BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya
waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi
pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah
ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar
bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia.
Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin
menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih
berbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengan
keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara
berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat
indah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi
wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak
akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa
negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana
pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai
juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material yang
tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal
pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat
rumah mereka terkena dampak dari abrasi.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat
berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa
itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Kami
harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada
masyarakat mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada
lingkungannya.
1
1.2 TUJUAN
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Praktek kuliah Lapangan (PKL) adalah
sebagai berikut:
a. Mendapatkan pengalaman kuliah yang saat berada di lapangan (instansi).
b. Sebagai syarat penilaian dan kelulusan strata satu jurusan teknik sipil
Universitas Baturaja.
c. Menjadikan bahan pembelajaran dan diskusi ilmiah terhadap mahasiswa.
d. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadi nya abrasi pantai serta
penanggulangi nya.
1.3 MANFAAT
Secara umum manfaat praktek kuliah lapangan adalah untuk mengembangkan
ilmu yang didapat di bangku kuliah dan dapat mengaplikasikan di lapangan serta
menambah pengetahuan tentang pengaman pantai terhadap Abrasi.
1.4 BATASAN MASALAH
Pembatasan pada laporan pratek kuliah lapangan ini difokuskan pada daerah
pantai Kuta di Bali yang mengalami abrasi akibat dari gelombang, badai, serta rusak
nya terumbukarang dan akibat aktivitas manusia itu sendiri.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Sistematika penulisan laporan praktek kuliah lapangan adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Batasan Masalah
2
1.5 Sistematika Penulisan.
BAB II KEADAAN UMUM
2.1 Pantai di Indonesia
2.2 pengertian abrasi pantai
2.3 Penyebab terjadinya abrasi pantai
2.4 Penangan abrasi
BAB III PELAKSANAAN
3.1 Waktu
3.2 Tempat
3.3 Tahapan Kegiatan
3.4 Faktor Pendukung
3.5 Faktor Penghambat
Bab IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
3
BAB II
KEADAAN UMUM
2.1 PANTAI DI INDONESIA
Pantai di Indonesia terdiri dari beberapa bagian, yang diantaranya adalah :
sumatera, jawa, kalimantan, nusa tenggara, sulawesi, maluku, dan papua. Berikut
adalah pantai yang sering dikunjungi oleh wisatawan :
Pantai Nusa Dua, Sanur, Kuta, Tanah Lot, di provinsi Bali.
Pantai Bunaken di provinsi Manado.
Pantai Palabuhan Ratu di provinsi Jawa Barat.
Pantai Raja Ampat.
Pantai Senggigi di provinsi Lombok.
Pantai Pangandaran di provinsi Jawa Barat.
Pantai Parangtritis dan pantai Baron di provinsi Yogyakarta.
Pantai Hunimua/Liang di provinsi Maluku Tengah.
Pantai Bale Kambang di kota Malang.
Pantai Natsepa di kota Ambon.
Pantai Plengkung di daerah Banyuwangi.
2.2 PENGERTIAN ABRASI
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air
laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan
naiknya permukaan air laut, ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat
pemanasan global.
2.3 PENYEBAB ABRASI
4
Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena
mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan
dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita
ketahui,pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap
pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya
gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas
tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu
di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat
es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh
dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang
permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat
kaitannya dengan pencemaran lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di
Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang
terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi
mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang
dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan
yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan
Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah
kecamatan Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi
kawasan pantai dari abrasi.
Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan
Cibuaya Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi
yang membahayakan keselamatan warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan
berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di
kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi
perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya.
Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawang
5
merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat
tadi, masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang
tergolong parah. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka
dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yang permukaannya
rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai
adalah masalah pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami
pencemaran yang cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan,
dimana pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak
atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya
diperkirakan mencapai 300 ton. Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar
teluk Jakarta. Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui
13 kali di Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan
Seribu. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman
nasional itu diperkirakan mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi
kerusakan serius sepanjang 40 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat
(BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran
terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter
mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu
mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan
Seribu. Kondisi ini memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu,
pencemaran teluk Jakarta harus segera diatasi, terutama dengan melakukan
pengurangan limbah sampah di sungai.
Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat
merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian besar objek wisata di Indonesia
merupakan wisata pantai. Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari
mancanegara berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnya membuat pemerintah
lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila keadaan
pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi
mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi devisa negara.
Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada
6
disana. Biota yang hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan
kecil akan mati bila tingkat pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya
dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian
pantai.
2.4 PENANGANAN ABRASI PANTAI
2.4.1 Upaya Teknis
Berbagai instansi telah melkasanakan berbagai bangunan untuk berbagai
kepentingan bagi instansinya. Misalnya Departemen Perhubungan membangun
dermaga untuk bersandar kapal di pelabuhan serta bangunan pemecah gelombang
guna melindungi daerah pelabuhan dari gelombang besar dari laut lepas.
Departemen Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jendral Sumber Daya Air juga
melaksanakan pembuatan bangunan pantai yang terutama di tujukan untuk
pengamanan atau perlindungan garis pantai dari kerusakan yang disebabkan oleh
gelombang dan arus laut. Bangunan-bangunan tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar: penanganan abrasi dengan upaya teknis
1. Krib.
Krib adalah bangunan pengaman pantai yang mempunyai fungsi untuk
mengendalikan pergerakan material-material seperti pasir pantai yang bergerak
secarar alami yang disebabkan oleh arus yang sejajar pantai ( Litoral
7
Drift).Bentuk krib biasanya dibangun lurus, namun ada pula yang berbentuk zig-
zag atau berbentuk Y, T, atau L
Gambar: penanganan krip
2. Tembok Pantai dan atau Tanggul Pantai
Tembok pantai atau tanggul pantai dibangun untuk melindungi daratan
terhadap erosi, gelombang laut, dan bahaya banjir yang disebabkan oleh limpasan
gelombang. Tembok pantai ada yang bersuifat meredam energy gelombang dan
ada yang tidak. Adapun bahan yang digunakan ada yang dari beton atau pasangan
batu kosong ( rublemounts).
Gambar: penanganan dengan tanggul
3. Pelindung Tebing Pantai (Revetments)
8
Revetment adalah bangunan dibuat untuk menjaga setabilitas tebing atau
lereng yang disebabkan oleh arus atau gelombang. Ada beberapa tipe dari
revetments, seperti:
· Rip-rap atau batuan yang dicetak dan berbentuk seragam.
· Unit armour beton
· Batu alam atau blok beton
4. Pemecah Gelombang Yang Putus-Putus (Detached Break Water)
Bangunan pemecah ombak yang putus-putus dibuat sejajar pantai dengan
jarak tertentu dari pantai. Bangunan ini berfungsi untuk mengubah kapasitas
transport sendimen yang sejajar ataupun tegak lurus dengan pantai dan akan
mengakibatkan terjadinya endapan (akresi) dibelakang bangunan yang biasa
disebut dengan tombolo.
9
2.4.2 Upaya Non-Teknis
1. Konservasi pantai
Yang dimaksud dengan konservasi pantai adalah kegiatan yang tidak
hanya sekedar pengaman tepi pantai dari ancaman arus atau gelombang laut,
namun memiliki kepentingan yang lebih jauh mislanya untuk rekreasi, tempat
berlabuh kapal-kapal pesiar dan sebagainya. Salah satu yang dikerjakan ialah
dengan membuat tanjung-tanjung buatan (artificial headland), dimana diantara
tanjung-tanjung buatan tersebut dapat digunakan kapal pesiar, ditempat tersebut
disi dengan pasir yang berkualitas baik yang biasanya diambil dari laut agar tidak
merusak lingkungan. Di Indonesia konversi pantai baru dikerjakan di Pantai kuta
dan Sanur di Pulau Bali.
10
11
BAB III
PELAKSANAAN
Kegiatan praktek kuliah lapangan dilaksanakan untuk melatih diri dalam
membentuk seorang calon sarjana yang berkompetensi akademik kependidikan
dan kompetensi penguasaan substansi dan bidang studi sesuai bidang ilmu yang
dimiliki. Kompetensi-kompetensi yang dimaksud antara lain kompetensi
akademik, dan kompetensi di lapangan. Praktek kuliah lapangan ini dilaksanakan
di Bali, Lombok, dan Yoqyakarta oleh mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas
Baturaja.
3.1. WAKTU
Kegiatan praktek kuliah lapangan (PKL) mahasiswa Universias Baturaja
Program S1 teknik sipil tahun 2013 dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2013
sampai dengan 11 Maret 2013.
Tanggal 02 Maret 2013 merupakan pemberangkatan mahasiswa PKL yang
diikuti serentak oleh semua mahasiswa praktikan. Pemberangkatan pertama
menuju pantai di provinsi Bali, dan ke instansi Kementrian Pekerjaan Umum,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air provinsi Bali, serta dilanjutkan ke Lombok,
dan Yogyakarta.
3.2. TEMPAT
Tempat pelaksanaan praktek kuliah lapangan (PKL) mahasiswa Baturaja
Program S1 teknik sipil 2013 adalah di pantai di provinsi Bali, dan Kementrian
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air provinsi Bali, serta
dilanjutkan ke Lombok, dan Yoqyakarta.
Sistem pemilihan tempat latihan berdasarkan ketentuan dan kesepakatan
bersama dari mahasiswa, ketua jurusan, dan pengurus senat universitas.
12
3.3. TAHAPAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan praktek kuliah lapangan (PKL) tidak terlepas dari
beberapa kegiatan yang dibagi dalam beberapa tahap yaitu :
1. Tahap Pembekalan
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktek kuliah lapangan
terlebih dahulu mahasiswa calon praktikan dibekali pada saat rapat
koordinasi dari ketua jurusan progam studi teknik sipil.
Sebelum pemberangkatan mahasiswa praktek kuliah lapangan,
dilakukan pembekalan tentang kiat-kiat dalam pelaksanaan PKL.
2. Tahap Pelaksanaan
Observasi daerah sekitar pantai provinsi Bali, Lombok, dan
Yoqyakarta.
Kunjungan mahasiswa ke instansi Kementrian Pekerjaan Umum,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air provinsi Bali.
Workshop yang di laksanakan pada saat kunjungan ke instansi
Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air provinsi Bali.
Observasi lingkungan di sekitar pantai.
3.4. FAKTOR PENDUKUNG
Faktor pendukung mahasiswa pada saat praktek kerja lapangan ialah :
1. Mahasiswa tidak kebingungan pada saat mengunjungi area wisata pantai,
karena dibantu oleh pihak traveling.
2. Mahasiswa bisa melihat langsung tempat lokasi pengamanan daerah pantai.
3. Mahasiswa disambut baik oleh Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air provinsi Bali untuk menerima materi tentang
pengamanan daerah pantai.
13
3.5. FAKTOR PENGHAMBAT
Faktor penghambat mahasiswa pada saat praktek kerja lapangan ialah :
1.Durasi waktu yang begitu cepat pada saat mahasiswa praktek kerja
lapangan.
2.Bahan materi yang didapatkan oleh mahasiswa praktek kerja lapangan
kurang maksimal.
3.Kerja team yang perlu ditingkatkan oleh mahasiswa praktek kerja lapangan.
14
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi
oleh masyarakat. Dari penjelasan kami di atas kami dapat menyimpulkan
beberapa hal. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah
sebagai berikut :
1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan
es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya
pemanasan global.
2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi
karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak
orang yang membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat
mencemari lingkungan.
3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan
semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang
permukaannya rendah akan tenggelam.
4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak
dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat
menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak
saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau
yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan
kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai.
15
Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abraasi dan juga beberapa cara
untuk mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan
apabila hal ini tidak segera diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus
diselesaikan bukian hanya oleh pemerintah, tapi juga memerlukan partisipasi dari
masyarakat.
Selain kesimpulan tadi, kami juga memiliki beberapa saran yang akan kami
sampaikan. Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan adalah sebagai berikut
:
1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan
pencemaran pantai, karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa
bantuan dari masyarakat.
2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang
merusak lingkungan.
3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera
dilakukan agar abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah.
4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agar
tidak membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan sarana
kebersihan agar limbah atau sampah yang mereka hasilkan tidak mencemari
pantai.
Demikianlah saran-saran yang dapat kami sampaikan,semoga apa yang telah kami
sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga
keasrian dan kebersiha lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam
menanggulangi masalah yang sangat berbahaya yang bernama ABRASI.
16