Upload
yayanbimasena
View
87
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
MEMBUAT WAJANBOLIC PENGUAT SINYAL 3G15 Maret 2010 · by nadi · in Cip Trik, Perkakas. ·
14 Votes
Saya termasuk pengguna modem GSM 3G yang awalnya putus asa dengan koneksi
internet. Sebabnya, sinyal yang didapat di rumah saya hanya GPRS. Padahal modem
tersebut dan operatornya menyediakan koneksi HSDPA yang kecepatannya dua tingkat
di atas GPRS.
Setelah cukup lama merana cinta HSDPA, akhirnya saya memberanikan diri untuk
membuat antena wajanbolic penguat sinyal 3G. Apalagi setelah saya tahu, tidak jauh
dari area rumah (sekitar 2 km) ternyata ponsel saya mendeteksi adanya coverage 3G.
Tutorial membuat antena wajanbolic penguat sinyal 3G/EVDO banyak bertebaran di
internet. Ada pula sejumlah pihak, pribadi maupun perusahaan, yang menyediakan paket
jadi wajanbolic.
Saya awalnya berencana membeli paket wajanbolic. Namun, saya urungkan, karena
dengan membeli saya tidak tahu ilmunya. Lagi pula tutorialnya banyak bertebaran di
internet, dan sepertinya tidak begitu sulit membuatnya.
Alhamdulillah berkat dukungan Mas Nono Elsabarto dan Mas Alvian yang “mengajar”
melalui Facebook, akhirnya wajanbolic saya sukses mengudara. Saya merasa punya
kewajiban moral untuk membaginya kepada brother semua. Siapa tahu ada yang
bernasib sama dengan saya dan tak perlu fakir sinyal berlama-lama. Semoga berguna.
Bahan Wajanbolic
Mudah diperoleh:
o Wajan diameter 32 inchi atau lebih. (Harga Rp 30 ribu).
o Pipa PVC 4 inchi (sisa talang air).
o Dop pipa PVC 4 inchi 2 buah (Rp 8 ribu)
o Aluminium foil bungkus makanan. (Rp 10 ribu/gulung)
o Double tape untuk perekat aluminium foil di pipa
o Selotip 3M (pelindung sambungan kabel USB extender-UTP)
o Selotip bening (lebar 4 cm) untuk pelindung aluminium foil.
o Konektor N-female. (sekitar Rp 20 ribu)
o Kawat tembaga diameter 1-2 mm. (Dari sisa kabel listrik tunggal).
o Bracket antena. (Rp 5 ribu per buah)
o Plat L dudukan bracket. Bikin di tukang las Rp 5 ribu.
o Pigtail dan konektor RP-SMA. Sesuaikan dengan konektor antena modem. (Rp 100
ribu).
o Kabel coaxial berkualitas. Saya pakai Kitani 5C . (Rp 5 – 8 ribu per meter).
o Kabel UTP berkualitas. Untuk USB extender. (Rp 5 ribu per meter)
o Kabel USB. (sekitar Rp 15 ribuan per buah).
o Thermofit/selang bakar. Untuk pelindung sambungan USB-UTP. (Rp 5 ribu per
meter).
Alat kerja
1. Gergaji besi. Untuk memotong pipa.
2. Bor. Untuk melubangi wajan.
3. Penggaris. Untuk mengukur lokasi konektor.
4. Solder dan timah.
5. Tang lancip, tang potong.
6. Cutter atau pisau lipat.
7. Gunting.
8. Kunci Inggris, kunci pas, dan semacamnya. Untuk mengencangkan bracket
antena dan konektor.
Kalkulator Wajanbolic
Yang paling penting dari pembuatan wajanbolic ini adalah pengukuran secara presisi
jarak titik fokus, panjang paralon (feeder), dan penempatan konektor untuk access point.
Kalkulator hitungan dapat diunduh di sini . Satuan hitungan kalkulator ini adalah
milimeter. Jadi, harap hati-hati dalam mengkonversi ke cm.
Lakukan penghitungan melalui kalkulator wajanbolic. Masukkan parameter seperti
diameter wajan (D), kedalaman wajan (d), maupun titik fokus (f).
Dari hasil pengukuran itu, wajan saya yang berdiameter 32 cm (D) dan kedalaman 7,5
cm (d) didapat titik fokus 8,5 cm.
Sekarang kita mencari posisi RF Feed (bidang yang tertutup aluminium). Posisi RF feed
adalah 3/4Lg. Dari hitungan kalkulator diperoleh panjang lapisan aluminium adalah 12,2
cm.
Panjang pipa yang dibutuhkan adalah f + 3/4Lg = 8,5 + 12,2 cm = 20,7 cm.
Potong pipa PVC sepanjang 20,7 cm. Tidak boleh kurang atau lebih.
Menentukan Posisi Konektor
Selanjutnya menentukan posisi N-female konektor. Jaraknya dari ujung pipa adalah Lg/4.
Dari kalkulator diperoleh angka 4 cm.
Lubangi pipa PVC untuk posisi N-female konektor di posisi 4 cm dari ujung pipa.
Kemudian tinggi kawat tembaga yang disolder ke N-female konektor adalah L/4.
Diperoleh angka 3 cm dari pangkal baut. Solder kawat tembaga di ujung N-female
konektor.
Lapisan Aluminium
Lapisi pipa PVC dengan aluminium foil sesuai panjang yang telah dihitung (12,2 cm). Jika
ada lakban aluminium lebih bagus. Karena sekitar rumah saya sulit mendapatkan lakban
aluminium maka saya menggantinya dengan aluminium foil makanan. Rekatkan dengan
double tape.
Setelah itu, lapisi dengan selotip bening agar aluminium foil tidak mudah terkelupas
akibat cuaca.
Pasang N-female konektor yang telah disolder dengan kawat tembaga di lubang pipa.
N-female konektor tampak dalam.
Merakit Wajanbolic
Siapkan satu dop pipa PVC yang bagian dalamnya telah dilapisi aluminium foil/lakban
aluminium. Pastikan pinggir sisi dop juga dilapisi aluminium yang nantinya bersentuhan
dengan pipa PVC yang telah dilapis aluminium foil.
Pasang dop pipa PVC satunya lagi untuk dipasang di tengah wajan. Kemudian satukan
pipa PVC dan kedua dop sehingga menyatu dengan wajan. Agar kuat, sambungan pipa
dan dop dapat diberi lem pipa. Pasang bracket antena dan plat besi L di bagian belakang
wajan.
Memasang Pigtail
Siapkan kabel coaxial dan pigtail yang nantinya terhubung ke colokan antena eksternal
modem. Pemasangan konektor RP-SMA ke pigtail harap dilakukan hati-hati.
Itu karena klem kabel hanya dapat dilakukan sekali tekan menggunakan tang. Jika
meleset, akibatnya harus beli satu set konektor RP-SMA lagi. Selanjutnya pigtail dipasang
ke colokan eksternal antena modem
Mengarahkan Antena
Siapkan tiang untuk menegakkan wajanbolic. Bambu juga dapat digunakan. Cari yang
lurus dan kokoh. Saya menggunakan bambu sepanjang 8 meter. Wajanbolic saya pasang
mendekati ujung bambu.
Setelah antena tegak dan stabil, colokkan pigtail ke modem dalam kondisi komputer dan
software modem menyala. Putar antena wajan hingga mendapat sinyal terbaik
(HSDPA/EVDO) dari BTS.
Lebih baik jika kita lebih dahulu tahu dimana BTS yang “disangka” sebagai pemancar
sinyal 3G/HSDPA/EVDO.
Stabil itu Mutlak
Tidak selamanya sinyal terbaik itu fullbar. Tergantung dari kondisi geografis dan
lingkungan kita, seperti; terhalang bangunan, bukit, atau pohon tinggi. Jika kita hanya
mendapat 3 bar namun stabil, itu lebih dari cukup. Pengalaman saya yang hanya
mendapat 3 bar sinyal HSDPA, namun stabil, terbukti mumpuni menjelajah,
menampilkan video, dan mmengunduh situs-situs kelas berat seperti youtube dan
semacamnya.
Solusi Modem Panas
Salah satu kelemahan modem ZTE MF622 yang saya gunakan adalah cenderung panas
dalam jangka waktu lama. Untuk mengurangi panas, modem itu saya bungkus
aluminium foil.
Nantinya akan saya pasang heatsink bekas prosesor jadul atau IC. Seperti yang diposting
Onno W. Purbo di sini.
Jika modem panas, meski sinyal HSDPA stabil, tetap tidak dapat terkoneksi. Solusinya,
terpaksa memutus koneksi dan mematikan modem beberapa lama.
Memasang kipas angin rumah tangga terbukti ampuh mengurangi panas modem tanpa
harus hang. Efek sampingnya, saya malah masuk angin.
Kuota Cepat Habis
Sejauh ini antena wajanbolic yang saya buat sejak 23 Februari silam cespleng dalam
menjaring sinyal HSDPA.
Sebelum Menggunakan Wajanbolic
Setelah Memasang Wajanbolic
Efeknya, jatah 2GB per bulan dari operator selalu habis di dua minggu pertama awal
bulan. Seterusnya terpaksa konek HSDPA dengan kecepatan 64Kbps hingga akhir bulan.
Bagi yang ingin tahu lebih detil seluk beluk wajanbolic, berbagai macam antena, dan
lain-lain silakan baca-baca di sini.
Bagaimana tertarik untuk mencoba membuatnya?
Tutorial Membuat Wajan Bolic atau Astro BolicBoost Wireless Antene (Sumber : wpmagz)
Blog ini ditujukan bagi mereka yang sering menanyakan tentang Astro Bolic atau wajan bolik lewat email/SMS.Begini ceritanya :Sekitar 3 tahun yang lalu saya tertarik dengan Kang Onno di TV dengan wajan bolic dan internet RT/RW-nya. Nah mulai dari situ saya baru mulai mencari-cari artikel dan bahan yang dibutuhkan. Yang paling mahal saat itu adalah Wirelessnya. Harganya sekitar 400-450 ribu. Sedangkan Antene Grid harganya sekitar 1,2 juta. Trus saya masih mikir apakah dengan Wajan ini nantinya pasti bisa internet gratis? apakah semudah membalikkan telapak tangan?Jawabnya : "tidak segampang itu coi..."Ternyata banyak masalah yang mesti dipecahkan. Seperti sinyal yang kurang kuat, kabel yang kurang panjang, wifi yang panas, AP yang dikunci dll.Pengalaman saya waktu itu menggunakan tutup panci dengan diameter 34 Cm, kedalaman 10 Cm. Setelah terpasang dengan ketinggian 8 Meter dari tanah berhasil mendapat sinyal AP sebanyak 85 chanel. Ketinggian ditambah jadi 13 Meter, chanel bertambah jadi 103 chanel. Yang paling buat stress, dari 103 chanel itu hanya ada 2 yang bener-2 free. Itupun sering putus dan lambat.
Utak-utik Antene sampai 1 minggu hasilnya tidak berubah, padahal aturan dan teori yang didapat dari kang Onno sudah pas dan tepat. Sempat ganti wajan sampai 3 X dari Diamater 34, 50, dan 64 cm. Ganti Wireless 2X, ganti pralon 10X. Wah... nggak ada yang bener, sinyal tetep mekungkung nda...!. Pusing dengan wajan, stop wajan dan idup normal lagi. "Wajan tak sendhek-ne neng pojok omah" istirahat."Wajan Tak urip-ne maneh" setelah ada berita di koran akan ada Hotspot di 50 titik dikota Solo. Utak-utik lagi wajan bolic, dan kali ini yang di ublek-ublek posisi wireless dan pralonnya. Hasilnya "Nyenengkeh". Dapat 138 lebih Ap diputer 360 drajat. 8 AP gratisan.
Sebenarnya ada sekitar 30 AP Gratis di Solo, tapi wajanku hanya dapat 8 thok thil. "Ora majalah...." yang penting bisa gratis internetan.Nah... dari pengalaman ini, saya mencoba menggunakan antene yang lebih besar, "ASTRO". Dengan sedikit modifikasi sana-sini akhirnya hasil yang didapat lebih bagus dari wajan biasa. Jangkauan Astro sampai 6 Km ketinggian 10 Meter. Sinyal dengan wajan bolic ketinggian 12 Meter dapat 20 db, dengan Astro Bolik 23 db ketinggian 9 Meter. Menggunakan wireless yang sama, walaupun ada gangguan pohon dan gedung.Sekedar info, Antene Astro-ku bekas, beli di pasar rongsok sekitar 80 rb (tergantung kondisi antene). Klo antene Astro baru harganya sekitar 130-150 ribu, belinya di toko pinggir jalan pasar PON.Sekarang terserah you... pilih beli LAPTOP apa beli wireless ?Syarat Internet Gratis ini, adalah :- Dekat dengan AP gratisan. (500 meter - 1,5 Km dari rumah Anda untuk hasil yang stabil)- Clear line ( Sedikit gangguan ke arah AP)Aku juga nggak berani jamin klo pake Astro mesti bisa konek. Tergantung juga dengan daerah sekitar Anda.Cara merakit ASTRO BOLIK / BOLIC / GOBLIKPeralatan yang di perlukan :1. Wajan / Antene Astro / Antene Indosat / Antene TV ato Tutup Panci (lebih datar lebih bagus)2. Pralon 3" 25 cm, tutup pralon 3/4" 2 bh, sekrup 10 cm.3. Aluminium Foil.4. Kabel UTP Cat 5 USA ori. 15 mt (sesuai kebutuhan)5. Wireless USB TP-Link WN620G / WN321G / WN322G / SMCWUSB ato merk lain.6. lain-lain seperti : Gergaji pralon, Soldir, tenol, Isolasi, Lem pralon dll.
Cara penyambungan Kabel UTP dan USB cari di Om Googleyang perlu diperhatikan disini adalah UTP kabel yang bagus pakai CAT 6, CAT 5 asal Original USA (kawat didalamnya lebih besar), USB Connector yang serabutnya banyak.sedikit tips :Penyambungan kabell disini sangat penting !!!Lihat gambar ini :
2 kabel untuk arus (+), 1 kabel untuk data (+), 1 kabel untuk data (-), 4 kabel untuk arus (-).Dengan penyambungan dan penyoldiran yang benar bisa sepanjang 17 Meter. Itupun tergantung juga dengan Merk Wireless dan Power Supply Anda.
Pertama, siapkan pralon 3" panjang sekitar 24-25Cm. Lubangi salah satu sisi sepanjang 15 Cm, lebar disesuaikan lebar wireless. (lihat gambar).
Pralon ini nantinya digunakan untuk Tuning Sinyal AP. Nggak usah pake Rumus Parabola, langsung potong alumunium foil sepanjang 19 cm dan lekatkan 1 cm dari ujung pralon.Mengapa mesti di Tuning, mbok langsung di tempatkan di posisi 3 atau 5,2 cm dari ujung pralon !.Lha... ini yang berbeda... Pengalamanku diatas sudah membuktikan bahwa setiap Wireless punya Chipset dan pabrik yang berbeda, jadi kita nggak bisa pasang langsung jadi. Tuning dulu baru dapat hasil yang maksimal. Cara Tuningnya Bagaimana?Caranya : Dengan pralon test tadi kita geser wirelessnya ke atas-kebawah, posisi tegak atau miring, sehingga sinyal yang kita liat di Network Stumbler paling tinggi dan stabil.
Proses ini adalah yang paling sulit, lama dan mengasikkan. Aku membutuhkan 3-4 jam Tuning.Setelah didapat hasil yang maksimal, baru buat pralon baru dengan posisi Wireless yang telah di Tuning tadi.
Kesimpulan-ku dari pengalaman ini adalah : Bahwa apapun bahan dan alat yang Anda gunakan, kalo bisa nge-Tune dengan benar hasilnya tentu akan lebih baik.
Pada dasarnya Astro Bolic ini hanya mengganti Fokus Astro yang asli dengan Pralon alumunium foil dan wifi. Dah... semoga dapat membantu khususon temen-2 yang pada email aku serta wong solo pada umumnya.
FREKUENSI GSM 900/1800 MHZ
Assalamualaikum.
Judul diatas pastinya sudah tidak asing bagi anda yang mempunyai handphone. yup,
frekuensi dari yang digunakan pada jaringan seluler tepatnya.
timbul pertanyaan..kenapa sih tidak menggunakan frekuensi 900 mHz atau 1800
mHz??
sebelumnya kita mundur kebelakang, mengetahui latar belakang dan sejarah GSM
sedikit. ya iya la wan!! masa’ mundur kedepan! aya-aya wae.:)
Di Eropa, pada awalnya GSM didesign untuk beroperasi pada band frekwensi 900
MHz, dimana untuk frekwensi uplinknya digunakan frekwensi 890-915 MHz, dan
frekwensi downlinknya menggunakan frewkwensi 935 – 960 MHz. Dengan bandwidth
sebesar 25 MHZ yang digunakan ini (915 – 890 = 960 – 935 = 25 MHz), dan lebar
kanal sebasar 200 kHz, maka akan didapat 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan
untuk voice dan 1 kanal untuk signaling.
Pada perkembangannya, jumlah kanal sebanyak 124 kanal tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah subscriber.
Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak ini, maka regulator GSM di
Eropa mencoba menggunakan tambahan frekwensi untuk GSM pada band frekwensi
di range 1800 MHZ, yaitu band frekwensi pada 1710-1785 MHz sebagai frekwensi
uplink dan frekwensi 1805-1880 MHZ sebagai frekwensi downlinknya. Kemudian
GSM dengan band frekwensi 1800 MHZ ini dikenal dengan sebutan GSM 1800. Pada
GSM 1800 ini tersedia bandwidth sebesar 75 MHz (1880-1805 = 1785-1710 = 75
MHz). Dengan lebar kanal tetap sama seperti GSM 900, yaitu 200 KHz, maka pada
GSM 1900 akan tersedia kanal sebanyak 375 kanal.
GSM yang awalnya hanya digunakan di Eropa, kemudian meluas ke Asia dan
Amerika. Di Amerika Utara, dimana sebelumnya sudah berkembang teknologi lain
yang menggunakan frekwensi 900 MHZ dan juga 1800 MHz, sehingga frekwensi ini
tidak dapat lagi digunakan untuk GSM. Maka regulator telekomunikasi di sini
memberikan alokasi frekwensi 1900 MHZ untuk peng-implementasian GSM di
Amerika Utara. Pada GSM 1900 ini, digunakan frekwensi 1930-1990 MHz sebagai
frewkwensi downlink dan frekwensi 1850-1910 MHz sebagai frewkwensi uplinknya.
Spesifikasi lengkap tentang GSM 900, GSM 1800, dan GSM 1800 dapat dilihat di
table di bawah ini.
Teknologi GSM yang kita pakai saat ini menggunakan frekuensi 900 mHz dengan
daya jangkau 1,5 km sampai 2 km saja. Akan tetapi, daya jangkau itu dapat
diperluas dengan menggunakan antena payung yang tinggi (umbrella). Dengan
penggunaan antena payung, jarak jangkau GSM dapat mencapai 35 km.
Setelah era GSM 900 mHz muncul lagi sebuah teknologi baru dalam dunia telepon
selular yaitu PCS/PCN. Sistem PCS/PCN (personal communication system/network)
atau yang lebih dikenal dengan nama GSM 1800, sebenarnya bukanlah teknologi
baru. Pada dasarnya sistem ini sama dengan GSM, hanya frekuensi yang digunakan
lebih tinggi yaitu 1.800/1.900 mHz. Berbeda dengan GSM yang memakai frekuensi
900 mHz, PCN merupakan nama yang diberikan oleh kalangan operator Eropa yang
menggunakan frekuensi 1.800 mHz atau biasa disebut DCS (digital cellular system).
Sementara itu PCS digunakan di Amerika, dengan frekuensi 1.900 mHz. Di lain pihak,
PHS merupakan standar Jepang yang sudah tersebar ke berbagai negara di dunia.
dengan DSC(Digital Cellular System). Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai
kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel
yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone,
sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi.
Akan tetapi, mutu lebih baik yang ditawarkan PCS tidak sebanding dengan daya
jangkaunya yang relatif sempit. Menurut penelitian, daya jangkau teknologi PCS
hanya mencapai 200 meter hingga 8 kilometer. Bahkan sistem PHS mempunyai
daya jangkau lebih sempit, yaitu hanya berkisar pada radius 200 sampai 500 meter
saja. Untuk menanggulangi kekurangan itu perlu dibuat jaringan BTS yang lebih
banyak dan rapat sehingga drop call atau blank spot yang disebabkan oleh jarak
jangkau PCS yang sempit dapat tertutupi.
Dengan demikian, proses migrasi dari sistem GSM ke PCN hanya merupakan sebuah
perubahan frekuensi, sedangkan sistemnya tidak berubah. Hal ini berbeda ketika
sistem NMT dan AMPS yang analog diganti dengan sistem GSM yang digital. NMT
dan AMPS memang tidak mempunyai sambungan ke teknologi digital GSM sehingga
kedua teknologi itu tidak dapat digunakan. Adapun teknologi GSM dapat dikatakan
masih merupakan satu teknologi dengan PCS atau GSM 1.800. Yang membedakan
keduanya adalah dalam penggunaan frekuensi. Hal ini memungkinkan kartu SIM
(subscriber identification module) GSM 900 juga dapat digunakan pada pesawat
PCN. Bahkan saat ini telah tersedia jenis-jenis ponsel yang dapat digunakan pada
kedua frekuensi tersebut. Jadi, jika Anda pengguna GSM 900, jangan terlalu khawatir
dengan munculnya teknologi baru ini.(D. RUSDIANTO ERAWAN)