Upload
andika-purnomo
View
14
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
keracunan
Citation preview
ZINC UNDECYLENATE
ZINC UNDECYLENATE
1. N a m a
Golongan
Garam logam organik (6)
Sinonim / Nama Dagang (2, 3, 4,5,6,7,8)
10-Undecylenic acid zinc salt; Zinc Undecenoate; 10-undecanoic acid; zinc salt; 10-
hendecenoic acid, zinc salt; undecyl-10-enic acid zinc salt; undecylenic acid, zinc
salt; 9-undecylenic acid, zinc salt; 10-undecylenic acid, zinc salt; zinc undec-10-
enoate; unsaturated fatty acid; 10-Undecanoic Acid Zinc Salt; 10-
undecenoicacid,zincsalt; 10-Undecenoicacidzincsalt; Zinchendecenoate;
Undecylanic Acid Zinc Salt; Zinc diundec-10-enoate; Zinic undecylenate;
Mycoseptin; Tinefax.
Nomor Identifikasi (1,2,3,4,5,6,7,8)
Nomor CAS : 557-08-4
Nomor EC (EINECS) : 209-155-0
Nomor UN : 3077
2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan
Zinc undecylenate
Deskripsi (1,2,3,4,5,6,7,8)
Padatan berwarna putih; Rumus molekul C22H38O4Zn; Berat molekul 431,92 g/mol;
Titik leleh 118-121 °C (244-250 F); Titik didih 300,8oC; Titik nyala 145,8oC; Berat
jenis (air=1) 0,912; Tekanan uap 14,9 mmHg pada 20oC; Tidak larut dalam air.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1,3):
Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah
Kebakaran 1 = Dapat terbakar
Reaktivitas 0 = Tidak Reaktif
Klasifikasi EC (4,6,7):
Xi = Iritan
R20 = Berbahaya jika terhirup
R22 = Berbahaya jika tertelan
R24 = Beracun jika kontak dengan kulit
R36 = Menyebabkan iritasi pada mata
R38 = Menyebabkan iritasi pada kulit
R43 = Dapat menyebabkan sensitisasi karena kontak
dengan kulit
R36/37/38 = Iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit
S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan air yang
banyak dan cari pertolongan medis.
S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat
S37 = Kenakan sarung tangan yang tepat
S44 = Jika anda merasa tidak sehat, segera cari
pertolongan medis ke dokter/rumah sakit/puskesmas
(jika memungkinkan segera perlihatkan label
kemasan)
S36/37/39 = Pakai / kenakan pakaian pelindung, sarung tangan
dan pelindung mata / wajah
3. Penggunaan (8)
Sebagai disinfektan dan pengawet; sebagai katalis dan bahan penolong; sebagai
obat untuk hewan; sebagai prekursor bahan agrokimia; sebagai prekursor produk
farmasi.
4. Identifikasi Bahaya (1,2,5)
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Berbahaya jika kontak dengan kulit (iritan),
kontak dengan mata (iritan); tertelan, dan terhirup.
Organ sasaran: Tidak terdapat informasi.
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Iritasi saluran napas, dapat menyebabkan kerusakan paru.
Kontak dengan kulit
Iritasi kulit. Dapat menyebabkan inflamasi kulit, kulit kemerahan, nyeri, ruam, kulit
pecah-pecah, bersisik, dan melepuh.
Kontak dengan mata
Iritasi mata. Paparan bahan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan kornea mata.
Tertelan
Berbahaya jika tertelan. Garam zink / seng yang dapat larut dapat menyebabkan
iritasi dan korosi saluran cerna disertai nyeri dan muntah.
Paparan jangka panjang
Terhirup
Iritasi. Paparan jangka panjang bahan dengan konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan perubahan fungsi paru, seperti pneumokoniosis yang disebabkan
oleh masuknya partikulat berukuran <0,5 µ dan tertinggal di paru-paru.
Kontak dengan kulit
Iritasi. Pada beberapa kasus, dapat menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah.
Kontak dengan mata
Iritasi.
Tertelan
Tidak tersedia informasi.
5. Stabilitas dan Reaktivitas (1,2,3,4,5)
Reaktivitas : Tidak reaktif.
Stabilitas : Stabil pada kondisi penyimpanan yang
direkomendasikan.
Korosifitas : Tidak bersifat korosif dengan adanya kaca.
Kondisi yang harus
dihindarkan
: Paparan dengan udara dan dalam kondisi
lembab untuk waktu yang lama.
Bahaya Dekomposisi : Oksida-oksida zink/seng, karbon dioksida,
karbon monoksida.
Bahan tak tercampurkan : Oksidator kuat, asam, kaustik, air, sulfur.
Polimerisasi : Tidak akan terjadi.
6. Penyimpanan (1,2,5)
Simpan sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku.
Simpan dalam wadah yang terbuat dari polietilena dan propilena.
Lindungi dari kerusakan fisik.
Simpan terpisah dari bahan tak tercampurkan.
Hindarkan kontak dengan cahaya .
Jauhkan dari panas yang sangat tinggi dan oksidator kuat.
Simpan di tempat yang dingin, kering, dan berventilasi baik.
Pastikan wadah telah berlabel dan tidak bocor.
Wadah harus selalu dalam kondisi kering.
Simpan dalam wadah aslinya.
7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia (1)
Tidak tersedia informasi.
Data pada hewan (1)
Tidak tersedia informasi.
Efek lokal
Gejala pada paparan berlebih meliputi mual, muntah, sakit kepala, pusing, dan
kelelahan (3).
Tingkat toksisitas kronik
Paparan berulang dapat menyebabkan mual dan muntah, pada paparan yang lebih
tinggi dapat menyebabkan tidak sadarkan diri.
Data Karsinogenik
IARC: Tidak ada satupun komponen produk ini yang kadarnya lebih dari atau sama
dengan 0,1% yang diidentifikasikan kemungkinan, dapat, atau dikonfirmasi sebagai
karsinogen (2).
Tidak terdaftar sebagai bahan karsinogenik berdasarkan ACGIH, IARC, dan NTP.
Data Reproduksi
Tidak tersedia informasi
Informasi Ekologi (1,3)
Toksisitas pada alga: LC50 (96 jam) alga air tawar (Selenastrum capricornutum) 30
µg/L.
Toksisitas pada invertabrata: LC50 (72 jam, 30oC) kutu air 5-14 µg/L.
Dapat menyebabkan efek jangka panjang yang merugikan pada perairan akuatik.
Produk hasil biodegradasi: Bahaya produk hasil degradasi pada jangka pendek
kemungkinannya kecil, tetapi tingkat bahaya produk degradasi pada jangka panjang
dapat meningkat.
Toksisitas produk hasil biodegradasi: Produk hasil degradasi bersifat lebih beracun
dibandingkan produk asli.
8. Efek Klinis (1,2,5)
Keracunan akut
Terhirup
Iritasi saluran napas, dapat menyebabkan kerusakan paru.
Kontak dengan kulit
Iritasi kulit. Dapat menyebabkan inflamasi kulit, kulit kemerahan, nyeri, ruam, kulit
pecah-pecah, bersisik, dan melepuh.
Kontak dengan mata
Iritasi mata. Paparan bahan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan kornea mata.
Tertelan
Berbahaya jika tertelan. Garam zink/seng yang dapat larut dapat menyebabkan
iritasi dan korosi saluran cerna disertai nyeri dan muntah.
Keracunan kronik
Terhirup
Iritasi. Paparan jangka panjang bahan dengan konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan perubahan fungsi paru, seperti pneumokoniosis yang disebabkan
oleh masuknya partikulat berukuran <0,5 µ dan tertinggal di paru-paru.
Kontak dengan kulit
Iritasi. Pada beberapa kasus, dapat menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah.
Kontak dengan mata
Iritasi.
Tertelan
Tidak tersedia informasi.
9. Pertolongan Pertama
Terhirup (1,2,3,4)
Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area paparan. Bila
diperlukan, gunakan kantong masker berkatup atau peralatan sejenisnya untuk
memberikan pernapasan buatan. Jaga agar pasien tetap hangat dan tenang.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit (1,2)
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai dipastikan tidak
ada bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20 menit). Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata (1,2)
Segera cuci mata dengan air yang banyak sekurangnya selama 15-20 menit
dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan
tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan irigasi mata dengan larutan
garam normal sampai pasien siap untuk dibawa ke rumah sakit. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan (1,2)
Bila pasien dalam kondisi sadar, bersihkan mulut dengan air. Jangan menginduksi
muntah. Jangan membuat pasien yang tidak sadar muntah atau meminum cairan.
Jika pasien tidak bernapas, berikan resusitasi dari mulut ke mulut. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang (5).
10. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin
pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan
cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan
oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika terjadi kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit,
jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Kemungkinan diperlukan
infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke
sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin dan diguyur perlahan selama 15-20 menit atau
sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsultasikan ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau
hangat serta sabun minimal 15 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas
secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah
dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirup
uap bahan.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri (1,3,4,5)
Batas paparan: Tidak tersedia informasi.
Ventilasi: Sediakan penghisap udara setempat atau sistem ventilasi proses tertutup.
Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan .Jika dihasilkan debu, uap
atau kabut gunakan ventilasi untuk menjaga konsentrasi paparan di uadar tetap
rendah di bawah batas paparan yang diijinkan.
Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman dan pelindung muka tahan
percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air
deras dekat dengan area kerja.
Pakaian: Kenakan pakaian tahan bahan kimia yang memadai (1).
Sarung tangan : Pakailah sarung tangan tahan bahan kimia yang memadai,
misalnya yang terbuat dari PVC atau bahan plastik lain.
Pelindung personal pada kasus tumpahan yang banyak: Gunakan kacamata
pengaman, pakaian pelindung lengkap, respirator debu, sepatu boot, dan sarung
tangan. Untuk menghindari inhalasi produk diharuskan menggunakan perlengkapan
pernapasan serba lengkap. Karena pakaian pelindung kemungkinan tidak
memadai, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahlinya sebelum menangani
bahan ini.
Respirator: Gunakan respirator yang telah disetujui NIOSH/MSHA..
12. Manajemen Pemadam Kebakaran (1,2,3,4,5)
Bahaya ledakan dan kebakaran: Dapat terbakar atau meledak pada suhu tinggi.
Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, semprotan air,
busa tahan alkohol.
Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering.
Kebakaran besar: Gunakan semprotan air, kabut, atau busa. Jangan gunakan water
jet.
Pemadaman kebakaran: Gunakan peralatan pernapasan serba lengkap dan
pakaian pelindung untuk mencegah kontak kulit dan mata. Jika terjadi kebakaran
atau ledakan, jangan menghirup uap karena uap bersifat iritan.
13. Manajemen Tumpahan (1,2,4)
Pelepasan di udara: Hindari pembentukkan debu. Hindari menghirup uap, kabut
atau gas.
Pelepasan di tanah: Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan .
Pelepasan di tempat kerja: Sapu dan buang tumpahan bahan ke wadah yang
sesuai dan tertutup.
Tumpahan sedikit: Gunakan peralatan yang memadai untuk menempatkan
tumpahan padat ke dalam wadah pembuangan. Tuntaskan pembersihan dengan
cara menyiramkan air ke permukaan yang terkontaminasi, lalu buang sesuai
peraturan setempat dan wilayah.
Tumpahan yang banyak: Gunakan sekop untuk menempatkan tumpahan ke dalam
wadah pembuangan. Tuntaskan pembersihan dengan cara menyiramkan air ke
permukaan yang terkontaminasi, lalu buang melalui sistem sanitasi.
14. Daftar Pustaka
1. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925495
2. http://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/aldrich/329584?lang=en®ion=I
D
3. http://images.www.mpbio.com/docs/msds/aust/en/220097-EN-AUST.pdf
4. https://www.reagentworld.com/products/msds2.asp?proid_2=486
5. http://datasheets.scbt.com/sc-213181.pdf
6. http://www.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_US_CB6767996.aspx
7. http://www.lookchem.com/Zinc-Undecylenate
8. http://fabricheminc.guidechem.com/pro-show552996.html
------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2012
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------