21
Yogyakarta, 22 Agustus 2019 UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKTOR KEHUTANAN

UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKTOR KEHUTANAN · I Kebijakan Eskpor II Pemanfaatan Limbah Pembalakan Defisit Juni 2019 US$ 1,93 M •Limbah 30% tidak dimanfaatkan •Potensi Limbah ±

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Yogyakarta, 22 Agustus 2019

UPAYA PENINGKATAN KINERJA

SEKTOR KEHUTANAN

Kawasan Hutan

Indonesia

Kawasan Hutan Indonesia = Total Luas 120,58

KSPA

Hutan Lindung

Hutan Produksi

68,82 Jt Ha

(57%) 29,66 Jt Ha

(25%)

22,10 Jt Ha (18%)

57 % Kawasan Hutan

Indonesia merupakan

kawasan Hutan Produksi

*) Sumber : Statistik KemenLHK 2017

KONDISI SEKTOR USAHA HULU KEHUTANAN

No. IUPHHK Jumlah Izin

(Unit) Anggota

APHI Luas

(Juta Ha) RKT

(2018) Tidak Aktif &

(RKT 0)

1. Alam 254 211 18,52 200 82

2. Tanaman 292 187 11,18 165 201

3 Restorasi Ekosistem

16 6 0,65 16 0

Jumlah 562 404 30,35 381 283 Catatan : *) Sumber : Ditjen PHPL (2018), Kementerian LHK Diolah APHI (2018)

Total Luas Hutan: 120,58 Juta Hektar

KONDISI IUPHHK-HA

5 JT M³

5.8 JT M³ 5.6 JT M³ 5.4 JT M³ 5.4 JT M³

7 JT M³

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Produksi (M³) Unit

277 273

263 268

259

254

KINERJA IUPHHK-HA Analisis Kinerja IUPHHK-HA :

1. Tahun 2018 dari total 254 Unit :

Memperoleh RKT 200 unit (79%), yang aktif berproduksi 186

unit (73%) dan tidak berproduksi 14 unit (6%).

Tidak memperoleh RKT 54 unit + 14 unit yang tidak

berproduksi → total IUPHHK-HA yang tidak produktif 68 unit

(27%).

2. IUPHHK-HA tidak poduktif :

Aksesibilitas sulit dan topografi terjal.

Jarak hauling jauh (> 100 km) → biaya produksi tinggi.

Harga jual rendah pada semester I tahun 2019 (dibawah HPP)

Tumpang tindih perizinan

Konflik sosial

3. Apabila kondisi tidak membaik dalam semester II tahun 2019,

maka berpeluang produksi akan menurun karena sebagian besar

akan menghentikan produksi

Usulan Penyelesaian*

I Kebijakan Eskpor

II Pemanfaatan

Limbah Pembalakan

Defisit Juni 2019

US$ 1,93 M

• Limbah 30% tidak dimanfaatkan

• Potensi Limbah ± 1,5 Jt M³

• PNBP Limbah = KBK

(DR= US$ 4, PSDH=10% x Rp. 310.000)

Usulan

Kebijakan

1. Aturan Pembatasan Luas Penampang

- Merbau 10.000 mm²

- Non Merbau 4.000 mm²

2. Peningkatan Produksi KB HA 3 JT M³

- Plywood 600.000 m³ (Harga US$ 550/m³)

- Sawntimber 240.000 m³ (Harga US$ 850/m³)

- Moulding 840.000 m³ (Harga US$ 750/m³)

3. Devisa

- Plywood US$ 330 Jt

- Sawntimber US$ 204 Jt

- Moulding US$ 630 Jt

Usulan Kebijakan

1. Insentif PNBP Limbah

(DR= USD 2, PSDH= 10% x Rp. 22.000)

2. Industri di Areal IUPHHK-HA

3. Devisa arang kayu USD 225 Jt (Harga US$ 300/ton X volume arang kayu 750.000 ton)

4. Deregulasi Aturan PerMenLHK P.64/2017 tentang Harga Patokan

Deregulasi Aturan

Permendag

No. 12/MDAG.PER/2/2017

No. 84/M-DAG/PER/12/2016

USULAN MENDONGKRAK EKSPOR – KURANGI DEFISIT NERACA PERDAGANGAN DARI HUTAN ALAM

28 JT M³

26 JT M³

33 JT M³ 32 JT M³

37 JT M³ 40 JT M³

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Produksi (M³) Unit Penanaman (Ha)

254

277 280 286

293 293

430.614 562.900 333.297 300.075 206.757 196.539

KONDISI IUPHHK-HTI

KINERJA HTI Analisis Kinerja HTI :

1. Tahun 2018 dari total 293 HTI :

Memperoleh RKT 165 unit (57%), yang aktif berproduksi dan

penanaman 92 unit (56%) dan tidak berproduksi dan penanaman

73 unit (45%).

Tidak memperoleh RKT 128 unit + 73 unit yang tidak berproduksi

dan menanam → total HTI yang tidak produktif 201 unit (68,6%).

2. HTI aktif berproduksi dan penanaman 92 unit tahun 2018:

Didominasi HTI Pulp

Terintegrasi dengan industri atau telah melakukan kerjasama

(bermitra) dengan yang telah memiliki industri pulp/paper.

3. HTI tidak produktif :

Didominasi HTI Pertukangan dan HTI Energi

HTI patungan sebanyak 17 HTI

HTI tidak terintegrasi dengan industri, kendala aksesibilitas, dan

terbatasnya akses finansial serta pasar

Harga jual kayu pertukangan rendah (dibawah HPP)

Konflik Sosial

Usulan Penyelesaian **

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN HTI DAN UPAYA YANG DILAKUKAN

d. Emisi karbon

b. Inventarisasi Lahan Gambut Skala 1 : 50.000

c. Subsidensi

Konflik kepentingan penggunaan/ Penguasaan lahan

a. Dibebaskan denda pinjaman DR

4. Pendanaan

bagi HTI Petungan

5. Tumpang tindih ijin

(Penertiban perijinan pusat & daerah)

6. Beban pungutan

(PBB, retribusi

daerah dll)

7. Peraturan

yang terlalu rigid

1. Pengelolaan

lahan gambut

3. HTI Pertukangan

tidak terintegrasi

2. Konflik

Sosial

a. Kebakaran Hutan Ijin industri skala kecil di dalam & sekitar konsesi

b. Skema pendanaan dr BLU

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN HTI DAN UPAYA YANG DILAKUKAN

1. Kerjasama APHI dengan FAHUTAN UGM, kajian Konsepsi Penguatan Sosial untuk Mendorong Perbaikan Tata Kelola Lahan Gambut di Areal IUPHHK dan Sekitarnya

2. Mendorong penerbitan SNI Pemetaan Lahan Gambut Skala 1 : 50.000 yang di koordinasikan BIG dan BBSDLP

3. Penyediaan sarana prasarana Pengendalian Karhutla oleh IUPHHK

4. Kerjasama penelitian IUPHHK –HTI dengan BLI KLHK

5. Pembentukan Tim Penyelesaian Konflik Sosial terdiri dari berbagai pihak.

6. Usulan deregulasi kebijakan yang terlalu rigid.

Upaya yang dilakukan

Defisit Juni 2019

USD 1,93 M

USULAN MENDONGKRAK EKSPOR – KURANGI DEFISIT NERACA PERDAGANGAN DARI HUTAN TANAMAN

Pemanfaatan Kayu HTI

Pertukangan yang

Terintegrasi

Luas tanaman HTI 400.000 Ha -> dapat dipanen 100.000 Ha

Perkiraan panen 16.000 Ha/tahun -> produksi 100 m³/Ha=1,6 juta m³/tahun

Rendemen 50% - Kayu bulat 1,6 Jt m³/tahun - Kayu gergajian 800.000 m³/tahun

Nilai Ekspor Kayu gergajian 800.000 m³ x US$ 300/m3 = US$ 240 Juta

Perizinan Mendirikan Industri On

Farm

Deregulasi Aturan: Permendag

No. 84/MDAG.PER/12/2016

Deregulasi Aturan: Permen LHK

No.P.12/MENLHK-II/2015

No.P.1/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/1/2019

Usulan

Kebijakan

Prinsip:

1. Menjaga kelembaban gambut dengan tata kelola air dengan sistem zonasi lahan terpadu, serta

2. Pelibatan masyarakat

Tujuan :

1. Gambut tidak mudah terbakar;

2. Subsidensi gambut terkendali;

3. Pertumbuhan tanaman optimal;

4. Emisi karbon dapat ditoleransi.

Upaya yang dilakukan :

1. Pengelolaan lahan gambut secara lestari

2. Penyediaan sarpras untuk deteksi dini & pemadaman karhutla

3. Program pencegahan Karhutla dengan pelibatan masyarakat (a.l. Desa Bebas Api dan Desa Makmur Peduli Api).

PRAKTEK PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT DI HTI

Nilai Ekspor Produk Kayu Olahan Ke Seluruh Dunia Berdasarkan Jenis Produk (dalam US$)

Perkembangan Nilai Ekspor Produk Kayu Olahan

Total Ekspor Tahun 2013: US$ 6,04 Milyar Total Ekspor Tahun 2014: US$ 6,59 Milyar Total Ekspor Tahun 2015: US$ 9,84 Milyar Total Ekspor Tahun 2016: US$ 9,26 Milyar Total Ekspor Tahun 2017: US$ 10,94 Milyar

Total Ekspor Tahun 2018 : US$ 12,17 Milyar Sumber : KemenLHK 2018 (diolah APHI)

Bangunan prefabrikasi Chipwood (Serpih Kayu) Furniture Kayu Kerajinan Panel Paper Pulp Veneer Woodworking

2013 4.555.116 35.829.483 48.005.997 4.249.889 2.606.874.600 838.627.192 1.845.654.800 30.773.035 639.439.422

2014 4.808.052 158.597.103 119.820.789 16.769.588 2.755.758.200 980.147.650 1.718.431.700 28.967.323 803.110.742

2015 6.035.626 158.266.878 1.116.324.300 79.169.646 2.712.731.300 3.162.936.800 1.777.902.300 39.639.577 787.730.486

2016 3.593.631 110.952.464 870.956.028 70.284.420 2.606.954.200 3.116.469.200 1.620.210.500 54.302.143 811.484.735

2017 3.330.658 91.020.259 1.396.764.700 79.704.230 2.472.712.300 3.462.168.600 2.374.799.400 77.530.800 1.046.435.500

2018 4.682.562 46.123.280 1.459.146.345 106.249.505 2.565.725.892 3.958.847.627 2.632.922.480 115.375.236 1.290.707.880

-

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

3.000.000.000

3.500.000.000

4.000.000.000

4.500.000.0006,04 6,59

9,84 9,26 10,94

12,17

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Nilai Ekspor (Milyar US$)

Kondisi Sektor Hulu dan Hilir Kehutanan

Perbandingan Semester I Tahun 2018 dan Tahun 2019

2018 2019

A

1. IUPHHK-HA

Produksi Kayu (Juta m3) 2,30 2,50 7,65% Naik

2. IUPHHK-HT

Produksi Kayu (Juta m3) 18,89 17,39 7,94% Turun

Penanaman (Ribu Ha) 81,06 81,71 0,80% Naik

B

1 Furniture kayu 697,30 695,20 0,31% Turun

2 Panel 1.255,20 1.050,40 16,32% Turun

3 Paper 1.964,10 1.937,90 1,33% Turun

4 Pulp 1.282,00 1.303,40 1,67% Naik

5 Veneer 53,30 48,50 9,10% Turun

6 Woodworking 642,30 524,00 18,42% Turun

7 Chipwood (seprih kayu) 24,90 26,50 6,35% Naik

5.919,10 5.585,90

Nilai ekspor industri hilir kehutanan (Juta US$)

Hulu Kehutanan

Semester 1 (Januari - Juni)No. Uraian Perubahan Keterangan

Sumber : Kementerian LHK, diolah APHI

KONTRIBUSI SEKTOR KEHUTANAN TAHUN 2020 – 2045 (US$)

Perbandingan Prosentase Kayu,

HHBK dan Ekowisata: 76,8 % : 19,9 % : 3,2 %

RANTAI NILAI BERDASARKAN ARAS PROSES PRODUKSI

BAHAN BAKU

INDUSTRI PENGOLAHAN PASAR

PRIMER SEKUNDER TERSIER

SAWN TIMBER PLYWOOD

MDF/PB/PULP

WW/MOULDING FANCY PLYWOOD

PAPER

FURNITURE & PERUMAHAN

OPTIMALISASI RANTAI NILAI INDUSTRI PRIMER BERDASARKAN SUMBER KAYU

BAHAN BAKU

INDUSTRI PENGOLAHAN PASAR

IUPHHK-HA

IUPHHK-HT

HR (SENGON)

IPK/ISL

SAWING PEELING CHIPPING

TERGANTUNG JENIS TANAMAN

SAWING PEELING CHIPPING

PEELING SAWING CHIPPING

PASAR

PASAR

PASAR

PASAR

STRATEGI DAN RENCANA AKSI 2019 - 2025

Strategy Penjabaran Strategy dalam Rencana Aksi

2019-2025

1. Perbaikan tata kelola hutan dan lahan

Deregulasi terkait percepatan tata batas, jaminan status/fungsi hutan serta penyelesaian kebijakan satu peta melalui harmonisasi dan sinkronisasi tumpang tindih areal kerja dengan pemanfaatan lain,

2. Penyederhanaan kegiatan

operasional

Penyederhanaan prosedur perolehan izin pemanfaatan hutan produksi, kegiatan

operasional/pemanfaatan hasil hutan, rasionalisasi pungutan serta adanya

kebijakan insentif PHPL, al : jaminan perpanjangan izin, kepastian areal izin, dll

3. Optimalisasi pengelolaan hutan

produksi

Penyusunan kebijakan peningkatan produktivitas hutan dan multiusaha kehutanan

(SILIN, Multiusaha), percepatan pembangunan HTI

4. Penguatan kemitraan antara

industri dengan masyarakat

Penyederhanaan peraturan terkait kemitraan dan Penguatan kapasitas kelembagaan

para pemangku melalui pelatihan dan pendampingan

5. Pengembangan pola kluster hulu – hilir

Penguatan sinergitas antar sektor dan K/L dalam rangka mendorong pengembangan klaster serta Penyusunan rencana pengembangan klaster secara nasional

6. Penguatan pemasaran dan

perdagangan hasil hutan

Kebijakan untuk mengatasi distorsi harga domestik dan internasional serta

penguatan hulu – hilir yang menciptakan nilai tambah

7. Pengembangan Skema pendanaan untuk pengelolaan hutan produksi lestari

Mendorong pengakuan perbankan terhadap hasil kegiatan usaha kehutanan sebagai asset perusahaan yang bisa diagunkan dan kegiatan yang ramah lingkungan

• Ekspor Kayu Gergajian dari Hutan Tanaman = US$ 240.000.000

• Ekspor Kayu Gergajian dari Hutan Alam = US$ 204.000.000

• Ekspor Panel kayu dari Hutan Alam = US$ 330.000.000

• Ekspor Moulding dari Hutan Alam = US$ 630.000.000

• Ekspor Arang Kayu/Biomassa = US$ 225.000.000

TOTAL DEVISA = US$ 1.629.000.000

KEBIJAKAN DAN HARAPAN TAMBAHAN PEROLEHAN DEVISA USAHA KEHUTANAN

KESIMPULAN

1. Diperlukan kebijakan Pemerintah untuk mengatasi distorsi harga kayu bulat al melalui :

• Ekspor kayu bulat terbatas dan selektif dari hutan alam dan hutan tanaman, ekspor kayu gergajian, & ekspor perluasan penampang kayu olahan/moulding

3. Diperlukan revitalisasi industri pengolahan kayu dalam negeri yang memanfaatkan bahan baku kayu yang trend dimensinya semakin kecil dari hutan alam maupun hutan tanaman.

4. Diperlukan penguatan sektor hulu dan hilir kehutanan melalui insentif kemudahan pembangunan industri on farm skala kecil (kayu dan HHBK)

5. Diperlukan skema pembiayaan untuk pendanaan sektor kehutanan dan kemitraan kehutanan

6. Implementasi strategi dan rencana aksi 2019 – 2025 dengan sinergitas dan kolaborasi para pihak (K/L, akademisi, pelaku usaha, masyarakat)

2. Diperlukan dukungan kebijakan dan upaya peningkatan produktivitas hutan alam dan percepatan pembangunan HTI untuk mendukung industri kehutanan yang berkelanjutan

Terima Kasih

Bahan dapat diakses melalui Website APHI :

www.rimbawan.com