Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Limbah Air Radioaktif Reaktor Fukushima Bocor
OLEH
THOMAS SASMOYO ARDI
26020112130054
ILMU KELAUTAN-C
PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Ulasan Terhadap Berita Terkait Di atas,
A. Sumber Pencemarnya
Pengelola PLTN, Tokyo Electric Power Company (Tepco) mengatakan
kebocoran sekitar 100 ton air radioaktif ini diketahui pada Kamis (20/02) 2014 dan
merembes ke bawah tanah dan sebagian sudah masuk ke air di Laut Pasifik. PLTN
Fukushima mengalami kerusakan parah akibat gempa dan tsunami di tahun 2011 yang
menyebabkan kebocoran dan kegagalan sumber daya.
"Masalahnya, dampak akan menjadi sangat buruk jika limbah itu mencemari
lingkungan laut lain, dengan sirkulasi arus yang kurang enerjik dan bergolak," jelas
Vincent Rossi, peneliti postdoctoral di Institute for Cross-Disciplinary Physics and
Complex Systems, Spanyol, yang juga ahli fotografi lautan.
Penyebaran limbah nuklir diketahui berasal dari tiga sumber, yaitu partikel
radioaktif yang jatuh dari atmosfer ke laut, air yang terkontaminasi langsung dari
instalansi pembangkit nuklir, dan air yang terkontaminasi oleh pelarutan partikel
radioaktif dari tanah tercemar.
B. Efek limbah radioaktif Fukushima terhadap ekosistemRadiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi
radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. Materi radioaktif ini akan
terakumulusi di tanah,air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Ledakan reaktor
nuklir yang terjadi di Fukushima, Jepang menjadi suatu malapetaka bagi masyarakat
setempat. Zat radioaktif yang dikeluarkan telah mencemari lahan pertanian sehingga
tanaman-tanaman tidak layak konsumsi. Jika kandungan zat radioaktif mencemari tanah
dan melewati ambang batas makalahan tersebut tidak boleh digunakan untuk pertanian
bahkan untuk bermukim. Dari ledakan PLTN di Fukushima, dinyatakan bahwa 2 isotop
radioaktif utama yang diemisikan adalah caesium-137 dan iodine-131. Dari kedua isotop
ini, caesium-137 memiliki potensi mengkontaminasi yang lebih besar ke perairan laut
Jepang karena disamping mampu larut di dalam air laut, isotop ini juga memiliki waktu
paruh yang panjang, yaitu 30 tahun,sedangkan iodine-131 memiliki waktu paruh hanya 8
hari. Karena waktu paruh yang sangat panjang ini, maka dampak negatif dari caesium-
137 dapat berlangsung sangat lama.
Dampaknya bagi kehidupan di laut,Kekhawatiran melanda pasar ikan Jepang dan Amerika Serikat saat dipastikan
Pasific bluefin tuna (Thunnus orientalis ) terpapar radioaktif akibat kebocoran reaktor
Fukushima Daiichi, Jepang. Ikan ini diketahui mengandung cesium-134 dan cesium-137,
dua zat radioaktif yang berbahaya.Level kedua cesium ini sepuluh kali lebih tinggi dari
yang pernah ditemukan dalam tuna di pantai California setahun sebelumnya. Jumlah ini
pun tetap di atas level aman untuk dikonsumsi baik dari strandar AS maupun Jepang. Ini
adalah pertama kalinya ditemukan adanya migrasi hewan pembawa radioaktif dalam
jarak yang cukup jauh. "Terus terang kami pun agak terkejut," kata Nicholas Fisher
salah satu peneliti yang menuliskan penemuan ini di Jurnal
Proceedings of the National Academy of Sciences , Senin (28/5). Reaktor
Fukushima Daiichi mengalami kebocoran pasca gempa dan tsunami yang melanda
Negeri Sakura itu pada Maret 2011. Lima bulan pasca bencana, Fisher of Stony Brook
University di New York meneliti Pacific bluefin tuna yang ditangkap di lepas pantai San
Diego. Dari 15 tuna yang tertangkap, kesemuanya mengandung cesium-134 and
cesium-137. Dalam penelitian sebelumnya diketahui jika kebocoran ini berpengaruh
pada ikan-ikan kecil dan plankton. Namun, para pakar tidak menyangka jika ikan
sebesar Pasific bluefin tuna - mencapai panjang tiga meter dan bobot 450 kilogram -
juga bisa terpapar kandungan ini.
Sebab, dikatakan jika ikan sebesar itu mampu memetabolisme dan memecah zat
radioaktif di tubuhnya. Zat ini diketahui berasal dari air laut dan makanan yang
dikonsumsi bluefin tuna seperti cumi-cumi.
Bluefin tuna makin rentan dengan zat radioaktif mengingat mereka bertelur di
lepas pantai Jepang dan berenang ke timur menuju perairan California dan ujung Baja
California, Meksiko. Semakin mereka berenang ke timur, sekian persen zat radiasi
berhasil dipecah melalui proses metabolisme dan membuat tubuh mereka membesar.
Meski demikian, nampaknya ikan ini gagal mengeluarkan seluruh zat yang
berbahaya dari tubuhnya. "Di sana itu lautan yang luas. Untuk mengarunginya dan
radionuklida ini masih bertahan, sangatlah luar biasa," ujar Fisher lagi. Pacific bluefin
tuna selama ini menjadi ikan primadona di restauran mewah Jepang. Satu slice-nya bisa
setara harga daging merah --sekitar Rp228 ribu-an. Sekitar 80 persen Pacific bluefin
tuna di dunia dikonsumsi oleh warga Jepang.
C. Efek limbah radioaktif Fukushima terhadap sosial-ekonomi“Masalah terbesar adalah ketika masyarakat yang selamat dari musibah harus
hidup dalam kondisi sangat sulit pada waktu yang cukup lama. Mereka harus
berhadapan dengan lingkungan yang berubah secara dramatis sehingga mereka yang
seharusnya hidup lebih lama malah akhirnya meninggal dunia,” tandas Hiroyuki Harada,
seorang pejabat pemerintah daerah Fukushima.
Akibat dari limbah ini yang menjadi komoditas utama dari laut ataupun ekosistem
disekitarnya menjadi tercemar dan rusak yang mengakibatkan kegiatan ekonomi
didaerah tersebut sangat terkena dampaknya secara langsung. Misalnya, penduduk
sekitar yang sudah lama menetap dan disuruh mengungsi , sehingga hilangnya mata
pencahariannya ,para nelayan kehilangan sumber rejekinya karena ikan-ikan
mengandung zat radioaktif yang berbahaya, sehingga makin sedikit konsumen yang
mengkonsumsi ikan khususnya bluefin tuna yang menjadi daya tarik pasar. Selain itu
tercemarnya perairan disekitar daerah tersebut membuat daya tarik pariwisata menjadi
berkurang bahkan lumpuh total.
D. Efek limbah radioaktif Fukushima terhadap kesehatan manusiaKebocoran nuklir adalah dampak yang paling ditakutkan di balik manfaaat energi
nuklir bagi manusia. Dalam catatan sejarah manusia terdapat kejadian kecelakan nuklir
terbesar di dunia di antaranya adalah kecelakaan Chernobyl, Three Mile Island Amerika
dan mungkin di Fukushima Jepang.
Diantaranya dampak dari kebocoran reaktor nuklir adalah :
• Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara
lain mual muntah, diare, sakit kepala dan demam.
• Sedangkan dampak jangka menengah atau beberapa hari setelah paparan adalah
pusing, mata berkunang-kunang. Disorientasi atau bingung menentukan arah, lemah,
letih dan tampak lesu, muntah darah atau berak darah, kerontokan rambut dan
kebotakan, tekanan darah rendah , gangguan pembuluh darah dan luka susah sembuh.
• Dampak jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi
yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahu(seperti
yang sudah terjadi di Ukraina).
• Beberapa dampak kesehatan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain
Kanker terutama kanker kelenjar gondok, mutasi genetik, penuaan dini dan gangguan
sistem saraf dan reproduksi. Dampak kebocoran reaktor nuklir secara spesifik terhadap
manusia :
• Rambut – Rambut akan menghilang dengan cepat, bila terkena radiasi di 200 Rems
atau lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.
• Otak – sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi
berkekuatan 5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel
saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.
• Kelenjar Gondok – Kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam
jumlah tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian
tiroid.
• Sistim Peredaran Darah – Ketika terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit
darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah
seperti penyakit flu.
• Jantung – Bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems mengakibatkan
kerusakan langsung pembuluh darah dan menyebabkan gagal jantung dan kematian
mendadak.
• Saluran Pencernaan – Radiasi dengan kekuatan 200 rems akan menyebabkan
kerusakan pada lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare
berdarah.
• Saluran Reproduksi – Saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup
dengan kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan
mengalami kemandulan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta:
Balai Pustaka.
Hendra S. 2008. Jenis-jenis plankton yang ditemukan di Sungai Maro, Merauke. BAWAL 2 .Di
akses tanggal 1 juni 2014
Basri . “ Dampak Ekonomi Tsunami ”, Kompas, Senin, 21 Maret 2011. Di akses tanggal 1 juni
2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Fusi_nuklirterakhirdiakses tanggal 14 Juni 2013. Universitas
Sumatera Utara. Di akses tanggal 1 juni 2014
http://www.infonuklir.com/read/detail/198/sejarah-perkembangan-nuklir-di-dunia tanggal 12 April
2013. Di akses tanggal 1 juni 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_nuklir tanggal 15 Juni 2013. Universitas Sumatera Utara. Di
akses tanggal 1 juni 2014
http://news.liputan6.com/read/833038/radioaktif-dari-pltn-fukushima-jepang-bocor-lagi. Diakses
tanggal 9 November 2014
http://koran-jakarta.com/?6333limbah%20air%20radioaktif%20reaktor%20fukushima%20bocor
%20lagi. Diakses tanggal 9 November 2014
http://international.sindonews.com/read/768856/40/radioaktif-fukushima-diyakini-sudah-
menyebar-ke-tanah. . Diakses tanggal 9 November 2014