vertigo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dizines atau vertigo

Citation preview

Manejemen kasus

Manejemen kasus DIZZINES/VERTIGOJONDRA WIDODO / 10711142

DEFINISI Vertigo berasal dari bahasa Latin VERTERE yang artinya memutarmerujuk pada sensasi berputarVertigo merupakan adanya sensasi gerakan atau rasa gerak daritubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul,terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alatkeseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sensasiberputar yang akan meningkat dengan perubahan posisi kepala.

SISTEM KESEIMBANGANVestibularsentral batang otak, serebelum (vestibuloserebelum,spinoserebelum,serebroserebelum), serebrumperifer labirin dan saraf vestibular

2. Non vestibular visual dan somatokinetik retina (otot bola mata), kulit sendi dan ototETIOLOGI VERTIGOTubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak.Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo:

1. Keadaan lingkungan Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut) 2. Obat-obatan Alkohol Gentamisin 3. Kelainan sirkulasi Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler 4. Kelainan di teling Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo) Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri Herpes zoster Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga) Peradangan saraf vestibuler Penyakit Meniere

5. Kelainan neurologis Sklerosis multipel Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya Tumor otak Tumor yang menekan saraf vestibularis. KLASIFIKASI VERTIGO

VERTIGOPATOFISIOLOGI VERTIGO1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation) Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.

2. Teori konflik sensorik Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau ketidak-seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal).3. Teori neural mismatch Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; menurut teori ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.

4. Teori otonomik Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.5. Teori neurohumoral Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

6. Teori sinap Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik. GEJALA VERTIGO Pusing berputar Mual, Muntah Merasa sekelilingnya bergoyang atau berputarBerkeringatSulit berdiri atau berjalanPergerakan mata yang abnormal: nistagmusKehilangan pendengaran sementaraBunyi mendengung di telingaPenurunan kesadaran

PERBEDAAN VERTIGO PERIFER DAN SENTRAL

PERBEDAAN VERTIGO PERIFER DAN SENTRAL

PERBEDAAN VESTIBULAR DAN NON VESTIBULAR

DIAGNOSIS VERTIGO1. ANAMNESAPertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan. Profil waktu: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal, kronik, progresif atau membaik. Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang karakteristik Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n. vestibularis. Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik seperti anemi, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik. 2. PEMERIKSAAN FISIK Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan sistemik, otologik atau neurologik vestibuler atau serebeler; dapat berupa pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola mata/nistagmus dan fungsi serebelum.Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif, anemi, hipoglikemi. Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan darah diukur dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri; bising karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa.

3. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Fungsi vestibuler/serebeler a. Uji Romberg : penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.

b. Tandem Gait : penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.

c. Uji Unterberger : Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi. d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany) : Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.

e. Uji Babinsky-Weil : Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang. PEMERIKSAAN KHUSUS OTO-NEUROLOGIS Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau perifer. a. Uji Dix Hallpike b. tes kaloric. Elektronistagmogram d. tes garpu tala e. audio metri4. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi. b. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik). c.Neurofisiologi: Elektroensefalografi(EEG),Elektr omiografi (EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP). d. Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI). TERAPI Kausal- Kebanyakan kasus vertigo tidak diketahui sebabnya.- Bila penyebab diketahui ---> terapi kausal pilihan utama. Simtomatik- Pengobatan ini ditujukan pada dua gejala utama yaitu rasa vertigo (berputar,melayang) dan gejala otonom (mual,muntah).- Gejala paling berat pada vertigo vestibuler fase akut,menghilang beberapa hari karena ada kompensasi.

Obat anti vertigoI. Gol. Antikolinergik Mengurangi Eksitatori kolinergik ke nervus vestibularis Firing Rate & Respon N.Vestibularis terhadap rangsang.Obatnya : Skopolamin,Atropin.

II. Gol.Antihistamin Punya efek antikolinergik Merangsang inhibisi monoaminergik Inhibisi N.Vestibularis.Obatnya : Sinarisin, Dimenhidrinat, Prometasin, Beta histinIII. Gol.Fenotiasin (antidopaminergik) Punya efek anti muntah yang besar.Obatnya : Klorpromasin, Proklorperasin.

IV. Gol. Bensodiazepin Mengurangi kecemasan penderita Untuk psikogenik vertigoRehabilitatif

Tujuannya adalah Untuk menimbulkan &meningkatkan kompensasi sentral, Menimbulkan habituasi berkurangnya respon terhadap stimulasi sensorik.Diberikan latihan vestibular:

a.Metoda Brandt-Daroffb.Latihan visual vestibulerPada pasien yang masih berbaring Melirik ke atas,kebawah,kesamping kiri, kanan, selanjutnya gerakan serupa sambil menatap jari yang digerakkan pada jarak 30 cm,mula mula lambat makin lama makin cepat.Gerakan kepala fleksi dan ekstensi makin lama makin cepat, mata buka dan mata tutup.Untuk pasien yang sudah bisa duduk Gerakan kepala dengan cepat ke atas dan ke bawah sebanyak 5 kali, lalu tunggu 10 detik sampai vertigo hilang,ulangi latihan sebanyak 3 kali. Gerakan kepala menatap ke kiri, kanan,atas,bawah selama 30 detik, kembali ke posisi biasa selama 30 de tik,ulangi latihan sebanyak 3 kali. Untuk pasien yang sudah bisa berdiri/ berjalan :Sambil berdiri gerakan mata, kepala seperti latihan diatas. Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata terbuka dan tertutup.c. Latihan berjalan (Gait Exercise)- Jalan menyeberang ruangan dengan mata terbuka dan mata tertutup. - Berjalan tandem dengan mata terbuka dan tertutup dan terbuka bergantian.- Jalan turun naik pada lantai miring atau tangga,mata tertutup dan terbuka bergantian.- Jalan mengelilingi seseorang sambil melempar bola. - Olah raga bowling,basket dan jogging

MANAJEMEN KASUS PASIEN RSI. IDENTITAS : Nama : Ny.Khotijah Usia : 61 thAlamat : jemur rt 03. rw 03agama : islamTanggal masuk RS : 23/8/2014 No RM : 872800

II. ANAMESIS : pasien sendiri dan anaknya a. Keluhan Utama : nyeri kepala

b. RPS :sejak 1 mingggu yg lalu, nyeri kepala dirasakan seperti berputar tetapi nyeri hilang timbul, paling berat dirasakan nyeri kepalanya pada hari jumat, nyeri kepala berputar disertai mual dan muntah dan juga telingga kirinya berdenging. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada dan nyeri ulu hati. 2 minggu yang lalu pasien demam tetapi sudah berobat kedokter dan demam sembuh, tetapi nyeri kepala berputar masih terus di rasakan dan hilang-timbul.c. RPD :pasien memiliki hipertensi (HT) + yang jarang terkontrol, DM -, sakit jantung

d. RPK :keluhan nyeri kepala berputar juga pernah dirasakan oleh adik pasien. Riwayat HT -, DM -, penyakit jantung

e. Riwayat GIZI : baik f. Riwanya yang lainnya : -

III. PEMERIKSAAN :A.Status persen : TD : 135/70 N: 60X/m S: 36, yang lainnya DBNB. Status mental : DBNC. Status neurologis :Kepala dan leher : DBN Nervus kranialis : olfaktorius, optikus, okulomotor,troklearis, trigeminalis, abdusen, fasialis, vestibulokoklearis, glasofaringeus, vagus, aksesorius, hipoglosus : DBN

3. Badan : DBN4. Ekstremitas atas : DBN 5. Ekstremitas bawah : DBN 6. Koordinasi dan keseimbangan : TIDAK DILAKUKAN ( seharusnya dilakukan untuk mendiagnosis )7. Gerakan abnorma : tidak dilakukan 8. Fungsi vegetatip : DBN D. Pemeriksaan tambahan : 1. darah rutin : leukositosis2. EKG : -IV. RINGKASAN ANAMESIS :seorang wanita berusia 61 th mengeluhkan pusing/ nyeri kepala berputar disertai mual dan muntah, dan telingga kiri berdenging. Os juga mengeluhkan nyeri dada dan nyeri ulu hati.

V. RINGKASAN PEMERIKSAAN JASMANI DAN NEUROLOGIS : secara jasmani tubuh pasien NORMAL tetapi dalam keadaan SAKIT, untuk pemeriksaan neurologis TIDAK SEMUA DAPAT DILAKUKAN hanya saja beberapa PX neurologis DBN.VI. PERMASALAHAN YANG TERDAPAT PADA PASIEN:1. nyeri kepala berputar2. mual3. nyeri dada4. nyeri ulu hati

VII. DIAGNOSIS DD klinik : vertigo, migren, HT grade 1DD topik : vertigo perifer dan vertigo sentralDD kausal : vertigo perifer dan vertigo sentral

VIII. TERAPI BETAHISTIN 2X1FLUNARIZIN 2X1DIAZEPAM 1X1INJ. RANITIDIN 1 ampl

IX. PROGNOSIS disease : dubia et bonam death : dubia et bonam disabiliti : dubia et bonam

X.USULAN PEMERIKSAAN TAMBAHAN1. SELESAI