XXX

Embed Size (px)

Citation preview

Tekinik Instalasi Listrik Standarisasi, persyaratan dan perlengkapan hubung bagi listrik (PHB) Dasar teori yang dijadikan landasan dalam pemasangan dan perencanaan insatalasi listrik adalah standarisasi dan persyaratan dasar teknik instalasi listrik, tekn ik dan sistem penerangan listrik, jumlah dan sifat beban listrik terpasang. Standarisasi Tujuan untuk keseragaman: > Ukuran, bentuk dan mutu barang > cara menggambar dan cara kerja Dua organisasi Insternasional dalam standarisasi: > International Electrotechnical Commision (IEC), bidang teknik listrik > International Organization for Stadarization (ISO), dalam bidang lain Kedua organisasi ini berkedudukan di Geneva Di Indonesia untuk bidang teknik listrik arus kuat dalam hal standarisasi diprak arsai oleh LIPI dan PLN. Selain itu dikenal persyaratan listrik yang digunakan di Jerman, yaitu VDE (Verb and Deutsher Electrotechniker) dan DIN (Deutsher Induustrial Nationalle). Sedang kan di Jepang dikenal JIS (Japanese Indutrial Standard) Persyaratan Pemasangan instalasi listrik harus sesuai persyaratan. Tujuannya adalah: > Pengamanan manusia dan barang > Penyediaan tenaga listrik yang aman dan efisien Persyaratan Instalasi Listrik di Indonesia saat ini sudah menggunakan buku Persy aratan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL. PUIL pertama terbit pada tahun 1977 disebut pula PUIL 1977. Saat ini sudah terbit PUIL 2000 merupakan kelanjutan dan penambahan dari PUIL se belumnya. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi untuk mengatasi hal tersebut LIPI akan segera menerbitkan edisi PUIL 2000. Perlu diketahui bahwa PUIL 1977 pembaharuan dari PUIL NI6 merupakan persyaratan yang diadopsi dari persyaratan listrik yang ada di Belanda. Dalam PUIL ditegaskan, tegangan listrik dibagi dalam: > > > > > > Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan sangat rendah yaitu tegangan listrik lebih kecil dari 50 volt rendah (TR) : 50 V - 1000 V menengah (TM) : diatas 1000 V - 35 kV tinggi (TT) : diatas 35 kV - 245 kV ekstra tinggi (TET) : diatas atau sama dengan 245 s/d 700 kV ultra tinggi : diatas atau sama dengan 700 kV; 1000 kV

Untuk jaringan tegangan rendah sistem 4 kawat (R, S, T, N) dengan tegangan: > fasa - netral / nol : 220 volt

fasa-fasa : 380 volt Untuk jaringan tegangan menengah sistem 3 kawat : > fasa-fasa : 20 kV > fasa-tanah : 20 kV/ akar 3 Untuk jaringan tegangan tinggi sistem 3 kawat, double circuit: > fasa-fasa : 70 kV atau 150 kV Untuk jaringan tegangan ekstra tinggi sistem 3 kawat, double circuit: > fasa-fasa 500 kV (saluran transmisi udara tegangan ekstra tinggi atau SUTET Ja wa-Bali) Pengujian Peralatan Listrik Peralatan listrik sebelum dipergunakan harus melelui pengujian khusus dari PLN y ang membidangi dalam bidang Penyelidikan Masalah Kelistrikan (LMK). Dalam merencanakan sistem instalasi listrik harus mengacu pada persyaratan umum instalasi listrik (PUIL). Maksud dan tujuan persyaratan umum instalasi listrik a dalah agar terselenggara dengan baik pengusahaan instalasi listrik terutama yang menya ngkut keselamatan manusia (terhadap bahaya sentuhan serta kejutan listrik), keam ananan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terha dap kebakaran akibat listrik, PUIL (2000:1). Persyaratan Umum Instalasi Listrik pada umumnya berlaku untuk semua instalasi ar us kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelay anan, pemeliharaan maupun pengawasannya. sebetulnya Persyaratan Umum Instalasi Listrik yang digunakan saat ini adalah has il daripada penyempurnaan dari persyaratan yang telah ada sebelumnya, diantarany a memperhatikan standar-standar dari International Electrotechnical Commision (IEC ), yaitu yang berkaitan dengan standar dan norma dalam sistem kelistrikan. Dan j uga memperhatikan dari International Commision on Rules for the Approval of Electric al Equipment (CEE), yaitu masalah yang berkaitan dengan standar-standar peralata n listrik. Persyaratan dalam instalasi listrik juga mempertimbangkan persyaratan y ang diterbitkan oleh Electrical Instalations of Buildings. Memperhatikan persyaratan instalasi listrik di atas tampak bahwa dalam perancang an maupun pemasangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan yang berlaku aga r keandalan, keamanan dan kontinuitas sistem instalasi listrik terjamin dengan seb aik-baiknya sehinggan memuaskan konsumen. Mengacu pada persyaratan dasar instalasi listrik dari PUIL bahwa dalam perancang an instalasi listrik harus diperhatikan ketentuan umum yaitu rencana instalasi l istrik harus memenuhi ketentuan dalam PUIL 2000. Ketentuan yang dimaksud adalah dimana Rencana Instalasi Listrik ialah seberkas gambar rencana dan uraian teknik, yang digunakan sebagai pegangan untuk melaksanakan pemasangan instalasi listrik. Untu

k itu Rencana Instalasi Listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca da n dipahami oleh para teknisi listrik. Menurut Joseph F McPartland, William J. Novak dan juga PUIL 2000, hal yang harus diperhatkan dalam merencanakan instalasi listrik adalah: 1. Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan temp at instalasi tersebut akan dipasang dan tencana penyambungannya dengan sumber te naga listrik. 2. Gambar instalasi listrik. 3. Diagram garis tunggal. a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal kom ponennya. b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang akan terpasang dan pembagianny a. c. Sistem pembumian. d. Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai. 4. Gambar rinci yang meliputi: a. b. c. d. Perkiraan ukuran fisik PHB Cara pemasangan perlengkapan listrik Cara pemasangan kabel Cara kerja instalasi kendali

5. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi: a. b. c. d. e. Susut tegangan Perbaikan faktor kerja Beban terpasang dan kebutuhan maksimum Arus hubung pendek dan daya hubung pendek Tingkat penerangan

6. Tabel bahan instalasi yang meliputi: a. b. c. d. Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah dan dan dan dan jenis jenis jenis jenis kabel, penghantar dan perlengkapan perlengkapan bantu PHB armature lampu

7. Uraian teknis yang meliputi: a. Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya b. Cara pengujiannya c. Jadwal waktu pelaksanaan 8. Perkiraan biaya Dalam merancang sistem instalasi listrik memperhitungkan kebutuhan beban perlu d ilakukan. Kebutuhan maksimum dapat ditentukan melalui perhitungan, penafsiran, pengukuran atau pembatasan. Akan tetapi kebutuhan maksimum daya listrik yang dip eroleh dari perhitungan atau penafsiran, maka nilai hasil pengukuran yang diambi l sebagaia kebutuhan maksimum.

Penentuan kebutuhan maksimum suatu instalasi dengan perhitungan, pada prinsipnya dilakukan dengan memperhatikan cara kerja beban dalam instalasi tersebut. Akan tetapi bila cara kerja beban dalam suatu instalasi tidak diketahui dengan pasti maka ke butuhan maksimum dihitung menurut ??? Peralatan dan Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) Listrik Peralatan Instalasi Listrik Peralatan instalasi listrik banyak sekali ragamnya. Dalam materi ini akan dijela skan beberapa peralatan listrik penting yang sering/ banyak digunakan dalam pema sangan instalasi listrik. 1. Benda Isolasi atau isolator Fungsinya untuk melindungi listrik yang mengalir pada konduktor/ penghantar agar tidak bersentuhan dengan penghantar lain dan tidak berbahaya bagi keselamatan m anusia dan makhluk hidup lainnya. Benda isolasi harus kuat dan tidak mudah rusak serta tahan panas. 2. Pipa Instalsi Pipa yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik adalah: a. pipa baja dicat meni b. pipa PVC c. pipa fleksibel 3. Benda Bantu Benda bantu dalam pemasangan instalasi listrik adalah: Kotak normal adalah dos tempat sambungan kabel atau tempat pemasangan saklar, st op kontak sistem pemasangan in-bow (tanam). Selain kotak normal diatas ada lagi kotak / dos yang memiliki banyak cabang dengan sistem kombinasi seperti kotak sentrak, kotak rangkaian ganda, dll. 4. Saklar Saklar yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik. Sakl ar dibedakan menjadi dua: a. saklar beban (biasanya dilengkapi dengan pegas) b. saklar tanpa beban (pemisah tidak dilengkapi dengan pegas) Saklaar beban difungsikan untuk memutuskan rangkaian dalam keadaan beban sedang bekerja. Sedangkan saklar tanpa beban difungsikan untuk memutuskan rangkaian dal am keadaab beban sudah dimatikan. 5. Stop Kontak Stop kontak adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk penyambungan beban den gan sumber listrik dengan cara yang mudah. Pasangan stop kontak adalah Steaker.

Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) Dalam pemasangan sistem instalasi listrik tidak dapat dipasang sembarangan tanpa memperhatikan ketentuan yang disyaratkan oleh PUIL. Selain itu energi listrik y ang dipasok ke konsumen harus aman (tidak membahayakan bagi manusia dan makhluk hidu p lainnya), handal (dapat mensuplai energi listrik untuk konsumen tanpa banyak g angguan sehingga listrik yang dialirkan dapat terus-menerus). Memperhatikan kondisi diatas agar sistem inslatali listrik dapat bekerja dengan aman dan andal dalam sistem instalasi listrik sebelum didistribusikan ke beban h arus dilengkapi dengan Perangkat Hubung Bagi (PHB). Penempatan PHB dalam pemasangan sistem instalasi listrik harus dipasangkan sedem ikian rupa agar terlihat rapih, aman, tidak berada pada tempat yang lembab dan d apat dioperasikandengan mudah/ leluasa. Sebaiknya dalam susunan PHB dilengkapi instrumen alat ukur yang informatif yang dapat menginformasikan: > besarnya teganan jala-jala > besarnya arus listrik yang mengalir > sistem fasa (satu atau tuga fas) Sistem penyambungan dalam PHB dilakukan sedemikian rupa sehingga menggunakan ter minal-terminal yang kuat (lengkap dengan mur-baut yang tidak mudah berkarat, ser ta berfungsi untuk menghantarkan arus listrik) untuk menghindari terjadinya loss-ko ntak (kehilangan kontak) yang dapat menimbulkan panas pada PHB. Rel tembagan dal am PHB diperlukan pelapisan anti karat, terutama pemakaian arus diatas 1000 A. Demikian pula untuk rel yang menggunakan dua jenis logam harus menggunakan konektor bi-m etal (dua logam) dengan tujuan menghindari loss-kontak. Ruang tempat PHB dipasang harus kering, leluasa dan tidak mengganggu aktivitas p ekerjaan lain, apalagi di tempat yang mudah terbakar. Secara umum PHB dapat dirinci terdiri dari beberapa komponen penting: > > > > > > > Box panel Komponen pengaman beban lebih Komponen hubung singkat Komponen pemutus (saklar) Komponen indikator/ instrumen Komponen kendali/ kontrol autaomatis Komponen pengawatan (wiring material)

Dalam sistem pemasangan instalasi listrik perlengkapan PHB sangat penting fungsi nya dalam mengamankan instalasi dari bahaya akibat kortsluiting (hubung-pendek l istrik) dan juga berfungsi memutuskan rangkaian seluruh listrik yang menuju ke beban. Dalam PHB paling tidak ada sekring atau saklar dan biasanya dipasang untuk rumah -rumah yang dayanya 250 VA s/d 450 VA. Komponen Perlengkapan Hubung Bagi

PHB paling sederhana yang dilengkapi dengan satu sekring dan satu saklar menurut PUIL (persyaratan umum instalasi listrik) gambar rangkaiannya adalah: Dewasa ini PHB sudah banyak menggunakan peralatan listrik MCB dengan pertimbanga n lebih praktis daripada menggunakan sekring. Gambar rangakaiannya adalah: Menurut PUIL 2000, rangkaian PHB sistem tiga fasa paling tidak harus memenuhi ke tentuan: Susunan PHB tidak mutlak seperti yang tertera dalam PUIL, akan tetapi pada prins ipnya sama. Sejak ditemukan peralatan pengaman beban lebih seperti MCB (miniatur circuit breaker), MCCB (Moulded Case Circuit Breaker), NFB (No Fuse Breaker) kecenderung an dimanfaatkan peralatan ini sebgai pengganti sekring dan saklar semakin banyak . Harus diingat bahwa peralatan pengaman beban lebih pada prinsipnya untuk mengamankan r angkaian bila terjadi kelebihan beban, akan tetapi bila terjadi hubung pendek (konsleting) alat ini tidak menjamin dapat bekerja dengan baik. Menurut PUIL, apabila beban total yang terpasang pada sub-sub panel lebih besar atau sama dengan 100 A, maka di dalam panel utama (MDP) di sisi rangkaian keluar an (output) harus dipasang pengaman hubung singkat (sekring). Panel Box Peralatan listrik PHB harus ditempatkan/ dilindungi dengan baik dengan menggunak an Panel Box. Bahan dari panel box digunakan plat besi/ baja dengan ketebalan pl at lebih kurang 2 mm. Hal ini bertujuan agar peralatan listrik dapat terpasang dengan bai k dan aman. Ukuran panel box PHB disesuaikan dengan peralatan listrik yang akan dirangkai. U kuran panel box tidak baku, akan tetapi umumnya tinggi panel dari lantai lebih k urang 2 m, dengan tujuan agar dapat dioperasikan dengan mudah. Penempatan panel box be bas dari bahan yang mudah terbakar dan tidak di daerah yang lembab agar peralata n tidak mudah berkarat sehingga mengakibatkan terjadi lost contact (kehilangan kontak) r angkaian dalam panel. Panel box yang baik dilengkapi dengan lampu indikator, alat ukur volt meter, amp ere meter. Pada bagian luar panel diberi tanda/ simbol rangakaian dalam panel ag ar mudah dioperasikan. Selain model panel box seperti pada gambar diatas yang terbuat dari plat juga pa nel box yang dibuat dari besi cor (tuang) dan sering disebut panel kasten batera i. Model panel ini sekarang jarang digunakan lagi, selain memerlukan tempat yang besar ju ga kurang praktis, tidak dilengkapi tempat pemasangan peralatan pengaman beban l ebih. Jenis Pengaman Rangkaian Dalam pemasangan instalasi listrik dikenal ada dua jenis pengaman rangkaian, yai tu: 1. Pengaman hubung singkat (sekring)

2. Pengaman beban lebih (MCCB/ MCB/ NFB) Pengaman ini pada prinsipnya mengamankan rangkaian dan beban bila terjadi kelebi han beban. Akan tetapi bila terjadi hubung singkat dengan anggapan bahwa saat te rjadi hubung singkat resistansi dari penghantar yang terhubung singkat sangat kecil, m aka sesuai dengan hukum Ohm yaitu I = V/R, maka arus akan mengalir sangat besar, dengan demikian bila pengaman beban lebih yang dipasang maka tidak yakin peralatan ini putus, akan tetapi besar kemungkinan kontak pada peralatan pengaman beban lebih akan tersambung sehingga rangakaian menjadi tidak teramankan. KOndisi seperti ini men akibatkan sangat berbahaya pada instalasi bahkan dapat mengakibatkan kebakaran. Untuk itu bila saat terjadi hubung pendek bila sistem instalasi diamankan dengan sekri ng sudah pasti kawat lebur sekring akan putus, sehingga rangkaian instalasi menj adi aman. Untuk itu pengaman sekring lebih tepat disebut pengaman hubung singkat/ pendek s edangkan MCB/ MCCB lebih tepat disebut pengaman beban lebih. Maka dari itu dalam sistem instalasi listrik sebaiknya arus listrik sebelum masu k ke dalam sistem terlebih dahulu harus diamankan dengan sekring. Untuk pengaman an ke masing-masing cabang dapat diigunakan MCB/ MCCB. Pemakaian pengaman MCB/ MCCB/ NFB lebih praktis karena dapar direset kembali bil a terjadi kelebihan beban atau gangguan lainnya, berbeda dengan sekring yaitu ha rus diganti dengan yang baru. Menghitung Kapasitas Pengaman Pemasangan pengaman dalam PHB kapasitas ampere-nya harus sesuai dengan kebutuha/ keperluan perlatan yang akan diamankan. Peralatan berupa mesin-mesin listrik ak an memerlukan torsi mula yang besar sewaktu mesin mulai berputar. Dengan demikian a rus star untuk mesin-mesin listrik biasanya memerlukan tiga kali dari arus nomin al mesin. Untuk beban berupa lampu-lampu pijar dan pemanas yang mana saat ini merupakan be ban bersifat resistif sehingga arus yang mengalir dalam beban menjadi sefasa den gan tegangan. Dengan demikian daya yang tersedia menjadi optimal. Untuk menghitung kapasitas pengaman dapat dilakukan dengan persamaan sebagai ber ikut