Upload
yanzhe
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
VARICELLA
I. Definisi
Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya
terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus
Varicella Zoster. Varicella pada anak, mempunyai tanda yang khas berupa
masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak
gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta,
walaupun banyak juga lesi kult yang tidak berkembang sampai vesikel.
Normalnya pada anak, gejala sistemik biasanya ringan. Komplikasi yang
serius biasanya terjadi pada dewasa dan pada anak dengan defisiensi imunitas
seluler, dimana penyakit dapat bermanifestasi klinis berupa, erupsi sangat
luas, gejala konstitusional berat, dan pneumonia. Terdapat kemungkinan fatal
jika tidak ada terapi antivirus yang diberikan.
Vaksin Live Attenuated (Oka) mulai diberikan secara rutin pada anak yang
sehat diatas umur 1 tahun 1995. Setelah itu, insidensi varisella dan
komplikasinya mulai menurun di Amerika Serikat. Telah banyak negara
bagian yang mewajibkan vaksin ini diberikan sebagai syarat masuk sekolah.
Herpes Zooster disebabkan oleh reaktivasi dari Virus Varisela Zooster yang
oleh penderita varisela. Herpes Zooster ini ditandai dengan lesi unilateral
terlokalisasi yang mirip dengan cacar air dan terdistribusi pada syaraf
sensoris. Biasanya lebih dari satu syaraf yang terkena dan pada beberapa
pasien dengan penyebaran hematogen, terjadi lesi menyeluruh yang timbul
setelah erupsi lokal. Zoster biasanya terjadi pada pasien dengan
immunocompromised, penyakit ini juga umum pada orang dewasa daripada
anak-anak. Pada dewasa lebih sering diikuti nyeri pada kulit.
II. Epidemiology
Sebelum pengenalan vaksin pada tahun 1995, varisella merupakan
penyakit infeksi paling sering pada anak-anak di USA. Kebanyakan anak
terinfeksi pada umur 15 tahun, dengan persentasi dibawah 5% pada orang
dewasa. Epidemik Varicella terjadi pada musim dingin dan musim semi,
tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap
tahunnya. Varicella merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi
dan kematian tinggi pada balita, dewasa, dan dengan orang imun yang
terkompromi. Pada rumah tangga, persentasi penularan dari virus ini berkisar
65%-86%.
III. Etiologi
Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk
kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150 – 200 nm. Inti virus
disebut capsid yang berbentuk icosahedral, terdiri dari protein dan DNA yang
mempunyai rantai ganda yaitu rantai pendek (S) dan rantai panjang (L) dan
merupakan suatu garis dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162
capsomer. Lapisan ini bersifat infeksius.
Varicella Zoster Virus dapat menyebabkan varicella dan herpes zoster. Kontak
pertama dengan virus ini akan menyebabkan varicella, oleh karena itu
varicella dikatakan infeksi akut primer, sedangkan bila penderita varicella
sembuh atau dalam bentuk laten dan kemudian terjadi serangan kembali maka
yang akan muncul adalah Herpes Zoster.
IV. Patogenesis
Virus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring,
kemudian replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe
( viremia pertama ) kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial
setelah itu menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka
timbullah demam dan malaise.
Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial
pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit
dan glandula sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai
dengan adanya makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel da
akhirnya menjadi crusta. Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan
papula saja. Vesikel ini akan berada pada lapisan sel dibawah kulit. Dan
membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya
adalah lapisan yang lebih dalam.
Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti
banyak, dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body
intranuclear type A
Penularan secara airborne droplet. Virus dapat menetap dan laten pada sel
syaraf. Lalu dapat terjadi reaktivitas maka dapat terjadi herpes Zooster.
V. Gejala Klinis
Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi pada anak-
anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala demam
sedang dan rasa tidak enak badan, gejala tersebut biasanya tidak ditemukan
pada anak-anak yang lebih musa. Pada permulaannya, penderita akan merasa
sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini
khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri
sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan
pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada
dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan
dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal
sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan
segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas
dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak
ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan
meninggalkan bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera
terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini
memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah
mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam.
Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air
akan lebih sulit menghilang.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang
sering menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga dapat ditemukan di
kelopak mata, saluran pernapasan bagian atas, rectum dan vagina.
Papula pada pita suara dan saluran pernapasan atas kadang menyebabkan
gangguan pada pernapasan. Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening
dileher bagian samping. Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan
parut, kalaupun ada hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air
bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus.
Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada
orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa
berat atau bahkan berakibat fatal.
VI. Differensial Diagnosis
Differensial diagnosis dari infeksi varicella sendiri termasuk infeksi yang
dapat menimbulkan vesikular exanthema, seperti infeksi herpes secara umum,
hand-foot-mouth infection dan exanthema enteroviral lainnya. Dahulu, variola
dan vaccinia merupakan differensial diagnosis yang penting namun infeksi ini
sudah sangat jarang ditemukan. Herpes simpleks dapat dibedakan dari
pengelompokan vesikelnya, lokasi, dan tes immunoflorescent atau kultur, jika
perlu. Tes Tzanck dapat membantu membedakan varicella dengan enteroviral
penyebab exanthem lainnya dengan memperlihatkan multinucleated giant cell
pada infeksi Herpes zoster.
VII. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah tidak memberikan gambaran yang spesifik.
Untuk pemeriksaan varicella bahan diambil dari dasar vesikel dengan cara
kerokan atau apusan dan dicat dengan Giemsa dan Hematoksilin Eosin, maka
akan terlihat sel-sel raksasa (giant cell) yang mempunyai inti banyak dan
epitel sel berisi Acidophilic Inclusion Bodies atau dapat juga dilakukan
pengecatan dengan pewarnaan imunofluoresen, sehingga terlihat antigen virus
intrasel.
Isolasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan fibroblast pada embrio
manusia. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel, kadang-kadang ada darah.
Antibodi terhadap varicella dapat dideteksi dengan pemeriksaan
Complemen Fixation Test, Neurailization Test, FAMA, IAHA, dan ELISA.
VIII. Pengobatan
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit
dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau
losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol.
Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya: kulit dicuci
sesering mungkin dengan ait dan sabun, menjaga kebersihan tangan, kuku
dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih.
Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin). Jika terjadi
infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat
anti-virus asiklovir.
Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan
aspirin. Karena aspirin dapat memberikan efek samping yang buruk pada anak-
anak Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2
tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja
penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika
diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang pertama.
Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.
IX. Komplikasi
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:
- Pneumonia karena virus
- Peradangan jantung
- Peradangan sendi
- Peradangan hati
- Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)
- Ensefalitis (infeksi otak).
X. Prognosis
Dengan perawatan teliti dan memperhatikan higiene akan memberikan
prognosis yang baik dan jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit.
Angka kematian pada anak normal di Amerika 5,4 – 7,5 dari 10.000 kasus
varicella.
Pada neonatus dan anak yang menderita leukimia, immunodefisiensi,
sering menimbulkan komplikasi dan angka kematian yang meningkat.
Angka kematian pada penderita yang mendapatkan pengobatan
immunosupresif tanpa mendapatkan vaksinasi dan pengobatan antivirus antar
7 – 27% dan sebagian besar penyebab kematian adalah akibat komplikasi
pneumonitis dan ensefalitis.
XI. Pencegahan
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin.
Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan
memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan
sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin
varicella-zoster.
Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keempat. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2005
2. Mehta, Parang. Varicella. Emedicine from WebMD. Sept 2007
http://www.emedicine.com/ped/topic2385.htm
3. Rampengan, T.H. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta : 2005
4. Schachner, Lawrence. Pediatric Dermatology Third Edition. Mosby. 2003
5. Cacar Air (Varicella). Medicastore.com
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?
id=&iddtl=38&idktg=&idobat=&UID=20071115181404219.83.83.58