Upload
ngotu
View
228
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GOLONGAN PUTIH
(GOLPUT) DI KELURAHAN SUNGAI JANG KECAMATAN BUKIT
BESTARI PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA
TANJUNGPINANG TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Syarat UntukMemperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Pemerintahan
Oleh :
RINO KURNIAWANNIM.100565201100
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2014
2
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Golongan Putih (Golput) di Kelurahan Sungai Jang Kecamatan Bukit Bestari Pada Pemilihan Umum Kepala
Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2012
OlehRino Kurniawan
ABSTRAK
Pemilihan umum merupakan sarana bagi rakyat untuk menyalurkan aspirasinya dalam menentuan wakil-wakilnya baik di lembaga legislatif maupun eksekutif juga sebagai sarana ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan politik. Fenomena tingginya angka Golput dan kecenderungan yang terus meningkat pada era reformasi ini lebih menunjukkan meluasnya apatisme rakyat terhadap proses rekruitmen pemilihan pemimpin di daerah-daerah di seluruh Indonesia, apatisme ini muncul karena sudah berkali-kali dikecewakan pada Pemilu, Pilpres, maupun pilgub atau pilkada. Tingginya angka Golput pada pemilihan umum kepala daerah Kota Tanjugpinang Tahun 2012 khususnya di Kelurahan Sungai Jang. Oleh karena itu dalam penelitian ini menggali faktor-faktor perilaku tidak memilih (Golput) di Kelurahan Sungai Jang pada pemilihan umum kepala daerah Kota Tanjungpinang pada tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun konsep teoritis yang digunakan yaitu menurut Eef Saefullah Fattah Golput dapat terjadi karena empat faktor yakni faktor secara teknis, faktor secara teknis politis, faktor secara politis dan faktor secara ideologis.
Hasil penelitian menunjukkan tingginya Golput yang terjadi di Kelurahan Sungai Jang terjadi karena Golput secara teknis-politis yakni golput disebabkan adanya kelebihan daftar pemilih tetap yang mana penduduk yang terdaftar banyak tidak ada di tempat salah satu faktor ini terjadi dikarenakan dulunya di Kelurahan Sungai Jang banyak terdapat penduduk transit dari luar daerah Kota Tanjungpinang dan memiliki dokumen kependudukan di Kelurahan Sungai Jang. Selain itu Golput di Kelurahan Sungai Jang juga di sebabkan Golput secara teknis, yakni golput disebabkan adanya penduduk yang bekerja pada saat hari pemilihan, dan kondisi cuaca hujan sehingga masyarakat enggan untuk menggunakan hak pilih, Selain itu hasil temuan menunjukkan bahwa di beberapa wilayah Kelurahan Sungai Jang pada saat hari hujan mengalami banjir, sehingga menghambat warga untuk melakukan pemilihan.
Kata Kunci : Perilaku tidak memilih, Golput, Pemilihan Umum
2
3
Factors Influencing the behavior did not vote in the Sungai Jang Village District of Bukit Bestari In regional election Tanjungpinang In 2012
By : Rino Kurniawan
ABSTRACT
The general election is a means for people to channel their aspirations in determining both their representatives in the legislative and executive as well as a means to join and participate in political activities. The phenomenon of the high number of abstain and increasing trend in the reform era is more indicative of the widespread apathy of the people towards the election of a leader in the recruitment of regions throughout Indonesia, it appears as apathy has repeatedly let down at the General Election, Presidential Election, and Guvernur election. The high number of abstain in elections of regional heads Tanjugpinang City in 2012, especially in Sungai Jang Village. Therefore in this study to explore behavioral factors do not vote (abstain) in the Village of Sungai Jang at the election of regional heads Tanjungpinang in 2012.
This research uses descriptive qualitative research method. Determination of informants done using purposive sampling, the sampling technique with particular consideration. The theoretical concepts used are according to EEF Saefullah Fattah, behavior can occur because not choose four factors ie factors technically, technically political factors, political factors and factors ideologically.
The results showed that the high abstain occurred in the Sungai Jang Village occur due to technical-political abstain abstention such as the excess of the final voters list which listed many residents do not have in place any of these factors occur once in the Sungai Jang village because there are many residents transit from outside the area Tanjungpinang and has a population documents in the Sungai Jang Village. In addition, in the Sungai Jang Village also caused abstain technically, the abstention due to residents who work on the day of the election, and rainy weather conditions so that people are reluctant to use their right to vote, in addition the findings indicate that in some areas of the Sungai Jang Village during the rainy days of flooding, thereby inhibiting residents to do the election.
Keywords: Behavior not vote, abstain, General Election
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan umum merupakan sarana bagi rakyat untuk menyalurkan
aspirasinya dalam menentuan wakil-wakilnya baik di lembaga legislatif maupun
eksekutif juga sebagai sarana ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Demokrasi di indonesia mengalami perubahan yang signifikan pasca runtuhnya
rezim orde baru. Kehidupan berdemokrasi menjadi jauh lebih baik, rakyat dapat
dengan bebas mengeluarkan pendapat dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan
politik yang sangat dibatasi pada orde baru.
Melalui azas-azas yang terdapat dalam pilkada langsung yaitu azas
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil maka pemilihan kepala daerah
langsung dianggap telah memenuhi parameter demokrasi. Pilkada bukan saja
berfungsi sebagai sarana untuk mengganti, akan tetapi juga berfungsi sebagai
media penyalur aspirasi rakyat,mengubah kebijakan-kebijakan, mengganti
sebagaian pemerintahan yang ada dan meminta pertanggungjawaban publik.
Dalam hal ini, ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pemilihan
kepala daerah yaitu dimulai dari tahap pendaftaran, penyaringan, penetapan
pasangan calon, rapat paripurna khusus, pengiriman berkas pemilihan, pengesahan
dan pelantikan (Thubang, 2005:7).
Pemilihan kepala daerah langsung ini merupakan salah satu bentuk
penghormatan terhadap kedaulatan rakyat, karena malalui pemilihan kepala
daerah langsung ini menandakan terbukanya ruang yang cukup agar rakyat bebas
4
5
memilih pemimpinnya. Melalui pelaksanaan otonomi daerah sebagai media untuk
menyebarkan sistem demokrasi yang semakin disempurnakan, termasuk
pemilihan kepala daerah memacu tumbuhnya kekuatan pro demokrasi di daerah.
Hal ini dikarenakan, melalui pemilihan kepala daerah yang secara langsung ini
akan melahirkan aktor-aktor demokrasi di daerah, yang kemudian diharapkan
mampu melakukan gerakan-gerakan baru bagi perubahan.
Fenomena tingginya angka golput dan kecenderungan yang terus
meningkat pada era reformasi ini lebih menunjukkan meluasnya apatisme rakyat
terhadap proses rekruitmen pemilihan pemimpin di daerah-daerah di seluruh
Indonesia, apatisme ini muncul karena sudah berkali-kali dikecewakan pada
pemilu pilpres maupun pilgub atau pilkada. (Saksono, Gatut, 2013:95)
Secara historis, golput sesungguhnya telah menjadi bagian dari dinamika
politik semenjak pemilu nasional tahun 1955. Berbeda dengan situasi pada masa
1970-1990an, golput justru dipicu oleh tekanan politik yang dilakukan oleh golkar
terhadap masyarakat supaya memilih Golkar. Masyarakat memilih golput, karena
jika diketahui memilih partai yang lain, maka yang bersangkutan akan dihukum
(Saksono ,Gatut,2013:50). Sementara fenomena golput yang terjadi pada pemilu
2004, di mana partai yang ikut serta sebagai kontestan pemilu pada saat itu
mencapai 48 partai, lebih disebabkan oleh perasaan kecewa masyarakat atas sikap
kurang populis pemerintah maupun anggota legislatif. Yaitu tidak adanya
perubahan signifikan yang dilakukan oleh pemerintah maupun anggota legislatif
yang berorientasi pada pemenuhan kepentingan masyarakat banyak (Muhaimin,
2011 : 38)
5
6
Dalam setiap pelaksanaan pemilu khususnya pilkada, justru masyarakat
yang tidak menggunakan hak pilihnya selalu ada dan cendrung meningkat dari
setiap pelaksanaan pilkada. Salah satu yang terjadi pada pilkada saat ini adalah
tingginya angka pemilih yang tidak ikut memilih (Golput) dalam pemilihan
tersebut khususnya pilkada yang dilaksanakan di wilayah Kota Tanjungpinang.
Tingginya angka Golput di Kota Tanjungpinang dapat di lihat dari hasil Pilkada
langsung yang pertama di lakukan di Kota Tanjungpinang tahun 2007 yaitu
jumlah Daftar Pemilih Tetap yaitu 124.075 pemilih, yang menggunakan hak pilih
yaitu 67.159 (54,13%) sedangkan yang tidak menggunakan hak pilih yaitu 56.916
(45,87%) (KPU Kota Tanjungpinang).
Dari data di atas menunjukkan Golput pada pemilihan Kepala Daerah
Kota Tanjungpinang pada tahun 2007 cukup tinggi. Kemudian tingginya angka
Golput atau masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya juga dapat dilihat
pada pemilihan kepala daerah Kota Tanjungpinang pada tahun 2012. Hal ini dapat
dilihat dari hasil rekapitulasi dalam pelaksanaan pilkada Kota Tanjungpinang
tahun 2012, dari DPT yang berjumlah 153.481 pemilih, yang menggunakan hak
pilihnya yaitu 87.290 (56,87%), sedangkan yang tidak menggunakan hak
pilinhnya (Golput) sebanyak 66.191(43,13%) (Data KPU Kota Tanjungpinang).
Tabel 1.1Rekapitulasi Suara Pemilu Kota Tanjungpinang Tahun 2012
Nama Jumlah TPS
DPT Suara Sah
Tidak Sah
Tidak Hadir
KEC. BUKIT BESTARI 109 43309 23.918 660 18.731Kel. TPI Timur 22 7845 4.422 134 3.289
Kel. Tanjung Ayun Sakti 23 9129 4.765 123 4.241Kel. Dompak 7 1793 1.363 19 411Kel. Seijang 33 13340 7.001 218 6.121
Kel. Tg. Unggat 24 11202 6.367 166 4.669
6
7
Nama Jumlah TPS
DPT Suara Sah
Tidak Sah
Tidak Hadir
KEC. TPI TIMUR 113 51.683 28.922 806 21.955Kel. Melayu Kota Piring 22 11.920 5.969 150 5.801Kel. Kampung Bulang 23 6.467 3.346 70 3.042
Kel. Air Raja 7 7.426 4.205 110 3.111Kel. Pinang Kencana 33 13.660 7.211 208 4.791
Kel. Bt.9 24 12.210 8.191 256 5.210
Nama Jumlah TPS
DPT Suara Sah
Tidak Sah
Tidak Hadir
KEC. TPI BARAT 101 41.371 22.709 612 18.050Kel. TPI Barat 40 13.735 7.672 259 5.804Kel. Kemboja 23 12.227 6.044 116 6.067
Kel. Kampung Baru 30 8.328 4.681 135 3.512Kel. Bukit Cermin 18 7.081 4.312 102 2.667
Nama Jumlah TPS
DPT Suara Sah
Tidak Sah
Tidak Hadir
KEC. TPI KOTA 41 17.118 9.493 170 7.455Kel. TPI Kota 15 6.052 2.888 51 3.113
Kel. Kampung Bugis 15 6.159 3.392 47 2.720Kel. Senggarang 7 3.035 1.976 28 1.031Kel. Penyengat 4 1.874 1.237 44 591
TOTAL KESELURUHAN 364 153.481 85.042 2.248 66.191
Sumber : KPU Kota Tanjungpinang Tahun 2012Pada Tabel 1.1 dapat dijelaskan, Daftar Pemilih Tetap yang tertinggi
terdapat di Kelurahan Pinang Kencana, Kelurahan Tanjungpinang Barat, dan
Kelurahan Sei Jang. Namun tingkat pemilih yang tidak menggunakan Hak
Pilihnya (Golput) yaitu di Kelurahan Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang berjumlah 13.340
orang yang hanya menggunakan hak pilihnya yaitu 7.219 orang, sedangkan yang
tidak menggunakan hak pilihnya 6.121 orang (46%) suara.
Menurut Ahmad dalam Sahlan, Marwan (2012:223) Golput digunakan
untuk merujuk pada sebuah peristiwa sebagai berikut:
1.Orang yang tidak menghadiri tempat pemungutan suara sebagai bentuk perotes.
7
8
2.Orang yang menghadiri tempat pemilihan suara tetapi tidak menggunakan
hakpilihnya secara benar dan,
3.Orang yang menggunakan hakpilihnya namun menusuk bagian yang putih.
Fenomena Golput di Kelurahan Sungai Jang menunjukkan suara yang
sangat signifikan. hal ini di karenakan Daftar Pemilih Tetap yang tinggi dengan
tingkat Golput yang tinggi pula. Selain itu melihat penduduk sebagai pekerjaan di
Kelurahan sei jang yaitu tingkat penduduk yang bekerja di kelurahan Sungai Jang
sangat tinggi yaitu 15.062 orang (77,4%), dan belum/tidak bekerja yaitu 4.403
orang (22,6%) (Monograf Kelurahan Sungai Jang Tahun 2013). Hal ini
menunjukkan bahwa keseharian penduduk di Kelurahan Sungai jang sangat padat
dengan 77,4% penduduk bekerja. Sehingga dengan keseharian padat, biasanya
penduduk menghabiskan waktu libur untuk beristirahat. Hal ini menyebabkan
golput menjadi tinggi di Kelurahan Sungai Jang.
Selain itu jika di bandingkan dengan kelurahan lain di Kota
Tanjungpinang yang memiliki Daftar Pemilih Tetap yang tinggi yaitu di
Kelurahan Pinang Kencana, melihat penduduk berdasarkan pekerjaan bahwa
tingkat penduduk yang bekerja di kelurahan Pinang Kencana cukup tinggi yaitu
18.709 orang (75,6%), dan belum/tidak bekerja yaitu 6.055 Orang (24,4%)
(Monograf Kelurahan Pinang Kencana tahun 2013). Hal ini menunjukkan bahwa
dari Daftar Pemilih Tetap yang tinggi di Kelurahan Sungai Jang dan Kelurahan
Pinang Kencana. Namun tingkat persentase Kelurahan Sungai Jang penduduk
yang bekerja sangat tinggi yaitu 77,4% dibandingkan dengan Kelurahan Pinang
Kencana yaitu 75,6%. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Kelurahan Sungai
Jang memiliki keseharian yang padat dengan bekerja. Dengan keseharian yang
8
9
padat biasanya penduduk menghabiskan waktu libur untuk beristirahat. Hal ini
dapat menjadikan kelurahan di Sei Jang pada pemilihan umum yang di
selenggarakan hari libur menyebabkan golput menjadi tinggi di Kelurahan Sungai
Jang. Selain itu melihat pendidikan yang tinggi yang menjadikan sikap pemilih
dalam menentukan pilihan memiliki banyak pertimbangan, berikut penduduk
kelurahan Sungai Jang berdasarkan tingkat pendidikan.
Berdasarkan dari berbagai persoalan tersebut di atas maka penelitian ini
tentang faktor-faktor golput menjadi penting. Sehingga penulis tertarik untuk
melakukan kajian yang lebih detail tentang hal tersebut dalam penelitian berjudul:
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GOLONGAN PUTIH
(GOLPUT) DI KELURAHAN SUNGAI JANG KECAMATAN BUKIT
BESTARI PADA PEMILUKADA WALIKOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2012”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti mengemukakan
rumusan masalah sebagai berikut, faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
golput di Kelurahan Sungai Jang Kecamatan Bukit Bestari pada pemilukada Wali
Kota Tanjungpinang Tahun 2012 ?
C. Tujuan Penelitian
9
10
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi golput pada Pemilukada Wali Kota Tanjungpinag Tahun
2012 di Kelurahan Sungai Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Kegunaan praktis
Dapat memberikan masukan bagi pemerintah daerah setempat, khususnya bagi
Kota Tanjungpinang agar dapat menurunkan tingkat Golput dalam
pelaksanaan pemilukada di Kota Tanjungpinang.
2. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk penerapan ilmu yang telah
peneliti pelajari terutama dalam bidang ilmu pemerintahan, khususnya dalam
memperkaya ilmu pengetahuan tentang fakto-faktor yang mempengauhi
Golput dalam pemilukada.
3. Kegunaan Akademis
Sebagai karya tulis untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana di Fakultas Ilmu
Sosial Dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjngpinang serta dapat
menjadi referensi ataupun acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian dengan permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
E.Konsep Operasional
10
11
Konsep operasional merupakan upaya bagaimana cara mengukur suatu
variabel, sedangkan fungsi dari konsep operasional adalah sebagai alat untuk
mengidentifikasi fenomena yang diamati dengan jelas, logika atau penalaran yang
digunakan penelilti untuk menerangkan fenomena yang diteliti atau dikaji.
Konsep yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah faktor yang
mempengaruhi golput pada pemilukada Wali Kota Tanjungpinang tahun 2012.
Faktor golput dalam pemilukada Wali Kota Tanjungpinang tahun 2012
merupakan suatu keputusan sebagian masyarakat Sungai Jang terhadap ketidak
puasan kinerja pemerintahan yang terjadi saat ini. Untuk melihat bagaimana
faktor-faktor yang mempengaruhi golput masyarakat Sungai Jang, peneliti
mengacu pada pendapat Eef Saifullah Fatah (dalam KH. Abdurahman Wahid,
Halim HD,dkk, 2009 : 71-72) menjabarkan faktor-faktor golput menjadi 4, antara
lain:
1. Golput secara teknis, yakni Golput yang disebabkan pribadi/orang yang sudah
terdaftar, namun berhalangan hadir ke tempat pemilihan antara lain:
a. Memiliki pekerjaan lebih pada saat pemilu
b. Letak Lokasi TPS
c. Kondisi Cuaca
2. Golput secara teknis-politis, Golput yang disebabkan seseorang tidak dapat
memilih karena adanya kesalahan administrasi (lembaga statistik,
penyelenggara pemilu) maupun kesalahan pribadi sehingga orang tersebut
tidak terdaftar sebagai pemilih, antara lain :
a. Tidak terdaftar sebagai pemilih tetap
b. Adanya kelebihan Daftar Pemilih Tetap
11
12
c. Tidak mendapat surat undangan pemilih
3. Golput secara politis, yakni Golput yang disebabkan oleh seseorang yang
tidak memiliki pilihan dari kandidat yang tersedia, sehingga menganggap
pemilu legislatif/pemilukada tidak akan membawa perubahan dan perbaikan.
a. Belum sesuai dengan pilihan mengenai calon kandidat yang tersedia;
b. Tidak akan membawa perubahan
4. Golput secara ideologis, yakni Golput yang dikarenakan tidak percaya
terhadap mekanisme demokrasi (liberal) dan tak mau terlibat di dalamnya
karena alasan fundamentalisme agama atau alasan politik-ideologi lain.
a. Tidak percaya dengan mekanismedemokrasi.
b. Bertentangan dengan unsure keagamaan.
F.Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni berupaya menyajikan
gambaran yang terperinci mengenai suatu situasi khusus di lokasi penelitian. Mely
G. Tan (Silalahi, 2010: 28) menjelaskan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif
bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala, atau
kelompok tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat.
Melalui metode kualitatif ini, peneliti berusaha mengembangkan pemahaman
yang mendalam tentang permasalahan penelitian berdasarkan pada data-data yang
di dapatkan serta pemahaman yang berkembang diantara orang-orang yang
menjadi informan penelitian, kemudian dianalisis dengan teori yang telah ada.
2. Lokasi Penelitian
12
13
Dalam penelitan ini, penulis mengambil lokasi di Kelurahan Sungai Jang
Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:
a. Data primer
Data primer adalah data yang peneliti dapat secara langsung dari
responden yaitu warga di Kelurahan Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang. Data yang diperoleh yaitu hasil wawancara atau observasi
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi golput dalam pemilukada Wali
Kota Tanjungpinang tahun 2012.
b. Data sekunder
Data sekunder berupa buku-buku referensi yang mendukung
penelitian ini. Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan
teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti
memperoleh data sekunder dari literatur, buku dan internet, serta data yang
diperoleh dari dokumentasi yang dibutuhkan.
4. Informan
Informan adalah seorang yang dalam penelitian menjadi nara sumber
untuk memberikan data atau orang yang memberikan keterangan. Penentuan
Informan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan perimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:85).
Informan dalam penelitian ini meliputi :
Tabel 1.2Informan Penelitian
13
14
No. Informan Jumlah1 KPUD Kota Tanjungpinang 1 Orang2 Lurah Sungai Jang 1 Orang3 RT/RW di Kelurahan Sungai Jang 3 orang4 Ketua PPS/KPPS di Kelurahan Sungai Jang 2 orang5 Masyarakat yang tidak menggunakan Hak pilih
pada pilkada Kota Tanjungpinang pada tahun 2012
7 Orang
Sumber : Olahan 2014
Dari tabel 1.4 di atas, adapun informan pada penelitian ini adalah Komisi
Pemilihan Umum Daerah Kota Tanjungpinang yakni informan KPUD Kota
Tanjungpinang merupakan informan kunci pada penyelenggaraan pemilihan
umum Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang tahun 2012. Kemudian
informan pada penelitian ini yakni lurah Sungai Jang yakni Bpk. Bobby Satya
Kifana, S.STP yang mana merupakan informan yang mengetahui obyek penelitian
dari penelitian yang di lakukan penulis yakni di lingkungan administrasi
Kelurahan Sungai Jang.
Kemudian informan penelitian dari RT/RW di kelurahan Sungai Jang,
serta ketua PPS dan KKPS TPS 313 untuk Kelurahan Sungai Jang yakni Bpk.
Wiliam dan Bpk.Untung Pramono yang merupakan informan kunci pada
penelitian ini karena informan memiliki peran penting dan mengetahui kejadian
pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang tahun 2012 untuk di
Kelurahan Sungai Jang. Dan kemudian Pemilih yang tidak menggunakan hak
pilih pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang tahun 2012.
5. Teknik Dan Alat pengumpulan data
14
15
Untuk mengumpulkan data penelitian, maka digunaka teknik yaitu:
a. Wawancara/Interview
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya-jawab dengan responden/informan yang tujuannya untuk
mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan Peneliti. Teknik ini
dilakukan secara lisan atau percakapan langsung tanpa alat tulis.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks dan sulit, yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan proses psikologis diantaranya
yang terpenting adalah melalui pengamatan, ingatan dan catatan kecil
penelitian lapangan (fiedl note).(Sugiyono,2009:145))
1. Teknik Analisa Data
Menurut Boddan dan Biklen (dalam Irawan 2006:70), analisis data
adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis hasil interview, catatan
di lapangan dan bahan-bahan lain yang di dapatkan. Metode yang digunakan
dalam penulisan ini penulis lebih menitikberatkan pada analisa secara
kualitatif yaitu dengan menelaah seluruh data, baik data primer maupun data
skunder yang kemudian disusun dan di Klasifikasikan, lalu di Interpretasikan
sesuai dengan pemahaman peneliti.
Dalam prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan
model yang telah di kembangkann oleh Miles dan Huberman Miles yang
mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data
15
16
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan.
BAB II
16
17
TINJAUAN PUSTAKA
A. Faktor- faktor yang mempengaruhi golput
Menurut Efriza, (2012:548) kaum golput menggunakan hak pilih
dengan tiga kemungkinan :
1) Menusuk lebih dari satu gambar partai.
2) Menusuk bagian putih dari kartu suara.
3) Tidak mendatangi kotak suara dengan kesadaran untuk tidak menggunakan
hak pilih.
Memilih dalam pemilu sepenuhnya adalah hak. Kewajiban mereka
dalam kaitan dengan hak pilih ialah menggunakannya secara
bertanggungjawab dengan menekankan kaitan sumber penyerahan suara
kepada tujuan pemilu, tidak hanya membatasi pada penyerahan suara kepada
salah satu kontestan pemilu
Jadi berdasarkan hal di atas, golput adalah mereka yang dengan
sengaja dan dengan suatu maksud dan tujuan yang jelas menolak memberikan
suara dalam pemilu. Dengan demikian, orang-orang yang berhalangan hadir di
Tempat Pemungutan Suara (TPS) hanya karena alasan teknis, seperti jauhnya
TPS atau terluput dari pendaftaran, otomatis dikeluarkan dari kategori golput.
Begitu pula persyaratan yang diperlukan untuk menjadi golput bukan
lagi sekedar memiliki rasa enggan atau malas ke TPS tanpa maksud yang
jelas. Pengecualian kedua golongan ini dari istilah golput tidak hanya
memurnikan wawasan mengenai kelompok itu, melainkan juga sekaligus
17
18
memperkecil kemungkinan terjadinya pengaburan makna, baik di sengaja
maupun tidak.
Menurut Agus Riewanto (dalam Muhaimin,2012:85-86) membagi
tipologi golput menjadi tiga, yaitu :
a. Golput ideologis, adalah golput yang dilatarbelakangi oleh sikap
penolakan atas apapun produk kekuasaan khususnya dan sistem sosial
politik pada umumnya. Ancaman golput ideologis dimungkinkan lahir dari
kalangan masyarakat berpengatahuan wacana sosial politik.
b. Golput Politis, adalah golput yang dilakukan akibat pilihan-pilihan politik.
Golongan dalam tipologi golput politis ini adalah masyarakat yang pada
umumnya terjebak pada lingkaran alienasi, yaitu perasaan terasingkan dari
politik atau pemerintahan. Kemunculan kelompok ini bisa lahir dari
kalangan kaum politisi yang gagal dalam merebut posisi tertentu dalam
politik.
c. Golput pragmatis, adalah golput yang muncul berdasarkan kalkulasi
rasional bahwa aktifitas memilih tidak akan berdampak lebih baik pada
diri pemilih. Artinya pemilihan pemimpin atau caleg yang keseringan
membuat masayarakat tidak mau untuk berpartisipasi ketika
kesejahtraannya kurang terjamin.
Menurut Fatah (dalam KH. Abdurahman Wahid, Halim HD,dkk,
2009 : 71-72) menjabarkan faktor-faktor golput menjadi 4, antara lain:
1. Golput secara teknis, yakni mereka yang karena sebab-sebab teknis tertentu
(seperti keluarga meninggal, ketiduran, dan lain-lain) berhalangan hadir ke
18
19
tempat pemungutan suara, atau mereka yang keliru mencoblos sehingga
suaranya dinyatakan tidak sah.
2. Golput secara teknis-politis, seperti mereka yang tidak terdaftar sebagai
pemilih karena kesalahan dirinya atau pihak lain (lembaga statistik,
penyelenggara pemilu).
3. Golput secara politis, yakni mereka yang merasa tak punya pilihan dari
kandidat yang tersedia atau tak percaya bahwa pemilu legislatif/pemilukada
akan membawa perubahan dan perbaikan.
4. Golput secara ideologis, yakni mereka yang tak percaya pada mekanisme
demokrasi (liberal) dan tak mau terlibat di dalamnya entah karena alasan
fundamentalisme agama atau alasan politik-ideologi lain.
BAB III
19
20
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Geografi dan Demografi di Kelurahan Sungai Jang
a. Kondisi Geografis Kelurahan Sungai Jang
1. Letak dan Luas Wilayah
Letak Kelurahan Sungai Jang, Kecamatan Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tanjungpinang Timur dan
Kelurahan Kp. Bulang.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Dompak dan Kelurahan
Tanjung Ayun Sakti
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Ayun Sakti.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Melayu Kota Piring dan
Kelurahan BT IX.
Adapun luas wilayah Kelurahan Sungai Jang Kecamatan Bukit Bestari
adalah (4.557.430 M²) ±456 Ha, yang sebagian besar terdiri dari daratan dan
lautan.
2. Peta Wilayah
Kelurahan Sungai Jang Kecamatan Bukit Bestari mempunyai peta wilayah sebagai berikut :
Gambar 3.1Peta Wilayah Kelurahan Sungai Jang
20
21
b. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kelurahan Sungai Jang berdasarkan data bulan
Desember 2013 adalah berjumlah 19.465 Jiwa. Diskripsi tentang kependudukan di
Kelurahan Sungai Jang Kecamatan Bukit Bestari dapat dibagi menjadi komposisi
penduduk menurut Jenis Kelamin, kelompok Umur, Pendidikan, Mata
Pencaharian, dan Agama. Yang dapat di lihat sebagai berikut:
Tabel 3.1Jumlah Penduduk Kelurahan Sungai Jang
No. KK Jenis Kelamin JumlahLaki-Laki Perempuan
1. 5.533 9.752 9.713 19.465Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Jang 2013
Dari Tabel 3.2 di atas Kepala Keluarga yang terdaftar di Kelurahan Sungai
Jang yaitu 5.533. Jumlah penduduk di Kelurahan Sungai Jang berdasarkan jenis
kelamin, penduduk laki-laki lebih banyak yaitu 9.752 orang (%) dan jumlah
penduduk Perempuan 9.713 orang (%).
B. Perilaku Tidak Memilih (Golput) di Kelurahan Sungai Jang
21
22
Fenomena perilaku tidak memilih (golput) di Kelurahan Sungai Jang
pada pemilihan umum kepala daerah Kota Tanjungpinang tahun 2012
merupakan wilayah yang memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap tertinggi yaitu
sebanyak 13.340 orang. Dibandingkan dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap
yang tinggi lainnya seperti di Kelurahan Pinang Kencana dan Kelurahan
Tanjunginang Barat, fenomena Golput di Kelurahan Sungai Jang merupakan
yang tertinggi pada pemilihan umum Kepala Daerah Kota Tanjungpinang
tahun 2012. Adapun data hasil pemilihan untuk di Kelurahan Sungai Jang
pada pemilihan kepala daerah Kota Tanjungpinang tahun 2012 sebagai
berikut:
Tabel 3.2Rekapitulasi Suara Pemilih di Kelurahan Sungai Jang pada Pemilihan
Umum Kepala Daerah Kota Tanjungpinang tahun 2012
No. TPS
Jumlah DPT Pemilih Yang Hadir
Persentase (%)
Pemilih Tidak Hadir
Persentase (%)
308 323 198 61,3 125 38,7309 216 131 60,6 85 39,4310 442 256 57,9 186 42,1311 246 130 52,9 116 47,1312 343 194 56,6 149 43,4313 555 186 33,5 369 66,5314 466 232 49,8 234 50,2315 555 313 56,4 242 43,6316 532 269 50,6 263 49,4317 416 270 64,9 146 35,1318 488 220 45,1 268 54,9319 386 207 53,6 179 46,4320 202 109 54 93 46321 366 204 55,7 162 44,3322 304 227 74,7 77 25,3323 435 309 71 126 29324 360 179 48,7 181 50,3325 239 138 57,7 101 42,3326 245 137 55,9 108 44,1327 517 265 51,3 252 48,7328 461 196 42,5 265 57,5329 346 165 47,7 181 52,3
22
23
330 474 264 55,7 210 44,3331 345 197 57,1 148 42,9332 374 186 49,7 188 50,3333 534 270 50,6 264 49,4334 492 244 49,6 248 50,4335 444 234 52,7 210 47,3336 442 246 55,7 196 44,3337 468 234 50 234 50338 527 320 60,7 207 39,3339 459 308 67,1 151 32,9340 338 176 52,1 162 47,9
Jumlah
13.340 7.214 54,1% 6.126 45,9%
Sumber : KPU Kota Tanjungpinang tahun 2012
Berdasarkan tabel 3.8 diatas menunjukkan bahwa jumlah daftar
pemilih tetap di Kelurahan Sungai Jang pada pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota Tanjungpinang tahun 2012 yaitu sebanyak 13.340 orang, adapun
jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Golput) yaitu sebanyak
6.126 orang dan yang menggunakan hak pilihnya yaitu sebanyak 7.214 orang.
dari hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemilih tidak menggunakan hak
pilihnya di Kelurahan Sungai Jang cukup tinggi. Selain itu melihat angka
tingkat angka Golput di Kelurahan Sungai Jang penulis melihat juga dari hasil
rekapitulasi suara Pemilihan Gubernur Kepulauan Riau tahun 2010 dan
Pemilihan Legislatif Kota Tanjungpinang tahun 2009. Berikut tabel
rekapitulasi suara pilgub 2010 dan pileg 2009.
Tabel 3.3Rekapitulasi Suara Pemilihan di Kelurahan Sungai Jang pada Pemilihan
Gubernur Kepulauan Riau tahun 2010 dan Pemilihan Legislatif Kota Tanjungpinang tahun 2009
Keterangan Jumlah DPT
Yang Hadir
Persentase (%)
Tidak Hadir
Persentase (%)
Pemilihan Legislatif Kota Tanjungpinan
10.956 6.760 61,7 4.196 38,3
23
24
g Tahun 2009Pemilihan Gubernur
Kepri Tahun 2010
12.204 6.323 51,8 5.881 48,2
Sumber : KPU Kota Tanjungpinang
Dari tabel 3.9 diatas menunjukkan bahwa untuk di Kelurahan Sungai
Jang pada pemilihan legislatif Kota Tanjungpinang tahun 2009 yaitu jumlah
daftar pemilih tetap sebanyak 10.956 orang, pemilih yang menggunakan hak
pilih sebanyak 6.760 orang (61,7%) dan pemilih yang tidak menggunakan hak
pilih (golput) sebanyak 4.196 orang (38,3%). Hal ini menunjukkan bahwa
pada pemilu legislatif Kota Tanjungpinang tahun 2009 untuk di Kelurahan
Sungai Jang pemilih yang tidak menggunakan hak pilih (golput) hanya
sebanyak 38,3% (KPU Kota Tanjungpinang).
Namun pada pemilihan Gubernur Kepulauan Riau tahun 2010 untuk di
Kelurahan Sungai Jang angka pemilih yang tidak menggunakan hak pilih
mengalami peningkatan yakni dari jumlah DPT sebanyak 12.204 orang,
pemilih yang menggunakan hak suaranya sebanyak 6.323 orang (51,8%) dan
pemilih yang tidak menggunakan hak pilih (golput) sebanyak 5.881 orang
(48,2%). Dari hal ini menunjukkan bahwa pada pemilihan gubernur peovinsi
kepri tahun 2010 pemilih di Kelurahan Sungai Jang yang tidak menggunakan
hak pilih mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebnyak 48,2% (KPU
Kota Tanjungpinang).
Melihat hasil pemilihan legislatif Kota Tanjungpinang tahun 2009 dan
pemilihan gubernur Provinsi Kepri tahun 2010 mengalami peningkatan yang
signifikan terhadap pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya. Hal ini
24
25
terjadi pula pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota tanjungpinang tahun
2012.Fenomena ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor
teknis, faktor teknis-politis, faktor politik, dan faktor idelogi seperti yang
diungkapkan oleh Eef Saefullah Fattah. Dengan tingginya fenomena pemilih
yang tidak menggunakan hak pilih (golput) di Kelurahan Sungai Jang
menunjukkan bahwa pemilih masih banyak masyarakat yang kurang sadar arti
penting pemilu tersebut.
25
26
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Fenomena Perilaku Tidak Memilih (Golput) di Kelurahan Sungai Jang
Kelurahan Sungai Jang merupakan salah satu wilayah dengan
kepadatan penduduk yang tinggi di Kota Tanjungpinang. Tingkat
heterogenitas yang tinggi yakni terdiri dari berbagai macam suku, agama dan
kepercayaan menjadikan hal yang kompleks pada pemilih di Kelurahan
Sungai Jang. Adapun jumlah penduduk di Kelurahan Sungai Jang yang
tercatat hingga 2013 yakni sebanyak 19.465 orang.
Perilaku pemilih di Kelurahan Sungai Jang pada pemilihan umum
kepala daerah Kota Tanjungpinang tahun 2012 merupakan wilayah yang
memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap tertinggi yaitu sebanyak 13.340 orang.
Dibandingkan dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap yang tinggi lainnya seperti
di Kelurahan Pinang Kencana dan Kelurahan Tanjunginang Barat, fenomena
Golput di Kelurahan Sungai Jang merupakan yang tertinggi pada pemilihan
umum Kepala Daerah Kota Tanjungpinang tahun 2012. Adapun jumlah
pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Golput) yaitu sebanyak 6.121
orang (46%) dan yang menggunakan hak pilihnya yaitu sebanyak 7.219 orang
(54,%) dari hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemilih yang tidak
menggunakan hak pilihnya di Kelurahan Sungai Jang cukup tinggi.
Fenomena ini dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor
teknis, faktor teknis-politis, faktor politik, dan faktor idelogi seperti yang
diungkapkan oleh Eef Saefullah Fattah. Dengan tingginya fenomena pemilih
26
27
yang tidak menggunakan hak pilih (golput) di Kelurahan Sungai Jang
menunjukkan bahwa pemilih masih banyak masyarakat yang kurang sadar arti
penting pemilu tersebut.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Golongan Putih (Golput) di Kelurahan Sungai Jang Kecamatan Bukit Bestari Pada Pemilu Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang tahun 2012
1. Golput Secara Teknis
Golput secara teknis yaitu disebabkan pribadi/orang yang sudah terdaftar,
namun berhalangan hadir ketempat pemilihan.
a. Pekerjaan Pada Saat Pemilu
Pada pemilihan umum kepala daerah Kota Tanjungpinang
khususnya pemilih di Kelurahan Sungai Jang, merupakan kelurahan yang
memiliki penduduk terbanyak di Kota Tanjungpinang. Pemilih memiliki
peran penting dalam menetukan regenerasi kepemimpinan selanjutnya
dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang dapat membawa perbaikan.
Penduduk di Kelurahan Sungai Jang dalam kesehariannya berdasarkan
tingkat pekerjaan memiliki kesibukan dalam bekerja yang cukup padat.
Menurut Eef Saifullah Fatah Golput secara teknis yaitu dapat disebabkan
oleh memiliki pekerjaan/urusan pribadi yang tidak dapat ditinggalkan,
sehingga pemilih pada saat hari pemilihan tidak dapat menggunakan hak
suaranya.
b. Letak Tempat Pemungutan Suara (TPS)
Perilaku tidak memilih (Golput) juga tidak terhindarkan dari faktor
letak lokasi TPS dengan lingkungan pemilih. Lokasi TPS yang memiliki
jarak tempuh yang jauh menjadikan masyarakat enggan untuk
27
28
menyalurkan suaranya. Faktor-faktor teknis seperti ini dapat pula
mempengaruhi pemilih tidak menentukan pilihan pada pemilu.Untuk
lokasi rumah warga di Kelurahan Sungai Jang merupakan wilayah
perumnas yang cukup padat. Selain itu lokasi rumah warga tidak terlalu
terpencar.
c. Kondisi Cuaca
Menurut Eef Saifullah Fattah kondisi cuaca yang tidak mendukung
seperti hujan, secara teknis dapat mempengaruhi pemilih berhalangan
hadir untuk menentukan pilihan pada pemilihan umum. Pada pemilihan
walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang tahun 2012, hujan disertai
petir terjadi pada hari pemilihan tanggal 31 Oktober 2012. \
2. Golput Secara Teknis-Politis
Menurut Eef Saifullah Fatah Golput secara teknis-politis yaitu Golput
yang disebabkan seseorang tidak dapat memilih karena adanya kesalahan
administrasi (lembaga statistik, penyelenggara pemilu) maupun kesalahan
pribadi sehingga orang tersebut tidak terdaftar sebagai pemilih.
a. Tidak Terdaftar Sebagai Pemilih Tetap
Secara teknis-politis pemilih tidak dapat memilih karena adanya
kesalahan administrasi yakni dapat berupa tidak terdaftar sebagai pemilih
tetap.Hal demikian menjadikan pemilih tidak dapat memberikan suaranya
pada saat pemilu.
b. Adanya Kelebihan Daftar Pemilih Tetap
28
29
Adanya kelebihan daftar pemilih tetap merupakan kesalahan
asdministrasi dalam pemilihan umum, hal ini menjadikan golput secara
teknis-politis. Fenomena ini telah terjadi di wilayah-wilayah daerah di
Indonesia baik mengenai pemilih ganda dan pemilih yang tidak ada
ditempat dikarenakan perpindahan penduduk.Hal ini dapat menjadikan
potensi di salah gunakan oleh kelompok atau individu yang
berkepentingan.
C. Tidak Mendapatkan Surat Undangan Pemilih
Perilaku tidak memilih pada saat pemilihan umum menurut eef
Saifullah Fattah secara teknis-politis dapat terjadi karena kesalah
administrasi terhadap tidak sampainya surat undangan pemilih kepada
pemilih bersangkutan untuk hadir di TPS setempat. Mengenai hal ini
terhadap tingginya angka pemilih tidak melakukan hak pilihnya (golput) di
Kelurahan Sungai Jang,
3. Golput Secara Politis
Menurut Eef Saifullah Fattah, golput secara politis, yakni golput yang
disebabkan oleh seseorang yang tidak memiliki pilihan dari kandidat yang
tersedia, sehingga menganggap pemilu legislatif/pemilukada tidak akan
membawa perubahan dan perbaikan.
a. Belum adanya pilihan yang sesuai terhadap kandidat yang ada
Persepsi pemilih dalam menentukan pilihan berbeda-beda, namun dalama
hal kandiat calon yang di tampilkan oleh partai politik dalam pemilihan
umum menimbulkan persepsi di tengah masyarakat sebagai pemilih.calon
kandidat yang memiliki kualitas memiliki peran penting untuk di pilih dan
29
30
tidak dipilih oleh masyarakat. Dari indikator belum adaya pilihan yang
sesuai terhadap kandidat yang ada oleh pemilih di Kelurahan Sungai Jang
yang tidak menggunakan hak pilih (golput) pada pemilihan umum
Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang tahun 2012.
b. Tidak Membawa Perubahan
Golput secara politis dapat juga disebabkan karena pemilih tidak
percaya kepada pemimpin yang akan mereka pilih baik itu dipemilihan
kepala daerah atau pemilihan lainnya dapat membawa perubahan terhadap
kesejahteraan dan memberikan perbaikan taraf hidup masyarakat. Selain
itu pemilih juga tidak percaya dengan janji politik yang diungkapkan
kandidat dapat terwujud sebagaimana harapan yang diinginkan.
4. Golput Secara Ideologis
Golput secara ideologis, yakni Golput yang dikarenakan tidak percaya
terhadap mekanisme demokrasi (liberal) dan tak mau terlibat di dalamnya
karena alasan fundamentalisme agama atau alasan politik-ideologi lain.
a. Tidak Percaya Mekanisme Demokrasi
Golput secara ideologis juga dapat disebabkan oleh pemilih tidak
percaya dengan mekanisme demokrasi.Mekanisme domkrasi di Indonesia
tampak dari pemilihan umum secara langsung, yakni pemilih diharuskan
memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakikan.
Berkaitan dengan perilaku tidak memilih (Golput) di Kelurahan Sungai
Jang pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang tahun
2012.
b. Bertentangan dengan unsur keagamaan
30
31
Golput secara ideologis juga dapat disebabkan oleh ideology yang
dianut oleh seorang individu, seperti ideology yang diajarkan dalam
agama.Pertentangan sistem pemilihan umum dengan nilai keagamaan
dapat menjadikan individu tidak menggunakan hak pilihnya, karena
mengganggap bahwa sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan
pemahaman yang didapatkan dari ajaran agamanya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
31
32
Berdasarkan hasil analisa latar belakang dan hasil penelitian penulis
yakni dari berbagai literature dan hasil wawancara, maka penulis menarik
kesimpulan dari ke empat faktor-faktor yakni golput secara teknis, golput
secara teknis politis, golput secara politis, dan golput secara ideology. Faktor
yang mempengaruhi golput di kelurahan Sungai Jang yang paling dominan
adalah Golput secara teknis-politis yakni golput disebabkan adanya kelebihan
daftar pemilih tetap yang mana penduduk yang terdaftar sebagai penduduk
dalam administrasi Kelurahan Sungai Jang banyak tidak ada di tempat, selain
itu banyak undangan pemilih yang tidak terbagikan dikarenakan penduduk
yang sudah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) tidak ada ditempat
administrasi Kelurahan Sungai Jang.
Selain itu Golput di Kelurahan Sungai Jang juga di sebabkan Golput
secara teknis, yakni golput disebabkan kondisi cuaca hujan sehingga
masyarakat enggan untuk menggunakan hak pilih. Selain itu hasil temuan
menunjukkan bahwa di beberapa wilayah Kelurahan Sungai Jang pada saat
hari hujan mengalami banjir, sehingga menghambat warga untuk melakukan
pemilihan. Selain itu golput di Kelurahan Sungai Jang juga di sebabkan
secara teknis yakni karena adanya penduduk yang bekerja pada saat hari
pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang tahun 2012. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan di sektor swasta dan wirausaha
yakni pemilih tidak memiliki hari libur serta bekerja berdasarkan target untuk
memenuhi keuntungan baik bagi perusahaan maupun untuk usahanya sendiri
sehingga pada saat hari pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Tanjungpinang tahun 2012.
32
33
B. Saran
a. Bagi penyelenggara Pemilu agar dapat berperan aktif dalam sosialisasi
hingga seluruh masyarakat dan pelosok wilayah administrasi pemilihan
agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya menggunakan hak pilihnya
dalam pemilu. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa adanya DPT
yang lebih namun penduduk sudah tidak ada ditempat sehingga
kedepannya perlu adanya pembenahan terhadap pendataan kependudukan
setempat.
b. Bagi kelurahan Sungai Jang harus dapat menuntaskan pemilih yang
terdaftar sebagai penduduknya namun sudah tidak ada ditempat.
c. Bagi RT/RW di kelurahan Sungai Jang harus berperan aktif terhadap
warga yang keluar masuk wilayah administrasinya dan diperlukan
pendataan yang intensif terhadap perpindahan penduduk yang terjadi.
d. Penulis mengharapkan adanya penyuluhan pendidikan politik kepada
masyarakat lebih ditingkatkan.
e. Perlunya perbaikan sanitasi di wilayah kelurahan Sungai Jang yang sering
terkena banjir sehingga aktifitas masyarakat dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
33
34
Bratakusuma, Supriady, Deddy dan Solihin, Dadang, 2002, Otonomi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Budhiardjo, Miriam, 2002, Partisipasi Dan Partai Politik, Jakarta : PT.Gramedia
Damsar, 2010, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Efriza, 2012, Politcal Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, Bandung: Alfabeta
Firmanzah, 2008, Marketing Politik, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Irawan, Prasetya, 2006, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu
Sosial, Depok : FISIP UI
Kansil, 2006, Memilih Dan Dipilih, Jakarta : PT. Pradya Paramita
Kaligis, 2009, Perkara-Perkara Politik Dan Pilkada di Pengadilan, Bandung :
PT. Alumni
KH. Abdurrahman Wahid, Halim HD, dkk, 2009, Mengapa Kami Memilih
Golput, SAGON
Pasolong, Harbani, 2010, Kepemimpinan Birokrasi, Jakarta : Alfabeta
Pradhanawati, Ari, 2005, Pilkada Langsung Tradisi Baru Demokrasi Lokal,
Surakarta : Mediatama.
Prihatmoko, J,Joko, 2005, Pilkada Secara Langsung, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Putra, Fadillah, 2003, Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Muhaimin,2012. Golput Dalam Kaum Santri,Jokjakarta : Pustaka Pelajar
Salosa, S, Daniel,2005, Mekanisme, Persyaratan, Dan Tata Cara Pilkada Secara
Langsung, Yogyakarta: Media presindo
Sahlan,Sartono dan Marwan,Aawaludin, 2012 ,Nasib demokrasi Lokal Di Negri
Bar-Bar,Semarang:Tahafa Media.
Saksono ,Gatut, 2013, Golput dan Masa Depan Bangsa,yokyakarta :Elmatera
Sembiring, Sentosa, 2009, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik
Indonesia, Pemerintahan Daerah (Pemda),Bandung : Nuansa Aulia.
34
35
Shadily, Hasan, dkk, 1999, Ensiklopedia Umum, Jakarta: Yayasan Dana Buku
Franklin
Silalahi, Ulber, 2010, Metode Penelitian Sosial, Bandung : PT. Refika Aditama
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D.
Suhelmi, Ahmad, 2001,Pemikiran Politik Barat, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia widiasarana
Indonesia.
Thubang, Hadi, Syamsul, 2005, Pilkada, Bima Swagiri: Citra Tuba.
Umar, Husein, 2011, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta :
Rajawali Pers
B. Jurnal atau Penelitian terdahulu :
Arianto, Bismar 2011, Jurnal Ilmu Politik Dan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Dwijato, Tauchid, 2008, Fenomena Golput pada Pilgub Jateng 2008-2013, Universitas
Diponegoro Semarang, Skripsi
Handayani, Nunuk, 2011, Fenomena Golput dalam Pemilihan Bupati Tuban Tahun 2006
dalam Prespektif Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Tesis
Irawan, Prastya, 2006, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
Jakarta : DIA FISIP UI
Mardatillah, 2010, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Muculnya Golput, Universitas
Sumatera Utara Medan. Skripsi
C. Instansi dan Peraturan Perundang-Undangan
- KPU Kota Tanjungpinang
- Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
35
36
- Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Peraturan Komisi Pemilihan
Umum.
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2011 tentang
penyelenggaraan pemilihan umum.
- Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2005 tentang Cara Pemilihan, Pengesahan,
Pengangkatan, Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
36