5
Uraian DMP (Dextromethorphan) DMP atau Dextromethorphan Hydrobromide adalah senyawa sintetik yang terkandung dalam berbagai jenis obat batuk yang bersifat antitussive untuk meredam batuk. Ciri khas obat batuk yang mengandung DMP ini biasanya di beri label “DM”. Gambar 1 : Rumus Struktur Kimia Dextromethorphan (Sunarya dan Setiabudi, 2007) Derivat-fenantren ini (1953) berkhasiat menekan batuk, yang sama kuatnya dengan kodein, tetapi bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgetis, sedatif, sembelit, atau aditif. Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan ambang pusat batuk di otak. Pada penyalahgunaan dengan dosis tinggi dapat terjadi efek stimulasi SSP. Resorpsinya dari usus pesat dan mengalami FPE luas, dimana terbentuk glukuronida aktif dari dekstrofan (=isomer-dekstro dari leforvanol). Plasma t ½ nya bervariasi secara individual, dari 2-4 jam sampai 45 jam. Efek sampingnya ringan dan terbatas pada dosis normal seperti rasa mengantuk, pusing, nyeri kepala, dan gangguan lambung-usus (Tjay dan Rahardja, 2002). Dextromethorphan atau sering disingkat DMP, adalah obat batuk "over the counter" (OTC) yang disetujui penggunaannya pertama kali pada tahun 1958. OTC artinya dapat dibeli secara bebas, tanpa resep. Walaupun demikian, obat ini hanya boleh dijual di Apotek (Anonim, 2001). Meskipun ada dalam bentuk murni, DMP biasanya berupa sediaan kombinasi. Artinya dalam satu tablet, selain DMP juga terdapat obat lain seperti parasetamol (antinyeri antidemam), CTM (antihistamin), psuedoefedrin/fenilpropanolamin (dekongestan), atau guafenesin (eskpektoran) (Anonim, 2001). Manfaat utama DMP adalah menekan batuk akibat iritasi tenggorokan dan saluran napas bronkhial, terutama pada kasus batuk pilek. Obat ini bekerja sentral, yaitu pada pusat batuk di otak. Caranya dengan menaikkan ambang batas rangsang batuk. Berbeda dengan obat batuk lain yang bekerja langsung di saluran napas. Untuk mengusir batuk, dosis yang dianjurkan adalah 15 mg sampai 30 mg yang diminum 3 kali sehari. Dengan dosis sebesar ini, DMP relatif aman dan efek samping jarang terjadi (Siriana, 2004). Obat ini sebenarnya bukanlah narkoba sehingga dapat dijual bebas di apotik-apotik. Akan tetapi penggunaannya banyak disalahgunakan dengan cara mengkonsumsi lebih dari dosis yg dianjurkan.

Uraian DMP

  • Upload
    yu-ba

  • View
    264

  • Download
    14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rangkuman

Citation preview

Page 1: Uraian DMP

Uraian DMP (Dextromethorphan) DMP atau Dextromethorphan Hydrobromide

adalah senyawa sintetik yang terkandung dalam berbagai jenis obat batuk yang bersifat antitussive untuk meredam batuk. Ciri khas obat batuk yang mengandung DMP ini biasanya di beri label “DM”. Gambar 1 : Rumus Struktur Kimia Dextromethorphan (Sunarya dan Setiabudi, 2007) Derivat-fenantren ini (1953) berkhasiat menekan batuk, yang sama kuatnya dengan kodein, tetapi bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgetis, sedatif, sembelit, atau aditif. Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan ambang pusat batuk di otak. Pada penyalahgunaan dengan dosis tinggi dapat terjadi efek stimulasi SSP. Resorpsinya dari usus pesat dan mengalami FPE luas, dimana terbentuk glukuronida aktif dari dekstrofan (=isomer-dekstro dari leforvanol). Plasma t ½ nya bervariasi secara individual, dari 2-4 jam sampai 45 jam. Efek sampingnya ringan dan terbatas pada dosis normal seperti rasa mengantuk, pusing, nyeri kepala, dan gangguan lambung-usus (Tjay dan Rahardja, 2002). Dextromethorphan atau sering disingkat DMP, adalah obat batuk "over the counter" (OTC) yang disetujui penggunaannya pertama kali pada tahun 1958. OTC artinya dapat dibeli secara bebas, tanpa resep. Walaupun demikian, obat ini hanya boleh dijual di Apotek (Anonim, 2001). Meskipun ada dalam bentuk murni, DMP biasanya berupa sediaan kombinasi. Artinya dalam satu tablet, selain DMP juga terdapat obat lain seperti parasetamol (antinyeri antidemam), CTM (antihistamin), psuedoefedrin/fenilpropanolamin (dekongestan), atau guafenesin (eskpektoran) (Anonim, 2001). Manfaat utama DMP adalah menekan batuk akibat iritasi tenggorokan dan saluran napas bronkhial, terutama pada kasus batuk pilek. Obat ini bekerja sentral, yaitu pada pusat batuk di otak. Caranya dengan menaikkan ambang batas rangsang batuk. Berbeda dengan obat batuk lain yang bekerja langsung di saluran napas. Untuk mengusir batuk, dosis yang dianjurkan adalah 15 mg sampai 30 mg yang diminum 3 kali sehari. Dengan dosis sebesar ini, DMP relatif aman dan efek samping jarang terjadi (Siriana, 2004). Obat ini sebenarnya bukanlah narkoba sehingga dapat dijual bebas di apotik-apotik. Akan tetapi penggunaannya banyak disalahgunakan dengan cara mengkonsumsi lebih dari dosis yg dianjurkan. Penyebabnya selain murah, obat ini juga relatif mudah didapat. Bentuk penyalahgunaannya antara lain adalah konsumsi dalam dosis besar (berpuluh-puluh butir) atau mengkonsumsinya bersama alkohol atau narkoba (Theodorus, 1996). Pada keadaan overdosis, terjadi berbagai macam efek samping. Terjadi stimulasi ringan pada konsumsi sebesar 100 - 200 mg; euforia dan halusinasi atau efek halusinogen dissociative, yaitu dibloknya fungsi kesadaran di dalam otak dan saraf sehingga akan membuat pengguna berhalusinasi dan merasakan seperti berada di dalam mimpi dan sukar membedakan antara nyata atau tidaknya halusinasi tersebut. Pada dosis 200 - 400 mg; gangguan penglihatan dan hilangnya koordinasi gerak tubuh pada dosis 300 - 600 mg, dan terjadi sedasi disosiatif (perasaan bahwa jiwa dan raga berpisah) pada dosis 500 - 1500 mg (Tjay dan Rahardja, 2002). Gejala lain yang terjadi akibat overdosis DMP meliputi: gembira (excited), mengeluarkan banyak keringat, nafas jadi pendek, berada dalam kondisi antara tidur dan sadar, mual dan muntah-muntah, tekanan darah menjadi tinggi, jantung berdebar-debar, amnesia, tidak bisa mengenal kata-kata dan objek yang terlihat, paranoid dan merasakan seperti akan mati, serta koma bahkan kematian, bicara kacau, gangguan berjalan, gampang tersinggung, dan bola mata berputar-putar (nistagmus). Penyalahgunaan sediaan kombinasi malah berefek lebih parah. Komplikasi yang timbul dapat berupa peningkatan tekanan darah karena keracunan pseudoefedrin, kerusakan hati karena keracunan parasetamol, gangguan saraf dan sistim kardiovaskuler akibat keracunan CTM. Alkohol atau narkotika lain yang

Page 2: Uraian DMP

ditelan bersama DMP dapat meningkatkan efek keracunan dan bahkan menimbulkan kematian (Gunawan, 2007).

KESIMPULAN Dextromethorphan adalah obat yang digunakan untuk meredakan batuk. Jenis batuk yang dapat ditangani dengan obat ini adalah batuk kering yang menyertai pilek   atau flu. Senyawa dextromethorphan bekerja dengan menekan dorongan untuk batuk yang berasal dari otak kita.

Obat ini tidak cocok untuk menyembuhkan batuk jangka panjang yang mungkin disebabkan oleh asma   atau merokok. Jenis batuk yang menyebabkan pengidapnya mengeluarkan dahak juga sebaiknya tidak ditangani dengan dextromethorphan karena batuk berguna untuk mendorong dan mengeluarkan dahak dari sistem pernapasan.

Page 3: Uraian DMP

Saran Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.

Tanyakan dosis dextromethorphan untuk anak-anak kepada dokter atau baca informasi pada kemasan dengan seksama.

Hubungi dokter jika gejala Anda tidak kunjung reda setelah mengonsumsi dextromethorphan selama satu minggu.

Harap berhati-hati jika menderita asma atau gangguan pernapasan lain, gangguan hati, serta diabetes.

Jika mengonsumsi obat ini, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan rasa kantuk.

Sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat batuk, pilek, atau flu lain untuk menghindari overdosis.

Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.Dosis Dextromethorphan:Dextromethorphan merupakan salah satu zat dalam komposisi berbagai obat batuk, flu, dan pilek. Dosis penggunaan obat ini umumnya tidak sama untuk tiap bentuk obat dan dapat dilihat pada masing-masing kemasan.

Jika Anda mengonsumsi dextromethorphan dalam bentuk cair, gunakanlah sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan. Begitu juga dengan dosis penggunaan untuk tablet dan permen pelega tenggorokan.

Mengonsumsi Dextromethorphan dengan BenarGunakanlah dextromethorphan sesuai keterangan pada kemasan dan tanyakan pada dokter jika Anda ragu.

Dextromethorphan dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Selama menggunakan obat ini, pasien dianjurkan menghindari konsumsi minuman keras untuk mencegah efek samping.

Pengidap diabetes sebaiknya berhati-hati dan memantau kadar gula darah selama mengonsumsi dextromethorphan karena beberapa jenis obat ini mengandung glukosa.

Page 4: Uraian DMP

Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.