21
MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL “Akuntansi Perubahan Harga (Inflasi)” Oleh : Latipah Rabbani 24213938 4EB28 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA TANGERANG

Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

MAKALAH

AKUNTANSI INTERNASIONAL

“Akuntansi Perubahan Harga (Inflasi)”

Oleh :

Latipah Rabbani

24213938

4EB28

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

TANGERANG

2013

Page 2: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

PENDAHULUAN

Pelaporan keuangan sangat terkait dengan perubahan harga (inflasi), karena selama

periode perubahan harga tersebut laporan keuangan dapat berpotensi untuk menyesatkan

selama periode perubahan harga tersebut. Perubahan harga (inflasi) adalah suatu proses

meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan

mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi

masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau

bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Inflasi merupakan fenomena dunia yang banyak terjadi di negara berkembang, namun

kecenderungan yang ada di negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki

penyimpanan dari convensional historical cost accounting yang memasukkan unsur

perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset. Pengaruh inflasi terhadap posisi

keuangan dan kinerja perusahaan dapat mengakibatkan tidak efisiennya keputusan

operasional yang dibuat oleh manajer yang tidak mengerti pengaruh dari inflasi itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan posisi keuangan, aktiva keuangan seperti nilai kas akan berkurang

nilainya selama inflasi karena menurunnya daya beli.

Perubahan harga (inflasi) dapat dipahami dalam 2 pengertian, yaitu perubahan harga

secara umum dan perubahan harga secara spesifik (khusus). Pada pembahasan dalam

makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang

terdapat dalam inflasi. Untuk memudahkan dalam memahaminya akan dijelaskan pula

tentang pendekatan terhadap akuntansi inflasi di beberapa negara, dalam makalah ini negara

yang akan dijadikan sebagai bagian dari pembahasan yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan

Brazil.

Page 3: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Harga (Inflasi)

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus

dalam waktu tertentu. Dari pengertian tersebut, apabila terjadi kenaikan harga yang hanya

bersifat sementara maka kenaikan harga tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Inflasi

dikatakan terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling

mempengaruhi.

Inflasi merupakan masalah ekonomi (peristiwa moneter) yang hampir terjadi di semua

negara di dunia. Inflasi sering diartikan sebagai suatu kecendrungan naiknya harga-harga

secara umum dalam waktu dan wilayah tertentu. Dari pengertian ini dapat diambil beberapa

hal penting dalam memahami inflasi, bahwa inflasi ini terjadi : Diwarnai kenaikan harga-

harga komoditi secara umum, atau hampir semua komoditi mengalami kenaikan. Kenaikan

harga-harga karena, misalnya musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali

saja (tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.

Secara umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh

barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau

keluaran). Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada dua jenis perubahan harga

yaitu :

1. Perubahan Harga Secara Umum

Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan

jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara

keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi

(deflation).

2. Perubahan Harga Secara Spesifik (Khusus)

Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu

yang disebabkan oleh perubahan harga dalam permintaan dan penawaran.

Penyebab Inflasi

Penyebab terjadinya inflasi secara umum bisa dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Demand-pull Inflation

Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya

permintaan faktor‐faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi

Page 4: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan

dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full

employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga

terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand pull inflation.

2. Cost-push Inflation

Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan

harga produk-produk (output) yang dihasikan ikut naik.

Dampak Inflasi

Inflasi mempunyai dampak terhadap individu maupun bagi kegiatan perekonomian secara

luas. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat negatif atau pun positif, tergantung pada

tingkat keparahannya.

1. Dampak positif

Pengaruh positif inflasi terjadi apabila tingkat inflasi masih berada pada persentase

tingkat bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat itu tingkat bunga kredit adalah

15% per tahun dan tingkat inflasi 5%. Bagi negara maju, inflasi seperti ini akan

mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi,

karena para pengusaha/ wirausahawan di negara maju dapat memanfaatkan kenaikan

harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan jasa.

2. Dampak Negatif

Inflasi yang terlalu tinggi membawa dampak yang tidak sedikit terhadap perekonomian,

terutama tingkat kemakmuran masyarakat. Dampak inflasi tersebut, antara lain:

Dampak inflasi terhadap pemerataan pendapatan

Dampak inflasi terhadap output (hasil produksi)

Mendorong penanaman modal spekulatif

Menyebabkan tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi

Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan

Menimbulkan masalah neraca pembayaran

Cara Mengatasi Inflasi

1. Kebijakan Moneter

Menurut teori moneter klasik, inflasi terjadi karena penambahan jumlah uang beredar.

Dengan demikian, secara teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi, yaitu dengan

mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri. Kebijakan moneter adalah tindakan yang

Page 5: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar.

Ketika jumlah uang beredar terlalu berlebihan sehingga inflasi meningkat tajam, Bank

Indonesia akan segera menerapkan berbagai kebijakan moneter untuk mengurangi

peredaran uang.

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran

pemerintah. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi

adalah dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan

mengadakan pinjaman pemerintah.

3. Kebijakan Non-Moneter dan Non-Fiskal

Selain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan non-

moneter/ non-fiskal dengan tiga cara, yaitu menaikkan hasil produksi, menstabilkan upah

(gaji), dan pengamanan harga, serta distribusi barang.

B. Mengapa Laporan Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan

Selama periode inflasi nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang

mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah

menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan

pengukuran ini mendistorsi, (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu

historis, (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak

dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih

pada gilirannya akan menyebabkan:

1. Kenaikan dalam proporsi pajak.

2. Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.

3. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.

4. Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).

Jika harus mendistribusikan semua laba yang dibesarkan (Dalam bentuk pajak, deviden, gaji

dan semacamnnya yang lebih besar) suatu perusahaan mungkin tidak akan memiliki cukup

sumber daya untuk mengganti aset tertentu yang mengalami kenaikan harga, seperti

persediaan, pabrik dan peralatan.

Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam

daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk

menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Dalam

Page 6: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum

yang lebih rendah (yaitu daya beli perode ini), yang kemudian diterapkan terhadap beban

terkait. Biaya disajikan dalam mata uang dengan daya beli umum lebih tinggi karena

biasanya mencerminkan pemakaian sumber daya yang diperoleh dimasa lampau (misalnya

penyusutan pabrik yang dibeli 10 tahun silam) ketika daya beli unit moneter lebih tinggi.

Mengurangi biaya berdasarkan daya beli historis dari pendapatan berdasarkan daya beli kini

menyebabkan laba tidak diukur secara akurat.

Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian

daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (ekuivalennya) selama periode inflasi. Jika kita

menahan kas selama setahun dengan tingkat inflasi 100%, maka diakhir tahun kita akan

memerlukan dua kali lipat kas untuk menyamai daya beli saldo kas diawal tahun. Hal ini

selanjutnya mempersulit pembaca laporan untuk membandingkan kinerja bisnis.

Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :

1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang

dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap

mengenai faktor-faktor ini.

2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada

pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat

memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang

memperhitungkan pengaruh perubahan harga.

3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan

harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan

yang membahas masalah-masalah tersebut.

C. Jenis-jenis Penyesuaian Inflasi

Rangkaian statistik yang bertujuan mengukur perubahan harga umum maupun khusus

biasanya tidak berjalan secara bersamaan. Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh

yang berbada terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan

dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi. Akuntansi untuk

laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum disebut sebagai model daya beli

konstan biaya historis. Akuntansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya

kini.

1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum

Page 7: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

Model biaya historis‐dolar konstan mempertimbangkan perubahan harga ini dengan

mengukur laba sedemikian rupa sehingga pendapatan tersebut mencerminkan jumlah

maksimum sumber daya yang dapat didistribusikan ke berbagai pihak yang berhak

selama periode tertentu, dan pada saat yang sama mempertahankan kemampuan

perusahaan untuk memperoleh jumlah barang dan jasa yang secara umum sama, pada

akhir periode, dengan jumlah barang dan jasa yang dapat diperolehnya pada awal

periode.

Singkatnya, mata uang tetap (biaya historis) adalah jumlah mata uang yang

disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli) umum.

Indeks Harga

Angka indeks harga digunakan dalam translasi jumlah uang yang dibayarkan di periode

sebelumnya ke dalam setara daya beli di akhir periodenya (yaitu daya beli tetap biaya

historis).

Rumus yang digunakan adalah:

GPLcGPLtd

× Jumlah Nominaltd=PPEc

Keterangan :

GPL = Indeks harga umum

c = Tahun berjalan

td = Tanggal transaksi

PPE = Setara daya beli umum

Angka tingkat harga yang disesuaikan bukan merupakan biaya kini dari pos yang

dipersoalkan, melainkan masih merupakan angka biaya historis. Angka biaya historis

hanya sekedar disajikan ulang dalam unit ukuran baru, yaitu daya beli umum diakhir

periode. Jika semua transaksi dilakukan secara seragam selama periode tertentu (seperti

pendapatan dari penjualan barang atau jasa), maka penyesuaian tingkat harga jalan pintas

dapat digunakan. Ketika menyajikan pendapatan sebagai setara daya beli akhir periode,

ketimbang menyesuaikan tingkat harga pendapatan harian (berarti ada 365 perhitungan)

kita dapat menggunakan rumus berikut :

GPLcGPLtd

× Pendapatan Total=PPEc

Page 8: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

2. Penyesuaian Biaya-Kini

Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua aspek utama yaitu

a. Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya historis. Oleh karena aset

pada dasarnya sama dengan nilai diskonto kini dari arus kas dimasa depan,

pendukung model biaya kini berpendapat bahwa nilai kini memperlihatkan secara

lebih baik pengukuran pendapatan dan potensi arus kas perusahaan dimasa depan

kepada pembaca laporan keuangan.

b. Kedua, laba didefinisikan sebagai kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan,

yaitu jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu

periode (tanpa pertimbangan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan

kapasitas produktif atau model fisik perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan

modal adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih awal perusahaan (lewat

indeks harga khusus atau penentuan harga langsung yang sesuai, seperti harga

tagihan lancer, daftar harga dari penyedia, dan lain-lain) untuk mencerminkan

perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.

3. Biaya Kini Disesuaikan dengan Tingkat-Harga Umum

Operasi pelaporan ketiga yang bertujuan untuk menerangkan perubahan harga ini

menggabungkan karakteristik model tingkat umum dan model biaya kini. Pengukuran

ini, disebut sebagai model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga

menggunakan indeks harga umum maupun khusus. Sesuai dengan model tingkat harga

umum, salah satu tujuan model ini adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih

pada ekuivalen daya beli akhir tahun perusahaan. Laporan laba rugi juga memuat

informasi mengenai laba atau rugi daya beli pos-pos moneter induk bersih. Sesuai

dengan model biaya kini, tujuan lain model ini adalah untuk melaporkan aset bersih

perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan

kekayaan bersih setelah pajak.

Ciri khas dari model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga adalah

pengungkapan perubahan biaya kini dari aset moneter perusahaan setelah dikurangi

inflasi. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset moneter

yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum. Dua pengungkapan yang

lazim dimuat dalam ekuitas pemegang saham biasanya ditafsirkan sebagai berikut :

Kenaikan aset non moneter akibat inflasi umum merupakan jumlah saldo yang harus

Page 9: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

dimiliki perusahaan agar mampu menghadapi inflasi umum tersebut. Komponen kedua

(misalnya kenaikan harga kini yang melampaui inflasi umum) dianggap sejumlah pihak

sebagai laba modal atas aset non moneter yang belum direalisasikan. Kita berpendapat

bahwa komponen terakhir ini bukan merupakan laba, melainkan kenaikan biaya usaha

yang harus dimiliki perusahaan untuk mempertahankan kapasitas produksinya.

Group Modelo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, disajikan ulang

sebagai berikut :

a. Persediaan

Pos-pos ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama dan disajikan

ulang dengan menggunakan metode biaya penggantian atau manufaktur.

b. Harga Pokok Penjualan

Penyajian ulang akun ini dinilai berdasarkan nilai persediaan yang dinyatakan ulang.

c. Aktiva Tetap

Pos-pos ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan ulang dengan

menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer Indeks/Indeks

Harga Konsumen Umum, sehingga menjadi nilai penggantian bersih yang sesuai

ditentukan oleh penilai ahli independent pada tanggal 31 Des 20XX, dan sesuai

denga tanggal akuisisi apabila pembelian dilakukan setelah tanggal tersebut.

d. Depresiasi

Pos ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang dipertimbangkan

sebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai independent.

e. Penyajian ulang ekuitas pemegang saham

Akun ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari

NCPI, menurut umur atau tanggal kontribusinya.

f. Ketidakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham

Saldo akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil kepemilikan aktiva

non-moneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.

g. Hasil dari kepemilikan aktiva non-moneter

Pos ini menunjukkan perubahan dalam nilai aktiva non-moneter yang disebabkan

oleh hal selain inflasi.

h. Akumulasi hasil moneter ekuitas

Pos ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal angka-angka laporan

keuangan.

Page 10: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

Berikut adalah kebijakan akuntansinya :

Dasar penyajian

Komparabilitas

Persediaan

Aset tetap

Penyusutan

Penyajian uang ekuitas pemegang saham

Defisit atas penyajian ulang ekuitas pemegang saham

Laba atau rugi dari posisi moneter

D. Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi di Beberapa Negara

Amerika Serikat

Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(Statement of Financial Accounting StandardsSAFS) No. 33 Berjudul “Pelaporan Keuangan

dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang

memiliki persediaan dan aktiva tetap (sebelum dikurangi dengan depresiasi) yang bernilai

lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 Miliar (setelah dikurangi dengan akumulasi

depresiasi) untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan

dan biaya beli konstan biaya kini. Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang

telah sesuai dengan SFAS No. 33 menemukan bahwa :

1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.

2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar.

3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila

dibandingkan data biaya kini.

Inggris

Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard CommitteeASC)

menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standards Accounting

Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret

1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam 2 hal yaitu :

1. Standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi

hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.

2. Penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris

mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.

Page 11: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :

1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai pelapor keuangan dasar dengan akun-akun

pelengkap biaya historis.

2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun

pelengkap biaya kini.

3. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan

informasi biaya historis yang memadai.

Brazil

Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan 2

kelompok pilihan pelaporan, hukum perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar Modal

Brazil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-

akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang

diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen

meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan deprsiasi terkait, serta akun-

akun amortisasi atau depresi (termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait). Akun-akun

ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba

ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga

terhadap modal.

E. International Accounting Standard Board (IASB)

IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang

dinyatakan dalam mata uang lokal dilingkungan hyperinflasi tidak bermanfaat. IAS 29

pelaporan keuangan dalam Perekonomian Hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya

merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus,

laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang

perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau

biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca.

Peraturan ini juga berlaku untuk angka-angka serupa ditahun sebelumnya. Laba atau rugi

daya beli terkait posisi kewajiban atau aset moneter bersih harus dimasukkan kedalam laba

bersih. Perusahaan pelapor juga harus mengungkapkan :

1. Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran telah

dilakukan.

Page 12: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

2. Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama (yaitu penilaian historis atau

biaya kini).

3. Identitas dan tingkat indeks harga pertanggal neraca, berikut pergerakkannya selama

tahun pelaporan.

4. Laba atau rugi moneter bersih tahun berjalan.

Page 13: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

KESIMPULAN

Perubahan harga merupakan fluktuasi pergerakan harga baik suatu peningkatan

maupun suatu penurunan. Peningkatan harga secara umum di kenal dengan istilah inflasi,

sedangkan penurunan harga secara umum dikenal dengan istilah deflasi. Perubahan harga

disini terdapat dua jenis yaitu perubahan harga umum maupun perubahan harga spesifik.

Perubahan harga umum merupakan perubahan harga secara keseluruhan komoditi, sedangkan

perubahan harga khusus merupakan perubahan harga komoditi tertentu. Pada periode

perubahan harga ini laporan keuangan sangat teramat rentan terhadap resiko penyesatan para

penggunanya. Resiko ini terjadi karena adanya ketidakakuratan pengukuran yang

menyebabkan distorsi pada proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis,

anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan data kinerja yang tidak dapat

mengisolasi pengaruh perubahan harga yang tidak dapat dikendalikan. Resiko tersebut

menimbulkan kesulitan para pembaca untuk menginterpretasikan dan membandingkan

laporan keuangan. Terdapat dua jenis metode yang dapat dilakukan untuk melakukan

penyesuaian terhadap inflasi, yaitu :

1. Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum yang disebut

sebagai model daya beli konstan biaya historis.

2. Akuntansi untuk perubahan harga khusus yang disebut dengan model biaya kini.

Page 14: Web viewPada pembahasan dalam makalah ini akan lebih lanjut dijelaskan secara singkat tentang bagaimana penyesuaian yang ... serta akun-akun amortisasi atau depresi

REFERENSI

Allan Moechamad Z.K, et all. 2013. Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga. Dalam https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/ , diunduh pada Selasa, 2 Mei 2017.

Astri Sri Dayanti. 2015. Akuntansi Internasional : Akuntansi Perubahan Harga (Inflasi). Dalam http://astrisridayanti.blogspot.co.id/2015/06/akuntansi-internasional-akuntansi.html , diunduh pada Selasa, 2 Mei 2017.

Kartika Ratna Sari. 2016. Akuntansi Internasional Bab 7. Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga. Dalam http://kartikaratnas.blogspot.co.id/2016/04/akuntansi-internasional-bab-7-pelaporan.html , diunduh pada Selasa, 2 Mei 2017.

Marista Fitri. 2015. Akuntansi Perubahan Harga (Inflasi). Dalam http://maristafitri.blogspot.co.id/2015/06/akuntansi-perubahan-harga-inflasi.html , diunduh pada Selasa, 2 Mei 2017.

Nur Isnaini. 2014. Akuntansi Internasional. Dalam http://isnanaina.blogspot.co.id/2014/11/akuntansi-internasional.html , diunduh pada Selasa, 2 Mei 2017.

Sukman. 2015. Makalah Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga. Dalam http://sukman21.blogspot.co.id/2015/05/makalahpelaporankeuangandan.html , diunduh pada Selasa, 2 Mei 2017.