NO BENTUK OBAT KELEBIHAN KEKURANGAN EFEK KETERANGAN
1. Tablet salut enterik (salbutamol)
Mudah diminum bersama air
Tidak Hancur oleh asam lambung
melindungi zat aktif dari udara, kelembapan atau cahaya
menutupi rasa dan bau tidak enak,
membuat penampilan lebih baik,
mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
Local -
2. Tablet kunyah (antasida)
Mudah dikunyah dan bisa mengatasi intoleransi obat yg ditelan
Rasa mint
Hancur oleh asam lambung
Setelah diminum tidak boleh dicampur susu karena akan menimbulkan reaksi kelasi
lokal Diminum sebelum makan
3. Tablet vagina (phapros)
Langsung diserap di mukosa vagina
Tempat administrasi langsung pada sasaran
Tidak nyaman saat dimasukkan
Bisa ekspulsi/keluar
Tidak bisa dimasukkan saat beraktivitas
lokal -
4. Kaplet (neuralgin)
Mudah diminum
Onset of action cepat karena ada bentukan partikel-partikel kecil dalam kaplet
Tidak bisa digerus
Hancur oleh asam lambung
lokal Obat pada system sasaf pusat
5. Tablet effervescent (caldece)
Mudah diminum karena dilarutkan dalam air
Ditambahkan campuran asam sehingga rasanya manis
Tidak tahan terhadap kelembababn tinggi dan sinar matahari (kemasannya khusus)
Rasa agak pahit
Banyak buih karena menghasilkan karbondioksida
sistemik Suplemen makanan
6. Tablet hisap (vitacimin)
Berasa manis asam
Hancur cepat dan melarut dalam mulut
Bentuk agak besar sistemik Suplemen makanan
7. Kapsul gelatinosa (vitalong C)
Sustained release (bentuk khusus)
Dilepas bertahap sehingga efeknya lama(lepas lambat)
Tahan terhadap asam lambung
Bentuk agak besar sehingga menyulitkan penelanan
Sistemik Dengan sustain release
8. Kapsul lunak (Natur E)
Tidak hancur oleh asam lambung
Absorpsi utuh
Mudah diabsorpsi karena solusinya mengandung lemak
Lengket jika salut hancur
Tidak tahan sinar matahari langsung
sistemik Suplemen makanan
Sedian Obat Padat
SEDIAAN OBAT SETENGAH PADAT:
NO BENTUK OBAT KELEBIHAN KEKURANGAN EFEK KETERANGAN
1. Salep (Ointment) Contoh: Genoint (Gentamycin) Oxytetracyclin Ikamicetin (Kloramfenikol) Bufatetra (Tetrasiklin)
Bahan berminyak, sehingga kontal dengan kulit lebih lama
Dapat bertahan pada daerah yang basah
Dapat sebagai pelindung
Karena dari lemak, dapat meresap lebih cepat pada kulit
Kerja obat lebih efektif
Lengket, tidak nyaman
Lokal
2. Pasta Contoh: Pasta lasari Pepsodent
Bahan obat bisa 40-60 % lebih banyak
Obat dapat kontak lama dengan kulit Cocok untuk lesi akut yang cenderung membentuk kerak menggelembung / mengeluarkan cairan.
Tidak dapat diberikan pada bagian yang berambut (misalnya kelapa,ketek,pubis)
Lokal
3. Cream/krim Contoh: Chloramfecort-H (Kloramfenikol & Prednisolon) Hidrokortisone Indoson (kloramfenikol)
Dapat sebagai pendingin kulit
Membentuk lapisan tipis (film) pd kulit
Menaikkan konsentrasi air dalam obat
Menjaga lipid dan kelembaban stratum korneum
Memperbaiki jaringan
Kerja singkat
Mudah dibersihkan karena mengandung air
Tidak dapat diberikan pada bagian kulit yang lembab
Lokal
4. Gel Pendingin, pelicin Obat kerja Lokal
9. Supositoria
rectal (dulcolax) diazepam
Efek langsung pada tempat sasaran
Mudah larut
Kemungkinan trauma kecil karena bentuk lebih kecil dibandingkan supo vagina
Diserap/bekerja dengan cepat
Tidak nyaman saat dimasukkan
Tidak tahan terhadap suhu kamar (hanya tahan pada suhu dingin)
Local dan sistemik
10. Tablet salut biasa (Neurovit-E; Caviplex)
Rasa manis
Terlindung dari asam lambung,kelembaban,cahaya
Penampilan lebih baik
Berwarna menarik
Jika habis rasa manisnya maka rasa asli (pahit) akan terasa
sistemik Suplemen makanan
NO BENTUK OBAT KELEBIHAN KEKURANGAN EFEK KETERANGAN 11. Tablet kempa
Flutamol (Paracetamol) Neuralgin Neorheumacil Ketokenazole Decolgen Amoxicillin
Tidak terdegradasi dilambung
onset kerja lambat
melalui hepatic first-pass
Sistemik
Contoh: Microlax Kloderma (Clobetasol proprionate) Bioplacenton
singkat
Mudah kering
Mudah berjamur
Mudah dibersihkan karena mengandung lebih banyak air
Tidakk dapat diberikan pada kulit lembab
Sistemik
BENTUK SEDIAAN OBAT CAIR:
NO BENTUK OBAT KELEBIHAN KEKURANGAN EFEK KETERANGAN
1. Solutiones (larutan)
Bisolvon (Bromhexin)
OBH (eliksir)
Batugin eliksir
Homogen
Dosis dapat disesuaikan
Cocok untuk anak-anak, manula dan untuk penderita yang sukar menelan
Karena cepat diabsorpsi, maka onset kerja juga cepat
Dapat diberikan dalam bentuk larutan yang encer, untuk obat yang bersifat iritasi terhadap lambung.
Volume pemberian lebih besar jika dibandingkan dengan tetes oral.
Dapat ditambahi pemanis atau perasa, terutama bagi obat yang rasanya pahit atau berbau tidak enak yang
sukar ditutupi
Sebagai obat luar pemakaiannya mudah.
Obat-obat yang tidak stabil dalam air (misal: asetosal), sebaiknya tidak diberikan dalam bentuk sediaan cair karena obat dapat rusak
Mengandung alkohol, harus berhati-hati. Contohnya pada penderita yang tidak tahan alkohol, atau penderita gangguan fungsi hepar
Sistemik Lokal (larutan topikall)
2. Suspensi (minyak ikan) Scott’s emultion
Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula.
Pada umumnya ditambahi pemanis dan perasa (flavoring agent)
Tidak terbentuk garam kompleks yang tidak dapat diabsorpsi dari saluran cerna.
Kecepatan absorpsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel yang terdispersi.
Sering menimbulkan “cake” yang menyulitkan obat terbagi rata pada pengocokan, terutama untuk sediaan paten.
Sistemik Terdiri atas emulsi dan magma
3. Sirup (obat + gula) -Sirup Simpleks = -Sirup Obat = -Sirup Kering =
Homogen
Cocok pada anak yg sukar menelan
4. Mixtura Agitanda
5.Guttae (Tetes)
6.Infus
BSO KELEBIHAN KEKURANGAN EFEK (LOKAL/SISTEMIK) KETERANGAN
Solutio/Mixtura/Larutan
Homogen Cepat diarbsorpsi
Volume pemberian lebih besar bila
Larutan oral: Sistemik Larutan Topikal: topical
- colutoria: obat cuci mulut
Cocok untuk anak-anak, Manula, dan Sukar menelan dapat ditambah pemanis dan perasa
dibandingkan dengan tetes oral Obat2 yg tak stabil dalam aircepet rusak
(lotio) - coliria: obat cuci mata - gargarisma: obat kumur (betadine gargle) - elixir: larutan oral (OBH) mengandung alcohol, /bisa pewarna, pewangi, perasa)
Sirup : larutan oral yg mengandung obat juga mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi sebagai pemanis, glycerol/sorbitol sbgai pengental, perasa, pewarna
Homogen Homogen Cepat diarbsorpsi Cocok untuk anak-anak, Manula, dan Sukar menelan dapat ditambah pemanis dan perasa
Volume pemberian lebih besar bila dibandingkan dengan tetes oral Obat2 yg tak stabil dalam aircepet rusak
Sistemik - Sirup simpleks - Sirup thym - Sirup obat - Sirup kering
Mixtura agitanda (campuran kocok)
Cepat mengendap Umunya topikal Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut dalam cairan pembawa
Suspensi Cocok untuk penderita yg sukar menelan Umumnya ditambahi pemanis dan perasa
Kecepatan absorpsi obat tergantung pda bsar kecilnya ukuran partikel yg terdispersi Tidak terbentuk garam kompleks yg tidak dapat diarbsorbsi dari saluran cerna Sering menimbulkan cake -emulsi oral: dapat mengalami pemisahan antara air dan minyak selama penyimpanan -emulsi topical:dapat menjadi keras bila disimpan lama
Oral: memperbaiki absorpsi, memperbaiki rasa dan aroma (scot emulsion) Topical: mudah dibersihkan, penetrasi lebih baik (emulsi topical: cream A/M atau M/A) Parenteral: memperbaiki absorpsi, memperpanjang efek
Guttae : sedian cair berupa larutan, emulsi, eliksir, suspense, diberikan dengan cara tetes
Volume pemberian kecil, sehingga cocok untuk untuk bayi dan balita Pada umunya ditambah pemanis, perasa, pewarna dll
Oral sistemik
-guttae oris -guttae auriculares -guttae nasals -guttae ophtalmica
Infusa :
Extractum et
Extractum Liquidum
Injectiones Bekerjanya obat cepat Efek obat dapat diramalkan dengan tepat Bioavailaibilitas sempurna atau hanpir sempurna Kerusakan obat dalam GIT dapat dihindari Diberikan pada penderita yang tak kooperatif
Rasa nyeri ditempat suntikan Efek psikologis penderita yg takut
Sistemik
Aerosolum Obat mudah dipakai Obat tidak terkontaminasi Sterilitas obat dapat dipertahankan Obat diberikan dalam dosis tertentu
Harganya mahal
Topical Sistemik
Inhalasi Topical Sistemik
Cth:inhaler
Lotion (Obat gosok)
Linimentum
PENGGUNAAN SEDIAAN OBAT KHUSUS I. PETUNJUK PENGGUNAAN TETES MATA
1. Cucilah tangan dengan sabun 2. Berdiri /duduk di depan cermin 3. Bukalah tutup botol dan periksalah ujung penentes 4. Jangan menyentuh ujung penetes 5. Tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah sampai terbentuk cekungan 6. Tekan perlahan botol tetes hingga tetesan yang dikehendaki menetes dengan benar 7. Tutuplah mata selama 2-3 menit 8. Ulangi prosedur yang sama untuk mata yang lain bila diperlukan 9. Tutup kembali obat tetes ( jangan mengusap atau mencuci
ujung penetes)
Hal –hal yang harus diperhatikan pada penggunaan tetes mata :
a. Tetes mata berisi cairan steril (bebas bakteri) b. Simpan di tempat sejuk dan gelap c. Jangan menyentuh ujung penetes dengan apapun d. Jangan menggunakan satu botol obat tetes mata secara bersama-sama e. Buanglah obat tetes mata setelah 4 minggu membuka tutup botolnya (dihitung sejak tanggal pertama penggunaan obat) f. Jika menggunakan obat tetes mata lebih dari satu macam, tunggulah 2 menit sebelum meneteskan obat yang lain. g. Setelah menggunakan tetes mata, obat akan terasa di mulut atau tenggorokan. h. Jangan memakai lensa kontak saat menggunakan tetes mata i. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak
PETUNJUK PENGGUNAAN SALEP MATA
1. Cucilah tangan dengan sabun 2. Berdiri /duduk depan cermin 3. Bukalah tutup salep 4. Tarik kelopak mata bagian bawah ke arah bawah sampai terbentuk cekungan 5. Tekan perlahan tube hingga hingga salep keluar 1 cm, lalu masukkan ke cekungan tersebut 6. Pejamkan mata selama 2 menit agar salep tersebar merata 7. Jangan menggosok mata jika pandangan menjadi kabur. Pandangan yang kabur dapat hilang dengan sendirinya beberapa saat setelah pemberian obat 8. Ulangi lagi prosedur yang sama untuk mata yang lain bila diperlukan 9. Tutup kembali tube tanpa menyentuh ujung tube dengan apapun Hal –hal yang harus diperhatikan pada penggunaan salep mata:
a. Mintalah bantuan orang lain untuk mengoleskan salep mata b. Jangan berbagi salep mata dengan orang lain c. Jangan menggunakan lensa kontak ketika menggunakan salep
mata
d. Buanglah salep mata setelah 4 minggu membuka tutup tubenya (dihitung sejak tanggal pertama penggunaan obat) e. Jika mengunakan lebih dari satu jenis salep mata, tunggu 30 menit sebelum menggunakan salep yang lain
f. Jika selain salep mata pasien juga menggunakan tetes mata, maka gunakan tetes mata terlebih dulu kemudian tunggu 5 menit sebelum menggunakan salep mata g. Setelah menggunakan salep mata, mata akan terasa pedih beberapa menit. h. Jauhkan dari jangkauan anak-anak III. PETUNJUK PENGGUNAAN TETES TELINGA
1. Perlahan-lahan bersihkan telinga dengan kain yang lembab (cotton bud) dan keringkan 2. Cucilah tangan dengan sabun 3. Hangatkan botol tetes telinga dengan cara menggenggamnya selama beberapa menit 4. Kocoklah botol tetes telinga dan buka tutup botol dengan tidak menyentuh ujung penetes. 5. Miringkan kepala atau berbaringlah miring sehingga telinga yang diobati berada di atas 6. Tarik daun telinga perlahan untuk membuka liang telinga. 7. Teteskan sesuai jumlah yang diinginkan,Tetaplah pada posisi
tersebut selama beberapa menit untuk memastikan obat telah
masuk dan mencapaibagian yang sakit.
IV. PETUNJUK PENGGUNAAN TETES HIDUNG
1. Hembuskan napas dengan agak kuat untuk membersihkan hidung dari mukus dan kotoran sebelum pemakaian tetes hidung 2. Cucilah tangan dengan sabun 3. Bukalah botol tetes hidung dan jangan menyentuh ujung penetes dengan apapun 4. Tekuklah kepala sejauh mungkin ke belakang atau berbaring terlentang, letakkan kepala di pinggir tempat tidur dengan posisi menggantung 5. Teteskan obat sesuai yang diinginkan 6. Tekuklah kepala ke depan dan letakkan di antara lutut dan tetap pada posisi ini sampai beberapa menit 7. Cuci ujung penetes dengan air hangat dan tutup botolnya
Hal –hal yang harus diperhatikan pada penggunaan semprot hidung :
a. Sebelum menggunakan obat semprot hidung pastikan hidung tidak tersumbat (masih dapat menghirup udara) b. Lakukan penyemprotan dengan benar c. Pada penyemprotan yang benar obat tidak akan menetes keluar dari lubang hidung atau turun ke kerongkongan d. Jangan digunakan pada hidung yang luka atau mengalami perdarahan e. Simpan obat agar terhindar dari sinar matahari langsung
VI. PETUNJUK PENGGUNAAN SUPPOSITORIA 1. Cucilah tangan dengan sabun 2. Bila perlu, gunakan sarung tangan 3. Licinkanlah ujung suppo dengan air dingin atau basahi rektal dengan air dingin 4. Berbaring miring kaki yang di bawah tarik kebelakang kaki yang di atas tekuk ke depan sampai perut 5. Tarik pantat atas ke atas untuk membuka daerah rektal 6. Masukkan suppositoria dengan jari melewati otot sphincter sejauh 1-2,5 cm (bila menggunakan aplikator,masukkan aplikator melewati otot sphincter 1-2,5 cm, lalu semprotkan obat tersebut). 7. Tetap berbaring selama 15 menit 8. Usahakan tidak buang air besar selama 1 jam setelah pemberian obat
VII. PETUNJUK PENGGUNAAN TABLET VAGINA
1. Cucilah tangan dengan sabun 2. Bukalah kemasan tablet 3. Celup tablet ke dalam air hangat sekedar untuk membasahi 4. Berbaringlah terlentang, tekuk lutut dan mengangkang,
Perlahan-lahan masukkan tablet ke dalam vagina sejauh
mungkin, tetapi jangan dipaksa, lalu Cucilah tangan sampai
bersih.
VIII. PETUNJUK PENGGUNAAN TABLET SUBLINGUAL
1. Minum atau berkumurlah dengan sedikit air untuk melembabkan 2. Letakkan tablet di bawah lidah 3. Tutup mulut dan jangan menelan sampai tablet terdisolusi seluruhnya 4. Jangan makan, minum, atau merokok selama proses disolusi tablet 5. Jangan berkumur selama beberapa menit setelah tablet
terdisolusi sempurna
IX. PETUNJUK PENGGUNAAN OBAT INHALASI
Membersihkan dan Mengganti Inhaler:
Membersihkan Inhaler Lihat ke dalam lubang keluar obat dari inhaler, jika terdapat residu maka inhaler perlu dibersihkan. Lepaskan canister / tabung berisi obat dari mouthpiece, cuci mouthpiece dan tutupnya saja dalam air hangat. Biarkan mengering selama 12 jam. Setelah kering, masukkan canister dan tutup mouthpiece-nya Mengganti inhaler Untuk mengontrol obat yang dipakai secara rutin maka harus diperhatikan kapan waktunya mengganti canister. Sebagai contoh jika canister berisi obat untuk 200 semprot dan digunakan 8 kali tiap hari maka canister dapat digunakan selama 25 hari.
MDI DENGAN SPACER Spacer adalah alat bantu untuk lebih memudahkan penggunaan inhaler. Spacer berlaku sebagai tempat penahan obat agar tetap dalam bentuk aerosol setelah inhaler ditekan sampai mulai dihirup. Bila menggunakan spacer, maka hirupan dapat dilakukan lebih pelan dan lebih lama, juga mengurangi kemungkinan obat hilang di permukaan lidah dan kerongkongan. Penggunaan MDI dengan Spacer
1. Pastikan spacer dalam kondisi baik/tidak rusak 2. Bukalah tutup inhaler, lalu kocok inhaler 3. Pasang spacer pada mouthpiece. Jika spacer berbentuk mouthpiece, maka masukkan ke dalam mulut dan katupkan bibir dengan rapat pada spacer tersebut sampai tidak ada udara yang bisa keluar. Jika spacer berbentuk masker maka pasang masker pada wajah dengan rapat. 4. Tekan inhaler 1 kali 5. Tarik napas melalui mulut secara perlahan dan dalam, tahan napas selama 10 detik
6. Ulangi langkah 2-6 jika diperlukan lebih dari satu kali semprotan. Tunggu 1 menit sebelum semprotan Berikutnya
Dua langkah penggunaan Pulmicort turbuhaler: Penyiapan dosis obat :
1. Putar dan angkatlah penutupnya 2. Untuk memberikan dosisi yang tepat Pulmicort® turbuhaler harus dipegang tegak dengan mouthpiece berada di atas 3. Putar pegangan bagian bawah yang berwarna coklat ke kanan secara penuh, kemudian putar kembali ke kiri sampai terdengar bunyi “klik”. Menghirup Obat
1. Buanglah napas sampai tidak ada lagi udara keluar, tetapi jangan lakukan di depan Pulmicort turbuhaler yang sudah dipersiapkan 2. Pada saat menghirup, posisikan turbuhaler mendatar 3. Masukkan mouthpiece ke dalam mulut lalu katupkan bibir dengan rapat. Hirup obat dari turbuhaler melalui mulut secara perlahan-lahan dan dalam 4. Lepaskan mouthpiece dari mulut. Tahan napas 5-10 detik, setelah itu
hembuskan perlahan 5. Jika diperlukan lebih dari satu dosis, tunggu 30 detik sebelum menghirup dosis selanjutnya 6. Setelah selesai, pasang kembali tutupnya 7. Berkumurlah dengan air.