Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

  • Upload
    andrey

  • View
    247

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    1/27

    Wahdah Islamiyah

    Bantahan KepadaSalafy EkstremBagian VII

    Tim Pembela Kehormatan Ulama

    2/04/2010

    Makalah ini ditulis dan judul sengaja di-edit sesuai kebutuhan sebagai bantahan terhadappara ghulat salafy ekstrem. Sumber makalah ini dapat merujuk ke situswww.alinshof.com. Dialihkan ke Word oleh Tim Pembela Kehormatan Ulama Ahlu

    Sunnah wal Jamaah ([email protected])

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    2/27

    JUDUL ASLI :SILSILAH PEMBELAAN PARA ULAMA DAN DU'AT

    (BAGIAN VII)

    http://www.alinshof.com/2010/02/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat.htmlhttp://www.alinshof.com/2010/02/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat.htmlhttp://www.alinshof.com/2010/02/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat.htmlhttp://www.alinshof.com/2010/02/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat.htmlhttp://www.alinshof.com/2010/02/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat.htmlhttp://www.alinshof.com/2010/02/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat.htmlhttp://www.alinshof.com/2010/02/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat.html
  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    3/27

    Segala puji bagi Allah Ta'ala, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahatas qudwah kita, Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam, keluarga,para shahabat dan segenap pengikutnya hingga hari kiamat kelak.

    Ikhwah fillah, Ini adalah Silsilah terakhir dari pembelaan kami terhadap para

    ulama dan du'at jilid I. InsyaAllah akan terbitSilsilah Pembelaan Para Ulama dan Du'atjilid II, untuk membantah "Jawaban Ilmiah" Sofyan Kholid, dkk. Dan edisi kali ini akan

    menampilkan kajian sekaligus jawaban atas tudingan Sofyan Khalid, dkk, bahwa

    kelompok selain mereka termasukWahdah Islamiyahadalah Hizbiyah.

    Ikhwah fillah, ada sebuah ungkapan masyhur yang menyatakan, bahwa

    "pertahanan terbaik adalah menyerang". Artinya, sebelum seseorang itu disasarkan

    bidikan, maka yang dilakukan adalah duluan membidik. Demikian kira-kira ilustrasi bagi

    al-akh Sofyan dan kelompok "salafy", yang begitu gencar mengumbar serangan tahdzir

    ke hampir seluruh kelompok dan jama'ah Islam selain kelompok mereka, untuk

    menutupi aroma hizbiyah yang begitu nampak pada diri kelompoknya. InsyaAllah

    setelah menelaah paparan silsilah ini, pembaca budiman boleh menilai, siapa sangpengusung hizbiyah dan siapa yang tertuduh.

    Namun sebelumnya, kami memandang perlu mengetengahkan secara ringkas

    hal-hal yang berkaitan dengan hizbiyyah agar pembaca mendapat kejelasan dalam

    memberi penilaian secara obyektif.

    Kalimat hizbiyah berasal dari kata al-hizb yang berartijama'atun naas [kumpulan

    manusia], yang bentuk jamaknya adalah al-ahzaab, yakni setiap kaum yang menyatu

    hati dan pekerjaan mereka maka disebut ahzaab kendati sebagian mereka tidak

    bertemu dengan sebagian lainnya. Dan perkara hizbiyyah ini terbagi menjadi dua

    bagian:

    Pertama: Hizbiyah yang berada di atas apa yang diperintahkan Allah Ta'ala dan

    Rasul-Nya, maka ia tergolong hizbiyyah terpuji. Allah Ta'ala menegaskan akan hal ini

    dalam firman-Nya: "Dan barangsiapa yang mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-

    orang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya hizb (pengikut agama) Allah

    itulah yang pasti menang". (Qs: al-Maidah : 65).

    Kedua: Hizbiyyah yang berada di atas penyelisihan perintah Allah dan Rasul-

    Nya, maka ini tergolong hizbiyyah tercela. Seperti firman Allah Ta'ala: "Setan telah

    menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulahgolongan (hizb) setan. Katahuilah bahwa golongan setan itu-lah golongan yang merugi".

    (Qs: al-Mujaadilah : 19).

    Dalam hal ini, yakni kedua macam hizbiyyah di atas, Syaikhul Islam Ibnu

    Taimiyah rahimahullahberkata: "Adapun "pemimpin hizb", maka sesungguhnya ia

    adalah pemimpin thaifah (kelompok kecil) yang kemudian menjadi sebuah hizb

    (kelompok besar). Jika mereka berkumpul di atas apa yang diperintahkan Allah dan

    http://www.alinshof.com/2009/12/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat_18.htmlhttp://www.alinshof.com/2009/12/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat_18.htmlhttp://www.alinshof.com/2009/12/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat_18.htmlhttp://www.alinshof.com/2009/12/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat_18.htmlhttp://wahdah.or.id/http://wahdah.or.id/http://wahdah.or.id/http://wahdah.or.id/http://www.alinshof.com/2009/12/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat_18.htmlhttp://www.alinshof.com/2009/12/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat_18.htmlhttp://www.alinshof.com/2009/12/silsilah-pembelaan-para-ulama-dan-duat_18.html
  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    4/27

    Rasul-Nya tanpa menambah dan mengurangi, maka mereka adalah orang-orang

    beriman, bagi mereka apa yang ada pada kaum mukminin dan atas mereka (masalah

    mereka) juga atas (masalah) kaum mukminin. Adapun jika mereka telah menambahkan

    sesuatu padanya dan menguranginya, seperti sikap ta'asshub kepada orang yang

    masuk ke dalam kelompok mereka dengan kebenaran dan kebatilan serta berpaling dari

    orang-orang yang tidak termasuk golongan mereka kendati ia berada di atas kebenaranatau kebatilan, maka ini termasuk perpecahan yang dicela oleh Allah dan Rasul-Nya.

    Sebab Allah dan Rasul-Nya memerintahkan untuk berjama'ah dan bersatu serta

    mencegah berpecah belah dan berselisih serta memerintahkan pula membangun

    ta'awun di atas kebaikan dan ketakwaan disamping melarang saling berta'awun di atas

    dosa dan permusuhan".

    Adapun maksud hizbiyah dalam artikel ini, adalah hizbiyyah jenis kedua yang

    tercela. Sebab demikian-lah adanya, jika ia dimutlak-kan maka makna yang langsung

    terbetik dalam diri adalah ta'asshub dan fanatik golongan, kelompok atau jama'ah yang

    menaunginya. Dan ia merupakan penyakit sangat berbahaya dalam gerakan dakwah

    Islam, khususnya dakwah Ahlu Sunnah wal Jama'ah. Sebab, sikap hizbiyyah dapat

    dipastikan akan menyebabkan perpecahan dan pertikaian dalam tubuh umat

    Islam, memutuskan buhul-buhul ukhuwah yang susah payah dibangun atas

    pondasi tauhid. Hingga sampai pada taraf menghalalkan harga diri, kehormatan

    dan darah kaum muslimin, wal'iyadzubillah.

    Perlu diketahui pula, sejak mula semburat cahaya hidayah, perkara hizbiyyah

    telah mendapat perhatian serius dalam dakwah Islam. Dimana sebelum datangnya

    Islam hizbiyyah di bangun atas undang-undang dan ashabiyyah (fanatisme) kabilah

    serta hubungan darah. Pada masa itu, setiap kabilah merupakan representasi dari hizb

    (kelompok) tertentu, sedangkan induk daripada hizb tersebut adalah bangsa Qurays.Kemudian Islam datang dan menggalang persatuan serta persaudaraan diatas landasan

    imam. Disamping menegakkan Daulah Islamiyah di bawah naungan panji Islam, yang

    atasnya diterapkan al-wala wa al-bara'berdasar kekuasaan syar'iyyah yang satu. Setiap

    kali nampak fenomena ta'asshub kabilah, suku dan lain sebagainya, segera ditumpas

    oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam hingga beliau meninggalkan dunia fana ini.

    Karenanya, tidak ada (baca: tidak halal) hizbiyyah -dalam arti tercela-, ta'asshub,

    fanatisme golongan dan selainnya dalam Islam.

    Imam Abdul Qahir al-Baghdadi rahimahullahberkata: "Adalah kaum muslimin

    tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wasallam wafat berada di atas satu manhaj dalam

    ushul dan cabang agama, terkecuali mereka yang menampakkan persetujuan namun

    menyembunyikan kemunafikan".

    Imam asy-Syathiby rahimahullahberkata: "Islam senantiasa berkembang dan

    tegak jalannya selama hayat Nabi shallallahu alaihi wasallam, juga setelah beliau wafat

    serta kebanyakan dari zaman sahabat, hingga lahir di tengah-tengah mereka bibit

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    5/27

    penolakan (khuruj) terhadap as-sunnah, serta tenggelam dalam perbuatan bid'ah

    menyesatkan, seperti bid'ah Qadariyah dan Khawarij".

    Setelah itu, bersamaan dengan perguliran zaman lahir pula firqah-firqah dalam

    tubuh umat yang menyimpang dari jalan as-sunnah. Menyeru pada kebatilah berupa

    sikap fanatik (ta'asshub) terhadap kelompok serta perlakuan buruk lainnya yangdisasarkan pada kaum muslimin yang tidak sejalan dengan fikrah mereka. Dan induk

    dari kelompok-kelompok tersebut yang berandil besar memecah belah barisan kaum

    muslimin adalah Qadariyah, Syi'ah, dan Khawarij. Kemudian disusul oleh Mu'tazilah,

    Asya'irah, Maturidiyah, Shufiyyah dan selainnya. Demikian pula nampak dalam tubuh

    umat ini ta'asshub mazhabiyyah, dari kalangan Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi'iyyah dan

    Hanabilah, termasuk diantaranya jama'ah-jama'ah al-mu'ashirah (zaman sekarang) yang

    membangun manhaj mereka di atas sikap ta'asshub hizbiyyah serta fanatik terhadap

    kelompok dan masyaikh (guru-guru)-nya. Setiap dari mereka meng-klaim, bahwa

    kebenaran berada dalam selendangnya. Dan seterusnya, hingga sampai pada fitnah

    sikap saling mengkafirkan satu sama lainnya, memutuskan jalinan silaturahim,

    mengharamkan pernikahan terhadap mereka yang lain mazhab atau golongan, bahkan

    sampai menyulut api peperangan seperti yang terjadi di Ashbahan dan selainnya. Dan

    para ulama Ahlu Sunnah walillahilhamdu, berlepas diri dari sikap fanatisme mazhab

    semisal ini.

    Iman Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata: "Sepeninggal

    generasi-generasi terbaik umat ini, (disusul wafatnya para Imam abad ke IV H, dan

    perginya para pengikut angkatan pertama mereka) datanglah generasi yang memecah

    belah agamanya. Hidup bergolong-golongan dan masing-masing bangga dengan apa

    yang ada pada dirinya. Mereka memotong-motong perkara agamanya menjadi

    berkeping-keping. Segolongan orang menjadikan ta'ashub madzhabi (fanatismemadzhab) sebagai agama yang digenggam erat dan sebagai modal keyakinan yang

    digembor-gemborkan. Sementara segolongan lain merasa puas dengan sikap taklid

    buta. Mereka berpegang pada prinsip: "Sesungguhn ya kami mendapati bapak-bapak

    kami m enganut suatu agama dan sesunggu hnya kami adalah pengikut jejak-jejak

    mereka." (Qs: Az-Zukhruf: 23). Dua golongan manusia: muta'ashib (fanatik golongan)

    dan muqallid (orang yang taklid) di atas, sama-sama berada pada keadaan yang

    teramat jauh dari kebenaran yang semestinya diikuti. Rasanya tepat sekali jika

    ungkapan (ayat al-Qur'an al-Karim) berikut diarahkan pada mereka: "(Apa yang dari

    Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan bukan (pula)

    menuru t angan-angan Ahli Kitab" (Qs: an-Nisa': 123).

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Demikian pula memecah belah umat

    dan menguji mereka (imtihanun naas) pada apa yang tidak diperintahkan oleh Allah

    Ta'ala dan Rasul-Nya, seperti jika dikatakan pada seseorang: Engkau Syakiliy atau

    Qarfandiy; sungguh semua ini adalah nama-nama batil yang tidak pernah Allah Ta'ala

    turunkan. Tidak ada dalam kitab Allah, tidak pula pada sunnah Rasul-Nya shallallahu

    alaihi wasallam, dan juga tidak pada atsar yang ma'ruf dari Salaful Ummah, yakni

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    6/27

    Syakiliy dan tidak pula Qarfandiy. Dan wajib atas setiap muslim, jika ditanya tentang

    demikian untuk menjawab: Aku bukan Syakily dan bukan pula Qarfandiy, namun aku

    adalah seorang muslim yang mengikuti kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Telah kami

    riwayatkan dari Mu'awiyah bin Abi Sofyanradhiallahu anhu-, bahwa ia pernah bertanya

    pada Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma-: "Engkau berada di atas millah

    (kelompok) Ali atau millah Utsman? Maka Ibnu Abbas menjawab: "Aku bukan beradapada millah Ali dan bukan pula millah Utsman, namun aku berada di atas millah

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam".

    Adapun ciri dominan dari sikap hizbiyyah, sebagaimana disinggung para ulama

    adalah sebagai berikut:

    1. Mencegat pengikutnya duduk dan bergaul dengan orang lain yang bukankelompok mereka atau bukan pemberi bantuan kepada mereka. Maksud dan

    tujuan dari hal ini adalah untuk alasan protek kader dan anggotanya dari

    mendengarkan hal-hal yang menyelisihi manhaj (thariqah), atau yang akan

    membantah bid'ah mereka. Dan ini termasuk ciri yang paling berbahaya dari

    sikap hizbiyyah.

    2.Memandang rendah urgensi menuntut ilmu syar'i, dan tenggelam dalam hal-hal yang tidak bermanfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat mereka. Dan

    hal ini kebanyakan menyeret para pengusung hizbiyyah ke dalam perbuatan

    bid'ah tercela. Imam Ibnul Jauzi rahimahullahmeriwayatkan dari Abu

    Abdillah bin Khafif, ia berkata: "Sibukkanlah diri kalian dengan mengkaji ilmu,

    dan jangan terpedaya pada ucapan-ucapan kaum sufi Sungguh aku

    berangkat secara sembunyi-sembunyi menuju majelis ahli ilmu, dan tatkala

    mereka (para sufi) mengetahui hal tersebut mereka pun mendebat-kudengan berkata: "(dengan ilmu itu) engkau tidak akan selamat".

    3.Bersikap ekslusif, tertutup dan susah bergaul dengan kaum muslimin secaraumum, dan hanya bergaul dengan orang-orang yang bersama mereka dalam

    satu kelompok, jama'ah, majelis dan sebagainya. Padahal Islam sebagai

    rahmat bagi segenap umat manusia. Adapun sikap ekslusif akan mencegah

    pelakunya dari menyampaikan kebenaran kepada kaum muslimin. Umar bin

    Abdul Aziz rahimahullahberkata: "Jika engkau menyaksikan suatu kaum

    menyembunyikan sesuatu dari agamanya, dan tidak untuk umum maka

    ketahuilah, mereka berada di atas pondasi kesesatan".

    4.Mengarahkan al-wala' dan al-bara'hanya kepada kelompok, jama'ah, syaikh,madzhab dan selainnya, dan bukan kepada Islam. Dalam Shahih Bukhari,

    sebagaimana telah kami singgung dalam artikel-artikel sebelumnya, tentang

    kisah seorang Muhajirin dan seorang dari kalangan Anshar bertikai, lalu

    pemuda Muhajirin menyeru: "Wahai kaum Muhajirin", sedangkan pemuda

    Anshar memanggil: "Wahai kaum Anshar", lalu Nabi shallallahu alaihi

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    7/27

    wasallam datang seraya berkata: "Ada apa dengan seruan-seruan Jahiliyah

    ini, tinggalkanlah sungguh ia tercela". Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah

    rahimahullahberkata berkenaan dengan makna panggilan Jahiliyyah ini:

    "Bahwasanya ia semisal panggilan (seruan) kepada kabilah, fanatik terhadap

    seseorang, dan termasuk diantaranya taasshub kepada mazhab, kelompok,

    masyaikh dan mengutamakan sebagian di atas sebagian lainnyaberdasarkan hawa nafsu dan taasshub, berintisab kepadanya dan menyeru

    orang kepadanya, memberi wala' padanya serta mengarahkan bara'

    (permusuhan) atasnya pula, serta menimbang (menakar) manusia

    dengannya (apa yang ada pada dirinya). Maka semua ini termasuk dalam

    kategori seruan jahiliyyah".

    5.Merasa diri paling suci, bersih, dan paling benar. Hingga tidak segan-seganmencerca dan merendahkan orang lain, bahkan menimbang kebenaran

    seseorang atau kelompok lain dengan diri mereka. Jika sesuai maka ia

    berada di atas kebenaran dan jika tidak dapat dipastikan ia adalah ahli bid'ah

    yang sesat, dan pantas diaplikasikan atasnya muamalah terhadap ahli bid'ah.

    Karenanya, kelompok yang memiliki ciri semacam ini begitu mudah bertikai

    dan berpecah, hanya lantaran masalah sepele yang tidak ada kaitannya

    dengan manhaj, bukan hanya terhadap mereka yang berada di luar

    kelompoknya, bahkan yang paling ramai adalah perpecahan yang terjadi

    antara mereka sendiri. Ibnu Abdil Barr rahimahullahberkata: "Tidak boleh

    seorang pun menguji manusia dengannya (mazhab, kelompok, dan

    selainnya. pent), dan tidak boleh pula memberi wala lantaran nama-nama ini,

    serta menanamkan permusuhan karenanya. Sebab makhluk yang paling

    mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka, dari

    golongan mana pun ia berasal".

    Dari paparan muqaddimah ini, maka dapat kami simpulkan bahwa hizbiyyah

    dalam arti ta'asshub dan fanatisme golongan merupakan perkara terlarang (baca:

    haram) dalam agama, disamping sebagai sebab utama memecahbelah umat Islam dan

    melemahkan perjuangan umat Islam dalam menghadapi makar musuh-musuh yang

    setiap saat mengintai kelemahan umat ini.

    Masih dalam tudingannya terhadap lembaga dakwahWahdah Islamiyah, al-akh Sofyan

    Klahlid berkata:

    Keempat : al-Hizbiyyah

    Jawaban:Masalah hizbiyyah, termasuk ciri dominan padanya telah kami singgung

    secara singkat di atas. Namun yang menjadi catatan, bahwa Sofyan Khalid dankelompok "salafy" memahami perkara hizbiyyah secara amat sederhana.Syawahidyang dikemukakan Sofyan Khalid menjadi bukti hal ini. Bahkan salah

    http://wahdah.or.id/http://wahdah.or.id/http://wahdah.or.id/http://wahdah.or.id/
  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    8/27

    seorang dari kelompok "salafy" berkata: "Karena salafy bukanlah suatukelompok, organisasi, tandzim atau jama'ah sebagaimana PKS, yangmemiliki AD-ART dan manhaj tersendiri, yang berbeda dengan partai ataukelompok lainnya". Jadi ukuran hizbiyyah di sini adalah wujud lembaga-lembaga, organisasi-organisasi, cabang-cabang dan sebagainya, dan bukan lagi

    sesuai atau tidak dengan al-Kitab wa as-Sunnah. Kendati oleh Sofyan Khalidtidak spesifik mengarahkan tuduhan hizbiyyah hanya karena wujud organisasiatau lembaga, sebab mereka pun telah membentuk yayasan-yasasan Islamyang memiliki aturan-aturan dan tandzim tertentu.

    Celakanya, pemahaman sempit terhadap hizbiyyah ini, kemudiandijadikan Sofyan Khalid dan kelompok "salafy" untuk mengeluarkan kelompok-kelompok lain selain mereka dari barisan Ahli Sunnah, tak terkecuali WI, denganalasan yang sangat tendensius dan dipaksakan. Tidak ada yang selamat kecuali kelompok mereka dan orang-orang tertentu- dari sematan gelar hizbiyyahala fahmi "salafy". Seakan dirinya dan kelompok "salafy" yang paling suci dan

    bersih dari noda-noda penyimpangan ini (hizbiyyah). Padahal, dzahirahhizbiyyah pada mereka begitu amat nampak seterang matahari. Namun lantaranghurur terhadap nisbah terhadap manhaj salaf, lalu diembel-embelkan padanama sebagai as-Salafiyatau al-Atsariy, membuat mereka merasa diri aman dariterjatuh dalam kubangan hizbiyah tercela. Sepengetahuan kamiwallahu a'lam-,tidak ada kelompok atau jama'ah yang paling ghururakan diri mereka melebihikelompok "salafy". Merasa paling selamat, paling baik, paling ahli sunnah danpaling bersih dari segala kekeliruan termasuk sifat hizbiyyah. Hingga pada tarafmemastikan secara umum, bahwa mereka semua yang ada dalam kelompoknyatelah mengamalkan semua sunnah-sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam.Pokoknya jika anda telah bergabung bersama mereka, mendapat tazkiyah paraustadz-ustadznya, maka anda mendapat jaminan selamat dari hizbiyyah serta

    jaminan pembelaan jika ada yang mencoba mengusik diri anda. Makanya tidakaneh bila seorang ulama, du'at atau jama'ah tertentu terjatuh dalam kekeliruansekali saja, yang oleh kelompok "salafy" dianggap sebagai sebuahpenyimpangan kendati mereka yang tergelincir salah itu memiliki kebaikan amatbanyak, otomatis langsung dicerca, dituding bahkan dieliminasi dari barisan AhliSunnah. Sementara kita saksikan, generasi terbaik dalam umat ini, yaknisebagian sahabat-pun sempat terjatuh ke dalam perbuatan hizbiyyah, sepertitelah kami singgung di atas tentang kisah dua orang sahabat dari kalanganMuhajirin dan Anshar kala bertikai. Beruntung di sisi mereka masih hidupRasulullah shallallahu alaihi wasallam, hingga fitnah semacam ini segeradiredam dan tidak sampai meluas menjadi pertumpahan darah. Saat itu beliaubersabda: "Ada apa ini, (ini adalah) seruan ahli Jahiliyah!!, tinggalkanlah, sebabia tercela".

    Padahal jika hanya sekedar nama, intishab, atau duduk dalam satu majelis

    tertentu, belumlah merupakan jaminan seorang itu selamat dari belitan hizbiyyah.

    Bahkan boleh jadi sebaliknya, lantaran nama dan intishab itu seorang justru rentan

    ternodai kotoran hizbiyyah. Coba renungi sejenak atsar di atas. Jelas sekali

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    9/27

    mengisahkan, bahwa para sahabat mulia, yang hidup bersama Rasulullah shallallahu

    alaihi wasallam sempat tergelincir dalam ranah hizbiyyah. Padahal, yang mereka

    teriakkan adalah tasmiyah syar'iyah (nama-nama syar'i) yang diabadikan al-Qur'an, yaitu

    Muhajirin dan Anshar. Akan Tetapi, tokh nisbah mereka terhadap tasmiyah itu tidak

    menjamin mereka selamat dari jeratan tahazzub, kendati tanpa disengaja. Atsar ini pula-

    lah yang semestinya mengajarkan kita, bahwa nisbah kepada tasmiyah syar'iyah sajatidak menjamin seseorang terjerumus ke dalam lingkaran tahazzub, apalagi tasmiyah

    (baru) yang datang kemudian dan tidak dikenal pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi

    wasallam. Hal ini agar kita tidak merasa aman lantaran nisbah tersebut. Bahkan seakan

    kita berteriak bangga sambil menepuk dada, bahwa apapun yang dilakukan (selama

    masih memakai nisbat tersebut) tidak akan menjerumuskannya ke dalam lingkaran

    hizbiyah.

    Olehnya, al-Allamah asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

    rahimahullah kala menyaksikan fenomena mengerikan dari sebagian orang yang

    menisbatkan diri dengan manhaj salaf, sampai menyebut bahwa "salafiyah" mereka itu

    sebagai kelompok (yang dalam bahasa arabnya disebut al-hizb. pent), seperti beliau

    isyaratkan dalam Syarh al-Arba'in an-Nawawiyah: "Apabila di tubuh umat ini banyak

    muncul apa yang disebut hizb, maka kamu jangan bergabung dengan kelompok

    tersebut. Pada zaman dahulu beberapa kelompok tersebut telah muncul, seperti

    Khawarij, Mutazilah, Jahmiyah, dan Rafidhah. Kemudian pada periode akhir-akhir ini

    muncul kelompok yang disebutIkhwaniyyun, Salaf iyyun, Tablighiyyun , dan beberapa

    kelompok yang serupa. Tanggalkanlah semua kelompok ini di sisi kirimu dan ikutilah

    imam, yaitu apa-apa yang disebutkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam

    sebuah hadits: "Berpegang teguhlah kalian kepada sunnahku dan sunnah para khalifah

    yang mendapat petunjuk".

    Tidak diragukan lagi bahwa tugas wajib seluruh kaum muslimin adalah menganut

    madzhab generasi salaf, bukan bergabung kepada hizb tertentu yang disebut salafiyyun.

    Umat Islam menganut madzhab Salafus Shalih, bukan menganut kelompok yang

    disebut Salafiyyun. Kenapa? Karena disana ada jalan salaf, dan disana ada hizb yang

    disebut As-Salafiyyun, yang harus dianut adalah mengikuti jalan generasi salaf".

    Tentunya pandangan al-Allamah asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-

    Utsaimin rahimahullah tidak berangkat dari butanya beliau akan salafiyah itu sendiri.

    Bahkan ia dibangun atas asas ilmu dan bashirah bahwa salafiyah adalah nisbah kepada

    manhaj Rasulullah shallallahu alaiahi wasallam dan para sahabatnya, serta pemahaman

    para ulama salaf. Akan tetapi, kala beliau mencium gelagat (pada akhir-akhir ini) bahwa

    salafiyah telah berganti menjadi sebuah kelompok atau hizb, dan bukan lagi sekedar

    manhaj dan pemahaman, maka tanpa ragu beliau menyatakan untuk menjauhi semua

    itu. Wallahul musta'an.

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    10/27

    Simak pula perkataan Fadhilatus Syaikh al-Allamah Bakr Abu Zaid

    rahimahullah dalam karya monumenal-nya Tashnifun Nas Baina ad-Dzonniy wa al-

    Yaqien:

    ,,.

    "Di zaman sekarang, yang mengambil peran besar dalam penyebaran fitnah ini

    (fitnatut tashnif) adalah sebagian orang yang menisbatkan diri kepada sunnah dan

    nenutupi dirinya dengan jubah salafiyahsebagai bentuk kedhaliman terhadap manhaj

    tersebut lalu mereka mencela para du'at dengan tuduhan-tuduhan keji, berdasarkan

    hujjah yang lemah, dan menyibukkan diri dengan kesesatan tashnif (menggolong-

    golongkan manusia).Inilah firasat dua ulama besar Ahlus Sunah wal Jama'ah abad ini, yang

    menyatakan bahwa salafiyah telah bermetamorfosis dari sebuah manhaj dan

    pemahaman menjadi sebuah kelompok atau hizb, yang tentunya rentan terjerembab

    dalam kubangan ta'ashub dan tahazzub. Bahkan hal ini lebih ditegaskan oleh realita

    yang nampak. Yakni mudahnya kelompok "salafi" berpecah belah dan saling memakan

    antara satu dengan yang lain sebagaimana telah kami singgung dalam artikel kami

    "Fenomena "salafi" dan Manhaj Mengkritik Terhadap Orang Lain". Bahkan prilaku

    hizbiyyah yang amat mengerikan begitu nampak pada diri kelompok ini, dimana mereka

    melazimkan (baca: mewajibkan) bantahan terhadap kelompok-kelompok yang dituding

    menyimpang, namun pada saat yang sama kala datang kritikan-kritikan kepada mereka,

    kendati dari para ulama kibar Ahlu Sunnah abad ini semisal Syaikh Abdul Aziz bin

    Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Syaikh Bakr Abu Zaid, Syaikh

    Abdullah al-Jibrin rahimahumullah, maka ustadz-ustadz "salafy" mencegat murid-muridnya mendengar apalagi mendekati sumber-sumber kritikan tersebut, dengan dalih

    memproteksi diri dari syubhat. Subhanallah, nasehat kebenaran yang bersumber dari al-

    Qur'an, as-Sunnah dan perkataan para ulama salaf dikategorikan sebagai syubhat.

    Apalagi jika nasehat dan kritik itu bersumber dari mereka yang memang dituding

    sebagai Ahli Bid'ah oleh kelompok "salafy", maka dapat dipastikan akan menuai

    gelombang bantahan dan cercaan. Wallahul Musta'an.

    Sofyan Kholid berkata:

    Syawahid-nya (buktinya) banyak sekali, diantaranya ungkapan sebagian orang

    WI, bahwa organisasi mereka adalah organisasi yang paling terbaik di dunia.

    Tanggapan :

    1.Bukti (syahid) ini tergolong baru. Bahkan mungkin belum pernah disinggung olehpersonal kelompok "salafi" sebelumnya. Sementara tudingan hizbi (kepada WI)

    telah lama sekali, yakni sejak wujud WI masih berupa sebuah Yayasan.

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    11/27

    Barangkali ini merupakan hasil perenungan mendalam serta kajian yang

    menguras energi Sofyan Khalid dalam mengais-ngais kesalahan orang lain.

    Kalau dulu yang diserang adalah zat Yayasan-nya, karena yayasan menurut

    kelompok "salafy" (dahulu) merupakan bid'ah tercela yang mengarah pada sikap

    tahazzub. Namun lantaran mereka sendiri yang kemudian hari ramai-ramai

    membentuk Yayasan, maka tudingan dipalingkan sedikit, bahwa WI menyatakanorganisasi-nya yangpaling terbaik di dunia?! Dari sini nampak cerminan kondisi

    manhaj yang mereka berpijak di atasnya. Tidak ada kepastian dan dapat

    bergonta-ganti menurut kebijakan ulama dan ustadz panutan kelompoknya. Dan

    masih banyak lagi, termasuk istilah-istilah yang (dahulu) menjadikan mereka

    alergi, lantaran menurut asumsi mereka merupakan ciri khas kelompok IM hizbi

    yang harus dijauhi, namun kemudian diterima, sebab para Masyaikh dan ustadz-

    ustadz-nya pun menggunakannya.

    2. Kami dan siapa-pun pasti merasa sangat lucu jika benar ada ungkapan "batil"semacam ini. Kalimat hiperbola, "paling terbaik di dunia", mungkin hanya

    diucapkan oleh anak kecil yang bangga atas mainan buatannya. Artinya, kalau

    tokh benar apa yang dikatakan oleh Sofyan Khalid, maka kami berlepas diri dari

    klaim "terbaik di dunia" ini. Akan tetapi, apakah penyataan "lucu" yang berasal

    oknum majhul yang dinisbatkan pada WI, lalu dikatakan sebagai sikap resmi WI,

    yang kemudian menjadi alasan pembenaran nisbat hizbiyyah padanya dan

    berhak diusir dari barisan Ahlu Sunnah?! Pembaca budiman, ini jelas

    menunjukkan rusaknya manhaj (metode) mereka dalam menentukan satu hukum

    bagi seseorang atau jama'ah lain. Hanya karena pernyataan seseorang yang

    majhul, kemudian digeneralisir kepada seluruh personal yang jumlahnya puluhan

    ribu, ini merupakan satu metode dzalim yang menyimpang. Banyak sekali bukti

    yang menunjukkan rusaknya manhaj mereka ini. Makanya, dalam satumuhadharah, dengan entengnya seorang ustadz "salafy" mengeliminasi

    sekaligus mentahdzir al-Ustad Yazid bin Abdul Qadir Jawwas hafidzahullah-

    hanya lantaran namanya tercantum bersama nama Dr. Hidayat Nur Wahid, MA

    sebagai pentashih (pengoreksi) terjemahan al-Qur'an. Artinya, siapapun anda,

    jika kepergok oleh kelompok "salafy" berhubungan dengan kelompok yang

    mereka tuding sebagai ahli bid'ah, kendati hanya nama, maka anda-pun akan

    kena getahnya. Padahal, kalau mau, sekali lagi kalau mau, kami pun bisa

    menggunakan metode "rusak" mereka ini dalam menjatuhkan vonis hukum

    terhadap kelompok "salafy", bahwa kelompok ini adalah menifestasi dari fikrah

    Khawarij hizbiyyah masa kini, lantaran perbuatan beberapa oknum murid kajian

    kelompok "salafy", diantaranya yang jelas menyatakan di hadapan salah seorang

    ikhwah di Raha, sebagai jawaban terhadap salam yang diarahkan padanya:

    "Laa, kita berbeda akidah, ana ahlul jannah wa anta ahlun naar !?", namun

    alhamdulillah kami tidak sepicik itu. Dan kami tidak ingin mengotori manhaj

    penilaian kami terhadap orang lain yang di bangun di atas kaidah ilmiyah,

    dengan manhaj rusak seperti ini.

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    12/27

    3. Sekali lagi, jika apa yang dikatakan oleh Sofyan Khalid benar, maka kamitegaskan telah berlepas diri darinya. Dan bahwasanya, penyataan satu oknum

    tidak bisa digeneralisir kepada keseluruhan personal jama'ah. Disamping ia

    sebagai nasehat bagi kita semua, utamanya personal WI agar sedapat mungkin

    menjauhi dan meninggalkan seluruh hal-hal yang mengarah pada sikap

    ta'asshub hizbiyyah, dan perasaan bangga serta merasa paling baik lantaranberafiliasi dengan sebuah jama'ah dakwah tertentu. Jadikan-lah manhaj Ahlu

    Sunnah wal Jama'ah sebagai satu-satunya manhaj dalam dakwah dan tarbiyah.

    Sebab jalan selain metode Ahli Sunnah adalah jurang kebinasaan. Diamana-pun

    anda berada, selama kelompok itu tegak di atas manhaj yang haq, maka ia lebih

    berhak untuk mendapatkan wala'. Dan Alhamdulillah, kami tidak seperti sikap

    para asatidzah "salafy" yang secara sharahah mentazkiyah seluruh salafiyyun

    telah mengamalkan seluruh sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dalam

    artian, kesalahan dan kekeliruan amat jauh dari mereka, hingga nasehat dan

    peringatan tidak perlu di arahkan pada mereka, dan hanya kepada orang-orang

    yang berada di luar lingkup kelompoknya.

    Sofyan Kholid mengatakan :

    Mereka juga senantiasa memunculkan nama WI hampir dalam setiap kegiatan

    mereka, seakan-akan hanya berdakwah menuju organisasi, dan bagaimana cara

    membesarkannya. Hal ini dengan mudah didapati dalam situs-situs resmi maupun blog-

    blogpribadi mereka. Dalam salah satu tingkatan dauroh mereka terdapat jadwal materi

    khusus membahas tentang perjalanan dakwah WI.

    Tanggapan :

    1.Ungkapan ini tergolong aneh, sebab lahir dari jiwa yang disesaki sifat benci danapriori. seakan mengisyaratkan bahwa Sofyan Kholid hidup ber- 'uzlah jauh dari

    keramaian. Sebab fenomena yang ia singgung di atas merupakan kenyataan

    yang telah memenuhi dunia Islam, dimana tidak satu kegiatan-pun baik sosial

    maupun dakwah kecuali disertakan sponsornya. Bahkan kerajaan Saudi Arabia

    lebih dahulu mempopulerkan hal ini, dan tidak ada seorang ulamapun -

    sepanjang pengetahuan kami- yang mengingkari fenomena ini, hingga seolah

    telah menjadi ijma' sukutidi antara mereka. Sebagai contoh, Rabithotul 'Alam

    al-Islami. Hampir semua kegiatan organisasi dakwah ini selalu disertakan

    namanya, Tadribud Du'at Rabithoh, Dauroh Rabithoh, masjid yang di bangun

    Rabithoh, bahkan ada da'i Rabithoh dan selainnya. Dan sekali lagi, sepanjang

    pengetahuan kami tidak ada seorang ulamapun yang mengatakan Rabithoh

    adalah organisasi hizbiyah lantaran selalu memunculkan nama dan lambang

    organisasinya dalam setiap kegiatan-kegiatan sosial keagamaan. Lucunya,

    dalam Daurah kelompok "salafy" yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di

    Masjid Raya Makassar jelas-jelas terpampang sponsor kegiatan tersebut yakni

    KSP (Koperasi Simpan Pinjam) NV. Hadji Kalla, yang kemungkinan besar

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    13/27

    melakukan muamalah dan transaksi perkoperasian dengan sistem ribawi. Dan

    kami kira pembaca pun sudah maklum "kaidah masyhur" kelompok "salafy",

    yakni "boleh bagi kami dan haram bagi kalian!?".

    2.Kalau belum jelas juga bagi Sofyan dan kelompok "salafy", maka kami tegaskanhujjah lain, bahwa sumber dana bagi organisasi Rabithah 'Alam al-Islamy, Ihyaat-Turats, Wahdah Islamiyah dan selainnya adalah dana dari umat, yang

    dititipkan dan dipercayakan untuk kegiatan dakwah dan perjuangan kaum

    muslimin. Olehnya, seluruh "embel-embel" nama dan kegiatan-kegiatan tersebut

    yang diapload dalam situs resmi WI adalah dalam rangka dokumentasi dan

    pertanggungjawaban di hadapan umat akan penggunaan dana tersebut. Agar

    jelas dan gambalng, bahwa dana yang mereka titipkan telah digunakan untuk

    Dakwah dan perjuangan kaum muslimin. Bukan tahazzub sebagaimana "sangka

    baik" Sofyan, yang hanya melihat dari satu sisi yang sempit lalu menarik

    kesimpulan, kendati tidak di atas ilmu dan bashirah, namun atas kebencian dan

    sikap apriori hizbiyah.

    Sofyan Kholid mengatakan :

    Demikian pula mereka sangat bangga dengan pujian-pujian tokoh maupun

    masyarakat kepada WI, diantaranya pujian-pujian beberapa tokoh kepada WI dan buku

    Sejarah WI terus menerus diiklankan dalam website resmi WI. Pujian-pujian ini

    membuat mereka lalai dari segala penyimpangan. Mereka telah tertipu dengan pujian-

    pujian semu yang membuat mereka bangga dengan apa yang mereka miliki.

    Selain itu, hampir seluruh aktivitas dakwah kader-kader WI, dimana pun mereka

    berada, senantiasa menonjolkan label WI, sehingga orang-orang awam di kalanganmereka bisa langsung memiliki persepsi memang beda antara WI dan Salafy. WI

    mengajak kepada organisasi, sedang Salafy mengajak untuk berpegang teguh

    dengan Al-Kitab dan As-Sunnah ala pemahaman sahabat.

    Tanggapan :

    1. Sungguh mengherankan sikap Sofyan Khalid tersebut. Permasalahan tazkiyah pun

    dikait-kaitkan dengan masalah hizbiyyah. Padahal tidak ada satu ulama yang

    mengingkari masalah permohonan dan pemberian tazkiyah pada seseorang atau

    jama'ah tertentu. Bahkan ia merupakan kebiasaan para ulama salaf sejak dahulu hingga

    hari ini.

    2. Ketergesaan Sofyan Khalid masuk dalam wilayah niat dan maksud seseorang. Dan

    ini pula yang menjadi kebiasaan asatidzah "salafy", sebagaimana telah kami singgung

    dalam artikel sebelumnya. Siapa yang membisikkan anda wahai Sofyan, bahwa WI

    "sangat bangga" dengan pujian-pujian tersebut? Apakah lantaran tazkiyyah dipaparkan

    dan dimuat (maaf: bukan di"iklankan", sebagaimana penghinaan Sofyan Khalid)

    http://wahdah.or.id/http://wahdah.or.id/http://wahdah.or.id/
  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    14/27

    merupakan qarinah hingga kemudian Sofyan mengambil kesimpulan bahwa WI sangat

    berbangga dengan-nya?! Kalla wahai Sofyan, tazkiyah yang dimuat dalam website WI

    adalah merupakan bukti keterbukaan dan pengakuan akan keberadaan dakwah WI

    sebagai gerakan Ahlu Sunnah wal Jama'ah di tanah air ini. Demikian pula, tazkiyah akan

    lebih menanamkan rasa tsiqoh umat terhadap misi dakwah yang diusung oleh WI, yakni

    dakwah Ahlu Sunnah wal Jama'ah. Disamping sebagai penguat keyakinan umat akanpenunaian amanah yang mereka titipkan pada dakwah WI demi perjuangan dakwah

    Islam yang berasas manhaj Ahlu Sunnah. Dan bukan untuk berbangga-bangga apalagi

    sampai melalaikan dari penyimpangan. Walhamdulillah.

    3. Anehnya, justru yang terjebak dalam hal perlombaan mengumpulkan tazkiyah dan

    pujian adalah kelompok "salafy". Hingga tidak mengherankan jika dalam situs-situs

    mereka, kala membela Syaikh Rabi' al-Madkhali, banyak memaparkan pujian-pujian

    ulama terhadap-nya, bahwa Syaikh fulan mengatakan Syaikh Rabi' ulama jarh wa ta'dil

    zaman ini, Syaikh Rabi' sebagai pengusung Ahlu Sunnah dan sebagainya. Atau

    tazkiyah Ust. Khaidir yang disebarkan ke seantero kota Makassar, bahwa Ust.

    Zulkarnain-lah (saudara kandung Ust. Khaidir) yang paling berhak menyarah kitab

    Bulughul Maram di kota Makassar ini!?. Dan semua ini dimuat (bukan di"iklan"kan)

    dalam situs-situs kelompok "salafy". Sekali lagi sangat aneh. Seakan yang boleh

    memuat tazkiyah dan pujian hanya kelompoknya saja dan tidak bagi selain mereka. Jika

    ternyata ada yang melakukannya, lantas dituduh berbangga dengannya dan merupakan

    ciri hizbiyyah. Demikian-lah kondisinya jika sikap inshof itu telah diangkat dari dada

    seseorang. Dan inilah yang banyak disedihkan oleh para ulama, termasuk Imam Malik

    bin Anas rahimahullah, kala menyatakan: "Tidak ada yang paling sedikit di zaman kita

    ini melebihi sikap inshof". Ini beliau ucapkan pada zamannya, maka bagaimana jika

    beliau menyaksikan sendiri kenyataan pada zaman sekarang ini? Wallahul musta'an.

    4. Kami tidak tahu bagaimana jadinya jika dana ummat dikelola oleh kelompok "salafy".

    Barangkali laporan-laporan mereka hanya menyatakan bahwa, "dana tersebut

    digunakan oleh Ahlu Sunnah, untuk kegiatan dakwah Ahlu Sunnah, menyantuni anak-

    anak yatim Ahlu Sunnah, dan mendirikan mesjid-mesjid Ahlu Sunnah. Adapun

    dokumentasi kami ("salafy"), maka itu merupakan hal yang tidak perlu, apalagi terjadi

    khilaf di dalamnya tentang hukum foto, dan kami takut terjebak dalam kubangan

    hizbiyyah lantaran menampilkan label-label yayasan yang rentan melahirkan

    kebanggaan dan sikap tahazzub. Olehnya terima saja laporan ini, pokoknya disalurkan

    oleh Ahlu Sunnah dan untuk Ahlu Sunnah, titik". Bukti yang masih hangat dalam

    ingatan, adalah persoalan bantuan Yayasan al-Haramain untuk pembangunan Masjid

    markaz kelompok "salafy". Saat dimintai laporan berupa dokumentasi foto lengkap

    dengan lambang Yayasan al-Haramain sebagai kelengkapan laporan pada sang

    empunya dana yang disalurkan melalui Yayasan al-Haramain, kelompok "salafy" ini

    menolak bahkan uring-uringan. Seraya menyembunyikan lauhah (papan nama) al-

    Haramain tersebut. Makanya, Ust. Ikhwan Abdul Jalil, Lc (sebagai mandub al-Haramain

    untuk Sulawesi Selatan) mengambil inisiatif berziarah kepada mereka sekaligun

    meminta lauhah tersebut dikembalikan jika memang kelompok "salafy" tidak mau dan

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    15/27

    tidak membutuhkan. Namun apa yang terjadi, justru Khaidir malah mengusir Ust.

    Muhammad Ikhwan dari masjid-nya (yang merupakan hasil bantuan yayasan al-

    Haramain), lalu dijelaskan alasan pengusiran tersebut oleh Ust. Zulkarnain dalam

    muhadharahnya, bahwa Ust. Muhammad Ikhwan datang untuk mencuri !?. Yas

    Salaam, seperti ini-lah akhlaq Ustadz "salafy" yang katanya paling berhak menyarah

    kitab Bulughul Maram di kota Makassar ini.!!.

    Sofyan Kholid mengatakan :

    Sampai pada urusan pernikahan, mereka berusaha bagaimana agar Ikhwan dan

    Akhwat mereka hanya menikah dengan sesama mereka saja, tidak dari luar kalangan

    WI, tanpa mengecek dulu apakah orang yang dari luar WI yang hendak menikah dengan

    kadernya tersebut bermanhaj yang lurus atau tidak, hal ini benar-benar terjadi, hanya

    karena berhubungan dengan permasalahan pribadi, maka saya tidak menyebutkan

    nama-nama mereka.

    Tanggapan:

    1.Sekali lagi, ternyata dugaan kami benar. Seluruh tudingan-tudingan akh Sofyanhanya dibangun di atas permasalahan pribadi, yang kemudian dikait-kaitakan

    dengan manhaj WI secara keseluruhan. Boleh jadi yang melakukan hal ini hanya

    bersifat pesonal, yang kemudian secara zalim digeneralisir oleh Sofyan.

    2. Masalah pernikahan, baik dalam proses pemilihan hingga persetujuandikembalikan pada pribadi-pribadi yang akan menikah. Khususnya bagi seorang

    akhwat, dasar pertimbangan dalam menentukan pilihan mereka bukan hanya

    baiknya agama seseorang, tapi juga akhlak yang baik. Ini sebagaimanaditegaskan oleh sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dari Abu Hurairah

    radhiallahu anhu: "Apabila datang kepadamu seseorang yang kamu ridhoi

    agama dan akhlaknya, maka nikahkan-lah, sebab jika tidak maka akan terjadi

    fitnah di dunia dan kerusakan yang besar. Perhatikan fikih hadits ini, pertama,

    bahwasanya sebuah pernikahan itu tidak hanya ditentukan oleh kebaikan agama

    seorang (lelaki), namun juga kelurusan akhlak dan kebaikan budi pekertinya.

    Kedua, dikarenakan kebaikan agama dan akhlak merupakan tuntutan dalam

    sebuah pernikahan, disamping kondisi syari'at Islam yang mengharamkan

    hubungan pranikah antara seorang wanita dan pria (pacaran), maka diperlukan

    peran pihak ketiga dalam membantu sang wanita melihat dan mengetahui

    kondisi agama dan akhlak pria yang bakal menjadi pendampingnya. Dantentunya pihak ketiga di sini, adalah orang yang paling dekat atau dipercaya oleh

    sang wanita, baik itu bapak kandungnya, saudara lelakinya atau seorang yang

    benar-benar ia percaya. Akan tetapi, semua pihak-pihak yang kami sebutkan di

    sini, hanya sebatas memberi gambaran dan saran bagi pihak wanita, dan bukan

    sebagai pengambil keputusan apalagi memaksakan kehendak mereka. Nah,

    dalam hal ini, para asatidzah yang dipercaya dan dimintai konfirmasi tentang

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    16/27

    ikhwan yang ingin melamar seorang akhwat memberi penilaian terhadapnya,

    sebagaimana hadits Fathimah binti Qais yang datang meminta pertimbangan

    pada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam perihal dua pria yang hendak

    melamarnya, maka Rasulullah pun bersabda: "Adapun Abu Jahm, ia tidak

    pernah menurunkan tongkatnya dari pundaknya, sedangkan Mu'awiyah ia

    adalah seorang yang miskin dan tidak memiliki harta". Olehnya, jangan salahkanmereka jika tidak memberi rekomendasi pada sebagian orang lantaran agama

    atau akhlaknya bermasalah. Merupakan sesuatu yang tidak masuk akal,

    seorang akhwat yang dibina di atas ilmu syar'i dan akhlak islami terpuji, lalu

    dinikahkan dengan seorang yang buruk agamanya atau berperangai jelek serta

    menganggap sebagai taqarrub kepada Allah sifat kasar, mencela, menuding dan

    menjatuhkan vonis sesat terhadap orang lain, bahkan terhadap majelis dimana

    akhwat tersebut menimba ilmu. Karenanya, sebagai masukan, jika kawan-kawan

    "salafy" ingin agar lamaran ikhwah mereka dipertimbangkan di WI, maka yang

    paling utama adalah koreksi diri, akhlak dan perangai terhadap sesama kaum

    muslimin terlebih pada para ulama dan du'at.

    3. Tapi jika Sofyan tetap ngeyel, bahwa fenomena pernikahan di atas sebagaitimbangan hizbiyah, maka silahkan antum dan kelompok "salafy" berkaca diri.

    Siapa yang benar-benar masuk dalam timbangan ini, sang penuduh atau yang

    tertuduh. Ala kulli hal, banyak di antara akhwat WI yang telah menikah dengan

    ikhwah "salafi", ikhwah Jama'ah Tabligh (sebab akhwatnya ngotot ingin menikah

    dan tidak mengindahkan berbagai pertimbangan), bahkan IM. Uniknya, sikap

    kawan-kawan "salafy" sama persis dengan ikhwah JT. Tidak ada rasa terima

    kasih terhadap "hadiah" akhwat dari WI. Sebab akhwat-akhwat yang datang

    minta pertimbangan para asatidzah untuk menikah dengan mereka,

    menyampaikan mubarrir, bahwa ikhwah-ikhwah tersebut memberi jaminanpadanya untuk tetap mengikuti tarbiyah dan kajian-kajian ilmu syar'i, namun

    kenyataannya, janji-janji itu mereka khianati sendiri. Maka pertanyaan kami

    wahai Sofyan, adakah antum konsisten terhadap tuduhan yang antum bidikkan

    pada WI, bahwa dalam urusan pernikahan akhwat-akhwat "salafy" terbuka bagi

    siapa saja tanpa ada pertimbangan agama dan akhlak ikhwah yang hendak

    melamarnya?! Dan apakah antum tidak punya ghirah terhadap akhwat-akhwat

    antum jika datang kepadanya seorang yang agama dan akhlaknya bermasalah,

    lalu antum hanya diam saja lantaran takut terjebak dalam hizbiyyah?! Kami tidak

    tahu secara pasti, namun adakah akhwatakhwat "salafi" yang menikah dengan

    ikhwahikhwah WI?! Kami khawatir, antum menyikapi WI seperti ahlul kitab,

    halal di nikahi akhwatnya, dan halal pula di cela, dighibahi, dan difitnah

    ikhwahnya !??.

    Sofyan Khalid berkata:

    Barangkali apa yang saya sebutkan ini hanyalah perbuatan sebagian orang, namun

    untuk menyebutkan ini hanyalah oknum terlalu sulit, sebab penyimpangan-

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    17/27

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    18/27

    Dan cukuplah kami memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala agar menjaga umat ini,

    jangan sampai terjebak dan tertipu dengan permainan kata-kata, namun berujung

    kehancuran dan kebinasaan.

    Sofyan Khalid berkata:

    Demikianlah secuil catatan dari saya, meski belum mencakup keseluruhan

    penyimpangan yang diingatkan bahayanya oleh asatidzah Salafiyin. Namun harapan

    saya agar orang-orang WI yang membacanya tidak malah marah setelah mengetahui

    dalil-dalil syari tentang penyimpangan-penyimpangan yang ada (dari penjelasan

    asatidzah Salafiyin), dan juga tidak mengedepankan emosi ketika membacanya,

    sehingga berprasangka buruk kepada Penulis. Tetapi hendaklah mereka mengambil

    pelajaran darinya. Sebab, diantara tanda kecintaan seorang muslim kepada saudaranya

    adalah menasehatinya, meskipun terkadang rasanya teramat pahit, sebab nasihat itu

    ibarat obat yang pahit rasanya, tapi faedahnya besar. Maka apabila ada kata-kata yang

    menusuk dan melukai hati mohon dimaafkan, karena kebenaran itu dari Allah,

    sedangkan kesalahan itu dari diri pribadi kami dan dari syaithan.

    Tanggapan:

    1. Syukran jazilan atas nasehat antum. Nasehat yang baik dan bermanfaatakan kami kenang dan amalkan insyaAllah. Adapun tudingan dan fitnahantum, maka kewajiban kami untuk menjawab serta menjelaskankebenarannya pada umat. Ibnu al-Wazir rahimahullahberkata: "Jikasekiranya para ulama diam dari membela dan menjelaskan kebenaran,lantaran takut celaan makhluk, maka mereka telah menelantarkanbanyak (kebenaran) dan takut takut terhadap kerendahan".

    2. Sayangnya "nasehat" antum tidak dibangun di atas hikmah sebagaimanaanjuran Allah dan Rasul-Nya. Terkadang nasehat itu baik, namun tatkaladisampaikan melalui cara-cara kasar dan tidak beradab, dapat dipastikannasehat hanya sekedar hiasan bibir belaka. Dari judul "nasehat" ini punsudah sangat menyakitkan, apalagi menelaah isi dan tudingan-tudingannya.

    3. Benar, kadang nasehat itu terasa pahit, namun rasa pahit itu tidaksengaja dibuat-buat oleh sang pemberi nasehat. Apa gunanya nasehat

    jika dipastikan orang yang diberi nasehat bakal tidak menerimanya? Apagunanya firman Allah Ta'ala yang memerintahkan untuk menyerumanusia ke jalan Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik, jikaseorang dai menghalalkan bahkan menjadikan sebagai bentuk qurbah

    celaan, hinaan, cercaan bahkan fitnah terhadap yang diberi nasehat?!.4. Ini juga merupakan ciri unik kelompok "salafy" yang dapat kita jumpaihampir di seluruh buku-buku dan situs-situs mereka. Maunya hanyamereka saja yang menuding dan mencerca orang (itu-pun jikatudingannya sesuai hakikat sebenarnya), lalu sang tertuding tidak diberihak menjawab dan klarifikasi atas tudingan tersebut. Hingga denganentengnya Sofyan dan "salafy" lainnya, setelah puas menuding, merekapun seakan berkata: "Sabar Ahki, jangan marah. Ini adalah nasehatbagi antum, dengar-dengar saja-lah, dan ambil pelajaran darinya,

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    19/27

    Yah, mungkin terasa pahit, seperti jamu, tapi faidahnya akan antumrasa kemudian, dan tidak usah menjawab. Sebab nasehat ini sudahpasti benar". Yah, seperti itulah kira-kira yang ingin disampaikan akhSofyan setelah puas menuding dan menuduh tak berdasar terhadaporang lain termasuk para ulama dan du'at. Wallahul musta'an.

    Sebagai penutup, kami ingin menasehati kepada para pemuda-pemuda "salafy"

    untuk menghentikan segala aktivitas yang justru merugikan umat Islam sendiri. Sebab,

    perbuatan membongkar aib-aib umat Islam dengan dalih "membantah bid'ah dan

    hizbiyah" merupakan kebatilan paling menyedihkan. Apalagi, sikap tidak terpuji ini pada

    umumnya dibangun bukan atas ilmu dan bashirah, namun di atas kebencian dan

    tendensi pribadi. Masalah ini semakin serius seiring tersebarnya begitu banyak data-

    data (baca: aib-aib) kaum muslimin baik dalam skala individu maupun kelompok dan

    organisasi yang sengaja dipampang terbuka dalam situs-situs dan buku-buku kelompok

    "salafy". Siapakah diantara kaum muslimin yang bersih, suci dan bebas dari kesalahan

    dan aib?! Cukuplah kiranya, kami ingatkan mereka dengan firman Allah Ta'ala:

    "Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang Amat keji itutersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia

    dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui". (Qs: an-Nuur :

    19).

    Demikian pula, sebagai pengingat bagi diri kami dan juga ikhwah sekalian, kami

    ketengahkan perkataan para ulama, diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

    rahimahullahberkata: "Syara' itu adalah keadilan, dan keadilan dalah syari'at, siapa

    yang meghukum dengan adil maka ia telah menghukum menurut syara', akan tetapi

    banyak diantara manusia menisbatkan apa yang ia katakan kepada syara' padahal

    sedikit pun bukan dari syari'at, akan tetapi yang ia katakan itu hanya berdasarkan,

    apakah karena kejahilan, kesalahan, kesengajaan atau kedustaan".

    Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah: "Sungguh Allah Ta'ala mencintai

    sikap inshof, bahkan ia merupakan perhiasan yang paling afdhal yang digunakan

    seorang lelaki, khususnya orang yang menetapkan dirinya sebagai hakam (pengambil

    keputusan) antara perkataan dan mazhab. Allah Ta'ala berfirman: "Dan aku

    diperintahkan untuk berlaku adil di antara kalian". (Qs: as-Syura' : 15), maka para ahli

    waris Rasul, kedudukan mereka adalah adil antara kelompok-kelompok, dan tidak boleh

    condong kepada salahsatunya lantaran adanya hubungan kekerabatan, mazhab,

    kelompok, atau karena ia panutannya, bahkan yang menjadi tuntutannya adalah

    keadilan, ia berjalan diatasnya, dan turun bersamanya, serta beragama dengan agamakeadilan dan inshof".

    Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata: "Termasuk keberkahan ilmu adalah

    berlaku inshof padanya, siapa yang tidak berlaku inshof maka ia tidak akan paham dan

    tidak pula memberi pemahaman".

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    20/27

    Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi

    Muhammad shallallahu alaihi wasallam, keluarga dan segenap shahabatnya hingga hari

    kiamat kelak. Selesai.

    . Lihat: Lisanul Arab, I/299.

    . Lihat: Majmu' al-Fatawa, 11/92. Program al-Maktabah al-Syamilah.

    . Lihat: al-Farq Baina al-Firaq, h. 12.

    . Lihat: al-I'tishom, I/17.

    . I'laam al-Muwaqqi'ien, I/7-8.

    . Lihat: Majmu' al-Fatawa, III/451-453. Program al-Maktabah al-Syamilah.

    . Fenomena ini begitu amat nampak dalam sebagian jama'ah-jama'ah Islam, takterkecuali yang menisbatkan diri pada Ahlu Sunnah. Dimana sebagian merekamemberi peringatan keras bagi anggota atau murid-muridnya untuk tidakmendengar atau membaca keterangan-keterangan lain, selain apa yang telahmereka dapatkan dari guru-guru atau ustadz-ustadz mereka, dengan dalihbahwa semua itu termasuk syubhat yang harus dijauhi. Akhirnya, pengikut-pengikut awwam mereka tetap berada dalam kungkungan sikap fanatik terhadap

    jama'ah dan gurunya, dan tidak mau tahu apa yang terjadi di luar kelompoknya,yang boleh jadi jauh lebih mendekati kebenaran. Olehnya, kelompok ini pernahmengeluarkan daftar nama-nama para asatidzah (sekitar 86 orang) yang hanyadari mereka saja-lah boleh mengambil ilmu agama, yang sempat dimuat dalam

    situs www.salafy.or.id. Demikian pula yang paling nampak dalammengaplikasikan ciri hizbiyah serupa ini adalah jama'ah sesat dan menyesatkan,Islam Jama'ah. Dimana hingga dalam pengkajian hadits-pun (dalam istilahmereka disebut manqul), diwajibkan hanya mengambil dari guru-guru merekayang "katanya" memiliki sanad dari pendiri Islam Jama'ah, Hasan Ubaidah,hingga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

    . Lihat: Talbis Iblis, h. 400. Program al-Maktabah al-Syamilah. Kami pernahberdiskusi dengan seorang dari tokoh Jama'ah Tabligh. Dalam dialog tersebutkami banyak mengutarakan dalil-dalil dari al-Qur'an dan hadits-hadits Nabishallallahu alaihi wasallam, serta meluruskan jika yang ia gunakan hadits dhai'f

    atau palsu. Barangkali lantaran kesal dan tidak dapat mengeluarkan hujjahserupa, maka ia lantas berujar: "Antum tahunya hanya mengatakan, (hadits) inishahih, ini dhai'f, ini maudhu', itu semua tidak berguna, mendingan antum ikutkami keluar di jalan Allah (khuruj fii sabilillah) !?". Demikian pula kamimenyaksikan pemuda-pemuda yang tidak lagi peduli terhadap ilmu syar'i,lantaran disibukkan oleh kajian bongkar-membongkar kesalahan seseorang ataukelompok lain, atau muhadharah dalam rangka membedah kesesatan ustadzfulan, ulama fulan atau jama'ah fulaniyah. Akhirnya, mereka terus disibukkan

    http://www.salafy.or.id/http://www.salafy.or.id/
  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    21/27

    oleh hal-hal ini ketimbang mendalami ilmu syar'i. Karenanya jangan heran, jikamereka ditanya tentang hal-hal mendasar dari ilmu agama ini mereka merasakesulitan. Namun jika ditanya tentang Syaikh fulan atau ulama fulan, merekabisa membuat satu ceramah lengkap dengan merinci secara detail segala aibdan kesalahan-kesalahan mereka. Wal'iyadzu billah.

    . Riwayat Ahmad dalam al-Zuhd dan ad-Darimi dalam Sunan-nya. Termasuk diantaranya, apa yang disebut dengan manhaj sirriyah. Yaitu, keyakinan satu

    jama'ah atau kelompok tertentu bahwa zaman sekarang merupakan fase dakwahsirriyah, dimana mereka menggelar segala hal-hal yang berkaitan dengankegiatan keagamaan mereka baik yang berkaitan dengan akidah manhaj dansebagainya secara sirriyah (sembunyi-sembunyi). Dan ini-lah yang dimaksudoleh perkataan Umar bin Abdul Aziz di atas. Sayangnya kelompok "salafy" yangkurang paham akan hal tersebut, mengeneralisir makna istilah sirriyah tersebuthingga pada masalah-masalah manajemen dan internal sebuah lembaga.Seakan segala hal yang ada dalam sebuah lembaga hingga pada perkara-

    perkara urusan internal, misalnya rapat-rapat internal, masalah gaji karyawan,masalah-masalah operasional dan lain sebagainya, harus dipampang dandisebarkan ke hadapan umat. Dan ini merupakan perkara yang mereka sendiriingkari dan tidak lakukan. Adapun maksud dari sirriyah yang tercela, adalahmenyembunyikan sesuatu dari hal-hal yang berkaitan dengan masalah agamadan manhaj. Dan kalau mau jujur, justru sikap sirriyah model ini yang banyakmenjebak kelompok "salafy". Banyak contoh yang bisa di angkat, tapi kamicukupkan percakapan Syaikh Farid al-Maliki (pernah menjadi orang dekat SyaikhRabi' al-Madkhali) dan Syaikh al-Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali,bahwasanya Syaikh Rabi' pernah mencela Syaikh bin Baz rahimahullah-.Silahkan lihat: www.alathary.org atau www.madkhalis.com.feed//, lengkapdengan audio serta teks Arab dan inggris-nya.

    Farid al-Maliki berkata saat berbicara dengan Syaikh Rabi' berkaitan dengan

    celaannya terhadap Syaikh bin Baz rahimahullah.:

    Farid: "Maaf wahai Syaikh, saya pernah mendengar anda Allah, para malaikat

    serta seluruh manusia menjadi saksi-, saat itu kita berada di bandara; engkau berkata

    padaku, bahwa "Syaikh bin Baz telah mencela Salafiyah dengan celaan yang keras;

    seandainya saya wahai Syaikh, mengangkat telepon mengatakan ini dalam kerajaan

    Saudi Arabiyahdan menyebarkan-: Syaikh Rabi' mencela (menyerang) Syaikh bin Baz,

    Syaikh Rabi' mencela Syaikh bin Baz, bagaimana pendapat anda?! Apakah anda

    meridhai hal ini dariku?!

    Syaikh Rabi' menjawab: "Saya, memangnya apa yang saya maksudkan? Apa

    engkau tahu apa yang saya maksudkan ?

    Farid menjawab: "Saya sangat paham maksud anda! Akan tetapi, jika saya

    kembali, dan berkata: "Syaikh Rabi'- mencela bin Baz, bagaimana pendapat anda

    http://www.alathary.org/http://www.madkhalis.com.feed/http://www.madkhalis.com.feed/http://www.alathary.org/
  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    22/27

    tentang hal ini, ya Syaikh?! Baiklah, apa pendapat engkau wahai Syaikh- tentang hal

    ini?!

    Syaikh Tarhib ad-Dausary [ini nama aslinya dan sebelumnya beliau lebih populer

    dengan penyebutan Abu Ibrahim bin Sulthan al-Adnani, penulis buku "al-Quthbiyyah

    Hiya al-Fitnah Fa'rifuuha", yang selama ini majhul dan tidak diketahui] yang kebetulanada di situ berkata: "Memang benar tuduhan ini?!

    Syaikh Rabi' berkata: "Dengardengarmenurutmu, yang saya maksudkan itu

    apa?!

    Farid al-Maliki berkata: "Saya tahu maksud anda ya Syaikh! Saya tahu maksud

    anda!.

    Syaikh Rabi' berkata: "Apakah maksud saya?!

    Farid al-Maliki berkata: "As-Syaikh tidak tahu permasalahan yang terjadi".

    Rabi' berkata: "Tapi, tolong beri tahu padaku, dimana celaan yang aku katakan

    itu, apa yang saya maksudkan?

    Farid berkata: "Ketika anda bertemu dengan Syaikh bin Baz, dan Syaikh mulai

    memuji Salman al-Audah dan Safar al-Hawali, dan beliau membela keduanya, anda

    marah mendengarnya, dan lantas mengatakan kalimat tersebut (pada saya). Saya

    berkata (mungkin) Syaikh sedang marah (yakni, Syaikh Rabi', (dan ini merupakan

    sangkaan baik dari Farid).

    Maka Syaikh Rabi-pun menjawab: "Dengardengarsaya katakan ini antara

    saya dengan engkau saja. Jangan engkau engkau kabarkan kepada siapa-pun dari

    manusia.

    Farid berkata: "Demi Allah, wahai Syaikh

    Syaikh Rabi' menjawab terbata-bata: "mulai kali ini (sekarang) dan

    seterusnya hentikan!, perhatikan saya, ini antara saya dengan engkau saja!

    Engkau ingin bicara tentang saya, dan engkau telah mengatakan ini di depan

    Tarhib, dan engkau sekarang ingin- menyebarkan tentang saya di majelis-

    majelis. Tolong, dengarkan saya, jangan engkau sebarkan tentang saya ini,barakallahu fiek...".

    Pembaca budiman, demi Allah, kami mohon maaf karena harus

    mengetengahkan hal ini sebagai bukti ucapan kami, bahwa perkara sirriyah yang

    banyak dijadikan senjata oleh kelompok "salafy" menyerang gerakan dakwah Ahlu

    Sunnah selain mereka, ternyata begitu nampak dan nyata pada diri mereka. Wallahu

    a'lam.

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    23/27

    . HR. Bukhari dan Muslim .

    . Dinukil oleh penulis Taisir al-Aziz al-Hamid, h. 515.

    . Kalau Imam Ibnu Abdil Barr, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan selain mereka

    dari kalangan ulama Ahlu Sunnah melarang imtihanun naas [mengujimanusia/kaum muslimin] dengan kelompok, jama'ah dan sebagainya, makakelompok "salafy" justru menganjurkan hal tersebut. Dalam sebuah tulisan salahseorang dari kelompok "salafy" dan ini merupakan realita yang tidak dapatdibantah, terlebih pada awal-awal era kemunculan gerakan "salafy": "Dengandemikian, ketika fitnah perpecahan dan perselisihan datang bertubi-tubi, bid'ahdan penyimpangan semakin menyebar, maka adalah su atu hal yang nisc aya,menguj i manusia dengan kesesuaian mereka terhadap Sunnah dan

    memilah-mi lah guru d i dalam menu ntut i lmu". (Lihat: Menjawab TuduhanMeluruskan Kesalahpahaman, bag. II, tuduhan ketiga). Jika pernyataansemacam ini tidak dikatakan sebagai gambaran nyata sikap fanatik hizbiyah,

    maka kami tidak tahu lagi. Wallahul musta'an.

    . Lihat: al-Intiqa', h. 35.

    . Lihat: Menjawab Tuduhan Meluruskan Kesalahpahaman, bag. II.

    . Kami masih ingat, sekitar tahun 2007 yang lalu, saat diadakan DaurahSyar'iyyah di Pesantren al-Bina Bekasi (al-Hamdulillah kami sendiri hadir dalamacara tersebut, utamanya pada sesi tanya jawab ba'da shalat Ashar) yangdisampaikan oleh Fadhilatus Syaikh Nasr Abdul Karim al-Aql (penulis bukuMujmal Ushul Aqidah Ahli Sunnah wal Jama'ah), maka diantara pertanyaan yang

    masuk (dan kami sangat yakin, bahwa pertanyaan itu berasal dari kelompok"salafy"), berbunyi, "Apa hukum tandzim dalam dakwah?!" Serentak beliaumengeluarkan jawaban yang membuat wajah-wajah mereka berubah pias.Beliau menjawab: "at-Tandzim fi ad-da'wah wajibun, bal fardhudst"[Tandzim dalamdakwah wajib, bahkan fardhu..dst]".. Silahkan lihat penyataan ini dalam artikel Ust. Abdul Qadir, yang berjudul:"Terlarangkah Memakai Nisbah as-Salafiy atau Al-Atsariy?".

    . Termasuk diantaranya pembelaan kelompok "salafy" ini terhadap ulama-ulamadan ustadz-ustadz mereka, kendati jelas terjebak dalam kesalahan dengan

    hujjah-hujjah yang sangat dipaksakan, hingga memberi kesan berlebihan danseakan mereka (para ulama dan ustadz-nya) itu maksum bebas dari segalasalah dan cela.

    . Pembaca budiman, yang mengherankan, Ustadz Abdul Qodir al-Atsariy dalam

    artikelnya "Terlarangkah Memakai Nisbah As-Salafiy Atau al-Atsariy?", mencoba

    sekuat daya menta'wil maksud perkataan Syaikh rahimahullah ini. Sebab perkataan ini

    sangat menohok kelompok "salafy". Silahkan pembaca menilik sendiri bagaimana upaya

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    24/27

    Ust. Abdul Qadir al-Atsariy dalam takwil tersebut. Nampak sekali begitu tendensius,

    takalluf, dan sangat dipaksakan, hingga memberi kesan lucu dan tidak nyambung.

    Dimana dalam footnote 13 dari artikelnya, sang Ustadz sampai pada kesimpulan, bahwa

    salafiyah yang dimaksud oleh Syaikh al-Utsaimin adalah para "pengaku salafy" dari

    kalangan Hizbiyyun dan Ahli Bid'ah !?. Padahal sangat jelas beliau rahimahullah

    mentafshil (merinci satu persatu), yakni Ikhwaniyyun, Tablighiyyun dan Salafiyyun,sementara Ahli Bid'ah dan Hizbiyyun versi kelompok "salafy" adalah Ikhwanul Muslimin

    dan setiap kelompok yang memiliki kaitan dengan kelompok Ihkwanul Muslimin.

    Silahkan lihat contoh-contoh yang diutarakan oleh Ust. Abdul Qadir dalam artikel

    tersebut, seluruhnya berkisar pada Ikhwanul Muslimin dan yang dikait-kaitkan oleh

    kelompok "salafy" dengan Ikhwanul Muslimin. Demikian pula, Syarah Arba'in beliau

    rahimahullah ini, selain bersumber dari ceramah, ia-pun telah dibukukan dan

    dimuraja'ah langsung oleh beliau rahimahullah. Sangat tidak masuk akal jika yang beliau

    maksudkan adalah seperti apa yang diinginkan oleh Ust. Abdul Qadir dan kelompok

    "salafy". Sebab jika demikian yang beliau maksudkan, sudah tentu beliau tidak akan

    menggunakan lafadz yang mengandung kemungkinan akan menuai gelombang protes.

    Apalagi dengan menggunakan lafadz "salafiyah" yang makna hakikinya merupakan

    manhaj Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat. Di sisi lain, yang getol

    menggembar-gemborkan lafadz salafiyah atau salafy adalah kelompok Ust. Abdul Qadir,

    dan bukan kelompok-kelompok yang ia tuding sebagai maksud dari ucapan al-Utsaimin.

    Belum puas sampai di situ, dan setelah capek berputar-putar seputar takwil ucapan

    Syaikh al-Utsaimin, maka sampailah al-Ustadz Abdul Qadir pada inti dari dari apa yang

    sebenarnya menjadi tujuan utamanya, yakni perkataan yang membuat kami dan seluruh

    pembaca terhenyak takjub: "Anggaplah tapi ini jauh kemungkinannya- bahwa

    Syaikh Al-Utsaimin -rahimahullah-mengingkari secara mutlak semua orang-orang

    yang menamai dirinya sebagai Salafiyyun atau menisbahkan diri kepada Salaf,

    maka kita tidak begitu saja menerima fatwa beliau, sebab ada ulama-ulama yangmenyelisihi beliau, sedang dalil-dalil mereka lebih jelas dan kuat". Allah Maha

    Besar ! Beruntung yang mengucapkan perkataan ini adalah seorang Syaikh al-Utsaimin

    rahimahullah, yang memiliki kedudukan tinggi di mata umat, hingga sebelum sampai

    pada kesimpulan akhirnya, Ust. Abdul Qadir dan selainnya harus bercapek-capek dulu

    mengais-ngais takwil. Seandainya selain beliau, maka pembaca sekalian sudah dapat

    menebak. Bukan hanya penolakan yang ia dapatkan, bahkan lebih dari itu, bonus

    ungkapan-ungkapan tak mengenakkan yang merupakan ciri unik kelompok "salafy"

    bakal dikantongi, sebagaimana yang dialami oleh Fadhilatus Syaikh al-Allamah Bakr

    Abu Zaid, saat karya fenomenal beliau "Tashnifun Naas Baina ad-Dzonni wal Yaqien,

    dicampakkan oleh mereka seraya dikata-katai sebagai karya terjelek!?.

    Pembaca budiman, kalau ucapan Syaikh al-Utsaimin yang jelas menyebutkan

    salafiyah sebagai hizb, mereka (kelompok "salafy") berusaha mengais-ngais takwil-nya,

    maka bagaimana dengan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah yang sama menyebut

    mereka sebagai orang yang bersembunyi di balik baju salafiyyah (lihat perkataan beliau

    setelah perkataan Syaikh al-Utsaimin di atas)?? Mengapa Ust. Abdul Qadir juga tidak

    berupaya untuk memberi takwil, bahkan langsung mengambil jalan pintas, yakni

  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    25/27

    mencela karya beliau tersebut sebagai karya terjelek?? Duhai pembaca budiman, kalau

    sikap dan perbuatan seperti ini tidak dikategorikan sebagai sikap ta'asshub hizbiyyah,

    kami tidak tahu lagi. Wallahul Musta'an.

    . Syarh al-Arba'in an-Nawawiyah, hadits ke - 28.

    . Yang oleh Ustadz Abdul Qadir al-Atsariy, dinyatakan sebagai karya terjelekyang pernah beliau tulis !!?. Lihat: ar-Ruduud, h. 401-402.. Lihat artikel Ust. Abdul Qadir, yang berjudul: "Terlarangkah memakai nisbahas-Salafiy atau al-Atsariy?".. Ini merupakan salah satu penghinaan dari sekian penghinaan-penghinaankelompok "salafy" terhadap dakwah WI. Sebab, dengan menggunakan kalimat

    "diiklankan", padahal disana masih banyak kalimat-kalimat lain yang lebihpantas, seakan Sofyan hendak mengelabui umat, bahwa ada sesuatu yanghendak dijajakan dan dijual oleh WI melalui tazkiyah-tazkiyah tersebut, yangmemberi indikasi makna bahwa WI mencari uang dengannya. Subhanallah, iniadalah buhtanun mubin (tuduhan sekaligus hinaan yang keji). Namun kami tidakterlalu heran dengan hal ini. Sebab demikian-lah perangai kawan-kawan "salafy",dimana tudingan-tudingan mereka terhadap dakwah WI dan selainnya darigerakan Ahlu Sunnah wal-Jama'ah, sebagai jama'ah yang menyimpang,kebanyakan dilandasi oleh permasalahan "duniawi" dan tendensi pribadi. Dankiranya Sofyan hanya sebagai penyambung dari apa yang dituduhkan olehustadz-ustadz "salafy" sebelumnya, diantaranya Ust. Zulkarnain dalam ceramah-

    nya yang kemudian dimuat dalam bentuk tulisan oleh situs kelompok "salafy"www.almakassari.com: "Kalau mengaku boleh saja mereka mengaku, dan perlusaya beritahu, pengakuannya kalau mereka mengatakan salafy itu ujung-ujungnya adalah duit". Juga perkataannya pada tempat lain: "Naam, kemudianmendatangkan ulama-ulama dari Saudi, tapi kalau berbicara di kasetmembicarakan pemerintahan Saudi dengan pembicaraan yang sangat keji dantidak pantas. Kalau ada duit bicaranya bagus, tapi kalau tidak ada duit bicaranyamencela dan menjelekkan".

    . Jami' al-Bayan al-Ilmi wa Fadhlihi, I/131.

    . HR. Imam at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Allamah asy-Syekh MuhammadNashiruddin al-Albani rahimahullah.

    . Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, ibarat ini memiliki dua makna yangmasyhur. Pertama, bahwa ia (Abu Jahm) selalu melakukan safar (perjalanan

    jauh). Kedua, bahwasanya ia sering memukul wanita (istrinya). (Lihat: SyarahShahih Muslim, an-Nawawi, X/97. Program al-Maktabah asy-Syamilah).

    http://www.almakassari.com/http://www.almakassari.com/
  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    26/27

    . HR. Muslim (no 1480).

    . Bahkan belum lama ini, sekitar dua minggu lalu, yakni pada masa-masapenyusun Silsilah ini, datang telepon dari seorang akhwat bertanya dan mintapertimbangan tentang kedatangan seorang ikhwah "salafy" yang ingin

    mengkhitbah-nya. Lantaran nampak dari ucapan akhwat tersebut keinginan yangbegitu kuat untuk segera menikah, maka setelah memberi pertimbangan danbertanya tentang agama dan akhlak ikhwah tersebut, kami kembalikankeputusan padanya. Demi Allah, tidak ada kata-kata kasar, celaan, atau tahdzirterhadap ikhwah "salafy" tersebut. Dan akhirnya, berlangsung juga pernikahantersebut, sementara ahkwat tersebut masih selalu berhubungan dengan keluarga(istri) kami.Alhamdulillah.

    . Nama Akhwat tersebut tidak perlu kami paparkan di sini, sebab Akhwat-nya puntelah berpulang ke rahmatullah, setelah banyak curhat akan sikap suaminya(yang banyak merintanginya dari thalabul ilmi) kepada istri kami. Semoga Allah

    merahmati beliau, sebab meninggal kala melahirkan anak keduanya, dan sempatmengucapkan kalimat syahadat.

    . Nama akhwat dan suaminya ada pada kami, namun bukan disini tempat untukmenyebutkan mereka satu persatu.. al-'Awashim min al-Qawashim, I/223.. Pembaca, barangkali yang paling diuntungkan dengan perbuatan kawan-kawan"salafy" dalam hal upaya dan kerja keras mereka membongkar aib dan rahasia-rahasia umat Islam adalah kaum kuffar dari kalangan Yahudi dan Nashara yang

    setiap detik dan menit bekerja menancapkan taring-taring konspirasi terhadapumat Islam. Mereka akan sangat berterima kasih atas informasi-informasikelompok "salafy" ini yang langsung dapat mereka pungut dari situs-situs merekasecara cuma-cuma, termasuk www.almakassari.com, tanpa harus mengurasdana yang besar dengan membentuk tim observasi dan peneliti. Dan sebagaiseorang muslim yang bersaudara, kami berkewajiban mengingatkan al-akhSofyan Khalid dan kelompok "salafy" akan mudharat perbuatan mereka initerhadap umat Islam. Dalam bukunya yang terkenal Aqidah Shahihah waNawaaqiduha, Syaikh al-Allamah Abdullah bin Abdul Aziz bin Bazrahimahullah merinci hal-hal yang dapat menyebabkan kekafiran seseorang,diantaranya menolong orang-orang kafir dalam memerangi Islam. Dan perbuataninimenurut beliau- dapat menyebabkan pelakunya murtad dari jalan Islam. Dalilyang beliau ketengahkan adalah firman Allah Ta'ala: "Hai orang-orang yangberiman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi

    pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagianyang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya

    Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (Qs: al-Maidah :51).

    http://www.almakassari.com/http://www.almakassari.com/
  • 8/14/2019 Wahdah Islamiyah - Bantahan Kepada Salafy Ekstrem - Bagian VII

    27/27

    Dalam fatwa Lajnah Daimah tertanggal 17/6/1414, dimana SyaikhAbdullah bin Abdul Aziz bin Baz rahimahullah merangkap sebagai ketuanya,ditegaskan sebuah perkara yang berkaitan dengan "tolong-menolong" dalamkebatilan ini. Fatwa tersebut berbunyi:

    "Di masa ini telah tersebar banyak orang yang dikenal dengan ilmu dan dakwahkepada kebaikan terjatuh dalam pencelaan terhadap harkat dan kehormatan banyak

    saudara-saudara mereka yaitu para da'i yang sudah dikenal-. Mereka juga mencela

    kehormatan para penuntut ilmu, para du'at dan para khatib. Mereka melakukan demikian

    secara sembunyi-sembunyi di majelis-majelis mereka. Dan terkadang merekam

    pembicaraan tersebut dalam kaset-kaset yang disebarkan di tengah-tengah masyarakat.

    Terkadang pula mereka melakukannya secara terang-terangan pada pengajian-

    pengajian umum di masjid-masjid. Metode yang mereka tempuh ini menyelisihi perintah

    Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

    " metode ini memecahkan persatuan kaum muslimin dan merobek barisan

    mereka. Padahal kaum muslimin sangat membutuhkan persatuan dan menjauhiperceraiberaian dan perpecahan. Demikian pula begitu banyak isu-isu yang tersebar

    diantara mereka. Terlebih lagi, para da'i yang dicela termasuk kalangan Ahlus Sunnah

    wal Jama'ah yang dikenal memerangi bid'ah dan khurafat, menghadang orang-orang

    yang menyeru kepada bid'ah dan khurafat, serta mengungkap dan membongkar

    rencana-rencana jahat serta makar mereka. Kami memandang adanya mashlahat

    dari perbuatan seperti ini, jika diarahkan bagi musuh-musuh Islam dari kalangan

    orang-orang kafir, munafik, atau dari kalangan ahli bid'ah, dan kesesatan lain yang

    senantiasa menunggu-nunggu kesempatan (menghancurkan Islam)".

    " perbuatan seperti ini membantu orang-orang yang memiliki tujuan-tujuan

    buruk dari kalangan sekuler, para pengekor barat, kalangan atheis dan selainnya yang

    terkenal senang mencela para da'i dan berdusta tentang mereka, serta suka

    memprovokasi untuk melawan para da'i, sebagaimana tercantum dalam berbagai buku

    dan rekaman mereka. Bukanlah termasuk hak persaudaraan islamiyah sikap mereka

    yang terlalu terburu-buru dalam mencela para da'i-. Hal ini membantu para musuh

    untuk menyerang saudara-saudara mereka dari kalangan para penuntut ilmu, da'i dan

    selainnya. (Lihat kelengkapan fatwa dalam Silsilah Pembelaan Terhadap Para Ulama

    dan Du'at, bag. II).

    . Majmu' al-Fatawa, XXXV/366.

    . I'lam al-Muwaqqi'ien, III/126.

    . Jami' Bayan al-Ilmi wa Fadhlihi, I/131.