5
Menurut anastasi dan nunnally , validitas dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yakni 1. Validitas konstruk/internal Ada beberapa pendapat tentang pengertian validitas konstruk/internal,antara lain: - Validitas konstruk adalah mengukur atau menarik kesimpulan mengenai adanya ciri-ciri abstrak untuk mana nampaknya tidak mungkin ada validasi - Sebuah tes dikatakan memiliki validasi konstuksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional (Arikunto.2008). - Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional , bila kinerja yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur (Sugiyono,2001). 2. Validitas Isi (content validity) - Ada beberapa pendapat validitas isi, antara lain:

validitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

validitas

Citation preview

Menurut anastasi dan nunnally , validitas dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yakni1. Validitas konstruk/internalAda beberapa pendapat tentang pengertian validitas konstruk/internal,antara lain: Validitas konstruk adalah mengukur atau menarik kesimpulan mengenai adanya ciri-ciri abstrak untuk mana nampaknya tidak mungkin ada validasi Sebuah tes dikatakan memiliki validasi konstuksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional (Arikunto.2008). Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional , bila kinerja yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur (Sugiyono,2001).2. Validitas Isi (content validity)

Ada beberapa pendapat validitas isi, antara lain: Validitas isi suatu instrumen pengukur adalah sejauh mana instrumen ini mencangkup topik penelitian (Cooper dan Emory,1996). Pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah ini instrumen mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur (Purwanto,2007).

3. Validitas Eksternal (External Validity)ada beberapa pendapat tentang pengertian validitas eksternal,antara lain:validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan alat pengukuran baru dengan tolo\ak ukur eksternal, yang berupa alat ukur yang sudah valid. Contoh untuk mengukue\r kualitas penduduk dapayt mengkorelasikan antara Angka Harapan Hidup (AHH) dengan angka Kematian Bayi (AKB). Bila kedua angka tersebut berkolerasi secara signifikan maka kedua jenis pengukuran tersebut telah memiliki validitas eksternal.Pengujian validitas menggunakan kriteria eksternal dimana kriteria yang digunakan telah ada pada saat pengujian instrumen dilakukan.Validitas eksternal,yaitu instrument yang digunakan bila data yang diperoleh sesuai dengan data atau informasi yang lain mengenai variable riset yang dimaksud

4. Validitas prediktifMemprediksi artinya meramalkan dengan meramal selalu mengenai hal yang akan datng. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.Alat pengukur yang dibuat oleh peneliti sering kali dimaksudkan untuk memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Contoh alat pengukur yang demikian adalah ujian seleksi masuk perguruan tinggi (Singarimbun dan Effendi,1989).

5. Validitas budaya (cross cultural validity)Validitas ini penting bqgi peneliti di negara yang suku bangsanya sangat bervariasi seperti indonesia. Selain itu penelitian yang dilakukan sekaligus di beberapa negara dengan alat ukur yang sama , juga akan menghadapi problem validitas budaya. Suatu alat pengukur yang sudah valid untuk penelitian disuatu negara lain yang budayanya berbeda misalnya,kuesioner pengukur interaksi keluarga yang dikembangkan di negara barat tidak sesuai bila digunakan di indonesia,karena konsep barat mengenau keluarga selalu didasarkan pada nuclear family yang hanya terdiri atas ayah,ibu dan anak. Sedangkan di indonesia konsep keluarga biasanya didasarkan opada extended family, yang tidak hanya terdiri atas ayah,ibu dan anak tetapi juga keluarga dekat lainnya (Singarimbun dan Effendi,1989).6. Validitas Rupa (face Validity)Validitas rupa tidak menunjukkan apakah alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur,validitas rupa hanya menunjukkan bahwa dari segi rupanya suatu alat pengukur tampaknya mengukur apa yang ingin diukur. Contoh untuk mengukur kemampuan sebagai sopir seseorang harus disuruh mengendarai mobil atau menggunakan alat simulasi yang mirip dengan keadaan sesungguhnya.Alfiah dan yunarko (2009) menambahkan bahwa validitas alat pengukur dapat digolongkan menjadi:a. Validitas demokratik,yaitu validitas yang berhubungan dengan semua pihak yang terkait dalam penelitian sehingga dapat digunakan dalam proses identifikasi masalah,penentuan fokus masalah,rencana dan indakanb. Validitas dialogis,yaitu validitas yang digunakan dalam proses mengklasifikasikan,mendiskusikan,dan menganalisis data dengan cara kolaborasi.Menurut Suliyanto (2006) ada dua macam validitas berdasar cara pengujiannya:a. Validitas eksternal, yaitu instrumen yang digunakan bila data yang diperoleh sesuai dengan data atau informasi yang lain mengenai variable riset yang dimaksud.b. Validitas internal, yaitu bila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara keseluruhan.

Pengujian validitas internal sebuah instrumen dapat dilakukan dengan dua cara:A. Melalui analisa faktor, diuji apakah item yang membentuk variabel memiliki keeratan satu sama lainB. Melalui analisis butir,dilakukan dengan cara membuat korelasi skor pada item dengan skor total itemnya.

Dapus:Siswanto, dkk. METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN DAN KEDOKTERAN. 2013. Bursa ilmu karangkajen : Yogyakarta.