Upload
lovcom12
View
48
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ventilasi mekanik
Citation preview
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
1/34
BAB 1
VENTILATOR MEKANIK
A. PENDAHULUANMenurut Hendi (2008), Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk
membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
Ventilasi mekanik dengan alatnya yang disebut ventilator mekanik adalah suatu alat
bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara
memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan. Ventilator
mekanik merupakan peralatan wajib pada unit perawatan intensif atau ICU (Hanif,
2008).
Ventilator mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama.
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada pasien kritis yang mengalami
hipoksemia dan hiperkapnia (Tanjung, 2007). Sedangkan menurut Taryono (2007)
Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di desain untuk
menggantikan/menunjang fungsi pernafasan.
Ventilator mekanis adalah alat pernafasan bertekanan negative atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama
(Smeltzer, 2001 : 655).
B. PENGERTIANVentilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama.
(Brunner dan Suddarth, 1996).
C. FISIOLOGI PERNAPASAN VENTILASI MEKANIKPada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis
berkontrkasi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif sehingga aliran udara
masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
2/34
Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan
memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan sselama inspirasi adalah positif dan
menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam
rongga thorax paling positif.
D.Ventilator diklasifikasikan sesuai dengan cara mengakhiri faseinspirasi
1. Volume-cycled mengakhiri fase inspirasi setelah memberikan sejumlah volumeudara praset tertentu.
2. Pressure-cycled mengakhiri fase inspirasi setelah memberikan sejumlah tekananpraset tertentu.
3. Time-cycled mengahiri fase inspirasi setelah praset waktu tertentu.Dua pembagian dasar ventilator, yaitu:
1. Ventilator tekanan negative.
Membantu lingkungan negative sekeliling dada, mengakibatkan udara masuk paru
2. Ventilator tekanan positif.
Membantu tekanan positif dalan jalan nafas sehingga udara masuk paru. Ada 2 kelompok, yaitu: (1) ventilator yang memberi gas dengan volume besar,
tekanan tinggi dan frekuensi rendah (ventilator biasa), (2) ventilator dengan
volume kecil, tekanan rendah, memakai frekuensi tinggi (high frequency
ventilator).
E. Indikasi Ventilasi MekanikA. Kegagalan ventilasi.
Neuromuscular disease. Central nervous system desease. Defresi system saraf pusat (cardiac arrest).
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
3/34
Musculosletal disease. Ketidakmampuan torak untuk ventilasi (trauma dada).
B. Kegagalan pertukaran gas.
Gagal nafas akut. Gagal nafas kronik. Gagal jantung kiri. Penyakit paru-gagal disfungsi. Perfusion mismatch.
Ventilator Yang Ideal
Volume atau time cycled
Vt = 10 200 ml (bayi)
50 500 ml ( anak)
200 2000 ml (dewasa)
Arus gas inspirasi variable (sampai 150 liter/menit untuk dewasa).
Rasio I : E variable
Pembatasan takanan inspirasi tertinggi
60 torr (bayi) 100 torr (anak, dewasa)
Cara :
Control, assist, IMV (Intermitten Mandatory Ventilation).
Peep atau CPAP sampai paling sedikit 50 cm H2O.
Frekuensi : 060 x/menit.
Alarm : tekanan jaringan nafsa minimum dan maksimum.
Kadar O2. Suhu gas inspirasi. Tinggi air nebulizer/humidifier. Power failure (listrik, preumatik).
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
4/34
F. SETTING VENTILATOR YANG DIUSULKAN1. Volume tidal (Vt): 12-15 ml/kg. vt besar diperlukan untuk mencegah atelaktase dan
untuk mempertahankan oksigenisasi.
2. Ratio untuk inspirasi : ekspirasi (I : E1 : 2)3. Waktu inspirasi kurang dari 1/3 dari cycle ventilasi dianjurkan mengurangi tekanan
intratorakal dan depresi hemodinamik. Waktu inspirasi yang lebih lama kadang-
kadang diperlukan (I : E1 : 31 : 5) untuk mencegah air trepping pada COPD.
4. Arus (flow rate) inspirasi40 LPM.5. Arus inspirasi yang rendah baik untuk mencegah turbulensi dan mendekati laminar
flow.
Ventilasi Mekanik Ventilatoradalah merupakan suatu alat bantu mekanik yang
berfungsi bermanfaat dan bertujuan untuk memberikan bantuan nafas pasien dengan
cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan dan
juga merupakan mesin bantu nafas yang digunakan untuk membantu sebagian atau
seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
ventilatoradalah peralatan elektrik dan memerlukan sumber listrik. Beberapa
ventilator, menyediakan back up batere, namun batere tidak didesain untuk pemakaian
jangka lama. Ventilator adalah suatu metode penunjang/bantuan hidup (life - support).
Maksudnya adalah jika ventilator berhenti bekerja maka pasien akan meninggal. Oleh
sebab itu harus tersedia manual resusitasi seperti ambu bag di samping tempat tidur
pasien yang memakai ventilator, karena jika ventilator berhenti bekerja dapat langsung
dilakukan manual ventilasi.
G.Tujuan Indikasi Pemasangan VentilatorAda beberapa hal yang menjadikan tujuan dan manfaat penggunaan ventilasi
mekanik ini dan juga beberapa kriteria pasien yang perlu untuk segera dipasang
ventilator.
Tujuan Ventilatorantara lain adalah sebagai berikut :
Mengurangi kerja pernapasan.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
5/34
Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien. Pemberian MV yang akurat. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat.
Dan berikut adalah kriteria indikasi pemasangan ventilasi mekanik
1. Pasien Dengan Gagal Nafas. Pasien dengan distres pernafasan gagal nafas, hentinafas (apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen
merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan
pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya. Distres
pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi. Prosesnya
dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena kelemahan
otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot).
2. Insufisiensi jantung. Tidak semua pasien dengan ventilasi mekanik memilikikelainan pernafasan primer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF,
peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat
peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung kolaps.
Pemberian ventilasi mekanik untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan
sehingga beban kerja jantung juga berkurang.
3. Disfungsi neurologis. Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko mengalamiapnoe berulang juga mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu ventilasi mekanik
http://askep-net.blogspot.com/2012/04/ventilasi-mekanik-ventilator.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/-ioX3bK5Z-fM/UoQkP93cG0I/AAAAAAAAA6c/mynXCoKmuGA/s1600/Tujuan+Indikasi+Pemasangan+Ventilator.jpghttp://askep-net.blogspot.com/2012/04/ventilasi-mekanik-ventilator.html5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
6/34
juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan pemberian
hiperventilasi pada klien dengan peningkatan tekanan intra cranial.
4. Tindakan operasi. Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi dansedative sangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas
selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan
keberadaan ventilasi mekanik.
Kriteria Pemasangan Ventilasi Mekanik
Menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik
(ventilator) bila :
Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg. PaCO2 lebih dari 60 mmHg AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg. Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
H.Mode Jenis Ventilasi MekanikKlasifikasi Ventilasi mekanikberdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi,
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif. Berdasarkan
mekanisme kerjanya ventilator mekanik tekanan positif dapat dibagi menjadi empat jenis
yaitu :
- Volume Cycled Ventilator.Volume cycled merupakan jenis ventilator yang paling sering digunakan di
ruangan unit perawatan kritis. Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan
volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang
ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru
pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.
http://askep-net.blogspot.com/2012/04/macam-dan-mode-ventilasi-mekanik.htmlhttp://askep-net.blogspot.com/2012/04/macam-dan-mode-ventilasi-mekanik.html5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
7/34
Jenis ventilator ini banyak digunakan bagi pasien dewasa dengan gangguan paru
secara umum. Akan tetapi jenis ini tidak dianjurkan bagi pasien dengan gangguan
pernapasan yang diakibatkan penyempitan lapang paru (atelektasis, edema paru). Hal ini
dikarenakan pada volume cycled pemberian tekanan pada paru-paru tidak terkontrol,
sehingga dikhawatirkan jika tekanannya berlebih maka akan terjadi volutrauma.
Sedangkan penggunaan pada bayi tidak dianjurkan, karena alveoli bayi masih sangat
rentan terhadap tekanan, sehingga memiliki resiko tinggi untuk terjadinya volutrauma.
- Pressure Cycled Ventilator
Prinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin
berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan.Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif.
Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang
diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil,
penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan, sedangkan pada pasien anak-anak atau
dewasa mengalami gangguan pada luas lapang paru (atelektasis, edema paru) jenis ini
sangat dianjurkan.
- Time Cycled Ventilator
Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan waktu ekspirasi
atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan
kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit). Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi )
- Berbasis aliran (Flow Cycle)
Memberikan napas/ menghantarkan oksigen berdasarkan kecepatan aliran yang
sudah disetting terlebih dahulu.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
8/34
Mode Ventilator Mekanik
Mode control (pressure control, volume control, continuous mode). Pasien
mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya, pada mode ini pasien dibuat tidak sadar
(tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator. Tidal volume yang
didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator. Pada mode control klasik, pasien
sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan atau tidal volume lebih dari yang telah
di set pada ventilator. Namun pada mode control terbaru, ventilator juga bekerja dalam
mode assist-control yang memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum
tidal lebih dari yang telah di set pada ventilator.
Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV). Pada mode ini pasien menerima
volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan yang di set pada ventilator. Diantara
pernafasan pemberian ventilator tersebut pasien bebas bernafas. Misalkan respiratory rate
(RR) di set 10, maka setiap 6 detik ventilator akan memberikan bantuan nafas, diantara 6
detik tersebut pasien bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator. Kadang ventilator
memberikan bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri, sehingga terjadi benturan
antara kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien. Hal ini tidak akan terjadi pada
Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)yang sama dengan
mode IMV hanya saja ventilator tidak memberikan bantuan ketika pasien sedang
bernafas mandiri. Sehingga benturan terhindarkan.
Mode Pressure Supportatau mode spontan. Ventilator tidak memberikan bantuan
inisiasi nafas lagi. Inisiasi nafas sepenuhya oleh pasien, ventilator hanya membantu
pasien mencapai tekanan atau volume yang di set di mesin dengan memberikan tekanan
udara positif.
Indikasi pemasangan ventilator mekanik
Menurut Smeltzer (2001 : 656) indikasi untuk ventilasi mekanik yaitu jika pasien
mengalami penurunan kontinyu oksigenasi (PaO2), peningkatan kadar karbon dioksida
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
9/34
arteri (PaCO2), dan asidosis persisten (penurunan pH) maka ventilasi mekanik mungkin
diperlukan. Kondisi seperti pascaoperatif bedah toraks atau abdomen, penyakit
neuromuskular, cedera inhalasi, PPOM, trauma multiple, syok, kegagalan multi system,
dan koma semuanya dapat mengarah ke gagal nafas dan perlunya ventilasi mekanik.
Indikasi umum untuk ventilasi mekanik meliputi:
Bradypnea atau apnea dengan pernapasan Cedera paru-paru akut dan sindrom gangguan pernapasan akut Takipnea (> tingkat pernapasan 30 napas per menit) Vital kapasitas kurang dari 15 mL / kg Ventilasi yang lebih besar dari 10 L / menit Tekanan Arteri parsial oksigen (PaO 2) dengan tambahan fraksi oksigen inspirasi
(Fio 2) kurang dari 55 mm Hg
Alveolar-arteri gradien tekanan oksigen (Aa DO 2) dengan oksigen 100% lebihbesar dari 450 mm Hg
Kelelahan otot pernafasan Obtundation atau koma Hipotensi Tekanan parsial akut karbon dioksida (RAPP 2) lebih besar dari 50 mm Hg
dengan pH arteri kurang dari 7,25
Penyakit neuromuscular
Kriteria :
PaO2 kurang dari 50 mmHg dengan FiO2> 0,60
PaO2 lebih dari 50 mmHg dengan pH 35 x/mnt.
Kriteria untuk ventilasi mekanik ini berfngsi sebagai pedoman dalam membuat keputusan
untuk menempatkan pasien dalam ventilator. (Smeltzer, 2001 : 657)
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
10/34
ventilator tekanan positif dan fase-fase dalam ventilator tekanan positif
Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan
tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi. Ekspirasi terjadi secara pasif. Pada ventilator jenis ini diperlukan
intubasi endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada pasien
dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan
bersiklus, waktu bersiklus dan volume bersiklus.
a. Ventilator tekanan bersiklusVentilator tekanan positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah
tercapai. Dengan kata lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai
tekanan tertentu yang telah ditetapkan seluruhnya tercapai, dan kemudian siklus mati.
Keterbatasan utama dengan ventilator jenis ini adalah bahwa volume udara atau
oksigen dapat beragam sejalan dengan perubahan tahanan atau kompliens jalan nafas
pasien. Akibatnya adalah suatu ketidakkonsistensian dalam jumlah volume tidal yang
dikirimkan dan kemungkinan mengganggu ventilasi. Konsekuensinya, pada orang
dewasa, ventilator tekanan-bersiklus dimaksudkan hanya untuk pengguanaan jangka
pendekdi ruang pemulihan. Jenis yang paling umum dari ventilator jenis ini adalah mesin
IPPB.Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di
ruang pemulihan.
b. Ventilator waktu bersiklusVentilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi setelah waktu ditentukan.
Volume udara yang diterima pasien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan frekuensi aliran
udara. Sebagian besar ventilator mempunyai frekuensi control yang menentukan
frekuensi pernafasan, tetapi waktu persiklus murni jarang digunakan untuk orang dewasa.
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
11/34
c. Ventilator volume bersiklusVentilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator tekanan positif yang
paling banyak digunakan sekarang. Dengan ventilator jenis ini volume udara yang akan
dikirimkan pada setiap inspirasi telah ditentukan. Jika volume preset ini telah dikirimkan
pada pasien, siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Dari satu nafas ke
nafas lainnya, volume udara yang dikirimkan oleh ventilator secra relative konstan,
sehingga memastikan pernafasan yang konsisten, adekuat meski tekanan jalan nafs
beragam (Smeltzer, 2001 : 657).
Setiap ventilator memiliki 4 fase dasaryang harus dipenuhi dalam menyediakan
sebuah siklus ventilator pada pasien yang terdiri dari :
1. Fase Inspirasi2. Fase Perubahan inspirasi-ekspirasi3. Fase Ekspirasi4. Fase Perubahan ekspirasi-inspirasi
Dalam setiap fase dimanipulasi oleh operator.
1. Fase InspirasiSelama fase inspirasi, tekanan positif akan menciptakan gradient tekanan yang
nantinya akan menimbulkan pemompaan paru. Tekanan dalam jalan napas, alveoli dan ruang
intrapleural menjadi positif selama inspirasi. Hal itu berkebalikan dengan yang teradi saat
pernapasan spontan. Tekanan positif ini menyebabkan paru-paru terpompa dan terjadi
ekspansi cavitas toraks. Tekanan positif ini menyebakan banyak komplikasi dalam
mekanisme ventilasi seperti barotrauma dan membahayakan hemodinamik.
2. Fase Perubahan inspirasi-ekspirasiVentilator dibedakan oleh mekanisme siklus ventilasi dari fase inspirasi sampai fase
ekspirasi. Banyak ventilator saat ini yang dilengkapi oleh 3 fungsi dari 4 siklus mekanik
yaitu volume, aliran, waktu dan tekanan.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
12/34
Siklus ventilasi volumePada ventilasi volume alur ventilasi dari akhir inspirasi dan dimuali pada awal
ekspirasi ketika volume yang telah ditetapkan di salurkan ke pasien waktu yang diperlukan
untuk mengirim tekanan flow rate dan tekanan yang mengembang sudah ditentukan. Pada
saat volume yang telah diantisipasi dan kecepatan pernafasan yang telah ada pada ventilator,
flow rate dari pernafasan itu harus disesuaikan sewajarnya sehingga volume tidal yang
dikirim sesuai dengan waktu pernafasan yang diinginkan. Jumlah dari tekanan yang
diinginkan dikirim ke volume tidal yang telah ditentukan, puncak tekanan inspirasi (PIP)
akan berubah tergantung pada pemenuhan dan factor resisten dan harus dimonitor dengan
cermat oleh petugas klinik. Sebagai penurunan pemenuhan ataw kenaikan resisten, PIP akan
meningkat, kerena walaupun dibawah tekanan ini ventilator tetap melanjutkan pengiriman
kepada volume yang dimasukkan
Siklus ventilasi waktuDalam siklus ventilasi waktu inspirasi diakhiri dan ekspirasi dimulai setelah interval
waktu yang diantisipasi telah dicapai. Peredaran bisa dikontrol pada mekanisme waktu yang
singkat atau dengan mengatur laju dan menetapkan rasio inspiratori atau ekspiratori, atau
persentasi dari waktu ekspiratori. Mekanisme dari kedua hal tersebut memberitahu ventilator
untuk mengedrakan dari inspirasi ke ekspirasi setelah waktu yang ditentukan telah habis.Ketika peredaran berlangsung, tekanan jalan nafas telah tercapai, laju inspirasi, dan volume
tidal akan bervariasi berdasarkan pada nafas-demi nafas. Pada waktunya siklus ventilasi dari
volume tidak telah dibagi oleh laju gas dkalikan dengan wkatu inspiratori( volume = laju x
waktu). Karena waktu telah dikontrol, laju harus disesuaikan untuk mencapai volume tidal
yang ditentukan sebelum siklus ventilator. Perubahan dalam hambatan jalan nafas dan
pulmonar, pemenuhan akan merubah tekanan dari pola nafas dan bisa juga mengurangi
volumen tidal sampai ventilator mampu mengirim aliran yang konstan dibawah kondisi paru
yang bervariasi.
Siklus ventilasi tekananDalam siklus ventilasi tekanan inspirasi berakhir dan ekspirasi dimulai ketika
penentuan tekanan maksimal dari pola nafas telah dicapai. Volume terkirim kecapatan aliran,
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
13/34
dan waktu inspiratori semuanya berbeda berdasarkan nafas demi nafas. Volume dikirim
ditetapkan oleh kumpulan dari aliran tekanan, laju aliran, pemenuhan dari paru pasien, pola
nafas, dan perlawanan lintasan menuju ke ventilator. Awal dari peredaran tkanan dipilih
ketika volumen tidal yang dihirup telah dimonitor. Tekanan kemudian disesuaikan hingga
volumen tidal yang diterima telah tercapai, laju aliran telah disesuaikan ketika kecepatan
respiratori telah diambil kepada pertimbangan untuk mencapai waktu inspiratori yang
diinginkan jika karakteristik dari paru pasien memburuk, volumen tidal akan turun dan waktu
inspiratoria akan menjadi lebih pendek. Peningkatan dari peredaran tekanan adalah
mekanisme awal untuk memperbaiki masalah ini. Peningkatan dari laju kecepatan bisa juga
membantu.
Siklus ventilasi aliranPada siklus ventilasi aliran inspirasi diakhiri dan ekspirasi dimulai ketika laju aliran
terhambat dan diantisipasi dengan presentase dari jumlah puncaknya. Laju aliran yang kritis
ketika peredaran terjadi adalah akhir dari laju aliran. Volume dari paru-paru berbeda nafas
demi nafas. Volume yang dikirim kepada paru-paru pasien ditentukan dengan memilih
tekanan yang dihasilkan dan dengan memenuhi perlawanan dari paru-paru pasien. Pada awal
dari inspiratori laju aliran berjumlah maksimum tetapi pada saat paru-paru terisi udara,
tekanan dalamnya akan meningkat dan laju aliran akan menurun (karena perlawanan kealiran). Ketika kecepatan aliran akhir telah tercapai, ventilator beredar pada tahap ekspiratori.
Tekanan yang dihasilkan mendukung secara keseluruhan dari tahap inspiratori, tidak seperti
perederan tekanan, dimana itu akan berangsur-angsur meningkat dan mencapai puncaknya
pada akhir dari inspirasi. Peredaran laju cenderung lebih nyaman untuk pasien daripada
peredaran tekanan karena pada peredaran tekanan pasien mempunyai derajat control yang
lebih besar dari peredaran laju respratorik. Sebagai contoh cara dari ventilasi yang dijalankan
oleh asas ini adalah laju aliran, dukungan tekanan ventilasi. Peredaran aliran ventilator adalah
dimulai dengan cara yang sama dengan peredaran ventilator. Tekanan awal yang dihasilkan
dipilih ketika volume tidal yang dihembuskan telah diawasi. Tekanan lalu disesuaikan
sampai volume tidal yang diterima telah dicapai. Laju aliran disesuaikan ketika laju
respiratori diambil dalam sebuah pertimbangan, sehingga volume tidal dikirim dalam waktu
inspiratori yang nyaman. Jika pemenuhan paru-paru pasien menurun atau perlawanan
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
14/34
meningkat, volume tidal akan menurun dan waktu inspiratori lebih singkat, inilah mengapa
respon dari peredaran tekanan berespon terhadap kondisi ini. Kompensasi dari penurunan
tekanan tidal disesuaikan oleh menaiknya yang dihasilkan..
Batas menuju inspirasiBatasan variabel untuk inspirasi adalah nilai yang ingin dicapai, volume, aliran yang
tidak bisa melebihi. Sebagai contoh, peredaran volume ventilator kemungkinan mempunyai
mekanisme batasan tekanan yang dirancang untuk mencegah tekanan pada jalan nafas yang
berlebihan. Mekanisme keamanan ini ditempatkan dalam kasus perubahan besar yang terjadi
dalam karakteristik paru, tensin pneumothorak, atau dalam kasus malfungsi ventilator.
Batasan tekanan biasanya diatur pada 10cm H2O diatas puncak tekanan inspiratori. Ketika
batasan telah dicapai, sebuah tanda bahaya dari pendengaran atau penglihatan (atau
keduanya) memberi sebuah tanda bahaya dan menghasilkan volume dikirim tetapi saluran
menuju atmosfer.ketika peredaran volume ventilator masih berlangsung tetapi tekanan
dibatasi. Contoh lain adalah dalam sebuah cara dukungan tekanan dari ventilasi, dimana
nafas tekanan dibatasi tetapi alirannya diedarkan. Batasan variabel tidak harus dicampur
dengan siklus variabel. Batas variabel mempunya batas pengaturan maksimal tetapi tidak
beredar ventilator dari inspiratori menuju ketahap ekspiratori.
3. Fase EkspirasiVariable yang dikontrol selama waktu ekspirasi dalam ventilator dikenal dengan
sebutan baseline variable. Ini digunakan pase ventilator-ventilaor saat ini., tekanan adalah
variable yang dikontrol selama ekspirasi. Ekspirasi terjadi secara pasif karena elastisitas
recoil paru selama ventilasi mekanis., tetapi ekspirasi pasien secara pasif dikontrol oleh
baseline pressure. Di tekanan akhir ekspirasi mungkin tidak seimbang dengan tekanan
atmosfer atau mungkin di atas tekanan atmosfer, yang dikenal dengan PEEP. Beberapa
tingkatan dari tekanan positif selalu diperhatikan pada pasien dengnan gangguan paru pada
akhir ekspirasinya. PEEP meningkatkan fungsi residual capacity (FRC) dengan
meningkatkan penerimaan dan stabilitas alveoli.
Beberapa system ventilator memperbolehkan penggunaan sebuah perlambatan
ekspirasi, yang meningkatkan tahanan aliran selama ekspirasi. keterlambatan ekspirasi
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
15/34
awalnya dikembangkan untuk meniru pernapasan lewat bibir, yang sering diobservasi pada
pasien dengan penyakit pernapasan obstruksi kronik. Menciptakan sebuah tahanan aliran
ekspirasi mencegah kolapsnya jalan napas secara premature dan terjebaknya gas dalam paru.
Perlambatan ekspirasi meningkatkan kesempurnaan pengosongan paru,sedangkan PEEP
meningkatkan FCR.
4. Fase Perubahan ekspirasi-inspirasiKetika fase ekspirasi telah selesai, maka terajadi perubahan selanjutnya yaitu
dimulainya fase inspirasi. Fase ini mungkin dimulai oleh pasien atau oleh ventilator dan ini
dasar untuk pengklasifikasian model ventilator yaitu dibantu ventilator atau dikontrol
ventilator. Variable yang diukur oleh ventilator dan yang dibedakan pada permulaan napas
dikenal dengan variable pemacu. Faktor pencetus yang paling banyak digunakan adalah
waktu dan tekanan. ketika waktu adalah pemacunya, ventilator akan memacu napas setelah
interval waktu preset, yang ditentukan oleh frekuensi respirasi. Ketika tekanan adalah
pemicunya, usaha pernapasan spontan pasien menurunkan tekanan dalam perjalanan inspirasi
dan awal inspirasi. Usaha inspirasi negative yang harus pasien pergunakan untuk mengawali
ispirasi dikenal dengan sensitifitas ventilator. Sensitifitas, sebuah pengaturan ventilator
dikontrol oleh klinis. Jalan terakhirnya, ventilator dapat dipacu ke dalam fase inspirasi secara
manual. Mekanisme siklus eksternal diaktifasi oleh klinis, seluruh mechanisme siklus lainnyadikesampingkan dan pengontrolan napas disampaikan.
Yang perlu diperhatikan saat mengatur setting ventilator mekanik
Yang perlu diperhatikan saat mengatur setting ventilator mekanik, antara lain :
Jenis ventilasi (volume bersiklus, tekanan bersiklus, tekanan negative)-setting sentivitydan ratio inspirasi-ekspirasi.
a) Sensitivity menentukan jumlah upaya nafas pasien yang diperlukan untukmemulai/mentrigger inspirasi dari ventilator. Setting dapat berupa flow atau
pressure. Flow biasanya lebih baik untuk pasien yang sudah bernafas spontan dan
memakai PS/Spontan/ASB karena dapat megurangi kerja nafas/work of breathing.
Selain itu pada pasien PPOK penggunaan flow sensitiviti lebih baik karena pada
PPOK sudah terdapat intrinsic PEEP pada paru pasien sehingga pemakaian pressure
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
16/34
sensitiviti kurang menguntungkan. Nilai sensitivity berkisar 2 sampai -20 cmH2O
untuk pressure sedangkan untuk flow antara 2-20 L/menit. Jika PaCO2 pasien perlu
dipertahankan konstan, misalnya pada resusitasi otak, maka setting dapat dibuat
tidak sensitif. Dengan demikian setiap usaha nafas pasien tidak akan dibantu oleh
ventilator. Pada keadaan ini perlu diberikan sedasi dan pelumpuh otot (muscle
relaksan) karena pasien akan merasa tidak nyaman sewaktu bangun. Namun jika
memakai mode assisted atau SIM atau spontan/PS/ASB, trigger harus dibuat
sensitif.
b) Pengesetan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)FiO2 adalah jumlah oksigen yg dihantarkan/diberikan oleh ventilator ke
pasien. Konsentrasi berkisar 21-100%. Rekomendasi untuk setting FiO2 pada awal
pemasangan ventilator adalah 100%. Namun pemberian 100% tidak boleh terlalu
lama sebab resiko oxygen toxicity (keracunan oksigen) akan meningkat. Keracunan
O2 menyebabkan perubahan struktur membrane alveolar-capillary, edema paru,
atelektasis, dan penurunan PaO2 yg refrakter (ARDS). Setelah pasien stabil, FiO2
dapat di weaning bertahap berdasarkan pulse oksimetri dan Astrup. Catatan; setiap
tindakan suctioning (terutama pd pasien hipoksemia berat), bronkoskopi, chest
fisioterapi, atau prosedur berat (stres) dan waktu transport (CT scan dll) FiO2 harus
100% selama 15 menit serta menambahkan 20-30% dari pressure atau TVsebelumnya, sebelum prosedur dilakukan. Namun pada pasien-pasien dengan
hipoksemia berat karena ARDS skor tinggi, atau atelektasis berat yang sedang
menggunakan PEEP tinggi sebaiknya jangan di suction atau dilakukan prosedur
bronkoskopi dahulu, sebab pada saat PEEP dilepas maka paru akan segera kolaps
kembali dan sulit mengembangkannya lagi.
c) Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekananPressure limit mengatur/membatasi jumlah pressure/tekanan dari volume
cycled ventilator, sebab pressure yg tinggi dapat menyebabkan barotrauma.
Pressure yg direkomendasi adalah plateau pressure tidak boleh melebihi 35 cmH2O.
Jika limit ini dicapai maka secara otomatis ventilator menghentikan hantarannya,
dan alarm berbunyi. Pressure limit yang tercapai ini biasanya disebabkan oleh
adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas, retensi sputum di ETT atau penguapan air di
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
17/34
sirkuit ventilator. Biasanya akan normal lagi setelah suctioning. Peningkatan
pressure ini juga dapat terjadi karena pasien batuk, ETT digigit, fighting terhadap
ventilator, atau kinking pada tubing ventilator.
d) Pengesetan sigh (biasanya 1,5 kali dari volume tidal dan berkisar dari 1 sampai 3 /jam) jika memungkinkan
e) Pengesetan flow rateFlow rate (peak flow ) adalah kecepatan gas untuk menghantarkan tidal volume
yg diset/menit. Biasanya setting antara 40-100 L/menit. Inspiratory flow rate
merupakan fungsi dari RR, TV dan I:E rasio Flow = Liter/menit = TV/TInspirasi x 60
Jika RR 20x/menit maka: Ttotal = 60/20 = 3 detik. Jika rasio 1:2 , Tinspirasi = 1 detik.
Untuk menghantarkan tidal volume (TV) 500 cc diperlukan Inspiratory flow rate =
0.5/1 x 60 = 30 Liter/menit.
Halhal lain yang perlu diperhatikan
1) Humidifasi dan SuhuVentilasi Mekanik yang melewati jalan nafas buatan meniadakan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap pelembaban dan penghangatan. Dua proses ini harus ditambahkan
pelembab (Humidifier) dengan pengontrol suhu dan diisi air sebatas level yang sudah
ditentukan (system boiling water) terjadi Kondensasi air dengan penurunan suhu untukmencapai suhu 370 C pada ujung sirkuit ventilasi mekanik. Pada kebanyakan kasus suhu
udara sama dengan suhu tubuh.
Pada kasus hypotermi suhu dapat dinaikkan lebih dari 370 C - 380 C.Kewaspadaan
dianjurkan karena lama dan tingginya suhu inhalasi menyebabkan luka bakar pada trakea,
lebih mudah terjadinya pengentalan sekresi dan akibatnya obstruksi jalan nafas bisa terjadi.
Sebaliknya apabila suhu ke pasien kurang dari 360 C membuat kesempatan untuk tumbuhnya
kuman.Humidifikasi yang lain yaitu system Heating wire dimana kehangatan udara dialirkan
melalui wire di dalam sirkuit dan tidak terjadi kondensasi air..
2) Perawatan jalan nafasPerawatan jalan nafas terjadi dari pelembaban adequate, perubahan posisi dan
penghisapan sekresi penghisapan di lakukan hanya bila perlu, karena tindakan ini membuat
pasien tidak nyaman dan resiko terjadinya infeksi, perhatikan sterilitas.Selanjutnya selain
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
18/34
terdengar adanya ronkhi (auscultasi) dapat juga dilihat dari adanya peningkatan tekanan
inspirasi (Resp. rate) yang menandakan adanya perlengketan/penyempitan jalan nafas oleh
sekresi ini indikasi untuk dilakukan pengisapan.
Fisioterapi dada sangat mendukung untuk mengurangi atelektasis dan dapat
mempermudah pengambilan sekresi, bisa dengan cara melakukan clapping, fibrasing
perubahan posisi tiap 2 jam perlu dikerjakan untuk mengurangi pelengketan sekresi.
3) Perawatan selang EndotrakealSelang endotrakeal harus dipasang dengan aman untuk mencegah terjadinya migrasi,
kinking dan terekstubasi, oleh sebab itu fiksasi yang adequate jangan diabaikan. Penggantian
plesterfiksasi minimal 1 hari sekali harus dilakukan karena ini merupakan kesempatan bagi
kita untuk melihat apakah ada tanda-tanda lecet/ iritasi pada kulit atau pinggir bibir dilokasi
pemasangan selang endotrakeal.
Pada pasien yang tidak kooperatif sebaiknya dipasang mayo/gudel sesuai ukuran, ini
gunanya agar selang endotrakeal tidak digigit, dan bisa juga memudahkan untuk melakukan
pengisapan sekresi. Penggunaan pipa penyanggah sirkuit pada Ventilasi Mekanik dapat
mencegah tertariknya selang endotrakeal akibat dari beban sirkuit yang berat. Bila pasien
terpasang Ventilasi Mekanik dalam waktu yang lama perlu di pertimbangkan untuk
dilakukan pemasangan Trakeostomi yang sebelumnya kolaborasi dengan dokter dan keluarga
pasien.4) Tekanan cuff endotrakeal
Tekanan cuff harus dimonitor minimal tiap shift untuk mencegah kelebihan inflasi
dan kelebihan tekanan pada dinding trakea. Pada pasien dengan Ventilasi Mekanik, tekanan
terbaik adalah paling rendah tanpa adanya kebocoran/penurunan tidal volume. Cuff kalau
memungkinkan di kempeskan secara periodik untuk mencegah terjadinya nekrosis pada
trakea.
5) Dukungan NutrisiPada pasien dengan dipasangnya Ventilasi Mekanik dukungan nutrisi harus
diperhatikan secara dini. Apabila hal ini terabaikan tidak sedikit terjadinya efek samping
yang memperberat kondisi pasien, bahkan bisa menimbulkan komplikasi paru dan kematian.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
19/34
Bila saluran gastrointestinal tidak ada gangguan, Nutrisi Enteral dapat diberikan
melalui Nasogastric tube (NGT) yang dimulai dengan melakukan test feeding terlebih
dahulu, terutama pada pasien dengan post laparatomy dengan reseksi usus.
Alternatif lain apabila tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisi melalui enteral
bisa dilakukan dengan pemberian nutrisi parenteral.
6) Perawatan MataPada pasien dengan pemasangan Ventilasi Mekanik perawatan mata itu sangat
penting dalam asuhan keperawatan. Pengkajian yang sering dan pemberian tetes mata/zalf
mata bisa menurunkan keringnya kornea. Bila refleks berkedip hilang, kelopak mata harus di
plester untuk mencegah abrasi kornea, kering dan trauma. edema sclera dapat terjadi pada
pasien dengan Ventilasi Mekanik bila tekanan vena meningkat. Atur posisi kepala lebih
atas/ekstensi (Taryono, 2007).
Setting Ventilator
Menurut Taryono (2007), Setting Ventilator antara lain:
1. Tentukan Minute Volume (M.V.) yaitu :M.V = Tidal Volume (T.V) x Respiratory Rate (R.R)
Normal T.V = 1015 cc/kg BB
Normal R.R = - pada orang dewasa = 1012 x/menitPada pasien dengan COPD, T.V lebih kecil, yaitu 68 cc/kg BB.
Pada Servo Ventilator 900 C :
- M.V dibawah 4 liter, pakai standar infant
- M.V. diatas 4 liter, pakai standar adult
2. ModusTergantung dari keadaan klinis pasien. Bila mempergunakan IMV, harus
dikombinasikan dengan PEEP.
3. PEEPDitentukan tergantung dari keadaan klinis pasien. Pada pasien dengan edema paru, PEEP
dimulai dengan 5 mmHg. Pada pasien tidak dengan edema paru, PEEP dimulai dari nol,
tetapi FiO2 dinaikan sampai 50%. Bila FiO2 tidak naik, baru diberikan PEEP mulai dari 5
mmHg.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
20/34
Catatan :
Selama pemakaian Ventilator, FiO2 diusahakan kurang dari 50 %
PEEP dapat dinaikkan secara bertahap 2,5 mmHg, sampai batasmaximal 15 mmHg.
4. Pengaturan AlarmOksigen = batas terendah : 10 % dibawah yang diset batas tertinggi : 10 % diatas yang
diset
Expired M.V = kira-kira 20 % dari M.V yang diset
Air Way Pressure = batas tertinggi 10 cm diatas yang diset
Pemantauan
a. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada perubahan seting, analisa gas darahdiperiksa 20 menit setelah ada perubahan seting.
Nilai standar :
PCO2 = 35 45 mmHg
Saturasi O2 = 96 97 %
PaO2 = 80 100 mmHg
Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2 diturunkan bertahap 10 %.
Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V dinaikkan.
Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V diturunkan.b. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan klinis, letak ETT dan komplikasi
yang terjadi akibat pemasangan Ventilator.
c. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut jantung, tekanan darah, sianosis,temperatur.
d. Auskultasi paru untuk mengetahui : letak tube perkembangan paru-paru yang simetris panjang tube
e. Periksa keseimbangan cairan setiap harif. Periksa elektrolit setiap harig. Air Way Pressure tidak boleh lebih dari 40 mmHgh. Expired Minute Volume diperiksa tiap 2 jam
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
21/34
i. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.j. Perhatikan ada tidaknya tension pneumothorax dengan melihat tanda-tanda sebagai
berikut :
gelisah, kesadaran menurun sianosis distensi vena leher trachea terdorong menjauh lokasi tension pneumothorax salah satu dinding torak jadi mengembang pada perkusi terdapat timpani.
PEEP - indikasi dan kontraindikasi penggunaaan PEEP
PEEP adalah aplikasi dari konstan, tekanan positif pada jalan napas sehingga pada
akhir ekspirasi tekanan tidak akan pernah kembali ke tekanan atmospire. PEEP dapat di
ukur dalam cmH2O. Tipikal pengaturan untuk PEEP berkisar antara 5-20 cm H2O.
tekanan positif biasanya dilakukan pada siklus ventilasi tetapi hal ini digunakan untuk
efek fisiologis pada akhir ekspirasi. Dengan memanfaatkan tekanan positif pada akhir
ekspirasi, PEEP merekrut atelectaksis alveoli, lebih dalam dengan memisahkan alveoli
dan melembung kembali alveoli yang sudah paten, menyeimbangkan alveolar dan
penutupan jalan nafas yang lebih kecil saat ekspirasi, dan mendistribusikan kembali
cairan paru. PEEP mendistribusikan kembali cairan ekstravaskular paru dari alveoli ke
ruang perifaskular, dimana dampak dari kelebihan cairan paru pada pertukaran gas telah
dikurangi. Melalui mekanisme ini, PEEP mengurangi penyaluran intrapulmoner,
meningkatkan kapasitas fungsional residual (FRC), meningkatkan pemenuhan,
menurunkan jarak difusi untuk oksigen, dan meningkatkan oksigenasi.
PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5
Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami edema paru dan untuk mencegah
atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan
pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah
(Blood Gas).
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
22/34
Fungsi PEEP:
Redistribusi cairan ekstravaskular paru Meningkatkan volume alveolus Mengembangkan alveoli yg kolaps
PEEP ditentukan tergantung dari keadaan klinis pasien. Pada pasien dengan edema
paru, PEEP dimulai dengan 5 mmHg. Pada pasien tidak dengan edema paru, PEEP dimulai
dari nol, tetapi FiO2 dinaikan sampai 50%. Bila FiO2 tidak naik, baru diberikan PEEP mulai
dari 5 mmHg.
Catatan :
Selama pemakaian Ventilator, FiO2 diusahakan kurang dari 50 % PEEP dapat dinaikkan secara bertahap 2,5 mmHg, sampai batas maximal 15 mmHg.
Indikasi :
Cedera paru-paru akut dan sindrom pernapasan akut. Edema paru kardiogenik Diffuse pneumonia yang membutuhkan mekanik ventilasi Atelektasis terkait dengan hipoksemia berat Bentuk lain dari kegagalan pernapasan hypoxemic.
Kontraindikasi:
Pneumothorax tanpa kateter pleura, Pneumothorax yang belum diobati Hipovolemia Bronchopleural fistula Peningkatan Tekanan intracranial Pasien dengan COPD.
Setting ventilator mekanik yang sesuai untuk mengatasi setiap permasalahan
oksigenasi dan ventilasi.
Komplikasi :
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik, yaitu :
Obstruksi jalan nafas
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
23/34
Hipertensi Tension pneumotoraks Atelektase Infeksi pulmonal Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahan gastrointestinal. Kelainan fungsi ginjal Kelainan fungsi susunan saraf pusat
Setelah ventilator mekanik disetting, gas darah arteri harus tetap dilakukan, umumnya
20 menit kemudian. Nilai gas darah arteri akan dikaji untuk menunjukkan keadekuatan
oksigenasi dan ventilasi serta hubungan antara pulse oximeter nilai SaO2 dan nilai
laboratorium SaO2. Penyesuaian ventilator diperlukan jika ada koreksi pada masalah
oksigenasi dan ventilasi.
Pengaturan ventilator dapat mengunakan bebrapa modus operasional tergantu indikasi
kasus terkait.
Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari :
1. Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Indikasi untuk pemakaian
ventilator meliputi pasien dengan apnoe. Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan
bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen
dalam waktu yang lama.Ventilator tipe ini meningkatkan kerja pernafasan pasien.
2. Assist/Control
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan kecepatan. Bila
pasien gagal untuk ventilasi, maka ventilator secara otomatis. Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari pasien, biasanya digunakan pada
tahap pertama pemakaian ventilator.
3. Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol,
pasien dengan hiperventilasi. Pasien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin dan
sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
24/34
4. Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otot tidak begitu
lelah dan efek barotrauma minimal. Pemberian gas melalui nafas spontan biasanya
tergantung pada aktivasi pasien. Indikasi pada pernafasan spontan tapi tidal volume dan/atau
frekuensi nafas kurang adekuat.
5. Positive End-Expiratory pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis. Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena tekanan yang
tinggi, atelektasis akan dapat dihindari. Indikasi pada pasien yang menederita ARDS dan
gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus. Efek samping dapat menyebabkan
venous return menurun, barotrauma dan penurunman curah jantung.
6. Continious Positive Airway Pressure. (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC. Biasanya digunakan untuk
penyapihan ventilator.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
25/34
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
26/34
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK
1. Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator.
Dalam mengkaji klien, perawat mengevaluasi hal-hal berikut :
Tanda-tanda vital
Bukti adanya hipoksia
Frekuensi dan pola pernafasan
Bunyi nafas
Status neurologis
Volume tidal, ventilasi semenit , kapasitas vital kuat
Kebutuhan pengisapan
Upaya ventilasi spontan klien
Status nutrisi
Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif.Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar dengan
demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung. Tekanan positif yang berlebihan dapat
menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli. Kondisi ini dapat cepat
berkembang menjadi pneumotoraks tension, yang lebih jauh lagi mengganggu arus balik vena,
curah jantung dan tekanan darah.
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisah,gugup, kelam fakir, takikardi, takipnoe, pucat yang
berkembang menjadi sianosis, berkeringat dan penurunan haluaran urin).
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat. Dalam memantau ventilator, perawat harus memperhatikan hal-hal berikut :
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
27/34
Jenis ventilator
Cara pengendalain (Controlled, Assist Control, dll)
Pengaturan volume tidal dan frekunsi
Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan.
Adanya air dalam selang,terlepas sambungan atau terlipatnya selang.
Humidifikasi
Alarm
PEEP
Catatan:
Jika terjadi malfungsi system ventilator, dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi
dan diperbaiki dengan cepat, perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu :
1. Pemeriksaan fungsi paru
2. Analisa gas darah arteri3. Kapasitas vital paru
4. Kapasitas vital kuat
5. Volume tidal
6. Inspirasi negative kuat
7. Ventilasi semenit
8. Tekanan inspirasi
9. Volume ekspirasi kuat
10. Aliran-volume
11. Sinar X dada
12. Status nutrisi / elaktrolit.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
28/34
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup :
1. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan penyakit yang mendasari, ataupenyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan (pengesetan
ventilator tak tepat) .
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendiryang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif .
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatankebutuhan metabolisme tubuh berkaitan dengan penyakit kritis, kurang kemampuan
untuk makan peroral.
4.
Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dantrakeostomi.
5. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator.6. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea dan
pemasangan pada ventilator.
7. Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan denganketergantungan pada ventilator.
Masalah kolaboratif /Komplikasi Potensial
Melawan kerja ventilator
Masalah-masalah ventilatorpeningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak ;
penurunan tekanan ; kehilangan volume
Gangguan kardiovaskuler
Barotrauma dan pneumothoraks
Infeksi paru
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
29/34
3. Penatalaksanaan
1) Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen.
Perubahan dalam pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor
mekanis yang berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien. Tim perawatan
kesehatan, termasuk perawat , dokter, dan ahli terapi pernafasan , secara kontinu mengkaji
pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat , tanda dan gejala hipoksia, dan respon terhadap
tindakan .
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang sangat
beragam; tingkat kesadaran, atelektasis, kelebihan cairan, nyeri insisi, atau penyakit primer
seperti pneumonia. Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi dada (perkusi, fibrasi)
adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari kelebihan sekresi karena cukup bukti
tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial.
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik yaitu
auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri. Perawat sering menjadi orang pertama yang
mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau kecenderungan signifikan dalam
gas darah yang menandakan terjadinya masalah (pneumotoraks, perubahan letak selang,
emboli pulmonal).2) Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif yang kontinyu dapat meningkatkan pembentukan sekresi,
dengan apapun kondisi pasien yang mendasari. Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi
dengan auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam. Tindakan untuk membersihakan jalan nafas
termasuk pengisapan, fisioterapi dada, perubahan posisi yang sering, dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin.
Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk membantu pengenceran sekresi
sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan. Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi,
diberikan sesuai dengan resep untuk mendilatasi bronkiolus.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
30/34
3) Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi. Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea.
Perawatan trakeostomi dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena
peningkatan resiko infeksi. Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan
sumber utama kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah. Adanya
selang nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi. Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung.
4) Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator. Mobilitas dan aktivitas
otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki mental. Latihan
rentang gerak pasif/aktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi otot, kontraktur dan
statis vena.
5) Meningkatkan komunikasi optimalMetode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik. Bila keterbatasan pasien diketahui, perawat menggunakan pendekatan komunikasi;
membaca gerak bibir, menggunakan kertas dan pensil, bahasa gerak tubuh, papan komunikasi,
papan pengumuman. Ahli terapi bahasa dapat membantu dalam menentuka metode yang
paling sesuai untuk pasien.
6) Meningkatkan kemampuan koping.
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator, kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat. Memberikan
penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan membiasakan klien
dengan rutinitas rumah sakit.
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
31/34
Klien mungkin menjadi menarik diri atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika
berkepanjangan akibatnya perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien,
bila memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV, bermain musik atau berjalan-
jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan. Teknik penurunan stress (pijatan punggung,
tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan memampukan klien untuk
menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan ketergantungan pada ventilator.
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain :
1.
Menunjukkan pertukaran gas, kadar gas darah arteri, tekanan arteri pulmonal dan tanda-tanda vital yang adekuat.
2. Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal.3. Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel darah
putih.
4. Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan.5. Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis, gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya.
6. Dapat mengatasi masalah secara efektif.
5. Penyapihan dari ventilasi mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik :
1. Tes penyapihan
Kapasitas vital 10-15 cc / kg Volume tidal 4-5 cc / kg
Ventilasi menit 6-10 l
Frekuensi permenit < 20 permenit
2. Pengaturan ventilator
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
32/34
FiO2 < 50%
Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP) : 0
3. Gas darah arteri
PaCO2 normal (< 60 mmHg)
PaO2 60-70 mmHg (normal PaO2 > 70 mmHg)
PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4. Selang Endotrakeal
Posisi diatas karina pada foto Rontgen
Ukuran : diameter 8.5 mm
5. Nutrisi
Kalori perhari 2000-2500 kal
Waktu : 1 jam sebelum makan
6. Jalan nafas
Sekresi : antibiotik bila terjadi perubahan warna, penghisapan (suctioning)
Bronkospasme : kontrol dengan Beta Adrenergik, Tiofilin atau Steroid
Posisi : duduk, semi fowler
7. Obat-obatan
Agen sedative : dihentikan lebih dari 24 jam
Agen paralise : dihentikan lebih dari 24 jam
8. Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9. Fisik
Stabil, istirahat terpenuhi
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
33/34
BAB III
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN VENTILASI
MEKANIK
Dx.1 : Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan penyakit yang mendasari, atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan (pengesetan ventilator tak
tepat) .
Tujuan; GDA / gas darah arteri dalam batas normal
Nilai normal dalam analisa gas darah pada arteri;
- pH : 7,35 - 7,45
- TCO2: 23-27 mmol/L
- PaCO2: 35-45 mmHg
- BE : 0 2 mEq/L
- PaO2: 80-100 mmHg
- Saturasi O2: 95 % atau lebih
Intervensi;
Observasi warna kulit dan tanda-tanda sianosis lain pada akral, cuping telinga dan bibir.
Ambil GDA 10-30 menit setelah perubahan ventilator terjadi Monitor GDA atau oksimetri (mengukur kadar oksigen di darah arteri) selama periode
penyapihan
Kaji Posisi yang dapat menyebabkan penurunan PaO2 atau menimbulkan ketidak
nyamanan pernapasan klien
Monitor tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
Dx.2 : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan secret/
lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif .
Tujuan;Jalan napas klien dapat dipertahankan
Intervensi;
Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam
5/22/2018 Ventilator Mekanik Temok
34/34
Lakukan penghisapan secret dengan tekanan 100-200 mmHg jika di tandai dengan
adanya ronki.
Beri fisioterapi dada sesuai indikasi
Bantu klien untuk melakukan perubahan posisi (diafragma yg lebih rendah akan
membantu ekspansi dada dan ekspektorasi dari sekresi)
Monitor humidifer dan suhu ventilator (35370C). Humidifikasi dengan cara ventilator
dipertahankan untuk membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah
dikeluarkan.
Monitor status dehidrasi klien untuk mencegah sekresi kental
Monitor ventilator tekanan dinamis untuk mencegah terjadinya perlengketan pada jalan
napas
Beri Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi, diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus.
Dx.3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolisme tubuh berkaitan dengan penyakit kritis, kurang kemampuan untuk
makan peroral.
Tujuan; Berat badan klien dapat dipertahankan dan mendekati berat badan normal
Intervensi; Ukur berat badan klien tiap hari (dengan menimbang klien/ mengukur LLA)
Pertahankan asupan nutrisi parenteral secara total dengan diit TKTP (tinggi kalori tinggi
protein), hindari kelebihan karbohidrat tinggi yang dapat meningkatkan kadar PaCO2
selama penyapihan.
Monitor dan evalusi keadaan trakeostomi bila terpasang