Upload
arief-tirtana
View
25
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODE PENELITIAN
Penulisan bab ini merupakan pertanggung jawaban isi penelitian dan akan dibahas
beberapa hal yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, tempat dan waktu, kehadiran
penelti, subyek dan lokasi, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik analisis data,
pengecekan keabsahan data dan kriteria keberhasilan.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif , karena dalam mengumpulkan data dan dalam
memberikan penafsiran terhadap hasil penelitian tidak menggunakan angka sebagaimana
yang telah dikemukakan oleh Bogdan dan Bikken (1998) yaitu bahwa “ Penelitian
Kualitatif adalah suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu data yang
berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang yang perilakunya dapat diamati. Adapun
penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar matematika
siswa pada pokok bahasan garis dan sudut melalui strategi pemebelajaran concept
mapping.
Penelitian ini merupakan penelitian tindak kelas yang dilakukan melalui proses kerja
kolaborasi dengan guru matematika, kepala sekolah dan peneliti. Menurut Hopkins
dalam Rochiati Wiriaatmadja (2006:11) penelitian tindak kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu usaha untuk
memahami apa yang penelitian tindak kelas ditandai dengan adanya perbaikan terus-
menerus sehingga tercapai sasaran dari penelitian tersebut. Sebagai tahap awal peneliti
menentukan tujuan penelitian, permasalahan penelitian, dan merencanakan tindakan.
Rencana yang telah disusun dilaksanakan peneliti hadir di dalam kelas untuk mengamati
dan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran matematika. Pada saat
tindakan segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran yaitu segala kegiatan belum
mencapai sasaran maka akan dilakukan perbaikan terus menerus sehingga mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan sebagai penelitian implementasi strategi pembelajaran
concept mapping pada pokok bahasan teorema pythagoras sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar matematika adalah SMP Muhammadiyah 6 Malang.
Sekolah ini letaknya di Jl. Bendungan Sengguruh no. 39 A Malang. Peneliti
memilih tempat SMP Muhammadiyah 6 Malang sebagai tempat penelitian, sebab
menurut informasi yang diterima peneliti saat melakukan wawancara dengan salah
satu pihak di sekolah tersebut, bahwa hampir seluruh siswa yang bersekolah di
sana kebanyakan dari siswa yang kurang mampu dan tingkat kemampuan siswa
juga masih sangat rendah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013, adapun
rincian waktu
penelitian sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan peneliti pada awal mengajar
sub pokok bahasan Garis dan Sudut, yaitu pada pertengahan
bulan Januari.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian yaitu tahap tindakan yang dilaksanakan
pertengahan bulan Januari sebagai siklus tindakan awal
(pertama), sedangkan awal bulan Februari sebagai siklus
tindakan kedua.
C. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, maka
kehadiran peneliti sangat diperlukan sebagai instrumen utama. Peneliti sebagai
instrumen utama berarti peneliti bertindak sebagai pewawancara dan pengajar yang
dibantu oleh guru kelas, yaitu guru matematika SMP Muhammadiyah 6 Malang,
dimana guru kelas bertindak sebagai pengamat, mengamati aktivitas peneliti selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Selama penelitian tindakan ini dilakukan, peneliti bertindak sebagai observer,
pengumpul data dan sekaligus pelapor hasil penelitian. Senada dengan pendapat
Moleong (1999 : 12) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif kedudukan
peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, menganalisis,
menafsirkan data dan akhirnya melaporkan hasil penelitian.
D. Subyek dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP SMP Muhammadiyah 6 Malang pada
siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013 yang berlokasi di Jl.
Bendungan Sengguruh no. 39 A Malang. Jumlah siswa sebanyak 15 siswa dengan
tingkat kemampuan, latar belakang sosial ekonomi yang berbeda- beda.
Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan berikut :
1. Mudah untuk memperoleh data karena letak sekolah yang mudah di jangkau oleh
peneliti dan peneliti memperoleh ijin untuk bertindak langsung sebagai guru pengajar.
2. Berdasarkan informasi yang peneliti terima dari guru bidang studi matematika
disekolah ini banyak siswa yang kesulitan memahami pelajaran matematika.
3. Belum pernah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran peta
konsep ( concept mapping ) di sekolah ini khususnya dalam pembelajaran
matematika.
E. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsimi Arikunto,
1990 : 121, dalam skripsi Fetty Nuritasari, 2006). Ada beberapa instrumen untuk
memperoleh hasil penelitian yang sesuai, yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis (Suharsimi Arikunto, 2006:30). Kegiatan obsevasi
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perilaku
tindakan belajar matematika siswa yaitu peningkatan hasil belajar
matematika siswa. Lembar observasi yang digunakan peneliti ada dua jenis,
lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kegiatan guru, dan lembar
observasi siswa yang digunakan untuk mengamati kegiatan atau aktivitas siswa di
dalam kelas. Pengisisian lembar observasi harus diisi dengan teliti, karena
merupakan satu elemen penting bagi terlaksananya perbaikan untuk siklus
berikutnya. Peneliti melaksanakan kegiatan observasi sesuai dengan
pedoman observasi yang telah ditetapkan.
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Metode tes digunakan untuk memperoleh data
tentang tingkat hasil belajar matematika siswa sebelum
penelitian, selama penelitian, dan setelah penelitian
dilaksanakan. Perangkat tes yaitu tes uraian dengan altenatif
jawaban, jawaban yang benar diberi skor dan yang salah diberi
skor nol.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa dalam bekerjasama dan
respon siswa dalam pembelajaran yang diterapkan di kelas selama penelitian
berlangsung.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah beberapa catatan yang diperoleh
peneliti mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk
mendapatkan data yang sedetail mungkin, sehingga proses
penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam setiap
tindakan–tindakan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis
tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan difikirkan dalam
rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian. Model catatan lapangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model catatan pengamatan. Dalam hal ini
catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian–kejadian
penting yang muncul pada saat pembelajaran matematika
berlangsung.
5. Angket
Angket yang akan dilampirkan peneliti berbentuk angket
berstruktur (tertutup) yaitu setelah perumusan pertanyaannya
disediakan pula alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh
responden (siswa)
6. Dokumentasi
Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi: nama, buku–buku relevan, peralatan-
peralatan, serta foto rekaman proses tindakan kelas.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
bersifat kolaboratif dan reflektif, bertujuan untuk melakukan
perbaikan terus–menerus dalam praktis pembelajaran. Penelitian
tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan strategi
pembelajaran matematika yang efektif dan menjamin diperolehnya
manfaat yang baik. Dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam
rangkaian sejak 1) Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3)
Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan Monitoring, 5) Refleksi dan
6) Evaluasi.
Rancangan penelitian ini akan disusun menggunakan siklus
pembelajaran sebagai berikut :
Permasalahan
Perencanaan
Siklus 1
Observasi
PelaksanaanObservasi
Siklus 2
Refleksi
Ya Tidak
Ya
Tidak
Gambar 3.1
Penjelasan tentang siklus pada gambar 3.1:
1. Dialog Awal
Dialog awal adalah pertama dalam penelitian sebagai upaya
merekam segala peristiwa untuk mengetahui permasalahan sehingga
fokus penelitian dapat ditentukan, selain ini bertujuan untuk mengetahui
fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian pustaka yang
ada. Pelaksanaan dialog awal dilakukan peneliti beberapa kali selama
melakukan observasi dan penelitian di sekolah. Dialog pertama dan kedua
dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran matematika di kelas yang
akan diteliti yaitu pada kelas VII. Dari dialog yang dilakukan peneliti
dengan guru matematika peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi
kelas, masalah-masalah yang dialami siswa dalam proses pembelajaran
dan pengalaman mengajar selama ini. Setelah peneliti melakukan lebih
lanjut peneliti dapat mengetahui fakta-fakta masalah nyata yang masih
Pembahasan siklus 1
Berhasil
Pembahasan Siklus 2
Selesai
Berhasil
dihadapi dan dapat dijadikan sebagai fokus dalam penelitian. Dari
beberapa masalah nyata tersebut peneliti ingin berupaya mengurangi
masalah yang masih dialami siswa dalam proses pembelajaran yaitu
dengan menggunakan metode concept mapping sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah berdialog dengan guru
matematika dan metode concept mapping disetujui, peneliti melanjutkan
berdialog dengan kepala sekolah SMP Muhammadiyah 6 Malang dan
peneliti mendapatkan pesetujuan untuk melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas di kelas VII.
2. Perencanaan Tindakan
Penyusunan perencanaan tindakan dipacu dari hasil dialog awal
yang telah dilakukan yaitu fokus permasalahan dalam proses
pembelajaran. Dalam dialog awal telah teridentifikasi permasalahan
dalam pembelajaran matematika terutama hasil belajar siswa. Kerja sama
kolaboratif antara guru dan peneliti menyusun langkah-langkah dan cara
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
matematika. Berdasarkan kesepakatan kolaborasi, maka tindak
pembelajaran yang dilakukan adalah :
a. Siklus Pembelajaran I
Perencanaan tindakan kelas siklus 1 dilaksanakan pada pertengahn
buln Januari 2013. Materi pembelajaran yang direncanakan pada siklus
I yaitu :
Garis
1. Pengertian garis, segmen garis, sinar garis
2. Kedudukan dua garis
3. Sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong oleh
sebuah garis
4. Membagi ruas garis dengan perbandingan segmen garis
3. Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus 1 :
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus pertama ini guru
menggunakan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab dan
concept mapping.
a. Penyajian Materi
Peneliti menyajikan materi secara klasikal dalam sehari selama pelajaran matematika
(hari pertama siklus awal), serta pada akhir pembelajaran guru membagi siswa
kedalam beberapa kelompok. Aktivitas yang terjadi di dalam kelas diamati guru kelas.
b. Pembelajaran Kelompok
Setelah menerima materi, selanjutnya siswa akan masuk dalam kelompoknya masing-
masing yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Setiap kelompok diberi
beberapa potongan kartu-kartu yang berisi materi garis dan peneliti memberi satu
lembar kertas untuk menempelkan kartu-kartu tersebut sehingga membentuk sebuah
peta konsep yang bagus. Dan setiap kelompok wajib melengkapi jawaban pada kartu-
kartu yang telah disediakan yang memerlukan jawaban. Peneliti membimbing siswa
untuk mengerjakan beberapa soal latihan sebagai upaya memperdalam ingatan siswa
akan materi yang telah dibahas,
c. Tes evaluasi Siklus I
Tes ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Tes yang
diberikan berupa lembar kegiatan siswa yang harus dikerjakan secara individu. Tes
berupa soal esai, dengan 5 butir soal pada setiap lembar kegiatan siswa.
d. Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan pekerjaan rumah yaitu mengerjakan
beberapa soal pada buku paket yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan
dan materi yang akan dijelaskan pada siklus 2 untuk mempermudah dalam
pelaksanaan siklus 2.
4. Observasi
Observasi adalah upaya merekam segala sesuatu peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengamatan ini harus bersifat fleksibel dan terbuka untuk merekam dan
mencatat hal-hal yang tidak direncanakan. Dalam observasi inilah dapat
dilihat, apakah rencana awal yang disusun sesuai dengan kondisi yang
sesungguhnya dan adakah penyimpangan terhadap rencana tersebut.
Maka fleksibilitas dari rencana tindakan memang mutlak untuk
menghindari penyimpangan tindakan yang akan menyebabkan tidak
maksimal dalam pencapaian tujuan awal.
5. Tahap analisis dan Refleksi Data I
Berdasarkan data tentang proses pembelajaran yang diperoleh setelah tindakan I
maka data tersebut diolah dan dianalisis, selanjutnya direfleksikan. Dari data tersebut
diperoleh suatu kesimpulan awal dan indikator-indikator baru yang berkaitan dengan
tindakan yang akan diberikan pada kegiatan berikutnya. Refleksi ini juga digunakan untuk
mengukur keberhasilan suatu siklus dan dilakukan disetiap akhir siklus.
Kegiatan ini untuk melihat keberhasilan dan kelemahan dari suatu perencanaan yang
dilaksanakan pada siklus I. Refleksi juga merupakan acuan dalam menentukan perbaikan
atas kelemahan pelaksanaan siklus I untuk diterapkan pada siklus II.
Materi Pembelajaran Siklus 1 :
Garis
1. Pengertian garis, segmen garis, sinar garis
2. Kedudukan dua garis
3. Sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong oleh sebuah
garis
4. Membagi ruas garis dengan perbandingan segmen garis
1. GARIS
A. Pengertian
1. Pengertian Garis
Garis adalah kumpulan titik-titik yang banyaknya tak terhingga yang jaraknya sangat
dekat dan memanjang ke dua arah.
A ● ● ● ● ● ● ● B ( dibaca “ garis AB “ ) Gambar 2.1
2. Pengertian Segmen Garis
Segmen garis adalah garis yang dibatasi oleh 2 titik.
A ● ● B ( dibaca “ segmen garis AB “ ) Gambar 2.2
3. Pengertian Sinar Garis
Sinar Garis adalah garis yang diperpanjang hanya dari salah satu titiknya.
A ● B ( dibaca “ sinar garis AB “ ) Gambar 2.3
B. Kedudukan 2 Buah Garis
Duah buah garis dikatakan :
1. Sejajar
Jika kedua garis tersebut terletak pada satu bidang, tetapi tidak memiliki titik potong
walaupun garis-garis tersebut diperpanjang.
ab Gambar 2.4
cd
2. Berpotongan
Dua garis dikatakan saling berpotongan apabila kedua garis tersebut terletak pada
bidang yang samadan mempunyai titk potong
o Gambar 2.5
p q
3. Berimpit
Dua garis dikatakan salling berimpit apabila garis – garis tersebut memiliki titik
potong lebih dari satu
● ● ● ● m Gambar 2.6A B C D
4. Bersilangan
Dua garis dikatakan saling bersilangan apabila kedua garis tersebut berada pada
bidang yang berbeda, tidak sejajar dan tidak berpotongan.
4. Garis vertikal dan garis horizontal
a. Garis vertikal adalah garis yang arahnya tegak lurus bidang datar.
Beberapa arah vertikal yang sering kita jumpai adalah posisi tiang bendera, posisi
tiang listrik. A
Gambar 2.7
B
b. Garis horizontal adalah garis yang arahnya sejajar bidang datar.
Beberapa arah horizontal yang sering kita jumpai adalah pemasangan ubin di lantai.
A B Gambar 2.8
C. Sifat Garis Sejajar
1. Melalui satu titik sebuah garis dapat dibuat tepat satu garis yang sejajr dengan garis
tersebut.
● A Gambar 2.9
k h
Titik A di luar garis k, maka melalui titik A hanya dapat dibuat satu garis sejajar
dengan garis k
2. Jika suatu garis memotong salah satu garis dari dua garis sejajar, maka garis tersebut
juga memotong garis yang kedua.
m Gambar 2.10
g h
Garis g // h, jika garis m memotong garis g, maka garim juga memotong garis h.
D. Sudut yang Terbentuk jika 2 Garis Sejajar Dipotong oleh Sebuah Garis
Perhatikan gambar di bawah ini !
Garis k // l dipotong oleh garis m ditik A dan B, mak akan terjadi sudut–sudut berikut :
A1 2k
4 3Gambar 2.11
B1 2 l
4 3
1. Sudut- sudut sehadap
Sudut-sudut sehadap besarnya sama.
< A1 dengan < B1, maka < A1 = < B1
< A2 dengan < B2, maka < A2 = < B2
< A3 dengan < B3, maka < A3 = < B3
< A4 dengan < B4, maka < A4 = < B4
2. Sudut-sudut dalam berseberangan
Sudut-sudut dalam berseberangan besarnya sama
< A3 dengan < B1, maka < A3 = < B1
< A4 dengan < B2, maka < A4 = < B2
3. Sudut-sudut luar berseberangan
Sudut-sudut luar berseberangn besarnya sama.
< A1 dengan < B3, maka < A1 = < B3
< A2 dengan < B4, maka < A2 = < B4
4. Sudut-sudut dalam sepihak
Sudut-sudut dalam sepihak besar sudut-sudutnya berjumlah 1800.
< A3 dengan < B2, maka < A3 + < B2 = 1800
< A4 dengan < B1, maka < A4 + < B1 = 1800
5. Sudut-sudut luar sepihak
Sudut-sudut luar sepihak besar sudutnya berjumlah 1800.
< A1 dengan < B4, maka < A1 + < B4 = 1800
< A2 dengan < B3, maka < A2 + < B3 = 1800
Contoh : g
A1 2 a
4 3
B1 2 b
4 3
Pada gambar di atas, garis a // b dipotong garis g di titik A dan B. Jika besar < A1 =
650, maka hitunglah besar :
a. < A3 d. < B3
b. < A4 e. < B2
c. < B1 f. < B4
Jawab :
a. < A3 = < A1 = 650 ( bertolak belakang )
b. < A4 + < A1 = 1800 (berpelurus)
< A4 + 650 = 1800
< A4 = 1150
c. < B1 = < A1 = 650 ( sudut sehadap )
d. < B3 = < A1 = 650 ( sudut luar berseberangan )
e. < B2 + < A3 = 1800 ( sudut dalam sepihak)
< B2 + 650 = 1800
< B4 = 1150
f. < B4 + < A1 = 1800 (sudut luar sepihak)
< B4 + 650 = 1800
< B4 = 1150
E. Perbandingan Segmen Garis
1. Titik P terletak pada segmen garis
Cara menghitung panjang bagian-bagian segmen garis jika diketahui
perbandingannya, dan diketahui pula panjang segmen garis tersebut.
Perhatikan gambar di bawah !
m n
A B C Gambar 2.12
m + n
Titik P terletak pada segmen garis AB sedemikian rupa sehingga
AP : PB = m : n …………………..(1)
Dengan penalaran yang sama perbandingan (1) dapat ditulis sebagi berikut :
AP : AB = m : ( m + n) …………………..(2)
PB : AB = n : (m + n) …………………..(3)
Contoh soal :
Diketahui panjang AB = 24 cm, titik P pada AB sedemikian rupa sehingga AP : PB =
1 : 3. Tentukan : a. panjang AP b. panjang PB
m n
A P C
m + n
Penyelesaian :
AP : PB = 1 : 3, m = 1 dan n = 3 sehingga m + n = 4
a. Untuk menghitung rumus AP gunakan rumus (2) sebagai berikut :
AP : AB = m : ( m + n)
AP = m ↔ AP = 1
AB m + n 24 4
↔ AP = 1 x 24 = 6
4
Jadi panjang AP = 6 cm
b. Untuk Latihan
1. Perencanaan Tindakan Siklus II
a. Siklus Pembelajaran II
Perencanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari awal
bulan Februari 2013. Materi pembelajaran yang direncanakan pada
siklus II yaitu :
1. Pengertian sudut, satuan sudut, penjumlahan dan pengurangan
satuan sudut
2. Mengukur besar sudut
3. Jenis-jenis sudut
4. Melukis sudut-sudut istimewa
5. Hubungan antar sudut
2.Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II :
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus kedua ini guru
menggunakan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab dan
concept mapping.
a. Penyajian Materi
Peneliti menyajikan materi secara klasikal dalam sehari selama pelajaran matematika
(pertemuan ke 4 siklus kedua), serta pada akhir pembelajaran guru membagi siswa
kedalam beberapa kelompok. Aktivitas yang terjadi di dalam kelas diamati guru kelas.
b. Pembelajaran Kelompok
Setelah menerima materi, selanjutnya siswa akan masuk dalam kelompoknya masing-
masing. Setiap kelompok diberi beberapa potongan kartu-kartu yang berisi materi
sudut dan peneliti memberi satu lembar kertas untuk menempelkan kartu-kartu
tersebut sehingga membentuk sebuah peta konsep yang bagus. Dan setiap kelompok
wajib melengkapi jawaban pada kartu-kartu yang telah disediakan yang memerlukan
jawaban. Peneliti membimbing siswa untuk mengerjakan beberapa soal latihan
sebagai upaya memperdalam ingatan siswa akan materi yang telah dibahas,
c. Tes evaluasi Siklus I
Tes ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Tes yang
diberikan berupa lembar kegiatan siswa yang harus dikerjakan secara individu. Tes
berupa soal pilihan ganda, dengan 10 butir soal pada setiap lembar kegiatan siswa.
d. Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan kesimpulan pada keseluruhan materi
yang telah dipelajari.
3. Observasi
Observasi adalah upaya merekam segala sesuatu peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran siklus II
berlangsung. Pengamatan ini harus bersifat fleksibel dan terbuka untuk
merekam dan mencatat hal-hal yang tidak direncanakan. Dalam
observasi inilah dapat dilihat, apakah rencana akhir yang disusun sesuai
dengan kondisi yang sesungguhnya. Dengan melakukan observasi, dapat
diketahui sejauh mana perubahan siswa dibandingkan dengan dilaksanakannya tindakan I.
Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa.
4. Tahap analisis dan Refleksi Data I
Berdasarkan data yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan II, maka tindakan
selanjutnya adalah analisi data. Data yang telah dianalisis, kemudian diselesaikan dengan
pemecahan alternatif dengan merefleksikannya. Dengan demikian, diperoleh prestasi
belajar siswa yang berupa perilaku yang berkaitan dengan tindakan yang diberikan.
Materi Pembelajaran Siklus II :
1. Pengertian sudut, satuan sudut, penjumlahan dan pengurangan
satuan sudut
2. Mengukur besar sudut
3. Jenis-jenis sudut
4. Melukis sudut-sudut istimewa
5. Hubungan antar sudut
SUDUT
A. Sudut dan Satuan Sudut
1. Pengertian Sudut
Sudut dibentuk oleh dua buah sinar garis yang bertitik pangkal sama.
sinar
sudut
titik pangkal sinar
Gambar 2.13
Titik pangkal A dinamakan titik sudut
Ruas garis AB dan AC disebut kaki sudut
Daerah yang dibatasi oleh dua kaki sudut ( daerah arsir ) disebut daerah sudut
C
kaki sudut
daerah sudut B
A titik pangkal kaki sudut
Gambar 2.14
2. Satuan Sudut
Untuk mengukur besar daerah sudut kita gunakan satuan sudut.
Satuan sudut yang biasa digunakan adalah :
Derajat ( dilambangkan …..0 )
Menit ( dilambangkan …..’ )
Detik ( dilambangkan …..” )
Hubungan antar derajat, menit dan detik
1 derajat = 60 menit, ditulis 10 = 60’
1 menit = 60 detik, ditulis 1’ = 60”
Sehingga : 1 derajat = 3600 detik, ditulis 10 = 3600”
3. Penjumlahan dan Pengurangan Satuan Sudut
Untuk mempermudah penjumlahan dan penguranagn satuan sudut, maka sebaiknya
dilakukan dengan cara bersusun ke bawah. Sedangkan satuan derajat, menit dan detik
masing-masing harus diletakkan dalam satu kolom.
Contoh :
110 22’ 15”
90 17’ 31” +
200 39’ 46”
4. Memberi Nama Sudut
C Nama sudut dapat ditulis dengan 2 cara, yaitu :
a. Dengan 1 huruf, yaitu sudut A ditulis < A
A B b. Dengan 3 huiruf, yaitu sudut BAC ditulis < BAC
Gambar 2.15 atau sudut CAB ditulis < CAB
Untuk mengukur besar sudut kita gunakan busur derajat, yaitu alat pengukur sudut yang
menggunakan derajat sebagai satuan.
B. Jenis-Jenis Sudut
1. Sudut Lancip
Sudut yang besarnya antara 00 dan 900
Gambar 2.16
2. Sudut Tumpul
Sudut yang besarnya antara 900 dan 1800
Gambar 2.17
3. Sudut Refleks
Sudut yang besarnya antara 1800 dan 3600
Gambar 2.18
4. Sudut Siku-Siku
Sudut yang besarnya 900
Gambar 2.19
5. Sudut Lurus
Sudut yang besarnya 1800
Gambar 2.20
6. Sudut Satu Putaran Penuh
Sudut yang besarnya 3600
Gambar 2. 21
C. Melukis Sudut- Sudut Istimewa
Melukis sudut 300, 450, 600, 900, 1500 , 1800 , 2700, 3600
1. Melukis sudut 300
Untuk melukis sudut 300, lukislah lebuh dahulu sudut 600, kemudian lukislah garis
bagi sudut itu sehingga sudut yang besarnya 600 terbagi menjadi dua bagian yang
sama.
2. Melukis sudut 1500
Untuk melukis sudut 1500, lukislah lebih dahulu sudut 900, kemudian ditambah
dengan sudut 600 merupakan salah satu dari kaki sudut 900 tersebut.
3. Melukis sudut 1800
Untuk melukis sudut 1800, lukislah lebih dahulu sudut 900, kemudian ditambah
dengan sudut 900 yang salah satu kaki sudutnya berhimpit dengan salah satu kaki
900yang telah dilukis.
4. Melukis sudut 2700
5. Untuk melukis sudut 2700, lukislah lebih dahulu sudut 600, kemudiam pada titik
sudut yang sama ditambah sudut 1800.
6. Melukis sudut 3600
Untuk melukis sudut 3600, lukislah lebih dahulu sudut 900, kemudiam ditambah
dengan sudut 900 yang salah satu kaki sudutnya berhimpit dengan sudut 2700.
D. Hubungan Antar Sudut
1. Sudut yang saling berpelurus ( bersuplemen )
C
x0 y0 A B
Gambar 2.22
Jumlah dua sudut yang saling berpelurus ( bersuplemen ) adalah 1800.
< AOC dan < BOC adalah dua sudut yang saling berpelurus.
< AOC merupakan pelurus dari < BOC, atau < BOC pelurus dari < AOC.
2. Sudut yang saling berpenyiku ( berkomplemen )
D C
x0 y0
A B
Gambar 2.23
Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku ( berkomplemen ) adalah 900.
< BAC dan < DAC adalah dua sudut yang saling berpenyiku.
< BAC merupakan berpenyiku dari < DAC, atau < DAC berpenyiku dari < BAC.
< x0 + < y0 = 1800
< x0 + < y0 = 900
3. Sudut yang saling bertolak belakang
A1
4 23
Gambar 2.24
Dua sudut yang saling bertolak belakang besarnya sama.
< A1 bertolak belakang dengan < A3, maka < A1 = < A3
< A2 bertolak belakang dengan < A4, maka < A2 = < A4
A. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian iyaitu pendekatan
kualitatif, maka data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode
analisis data kualitatif. Adapun prosedur yang dilakukan untuk mengganalisis data mengacu
pada pendapat Miles dan Hu berman (1992: 16, dalam skripsi Tri Margono, 2010) yang
dilakukan secara berurutan , yaitu:
1. Reduksi data
Data yang diperoleh dari hasil tes sebelum dan sesudah diberlakukannya model
pembelajaran concept mapping, observasi, dan wawancara ditulis kembali secara
sistematis sehingga data yang diperoleh sesuai dengan fokus penelitian.
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan menyusun secara naratif dalam bentuk paparan data.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan
sementara yang berupai ndikator-indikator yang berkaitan tindakan pembelajaran
yang diberikan yaitu pembelajaran concept mapping. Dalam menghubungkan
indikator-indikator dan kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas, digunakan
rumus perhitungan prosentase ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:
a. Data hasil tes
P= nN
X 100 %
Keterangan : P = Persentase
N = banyaknya seluruh siswa yang mengikuti tes
n = banyaknya siswa dengan nilai ≥ 75
Prosentase Kriteria Keberhasilan Nilai Angka Kategori
0,5% < NR ≤74,9% Tidak Berhasil 0 – 74,9 Belum Tuntas
75% < NR ≤ 100% Berhasil 75– 100 Tuntas
b. Data Observasi Guru dan Siswa
Guru dan siswa dinyatakan melaksanakan pembelajaran dengan baik dan
berhasil jika berdasarkan observasi mendapatkan skor dari pengamat minimal 75% <
NR ≤ 100%.
Prosentase Nilai Rata– Rata (NR) = ∑ skor
skormaksimalx100 %
Sehingga kriteria aktivitas peneliti dan siswa ditentukan sebagai berikut:
75% < NR ≤ 100% = baik
40% < NR ≤ 75% = sedang
-10% < NR ≤ 40% = kurang
-30% < NR ≤ -10% = sangat kurang
c. Penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan
memperhatikan hasil data yang telah mengalami reduksi. Tingkat
keberhasilan siswa diamati berdasarkan indikator pencapaian yang
telah ditetapkan. Pengamatan ini dilakukan pada setiap putaran
kegiatan pembelajaran. Jika seluruh indikator terpenuhi hingga
putaran terakhir maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
melalui metode concept mapping mengalami peningkatan.
B. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan dan dicatat maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang
tepat untuk mengembangkan pengecekan keabsahan data yang
diperolehnya. Dalam penelitian ini keabsahan yang akan digunakan
adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data tersebut (Moleong, 2009:78). Menurut Denzin (Moleong, 2009:
330, dalam skripsi Tri Margono, 2010) membedakan empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian
ini menggunakan teknik triangulasi penyidik, yaitu dengan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan
pengecekan kembali keabsahan data. Dalam penelitian ini,
pengamatatau peneliti lain adalah guru matematika sekaligus wali
kelas VIII F, guru pamong, dan teman sejawat SMP Negeri 3
Kepanjen.
C. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan setiap tindakan adalah sebagai berikut :
a. Kriteria keberhasilan hasil belajar individual ditentukan dengan cara melihat dan
adanya peningkatan prosentase siswa yang tuntas belajar pada siklus II lebih dari
prosentase siswa yang tuntas pada data siklus I dan pada data awal. Siswa
dikatakan tuntas belajar jika mendapat skor ≥75 dan memenuhi kriteria ketuntasan
secara klasikal yaitu ≥ 80%.
b. Hasil observasi aktivitas peneliti dan aktivitas siswa dikatakan berhasil jika
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan yaitu mencapai persentase skor ≥ 75%.