan, catatan lapangan,

jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran

interaksi dalam kelas, atau alat perekam elektronik.

Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif,

misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.6

4. Refleksi

Refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan

sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para

kolaborator yang terkait dengan suatu PTK. Refleksi ini

dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap

berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan

demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya

implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan

refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning)

selanjutnya ditentukan.7

6 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010), hlm. 143.

7 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal…, hlm.40

46

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada Semester Ganjil

tahun ajaran 2015/2016 pada tanggal 21 -28 November 2015.

Adapun tempat penelitian ini adalah di MI Al-Khoiriyah 01 kota

Semarang.

C. Kolaborator

Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau

kerjasama antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-

lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang

permasalahan, pengambilan keputusan, dan akhirnya melahirkan

kerjasama tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di

dalam kelas, maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

SIKLUS II

47

peneliti menjadi hal sangat penting. Dalam PTK, kedudukan

peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai

peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling

melengkapi untuk mencapai tujuan.

Peran kerja sama (kolaborasi) sangat menentukan

keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah,

menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan

tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi),

menganalisis data, menyeminarkan hasil dan menyusun hasil

akhir.8

Kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang

penelitian yang sedang digarap bersama-sama dengan guru. Di

sini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas II MI Al-Khoiriyah

01 kota Semarang yaitu ustadzah Nurul Hidayah, S.Kom.

D. Siklus Penelitian

Pelaksanaan prosedur penelitian ini berupa prosedur kerja

dalam penelitian tindakan kelas ditempuh secara bertahap.

Tahapan penelitian meliputi, tahap perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan analisis atau refleksi yang disusun dalam 2 siklus.

1. Siklus I

Siklus I ini dilakukan satu kali pertemuan dalam

waktu dua jam pelajaran yaitu pada tanggal 7 November

8Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian…, hlm.63.

48

2015. Kegiatan siklus I terdiri atas perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan

1) Merencanakan materi pembelajaran yaitu mengenai

hadits tentang keutamaan belajar Al-Qur’an dengan

menerapkan metode reading aloud dan artikulasi.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Al-

Qur’an hadits kelas II pokok bahasan memahami arti

dan isi kandungan hadits tentang keutamaan belajar

Al-Qur’an, yang telah direncanakan dan diserahkan

pada guru agar dipelajari sesuai yang dikehendaki

oleh peneliti.

3) Menyusun lembar pengamat yang meliputi: lembar

pengamat aktivitas peserta didik dalam mengelola

kegiatan pembelajaran.

4) Menyediakan metode dan media yang akan digunakan

5) Menyusun alat evaluasi

b. Pelaksanaan

1) Pendidik memulai pembelajaran dengan salam dan

berdoa.

2) Pendidik memberikan gambaran tentang materi yang

akan di ajarkan.

3) Peserta didik mengamati gambar yang telah di

sediakan oleh pendidik.

49

4) Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik

hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an.

5) Pendidik memberi contoh membaca hadist yang benar

kepada peserta didik.

6) Pendidik mempersilahkan salah satu peserta didik

untuk maju kedepan untuk membacakan hadist

tentang keutamaan belajar Al-Qur’an dengan tepat.

7) Peserta didik maju untuk membacakan hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an.

8) Pendidik memberhentikan bacaan hadist pada setiap

kata untuk menegaskan arti dan isi kandungan hadist

tentang keutamaan belajar Al-Qur’an.

9) Pendidik mempersilahkan peserta didik untuk

bertanya tentang hal yang belum dipahami mengenai

hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an.

10) Pendidik mengklasifikasikan peserta didik menjadi

beberapa kelompok, dengan berpasangan 2 peserta

didik.

11) Pendidik menugaskan dari salah satu peserta didik

dari pasangan itu menceritakan materi yang baru

diterima dari pendidik dan pasangannya mendengar

sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian

berganti peran. Begitu juga kelompok lain.

12) Salah satu peserta didik dari pasangan itu

menceritakan materi yang baru diterima dari pendidik

50

dan pasangannya mendengar sambil membuat

catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu

juga kelompok lain.

13) Pendidik memberi penguatan tentang materi yang

sudah di ajarkan.

14) Pendidik menutup pembelajaran dengan berdoa.

c. Pengamatan

1) Pendidik mengawasi aktivitas peserta didik dan

keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan tugas.

2) Pendidik secara kolaboratif mengamati jalannya

proses pembelajaran.

3) Pendidik mengamati dan mencatat peserta didik

yang aktif, berani bertanya dalam mengerjakan tugas

dan menyelesaikan masalah.

4) Pendidik mengamati peserta didik yang partisipatif

dan memeriksa hasil latihan setelah peserta didik

diberi tugas individu.

5) Pendidik melakukan bimbingan atau memperjelas

hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an secara

singkat dan menarik.

d. Analisis dan Refleksi

1) Pendidik menganalisis hasil pengamatan untuk

membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan metode reading aloud dan

artikulasi.

51

2) Pendidik mendiskusikan hasil analisis untuk

tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan

penelitian pada siklus

2. Siklus II

Setelah evaluasi pada siklus I dilakukan, maka

tahap selanjutnya adalah melakukan kegiatan tindakan siklus

II pada tanggal 14 November 2015 dengan langkah-langkah

sebagai berikut.

a. Perencanaan

1) Membuat rancangan perencanaan pembelajaran,

mengidentifikasi masalah dan penetapan pemecahan

masalah yang terjadi pada siklus I.

2) Meninjau kembali rancangan perencanaan

pembelajaran yang telah disiapkan untuk siklus II.

3) Menyiapkan soal evaluasi dan meninjau lebih detail.

b. Pelaksanaan/Tindakan

1) Pendidik kembali menerapkan metode reading

aloud dan artikulasi.

2) Pendidik menyampaikan materi hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an secara singkat dan

menarik.

3) Pendidik memberikan contoh membaca yang keras

dan benar (dalam hal ini hadist tentang keutamaan

belajar Al-Qur’an).

52

4) Peserta didik menirukan bacaan tersebut

sebagaimana tindakan yang dilakukan pada siklus I.

5) Peserta didik diklasifikasikan menjadi beberapa

kelompok secara berpasangan.

6) Peserta didik menyampaikan kepada teman

pasangannya tentang materi yang telah di terima dari

pendidik. Sedangkan pasangannya mencatatnya,

kemudian bergantian peran.

7) Pendidik memberi evaluasi dan penguatan.

c. Observasi

1) Pendidik mengamati secara jeli setiap kegiatan

yang dilakukan siswa.

2) Pendidik memantau jalannya pembelajaran .

d. Analisis, Refleksi dan Evaluasi.

Hasil yang diperoleh peneliti pada tahap observasi

di analisis dan evaluasi. Kemudian peneliti dengan

pendidik berdiskusi untuk merefleksi berhasil tidaknya

tindakan yang dilakukan. Kemudian dalam siklus II ini

diadakan perbaikan- perbaikan jika perlu secara kualitas

dan kuantitasnya berdasarkan hasil evaluasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dipergunakan untuk

mengumpulkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa pada

pelajaran Al-Qur’an Hadits pokok bahasan memahami arti dan isi

kandungan hadits tentang keutamaan belajar Al-Qur’an

53

menggunakan metode reading aloud dan artikulasi pada siswa

kelas II MI Al-Khoiriyah 01 Jl. Bulustalan III kota Semarang.

Teknik yang digunakan adalah:

1. Observasi (Pengamatan)

Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan

sebagai suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.9

Observasi diadakan dengan menggunakan alat indra,

terutama mata, terhadap jalannya proses pembelajaran

yang menggunakan metode reading aloud dan artikulasi.

Metode ini digunakan peneliti untuk mengamati persoalan-

persoalan yang muncul saat pembelajaran yang sedang

dilakukan pada tiap-tiap siklus guna perbaikan terhadap

siklus-siklus selanjutnya.

2. Tes Tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mengetahui hasil akhir

dari pembelajaran yang menggunakan atau menerapkan

metode reading aloud dan artikulasi serta seberapa besar

pengaruhnya terhadap hasil belajar dan pembelajaran yang

berlangsung terhadap pelajaran Al-Qur’an hadits pokok

bahasan memahami arti dan isi kandungan hadits tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an menggunakan metode reading

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), hlm. 30.

54

aloud dan artikulasi pada siswa kelas II MI Al-Khoiriyah

01 kota Semarang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi asal kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis.10

Metode dokumentasi yaitu cara mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger

agenda, dan sebagainya.11

Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk

mengetahui dan mendapatkan daftar nama peserta didik kelas

II A yang menjadi sampel penelitian Classroom Action

Research.

F. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan secara umum terdiri dari

proses analisis untuk menghitung prosentase keaktifan peserta

didik dan mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik.

1. Data Keaktifan Peserta Didik

Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan peserta

didik dalam mengikuti proses belajar mengajar, dilakukan

10

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam implementasi kurikulum

berbasis kompetensi , ( Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011), hlm.

187

11 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 158.

55

analisis terhadap instrumen lembar observasi dengan

menggunakan teknik deskriptif dengan prosentase.

Instrumen lembar observasi terdiri dari 2 aspek

pengamatan yaitu aspek partisipasi dan semangat peserta

didik dalam mengikuti proses pembelajaran, serta percaya diri

dalam menyampaikan pendapatnya. Masing-masing kriteria

mempunyai skor maksimal 3. Pada aspek partisipasi dan

semangat mendapat skor 1 apabila tidak berpartisipasi dan

tidak semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, skor 2

apabila berpartisipasi dan tidak semangat dalam mengikuti

proses pembelajaran, dan mendapat skor 3 apabila

berpartisipasi dan semangat dalam mengikuti proses

pembelajaran. Pada aspek percaya diri, mendapat skor 1

apabila peserta didik tidak percaya diri dalam menyampaikan

pendapatnya, skor 2 apabila kurang percaya diri dalam

menyampaikan pendapatnya, mendapat skor 3 apabila percaya

diri dalam menyampaikan pendapatnya. Sehingga jumlah skor

maksimalnya adalah 6.

Adapun perhitungan prosentase keaktifan peserta

didik adalah :

Rata-rata aktifitas ( ) =

Prosentase (%) =

2. Data Hasil Belajar Peserta Didik

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta

didik, peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan

56

mencari nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar

peserta didik, sebagaimana rumus :

=

P =

Keterangan:

= Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai peserta didik

∑N = Jumlah peserta didik12

G. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian

tindakan ini apabila:

1. Keaktifan peserta didik diatas 75 %

Indikator keberhasilan aktivitas peserta didik dalam

penelitian ini adalah terjadinya peningkatan aktifitas belajar

peserta didik diatas 75% dari jumlah seluruh peserta didik

dalam kelas.

2. Kriteria ketuntasan minimal 67

Indikator keberhasilan hasil belajar dalam

penelitian ini yaitu apabila nilai peserta didik memenuhi

KKM yaitu 67.

12

Zainal Aqib, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, dan

TK, (Bandung: Yrama Widya, 2009), hlm. 40.

57

3. Ketuntasan belajar peserta didik diatas 75 %

Indikator keberhasilan hasil belajar dalam

penelitian ini yaitu apabila nilai peserta didik memiliki

ketuntasan belajar secara individu dan mendapat nilai lebih

dari atau sama dengan 67, sedangkan prosentase yang

telah mencapai ≥ 75% dari seluruh peserta didik dalam kelas.

58

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 21 - 28

November 2015. Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Proses

pembelajaran di MI Al-Khoiriyah 01 kota Semarang , sedangkan

waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran Al-

Qur’an hadist. Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan di kelas II

di MI Al-Khoiriyah 01 kota Semarang.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan

siklus II meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan penelitian

tindakan kelas pada pembelajaran Al-Qur’an hadist dengan

metode Reading Aloud dan artikulasi.

B. Analisis Data per Siklus

1. Pra Siklus

Pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti belum

memberikan metode yang ditawarkan pada pendidik,

sehingga pengajaran yang digunakan masih murni belum

tercampur oleh peneliti. Pendidik masih menggunakan

metode yang konvensional atau ceramah yaitu guru

pelajaran Al-Qur’an hadist kepada peserta didik dengan

detail.

59

a. Keaktifan Belajar Peserta Didik

Hasil observasi pada saat pembelajaran Al-

Qur’an hadist pokok bahasan memahami arti dan isi

kandungan hadits tentang keutamaan belajar Al-Qur’an

sebelum penelitian dilaksanakan menunjukkan bahwa

proses belajar mengajar didominasi oleh pendidik.

Peserta didik hanya duduk diam mendengarkan

ceramah pendidik. Setelah Pendidik menjelaskan materi

pelajaran, peserta didik menyalin atau mencatat materi

tersebut di buku mereka masing-masing. Peserta didik

kurang diberi kesempatan untuk menyampaikan

pendapat, pendidik tidak sering melakukan demonstrasi

di depan kelas dan peserta didik tidak pernah diajak untuk

melakukan diskusi sehingga menyebabkan rendahnya

keaktifan belajar peserta didik.

b. Rata-rata Hasil belajar dan Ketuntasan Belajar Peserta

Didik

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari

Ustadzah Nurul Hidayah S.Kom selaku guru kelas II MI

Al-Khoiriyah 01 kota Semarang, pelaksanaan

pembelajaran Al-Qur’an hadist belum menggunakan

model-model pembelajaran aktif. Di samping terletak

pada metode pembelajaran yang masih bersifat

tradisional dan kurang bervariasi.

60

Hal tersebut juga karena kurangnya persediaan

buku panduan dan kurangnya media yang digunakan

menyebabkan hasil belajar yang kurang optimal.

Terbukti dengan nilai pra siklus pada penelitian ini

menghasilkan nilai rata-rata 60 dengan ketuntasan belajar

41,17 %.

2. Siklus I

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan

berlangsung sebanyak dua siklus, di mana setiap siklus

dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada

setiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti bersama

guru mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan

selama proses penelitian berlangsung, di antaranya

adalah:

1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) menentukan bacaan yang terkait dengan materi

pelajaran

3) membuat daftar nama peserta didik untuk absensi dan

penilaian

4) membuat lembar observasi proses pembelajaran untuk

peserta didik

61

5) membuat soal evaluasi dan kunci jawaban untuk

siklus I.

b. Tindakan

Dalam pembelajaran ini terdapat 5 kegiatan inti,

yaitu meliputi mengamati, menanya, mencoba,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pendidik

mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam

kepada peserta didik, kemudian mengadakan absensi

terhadap kahadiran peserta didik serta memberikan

gambaran materi yang akan di ajarkan. Dalam kegiatan

mengamati, peserta didik mengamati gambar yang di

bawa oleh pendidik dan mendengarkan penjelasan tentang

hadist keutamaan belajar Al-Qur’an dari pendidik. Untuk

menerapkan metode reading aloud, Pendidik terlebih

dahulu memberi contoh cara membaca hadist dengan

suara yang lantang. Peserta didik membaca hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an menirukan pendidik. Dalam

kegiatan mencoba, salah satu peseta didik dipersilahkan

maju untuk membacakan hadist tentang keutamaan belajar

Al-Qur’an. Pendidik memberhentikan bacaan hadist pada

setiap kata untuk menegaskan arti dan isi kandungan

hadist tersebut. Setelah mendengar penjelasan dari

pendidik, peserta didik bertanya tentang materi yang

belum dipahami. Proses ini kurang lebih menggunakan

waktu 30 menit.

62

Kegiatan selanjutnya adalah menerapkan metode

artikulasi. Sebelumnya, pendidik di bantu peneliti

mengklasifikasikan menjadi 9 kelompok dengan

berpasangan 2 peserta didik. Karena jumlah peserta didik

ganjil, salah satu peserta didik berpasangan dengan

peneliti. Pendidik menjelaskan kegiatan yang harus di

lakukan oleh peserta didik yaitu menugaskan salah satu

peserta didik dari pasangan itu menceritakan materi yang

baru diterima dari pendidik dan pasangannya

mendengarkan sambil membuat catatan kecil. Kemudian

berganti peran, begitu pula kelompok lain. Dalam

kegiatan tersebut, peserta didik mengasosiasi dan

mengkomunikasikan materi yang sudah di dapat. Selesai

menerapkan metode artikulasi, pendidik menyimpulkan

materi yang telah diajarkan. Proses ini menggunakan

waktu kurang lebih 15 menit.

Sisa waktu 15 menit, digunakan untuk

mengadakan evaluasi siklus I. Pendidik membagikan soal

evaluasi untuk dikerjakan oleh peserta didik tanpa ada

yang membuka buku. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik

dalam memahami materi pokok hadist tantang keutamaan

belajar Al-Qur’an.

63

c. Pengamatan

Siklus I dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2

x 35 menit) pada tanggal 21 Desember 2015 dan diikuti

oleh 17 siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan di siklus I ini

guru menyampaikan materi hadist tentang keutamaan

belajar Al-Qur’an. Guru mampu melaksanakan tindakan

pembelajaran cukup baik. Secara rinci dapat diuraikan

sebagai berikut :

1) Hasil pengamatan terhadap peserta didik

Selama proses pembelajaran siklus I ini

berlangsung, kegaduhan peserta didik mulai

berkurang pada saat pendidik membacakan hadist

dengan suara lantang perhatian peserta didik

terpusat pada pendidik, tetapi masih ada beberapa

peserta didik yang belum berkonsentrasi penuh pada

pendidik dan masih ada yang membuat gaduh,

seperti menjaili temannya ataupun memukul-mukul

bangku. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran

belum optimal, hal ini dapat dilihat dari hasil

pengamatan aktivitas peserta didik dalam proses

pembelajaran diperoleh persentase 61,7 %.

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel daftar aktivitas

peserta didik di bawah ini :

64

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

SIKLUS I

Tabel 4.1

No Kode

Resp.

Aspek

Pengama

tan Jumlah

Prosenta

se (%)

Klasifik

asi

A B

1 R.1 1 2 3 50% Cukup

2 R.2 2 3 5 83,3% Baik

3 R.3 2 2 4 66,6% Cukup

4 R.4 2 3 5 83,3% Baik

5 R.5 3 2 5 83,3% Baik

6 R.6 3 2 5 83,3% Baik

7 R.7 1 2 3 50% Cukup

8 R.8 2 2 4 66,6% Cukup

9 R.9 1 1 2 33,3% Kurang

10 R.10 2 2 4 66,6% Cukup

11 R.11 1 2 3 50% Cukup

12 R.12 1 1 2 33,3% Kurang

13 R.13 2 2 4 66,6% Cukup

14 R.14 1 2 3 50% Kurang

15 R.15 2 2 4 66,6% Cukup

16 R.16 2 2 4 66,6% Cukup

17 R.17 1 2 3 50% Cukup

Jumlah 63

Keterangan :

a) Aspek Pengamatan

A. Peserta didik Berpartisipasi dan semangat

dalam mengikuti proses pembelajaran

B. Peserta didik Peserta didik percaya diri dalam

menyampaikan pendapatnya

65

b) Kriteria Penilaian

1 : Cukup

2 : Baik

3 : Amat baik

c) Klasifikasi Aktivitas

Interval Klasifikasi

1- 40 % Kurang Aktif

41-69% Cukup Aktif

70-100 % Aktif

d) Analisis Data Aktivitas

(1) ∑ Aktivitas seluruh peserta didik = 63

(2) ∑ Peserta didik = 17

(3) Skor maksimum = 6

Maka,

Rata-rata Aktivitas (x) =

=

= 3,70

Prosentase % =

2) Hasil Evaluasi

Tahap ini merupakan evaluasi pembelajaran

berupa pelaksanaan tes formatif, hal ini dilakukan

untuk mengetahui evaluasi hasil belajar peserta

66

didik. Pada pembelajaran siklus I hasil belajar

peserta didik mengalami peningkatan dibandingkan

dengan kondisi awal (pra siklus), namun masih

belum mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditentukan. Hasil yang diperoleh siklus I adalah nilai

rata-rata 65,8 dengan ketuntasan belajar 58,8 %.

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel hasil belajar

berikut ini:

DAFTAR HASIL BELAJAR

SIKLUS I

Tabel 4.2

No Kode Resp Nilai Keterangan

1 R.1 60 Tidak tuntas

2 R.2 70 Tuntas

3 R.3 70 Tuntas

4 R.4 90 Tuntas

5 R.5 80 Tuntas

6 R.6 80 Tuntas

7 R.7 60 Tidak tuntas

8 R.8 70 Tuntas

9 R.9 50 Tidak tuntas

10 R.10 80 Tuntas

11 R.11 70 Tuntas

12 R.12 40 Tidak tuntas

13 R.13 70 Tuntas

14 R.14 50 Tidak tuntas

15 R.15 60 Tidak tuntas

16 R.16 70 Tuntas

17 R.17 50 Tidak tuntas

Jumlah 1120

67

Keterangan :

a) Kriteria Hasil belajar

Interval Kriteria

0-64 Tidak tuntas

65-100 Tuntas

b) Analisis Data Hasil Belajar

Jumlah nilai semua peserta didik ( ∑X) = 1120

Jumlah peserta didik ( ∑ N ) = 17

Jumlah rata-rata semua peserta didik yang tuntas

belajar = 10

Sehingga nilai rata-ratanya

Ketuntasan belajar

%

× 100%

c. Refleksi

Refleksi pada siklus I ini pelaksanaan

pembelajaran materi hadist tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an dengan menggunakan metode Reading Aloud dan

Artikulasi masih belum berjalan sesuai rencana tindakan.

Hal ini disebabkan peserta didik belum memahami

mekanisme pembelajaran dengan menggunakan metode

Reading Aloud dan Artikulasi dengan benar.

68

Untuk itu perlu adanya perbaikan ulang mengenai

perencanaan yang nantinya akan digunakan dalam

pembelajaran pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus I

adalah:

1) Peserta didik kurang aktif dalam partisipasi maju

kedepan.

2) Peserta didik kurang lantang (keras) dalam

membacakan hadist tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an.

3) Kurangnya percaya diri peserta didik dalam

menyampaikan informasi.

4) Belum semua peserta didik dalam pembelajaran bisa

mengikuti.

5) Guru belum menjelaskan prosedur Reading Aloud dan

Artikulasi dengan baik.

6) Perhatian guru kepada peserta didik dalam

pembelajaran kurang merata.

7) Guru belum mengelola kelas dengan baik.

8) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk

bertanya kurang maksimal.

9) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang

aktif perlu ditingkatkan.

10) Aktivitas dan hasil belajar peserta didik belum

mencapai indikator yang ditentukan sehingga perlu

69

peningkatan pembelajaran di siklus II. Dalam siklus II

akan di tambah bacaan berupa rangkuman materi.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti bersama

guru mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan

selama proses penelitian berlangsung, diantaranya adalah:

1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) menambah bacaan berupa ringkasan materi yang akan

dipelajari oleh peserta didik

3) menyiapkan kembali lembar observasi peserta didik

dalam pembelajaran.

4) membuat soal evaluasi dan kunci jawaban untuk

siklus II

b. Tindakan

Pelaksanaan siklus II ini dipusatkan untuk

penyampaian materi pokok bahasan hadist keutamaan

belajar Al-Qur’an. Pendidik mengawali pertemuan

dengan mengucapkan salam kepada peserta didik,

kemudian doa bersama dengan peserta didik. Sebelum

masuk pada materi, Pendidik memberi motivasi peserta

didik agar lebih semangat dan aktif dalam proses

pembelajaran. Pendidik menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memberikan sedikit penjelasan

materi yang akan dipelajari oleh peserta didik.

70

Pendidik memperlihatkan dan menjelaskan

gambar kepada siswa berkaitan dengan hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an. Pendidik memberi contoh

membaca hadist yang benar kepada peserta didik dengan

suara lantang (keras). Pendidik mempersilahkan peserta

didik maju membacakan hadist tentang keutamaan belajar

Al-Qur’an dengan lantang secara bergantian. Peserta didik

maju membacakan hadist tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an dengan suara lantang (keras). Pendidik

memberhentikan bacaan hadist pada setiap kata untuk

menegaskan arti dan isi kandungan hadist tersebut.

Pendidik mempersilahkan peserta didik untuk

menanyakan tentang materi yang belum dipahami.

Kemudian pendidik mengklasifikasikan peserta didik

menjadi 9 kelompok, setiap kelompok berpasangan dua

peserta didik. Pendidik menjelaskan tugas yang harus di

lakukan oleh peserta didik yaitu menceritakan kembali

materi yang baru diterima dari pendidik dan

pasangannnya mendengar sambil membuat catatan kecil,

kemudian berganti peran. Peserta didik melaksanakan

tugas yang diberikan oleh pendidik seperti di atas.

Sisa waktu digunakan untuk memberi penguatan

tentang materi yang sudah diajarkan dan memberi

evaluasi untuk dikerjakan oleh peserta didik.

71

c. Pengamatan

Pelaksanaan pembelajaran siklus II di kelas II

yang diampu oleh Ustadzah Nurul Hidayah dilaksanakan

selama dua jam pelajaran (2x35 menit) pada tanggal 28

November 2015. Pada siklus II ini, pendidik

menekankan peserta didik dan memberikan nilai bagi

mereka yang aktif. Pendidik juga sudah mampu

melaksanakan pembelajaran dengan baik sehingga

peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan

antusias secara rinci diuraikan sebagai berikut :

1) Hasil pengamatan terhadap peserta didik

Hasil pengamatan aktivitas peserta didik

selama proses pembelajaran berlangsung dapat

diketahui bahwa jumlah peserta didik yang

melakukan aktivitas-aktivitas diluar pembelajaran

sudah berkurang bahkan tidak ada yang membuat

kegaduhan lagi. Dari hasil tersebut dapat diketahui

bahwa perhatian peserta didik telah terpusat pada

penjelasan pendidik yang menggunakan media

gambar dan ringkasan materi yang mengenai materi

pelajaran pada siklus ini sehingga peserta didik

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dari hal ini peserta didik menjadi semangat

belajar, karena mereka sudah mengerti perintah dari

pendidik selain akan masuk penilaian. Berdasarkan

72

data hasil pengamatan tersebut aktivitas peserta

didik mengalami peningkatan yakni dari prosentase

61,7% menjadi 75% pada siklus II ini. Sebagaimana

dapat dilihat tabel daftar aktivitas peserta didik di

bawah ini:

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

SIKLUS II

Tabel 4.3

No Resp

Aspek

Penga

matan

Jumlah Prosentase

(%)

Klasifik

asi

A B

1 R.1 2 2 4 66,6% Cukup

2 R.2 2 3 5 83,3% Baik

3 R.3 3 2 5 83,3% Baik

4 R.4 3 3 6 100% Baik

5 R.5 3 3 6 100% Baik

6 R.6 3 2 5 83,3% Baik

7 R.7 2 2 4 66,6% Cukup

8 R.8 3 2 5 83,3% Baik

9 R.9 1 2 3 50% Cukup

10 R.10 3 2 5 83,3% Baik

11 R.11 2 2 4 66,6% Cukup

12 R.12 2 1 3 50% Cukup

13 R.13 2 3 5 83,3% Baik

14 R.14 1 2 3 50% Cukup

15 R.15 3 2 5 83,3% Baik

16 R.16 3 2 5 83,3% Baik

17 R.17 2 2 4 66,6% Cukup

Jumlah 77

73

Keterangan :

a) Aspek Pengamatan

A. Peserta didik Berpartisipasi dan semangat

dalam mengikuti proses pembelajaran

B. Peserta didik Peserta didik percaya diri dalam

menyampaikan pendapatnya

b) Kriteria Penilaian

1 : Cukup

2 : Baik

3 : Amat baik

c) Klasifikasi Aktivitas

Interval Klasifikasi

1- 40 % Kurang Aktif

41-69% Cukup Aktif

70-100 % Aktif

d) Analisis Data Aktivitas

(1) ∑ Aktivitas seluruh peserta didik = 77

(2) ∑ Peserta didik = 17

(3) Skor maksimum = 6

Maka,

Rata-rata Aktivitas (x) =

=

= 4,5

Persentase %=

74

=75 %

2) Hasil Evaluasi

Pada siklus II ini nilai evaluasi belajar

peserta didik meningkat bila dibandingkan dengan

hasil belajar peserta didik pada siklus sebelumnya,

rata-rata nilai peserta didik adalah 71 dengan

ketuntasan 80% sebagaimana dapat dilihat dalam

tabel daftar hasil belajar berikut ini:

DAFTAR HASIL BELAJAR

SIKLUS II

Tabel 4.4

No Kode Resp Nilai Keterangan

1 R.1 80 Tuntas

2 R.2 80 Tuntas

3 R.3 80 Tuntas

4 R.4 100 Tuntas

5 R.5 90 Tuntas

6 R.6 80 Tuntas

7 R.7 80 Tuntas

8 R.8 80 Tuntas

9 R.9 60 Tidak tuntas

10 R.10 90 Tuntas

11 R.11 80 Tuntas

12 R.12 50 Tidak tuntas

13 R.13 90 Tuntas

14 R.14 60 Tidak tuntas

15 R.15 70 Tuntas

16 R.16 90 Tuntas

17 R.17 80 Tuntas

Jumlah 1340

75

Keterangan :

a) Kriteria Hasil belajar

< 67 = Tidak tuntas

≥ 67 = Tuntas

b) Analisis Data Hasil Belajar

Jumlah nilai semua peserta didik ( ∑X) = 1340

Jumlah peserta didik ( ∑ N ) = 17

Jumlah rata-rata semua peserta didik yang tuntas

belajar = 14

Sehingga nilai rata-ratanya

=

= 78,8

Ketuntasan belajar % P=

=

× 100%

= 82,4 %

d. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian siklus II

kemudian dilakukan refleksi terhadap langkah-langkah

yang telah dilaksanakan. Hasil nilai peserta didik pada

siklus ini sudah mencapai indikator keberhasilan, dapat

dilihat pada nilai rata-rata kelas yang sudah

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Adapun

hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut:

76

1) Pendidik menjelaskan prosedur Reading Aloud dan

Artikulasi dengan baik.

2) Pembelajaran dengan metode Reading Aloud dan

Artikulasi telah berjalan sesuai rencana tindakan. Baik

pendidik maupun peserta didik telah menjalankan

pembelajaran sesuai dengan mekanisme metode

Reading Aloud dan Artikulasi sehingga pembelajaran

berlangsung secara optimal.

3) Adanya tambahan bacaan (rangkuman materi) juga

menjadikan hasil belajar siswa menjadi meningkat

dan siswa mudah memahami materi pembelajaran.

4) Pengalokasian waktu telah sesuai rencana tindakan

sehingga seluruh waktu dapat dimanfaatkan secara

optimal.

5) Peserta didik yang maju kedepan untuk membacakan

hadist keutamaan belajar Al-Qur’an pada siklus ini

meningkat.

6) Pendidik telah menyimpulkan hasil pembelajaran di

akhir pembelajaran.

7) Tumbuhnya rasa percaya diri peserta didik dalam

menyampaikan pendapat menggunakan Artikulasi.

8) Peserta didik lebih mudah membaca hadist dan

memahami materi menggunakan Reading Aloud.

9) Sikap antusias peserta didik dalam pembelajaran

meningkat.

77

10) Pendidik dapat mengelola kelas dengan baik.

11) Perhatian Pendidik kepada peserta didik dalam

pembelajaran sudah merata.

12) Kemampuan Pendidik membimbing peserta didik

sudah baik.

13) Cara Pendidik dalam mengkondisikan peserta didik

yang kurang aktif sudah lebih baik.

C. Analisis Data

Pembahasan yang diuraikan di sini lebih banyak

didasarkan atas hasil pengamatan yang dilanjutkan dengan

kegiatan refleksi. Pada pra siklus peneliti mengumpulkan data

awal berupa daftar nama peserta didik dan nilai awal peserta

didik. Nilai awal peserta didik diambil berdasarkan data hasil

belajar peserta didik pada materi pokok pelajaran Al-Qur’an

hadist sebelumnya, data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai

rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar 60 dan persentase

ketuntasan belajar pada pra siklus sebesar 41,17%. Masih belum

memenuhi indikator yang ditentukan yakni nilai rata-rata ≥67 dan

ketuntasan belajar ≥ 75%.

Berdasarkan dari pengamatan siklus I diperoleh data

hasil pengamatan antara lain guru sudah menggunakan metode

pembelajaran Reading Aloud dan Artikulasi cukup baik, tetapi

pengelolaan kelas belum optimal. Hal ini disebabkan kurangnya

motivasi dan bimbingan kurang merata, sehingga peserta didik

masih merasa kesulitan dalam memahami dan menjawab

78

pertanyaan yang ada. Akan tetapi pada saat di suruh maju

untuk membacakan hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an

untuk melakukan pembelajaran menggunakan metode Reading

Aloud peserta didik berantusias dalam membaca bahkan perhatian

peserta didik pun terpusat pada bacaan. Selain itu masih ada

peserta didik yang melakukan aktivitas-aktivitas diluar

pembelajaran. Dalam penerapan metode Artikulasi peserta didik

masih terlihat bingung karena pendidik belum menjelaskan secara

detail langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik.

Hasil belajar peserta didik pada siklus I terjadi

peningkatan jika dibandingkan dengan pra siklus, tetapi

belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pada pra

siklus diperoleh nilai rata-rata sebesar 60 dengan ketuntasan

belajar 41,17% sedangkan pada siklus I nilai rata-rata evaluasi

adalah 65,8 dengan ketuntasan belajar 58,8% dengan demikian,

perlu dilanjutkan siklus II agar hasil belajar peserta didik dapat

diharapkan meningkat. Pada siklus II berdasarkan refleksi siklus

I, pelaksanaan tindakan oleh pendidik sudah baik, pendidik

mampu membangun semangat peserta didik dalam membimbing

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

Di samping itu, peserta didik juga tidak melakukan

aktivitas-aktivitas diluar pembelajaran karena pembelajaran di

siklus ini pendidik menjelaskan menggunakan media gambar

mengenai materi hadist keutamaan belajar Al-Qur’an, peserta

didik dituntut untuk mampu membaca hadist dengan benar dan

79

memahami materi melalui menceritakan kembali materi yang

diterima dari pendidik, dan ketika peserta didik menceritakan

materi diharapkan teman pasangannya mengulang dengan

bergantian menceritakan materi sambil membuat catatan kecil apa

yang di dengar dari teman pasangannya, sehingga mereka dapat

memahami dan mengingat materi yang sudah di terima. Hal ini

menyebabkan konsentrasi peserta didik terpusat pada materi

sehingga mereka dapat memahami materi dan dapat menceritakan

materi dengan baik.

Pada siklus II ini hasil belajar peserta didik mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I

nilai rata-rata evaluasi peserta didik adalah 65,8 dengan

ketuntasan belajar 58,8%, setelah diberikan tindakan pada siklus

II nilai rata-rata evaluasi peserta didik adalah 78,8 dengan

ketuntasan nilai 82,4%. Sehingga terdapat peningkatan hasil

belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II,

hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan (≥ 75%). Dari data tersebut dapat

dilihat bahwa hasil belajar peserta didik telah mencapai

indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga siklus II

dirasa cukup, tanpa harus dilanjutkan siklus III. Ini berarti

dengan penggunaan metode pembelajaran Reading Aloud dan

Artikulasi dalam pembelajaran Al-Qur’an hadist kelas II materi

pokok hadist keutamaan belajar Al-Qur’an di MI Al-Khoiriyah

kota Semarang dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan

80

hasil belajar peserta didik dari pra siklus, siklus I dan siklus II

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

Hasil Belajar 60 65,8 78,8

Ketuntasan

Belajar

41,17% 58,8% 82,4%

Pada siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar

peserta didik mengalami peningkatan dengan ketuntasan

belajar 82,4%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada

beberapa peserta didik yang belum tuntas dalam belajar,

dikarenakan masih ada beberapa peserta didik yang belum

berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran sehingga pemahaman

peserta didik pada materi pelajaran masih kurang.

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka

skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta

Didik Melalui Metode Reading Aloud dan Artikulasi Mata

Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Hadits tentang

Keutamaan Belajar Al-Qur’an Kelas II di Mi Al-Khoiriyah Kota

Semarang Tahun Ajaran 2015/2016” dapat diambil kesimpulan

“Melalui metode pembelajaran Reading Aloud dan Artikulasi

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Al-

Qur’an hadits kelas II pokok bahasan memahami arti dan isi

kandungan hadits tentang keutamaan belajar Al-Qur’an di MI Al-

Khoiriyah Kota Semarang. MI Al-Khoiriyah Kota Semarang

Kelas II yang berjumlah 17, sebelum diterapkan metode Reading

Aloud dan Artikulasi peserta didik yang mencapai KKM hanya 7

dengan rata-rata sebesar 60 dan ketuntasan klasikal 41,17%.

Setelah diterapkan metode pembelajaran Reading Aloud dan

Artikulasi peserta didik yang mencapai KKM meningkat menjadi

10 dengan rata-rata hasil belajar 65,8 dan ketuntasan klasikal

sebesar 58,8% pada siklus 1. Pada siklus 2 peserta didik yang

mencapai KKM lebih meningkat menjadi 14 dengan rata-rata

hasil belajar 78,8 dan ketuntasan klasikal sebesar 82,4%”.

82

B. Saran

Berdasarkan penelitian di atas dapat disampaikan

saran-saran sebagai berikut.

1. Dalam pembelajaran Al-Qur’an hadist pendidik harus mampu

memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan

materi yang akan disampaikan kepada peserta didik agar

peserta didik dapat terpusat perhatiannya pada materi dan

merasa mudah dalam memahami materi.

2. Bagi sekolah, diharapkan sedikit demi sedikit dapat

melengkapi sumber belajar (buku/media pembelajaran)

sehingga peserta didik termotivasi dan lebih semangat untuk

meningkatkan prestasi belajarnya dengan fasilitas yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Shodiq, Evaluasi Pembelajaran, Semarang: Pustaka Rizki

Putra, 2002

Abdurahman, Mulyono, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Aceng Lukmanul Hakim, ”Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan”, No.

060, Mei/ 2006.

Alsa, Asmad, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta

Kombinasinya dalam

Aqib, Zainal dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, dan TK,

Bandung : Yrama Widya, 2009.

Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis dan

Praktis Berdasarkan

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2006.

_________, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2006.

Asmani, Jamal Ma’mur, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan

Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2009.

Aziz, Shaleh Abdul dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut

Tadris, Juz I, Mesir Darul Ma’arif, 1968.

Basri, Cik Hasan, Penuntun Penyusun Rencana Penelitian dan

Penulisan Skripsi, bidang Ilmu Agama Islam), Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2001.

Bruce Joyce dan Marshal Weil, Models Of Teaching, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009.

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.

Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2009

Direktorat Pendidikan Madrasah, Pedoman Sistem Penilaian Hasil

Belajar Peserta Didik Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta,

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama

RI 2010.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

System, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

_________, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara,

2004.

Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif-

menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2009.

Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: Bumi

Aksara, 2004.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2005.

Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT. Rajawali Pers,

2010.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru,

Yogyakarta: Katapena,2015.

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2010.

Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010

Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset, 2009.

Maunah, Binti, Landasan Pendidikan, Yogyakarta: Teras, 2009.

Muslich, Mansur, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

itu Mudah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

Permenag No: 2 Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan Dan

Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di

Madrasah. Jakarta: Depag, 2008

Rahmawati, Diana, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada

Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Mad Wajib

Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil pada surat Al-Bayyinah dan

Al-Kafirun Menggunakan Metode Reading Aloud dan Indeks

Card Match pada Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyyah

(Studi Tindakan Kelas pada siswa kelas III MI Kalisidi 02

Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang Tahun Pelajaran

2010/2011), Semarang: IAIN Walisongo, 2010.

Rofiqoh, Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

dengan Baik dan Benar Siswa melalui Metode Reading Aloud

pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis kelas IV MI Nurul

Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2010/201, Semarang: IAIN

Walisongo, 2010.

Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis

kompetensi , Jakarta : Kencana Predana Media Group, 2011.

_________, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:

Kencana, 2008.

Santoso, Puji, dkk, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

SD, Jakarta, Universitas Terbuka, 2008.

SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis

PAIKEM, Semarang: RaSAIL, 2009.

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2012.

Sudjana, dkk, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif,

Bandung: Falah Production, 2000.

_________, Metode dan Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah

Production, 2000.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 1990.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Supriyono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem,

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Bandung: Rosdakarya, 2010.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

ed. 3 Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Wibowo, Arif, Upaya meningkatkan kemampuan sholat siswa kelas

VII MTs Ar Rahmat Kendal melalui modifikasi metode

demonstrasi dan reading aloud tahun ajaran 2010/ 2011,

Semarang: IAIN Walisongo, 2010.

Zuharini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Lampiran 1

DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS II

No Nama Peserta Didik

1 Aindi Putri Anandita

2 Aisya Khumaira

3 Aisyah Nur Wahida

4 Akbar Azzam Dzulfikar

5 Annisa Aulia Salam

6 Danisha Rana Raosan

7 Fairuza Fadhillah Muhammad RidhoM.

8 Jazmeen Izzah El Dinar

9 Juneeta Hasna Humaira

10 Mufidha Durratunnashihah

11 Muhammad Adli Firdaus

12 Muhammad Berlian Mecca

13 Nayla Mandalia Edina Rahmawati

14 Rizky Amri Ramadhani

15 Safia Az Zahra

16 RezaFerdy Dimas Purwanto

17 Muhammad Kayfa Fa’ala Dunya Reliart

Lampiran 2

DAFTAR HASIL BELAJAR PRA SIKLUS

Satuan pendidikan : MI Al- KHOIRIYAH Kota Semarang

Mata pelajaran : Al-Qur’an Hadist

Materi pokok : Hadist tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an

Sub materi pokok : Arti dan isi kandungan hadits tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an

Jumlah peserta didik : 17anak

Tahun pelajaran : 2015/2016

No Kode Resp Nilai Keterangan

1 Aindi Putri Anandita 50 Tidak tuntas

2 Aisya Khumaira 70 Tuntas

3 Aisyah Nur Wahida 50 Tidak tuntas

4 Akbar Azzam Dzulfikar 80 Tuntas

5 AnnisaAulia Salam 80 Tuntas

6 Danisha Rana Raosan 70 Tuntas

7 Fairuza Fadhillah Muhammad R.M 50 Tidak tuntas

8 Jazmeen Izzah El Dinar 50 Tidak tuntas

9 Juneeta HasnaHumaira 50 Tidak tuntas

10 Mufidha Durratunnashihah 70 Tuntas

11 Muhammad Adli Firdaus 70 Tuntas

12 Muhammad Berlian Mecca 50 Tidak tuntas

13 Nayla Mandalia Edina Rahmawati 60 Tidak tuntas

14 Rizky Amri Ramadhani 50 Tidak tuntas

15 Safia Az Zahra 50 Tidak tuntas

16 Reza Ferdy Dimas Purwanto 70 Tuntas

17 Muhammad Kayfa Fa’ala D.R 50 Tidak tuntas

Jumlah 1020

Keterangan :

1. Kriteria Hasil belajar < 67 = Tidak tuntas

≥ 67 = Tuntas

2. Analisis Data Hasil Belajar

Jumlah nilai semua peserta didik ( ∑X) = 1020

Jumlah peserta didik ( ∑ N ) = 17

Jumlah rata-rata semua peserta didik yang tuntas belajar = 7

Sehingga nilai rata-ratanya =

=

= 60

Ketuntasan belajar % P=

=

× 100%

= 41,17 %

Lampiran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Siklus I

Nama Sekolah : MI Al – Khoiriyah 01 Semarang

Mata Pelajaran : Al-Quran Hadist

Kelas / Semester : II / I

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

Materi Pokok : Hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima, dan menjalankan ajaran agama yang

dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca) dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah .

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerak yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

3.4. Memahami arti dan isi kandungan hadits tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an riwayat al-Bukhari dari

Utsman bin Affan.

C. INDIKATOR

3.2.1 Dapat menjelaskan arti hadist tentang keutamaan belajar

Al-Qur’an

3.2.2 Dapat menjelaskan isi kandungan hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui metode reading aloud dan artikulasi, peserta

didik dapat menjelaskan arti hadist tentang keutamaan

belajar Al-Qur’an.

2. Melalui metode reading aloud dan artikulasi, peserta

didik dapat menjelaskan isi kandungan hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an

خيزكن هي تعلن القزاآى وعلوه )رواه البخاري(

فزة الكزام البزرة والذي يقزأ القزآى الواهز بالقزآى هع الس

ويتتعتع فيه وهوعليه شاق له أجزاى )رواه هسلن(

F. PENDEKATAN dan METODE

Pendekatan : Scientific

Metode : Reading aloud dan artikulasi

G. MEDIA dan SUMBER BELAJAR

Media : Gambar belajar Al-Qur’an

Sumber : Buku paket “ Cinta Alquran Hadist 2 untuk

kelas 2 MI”

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan 1. Pendidik memulai pembelajaran

dengan salam dan berdoa.

2. Pendidik memberikan gambaran

tentang materi yang akan di

ajarkan.

10

Menit

Inti 1. Peserta didik mengamati gambar

yang telah di sediakan oleh

pendidik. (mengamati)

2. Peserta didik mendengarkan

penjelasan pendidik hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an.

(mengamati)

3. Pendidik memberi contoh

membaca hadist yang benar

kepada peserta didik.

4. Pendidik mempersilahkan salah

satu peserta didik untuk maju

kedepan untuk membacakan

hadist tentang keutamaan belajar

Al-Qur’an dengan tepat.

5. Peserta didik maju untuk

membacakan hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an.

35

Menit

(mencoba)

6. Pendidik memberhentikan bacaan

hadist pada setiap kata untuk

menegaskan arti dan isi

kandungan hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an.

7. Pendidik mempersilahkan peserta

didik untuk bertanya tentang hal

yang belum dipahami mengenai

hadist tentang keutamaan belajar

Al-Qur’an. (menanya)

8. Pendidik mengklasifikasikan

peserta didik menjadi beberapa

kelompok, dengan berpasangan 2

peserta didik.

9. Pendidik menugaskan dari salah

satu peserta didik dari pasangan

itu menceritakan materi yang baru

diterima dari pendidik dan

pasangannya mendengar sambil

membuat catatan-catatan kecil,

kemudian berganti peran. Begitu

juga kelompok lain.

10. Salah satu peserta didik dari

pasangan itu menceritakan materi

yang baru diterima dari pendidik

dan pasangannya mendengar

sambil membuat catatan-catatan

kecil, kemudian berganti peran.

Begitu juga kelompok lain.

(mengkomunikasikan dan

mengasosiasikan).

penutup 1. Pendidik memberi penguatan

tentang materi yang sudah di

ajarkan.

2. Pendidik membagikan soal pada

masing-masing peserta didik

25

Menit

3. Pendidik menutup pembelajaran

dengan berdoa.

I. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian

a. Penilaian proses

Menggunakan format pengamatan saat KBM

berlangsung.

b. Penilaian hasil

Menggunakan instrument penilaian berupa tes tertulis

2. Instrument Penilaian

a. Penilaian proses

Lembar pengamatan

b. Penilaian hasil

Tes tertulis

3. Contoh instrument

a. Lembar pengamatan

No Nama Aspek yang dinilai

Jumlah

skor

Partisipasi Percaya

diri

1 2 3 1 2 3

b. Instrument tes tertulis

1. Hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an

diriwayatkan oleh…

a. Al-Bukhori dan Muslim

b. At-Tirmidzi dan Muslim

c. An-Nasa’I dan Al-Bukhori

2. Al-Qur’an diturunkan kepada... .

a. Nabi Muhammad

b. Nabi Adam

c. Nabi Ismail

Rubrik penilaian

No Aspek

yang

dinilai

Skor

1 2 3

1 Partisipasi Kurang

memberi

partisipasi dan

tidak semangat

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran

Memberi

partisipasi dan

kurang

semangat

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran.

Memberi

partisipasi dan

semangat

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran

2 Percaya

diri

Peserta didik

tidak percaya

diri dalam

menyampaikan

pendapatnya .

Peserta didik

kurang

percaya diri

dalam

menyampaikan

pendapatnya.

Peserta didik

percaya diri

dalam

menyampaikan

pendapatnya.

Nilai : jumlah skor perolehan

Kriteria Nilai

A = 90 – 100 : sangat baik

B = 70 - 89 : baik

C = ≤ 70 : cukup

Semarang, 21 November 2015

Mengetahui

Pengampu kelas II Pengamat

Ust. Nurul Hidayah S. Kom Alfi Hidayah

Kepala Sekolah

Ust. Bukhori, S.Pdi

Lampiran 5

Nama :

Kelas :

Soal Tes Siklus I

A. Berilah tanda silang ( x ) salah satu huruf a, b, c, atau d pada

jawaban yang tepat!

1. Hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an diriwayatkan

oleh…

d. Al-Bukhori dan Muslim

e. At-Tirmidzidan Muslim

f. An-Nasa’Idan Al-Bukhori

2. Al-Qur’an diturunkan kepada... .

a. Nabi Muhammad

b. Nabi Adam

c. Nabi Ismail

3. Membaca Al-Qur’an akan mendapat... .

a. Rezeki

b. Ilmu

c. Pahala

4. Hadist mengenai belajar Al-Qur’an dimulai dengan lafal... .

a. خيزكن

b. تعلن

c. وعلوه

5. Kata هي pada lafal hadist mengandung arti…..

a. Dari

b. Apa

c. Siapa

6. Orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama

dengan….

a. Malaikat yang mulia

b. Teman-temannya

c. Orang tuanya

7. Lanjutan hadist berikut adalah…. خيزكن هي تعلن القزاآى

a. وعلوه

b. البزرة

c. البزرة

8. Kewajiban kita terhadap Al-Qur’an adalah…

a. Mengimani

b. Mempelajari

c. Membacanya

9. Arti kata خيزكن adalah…..

a. Sejujur-jujurnya

b. Sebaik-baiknya

c. Seburuk-buruknya

10. Setelah mampu membaca Al-Qur’an, kewajiban kita

adalah…..

a. Mempelajari isinya

b. Menyimpan di lemari

c. Mempelajari tajwidnya

Kunci Jawaban siklus 1

1. A

2. A

3. C

4. A

5. C

6. A

7. A

8. B

9. B

10. A

Lampiran 6

DAFTAR HASIL BELAJAR

SIKLUS I

Satuan pendidikan : MI Al-Khoiriyah 01 kota

Semarang

Mata pelajaran : Al-Qur’an hadist

Materi pokok : hadits tentang keutamaan belajar

Al-Qur’an

Sub materi pokok : arti dan isi kandungan hadits

tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an

Jumlah peserta didik : 17 anak

Tahun pelajaran : 2015/2016

Tabel 4.2

No Kode Resp Nilai Keterangan

1 R.1 60 Tidak tuntas

2 R.2 70 Tuntas

3 R.3 70 Tuntas

4 R.4 90 Tuntas

5 R.5 80 Tuntas

6 R.6 80 Tuntas

7 R.7 60 Tidak tuntas

8 R.8 70 Tuntas

9 R.9 50 Tidak tuntas

10 R.10 80 Tuntas

11 R.11 70 Tuntas

12 R.12 40 Tidak tuntas

13 R.13 70 Tuntas

14 R.14 50 Tidak tuntas

15 R.15 60 Tidak tuntas

16 R.16 70 Tuntas

17 R.17 50 Tidak tuntas

Jumlah 1120

Keterangan :

1. Kriteria Hasil belajar

< 67 = Tidak tuntas

≥ 67 = Tuntas

2. Analisis Data Hasil Belajar

Jumlah nilai semua peserta didik ( ∑X) = 1120

Jumlah peserta didik ( ∑ N ) = 17

Jumlah rata-rata semua peserta didik yang tuntas belajar = 10

Sehingga nilai rata-ratanya

Ketuntasan belajar

%

× 100%

Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

SIKLUS I

Satuan pendidikan : MI Al-Khoiriyah 01 kota Semarang

Mata pelajaran : Al-Qur’an hadist

Materi pokok : hadits tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an

Sub materi pokok : arti dan isi kandungan hadits tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an

Jumlah peserta didik : 17 anak

Tahun pelajaran : 2015/2016

Tabel 4.1

No Kode

Resp.

Aspek

Pengama

tan Jumlah

Prosenta

se (%)

Klasifik

asi

A B

1 R.1 1 2 3 50% Cukup

2 R.2 2 3 5 83,3% Baik

3 R.3 2 2 4 66,6% Cukup

4 R.4 2 3 5 83,3% Baik

5 R.5 3 2 5 83,3% Baik

6 R.6 3 2 5 83,3% Baik

7 R.7 1 2 3 50% Cukup

8 R.8 2 2 4 66,6% Cukup

9 R.9 1 1 2 33,3% Kurang

10 R.10 2 2 4 66,6% Cukup

11 R.11 1 2 3 50% Cukup

12 R.12 1 1 2 33,3% Kurang

13 R.13 2 2 4 66,6% Cukup

14 R.14 1 2 3 50% Kurang

15 R.15 2 2 4 66,6% Cukup

16 R.16 2 2 4 66,6% Cukup

17 R.17 1 2 3 50% Cukup

Jumlah 63

Keterangan :

1. Aspek Pengamatan

A. Peserta didik Berpartisipasi dan semangat

dalam mengikuti proses pembelajaran

B. Peserta didik Peserta didik percaya diri dalam

menyampaikan pendapatnya

2. Kriteria Penilaian

1 : Cukup

2 : Baik

3 : Amat baik

3. Klasifikasi Aktivitas

Interval Klasifikasi

1- 40 % Kurang Aktif

41-69% Cukup Aktif

70-100 % Aktif

4. Analisis Data Aktivitas

(1) ∑ Aktivitas seluruh peserta didik = 63

(2) ∑ Peserta didik = 17

(3) Skor maksimum = 6

Maka,

Rata-rata Aktivitas (x) =

=

=3,70

Prosentasi %=

Lampiran 8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Siklus II

Nama Sekolah : MI Al – Khoiriyah 01 Semarang

Mata Pelajaran : Al-Quran Hadist

Kelas / Semester : II / I

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

Materi Pokok : Hadist tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima, dan menjalankan ajaran agama yang

dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca) dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah .

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerak yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

3.4. Menerjemahkan hadis tentang keutamaan belajar al-

Quran riwayat Bukhari dari Utsman bin Affan

3.5 Memahami arti dan isi kandungan hadits tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an riwayat al-Bukhari dari

Utsman bin Affan.

C. INDIKATOR

3.2.1 Dapat menerjemahkan hadist tentang keutamaan belajar

Al-Qur’an

3.2.2 Dapat menjelaskan isi kandungan hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

3. Melalui metode reading aloud dan artikulasi, peserta

didik dapat menjelaskan arti hadist tentang keutamaan

belajar Al-Qur’an.

4. Melalui metode reading aloud dan artikulasi, peserta

didik dapat menjelaskan menjelaskan isi kandungan

hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an

خيزكن هي تعلن القزاآى وعلوه )رواه البخاري(

فزة الكزام البزرة والذي يقزأ القزآى الواهز بالقزآى هع الس

ويتتعتع فيه وهوعليه شاق له أجزاى )رواه هسلن(

PENDEKATAN dan METODE

Pendekatan : Scientific

Metode : Reading aloud dan artikulasi

F. MEDIA dan SUMBER BELAJAR

Media : Rangkuman materi

Sumber : Buku paket “ Cinta Alquran Hadist 2 untuk

kelas 2 MI”

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan 1. Pendidik memulai pembelajaran

dengan berdoa.

2. Pendidik memberikan gambaran

tentang materi yang akan di ajarkan.

3. Pendidik memberikan apersepsi

dengan materi yang akan diajarkan

dengan menayangkan video hadist

tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an.

10

Menit

Inti 1. Pendidik membagikan rangkuman

materi kepada peserta didik.

2. Peserta didik mendengarkan

penjelasan pendidik hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an.

(mengamati)

3. Pendidik mempersilahkan peserta

didik untuk bertanya tentang hal

yang belum dipahami mengenai

hadist tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an. (menanya)

4. Pendidik memberi contoh membaca

hadist yang benar kepada peserta

didik.

35

Menit

5. Pendidik mempersilahkan salah satu

peserta didik untuk maju kedepan

untuk membacakan hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an dengan

tepat.

6. Peserta didik maju untuk

membacakan hadist tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an.

(mencoba)

7. Pendidik memberhentikan bacaan

hadist pada setiap kata untuk

menegaskan arti dan isi kandungan

hadist tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an.

8. Pendidik mengklasifikasikan peserta

didik menjadi beberapa kelompok,

dengan berpasangan 2 peserta didik.

9. Pendidik menugaskan dari salah satu

peserta didik dari pasangan itu

menceritakan materi yang baru

diterima dari pendidik dan

pasangannya mendengar sambil

membuat catatan-catatan kecil,

kemudian berganti peran. Begitu

juga kelompok lain.

10. Salah satu peserta didik dari

pasangan itu menceritakan materi

yang baru diterima dari pendidik dan

pasangannya mendengar sambil

membuat catatan-catatan kecil,

kemudian berganti peran. Begitu

juga kelompok lain.

(mengkomunikasikan dan

mengasosiasikan).

penutup 4. Pendidik memberi penguatan tentang

materi yang sudah di ajarkan.

5. Pendidik membagikan soal pada

25

Menit

masing-masing peserta didik

6. Pendidik menutup pembelajaran

dengan berdoa.

H. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian

a. Penilaian proses

Menggunakan format pengamatan saat KBM

berlangsung.

b. Penilaian hasil

Menggunakan instrument penilaian berupa tes tertulis

2. Instrument Penilaian

a. Penilaian proses

Lembar pengamatan

b. Penilaian hasil

Tes tertulis

3. Contoh instrument

a. Lembar pengamatan

No Nama Aspek yang dinilai

Jumlah

skor

Partisipasi Percaya

diri

1 2 3 1 2 3

b. Instrument tes tertulis

1. Belajar Al-Qur’an sebaiknya di mulai sejak….

a. Kecil

b. Remaja

c. Dewasa

2. Orang yang terbaik di antara kamu semua adalah

orang yang….

a. Suka menabung

b. Belajar Al-Qur’an

c. Membeli Al-Qur’an

Rubrik penilaian

No Aspek

yang

dinilai

Skor

1 2 3

1 Partisipasi Kurang

memberi

partisipasi dan

tidak semangat

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran

Memberi

partisipasi dan

kurang

semangat

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran.

Memberi

partisipasi dan

semangat

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran

2 Percaya

diri

Peserta didik

tidak percaya

diri dalam

menyampaikan

pendapatnya .

Peserta didik

kurang

percaya diri

dalam

menyampaikan

pendapatnya.

Peserta didik

percaya diri

dalam

menyampaikan

pendapatnya.

Nilai : jumlah skor perolehan

Kriteria Nilai

A = 90 – 100 : sangat baik

B = 70 - 89 : baik

C = ≤ 70 : cukup

Semarang, 28 November 2015

Mengetahui

Pengampu kelas II Pengamat

Ust. Nurul Hidayah S. Kom Alfi Hidayah

Kepala Sekolah

Ust. Bukhori, S.Pdi

Lampiran 9

Nama :

Kelas :

Soal Tes Siklus II

B. Berilah tanda silang ( x ) salah satu huruf a, b, c, atau d pada

jawaban yang tepat!

3. Belajar Al-Qur’an sebaiknya di mulai sejak….

d. Kecil

e. Remaja

f. Dewasa

4. Orang yang terbaik di antara kamu semua adalah orang

yang….

d. Suka menabung

e. Belajar Al-Qur’an

f. Membeli Al-Qur’an

5. Mengimani kitab Al-Qur’an termasuk rukun iman ke….

a. 3

b. 4

c. 5

6. Hadist tentang keutamaan Al-Qur’an di akhiri dengan lafal….

a. القزاآى

b. تعلن

c. وعلوه

7. Orang yang membaca Al-Qur’an terbata-bata mendapat

……..pahala

a. Tiga

b. Satu

c. Dua

8. Satu huruf ketika membaca Al-Qur’an dilipatgandakan

menjadi….kebaikan.

a. Sepuluh

b. Duapuluh

c. Tiga puluh

9. Arti kata تعلنadalah... .

a. Membaca

b. Menulis

c. Belajar

10. Belajar membaca Al-qur’an sejak kecil sampai….

a. Anak-anak

b. Remaja

c. Tua

11. Al-Qur’an diturunkan sebagai …..umat Islam.

a. Pedoman

b. Pajangan

c. Hiasan

12. Al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada pembacanya.

Syafa’at berarti….

a. Perumpamaan

b. Pertolongan

c. Perbuatan

Kunci jawaban siklus 2

1. A

2. B

3. A

4. C

5. C

6. A

7. C

8. C

9. A

10. B

Lampiran 10

DAFTAR HASIL BELAJAR

SIKLUS II

Satuan pendidikan : MI Al-Khoiriyah 01 Kota Semarang

Mata pelajaran : Al-Qur’an hadist

Materi pokok : hadits tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an

Sub materi pokok : arti dan isi kandungan hadits tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an

Jumlah peserta didik : 17 anak

Tahun pelajaran : 2015/2016

Tabel 4.4

No Kode Resp Nilai Keterangan

1 R.1 80 Tuntas

2 R.2 80 Tuntas

3 R.3 80 Tuntas

4 R.4 100 Tuntas

5 R.5 90 Tuntas

6 R.6 80 Tuntas

7 R.7 80 Tuntas

8 R.8 80 Tuntas

9 R.9 60 Tidak tuntas

10 R.10 90 Tuntas

11 R.11 80 Tuntas

12 R.12 50 Tidak tuntas

13 R.13 90 Tuntas

14 R.14 60 Tidak tuntas

15 R.15 70 Tuntas

16 R.16 90 Tuntas

17 R.17 80 Tuntas

Jumlah 1340

Keterangan :

1. Kriteria Hasil belajar

< 67 = Tidak tuntas

≥ 67 = Tuntas

2. Analisis Data Hasil Belajar

Jumlah nilai semua peserta didik ( ∑X) = 1340

Jumlah peserta didik ( ∑ N ) = 17

Jumlah rata-rata semua peserta didik yang tuntas

belajar = 14

Sehingga nilai rata-ratanya

=

= 78,8

Ketuntasan belajar % P=

=

× 100%

= 82,4 %

Lampiran 11

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

SIKLUS II

Satuan pendidikan : MI Al-Khoiriyah 01 kota Semarang

Mata pelajaran : Al-Qur’an hadist

Materi pokok : hadits tentang keutamaan belajar Al-

Qur’an

Sub materi pokok : arti dan isi kandungan hadits tentang

keutamaan belajar Al-Qur’an

Jumlah peserta didik : 17 anak

Tahun pelajaran : 2015/2016

Tabel 4.3

No Resp

Aspek

Penga

matan

Jumlah Prosentase

(%)

Klasifik

asi

A B

1 R.1 2 2 4 66,6% Cukup

2 R.2 2 3 5 83,3% Baik

3 R.3 3 2 5 83,3% Baik

4 R.4 3 3 6 100% Baik

5 R.5 3 3 6 100% Baik

6 R.6 3 2 5 83,3% Baik

7 R.7 2 2 4 66,6% Cukup

8 R.8 3 2 5 83,3% Baik

9 R.9 1 2 3 50% Cukup

10 R.10 3 2 5 83,3% Baik

11 R.11 2 2 4 66,6% Cukup

12 R.12 2 1 3 50% Cukup

13 R.13 2 3 5 83,3% Baik

14 R.14 1 2 3 50% Cukup

15 R.15 3 2 5 83,3% Baik

16 R.16 3 2 5 83,3% Baik

17 R.17 2 2 4 66,6% Cukup

Jumlah 77

Keterangan :

1. Aspek Pengamatan

A. Peserta didik Berpartisipasi dan semangat

dalam mengikuti proses pembelajaran

B. Peserta didik Peserta didik percaya diri dalam

menyampaikan pendapatnya

2. Kriteria Penilaian

1: Cukup

2 : Baik

3 : Amat baik

3. Klasifikasi Aktivitas

Interval Klasifikasi

1- 40 % Kurang Aktif

41-69% Cukup Aktif

70-100 % Aktif

4. Analisis Data Aktivitas

(1) ∑ Aktivitas seluruh peserta didik = 77

(2) ∑ Peserta didik = 17

(3) Skor maksimum = 6

Maka,

Rata-rata Aktivitas (x) =

=

= 4,5

Prosentase %=

=75 %

Lampiran 12

KEGIATAN PEMBELAJARAN

READING ALOUD dan ARTIKULASI

1. Pendidik menerangkan dan membacakan hadist keutamaan

belajar Al-Qur’an dengan metode reading aloud

2. Pendidik memberhentikan peserta didik yang sedang

membaca hadist pada poin-poin tertentu.

3. Peserta didik mengerjakan instruksi dari guru yaitu 1 siswa

menceritakan kembali apa yang telah diajarkan oleh guru dan

pasangannya mencatat apa yang diceritakan.

4. Peserta didik mengerjakan soal (evaluasi)

Lampiran 13

Media gambar

Media bacaan

Hadist tentang keutamaan belajar Al-Qur’an

خيزكن هي تعلن القزاآى وعلوه)رواه البخاري( .1

Artinya: sebaik- baik kalian adalah yang mempelajari

Al-Qur’an dan mengajarkannya. (HR al-Bukhori)

فزة الكزام .2 البزرة والذييقزأ القزآىالواهز بالقزآى هع الس

ويتتعتع فيه وهوعليه شاق له أجزاى )رواه هسلن(

Artinya : yang mahir bersama Al-Qur’an, ia bersama

para malaikat yang mulia, sedangkan yang membaca Al-

Qur’an namun ia tidak tepat dalam membacanya dan

mengalami kesulitan maka baginya dua pahala. (HR. Muslim)

Mengimani (mempercayai) terhadap Al-Qur’an termasuk

rukun iman yang ketiga.

Belajar Al-Qur’an sebaiknya dari kecil sampai tua.

Barang siapa yang membaca satu huruf Al-Qur’an maka akan

mendapat 10 kebaikan dan mendapat syafa’at.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Alfi Hidayah

2. TTL : Brebes, 19 Juli 1994

3. NIM : 123911030

4. Alamat Rumah : Desa Kendawa 02 Rt 02/02, Kec. Jatibarang,

Kab. Brebes

5. No HP : 085713471214

6. E-Mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SDN 02 Kendawa lulus tahun 2006

b. MTs N MODEL Babakan lulus tahun 2009

c. MAN Babakan lulus tahun 2012

d. UIN Walisongo Semarang

Semarang, 15Februari 2016

Alfi Hidayah