39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi pertanian yang luar biasa. Segala bentuk Sumber Daya Alam tersedia untuk dapat dikelola menjadi sumberdaya yang secara teoritis seharusnya mampu membuat Indonesia menjadi negara kaya raya. Namun demikian, dewasa ini justru hal sebaliknya terjadi. Kekayaan alam yang perlahan terkikis habis merupakan representasi ketidakmampuan negara dalam mengelola sumberdaya yang ada. Hal ini tentu juga berdampak besar pada lingkungan lebih khususnya pertanian. Berbagai masalah telah muncul pada sektor ini yang membuat masyarakat khususnya petani kebingungan cara mengatasinya. Salah satu masalah terbesar ialah hasil produksi yang selalu dibawah angka harapan petani. Sehingga dengan sangat terpaksa petani harus terbiasa dengan menggunakan berbagai bahan kimia untuk mendongkrak hasil produksi pertanian lahannya.

 · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi pertanian yang luar

biasa. Segala bentuk Sumber Daya Alam tersedia untuk dapat dikelola menjadi

sumberdaya yang secara teoritis seharusnya mampu membuat Indonesia menjadi

negara kaya raya. Namun demikian, dewasa ini justru hal sebaliknya terjadi.

Kekayaan alam yang perlahan terkikis habis merupakan representasi

ketidakmampuan negara dalam mengelola sumberdaya yang ada.

Hal ini tentu juga berdampak besar pada lingkungan lebih khususnya

pertanian. Berbagai masalah telah muncul pada sektor ini yang membuat

masyarakat khususnya petani kebingungan cara mengatasinya. Salah satu

masalah terbesar ialah hasil produksi yang selalu dibawah angka harapan petani.

Sehingga dengan sangat terpaksa petani harus terbiasa dengan menggunakan

berbagai bahan kimia untuk mendongkrak hasil produksi pertanian lahannya.

Setelah ditelaah secara mendalam oleh beberapa pakar, disinyalir bahwa

usaha peningkatan produkstivitas pertanian ternyata tidak hanya terletak pada

upaya budidaya yang nyatanya semakin hari semakin beranjak ketergantungan

pada bahan kimia sintetis, namun lebih jauh dari itu adahal penting yang begitu

sering diabaikan terlebih oleh petani ialah pengelolaan jaringan irigasi. Jika

jaringan irigasi ini dapat dirancang dengan baik, maka produktivitas seyogianya

juga akan terangkat dan mencapai target optimumnya.

1.2 Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum ini adalah :

Page 2:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Mengetahui pentingnya perancangan jaringan Irigasi

Mengetahui metode Irigasi Curah (Sprinkler) dan Irigasi Tetes

Mengetahui keunggulan dan kekurangan metode Irigasi Curah (Sprinkler)

dan Irigasi Tetes

1.3 Manfaat

Manfaat pembelajaran praktikum ini adalah mahasiswa dapat melihat secara

langsung keunggulan dan kekurangan dari metode Irigiasi yang digunakan.

Sehingga dapat merancang jaringan irigasi sesuai dengan kondisi lahan yang

membutuhkan.

Page 3:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pentingnya Perencanaan Jaringan Irigasi

Dalam pembentukan system irigasi, perencanaan jaringan irigasi sangatlah

diperlukan. Hal ini dikarenakan dalam proses perencanaan jaringan irigasi

dilakukan untuk mengetahui:

Lokasi dan perkiraan luas daerah irigasi;

Garis besar rencana pertanian;

Sumber air irigasi dengan penilaian mengenai banyaknya air yang tersedia

serta perkiraan kebutuhan akan air irigasi, kebutuhan air minum, air baku,

industri dan rumah tangga;

Deskripsi tentang pekerjaan prasarana infrastruktur baik yang sedang

direncanakan maupun yang sudah ada dengan perkiraan lokasi-Iokasi

alternatifnya;

Program pelaksanaan dan skala prioritas pengembangannya

terpenuhinya kedelapan persyaratan pengembangan dari Direktorat Jenderal

Sumber Daya Air

Dampaknya terhadap pembangunan sosial-ekonomi dan lingkungan.

Sehingga dengan dapat diketahuinya syarat-syarat tersebut maka pembentukan

system irigasi dapat dilakukan dengan baik dan mengurangi kendala yang ada

(Hansen, V.E, 1992).

2.2 Metode Irigasi Curah (Sprinkler) Dan Irigasi Tetes

A. Metode Irigasi Curah (Sprinkler)

Irigasi Sprinkler (Sprinkler or spray Irrigation) adalah suatu metode

pemberian air ke seluruh lahan yang akan diirigasi dengan menggunakan pipa

yang bertekanan melalui nozzle. Sistem sprinkler dapat diklasifikasikan

menjadi berberapa macam:

Sistem permanent (Fixed/Solid Set)

Page 4:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Solid Set Sistem adalah sebuah system Irigasi Sprinkler dimana jaringan

pipa dan sprinkler ditempatkan secara permanent pada lahan. Biasanya

jarak antar pipa sama dengan jarak antar sprinkler sehingga menimbulkan

jarak yang bujur sangkar (square spacing). Pipa dapat dikubur di dalam

tanah (biasanya PVC atau besi) atau dapat juga berjenis alumunium dan

dapat dipindahkan.

portable dan semi portable (hand move atau mechanical move)

a. Hand Move system

System portable yang paling simple adalah digerakkan atau dipindah

dengan tangan. Terdiri dari satu pompa, pipa utama dan pipa lateral

dilengkapi dengan rotary sprinkler dengan jarak 9-24 m setiap bagian.

Pipa lateral biasanya berdiameter 50 mm s/d 125 mm, dapat diangkat atau

dipindahkan dengan mudah. Cara operasinya pipa lateral dipindah dari

satu bagian ke bagian lain dengan tenaga manusia dengan melepas

sambungan pada pipa utama. Berpindahnya pipa lateral tergantung pada

set time. Untuk areal yang lebih luas dapat digunakan lebih dari satu pipa

lateral.

b. Side Roll

Sistem Side roll atau biasa disebit juga Wheel roll seperti terlihat pada

gambar, terdiri dari sebuah lateral, biasanya panjangnya 1,25 mil; Pipanya

berperan seperti sebuah poros sumbu. Pipa berdiamater antara 4-5 inci.;

dan roda berdiameter 4-10 kaki. System ini mampu mengairi lahan seluas

60x90 kaki. Setelah selesai mengairi satu set, mesin akan menindahkan

roda ke set berikutnya. Sprinkler diletakkan diatas connector yang

memungkinkannya tetap berada diatas ketika roda berputar. System ini

tidak direkomendasikan untuk topografi lahan yang mempunyai

kemiringan lebih dari 5 persen.

Traveling Big Gun

Sistem Traveling Big Gun menggunakan sprinkler berkapasitas besar

(diameter 3/4 sampai 1,5 inci) dan bertekanan besar (90 -125 PSI) untuk

Page 5:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

melemparkan air ke tanaman (radius 175-350 kaki). Traveling big guns

dapat terdiri dari pipa hard hose dan selang fleksibel. Pada system selang

yang keras, selang polietilen keras di pasang pada rel atau trailer. Trailer ini

berada ditengah ataupun diujung lahan. Gun ditempatkan diujung selang

kemudian selang ditarik ke ujung lahan. Selang ini kemudian ditarik oleh

rel mengitari lahan. Pada flexible hose system, gun dipasang pada sebiah

kereta. Sebuah pipa fleksibel yang tersambung dengan mainline mengisi air

ke gun.

Center pivot atau Linear move

a. Center Pivot

Pada system ini mesin yang digunakan terdiri dari pipa lateral dari baja

galvanisyang berputar dalam satu sumbu dari luas areal yang diairi. Pipa

lateral mensuport airdari ketinggian 3 m diatas tanah dipegang oleh frame

baja dan kabel-kabel. Jarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa

lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa

utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi dekat pivot,

kemudian didistribusi melalui swivel joint ke lateral dan sprinkler. Ketika

mengairi, pipa lateral berputar secara kontinyu. Pembasahan radius

lapangan bisa mencapai 100 ha, tergantung juga panjang pipa lateral yang

ada. Satu putaran membutuhkan 1- 100 jam tergantung dari letak puncak

air yang dipakai. Lambatnya putaran pipa lateral berarti lebih banyak air

yang digunakan.

b. Linear Move

Sistem irigasi Linear Move (sering disebut juga lateral move) dibangun

dengan cara yang sama seperti center pivot. Perbedaannya adalah menara

bergerak pada kecepatan dan arah yang sama. System ini dirancang untuk

mengairi petak lapangan berbetuk persegi yang bergerak secara kontinyu.

Salah satu cara untuk mengairi areal yang luas umumnya dikonstruksi

melalui center pivot yang mensupport pipa lateral di atas tanaman melalui

tower yang tersedia. Air dapat disuplai dari suatu fleksibel hose atau dari

Page 6:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

saluran sepanjang tepi atau ditengah-tengah lapangan. Pipa lateral

digerakkan dengan motor yang ada pada setiap tower dan dikontrol sama

seperti pada center pivot.

Irigasi Sprinkler adalah suatu system irigasi yang fleksibel dimana selain

dapat digunakan untuk menyiram tanaman juga dapat digunakan untuk

pemupukan dan pengobatan dan untuk menjaga kelembaban tanah dan

mengontrol kondisi iklim agar sesuai bagi pertumbuhan tanaman.

Adopsi dari system sprinkler ini tergantung pada keuntungan ekonomis

dan lingkungan yang akan didapatkan dibandingkan dengan system irigasi yang

lain. Sistem sprinkler sekarang ini digunakan untuk berbagai jenis tanaman

terutama komoditas yang bernilai tinggi seperti buah-buahan, sayuran dan

digunakan pada berbagai jenis lahan dan topografi (Kartasapoetra, A.G. dan M.

Sutedjo, 1994).

B. Metode Irigasi Tetes

Pemberian air irigasi pada irigasi tetes meliputi beberapa metoda pemberian,

yaitu sebagai berikut:

Irigasi tetes (drip irrigation). Pada metoda ini, air irigasi diberikan dalam

bentuk tetesan yang hampir terus menerus di permukaan tanah sekitar daerah

perakaran dengan menggunakan emitter. Debit pemberian sangat rendah,

biasanya kurang dari 12l/jam untuk point source emitter atau kurang dari

12l/jam per m untuk line source emitter.

Irigasi bawah permukaan (sub-surface irrigation). Pada metoda ini air irigasi

diberikan menggunakan emitter di bawah permukaan tanah. Debit pemberian

pada metoda irigasi ini sama dengan yang dilakukan pada irigasi tetes.

Bubbler irrigation. Pada metoda ini air irigasi diberikan ke permukaan tanah

seperti aliran kecil menggunakan pipa kecil (small tube) dengan debit sampai

dengan 225 l/jam. Untuk mengontrol aliran permukaan (run off) dan erosi,

seringkali dikombinasikan dengan cara penggenangan (basin) dan alur

(furrow)

Page 7:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Irigasi percik (spray irrigation). Pada metoda ini, air irigasi diberikan dengan

menggunakan penyemprot kecil (micro sprinkler) ke permukaan tanah. Debit

pemberian irigasi percik sampai dengan 115 l/jam. Pada metoda ini,

kehilangan air karena evaporasi lebih besar dibandingkan dengan metoda

irigasi tetes lainnya.

Irigasi tetes juga dapat dibedakan berdasarkan jenis cucuran air menjadi:

a. Air merembes sepanjang pipa lateral (viaflo)

b. Air menetes atau memancar melalui alat aplikasi yang di pasang pada pipa

lateral

c. Air menetes atau memancar melalui lubang-lubang pada pipa lateral

(Mukhtar, A.M., 1999).

(1)

(2)

(3)

Gambar 2. (1) Viaflo, (2) Alat aplikasi yang dipasang pada lateral, dan (3)

Pipa berlubang

Page 8:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

2.3 Keunggulan dan Kekurangan Metode Irigasi Curah (Sprinkjler) dan Irigasi

Tetes

A. Metode Irigasi Curah (Sprinkler)

Keunggulan

Sistem irigasi sprinkler cocok untuk semua jenis tanah apabila application

ratenya sesuai dengan kapasitas inflitrasi tanahnya. Termasuk juga pada lahan

marginal yang memiliki kapasitas infitrasi atau kapasitas menyimpan air yang

rendah.

a. Dapat mengontrol pemberian air pada tanaman sehingga dapat

mengurangi tingkat pertumbuhan tanaman yang vegetatif dan

memperbesar peluang tanaman untuk tumbuh secara generatif dimana

akan meningkatkan produktivitas hasil panen.

b. Desain dapat dirancang secara fleksibel sesuai dengan jenis tanaman,

tenaga kerja yang tersedia dan penghematan energi

c. Dapat dilakukan fertigation atau pemberian nutrisi tanaman melalui

system irigasi

d. Dapat digunakan untuk mengontrol iklim bagi pertumbuhan tanaman

e. Dapat menjaga tanah tetap lembut agar cocok bagi pertumbuhan seedling

(persemaian)

f. Mempercepat perkecambahan dan penentuan panen

Kerugian

a. Memerlukan biaya investasi yang tinggi

b. Keseragaman distribusi air dapat terus menurun seiring dengan waktu

c. Angin sangat berpengaruh atas keseragaman distribusi air

d. Dapat mengakibatkan kanopi tanaman lembab dan mendatangkan

penyakit tanaman

e. Dapat merusak tanaman muda pada saat air disiramkan (Pohan, H.I. dan

K.S. Bahri, 1997).

B. Metode Irigasi Tetes

Page 9:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Keuntungan:

a. Meningkatkan nilai guna air

b. Secara umum, air yang digunakan pada irigasi tetes lebih sedikit dibandingkan

dengan metode lainnya. Penghematan air dapat terjadi karena pemberian air

yang bersifat local dan jumlah yang sedikit sehingga akan menekan evaporasi,

aliran permukaan dan perkolasi. Transpirasi dari gulma juga diperkecil karena

daerah yang dibasahi hanya terbatas disekitar tanaman.

c. Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil

d. Fluktuasi kelembaban tanah yang tinggi dapat dihindari dengan irigasi tetes

ini dan kelembaban tanah dipertahankan pada tingkat yang optimal bagi

pertumbuhan tanaman.

e. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberian

f. Pemberian pupuk atau bahan kimia pada metode ini dicampur dengan air

irigasi, sehingga pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi lebih

sedikit, frekuensi pemberian lebih tinggi dan distribusinya hanya di sekitar

daerah perakaran.

g. Menekan resiko penumpukan garam

h. Pemberian air yang terus menerus akan melarutkan dan menjauhkan garam

dari daerah perakaran.

i. Menekan pertumbuhan gulma

j. Pemerian air pada irigasi tetes hanya terbatas di daerah sekitar tanaman,

sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan.

k. Menghemat tenaga kerja

l. Sistem irigasi tetes dapat dengan mudah dioperasikan secara otomatis,

sehingga tenaga kerja yang diperlukan menjadi lebih sedikit. Penghematan

tenaga kerja pada pekerjaan pemupukan, pemberantasan hama dan

penyiangan juga dapat dikurangi.

Kerugian:

Page 10:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

a. Memerlukan perawatan yang intensif

Penyumbatan pada penetes merupakan masalah yang sering terjadi pada

irigasi tetes, karena akan mempengaruhi debit dan keseragaman pemberian

air. Untuk itu diperlukan perawatan yang intesif dari jaringan irigasi tetes agar

resiko penyumbatan dapat diperkecil.

b. Penumpukan garam

Bila air yang digunakan mengandung garam yang tinggi dan pada derah yang

kering, resiko penumpukan garam menjadi tinggi.

c. Membatasi pertumbuhan tanaman

Pemberian air yang terbatas pada irigasi tetes menimbulkan resiko kekurangan

air bila perhitungan kebutuhan air kurang cermat.

d. Keterbatasan biaya dan teknik

Sistem irigasi tetes memerlukan investasi yang tinggi dalam

pembangunannya. Selain itu, diperlukan teknik yang tinggi untuk merancang,

mengoperasikan dan memeliharanya (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).

Page 11:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 01 Juni 2013 jam 13.20

sampai 15.00 di kebun percobaan erosi (plot erosi), samping mushola Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya.

3.2 Langkah Kerja Praktikum

a. Alat dan Bahan

Alat :

- Toples : Sebagai tempat penampung air

- Gelas ukur : Sebagai alat pengukur tinggi air

- Meteran : Sebagai alat pengukur panjang atau lebar sebaran air

- Penggaris : Sebagai alat untuk mengukur tinggi air pada toples

- Stopwatch : Sebagai alat pengukur waktu

- Alat tulis : Untuk mencatat hasil pengamatan

- 1 set peralatan irigasi sprinkler (Calenger, Butterfly, micro sprinkler,

dan drip ) : Digunakan untuk mengetahui tipe irigasi yang paling

efektif dan efisien

Bahan :

- Air : Sebagai sumber irigasi

b. Cara Kerja

1. Drip Irrigation (Irigasi Tetes)

Perhitungan Volume

Persiapan alat dan bahan

Masukkan emitter ke gelas ukur, hitung waktu yang dibutuhkan

emitter untuk memenuhi gelas hingga 10 ml

Page 12:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Catat Hasil

Perhitungan Sebaran

Persiapan alat dan bahan

Tancapkan emitter ke dalam tanah

Nyalakan pompa

Tunggu hingga 10 menit, matikan pompa

Hitung sebaran air pada tanah secara menyilang

Catat hasil

2. Micro Sprinkler

Perhitungan Volume

Persiapan alat dan bahan

Menampung air yang keluar dari micro sprinkler selama 1 menit

dengan toples

- Hitung volume dengan gelas

ukur

Catat hasil pengamatan

Perhitungan Sebaran Air

Persiapan alat dan bahan

Irigasi micro sprinkler dihidupkan selama 3 – 5 menit

Page 13:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

- Amati sebaran air pada 5 titik

pengamatan dan ukur panjang

sebarannya.

- Jika sebaran arahnya menyebar,

ukur panjang sebaran pada 4

titik (sistem X) dan jika arah

sebaran 2 arah, ukur pada 2 titik

saja.

Catat hasil kelima ulangan

3. Sprinkler Butterfly

Perhitungan Waktu

Persiapan alat dan bahan

Nyalakan pompa

Tampung air yang keluar dari sprinkler dengan toples hingga penuh

- Lakukan 3 kali ulangan

- Hitung waktu yang dibutuhkan

sprinkler untuk memenuhi toples

Catat waktu yang dibutuhkan per ulangan

Perhitungan Sebaran

Persiapan alat dan bahan

Nyalakan pompa

Tunggu hingga 5 menit untuk menghitung sebaran air

Page 14:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

- Amati sebaran sprinkler

- Hitung sebaran sprinkler pada 5

titik terjauh dengan meteran

(semakin banyak titik

pengamatan semakin baik).

Catat hasil pengamatan

4. Sprinkler Rangers

Perhitungan Waktu

Persiapan alat dan bahan

Nyalakan pompa

Tampung air yang keluar dari sprinkler dengan toples hingga penuh

- Lakukan 3 kali ulangan

- Hitung waktu yang dibutuhkan

sprinkler untuk memenuhi toples

Catat waktu yang dibutuhkan per ulangan

Perhitungan Sebaran

Persiapan alat dan bahan

Nyalakan pompa

Tunggu hingga 5 menit untuk menghitung sebaran air

Page 15:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

- Amati sebaran sprinkler

- Hitung sebaran sprinkler pada 5

titik terjauh dengan meteran

(semakin banyak titik

pengamatan semakin baik).

Catat hasil pengamatan

Page 16:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.1.1 Hasil Pengamatan Debit Pada 3 Metode Irigasi

Debit Air

Drip Irrigation (Irigasi Tetes)

Micro Sprinkler

Titik Pengamat

an

Waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai volume air 50ml (detik)

Debit (Liter/detik)

1 47 0.0012 57 0.000883 77 0.000644 70 0.000795 60 0.00083

Debit rata – rata 0.000828

Titik Pengamat

an

Volume yang didapat selama waktu 1 menit

(ml)

Debit (Liter/detik)

1 490 0.00812 498 0.00833 500 0.00834 500 0.00835 515 0.0086

Debit rata – rata 0.0083

Page 17:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Sprinkler Butterfly

Sprinkler Rangers

Titik Pengamat

an

Waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai volume air 150ml (detik)

Debit (Liter/detik)

1 40 0.00372 53 0.00283 34 0.00444 37 0.0040

Debit rata – rata 0.0037

Titik Pengamat

an

Waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai volume air 150ml (detik)

Debit (Liter/detik)

1 25 0.0062 8 0.01863 6.5 0.0234 9.7 0.0155

Debit rata – rata 0.0158

Page 18:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Sebaran Air

Drip Irrigation (Irigasi Tetes)

Titik PengamatanSebaran Emitter (m)

Penampang 1 Penampang 2

1 0.25 0.28

2 0.32 0.13

3 0.27 0.19

4 0.415 0.425

5 0.34 0.50

Rata-rata Sebaran = 0.624 m

Micro Sprinkler

Sebaran Micro Sprinkler (m)

Titik 1 (Menyebar,4titik)

0.73

0.43

0.60

0.80

Titik 2 (Menyebar,4 titik)

0.78

0.74

0.32

0.44

Titik 3 (2 Arah = 2 titik)0.80

0.85

Titik 4 (Menyebar, 4 titik)

0.83

0.48

0.25

0.36

Rata-Rata Sebaran = 2.11 m

Sprinkler Butterfly

Page 19:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Titik Pengamatan Jarak Sebaran (m)

Titik 1 4.62

Titik 2 3.9

Titik 3 4.4

Titik 4 4

Rata – Rata Jarak Sebaran = 4.23 m

Sprinkler Rangers

Titik Pengamatan Jarak Sebaran (m)

Titik 1 7.94

Titik 2 6.9

Titik 3 6.7

Titik 4 7.8

Rata- Rata Jarak Sebaran = 7.355 m

4.2 Desain Jaringan Irigasi

Page 20:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

4.2.1 Desain Jaringan Irigasi Sprinkler

Desain Jaringan Irigasi Sprinkle (Butterfly)

Berdasarkan data pengamatan jaringan sprinkle dapat didesain sebagai berikut :

Keterangan :

: Tanaman buah naga: Sprinkle: Pipa / selang: Sumber air: Area sebaran sprinkle

Page 21:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Keterangan peralatan yang dibutuhkan :Peralatan yang digunakan Jumlah kebutuhan alatSprinkle 6 buahSelang (untuk ke sprinkle) ± 12 meter x 3 (kolom tanaman)Pipa (untuk saluran primer) ± 10 meter

Berdasarkan data pengamatan sprinkle jenis butterfly yang memiliki

jangkauan penyebaran air rata – rata 4 meter maka pada desain jaringan irigasi

lahan tanaman buah naga dengan jarak antar plot 1 x 1 meter, penempatan

sprinkle diletakkan pada setiap 3 meter. Hal ini menghindari terjadinya

ketidaksampaian air pada jarak yang 4 meter. Karena pada praktikum,

pengukuran dilakukan pada jarak terjauh, sedangkan pada kondisi dilapangan

tentu akan berbeda karena ada pengaruh dari lingkungan sehingga untuk

menghindari tidak sampainya air pada tanaman maka diletakkan pada posisi ke-

3 meter.

Desain Jaringan Irigasi Sprinkle (Rangers)

Berdasarkan data pengamatan jaringan sprinkle dapat didesain sebagai berikut :

Page 22:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Keterangan :

: Tanaman buah naga: Sprinkle: Pipa / selang: Sumber air: Area sebaran sprinkle

Keterangan peralatan yang dibutuhkan :Peralatan yang digunakan Jumlah kebutuhan alat

Sprinkle (Jenis Rangers) 2 buahSelang (untuk ke sprinkle) ± 12 meterPipa (untuk saluran primer) ± 6meter

Berdasarkan data pengamatan sprinkle jenis rangers yang memiliki

jangkauan penyebaran air rata – rata 6 meter (bahkan terjauh mampu mencapai

7 meter dihitung dari tempat sprinkle) maka pada desain jaringan irigasi lahan

tanaman buah naga dengan jarak antar plot 1 x 1 meter, penempatan sprinkle

diletakkan pada setiap 5 meter. Hal ini menghindari terjadinya ketidaksampaian

air pada jarak yang 4 meter. Karena pada praktikum, pengukuran dilakukan

pada jarak terjauh, sedangkan pada kondisi dilapangan tentu akan berbeda

karena ada pengaruh dari lingkungan sehingga untuk menghindari tidak

sampainya air pada tanaman maka diletakkan pada posisi ke-5 meter dari

pinggir lahan. Adanya perbedaan dengan sprinkle jenis butterfly dikarenakan

jangkauan untuk sprinkle rangers yang lebih jauh maka desainnya pun berbeda.

4.2.2 Desain Jaringan Irigasi Micro Sprinkler

Berdasarkan data pengamatan jaringan mikro sprinkle dapat didesain sebagai berikut :

Page 23:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Keterangan desain :: Tanaman buah naga: Emiter dan sebarannya: Pipa / selang: Sumber air

Keterangan peralatan yang dibutuhkan :

Peralatan yang dibutuhkan Jumlah yang dibutuhkanNozzle micro sprinkle 80 buahPipa (saluran primer + saluran dari pompa)

± 12 meter + 5 meter

Selang (untuk emiter) ± 10 meter (tiap 1 baris tanaman)

Berdasarkan data pengamatan sebaran air dari penggunaan mikro

sprinkle maka dalam desain jaringan irigasi mikro sprinkle tidak jauh berbeda

dengan desain pada irigasi drip. Karena rata – rata sebaran air dari nozzle mikro

Page 24:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

sprinkle tidak lebih dari 1 meter sehingga dalam perancangan irigasi mikro

sprinkle penempatan nozzle pada tiap tanaman karena jangkauan tidak lebih

dari 1 meter.

4.2.3 Desain Jaringan Irigasi Tetes

Drip Irrigation

Berdasarkan data pengamatan jaringan drip dapat didesain sebagai berikut :

Keterangan desain :: Tanaman buah naga: Emiter dan sebarannya: Pipa / selang: Sumber air

Keterangan peralatan yang dibutuhkan :

Peralatan yang dibutuhkan Jumlah yang dibutuhkanEmiter drip 80 buahPipa (saluran primer + saluran dari pompa)

± 12 meter + 5 meter

Selang (untuk emiter) ± 10 meter (tiap 1 baris tanaman)

Page 25:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Karena desain irigasi drip dipergunakan untuk tiap tanaman, maka

penempatan emiter drip diletakkan pada tiap – tiap tanaman sehingga

kebutuhan emiter untuk desain irigasi drip sebanyak 80 buah dimana

kebutuhannya lebih banyak, juga termasuk pipa 12 meter dan 5 meter dari

sumber air ke saluran primer. Sedangkan selang yang dibutuhkan sebanyak 10

meter untuk 1 baris tanaman sedangkan di lahan ada 8 baris tanaman maka

kebutuhan selang sebanyak ± 80 meter. Pada irigasi drip, sebaran airnya

memang tidak terlalu luas namun langsung pada tanaman pemberian airnya.

4.3 Pembahasan

Praktikum tentang perancangan irigasi ini dilakukan pada lahan plot erosi

dengan ukuran 20 x 10 meter dengan tanah bertekstur liat dan memiliki keadaan

lahan yang cukup bergelombang. Ada 4 jenis metode irigasi yang akan diamatai,

yaitu metode drip irrigation, micro sprinkler irrigation, rangers sprinkler

irrigation dan butterffy sprinkler irrigation. Setelah dilakukan pengamatan pada

beberapa metode tersebut, dapat diketahui besarnya debit per satuan waktu dan

panjang sebaran dari masing-masing metode irigasi. Dari data tersebut, maka

akan dapat diukur tingkat keefektifan dan keefisienannya,sehingga dapat

menentukan jenis irigasi apa yang paling tepat untuk diaplikasikan pada lahan

plot erosi tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan, debit air paling besar, yaitu pada metode

rangers sprinkler, yaitu sebesar 0.0158 l/detik, kemudian disusul micro sprinkler sebesar0.0083 l/ detik, kemudian butterfly sprinkler sebesar 0.0037 l/detik, dan yang terakhir metode dripp irrigation sebesar 0.000828 l/detik. Selanjutnya berdasarkan data sebaran air pada keempat metode tersebut, sebaran tertinggi adalah pada metode rangers sprinkler, yaitu dengan radius sebaran sejauh 7.355 m,

kemudian butterfly sprinkler dengan radius sebaran sejauh 4.23 m, micro

splinker dengan sebaran 2.11 m dan yang memiliki radius terendah adalah

metode drip irrigation dengan sebaran kurang dari 1 meter, yaitu 0.624 m.

Page 26:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

Dilihat dari kondisi lahan yang memiliki tekstur liat dan keadaan yang bergelombang, pemberian irigasi dengan jumlah debit yang besar tidak akan efektif. Hal ini dikarenakan tingkat infiltrasi dari tanah cukup rendah, sehingga jika dilakukan pemberian irigasi dengan debit yang tinggi dikhawatirkan akan terjadi genangan pada lahan dan menimbulkan reaksi kimia yang berdampak negative pada pertumbuhan tanaman. Sedangkan untuk keefisienan, lebih efisien jika menggunakan irigasi yang daerah sebarannya rendah atau kecil karena luas lahan yang diirigasi adalah 20 x 10 m atau 0.02 Ha (lahan lumayan sempit) sehingga jika menggunakan metode yang sebarannya luas, air akan banyak yang terbuang dan tidak termanfaatkan oleh tanaman yang dibudidayakan pada lahan tersebut.

Berdasarkan data hasil tingkat efisien dan efektifitas 4 metode irigasi

tersebut pada lahan pertanian dengan luas 0,02 hektar, maka sistem irigasi yang

sesuai untuk diterapkan adalah sistem irigasi tetes. Pada sistem irigasi tetes

didapatkan bahwa biaya dan lama pengoperasian lebih lama dibandingkan

dengan sistem irigasi micro sprinkler, butterfly irrigation maupun rangers

sprinkler. Namun, sistem irigasi ini memiliki kelebihan, yaitu penggunaan air

lebih efisien dan efektif dibandingkan sistem irigasi lainnya dan cocok untuk

jenis lahan yang akan diirigasi.

Dilihat dari aspek ekonomi meskipun biaya mahal dan waktu

pengoperasiaan lama, sistem irigasi dapat dijadikan investasi di masa mendatang.

Jika akan menanam tanaman yang sama/lain akan mengurangi besarnya biaya,

hal ini dikarenakan behwa alat untuk sistem irigasi tetes dapat digunakan

berulang-ulang kali. Berdasarkan (Ambler, J.S., 1991) beberapa kelebihan sistem

irigasi tetes dibandingkan sistem irigais yang lain, yaitu :

Page 27:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

a. Efisiensi sangat tingi (evaporasi rendah, tidak ada gerakan air di udara, tidak

ada pembasahan daun, runoff rendah, pengairan dibatasi di sekitar tanaman

pokok).

b. Respon tanaman lebih baik (produksi, kualitas, keseragaman).

- Tidak mengganggu aerasi tanah, dapat dipadu dengan unsur hara, tekanan

rendah, tidak menggangu keseimbangan kadar lengas.

- Mengurangi perkembangan serangga, penyakit dan jamur.

- Penggaraman/pencucian garam efektif karena ada isolasi lokasi.

c. Lahan tidak terganggu karena pengolahan tanah, siraman dll. Meningkatkan

drainase permukaan.

d. Perencanaan dan konstruksi murah bila penyumbatan tidak terjadi dan

pemeliharaan emiter minimum. Murah.

e. Bisa diletakkan di bawah mulsa plastik, bisa diterapkan di daerah

bergelombang seperti yang ada pada lahan plot erosi ini.

Page 28:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Page 29:  · Web viewJarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi

DAFTAR PUSTAKA

Ambler, J.S., 1991. Irigasi di Indonesia. LP3ES, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi. Departemen

Pekerjaan Umum, CV. Galang Persada, Bandung.

Hansen, V.E., O.W. Israelsen, dan G.E. Stringham, 1992. Irrigation Principles and

Practices. John Wiley and Sons, New York.

Kartasapoetra, A.G. dan M. Sutedjo, 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi,

Bumi Aksara.

Mukhtar, A.M., 1999. Audit Sistem Informasi. Rineka Cipta, Jakarta.

Pohan, H.I. dan K.S. Bahri, 1997. Pengantar Perancangan Sistem. Erlangga, Jakarta.