29
Fraktur os temporal Christy 10.2012.322 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna no. 6. Jakarta 11510 christyity- [email protected] Pendahuluan Cranium atau tulang tengkorak adalah yang membungkus dan melindungi otak dari cedera kepala atau traumatis adalah penyebab utama kematian dan kecacatan. Otak selain mempunyai perlindungan cranium juga tertutup lapisan keras yang disebut meninges dan terdapat cairan yang sering disebut dengan cerebrospinal Cairan Serebrospinal (LCS). Dengan adanya cedera di daerah kepala, bisa berpotensi menyebabkan fraktur cranium sehingga mengakibatkan perdarahan di ruang sekitar otak, memar pada jaringan otak, atau kerusakan hubungan antar nervus pada 1

Vaskularisasi-Otak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Vaskularisasi-Otak

Fraktur os temporal

Christy

10.2012.322

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna no. 6. Jakarta 11510

[email protected]

Pendahuluan

       Cranium atau tulang tengkorak adalah yang membungkus dan melindungi otak dari

cedera kepala atau traumatis adalah penyebab utama kematian dan kecacatan. Otak selain

mempunyai perlindungan cranium juga tertutup lapisan keras yang disebut meninges dan

terdapat cairan yang sering disebut dengan cerebrospinal Cairan Serebrospinal (LCS).

Dengan adanya cedera di daerah kepala, bisa berpotensi menyebabkan fraktur cranium

sehingga mengakibatkan perdarahan di ruang sekitar otak, memar pada jaringan otak, atau

kerusakan hubungan antar nervus pada otak.

ISI

Tulang cranium

Bagian cranium yang membungkus otak (neurocranium / brain box) menutupi otak,

labirin, dan telinga tengah. and middle ear. Tabula eksterna dan tabula interna dihubungkan

oleh tulang kanselosa dan celah tulang rawan (diploë). Tulang-tulang yang membentuk atap

cranium (calvaria) pada remaja dan orang dewasa terhubung oleh sutura dan kartilago

(synchondroses) dengan kaku. Sutura coronaria memanjang melintasi sepertiga frontal atap

1

Page 2: Vaskularisasi-Otak

cranium. Sutura sagitalis berada pada garis tengah, memanjang ke belakang dari sutura

coronaria dan bercabang di occipital untuk membentuk sutura lambdoidea. Daerah

perhubungan os frontal, parietal, temporal, dan sphenoidal disebut pterion, di bawah pterion

terdapat percabangan arteri meningeal media. Bagian dalam basis cranii membentuk lantai

cavitas cranii, yang dibagi menjadi fossa anterior, fossa media, dan fossa posterior.

1. Fossa anterior dibentuk oleh os frontal di bagian depan dan samping, lantainya dibentuk

oleh os frontale pars orbitale, pars cribriformis os ethmoidal, dan bagian depan dari alae

minor os sphenoid. Fossa ini menampung traktus olfaktorius dan permukaan basal dari lobus

frontalis, dan hipofise. Fossa anterior dan media dipisahkan di lateral oleh tepi posterior alae

minor os sphenoidale, dan di medial oleh jugum sphenoidale. Pada fossa cranii anterior

terdapat sinus frontalis di bagian depan, alae minor os sphenoidale yang dengan bersama-

sama pars orbitalis os frontal membentuk atap orbita dengan struktur-struktur di midline,

diantaranya terdapat crista galli, pars cribriformis dan pars sphenoidal.

2. Fossa media lebih dalam dan lebih luas daripada fossa anterior, terutama ke arah lateral. Di

bagian anterior dibatasi oleh sisi posterior alae minor, processus clinoideus anterior, dan

sulcus chiasmatis. Di belakang dibatasi oleh batas atas os temporal dan dorsum sellae os

sphenoid. Di lateral dibatasi oleh pars squamosa ossis temporalis, os parietal dan alae major

os sphenoid. Merupakan tempat untuk permukaan basal dari lobus temporal, hipotalamus,

dan fossa hipofiseal di tengah. Di kedua sisi lateralnya terdapat tiga foramina (foramen

spinosum, foramen ovale, dan foramen rotundum). Pars anterior dinding lateral fossa media

dibentuk oleh alae major os sphenoidal. Sisa dinding lateral lainnya dibentuk oleh pars

squamosa os temporal yang merupakan tempat processus mastoideus dan mastoid air cells

serta kanalis auditorius eksternus. Pyramid petrous mengandung membrane tympani, tulang-

tulang pendengaran (malleus, incus, dan stapes), dan cochlea pada telinga dalam. Fossa

media dan fossa posterior dibatasi satu sama lain di lateral oleh bagian atas os petrosus, dan

di medial oleh dorsum sellae.

3. Fossa posterior adalah fossa yang terbesar dan terdalam merupakan tempat untuk

cerebellum, pons, dan medulla. Di bagian anteromedial dibatasi oleh dorsum sellae yang

melanjutkan diri menjadi clivus. Bagian anterolateral dibatasi oleh sisi posterior pars petrosa

ossis temporalis, di lateral oleh os parietal, dan di posterior oleh os occipital. Lubang paling

besar yang ada di basis cranii terdapat pada os occipital yaitu foramen magnum, dilalui oleh

medulla oblongata. Meatus akustikus interna terdapat pada bagian posteromedial pars petrosa

2

Page 3: Vaskularisasi-Otak

ossis temporalis. Foramen jugular berada di kedua sisi lateral foramen magnum. Foramen

jugular dilalui oleh vena jugularis yang perluasan ke anterior dari sinus sagitalis superior dan

melanjutkan diri menjadi sinus transversus dan sinus sigmoideus.

Jenis penyebab dan pola fraktur, tipe, perluasan, dan posisi adalah hal-hal yang penting dalam

menentukan cedera yang ada.1

Meninges

Susunan saraf pusat dilindungi oleh tengkorak dan kolumna vertebralis. Dan juga

dibungkus membran jaringan ikat yang disebut meninges. Dimulai dari lapisan paling luar,

berturut-turut terdapat duramater, araknoid, dan piamater. Araknoid dan piamater saling

melekat dan seringkali dipandang sebagai satu membran yang disebut pia-araknoid.

a. Duramater

Duramater adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat yang

berhubungan langsung dengan periosteum tengkorak. Duramater yang membungkus

medulla spinalis dipisahkan dari periosteum vertebra oleh ruang epidural, yang

mengandung vena berdinding tipis,jaringan ikit longgar, dan jaringan lemak.

Duramater selalu dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, ruang subdural.

Permukaan dalam dura mater, juga permukaan luarnya pada medulla spinalis, dilapisi

epitel selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim.

b. Araknoid

Araknoid mempunyai 2 komponen adalah lapisan yang berkontak dengan

duramater dan sebuah system trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan

piamater. Rongga diantara trabekel membentuk ruang subaraknoid, yang terisi cairan

serebrospinal dan terpisah sempurna dari ruang subdural. Ruang ini membentuk

bantalan hidrolik yang melindungi susunan saraf pusat dari trauma.Ruang

subaraknoid berhubungan dengan ventrikel otak.

Araknoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah.Permukaannya

dilapisi oleh epitel selapis gepeng seperti yang melapisi dura mater.Karena dalam

3

Page 4: Vaskularisasi-Otak

medulla spinalis araknoid itu lebih sedikit trabekelnya, maka lebih mudah dibedakan

dari piamater.

Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura mater membentuk julursn-

juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura mater.Juluran ini, yang dilapisi

oleh sel-sel endotel dari vena disebut Vili Araknoid. Fungsinya ialah untuk menyerap

cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus.

c. Pia mater

Pia mater terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak

pembuluh darah. Meskipun letaknya cukup dekat dengan jaringan saraf, ia tidak

berkontak dengan sel atau serat saraf.Di antara pia mater dan elemen neural terdapat

lapisan tipus cabang-cabang neuroglia, melekat erat pada pia mater dan membentuk

barier fisik pada bagian tepi dari susunan saraf pusat yang memisahkan SSP dari

cairan brospinal. Piamater menyusuri seluruh lekuk permukaan susunan saraf pusaf

dan menyusup kedalamnya untuk jarak tertentu bersama pembuluh darah. pia mater di

lapisioleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim. Pembuluh darah menembus

susunan saraf pusat melalai torowongan yang dilapisi oleh piamater ruang

perivaskuler.3,6

Cairan serebrospinal (LCS)

Cairan serebrospinal (LCS) adalah cairan tidak berwarna yang mengisi dan

mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang dan memberikan penghalang mekanis

terhadap kejut. Dibentuk terutama dalam ventrikel otak, cairan serebrospinal mendukung otak

dan memberikan pelumasan antara tulang sekitarnya dan otak dan sumsum tulang

belakang. Ketika seseorang menderita cedera kepala, cairan bertindak sebagai bantal,

menumpulkan gaya dengan mendistribusikan dampaknya.Cairan membantu menjaga tekanan

di dalam tengkorak pada tingkat yang konstan. Peningkatan volume hasil jaringan darah atau

otak terjadinya pengurangan dalam cairan. Sebaliknya, jika ada penurunan volume materi

dalam tempurung kepala, seperti yang terjadi pada atrofi otak, LCS mengkompensasi dengan

peningkatan volume. Cairan tersebut juga mengangkut produk sampah metabolik, antibodi ,

bahan kimia, dan produk patologis penyakit dari otak dan tulang belakang-kabel jaringan ke

dalam aliran darah. 

4

Page 5: Vaskularisasi-Otak

Metode yang tepat dari pembentukan LCS tidak pasti. Setelah berasal dari ventrikel

otak, itu mungkin disaring melalui membran sistem saraf. LCS ini terus diproduksi, dan

semua itu diganti setiap enam sampai delapan jam. Cairan yang akhirnya diserap ke dalam

pembuluh darah, ia meninggalkan ruang serebrospinal di berbagai lokasi, termasuk spasi

sekitar akar tulang belakang dan saraf cranial . Gerakan LCS dipengaruhi oleh tarikan

gravitasi ke bawah, proses terus-menerus sekresi dan penyerapan, darah pulsations dalam

jaringan kontingen, respirasi, tekanan dari pembuluh darah, dan kepala dan gerakan tubuh.

Pemeriksaan LCS dapat mendiagnosa sejumlah penyakit. Sebuah sampel cairan

diperoleh dengan memasukkan jarum ke dalam lumbar daerah punggung bawah di bawah

pemutusan sumsum tulang belakang; prosedur ini disebut pungsi lumbal atau spinal tap. Jika

LCS adalah berawan, meningitis (radang sistem saraf pusat lapisan) mungkin ada. Darah

dalam cairan dapat menunjukkan perdarahan dalam atau di sekitar otak.2,6

Struktur saraf otak (Nervus cranial)

Nomor Nama Jenis Fungsi

I Olfaktori Sensoris Menerima rangsang dari hidung dan

menghantarkannya ke otak untuk diproses

sebagai sensasi bau

II Optik Sensoris Menerima rangsang dari mata dan

menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai

persepsi visual

III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata

IV Troklear Motorik Menggerakkan beberapa otot mata

V Trigeminal Gabunga

n

Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk

diproses di otak sebagai sentuhan

Motorik: Menggerakkan rahang

VI Abdusen Motorik Abduksi mata

VII Fasial Gabunga

n

Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior

lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa

Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk

menciptakan ekspresi wajah

VIII Vestibulokoklear Sensoris Sensori sistem vestibular: Mengendalikan

5

Page 6: Vaskularisasi-Otak

keseimbangan

Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses

di otak sebagai suara

IX Glosofaringeal Gabunga

n

Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior

lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa

Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

X Vagus Gabunga

n

Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam

Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

XI Aksesori Motorik Mengendalikan pergerakan kepala

XII Hipoglosal Motorik Mengendalikan pergerakan lidah

Tabel 1 Nervus cranium

Gambar 1 Nervus-nervus cranial

1. Nervus Olfactorius (S.I)

Nervus olfactorius atau saraf otak pertama terdiri dari 15 sampai 20 berkas-berkas kecil

berisi akson-akson tanpa mielin dari neuron yang badan selnya terletak dalam selaput lendir

penghidu dalam rongga hidung. Neuron penghidu ialah neuron bipolar (AVK) yang bekerja

sebagai kemoreseptor yang mentransduksi rangsang, dan sebagai transmitter impuls saraf ke

benjol penghidu (bulbus olfactorius). Taju yang padatiap sel menuju ke perifer (dendrit)

mulai pada permukaan selaput lendir. Taju (akson) yang menuju ke sentral bergabung dengan

6

Page 7: Vaskularisasi-Otak

salah satu berkas yang berjalan melalui lamina cribosa ossis ethmoidalis dan fossa cranialis

anterior sebelum berakhir dalam benjol penghidu.

2. Nervus Opticus (S.II)

Nervus opticus atau saraf otak kedua sebenarnya bukan saraf perifer sejati (ASK)

melainkan merupakan suatu traktus pasa susunan saraf pusat. Saraf ini terdiri dari kira-kira 1

juta serabut orde kedua yang dikelilingi lebih banyak oleh sel glia daripada sel neurolemma.

Saraf optik terdiri dari akson sel ganglion dalam retina. Secara teori, sel bipolar retina ialah

ekivalen dengan saraf perifer. Sel-sel ini terletak seluruhnya di dalam retina dan tersisip

antara fotoreseptor (batang dan kerucut, yang dapat dianggap sebagai sel neuroepitel) dan sel

ganglion. Akson sel ganglion retina memusat ke cakram optik (discus nervi optici) dan

membentuk sklera mata (lamina cribrosa) untuk membentuk saraf optik yang dibungkus oleh

ketiga selaput otak.

3. Saraf Ekstraokulus-Nervus Oculomotorius (S.III), Nervus Trochlearis (S.IV), dan Nervus

Abducens (S.VI)

Ketiga saraf otak ini mengandung neuron motorik bawah yang mempersarafi keenam otot

ekstraokulus dan levator kelopak. Selain itu, nervus oculomotorius berisi serabut praganglion

dan parasimpatik yang berakhir dalam ganglion siliar pada neuron pascaganglion yang

mempersarafi otot polos mata. Tiap saraf mempunyai serabut propriosepsi (dari kumparan

neuromuskulus), yang badan selnya mungkin sepanjang tiap saraf, di dalam ganglion

trigeminus atau di dalam nukleus mesensefalik s.V. aktivitas otot-otot ekstraokulus mata

konjugasi yang normal, kontraksi m. levator palpebrae mengangkat kelopak mata. Persarafan

parasimpatik, yang berasal dari n. oculomotorius berperan pada akomodasi (pemfokusan) dan

konstriksi pupil. Persarafan simpatik ke mata berasal dri serabut simpatik pascaganglion dari

plexus caroticus internus, dan bergabung dengan saraf otak ketiga, keempat, dan keenam di

tempat saraf-saraf itu berjalan melalui sinus cavernosus.

4. Nervus trigeminus (S.V)

Nervus trigeminus atau saraf otak kelima merupakan saraf sensorik umum utama dan

terdiri dari serabut-serabut ASU yang menyampaikan modalitas nyeri, suhu, raba, dan

propriosepsi dari daerah superfisial dan dalam pada muka. Daerah yang dipersarafi meliputi

kulit kepala bagian anterior dan muka, selaput lendir mulut (termasuk gusi dan lidah), rongga

7

Page 8: Vaskularisasi-Otak

hidung dan sinus paranasal, gigi geligi, dan selaput otak. Selain itu, saraf pengunyah

(motorik)nya yang bersangkutan EVK, mempersarafi otot-otot yang bersangkutan dengan

mastikasi (gerak kunyah), gerak telan, gerak langit-langit lunak dan tuba auditiva, dan gerak

kendangan telinga dan tulang-tulang pendengaran.

5. Nervus Facialis (S-VII)

Nervus facialis atau saraf otak ketujuh terdiri dari saraf fasial murni dengan neuron

motorik bawahnya dan nervus intermedius dengan komponen sensorik dan parasimpatiknya.

Serabut saraf fasial murni menghantarkan impuls motorik ke otot-otot ekspresi fasial (mimik)

(misalnya yang bersangkutan dengan menutup mata, mengerutkan dahi, tersenyum, bersiul,

mengembungkan pipi untuk meniup balon dan mencucukan bibir). Otot-otot lain yang

diperesaraf saraf fasial ialah m. stapedius (mengontrol gerak stapes) dan empal posterior otot

digastrik (menaikkan tulang lidah). Semua neuron sensorik orde pertama pada saraf

intermedius mempunyai badan sel yang terletak pada ganglion geniculatum; termasuk juga

rasa kecap dari bagian 2/3 anterior lidah, informasi ASU (aferen somatik umum) dari bagian

belakang telinga luar, dan input AVU (aferen viseral umum) dari kelenjar dan bangunan

viseral lain pada muka.

6. Nervus Vestibulocochlearis (S. VIII)

Nervus vestibulocochlearis ( auditus, acusticus, atau statoacusticus) atau saraf otak

kedelapan pada hakekatnya merupakan dua saraf. Nervus cochlearis bersangkutan

bersangkutan pendengaran dan nervus vestibularis berhubungan dengan keadaan

keseimbangan dan orientasi dalam ruang tiga-dimensi.

7. Nervus Glossopharyngeus (S.IX)

Nervus glossopharingeus ( glosso = lidah, pharinx = hulu kerongkongan/laring). Saraf

glossopharing muncul sebagai lima atau enam akar rambut sulcus posterolateralis bagian

rostral medula oblongata dekat pada saraf fasial. Dan berurut dengan akar rambut saraf vagus

yang terletak lebih ke kaudal. Serabut kecap dari putik kecap (caliculus gustatorius, gema

gustatoria) direlay oleh neuron orde pertama ke daerah rostral dan lateral nukleus solitarius.

8

Page 9: Vaskularisasi-Otak

8. Nervus Vagus (S.X)

Nervus vagus atau saraf otak kesepuluh ialah saraf campuran dengan komponen

fungsional yang sama dengan yang ditemukan pada saraf glosofaring. Informasi sensori

dihantarkan lewat serabut aferen viseral umum ( badan sel dalam ganglion inferior) dari

banyak sumber ke nucleus solitarius. Sumber-sumber itu meliputi : (1) faring, esofagus,

lambung dan saluran usus (sampai flexura colica sinistra, laring, bronkus dan paru, dan alat-

alat seperti hati, pankreas dan saluran-salurannya; (2) presoreseptor dalam lengking aorta,

serambi dan bilik jantung dan dalam percabangan paru; dan (3)kemoreseptor dalam badan

aorta dan arteri utama pada toraks.

9. Nervus Accessorius (Accessorius spinalis atau S.XI)

Nervus accessorius atau saraf otak ke sebelas timbul sebagai dua akar; spinal dan bulbar

(cranial). Serabut (EVK) akar spinal berasal dari sel-sel yang terletak dalm bagian lateral

lamina IX segmen spinal C1 sampe C5. Akar-akar rambut pada akar bulbar sebenarnya terdiri

dari serabut-serabut (EVK) saraf vagus yang timbul dari bagian kaudal nukleus ambiguus.

Akar spinal dan bulbar bergabung dan berjalan melalui foramen jugulare posterior terhadap

vena jugularis.

10. Nervus Hypoglossus (S.XII)

Serabut neuron motorik bawah ( ESU) nervus hypoglossus atau saraf otak ke duabelas

berdasar dari saraf hypoglossus. Nukleus ini merupakan suatu kolom sel motorik sepanjang 2

cm dan terletak dibawah dasar ventrikel ke empat tepat lateral terhadap garis tengah, serta

membentuk benjol pada trigonum n. hypoglossi. Dalam canalis hypoglossalis akar rambut

bergabung untuk membentuk n.hypoglossus yang melengkung sebelah lateral faring menuju

ke pangkal lidah. Saraf-saraf ini bercabang-cabang mempersarafi otot intrinsik lidah

ipsilateral dan mm. hyoglossus, styloglossus, dan genioglossus.4

Vaskularisasi Otak

Jantung memompa oksigen dan darah yang sarat akan gizi ke wajah, otak, dan kulit

kepala melalui dua set pembuluh utama yaitu arteri karotis dan arteri vertebralis. Vena leher

dan lainnya membawa darah keluar dari otak.

Banyak darah yang perlu disediakan untuk memelihara otak yang selalu aktif. Aliran

darah tidak mutlak seragam namun selalu dalam jumlah besar. Kerusakan irreversible pada

9

Page 10: Vaskularisasi-Otak

otak terjadi apabila otak kehilangan sirkulasi darahnya untuk waktu lebih dari beberapa

menit. Secara pradoksis, sirkulasi darah memberikan batas keselamatan fisiologis yang begitu

kecil sehingga kesadaran akan hilang jika aliran darah terputus selama kitra-kira 5 detik.

Otak memerlukan kira-kira seperlima jumlah darah yang dipompa oleh jantung

(sepertiga curah jantung bagian kiri), sebab otak menghabiskan 20% dari jumlah oksigen

yang digunakan tubuh (pada anak kecil sampai sebanyak 50 %). Setetes darah kira-kira

memerlukan waktu 7 detik untuk mengalir melalui otak dari arteri karotis interna ke vena

jugularis interna. Kebutuhan akan aliran darah yang sebesar itu ialah oleh karena otak

memiliki hanya sedikit cadangan metabolik dan memperoleh energinya hampir semata-mata

dari glukosa gula. Oleh karena otak normal tidak pernah istirahat, maka persediaan oksigen

dan gukosa harus dipertahankan oleh aliran darah yang konstan, karena tuntutan otak tetap

sama baik pada saat orang istirahat, tidur, berpikir, ataupun melamun.

Pada manusia peranan susunan saraf otonom murni terhadap otak relatif kecil.

Penyesuaian yang halus terhadap aliran darah oleh CO2 dan metabolit lain merupakan cara-

cara yang digunakan otak untuk menjamin bahwa aliran darahnya kuat dan mencukupi dalam

hubungan dengan tekanan darah yang normal. Kepadatan pembuluh dan aliran darah tidak

sama dalam daerah-daerah yang berbeda pada otak. Organisme mempunyai beberapa garis

pertahanan sehingga otak dapat memperoleh oksigen yang dibutuhkannya :

Reseptor tekanan dalam sinus karotis dan reseptor kimia dalam badan karotis pada

bifurkasi arteri karotis komunis diintegrasikan ke dalam refleks-refleks melalui pusat

pernafasan dan pusat kardiovaskulus dalam medulla oblongata, reseptor-reseptor itu

berfungsi untuk mempertahankan aliran darah yang konstan ke otak. Reseptor tekanan juga

terdapat dalam lengkung aorta.

Kontrol autoregulasi aliran darah ke otak tercapai melalui respon otot-otot polos didalam

pembuluh otak terhadap tekanan darah pada pembuluh-pembuluh itu. Jika tekanan turun, otot

polos menjadi kendur, pembuluh melebar dan resistensi terhadap aliran darah berkurang.

Apabila tekanan naik, otot polos akan berkontraksi dan resistensi terhadap aliran darah

bertambah. Apabila tekanan intraknium bertambah (kenaikan tekanan cairan serebrospinal)

pembuluh bereaksi dengan pelebaran.

Sangat penting ialah kontrol metabolik aliran darah ke otak. Pembuluh serebrum melebar

jika kadar CO2 tinggi dan kadar O2 rendah. Pembuluh itu berkontraksi jika kadar CO2 rendah

dan kadar O2 tinggi.

10

Page 11: Vaskularisasi-Otak

Jika aliran darah melalui otak berkurang maka otak mengimbanginya dengan mengambil

lebih banyak O2 dari pada biasanya dari O2 yang tersedia dalam darah.

Turunnya tekanan dengan hebat akan menimbulkan refleks ischemic serebrum. Neuron

dalam medulla oblongata bereaksi dengan merangsang impuls susunan saraf simpatik ke

jantung yang pada gilirannya menambah aliran darah dari jantung ke otak.5

Vaskularisasi arteria

Pada vaskularisasi arteri pada otak ini di bagi menjadi 2 jenis dengan masing-masing

2 buah pada setiap jenisnya yaitu, 2 arteria carotis interna dan 2 arteria vertebralis (beberapa

buku menyebutnya arteria vertebrobasilaris). Keempat arteri ini terletak di daerah ruang

subarachnoid dan cabang-cabangnya akan beranastomosis pada permukaan inferior brain

yang akan membentuk Circulus Willisi.

Spesifikasi pada setiap arteri dan alur-alurnya :

1. Arteria Carotis Interna

a. Bifurcation arteria karotis communis terdapat dilatasi, “Sinus karoticus”

b. Arteri naik melewati leher dan tembus basis cranii melewati kanalis karoticus os

temporal

c. Arteri ini terus bersirkulasi ke depan dan horizontal melewati sinus kavernosus

d. Arteri ini muncul pada sisi medial processus klinoideus anterior

e. Pemunculan ini dengan menembus bagian duramater

f. Masuk ke subarachnoid space dengan cara menembus bagian arachnoid mater dan

membelah ke arah posterior

g. Dari arah tersebut, arteri ini masuk ke ujung medial sulcus lateralis serebri

h. Dari bagian tersebut, arteri ini membelah menjadi 2 bagian yaitu, bagian arteri serebri

anterior dan arteri cerebri medial

Percabangan arteri :

a) Arteri opthalmica

11

Page 12: Vaskularisasi-Otak

Arteri ini berasal dari arteri carotis interna yang muncul dari bagian sinus

cavernosus. Arteri ini masuk ke daerah orbita dengan melalui canalis opticus

di bawah dan lateral nervus opticus

Arteri ini memperdarahi struktur-struktur orbita lainnya dan cabang

terminalnya memperdarahi bagian frontal kulit kepala, sinus ethmoidalis,

sinus frontalis, dan dorsum nasi.

b) Arteria communican posterior

merupakan pembuluh darah kecil yang berasal dari arteri carotis interna

yang bagiannya dekat dengan bagian terminasinya (arteri carotis interna).

Arteri ini berjalan ke arah posterior di atas nervus occulomotoric untung

bergabung dengan arteria cerebri posterior untuk ikut membentuk circulus

willis.

c) Arteria choroidea

Arteri ini berjalan ke arah posterior di dekat traktus opticus, masuk ke dalam

cornu inferior ventrikuli lateralis, dan berakhir pada bagian Plexus

choroideus.

Arteri ini pula ikut membentuk cabang-cabang pada daerah Crus cerebri,

corpus geniculatum laterale, tractus opticus, dan capsula interna.

d) Arteri cerebri anterior

- Arteri ini berjalan ke depan dan ke arah medial, juga superior terhadap

nervus opticus yang masuk ke daerah fisura longitudinal cerebri

- Arteri ini berhubungan dengan arteri cerebri anterior di sisi kontralateral

- Dengan melewati daerah arteri communicans anterior

- Selanjutnya, arteri ini melengkung di atas bagia corpus colosum dan

beranastomosis dengan arteri cerebri posterior

- Diketahui cabang-cabang kortikal ini memperdarahi seluruh bagian

permukaan medial cortex cerebri di bagian posterior hingga mencapai sulcus

parieto-occipitalis.

e) Arteri cerebri media

Berjalan ke arah lateral sulcus lateralis cerebri

Arteri ini memperdarahi seluruh daerah lateral hemisphere lateral, kecuali

daerah pita sempit yang di suplai oleh arteria cerebri anterior, polus

12

Page 13: Vaskularisasi-Otak

occipitalis, dan permukaan inferolateral hemispherium cerebri, yang

diperdarahi oleh arteri cerebri posterior.

Diketahui bahwa arteri ini juga memperdarahi semua area motorik, kecuali

“area Tungkai”.

2. Arteria Vertebralis (Vertebrobacillaris)

a. Berawal dari bagian arteri subclavia

b. Naik ke leher dengan melewati 6 foramen pada proccessus tranversus di

servikalis

c. Masuk ke cranium melewati foramen magnum

d. Menembus dura mater – arachnoid – subarachnoid

e. Masuk ke MO (medulla Oblongata)dengan alur depan – atas – depan –

medial

f. Masuk ke Pons, pada pinggir bawah, mengalami anastomosis dengan arteria

vertebralis sisi kontalateral untuk membentuk arteria basilaris.

Cabang-cabangnya (pars cranialis)

1) Rami meningei

Memperdarahi tulang serta dura di fossa crania posterior

2) Arteri spinalis posterior

Asalnya dari arteri cerebralis posterior inferior yang descend (turun) pada

posterior medulla spinalis di dekat radiks posterior (dorsal) yang mana

cabang-cabangnya diperkuat oleh arteri radukularis yang memasuki

daerah coronalis vertebralis dengan melewati bagian foramen

intervetebralis.

3) Arteri spinalis anterior (bentuk arteri, tunggal)

Berasal dari arteri vertebralis yang berjalan turun pada permukaan

anterior di daerah Medula Oblongata dan Spinal Cord yang terbenam di

Pia mater dan fisura media anterior yang mana arteri ini diperkuat oleh

arteri radikularis.

4) Arteri inferior posterior cerebella

Arteri ini berasal dari arteri vertebralis yang berjalan secara tidak teratur

di daerah medulla oblongata dan cerebellum

13

Page 14: Vaskularisasi-Otak

Arteri ini memperdarahi bagian inferior vermis, nuclei central cerebella

dan di bawha hemisphere cerebella, juga men-suply Medulla oblongata

dan plexus koroid ventriculi fourth (quarti).

5) Arteri medularis

Arteri ini berjalan menuju daerah medulla oblongata.3,4

Vena cerebri

Arteri ini tidak mempunyai jaringan muscular dan tidak pula mempunyai katup.

Arteri ini bermuara di subarachnoid space yang mana mengalir ke daerah Sinus

Venosus Cranii. Vena cerebri terbagi menjadi dua jenis yaitu, vena cerebri externa

dan interna.

1. Vena cerebri externa (VCE)

Jenis-jenis dari arteri ini adalah

a. VCE Superior

Berjalan ke daerah atas pada bagian lateral hemisphere cerebri yang bermuara

di sinus sagitalis superior

b. VCE superfisialis

- Mengalir ke bagian lateral hemisphere cerebri

- Diketahui pula, berjalan ke bagian inferior dalam sulcus lateralis dan

bermuara di sinus cavernosus

c. VCE media profunda

Mengalir ke insula dan bergabung dengan Vena Cerebri Anterior dan Vena Striata

untuk membentuk Vena Basalis dan bergabung lagi menjadi Vena Magna

Cerebri yang bermuara di Sinus Rectus.

2. Vena Cerebri Interna

Terbentuk dari gabungan-gabungan Vena Thalamo Striata dan Vena choroidea di

Foramen interventrikulate yang berjalan pada bagian posterior di dalam Tela

Choroidea Ventrikuli tertii (thee), setelah itu bergabung di bagian bawah splenum

corporis callosi untuk membentuk Vena Cerebri magna yang bermuara di Sinus

Rectus.4

14

Page 15: Vaskularisasi-Otak

Fraktur pada basis cranii

Suatu fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linear yang terjadi pada dasar tulang

tengkorak yang tebal. Fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada duramater. Fraktur

basis cranii paling sering terjadi pada dua lokasi anatomi tertentu yaitu regio temporal dan

regio occipital condylar. Fraktur basis cranii dapat dibagi berdasarkan letak anatomis fossa-

nya menjadi fraktur fossa anterior, fraktur fossa media, dan fraktur fossa posterior.

Jenis fraktur lain pada tulang tengkorak yang mungkin terjadi yaitu :

• Fraktur linear yang paling sering terjadi merupakan fraktur tanpa pergeseran, dan umumnya

tidak diperlukan intervensi.

• Fraktur depresi terjadi bila fragmen tulang terdorong kedalam dengan atau tanpa kerusakan

pada scalp. Fraktur depresi mungkin memerlukan tindakan operasi untuk mengoreksi

deformitas yang terjadi.

• Fraktur diastatik terjadi di sepanjang sutura dan biasanya terjadi pada neonatus dan bayi

yang suturanya belum menyatu. Pada fraktur jenis ini, garis sutura normal jadi melebar.

• Fraktur basis merupakan yang paling serius dan melibatkan tulang-tulang dasar tengkorak

dengan komplikasi rhinorrhea dan otorrhea cairan serebrospinal (Cerebrospinal Fluid).

Suatu fraktur tulang tengkorak berarti patahnya tulang tengkorak dan biasanya terjadi

akibat benturan langsung. Tulang tengkorak mengalami deformitas akibat benturan

terlokalisir yang dapat merusak isi bagian dalam meski tanpa fraktur tulang tengkorak. Suatu

fraktur menunjukkan adanya sejumlah besar gaya yang terjadi pada kepala dan kemungkinan

besar menyebabkan kerusakan pada bagian dalam dari isi cranium. Fraktur tulang tengkorak

dapat disertai denganterjadi kerusakan neurologis dan pembuluh-pembuluh darah. Otak

dikelilingi oleh cairan serebrospinal, diselubungi oleh penutup meningeal, dan terlindung di

dalam tulang tengkorak. Selain itu, fascia dan otot-otot tulang tengkorak manjadi bantalan

tambahan untuk jaringan otak. Hasil uji coba telah menunjukkan bahwa diperlukan kekuatan

sepuluh kali lebih besar untuk menimbulkan fraktur pada tulang tengkorak kadaver dengan

kulit kepala utuh dibanding yang tanpa kulit kepala. Fraktur tulang tengkorak dapat

menyebabkan hematom, kerusakan nervus cranialis, kebocoran cairan serebrospinal (CSF)

dan meningitis, kejang dan cedera jaringan (parenkim) otak. Angka kejadian fraktur linear

15

Page 16: Vaskularisasi-Otak

mencapai 80% dari seluruh fraktur tulang tengkorak. Fraktur ini terjadi pada titik kontak dan

dapat meluas jauh dari titik tersebut. Sebagian besar sembuh tanpa komplikasi atau

intervensi. Fraktur depresi melibatkan pergeseran tulang tengkorak atau fragmennya ke

bagian lebih dalam dan memerlukan tindakan bedah saraf segera terutama bila bersifat

terbuka dimana fraktur depresi yang terjadi melebihi ketebalan tulang tengkorak. Fraktur

basis cranii merupakan fraktur yang terjadi pada dasar tulang tengkorak yang bisa melibatkan

banyak struktur neurovaskuler pada basis cranii, tenaga benturan yang besar, dan dapat

menyebabkan kebocoran cairan serebrospinal melalui hidung dan telinga dan menjadi

indikasi untuk evaluasi segera di bidang bedah saraf. 1

16

Page 17: Vaskularisasi-Otak

Kesimpulan

       

Cranium atau tulang tengkorak adalah yang membungkus dan melindungi otak dari

cedera kepala atau traumatis adalah penyebab utama kematian dan kecacatan. Otak selain

mempunyai perlindungan cranium juga tertutup lapisan keras yang disebut meninges dan

terdapat cairan yang sering disebut dengan cerebrospinal Cairan Serebrospinal (LCS).

Dengan adanya cedera di daerah kepala, bisa berpotensi menyebabkan fraktur cranium

sehingga mengakibatkan perdarahan di ruang sekitar otak, memar pada jaringan otak, atau

kerusakan hubungan antar nervus pada otak. Cranium atau tulang tengkorak memiliki fungsi

yang sangat utama bagi manusia yaitu melindungi otak yang sebagai pusat kordinasi pada

tubuh. Jadi fraktur os temporal terjadi karena adanya cedera pada cranium bisa dibagian

meninges dan ditandai dengan adanya darah dalam cairan dapat menunjukkan perdarahan

dalam atau di sekitar otak.

17

Page 18: Vaskularisasi-Otak

Daftar Pustaka

1. Bernard SM. Anatomi umum. Jakarta : Bagian anatomi FK-UKI ; 2011.

2. Chusud JG. Neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional.Yogyakarta ; 2006.

3. Ginsberg L. Neurologi. Jakarta : Erlangga ; 2008.

4. Krishna A. Neospirituality & neuroscience. Jakarta : Gramedia ; 2010.

5. Sumadikarya IK. Buku ajar neurosains. Jakarta ; 2012.

6. Tambayong J. Buku ajar histology. Jakarta : Kedokteran EGC ; 2002.

18

Page 19: Vaskularisasi-Otak

19