Universitas Kristen Petra
10
2. PERANCANGAN TAPAK
2.1 Tapak
2.1.1 Lokasi Tapak
§ Lokasi
Nama Jalan: Jalan Kertajaya Indah Timur
§ Area : Fasilitas Umum
§ Unit pengembangan : Kertajaya
§ Unit Distrik : Manyar
§ Kecamatan : Sukolilo
§ Kelurahan : Manyar Sabrangan
§ Luas lahan : ± 9.380 m2
Gambar 2.1. Lokasi tapak
Sumber: www.googleearth.com
2.1.2 Alasan Pemilihan Tapak
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan tapak adalah sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
11
- Lokasi terletak di tengah-tengah kawasan yang juga terdapat banyak fasilitas
seperti fasilitas perumahan, fasilitas umum dan fasilitas perdagangan (rumah
makan, mal, gedung olahraga) yang menjadikannya suatu kawasan yang
kompleks bagi masyarakat di sekitarnya.
- Lokasi berada di jalan kelas I, sehingga jauh dari kemacetan dan mudah
dicapai dari segala arah.
- Selain itu, karena terletak pada jalan kelas I maka sangat menguntungkan
dilihat dari pihak sekolah yang menyediakan area butik yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena terletak pada jalan besar dan langsung
terlihat.
- Lokasi termasuk daerah yang aman, karena di sekitar terdapat kantor – kantor
pemerintah seperti Disperidag dan juga kantor Kepolisian.
- Di daerah sekitar lokasi, tidak ada sekolah yang sejenis dengan proyek yang
besangkutan
- Ada pun di daerah ini ditujukkan untuk kawasan fasilitas perumahan,
pendidikan, dan perdagangan. Selain itu, banyaknya bangunan pendidikan di
sekitar lokasi seperti seperti Narotama Surabaya Unversitas, SMAK. St.
Hendrikus, dan ITATS memberikan keuntungan bagi pihak siswa, karena
banyak disediakan, warung kecil, tempat kos-kosan, wartel, sehingga biaya
hidupnya tidak terlalu menjadi masalah.
2.1.3 Kondisi Tapak
§ Topografi wilayah
Menurut Peta Data Pokok Ketinggian Kotamadya Surabaya, secara
topografis wilayah Kelurahan Manyar Sabrangan mempunyai ketinggian 2m
sampai 4,1m di atas permukaan laut.
§ Geologi/daya dukung tanah
Wilayah ini mempuyai ketebalan tanah permukaan 10m sampai 18m
(berdasarkan buku Al Direktorat Tata Guna Tanah Kotamadya Surabaya/
Badan Pertahanan Nasional Kotamadaya Surabaya) yang terletak di atas
tanah liat.
Universitas Kristen Petra
12
Kondisi tanah bertekstur halus, mempunyai lereng kemiringan 0-2%. Jenis
tanahnya adalah endapan alluvial abu dan alluvial kelabu tua.
Pada kawasan ini tercatat tidak pernah mengalami erosi tanah, sedangkan
factor pembatas yang dihadapi adalah air tanah asin (interusi air laut).
sehingga apabila akan memanfaatkan keperluan rumah tangga, diperlukan
penelitian lebih lanjut.
§ Klimatologi
Pada musim kemarau biasanya angin bertiup dari Tenggara dengan kecepatan
rata-rata 10 knots, dan pada musim hujan bertiup dari Barat Daya dengan
kecepatan rata-rata 12 knots (berdasarkan pengamatan Direktorat
Meteorologi Surabaya). Kemudian menurut Stasiun Perak I, suhu terendah
umumnya terjadi pada bulan Juli sebesar 21º Celcius, dan suhu tertinggi
terjadi pada bulan November sebesar 28º Celcius.
§ Hidrologi
Kawasan diliwati oleh beberapa buah saluran yang mempunyai aliran
ke arah timur, masing-masing adalah:
§ Saluran Menur Pumpungan, merupakan saluran irigasi yang
mengalir kea rah timur di sepanjang ajalan Menur Pumpungan
– jalan Arif R. Hakim.
§ Saluran Kalidami, merupakan saluran irigasi yang mengalir kea
rah timur.
§ Saluran dalam komplek perumahan Manyar, merupakan
saluran sekunder yang mengalir kea rah selatan kemudian
membelok kea rah timur.
§ Saluran di dalam komplek perumahan Manyar, merupakan
saluran sekunder yang mengalir kea rah selatan kemudian
membelok ke timur.
Saluran disepanjang jalan Mleto dan jalan Manyar Kertoadi.
2.1.4 Lingkungan Sekitar Tapak
- Utara : Ruko Mega Galaxy
- Selatan : kantor PT. HM Sampoerna
Universitas Kristen Petra
13
- Barat : Perumahan Manyar Kerta Adi
- Timur : Jl. Kertajaya Indah Timur dan kantor gangguan Telkom
Lingkungan sekitar tapak.dapat dilihat lebih jelas pada analisa urban.
2.1.5 Peraturan Tata Kota
§ Tata Guna Lahan
Lokasi diperuntukkan fasilitas umum
§ Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Fungsi lahan di wilayah perencanaan umumnya dimanfaatkan untuk
perumahan, fasilitas umum serta perdagang dan jasa. Pemanfaatan lahan
tersebut mempengaruhi kecenderungan pada KDB sebagai berikut: KDB 20 –
50 %, fasilitas peribadatan seperti masjid-masjid besar dan greja-greja besar
dan fasilitas umum lainnya seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan
§ Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
KLB adalah angka perbandingan antara jumlah seluruh lantai bangunan
terhadap luas tanah perpetakan.KLB dutetapkan dengan maksud untuk
membatasi ketinggian bangunan. Sesuai dengan Kepmen Kimpraswil No.
327/KPTS/M/2002, yaitu: Blok peruntukan ketinggian bangunan yang
sangat rendah adalah blok dengan tidak bertingkat dan bertingkat maksimum
dua lantai (KLB maks. = 2x KDB) dengan tinggi puncak bangunan
maksimum 20 m dan minimum 12 m dari lantai dasar
§ Garis Sempadan Bangunan (GSB)
GSB dipengaruhi oleh fungsi bangunan dan kebutuhan terhadap aktivitas.
Berada pada 3-5m, berupa perumahan formal dengan jarak bangunan yang
teratur dan jarak antara bangunan dengan jalan yng cukup lebar yakni
perumahan formal skala menengah. Ruko – ruko dan pertokoan sepanjang
jalan – jalan utama di wilayah perencanaan. Fasilitas umum seperti fasilitas
kesehatan, peribadatan dan pendidikan.
Universitas Kristen Petra
14
2.1.6 Pencapaian Tapak
dari Surabaya Utara :
dari Surabaya Selatan :
dari Surabaya Barat :
dari Surabaya Timur :
Jl. Raya Kenjeran – Perempatan Jl. Kaliwaron, Jl. Mulyorejo, Jl. Dharmahusada
Utara – Jl. Dharmahusada Indah Timur – Perempatan Jl. Manyar Kertoajo – Jl.
Kertajaya Indah Timur (site sebelah kanan jalan)
Jl. Semolowaru Tengah I – Jl. Semolowaru Utara V – Jl. Deles – Jl. Arief
Rachman Hakim – Jl. Kertajaya Indah Timur (site sebelah kiri jalan)
Gerbang Tol Kota Satelit – Jl. Mayjend Sungkono – Jl. Adityawarman – Jl.
Indragiri – Jl. Raya Dr. Sutomo – Jl. Polisi Istimewa – Jl. Dinoyo – Jl. Raya
Gubeng – Jl. Sumbawa – Jl. Biliton – Jl. Kertajaya – Jl. Manyar Kertoajo – Jl.
Kertajaya Indah Timur (site sebelah kanan jalan)
Jl. Mulyosari – Jln. ITS – Jl. Raya Kertajaya Indah – Jl. Kertajaya Indah Timur
(site sebelah kanan jalan)
Universitas Kristen Petra
15
2.2 Analisa Tapak
2.2.1 Analisa matahari
Gambar 2.2. Analisa matahari pada tapak
Universitas Kristen Petra
16
2.2.2 Analisa angin
Gambar 2.3. Analisa angin pada tapak
Universitas Kristen Petra
17
2.2.3 Analisa kebisingan
Gambar 2.4. Analisa kebisingan pada tapak
Universitas Kristen Petra
18
2.2.4 Analisa view
Gambar 2.5. Analisa view pada tapak
Universitas Kristen Petra
19
2.2.5 Kesimpulan analisa tapak
Berdasarkan konsep perancangan, bangunan dibagi menjadi 5 massa
utama dengan 2 zona utama, yakni zona publik yang diletakkan langsung setelah
jalan raya dan zona privasi yang berada di belakang tapak.
Gambar 2.6. Pembagian zona
Berdasarkan analisa tapak jalan Kertajaya Indah Timur, didapatkan pola
penataan massa sebagai berikut.
Massa A
Tapak diapit dua bangunan yang memiliki ketinggian lebih dari 4 lantai,
sehingga massa didesain dengan bentukan lengkung yang menjorok ke luar
menghasilkan space penangkap bangunan. Karena massa ini adalah bangunan
yang pertama kali dilihat pengunjung, massa difungsikan sebagai bangunan
penerima.
Zona publik
Zona privasi
? U
Universitas Kristen Petra
20
Gambar 2.7. Bangunan pusat informasi sebagai space penangkap bangunan
Massa B
Massa B adalah bangunan trainnimg model yang berisi kelas-kelas teori
yang membutuhkan tingkat pencahayaan cukup tinggi. Oleh karena itu, massa B
diletakkan dengan orientasi menghadap utara karena area ini mendapatkan sinar
matahari sepanjang hari. Selain itu, untuk menciptakan ruang belajar yang
kondusif dibutuhkan area dengan tingkat privasi yang cukup. Letak massa B
langsung bersebelahan dengan batas tapak dirasa menjawab kebutuhan yang ada.
Massa C
Massa C adalah bangunan direct learning yang berisi kelas praktek dan
area workshop yang sifatnya lebih terbuka semi outdoor dengan ruang luar di
sekitanya. Sehingga dibutuhkan suasana belajar yang lebih dinamis dan ceria
namun tetap membutuhkan privasi tinggi. Oleh karena itu, massa C diletakkan
bersebelahan dengan bangunan 3 lantai sehingga massa terlindungi dari panas
sinar matahari barat. Selain itu, massa C diletakkan berdekatan dengan lahan
kosong dan aliran sungai sehingga didapatkan penghawaan alami yang optimal
dan tidak memerlukan penghawaan buatan sehingga massa kemudian diangkat
dari tanah sekitar ± 1.8 meter agar terjadi cross ventilation seluruh bangunan.
Hasilnya, baik massa C mauppun massa B memiliki bentukan lengkung seperti
“menerima” angin.
Universitas Kristen Petra
21
Gambar 2.8. Analisa pergerakan angin terhadap pola penataan massa
Massa D
Massa D adalah bangunan on the job training yang berisi kafe dan butik
sebagai pembelajaran mandiri siswa. Massa memiliki kebutuhan karakteristik
ruang santai dan nyaman. Oleh karena itu, massa D diletakkan dengan orientasi
menghadap selatan karena merupakan area yang paling dingin. Letaknya
bersebelahan dengan kantor PT. HM Sampoerna Sampoerna memberikan
keuntungan jika suatu saat diberikan akses dari kantor menuju bangunan sebagai
tempat alternatif untuk makan siang atau sekedar mengobrol.
Massa E
Menempati zona publik, massa E yang berisi galeri dan ruang pagelaran,
diletakkan bersanding langsung dengan massa A untuk memperlihatkan “suatu
awal dan akhir” yang jelas. Secara fungsional, pengunjung yang datang langsung
diperlihatkan hasil karya siswa.
lahan kosong
Bangunan 3 lantai
sungai
Aliran angin
Universitas Kristen Petra
22
2.3 Analisa Urban
Berdasarkan teori Hamid Shirvani
2.3.1 Land use
Gambar 2.9. Analisa land use pada tapak
Universitas Kristen Petra
23
2.3.2 Building Form and Massing
Gambar 2.10. Analisa building form and massing pada tapak
Universitas Kristen Petra
24
2.3.3 Circulation and Parking
Gambar 2.11. Analisa circulation and parking pada tapak
Universitas Kristen Petra
25
2.3.4 Activity Support
Gambar 2.12. Analisa activity support pada tapak
Universitas Kristen Petra
26
2.3.5 Kesimpulan analisa urban
§ Masalah. Tapak diapit oleh bangunan ruko dan kantor administrasi dengan
ketinggian lebih dari 3 lantai sehingga bangunan yang didirikan pada tapak
kurang terlihat.
Respon. Bangunan proyek dibuat berbeda sama sekali, baik dari segi
ketinggian bangunan maupun bentuk bangunan.
Aplikasi ke dalam bangunan.
Bangunan memiliki ketinggian 1-2 lantai saja.
Bentuk bangunan sama sekali berbeda dari bangunan yang ada di
sekitarnya.
§ Masalah. Malam hari sangat sepi dan rawan, hal ini sangat disayangkan
karena tapak memiliki nilai komersial cukup tinggi.
Respon. Adanya fasilitas penunjang dari proyek yang buka sampai malam
hari.
Aplikasi ke dalam bangunan.
Adanya fasilitas kafe dan butik yang buka dari pk. 08.00 – pk. 21.00.
§ Potensi. Menurut rencana tata kota, jalan Arief Rachman Hakim akan
dipersiapkan untuk menjadi pusat urban yang baru.
Respon. Mengoptimalisasikan tujuan dari bangunan dengan cara pencitraan
bangunan secara visual.
Aplikasi ke dalam bangunan.
Pemakaian konsep “proses” mudah dipahami karena terlihat langsung
terlihat pada bentuk dan tampak bangunan.
§ Potensi. Terdapat 2 putar balik yang berada di depan ruko mega galaxy dan
yang lain berada di depan kantor administrasi PT. HM Sampoerna.
Respon. Proyek memiliki aksesbilitas tinggi sehingga entrance in dan
entrance out bisa dibuat satu entrance in dan satu entrance out.
Aplikasi ke dalam bangunan.
Pintu entrance in dan out dibuat satu jalur (tidak ada pintu keluar
samping) mengingat luas lahan yang juga terbatas.