Upload
duongdieu
View
229
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode
ilmiah. Metode ilmiah ini harus disusun secara terstruktur dan sistematis, dari mulai
memilih masalah, merumuskan masalah sampai pada menarik kesimpulan dan menyusun
laporan. Dari langkah-langkah tersebut salah satu langkah yang penting adalah metode
pengumpulan data dan instrument penelitian.
Data merupakan salah satu hal yang penting dalam melakukan sebuah penelitian.
Ada berbagai macam data yang digunakan dalam penelitian. Untuk memperoleh data
yang berasal dari lapangan, seorang peneliti harus menentukan terlebih dahulu metode
pengumpulan data yang akan digunakan. Tentu saja, metode ini disesuaikan dengan
kemampuan responden yang akan diteliti. Dalam kegiatan pengumpulan data, perlu
adanya sebuah instrument yang baik dan mampu mengambil informasi dari objek atau
subjek yang diteliti. Untuk mencapai tujuan itu seorang peneliti dapat membuat
instrument tersebut. Disamping itu, mereka juga dapat menggunakan instrument yang
telah ada dan sudah dimodifikasi agar memenuhi persyaratan yang baik bagi suatu
instrument penelitian.
Untuk lebih memahami metode pengumpulan data dan instrument penelitian,
maka dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian data, jenis-jenis
data, metode pengumpulan data dan instrument yang digunakan dalam sebuah penelitian.
B. RUMUSAN MASALAH1. Apakah pengertian data?
2. Apa saja jenis-jenis data?
3. Apa sajakah jenis-jenis metode penelitian?
4. Apa sajakah instrument yang digunakan dalam pengumpulan data?
C. TUJUAN1. Untuk mengetahui pengertian data.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis data.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis metode penelitian.
4. Untuk mengetahui instrument yang digunakan dalam pengumpulan data.
BAB IIPEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DATA Ada banyak pengertian tentang data, secara sederhana data dapat diartikan
sebagai keterangan tentang sesuatu (www.ketut.web.id). Menurut Vercellis,(2009:6)
dalam risyana.wordpress.com, data menggambarkan sebuah representasi fakta yang
tersusun secara terstruktur, dengan kata lain bahwa “Generally, data represent a
structured codification of single primary entities, as well as of transactions involving two
or more primary entities .” Sedangkan menurut Wawan dan Munir (2006:1) dalam
risyana.wordpress.com bahwa “Data adalah nilai yang merepresantasikan deskripsi dari
suatu objek atau kejadian.”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data adalah keterangan yang benar dan
nyata. Data juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam
penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan
(Priyatno:2008). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data merupakan suatu
objek, kejadian, atau fakta yang terdokumentasikan dengan memiliki kodifikasi
terstruktur untuk suatu atau beberapa entitas.
B. JENIS-JENIS DATADalam sebuah penelitian, ada dua macam jenis data (Priyatno:2008), yaitu :
1. Data KualitatifData kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi
berbentuk kata, kalimat, gambar, atau bagan.
2. Data KuantitatifData kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tipe-tipe data
kuantitatif adalah sebagai berikut :
a. Data NominalData nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang
diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak
menunjukkan tingkatan apapun (Moh. Nazir.2003).
Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama. Data
nominal merupakan data kontinum dan tidak memiliki urutan. Bila objek
dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka,
set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa. Misalnya tentang jenis
olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-masing anggota set di
atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2) dan renang (3). Jelas
kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa tingkat olah
raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi dari tenis.
Angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. Angka yang
diberikan hanya berfungsi sebagai label saja.
b. Data OrdinalBagian lain dati data kontimun adalah data ordinal. Data ini selain
memiliki nama (atribut) juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang
diberikan mengandung tingkatan. Ini digunakan untuk mengurutkan objek dari
yang paling rendah sampai paling tinggi atau sebaliknya. Ukuran ini tidak
memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat
saja. Jika kita memiliki sebuah set objek yang dinomori, dari 1 sampai n, misalnya
peringkat 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya, bila dinyatakan dalam skala, maka jarak
antara data yang satu dengan lainnya tidak sama. Ia akan memiliki urutan mulai
dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Atau paling baik sampai ke yang
paling buruk. Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir.2003), mulai dari sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju. Atau jawaban
pertanyaan tentang kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum
pemilihan kepala daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri, dengan kode
5, kadang-kadang saja menghadiri, dengan kode 4, kurang menghadiri, dengan
kode 3, tidak pernah menghadiri, dengan kode 2 sampai tidak ingin menghadiri
sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala
ordinal ini akan diperoleh data ordinal.
c. Data IntervalPemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran
ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran
dinamakan data interval. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau
sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah
absolut dari objek yang diatur. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran
menggunakan skala interval dinamakan data interval. Misalnya tentang nilai ujian
6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F diukur dengan ukuran interval pada
skala prestasi dengan ukuran 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, maka dapat dikatakan bahwa
beda prestasi antara C dan A adalah 3 – 1 = 2. Beda prestasi antara C dan F adalah
6 – 3 = 3. Akan tetapi tidak bisa dikatakan bahwa prestasi E adalah 5 kali prestasi
A ataupun prestasi F adalah 3 kali lebih baik dari prestasi B. Dari hasil
pengukuran dengan menggunakan skala interval ini akan diperoleh data interval.
d. Data RasioData rasio adalah data yang mempunyai rentang nilai 0 dan plus serta
minus dari semua angka (Muhajir, 2007). Ukuran ratio dapat dibuat perkalian
ataupun pembagian. Angka pada skala ratio dapat menunjukkan nilai sebenarnya
dari objek yang diukur. Jika ada 4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai
pendapatan masing-masing perhari Rp. 10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp.
50.000. bila dilihat dengan ukuran ratio maka pendapatan pengemudi C adalah 4
kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan D adalah 5 kali pendapatan A.
Pendapatan C adalah 4/3 kali pendapatan B. Dengan kata lain, ratio antara C dan
A adalah 4 : 1, ratio antara D dan A adalah 5 : 1, sedangkan rasio antara C dan B
adalah 4 : 3. Interval pendapatan pengemudi A dan C adalah 30.000. dan
pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Contoh lainnya
adalah berat badan bayi yang diukur dengan skala ratio. Bayi A memiliki berat 3
Kg. Bayi B memiliki berat 2 Kg dan bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur
dengan skala Ratio, maka bayi A memiliki ratio berat badan 3 kali dari berat
badan bayi C. Bayi B memiliki ratio berat badan dua kali dari berat badan bayi C,
dan bayi C memiliki ratio berat badan sepertiga kali berat badan bayi A, dst. Dari
hasil pengukuran dengan menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data ratio.
C. JENIS-JENIS METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATADalam proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrument
pengumpul data. Arti konsep instrument dalam penelitian adalah alat ukur, yaitu dengan
instrument penelitian ini dapat dikumpulkan data sebagai alat untuk menyatakan besaran
atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Sehingga
dengan menggunakan instrument yang dipakai tersebut berguna sebagai alat, baik untuk
mengumpulkan data maupun bagi pengukurannya. Sebelum menetapkan pemilihan dan
penyusunan instrument perlu diperhatikan tentang validitas dan reliabilitas instrument
yang dipakai. Sebab dikhawatirkan terjadinya penggunaan instrument yang tidak valid
dan tidak reliable, untuk itu perlu diketahui validitas dan reliabilitas suatu instrument
terlebih dahulu. Alat pengumpul data dapat dilakukan dengan menggunakan metode test
dan metode non test.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
a. Peneliti harus mengetahui dimana, bagaimana data itu diperoleh. Hal ini telah
terpikirkan sewaktu peneliti melihat variable-variabel yang ada dalam masalah
dan hipotesa penelitian.
b. Menyusun instrument sebagai alat untuk mengumpulkan data tersebut, serta
telah menetapkan data mana yang betul-betul diperlukan dan data mana yang
perlu diabaikan. Semuanya telah disusun oleh peneliti dalam instrument yang
digunakan.
c. Sudah memikirkan siapa-siapa yang jadi responden peneliti dan bagaimana
cara menghubunginya dan siapa-siapa yang dapat membantu peneliti dalam
menyebarkan kuosioner atau instrument tersebut.
d. Orang yang membantu mengumpulkan data ini apakah sudah dipersiapkan
dengan pengetahuan untuk itu atau dengan kata lain apakan peneliti telah
melatih atau memberi petunjuk dalam melakukan tugasnya. Jika instrument
peneliti adalah wawancara maka apakah pembantu peneliti ini telah dibekali
dengan cara-cara yang baik untuk berwawancara dengan responden.
e. Apakah birokrasi yang perlu ditembus telah kita persiapkan dengan adanya
surat-surat izin untuk meneliti seseorang atau instansi tertentu.
f. Jika semuanya telah dilakukan peneliti bertanya berapa jumlah data yang
diperlukan. Apakah tidak mungkin terjadinya kekurangan jumlah yang
peneliti inginkan karena ada instrument waktu pengisian tidak lengkap, tidak
sempurna dan yang hilang, dan sebagainya. Untuk dapatnya data sesuai
dengan yang diinginkan maka diperlukan agar peneliti memperkirakan
kerusakan misalnya 10%. Untuk itu sebelum dijalankan sengaja kita
tambahkan jumlahnya dengan 10% yang diperkirakan akan berkurang.
g. Setelah semua teknisnya dipenuhi, maka yang tidak kalah pentingnya adalah
biaya transportasi untuk mengumpulkan data tersebut. karena kadang kala
seseorang harus berkali-kali menemui seseorang utnuk wawancara atau untuk
mengisi instrument yang dipakai. Oleh karena itu dalam suatu proposal,
peneliti biasanya telah dapat memperkirakan berapa biaya yang diperlukan
untuk biaya transportasi tersebut di samping biaya lainnya.
Untuk beberapa metode, istilah bagi instrumentnya memang sama dengan
metodenya, yaitu :
1) Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes.
2) Instrumen untuk metode angket atau kuosioner adalah angket atau kuosioner.
3) Instrumen untuk metode observasi adalah check-list.
4) Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau
dapat juga check list.
Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas metode dan instrument pengumpulan
data satu per satu.
a. Pengumpulan data dengan Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang di miliki oleh individu atau kelompok. Dalam membicarakan tes
ini akan disampaikan sekaligus alat ukur lain yang sifatnya terstandar. Ditinjau
dari sasaran atau objek yanga kan dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa
macam tes dan alat ukur lain.
1. Tes kepribadian atau personality tes
Yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang. Yang
diukur bisa self konsep, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dsb.
2. Tes bakat atau aptitude tes
Yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
3. Tes intelegensi
Yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap
tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan tugas kepada orang
yang akan diukur intelegensinya.
4. Tes sikap atau attitude tes
Yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai
sikap seseorang.
5. Tes minat
Yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6. Tes prestasi atau achievement tes
Yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah
mempelajari sesuatu. Berbeda dengan yang lain-lain sebelum ini, tes prestasi
diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan
apa yang akan di teskan.
Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa
tes, atau soal-soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes (item) yang masing-
masing mengukur satu jenis variabel.
b. Pengumpulan data dengan metode non tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan
dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda,
berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes.
1. Angket atau kuesionerKuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-
formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Kuesioner lebih baik
digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi daripada teknik
wawancara, karena dalam wawancara peneliti harus mengadakan kontak
langsung. Pertemuan langsung antara responden dengan peneliti ini
memerlukan waktu yang banyak, apalagi bila harus menghubungi ratusan
orang. Wawancara harus dilakukan oleh orang yang mahir dalam kontak
personal dan tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Sedangkan
menggunakan kuesioner dapat dilakukan oleh banyak orang untuk mengantar
dan menjemput kuesioner tersebut setelah diisi oleh responden dan dapat pula
dilakukan oleh peneliti secara masal dalam suatu kelas tehadap murid-murid
atau mahasiswa dalam waktu yang singkat. Kuesioner bisa disusun
dibelakang meja dengan tenang dan dapat direvisi setiap saat jika terjadi
kesalahan. Kuesioner dapat pula dilakukan pngirimanya melalui kantor pos
serta pengembaliannya dapat melalui kantor pos tersebut.
Bentuk kuesioner dapat pula berstruktur dab tidak berstruktur seperti pada
persiapan wawancara, isinya sangat tergantung dari kebutuhan peneliti.
Dalam menyusun kuesioner agar lebih tepat sasarannya dan lebih mudah
dalam menganalisisnya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
(Mardalis:1989) :
1. Kuesioner disusun sejelas mungkin, untuk menghindari salah tafsir dari
responden yang bervariasi.
2. Diusahakan pertanyaannya sesingkat mungkin dan jangan berbeli-belit.
3. Setelah selesai disusun, sebelm diedarkan untuk kegiatan yang sebenarnya.
Sebaiknya dilakukan uji coba dulu terhadap sebagaian responden
kemudian dianalisa dan jika ditemui kelemahan dan keuranan perlu
dilakukan revisi.
4. Kalimat dalam pertanyaan disusun yang dapat dimengerti dan diapahami
oleh setiap responden ( peneliti harus tau terlebih dahulu, bagaimana
perkiraan jawaban responden).
5. Alternative jawaban yang dikendaji dibuat selengkap mungkin. Misalnya,
jika dikatakan alat tulis, apakah pensil, boolpoin, dll).
6. Hindari pertanyaan yang merendah atau menyinggung perasaan responden.
7. Setelah kuesioner dibuat peneliti mestinya sudah mengetahui bagaimana
cara menghitung atau analisanya nanti.
Dalam penyusunan instrument umumnya atau kuesioner bertitik tolak dari
variable yang dikemukakan dalam hipotesa atau masalah penelitian, dari sana
kemudian baru dijabarkan kedalam item-item dan dimensi-dimensi
pertanyaan. Jangan sampai mengajukan dan membuat pertanyaan yang tidak
ada kaitanya dengan masalah yang sedang ditelitikarena akan merugikan dan
tidak ada gunanya.
Kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung pada sudut
pandangan :
a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada :
1. Kuesioner terbuka, yang member kesempatan kepad responden untuk
menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, yaitu:
1. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
2. Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya, yaitu :
1. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan
kuesioner tertutup.
2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3. Check List, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan
tanda cek pada kolom yang sesuai.
4. Rating-Scale (Skala Bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang diikuti
oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan. Misalnya
mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju
Keuntungan Kuesioner :
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan
menurut waktu senggang responden.
4. Dapat dibuat anonym, sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-
malu menjawab.
5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan Kuesioner :
1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan
yang terlewati tidak dijawab, pdahal sukar diulangi diberikan kembali
kepadanya.
2. Sering kali sukar dicari validitasnya.
3. Walaupun dibuat anonym, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
4. Sering kali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.
5. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada
yang terlalu lama sehingga terlambat.
Contoh Angket :
a. Bentuk Skala Liert
Bentuk ini digunakan apabila peneliti menginginkan data tentang pendapat
responden mengenai masalah yang diteliti. Bentuk ini dapat dilakukan
untuk penilaian kuantitatif terhadap keseluruhan atau setiap responden.
Cara ini dengan menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item atau
sub item yang ditetapkan, pertanyaannya berbentuk positif atau negative.
Yang positif dengan pernyataan biasa, dan yang negative memakai kata
tidak dan bukan. Contoh :
Berilah tanda check (√) yang sesuai dengan pendapat anda!
No Pertanyaan SS S TT TS STS
1 Prestasi belajar siswa sangat
tergantung pada kegiatan gurunya
2 Sebagai guru tentu Anda ingin
meningkatkan karier anda di bidang
pendidikan.
3 Prestasi belajar siswa tidak tergantung
pada kegiatan gurunya
4 Sebagai guru tentu Anda tidak perlu
meningkatkan karier di bidang
pendidikan
Keterangan :
SS = sangat setuju
S = setuju
TT = tidak tahu
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
b. Bentuk lain dari kuosioner
Pertanyaan Jawaban
Sering Kadang² Tak Pernah
1. Untuk memperdalam pelajaran
apakan anda melakukan diskusi
dengan teman-teman.
2. Pernahkah dosen anda
menganjurkan agar anda belajar
kelompok
3. Adakah buku referensi lain dari
yang dipakai dosen anda
dianjurkan agar anda
membacanya.
2. Interview (Wawancara)Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan
berhadap-hadapan mika dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada
sipeneliti. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh
melalui observasi. Jika peneliti akan menggunakan teknik wawancara dalam
penelitiannya perlu diketahui terlebih dulu: sasaran, maksud, dan masalah apa
yang dibutuhkan sipeneliti sebab dalam suatu wawancara dapat diperoleh
keterangan yang berlainana dan ada kalanya tidak sesuai dengan maksud si
peneliti.
Secara fisik, interview dapat dibedakan atas interview terstruktur dan tidak
terstruktur. Seperti halnya kuesioner, interview terstruktur terdiri dari
serenteten pertanyaan dimana pewawancara tinggal memberikan tanda cek (√)
pada pilihan jawaban yang telah disiapkan. Interview terstandar kadang-kadang
disembunyikan oleh pewawancara, akan tetapi tidak pula diperlihatkan kepada
responden, bahkan respondenlah yang dipersilahkan memberikan tanda.
Ditinjau dari pelaksanaannya, maka dibedakan atas :
a. Interview Bebas, inguided interview, dimana pewawancara bebas
menanyakan apa saja tetapi juga mengingat akan data apa yang akan
dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa
pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini adalah bahwa
responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diinterview.
Kelemahannya adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.
b. Interview Terpimpin (Guided Interview), yaitu interview yang dilakukan
oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur.
c. Interview Bebas Terpimpin, kombinasi antara interview bebas dan
terpimpin. Dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa
pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan
ditanyakan.
Menginterview bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini
pewawancara harus dapat menciptakan suasana santai tetapi serius. Artinya
bahwa interview dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak main-main, tetapi
tidak kaku. Suasana ini penting dijaga agar responden mau menjawab apa saja
yang dikehendaki oleh pewawancara secara jujur.oleh karena sulitnya
pekerjaan ini, maka perlu adanya pelatihan bagi pewawancara. Sebagai
instrument interview adalah interview guide atau pedoman wawancara.
Waktu mempersiapkan wawancara dengan responden perlu diperhatikan
hal-hal berikut (Mardalis:1989):
a. Responden yang akan diwawancarai sebaiknya diseleksi agar sesuai
dengan data yang dibutuhkan.
b. Waktu berwawancara sedapatnya dilakukan sesuai dengan kesediaan
responden.
c. Permulaan wawancara sebaiknya peneliti memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan wawancara yang dilakukan.
d. Ketika bewawancara, peneliti sebaiknya berlaku seperti orang ingin
tahu dan belajar dari responden dan jangan seperti orang menggurui
terhadap responden. Hal ini penting untuk kelancaran wawancara.
e. Jangan sampai ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak diinginkan oleh
responden.
f. Peneliti sebaiknya menunjukkan perhatian penuh terhadap pembicaraan
responden. Jika terjadi pengalihan pembicaraan oleh responden peneliti
dengan hati-hati meluruskannya ke sasaran pokok.
g. Melakukan penutupan pembicaraan dengan ucapan terima kasih.
3. ObservasiObservasi sering kali diartikan sebagai suatu arti yang sempit, yakni
memperhatiakn sesuatu menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologig,
observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan penguatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, raba, dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah
pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan
dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
Jika diperhatikan lebih lanjut, observasi atau pengamatan ini dapat
dibedakan menjadi dua observasi, yaitu :
a. Observasi Partisipasi
Dalam melakukan observasi partisipasi pengamat ikut terlibat dalam
kegiatan yang sedang diamatinya atau dapat dikatakan si pengamat
ikut serta sebagai pemain. Pengamat mengamati sambil iktu berperan
dalam kegiatan tersebut. yang perlu diperhatikan dalam observasi
partisipasi ini adalah agar si pengamat tidak lupa tugas pokoknya,
yaitu mengamati dan mencari data.
b. Observasi Simulasi
Diharapkan pengamat dapat mensimulasikan keinginannya pada
responden yang dituju sehingga responden dapat memenuhi keinginan
pengamat yang membutuhkan informasi atau data dari responden.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yang kemudian digunakan
untuk menyebut jenis observasi yaitu:
a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrument pengamatan.
b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrument pengamatan.
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin
timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, pengamat hanya
memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul itulah sebabnya maka
cara bekerja seperti ini disebut dengan sistem tanda ( sign system).
Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi
pengajaran sebagai sebuah potret sesuai pengajaran sebagai sebuah potret
selintas (snap shot). Instrument tersebut berisi sederetan sub_variable
misalnya: guru menerangkan, guru menulis dipapan tulis, guru bertanya pada
kelompok, guru menjawab, murid bertanya, dll. Setelah pengamatan dalam satu
periode tertentu misalnya 5 menit, semua kejadian yang muncul di cek.
Kejadian yang muncul lebih dari satu kali dalam satu periode pengamatan,
hanya di cek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh gambar tentang apa
kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran.
Dalam hal ini pengamat tidak dapat memperhatikan variable yang
terlalu banyak. Dengan demikian pada akhir pengamatan dapat disimpulkan di
kelas mana partisipasi murid terjadi paling besar.
4. Skala bertingkat (Rating) atau Rating Scale
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat
berskala. Walaupun bertingkat ini mengahasilkan data yang kasar, tetapi cukup
memberikan informasi. Instrumen ini dapat dengan mudah memberikan
gambaran penampilan, terutama penampilan di dalam orang menjalankan
tugas, yang menunjukkan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Rating-scale harus diinterpretasikan secara hati-hati karena disamping
menghasilkan gambaran yang kasar juga jawaban responden tidak begitu saja
mudah dipercaya. Sehubungan dengan ini Bregman dan Siegel dalam
Arikunto:2006 mendaftar hal-hal yang mempengaruhi ketidakjujuran jawaban
responden yaitu:
a). persahabatan,
b). kecepatan menerka,
c). cepat memutuskan,
d). jawaban kesan pertama,
e). penampilan instrument,
f). prasangka.
Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
menentukan variable skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati
responden. Misalnya seorang guru ditanya tentang jam kehadiran dan
kepulangan kepala sekolah. Dia tidak akan menjawab jika dia sendiri selalu
datang siang dan pulang awal.
5. DokumentasiDokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan:
a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang
akan dicari data-datanya.
Pendapat tentang diri kepala bagian
Nam karyawan :
Pendidikan :
1. Kepemimpinan
Tidak memuaskan
Kurang memuaska
n
Cukup memuaskan Memuaskan Sangat
memuaskan
Kurang berkepemimpinan, kurang bisa dihormati
Beberapa hal kurang baik sebagai pemimpin,
Berkepemimpinan baik teapi tidak mununjukkan kemajuan
Berkepemimpinan baik dan ramah terhadap semua karyawan
Kepemimpinan sangat bagus, menampakkan kemajuan
2. Perhatian
Tidak memuaskan
Kurang memuaskan
Cukup memuaskan Memuaskan Sangat
memuaskanTidak antusias dalam bekerja
Perhatian terhadap pekerjaan kurang. Kadang antusias
Perhatian cukup terhadap pekerjaan. Sering antusias
Perhatian cukup besar. Sering antusias
Perhatian sangat besar terhadap pekerjaan. Antusiasme tinggi
Dengan menggunakan serentetan kotak-kotak seperti ini pada waktu
mengumpulkan data melalui catatan-catatan yang menunjukkan keadaan
karyawan atau pegawai yang menjadi subjek penelitian memberikan tanda
centang pada kotak yang sesuai. Untuk merekam data dari beberapa orang
karyawan, peneliti dapat menderetkan nama-nama subjek dibawah kotak-kotak
tersebut yang dalam setiap aspek dijadikan sebagai judul table.
b. Check list, yaitu daftar variabel yang akan dikimpulkan datanya. Dalam hal
ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan data
yang dimaksud.
Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud
tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan
symbol-simbol. Metode dokumentasi ini dapat merupakan metode utama
apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi . untuk penelitian dengan
pendekatan lain pun metode dokumentasi juga mempunyai kedudukan penting.
Jika peneliti memang cermat dan mencari bukti-bukti dari landasan hukum dan
peraturan atau ketentuan, maka penggunaan metode dokumentasi menjadi tidak
terhindarkan.
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULANData merupakan suatu objek, kejadian, atau fakta yang terdokumentasikan dengan
memiliki kodifikasi terstruktur untuk suatu atau beberapa entitas. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, data adalah keterangan yang benar dan nyata. Data juga dapat
diartikan sebagai sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan
menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan (Priyatno:2008).
Dalam sebuah penelitian, ada dua macam jenis data, yaitu : data kualitatif dan
data kualtitatif. Data kuantitatif dapat dibagi menjadi data nominal, data ordinal, data
interval, dan data ratio. Dalam proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau
instrument pengumpul data. Alat pengumpul data dapat dilakukan dengan menggunakan
metode test dan metode non test. Untuk beberapa metode, istilah bagi instrumentnya
memang sama dengan metodenya.
Pengumpulan data dengan metode tes dapat berupa tes sikap atau attitude tes, tes
prestasi atau achievement tes, tes bakat atau aptitude tes, tes kepribadian atau personality
tes, tes minat, tes intelegensi. Instrument yang digunakan dalam metode tes ini adalah tes
atau soal-soal tes. Sedangkan pengumpulan data dengan metode non tes adalah angket
atau kuesioner, intrumen yang digunakan adalah angket. Interview, instrument yang
digunakan adalah instrument guide. Observasi, instrument yang digunakan adalah check
list. Rating scale, instrument yang digunakan adalah skala bertingkat, dan dokumentasi,
instrument yang digunakan adalah pedoman dokumentasi atau check list.
B. SARAN- Seorang peneliti sebaiknya memahami terlebih dahulu tentang arti dari data dan cara
mengumpulkan data agar mendapatkan hasil penelitian yang valid.
- Seorang peneliti sebaiknya mencermati terlebih dahulu respondennya agar dapat
memilih metode dan instrument dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta.
------------------------- 2003. Manajemen Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Mardalis. 1989. Metode Penelitian. Bumi Aksara : Jakarta.
Muhadjir, Noeng. 2007. Metodologi Keilmuan Paradigma Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Rake Sarasin : Yogyakarta.
Nazir, Moh. 2003. suhartoumm.blogspot.com. 2008/12.
Priyatno, Dwi. 2008. Statistical Product and Service Solution. Mediakom : Yogyakarta.
risyana.wordpress.com
www.ketut.web.id