27
MAKALAH FARMASETIKA DASAR “ OBAT BEBAS TERBATAS ” Dosen : Amelia Febriani.,MSi,Apt DISUSUN OLEH : 1. Ni Wayan Dessy Puspha Sari (17334007) 2. Heidy Maya Karim (17334008) 3. Devi Cristy (17334012) 4. Ismulazam Dhamir Amanah (17334015) 5. Wiwik Hendarini (17334017) 6. Rina Sinaga (17334018) 7. Anisa Fatria Kinasih (17334022) 8. Anisa Rahmah (17334030) 9. Erni Andriyani (17334031) 10. Dela Wiranty Sinaga (17334032)

teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

MAKALAH FARMASETIKA DASAR

“ OBAT BEBAS TERBATAS ”

Dosen : Amelia Febriani.,MSi,Apt

DISUSUN OLEH :

1. Ni Wayan Dessy Puspha Sari (17334007)2. Heidy Maya Karim (17334008)3. Devi Cristy (17334012)4. Ismulazam Dhamir Amanah (17334015)5. Wiwik Hendarini (17334017)6. Rina Sinaga (17334018)7. Anisa Fatria Kinasih (17334022)8. Anisa Rahmah (17334030)9. Erni Andriyani (17334031)10. Dela Wiranty Sinaga (17334032)

FAKULTAS FARMASI

Institut Sains dan Teknologi Nasional

TAHUN 2018/2019

KATA PENGANTAR

Page 2: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya makalah

ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Farmasetika Dasar. Di dalam makalah ini berisi tentang “Obat Bebas Terbatas”.

Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang di dalam makalah ini masih jauh dari

kata sempurna baik dari segi penulisan, segi redaksional maupun segi pengkajian

dan pemilihan bahan literatur sebagai landasan teori. Keadaan tersebut disebabkan

adanya keterbatasan dalam diri penulis sendiri.

Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya support dari

orang sekitar. Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar : Ibu Amelia

Febriani.,MSi,Apt yang memberi waktu untuk menyelesaikan makalah ini. Dan

penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Tegur sapa serta kritik membangun penulis terima dengan senang hati demi

perbaikan di masa depan.

Jakarta, April 2019

Penulis

DAFTAR ISI

2

Page 3: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

BAB 1

PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB 2

PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

A. Definisi Obat Bebas Terbatas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6B. Penandaan Pada Obat Bebas Terbatas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6C. Obat Yang Masuk ke dalam Goolongan Obat Bebas Terbatas . . . . . . . .11

BAB 3

PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .17

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

3

Page 4: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, Obat adalah

bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Selain itu menurut Katzung (1997),

obat dalam pengertian umum adalah suatu substansi yang melalui efek kimianya

membawa perubahan dalam fungsi biologik.

Pada umumnya, molekul obat berinteraksi dengan molekul khusus dalam

sistem biologik, yang berperan sebagai pengatur, disebut molekul reseptor. Untuk

berinteraksi secara kimia dengan reseptornya, molekul obat harus mempunyai

ukuran, muatan listrik, bentuk, dan komposisi atom yang sesuai. Selanjutnya, obat

sering diberikan pada suatu tempat yang jauh dari tempatnya bekerja , misalnya,

sebuah pil ditelan peroral untuk menyembuhkan sakit kepala. Karena itu obat

yang diperlukan harus mempunyai sifat-sifat khusus agar dapat dibawa dari

tempat pemberian ke tempat bekerja. Akhirnya, obat yang baik perlu

dinonaktifkan atau dikeluarkan dari tubuh dengan masa waktu tertentu sehingga

kerjanya terukur dalam jangka yang tepat (Katzung, 1997).

Di Indonesia penduduk yang mengeluh sakit selama satu bulan terakhir

pada tahun 2004 sebanyak 24,41%. Upaya pencarian pengobatan yang dilakukan

masyarakat yang mengeluh sakit sebagian besar adalah pengobatan sendiri

(87,37%). Sisanya mencari pengobatan sendiri antara lain ke puskesmas,

paramedik, dokter praktik, rumah sakit, balai pengobatan, dan pengobatan

tradisional (BPS, 2005).

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2001 menunjukan bahwa penduduk

Indonesia yang mengeluh sakit selama sebulan sebelum survai dilakukan sebesar

25,49% diperkotaan dan pedesaan, keluhan terbanyak mencakup demam, sakit

kepala batuk, dan pilek. Perilaku pencarian pengobatan yang dilakukan oleh

4

Page 5: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

penduduk Indonesia yang mengeluh sakit persentase terbesar adalah pengobatan

sendiri (58,78%), terutama menggunakan obat (83,88%), sisanya mengunakan

obat tradisional dan atau cara tradisional (BPS, 2002).

Sumber obat yang paling dominan adalah warung (44,35%) dan yang

lainnya adalah puskesmas (15,85%), praktek perawat atau bidan (11,44%), took

obat (9,31%), praktek dokter (8,41%), apotek (5,03 %) dan rumah sakit hanya

2,36%. Pada umumnya penggunaan obat ditunjukan untuk mengobati penyakit

(91,56%), sedangkan untuk menjaga kesehatan 5,58% dan untuk keluarga

berencana 1,16% (Depkes, 1999).

Dikarenakan lebih banyak masyarakat yang langsung membeli obat tanpa

resep, maka menteri kesehatan republic Indonesia membagi obat obatan menjadi

beberapa jenis golongan, Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993

Tentang Daftar Wajib Obat Jadi, bahwa yang dimaksud dengan golongan obat

adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan

ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari :

1. Obat Bebas

2. Obat Bebas Terbatas

3. Obat Keras

4. Obat Narkotika

5. Obat Psikotropika

6. Obat Wajib Apotek

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang di maksud dengan Obat Bebas Terbatas ?

b. Tanda apa yang diberikan pada obat bebas terbatas?

c. Yang termasuk dalam obat Golongan Bebas Terbatas?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi Obat Bebas Terbatas

b. Untuk mengetahui tanda yang ada pada Obat Bebas Terbatas

c. Untuk mengetahui obat – obatan yang termasuk dalam golongan Obat Bebas

Terbatas.

5

Page 6: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

BAB 2

PEMBAHASAN

A. DEFINISI OBAT BEBAS TERBATAS

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi

masih dapat dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda

peringatan. Obat bebas terbatas atau obat yang termasuk dalam daftar “W”,

Menurut bahasa belanda “W” singkatan dari “Waarschuwing” artinya peringatan,

dan bila penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkus asli dari pabriknya atau

pembuatnya

2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda

peringatan yang tercetak sesuai contoh tanda peringatan terbeut warna hitam,

berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna

putih

Seharusnya obat jenis ini hanya dijual bebas di toko obat berizin (dipegang

seorang asisten apoteker) serta apotek (yang hanya boleh beroperasi jika ada

apoteker (No Pharmacist No Service), karena diharapkan pasien memperoleh

informasi obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas.

B. PENANDAAN PADA OBAT BEBAS TERBATAS

Berdasarkan Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/V1/83

tentang Tanda Khusus untuk Obat Bebas Terbatas adalah sebagai berikut :

1. Tanda khusus adalah tanda berupa warna dengan bentuk tertentu yang

harus tertera secara jelas dan etiket wadah dan bungkus luar obat jadi

sehingga penggolongan obat jadi tersebut dapat segera dikenali.

2. Wadah adalah kemasan terkecil yang berhubungan dengan obat jadi.

3. Bungkus luar adalah kotak atau penmbungkus lainnya yang membungkus

wadah.

4. Penggolongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk

peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan lalu

6

Page 7: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

lintas obat dengan membedakannya atas narkotika, psikotropika, obat keras,

obat bebas terbatas dan obat bebas.

5. Kemasan terkecil adalah kemasan yang dimaksudkan untuk dapat dijual

secara lepas kepada konsumen.

6. Pada etiket wadah dan bungkus luar atau kemasan terkecil obat jadi yang

tergolong obat bebas dan obat bebas terbatas harus dicantumkan secara jelas

tanda khusus sesuai golongan obat yang bersangkutan.

7. Bagi obat bebas terbatas, harus mencantumkan tanda peringatan P. No. 1, P.

No.2, P. No.3, P. No. 4, P. No.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat

Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober

1969.

Penggolongan ini didasarkan oleh fungsi dari masing – masing golongan yang

berbeda – beda. Berikut adalah uraiannya :

P no. 1 : Biasanya anda akan melihat tulisan Awas! Obat Keras. Baca aturan

memakainya.

Nah, jika anda melihat tanda peringatan tersebut pada kemasan obat, maka bisa

dipastikan obat tersebut termasuk ke dalam jenis obat bebas terbatas golongan

P1.

Contoh obatnya antara lain:

7

Page 8: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

Memiliki nama dagang dan golongan Parazon (nama generiknya

propifenazon dan digunakan sebagai golongan obat bebas terbatas khusus

untuk sakit kepala, sakit gigi, nyeri pada waktu haid, dan obat penurun

demam).

Contoh – contoh merk di pasaran antara lain adalah : Ultraflu, Decolgen,

Antimo, paramex dan sebagainya.

Zenit – C (untuk obat penambah vitamin C), mengandung bahan – bahan

aktif lain seperti vintamin B kompleks, Nicotinamide, Vitamin C tentu

saja, asam folat, kalsium dan panthothenic acid yang akan menjadi

komponen lengkap untuk memenuhi kebutuhan vitamin serta mineral

dalam tubuh. Selain itu, kandungan Vitamin B kompleks dalam obat ini

juga akan sangat berguna dalam proses pertumbuhan dan perkembangan

serta manfaat Vitamin C yang mampu menjaga kondisi imun tubuh tetap

fit. Bisa dikonsumsi oleh segala usia termasuk ibu hamil serta menyusui.

Xepavit (untuk obat penambah Vitamin E),mengandung Vitamin C,

Vitamin B kompleks, Nicotinamid, Asam folat, dan asam phantothenat

serta zinc yang mampu mencegah serta mengobati pasien yang kekurangan

vitamin atau mineral. Di sisi lain, juga sanagt berguna sebagai antioksidan.

8

Page 9: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

Zevibex (untuk menambah Vitamin B1), mengandung Vitamin B

kompleks, niacin, panthothenic acid, Vitamin E dan Vitamin C serta zinc

yang membantu pasien untuk mencegah kekurangan vitamin B kompleks.

Dapat diberikan sebelum dan sesudah makan.

Upixon (Piperasilin, untuk infeksi cacing gelang di dalam tubuh), selain

mengobati cacing gelang, ternyata juga berkhasiat dalam mengobati

infeksi usus kecil, infeksi cacing parasit, dan penyakit – penyakit lain yang

diakibatkan dari mengkonsumsi bahan makanan berupa olahan daging.

Memiliki komposisi aktif berupa pyrantel paoate yang dapat menimbulkan

efek samping berupa pusing serta ngantuk setelah mengkonsumsinya. Jadi,

jika anda ingin menggunakan obat ini, diharapkan tidak sedang berkendara

atau mengemudi.

Konvermex (Pirantel pamuat yang digunakan sebagai obat pembasmi

cacing di perut).

P no. 2 : memiliki nama dagang dan termasuk ke dalam golongan Ttanflex

(Bensidamin hidroklorida digunakan sebagai obat sariawan, dan permasalahan

pada mulut lainnya). Biasanya anda akan menemukan tulisan Awas! Obat keras.

Hanya untuk berkumur. Pada luaran atau kemasan produk obat bebas terbatas

golongan P2.

Contoh obat bebas terbatas golongan P2 di pasaran antara lain adalah Enkasari,

Listerin, dan sebagainya.

P no. 3 : memiliki nama dagang dan termasuk ke dalam golongan alphadine (obat

generik Povidon ioida yang digunakan sebagai obat desinfektan). Pada kemasan

anda mungkin akan melihat tanda peringatan yang berbunyi, Awas! Obat keras.

Hanya untuk bagian luar badan. Jika anda menemukan tanda tersebut di salah

satu kemasan produk obat yang anda beli, dapat dipastikan bahwa obat tersebut

termasuk ke dalam jenis obat bebas terbatas golongan P3. Contoh obatnya di

pasaran yang sering anda temui antara lain adalah Betadine, neo Ultrasiline dan

sebagainya.

P no. 4 : memiliki nama dagang Flupredniliden yang memiliki fungsi sebagai obat

eksim, penyakit pada kulit dan gigitan serangga, bahkan juga termasuk luka

9

Page 10: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

bakar yang diakibatkan oleh sinar matahari. Tanda peringatan berupa tulisan,

Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. Merupakan salah satu tanda bahwa

obat ini hanya digunakan sebagai obat bakar. Conoth obat bebas terbatas

golongan P4 yang sering anda temui di pasaran antara lain adalah Sigaret Atsma,

Decoderm dan lain sebagainya.

P no. 5 : merupakan jenis obat yang mengandung amonia kurang dari 10%. Di

bagian kemasan produk anda akan melihat tulisan peringatan yang berbunyi,

Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Nama generik untuk obat bebas terbatas

golongan P5 antara lain adalah kloramfenicol untuk mengobati infeksi kulit

karena bakteri, dan hidrokortison yang mampu mengobati dermatitis yang

terinfeksi oleh bakteri bahkan jerawat. Contoh obat bebas terbatas jenis P5 yang

sering anda temui di pasaran antara lain adalah bravoderm, bufacort dan

sebagainya.

P no. 6 : memiliki nama dagang Natrium lavil dengan nama generik sulfoasetat

yang memiliki fungsi sebagai obat untuk mengatasi kesulitan dalam buang air

besar, seperti sembelit. Di kemasan anda akan menemukan tanda peringatan

berupa tulisan, Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Bisa dipastikan

bahwa obat tersebut termasuk ke dalam jenis obat bebas terbatas golongan P6.

Contoh obat jenis ini yang sering anda temui di pasaran antara lain adalah

Ambeven, Suppositoria dan sebagainya.

8. Tanda khusus dapat tidak dicantumkan pada blister pack, strip aluminium,

stripselofan, atau kemasan sejenis bila kemasan terkecil obat bebas atau obat

bebas terbatas yang bersangkutan memenuhi ketentuan

9. Tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran berwarna biru dengan

garis tepi berwarna hitam.

10. Tanda khusus dimaksud harus diletakkan sedemikian sehingga jelas terlihat dan

mudah dikenali. Ukuran lingkaran tanda khusus disesuaikan dengan ukuran dan

desain etiket wadah dan bungkus luar yang bersangkutan dengan ukuran diameter

10

Page 11: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

lingkaran terluar dan tebal garis tepi yang proporsional, berturut-turut minimal

satu cm dan satu mm.

Penyertaan brosur dalam bahasa Indonesia dalam penjualan Obat Bebas Terbatas,

brosur yang menerangkan cara pemakaiannya, jumlah takarannya (dosis), kontra

indikasinya dan peringatan terhadap kemungkinan gangguan-gangguan akibat

alergi terhadap obat yang bersangkutan serta gejala-gejala, ditulis dalam huruf

latin dalam Bahasa Indonesia; obat bebas terbatas yang tidak memenuhi

persyaratan diatas hanya boleh dijual belikan oleh pedagang besar farmasi dan

dijual oleh apotik dengan resep dokter

C. OBAT – OBATAN YANG TERMASUK KEDALAM OBAT BEBAS

TERBATAS

Berdasakan Surat PerMenkes Nomor : 925/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar

Perubahan Golongan Obat No. 1 adalah sebagai berikut :

DaftarPerubahan penggolongan obat bebas terbatas No. 1

No Nama Generik Obat Golongan

Semula

Golongan

Baru

Pembatasan

1 Aminophylline Obat keras dalam

substansi / OWA

(suppositoria)

Obat bebas

terbatas

2 Benzoxonium Obat keras Obat bebas

terbatas

Sebagai obat

luar untuk

mulut dan

tenggorokan

(kadar ≤ 0,05

%)

3 Benzocain Obat keras Obat bebas

terbatas

Anastetik

mmulut dan

tenggorokan

4 Bromhexin Obat keras / Obat bebas

11

Page 12: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

OWA terbatas

5 Cetrimide Obat keras Obat bebas

terbatas

6 Chlorhexidin Obat keras Obat bebas

terbatas

7 Cholin Theophyllinate Obat keras Obat bebas

terbatas

Sebagai obat

luar untuk

antiseptik kulit

( kadar ≤ 0,12

%)

8 Dexobrompheniramine

mallcate

Obat keras Obat bebas

terbatas

9 Diphenhydramine Obat bebas

terbatas dengan

batasan

Obat bebas

terbatas

10 Hexetidine Obat keras /

OWA

Obat bebas

terbatas

Sebagai obat

luar untuk

mulut dan

tenggorokan

(kadar ≤ 0,1 %)

11 Ibuprofen Obat keras Obat bebas

terbatas

Tablet 200 mg

kemasan tidak

lebih dari 10

tablet

12 Lidocain Obat keras Obat bebas

terbatas

Anastetik

mulut dan

tenggorokan

13 Mebendazol Obat keras /

OWA

Obat bebas

terbatas

Semua materi

untuk promosi

harus

mengemukakan

resiko bahaya

12

Page 13: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

obat

14 Oxymetazoline Obat keras Obat bebas

terbatas

Obat semprot

hidung (kadar

≤ 1 %)

15 Theophylline Obat keras dalam

substansi

Obat bebas

terbatas

16 Triprolidine Obat keras Obat bebas

terbatas

Daftar Obat Bebas Terbatas No 2 :

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Farmasi Departemen Republik

Indonesia.

No. : 2193/DirJend/SK/67, adanya perubahan dan penambahan. Surat Keputusan

ini berlaku sejak tanggal 1 November 1967.

1. Sediaan - sediaan Promethazinum atau garam - garamnya, yang nyata – nyata

dipergunakan sebagai obat penyakit perjalanan, mengandung tidak lebih dari

25 mg setiap tablet dihitung sebagai basanya, dan tidak lebih dari 10 tablet

setiap bungkusnya (P.l).

Contoh :

2. Sediaan – sedian yang mengandung Chlorprophenpyridamini Maleas tidak

lebih dari 4mg setiap takaran yang di tetapkan dan tidak lebih dari 20 tablet

setiap bungkusnya atau 120cc setiap kemasan (P.1).

13

Page 14: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

3. Sediaan- sediaan yang mengandung antimonii Sulfidum tidak lebih dari 20 mg

setiap takaran yang ditetapkan (P.1).

4. Sedian – sediaan yang mengandung Strychninum atau garam – garamnya,

tidak lebih dari 1mg Strychninum, dihitung sebagai garam nitrat, setiap

takaran yang ditetapkan (P.1)

5. Sedian – sedian yang mengandung Cetyl Pyridinii Chloridum tidak lebih dari

4 mg setiap takaran yang ditetapkan (P.1) dan semua sediaan – sediaan yang

nyata nyata dipergunakan sebagai obat luar (P.3).

6. Obat sedot yang mengandung Amphetaminum atau garamnya (P.1)

7. Vaginal ovula yang mengandung sulfanilamidum oxyquinolini sulfas (P.5)

Daftar Obat Bebas Terbatas nomor 8, sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. 679/E/SK/76 :

1. Ephedrinum

Semua sediaan yang mengandung Ephedrinum, turunan-turunan atau gararn-

garam yang dihitung sebagai Ephedrinum basa tidak lebih dari 35 mg setiap

takaran dan dalam kemasan tidak melebihi 20 tablet tiap wadah atau 120 ml

tiap botol (P.I.) dan tidak lebih dari 0,5% dalam kemasan tidak melebihi 30

ml yang nyata-nyata digunakan sebagai obat luar atau untuk obat tetes

mata/hidung (P.I.).

2. Iodum.

Semua larutan persenyawa lodum yurg dapat mengeluarkan lodum bebas,

yang nyata-nyata digunakan sebagai obar luar (P.3).

3. Asverinum.

Semua sediaan yang mengandung Asverinum, turunan - turunan atau garam-

garamnya yang dihitung sebagai Asverinum basa tidak lebih dari 6 mg setiap

takaran dalam kemasan tidak melebihi 20 tablet tiap wadah atau 120 ml tiap

botol (P.I).

4. Chloroquinum.

Sediaan-sediaan yang mengandung Chloroquinum atau garam-garamnya yang

dihitung sebagai basa tidak lebih dari 160 mg setiap takaran dan dalam

kemasan tidak melebihi 4 tablet tiap wadah atau 60 ml tiap botol (P.I)

14

Page 15: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

5. Heparinum.

Sediaan-sediaan yang mengandung Heparinum atau Heparinoid yang

ekivalensinya dengan Heparinum tidak lebih dari 350 I.U, tiap gram dalam

kemasan tidak melebihi 30 gram yang nyata-nyata digunakan sebagai obat luar

(P.3). Pada etiket atau pembungkus dan brosur harus diberi peringatan yang

berbunyi "tidak boleh dioleskan pada luka yang terbuka."

6. Xylometazolinum.

Semua sediaan yang mengandung Xylometazolinum, turunan-turunan atau

garam-garamnya yang dihitung sebagai Xylometazolinum basa tidak lebih dari

2o/oo (dua per seribu) dan dalam kemsaan tidak melebihi 30 ml yang nyata-

nyata digunakan sebagai obat luar atau untuk obat tetes/semprot hidung (P.1).

Obat Bebas Terbatas nomor 9, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 680/E/SK/76 :

1. Benzydaminum

Sediaan-sediaan yang mengandung Benzydaminum atau garam-garamnya

yang dihitung sebagai basa tidak lebih dari 5% dan dalam kemasan tidak

melebihi 30 gram yang nyata-nyata digunakan sebagai obat luar (P.3).

2. Crotamitonum

Sediaan-sediaan yang mengandung Crotamitonum tidak lebih dari 11%

dan dalam kemasan untuk cream atau sejenisnya tidak melebihi 30 gram

dan untuk lotion atau sejenisnya tidak melebihi 120 ml yang nyata-nyata

digunakan sebagai obat luar (P.3). Pada etiket atau pembungkus dan

brosur harus diberi peringatan yang berbunyi "tidak boleh dioleskan pada

luka yang terbuka."

3. Phenylephrinum

Sediaan-sediaan yang mengandung Phenylephrinum atau garam-garamnya

yang dihitung sebagai basa tidak lebih dari 1% dan dalam kemasan tidak

melebihi 30 ml yang nyata-nyata digunakan sebagai obat luar untuk obat

tetes mata/hidung (P. 1).

15

Page 16: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Obat Bebas Terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi

masih dapat dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan

tanda peringatan.

Tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran berwarna biru dengan

garis tepi berwarna hitam.

Golongan obat bebas terbatas beberapa kali mengalami perubahan serta

penambahan.

Salah satu contohnya : Ephedrinum, Chloroquinum , Crotamitonum DLL

16

Page 17: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

LAMPIRAN

Lambang Penggolongan Obat

Obat Bebas Obat Bebas Terbatas Obat Keras & Psikotropika

Obat Golongan Narkotika

Contoh lambang obat pada kemasan obat di pasaran

17

Page 18: teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober 1969. Penggolongan

DAFTAR PUSTAKA

Id Thesis, Januari 2018. Pengertian Obat Bebas Terbatas. Diakses melalui:

https://idtesis.com/pengertian-obat-bebas-terbatas/. Pada : 19 April 2019

Zakira, Agustus 2018. Obat Bebas Terbatas : Pengertian – Penggolongan –

Contohnya. Diakses melalui https://halosehat.com/istilah-medis/istilah-medis-

o/obat-bebas-terbatas. Pada 18 April 2019

Anonim, 2006, Pedoman Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Depkes RI, Jakarta.

http://jdih.pom.go.id/

18