16
3 16 10 Memupuk Jiwa Korsa di Pabrik Gula Membuang Resah di Teluk Nipah Warta Utama Foto Mitra Binaan Sehalus Rezeki Eva dari Sulam Usus 3 WARTA UTAMA MEDIA AGRO 7 Memupuk Jiwa Korsa Direktur Utama PTPN VII Andi Wibisono (tengah) saat mengikuti Inhouse Workshop di Distrik Bunga Mayang. 10 MITRA BINAAN MEDIA AGRO 7 S ulam usus adalah seni kerajinan sulam yang telah ada sejak dulu dalam masyarakat Lampung Pepadun. Sejak dikenalkan pada tahun 1990-an, kerajinan sulam usus semakin banyak peminatnya. Yang tadinya hanya kalangan ekonomi menengah ke atas, kini kerajinan sulam usus banyak diminati ekonomi menengah ke atas. Peluang pasar ini langsung dimanfaatkan Eva Herawati. Melihat pangsa pasar yang menjanjikan, ibu dari dua anak ini langsung menjadikan usaha kerajinan ini menompang perekonomian Pesanan baju sudah mulai banyak dan pengerjaannya tidak bisa dilakukan sendiri. Dari situ, ia mempekerjakan kerabat dekat agar bisa membantu menyelesaikan pesanan-pesanan baju. “Alhamdulillah, pesanan baju semakin bertambah, yang awalnya hanya menyulam jenis baju kebaya kini sudah memuat pola-pola lain seperti dress, gaun malam, dan lain-lainnya,” ucapnya. Dengan banyaknya pesanan, ada kendala di keuangan. “Kami kekurangan modal untuk membeli bahan baku. Untung saja pada 2009 mendapat bantuan modal kemitraan dari PTPN VII sehingga Sulam Usus Datangkan Fulus Untuk pasar di Bandar Lampung, banyak kalangan menengah ke atas yang memesan hasil karyawannya. Salah satunya istri Wakil Wali Kota Bandar Lampung Ny Yusuf Kohar. B ibir laut dengan hamparan pasir putih itu tak henti disapu ombak laut Teluk Lampung yang ingin meraih daratan. Membuang Resah di Teluk Nipah Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Visi dan Misi VISI MISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budi daya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan. Menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor. Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata kelola usaha yang efektif guna menumbuhkembangkan perusahaan. Mengembangkan usaha insdustri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh, dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. Melakukan pengembangan bisnis berdasarakan potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan. TABLOID BULANAN No. 125/FEBRUARI 2017 VII G elagat pemunduran jadwal musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut PTPN VII mengerenyit. Segera, ia meminta laporan perinci soal kendala yang menyebabkan langkah kurang efektif bisa terjadi. Data dan fakta tersaji dengan analisis dari para staf. Bersama Direktur Operasional Sukarnoto dan Direktur Komersil Ganefi, ia kemudian mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi masalah. Maka, beberapa kebijakan konstruktif disampaikan kepada jajaran agar segera mengambil tindakan strategis untuk mencegah keterlambatan itu terjadi. “Pabrik gula ini adalah komoditas sangat strategis bagi PTPN VII. Terlebih, Presiden sedang concern agar industri gula nasional bisa mencapai swasembada. Ini juga komoditas intensif yang berbeda dengan kelapa sawit dan karet. Maka, kita harus evaluasi secara menyeluruh,” kata dia. Satu langkah strategis yang diminta Andi adalah menguatkan kemampuan seluruh tenaga teknis dengan Inhouse Workshop (IHW). Dan, pelatihan itu langsung dijalankan para 6 dan 9 Februari 2017 di dua lokasi industri gula itu. Tiga praktisi expert didatangkan dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, dari PTPN X, PTPN XI dan dari Holding PTPN. Yakni, Ir. Totok Sarwo Edi (pabrik gula), Rahadi Koentjoro (pengendalian operasional bidang pengolahan), Eka Sugiyarta (dasar-dasar budi daya tebu), dan Putu Sukarmen (dari holding). Acara dibuka Direktur Utama PTPN VII Andi Wibisono. Dalam arahannya, Andi mengatakan kondisi perusahaan masih belum stabil. “Antara penerima dan pengeluaran masih banyak pengeluaran. Untuk itu, harus dilakukan optimalisasi produksi dan maksimalisasi efisiensi,” ujarnya. Menganalisis masalah, Andi secara perinci memberikan pekerjaan rumah kepada pemateri dan karyawan yang terlibat dalam produksi. Ia menyebut salah satu kunci produktivitas adalah peran pimpinan unit mengoordinasikan tugas. “Ada tiga hal pokok yang harus dicermati. Pertama, pimpinan harus memastikan semua teknis budi daya dan produksi sesuai SOP. Kedua, konsistensi dengan evaluasi produksi day by day agar koordinasi antarbagian tidak ada hambatan. Ketiga, menekan losses saat panen (losscane, trash, dan retensi),” ucap dia. Budi daya tebu untuk diolah menjadi gula, lanjut Andi, membutuhkan perlakuan lebih intensif. Umur komoditas yang semusim mengharuskan detail setiap tahap menjadi sangat penting. Untuk itu, karyawan harus memiliki disiplin tinggi dan keterampilan paripurna. “Produktivitas tinggi itu harus kita ciptakan, bukan menunggu kebaikan Tuhan. Itulah makanya hari ini kita belajar lagi dengan pelatihan ini. Saya yakin kita bisa berproduksi lebih tinggi lagi. Sebab, hanya dengan produktivitas yang tinggilah kita bisa menjaga perusahaan ini dari segala masalah,” tegas Andi Wibisono. (TIM/LB) Menguatkan Posisi Komoditas Gula Selain penyampaian materi di ruangan, peserta Inhouse Workshop juga dibawa turun ke lapangan untuk sinkronisasi teori dan praktik. Gambar ini adalah salah satu sesi trip di kebun tebu PTPN VII Cinta Manis, Sumatera Selatan.

VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

Direktur Utama PTPN VII Andi Wibisono (tengah) saat mengikuti Inhouse Workshop di Distrik Bunga Mayang.

3 1610Memupuk Jiwa Korsa di Pabrik Gula

Membuang Resah di Teluk Nipah

Warta Utama FotoMitra Binaan

Sehalus Rezeki Eva dari Sulam Usus

3WARTA UTAMAMEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

Aula Tjoek Supono yang penuh dengan peser ta Inhouse Workshop (IHW) di Distrik Bunga Mayang itu hening sejenak. Andi

Wibisono yang baru mengucap salam untuk memberi sambutan pembuka menghentikan kalimat mengambil jeda. Seolah mengajak semua yang hadir merefleksi diri, ia berbicara dengan suara berat.

“Hari ini saya ingin menyampaikan sekali lagi tentang jiwa korsa terhadap perusahaan ini. Yaitu, rasa memiliki dan rasa tanggung jawab moral kepada nasib perusahaan yang kita cintai ini. Itu tidak rumit. Cukup mengamalkan SK Direksi Nomor 4 dan 5 Tahun 2016, yakni bekerja dengan jujur, tulus, dan ikhlas.”

Kalimat Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara

VII itu menjadi intisari

dari seluruh arahan yang disampaikan saat membuka IHW pada 6 Februari 2017 i t u . Tema Pengenda l i an Operasional Pabrik Gula diambil sebagai fokus workshop sebagai upaya menguatkan posisi PTPN VII yang menjadi bagian dari target pemerintah dalam hal swasembada gula.

Dalam arahannya, Andi yang didampingi Direk tur Operasional Sukarnoto mengajak seluruh karyawan di dua pabrik gula (Bunga Mayang dan Cinta Manis) untuk meningkatkan kompetensi dan dedikasinya kepada perusahaan. Lebih dari sekadar loyal, kesungguhan menjalankan tugas dengan hati yang tulus, ikhlas, dan jujur menjadi berkahnya setiap usaha.

Secara teknis, ada beberapa catatan manajemen dalam hal budi daya tebu dan operasional di dua pabrik gula milik PTPN VII. Dari sisi softskill, ia menyebut bekerja dengan hati diperlukan agar setiap butir gula yang dihasilkan

member manfaat positif bagi masyarakat dan perusahaan.

“Kita harus meningkatkan rasa memiliki atau jiwa korsa terhadap aset perusahaan

khususnya di bidang produksi. Dengan rasa memiliki itu, kita

akan merasa sayang pekerjaan, alat produksi, bahan baku, dan semua aset

yang ada. Dengan demikian, pekerjaan kita akan lebih mudah, lebih efisien, lebih bermanfaat, dan yang pasti lebih berkah,” kata dia.

Andi menjelaskan satu pelindung yang paling kuat untuk menjaga agar perusahaan berjalan maksimal adalah produktivitas tinggi. Dengan produk yang dihasilkan berkualitas baik dan jumlahnya sesuai dengan target atau bahkan lebih, semua kendala bisa diatasi.

“Saya tidak mengatakan uang bisa membeli segalanya, tetapi dengan uang yang cukup dari hasil kerja keras, kita bisa menjalankan semua operasional perusahaan dengan normal. Jika semua normal, hubungan perusahaan dengan pemilik saham, dengan karyawan, dengan stakeholder, dengan lingkungan, dan dengan semua kalangan juga akan baik-baik. Going concern perusahaan hanya dapat dijaga dengan produksi dan produktivitas yang tinggi,” kata Andi.

Selain itu, lanjut Dirut, manajemen juga harus mengambil langkah-langkah maksimalisasi efisiensi. Optimalisasi dan kompetensi SDM dengan land to man ratio yang lebih baik. Penggunaan biaya sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas, bukan keinginan dengan cara stop the bleeding (pengeluaran yang tidak seharusnya). “Kita punya best practice company (perusahaan pembanding sejenis) yang bisa menjadi acuan. Seharusnya kita bisa lebih baik,” tambah dia.

Dia juga menegaskan dalam proses pengambilan kebijakan didasarkan

atas prinsip 3E (efektif, efisiensi, dan ekonomis) yang menguntungkan perusahaan (tidak menguntungkan pihak-pihak tertentu). Lalu, meningkatkan inovasi yang berorientasi pada harga pokok produksi (HPP) dan cepat dalam menganalisis dan berani dalam melakukan eksekusi terhadap pemecahan masalah (knowledge, speed, and gut).

Pada musim giling 2016, Pabrik Gula Cinta Manis dan Bunga Mayang mengalami kemunduran hari sehingga menamah masa giling. Berkepanjangan masa giling ini berdampak pada penambahan biaya bahan bakar residu yang harus dikeluarkan akibat tingginya stagnasi pabrik.

Untuk i tu, tambah Andi, pada tahun ini perlu dilakukan upaya-upaya pencapaian sasaran produksi. Di antaranya, dengan menyusun perencanaan sistem tebang (manual, semimekanis, dan mekanis) dilengkapi dengan peta tebang dan komitmen dalam pelaksanaannya, inventarisasi secara detail kebutuhan tenaga tebang lokal maupun interlokal. Lalu, penyusunan sistem penalty trash dan losscane tahun 2017 dan dilaksanakan dengan konsisten, pemetaan rencana aplikasi zat pemacu kemasakan (ZPK), dan menekan jam berhenti (stagnasi pabrik).

Kemudian, perubahan s is tem pelaporan kemajuan tebang, muat, dan angkut, serta optimalisasi efisiensi biaya tanaman (Rp/ton), khusus pada rekening 513 (tebang, muat, dan angkut). (HUMAS PTPN VII/LB)

Budi daya tebu membutuhkan perlakuan intensif. Karakteristik ini mengharuskan setiap karyawan yang terlibat dari hulu hingga hilir memiliki jiwa korsa (rasa memiliki) yang tinggi.

Kuncinya ada pada jujur, tulus, dan ikhlas.

Memupuk Jiwa Korsa di Pabrik Gula

Direktur Utama PTPN VII Andi Wibisono (tengah) saat mengikuti Inhouse Workshop di Distrik Bunga Mayang.

10 MITRA BINAAN MEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

Sulam usus adalah seni kerajinan sulam yang telah ada sejak dulu dalam masyarakat Lampung Pepadun. Sejak dikenalkan pada tahun 1990-an, kerajinan sulam usus

semakin banyak peminatnya. Yang tadinya hanya kalangan ekonomi menengah ke atas, kini kerajinan sulam usus banyak diminati ekonomi menengah ke atas.

Peluang pasar ini langsung dimanfaatkan Eva Herawati. Melihat pangsa pasar yang menjanjikan, ibu dari dua anak ini langsung menjadikan usaha kerajinan ini menompang perekonomian keluarganya.

Di ruangan yang dipenuhi dengan hasil kerajinan sulam usus, Eva Herawati memulai obrolan dengan tim Media Agro. Menurutnya, awal mula membuka usaha kerajinan ini tahun 2005. Saat itu saya masih belum menikah.

“Sebelumnya, saya belajar menyulam dengan adik yang telah membuka usaha tersebut. Setelah pandai menyulam dan belajar memasarkannya, akhirnya saya beranikan diri untuk membuka usaha sendiri,” ujarnya.

Awal membuka usaha, omzet yang didapat tidak begitu banyak. Pengerjaan pesanan baju dari pelanggan pun hanya dikerjakan sendiri. Tahun-tahun be r i ku t nya , u saha yang ditekuni mulai mengalami kemajuan.

Pesanan ba ju sudah mula i banyak dan pengerjaannya tidak bisa dilakukan sendiri. Dari situ, ia mempekerjakan kerabat dekat agar bisa membantu menyelesaikan pesanan-pesanan baju.

“Alhamdulillah, pesanan baju semakin bertambah, yang awalnya hanya menyulam jenis baju kebaya kini sudah memuat pola-pola lain seperti dress, gaun malam, dan lain-lainnya,” ucapnya.

Dengan banyaknya pesanan, ada kendala di keuangan. “Kami kekurangan modal untuk membeli bahan baku. Untung saja pada 2009 mendapat bantuan modal kemitraan dari PTPN VII sehingga masalah keuangan bisa diatasi,” kata dia.

Dengan pinjaman modal dan pembinaan dari PTPN VII, usaha yang dirajutnya sejak 2005 ini makin berkembang. Bahkan, kini baju-baju kerajinan sulam usus yang diproduksi sudah dijual hingga luar Lampung seperti Bandung, Jakarta, Semarang, sampai Kalimantan.

Untuk pasar di Bandar Lampung, banyak kalangan menengah ke atas yang memesan hasil karyawannya.

Salah satunya istri Wakil Wali Kota Bandar Lampung Ny. Yusuf Kohar.

“Beliau pelanggan setia kami yang sering memesan baju-baju hasil kerajinan di sini,” katanya.

Ia mengaku bantuan dari PTPN VII sangat membantu, dengan bunga ringan yang tidak

memberatkan usaha kecil miliknya.Tidak itu saja, yang menarik lagi, PTPN VII tidak hanya memberikan pinjaman, tetapi memberikan pemb inaan kepada mi t r a binaannya. Selain itu, diberikan juga bantuan pemasaran produk-produk hasil mitra

binaannya.H a r g a j u a l y a n g

d i t awar kan juga cukup bervariasi mulai dari Rp75 ribu hingga jutaan rupiah. Untuk kerajinan usus seperti kalung dibanderol harga mulai dari Rp75 ribu—Rp300 ribu, kopiah sulam usus ditawarkan mulai dari Rp125 ribu—Rp300 ribu, sedangkan dompet sulam usus ditawarkan dari harga

Rp350 ribu. Khusus untuk kerajinan baju ditawarkan mulai dari Rp700 ribu hingga Rp2,5 juta.

Istri dari Darwansyah ini menjelaskan untuk pengerjaan satu baju kebaya diperlukan waktu dua hari pengerjaan. Sedangkan untuk baju dress dan gaun malam diperlukan waktu hingga satu minggu. Pengerjaan ini termasuk cepat karena cara dikerjakan oleh beberapa orang.

Saat ini ada banyak karyawan yang ikut mengerjakan pesanan-pesanannya. Dengan sistem pembayaran banyaknya hasil sulaman itu yang dibayarkan setiap minggu sekali.

Untuk bahan baku, banyak dari saten Jepang, benang nilon, dan mote-mote jepang. Dalam satu minggu bisa memproduksi 20—25 potong baju. Kini omzet per bulan sudah mencapai 100 baju yang terjual. (HUMAS PTPN VII/LB)

Sulam Usus Datangkan Fulus

Nama : Eva HerawatiLahir : 28 Agustus 1975Suami : DarwansyahAnak : Nadia, Nafira, dan NarendraAlamat : Jalan Raya Gedongagung, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan.

BIODATA

Untuk pasar di Bandar Lampung, banyak kalangan menengah ke atas yang memesan hasil karyawannya. Salah satunya istri

Wakil Wali Kota Bandar Lampung Ny Yusuf Kohar.

16 FOTO MEDIA AGRO 7

CEGAH PELANGGARAN KODE ETIK, CIPTAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN BERSIHWHISTLE BLOWING SYSTEM (SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN)

Jalan Teuku Umar, No. 300, Bandar Lampung c.q. Tim Pengelola laporan dan perlindungan pelapor

[email protected] http://wbs.ptpn7.com SMS: 081271801687 081271801907 081271801957

Faks: (0721) 774433

Foto-foto : Andi Firmansyah

Bibir laut dengan hamparan pasir putih itu tak henti disapu ombak laut Teluk Lampung yang ingin meraih daratan. Pada sepotong pantai antara Kalianda

dan Katibung, Lampung Selatan, itu berada dalam penguasaan PTPN VII Unit Bergen di Kalianda. Pantai indah itu bernama Teluk Nipah.

Angin yang terus membilas permukaan air dan menggemuruh menjadi alun itu selalu singgah di Teluk Nipah. Pantai yang bertatapan langsung dengan tebing di atasnya berupa kebun karet itu sangat memesona. Sayangnya, pantai berpasir putih itu kurang ramah untuk bermain air, terutama untuk anak-anak.

Namun, laut lepas dan hamparan pasir yang melengkung dipahari tetumbuhan hijau itu adalah panorama yang menakjubkan dinikmati dari bukit. PTPN VII sempat akan mengelola lokasi ini menjadi tempat wisata dengan adalan paralayang. Namun, itu belum sempat diwujudkan. (TIM/LB)

Membuang Resah di Teluk Nipah

Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif.

Visi dan MisiVISI

MISI

Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik.

Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budi daya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan.Menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor.

Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata kelola usaha yang efektif guna menumbuhkembangkan perusahaan.Mengembangkan usaha insdustri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh, dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan.

Melakukan pengembangan bisnis berdasarakan potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan. TABLOID BULANANNo. 125/FEBRUARI 2017

VII

Gelagat pemunduran jadwal musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII.

Kabar itu membuat dahi Dirut PTPN VII mengerenyit. Segera, ia meminta laporan perinci soal kendala yang menyebabkan langkah kurang efektif bisa terjadi.

Data dan fakta tersaji dengan analisis dari para staf. Bersama Direktur Operasional Sukarnoto dan Direktur Komersil Ganefi, ia kemudian mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi masalah. Maka, beberapa

kebijakan

konstruktif disampaikan kepada jajaran agar segera mengambil tindakan strategis untuk mencegah keterlambatan itu terjadi.

“Pabrik gula ini adalah komoditas sangat strategis bagi PTPN VII. Terlebih, Presiden sedang concern agar industri gula nasional bisa mencapai swasembada. Ini juga komoditas intensif yang berbeda dengan kelapa sawit dan karet. Maka, kita harus evaluasi secara menyeluruh,” kata dia.

Satu langkah strategis yang diminta Andi adalah menguatkan kemampuan seluruh tenaga teknis dengan Inhouse Workshop ( IHW). Dan, pelatihan itu langsung dijalankan para 6 dan 9 Februari 2017 di dua lokasi industri gula itu.

Tiga praktisi expert didatangkan dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, dari PTPN X, PTPN XI dan dari Holding PTPN. Yakni, Ir. Totok Sarwo Edi (pabrik

gula), Rahadi Koentjoro (pengendalian operasional bidang pengolahan), Eka Sugiyarta (dasar-dasar budi daya tebu), dan Putu Sukarmen (dari holding).

Acara dibuka Direktur Utama PTPN VII Andi Wibisono. Dalam arahannya, Andi mengatakan kondisi perusahaan masih belum stabil. “Antara penerima dan pengeluaran masih banyak pengeluaran. Untuk itu, harus dilakukan optimalisasi produksi dan maksimalisasi efisiensi,” ujarnya.

Menganalisis masalah, Andi secara perinci memberikan pekerjaan rumah kepada pemateri dan karyawan yang terlibat dalam produksi. Ia menyebut salah satu kunci produktivitas adalah peran pimpinan unit mengoordinasikan tugas. “Ada tiga hal pokok yang harus dicermati. Pertama, pimpinan harus memastikan semua teknis budi daya dan produksi sesuai SOP. Kedua,

konsistensi dengan evaluasi produksi day by day agar koordinasi antarbagian tidak ada hambatan. Ketiga, menekan losses saat panen (losscane, trash, dan retensi),” ucap dia.

Budi daya tebu untuk diolah menjadi gula, lanjut Andi, membutuhkan perlakuan lebih intensif. Umur komoditas yang semusim mengharuskan detail setiap tahap menjadi sangat penting. Untuk itu, karyawan harus memiliki disiplin tinggi dan keterampilan paripurna.

“Produktivitas tinggi itu harus kita ciptakan, bukan menunggu kebaikan Tuhan. Itulah makanya hari ini kita belajar lagi dengan pelatihan ini. Saya yakin kita bisa berproduksi lebih tinggi lagi. Sebab, hanya dengan produktivitas yang tinggilah kita bisa menjaga perusahaan ini dari segala masalah,” tegas Andi Wibisono. (TIM/LB)

Menguatkan Posisi Komoditas Gula

Selain penyampaian materi di ruangan, peserta Inhouse Workshop juga dibawa turun ke lapangan untuk sinkronisasi teori dan praktik. Gambar ini adalah salah satu sesi trip di kebun tebu PTPN VII Cinta Manis, Sumatera Selatan.

Page 2: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

2 MEDIA AGRO 7

Ketika ada situasi kurang kondusif pada dua kebun dan pabrik gula PT Perkebunan Nusantara VII, wajar jika manajemen begitu risau. Sebab, gula adalah salah satu komoditas andalan perusahaan ini setelah kelapa sawit dan karet. Dan, ini satu-satunya komoditas tanaman yang diusahakan PTPN VII dengan siklus semusim, sedangkan lainnya adalah tanaman keras dengan siklus puluhan tahun.

Lebih dari sekadar beda siklus, gula di negeri ini sedang dan terus menjadi sorotan publik. Bahan pemanis makanan ini selalu menjadi trending topic ketika memasuki musim ramai hajatan seperti

Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Pada momen-momen tersebut, harga gula bergerak naik dan pemerintah kerap mendapat penilaian miring. Tak heran jika pemerintah menempatkan gula sebagai komoditas strategis yang harus dikawal dari produksi sampai distribusinya.

Dengan dua pabrik, Bunga Mayang dan Cinta Manis, PTPN VII memang hanya menyumbang kurang lebih 5% pasokan gula nasional dengan produksi masing-masing sekitar 100 ribu ton. Namun, kondisi ini adalah tantangan bagi perusahaan untuk memperbaiki produktivitas, bahkan menambah luas lahan dan kapasitas pabrik untuk ikut mendukung upaya pemerintah yang sedang menggenjot agar swasembada gula.

Adalah mafhum jika manajemen merasa kurang nyaman apabila mendengar kabar ada kendala dalam budi daya tebu di dua pabriknya. Meskipun persoalan budi daya tanaman erat kaitannya dengan faktor alam yang kuasanya berada di luar kendali manusia, berbagai upaya untuk mengantisipasi harus tetap dilakukan. Makanya, ketika ada potensi pemunduran musim giling tahun ini, manajemen langsung bereaksi segera.

Fenomena elnino pada 2016-2017 ini memang relatif kurang menguntungkan untuk berbagai komoditas perkebunan dan pertanian. Tahun 2016 yang relatif tidak ada musim kemarau panjang membuat struktur tanaman relatif basah. Kondisi ini di luar kendali manusia dan pengelola perkebunan. Belum ada teknologi yang secara tepat dan masif bisa mengantisipasi musim pada tanaman yang dibudi dayakan di hamparan bebas.

Kondisi ini menjadi salah satu penyebab tertundanya proses pematangan glukosa dalam batang tebu yang dibudidayakan di dua kebun itu. Akibat lanjutannya adalah jadwal panen tebu tertunda. Dan, itu berimbas panjang kepada banyak hal. Dari penambahan pupuk, waktu perawatan, jumlah hari kerja, efektivitas pemanfaatan alat dan bahan produksi, hingga secara immaterial.

Betatapun demikian, ikhtiar untuk memperbaiki keadaan harus dilakukan. Adalah tepat ketika deviasi musim giling terjadi, manajemen melakukan introspeksi sambil memperbaiki pengetahuan dan kompetensi pengelolaan tebu menjadi gula di dua pabrik PTPN VII. Melalui Inhouse Workshop, seluruh pemangku tanggung jawab strategis dilatih, di-refresh, dan ditingkatkan kembali pengetahuan dan kompetensinya. Pakar-pakar tebu dan pabrik gula didatangkan agar ke depan produksi dan produktivitasnya lebih baik.

Pengetahuan dan kompetensi memang harus mumpuni, tetapi itu hanya menjadi pisau tajam yang hanya bersemayam di dalam sarung kerangka jika pemiliknya tidak punya attitude atau komitmen baik. Seperti yang dipesankan Dirut PTPN VII Andi Wibisono, ketika memberi sambutan, ia meminta karyawan tidak hanya kompeten, tetapi punya spirit kuat untuk produktif. Lebih dari itu, agar bekerja punya nilai ibadah dan berhasil guna, karyawan harus berkarya dengan jujur, tulus, dan ikhlas. n

Posisi Strategis Gula

dari redakSi

Alamat RedaksiKantor Direksi PTPN VII: Jalan Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandar Lampung, Telepon: (0721) 702233, Faksimile: (0721) 702775, E-mail: [email protected] dan [email protected], Twitter: @ptpn, Facebook: tabloid karyawan

PenerbitPT Perkebunan Nusantara VII

PembinaDireksi PT Perkebunan Nusantara VII

Pemimpin RedaksiYarnis Alisyahbana

Wakil Pemimpin RedaksiSofian Machmud

Sekretaris RedaksiAndi Firmansyah

Biro-BiroKantor Direksi : Marhaidi EffendiWilayah Lampung : Agus TobationoDistrik Bungamayang : Jhon Iwan KurniawanDistrik Sumatera Selatan : Muhammad Akhiruddin Distrik Cinta Manis : Abdul Hamid H.R.Distrik Bengkulu : Risky K. Mahfud

DistribusiJa’far

Katak Mati Enak

Eluslah katak dengan lembut sehingga berada dalam hangatnya genggaman. Perlahan, masukkan ke dalam air sejuk yang menggenang di kuali. Maka, sang

kodok akan merasakan kenyamanan. Lalu, nyalakan api di bawah kuali itu. Air kubangan kodok itu mulai menghangat, memanas, lalu mendidih. Sementara, hewan amfibi itu sudah terbius oleh kenikmatan dan tak sempat lagi melompat hingga seluruh tubuhnya melepuh yang berakhir tragis; mati.

Mengaca itu, dalam satu sistem manajemen juga rentan fenomena itu. Bahkan, konstruksinya bisa menjadi budaya korporasi yang buruk dan sulit diberantas atau dikikis. Butuh keberanian luar biasa dari para pemimpin untuk berubah dan keluar dari zona nyaman yang selama ini dijalani.

Bad corporate culture itu bukan muncul tiba-tiba. Itu berjalan evolutif yang terbangun dari relasi yang semula positif dan produktif. Namun, didorong nalur i manusiawi dan kecenderungan a lamiah manusia untuk menempatkan diri pada posisi nyaman, lambat laun menebal dan mendominasi. Yang terjadi kemudian adalah kesulitan untuk keluar dari zona nyaman di saat perusahaan dalam kondisi kesulitan.

Banyak pemimpin yang menyerah kepada laporan anak buah yang hebat-hebat saja. Demikian halnya terjadi pada pihak yang dipimpin, hanya melaporkan yang baik-baik saja. Ini fatal karena anak buah memberi data bodong yang kemudian dipakai acuan oleh pimpinan mengambil kebijakan. Akibatnya, terjadi kesalahan pengambilan keputusan.

Sejarah banyak mencatat soal bias kebijakan yang berasal dari data sumir, angka tidak valid, bahkan rapor palsu. Laporan yang dilakukan hanya untuk menyenangkan atasan adalah luka secuil pada sesosok tubuh yang terserang diabetes. Ia kecil, tetapi akan meruyak dan menggerogoti seluruh badan.

Ketika mendapat laporan positif dari seorang staf, seorang pemimpin bijak harus melakukan check dan recheck. Mulut manis, casing mulus, dan angka-angka optimistis di hadapan kita bukan sajian jamuan gratis. Ia memiliki konsekuensi lebih dari sekadar data saat ini, tetapi bisa menjadi mimpi buruk yang mencatatkan nama

kita sebagai pencetak gol bunuh diri. Ini yang harus kita hindari.

Sebagai institusi yang punya level hierarkis cukup panjang dan berlapis, PTPN VII memiliki potensi deviation inform (bias informasi ), apalagi jika kondisi ini terakumulasi cukup lama dan pada level tinggi.

Berawal dari informasi karyawan paling bawah, bahkan dari data sumir yang dipungut unsur pimpinan paling dasar, masalah itu bisa muncul menjadi gelombang tsunami manajemen. Sebab, data awal yang buruk adalah kolesterol yang akan terus menghambat bahkan menyumbat aliran informasi segar yang berfungsi membugarkan seluruh tubuh.

Kondisi inilah yang sedang terjadi di perusahaan tercinta ini. Tatkala kompetisi dengan perusahaan sejenis meningkat, maka jelas perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki daya saing perlahan tapi pasti akan ditinggalkan dan mati pelan-pelan. Situasi ini tidak kita inginkan sama sekali. Kita harus mampu keluar dari zona nyaman, menghadapi tantangan ini dengan berani karena kita memiliki semua potensi untuk menjadi pemenang.

Kini saatnya untuk unjuk kerja dengan data-data yang “cantik” tapi valid, saatnya pula untuk memperlihatkan komitmen kita terhadap ketepatan kuantitas dan kualitas bukan hanya untuk pemegang saham, melainkan juga paling utama para pembeli komoditas kita. Karena sejatinya merekalah yang sama-sama kita dan pemangku kepentingan lainnya memelihara keberlangsungan hidup perusahaan ini. n

Andi WibisonoDirektur Utama PTPN VII

Staf RedaksiSultan Mr.Sasmika D.S.Willy MulyawanBambang SutedjoAndrie NoviarEdi AgustarRisang PradanaR. Uliati SidabutarNurjanahRatna SeptiawatiYuki Susanti

Page 3: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

3WarTa UTaMaMEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

Aula Tjoek Supono yang penuh dengan peser ta Inhouse Workshop (IHW) di Distrik Bunga Mayang itu hening sejenak. Andi

Wibisono yang baru mengucap salam untuk memberi sambutan pembuka menghentikan kalimat mengambil jeda. Seolah mengajak semua yang hadir merefleksi diri, ia berbicara dengan suara berat.

“Hari ini saya ingin menyampaikan sekali lagi tentang jiwa korsa terhadap perusahaan ini. Yaitu, rasa memiliki dan rasa tanggung jawab moral kepada nasib perusahaan yang kita cintai ini. Itu tidak rumit. Cukup mengamalkan SK Direksi Nomor 4 dan 5 Tahun 2016, yakni bekerja dengan jujur, tulus, dan ikhlas.”

Kalimat Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara

VII itu menjadi in t isar i

dari seluruh arahan yang disampaikan saat membuka IHW pada 6 Februari 2017 i t u . Tema Pengenda l i an Operasional Pabrik Gula diambil sebagai fokus workshop sebagai upaya menguatkan posisi PTPN VII yang menjadi bagian dari target pemerintah dalam hal swasembada gula.

Dalam arahannya, Andi yang didampingi Direk tur Operasional Sukarnoto mengajak seluruh karyawan di dua pabrik gula (Bunga Mayang dan Cinta Manis) untuk meningkatkan kompetensi dan dedikasinya kepada perusahaan. Lebih dari sekadar loyal, kesungguhan menjalankan tugas dengan hati yang tulus, ikhlas, dan jujur menjadi berkahnya setiap usaha.

Secara teknis, ada beberapa catatan manajemen dalam hal budi daya tebu dan operasional di dua pabrik gula milik PTPN VII. Dari sisi softskill, ia menyebut bekerja dengan hati diperlukan agar setiap butir gula yang dihasilkan

member manfaat positif bagi masyarakat dan perusahaan.

“Kita harus meningkatkan rasa memiliki atau jiwa korsa terhadap aset perusahaan

khususnya di bidang produksi. Dengan rasa memiliki itu, kita

akan merasa sayang pekerjaan, alat produksi, bahan baku, dan semua aset yang ada. Dengan demikian, pekerjaan

kita akan lebih mudah, lebih efisien, lebih bermanfaat, dan yang pasti lebih berkah,” kata dia.

Andi menjelaskan satu pelindung yang paling kuat untuk menjaga agar perusahaan berjalan maksimal adalah produktivitas tinggi. Dengan produk yang dihasilkan berkualitas baik dan jumlahnya sesuai dengan target atau bahkan lebih, semua kendala bisa diatasi.

“Saya tidak mengatakan uang bisa membeli segalanya, tetapi dengan uang yang cukup dari hasil kerja keras, kita bisa menjalankan semua operasional perusahaan dengan normal. Jika semua normal, hubungan perusahaan dengan pemilik saham, dengan karyawan, dengan stakeholder, dengan lingkungan, dan dengan semua kalangan juga akan baik-baik. Going concern perusahaan hanya dapat dijaga dengan produksi dan produktivitas yang tinggi,” kata Andi.

Selain itu, lanjut Dirut, manajemen juga harus mengambil langkah-langkah maksimalisasi efisiensi. Optimalisasi dan kompetensi SDM dengan land to man ratio yang lebih baik. Penggunaan biaya sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas, bukan keinginan dengan cara stop the bleeding (pengeluaran yang tidak seharusnya). “Kita punya best practice company (perusahaan sejenis dengan praktek terbaik) yang bisa menjadi acuan. Seharusnya kita bisa lebih baik,” tambah dia.

Dia juga menegaskan dalam proses pengambilan kebijakan didasarkan atas prinsip 3E (efektif, efisiensi, dan

ekonomis) yang menguntungkan perusahaan (tidak menguntungkan pihak-pihak tertentu). Lalu, meningkatkan inovasi yang berorientasi pada harga pokok produksi (HPP) dan cepat dalam menganalisis dan berani dalam melakukan eksekusi terhadap pemecahan masalah (knowledge, speed, and gut).

Pada musim giling 2016, Pabrik Gula Cinta Manis dan Bunga Mayang mengalami kemunduran hari sehingga menambah masa giling. Berkepanjangan masa giling ini berdampak pada penambahan biaya bahan bakar residu yang harus dikeluarkan akibat tingginya stagnasi pabrik.

Untuk itu, tambah Andi, pada tahun ini perlu dilakukan upaya-upaya pencapaian sasaran produksi. Di antaranya, dengan menyusun perencanaan sistem tebang (manual, semimekanis, dan mekanis) dilengkapi dengan peta tebang dan komitmen dalam pelaksanaannya, inventarisasi secara detail kebutuhan tenaga tebang lokal maupun interlokal. Lalu, penyusunan sistem penalty trash dan losscane tahun 2017 dilaksanakan dengan konsisten, pemetaan rencana aplikasi zat pemacu kemasakan (ZPK).

Tidak kalah pentingnya adalah mempersiapkan dua pabrik gula itu dapat beroperasi optimal dengan menekan jam stagnasi pabrik.

Kemudian, perubahan s is tem pelaporan kemajuan tebang, muat, dan angkut, serta optimalisasi efisiensi biaya tanaman (Rp/ton), khusus pada rekening 513 (tebang, muat, dan angkut). (HUMAS PTPN VII/LB)

Budi daya tebu membutuhkan perlakuan intensif. Karakteristik ini mengharuskan setiap karyawan yang terlibat dari hulu hingga hilir memiliki jiwa korsa (rasa memiliki) yang tinggi.

Kuncinya ada pada jujur, tulus, dan ikhlas.

Memupuk Jiwa Korsa di Pabrik Gula

Direktur Utama PTPN VII Andi Wibisono (tengah) saat mengikuti Inhouse Workshop di Distrik Bunga Mayang.

Page 4: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

4 WarTa UTaMa MEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

ka Sugiarta, praktisi expert yang telah puluhan tahun berjibaku di laboratorium dan kebun tebu, terlihat enteng berbicara di hadapan peserta Inhouse Workshop. Dengan mukadimah singkat, ia seperti sedang mempertahankan diser tasi untuk gelar

doktornya. Istilah-istilah khusus dalam ilmu pertanaman tebu meluncur deras tanpa penjelasan.

“Apa akan saya sampaikan hari ini sebenarnya adalah keseharian Bapak dan Ibu semua. Jadi, tidak ada yang asing. Maka, yang sangat penting saya pesankan adalah bagaimana pekerjaan Bapak-Ibu di lapangan itu utuh sesuai SOP (standard operational procedure),” kata pakar budi daya tebu dari Pusat Penelitian Perkebunan Tebu itu saat memaparkan tentang filosofi dasar budi daya tebu rasional.

Ia menekankan agar tidak satu pun fase budi daya yang sudah menjadi standar dilangkahi. Jika itu terjadi, semua daur hidup tanaman semusim itu akan terpengaruh secara keseluruhan. “Budi daya on farm adalah kunci dari seluruh proses industri gula. Jika kualitas tebu buruk, mau dengan teknologi apa pun di off farm, tidak akan bisa menolong,” tambah dia.

Menurutnya, faktor yang perlu diperhatikan dalam budi daya tebu antara lain pengetahuan fase pertumbuhan, unsur dasar budi daya, monitoring, dan evaluasi perkembangan dan pertumbuhan.

Selanjutnya, papar Eka, yakni fase perkecambahan. Ini merupakan awal kehidupan. Periode perkecambahan 5—30 hari. Faktor yang menentukan yakni unsur internal,

varietas, umur bibit, dan kesehatan sumber bibit. Unsur eksternal yakni kelengasan tanah, aerasi tanah, dan kedalaman letak mata.

Fase selanjutnya ialah pertunasan, yakni proses pembentukan dasar pertumbuhan melalui konstruksi perakaran serta kemampuan menopang pertumbuhan dan perkembangan. “Periode pertunasan ialah 6—12 minggu setelah tanam. Dengan mendapatkan beberapa faktor penentu seperti sinar matahari, kecukupan lengas tanah, aerasi daerah perakaran, kecukupan nutrisi/hara, dan daerah perkembangan akar yang optimal,” jelasnya.

Pada pemanjangan batang, opulasi tunas tumbuh menentukan jumlah batang produktif dapat dipanen. Periode pemanjangan batang 4 sampai 9 bulan. Kebutuhan utama pemanjangan batang adalah kecukupan air. Pertumbuhan ruas batang bersifat kontinu dan teratur. Rata-rata pembentukan ruas setiap 9—12 hari

“Lengas tanah dan kecukupan hara akan menentukan panjang-pendeknya ruas batang. Kecukupan air pada masa pemanjangan batang memberikan keragaan pertumbuhan tinggi batang yang optimal. Aerasi daerah perakaran memberikan kondisi hara menjadi tersedia untuk pemanjangan batang. Keseimbangan unsur hara (N, P2O5, dan K2O) sesuai kebutuhan tanaman tebu,” papar dia.

Eka juga menjelaskan proses kemasakan yakni proses pertumbuhan maksimal menuju layu dan mati. Beberapa faktor yang menentukan yakni tipe kemasakan varietas, turunnya tingkat kelengasan tanah, menuju titik layu permanen, terhentinya proses pertumbuhan, terjadi

penumpukan hasil asimilat gula monosakarida menjadi sukrosa, penyehatan tanah melalui pengelolaan trash sisa tebangan, menghindari pembakaran sisa tebangan.

Selanjutnya, peningkatan kadar bahan organik tanah, aerasi daerah perakaran tebu makin baik, dan berkembangnya organisme menguntungkan untuk peningkatan kesuburan tanah.

Dia memaparkan produktivitas tanaman tebu ditentukan dari proses pertumbuhan yang kontinu dan teratur. Fondasi pertumbuhan tanaman adalah pembentukan konstruksi perakaran yang baik yang berkembang dari fase pertunasan.

“Ibarat pertumbuhan dan perkembangan manusia, kita mengenal golden age, yaitu masa keemasan dalam satu siklus. Jika masa keemasan itu bisa bertumbuh dengan baik dan mendapat dukungan lingkungan yang kondusif, maka akan menghasilkan produk yang berkualitas. Menaman tebu juga demikian. Jika ada satu fase yang tidak memenuhi standar, maka output secara keseluruhan bisa buruk. Itulah, merawat tebu harus intensif seperti merawat bayi,” kata dia kepada Media Agro 7 usai menyampaikan materi. (HUMAS PTPN/LB)

Industri gula adalah perpaduan antara teknik budi daya tanaman dan teknologi pengolahan mekanik. Ada faktor alam yang punya porsi

dominan pada on farm, ada faktor teknologi pada off farm. Namun, di antara dua unsur itu, kompetensi manusia yang mengelola menjadi

aspek utama.

iNHOUSe WOrkSHOP

Merawat “Bayi” Bernama Tebu

E

Direktur Operasional PTPN VII SUkarnoto saat memberikan materi pada Inhouse Workshop.

Page 5: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

5WarTa UTaMaMEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

Sementara itu, pemateri dari PTPN XI Rahadi Koentjoro memapa r k an t en t ang pengendalian operasional

bidang pengolahan pabrik gula. Dalam paparannya, ia menjelaskan t en t a ng up aya menghad a p i tantangan membangun personality yang memiliki value.

Pe r sona l i t y yang memi l i k i value yakni dengan menjunjung tinggi integritas dan tanggung jawab serta keselarasan antara pemikiran, perkataan, dan perbuatan, memiliki kompetensi, berkualitas, dan antusias untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Lalu, membina kerja sama antarindividu dan bagian dengan optimal untuk mencapai tujuan, memberikan pelayanan terbaik terhadap para stakeholder, berpandangan jauh ke depan, dan kreatif dalam pengembangan bisnis guna menjaga kesinambungan perusahaan.

“Sebagai leader maupun manajer harus menguasai teknik, menguasai biaya (finansial) dan administratif, menguasai SDM dan bertindak sikap, jujur, tulus, dan iklas,” kata Rahadi.

Untuk mewujudkan pabrik gula yang berdaya saing, lanjut dia, diperlukan dasar teknologi pengolahan yang harus dikuasai seorang ahli gula. Di antaranya, penguasaan terhadap alat proses pengolahan gula, penguasaan terhadap proses pengolahan gula, penguasaan pengawasan proses pengolahan gula, dan memiliki kemampuan meng-update kemajuan teknologi.

Pengolahan yang terus berkembang pesat harus dapat menciptakan inovasi-inovasi yang memberikan nilai efisiensi dan kualitas tinggi.

Menurutnya, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mendapatkan potensi dan ekstraksi tinggi, seperti peningkatan kualitas gula sesuai SNI.

“Untuk melakukan in tegras i proses

produksi agar menghasilkan derivatif dan varian produk berbasis bahan baku tebu, perlu dukungan investasi dan regulasi, penguasaan pasar dan distribusi, ser ta penguasaan teknologi,” urainya.

Seorang personal bidang pengolahan harus memimpin kelancaran dan keberhasilan proses pengolahan gula (pengambilan gula dari tebu) sesuai persyaratan mutu dan kuantitas. “Minimal harus mempunyai kemampuan merencanakan, melaksanakan rencana, mengawasi, dan melaksanakan langkah-langkah perbaikan atau penyempurnaan serta control/monitoring.”

Selain itu, tambah Rahadi, juga perlu melakukan pengendalian kualitas produk, yakni mengendalikan input dengan melakukan tahapan proses untuk menghasilkan output maksimal dan berkualitas.

Pengendalian kualitas produk (output) dengan melakukan pemeriksaan kualitas produk harian di laboratorium pabrik gula terakreditasi secara periodik, sortifikasi kualitas produk tidak memenuhi standar untuk dilakukan reproses.

Pemeriksaan terhadap hasil analisis dan kondisi proses yang mengganggu, cepat mengambil langkah perbaikan terhadap alat proses yang mengganggu/menyimpang, komunikasi secara intensif antarbagian bila ada gangguan peralatan maupun penurunan kualitas bahan baku, menjaga suhu produk sebelum dikemas kurang dari 40 derajat Celsius, sortifikasi kemasan sebelum dikemas,

dan pemeriksaan kondisi gula produk dalam gudang secara periodik (STO).

Pemateri lainnya, Ir. Totok Sarwo Edi, memaparkan penjelasan efektivitas dan efisiensi energi di pabrik gula secara umum. Diharapkan, uraian materi dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia dan Holding PTPN ini mampu mendongkrak produksi pabrik gula, khususnya di Bunga Mayang dan Cinta Manis. (HUMAS PTPN/LB)

Manusia sebagai Kunci Produktivitas

Page 6: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

6 WarTa MEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

Kementerian BUMN melalui B i r o Pe r en c a na a n , Sumber Daya Manusia, dan Organisasi menggelar Diklat Pemahaman GCG

level pelaksana untuk memberikan gambaran peningkatan kompetensi dan pembelajaran dalam rangka membangun aparatur sipil negara berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.

Acara yang digelar selama tiga hari dari tanggal 6 sampai 8 Januari 2017 ini dibuka Kasubbag Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian BUMN Sarpi. Menurutnya, diklat ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang sistem dan metodologi pengukuran praktik GCG pada BUMN berdasarkan SK-16/S.MBU/2012.

Dalam acara ini menghadirkan pemb ica ra da r i I nspek to ra t Kementerian BUMN yakni Analis Keuangan pada I nspek to ra t Kementerian BUMN Sugianto. Sugianto mengatakan Kementerian

B U M N m e m p u n y a i t u g a s menyelenggarakan urusan di bidang pembinaan badan usaha milik negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu rangkaian mekanisme atau sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders) dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) sebagai dasar peningkatan kinerja perusahaan.

“Diharapkan, dengan mengikuti d i k l a t i n i , p e se r t a mampu mengevaluasi laporan hasil penilaian/evaluasi praktik GCG di BUMN, antara lain penerapan metodologi dan pemerolehan data praktik GCG serta mampu menganalisis praktik GCG pada BUMN antara lain mengenai kekuatan, kelemahan, dan hambatan GCG di BUMN,” ujarnya. (HUMAS PTPN 7/LB)

Diklat GCG Tingkatkan Tata Kelola Korporasi

Tingkatkan Awareness GCG Melalui FGD

PT Perkebunan Nusantara VII pada RKAP tahun 2016 menargetkan pencapaian skor good corporate governance (GCG) sebesar 84,90. Nilai ini ada peningkatan dari skor tahun 2015 sebesar 84,80. Hal ini dikatakan Direktur Komersil PTPN VII Ganefi pada acara Focus Group Discussion (FGD) Assessment GCG Tahun 2016 di Ruang Rapat Lantai I, Kamis, 9 Februari 2017.

Menurutnya, tahun 2016 PTPN VII dalam perolehan penilaian Annual Report Award mengalami peningkatan menjadi 84,40 dibandingkan tahun 2015 hanya 80,75. Pada tahun 2016, PTPN VII menduduki peringkat ke-4 dari 42 peserta untuk kategori private nonkeuangan non-listed. Penilaian ini meningkat dibandingkan pada 2015 yang menduduki peringkat ke-7 dari 39 peserta. Selain itu, PTPN VII juga menerima penghargaan Anugerah Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Kategori BUMN dan BUMD dari Komisi Informasi Provinsi Lampung.

Dinamika perubahan pola assessment un tuk sko r G C G yang semu la rigid dengan menggunakan unsur pemenuhan (UP) saat ini cukup dengan menggunakan faktor uji kesesuaian (FUK). Mindset terhadap GCG yang merupakan mandatory dari pemegang saham juga perlu dilakukan benchmark terhadap perusahaan lain dengan bisnis sejenis dan mungkin berbeda bisnis.

Ia menegaskan untuk mencapai

target skor GCG skor 84,90 harus dilakukan perbaikan di beberapa aspek, di antaranya komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan, pemegang saham dan RUPS/pemilik modal, dewan komisaris/dewan pengawas, direksi, serta pengungkapan informasi dan transparansi.

Aspek lainnya didapatkan apabila skor GCG di atas 85 dan dijadikan benchmark oleh perusahaan lain.

Berdasarkan hasil assessment GCG tahun 2015, masih terdapat beberapa hal yang harus dijadikan perhatian bersama untuk dilakukan peningkatan/perbaikan (area of improvement), yang perlu dijadikan perhatian bagi seluruh tim pemantau GCG maupun tim self assessment GCG, sehingga target pencapaian skor GCG 84,90 dapat tercapai.

Pelaksanaan GCG pada PTPN VII tidak hanya bertujuan simbolis untuk mengejar pencapaian skor key per formance index (KPI ) semata, tapi lebih ke arah perubahan dari awarenesss terhadap assessment GCG menjadi awarenesss perilaku good corporate governance di setiap lini kegiatan/proses bisnis PTPN VII.

Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan penjelasan metode/pola kerja assessment GCG dan pemahaman mekanisme pemberian skor pada aspek/parameter yang dinilai. (HUMAS PTPN VII/LB)

Pemateri dari BPKP Provinsi Lampung sedang memaparkan materi good corporate governance (GCG).

Page 7: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

7WarTaMEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

“Apa kabar semua?” sapa Irma Kurniawati manajer Way Berulu kepada anak-anak. “Luar biasa!” jawab anak-

anak SD Fransiscus 1 Bandar Lampung serempak sambil mengepalkan tangan tanda semangat. Interaksi itu mengawali pertemuan siswa dengan manajer PTPN VII Unit Way Berulu saat menerima kunjungan 94 siswa SD itu.

Jajaran PTPN VII Unit Way Berulu sangat mengapresiasi kepada anak-anak SD yang sangat antusias dalam melakukan kunjungan. “Di sini ada kebun karet yang luas dan hasilnya diolah sendiri. Ada juga laboratorium untuk menganalisis hasil produksi. Silakan dikunjungi semua dan bertanya sebanyak-banyaknya kepada pendamping agar pengetahuan kalian bertambah,” katanya.

Dalam kegiatan ini, Irma didampingi Heru (Askep Tanaman), Jamhur (Asisten SML), dan Agus Tobationo (Asisten SDM dan Umum).

Petrus, guru kelas IV A sebagai juru bicara, mengatakan pembelajaran di luar sekolah dari SD Fransiscus 1 Bandar Lampung merupakan tahun ketiga dan kunjungan ke PTPN V I I merupakan kunjungan kedua. “Kunjungan kali ini diikuti 94 siswa yang seluruhnya kelas IV dengan didampingi Suster Edyta sebagai kepala sekolah dan enam guru kelas,” kata dia.

Heru mencer i takan sek ilas prof i l perusahaan dan produk unggulan PTPN VII. Yakni, karet, kelapa sawit, teh, dan tebu. Wilayah ker janya di Provinsi L ampung, Sumse l , dan Bengku lu dengan luas areal sekitar 92 ribu ha,

sedangkan Unit Way Berulu luasan arealnya 3.384 ha.

Winarto (mandor sadap Afdeling I ) memperagakan cara menyadap yang benar. “Posisi tubuh yang benar dan pisau harus tajam. Usia pohon yang siap sadap biasanya usia tanaman 4—6 tahun,” paparnya. Anak-anak pun dengan antusias dan keluguannya bersaut-sautan mengajukan pertanyaan yang sangat kritis.

Fico, siswa, menanyakan, “Berapa waktu untuk memenuhi mangkok dan kenapa pisau harus tajam?” tanyanya dengan polos. “Mangkok akan penuh sekitar 3—4 jam dengan banyak lateks sekitar 300—450 gram. Pisau harus tajam agar hasil sayatan halus. Pori-pori yang halus mempermudah getah untuk keluar,” jawab Winarto penuh keramahan.

Di sela-sela kunjungan, Suster Edyta mengatakan tujuan pembelajaran di luar sekolah adalah agar anak-anak terbuka wawasannya sehingga berkembang pola pikirnya. Dengan demikian, diharapkan kreativitas, inovasi, dan motivasinya terus meningkat.

Yang lebih penting adalah dengan melakukan studi seperti ini tentunya akan membekas di hati masing-masing anak sehingga akan membentuk karakter siswa secara menyeluruh.

Kunjungan dilanjutkan ke pabrik dan laboratorium. Sebelum meninggalkan Unit Way Berulu, Agus Tobationo menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada para siswa yang sudah tertib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik. (HUMAS PTPN VII/LB)

kUNJUNGaN SiSWa

Menyadap Ilmu dari Pohon Karet

Rangkaian kegiatan siswa-siswi SD Fransiscus 1 Bandar Lampung di Unit Way Berulu.(Bawah) Seorang karyawan mempraktekkan cara menyadap karet di hadapan siswa.

Page 8: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

8 WarTa MEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

Be l a s a n p o t o n g s l i d e ditampilkan Andi Wibisono di hadapan 18 anggota DPR RI Komisi VI untuk presentasi progres perusahaan di Hotel

Aryaduta, Palembang, Senin (27/2/17). Namun, data slide mengenai cash flow dan grafik pencapaian keuangan menjadi fokus ketika para wakil rakyat itu berinteraksi. Problem keuangan memang sedang menjadi masalah terbesar di PTPN VII.

Andi yang hadir dalam rapat dengar pendapat (RDP) itu didampingi General Manager Distrik Sumatera Selatan Budi Firman, Manager Distrik Cinta Manis Kusnadi, dan Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan Yarnis Alisyahbana. RDP itu bersama dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk., PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk., PT Pupuk Sr iw id jaya, dan PT Jasa Rahar ja (Persero).

Dirut PTPN V I I i tu sangat serius menjelaskan soal kondisi keuangan perusahaan. Ia mengatakan untuk mengatasi defisit panjang finansial, pihaknya melakukan restrukturisasi secara menyeluruh.

“PT Perkebunan Nusantara VII melakukan restrukturisasi keuangan dengan bank sindikasi. Ini terkait pengurangan besaran kewajiban bunga yang harus dibayar

Perusahaan. Ini juga menjadi awal penerapan cash management system yang governance. Langkah tersebut didukung oleh Holding Perkebunan Nusantara, yaitu PT Perkebunan Nusantara III (Persero) selaku pemegang saham,” kata Andi.

Andi manambahkan upaya perbaikan kinerja finansial dan operasional yang ditempuh melalui grand strategy corporate turnaround telah menunjukan peningkatan kinerja yang baik. Secara ber tahap PT Perkebunan Nusantara V I I telah menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan kepada pihak ketiga maupun perbankan, dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan.

Rombongan Komisi VI DPR RI yang dipimpin H. Inas Nasrullah Zubir dari Fraksi Partai Hanura melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera Selatan pada reses masa persidangan I I I Tahun 2016–2017. Rapat Kerja berlangsung dinamis. Beberapa anggota Komisi VI DPR RI menyampaikan tanggapan, kritikan, masukan, ser ta apresiasi terhadap paparan kinerja yang disampaikan oleh masing-masing Direktur BUMN/anak perusahaan BUMN yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Secara khusus Komisi VI menyoroti tentang kesulitan cash flow PTPN VII jangan sampai terlalu menurunkan

kesejahteraan karyawannya.“Oleh sebab itu, kami Komisi V I

DPR R I akan berupaya membantu mengkomunikasikan kepada pihak-pihak terkait termasuk kepada Kementerian BUMN, Perbankan Nasional, dan Holding Perkebunan Nusantara, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), selaku pemegang saham,” kata Inas.

Sebelum menghadir i rapat ker ja dengan Komisi VI DPR RI, Andi Wibisono menyambangi Kantor Distrik Sumatera

Selatan PT Perkebunan Nusantara VII. Di hadapan 45 karyawan Distrik Sumatera Selatan, Andi Wibisono menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh karyawan PT Perkebunan Nusantara VII khususnya di Wilayah Distrik Sumatera Selatan.

“Dalam kondisi apa pun, kita harus tetap semangat dan terus meningkatkan pencapaian kinerja dalam upaya keluar dari kondisi sulit yang sedang dialami PTPN VII,” kata dia. (DSSL/LB)

raPaT kOMiSi Vi dPr ri

DPR Dukung RestrukturisasiFinansial PTPN VII

Direktur Utama PTPN VII Andi Wibisono (kiri) memaparkan kondisi perusahaan kepada jajaran anggota DPR Komisi VI.

Page 9: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

9WarTaMEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

DI depan forum yang membentuk setengah lingkaran, wanita paruh baya berhijab merah muda i tu tampak berusaha meyakinkan 15 audiens tentang bahaya

penyakit kanker rahim. Dia adalah Ketua Ikatan Keluarga Istri (IKI) PT Perkebunan Nusantara VII Wilayah Distrik Sumatera Selatan (DSSL) Ny. Ella Budi Firman.

Diskusi yang ditaja pada Sabtu, 4 Februari 2017, sekitar pukul 09.00, di ruang rapat Kantor DSSL ini merupakan bentuk kepedulian IKI terhadap para perempuan untuk mencegah penyakit mematikan ini.

IK I PTPN V I I Wilayah DSSL pun tak mau sembarangan mendapuk pemateri. Pihak IKI DSSL menggandeng langsung Yayasan Kanker Indonesia Cabang Sumatera Selatan untuk membuka mata kaum hawa akan penyakit kanker rahim.

Saat membuka acara, Ny. Ella Budi Firman mengungkapkan selain penyakit jantung, kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia. ”Satu di antara penyakit kanker yang sangat ditakuti oleh kaum ibu adalah kanker rahim. Rahim merupakan bagian penting dalam sistem reproduksi wanita. Salah satu penyakit

yang dapat menyerang organ ini adalah kanker rahim. Jenis kanker ini juga sering disebut

kanker endometrium karena umumnya muncul dengan menyerang sel-

sel yang membentuk dinding rahim atau istilah medisnya endometrium,” katanya.

Usai dibuka, Rayana dari Yayasan Kanker Indonesia Cabang Sumatera Selatan mengambil alih forum. Ia terlihat piawai membangun

suasana belajar terasa bersemangat.

Un tuk menggugah kesa-daran audiens, sebuah fak ta

mencengangkan Rayana paparkan di awal pembicaraannya.

“Kanker rahim men-d u d u k i p e r i n g k a t keenam dunia dalam

daftar kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Penyakit ini diperkirakan sudah menyerang sekitar 320 ribu wanita pada 2012. Di Indonesia, kanker rahim tidak termasuk 10 besar kanker yang menyerang wanita. Pada 2002, terhitung ada sekitar 17.500 wanita di Indonesia yang menderita kanker rahim.”

Rahim, menurut Rayana, merupakan bagian penting dalam sistem reproduksi wanita. Salah satu penyakit yang dapat menyerang organ ini adalah kanker rahim. “Kanker ini juga dapat menyerang otot-otot di sekitar rahim sehingga membentuk sarkoma uteri, tetapi jenis penyakit ini sangat jarang terjadi,” ujar dia.

Rayana menambahkan gejala kanker rahim yang biasa dialami penderita adalah pendarahan vagina. Walau tidak semua pendarahan abnormal disebabkan kanker rahim, sebaiknya tetap perlu waspada dan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter, terutama jika sudah menopause tapi tetap mengalami pendarahan atau belum menopause tapi mengalami pendarahan di luar siklus menstruasi.

“Penyebab kanker rahim belum diketahui pasti. Tetapi, faktor utama yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim adalah ketidakseimbangan hormon tubuh, terutama estrogen. Kadar hormon estrogen yang tinggi dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker rahim. Beberapa faktor lain yang dapat menimbulkan hormon yang tidak seimbang adalah menopause yang terlambat, terapi penggantian hormon, dan penggunaan tamoksifen jangka panjang,” ucap Rayana.

Karena penyebabnya belum diketahui, lanjut dia, langkah pencegahan yang pasti untuk kanker rahim juga tidak ada. Meski demikian, langkah-langkah untuk mengurangi risikonya tetap ada. Misalnya menjaga berat badan yang sehat, memperbanyak konsumsi kedelai, dan penggunaan jangka panjang untuk jenis kontrasepsi tertentu, misalnya pil KB kombinasi.

“Pil ihan dalam pengobatan kanker rahim bergantung pada tahap perkembangan penyakit tersebut serta status kesehatan pasien. Tetapi, langkah yang umumnya dianjurkan adalah operasi pengangkatan rahim atau istilah medisnya h is terek tomi. Langkah penanganan untuk melenyapkan sel-sel kanker ser ta mencegah penyebarannya juga mungkin akan Anda jalani. L angkah- langkah in i mel ipu t i rad io terap i , kemoterapi, serta terapi hormon,” urai Rayana.

Dengan media sebuah proyekor dan mikrofon, Rayana secara komprehensif memaparkan detail penyakit kanker kepada anggota IKI DSSL. Sesi tanya jawab berlangsung sangat interaktif dengan banyaknya pertanyaan. Peserta pun tak sungkan untuk bertanya mengenai penyakit yang lazim diderita oleh kaum hawa ini. (HUMAS PTPN VII/LB)

aGeNda iki SUMSeL

Cegah Kanker Rahim, IKI Gelar Penyuluhan

Ketua IKI PTPN VII Distrik Sumatera Selatan Ny. Ella Budi Firman saat membuka penyuluhan kanker kepada anggota IKI.

Page 10: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

10 MiTra BiNaaN MEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

Sulam usus adalah seni kerajinan sulam yang telah ada sejak dulu dalam masyarakat Lampung Pepadun. Sejak dikenalkan pada tahun 1990-an, kerajinan sulam usus

semakin banyak peminatnya. Yang tadinya hanya kalangan ekonomi menengah ke atas, kini kerajinan sulam usus mulai bisa dinikmati ekonomi menengah ke bawah.

Peluang pasar ini langsung dimanfaatkan Eva Herawati. Melihat pangsa pasar yang menjanjikan, ibu dari dua anak ini langsung menjadikan usaha kerajinan ini menompang perekonomian keluarganya.

Di ruangan yang dipenuhi dengan hasil kerajinan sulam usus, Eva Herawati memulai obrolan dengan tim Media Agro. Menurutnya, awal mula membuka usaha kerajinan ini tahun 2005. Saat itu saya masih belum menikah.

“Sebelumnya, saya belajar menyulam dengan adik yang telah membuka usaha tersebut. Setelah pandai menyulam dan belajar memasarkannya, akhirnya saya beranikan diri untuk membuka usaha sendiri,” ujarnya.

Awal membuka usaha, omzet yang didapat tidak begitu banyak. Pengerjaan pesanan baju dari pelanggan pun hanya dikerjakan sendiri. Tahun-tahun be r i ku t nya , u saha yang ditekuni mulai mengalami kemajuan.

Pesanan ba ju sudah mula i banyak dan pengerjaannya tidak bisa dilakukan sendiri. Dari situ, ia mempekerjakan kerabat dekat agar bisa membantu menyelesaikan pesanan-pesanan baju.

“Alhamdulillah, pesanan baju semakin bertambah, yang awalnya hanya menyulam jenis baju kebaya kini sudah memuat pola-pola lain seperti dress, gaun malam, dan lain-lainnya,” ucapnya.

Dengan banyaknya pesanan, ada kendala di keuangan. “Kami kekurangan modal untuk membeli bahan baku. Untung saja pada 2009 mendapat bantuan modal kemitraan dari PTPN VII sehingga masalah keuangan bisa diatasi,” kata dia.

Dengan pinjaman modal dan pembinaan dari PTPN VII, usaha yang dirajutnya sejak 2005 ini makin berkembang. Bahkan, kini baju-baju kerajinan sulam usus yang diproduksi sudah dijual hingga luar Lampung seperti Bandung, Jakarta, Semarang, sampai Kalimantan.

Untuk pasar di Bandar Lampung, banyak kalangan menengah ke atas yang memesan hasil karyawannya.

Salah satunya istri Wakil Wali Kota Bandar Lampung Ny. Yusuf Kohar.

“Beliau pelanggan setia kami yang sering memesan baju-baju hasil kerajinan di sini,” katanya.

Ia mengaku bantuan dari PTPN VII sangat membantu, dengan bunga ringan yang tidak

memberatkan usaha kecil miliknya.Tidak itu saja, yang menarik lagi, PTPN VII tidak hanya memberikan pinjaman, tetapi memberikan pemb inaan kepada mi t r a binaannya. Selain itu, diberikan juga bantuan pemasaran produk-produk hasil mitra

binaannya.H a r g a j u a l y a n g

d i t awar kan juga cukup bervariasi mulai dari Rp75 ribu hingga jutaan rupiah. Untuk kerajinan usus seperti kalung dibanderol harga mulai dari Rp75 ribu—Rp300 ribu, kopiah sulam usus ditawarkan mulai dari Rp125 ribu—Rp300 ribu, sedangkan dompet sulam usus ditawarkan dari harga

Rp350 ribu. Khusus untuk kerajinan baju ditawarkan mulai dari Rp700 ribu hingga Rp2,5 juta.

Istri dari Darwansyah ini menjelaskan untuk pengerjaan satu baju kebaya diperlukan waktu dua hari pengerjaan. Sedangkan untuk baju dress dan gaun malam diperlukan waktu hingga satu minggu. Pengerjaan ini termasuk cepat karena cara dikerjakan oleh beberapa orang.

Saat ini ada banyak karyawan yang ikut mengerjakan pesanan-pesanannya. Dengan sistem pembayaran banyaknya hasil sulaman itu yang dibayarkan setiap minggu sekali.

Untuk bahan baku, banyak dari saten Jepang, benang nilon, dan mote-mote jepang. Dalam satu minggu bisa memproduksi 20—25 potong baju. Kini omzet per bulan sudah mencapai 100 baju yang terjual. (HUMAS PTPN VII/LB)

Sehalus Rezeki Eva dari Sulam Usus

Nama : Eva HerawatiLahir : 28 Agustus 1975Suami : DarwansyahAnak : Nadia, Nafira, dan NarendraAlamat : Jalan Raya Gedongagung, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan.

BIODATA

Untuk pasar di Bandar Lampung, banyak kalangan menengah ke atas yang memesan hasil karyawannya. Salah satunya istri

Wakil Wali Kota Bandar Lampung Ny. Yusuf Kohar.

Page 11: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

11TekNOLOGiMEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

ULAT api (Setothosea asigna) menjadi momok bagi para pekebun kelapa sawit. Termasuk di kebun kepala sawit di UKKS Rejosari yang hampir setiap tahun terjadi serangan hama tersebut.

Hal ini disadari betul oleh Manajer UKKS Rejosari A Nurwibowo. Dia terus memutar otak untuk

mengendalikan si ulat api. Berbagai metode pun d ia l a kuk an sec a r a terpadu, dengan menggabungkan p e n g e n d a l i a n seca ra manua l , secara b io logis , dan pilihan terakhir secara kimia.

N a m u n , c a r a efek t i f yang k ini d i l a k u k a n U n i t Re josa r i ada lah pengendalian secara b io log is . “Sa lah satu metode yang dikembangkan di UKKS Rejosari ialah dengan pelepasan

semut rangrang (Oecophylla smaragdina) ke pohon kelapa sawit. Berawal dari pengamatan perilaku semut rangrang di pohon mangga Afdeling I dan membaca beberapa literatur, terbersit niatan untuk mencoba memanfaatkan semut rangrang sebagai musuh alami hama kelapa sawit,” tambah Nurwibowo.

Dia berkisah masyarakat Tionghoa pertama kali menemukan manfaat semut rangrang bagi petani di perkebunan jeruk sejak lama. Hal ini terkait dengan peran semut rangrang sebagai predator alami dari hama tanaman.

Dalam perkembangbiakannya, semut rangrang mendapatkan nutrisi dengan memangsa lalat, belalang, ulat, kupu-kupu, dan berbagai jenis serangga. “Makanan akan disimpan dalam sarang semut rangrang sebagai cadangan saat makanan di sekitar sarang berkurang,” katanya.

Dalam kondisi normal, lanjut Nur, ratu semut mampu bertelur 240—700 butir telur per hari secara terus-menerus selama 12 bulan sebelum akhirnya mati. Semut rangrang menjadi musuh alami pada sekitar 16 spesies hama yang menyerang tanaman yaitu kakao, kelapa, kelapa sawit, mangga, ekaliptus, dan jeruk.

Untuk mengembangkan semut rangrang di pohon kelapa sawit, sebelumnya harus memancing semut rangrang ke sarang buatan. “Selain menyukai serangga, semut rangrang juga senang dengan tulang sapi yang masih mentah. Oleh karena itu, bahan ini digunakan

sebagai media untuk menarik semut rangrang agar mau masuk di sarang buatan,” ucapnya.

Sarang buatan ini, tambah Nurwibowo, sangat sederhana, hanya berupa plastik keresek yang tidak mudah sobek dan diisi dengan daun pisang kering hingga penuh. “Jangan lupa untuk memasukkan beberapa potong tulang sapi ke dalam daun kering tadi. Selanjutnya, sarang buatan ini diikatkan pada pohon-pohon yang terdapat sarang semut rangrang,” terangnya.

Setelah satu minggu, sebagian koloni semut rangrang akan berpindah ke sarang buatan yang sudah disiapkan. Satu minggu kemudian, lakukan pengecekan terhadap sarang buatan tadi dengan cara digoyang-goyang.

“Apabila ada semut rangrang yang keluar, berarti sarang buatan kita berhasil menarik semut rangrang. Selanjutnya, sarang buatan siap untuk dipasang di pohon kelapa sawit,” urai dia.

Lokasi yang dipilih untuk pemasangan sarang buatan, ucap Nurwibowo, ialah blok yang kerapatan pohonnya masih tinggi, sehingga semut rangrang bisa menyeberang dari pohon ke pohon melalui daun yang bersinggungan.

Percobaan pemanfaatan semut rangrang ini awalnya dilakukan di Afdeling I dan saat ini sudah mulai diujicoba di blok yang endemik ulat api di setiap afdeling di Rejosari. (HUMAS PTPN VII/LB)

PeNGeNdaLiaN HaMa

Mengadu Ulat Api dengan Semut Rangrang

Selain menyukai serangga, semut rangrang juga senang dengan tulang sapi yang masih mentah. Oleh karena itu, bahan ini digunakan sebagai media untuk menarik semut rangrang agar mau masuk di sarang buatan

Page 12: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

12 MiTra BiNaaN MEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

EMBUN masih bergelantung di ujung daun, tapi roda gerobak butut itu sudah mulai bergulir menuju Pasar Bambu Kuning. Dari rumah, Sucipto,

sang empunya gerobak, harus menempuh jarak sekitar 5 km untuk tiba di pasar tradisional terbesar di Kota Tapis itu.

Di atas gerobak, jejeran keripik singkong yang terbungkus plastik itu tersusun rapi. Sembari melangkah, terbersit keyakinan dalam hati Sucipto: sore hari tumpukan keripik itu berganti menjadi beberapa lembar uang untuk dia berikan kepada sang istri.

Keinginannya memiliki kehidupan yang

lebih layak membuat bapak dua orang anak ini tak lelah mencari peruntungan. Awalnya, Sucipto bekerja buruh menjadi bangunan lepas dengan upah Rp10 ribu per hari. Namun, hasil dari pekerjaan itu tidak mencukupi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Usaha menjual keripik singkong ini dilakoni sejak 1996. “Waktu itu punya uang Rp350 ribu. Saya nekat gunakan saja untuk modal. Saya beli bahan membuat keripik dan gerobak dorong,” kisahnya.

Tidak butuh waktu lama baginya untuk menggaet pelanggan. “Tidak lebih dari

dua bulan, Mas, saya punya langganan 50 orang. Malah, ada yang datang ke rumah untuk pesan keripik,” ujarnya semringah.

Melihat perkembangan bisnis keripik yang kian menjanjikan, Sucipto tak ingin mengambil keuntungan itu seorang diri. Ia ingin warga di sekitarnya juga menikmati berkah dari usaha tersebut. Lelaki itu pun mengajak para tetangganya untuk mengembangkan usaha serupa.

Saat itu ada lima orang yang mengikuti jejaknya berjualan keripik singkong. Selain dijajakan di pasar, keripik produksi mereka juga dijual ke sejumlah warung dan kantin

terdekat. Sebaga i w i raswas t a ,

Sucipto sadar inovasi adalah hal penting dalam bisnis. Ia pun mulai memproduksi keripik pisang sekitar tahun 2000. Tak disangka, produk tersebut laris manis. Bahkan, beberapa konsumen meminta berbagai varian rasa. “Saya coba buat ker ip ik dar i pisang. Awalnya coba-coba, tapi pembeli nanyain terus. Malah ada yang ngasih saran untuk buat dengan rasa yang macam-macam.”

Tahun 2006, jumlah penjual keripik di kawasan tempat tinggal Sucipto bertambah menjadi sembilan orang. Saat itu, ia bersama para pengusaha keripik tersebut mendirikan kelompok usaha bersama yang diberi nama

Telo Rejeki. Nama itu dipilih karena “telo” yang berarti ubi kayu/singkong menjadi awal mula berkembangnya usaha keripik di kelurahan tersebut. Sucipto pun dipercaya menjadi ketua.

Dia pun aktif mengusulkan permohonan agar warga mendapat pembinaan tentang pengelolaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Dinas Koperasi dan Perdagangan Kota Bandar Lampung. Dari situ, penjual keripik mendapat pembinaan tentang cara produksi, pengemasan, promosi, dan pemasaran yang lebih baik.

Tahun 2008, kelompok yang dipimpin

Sucipto menjalin kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara VII. Ada 12 warga baru yang sedang merintis usaha keripik dan mendapat pinjaman modal. Sebagai ketua, Sucipto bersedia menjadi penanggung jawab. “Alhamdulillah, sejak jadi mitra binaan PTPN VII, usaha kami tambah berkembang dengan pinjaman modal tersebut,” akunya.

Menurutnya, menjadi mitra binaan PTPN VII tidak semata-mata mendapatkan pinjaman modal, tetapi juga diberikan pembinaan dan bantuan promosi penjualan dengan diikutkan setiap ada pameran UMKM baik di Lampung maupun luar Lampung.

Bahkan, masyarakat juga mendapat bantuan berupa gapura bertuliskan “Sentra Industri Keripik Kota Bandar Lampung”. Gapura yang dibangun di depan gang itu menjadi penanda yang mengukuhkan bahwa lokasi tersebut menjadi sentra keripik.

Perajin keripik berlabel ASA yang berlokasi di Jalan Pagaralam, Griya Sejahtera, Gang Pubian, Gunter, Bandar Lampung, ini terus melakukan inovasi. Bahkan, saat ini untuk penggorengan keripik tidak dilakukan secara manual, tetapi dilakukan menggunakan vakum. “Keunggulan menggunakan alat vakum ini citarasa buah yang dibuat keripik tidak berubah, tetap rasa aslinya,”

katanya.Kini bapak yang akrab disapa Pak

Cipto ini mengembangkan inovasi dengan membuat keripik nangka, semangka, salak, mangga, nanas, pepaya, dan buah apel. Namun, tambah bapak paruh baya ini, kini dia lebih fokus membuat keripik pisang dan nangka. Permintaan untuk keripik pisang saat ini semakin meningkat.

“Penjualan keripik pisang dan nangka juga lebih mudah dibandingkan keripik mangga. Untuk pembuatan keripik mangga masih terkendala bahan baku yang harganya lebih mahal sehingga penjualan produknya juga mahal,” katanya.

Untuk citarasa, dari banyaknya aneka rasa yang ditawarkan, lebih diunggulkan rasa cokelat dan keju. Bicara soal omzet, Sucipto mengaku pemasaran keripiknya tidak hanya untuk masyarakat Bandar Lampung, tapi juga beberapa provinsi di Pulau Jawa, di antaranya Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, sampai Kalimantan.

Untuk omzet, setiap minggu rata-rata penjualan produksinya bisa mencapai 5—8 kuintal keripik. Bagi masyarakat Bandar Lampung yang ingin menikmati renyahnya keripik ASA, bisa langsung datang ke rumah atau outlet yang berlokasi di Pasar Natar. (HUMAS PTPN VII/LB)

Harapan Sucipto pada Keripik ASAPenjualan keripik pisang dan nangka juga lebih mudah dibandingkan keripik mangga. Untuk pembuatan keripik mangga masih terkendala bahan baku yang harganya lebih mahal sehingga penjualan produknya juga mahal

Page 13: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

13WarTaMEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

LIMA jam sejak bakda zuhur, hujan tak berhenti mengguyur Pesawaran, Kamis (23/2). Derasnya curah hujan membuat ceruk sungai di daerah itu tak mampu menampung air. Air makin liar,

menerjang beronjong, talut, dan tanggul sungai untuk menerobos sawah dan rumah-rumah warga. Pesawaran dikepung banjir!

Dengan imbas dan kerugian yang begitu besar, bencana ini menjadi headline di semua surat kabar Lampung, hingga beritanya pun menasional.

Merespons bencana ini, ribuan bantuan pun mengalir untuk Pesawaran. Tak terkecuali PTPN VII. Sebagai sebagai bentuk kepedulian terhadap korban banjir, PTPN VII Unit Way Berulu turun mengulurkan bantuan.

Beberapa mobil tangki air bersih konvoi, merapat di salah satu sisi jalan di Desa Pasarminggu, Kecamatan Gedungtataan, Kabupaten Pesawaran. Warga yang telah menanti kedatangan bantuan tersebut segera menyemut.

Dikoordinatori kepala rukun tangga setempat, dengan membawa ember, gentong, hingga galon,

para warga tampak tertib mengantre. Kebutuhan air bersih begitu mereka butuhkan. Sebab, air sumur mereka keruh bahkan beberapa di antaranya tertutup lumpur dan sampah.

Bantuan dari PTPN VII Unit Way Berulu ini diserahkan langsung Manajer Unit Way Berulu Irma Kurniawati yang diterima langsung perwakilan warga, Sofyan, Sabtu (25/2/2017).

Menurut Irma, didampingi Asisten SDM dan Umum Agus Tobationo, bantuan air bersih ini sangat dibutuhkan warga karena sumber air bersih warga seperti sumur tidak dapat digunakan. "Bantuan air bersih ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama dua hari. Nanti kami akan mengirim lagi bantuan air bersih," katanya.

Dia menegaskan, bantuan ini diberikan oleh perusahaan dan dari karyawan secara sukarela menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu lingkungan.

Camat Gedongtataan M. Iqbal yang juga menyambangi para korban mengatakan masyarakat sangat membutuhkan air bersih. "Selain itu, kami juga membutuhkan peralatan dapur untuk memasak dan peralatan berat untuk membersihkan lumpur,” kata Camat.

Terkait hal itu, selain mengirim air bersih, lanjut Irma, pihak perusahaan juga akan memberikan bantuan untuk membuka akses jalan yang digunakan masyarakat ke kebun dan memperbaiki jalan produksi. “Beberapa waktu yang lalu kami juga berpartisipasi aktif bersama Kades Wiyono untuk perbaikan jembatan yang jebol di Dusun Kampungsawah,” ujar Irma. (HUMAS PTPN VII/LP)

PTPN Vii PedULi BeNCaNa

Air Bersih untukBanjir Pesawaran

Page 14: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

14 MEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

KOPERASI Simpan Pinjam Kopdit Sejahtera P3RI Cabang PTPN VII menggelar Rapat Anggota Tahunan (R AT ) XII kepengurusan periode

2016—2018. RAT dibuka langsung Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandar Lampung Girendra di Gedung Pertemuan PTPN VII.

Ketua KSP Kopdit Sejahtera Ign Supardi mengatakan anggota Kopdit hingga Desember 2016 berjumlah 1.745 orang. Anggota terdiri dari karyawan aktif PTPN VII dan keluarga pensiunan.

Ia menjelaskan pengelolaan Kopdit Sejahtera telah berjalan dengan baik. Ini terlihat adanya kemajuan yang positif, sisa hasil usaha (SHU) tahun 2016 mencapai Rp552.177.925.

Bidang usaha yang dilakukan Kopdit Sejahtera masih simpan pinjam. Kopdit Sejahtera memberikan pinjaman kepada angota hingga Rp25 juta, sedangkan untuk simpanan suku bunganya mencapai 12%.

Pada kesempatan itu, Ign. Supardi juga meminta kepada direksi agar dapat mengizinkan pemotongan gaji bagi karyawan yang memiliki pinjaman ke Kopdit.

"Selama ini Kopdit Sejahtera juga telah bekerja sama dengan Dapenbun untuk melakukan pemotongan dana pinjaman. Alhamdulillah, selama ini sudah berjalan lancar," paparnya.

Saat ini, tambah Supardi, jumlah anggota yang menabung mencapai 39%. Ini harus terus ditingkatkan hingga mencapai 70%. Sesuai dengan tema yang diambil, “Jangan hanya bermimpi

sejahtera di hari tua, menabunglah dari sekarang!”.

Ia berharap anggota semuanya dapat menabung agar kebersamaan bisa dinikmati. Selain itu, lanjut Supardi, Kopdit Sejahtera tahun 2016 ini menerima penghargaan dari Gubernur Lampung sebagai Koperasi Berprestasi Tingkat Provinsi Lampung. Kopdit Sejahtera juga telah mengikuti program pemerintah tax amnesty.

"Tahun 2017 Kopdit Sejahtera siap

melaksanakan Sistem Informasi Credit Union Indonesia (Sicundo), sehingga para anggota bisa mengecek saldo tabungan dari mana pun," katanya.

Sementara i tu, Kepa la Bagian Keuangan Sutarna dalam sambutannya, mewakili Direksi, mengatakan Kopdit Sejahtera sebagai wadah simpan pinjam purnakarya merupakan wadah yang tepat untuk mengelola keuangan karyawan.

Program program yang selama ini dijalankan sudah berjalan dengan baik.

Ke depan, lanjut Sutarna, diharapkan Kopdit Sejahtera dapat menciptakan program-program yang lebih baik lagi agar bisa menyejahterakan anggota.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandar L ampung Ger indra mengapresiasi keberadaan Kopdit Sejahtera yang telah menjalankan koperasi berpedoman dengan undang-undang dan melaksanakan RAT sesuai dengan AD-ART Perkoperasian. (HUMAS PTPN VII/LB)

Kopdit Sejahtera

untukMembantu

PurnakaryaPengurus Koperasi Simpan Pinjam Kopdit Sejahtera P3RI Cabang PTPN VII saat RAT XII periode 2016—2018.

WarTa

Page 15: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

15MEDIA AGRO 7

No. 125/Februari 2017

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Bandar Lampung menyosialisasikan Mobile Screening Day di Kantor PTPN VII, Jalan Teuku Umar,

No. 300, Bandar Lampung, Rabu, 1 Februari 2017. Aplikasi tersebut dapat mendeteksi penyakit secara dini. Sosialisasi dihadiri Direktur Operasional Sukarnoto, para kepala bagian Kantor Direksi, dan karyawan PTPN VII.

“Dengan menggunakan fitur Mobile Screening ini, peserta BPJS bisa melihat potensi risiko kesehatannya menggunakan ponsel. Caranya, dengan melakukan screening riwayat kesehatan. Sebab, umumnya masyarakat baru sadar mengenai penyakitnya ketika sudah berat,” kata Kepala BPJS Kesehatan Bandar Lampung Sofyeni saat sosialisasi.

Dia mengatakan untuk memanfaatkan aplikasi tersebut, peserta BPJS dapat mengunduh melalui Google Play Store dengan mengetikkan nama aplikasi BPJS Kesehatan Mobile. “Pilih yang developernya BPJS Kesehatan, karena banyak juga aplikasi dengan nama serupa yang dibuat oleh developer lain,” ujarnya.

Setelah terunduh, lanjut Sofyeni, pengguna mesti melakukan registrasi dengan mengisi data diri sesuai dengan data yang tertera di kartu BPJS Kesehatan. Jika sudah terdaftar, bisa login ulang, lalu peserta bisa memilih menu screening riwayat kesehatan.

“Peser ta akan diminta untuk mengisi 47 per tanyaan yang harus diisi dengan sejujur-

jujurnya. Pertanyaannya terdiri dari kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, penyakit yang pernah diidap, riwayat penyakit dalam keluarga, serta pola makan peserta. Penting dijawab dengan jujur karena akan menentukan hasil screening,” kata dia.

Nantinya, hasil screening akan menunjukkan tiga kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi potensi penyakit. Jika berpotensi rendah, akan muncul tulisan anjuran agar peserta menjaga pola hidup sehat dan latihan fisik rutin minimal 30 menit setiap hari.

Bagi yang hasilnya sedang dan tinggi, akan memperoleh nomor legalisasi atau nomor screening sekunder.

“Dengan mendapat nomor legalisasi, peserta BPJS diarahkan mengunjungi fasilitas kesehatan tingkat pertama agar segera dilakukan tindak lanjut,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandar Lampung Erwin Rusli menyatakan terdapat sekitar 30 puskesmas dengan fasilitas relatif lengkap di Kota Tapis Berseri. Jadi, bagi yang hasil screening-nya sedang atau tinggi, bisa langsung memeriksakan diri di puskesmas terdekat. “Bawa kartu BPJS dan jangan ragu memeriksakan diri, sehingga bisa segera ditindaklanjuti, bahkan dapat dirujuk ke rumah sakit,” kata Erwin. (HUMAS PTPN VII/LB)

BPJS kesehatan Sosialisasikan

Mobile Screeningdi PTPN VII

Direktur Operasional PTPN VII Sukarnoto (tengah) memberikan arahan saat sosialisasi Mobile Screening Day.

WarTa

Page 16: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ...musim giling pabrik gula Bunga Mayang dan Cinta Manis menjadi bahasan serius manajemen PTPN VII. Kabar itu membuat dahi Dirut

16 FOTO MEDIA AGRO 7

CEGAH PELANGGARAN KODE ETIK, CIPTAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN BERSIHWHISTLE BLOWING SYSTEM (SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN)

Jalan Teuku Umar, No. 300, Bandar Lampung c.q. Tim Pengelola laporan dan perlindungan pelapor

[email protected] http://wbs.ptpn7.com SMS: 081271801687 081271801907 081271801957

Faks: (0721) 774433

FOTO-FOTO : ANDI FIRMANSYAH/IST

Bibir laut dengan hamparan pasir putih itu tak henti disapu ombak laut Teluk Lampung yang ingin meraih daratan. Pada sepotong pantai antara Kalianda dan Katibung, Lampung Selatan, itu berada dalam penguasaan PTPN VII

Unit Bergen di Kalianda. Pantai indah itu bernama Teluk Nipah.Angin yang terus membilas permukaan air dan menggemuruh

menjadi alun itu selalu singgah di Teluk Nipah. Pantai yang bertatapan langsung dengan tebing di atasnya berupa kebun karet itu sangat memesona. Sayangnya, pantai berpasir putih itu kurang ramah untuk bermain air, terutama untuk anak-anak.

Namun, laut lepas dan hamparan pasir yang melengkung dipahari tetumbuhan hijau itu adalah panorama yang menakjubkan dinikmati dari bukit. ( TIM/LB)

Membuang Resah di PantaiTeluk Nipah