SEMINAR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Nama : Steve Mualim
NRP : P052100081
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Judul Penelitian : Analisis Cadangan Karbon sebagai Jasa Lanskap
Padang Golf di Jabopunjur
Komisi Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M. S.
2. Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, M. S.
Bidang Ilmu : Ilmu Tumbuhan
Hari/Tanggal : Senin, 19 November 2012
Waktu : 11.00-12.00 WIB
Tempat : Ruang Seminar Tumbuhan FAPERTA
1Bagian dari tesis, disampaikan pada Seminar Sekolah Pasca Sarjana IPB 2Mahasiswa S2 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan SPS IPB 3Staf Pengajar di Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor di Departemen Arsitektur
Lanskap 4Staf Pengajar di Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor di Departemen Agronomi dan
Hortikultura
ANALISIS CADANGAN KARBON SEBAGAI JASA LANSKAP
PADANG GOLF DI JABOPUNJUR1
Carbon Stock Analysis as Landscape Services of Golf Course in JABOPUNJUR
Steve Mualim2, Hadi Susilo Arifin
3, Sandra Arifin Aziz
4
Abstract
Golf courses as man made landscapes have an important contribution to ecosystem
dynamics, until now there is still little information about potential C-Stock from golf course.
The presence of vegetations in golf course that able to sequestrate the Carbon Dioxide. It’s
necessary for climate change mitigation in order to creating low Carbon as one of the
environmental services. This research was conducted at three location of golf courses, i.e
Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, and the Golf Pantai Indah Kapuk. Those study sites
were selected due to have different elevation, Cibodas Golf Park 1330 m above sea level (m
asl), Bogor Golf Club 230 m asl, The Golf Pantai Indah Kapuk 3 m asl respectively. The
objectives of this research are: 1) to analyse potential C-Stock in turfgrass, 2) to analyse
potential C-Stock of tree stands and 3) to analyse the structure composition and type of
vegetation. There are 42 sampling plots were scattered and observed at Cibodas Golf Park,
Bogor Golf Club, and The Golf Pantai Indah Kapuk. C-Stock estimation was calculated by
non-destructive sampling method using existing allometric equation. Based on the results
turfgrass contributes smaller C-Stock than tree stands on game area, only less than 25 % of
the total value from C-Stock in all golf courses. Turfgrass C-Stock increased following by
decreasing elevation 7530.26 kg/ha, 9531.36 kg/ha, and 10828.34 kg/ha in Cibodas Golf
Park, Bogor Golf Club, and the Golf Pantai Indah Kapuk respectively. On the other side, the
highest tree stands C-Stock was found in Bogor Golf Club 35931.42 kg/ha, following by the
Golf Pantai Indah Kapuk 23496.40 kg/ha, and Cibodas Golf Park 10332.97. According to
vegetation analysis showed the level of species diversity was medium at Cibodas Golf Park
(H’ = 2.73) and high at Bogor Golf Club (H’ = 4.19), and The Golf Pantai Indah Kapuk (H’
= 3). The difference of C-Stock in turfgrass and tree stands are strongly influenced by the
elevation, age and structure of the trees, as well as basal area of vegetation stands.
Keywords : allometric equation, environmental services, species diversity, tree stands,
turfgrass
PENDAHULUAN
Peran ekosistem daratan khususnya ruang hijau terbuka perkotaan dalam siklus karbon
merupakan topik yang menarik bagi peneliti dan pembuat kebijakan lingkungan. Berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri no 1 tahun 2007, yang dimaksud dengan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan
perkotaan dengan luas minimal 20 % yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika (DEPDAGRI, 2012). Permasalahan
yang terjadi saat ini terkait erat dengan perubahan penutupan dan penggunaan lahan.
Persatuan Golf Indonesia (2011) menyatakan terdapat 53 klub golf yang berada di kawasan
Jakarta, Bogor, Puncak, dan Cianjur. Pembangunan lapangan golf dari tahun ke tahun yang
cenderung meningkat mengakibatkan komunitas pencinta golf dikaitkan dengan dampak
lingkungan negatif yang timbul dari lapangan golf (Terman, 1997).
Perubahan penutupan dan penggunaan lahan berdampak pada keberadaan vegetasi.
Selain dari sisi estetika manfaat ekologis dari keberadaan vegetasi pada tingkat pohon di suatu
lanskap yang saat ini menjadi perhatian banyak orang adalah sebagai pengendali iklim terkait
dengan penyerapan karbondioksida melalui proses fotosintesis. Pendugaan karbon baik dari
sink maupun source yang menghasilkan gas rumah kaca (GRK) merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk mengurangi emisi akibat dampak lingkungan global. Penurunan gas
rumah kaca di atmosfer seperti CO₂ tidak hanya dilakukan dengan menurunkan emisi, tetapi
perlu diiringi dengan peningkatan penyerapan GRK (Valenti, 2010).
Padang golf dengan penataan lingkungan sebagai lanskap buatan dan habitat satwa liar
dapat juga menjadikan lapangan golf sebagai zona penyangga (buffer) antara daerah perkotaan
dan pedesaan yang menarik secara visual bagi para pemain golf. Arifin dan Nakagoshi (2011)
menambahkan ruang terbuka hijau di perkotaan merupakan lanskap potensial untuk
konservasi biodiversitas ketika ditopang oleh jaringan ekologi yang baik.
Peran vegetasi dalam kaitannya dengan penyerapan karbon merupakan salah satu jasa
lingkungan yang potensial untuk dikembangkan untuk mendukung sebuah harmonisasi
pembanguan yang berkelanjutan pada lanskap padang golf. Terlepas dari berbagai isu
lingkungan yang ditimbulkan dengan pembangunan lapangan golf seperti alih fungsi dan
perubahan penutupan lahan, diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis C-Stock pada rumput golf, 2) menganalisis C-
Stock pada tegakan, dan 3) menganalisis keanekaragaman jenis dan struktur tegakan di
padang golf.
2
METODOLOGI
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di tiga padang golf yaitu Cibodas Golf Park dengan koordinat
6044’18.34” LS dan 107
000’13.49” BT pada ketinggian 1339 m di atas permukaan laut (m
dpl), Bogor Golf Club dengan koordinat 6035’04.58” LS dan 106
046’42.87” BT pada
ketinggian 230 m dpl, dan padang golf the Golf Pantai Indah Kapuk dengan koordinat
6006’48.18” LS dan 106
044’56.32” BT pada ketinggian 3 m dpl. Analisis biomassa dan kadar
karbon dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Januari 2012 sampai dengan Mei 2012.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk analisis laboratorium penentuan kadar karbon rumput golf
adalah sampel rumput golf. Sedangkan alat yang digunakan antara lain timbangan kasar,
timbangan analitik, eksikator, oven, tanur, dan cawan aluminium.
Peralatan yang digunakan dalam survei untuk analisis keanekaragaman dan pendugaan
biomassa tegakan adalah global positioning system (gps), tally sheet, tali tambang, hagameter,
meteran, pita ukur, kalkulator.
Prosedur Penelitian
1. Penarikan Contoh Rumput Golf (Destruktif)
Rumput golf yang dijadikan sampel adalah rumput yang terdapat pada area permainan
green, teebox, fairway, dan rough di padang golf tempat penelitian dengan ukuran 0.5 m x 0.5
m dengan kedalaman 0-10 cm. Pengambilan sampel dilakukan secara random masing-masing
sebanyak 3 ulangan. Peubah yang diukur di lapangan adalah bobot basah. Sedangkan di
laboratorium yang diukur adalah bobot kering, kadar abu, kadar zar terbang, dan kadar
karbon.
2. Penentuan Petak Ukur Permanen Tegakan
Penentuan petak ukur permanen dilakukan dengan menggunakan petak contoh berupa
bujur sangkar dengan ukuran 20 m x 20 m. Survei untuk pengukuran fisik pohon dilakukan
untuk memperoleh data mengenai diameter batang. Pengukuran Diameter at breast height
(DBH) dilakukan pada ketinggian 130 cm dari atas permukaan tanah. DBH dibagi 4 kategori,
yaitu: < 10 cm , 10-19.9 cm, 20-29.9 cm, 30-39.9 cm, dan > 40 cm.
3. Analisis Keanekaragaman Vegetasi
Penentuan titik sampling di dalam setiap area lapangan golf dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Metode ini merupakan metode penentuan lokasi
penelitian secara sengaja yang dianggap representatif. Pengambilan contoh vegetasi dilakukan
dengan menggunakan petak contoh berupa bujur sangkar dengan beberapa ukuran. Bagian
petak contoh yang besar berukuran 20 m x 20 m untuk vegetasi yang berupa pohon, bagian
petak contoh yang kecil berukuran 10 m x 10 m untuk tiang, petak contoh ukuran 5 m x 5 m
untuk pancang.
Analisis Data
1. Penentuan Kadar Karbon Rumput Golf
Kadar Karbon terikat pada rumput golf didahului dengan tahapan penentuan biomassa
rumput golf, penentuan kadar air, penentuan kadar zat terbang, penentuan kadar abu, dan
terakhir penentuan kadar karbon. Kadar Karbon terikat dihitung dengan menggunakan rumus:
100% - kadar zat terbang - kadar abu.
2. Penentuan Biomassa dan Potensi C-Stock Tegakan
Penentuan biomassa pohon pada skala plot dari beberapa jenis pohon dilakukan dengan
metode non-destructive sampling yaitu dengan menggunakan persamaan alometrik spesifik
3
dan non spesifik untuk jenis pohon lainnya yang belum diketahui persamaan alometriknya
(Tabel 1)
Tabel 1. Persamaan Alometrik Spesifik Untuk beberapa Jenis Spesies Jenis Tegakan Persamaan
Akasia
Jati
Mahoni
Y = 0.0000478 D2.76
Y = 0.153 D2.382
Y = 0.048 D2.68
Kayu Putih Y = 0.206 D2.305
Resak
Pinus merkusii
Y = 0.0002264 D2.423
Y = 0.0000169D2.3169
Bambu Y = 0.1312 D2.2784
Sengon Y = 0.0272 D2.831
Karet
Puspa
Palem
Ki Putri
Y = 419-16.9 D + 0.322 D2
Y = 0.000093 D2.505
Y = 4.5 + (7.7 x H)
Y = 0.000179((D+1)2.102H0.37)
Pohon lain*
Pohon lain**
Pohon lain***
Y = 0.012 ( D2H)0.916
Y = 0.0509 ( D2H)
Y = 0.0776 ( D2H)0.94
Sumber : Chave et al. (2005), Hairiah et al. (2011), dan Krisnawati et al. (2012)
C-Stock dihitung dengan menggunakan pendekatan biomassa, dimana karbon dioksida yang
diserap tanaman melalui proses fotosintesis disimpan dalam bentuk biomassa. Biomassa total
dapat digunakan untuk menghitung total karbon yang tersimpan dengan menggunakan asumsi
bahwa kandungan karbon kira-kira 50% dari biomassa (Brown, 1997).
3. Analisis Keanekaragaman Jenis Vegetasi
Pendugaan struktur vegetasi pada setiap area padang golf dilakukan dengan
menggunakan analisis vegetasi dan indeks keragaman pada setiap titik sampling. Menurut
Soerianegara dan Indrawan (2008) penentuan komposisi jenis pohon dominan menggunakan
Indeks Nilai Penting (INP) dengan melihat nilai frekuensi relatif, kerapatan relatif, dan
dominansi relatif dengan menggunakan rumus:
Secara kuantitatif gambaran umum mengenai keanekaragaman tegakan pada suatu area
dapat dilihat dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon wiener, yang dihitung
dengan menggunakan persamaan :
Keterangan :
Y = biomassa pohon (kg/pohon)
D = diameter batang (cm)
= berat jenis kayu (gr/cm3)
H = tinggi tegakan (m)
* pohon yang belum tersedia persamaannya di
lokasi dengan curah hujan < 1500 mm/tahun
**pohon yang belum tersedia persamaannya di
lokasi dengan curah hujan 1500-4000 mm/tahun
***pohon yang belum tersedia persamaannya di
lokasi dengan curah hujan > 4000 mm/tahun
4
Keterangan :
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon
ni = Nilai INP jenis ke-i
N = Nilai INP total
HASIL
Potensi C-Stock Rumput Golf Area Permainan
Rata-rata cadangan karbon dari rumput golf pada area permainan di lokasi penelitian
meningkat dengan semakin sedikit bagian rumput yang dipangkas. Pada 3 lokasi penelitian
terlihat bahwa C-stock meningkat mulai dari area green, teebox, fairway, dan rough (Gambar
1). Nilai C-Stock tertinggi rumput golf pada area permainan terdapat di area rough berturut-
turut sebesar 3739.61 kg/ha, 3455.33 kg/ha, dan 4830.11 kg/ha
Gambar 1. Potensi Cadangan Karbon Pada Rumput Area Permainan di Lokasi Penelitian
Secara umum terlihat bahwa penurunan ketinggian lokasi penelitian mulai dari Cibodas
Golf Park (1330 m dpl) sampai the Golf Pantai Indah Kapuk (3 m dpl) cenderung
meningkatkan potensi cadangan karbon rumput golf pada masing-masing area permainan
dengan nilai total C-Stock 7530.26 kg/ha, 9531.36 kg/ha, dan 10828.34 kg/ha.
Potensi C-Stock Tegakan di Tiga Lokasi Penelitian
Potensi C-Stock tegakan pada ketiga lokasi penelitian meningkat dengan bertambahnya
kelas DBH tegakan (Gambar 2). Potensi C-Stock pada ketiga lokasi penelitian memiliki nilai
tertinggi pada kelas DBH 30-39.9 cm untuk Cibodas Golf Park dan kelas DBH > 40 cm untuk
Bogor Golf Club dan the Golf Pantai Indah Kapuk dengan nilai masing-masing 6428.38
kg/ha, 24283.03 kg/ha, dan 19219.04 kg/ha. Sedangkan nilai total C-Stock tegakan untuk
ketiga lokasi penelitian masing-masing bernilai 10332.97 kg/ha, 35931.42 kg/ha, dan
23496.40 kg/ha.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Cibodas Golf Park Bogor Golf Club The Golf Pantai Indah Kapuk
C-S
tock
(kg
/ha)
green
teebox
fairway
rough
total
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
< 10 10 - 19.9 20 - 29.9 30 - 39.9 > 40
C-S
tock
Te
gaka
n (
kg/h
a)
Kelas DBH (cm)Cibodas Golf Park Bogor Golf Club The Golf Pantai Indah Kapuk
5
H ≥ 3, keragaman spesies tinggi;
1 < H < 3, keragaman spesies sedang;
H ≤ 1, keragaman spesies rendah.
Gambar 2. Sebaran C-Stock Tegakan Pada Berbagai Kelas DBH di Lokasi Penelitian
Keanekeragaman Jenis dan Struktur Tegakan di Lokasi Penelitian
Berdasarkan indeks nilai penting (INP) pada Cibodas Golf Park, terlihat bahwa
Pterocarpus indicus dan Schima wallichi merupakan spesies yang dominan pada tingkat
pertumbuhan pohon dan tiang (Tabel 2).
Tabel 2. Beberapa Spesies dengan INP Tertinggi Pada Lokasi Penelitian
Lokasi Tingkat
Pertumbuhan Jenis Vegetasi INP
Indeks
Shannon (H’)
Cibodas Golf Park Pohon Pterocarpus indicus Willd. 57.70 2.09
Casuarina equisetifolia L. 38.71
Casuarina junghuniana Miq 34.12
Tiang Schima wallichi (DC.) Korth 198.39 0.64
Cibotium baranetz J.Sm. 101.61
Bogor Golf Club Pohon Tectona grandis L.f. 46.15 2.63
Pterocarpus indicus Willd. 41.24
Swietenia mahogani (L.)Jacq. 32.91
Tiang Tectona grandis L.f. 96.41 1.56
Maesopsis eminii Engl. 65.42
Pinus merkusii Jungh.&De Vr 50.29
the Golf Pantai Indah
Kapuk
Pohon Samanea saman (Jacq.) Merr. 36.33 3.00
Bismarckia nobilis
Hildebandt&H.Wendl.
24.42
Abrus precatorius L. 19.48
Sedangkan pada area Bogor Golf Club spesies yang mendominasi pada tingkat
pertumbuhan pohon maupun tiang adalah Tectona grandis dan pada the Golf Pantai Indah
Kapuk spesies yang mendominasi adalah Samanea saman. Keanekaragaman jenis pada lokasi
penelitian tergolong sedang pada Cibodas Golf Park (H’ = 2.73), dan tergolong tinggi pada
Bogor Golf Club dan The Golf Pantai Indah Kapuk dengan nilai H’ masing-masing 4.19 dan
3.00 (Tabel 2).
Gambar 3. Kerap
Gambar 4. Kerapa
Kapuk
0246810121416
0
100
200
300
< 10 10 - 19.9 20 - 29.9 30 - 39.9
Tin
ggi t
ega
kan
rat
a-ra
ta
(m)
Ke
rap
atan
ind
/ha
Kelas DBH (cm)Kerapatan ind/ha Tinggi tegakan rata-rata
0
2
4
6
8
10
12
14
0
20
40
60
80
< 10 10 - 19.9 20 - 29.9 30 - 39.9 > 40 Tin
ggi t
ega
kan
rat
a-ra
ta (
m)
Ke
rap
atan
ind
/ha
Kelas DBH (cm)
Kerapatan ind/ha Tinggi tegakan rata-rata
6
Gambar 3. Kerapatan dan Tinggi Tegakan pada Cibodas Golf Park
Vegetasi pada area Cibodas Golf Park didominasi oleh spesies berdiameter < 10 cm
dengan jumlah total individu mencapai 278 individu/ha (Gambar 3). Rataan tinggi vegetasi
tertinggi diperoleh dari vegetasi dengan kelas DBH 30-39.9 cm. Terlihat juga bahwa dengan
meningkatnya kerapatan maka tinggi pohon menurun dan begitu juga sebaliknya.
Struktur tegakan pada Bogor Golf Club mempunyai kerapatan total 189 individu/ha,
dengan sebaran individu tertinggi pada kelas diameter 10-19.9 cm sebanyak 69 individu/ha
dan terendah pada kelas diameter <10 cm sebanyak 22 individu/ha. Sedangkan untuk tinggi
pohon pada Bogor Golf Club, terlihat bahwa dengan meningkatnya diameter vegetasi maka
tinggi akan cenderung meningkat dan tinggi pohon maksimal diperoleh dari sebaran kelas
diameter > 40 cm (Gambar 4).
Struktur tegakan the Golf Pantai Indah Kapuk memiliki total kerapatan sebesar 106
individu/ha dengan kerapatan tertinggi pada kelas DBH > 40 cm yaitu sebesar 48 individu/ha.
Hal ini menunjukkan bahwa tegakan pada area the Golf Pantai Indah Kapuk didominasi oleh
tegakan dengan DBH > 40 cm (Gambar 5). Sedangkan rataan tinggi tegakan pada lokasi
penelitian meningkat dengan bertambahnya ukuran DBH dengan rataan tertinggi diperoleh
pada kelas diameter > 40 cm dengan rataan tinggi 8.91 m.
PEMBAHASAN
Potensi C-Stock Rumput Golf Area Permainan
C-Stock rumput golf pada area permainan meningkat dengan berkurangnya ketinggian
lokasi penelitian mulai dari area green, teebox, fairway, dan rough. Perbedaan cadangan
karbon pada masing-masing area disebabkan perbedaan ketinggian pangkasan rumput pada
masing-masing area tersebut.
Rumput golf jenis Bermuda grass maupun Zoysia grass tergolong rumput C4 yang
tumbuh adaptif di dataran rendah dibanding dataran tinggi. Hasil penelitian Mehaffey et al.
(2005) menunjukkan suhu adalah faktor utama yang mempengaruhi kecepatan tumbuhnya
daun pada poaceae, pada suhu yang lebih tinggi umumnya pertumbuhan daun berlangsung
0
2
4
6
8
10
0
10
20
30
40
50
60
< 10 10 - 19.9 20 - 29.9 30 - 39.9 > 40
Tin
ggi t
ega
kan
rat
a-ra
ta
(m)
Ke
rap
atan
ind
/ha
Kelas DBH (cm)Kerapatan ind/ha Tinggi tegakan rata-rata
Gambar 4. Kerapatan dan Tinggi Tegakan pada Bogor Golf Club
Gambar 5. Kerapatan dan Tinggi Tegakan pada the Golf Pantai Indah Kapuk
7
lebih cepat. Sehingga akumulasi biomassa berlangsung lebih cepat di dataran rendah
dibandingkan dataran tinggi.
Area green merupakan area yang paling rutin dipangkas dan bagian rumput golf yang
dipangkas menurun sampai pada area rough. Perbedaan ketinggian pangkasan ini
mengakibatkan perbedaan biomassa pada masing-masing area. Zhao et al. (2008)
menambahkan pada proses regenerasi yang cepat setelah clipping pada rumput, maka akan
diikuti oleh penggunaan CO2 oleh tanaman yang lebih cepat sehingga dapat memberikan
kontribusi besar dalam mengurangi akumulasi CO2 atmosfer dalam upaya mitigasi pemanasan
global.
Rumput pada area rough memiliki nilai C-Stock tertinggi karena area permainan
tersebut berfungsi sebagai penghalang laju bola sehingga memiliki ketinggian rumput yang
paling tinggi dibanding area lainnya. Selain disebabkan perbedaan ketinggian pangkasan dan
umur turfgrass pada tiga lokasi penelitian, perbedaan cadangan karbon pada ekosistem
turfgrass diduga disebabkan perbedaan dalam pemeliharaan rumput golf di lapangan seperti
intensitas pemupukan dan irigasi (Small dan Czimczik, 2010).
Potensi C-Stock Tegakan Pada Lokasi Penelitian
Tegakan pada Bogor Golf Club memiliki nilai C-Stock tertinggi disebabkan usia
lapangan golf tersebut paling tua diantara padang golf lainnya. Hal ini menyebabkan vegetasi
asli yang terdapat di area ini seperti karet cenderung memiliki DBH yang besar sehingga
potensi C-Stocknya juga tinggi.
Secara keseluruhan tegakan dengan kelas DBH > 30 cm mempunyai proporsi ± 60 %
dalam total cadangan karbon tegakan pada tiga lokasi penelitian. Menurut Kusmana et
al.(1992) salah satu faktor penting yang menentukan besarnya cadangan karbon pada tegakan
adalah diameter tegakan itu sendiri.
Pada Cibodas Golf Park sumbangan cadangan karbon tertinggi dihasilkan oleh famili
casuarinaceae seperti cemara gunung dan cemara laut. Kedua jenis ini merupakan tumbuhan
yang mampu beradapatasi baik di dataran tinggi sehingga pertumbuhan fisik tumbuhan yang
meliputi pertambahan diameter batang berlangsung cepat. Akibatnya tegakan dari kedua
spesies ini cenderung memiliki DBH yang besar sehingga potensi cadangan karbon yang
dimilikinya juga tinggi.
Sumbangan cadangan karbon terbesar dari tegakan di Bogor Golf Club dan the Golf
Pantai Indah Kapuk dihasilkan dari tegakan yang berasal dari famili fabaceae yang berfungsi
sebagai peneduh seperti angsana, sengon, flamboyan, dan trembesi. Nova et al. (2011)
menyatakan bahwa pohon-pohon jenis ini memiliki pertumbuhan diameter batang yang cukup
cepat sehingga akumulasi biomassanya berlangsung lebih cepat, hal ini menyebabkan potensi
karbon yang terkandung di dalamnya tergolong tinggi.
Keanekaragaman Jenis dan Struktur Tegakan di Lokasi Penelitian
Spesies puspa (Schima wallichi) pada area Cibodas Golf Park merupakan jenis yang
nilai kerapatan dan frekwensinya tertinggi sehingga dapat dianggap sebagai jenis yang rapat
serta tersebar luas pada hampir seluruh lokasi penelitian. Hal ini mendukung hasil penelitian
Arrijani et al. (2006) yang menyatakan puspa merupakan spesies yang mendominasi pada
zona sub Montana (1000-1500 m dpl) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Sebelum dibangun pada tahun 1935, kondisi vegetasi alami pada areal Bogor Golf
Club awalnya didomninasi oleh hutan karet. Menurut Sundarapandian dan Swamy (2000),
indeks nilai penting merupakan salah satu parameter yang dapat memberikan gambaran
tentang peranan jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya. Kemampuan spesies jati dalam
8
menempati sebagian besar lokasi penelitian menunjukkan bahwa spesies ini memiliki
kemampuan beradaptasi dengan kondisi lingkungan pada wilayah penelitian.
Struktur tegakan pada area the Golf Pantai Indah Kapuk didominasi oleh spesies
tanaman eksotik yang berasal dari famili arecaceae. Area The Golf Pantai Indah Kapuk
cenderung memiliki suhu yang tinggi dengan curah hujan rendah, tetapi secara keseluruhan
keanekaragaman jenis tegakan pada The Golf Pantai Indah Kapuk tergolong tinggi.
Bentuk struktur tegakan horizontal untuk tegakan pada Cibodas Golf Park menyerupai
huruf J terbalik (eksponensial negatif), bentuk struktur tegakan seperti ini sering ditemukan
pada tegakan hutan tidak seumur atau hutan alam dan berada dalam kondisi yang seimbang
(Onrizal et al., 2005). Kurva pertumbuhan struktur horizontal pada Cibodas Golf Park
berbentuk huruf J terbalik disebabkan oleh komposisi tegakan pada lokasi penelitian memiliki
kerapatan individu/ha yang menurun dengan bertambahnya ukuran DBH. Selain itu, hal ini
juga berarti bahwa populasi pohon di Cibodas Golf Park terdiri atas campuran seluruh kelas
diameter dengan didominasi oleh pohon berdiameter kecil, sehingga dapat menjamin
kelangsungan tegakan di masa mendatang
Struktur tegakan pada areal Bogor Golf Club memiliki sebaran yang mendekati normal
yang didominasi oleh spesies jati dengan DBH 10-19.9 cm. Davis et al. (2001) menyatakan
bahwa hutan dengan tegakan yang seumur cenderung mempunyai karakteristik struktur
tegakan membentuk kurva sebaran normal.
Tegakan pada area the Golf Pantai Indah Kapuk cenderung meningkat dengan
bertambahnya kelas diameter. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada lokasi ini didominasi
oleh spesies yang memiliki DBH besar dan memiliki kerapatan tinggi. Pengetahuan mengenai
struktur tegakan dapat memberikan informasi mengenai dinamika populasi suatu jenis
kelompok mulai dari tingkat pertumbuhan semai, tiang, pancang, pohon, maupun tumbuhan
bawah.
Pada areal Bogor Golf Club dan The Golf Pantai Indah Kapuk, untuk keseluruhan jenis
memiliki bentuk struktur yang tidak mengikuti bentuk umum struktur tegakan hutan alam (J
terbalik). Sedikitnya jumlah individu pada kelas diameter terkecil (< 10 cm) menyebabkan
ketidaksesuaian bentuk umum struktur tersebut. Penelitian Prasetyo (2006) menunjukkan
bahwa umumnya pada areal bekas penebangan, untuk keseluruhan jenis, individu pada kelas
diameter terkecil (< 10 cm) berjumlah sedikit. Hal ini dapat disebabkan karena jenis
berdiameter kecil yang masih berumur muda belum dapat beregenerasi secara optimal,
sedangkan jenis yang berukuran besar, juga mendapatkan gangguan seperti adanya aktivitas
penebangan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
1. Potensi C-Stock rumput golf pada masing-masing lokasi penelitian meningkat mulai
dari area green, teebox, fairway, dan rough. Nilai total C-Stock pada rumput golf
juga mengalami peningkatan diikuti dengan penurunan elevasi lokasi penelitian.
2. Nilai C-Stock tegakan tertinggi untuk semua lokasi penelitian dihasilkan pada kelas
DBH > 40 cm dan C- Stock total untuk tegakan memiliki nilai tertinggi pada Bogor
Golf Club diikuti the Golf Pantai Indah Kapuk dan Cibodas Golf Park. Faktor yang
mempengaruhi nilai C-Stock antara lain umur tegakan, DBH, dan jenis tegakan.
3. Komposisi struktur vegetasi yang terdapat pada lokasi penelitian beragam dengan
indeks keanekaragaman yang tergolong tinggi (H’ ≥ 3) pada Bogor Golf Club dan
9
The Golf Pantai Indah Kapuk, kecuali pada Cibodas Golf Park yang tergolong
sedang (1<H’<3).
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai
saran yaitu :
1. Pengurangan penebangan tegakan pohon ketika pembangunan sebuah padang golf
baru, dan pertahankan jenis vegetasi yang secara alamiah terdapat pada sebuah
padang golf untuk meningkatkan potensi cadangan karbon yang tersimpan dan
meminimalisir emisi karbon dari padang golf sehingga sebuah padang golf dapat
menjadi karbon sink yang baik.
2. Pemilihan jenis tegakan yang memiliki potensi cadangan karbon yang tinggi pada
area permainan maupun non permainan sangatlah penting dalam kaitannya dengan
optimalisasi lahan padang golf sebagai penambat karbon (carbon sequester).
DAFTAR PUSTAKA
Arifin HS, Nakagoshi N. 2011. Landscape ecology and urban biodiversity in tropical
Indonesian cities. Landscape Ecol Eng. 7:33–43.
Arrijani, Setiadi D, Guhardja E, Qayim I. 2006. Analisis vegetasi hulu DAS Cianjur Taman
Nasional Gunung Gede-Pangrango. Biodiversitas. 7:147-153.
Brown S. 1997. Estimating Biomassa and Biomass Change of Tropical Forest. FAO. Rome.
134 p.
Chave J, Andalo C, Brown S, Cairns MA, Chambers JQ, Eamus D, Folster H, Fromard F,
Higuchi N, Kira T, Lescure JP, Puig H, Riera B, Yamakura T. 2005. Tree allometry and
improved estimation of carbon stocks and balance in tropical forests. Oecologia.
145:87-99.
Davis LS, Johnson KN, Bettinger PS, Howard TE. 2001. Forest Management: To Sustain
Ecological, Economic and Social Value 4th
Edition. McGraw Hill. Boston. 277 p.
DEPDAGRI. 2012. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. http://depdagri.go.id. [30 Oktober 2012].
Hairiah K, Sitompul SM, Noordwijk MV, Palm C. 2011. Methods for Sampling Carbon
Stocks Above and Below Ground. ICRAF. Bogor. 23 p.
Kusmana C, Sabiham S, Abe K, Watanabe H. 1992. An Estimation of above ground biomass
of a mangrove forest in East Sumatra, Indonesia. Tropics . 4 : 143-257.
Krisnawati H, Adinugroho WC, Imanuddin R. 2012. Model-Model Alometrik Untuk
Pendugaan Biomassa Pohon Pada Berbagai Tipe Ekosistem Hutan di Indonesia. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor. 119 hal.
Mehaffey MH, Fisher DS, Burns JC. 2005. Photosynthesis and nutritive value in leaves of
three warm-season grasses before and after defoliation. J.Agron. 97:755–759.
Nova JS, Widyastuti A, Yani E. 2011. Keanekaragaman jenis pohon pelindung dan estimasi
penyimpanan karbon kota Purwokerto. Jakarta, 15 Mei 2011. Konservasi Sumberdaya
Alam dan Lingkungan. hal 176-222.
Onrizal, Kusmana C, Saharjo BS, Handayani IP, Kato T. 2005. Komposisi jenis dan struktur
hutan kerangas bekas kebakaran di Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan
Barat. 2005. Biodiversitas. 6:263-265.
[PGI] Persatuan Golf Indonesia. 2011. Daftar klub anggota persatuan golf Indonesia.
http://www.pgionline.org. [5 Oktober 2011].
10
Prasetyo D. 2006. Kajian Komposisi dan Struktur Tegakan Serta Pertumbuhan Jenis
Komersial, Khususnya Jenis Ramin di Hutan Rawa Gambut IUPHHK PT. DIAMOND
RAYA TIMBER, Provinsi Riau. Skripsi. Departemen Budidaya Hutan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 90 hal. [Tidak Dipublikasi].
Soerianegara I, Indrawan A. 2008. Ekologi Hutan Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
83 hal.
Small AT, Czimczik CI. 2010. Carbon sequestration and green house gas emissions in urban
turf. Geophysical Research Letters. 37:67:73.
Sundarapandian SM, Swamy PS. 2000. Forest ecosystem structure and composition along an
altitudinal gradient in the Western Ghats, South India. J of Trop For Sci. 12 :104-123.
Terman MR. 1997. Natural link : naturalistic golf courses as wildlife habitat. Landscape and
Urban Planning. 38:183-197.
Valenti A. 2010. Carbon footprint analysis of operation and maintenance of northern
california golf courses. Environment International. 57:319-3.
Zhao W, Chen SP, Lin GH. 2008. Compensatory growth responses to clipping defoliation in
Leymus chinensis (Poaceae) under nutrient addition and water deficiency conditions.
Plant ecol. 196:85–99.