BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi (infectious disease), yang juga dikenal sebagai
communicabledisease atau transmissible disease adalah penyakit yang nyata secara
klinik (yaitu, tanda-tanda dan/atau gejala-gejala medis karakteristik penyakit) yang
terjadi akibatdari infeksi, keberadan dan pertumbuhan agen biologik patogenik pada
organism host individu. Dalam hal tertentu, penyakitinfeksi dapat berlangsung
sepanjangwaktu. Patogen penginfeksi meliputi virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit
multiselulerdan protein yang menyimpang yang dikenal sebagai prion. Patogen-
patogenini merupakan penyebab epidemi penyakit, dalam artian bahwa tanpa patogen,
tidak ada epidemi infeksi terjadi.
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab tersering
dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang
disebabkan oleh enterovirus, mumps, dan adenovirus. Ensefalitis bisa juga terjadi
pasca infeksi campak, influenza, varicella, dan pasca vaksinasi pertusis.
Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya. Ensefalitis
suparatif akut dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah Staphylococcus aureus,
Streptococus, E.Colli, Mycobacterium, dan T. Pallidium. Sedangkan ensefalitis virus
penyebab adalah virus RNA (Virus Parotitis), virus morbili, virus rabies, virus Rubela,
virus dengue, virus polio, cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan
varicella.
1
B. Rumusan masalah
1. Apa itu penyakit Infeksi ?
2. Apa saja jenis penyakit infeksi ?
3. Bagaimana konsep penyakit pada pasien dengan encephalitis ?
4. Bagaimana Patofisiologi dari Penyakit Infeksi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Penulis menyusun makalah ini untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di
akademi kesehatan jurusan keperawatan.
2. Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui konsep dasar dari limfedema seperti :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi
d. Komplikasi
e. Asuhan keperawatan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penyakit Infeksi
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikro organisme kedalam tubuh manusia
dan berkembang biak sehinggga menimbulkan gejala penyakit. Infeksi juga dapat di
sebut asimptomatik, apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang
serius terhadap sel dan jaringan normal.
B. Macam-Macam Penyebab Penyakit Infeksi
1. Bakteri
a. TBC
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk
batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycrobacterium Tuberkulosis.
Gejala – gejala TBC :
Gejala sistemik/umum
Demam yang tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Batuk – nbatuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
Perasaan tidak enak, lemah.
Pencegahan penyakit TBC :
Tidak meludah disembarang tempat
Menutup mulut ketika ada seseorang ingin batuk,menjaga terjadinya
penularan penyakit
Menjaga kesehatan badan supaya sistem imun tetap terjaga
Istirahat yang baik agar kekebalan tubuh tidak melemah
3
Komplikasi penyakit TBC :
Kerusakan tulang dan sendi
Kerusakan otak
Kerusakan hati dan ginjal
Kerusakan jantung
Gangguan mata
Resistensi kuman
b. Tetanus
tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi
sistem urat saraf dan otot. Kata tetanus diambil dari bahasa yunani yaitu
tetanos dari teinein yang berarti menegang. Tetanus disebabkan neurotoksin
dari bakteri gram positif anaerob,clostrideum tetani. Bakteri clostridium tetani
ini banyak ditemukan ditanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan
didaerah pertanian , namun juga dapat ditemukan pada besi berkarat, ujung
jarum/peniti yang tidak steril.
Gejala – gajala pada tetanus :
Sakit kepala
Gelisah
Nyeri otot dan rahang
Demam
Otot perut mengeras
Kejang
Dan akhirnya pada seluruh tubuh
Pencegahan penyakit tetanus :
Vaksinasi
4
Perawatan luka
Komplikasi pada tetanus :
Bronkopneumoni
Asfiksia
Sianosis
c. Diare
Menceret atau diare biasanya adalah frekuensi buang air besar dalam bentuk
cairan yang lebih dari 3 klai dalam 1 hari.
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai :
o Muntah
o Badan lesu dan lemah
o Panastidak nafsu makan
o Darah dan lendir dalam kotoran tinja
Pencegahan pada diare :
o Penyiapan makanan yang higienis
o Berikan makanan yang baru dimasak dengan baik dengan menggunakan air
bersih
o Cuci tangan sebelum makan
o Pemberian ASI pada balita
o Membuang tinja anak kecil ke kakus
o Bung air besar pada tempatnya
o Hindari lalat yang hinggap di makanan
o Sanitasi lingkungan setempat
Komplikasi pada diare :
5
o Dehidrasi
o Shock
o Gagal ginjal
o Kebingungan
o Acidosis (terlalu banyak asam dalam darah) dan koma
o Orthostatic hypotension dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang
disebabkan volume darah yang berkurang, yang menyebabkan kejatuhan
dari tekanan darah waktu berdiri)
2. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Virus ;
a. HIV/AIDS
b. Flu burung
c. Pari sella
d. DBD
e. Influenza
f. Rabies
g. Malaria
h. Chiqungunya
i. Campak
j. Hepatitis
3. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Jamur :
penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah penyakit yang diserang bagian kulit,
contohnya kurap, kudis,kadas,panu dsb. Infeksi yang disebabkan oleh jamur dapat
dicegah dengan cara :
Bersihkan tangan dan kaki
6
Jaga lingkungan agar selalu bersih terutama kamar mandi
Jaga kebersihan kamar, seperti selimut, bantal, kain, pakaian dll
Gunankan detergen saat mencuci untuk membunuh jamur
4. Penyakit yang disebabkan oleh parasit internal
a. Disentri
Disentri adalah suatu penyakit atau gangguan yangterjadi didalam tubuh, yaitu
terjadi suatu peradangan di usus yang menimbulkan sindrom.
Gejala-gejala disentri ;
o Panas tinggi di sekujur tubuh
o Merasa mual dan muntah – muntah
o Kram diperut
o Sakit didaerah anus saat buang air besar
Pencegahan pada disentri :
o Melakukan program PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dari yang
paling penting, mencuci tangan
Komplikasi pada disentri :
o Dehidrasi
o Gangguan elektrolit
o Kejang
o Protein loosing enteropathy
o Sepsis dan DIC
o Sindroma hemolitik uremik
o Malnutrisi/malabsorpsi
o Hipolikemia
7
o Prolapsus rektum
o Reactive arthritis
o Sindroma guilain-barre
o Amoeba
b. Malaria
Malaria adalah suatu infeksi pada bagian sel darah yaitu infeksi pada sel darah
merah. Ditularkan oleh nyamuk yang membawa parasit yang menyebabkan
malaria.
Gejala – gejala malaria :
o Demam dan menggigil
o Sakit kepala
o Mual,muntah
o Diare
o Nyeri otot atau pegal pegal
Pencegahan pada malaria :
o Menghindari gigitan nyamuk, menggunakan obat nyamuk, pasang kawat
kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah, kurangi
berada di luar rumah pada malam hari.
Komplikasipada malaria :
o Malaria selebral
o Gagl ginjal akut
o Kalainan hati
o Edema paru
o Hipoglikemia
8
5. Penyakit yang disebabkan oleh parasit eksternal.
* Kutu rambut.
Kutu rambut adalah serangga kecil berkaki enam yang menempel di kulit
kepala dan leher dan memakan darah manusia. Kutu sangat kecil dan
susah dilihat, telurnya menempel di rambut dekat kulit kepala dan lebih
susah dilihat. Ketika banyak kutu hidup di rambutorang, ini disebut
dengan infestasi.
* Gejala-gejala pada kutu rambut :
o Kulit kepala terasa gatal – gatal
* Pencegahan pada kutu rambut :
o Memangkas rambut
o Jangan menggantung handuk,topi,jilbab dan lain lain ditempat
gantungan
C. Ensefalitis
Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme
(Hassan, 1997). Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat
mengenai selaput pembungkus otak dan medula spinalis.
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab tersering
dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang
disebabkan oleh enterovarius, mumps, dan adenovirus. Ensefalitis bias juga terjadi
pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan pascavaksinasi pertusis.
Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya. Ensefalitis
suparatif akut dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah Staphylococcus aureus,
9
Streptococus, E.Colli, Mycobacterium, dan T.Pallidium. Sedangkan ensefalitis virus
penyebab adalah virus RNA (Virus Parotitis), virusmorbili, virus rabies, virus Rubela,
virus dengue, virus polio, cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan
varicella.
D. Etiologi
Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis:
1. bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab
Ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa
dan T. Pallidum. Encephalitis bakterial akut sering disebut encephalitis supuratif
akut (Mansjoer, 2000).
2. Penyebab lain adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari thypoid fever,
campak dan chicken pox/cacar air.
3. Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat
terjadi karena virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi
sistemik atau vaksinasi terdahulu.Klasifikasi encephalitis berdasar jenis virus
serta epidemiologinya ialah:
Infeksi virus yang bersifat endemic
a. Golongan enterovirus : Poliomyelitis, virus Coxsackie, virus ECHO.
b. Golongan virus Arbo : Western equine encephalitis, St. Louis encephalitis,
Eastern equine encephalitis, Japanese B encephalitis, Russian spring summer
encephalitis, Murray valley encephalitis.
Infeksi virus yang bersiat sporadik : rabies, Herpes simpleks, Herpes zoster,
Limfogranuloma, Mumps, Lymphocytic choriomeningitis, dan jenis lain yang
dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
10
Encephalitis pasca-infeksi : pasca-morbili, pasca-varisela, pasca-rubela, pasca-
vaksinia, pasca-mononukleosis infeksius, dan jenis-jenis lain yang mengikuti infeksi
traktus respiratorius yang tidak spesifik. (Robin cit. Hassan, 1997)
E. Tanda dan Gejala
1. Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia
2. Kesadaran dengan cepat menurun
3. Muntah
4. Kejang-kejang, yang dapat bersifat umum, fokal atau twitching saja (kejang-
kejang di muka)
5. Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama,
misal paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya (Hassan, 1997)
6. Perubahan perilaku
7. Gelisah
Inti dari sindrom Ensefalitis adalah adanya demam akut, dengan kombinasi tanda
dan gejala : kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia, hemiparesis dengan
asimetri refleks tendon dan tanda Babinski, gerakan involunter, ataxia, nystagmus,
kelemahan otot-otot wajah.
F. Patofisiologi
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan saluran cerna.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan
beberapa cara :
1. Lokal : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender permukaan atau organ
tertentu.
2. Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah, kemudian menyebar
ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
11
3. Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di perukaan selaput lendir
dan menyebar melalui system persarafan.
Setelah terjadi penyebaran ke otak terjadi manifestasi klinis ensefalitis. Masa
prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah
nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Suhu badan meningkat,
fotofobia, sakit kepala, muntah-muntah, kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi
mengenai meningen. Pada anak, tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah
laku. Dapat disertai gangguan penglihatan, pendengaran, bicara, serta kejang. Gejala
lain berupa gelisah, rewel, perubahan perilaku, gangguan kesaadaran, kejang. Kadang-
kadang disertai tanda neurologis fokal berupa afassia, hemiparesis, hemiplagia,
ataksia, dan paralisis saraf otak.
G. Komplikasi
Komplikasi pada ensefalitis berupa :
1. Retardasi mental
2. Iritabel
3. Gangguan motorik
4. Epilepsi
5. Emosi tidak stabil
6. Sulit tidur
7. Halusinasi
8. Enuresis
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS)
12
a. Cairan warna jernih
b. Glukosa normal
c. Leukosit meningkat
d. Tekanan Intra Kranial meningkat
2. Protein agak meningkat
3. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urin
a. Sukar oleh karena uremia berlangsung singkat
b. Dapat membantu mengidentifikasikan daerah pusat infeksi dan penyebab
infeksi
4. CT Scan/ MRI
Membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/ letak ventrikel, hematom, daerah
cerebral, hemoragic, atau tumor.
I. Penatalaksanaan
1. Isolasi bertujuan mengurangi stimulus/rangsangan dari luar dan sebagai tindakan
pencegahan.
2. Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur Obat yang mungkin dianjurkan oleh
dokter :
a. Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis
b. Kemicetin : 100 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis
c. Bila encephalitis disebabkan oleh virus (HSV), agen antiviral acyclovir secara
signifikan dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas HSV encephalitis.
Acyclovir diberikan secara intravena dengan dosis 30 mg/kgBB per hari dan
dilanjutkan selama 10-14 hari untuk mencegah kekambuhan (Victor, 2001).
d. Untuk kemungkinan infeksi sekunder diberikan antibiotika secara
polifragmasi.
13
3. Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial, manajemen edema otak
a. Mempertahankan hidrasi, monitor balans cairan; jenis dan jumlah cairan yang
diberikan tergantung keadaan anak.
b. Glukosa 20%, 10 ml intravena beberapa kali sehari disuntikkan dalam pipa
giving set untuk menghilangkan edema otak.
c. Kortikosteroid intramuscular atau intravena dapat juga digunakan untuk
menghilangkan edema otak.
4. Mengontrol kejang Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas
kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal.
a. Valium dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/kali.
b. Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia diulang dengan dosis yang sama.
c. Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi masih kejang, berikan valium
drip dengan dosis 5 mg/kgBB/24 jam.
5. Mempertahankan ventilasi Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan
(2-3l/menit).
6. Penatalaksanaan shock septik
7. Mengontrol perubahan suhu lingkungan
8. Untuk mengatasi hiperpireksia, diberikan kompres pada permukaan tubuh yang
mempunyai pembuluh besar, misalnya pada kiri dan kanan leher, ketiak,
selangkangan, daerah proksimal betis dan di atas kepala. Sebagai hibernasi dapat
diberikan largaktil 2 mg/kgBB/hari dan phenergan 4 mg/kgBB/hari secara
intravena atau intramuscular dibagi dalam 3 kali pemberian. Dapat juga diberikan
antipiretikum seperti asetosal atau parasetamol bila keadaan telah memungkinkan
pemberian obat per oral. (Hassan, 1997)
14
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Umur : Penyakit ensefalitis dapat menyerang semua usia, insiden
tertinggi terjadi pada anak-anak
Jenis kelamin : Penyakit ensefalitis bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan
Bangsa : Umumnya untuk penyakit ensefalitis tidak mengenal suku
bangsa, ras.
2. Keluhan utama
a. Demam
b. Kejang
3. Riwayat kesehatan sekarang
Demam, kejang, sakit kepala, pusing, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri
ekstremitas, pucat, gelisah, perubahan perilaku, dan gangguan kesadaran.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita
penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh: Herpes
dll. Bakteri contoh : Staphylococcus Aureus, Streptococcus , E Coli dan lain-lain.
Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
a. Kebiasaan. Sumber air yang dipergunakan dari PAM atau sumur, kebiasaan
buang air besar di WC, lingkungan penduduk yang berdesaan (daerah kumuh)
16
b. Status Ekonomi. Biasanya menyerang klien dengan status ekonomi rendah.
2. Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolisme. Nafsu makan menurun (anoreksia) nyeri
tenggorokan dan Berat badan menurun.
b. Pola aktivitas. Nyeri ekstremitas dan keterbatasan rentang gerak akan
mempengaruhi pola aktivitas.
c. Pola istirahat dan tidur. Kualitas dan kuantitas akan berkurang oleh karena
demam, sakit kepala dan lain-lain, yang sehubungan dengan penyakit
ensefalitis.
d. Pola eliminasi. Kebiasaan Defekasi sehari-hari, Biasanya pada klien Ensefalitis
karena klien tidak dapat melakukan mobilisasi maka dapat terjadi obstivasi.
Kebiasaan BAK sehari-hari, Biasanya pada klien Ensefalitis kebiasaan miksi
normal frekuensi normal. Jika kebutuhan cairan terpenuhi. Jika terjadi
gangguan kebutuhan cairan maka produksi irine akan menurun ,konsentrasi
urine pekat.
e. Pola hubungan dan peran. Efek penyakit yang diderita terhadap peran yang
diembannya sehubungan dengan ensefalitis, bisanya Interaksi dengan
keluarga / orang lain biasanya pada klien dengan Ensefalitis kurang, karena
kesadaran klien menurun mulai dari apatis sampai koma.
f. Pola penanggulangan stress. Akan cenderung mengeluh dengan keadaaan
dirinya (stress).
Pemeriksaan fisik
Setelah melakukan anmnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien,
pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesis.
Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan persistem (B1-B6) dengan focus pemeriksaan
17
fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan-
keluhan dari klien.
Pemeriksaan fisik dumulai dengan memeriksa tanda-tanda vital (TTV) pada
klien ensefalitis biasanya didapatkan peningkatn suhu tubuh lebih dari normal 39-
49°C. Keadaan ini biasanya dihubungkan dengan proses inflamasi dari selaput otak
yang sudah menggangu pusat pengatur suhu tubuh. Penurunan denyut nadi terjadi
berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan TIK. Apabila disertai peningkatan
frekuensi pernapasan sering berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
umum dan adanya infeksi pada system pernapasan sebelum mengalami ensefalitis. TD
biasanya normal atau meningkat berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan TIK.
B. Diagnosa Keperawatan Yang Sering Terjadi
1. Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan terhadap infeksi turun.
2. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan b/d Hepofalemia, anemia.
3. Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum.
4. Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis, gelisah.
5. Gangguan mobilitas b/d penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM
terbatas.
6. Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.
7. Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan
susunan saraf pusat.
8. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala mual.
9. Resiko gangguan integritas kulit b/d daya pertahanan tubuh terhadap infeksi turun.
10. Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.
18
C. Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan I.
Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun
Tujuan: tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil: Masa penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi
endogen.
Intervensi :
a. Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau
pengunmjung. Pantau dan batasi pengunjung. R/. menurunkan resiko px
terkena infeksi sekunder. mengontrol penyebaran Sumber infeksi, mencegah
pemajaran pada individu yang mengalami nfeksi saluran nafas atas.
b. Abs. suhu secara teratur dan tanda-tanda klinis dari infeksi.
R/. Deteksi dini tanda-tanda infeksi merupakan indikasi perkembangan
Meningkosamia .
c. Berikan antibiotika sesuai indikasi R/. Obat yang dipilih tergantung tipe
infeksi dan sensitivitas individu.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN II
Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum.
Tujuan : Tidak terjadi trauma
Kriteria hasil : Tidak mengalami kejang / penyerta cedera lain
Intervensi :
a. Berikan pengamanan pada pasien dengan memberi bantalan, penghalang
tempat tidur tetap terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas
tetap bebas. R/. Melindungi px jika terjadi kejang, pengganjal mulut agar lidah
tidak tergigit. Catatan: memasukkan pengganjal mulut hanya saat mulut
relaksasi.
19
b. Pertahankan tirah baring dalam fase akut. R/. Menurunkan resiko terjatuh /
trauma saat terjadi vertigo.
c. Kolaborasi. Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dan
sebagainya.R/. Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang.
d. Abservasi tanda-tanda vital R/. Deteksi diri terjadi kejang agak dapat
dilakukan tindakan lanjutan.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN III
Resiko terjadi kontraktur b/d kejang spastik berulang.
Tujuan : Tidak terjadi kontraktur.
Ktiteria hasil : Tidak terjadi kekakuan sendi. Dapat menggerakkan anggota tubuh.
Intervensi :
a. Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab terjadinya spastik, terjadi
kekacauan sendi R/. Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mengerti
dan mau membantu program perawatan.
b. Lakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap R/. Melatih
melemaskan otot-otot, mencegah kontraktor.
c. Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam R/. Dengan melakukan perubahan
posisi diharapkan perfusi ke jaringan lancar, meningkatkan daya pertahanan
tubuh.
d. Observasi gejala kaerdinal setiap 3 jam R/. Dengan melakukan observasi dapat
melakukan deteksi dini bila ada kelainan dapat dilakukan intervensi segera.
e. Kolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik dilantin / valium sesuai
Indikasi R/. Diberi dilantin / valium , bila terjadi kejang spastik ulang.
20
BAB IV
KESIMPULAN
Dari makalah di atas dapat disimpulkan :
a. Penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen
biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti
luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).Penyebab utama infeksi diantaranya
adalah bakteri dan jasad hidup (organism). Kuman-kuman ini menyebar dengan
berbagai cara dan vector.
b. Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme
(Hassan, 1997). Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat
mengenai selaput pembungkus otak dan medula spinalis.
c. Etiologi : Virus, Bakteri, dan Jamur.
d. Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis, misalnya
bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab
Ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa
dan T. Pallidum.
e. Inti dari sindrom Ensefalitis adalah adanya demam akut, dengan kombinasi tanda
dan gejala : kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia, hemiparesis
dengan asimetri refleks tendon dan tanda Babinski, gerakan involunter, ataxia,
nystagmus, kelemahan otot-otot wajah.
f. Patofisiologi : Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan saluran
cerna. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh.
g. Manifestasi klinis : Masa prodromal berlangsung antara 1-4 hari, ditandai dengan
demam, sakit kepala, pusing muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri
ekstremitas, dan pucat. Kemudian di ikuti tanda ensefalitis yang berat ringannya
tergantung dari ditribusi dan luas lesi pada neuron.
21
DAFTAR PUSTAKA
Rahman M, Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium,
Kelompok Minat Penulisan Ilmiah Kedokteran Salemba, Jakarta, 1986.
Sacharian, Rosa M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta ,1993.
Arif mansjoer suprohaita,penerbit fakultas kedokteran universitas indonesia,kapita
selekta kedokteran,edisi 2 jilid 3, Jakarta, 2000.
22
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami ucapkan atas berkah dan rahmat
dari Allah SWT yang telah memberikan berkat kesehatan dan nikmat berfikir
bagi kami untuk dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “Patofisilogi
Dan Macam-Macam Penyakit Infeksi Virus ”
Makalah ini disusun untuk memberikan atau menambah pengetahuan dan
pemahaman bagi pembacanya khususnya dalam hal untuk mengetahui tentang Infeksi
Virus Dan Patofisiologinya serta macam-macam Virus. Kami menyadari bahwa
makalah kami ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata
sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk memperbaiki dan menambah penulisan dan kelengkapan isi makalah
ini.
Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam penulisan makalah ini. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami sendiri khususnya, teman-teman
sependidikan akademi kesehatan dan bagi siapapun yang membacanya.
Lhokseumawe, Februari 2016
Penulis
23i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………….…………………………………….2
C. Tujuan ………….………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Infeksi......................................................................3
B. Macam-macam Penyebab Penyakit Infeksi..............................................3
C. Ensefalitis.................................................................................................9
D. Etiologi.....................................................................................................10
E. Tanda dan Gejala......................................................................................11
F. Patofisiologi..............................................................................................11
G. Komplikasi...............................................................................................12
H. Pemeriksaan Penunjang............................................................................12
I. Penatalaksanaan........................................................................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian................................................................................................15
B. Diagnosa Keperawatan Yang Sering Terjadi...........................................17
C. Intervensi .................................................................................................18
BAB IV KESIMPULAN............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA………………………………..………………………………21
24ii
PATOFISILOGI DAN MACAM-MACAM PENYAKIT INFEKSI
VIRUS
Disusun Oleh :
KELOMPOK : 2
ARI WIBOWOCUT NOVIA JUNITA
DENI WAHYUDIMUHAMMAD ANNAZIRMUHAMMAD KHAIRIL
NURISKAPUTRI OLIZA
RAUZHATUL JANNAHROSI MAULIZA
SUAINUR
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARAAKADEMI KESEHATAN (AKKES)
25
2015 / 2016
26