(ANAKOVA, 3X2 faktorial)
(Dosen: Prof. Dr. H. Faat Maonde, MS)
ANGGOTA KELOMPOK:
AHMAD RUSTAM (G2 I1 12 008)
HERLINA (G2 I1 12 007)
WAODE NURLINA MBAY (G2 I1 12 021)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
JUNI, 2013
2
JUDUL:
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Jenis Sekolah Terhadap Hasil
Belajar Matematika dengan Mengontrol kovariat Minat
(Studi Eksperimen pada Siswa SMP)
RUMUSAN MASALAH:
1. Apakah ada pengaruh kovariat minat (X) terhadap hasil belajar matematika.
2. Apakah ada perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan level sekolah
termasuk interaksinya secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika dengan
mengontrol kovariat minat (X)?
3. Apakah ada perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif termasuk interaksinya
secara bersama-sama maupun secara terpisah terhadap hasil belajar matematika dengan
mengontrol kovariat minat (X)?
a) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan khusus
sekolah Swasta?
b) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT khusus
sekolah Swasta?
c) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe TPS?
d) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?
3
e) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT?
4. Apakah ada perbedaan pengaruh level sekolah termasuk interaksinya secara bersama-
sama maupun secara terpisah terhadap hasil belajar matematika dengan mengontrol
kovariat minat (X)?
a) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT?
b) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT khusus
sekolah Negeri?
c) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta?
d) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT khusus
sekolah Negeri?
e) Apakah ada pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT khusus
sekolah Swasta?
4
TUJUAN
1. Untuk mempelajari pengaruh kovariat minat (X) terhadap hasil belajar matematika.
2. Untuk mempelajari perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan level sekolah
termasuk interaksinya secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika dengan
mengontrol kovariat minat (X)?
3. Untuk mempelajari perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif termasuk
interaksinya secara bersama-sama maupun secara terpisah terhadap hasil belajar
matematika dengan mengontrol kovariat minat (X)?
a) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan khusus
sekolah Swasta?
b) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT khusus
sekolah Swasta?
c) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe TPS?
d) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?
e) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT?
5
4. Untuk mempelajari perbedaan pengaruh level sekolah termasuk interaksinya secara
bersama-sama maupun secara terpisah terhadap hasil belajar matematika dengan
mengontrol kovariat minat (X)?
a) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT?
b) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT khusus sekolah
Negeri?
c) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan mengontrol
kovariat minat khusus sekolah Swasta?
d) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT khusus
sekolah Negeri?
e) Untuk mempelajari pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT khusus
sekolah Swasta?
6
Desain Penelitian
Tabel. Desain penelitian 3x2 faktorial
Model Pembelajaran Jenis SekolahNegeri Swasta
Kooperatif tipe TPS
Kooperatif tipe Jigsaw
Kooperatif tipe NHT
PERNYATAAN HIPOTESIS DAN HIPOTESIS STATISTIK
1. Kovariat minat mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
matematika.
Hipotesis Statistik:
H0: δ0 = 0, dengan i = 1,2,3 dan j = 1,2
H1: Bukan H0
2. Rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif dan level sekolah termasuk interaksinya secara bersama-sama terhadap hasil
belajar matematika dengan mengontrol kovariat minat SMP mempunyai perbedaan
pengaruh yang signifikan.
Hipotesis Statistik:
H0: Ai = Bj = (AB)ij = kovariat minat (X) = 0, dengan i = 1,2,3 dan j = 1,2
H1: Bukan H0
3. Rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif termasuk interaksinya secara bersama-sama maupun secara terpisah terhadap
hasil belajar matematika dengan mengontrol kovariat minat SMP mempunyai perbedaan
pengaruh yang signifikan.
Hipotesis Statistik:
H0: Ai = (AB)ij = kovariat minat (X) = 0, dengan i = 1,2,3 dan j = 1,2
H1: Bukan H0
7
a) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan mengontrol
kovariat minat khusus sekolah Swasta.
Hipotesis Statistik:
H0: δ 1 ≤ 0 lawan H1: δ 1 > 0
b) Sec Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta.
Hipotesis Statistik:
H0: δ 2 ≤ 0 lawan H1: δ 2 > 0
c) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
dengan mengontrol kovariat minat khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe TPS.
Hipotesis Statistik:
H0: δ 3 ≤ 0 lawan H1: δ 3 > 0
d) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
dengan mengontrol kovariat minat khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
Hipotesis Statistik:
H0: δ 4 ≤ 0 lawan H1: δ 4 > 0
e) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
dengan mengontrol kovariat minat khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT.
8
Hipotesis Statistik:
H0: δ 5 ≤ 0 lawan H1: δ 5 > 0
4. Rerata hasil belajar matematika untuk siswa berdasarkan level sekolah termasuk
interaksinya secara bersama-sama maupun secara terpisah terhadap hasil belajar
matematika dengan mengontrol kovariat minat SMP mempunyai perbedaan pengaruh
yang signifikan.
Hipotesis Statistik:
H0: Bj = (AB)ij = kovariat minat (X) = 0, dengan i = 1,2,3 dan j = 1,2
H1: Bukan H0
a) Se Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
dengan mengontrol kovariat minat khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT.
Hipotesis Statistik:
H0: δ 1 ≤ 0 lawan H1: δ 1 > 0
b) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan mengontrol
kovariat minat khusus sekolah Negeri.
Hipotesis Statistik:
H0: δ 2 ≤ 0 lawan H1: δ 2 > 0
c) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan mengontrol
kovariat minat khusus sekolah Swasta.
Hipotesis Statistik:
9
H0: δ 3 ≤ 0 lawan H1: δ 3 > 0
d) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
mengontrol kovariat minat khusus sekolah Negeri.
Hipotesis Statistik:
H0: δ 4 ≤ 0 lawan H1: δ 4 > 0
e) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta.
Hipotesis Statistik:
H0: δ 5 ≤ 0 lawan H1: δ 5 > 0
ANALISIS
STATISTIK DESKRIPTIF
Tabel. Crosstabulation
FS6 * Y_BARU CrosstabulationCount
Y_BARU Total1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
FS6
11,00 1 8 10 6 0 2512,00 0 6 9 10 0 2521,00 0 8 16 1 0 2522,00 0 6 15 3 1 2531,00 0 5 16 4 0 2532,00 0 3 13 8 1 25
Total 1 36 79 32 2 150
Keterangan:
FS6 = 11 : model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada sekolah Negeri
FS6 = 12 : model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada sekolah Swasta
FS6 = 21 : model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada sekolah Negeri
FS6 = 22 : model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada sekolah Swasta
10
FS6 = 31 : model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada sekolah Negeri
FS6 = 32 : model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada sekolah Swasta.
Pengelompokkan nilai hasil belajar matematika siswa yaitu sebagai berikut:
Y< 50 : kelompok 1.
Y ≥ 50&Y < 63 : kelompok 2.
Y ≥ 63 & Y < 76 : kelompok 3.
Y ≥ 76 & Y < 89 : kelompok 4.
Y ≥ 89 : kelompok 5.
Berdasarkan Tabel. Crosstabulation terlihat bahwa paling banyak siswa berada pada
kelompok 3 yaitu mendapat nilai dengan interval Y ≥ 63 & Y < 76. Pada kelompok 3 terlihat
bahwa paling banyak siswa berada di baris (21,00) dan baris (31,00) yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe TPS pada sekolah Negeri dan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT pada sekolah Negeri. Jadi model paling efektif yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe TPS pada sekolah Negeri dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada
sekolah Negeri.
STATISTIK INFERENSIAL
Analisis inferensial dipakai untuk menguji masing-masing hipotesis kerja (H1).
Masing-masing pengujian hipotesis didahului dengan pengujian sifat homogen dengan
menggunakan statistic uji Levene’s. Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
data mempunyai varians yang sama (homogen).
Hipotesis statistik untuk menguji sifat homogenitas Design: Intercept + X adalah:
H0: σ11 = σ12 = σ21 = σ22= σ31 = σ32 = 0
H1: Bukan H0Tabel 1
Hasil Analisis Statistik Uji Levenne’sLevene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: YF df1 df2 Sig.
1,404 5 144 ,226Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across groups.a. Design: Intercept + X
Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.20
11
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel. 1 dapat disimpulkan bahwa, H0 diterima
berdasarkan Statistic Levenne’s dengan df1 = 5 dan df2 = 144 untuk masing-masing variabel
Y, A, B, dan kovariat X dengan Fh = 1,404 dan nilai–p = 0,226 > α = 0,05, sehingga H0
diterima. H0 diterima berarti data mendukung asumsi bahwa ketiga variabel Y, A, B dan
kovariat minat mempunyai varian yang sama (homogen) antar kelompok model
pembelajaran kooperatif (A) dan level sekolah (B) dengan mengontrol kovariat minat.
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis-hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis ke-1 “Kovariat minat (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar matematika”.
H0: H0: δij = 0, dengan i = 1,2,3 dan j = 1,2H1: Bukan H0
Tabel. 15Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: YSource Type III Sum of
Squaresdf Mean Square F Sig. Partial Eta
SquaredCorrected Model 405,237a 1 405,237 5,168 ,024 ,034
Intercept 95648,677 1 95648,677 1219,912 ,000 ,892X 405,237 1 405,237 5,168 ,024 ,034
Error 11604,123 148 78,406Total 721200,000 150
Corrected Total 12009,360 149a. R Squared = ,034 (Adjusted R Squared = ,027)
Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.20
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 15 dengan memperhatikan baris X pada
kolom 5 dan 6 dengan nilai Fhitung = 5,168 dengan nilai-p = 0,024 > α = 0,05 yang
menunjukkan bahwa H0 diterima. Dengan diterimanya H0 maka kovariat minat mempunyai
perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika.
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data mempunyai varians
yang sama (homogen).
Hipotesis statistik untuk menguji sifat homogenitas adalah:
H0: σ11 = σ12 = σ21 = σ22= σ31 = σ32 = 0
H1: Bukan H0
12
Tabel 1Hasil Analisis Statistik Uji Levenne’s
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: YF df1 df2 Sig.1,916 5 144 ,095
Tests the null hypothesis that the error varianceof the dependent variable is equal across groups.a. Design: Intercept + X + A + B + A * B
Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.20
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel. 1 dapat disimpulkan bahwa, H0 diterima
berdasarkan Statistic Levenne’s dengan df1 = 5 dan df2 = 144 untuk masing-masing variabel
Y, A, B, dan kovariat X dengan Fh = 1,916 dan nilai–p = 0,095 > α = 0,05, sehingga H0
diterima. H0 diterima berarti data mendukung asumsi bahwa ketiga variabel Y, A, B dan
kovariat minat mempunyai varian yang sama (homogen) antar kelompok model
pembelajaran kooperatif (A) dan level sekolah (B) dengan mengontrol kovariat minat.
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis-hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis ke-2 dengan pernyataan: “Rerata hasil belajar matematika antara siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif dan level sekolah termasuk interaksinya
secara bersama-sama dengan mengontrol kovariat minat mempunyai perbedaan pengaruh
yang signifikan”.
Model umum persamaan untuk menguji pernyataan hipotesis di atas menggunakan
model analisis varian sebagai berikut:
Yijk = μ + Ai + Bj + (AB)ij + kovariat minat (X) + εijk ... (1)
Hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: Ai = Bj = (AB)ij = kovariat minat (X) = 0, dengan i = 1,2,3 dan j = 1,2
H1: Bukan H0
13
Tabel 2Hasil Analisis Varian Antara Faktor A dan B
Terhadap Hasil Belajar Matematika
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Y
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig. Partial Eta
Squared
Corrected Model 1055,567a 6 175,928 2,297 ,038 ,088
Intercept 72709,552 1 72709,552 949,211 ,000 ,869
X 104,447 1 104,447 1,364 ,245 ,009
A 275,372 2 137,686 1,797 ,169 ,025
B 326,216 1 326,216 4,259 ,041 ,029
A * B 62,258 2 31,129 ,406 ,667 ,006
Error 10953,793 143 76,600
Total 721200,000 150
Corrected Total 12009,360 149
a. R Squared = ,088 (Adjusted R Squared = ,050)Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.20
Berdasarkan hasil analisis dalam tabel di atas dengan memperhatikan baris corrected
model pada kolom 5 dan 6 dengan nilai Fhitung = 2,297 dengan nilai-p = 0,038 < α = 0,05,
yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan ditolaknya H0 maka rerata hasil belajar
matematika antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif dan level sekolah
termasuk interaksinya secara bersama-sama dengan mengontrol kovariat minat mempunyai
perbedaan pengaruh yang signifikan.
Uji heterogen digunakan untuk mengetahui apakah data mempunyai varians yang
heterogen.
Hipotesis statistik untuk menguji sifat homogenitas adalah:
H0: σ11 = σ12 = σ21 = σ22= σ31 = σ32 = 0
H1: Bukan H0
14
Tabel 1Hasil Analisis Statistik Uji Levenne’s
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: YF df1 df2 Sig.
10,169 5 144 ,000Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across groups.a. Design: Intercept + X + A + A * B + A * X + A *
B * XSumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.20
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel. 1 dapat disimpulkan bahwa, H0 diterima
berdasarkan Statistic Levenne’s dengan df1 = 5 dan df2 = 144 untuk masing-masing variabel
Y, A, B, dan kovariat X dengan Fh = 10,169 dan nilai–p = 0,000 > α = 0,05, sehingga H0
diterima. H0 diterima berarti data mendukung asumsi bahwa ketiga variabel Y, A, B dan
kovariat minat mempunyai varian yang sama (homogen) antar kelompok model
pembelajaran kooperatif (A) dan level sekolah (B) dengan mengontrol kovariat minat.
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis-hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis ke-3 dengan pernyataan: “Rerata hasil belajar matematika antara siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif termasuk interaksinya secara bersama-sama
mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan dengan mengontrol kovariat minat”.
Model umum persamaan untuk menguji pernyataan hipotesis di atas menggunakan model
analisis varian sebagai berikut:
Yijk = μ + Ai + (AB)ij +kovariat minat (X) + εijk ... (2)
Berdasarkan model di atas disusun hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: Ai = (AB)ij = kovariat minat (X) = 0, dengan i = 1,2,3 dan j = 1,2
H1: Bukan H0
15
Tabel 3Hasil Analisis Varian Menurut Faktor A
Terhadap Hasil Belajar Matematika dengan mengontrol kovariat minat
Tests of Between-Subjects EffectsDependent Variable: YSource Type III Sum of
Squaresdf Mean Square F Sig. Partial Eta
SquaredCorrected Model 3828,345a 11 348,031 5,871 ,000 ,319Intercept 31079,461 1 31079,461 524,258 ,000 ,792X 1175,474 1 1175,474 19,828 ,000 ,126A 1774,503 2 887,251 14,966 ,000 ,178A * B 2246,231 3 748,744 12,630 ,000 ,215A * X 2286,722 2 1143,361 19,287 ,000 ,218A * B * X 2566,487 3 855,496 14,431 ,000 ,239Error 8181,015 138 59,283Total 721200,000 150Corrected Total 12009,360 149a. R Squared = ,319 (Adjusted R Squared = ,264)
Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.20
Berdasarkan hasil analisis dalam tabel 3,574 dengan nilai-p = 0,000 < α = 0,05 yang
menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan ditolaknya H0 maka Rerata hasil belajar matematika
antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif termasuk interaksinya secara
bersama-sama mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan dengan mengontrol kovariat
minat.
Berdasarkat hasil interaksi A*B dengan mengontrol kovatriat minat mempunyai
perbedaan pengaruh yang signifikan maka analisis selanjutnya adalah menguji hipotesis
dengan faktor khusus.
Faktor khusus y/ang dimaksud adalah berkaitan dengan hasil analisis menurut faktor
A terhadap hasil belajar matematika dengan mengontrol kovariat minat yang terdiri dari 5
hipotesis yang hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel berikut:
16
Tabel. 5
Parameter Estimates
Dependent Variable: YParameter B Std.
Errort Sig. 95% Confidence Interval Partial Eta
SquaredLowerBound
UpperBound
Intercept 5,002E-012 11,322 ,000 1,000 -22,386 22,386 ,000
X 1,000 ,155 6,466 ,000 ,694 1,306 ,232[A=1,00] 76,749 12,243 6,269 ,000 52,541 100,958 ,222[A=2,00] 66,770 12,585 5,305 ,000 41,885 91,655 ,169[A=3,00] 0a . . . . . .
[A=1,00] * [B=1,00] -2,349 6,575 -,357 ,721 -15,350 10,652 ,001[A=1,00] * [B=2,00] 0a . . . . . .[A=2,00] * [B=1,00] ,994 7,447 ,133 ,894 -13,732 15,719 ,000
[A=2,00] * [B=2,00] 0a . . . . . .
[A=3,00] * [B=1,00] 75,163 12,234 6,144 ,000 50,972 99,354 ,215
[A=3,00] * [B=2,00] 0a . . . . . .
[A=1,00] * X -1,050 ,160 -6,576 ,000 -1,366 -,735 ,239
[A=2,00] * X -,997 ,160 -6,234 ,000 -1,314 -,681 ,220[A=3,00] * X 0a . . . . . .
[A=1,00] * [B=1,00] * X -,021 ,056 -,374 ,709 -,132 ,090 ,001[A=1,00] * [B=2,00] * X 0a . . . . . .[A=2,00] * [B=1,00] * X -,020 ,058 -,349 ,728 -,134 ,094 ,001[A=2,00] * [B=2,00] * X 0a . . . . . .[A=3,00] * [B=1,00] * X -1,060 ,162 -6,560 ,000 -1,379 -,740 ,238[A=3,00] * [B=2,00] * X 0a . . . . . .
a. This parameter is set to zero because it is redundant.Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.17
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilakukan pengujian secara parsial menggunakan
model analisis regresi non hirarki dengan persamaan sebagai berikut :
Yijk = δ 0 + δ1[A=1] + δ2[A=2] + δ3[A=1][B=1] + δ4[A=2][B=1] + δ5[A=3][B=1] + δ 0X + ε
Koefisien regresi non hirarki menurut persamaan di atas sebagai berikut :
Tabel. 6Koefisien Regresi Pengaruh Linier kovariat minat (X)
B = 1 B = 2 1 – 2A = 1 δ 0 + δ 1 + δ 3 δ 0 + δ 1 δ 3
A = 2 δ 0 + δ 2 + δ 4 δ 0 + δ 2 δ 4
A = 3 δ 0 + δ 5 δ 0 δ 5
1 – 3 X δ 1
2 – 3 X δ 2
Selanjutnya diperoleh:
17
Y^ = 5,002 – 1,05[A=1] – 0,997[A=2] – 0,021[A=1][B=1] – 0,02[A=2][B=1] –
0,06[A=3][B=1] + 1,000 X
Berdasarkan Tabel koefisien regresi non hirarki menurut faktor A dapat disusun
hipotesis parsial sebagai berikut :
Hipotesi (3.a. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta”.
Hipotesis Statistik:
H0: α 1 ≤ 0 lawan H1: α 1 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 5 diperoleh nilai th = -6,144 dan nilai-
p/2 = 0,000/2 = 0,000 < α = 0,05, yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan
ditolaknya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta”.
Hipotesi (3.b. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT khusus sekolah Swasta”,
hipotesis statistik:
H0: α 2 ≤ 0 lawan H1: α 2 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 5 diperoleh nilai th = -6,234 dan nilai-
p/2 = 0,000/2 = 0,000 > α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan
ditolaknya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
18
rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta.
Hipotesis (3.c. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik
dibandingkan Sekolah Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model
pembelajaran Kooperatif tipe TPS”,
dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: α 3 ≤ 0 lawan H1: α 3 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 5 diperoleh nilai t = -0,374 dan nilai-
p/2 = 0,709/2 = 0,3504 > α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 diterima. Dengan
diterimanya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
rerata hasil belajar matematika untuk siswa Sekolah Negeri tidak lebih baik
dibandingkan Sekolah Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model
pembelajaran Kooperatif tipe TPS.
Hipotesis (3.d. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik
dibandingkan Sekolah Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model
pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw”.
H0: α 4 ≤ 0 lawan H1: α 4 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 5 diperoleh nilai t = -0,349 dan nilai-
p/2 = 0,728/2 = 0,364< α = 0,05, yang menunjukkan bahwa H0 diterima. Dengan
diterimanya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
rerata hasil belajar matematika untuk siswa Sekolah tidak Negeri lebih baik
19
dibandingkan Sekolah Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model
pembelajaran Kooperatif tipe NHT.
Hipotesis (3.e. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik
dibandingkan Sekolah Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model
pembelajaran Kooperatif tipe NHT”.
H0: α5 ≤ 0 lawan H1: α 5 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 5 di atas diperoleh nilai t = -6,560 dan
nilai-p/2 = 0,000/2 = 0,000 > α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan
ditolaknya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
rerata hasil belajar matematika untuk siswa Sekolah Negeri tidak lebih baik
dibandingkan Sekolah Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model
pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data mempunyai varians
yang sama (homogen).
Hipotesis statistik untuk menguji sifat homogenitas adalah:
H0: σ11 = σ12 = σ21 = σ22= σ31 = σ32 = 0
H1: Bukan H0
Tabel 1Hasil Analisis Statistik Uji Levenne’sLevene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: YF df1 df2 Sig.
10,169 5 144 ,000Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across groups.a. Design: Intercept + X + B + A * B + B * X + A *
B * XSumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.20
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel. 1 dapat disimpulkan bahwa, H0 diterima
berdasarkan Statistic Levenne’s dengan df1 = 5 dan df2 = 84 untuk masing-masing variabel
20
Y, A, B, dan kovariat X dengan Fh = 10,169 dan nilai–p = 0,000 > α = 0,05, sehingga H0
ditolak. H0 ditolaknya berarti data mendukung asumsi bahwa ketiga variabel Y, A, B dan
kovariat minat mempunyai varian yang berbeda (heterogen) antar kelompok model
pembelajaran kooperatif (A) dan level sekolah (B) dengan mengontrol kovariat minat.
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis-hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis ke-4 dengan pernyataan: “Rerata hasil belajar matematika antara siswa sekolah
negeri dengan sekolah swasta termasuk interaksinya secara bersama-sama maupun secara
terpisah mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan dengan mengontrol kovariat
minat”.
Model umum persamaan untuk menguji pernyataan hipotesis di atas menggunakan
model analisis varian sebagai berikut:
Yijk = μ + Bj + (AB)ij + kovariat minat (X) + εijk ... (3)
Berdasarkan model (3) disusun hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: Bj = (AB)ij = kovariat minat (X) = 0, dengan i = 1,2 dan j = 1,2H1: Bukan H0
Tabel 4Hasil Analisis Varian Menurut Faktor B
Terhadap Hasil Belajar Matematika dengan mengontrol kovariat minatTests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: YSource Type III Sum of
Squaresdf Mean Square F Sig. Partial Eta
SquaredCorrected Model 3828,345a 11 348,031 5,871 ,000 ,319
Intercept 31079,461 1 31079,461 524,258 ,000 ,792X 1175,474 1 1175,474 19,828 ,000 ,126B 1300,282 1 1300,282 21,934 ,000 ,137
A * B 2413,145 4 603,286 10,176 ,000 ,228B * X 2205,990 1 2205,990 37,211 ,000 ,212
A * B * X 2624,272 4 656,068 11,067 ,000 ,243Error 8181,015 138 59,283Total 721200,000 150
Corrected Total 12009,360 149a. R Squared = ,319 (Adjusted R Squared = ,264)
Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.20
Berdasarkan hasil analisis dalam tabel di atas dengan memperhatikan baris corrected
model pada kolom 5 dan 6 dengan nilai Fh = 5, 871 dengan nilai-p = 0,000 < α = 0,05 yang
21
menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan ditolaknya H0 maka Rerata hasil belajar matematika
antara siswa sekolah negeri dengan sekolah swasta termasuk interaksinya secara bersama-
sama maupun secara terpisah mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan dengan
mengontrol kovariat minat.
Berdasarkat hasil interaksi A*B mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan
maka analisis selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan faktor khusus.
Faktor khusus yang dimaksud adalah berkaitan dengan hasil analisis menurut faktor B
terhadap hasil belajar matematika dengan mengontrol kovariat minat yang terdiri dari 5
hipotesis yang hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel. 7Parameter Estimates
Dependent Variable: YParameter B Std.
Errort Sig. 95% Confidence Interval Partial Eta
SquaredLowerBound
UpperBound
Intercept -3,741E-012 11,322 ,000 1,000 -22,386 22,386 ,000
X 1,000 ,155 6,466 ,000 ,694 1,306 ,232
[B=1,00] 75,163 12,234 6,144 ,000 50,972 99,354 ,215
[B=2,00] 0a . . . . . .
[A=1,00] * [B=1,00] -,763 6,559 -,116 ,908 -13,731 12,205 ,000
[A=1,00] * [B=2,00] 76,749 12,243 6,269 ,000 52,541 100,958 ,222
[A=2,00] * [B=1,00] -7,400 6,837 -1,082 ,281 -20,919 6,120 ,008
[A=2,00] * [B=2,00] 66,770 12,585 5,305 ,000 41,885 91,655 ,169
[A=3,00] * [B=1,00] 0a . . . . . .
[A=3,00] * [B=2,00] 0a . . . . . .
[B=1,00] * X -1,060 ,162 -6,560 ,000 -1,379 -,740 ,238
[B=2,00] * X 0a . . . . . .
[A=1,00] * [B=1,00] * X -,011 ,061 -,188 ,851 -,132 ,109 ,000
[A=1,00] * [B=2,00] * X -1,050 ,160 -6,576 ,000 -1,366 -,735 ,239
[A=2,00] * [B=1,00] * X ,042 ,062 ,684 ,495 -,080 ,165 ,003
[A=2,00] * [B=2,00] * X -,997 ,160 -6,234 ,000 -1,314 -,681 ,220
[A=3,00] * [B=1,00] * X 0a . . . . . .
[A=3,00] * [B=2,00] * X 0a . . . . . .
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS/PC Ver.17
22
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilakukan pengujian secara parsial menggunakan
model analisis regresi non hirarki dengan persamaan sebagai berikut :
Y = δ0 + δ1[B=1] + δ2[A=1][B=1] + δ3 [A=1][B=2] + δ4 [A=2][B=1]+ δ5[A=2][B=2] + δ0X+ ε
Koefisien regresi non hirarki menurut persamaan di atas sebagai berikut :
Tabel. 8Koefisien Regresi Pengaruh Linier kovariat minat (X)
B = 1 B = 2 1 – 2A = 1 δ 0 + δ 1 + δ 2 δ 0 + δ 3 XA = 2 δ 0 + δ 1 + δ 4 δ 0 + δ 5 XA = 3 δ 0 + δ 1 δ 0 δ 1
1 – 3 δ 2 δ 3
2 – 3 δ 4 δ 5
Selanjutnya diperoleh:
Y = - 3,741 – 1,06[B=1] – 0,011[A=1] [B=1] -1,05[A=1][B=2] + 0,042[A=2][B=1] –
0,997[A=2][B=2].
Berdasarkan Tabel koefisien regresi non hirarki menurut faktor B dapat disusun hipotesis
parsial sebagai berikut :
Hipotesis (4.a. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik
dibandingkan Sekolah Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model
pembelajaran Kooperatif tipe NHT”
Hipotesis Statistik:
H0: β 1 ≤ 0 lawan H1: β 1 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 7 diperoleh nilai t = -6,560 dan nilai-
p/2 = 0,000/2 = 0,000 > α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan
ditolaknya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
rerata hasil belajar matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan
Sekolah Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model pembelajaran
Kooperatif tipe NHT.
23
Hipotesis (4.b. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Negeri”,
dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: β 2 ≤ 0 lawan H1: β 2 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 7 diperoleh nilai t = -0,188 dan nilai-
p/2 = 0,851 /2 = 0,425< α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 diterima. Dengan
diterimanya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw tidak lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta.
Hipotesis (4.c. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta”,
dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: β 3 ≤ 0 lawan H1: β 3 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 7 diperoleh nilai t = -6,576 dan nilai-
p/2 = 0,000 /2 = 0,000 < α = 0,05, yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan
ditolaknya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta.
24
Hipotesis (4.d. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Negeri”.
H0: β 4 ≤ 0 lawan H1: β 4 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 7 diperoleh nilai t = 0,684 dan nilai-
p/2 = 0,495/2 = 0,2452< α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 diterima. Dengan
diterimanya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw tidak lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Negeri.
Hipotesis (4.e. dengan pernyataan: “Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat
(X) terhadap rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta”.
H0: β 5 ≤ 0 lawan H1: β 5 > 0
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel. 7 diperoleh nilai t = -6,234 dan nilai-
p/2 = 0,000/2 = 0,000 > α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan
ditolaknya H0 maka Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap
rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta.
25
KESIMPULAN
1. Kovariat minat mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
matematika.
2. Rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif dan level sekolah termasuk interaksinya secara bersama-sama terhadap hasil
belajar matematika dengan mengontrol kovariat minat SMP mempunyai perbedaan
pengaruh yang signifikan.
3. Rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif termasuk interaksinya secara bersama-sama maupun secara terpisah terhadap
hasil belajar matematika dengan mengontrol kovariat minat SMP mempunyai perbedaan
pengaruh yang signifikan.
a) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan mengontrol
kovariat minat khusus sekolah Swasta.
b) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta.
c) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri tidak lebih baik dibandingkan Sekolah
Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe
TPS.
d) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri tidak lebih baik dibandingkan Sekolah
26
Swasta dengan mengontrol kovariat minat khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe
Jigsaw.
e) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
dengan mengontrol kovariat minat khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT.
4. Rerata hasil belajar matematika untuk siswa berdasarkan level sekolah termasuk
interaksinya secara bersama-sama maupun secara terpisah terhadap hasil belajar
matematika dengan mengontrol kovariat minat SMP mempunyai perbedaan pengaruh
yang signifikan.
a) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa Sekolah Negeri lebih baik dibandingkan Sekolah Swasta
dengan mengontrol kovariat minat khusus Model pembelajaran Kooperatif tipe
NHT.
b) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS tidak lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Negeri.
c) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta.
d) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw tidak lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan mengontrol kovariat minat khusus sekolah Negeri.
27
e) Secara signifikan pengaruh linier kovariat minat (X) terhadap rerata hasil belajar
matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
mengontrol kovariat minat khusus sekolah Swasta.
DATA PRIMER SMP
Nomor A B X Y Nomor A B X Y Nomor A B X Y
1 1 1 176 67 51 2 1 54 62 101 3 1 75 672 1 1 78 73 52 2 1 154 62 102 3 1 65 623 1 1 87 68 53 2 1 147 64 103 3 78 654 1 1 67 80 54 2 1 124 63 104 3 1 78 695 1 1 56 62 55 2 1 132 66 105 3 1 87 656 1 1 132 56 56 2 1 178 67 106 3 1 69 697 1 1 123 63 57 2 1 92 70 107 3 1 89 678 1 1 121 78 58 2 1 73 62 108 3 1 75 629 1 1 86 79 59 2 1 94 75 109 3 1 54 7910 1 1 123 72 60 2 1 75 52 110 3 1 154 6311 1 1 87 56 61 2 1 78 55 111 3 1 147 6612 1 1 65 64 62 2 1 154 70 112 3 1 124 8713 1 1 72 55 63 2 1 73 80 113 3 1 132 6914 1 1 169 60 64 2 1 123 61 114 3 1 178 5515 1 1 77 71 65 2 1 145 66 115 3 1 92 6016 1 1 88 68 66 2 1 167 64 116 3 1 73 6217 1 1 87 82 67 2 1 164 75 117 3 1 94 7518 1 1 120 79 68 2 1 78 74 118 3 1 75 7419 1 1 125 50 69 2 1 89 72 119 3 1 78 8720 1 1 124 55 70 2 1 127 55 120 3 1 154 6721 1 1 89 61 71 2 1 76 69 121 3 1 65 6522 1 1 93 79 72 2 1 131 68 122 3 1 70 7023 1 1 187 69 73 2 1 121 65 123 3 1 72 7224 1 1 190 48 74 2 1 93 69 124 3 1 75 7525 1 1 167 66 75 2 1 190 57 125 3 1 87 8726 1 2 186 78 76 2 2 120 63 126 3 2 61 6127 1 2 135 84 77 2 2 125 70 127 3 2 67 6728 1 2 143 74 78 2 2 124 55 128 3 2 89 8929 1 2 145 62 79 2 2 89 67 129 3 2 69 6930 1 2 176 59 80 2 2 93 62 130 3 2 63 6331 1 2 76 66 81 2 2 187 56 131 3 2 55 5532 1 2 72 67 82 2 2 190 63 132 3 2 60 60
28
33 1 2 87 79 83 2 2 167 70 133 3 2 87 8734 1 2 79 82 84 2 2 186 69 134 3 2 82 8235 1 2 168 71 85 2 2 135 65 135 3 2 69 6936 1 2 134 62 86 2 2 143 67 136 3 2 80 8037 1 2 152 69 87 2 2 145 62 137 3 2 67 6738 1 2 129 57 88 2 2 176 80 138 3 2 65 6539 1 2 146 59 89 2 2 76 82 139 3 2 70 7040 1 2 128 77 90 2 2 72 65 140 3 2 65 6541 1 2 123 72 91 2 2 87 67 141 3 2 87 8742 1 2 56 72 92 2 2 79 68 142 3 2 66 6643 1 2 75 73 93 2 2 168 65 143 3 2 73 7344 1 2 65 65 94 2 2 134 69 144 3 2 88 8845 1 2 78 56 95 2 2 152 55 145 3 2 86 8646 1 2 78 76 96 2 2 129 89 146 3 2 85 8547 1 2 87 80 97 2 2 146 77 147 3 2 69 6948 1 2 69 82 98 2 2 128 70 148 3 2 63 6349 1 2 89 79 99 2 2 123 67 149 3 2 70 7050 1 2 75 79 100 2 2 56 55 150 3 2 77 77