39
BAB III METODE PENELITIAN Penulisan bab ini merupakan pertanggung jawaban isi penelitian dan akan dibahas beberapa hal yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, tempat dan waktu, kehadiran penelti, subyek dan lokasi, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data dan kriteria keberhasilan. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif , karena dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasil penelitian tidak menggunakan angka sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Bogdan dan Bikken (1998) yaitu bahwa “ Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu data yang berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang yang perilakunya dapat diamati. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar matematika

upik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: upik

BAB III

METODE PENELITIAN

Penulisan bab ini merupakan pertanggung jawaban isi penelitian dan akan dibahas

beberapa hal yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, tempat dan waktu, kehadiran

penelti, subyek dan lokasi, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik analisis data,

pengecekan keabsahan data dan kriteria keberhasilan.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kualitatif , karena dalam mengumpulkan data dan dalam

memberikan penafsiran terhadap hasil penelitian tidak menggunakan angka sebagaimana

yang telah dikemukakan oleh Bogdan dan Bikken (1998) yaitu bahwa “ Penelitian

Kualitatif adalah suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu data yang

berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang yang perilakunya dapat diamati. Adapun

penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar matematika

siswa pada pokok bahasan garis dan sudut melalui strategi pemebelajaran concept

mapping.

Penelitian ini merupakan penelitian tindak kelas yang dilakukan melalui proses kerja

kolaborasi dengan guru matematika, kepala sekolah dan peneliti. Menurut Hopkins

dalam Rochiati Wiriaatmadja (2006:11) penelitian tindak kelas adalah penelitian yang

mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu usaha untuk

memahami apa yang penelitian tindak kelas ditandai dengan adanya perbaikan terus-

menerus sehingga tercapai sasaran dari penelitian tersebut. Sebagai tahap awal peneliti

menentukan tujuan penelitian, permasalahan penelitian, dan merencanakan tindakan.

Page 2: upik

Rencana yang telah disusun dilaksanakan peneliti hadir di dalam kelas untuk mengamati

dan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran matematika. Pada saat

tindakan segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran yaitu segala kegiatan belum

mencapai sasaran maka akan dilakukan perbaikan terus menerus sehingga mencapai

tujuan yang telah ditentukan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian implementasi strategi pembelajaran

concept mapping pada pokok bahasan teorema pythagoras sebagai upaya

meningkatkan hasil belajar matematika adalah SMP Muhammadiyah 6 Malang.

Sekolah ini letaknya di Jl. Bendungan Sengguruh no. 39 A Malang. Peneliti

memilih tempat SMP Muhammadiyah 6 Malang sebagai tempat penelitian, sebab

menurut informasi yang diterima peneliti saat melakukan wawancara dengan salah

satu pihak di sekolah tersebut, bahwa hampir seluruh siswa yang bersekolah di

sana kebanyakan dari siswa yang kurang mampu dan tingkat kemampuan siswa

juga masih sangat rendah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013, adapun

rincian waktu

penelitian sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan peneliti pada awal mengajar

sub pokok bahasan Garis dan Sudut, yaitu pada pertengahan

bulan Januari.

Page 3: upik

b. Tahap Penelitian

Tahap penelitian yaitu tahap tindakan yang dilaksanakan

pertengahan bulan Januari sebagai siklus tindakan awal

(pertama), sedangkan awal bulan Februari sebagai siklus

tindakan kedua.

C. Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, maka

kehadiran peneliti sangat diperlukan sebagai instrumen utama. Peneliti sebagai

instrumen utama berarti peneliti bertindak sebagai pewawancara dan pengajar yang

dibantu oleh guru kelas, yaitu guru matematika SMP Muhammadiyah 6 Malang,

dimana guru kelas bertindak sebagai pengamat, mengamati aktivitas peneliti selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Selama penelitian tindakan ini dilakukan, peneliti bertindak sebagai observer,

pengumpul data dan sekaligus pelapor hasil penelitian. Senada dengan pendapat

Moleong (1999 : 12) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif kedudukan

peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, menganalisis,

menafsirkan data dan akhirnya melaporkan hasil penelitian.

D. Subyek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP SMP Muhammadiyah 6 Malang pada

siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013 yang berlokasi di Jl.

Page 4: upik

Bendungan Sengguruh no. 39 A Malang. Jumlah siswa sebanyak 15 siswa dengan

tingkat kemampuan, latar belakang sosial ekonomi yang berbeda- beda.

Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan berikut :

1. Mudah untuk memperoleh data karena letak sekolah yang mudah di jangkau oleh

peneliti dan peneliti memperoleh ijin untuk bertindak langsung sebagai guru pengajar.

2. Berdasarkan informasi yang peneliti terima dari guru bidang studi matematika

disekolah ini banyak siswa yang kesulitan memahami pelajaran matematika.

3. Belum pernah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran peta

konsep ( concept mapping ) di sekolah ini khususnya dalam pembelajaran

matematika.

E. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsimi Arikunto,

1990 : 121, dalam skripsi Fetty Nuritasari, 2006). Ada beberapa instrumen untuk

memperoleh hasil penelitian yang sesuai, yaitu :

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis (Suharsimi Arikunto, 2006:30). Kegiatan obsevasi

dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perilaku

tindakan belajar matematika siswa yaitu peningkatan hasil belajar

matematika siswa. Lembar observasi yang digunakan peneliti ada dua jenis,

lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kegiatan guru, dan lembar

observasi siswa yang digunakan untuk mengamati kegiatan atau aktivitas siswa di

Page 5: upik

dalam kelas. Pengisisian lembar observasi harus diisi dengan teliti, karena

merupakan satu elemen penting bagi terlaksananya perbaikan untuk siklus

berikutnya. Peneliti melaksanakan kegiatan observasi sesuai dengan

pedoman observasi yang telah ditetapkan.

2. Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok. Metode tes digunakan untuk memperoleh data

tentang tingkat hasil belajar matematika siswa sebelum

penelitian, selama penelitian, dan setelah penelitian

dilaksanakan. Perangkat tes yaitu tes uraian dengan altenatif

jawaban, jawaban yang benar diberi skor dan yang salah diberi

skor nol.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa dalam bekerjasama dan

respon siswa dalam pembelajaran yang diterapkan di kelas selama penelitian

berlangsung.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah beberapa catatan yang diperoleh

peneliti mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk

mendapatkan data yang sedetail mungkin, sehingga proses

penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam setiap

tindakan–tindakan pada saat proses belajar mengajar

berlangsung. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis

Page 6: upik

tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan difikirkan dalam

rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam

penelitian. Model catatan lapangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model catatan pengamatan. Dalam hal ini

catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian–kejadian

penting yang muncul pada saat pembelajaran matematika

berlangsung.

5. Angket

Angket yang akan dilampirkan peneliti berbentuk angket

berstruktur (tertutup) yaitu setelah perumusan pertanyaannya

disediakan pula alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh

responden (siswa)

6. Dokumentasi

Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi: nama, buku–buku relevan, peralatan-

peralatan, serta foto rekaman proses tindakan kelas.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang

bersifat kolaboratif dan reflektif, bertujuan untuk melakukan

perbaikan terus–menerus dalam praktis pembelajaran. Penelitian

tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan strategi

pembelajaran matematika yang efektif dan menjamin diperolehnya

manfaat yang baik. Dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam

rangkaian sejak 1) Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3)

Page 7: upik

Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan Monitoring, 5) Refleksi dan

6) Evaluasi.

Rancangan penelitian ini akan disusun menggunakan siklus

pembelajaran sebagai berikut :

Permasalahan

Perencanaan

Siklus 1

Observasi

PelaksanaanObservasi

Siklus 2

Refleksi

Page 8: upik

Ya Tidak

Ya

Tidak

Gambar 3.1

Penjelasan tentang siklus pada gambar 3.1:

1. Dialog Awal

Dialog awal adalah pertama dalam penelitian sebagai upaya

merekam segala peristiwa untuk mengetahui permasalahan sehingga

fokus penelitian dapat ditentukan, selain ini bertujuan untuk mengetahui

fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian pustaka yang

ada. Pelaksanaan dialog awal dilakukan peneliti beberapa kali selama

melakukan observasi dan penelitian di sekolah. Dialog pertama dan kedua

dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran matematika di kelas yang

akan diteliti yaitu pada kelas VII. Dari dialog yang dilakukan peneliti

dengan guru matematika peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi

kelas, masalah-masalah yang dialami siswa dalam proses pembelajaran

dan pengalaman mengajar selama ini. Setelah peneliti melakukan lebih

lanjut peneliti dapat mengetahui fakta-fakta masalah nyata yang masih

Pembahasan siklus 1

Berhasil

Pembahasan Siklus 2

Selesai

Berhasil

Page 9: upik

dihadapi dan dapat dijadikan sebagai fokus dalam penelitian. Dari

beberapa masalah nyata tersebut peneliti ingin berupaya mengurangi

masalah yang masih dialami siswa dalam proses pembelajaran yaitu

dengan menggunakan metode concept mapping sebagai upaya

meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah berdialog dengan guru

matematika dan metode concept mapping disetujui, peneliti melanjutkan

berdialog dengan kepala sekolah SMP Muhammadiyah 6 Malang dan

peneliti mendapatkan pesetujuan untuk melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas di kelas VII.

2. Perencanaan Tindakan

Penyusunan perencanaan tindakan dipacu dari hasil dialog awal

yang telah dilakukan yaitu fokus permasalahan dalam proses

pembelajaran. Dalam dialog awal telah teridentifikasi permasalahan

dalam pembelajaran matematika terutama hasil belajar siswa. Kerja sama

kolaboratif antara guru dan peneliti menyusun langkah-langkah dan cara

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

matematika. Berdasarkan kesepakatan kolaborasi, maka tindak

pembelajaran yang dilakukan adalah :

a. Siklus Pembelajaran I

Perencanaan tindakan kelas siklus 1 dilaksanakan pada pertengahn

buln Januari 2013. Materi pembelajaran yang direncanakan pada siklus

I yaitu :

Garis

1. Pengertian garis, segmen garis, sinar garis

Page 10: upik

2. Kedudukan dua garis

3. Sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong oleh

sebuah garis

4. Membagi ruas garis dengan perbandingan segmen garis

3. Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus 1 :

Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus pertama ini guru

menggunakan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab dan

concept mapping.

a. Penyajian Materi

Peneliti menyajikan materi secara klasikal dalam sehari selama pelajaran matematika

(hari pertama siklus awal), serta pada akhir pembelajaran guru membagi siswa

kedalam beberapa kelompok. Aktivitas yang terjadi di dalam kelas diamati guru kelas.

b. Pembelajaran Kelompok

Setelah menerima materi, selanjutnya siswa akan masuk dalam kelompoknya masing-

masing yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Setiap kelompok diberi

beberapa potongan kartu-kartu yang berisi materi garis dan peneliti memberi satu

lembar kertas untuk menempelkan kartu-kartu tersebut sehingga membentuk sebuah

peta konsep yang bagus. Dan setiap kelompok wajib melengkapi jawaban pada kartu-

kartu yang telah disediakan yang memerlukan jawaban. Peneliti membimbing siswa

untuk mengerjakan beberapa soal latihan sebagai upaya memperdalam ingatan siswa

akan materi yang telah dibahas,

c. Tes evaluasi Siklus I

Page 11: upik

Tes ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Tes yang

diberikan berupa lembar kegiatan siswa yang harus dikerjakan secara individu. Tes

berupa soal esai, dengan 5 butir soal pada setiap lembar kegiatan siswa.

d. Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan pekerjaan rumah yaitu mengerjakan

beberapa soal pada buku paket yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan

dan materi yang akan dijelaskan pada siklus 2 untuk mempermudah dalam

pelaksanaan siklus 2.

4. Observasi

Observasi adalah upaya merekam segala sesuatu peristiwa dan

kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Pengamatan ini harus bersifat fleksibel dan terbuka untuk merekam dan

mencatat hal-hal yang tidak direncanakan. Dalam observasi inilah dapat

dilihat, apakah rencana awal yang disusun sesuai dengan kondisi yang

sesungguhnya dan adakah penyimpangan terhadap rencana tersebut.

Maka fleksibilitas dari rencana tindakan memang mutlak untuk

menghindari penyimpangan tindakan yang akan menyebabkan tidak

maksimal dalam pencapaian tujuan awal.

5. Tahap analisis dan Refleksi Data I

Berdasarkan data tentang proses pembelajaran yang diperoleh setelah tindakan I

maka data tersebut diolah dan dianalisis, selanjutnya direfleksikan. Dari data tersebut

diperoleh suatu kesimpulan awal dan indikator-indikator baru yang berkaitan dengan

tindakan yang akan diberikan pada kegiatan berikutnya. Refleksi ini juga digunakan untuk

mengukur keberhasilan suatu siklus dan dilakukan disetiap akhir siklus.

Page 12: upik

Kegiatan ini untuk melihat keberhasilan dan kelemahan dari suatu perencanaan yang

dilaksanakan pada siklus I. Refleksi juga merupakan acuan dalam menentukan perbaikan

atas kelemahan pelaksanaan siklus I untuk diterapkan pada siklus II.

Materi Pembelajaran Siklus 1 :

Garis

1. Pengertian garis, segmen garis, sinar garis

2. Kedudukan dua garis

3. Sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong oleh sebuah

garis

4. Membagi ruas garis dengan perbandingan segmen garis

1. GARIS

A. Pengertian

1. Pengertian Garis

Garis adalah kumpulan titik-titik yang banyaknya tak terhingga yang jaraknya sangat

dekat dan memanjang ke dua arah.

A ● ● ● ● ● ● ● B ( dibaca “ garis AB “ ) Gambar 2.1

2. Pengertian Segmen Garis

Segmen garis adalah garis yang dibatasi oleh 2 titik.

A ● ● B ( dibaca “ segmen garis AB “ ) Gambar 2.2

3. Pengertian Sinar Garis

Sinar Garis adalah garis yang diperpanjang hanya dari salah satu titiknya.

A ● B ( dibaca “ sinar garis AB “ ) Gambar 2.3

B. Kedudukan 2 Buah Garis

Page 13: upik

Duah buah garis dikatakan :

1. Sejajar

Jika kedua garis tersebut terletak pada satu bidang, tetapi tidak memiliki titik potong

walaupun garis-garis tersebut diperpanjang.

ab Gambar 2.4

cd

2. Berpotongan

Dua garis dikatakan saling berpotongan apabila kedua garis tersebut terletak pada

bidang yang samadan mempunyai titk potong

o Gambar 2.5

p q

3. Berimpit

Dua garis dikatakan salling berimpit apabila garis – garis tersebut memiliki titik

potong lebih dari satu

● ● ● ● m Gambar 2.6A B C D

4. Bersilangan

Dua garis dikatakan saling bersilangan apabila kedua garis tersebut berada pada

bidang yang berbeda, tidak sejajar dan tidak berpotongan.

4. Garis vertikal dan garis horizontal

a. Garis vertikal adalah garis yang arahnya tegak lurus bidang datar.

Beberapa arah vertikal yang sering kita jumpai adalah posisi tiang bendera, posisi

tiang listrik. A

Page 14: upik

Gambar 2.7

B

b. Garis horizontal adalah garis yang arahnya sejajar bidang datar.

Beberapa arah horizontal yang sering kita jumpai adalah pemasangan ubin di lantai.

A B Gambar 2.8

C. Sifat Garis Sejajar

1. Melalui satu titik sebuah garis dapat dibuat tepat satu garis yang sejajr dengan garis

tersebut.

● A Gambar 2.9

k h

Titik A di luar garis k, maka melalui titik A hanya dapat dibuat satu garis sejajar

dengan garis k

2. Jika suatu garis memotong salah satu garis dari dua garis sejajar, maka garis tersebut

juga memotong garis yang kedua.

m Gambar 2.10

g h

Garis g // h, jika garis m memotong garis g, maka garim juga memotong garis h.

D. Sudut yang Terbentuk jika 2 Garis Sejajar Dipotong oleh Sebuah Garis

Perhatikan gambar di bawah ini !

Page 15: upik

Garis k // l dipotong oleh garis m ditik A dan B, mak akan terjadi sudut–sudut berikut :

A1 2k

4 3Gambar 2.11

B1 2 l

4 3

1. Sudut- sudut sehadap

Sudut-sudut sehadap besarnya sama.

< A1 dengan < B1, maka < A1 = < B1

< A2 dengan < B2, maka < A2 = < B2

< A3 dengan < B3, maka < A3 = < B3

< A4 dengan < B4, maka < A4 = < B4

2. Sudut-sudut dalam berseberangan

Sudut-sudut dalam berseberangan besarnya sama

< A3 dengan < B1, maka < A3 = < B1

< A4 dengan < B2, maka < A4 = < B2

3. Sudut-sudut luar berseberangan

Sudut-sudut luar berseberangn besarnya sama.

< A1 dengan < B3, maka < A1 = < B3

< A2 dengan < B4, maka < A2 = < B4

4. Sudut-sudut dalam sepihak

Sudut-sudut dalam sepihak besar sudut-sudutnya berjumlah 1800.

< A3 dengan < B2, maka < A3 + < B2 = 1800

< A4 dengan < B1, maka < A4 + < B1 = 1800

5. Sudut-sudut luar sepihak

Sudut-sudut luar sepihak besar sudutnya berjumlah 1800.

Page 16: upik

< A1 dengan < B4, maka < A1 + < B4 = 1800

< A2 dengan < B3, maka < A2 + < B3 = 1800

Contoh : g

A1 2 a

4 3

B1 2 b

4 3

Pada gambar di atas, garis a // b dipotong garis g di titik A dan B. Jika besar < A1 =

650, maka hitunglah besar :

a. < A3 d. < B3

b. < A4 e. < B2

c. < B1 f. < B4

Jawab :

a. < A3 = < A1 = 650 ( bertolak belakang )

b. < A4 + < A1 = 1800 (berpelurus)

< A4 + 650 = 1800

< A4 = 1150

c. < B1 = < A1 = 650 ( sudut sehadap )

d. < B3 = < A1 = 650 ( sudut luar berseberangan )

e. < B2 + < A3 = 1800 ( sudut dalam sepihak)

< B2 + 650 = 1800

< B4 = 1150

f. < B4 + < A1 = 1800 (sudut luar sepihak)

< B4 + 650 = 1800

< B4 = 1150

Page 17: upik

E. Perbandingan Segmen Garis

1. Titik P terletak pada segmen garis

Cara menghitung panjang bagian-bagian segmen garis jika diketahui

perbandingannya, dan diketahui pula panjang segmen garis tersebut.

Perhatikan gambar di bawah !

m n

A B C Gambar 2.12

m + n

Titik P terletak pada segmen garis AB sedemikian rupa sehingga

AP : PB = m : n …………………..(1)

Dengan penalaran yang sama perbandingan (1) dapat ditulis sebagi berikut :

AP : AB = m : ( m + n) …………………..(2)

PB : AB = n : (m + n) …………………..(3)

Contoh soal :

Diketahui panjang AB = 24 cm, titik P pada AB sedemikian rupa sehingga AP : PB =

1 : 3. Tentukan : a. panjang AP b. panjang PB

m n

A P C

m + n

Penyelesaian :

AP : PB = 1 : 3, m = 1 dan n = 3 sehingga m + n = 4

a. Untuk menghitung rumus AP gunakan rumus (2) sebagai berikut :

AP : AB = m : ( m + n)

AP = m ↔ AP = 1

Page 18: upik

AB m + n 24 4

↔ AP = 1 x 24 = 6

4

Jadi panjang AP = 6 cm

b. Untuk Latihan

1. Perencanaan Tindakan Siklus II

a. Siklus Pembelajaran II

Perencanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari awal

bulan Februari 2013. Materi pembelajaran yang direncanakan pada

siklus II yaitu :

1. Pengertian sudut, satuan sudut, penjumlahan dan pengurangan

satuan sudut

2. Mengukur besar sudut

3. Jenis-jenis sudut

4. Melukis sudut-sudut istimewa

5. Hubungan antar sudut

2.Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II :

Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus kedua ini guru

menggunakan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab dan

concept mapping.

a. Penyajian Materi

Peneliti menyajikan materi secara klasikal dalam sehari selama pelajaran matematika

(pertemuan ke 4 siklus kedua), serta pada akhir pembelajaran guru membagi siswa

kedalam beberapa kelompok. Aktivitas yang terjadi di dalam kelas diamati guru kelas.

b. Pembelajaran Kelompok

Page 19: upik

Setelah menerima materi, selanjutnya siswa akan masuk dalam kelompoknya masing-

masing. Setiap kelompok diberi beberapa potongan kartu-kartu yang berisi materi

sudut dan peneliti memberi satu lembar kertas untuk menempelkan kartu-kartu

tersebut sehingga membentuk sebuah peta konsep yang bagus. Dan setiap kelompok

wajib melengkapi jawaban pada kartu-kartu yang telah disediakan yang memerlukan

jawaban. Peneliti membimbing siswa untuk mengerjakan beberapa soal latihan

sebagai upaya memperdalam ingatan siswa akan materi yang telah dibahas,

c. Tes evaluasi Siklus I

Tes ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Tes yang

diberikan berupa lembar kegiatan siswa yang harus dikerjakan secara individu. Tes

berupa soal pilihan ganda, dengan 10 butir soal pada setiap lembar kegiatan siswa.

d. Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan kesimpulan pada keseluruhan materi

yang telah dipelajari.

3. Observasi

Observasi adalah upaya merekam segala sesuatu peristiwa dan

kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran siklus II

berlangsung. Pengamatan ini harus bersifat fleksibel dan terbuka untuk

merekam dan mencatat hal-hal yang tidak direncanakan. Dalam

observasi inilah dapat dilihat, apakah rencana akhir yang disusun sesuai

dengan kondisi yang sesungguhnya. Dengan melakukan observasi, dapat

diketahui sejauh mana perubahan siswa dibandingkan dengan dilaksanakannya tindakan I.

Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa.

Page 20: upik

4. Tahap analisis dan Refleksi Data I

Berdasarkan data yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan II, maka tindakan

selanjutnya adalah analisi data. Data yang telah dianalisis, kemudian diselesaikan dengan

pemecahan alternatif dengan merefleksikannya. Dengan demikian, diperoleh prestasi

belajar siswa yang berupa perilaku yang berkaitan dengan tindakan yang diberikan.

Materi Pembelajaran Siklus II :

1. Pengertian sudut, satuan sudut, penjumlahan dan pengurangan

satuan sudut

2. Mengukur besar sudut

3. Jenis-jenis sudut

4. Melukis sudut-sudut istimewa

5. Hubungan antar sudut

SUDUT

A. Sudut dan Satuan Sudut

1. Pengertian Sudut

Sudut dibentuk oleh dua buah sinar garis yang bertitik pangkal sama.

sinar

sudut

titik pangkal sinar

Gambar 2.13

Titik pangkal A dinamakan titik sudut

Page 21: upik

Ruas garis AB dan AC disebut kaki sudut

Daerah yang dibatasi oleh dua kaki sudut ( daerah arsir ) disebut daerah sudut

C

kaki sudut

daerah sudut B

A titik pangkal kaki sudut

Gambar 2.14

2. Satuan Sudut

Untuk mengukur besar daerah sudut kita gunakan satuan sudut.

Satuan sudut yang biasa digunakan adalah :

Derajat ( dilambangkan …..0 )

Menit ( dilambangkan …..’ )

Detik ( dilambangkan …..” )

Hubungan antar derajat, menit dan detik

1 derajat = 60 menit, ditulis 10 = 60’

1 menit = 60 detik, ditulis 1’ = 60”

Sehingga : 1 derajat = 3600 detik, ditulis 10 = 3600”

3. Penjumlahan dan Pengurangan Satuan Sudut

Untuk mempermudah penjumlahan dan penguranagn satuan sudut, maka sebaiknya

dilakukan dengan cara bersusun ke bawah. Sedangkan satuan derajat, menit dan detik

masing-masing harus diletakkan dalam satu kolom.

Contoh :

110 22’ 15”

90 17’ 31” +

200 39’ 46”

Page 22: upik

4. Memberi Nama Sudut

C Nama sudut dapat ditulis dengan 2 cara, yaitu :

a. Dengan 1 huruf, yaitu sudut A ditulis < A

A B b. Dengan 3 huiruf, yaitu sudut BAC ditulis < BAC

Gambar 2.15 atau sudut CAB ditulis < CAB

Untuk mengukur besar sudut kita gunakan busur derajat, yaitu alat pengukur sudut yang

menggunakan derajat sebagai satuan.

B. Jenis-Jenis Sudut

1. Sudut Lancip

Sudut yang besarnya antara 00 dan 900

Gambar 2.16

2. Sudut Tumpul

Sudut yang besarnya antara 900 dan 1800

Gambar 2.17

3. Sudut Refleks

Sudut yang besarnya antara 1800 dan 3600

Gambar 2.18

4. Sudut Siku-Siku

Sudut yang besarnya 900

Gambar 2.19

Page 23: upik

5. Sudut Lurus

Sudut yang besarnya 1800

Gambar 2.20

6. Sudut Satu Putaran Penuh

Sudut yang besarnya 3600

Gambar 2. 21

C. Melukis Sudut- Sudut Istimewa

Melukis sudut 300, 450, 600, 900, 1500 , 1800 , 2700, 3600

1. Melukis sudut 300

Untuk melukis sudut 300, lukislah lebuh dahulu sudut 600, kemudian lukislah garis

bagi sudut itu sehingga sudut yang besarnya 600 terbagi menjadi dua bagian yang

sama.

2. Melukis sudut 1500

Untuk melukis sudut 1500, lukislah lebih dahulu sudut 900, kemudian ditambah

dengan sudut 600 merupakan salah satu dari kaki sudut 900 tersebut.

3. Melukis sudut 1800

Untuk melukis sudut 1800, lukislah lebih dahulu sudut 900, kemudian ditambah

dengan sudut 900 yang salah satu kaki sudutnya berhimpit dengan salah satu kaki

900yang telah dilukis.

4. Melukis sudut 2700

Page 24: upik

5. Untuk melukis sudut 2700, lukislah lebih dahulu sudut 600, kemudiam pada titik

sudut yang sama ditambah sudut 1800.

6. Melukis sudut 3600

Untuk melukis sudut 3600, lukislah lebih dahulu sudut 900, kemudiam ditambah

dengan sudut 900 yang salah satu kaki sudutnya berhimpit dengan sudut 2700.

D. Hubungan Antar Sudut

1. Sudut yang saling berpelurus ( bersuplemen )

C

x0 y0 A B

Gambar 2.22

Jumlah dua sudut yang saling berpelurus ( bersuplemen ) adalah 1800.

< AOC dan < BOC adalah dua sudut yang saling berpelurus.

< AOC merupakan pelurus dari < BOC, atau < BOC pelurus dari < AOC.

2. Sudut yang saling berpenyiku ( berkomplemen )

D C

x0 y0

A B

Gambar 2.23

Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku ( berkomplemen ) adalah 900.

< BAC dan < DAC adalah dua sudut yang saling berpenyiku.

< BAC merupakan berpenyiku dari < DAC, atau < DAC berpenyiku dari < BAC.

< x0 + < y0 = 1800

< x0 + < y0 = 900

Page 25: upik

3. Sudut yang saling bertolak belakang

A1

4 23

Gambar 2.24

Dua sudut yang saling bertolak belakang besarnya sama.

< A1 bertolak belakang dengan < A3, maka < A1 = < A3

< A2 bertolak belakang dengan < A4, maka < A2 = < A4

A. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian iyaitu pendekatan

kualitatif, maka data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode

analisis data kualitatif. Adapun prosedur yang dilakukan untuk mengganalisis data mengacu

pada pendapat Miles dan Hu berman (1992: 16, dalam skripsi Tri Margono, 2010) yang

dilakukan secara berurutan , yaitu:

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari hasil tes sebelum dan sesudah diberlakukannya model

pembelajaran concept mapping, observasi, dan wawancara ditulis kembali secara

sistematis sehingga data yang diperoleh sesuai dengan fokus penelitian.

2. Penyajian data

Page 26: upik

Penyajian data dilakukan dengan menyusun secara naratif dalam bentuk paparan data.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan

sementara yang berupai ndikator-indikator yang berkaitan tindakan pembelajaran

yang diberikan yaitu pembelajaran concept mapping. Dalam menghubungkan

indikator-indikator dan kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas, digunakan

rumus perhitungan prosentase ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:

a. Data hasil tes

P= nN

X 100 %

Keterangan : P = Persentase

N = banyaknya seluruh siswa yang mengikuti tes

n = banyaknya siswa dengan nilai ≥ 75

Prosentase Kriteria Keberhasilan Nilai Angka Kategori

0,5% < NR ≤74,9% Tidak Berhasil 0 – 74,9 Belum Tuntas

75% < NR ≤ 100% Berhasil 75– 100 Tuntas

b. Data Observasi Guru dan Siswa

Guru dan siswa dinyatakan melaksanakan pembelajaran dengan baik dan

berhasil jika berdasarkan observasi mendapatkan skor dari pengamat minimal 75% <

NR ≤ 100%.

Prosentase Nilai Rata– Rata (NR) = ∑ skor

skormaksimalx100 %

Sehingga kriteria aktivitas peneliti dan siswa ditentukan sebagai berikut:

75% < NR ≤ 100% = baik

Page 27: upik

40% < NR ≤ 75% = sedang

-10% < NR ≤ 40% = kurang

-30% < NR ≤ -10% = sangat kurang

c. Penarikan kesimpulan.

Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh

hasil yang lebih baik. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan

memperhatikan hasil data yang telah mengalami reduksi. Tingkat

keberhasilan siswa diamati berdasarkan indikator pencapaian yang

telah ditetapkan. Pengamatan ini dilakukan pada setiap putaran

kegiatan pembelajaran. Jika seluruh indikator terpenuhi hingga

putaran terakhir maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

melalui metode concept mapping mengalami peningkatan.

B. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang

dikumpulkan dan dicatat maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang

tepat untuk mengembangkan pengecekan keabsahan data yang

diperolehnya. Dalam penelitian ini keabsahan yang akan digunakan

adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data tersebut (Moleong, 2009:78). Menurut Denzin (Moleong, 2009:

330, dalam skripsi Tri Margono, 2010) membedakan empat macam

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan

Page 28: upik

penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian

ini menggunakan teknik triangulasi penyidik, yaitu dengan

memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan

pengecekan kembali keabsahan data. Dalam penelitian ini,

pengamatatau peneliti lain adalah guru matematika sekaligus wali

kelas VIII F, guru pamong, dan teman sejawat SMP Negeri 3

Kepanjen.

C. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan setiap tindakan adalah sebagai berikut :

a. Kriteria keberhasilan hasil belajar individual ditentukan dengan cara melihat dan

adanya peningkatan prosentase siswa yang tuntas belajar pada siklus II lebih dari

prosentase siswa yang tuntas pada data siklus I dan pada data awal. Siswa

dikatakan tuntas belajar jika mendapat skor ≥75 dan memenuhi kriteria ketuntasan

secara klasikal yaitu ≥ 80%.

b. Hasil observasi aktivitas peneliti dan aktivitas siswa dikatakan berhasil jika

menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan yaitu mencapai persentase skor ≥ 75%.