94
i   i   STRATEGI PENINGKATAN KINERJA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI) DI POLSEK GEDONGTENGEN YOGYAKARTA TAHUN 2018 Tesis Program Studi Magister Manajemen Diajukan Oleh : HARIYADI NIM. 161 103 178 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2018 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(POLRI) DI POLSEK GEDONGTENGEN YOGYAKARTA TAHUN 2018

Tesis

Program Studi Magister Manajemen

Diajukan Oleh :

HARIYADI

NIM. 161 103 178

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA 2018

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 2: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

ii 

 

ii 

 

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(POLRI) DI POLSEK GEDONGTENGEN YOGYAKARTA TAHUN 2018

TESIS

Diajukan Oleh :

HARIYADI

NIM. 161 103 178

Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

Pada tanggal :.................................

Pembimbing I Pembimbing II

________________ _________________

dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Magister

Yogyakarta, April 2018

Mengetahui,

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 3: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

iii 

 

iii 

 

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, April 2018

HARIYADI

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 4: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

iv 

 

iv 

 

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan

anugerah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis Magister

Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran tesis ini, yaitu

kepada :

1. Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D selaku Direktur Magister Manajemen

STIE Widya Wiwaha

2. Dr. Dessy Isfianadewi, SE, MM selaku pembimbing I yang telah

memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan

tesis ini.

3. Dra. Suci Utami Wikaningtyas, MM selaku pembimbing II yang telah

memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan

tesis ini.

4. Dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis

ini.

5. Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

6. Kapolsek Gedongtengen Yogyakarta

7. Seluruh personel Gedongtengen Yogyakarta.

8. Keluargaku tersayang, Istriku (Hayutunggal Tuswulan Diri) dan anak-

anakku tercinta (Citra Yuridha Nur Azizah), dan Pramudito Hariyudha

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 5: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

Kumara Jati) terima kasih atas segala support yang telah kalian berikan dan

pencapaian ini akan saya persembahkan untuk kalian.

9. Orang tuaku tercinta, Bapak dan Ibuku terimakasih atas support yang telah

kalian berikan, tanpa kalian saya tidak akan bisa seperti sekarang.

10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu atas bantuan yang

telah diberikan selama penyusunan tesis ini.

Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya mengucapkan terima

kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan

ini sangat saya harapkan.

Yogyakarta, April 2018

Hormat saya

HARIYADI

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 6: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

vi 

 

vi 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

PERNYATAAN .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

ABSTRAK ................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6

C. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 6

D. Tujuan penelitian ...................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 8

B. Penelitian Yang Relevan ........................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian .............................................................. 22

B. Definisi Operasional ................................................................. 23

C. Obyek dan Subyek Penelitian.................................................... 23

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 24

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 7: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

vii 

 

vii 

 

E. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 24

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 25

G.Teknik Analisis Data .................................................................. 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................... 31

B. Hasil Penelitian ........................................................................ 33

C. Pembahasan .............................................................................. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 79

B. Saran ........................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 8: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

viii 

 

viii 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Matriks SWOT ..................................................................................  28

Tabel 3.2 Kriteria IFAS dan EFAS .................................................................... 29

Tabel 4.1. Hasil Wawancara ............................................................................... 62

Tabel 4.2. IFAS (Internal Factors Analysis Summary) ..................................... 67

Tabel 4.3. EFAS (External Factors Analysis Summary) ................................... 68

Tabel 4.4 Matriks SWOT ................................................................................... 69

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 9: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

ix 

 

ix 

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Komponen-Komponen Model Interaktif ......................................... 27

Gambar 3.2 Matriks Grand Strategy .................................................................... 29

Gambar 4.1Tampak Depan Polsek Gedongtengen .............................................. 32

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Polsek Gedongtengen Tahun 2018 ................ 33

Gambar 4.3 Apel Pagi .......................................................................................... 34

Gambar 4.4. Kegiatan Polsek Gedongtengen Yogyakarta Dalam Menjalin

Jaringan Sosial ................................................................................ 37

Gambar 4.5. Kegiatan Polsek Gedongtengen Yogyakarta Dalam Menjalin

Silaturahmi ..................................................................................... 38

Gambar 4.6. Kegiatan Polsek Gedongtengen Yogyakarta Dalam Berkomunikasi39

Gambar 4.7 Kegiatan Kerohanian ........................................................................ 42

Gambar 4.8 Apel Satpam ..................................................................................... 43

Gambar 4.9. Penyuluhan Kepada Pelajar ............................................................. 45

Gambar 4.10. Kegiatan Upacara Bendera di Sekolah ..........................................46

Gambar 4.11. Kegiatan Polisi Cilik di Sekolah ................................................... 47

Gambar 4.12. Kunjungan Ke Masyarakat (Pos Kamling) ................................... 50

Gambar 4.13. Kegiatan Donor Darah .................................................................. 51

Gambar 4.14 Aplikasi “Polisi Kita” ..................................................................... 55

Gambar 4.15. Kegiatan PDD dan Silaturahmi Dengan Tokoh Masyarakat ....... 58

Gambar 4.16. Matriks Grand Strategy ................................................................ 68

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 10: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

ABSTRAK

Berbagai kebijakan telah diterapkan dan dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja anggota POLRI, salah satu kebijakan yang dilaksanakan adalah dengan penerapan Perkap Nomor 16 tahun 2011 tentang sistem penilaian kinerja dalam melakukan penilaian kinerja Personel dan peningkatan kinerja anggota POLRI. Peraturan KaPOLRI mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kinerja angoota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbasis kompetensi, maka perlu diberikan penilaian berdasarkan standar kinerja secara objektif, transparan, dan akuntabel guna mendorong prestasi, produktivitas, dedikasi, dan loyalitas kerja. Adapun peraturan ini kemudian menjadi dasar bagi seluruh institusi kepolisian. Namun dengan adanya perubahan kondisi di masyarakat dan komplain dari masyarakat tersebut, berarti kinerja anggota POLRI dituntut untuk lebih baik lagi, sehingga hal ini perlu mendapat perhatian untuk lebih meningkatkan kinerja anggota POLRI di Polsek Gedongtengen Yogyakarta. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi peningkatan kinerja Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) Di Polsek Gedongtengen Yogyakarta Tahun 2018.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini berusaha memecahkan masalah dengan menggambarkan problematika yang terjadi.

Hasil Penelitian kinerja anggota POLRI Polsek Gedongtengen berdasarkan Sistem Manajemen Kinerja yang terdiri atas 10 (sepuluh) penilaian faktor kinerja, meliputi: Kepemimpinan; Jaringan sosial; komunikasi; pengendalian emosi; agen perubahan; integritas; empati; pengelolaan administrasi; kreativitas; dan kemandirian sudah dilaksanakan dengan baik. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja anggota POLRI Polsek Gedongtengen adalah Strategi SO upayanya meningkatkan paradigma baru dalam pelayanan kepada masyarakat yang lebih humanis, meningkatkan koordinasi dan melakukan pembinaan berlanjutan dengan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta, meningkatkan kerjasama dengan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta dalam penyelenggaraan diklat; (2) Strategi WO upayanya meningkatkan kompetensi pegawai dengan Diklat, meningkatkan kompetensi Anggota POLRI Polsek Gedongtengen dan melakukan studi banding; (3) Strategi ST upayanya meningkatkan rapat koordinasi dan perencanaan kerja dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dengan program kerja Polsek Gedongtengen; (4) Strategi WT dengan meningkatkan sarana dan prasarana, membangun tim work, dan audit mutu oleh lembaga independen.

Kata Kunci : Strategi, Kinerja

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 11: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui

perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika

individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar

keberhasilan tolak ukur yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu,

jika tanpa tujuan dan target yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja

pada seseorang atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak

ada tolak ukur keberhasilannya. (Moeheriono, 2012: 95) 

Kinerja menurut Mangkunegara (2005: 67) adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.

Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya

perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja yang lebih tinggi mengandung

arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang lebih tinggi

dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada seorang 

karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan. 

 

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 12: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

 

Kepolisian dalam menjalankan perannya sesuai dengan amanat

perundang-undangan, maka POLRI harus benar-benar dapat bekerja secara

optimal, dan menjalankan visi, misi, tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan

sesuai dengan kebijakan pimpinan yang mengacu kepada sistem yang ada di

negara ini. Polsek Gedongtengen Yogyakarta sebagai bagian dari dari organisasi

Kepolisian Nasional. Sebagai sebuah organisasi, Polsek Gedongtengen

Yogyakarta mempunyai kegiatan yang mencakup seperti apa yang dilaksanakan

dalam organisasi lainnya. Di dalamnya ada visi, misi, rencana kerja, tujuan,

sasaran, hingga masalah pengawasan dan pengendalian. Tentunya kesemuanya

tergantung dan disesuaikan dengan kebijakan dari organisasi di atasnya. Salah

satu faktor yang mendukung terselenggarakannya kegiatan, yang mendukung

keberhasilan mencapai tujuan adalah kualitas dan kuantitas Sumber Daya

Manusia yang dimilki. Sumber Daya Manusia adalah merupakan faktor terpenting

dalam menjalankan roda organisasi. Tanpa Sumber Daya Manusia yang baik,

tujuan organisasi akan sulit untuk di capai.

Kepolisian hanya salah satu dari sekian Lembaga Negara yang ada di

Republik Indonesia, dimana setiap lembaga tersebut mempunyai fungsi yang

relatif berbeda, walaupun demikian tujuan utama dari setiap Lembaga Negara

adalah sama, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercipta

masyarakat yang aman, adil makmur dan sejahtera.

UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

menyatakan bahwa “Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat

Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 13: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

 

menegakkan hukum memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan

kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri”.

Deskripsi berbagai fungsi kepolisian itu sangat jelas bahwa peran utama

Kepolisian di masyarakat dapat dikatagorikan sebagai public service, yang

memiliki implikasi sangat fundamental sebagai organisasi yang menyediakan jasa.

Dari tugas pokok dan kewenangan anggota POLRI yang sangat luas

(lebih luas) daripada PNS POLRI tersebut serta status PNS POLRI sebagai

komplemen dari Anggota POLRI dalam organisasi POLRI, maka peran dari

anggota POLRI-lah yang mewarnai dan menentukan perkembangan dan

kemajuan POLRI itu sendiri. Naik turunnya, tinggi rendahnya, baik buruknya,

kinerja POLRI juga dilihat dari kinerja anggota POLRI bukan kinerja PNS

POLRI. Pertimbangan itulah yang mendasari peneliti memfokuskan pelaksanaan

penelitian kepada anggota POLRI. (Saptaning, 2015)

Berdasarkan observasi studi pendahuluan dan hasil wawancara dengan

Komandan di Polsek Gedongtengen Yogyakarta, dalam pelaksanaan tugasnya

kinerja POLRI masih dihadapkan pada berbagai permasalahan antara lain :

1. Perubahan ekspektasi masyarakat atas citrarasa pelayanan Kepolisian dan

perubahan aspirasi masyarakat lainnya. Contoh perubahan yang terakhir

dapat dilihat pada dilihat pada hal harapan dan keinginan masyarakat dan

komunitas terhadap kecepat-tanggapan pelayanan Kepolisian manakala

dibutuhkan oleh masyarakat, serta ketulusan dan kemudahan pelayanan dan

tuntasnya penanganan permasalahan yang terjadi ditengah-tengah

masyarakat.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 14: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

 

2. Semakin berkembangnya aspirasi masyarakat yang menginginkan pola

hubungan yang demokratis dimana hal tersebut berkonskwensi pada

keinginan masyarakat untuk menjadikan Kepolisian sebagai lembaga Negara

yang bekerja secara transparan dan akuntabel.

3. Perubahan dalam sistem kenegaraan kita sejak diberlakukan Sistem Otonomi

Daerah yang telah mengubah sistem pemerintahan Indonesia dari sentralistik

menjadi desentralistik dengan memberikan beberapa kewenangan yang

tadinya ditangani pemerintah pusat menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.

4. Bagi masyarakat sipil, dewasa ini terdapat pandangan bahwa fungsi

militerisme sudah tidak sesuai lagi dengan masyarakat baru, yang berbasis

demokrasi, dimana pendekatan keamanan publik lebih membutuhkan

pendekatan yang merakyat atau humanis.

Hal tersebut dengan sendirinya akan melahirkan tantangan pada praktek dan

pola operasi Kepolisian dimanapun berada. Kepolisian tidak bisa memandang

dirinya hanya sebagai lembaga satu-satunya yang paling memahami

permasalahan keamanan dan tidak membutuhkan partisipasi pihak-pihak lain.

Masyarakat pun menuntut Kepolisian tidak hanya memberantas kejahatan dan

menekan berkembangnya kriminalitas dengan cara yang konvensional saja,

namun juga meminta Kepolisian untuk mengembangkan berbagai strategi

pemolisian yang lebih fokus pada strategi pencegahan kejahatan.

Tantangan perubahan tersebut harus dijawab oleh Kepolisian pada tataran

operasional dengan melakukan berbagai penyesuaian terutama yang berhubungan

dengan peningkatan kinerja anggota POLRI dalam memberikan pelayanan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 15: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

 

kepada masyarakat, dan supaya tidak menimbulkan komplain atau kekecewaan

masyarakat ketika mendapatkan pelayanan dari anggota POLRI. Bagi Polsek

Gedongtengen Yogyakarta dengan adanya komplain dari masyarakat tersebut,

senantiasa berusaha untuk meminimalisir berbagai komplain terhadap kinerja

anggota Polsek Gedongtengen Yogyakarta.

Berbagai kebijakan telah diterapkan dan dilaksanakan untuk meningkatkan

kinerja anggota POLRI, salah satu kebijakan yang dilaksanakan adalah dengan

penerapan Perkap Nomor 16 tahun 2011 tentang sistem penilaian kinerja dalam

melakukan penilaian kinerja Personel dan peningkatan kinerja anggota POLRI.

Peraturan KaPOLRI mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan dan

mengembangkan kinerja angoota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang

berbasis kompetensi, maka perlu diberikan penilaian berdasarkan standar kinerja

secara objektif, transparan, dan akuntabel guna mendorong prestasi, produktivitas,

dedikasi, dan loyalitas kerja. Adapun peraturan ini kemudian menjadi dasar bagi

seluruh institusi kepolisian. Namun dengan adanya perubahan kondisi di

masyarakat dan komplain dari masyarakat tersebut, berarti kinerja anggota POLRI

dituntut untuk lebih baik lagi, sehingga hal ini perlu mendapat perhatian untuk

lebih meningkatkan kinerja anggota POLRI di Polsek Gedongtengen Yogyakarta.

Berdasarkan beberapa hal tersebut maka penulis akan mencoba meneliti

”Strategi Peningkatan Kinerja Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

(POLRI) Di Polsek Gedongtengen Yogyakarta Tahun 2018”.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 16: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

 

B. PERUMUSAN MASALAH

Dalam pelaksanaan tugasnya anggota POLRI masih dihadapkan pada

berbagai permasalahan seperti keluhan masyarakat dalam hal pelayanan POLRI,

pandangan masyarakat citra POLRI yang kurang baik. Berdasarkan informasi

tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini ditengarai kinerja

anggota POLRI masih rendah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,

anggota POLRI Polsek Gedongtengen masih dihadapkan pada beberapa

permasalahan seperti perubahan kondisi dan ekspektasi masyarakat tentang

pelayanan Polisi kemudian komplain atau kekecewaan warga masyarakat yang

disampaikan terkait dengan pelayanan anggota POLRI terhadap masyarakat

dilapangan, sehingga diperlukan strategi guna meningkatkan kinerja anggota

POLRI.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan informasi di atas maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah

bagaimana strategi peningkatan kinerja anggota Kepolisian Negara Republik

Indonesia (POLRI) di Polsek Gedongtengen Yogyakarta Tahun 2018?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi peningkatan

kinerja Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) Di Polsek

Gedongtengen Yogyakarta Tahun 2018.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 17: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

 

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi:

1. Bagi Instansi Polsek Gedongtengen Yogyakarta diharapkan dapat menjadi

masukan dan pertimbangan dalam memperbaiki kinerja sehingga akan

mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan pelayanan masyarakat.

2. Bagi Anggota POLRI, sebagai bahan pembelajaran, penambahan

pengetahuan dalam peningkatan kinerja anggota POLRI di Polsek

Gedongtengen Yogyakarta.

3. Bagi pihak lain, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

referensi atau acuan bagi peneliti selanjutnya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 18: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen menurut Hasibuan (2011) adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen ini

terdiri dari enam unsur (6 M) yaitu: men, money, methode, materials, machines,

dan market.

Unsur men (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu

manajemen yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia atau disingkat

MSDM yang merupakan terjemahan dari manpower management. Manajemen

yang mengatur unsur manusia ini ada yang menyebutnya manajemen

kepegawaian atau manajemen personalia (personnel management).

Adaapun persamaan MSDM dengan manajemen personalia adalah

keduanya merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi,

agar mendukung terwujudnya tujuan.

Perbedaan MSDM dengan manajemen personalia sebagai berikut:

a. MSDM dikaji secara makro, sedangkan manajemen personalia dikaji secara

mikro.

b. MSDM menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan (asset) utama

organiasi, jadi harus dipelihara dengan baik. Manajemen personalia

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 19: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

 

 

 

menganggap bahwa karyawan adalah faktor produksi, jadi harus

dimanfaatkan secara produktif.

c. MSDM pendekatannya secara modern, sedangkan manajemen personalia

pendekatannya secara klasik. (Hasibuan, 2011)

Manajemen menurut Handoko (2010) memang dapat mempunyai

pengertian lebih luas daripada itu, tetapi definisi di atas memberikan kepada kita

kenyataan bahwa kita terutama mengelola sumberdaya manusia bukan material

atau finansial. We are managing human resources. Di lain pihak, manajemen

mencakup fungsi-fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan),

pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusunan

personalia (penarikan, seleksi, pengembangan, pemberian kompensasi dan

penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasi, kepemimpinan, integrasi, dan

pengelolaan konflik) dan pengawasan. Seperti ilmu lain yang menyangkut

manusia tidak ada definisi manajemen personalia, atau sekarang disebut

manajemen sumberdaya manusia, yang telah diterima secara universal. Masing-

masing penulis buku teks tentang bidang tersebut membuat definisi yang berbeda

satu dengan yang lain. Menurut Flippo dalam Handoko (2010) manajemen

personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumberdaya manusia agar tercapai

berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Definisi ini menggabungkan

fungsi-fungsi manajemen dan fungsi-fungsi operatif di bidang personalia.

Sedangkan French dalam Handoko (2010), mendefinisikan manajemen personalia

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 20: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

10 

 

 

 

sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan

sumberdaya manusia oleh organisasi.

2. Konsep Pegawai Pada POLRI

Personel sesuai dengan kamus bahasa Indonesia (Dessy Anwar, 2001)

mempunyai arti yaitu pegawai ; anak buah kapal, pesawat terbang dan

sebagainya. Sedangkan pegawai mempunyai arti orang yang bekerja pada

pemerintah, perusahaan dan sebagainya. Dalam penelitian ini konsep pegawai

yang dijadikan sebagai subyek penelitian oleh peneliti adalah pegawai yang

bekerja pada institusi pemerintah yaitu pada institusi Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

Pegawai tersebut diatas merupakan pegawai negeri pada institusi

Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pengertian pegawai negeri dapat

ditemukan pada Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok – Pokok

Kepegawaian. Pada Undang – Undang nomor 8 tahun 1974 ini pada Bab 1

pasal 1 tentang ketentuan umum menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat yang ditentukan

dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas

Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-

undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari pengertian tersebut untuk dapat dikatakan sebagai pegawai

negeri, terdapat beberapa unsur yang dipenuhi yaitu :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 21: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

11 

 

 

 

a. Warga Negara Republik Indonesia.

b. Memenuhi syarat yang telah ditentukan undang-undang.

c. Diangkat oleh pejabat yang berwenang.

d. Diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara

lainnya.

e. Digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Undang – undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia, konsep pegawai negeri pada POLRI terdiri dari dua

pegawai, yaitu Anggota POLRI dan Pegawai Negeri Sipil POLRI. Adapun

proses penerimaan dan pembinaan kepegawaian kepada personel POLRI

mendasari kepada UU Kepegawaian terhadap pegawai negeri sipil POLRI dan

UU Nomor 2 tahun 2002 terhadap anggota POLRI.

Dalam Undang – undang nomor 2 tahun 2002 menyatakan dalam pasal

20 bahwa ayat (1) bahwa pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik

Indonesia terdiri atas : anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan

Pegawai Negeri Sipil. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai

dengan Pasal 1 angka 2 Undang – undang nomor 2 tahun 2002 adalah pegawai

negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Anggota POLRI sesuai dengan Undang – undang nomor 2 tahun 2002

adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Anggota

POLRI sesuai Undang – undang adalah pegawai yang mempunyai tugas

pokok dan wewenang umum kepolisian. Tugas pokok anggota POLRI tersebut

sesuai pasal 13 UU No 2 tahun 2002 adalah meliputi :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 22: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

12 

 

 

 

a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

b. Menegakkan hukum, dan

c. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Adapun untuk wewenang umum kepolisian, anggota POLRI berwenang untuk :

a. Menerima laporan dan/atau pengaduan.

b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat

mengganggu ketertiban umum.

c. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat.

d. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam

persatuan dan kesatuan bangsa.

e. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif

kepolisian.

f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian

dalam rangka pencegahan.

g. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian.

h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang.

i. Mencari keterangan dan barang bukti.

j. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional.

k. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam

rangka pelayanan masyarakat.

l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan

pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat.

m. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 23: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

13 

 

 

 

3. Kinerja

Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai

bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik secara

alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai potensi

untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada saat-saat

tertentu saja. Potensi untuk berperilaku tertentu itu disebut ability (kemampuan),

sedangkan ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai performance (kinerja).

Hasibuan (2006) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja

yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta

waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad (2000) mengemukakan bahwa kinerja

seseorang merupakan ukuran sejauh mana keberhasilan seseorang dalam

melakukan tugas pekerjaannya. Ada 3 (tiga) faktor utama yang berpengaruh pada

kinerja yaitu individu (kemampuan bekerja), usaha kerja (keinginan untuk

bekerja), dan dukungan organisasional (kesempatan untuk bekerja).

Robbins (2006) mengemukakan bahwa istilah lain dari kinerja adalah

human output yang dapat diukur dari produktivitas, absensi, turnover, citizenship,

dan satisfaction.

Brahmasari (2004:64) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian

atas tujuan organisasional yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun

kualitatif, kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 24: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

14 

 

 

 

diinginkan oleh organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek

maupun jangka panjang, juga dapat pada tingkatan individu, kelompok ataupun

organisasil. Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang dirancang untuk

menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu, sehingga kedua

tujuan tersebut bertemu. Kinerja juga dapat merupakan tindakan atau pelaksanaan

tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan

dapat diukur.

Dari beberapa uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah

hasil kerja nyata yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang

diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria dan tujuan yang ditetapkan oleh

organisasi.

Mitchell (dalam Sedarmayanti, 2001) menyatakan bahwa : “kinerja

meliputi beberapa aspek, sebagai berikut :

a. Quality of work

b. Promptness

c. Initiative

d. Communication

4. Manajemen Kinerja POLRI

Peraturan KaPOLRI Nomor 16 tahun 2011 adalah Peraturan yang

mengatur sistem penilaian kinerja pegawai negeri pada Kepolisian Negara

Republik Indonesia dengan sistem manajemen kinerja. Peraturan KaPOLRI ini

disusun dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja personel POLRI. Peraturan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 25: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

15 

 

 

 

KaPOLRI ini adalah merupakan sistem penilaian kinerja yang baru dan

menggantikan sistem penilaian kinerja personel POLRI yang lama yaitu Daftar

Penilaian Anggota POLRI (Dapen POLRI).

Dalam sistem manajemen kinerja POLRI tersebut, terdapat empat

prinsip dasar dalam melakukan penilaian, yaitu :

1) Transparan, yang berarti bahwa pelaksanaan penilaian kinerja dilakukan

secara terbuka, dengan menyepakati lima faktor kinerja yang akan dinilai

oleh Pejabat Penilai (PP) dengan Anggota Yang Dinilai (AYD) dan hasil

penilaian tersebut disampaikan secara langsung.

2) Bersih, yang mengandung arti bahwa dalam pelakanaan penilaian kinerja

tidak ada cela bagi Pejabat Penilai dan Anggota Yang Dinilai untuk

melakukan KKN karena dalam pelaksanaan penilaian juga melibatkan dua

rekan Anggota Yang Dinilai yang dipilih secara acak.

3) Akuntabel, yang berarti bahwa dalam penilaian kinerja dapat dipertanggung

jawabkan secara vertikal maupun horizontal.

4) Objektif, yang berarti bahwa penilaian kinerja dilakukan sesuai dengan fakta

kinerja dan hasil yang disepakati sesuai dengan target yang telah disepakati

pula.

Menurut Peraturan KaPOLRI Nomor 16 tahun 2011 adalah Peraturan yang

mengatur sistem penilaian kinerja pegawai negeri pada Kepolisian Negara

Republik Indonesia dengan sistem manajemen kinerja penilaian kinerja Anggota

POLRI ada 2 macam penilaian yaitu :

a. Penilaian kinerja generik menilai 10 (sepuluh) faktor kinerja, meliputi:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 26: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

16 

 

 

 

1) Kepemimpinan;

Faktor kinerja kepemimpinan antara lain meliputi kemampuan untuk

mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan.

2) Jaringan sosial;

Faktor kinerja jaringan sosial antara lain meliputi kemampuan

membangun, memelihara dan melaksanakan kerja sama, serta hubungan

baik dengan pegawai dan masyarakat.

3) Komunikasi;

Faktor kinerja komunikasi antara lain meliputi kemampuan menerima

ide, merumuskan, mengutarakan, dan menerima ide/pendapat baik secara

verbal maupun non verbal, dengan jelas sesama pegawai dan masyarakat.

4) Pengendalian emosi;

Faktor kinerja pengendalian emosi antara lain meliputi kemampuan

mengendalikan emosi dalam situasi yang penuh tekanan, sehingga tidak

mempengaruhi kinerja.

5) Agen perubahan;

Faktor kinerja agen perubahan antara lain meliputi kemampuan

merumuskan, memotivasi, dan melaksanakan perubahan.

6) Integritas;

Faktor kinerja integritas antara lain meliputi kemampuan bersikap jujur

dan konsisten, apa yang dikatakan sesuai dengan apa yang dilakukan.

7) Empati;

Faktor kinerja empati antara lain meliputi kemampuan menempatkan diri

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 27: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

17 

 

 

 

pada posisi orang lain, serta mengekspresikan perasaan positif dan

ketulusan pada orang lain.

8) Pengelolaan administrasi;

Faktor kinerja pengelolaan administrasi antara lain meliputi kemampuan

merencanakan, mengatur, melaksanakan, mengevaluasi, dan

memperbaiki proses administrasi.

9) Kreativitas; dan

Faktor kinerja kreativitas antara lain meliputi kemampuan menghasilkan,

mengembangkan, dan melaksanakan ide/cara baru secara efektif.

10) Kemandirian.

Faktor kinerja kemandirian antara lain meliputi kemampuan

mengendalikan diri dan mengambil inisiatif tindakan dengan

mempertimbangkan faktor resiko.

b. Penilaian kinerja spesifik didasarkan atas kesepakatan antara PP (Pejabat

penilai) dengan PYD (pejabat yang dinilai) yang mencakup 5 (lima) faktor

kinerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya. 5 (lima) faktor

kinerja mengacu kepada penetapan kinerja tahunan yang telah ditetapkan oleh

masing-masing satuan kerja.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 28: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

18 

 

 

 

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

a. Efektifitas dan efisiensi

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa

kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari

kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga

mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien.

Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka

kegiatan tersebut efesien (Prawirosentono, 1999:27).

b. Otoritas (wewenang)

Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu

organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota

yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya

(Prawirosentono, 1999:27). Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh

dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut.

c. Disiplin

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku

(Prawirosentono, 1999:27). Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan

yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi

dimana dia bekerja.

6. Konsep Peningkatan Kinerja

Organisasi jika ingin tetap hidup dan berkembang harus senantiasa

melakukan peningkatan dan perbaikan kinerja, demikian pula pada organisasi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 29: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

19 

 

 

 

POLRI. Para personel POLRI, baik bawahan, middle manager, maupun top

manajer harus senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja. Dengan

melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja, maka daya saing organisasi akan

tetap terjaga dan pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud dan tercapai

Peningkatan kinerja juga merupakan salah satu cara bagi organisasi untuk

mengembangkan dirinya. Peningkatan kinerja dilakukan dengan melibatkan

seluruh sumber daya manusia dan meliputi perbaikan dan peningkatan proses

manajemen kinerja, yang meliputi perumusan tujuan dan sasaran, proses

perencanaan kinerja, proses pelaksanaan kinerja, coaching dan mentoring sumber

daya manusia, proses penilaian dan review, pengukuran kinerja dan dalam

melakukan evaluasi kinerja.

Peningkatan kinerja merupakan suatu proses yang bersifat berkelanjutan,

terus menerus tanpa berhenti. Kondisi lingkungan dan tuntutan masyarakat yang

selalu berubah menuntut organisasi POLRI untuk tetap terus meningkatkan

kinerjanya. Menurut Robin Stuart – Kottze dalam Wibowo (2012 : 293)

menyebutkan enam langkah dalam melakukan peningkatan kinerja berkelanjutan

atau continous performance improvement, yaitu:

a. Identifikasi perilaku sekarang.

b. Mengakui perilaku dan memperkuat pemilikan.

c. Identifikasi setiap blocking-behaviour.

d. Mengakui adanya blocking-behaviour dan memperkuat pemilikan.

e. Mengidentifikasi apa yang dilakukan secara berbeda untuk memperbaiki

kinerja.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 30: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

20 

 

 

 

f. Menyelaraskan perubahan perilaku dengan sasaran organisasional.

g. Menciptakan perbaikan kinerja berkelanjutan.

B. PENELITIAN TERDAHULU

Ashari (2011) dengan judul “Interpretasi Terhadap Implementasi Prosedur

Sistem Manajemen Kinerja POLRI pada Polsek Metro Jakarta Barat”. Dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Andi Titin Ashari tersebut diperoleh hasil bahwa

implementasi Sistem Manajemen Kinerja Pada Polsek Jakarta Barat belum

berjalan secara optimal. Terdapat banyak penyimpangan – penyimpangan diantara

prosedur normatif dengan pelaksanaan dilapangan oleh para personel yang

menangani penilaian kinerja. Dari penelitian tersebut, terdapat saran yaitu

perlunya sosialisasi, pelatihan untuk menyempurnakan pemahanan personel yang

bertugas memberikan penilaian kinerja. Disamping itu perlu adanya pengawasan

yang ketat sehingga proses penilaian kinerja dapat berjalan dengan seharusnya

sesuai aturan.

Wahyuni (2012) yang berjudul “Efektifitas Pemberian Remunerasi Guna

Meningkatkan Kinerja : Sebuah Percontohan di Polsek Magelang Kota”.

Penelitian tersebut dimaksudnya untuk mengetahui apakah pemberian remunerasi

khususnya tunjangan kinerja efektif atau tidak diterapkan dilingkungan Polsek

Magelang Kota. Menurut peneliti dari hasil penelitian, bahwa penerapan

remunerasi atau tunjangan kinerja dalam rangka meningkatkan kinerja personel di

Polsek Magelang Kota akan dapat terwujud / tercapai secara efektif, apabila

proses pemberian tunjangan kinerja dilakukan dengan upaya : pengkajian ulang

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 31: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

21 

 

 

 

pelaksanaan pemberian tunjangan kinerja dengan mendasarkan diri kepada job

value dan analisis beban kinerja tiap jabatan, perlunya komitmen tegas dari

pimpinan Polsek Magelang Kota untuk menerapkan Perkap Nomor 6 tahun 2011

tentang Tata Cara Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai Negeri di

lingkungan POLRI dan Perkap Nomor 16 tahun 2011 tentang Sistem Penilaian

Kinerja Pegawai Negeri pada POLRI dengan Sistem Manajemen Kinerja POLRI,

perlunya disusunnya pedoman pengukuran kinerja yang mengakomodir indikator

kinerja tiap personel serta mengkaji secara integral untuk merubah pemberian

tunjangan kinerja secara “on top”.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 32: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

22 

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.

Penelitian ini berusaha memecahkan masalah dengan menggambarkan

problematika yang terjadi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti

ingin memahami, mengkaji secara mendalam serta memaparkannya dalam tulisan

ini mengenai pembinaan pegawai fungsional serta masalah-masalah yang

ditemukan serta jalan keluarnya dalam rangka tercipta optimalisasi

penyelenggaraan tugas pemerintahan yang baik yang berdaya guna dan berhasil

guna. Karena tujuan tersebut, maka relevan jika penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendapat Bogdan dan Taylor (dalam

Moleong: 2002 : 2) menerangkan bahwa “Penelitian Kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau perilaku yang dapat diamati”. Menurut mereka pendekatan ini

diarahkan pada latar individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini

tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau

hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan..

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu merupakan

pengujian secara rinci terhadap, suatu latar, satu subyek, satu tempat

penyimpanan, atau satu peristiwa tertentu. Dalam penelitian ini studi kasus dititik

beratkan peningkatan Kinerja anggota POLRI Polsek Gedongtengen.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 33: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

23 

 

 

 

B. DEFINISI OPERASIONAL

1. Kinerja adalah merupakan hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dapat

dicapai oleh seorang anggota POLRI dalam melaksanakan tugas sesuai

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2. Peningkatan Kinerja Anggota POLRI didasarkan pada Peraturan KaPOLRI

Nomor 16 tahun 2011 adalah Peraturan yang mengatur sistem penilaian

kinerja pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan

Sistem Manajemen Kinerja yang terdiri atas 10 (sepuluh) penilaian faktor

kinerja, meliputi: Kepemimpinan; Jaringan sosial; komunikasi; pengendalian

emosi; agen perubahan; integritas; empati; pengelolaan administrasi;

kreativitas; dan kemandirian.

C. OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif, yang dimaksud subjek penelitian adalah

informan yang memberikan data penelitian melalui wawancara. Informan

dalam penelitian ini adalah 1 orang Kapolsek dan 9 Kepala Unit (Kanit)

Polsek Gedongtengen.

Sementara objek penelitian adalah Kinerja anggota POLRI Polsek

Gedongtengen Yogyakarta.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 34: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

24 

 

 

 

D. JENIS DAN SUMBER DATA

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli, yaitu jawaban atas wawancara dan observasi dari

anggota POLRI Polsek Gedongtengen Yogyakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung namun melalui media perantara. Peneliti memperoleh

data sekunder dari arsip data dan Profil Polsek Gedongtengen Yogyakarta.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Observasi, yaitu Peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan langsung

di tempat penelitian. Peneliti mengamati kegiatan peningkatan kinerja

anggota POLRI di Polsek Gedongtengen Yogyakarta. Hasil pengamatan

digunakan peneliti sebagai informasi tambahan dalam penelitian.

2. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden guna

mendapatkan keterangan secara langsung. Wawancara dalam penelitian ini

ditujukan kepada 10 orang yaitu 1 orang KaPolsek Gedongtengen Yogyakarta

dan 9 Kepala Unit (Kanit) (KasatFung) Polsek Gedongtengen.

3. Dokumentasi yaitu pengambilan sebuah data melalui dokumen- dokumen,

foto-foto, arsip atau surat-surat yang diperlukan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 35: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

25 

 

 

 

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah

(Sugiyono, 2008).

Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pedoman wawancara mendalam berisi daftar pertanyaan terbuka terkait dengan

pelaksanaan kegiatan peningkatan kinerja Anggota POLRI Polsek Gedongtengen

Yogyakarta, dan alat tulis.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono (2008) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam

katagori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan, sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data penelitian merupakan bagian penting dalam proses penelitian,

karena dengan analisis data yang ada akan terlihat manfaat penelitian terutama

dalam proses pemecahan masalah dan pencapaian tujuan penelitian. Analisis data

bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih sederhana

sehingga mudah dibaca dan dipahami dan kesimpulan dapat diambil secara tepat

dan sistematis.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 36: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

26 

 

 

 

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan digunakan dengan

metode kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan serta menganalisis data yang

diperoleh yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk penjelasan yang sebenarnya.

Untuk mengolah dan menganalisis data, penulis menggunakan data model

interaktif sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992) yang

meliputi empat komponen, diantaranya :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan

berbagai macam cara, seperti: observasi, wawancara, dokumentasi dan

sebagainya.

2. Reduksi data

Reduksi data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan dan

membuat abstraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan dari

penelitian kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap ini

merupakan tahap analisis data yang mempertajam atau memusatkan,

membuat dan sekaligus dapat dibuktikan.

3. Penyajian data

Penyajian data yaitu sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan.

Pengambilan data ini membantu penulis memahami peristiwa yang terjadi

dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan

pemahaman.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 37: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

27 

 

 

 

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Penarikan kesimpulan adaiah merupakan langkah terakhir meliputi makna

yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara

mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodelogis,

konfigurasi yang memungkinkan diprediksikan hubungan, sebab akibat

melalui hukum-hukum empiris.

Gambar 3.1.

Komponen-Komponen Model Interaktif’

Sumber :Miles dan Huberman (1992)

Metode analisis data berikutnya adalah menggunakan analisis SWOT adalah

sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer

mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan peluang),

strategi WO (kelemahan peluang), strategi ST (kekuatan ancaman), dan strategi

WT (kelemahan ancaman). (Rangkuti, 2006:59)

Metode analisis data menggunakan Analisisis SWOT dengan melakukan

ringkasan analisis lingkungan baik internal dan juga eksternal, dengan faktor-

faktor sebagai berikut :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 38: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

28 

 

 

 

1. Kekuatan (Strengths) adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai lebih bagi

organisasi (menguntungkan), atau dapat diartikan segala sesuatu yang

berkaitan dengan kinerja Anggota POLRI Polsek Gedongtengen.

2. Kelemahan (Weaknesses) adalah hal yang mempunyai nilai kurang (minus)

bagi organisasi namun belum tentu merugikan, karena kemungkinan hal

tersebut dapat dirubah menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi kinerja

Anggota POLRI Polsek Gedongtengen.

3. Peluang (Opportunity) adalah sebuah area yang menarik untuk tindakan

peningkatan kinerja Anggota POLRI Polsek Gedongtengen tersebut akan

dapat meraih keuntungan persaingan.

4. Ancaman (Threats) adalah tantangan yang timbul karena adanya suatu

kecenderungan atau perkembangan yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan yang akan mengarah pada, bila tidak ada tindakan dengan tujuan

yang tepat, akan mengakibatkan penurunan dalam kedudukan organisasi.

Jadi Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.

Tabel 3.1. Matriks SWOT

IFAS EFAS

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

Peluang (Opportunity) STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Ancaman (Weakness) STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti (2006)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 39: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

29 

 

 

 

Tahapan berikutnya adalah matching stage dengan menggunakan diagram

analisis Matriks Grand Strategy, dengan langkah-langkah :

a. Menyelisihkan antar faktor-faktor kekuatan dan kelemahan (IFAS) serta

peluang dan ancaman (EFAS), berdasarkan pendapat responden.

b. Menentukan skor Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity

(Peluang) dan Threat (Ancaman) berdasarkan penilaian, dengan skor :

Tabel 3.2

Kriteria IFAS dan EFAS

IFAS Skor EFAS K = Kuat 3 P = Peluang CK = Cukup Kuat 2 CP = Cukup Peluang KK = Kurang Kuat 1 KP = Kurang Peluang KL = Kurang Lemah -1 KT = Kurang Terancam CL = Cukup Lemah -2 CT = Cukup Terancan L = Lemah -3 T = Terancam Sumber : Rangkuti (2006)

c. Kemudian dihitung rata-rata tiap IFAS dan EFAS sehingga dapat

dirumuskan Matriks Grand Strategy-nya, seperti dibawah ini : (Rangkuti,

2006:60)

Gambar 3.2 Matriks Grand Strategy

Kuadran III (WO) O Kuadran I (SO) “Turn Around” “Agresif” W S Kuadran IV (WT) Kuadran II (ST) “Defensif” “Diversifikasi” T

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 40: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

30 

 

 

 

Tahapan terakhir adalah decision stage. Tahap ini menggunakan

input dari informasi tahap 1 untuk mengevaluasi secara obyektif strategi-

strategi alternatif dari hasil tahap 2, sehingga memberikan suatu basis

obyektif bagi pemilihan strategi-strategi yang paling spesifik.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 41: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

31 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Polsek Gedongtengen yang beralamatkan di Jalan Jlagran Nomor 12

Yogyakarta dan Telepon 512696, merupakan satu di antara 14 Polsek jajaran

Polresta Yogyakarta. Polsek gedongtengen memiliki luas wilayah hukum 955.375

M2 dengan batas batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Polsek Jetis

Sebelah Selatan : Polsek Ngampilan dan Polsek Gondomnan

Sebelah Barat : Polsek Tegalrejo dan Polsek Wirobrajan

Sebelah Timur : Polsek Danurejan

Jumlah Kelurahan :

Kelurahan Pringgokusuman (23 RW dan 89 RT)

Kelurahan Sosromenduran (14 RW dan 55 RT)

Letak Posisi / Kondisi Geografis

a. Ketinggian Tanah dari permukaan air laut : 113 M

b. Banyaknya Curah Hujan : 2000 – 3000 MM/tahun

c. Topografi ( dataran rendah, tinggi, pantai) : Dataran rendah

d. Suhu udara rata – rata : 22 “– 32 “ C

Letak wilayah Polsekta Gedongtengen di tengah – tengah Kota Yogyakarta

yang dilalui oleh satu sungai yaitu Sungai Winongo.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 42: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

32 

 

 

 

Gambar 4.1

Tampak Depan Polsek Gedongtengen

Sumber : Data Primer (2018)

Struktur Organisasi Polsek Gedongtengen Tahun 2018:

a. Unsur Pimpinan :

1) Kapolsek Gedongtengen : Kompol Partono, S.Sos

b. Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan

2) Kanit Provos: Ipda Sumpono

c. Unsur Pembantu Pimpinan dan Pelayanan

3) Sium: Aiptu Dwi Asih Pujiastuti

4) Sihumas: Aiptu Ngatijo

d. Unsur Pelaksana Tugas Pokok

5) Sentra Pelayanan Kepolisisan Terpadu (SPKT): Iptu Ardani

6) Kanit Intel: Iptu Sudarsono

7) Kanit Reskrim: Iptu Purwadi

8) Kanit Bimas: Iptu Ponijo

9) Kanit Sabhara: AKP Sujito

10) Kanit Lantas: Iptu Buang Tianto, SH

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 43: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

33 

 

 

 

Gambar 4.2.

Struktur Organisasi Polsek Gedongtengen Tahun 2018

B. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Polsek Gedongtengen Yogyakarta mengenai

Peningkatan Kinerja Anggota POLRI didasarkan pada Peraturan KaPOLRI

Nomor 16 tahun 2011 yang mengatur sistem penilaian kinerja pegawai negeri

pada Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan Sistem Manajemen Kinerja

yang terdiri atas 10 (sepuluh) penilaian faktor kinerja, meliputi: Kepemimpinan;

Jaringan sosial; komunikasi; pengendalian emosi; agen perubahan; integritas;

empati; pengelolaan administrasi; kreativitas; dan kemandirian. Hasil

pengimpulan data yang dilakukan melalui wawancara dengan narasumber

KaPolsek Gedongtengen Yogyakarta dan 9 Kepala Unit (Kanit) Polsek

Gedongtengen diperoleh hasil sebagai berikut :

Kapolsek Waka Polsek

Unit Provos

Ka Sium Ka Humas

Ka SPKT Unit Intel Unit Reskrim

Unit Bimas

Unit Sabhara

Unit Lantas

Pol Sub Sektor

Unsur P impinan

Unsur Pengawas Pimpinan

Unsur Pembantu P impinan Yanan

Unsur Pelaksana Tugas

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 44: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

34 

 

 

 

1. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Kepemimpinan

Pimpinan Polsek Gedongtengen sangat mendukung kegiatan peningkatan

kinerja Anggota POLRI dengan salah satu kegiatan yang mendukung adalah

Apel Pagi, Rapat Koordinasi, Penilaian Kinerja Anggota POLRI dan lainnya.

Kapolsek Gedongtengen menyampaikan dalam kesempatan wawancara :

“Saya sangat memberikan perhatian terhadap peningkatan kinerja anggota, kegiatan yang dilakukan antara lain apel pagi, rapat koordinasi, penlaian kinerja dan lainnya. Apel pagi setiap hari kami lakukan karena kegiatan serah terima dan pelayanan pagi harus selalu dilakukan sebagai cek and ricek dari keberadaan anggota dan perkembangan sitkamtibmas di wilayah hukum polsek Gedongtengen”

Kapolsek menambahkan saat akan mengakhiri apel pagi.

“Jangan lakukan tindakan yang melawan hukum yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Selalu jaga kesehatan dan jangan lupa ibadah”

Gambar 4.3

Apel Pagi

Sumber : Data Primer (2018)

Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang Kanit Intel Polsek

Gedongtengen sebagai berikut :

“Kapolsek sangat mendukung peningkatan kinerja, biasanya Kapolsek memberikan arahan pada seluruh anggota dari semua fungsi yang ada. Kompol Partono berikan arahan pada anggota agar selalu tingkatkan kinerja dalam bertugas, karena kata beliau kunci dari keberhasilan kinerja POLRI berawal dari semangat kinerja anggota”

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 45: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

35 

 

 

 

Pendapat Kasi Humas menambahkan :

Kepemimpinan Kapolsek Gedongtengen sangat mendukung peningkatan kinerja kami apalagi situasi saat ini dimana kamtibmas memerlukan perhatian dan kewaspadaan ekstra dari seluruh anggota, oleh karena itu kami juga membutuhkan pengarahan dari pimpinan”.

Hal di atas menunjukkan bahwa pada kesempatan apel pagi di mako

Polsek Gedongtengen, Kapolsek Gedongtengen, biasanya memberikan arahan

pada seluruh anggota dari semua fungsi yang ada. Kompol Partono berikan

arahan pada anggota agar selalu tingkatkan kinerja dalam bertugas. Kunci

dari keberhasilan kinerja POLRI berawal dari semangat kinerja anggota.

Situasi kamtibmas saat ini memerlukan perhatian dan kewaspadaan ekstra

dari seluruh anggota. Ancaman aksi radikalisasi dan teror selalu membayangi

pelaksanaan tugas kepolisian, namun hal tersebut haruslah tidak menyurutkan

semangat anggota dalam bertugas.

2. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Jaringan sosial

Jaringan sosial terutama dengan masyarakat sekitar sangat mendukung

peningkatan kinerja Anggota POLRI, terutama dilakukan oleh petugas

Bhabinkamtibmas. Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan

Ketertiban Masyarakat) adalah petugas POLRI yang bertugas di tingkat desa

sampai dengan kelurahan yang bertugas mengemban fungsi Pre-emtif dengan

cara bermitra dengan masyarakat.

Bhabinkamtibmas itu adalah Bhayangkara Pembina Keamanan dan

Ketertiban Masyarakat. Berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia No.Pol.KEP/8/II/2009 tentang perubahan buku petunjuk

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 46: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

36 

 

 

 

lapangan KaPOLRI No.Pol. : BUJUKLAP/17/VII/1997 tentang sebutan

Babinkamtibmas (Bintara Pembina Kamtibmas) menjadi Bhabinkamtibmas

(Bhayangkara Pembina Kamtibmas) dari Tingkat kepangkatan Brigadir

sampai dengan Inspektur. Sedangkan menurut Pasal 1 angka 4 Peraturan

KaPOLRI Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemolisian Masyarakat bahwa yang

dimaksud dengan Bhabinkamtibmas adalah pengemban Polisi Masyarakat.

Jadi Polsek Gedongtengen membangun jaringan sosial dengan

mengembangkan pendekatan - pendekatan langsung secara interpersonal

kepada warga yang dilakukan oleh petugas Bhabinkamtibmas, karena dengan

pendekatan kepada warga melalui jaringan-jaringan sosial di desa-desa

tersebut suatu sistem komunikasi sosial akan terbangun. Hal ini disampaikan

oleh Kapolsek Gedongtengen berikut ini :

“Kami membangun jaringan sosial dengan mengembangkan pendekatan - pendekatan langsung secara interpersonal kepada warga, karena dengan melalui jaringan-jaringan sosial di desa-desa tersebut suatu sistem komunikasi sosial akan terbangun, oleh karena itu diperlukan petugas Bhabinkamtibmas yang kompeten dan mampu melakukan pendekatan dengan masyarakat dengan bijaksana namun tepat sasaran”

Salah seorang Ka Sium Polsek Gedongtengen menambahkan :

“Kunjungan kami kepada warga bertujuan untuk menjalin tali shilahturahmi dengan warga masyarakat, serta membangun jaringan informasi sehingga setiap suatu permasalahan di masyarakat selalu diketahui oleh bhabinkamtibmas guna menciptakan suasana aman dan nyaman dan kondusif”.

Jaringan Sosial dengan masyarakat yang dilakukan misalnya menghadiri

Pertemuan RPJM (Rencana Penyusunan Program Jangka Menengah)

Kecamatan, kemudian melakukan pertemuan dengan Lurah, Carik dan ketua

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 47: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

37 

 

 

 

RW untuk menyampaikan pesan-pesan kamtibmas terkait antisipasi gangguan

kamtibmas guna menciptakan suasana aman dan nyaman dan kondusif.

Oleh karena itu diperlukan kinerja anggota Polsek Gedongtengen yang

baik seperti yang disampaikan narasumber Kanit Bimas yang lain sebagai

berikut :

"Sebagai petugas keamanan yang langsung berhadapan dengan situasi masyarakat, diharapkan mampu bertindak dengan sigap dan melakukan koordinasi dengan yang berkaitan sehingga langkah POLRI dalam mencegah gangguan kamtibmas dapat dioptimalkan melalui patroli, sambang pantau, razia maupun langkah preemtif lainnya.” Narasumber menyampaikan bahwa anggota Polisi di Polsek Gedongtengen

yang bertugas dalam Bhabinkamtibmas mampu bertindak dengan sigap dan

melakukan koordinasi dengan yang berkaitan sehingga langkah POLRI dalam

mencegah gangguan kamtibmas dapat dioptimalkan. Berikut ini adalah

contoh kegiatan Bhabinkamtibmas yaitu pertemuan dengan Lurah, Carik

dalam rapat kerja dan ketua RW dengan melakukan silaturahmi.

Gambar 4.4.

Kegiatan Polsek Gedongtengen Yogyakarta Dalam Menjalin Jaringan Sosial

Sumber : Data Primer (2018)

Polsek Gendong Tengen juga menjalin jaringan sosial dengan menjalin

silaturahmi dengan segenap tokoh agama dan tokoh masyarakat di

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 48: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

38 

 

 

 

wilayahnya. Hal itu dilakukan untuk memperat tali persatuan serta saling

bertukar informasi demi kebersamaan dalam menjaga situasi kamtibmas yang

kondusif. Berikut ini adalah foto kegiatan silaturahmi yang biasa dilakukan

oleh Polsek Gendong Tengen untuk meningkatkan jaringan sosial :

Gambar 4.5.

Kegiatan Polsek Gedongtengen Yogyakarta Dalam Menjalin Silaturahmi

Sumber : Data Primer (2018)

3. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Komunikasi

Polsek Gedongtengen dan anggota POLRI didalamnya diharapkan

memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik terhadap

masyarakat, menunjukkan perilaku yang baik dan memberikan pelayanan

prima kepada masyarakat dalam hal apapun. Komunikasi membantu Polsek

Gedongtengen dalam mengoreksi institusi secara keseluruhan, mengoreksi

dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang sudah POLRI terapkan,

agar mampu memperbaiki diri dan terus menerus meningkatkan cita positif

dari masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kapolsek Gedongtengen mengenai

kinerja anggota POLRI dalam berkomunikasi disampaikan sebagai berikut :

“Anggota POLRI didalamnya diharapkan memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik terhadap masyarakat, menunjukkan perilaku

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 49: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

39 

 

 

 

yang baik dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam hal apapun”

Salah seorang Kasi Humas menambahkan : “kegiatan yang dilakukan dalam komunikasi dengan anggota kami lakukan dengan apel dan rapat koordinasi, kemudian komunikasi dengan masyarakat melalui media cetak (surat kabar, spanduk, brosur). maupun melalui media elektronik”.

Gambar 4.6.

Kegiatan Polsek Gedongtengen Yogyakarta Dalam Berkomunikasi

  Sumber : Data Primer (2018)

Kegiatan yang dilakukan dalam komunikasi dalam internal POLRI dengan

kegiatan apel dan rapat koordinasi. Kegiatan apel bukan hanya sekedar

rutinitas pagi tapi sebagai sarana pimpinan untuk berkomunikasi dengan

anggotanya tapi juga digunakan untuk mengetahui kesiapan anggotanya

dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kepada masyarakat.

Kemudian kegiatan yang dilakukan dalam komunikasi dengan masyarakat

melalui media cetak (surat kabar, spanduk, brosur). Masyarakat banyak

mengetahui informasi mengenai kepolisian melalui media elektronik,

handphone dan jaringan internet (website) yang mudah ditemui dirumah

warga, selain itu tampilan yang diberikan lebih menarik minat masyarakat

untuk mencari tahu informasi yang ada.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 50: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

40 

 

 

 

Kanit Bimas menyampaikan :

“banyak media yang kami lakukan untuk berkomunikasi dengan masyarakat baik dengan pendekatan kepada masyarakat dengan berkunjung langsung atau tatap muka, kemudian melalui media cetak maupun elektronik, apalagi sekarang perkembangan teknologi sangat pesat sehingga kami sering menggunakan media wahatapps, website dan lainnya”. Disampaikan di atas bahwa dengan perkembangan teknologi yang ada,

komunikasi dengan masyarakat dapat dilakukan dengan internet yang dapat

diakses dimanapun dan kapanpun, banyak info yang disediakan. Jadi tidak

heran jika masyarakat banyak memperoleh informasi mengenai Kepolisian

dari internet.

4. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Pengendalian Emosi

Bagi kebanyakan orang, emosi sering dianggap sebagai respon spontan

atas kejadian atau perbuatan orang lain terhadap kita. Namun bagi seorang

anggota polisi yang sering mendapat didoktrin sebagai pelindung, pengayom,

dan pelayan masyarakat, ia harus dapat menempatkan diri dalam suasana

emosi yang tepat. Artinya, luapan emosi tersebut harus sepenuhnya berada

dalam kendali dirinya. Tidak lepas kontrol. Jika gagal berarti anggota polisi

itu gagal pula melaksanakan doktrin sebagai pelindung. pengayom, dan

pelayan masyarakat. Berbagai kegagalan tersebut hanya akan membawa

dampak bagi tidak terciptanya polisi sipil yang humanis, yang menjadi

idaman masyarakat, seperti yang disampaikan oleh Kapolsek berikut ini :

“bagi seorang anggota polisi yang sering mendapat didoktrin sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, ia harus dapat menempatkan diri dalam suasana emosi yang tepat. Artinya, luapan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 51: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

41 

 

 

 

emosi tersebut harus sepenuhnya berada dalam kendali dirinya. Tidak lepas kontrol. Jika gagal berarti anggota polisi itu gagal pula melaksanakan doktrin sebagai pelindung. pengayom, dan pelayan masyarakat.” Beliau menambahkan : “upaya yang dilakukan adalah dengan pendekatan dan pembinaan yang baik dengan dengan seluruh anggota dan apabila mereka dihadapkan pada suatu permasalahan keamanan dilapangan misalnya menangani kerusuhan senjata polisi bukan lagi water canon, gas air mata ataupun peluru karet, melainkan simpati dari masyarakat, kegiatan lain yang dilakukan untuk mengontrol emosi adalah dengan kegiatan kerohanian seperti pengajian rutin, dan lainnya.”

Disampaikan bahwa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan

emosi anggota adalah dengan pendekatan dan pembinaan yang baik dengan

dengan seluruh anggota dan apabila mereka dihadapkan pada suatu

permasalahan keamanan dilapangan misalnya menangani kerusuhan senjata

polisi bukan lagi water canon, gas air mata ataupun peluru karet, melainkan

simpati dari masyarakat, kegiatan lain yang dilakukan untuk mengontrol

emosi adalah dengan kegiatan kerohanian seperti pengajian rutin, dan

lainnya.

Paradigma baru kepolisian diharapkan keberadaan aparat kepolisian

memiliki citra simpatik POLRI terbangun. Saat ini POLRI tengah berupaya

mengubah citra anggota POLRI dari citra seram menjadi pelayan dan sahabat

masyarakat, dengan melakukan tindakan simpatik. Seperti disampaikan salah

satu Kanit Bimas sebagai berikut :

“ya kami harus bisa mengendalikan emosi karena paradigma baru kepolisian diharapkan keberadaan aparat kepolisian memiliki citra simpatik POLRI terbangun. Saat ini POLRI tengah berupaya mengubah citra anggota POLRI dari citra seram menjadi pelayan dan sahabat masyarakat, dengan melakukan tindakan simpatik.”

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 52: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

42 

 

 

 

Berikut ini adalah foto personel Polsek Gedongtengen mengikuti

pengajian rutin yang digelar setiap hari Rabu setiap minggunya itu

dilangsungkan di Mushola Polsek Gedongtengen, dimana para personel

membaca ayat-ayat suci Al Quran. Selain itu, para personel juga

mendengarkan tausiyah yang diberikan. Pengajian ditutup dengan doa

bersama oleh jamaah pengajian tersebut, seperti yang disampaikan Kasi

Humas yang lain :

“untuk pengendalian emosi kami biasanya mengikuti pembinaan dari pimpinan dan secara rutin melakukan kegiatan kerohanian, hal ini diyakini jika iman dan takwa anggota baik tentu pelayanan kepada masyarakat akan maksimal tidak mudah tersulut emosi”

Gambar 4.7 Kegiatan Kerohanian

Sumber : Data Primer (2018)

Kegiatan lain yang dilakukan adalah apel satpam. Apel yang diikuti oleh

petugas Satpam perwakilan satpam se Kecamatan Gedongtengen digelar

dalam rangka pembinaan dan penyuluhan oleh POLRI Polresta Yogyakarta

dibantu Polsek Gedongtengen. Kepada para petugas Satpam ini, polisi

menyampaikan berbagai hal terkait pelaksanaan tugas sehari-hari mereka.

Untuk selalu menjaga kewaspadaan dalam segala situasi. Selain itu, polisi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 53: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

43 

 

 

 

juga mengingatkan kembali gerakan baris berbaris untuk tetap menjaga

kedisiplinan. Kanit Binmas mengatakan :

“dengan diback-up oleh Satbinmas Polresta Yogyakarta, kegiatan pembinaan serupa dilakukan rutin oleh pihak kepolisian terhadap para mitra POLRI ini. Selain itu pula, kegiatan itu juga untuk menjaga tali silaturahmi dan Satpam adalah mitra kami dalam menjaga kamtibmas yang diharapkan satpam juga melaksanakan tugas dengan simpatik.”

Gambar 4.8 Apel Satpam

Sumber : Data Primer (2018)

5. Kinerja anggota POLRI Ditinjau Dari Agen Perubahan

Di lingkungan POLRI, KaPOLRI dalam Program Quick Wins yang

diagendakan dalam Renstra POLRI tahun 2015-2019 telah menjabarkan

Nawacita dengan agenda “POLRI sebagai Penggerak Revolusi Mental dan

Pelopor Tertib Sosial di Ruang Publik”.

Beberapa program Polisi dilakukan di Polsek Gedongtengen sebagai agen

perubahan baik dalam institusi POLRI maupun di tengah-tengah masyarakat

sehingga apa yang telah diagendakan dalam Quick Wins Rencana Strategi

POLRI 2015-2019 yaitu “POLRI sebagai Penggerak Revolusi Mental dan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 54: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

44 

 

 

 

Pelopor Tertib Sosial di Ruang Publik” dapat tercapai secepat mungkin.

Seperti yang disampaikan oleh Kapolsek berikut ini :

“Di Polsek Gedongtengen beberapa program sedang dilaksanakan supaya polisi bisa sebagai agen perubahan baik dalam institusi POLRI maupun di tengah-tengah masyarakat sehingga apa yang telah diagendakan dalam Quick Wins Rencana Strategi POLRI 2015-2019 yaitu “POLRI sebagai Penggerak Revolusi Mental dan Pelopor Tertib Sosial di Ruang Publik”, kegiatan yang dilakukan antara lain mengunjungi atau silaturahmi dengan masyarakat (RW, Kelurahan, Kecamatan) kemudian sekolah maupun pada saat tugas di lapangan dengan pendekatan langsung kepada masyarakat yang ditemui misalnya pada saat patroli”. Beliau menyampaikan kegiatan yang dilakukan antara lain mengunjungi

atau silaturahmi dengan masyarakat (RW, Kelurahan, Kecamatan) kemudian

sekolah maupun pada saat tugas di lapangan dengan pendekatan langsung

kepada masyarakat yang ditemui misalnya pada saat patroli.

Kanit Sabhara menambahkan :

“sebagai agen perubahan kami melakukan pendekatan dengan masyarakat dan kami melihat respon positif masyarakat, bukan hanya itu Polisi bahkan mengajak masyarakat diskusi dengan masyarakat sehingga masyarakat merasa semakin dekat dengan POLRI.”

Berikut ini adalah foto kegiatan Petugas dari Polsek Gedongtengen

memberikan penyuluhan tentang Etika Berlalu lintas kepada ratusan pelajar.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 55: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

45 

 

 

 

Gambar 4.9.

Penyuluhan Kepada Pelajar

Sumber : Data Primer (2018)

Dalam penyuluhan ini polisi menyampaikan pesan-pesan terkait

ketertiban berlalu lintas. Salah satunya adalah imbauan agar pelajar yang

belum memiliki SIM untuk tidak mengendarai sepeda motor terlebih dulu.

Seperti yang disampaikan oleh Kanit Lantas sebagai berikut :

“kami sebagai agen perubahan melakukan kegiatan misalnya penyuluhan di sekolah misalnya dengan tema berlalu lintas, dan kami biasanya menyarankan bagi pelajar yang belum mempunyai SIM, silakan diantar jemput oleh orang tua atau naik kendaraan umum, jika jarak tidak terlalu jauh, silakan naik sepeda kayuh”

Menurut Kanit Lantas, kegiatan penyuluhan ini dilakukan untuk

menumbuhkan gerakan disiplin berlalu lintas khususnya di kalangan pelajar.

Kegiatan merupakan hasil kerjasama pihak sekolah dan kepolisian yang

memang sudah rutin dilaksanakan.

Kemudian kegiatan lain yang dilakukan adalah mengikuti upacara

bendera yang dilaksanakan pada hari Senin yang juga diikuti oleh Guru dan

karyawan. Selaku pembina pada Upacara Bendera tersebut adalah Kapolsek

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 56: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

46 

 

 

 

Gedongtengen melalui amanat, Kapolsek Gedongtengen memberikan

pembinaan dan penyuluhan kepada para pelajar. Beliau juga menyampaikan

tentang fenomena kenakalan remaja dan cara menanggulanginya, kemudian

juga mengajak untuk terus belajar dengan sungguh-sungguh sehingga bisa

menyelesaikan pendidikan dengan hasil yang memuaskan. Selesai

pelaksanaan upacara bendera, Kapolsek Gedongtengen kemudian

menyempatkan untuk bersilaturahmi dengan Kepala Sekolah dan para guru di

sekolah tersebut.

Gambar 4.10.

Kegiatan Upacara Bendera di Sekolah

Sumber : Data Primer (2018)

Kanitbinmas Polsek Gedongtengen juga melakukan kegiatan melatih dan

memberikan bimbingan Polcil dengan memberikan materi tentang gerakan

PBB. Gerakan dasar hingga gerakan berjalan yang diberikan diberikan secara

bertahap agar para siswa bisa memahami dengan baik.

Seperti yang disampaikan oleh Kanit Binmas sebagai berikut :

“sebagai agen perubahan kami melakukan kegiatan membentuk sikap displin sejak usia dini dengan pelatihan Polisi Cilik (Polcil) disekolah-sekolah, pada materi PBB kegiatan mulai dari gerakan ditempat dan gerakan berjalan para murid mengikuti latihan dengan sangat antusias”

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 57: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

47 

 

 

 

Diadakannya pelatihan Polcil ini selain kegiatan yang positif bagi murid

SD juga membantu membentuk sikap disiplin sejak usia dini.

Gambar 4.11.

Kegiatan Polisi Cilik di Sekolah

Sumber : Data Primer (2018)

6. Kinerja anggota POLRI Dintinjau Dari Integritas

Integritas bagi Polsek Gedongtengen merupakan salah satu atribut

terpenting/kunci yang harus dimiliki seorang pemimpin. Integritas

adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan,

nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-

ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan.

Kehidupan integritas memerlukan mental yang ikhlas dalam

meningkatkan standar kejujuran diri sendiri. Diperlukan komitmen untuk

menjalani kehidupan integritas. Diperlukan keinginan, niat suci, dan

keyakinan yang sangat kuat untuk menjalani kehidupan integritas dan

diperlukan kesadaran.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 58: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

48 

 

 

 

Kapolsek menyampaikan :

“Tuntutan terhadap peningkatan integritas moral dan keprofesionalan di tubuh POLRI dewasa ini didorong oleh kebutuhan tugas yang disikapi sebagai bagian dari proses adaptasi terhadap pemaknaan jati diri POLRI, reaktualisasi atas kedudukan, fungsi dan perannya serta tuntutan reformasi publik. Prinsip Integritas moral dan keprofesionalan dilakukan untuk mengangkat citra POLRI, antara lain dengan mengubah pemikiran menjadi polisi bukan berorientasi kekuasaan dan materi tapi pelayanan kepada masyarakat, no korupsi.”

Kanit Intel menambahkan menambahkan

“Pembangunan integritas POLRI menuju POLRI yang modern dan profesional diarahkan pada sistem seleksi personel yang baik dan kemudian untuk Polisi sendiri ada 2 (dua) jenis penampilan yaitu polisi berseragam (uniform police) dan polisi tidak berseragam (Ununiform police / Plain Cloth Police), Polisi berseragam diarahkan pada tantangan tugas yang bersifat pelayanan, pencegahan dan penertiban sedangkan Polisi tidak berseragam diarahkan pada tantangan tugas penyidikan dan penyelidikan.”

Disampaikan bahwa pembangunan integritas POLRI menuju POLRI yang

modern dan profesional diarahkan pada sistem seleksi personel yang baik dan

kemudian untuk Polisi sendiri ada 2 (dua) jenis penampilan yaitu polisi

berseragam (uniform police) dan polisi tidak berseragam (Ununiform police /

Plain Cloth Police), Polisi berseragam diarahkan pada tantangan tugas yang

bersifat pelayanan, pencegahan dan penertiban sedangkan Polisi tidak

berseragam diarahkan pada tantangan tugas penyidikan dan penyelidikan.

Selain itu menurut Kanit Binmas Polsek Gedongtengen :

“dalam rangka meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan, POLRI harus dapat menerapkan prinsip-prinsip good governance, seperti prinsip keterbukaan (transparancy) dan akuntabilitas (accountability). Keterbukaan dapat diartikan bahwa POLRI adalah bagian dari masyarakat, yang berintegrasi dengan masyarakat serta memiliki hak yang sama sebagai warga negara. Akuntabilitas artinya

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 59: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

49 

 

 

 

polisi harus dapat mempertanggung jawabkan semua perilakunya secara hukum, dan meminimalisir pelanggaran HAM yang terjadi.”  Dalam wawancara di atas disampaikan bahwa dalam rangka meningkatkan

integritas moral dan keprofesionalan, POLRI harus dapat menerapkan

prinsip-prinsip good governance, seperti prinsip keterbukaan (transparancy)

dan akuntabilitas (accountability). Keterbukaan dapat diartikan bahwa POLRI

adalah bagian dari masyarakat, yang berintegrasi dengan masyarakat serta

memiliki hak yang sama sebagai warga negara. Akuntabilitas artinya polisi

harus dapat mempertanggung jawabkan semua perilakunya secara hukum,

dan meminimalisir pelanggaran HAM yang terjadi.

7. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Empati

Untuk menjadi polisi sahabat rakyat yang humanis ada tiga hal yang

patut dilakukan oleh anggota polisi secara rutin, terus menerus, dan konsisten.

Yaitu selalu bersikap empati, mau melayani sesama, dan selalu mampu

mengendalikan emosi, seperti yang disampaikan Kapolsek Berikut ini :

“Untuk menjadi polisi sahabat rakyat yang humanis ada tiga hal yang patut dilakukan oleh anggota polisi secara rutin, terus menerus, dan konsisten. Yaitu selalu bersikap empati, mau melayani sesama, dan selalu mampu mengendalikan emosi. Empati berarti seorang polisi menempatkan dirinya pada posisi masyarakat”.

Dalam situasi apapun dan dengan latar belakang apa pun seorang

anggota polisi harus mampu berperilaku simpati, sehingga masyarakat selalu

bisa merasa nyaman berada di dekatnya. Dengan adanya sikap simpati yang

diberikan anggota polisi tersebut masyarakat akan merasakan bahwa polisi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 60: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

50 

 

 

 

tersebut sesungguhnya sudah memberikan rasa empati kepada mereka.

Empati berarti seorang polisi menempatkan dirinya pada posisi masyarakat.

Dengan demikian, polisi itu bukan hanya memahami kebutuhan dan

keinginan masyarakat tersebut, lebih dari itu ia mengenal lebih detil lagi tipe-

tipe masyarakat yang berbeda, yang berada di wilayah tugasnya.

Kanit Binmas juga menyampaikan :

“kepada para anggota kami menyampaikan untuk memberikan pelayanan dengan empati kepada masyarakat dan terus melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok masing-masing secara maksimal. Kami ingin berikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat kita.” Polsek Gedongtengen bekerja dengan baik untuk menjaga situasi

kamtibmas yang kondusif di wilayah Kota Yogyakarta, petugas

Bhabinkamtibmas Polsek Gedongtengen terus mendampingi warga

masyarakat mengaktifkan sistem pengamanan swakarsa. Berikut adalah salah

satu kegiatan Polsek Gedongtengen melaksanakan sambang, patroli dan juga

pendampingan kepada petugas jaga di Pos kamling. Biasanya pada

kesempatan itu, Bhabinkamtibmas juga menyampaikan pesan pesan

kamtibmas agar tingkatkan kewaspadaan.

Gambar 4.12.

Kunjungan Ke Masyarakat (Pos Kamling)

Sumber : Data Primer (2018)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 61: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

51 

 

 

 

Menurut Kasi Humas Polsek Gedongtengen :

“Polisi dengan paradigma baru harus melaksanakan tugas dengan empati kepada masyarakat, dengan kegiatan antara lain Polisi Sahabat Rakyat, Kegiatan Bhakti Sosial dan Donor Darah” Kanitbinmas menyampaikan bahwa anggota POLRI melaksanakan

tugas dengan bersikap empati kepada masyarakat melalui kegiatan Polisi

Sahabat Rakyat, Bhakti Sosial dan Donor Darah. Kegiatan donor darah yang

baru saja dilaksanakan ini dalam rangka hari kasih sayang yang

diselenggarakan oleh Hotel Horison bekerjasama dengan PMI. Tidak hanya

anggota POLRI, tetapi banyak masyarakat umum yang juga memberi

kesediaannya untuk mendonorkan darah, kegiatan tersebut karena merupakan

bentuk kepedulian terhadap sesama.

Kasi Um menambahkan :

“dalam meningkatkan empati kepada masyarakat dilaksanan kegiatan yang positif pada hari kasih sayang dengan aksi donor darah, hal ini juga dapat dijadikan sebagai momentum untuk saling mengasihi dan memberi. Namun berbagi dan saling memberi tidak hanya dihari kasih sayang tetapi bisa kita lakukan setiap saat.”

Gambar 4.13. Kegiatan Donor Darah

Sumber Data Primer (2018)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 62: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

52 

 

 

 

8. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Pengelolaan Administrasi

Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan

penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Administrasi dalam

arti sempit adalah kegiatan yang meliputi: catat-mencatat, surat-menyurat,

pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat

teknis ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja

sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan

memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil

guna.

Tujuan utama departemen kepolisian adalah melindungi jiwa, properti,

dan menjaga ketertiban umum. Untuk mencapai tujuan tersebut, administrator

kepolisian sedikitnya memiliki 6 tugas, yaitu tugas (task), sumber Daya

(resources), struktur, budaya (culture), manajemen, dan lingkungan

(environment). Seperti yang disampaikan oleh Kapolsek Gedongtengen

berikut ini :

“Tujuan utama departemen kepolisian adalah melindungi jiwa, properti, dan menjaga ketertiban umum. Untuk mencapai tujuan tersebut, administrator kepolisian sedikitnya memiliki 6 tugas, yaitu 1) tugas (task), 2) sumber Daya (resources), 3) struktur, 4) budaya (culture), 5) manajemen, dan 6) lingkungan (environment)”

KaPolsek menyampaikan bahwa kegiatan administrator kepolisian meliputi :

a. Tugas (task),

Ada tiga macam kategori tugas polisi antara lain : tugas operasi,

administrasi, dan pelayanan. Dalam praktiknya dalam sistem administrasi

POLRI dapat dilihat untuk mencapai tujuan keamanan wilayah maka

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 63: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

53 

 

 

 

Kapolsek merincikan tugas-tugas POLRI ke dalam sub yang lebih rinci.

Tugas operasi seperti pelaksanaan penyidikan, pengungkapan

kriminalitas, operasi ketupat untuk menjaga situasi saat lebaran dll. Tugas

administrasi adalah tugas pembinaan sumber daya, personil , dan

anggaran dilakukan setiap hari melalui fungsi-fungsi SDM, Keuangan,

dan diklat. Tugas Pelayanan adalah yang berhubungan dengan pelayanan

masyarakat seperti penerbitan SIM, STNK, SKCK, dll.

b. Sumber Daya (Resource), sebagai seorang administrator kepolisian kita

diharuskan untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk

mencapai tujuan kepolisian secara efektif dan efisien. Jadi seorang

administrator harus paham betul apa sumber daya yang dimilikinya baik

personil, sarana prasarana dan anggaran. Penerapannya dalam

administrasi kepolisian adalah dalam penyusunan anggaran tahunan

seharusnya administrator ikut menyusun sehingga dapat mengatur

keperluannya dalam mengelola organisasi..

c. Struktur (structure), dengan adanya sumber daya yang dimiliki organisasi

maka administrator harus membuat struktur untuk memandu penggunaan

sumber daya tersebut dalam mencapai tujuan organisasi. Di dalam

struktur tersebut tercakup juga hierarki, deskripsi tugas, distribusi

kewenangan, prosedur, kebijakan, tanggung jawab, dan peraturan. Dalam

struktur ini harus memuat bagaimana hubungan tata cara kerja diantara

masing-masing bagian dalam struktur tersebut.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 64: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

54 

 

 

 

d. Budaya (culture) setiap administrator harus dapat mengembangkan

budaya organisasi yang merupakan pengejawantahan dari nilai dan norma

yang dijunjung oleh organisasi. Budaya yang baik harus tumbuh dalam

keseharian anggota melaksanakan tugas sekaligus menangkal dan

mengeliminir budaya buruk organisasi. Penerapannya dalam administrasi

POLRI adalah seorang Kapolsek yang mendukung tumbuhnya budaya

disiplin dan anti korupsi dalam satuan kerjanya dengan selalu

menanamkan nilai-nilai luhur Tri Brata.

e. Manajemen (Management), administrator harus melaksanakan fungsi

manajemen dalam lingkungan kerja walaupun secara formal struktur,

budaya, sumber daya dalam satuan kerja itu sudah baik. Kemampuan

manajerial dibutuhkan dalam melakukan pengendalian sehingga

pelaksanaan tugas tetap dalam garis halauannya.

f. Lingkungn (Enviromental), dalam kenyataannya sehari-hari organisasi

kepolisian hidup dalam sebuah lingkungan yang terdiri dari banyak

entitas. Dan tidaklah mungkin jika kepolisian dapat hidup sendiri tanpa

terpengaruh pada entitas lainnya, jadi salah satu tugas administrator

adalah mengatur interaksi departemen kepolisian dengan lingkungan

sekitarnya.

Seperti yang disampaiakan Kasi Um yang lain :

“Administrasi yang dilaksanakan oleh anggota yang mengandung aspek-aspek kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan sarana serta fasilitas kerja.”

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 65: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

55 

 

 

 

Disampaikan bahwa administrasi yang dilaksanakan oleh anggota yang

mengandung aspek-aspek kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan

sarana serta fasilitas kerja.

9. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Kreativitas

Polsek Gedongtengen telah melakukan banyak terobosan kreatif untuk

menunjang pelayanan kepada masyarakat. Terobosan kreatif yang sudah

diterapkan di Polsek Gedongtengen yakni :

a. Aplikasi media sosial “Polisi Kita” berbasis Android yang dapat diunduh

di aplikasi play store oleh seluruh masyarakat.

Gambar 4.14

Aplikasi “Polisi Kita”

Sumber : Data Primer (2018)

Kalpolsek Gedongtengen menyampaikan :

“Melihat keakraban masyarakat dengan teknologi tersebut, maka seiring dengan arahan dari Polda DIY melakukan kegiatan yang kreatif dalam pelayanan kepada masyarakat DIY yaitu dengan aplikasi pelaporan yang dijalankan melalui smartphone android. Aplikasi yang memiliki nama “Polisikita” dapat diunduh melalui Playstore oleh seluruh masyarakat.”

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 66: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

56 

 

 

 

Penggunaan sistem operasi android pada smartphone, saat ini seperti

tidak dapat terpisahkan dari aktivitas masyarakat modern. Melihat

keakraban masyarakat dengan teknologi tersebut, maka seiring dengan

arahan dari Polda DIY melakukan kegiatan yang kreatif dalam pelayanan

kepada masyarakat DIY yaitu dengan aplikasi pelaporan yang

dijalankan melalui smartphone android. Aplikasi yang memiliki nama

“Polisikita” dapat diunduh melalui Playstore oleh seluruh masyarakat.

b. Pengoptimalisasian Media Sosial

Polsek Gedong Tengan meningkatkan kualitas keterampilan personelnya

dalam bermedia sosial.

Menurut Kanit Reskrim Gedong Tenggen :

“Kembali lagi kita belajar menulis, bukan hanya sekedar menulis bisa, menulis asyik, belajar kreatif dan berani keluar dari zona nyaman itu dapat menghasilkan sebuah karya yang lebih bagus”. Bagi Anggota POLRI sangat lah dipandang perlu untuk dikuasai

ketrampilan dalam menulis, memberikan penjelasan kepada masyarakat,

memberikan pencerahan kepada masyarakat akan kebenaran dari berita2

yang menyimpang / hoax, seperti yang disampaikan salah satu Kanit

Binmas berikut ini :

“ketrampilan dalam menulis, memberikan penjelasan kepada masyarakat, memberikan pencerahan kepada masyarakat akan kebenaran dari berita2 yang menyimpang / hoax”

Kanit Sabhara menambahkan :

“Diharapkan polisi menjadi tenaga untuk antisipasi hal hal negatif di dunia maya. Semakin kejamnya, menuntut kita harus menyikapi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 67: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

57 

 

 

 

dan memberi perhatian besar terhadap perkembangan media sosial”

Anggota Polisi setelah mendapatkan ilmu pengoptimalisasian media

sosial melalui pelatihan yang diadakan di Polda DIY kemudian

menerapkan di dalam tuganya sehingga dapat lebih menjelaskan tentang

bagaimana cara menghadapi berita berita hoax ataupun mengcounter

opini publik di media sosial.

c. Polisi Dalam Doa (PDD).

Program PDD ini adalah terobosan kreatif untuk menambah ketakwaan

dan keimanan anggota kepolisian dan masyarakat pada agama dan

kepercayaannya, program ini juga didukung oleh tokoh masyarakat dan

program ini juga diterapkan bagi tahanan dengan tambahan program

“ikrar tobat tahanan”, dengan harapan dengan melafalkan ikrar untuk

bertobat dan berjalan menuju jalan yang lebih baik.

Menurut Kapolsek Gedongtengen :

“Kami mengajak anggota untuk menyadarkan diri kepada Tuhan Yang maha Esa. Anggota polisi itu beragam dan multi agama. Melalui program PDD ini, kami mengawali setiap tugas dengan berdoa. Bergantian menurut agama dan kepercayaan masing-masing, selain itu program ini juga merupakan terobosan kreatif yang diterapkan bagi para tahanan dengan tambahan melafalkan ikrar tobat tahanan, sehingga diharapkan dapat termotivasi untuk berjalan menuju jalan yang lebih baik”

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 68: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

58 

 

 

 

Gambar 4.15.

Kegiatan PDD dan Silaturahmi Dengan Tokoh Masyarakat

Sumber : Data Primer (2018)

Kemudian tambahan dari pendapat Kasi Um :

“PDD ditekankan untuk salat lima waktu. Ataupun bagi mereka yang beragama lain untuk tekun beribadah sesuai kepercayaanya, sehingga personel POLRI dalam melaksanakan tugasnya terlindungi dan dapat menjadi Polisi yang sholeh sehingga dapat menjadi panutan bagi masyarakat.”

PDD ditekankan untuk salat lima waktu. Ataupun bagi mereka yang

beragama lain untuk tekun beribadah sesuai kepercayaanya, sehingga

personel POLRI dalam melaksanakan tugasnya terlindungi dan dapat

menjadi Polisi yang sholeh sehingga dapat menjadi panutan bagi

masyarakat. Kemudian harapan lainnya, setelah para tahanan bebas,

kelak bisa taat dan hidup bermasyarakat lebih baik.

10. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Kemandirian

Dengan kebijakan otonomi daerah ini POLRI yang dalam sistem

administrasi negara merupakan sub sistem administrasi negara dalam

kegiatan preventif, perlu melakukan langkah-langkah penyesuaian dengan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 69: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

59 

 

 

 

Undang-undang ini. Dengan mandirinya POLRI dibawah Presiden sejak 1

Juli 2000, bukan berarti POLRI melaksanakan tugas dan fungsinya sendiri,

POLRI mandiri, berarti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, sebagai alat negara penegak hukum, sebagai pembina kamtibmas,

sebagai pembina tehnis, koordinator, dan pengawas Polsus, PPNS, dan

bentuk-bentuk pengamanan swakarsa, pengayom , pelindung, dan “pelayan”

masyarakat.

Dalam tugas fungsi operasionalnya dibidang penyidikan, penyidik tidak

dintervensi oleh instansi atau pejabat lain, juga tidak oleh pejabat atasan

penyidik yang bersangkutan. Dibidang prevensi harus bekerja sama dengan

“pemerintah daerah”, instansi pemerintah terkait, seperti yang disampaikan

Kapolsek berikut ini :

“Polisi mandiri sudah dicanangkan sejak tahun 2000, hal ini bukan berarti Polisi bekerja sendiri, namun dalam hal-hal tertentu misalnya dalam tugas fungsi operasionalnya dibidang penyidikan, penyidik tidak dintervensi oleh instansi atau pejabat lain, juga tidak oleh pejabat atasan penyidik yang bersangkutan. Dibidang prevensi harus bekerja sama dengan “pemerintah daerah”, instansi pemerintah terkait.” Selain hal tersebut dalam hubungannya dengan pelaksanaan kegiatan

yang dilakukan di Polsek Gedongtengen sehari-hari untuk melatih

kemandirian anggota POLRI adalah dengan petunjuk, mendidik,

dan melatih aparat kepolisian supaya dalam melaksanakan tugas dapat

berjalan baik.

Hal ini disampaikan kembali oleh Kapolsek Gedongtengen sebagai

berikut:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 70: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

60 

 

 

 

“Kegiatan yang dilakukan di Polsek Gedongtengen untuk melatih kemandirian anggota POLRI adalah dengan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian supaya dalam melaksanakan tugas dapat berjalan baik, apalagi didukung dengan pelatihan Fungsi Teknis (FT) Kepolisian oleh Polda DIY”

Menurut Kapolsek Gedongtengen untuk melatih kemandirian salah satu

caranya dengan mengirim anggota dalam pelatihan Fungsi Teknis (FT)

Kepolisian dengan mempelajari 5 FT. Lima FT Kepolisian tersebut di

antaranya FT Binmas, FT Sabhara, FT Lalu-lintas, FT Reskrim, dan FT

Intelkam.

Kapolsek menekankan kepada anggota untuk serius dalam mengikuti

pelatihan dan juga memerintahkan kepada setiap anggota untuk tidak pernah

ragu dalam bertindak sesuai dengan prosedur, sesuai dengan pendapat Kasat

Reskrim Polsek Gedongtengen, berikut ini :

“Kapolsek menekankan kepada anggota untuk serius dalam mengikuti pelatihan dan juga memerintahkan kepada setiap anggota untuk tidak pernah ragu dalam bertindak sesuai dengan prosedur” Polisi merupakan ujung tombak polisi dalam melayani masyarakat dalam

mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat, diharapkan dapat

menjalankan kemandirian tugas dengan baik selain itu, walaupun Polisi tetap

berharap karena keterbatasan jumlah personel, masyarakatpun juga secara

mandiri dapat menjaga keamanan dan ketertiban diwilayahnya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 71: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

61 

 

 

 

11. Kendala yang sering terjadi dalam meningkatkan kinerja anggota

POLRI di Polsek Gedongtengen

Dalam pelaksanaan tugas sehari – hari di lapangan, anggota POLRI

Polsek Gedongtengen sering dihadapkan pada tugas di masyarakat yang

memerlukan perencanaan. Dimana perencanaan itu haruslah cepat dan tepat

yang menuntut kesesuaian dengan tujuan yang akan dicapai. Apabila terjadi

penyimpangan dari yang diharapkan, akan dapat menimbulkan suatu

permasalahan yang berupa gangguan terhadap masyarakat maupun citra

Polsek Gedongtengen itu sendiri, seperti yang disampaikan Kapolsek sebagai

berikut :

“Dalam pelaksanaan tugas sehari – hari di lapangan, anggota POLRI Polsek Gedongtengen sering dihadapkan pada tugas di masyarakat yang memerlukan perencanaan. Kendalanya apabila penyimpangan dari yang diharapkan, akan dapat menimbulkan suatu permasalahan baru, selain itu kendala lain adanya masih ada anggota yang kurang termotivasi untuk mengembangkan diri, menunggu diperintah padahal personel kami terbatas sehingga cukup mengganggu penyelesaian tugas pelayanan kepada masyarakat” Beliau juga menyampaikan masih ada anggota yang kurang memiliki

keinginan untuk berkembang dalam menghadapi setiap permasalahan yang

ada ke depan. Menunggu orang lain menunjukkan masalah – masalah dan

tidak mampu menilai ke depan. Dimana anggota tersebut cenderung bersifat

pasif dan malas, tidak mau menjemput bola terhadap permasalahan yang ada

terutama di masyarakat, tidak menyiapkan suatu antisipasi terhadap setiap

permasalahan, cenderung menunggu permasalahan itu muncul dan penyiapan

langkah – langkah ke depan guna mengatasi masalah tersebut tidak dilakukan

ataupun tidak dimiliki. Sehingga dalam penilaian akan kemampuan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 72: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

62 

 

 

 

merencanakan hal tersebut merupakan yang terburuk bagi anggota. Hal ini

apabila dimiliki terus menerus dan tidak ada perkembangan, dapat diambil

suatu alternatif tindakan untuk kembali menyekolahkan anggota tersebut pada

lembaga POLRI, untuk menutupi atau memantapkan pengetahuan terhadap

anggota tersebut akan tugas POLRI.

Hal ini juga disampaikan oleh salah satu Kanit Lantas Polsek

Gedongtengen sebagai berikut:

“kendalanya masih ada anggota yang menunggu perintah kurang kreatif padahal personel kami terbatas”

Berdasarkan hasil wawancara diatas ada beberapa kendala yang sering

muncul di lapangan misalnya :

a. Perencanaan yang kurang baik sehingga menimbulkan permasalahan baru

dilapangan

b. Ada anggota yang kurang memiliki motivasi untuk mengembangkan diri

c. Kurangnya personel sehingga pelaksanaan tugas kurang optimal.

Berikut ini adalah hasil Ringkasan hasil wawancara :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 73: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

62 

 

 

 

Tabel 4.1

Hasil Wawancara

No Narasumber Kepeminpinan Jaringan Komunikasi Pengendalian Emosi

Agen Perubahan

Integritas Empati Pengelolaan Administrasi

Kreativitas Kemandirian

1 Kapolsek : “ memberikan perhatian terhadap peningkatan kinerja

pendekatan - pendekatan langsung secara interpersonal kepada warga

memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik

dapat menempatkan diri dalam suasana emosi yang tepat

Penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di masyarakat dan sekolah

Peningkatann integritas moral dan keprofesionalan

Mampu menempatkan diri pada posisi masyarakat

administrator kepolisian sedikitnya memiliki 6 tugas

Aplikasi yang memiliki nama “ Polisikita” dapat diunduh melalui P laystore oleh seluruh masyarakat

Polisi hrs mandiri : penyidik tidak dintervensi oleh instansi atau pejabat lain,

2 Kanit Intel : “ Mendukung arahan Kapolsek terhadap peningkatan kinerja

pentingnya kunjungan, silaturahmi, dan lainnya

anggota memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik

Pentingnya pembinaan untuk menjaga emosi anggota

melakukan pendekatan dengan masyarakat

sistem seleksi personel yang baik

menjadi polisi sahabat rakyat

kegiatan administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan manajerial, pekerjaan tulis menulis

belajar menulis kegiatan kami di web

tidak pernah ragu dalam bertindak sesuai dengan prosedur

3 Kasi Humas:

sangat mendukung peningktan kinerja

melalui patroli, sambang pantau, razia maupun langkah prevemtif lainnya

surat kabar, spanduk, brosur maupun melalui media elektronik”.

kegiatan pembinaan kerohanian

misalnya penyuluhan di sekolah

moral dan keprofesionalan baik

Polisi Sahabat Rakyat, Kegiatan Bhakti Sosial dan Donor Darah

kegiatan kelembagaan, kepegawaian, operasional dan sarana serta fasilitas kerja

ketrampilan dalam menulis

melaksanakan tugas untuk tidak pernah ragu dalam bertindak sesuai dengan prosedur

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 74: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

63 

 

 

 

No Narasumber Kepeminpinan Jaringan Komunikasi Pengendalian Emosi

Agen Perubahan

Integritas Empati Pengelolaan Administrasi

Kreativitas Kemandirian

4 Kanit Bimas :

Kapolsek melakukan koordinasi keberadaan anggota

melalui patroli, sambang pantau, razia

berkomunikasi dengan masyarakat dg media wahatapps, website dan lainnya”.

mengendalikan emosi karena paradigma baru kepolisian

kegiatan membentuk sikap displin sejak usia dini dengan pelatihan Polisi Cilik (Polcil) disekolah-sekolah

harus dapat menerapkan prinsip-prinsip good governance

empati kepada masyarakat dan terus melaksanakan tugas

Administrator memiliki 6 tugas

ketrampilan dalam menulis, memberikan penjelasan kepada masyarakat

tugas fungsi operasionalnya dibidang penyidikan, penyidik tidak dintervensi oleh instansi atau pejabat lain

5 Kanit Shabara:

sangat mendukung arahan dan masukan Kapolsek

mengembangkan pendekatan - pendekatan kepada warga dengan komunikasi sosial

media untuk berkomunikasi dengan berkunjung langsung dan melalui media cetak maupun elektronik

harus bisa menempatkan diri dalam suasana emosi yang tepat

kegiatan membentuk sikap dispilin sejak usia dini dengan pelatihan Polisi Cilik (Polcil)

moral dan keprofesionalan baik dilakukan untuk mengangkat citra POLRI yang humanis dan bersih

Mengembangan empati kpd masyarakat

kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan sarana serta fasilitas kerja

untuk antisipasi hal hal negatif di dunia maya

dengan pelatihan Fungsi Teknis (FT) Kepolisian oleh Polda DIY

6 Kanit Lantas :

Meningkatkan semangat kerja

dengan program Polisi sahabat rakyat yang humanis

memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik

pembinaan dan kegiatan kerohanian seperti pengajian rutin

penyuluhan di sekolah misalnya dengan tema berlalu lintas

menerapkan prinsip-prinsip good governance

Mampu melaksanakan tugas dengan empati kpd masyarakat

berhubungan dengan pekerjaan manajerial, pekerjaan administrasi ketata usahaan

aplikasi “ Polisikita” dapat diunduh melalui P laystore

penyidik tidak dintervensi oleh instansi atau pejabat lain STIE

Wid

yaW

iwah

a

Jang

an P

lagi

at

Page 75: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

64 

 

 

 

No Narasumber Kepeminpinan Jaringan Komunikasi Pengendalian Emosi

Agen Perubahan

Integritas Empati Pengelolaan Administrasi

Kreativitas Kemandirian

7 Personel SPKT :

Pentingnya pengarahan untuk kelancaraan pekerjaan

“ shilahturahmi dengan warga masyarakat

untuk berkomunikasi dg jemput bola atau berkunjung langsung kepada masyarakat”.

mengikuti pembinaan dari pimpinan dan secara rutin

melakukan kegiatan membentuk sikap displin sejak usia dini

mendukung kelancaran pelaksanaan tugas yang bersih dan berwibawa

empati pada masyarakat dengan pendekatan humanis

Administrasi yang dilaksanakan oleh anggota yang mengandung tugas selain tugas pokoknya

melalui PDD tidak pernah ragu dalam bertindak sesuai dengan prosedur

8 Kanit Provos :

“ Pimpinan kami baik dan selalu memotivasi “

melalui patroli, sambang pantau, razia

melalui media elektronik (radio, website dan sosmed”.

melaksanakan tugas harus sabar

penyuluhan mengenai kamtibmas

menuju POLRI yang modern dan profesional

empati kepada masyarakat dilaksanakan kegiatan yang positif

Administrasi yang dilaksanakan oleh anggota

pelayanan kepada masyarakat dan melaporkannya dalam web

tidak pernah ragu dalam bertindak sesuai dengan prosedur

9 Kasi Um : “ sangat mendukung pengarahan dan pelaksanaan apel

menjalin tali shilahturahmi dengan warga masyarakat

media cetak maupun elektronik

diharapkan keberadaan aparat kepolisian memiliki citra simpatik

melakukan kegiatan membentuk sikap displin sejak usia dini

tidak KKN Memberikan pelayanan kpd masyarakat setiap saat

mengandung aspek-aspek kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan sarana serta fasilitas kerja

PDD dengan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian supaya dalam melaksanakan tugas

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 76: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

65 

 

 

 

No Narasumber Kepeminpinan Jaringan Komunikasi Pengendalian Emosi

Agen Perubahan

Integritas Empati Pengelolaan Administrasi

Kreativitas Kemandirian

10 Kanit Reskrim :

Kapolsek kami sangat memperhatikan anggota

Kunjungan kami kepada warga

komunikasi dengan masyarakat melalui media cetak, maupun melalui media elektronik

ya kami harus bisa mengendalikan emosi

dengan kunjungan ke sekolah dalam kegiatan Polcil, upacara bendera, penyuluhan dan lainnya

meminimalisir pelanggaran HAM yang terjadi

memberikan pelayanan dengan empati kepada masyarakat

membuat perencanaan, masalah kepegawaian, pelaporan dan kegiatan ketatausahaan lainnya

Peningktan kreativitas dg Kebenaran berita

mengikuti pelatihan dan juga memerintahkan kepada setiap anggota untuk tidak pernah ragu dalam bertindak sesuai dengan prosedur

Kesimpulan KaPolsek bertanggungjawab dan memiliki komitmen kuat untuk peningkatan kinerja, memotivasi dan mengarahkan anggota

Menjalin hubungan baik dengan masyarakat

Pentingnya komunikasi verbal dan non verbal termsuk dengan media

Pengendalian emosi dengan pembinaan termasuk kegiatan kerohaniaan

Penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di masyarakat dan sekolah

Peningkatann integritas moral dan keprofesionalan POLRI

Mampu menempatkan diri pada posisi masyarakat

administrator kepolisian sedikitnya memiliki 6 tugas

Peningkatan kemampuan utk meningkatkan kreatifitas

Polisi hrs mandiri & tidak pernah ragu dalam bertindak sesuai dengan prosedur

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 77: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

65 

 

 

 

12. Strategi Dalam Meningkatkan kinerja anggota POLRI di Polsek

Gedongtengen

Setelah mengkaji mengenai kinerja pegawai dan kendalanya serta

hasil wawancara mengenai kinerja Anggota POLRI Polsek Gedongtengen

Yogyakarta maka penelitian ini mencoba untuk menentukan strategi yang

tepat dalam peningkatan kinerja Anggota POLRI Polsek Gedongtengen,

dengan penjelasan seperti dibawah ini :

a. SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

Dalam analisis SWOT, faktor internal sebagai dasar untuk menentukan

strength dan weakness serta faktor eksternal Polsek Gedongtengen sebagai

dasar untuk menentukan opportunity dan threat. Sehingga dari paparan

sebelumnya dapat disimpulkan:

1) Kekuatan (Strength)

a) Anggota POLRI Gedongtengen dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

peraturan pemerintah.

b) Kompetensi Anggota POLRI Gedongtengen yang cukup baik akan

menjadi harapan tersendiri dalam meningkatkan kinerja.

c) Ada pegawai yang telah memiliki kualifikasi akademik S.1 dan ada yang

dalam proses penyelesaian S.2, ini tentu dapat memberikan inspirasi

positif bagi Polsek Gedongtengen dalam membentuk lingkungan kerja

yang baik.

2) Kelemahan dan kendala internal

a) Masih ada anggota yang kurang termotivasi untuk pengembangan diri

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 78: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

66 

 

 

 

b) Memiliki fasilitas atau sarana dan prasarana kerja belum memadai.

c) Kurangnya jumlah Anggota POLRI Gedongtengen yang bertugas.

3) Peluang dalam meningkatkan kinerja Anggota POLRI Polsek

Gedongtengen.

a) Kerjasama dengan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta yaitu dukungan

kebijakan dan alokasi anggaran yang memadai berbasis pada kebutuhan

Anggota POLRI Gedongtengen.

b) Potensi pengembangan SDM.

c) Kesempatan pendidikan formal dan pelatihan bagi Anggota POLRI

Polsek Gedongtengen

4) Ancaman dan kendala eksternal dalam meningkatkan kinerja Anggota

POLRI Polsek Gedongtengen

a) Tuntutan masyarakat terhadap kinerja Anggota POLRI Gedongtengen

yang profesional.

b) Kurang efektifnya komunikasi publik yang mendukung kinerja Anggota

POLRI Gedongtengen.

c) Citra Polisi yang masih dianggap masyarakat kurang baik.

Di atas telah dijabarkan secara luas mengenai upaya peningkatan kinerja

Anggota POLRI Polsek Gedongtengen, namun perlu dilakukan analisis SWOT

untuk mengetahui prioritas upaya kinerja Anggota POLRI Polsek Gedongtengen

yang akan dikerjakan terlebih dahulu.

Ringkasan analisis yang akan disajikan berdasarkan kesimpulan diskusi

antara 9 orang pejabat Fungsional selanjutnya dianalisis menggunakan model

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 79: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

67 

 

 

 

Matriks SWOT Klasik (Rangkuti, 2006) tujuannya untuk menentukan arah

pengembangan selanjutnya. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan

pemberian skor (nilai) 1 sampai 3 setiap point-point SWOT dalam IFAS (Internal

Factors Analysis Summary) atau ringkasan analisis faktor-faktor internal dan

EFAS (External Factors Analysis Summary) atau ringkasan analisis faktor-faktor

eksternal, seperti dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.2. IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

No IFAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A Strength (Kekuatan)                              

1 Personel POLRI Gedongtengen dalam melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan pemerintah.

3 3 2 3 2 3 3 2 3 3

2 Kompetensi anggota yang cukup baik 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2

3 Kualifikasi pendidikan anggota baik 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2

B Weakness (Kelemahan)                              

4 Memiliki fasilitas atau sarana dan prasarana kerja belum memadai.

-1 -2 -1 -2 -2 -2 -1 -1 -2 -1

5 Kurangnya Anggota POLRI Gedongtengen yang memiliki kemampuan

-2 -1 -2 -3 -3 -2 -3 -2 -2 -3

6 Masih ada anggota yang kurang mengembangkan diri

-2 -2 -1 -2 -1 -2 -1 -1 -2 -1

Jumlah Nilai IFAS 3 2 3 1 2 1 2 3 2 2 Total Nilai IFAS = + 21

Sumber : Data Primer (2018)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 80: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

68 

 

 

 

Kemudian untuk analisis lingkungan eksternal, seperti tabel EFAS berikut ini:

Tabel 4.3. EFAS (External Factors Analysis Summary)

No EFAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 C Opportunity (Peluang)

1 Kerjasama dengan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta yaitu dukungan kebijakan dan alokasi anggaran yang memadai berbasis pada kebutuhan anggota

3 3 2 3 2 3 2 3 2 3

2 Potensi pengembangan SDM. 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2

3 Kesempatan pendidikan formal dan pelatihan bagi anggota

2 2 3 1 1 2 3 1 1 2

D Threat (Ancaman)

4 Tuntutan masyarakat terhadap kinerja personel Anggota POLRI Gedongtengen yang profesional.

-3 -2 -2 -1 -2 -2 -2 -1 -2 -2

5 Kurang efektifnya komunikasi publik yang mendukung kinerja Anggota POLRI Gedongtengen

-2 -1 -1 -2 -2 -2 -1 -2 -2 -2

6 Citra Polisi yang kurang baik -1 -1 -2 -1 -2 -2 -1 -1 -1 -2

Jumlah Nilai EFAS 2 3 2 3 0 1 3 3 1 1 Total Nilai EFAS = +19

Sumber : Data Primer (2018)

Hasil dari analisis IFAS diperoleh nilai +21 dan hasil dari analisis EFAS

adalah + 19. Hasil tersebut digunakan untuk mencari titik dalam kuadran

SWOT dan hasil yang diperoleh seperti dalam gambar 4.1, berikut :

Gambar 4.16. Matriks Grand Strategy

Kuadran III (WO) O Kuadran I (SO) “Turn Around” “Agresif” 19 W 21 S Kuadran IV (WT) Kuadran II (ST) “Defensif” “Diversifikasi”

T

Sumber : Data Primer (2018)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 81: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

69 

 

 

 

Berdasarkan gambar 4.15 strategi yang diutamakan untuk dilakukan dalam

meningkatkan kinerja Anggota POLRI Polsek Gedongtengen adalah Strategi

“Agresif” (SO) yang merupakan situasi yang menguntungkan dimana Polsek

Gedongtengen masih memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Kemudian apabila dianalisis dengan Matriks

SWOT akan terlihat strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja :

Tabel 4.4 Matriks SWOT

Internal Strength (Kekuatan) Kelemahan (Weakness)

1. Polsek Gedongtengen dalam melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan pemerintah.

2. Kompetensi pegawai yang cukup baik

3. Kualifikasi pendidikan pegawai baik

1. Pegawai masih ada yang berpendidikan SMA.

2. Memiliki fasil itas atau sarana dan prasarana belum memadai.

3. Kurangnya personel POLRI

Peluang(Opportunity) SO WO 1. Kerjasama dengan Polda

DIY yaitu dukungan kebijakan dan alokasi anggaran yang memadai berbasis pada kebutuhan.

2. Potensi pengembangan SDM.

3. Kesempatan pendidikan formal dan pelatihan

1. Meningkatkan Paradigma Baru dalam pelayanan kepada Masyarakat yang lebih Humanis

2. Meningkatkan koordinasi dan melakukan pembinaan berlanjutan dengan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta

3. Meningkatkan kerjasama dengan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta dalam kebijakan dan alokasi anggaran yang memadai

1. Meningkatkan pengembangan SDM dengan pendidikan formal

2. Meningkatkan kompetensi Anggota POLRI Polsek Gedongtengen dengan Diklat

3. Melakukan studi banding

Threath (Ancaman) ST WT 1. Tuntutan masyarakat

terhadap kinerja Anggota POLRI Polsek Gedongtengen yang profesional.

2. Kurang efektifnya komunikasi publik

3. Citra POLRI

1. Meningkatkan rapat koordinasi dan perencanaan kerja

2. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dengan program kerja Polsek Gedongtengen

1. Meningkatkan sarana dan prasarana

2. Membangun tim work 3. audit mutu oleh lembaga

independen 4. Mendukung pelaksanaan Tri

Brata

Sumber : Data Primer (2018)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 82: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

70 

 

 

 

C. PEMBAHASAN

Strategi peningkatan kinerja anggota POLRI di Polsek Gedongtengen

Yogyakarta ditinjau dari Sistem Manajemen Kinerja yang terdiri atas 10 (sepuluh)

penilaian faktor kinerja, meliputi: kepemimpinan; jaringan sosial; komunikasi;

pengendalian emosi; agen perubahan; integritas; empati; pengelolaan

administrasi; kreativitas; dan kemandirian dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Kepemimpinan

Pimpinan Polsek Gedongtengen sangat mendukung kegiatan peningkatan

kinerja Anggota POLRI dengan salah satu kegiatan yang mendukung adalah

Apel Pagi, Rapat Koordinasi, Penilaian Kinerja Anggota POLRI dan lainnya.

2. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Jaringan sosial

Jaringan sosial terutama dengan masyarakat sekitar sangat mendukung

peningkatan kinerja Anggota POLRI, terutama dilakukan oleh petugas

Bhabinkamtibmas. Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan

Ketertiban Masyarakat) adalah petugas POLRI yang bertugas di tingkat desa

sampai dengan kelurahan yang bertugas mengemban fungsi Pre-emtif dengan

cara bermitra dengan masyarakat.

3. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Komunikasi

Kegiatan yang dilakukan dalam komunikasi dalam internal POLRI dengan

kegiatan apel dan rapat koordinasi. Kegiatan apel bukan hanya sekedar

rutinitas pagi tapi sebagai sarana pimpinan untuk berkomunikasi dengan

anggotanya tapi juga digunakan untuk mengetahui kesiapan anggotanya

dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 83: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

71 

 

 

 

kegiatan yang dilakukan dalam komunikasi dengan masyarakat melalui media

cetak (surat kabar, spanduk, brosur). Masyarakat banyak mengetahui

informasi mengenai kepolisian melalui media elektronik, handphone dan

jaringan internet (website) yang mudah ditemui dirumah warga, selain itu

tampilan yang diberikan lebih menarik minat masyarakat untuk mencari tahu

informasi yang ada.

4. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Pengendalian Emosi

Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan emosi anggota adalah

dengan pendekatan dan pembinaan yang baik dengan dengan seluruh anggota

dan apabila mereka dihadapkan pada suatu permasalahan keamanan

dilapangan misalnya menangani kerusuhan senjata polisi bukan lagi water

canon, gas air mata ataupun peluru karet, melainkan simpati dari masyarakat,

kegiatan lain yang dilakukan untuk mengontrol emosi adalah dengan kegiatan

kerohanian seperti pengajian rutin, dan lainnya.

Paradigma baru kepolisian diharapkan keberadaan aparat kepolisian

memiliki citra simpatik POLRI terbangun. Saat ini POLRI tengah berupaya

mengubah citra anggota POLRI dari citra seram menjadi pelayan dan sahabat

masyarakat, dengan melakukan tindakan simpatik.

5. Kinerja anggota POLRI Ditinjau Dari Agen Perubahan

Beberapa program Polisi dilakukan di Polsek Gedongtengen sebagai agen

perubahan baik dalam institusi POLRI maupun di tengah-tengah masyarakat

sehingga apa yang telah diagendakan dalam Quick Wins Rencana Strategi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 84: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

72 

 

 

 

POLRI 2015-2019 yaitu “POLRI sebagai Penggerak Revolusi Mental dan

Pelopor Tertib Sosial di Ruang Publik” dapat tercapai secepat mungkin.

6. Kinerja anggota POLRI Dintinjau Dari Integritas

Dalam rangka meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan, POLRI

harus dapat menerapkan prinsip-prinsip good governance, seperti prinsip

keterbukaan (transparancy) dan akuntabilitas (accountability). Keterbukaan

dapat diartikan bahwa POLRI adalah bagian dari masyarakat, yang

berintegrasi dengan masyarakat serta memiliki hak yang sama sebagai warga

negara. Akuntabilitas artinya polisi harus dapat mempertanggung jawabkan

semua perilakunya secara hukum, dan meminimalisir pelanggaran HAM yang

terjadi.

7. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Empati

Untuk menjadi polisi sahabat rakyat yang humanis ada tiga hal yang

patut dilakukan oleh anggota polisi secara rutin, terus menerus, dan konsisten.

selalu bersikap empati, mau melayani sesama, dan selalu mampu

mengendalikan emosi.

Kanitbinmas menyampaikan bahwa anggota POLRI melaksanakan

tugas dengan bersikap empati kepada masyarakat melalui kegiatan Polisi

Sahabat Rakyat, Bhakti Sosial dan Donor Darah. Kegiatan donor darah yang

baru saja dilaksanakan ini dalam rangka hari kasih sayang yang

diselenggarakan oleh Hotel Horison bekerjasama dengan PMI. Tidak hanya

anggota POLRI, tetapi banyak masyarakat umum yang juga memberi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 85: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

73 

 

 

 

kesediaannya untuk mendonorkan darah, kegiatan tersebut karena merupakan

bentuk kepedulian terhadap sesama.

8. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Pengelolaan Administrasi

Tujuan utama departemen kepolisian adalah melindungi jiwa, properti,

dan menjaga ketertiban umum. Untuk mencapai tujuan tersebut, administrator

kepolisian sedikitnya memiliki 6 tugas, yaitu tugas (task), sumber Daya

(resources), struktur, budaya (culture), manajemen, dan lingkungan

(environment).

9. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Kreativitas

Polsek Gedongtengen telah melakukan banyak terobosan kreatif untuk

menunjang pelayanan kepada masyarakat. Terobosan kreatif yang sudah

diterapkan di Polsek Gedongtengen yakni aplikasi media sosial “Polisi Kita”

berbasis Android yang dapat diunduh di aplikasi play store oleh seluruh

masyarakat, pengoptimalisasian Media Sosial Polsek Gedong Tengan

meningkatkan kualitas keterampilan personelnya dalam bermedia sosial,

Polisi Dalam Doa (PDD).

10. Kinerja Anggota POLRI Ditinjau Dari Kemandirian

Dengan mandirinya POLRI dibawah Presiden sejak 1 Juli 2000, bukan

berarti POLRI melaksanakan tugas dan fungsinya sendiri, POLRI mandiri,

berarti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai

alat negara penegak hukum, sebagai pembina kamtibmas, sebagai pembina

tehnis, koordinator, dan pengawas Polsus, PPNS, dan bentuk-bentuk

pengamanan swakarsa, pengayom, pelindung, dan “pelayan” masyarakat.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 86: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

74 

 

 

 

Dalam tugas fungsi operasionalnya dibidang penyidikan, penyidik tidak

dintervensi oleh instansi atau pejabat lain, juga tidak oleh pejabat atasan

penyidik yang bersangkutan.

Kemudian kendala-kendala yang sering terjadi dalam meningkatkan kinerja

anggota POLRI di Polsek Gedongtengen adalah perencanaan yang kurang baik

sehingga menimbulkan permasalahan baru dilapangan, ada anggota yang kurang

memiliki motivasi untuk mengembangkan diri dan kurangnya personel sehingga

pelaksanaan tugas kurang optimal. Untuk mengatasi hal tersebut maka

dilaksanakan dengan strategi SO “Agresif” (SO) yang merupakan situasi yang

menguntungkan dimana Polsek Gedongtengen masih memiliki peluang dan

kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus

dilakukan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja Anggota POLRI

Polsek Gedongtengen adalah :

a. Meningkatkan Paradigma Baru dalam pelayanan kepada Masyarakat yang

lebih Humanis

b. Meningkatkan koordinasi dan melakukan pembinaan berkelanjutan

dengan Polda DIY dan Polresta Kota Yogyakarta

c. Meningkatkan kerjasama dengan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta

(kebijakan dan alokasi anggaran yang memadai)

d. Koordinasi dengan Polda maupun Polres dalam hal penguatan personel

(penambahan)

e. Meningkatkan pengembangan SDM dengan pendidikan formal

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 87: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

75 

 

 

 

f. Meningkatkan kompetensi anggota Polsek Gedongtengen (dengan Diklat)

g. Melakukan studi banding

h. Meningkatkan rapat koordinasi dan perencanaan kerja

i. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dengan program kerja Polsek

Gedongtengen

j. Meningkatkan sarana dan prasarana

k. Membangun tim work audit mutu oleh lembaga independen

Paradigma baru yang sedang dikembangkan POLRI saat ini berorientasi

kepada pemecahan masalah-masalah masyarakat (problem solver oriented),

dengan berbasis pada potensi-potensi sumber daya lokal dan kedekatan dengan

masyarakat yang lebih manusiawi (humanistic approach). Dengan paradigma

baru ini diharapkan lahirnya polisi sipil yang humanis, terutama di jajaran Polsek

Gedongtengen Yogyakarta. Pada era modern senjata polisi bukan lagi water

canon, gas air mata ataupun peluru karet, melainkan simpati dari masyarakat.

Terciptanya simpati masyarakat ini hanya bisa diraih dari keberadaan polisi yang

humanis di berbagai lini kehidupan sosial masyarakat.

Pendidikan dan Pelatihan serta koordinasi dengan Polda DIY dan Polresta

Yogyakarta juga diperlukan untuk meningkatkan kinerja anggota Polsek

Gedongtengen dikarenakan sebagai pelindung, pengayom dan pelayan

masyarakat, jajaran kepolisian Polsek Gedongtengen harus terus menerus hadir,

hidup, dan merasakan denyut nadi kehidupan masyarakatnya. Dengan kompetensi

yang baik dan adanya interaksi yang terus menerus tersebut polisi makin bisa

bersama-sama dengan masyarakat mencari jalan keluar atau menyelesaikan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 88: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

76 

 

 

 

masalah sosial, terutama masalah keamanan yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat. Dengan adanya interaksi yang terus menerus tersebut polisi akan bisa

senantiasa berupaya untuk mengurangi rasa ketakutan masyarakat terhadap akan

adanya gangguan kriminalitas.

Peningkatan kinerja anggota POLRI dapat meningkatkan perencanaan tugas

pelayanan atau interaksi kepada masyarakat dan pencegahan kriminalitas (crime

prevention). Dengan adanya interaksi yang terus menerus tersebut polisi lebih bisa

berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Tugas utama aparat

kepolisian tidak hanya untuk melawan kejahatan, lebih dari itu harus mampu

mencari dan melenyapkan sumber kejahatan tersebut.

Dengan adanya interaksi yang terus menerus masyarakat akan merasakan

bahwa polisi benar-benar sebagai sahabat sejatinya. Polisi benar-benar dianggap

sebagai sahabat sejati masyarakat. Sikap-sikap humanis yang diterapkan jajaran

kepolisian membuat masyarakat cenderung mematuhi perintah seorang anggota

polisi. Akibatnya, bagi masyarakat ditangkap oleh polisi adalah pengalaman yang

memalukan. Polisi Polsek Gedongtengen sendiri kerap melakukan kunjungan

rutin ke rumah-rumah masyarakat yang berada di wilayah binaannya. Selain

bersilaturahmi, para polisi itu juga menanyakan aktivitas pemilik rumah yang

dikunjunginya. Interaksi yang humanis inilah yang menanamkan nilai-nilai

persahabatan antara masyarakat dan polisi.

Jadi, hadirnya polisi sipil yang humanis memang merupakan tuntutan

zaman, jika aparat kepolisian tidak mau tertinggal dan tergilas zaman. Sebab

polisi sipil yang humanis adalah salah satu dari cita-cita paradigma baru POLRI.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 89: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

77 

 

 

 

Paradigma baru ini memuat suatu nilai, sikap, dan prilaku yang menciptakan

sindrom merawat serta kepedulian. Dengan kata lain, paradigma baru POLRI

mencerminkan karakteristik polisi sipil yang lebih cenderung caring the people

dari pada use of force (Satjipto Rahardjo, 2005). Dengan paradigma baru ini

wajah kepolisian Indonesia, khususnya Polsek Gedongtengen Yogyakarta,

diharapkan menjadi lebih humanis.

Meskipun paradigma baru POLRI menekankan aparat kepolisian harus

tampil sebagai polisi yang humanis, sesungguhnya salah satu dari tiga poin Tri

Brata adalah pengejawantahan dari nilai-nilai polisi sipil yang humanis. Poin

ketiga dari Tri Brata tersebut berbunyi “Polisi Indonesia senantiasa melindungi,

mengayomi, dan melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk mewujudkan

keamanan dan ketertiban”, Hanya saja selama ini nilai-nilai humanis yang

ditekankan Tri Brata itu selalu berhasil dikalahkan oleh nilai - nilai ekonomis,

sehingga sering terjadi berbagai pengkaburan konsep kepolisian di negeri ini.

Untuk menjadi polisi yang humanis ada tiga hal yang patut dilakukan oleh

anggota polisi secara rutin, terus menerus, dan konsisten, yaitu selalu bersikap

empati, mau melayani sesama, dan selalu mampu mengendalikan emosi. Dalam

situasi apapun dan dengan latar belakang apa pun seorang anggota polisi harus

mampu berprilaku simpati, sehingga masyarakat selalu bisa merasa nyaman

berada di dekatnya. Dengan adanya sikap simpati yang diberikan anggota polisi

tersebut masyarakat akan merasakan bahwa polisi tersebut sesungguhnya sudah

memberikan rasa empati kepada mereka. Empati berarti seorang polisi

menempatkan dirinya pada posisi masyarakat. Dengan demikian, polisi itu bukan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 90: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

78 

hanya memahami kebutuhan dan keinginan masyarakat tersebut, lebih dari itu ia

mengenal lebih detil lagi tipe-tipe masyarakat yang berbeda, yang berada di

wilayah tugasnya.

Secara jujur, imbalan yang diterima seorang polisi sesungguhnya tergantung

pada pelayanan yang diberikannya kepada masyarakat. Jika nilai-nilai ini

dipahami, setiap anggota polisi pasti selalu terobsesi untuk melayani masyarakat.

Ia akan terus mencari cara-cara baru untuk melayani masyarakat secara lebih baik

dari pada yang dilakukan sebelumnya. Sebab, inilah sesungguhnya nilai-nilai

dasar dari filosofis POLRI sebagai pelayan masyarakat.

Sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat masing-masing

anggota kepolisian dituntut harus mampu mengendalikan emosinya, dalam situasi

apapun. Dalam nilai-nilai polisi sipil yang humanis, munculnya emosi negatif

yang meledak-ledak di banyak kasus yang melibatkan anggota POLRI adalah

sebuah peringatan bahwa jajaran kepolisian agar segera mengubah persepsi (cara

memandang) dan prosedur, tindakan maupun prilakunya.

Bagi kebanyakan orang, emosi sering dianggap sebagai respon spontan atas

kejadian atau perbuatan orang lain terhadap kita. Namun bagi seorang anggota

polisi yang sering mendapat didoktrin sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan

masyarakat, ia harus dapat menempatkan diri dalam suasana emosi yang tepat.

Jika gagal berarti anggota polisi itu gagal pula melaksanakan doktrin sebagai

pelindung. pengayom, dan pelayan masyarakat. Berbagai kegagalan tersebut

hanya akan membawa dampak bagi tidak terciptanya polisi sipil yang humanis,

yang menjadi idaman masyarakat.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 91: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

79 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah :

Strategi peningkatan kinerja anggota menggunakan strategi “Agresif”

yang merupakan situasi yang menguntungkan bagi Polsek dimana Polsek

Gedongtengen masih memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Langkah- langkah yang harus dilakukan adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif, strategi yang dilakukan untuk

meningkatkan kinerja anggota POLRI Polsek Gedongtengen adalah Strategi SO

upayanya meningkatkan paradigma baru dalam pelayanan kepada masyarakat

yang lebih humanis, meningkatkan koordinasi dan melakukan pembinaan

berlanjutan dengan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta, meningkatkan kerjasama

dengan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta dalam penyelenggaraan diklat; (2)

Strategi WO upayanya meningkatkan kompetensi pegawai dengan Diklat,

meningkatkan kompetensi Anggota POLRI Polsek Gedongtengen dan melakukan

studi banding; (3) Strategi ST upayanya meningkatkan rapat koordinasi dan

perencanaan kerja dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dengan

program kerja Polsek Gedongtengen; (4) Strategi WT dengan meningkatkan

sarana dan prasarana, membangun tim work, audit mutu oleh lembaga

independen.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 92: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

80 

B. SARAN

Saran yang diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Walaupun Polsek memiliki kekuatan lebih besar daripada kelemahannya dan

memiliki peluang yang lebih besar dari ancamannya Polsek Gedongtengen,

sehingga sebaiknya ditingkatkan kinerja anggota POLRI Polsek

Gedongtengen secara berkelanjutan.

2. Sebaiknya semakin meningkatkan pelaksanaan paradigma baru dalam

pelayanan kepada Masyarakat yang lebih Humanis di wilayah kerja Polsek

Gedongtengen dan masyarakat pada umumnya.

3. Sebaiknya ditingkatkan koordinasi dengan Polresta Yogyakarta dalam

penentuan anggaran dan rencana program kerja peningkatan kinerja anggota

Polsek Gedongtengen.

4. Anggota POLRI sebaiknya untuk lebih meningkatkan partisipasinya dalam

kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan Polresta Yogyakarta

agar lebih memperbesar perannya dalam melindungi, mengayomi dan

menjadi pelayan pada masyarakat.STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 93: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, M. (2000), Seri Ilmu Sumber Daya Manusia : Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty

Ashari, Andi Titin (2011), Interpretasi Terhadap Implementasi Prosedur Sistem Manajemen Kinerja POLRI pada Polsek Metro Jakarta Barat

Brahmasari, Ida Ayu (2004), Pengaruh Variabel Budaya Perusahaan terhadap Komitmen Pegawai dan Kinerja Perusahaan Kelompok Penerbitan Pers Jawa Pos, Disertasi Universitas Airlangga, Surabaya.

Dharma, Surya (2005), Manajemen Kinerja, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Darmiyati (1998), Penelitian Kualitatif. Makalah Penataran Pengenalan Berbagai Pendekatan dan Metode Penelitian Lemlit UNY.

Fahmi, Irham (2011), Manajemen, Teori, Kasus dan Solusi, Bandung : Alfabeta

Handoko, Hani dan Sukanto Reksohadiprodjo, 2000, Teori, Struktur dan Perilaku, Yogyakarta : BPFE

Handoko, Hani (2010), Manajemen, Yogyakarta : BPFE

Hasibuan, Malayu SP. ( 2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Bumi Aksara.

Mangkunegara, Anwar Prabu (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Keenam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Moeheriono (2012), Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja. Grafindo Persada.

Moleong, Lexy (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. remaja Rosdakarya

Peraturan KAPOLRI Nomor 16 tahun 2011 tentang sistem penilaian kinerja pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan sistem manajemen kinerja

Prawirosentono, Suryadi (1999), Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

STIEW

idya

Wiw

aha

Jang

anPla

giat

Page 94: Widya Plagiat STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/307/1/161103178 HARIYADI.pdfiii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang

Robbins, Stephen P. (2006), Perilaku Organisasi, PT Indeks, Jakarta : Kelompok Gramedia.

Saptaning, B. Hari Tyas (2015), Persepsi Masyarakat Dan Polisi Terhadap Kinerja Kepolisian (Studi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Sedarmayanti (2001), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar Maju

Sugiyono (2008), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Wahyuni (2012), Efektifitas Pemberian Remunerasi Guna Meningkatkan Kinerja : Sebuah Percontohan di Polsek Magelang Kota

Wibowo (2012), Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at