BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara yang ada di sekitar kita, sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai
harganya, berkembangnya jaman membuat pencemaran udara oleh bahan
kimia, baik yang berasal dari proses alamiah atau yang berasal dari hasil
kegiatan manusia. Pencemaran lingkungan adalah peristiwa Penyebaran bahan
kimia dengan kadar tertentu yang berpotensi mengubah keadaan
keseimbangan pada daur materi, sehingga mengganggu kesejahteraan
manusia. Suatu zat dikatakan sebagai zat pencemar apabila zat tersebut
kadarnya dalam lingkungan melebihi kadar normalnya; berada pada waktu dan
tempat yang tidak semestinya.
Pencemaran udara oleh bahan-bahan kimia akan menyebabkan masalah
yang kompleks karena tidak hanya menyangkut kehidupan manusia, tetapi
juga organisme hidup yang lain. Bahan-bahan kimia pencemar udara ini,
dalam jumlah dan waktu tertentu, dapat mengganggu kelangsungan hidup.
Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa, tetapi sangat beracun.
Pengukuran tingkat kadar CO yang dilakukan di area parkiran mall untuk
memgetahui seberapa besar tingkat kadar CO yang diterima oleh petugas
parkir dan pengunjung di sekitar area tersebut. Lamanya pemajanan gas CO
juga dapat mempengaruhi kesehatan pekerja maupun pengunjung, semakin
lama pemajanan maka semakin membahayakan kesehatan.
1.2 Tujuan
a. Umum
Untuk menganalisis risiko kesehatan lingkungan dari pencemaran udara di
sekitar Plaza Surabaya dan BG-Junction terhadap kesehatan masyarakat.
b. Khusus
1. Melakukan pemeriksaan gas CO di udara sekitar area parkir Plaza Surabaya dan BG-Junction Surabaya.
2. Melakukan wawancara dengan security dan pengunjung mengenai udara di sekitar area parkir Plaza Surabaya dan BG-Junction Surabaya.
3. Menganalisis dampak kesehatan akibat gas CO sekitar area parkir Plaza Surabaya dan BG-Junction Surabaya.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.
2.1 Pencemaran Udara
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun
dengan meningkatnya pembangunan fisik kota, pusat – pusat perbelanjaan
dan saran transportasi yang semakin bertambah, kualitas udara telah
mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor, hal
ini bila tidak segera ditanggulangi perubahan tersebut dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan serta tumbuhan.
Pencemaran udara diartikan sebagai suatu kondisi dimana kualitas
udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat – zat baik yang tidak
berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Pencemaran udara biasanya terjadi di kota – kota besar dan juga daerah padat
industri yang menghasilkan gas – gas yang mengandung zat diatas batas
kewajaran. Salah satu polutan berbahaya yang terkandung dalam udara adalah
gas karbon monoksida (CO).
Gas CO dapat bertahan lama di muka bumi karena kemampuan
atmosfer untuk menyerapnya dalah 1 – 5 tahun. Gas CO utamanya dihasilkan
dari pembakaran tidak sempurna dari senyawa karbon, misalnya berasal dari
minyak tanah, bensin, solar, batu bara, LPG, atau kayu. Karbon monoksida
terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran.
Namun pada umumnya. Gas CO terbentuk secara alamiah maupun sebagai
hasil sampingan kegiatan manusia.
2.2 Karbon Monoksida
Karbon dan oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon
monoksida (CO) sebagai hasil dari pembakaran yang tidak sempurna dan
karbon dioksida (CO2) sebagai hasil dari pembakaran sempurna. Karbon
monoksida adalah pencemar primer berbentuk gas yang tidak berwarna, tidak
memiliki rasa, tidak berbau dan memiliki berat jenis yang lebih kecil dari
udara serta sangat stabil dan mempunyai waktu tinggal 2-4 bulan
(Purnomohado dalam Satria, 2006). Jika suhu normal, CO berbentuk gas
yang tidak berwarna, berasa, serta tidak berbau. CO memiliki potensi bersifat
racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan
pigmen darah yaitu haemoglobin. Haemoglobin mengira CO adalah O2
sehingga ikut terbawa dalam aliran darah, mengakibatkan darah kekurangan
oksigen dengan dampak paling parah adalah kematian. Karbon monoksida di
lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah
dari kegiatan manusia, Korban monoksida yang berasal dari alam termasuk
dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan
badai listrik alam.
Karbon Monoksida (CO) merupakan gas tak berwarna, tak berbau dan
tak bercitarasa, yang sangat bersifat racun. Karena gas ini tak berbau dan tak
berwarna, orang dapat tertidur tanpa curiga bahwa ia sedang mulai keracunan.
Karbon monoksida mencegah hemoglobin mengangkut oksigen untuk
dipasok ke jaringan tubuh. Ikatan antara hemoglobin dan karbon monoksida
lebih kuat daripada ikatan antara hemoglobin dan oksigen. Tanpa oksigen
manusia dan hewan akan segera tewas. Gejala akibat polusi karbon
monoksida ialah napas pendek, sakit kepala, mudah lelah, mudah
tersinggung, kejang dan koma, yang dapat berakhir dengan kematian bila
konsentrasi gas ini cukup tinggi. Hendaknya dibedakan antara karbon
dioksida (C0 2) yang terdapat dalam limun (minuman ringan berkarbonat)
dan karbon monoksida (CO). Karbon monoksida dihasilkan bila bahan bakar
berkarbon dibakar dengan oksigen yang tak mencukupi banyaknya. Mesin
mobil mengeluarkan gas ini dalam kuantitas maut. Gas ini berperan dalam
menimbulkan pencemaran udara.
Karbon monoksida digunakan sebagai gas bahan cair seperti gas air
(bercampur hidrogen) dan gas kota (bercampur metana), baik untuk industri
maupun untuk rumah tangga. Gas ini juga digunakan untuk memisahkan
logam (besi dan nikel) dari bijihnya dan memurnikannya. Karbon monoksida
juga digunakan untuk bahan pembuat zat-zat tertentu. Secara industri, gas ini
dibuat dari arang, yang dipanaskan dengan karbon dioksida, oksigen
(kuantitas terbatas) atau air. CO pertama kali dibuat di laboratorium dalam
tahun 1776 oleh J.M.F. deLassone, kimiawan Perancis. Rumusnya ditemukan
oleh William Cruikshank, seorang ahli kimia Inggris.
2.3 Cara Masuk Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran
darah akan menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin
(Hb) dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak
dan organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat
beracun bagi tubu manusia, sehingga akibatnya bisa fatal. Ikatan CO dan Hb
dalam darah akan membentuk karboksi haemoglobin. Ini menyebabkan dua
hal :
1. Oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida sehingga kadar
oksigen dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita
tahu, oksigen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan
organ dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka
akan menghambat metabolisme tubuh manusia.
2. Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi
sitokrom. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak
maksimal. Karbon monoksida akan berikatan langsung dengan sel otot
jantung dan sel tulang. Akibatnya terjadi keracunan CO pada sel tersebut
dan merembet pada sistem saraf manusia. Jika seseorang mengalami
paparan CO 1.000 ppm selama beberapa menit akan menimbulkan
kejenuhan karboksi haemoglobin. Orang tersebut akan bekurang
kesadarannya atau pingsan. Sedangkan jika ditambah beberapa menit lagi
maka dapat mengakibatkan kematian.
2.4 Gejala Keracunan Gas Karbon Monoksida (CO)
Paparan karbon monoksida dalam jumlah besar akan menimbulkan
gejala seperti keracunan, yakni sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala ini
akan bertambah dengan rasa lelah, mengeluarkan keringat cukup banyak, pola
pernafasan menjadi cepat dan pendek, adanya rasa gugup dan berkurangnya
fungsi penglihatan. Puncak dari gejala ini adalah berkurangnya kesadaran
bahkan hingga pingsan yang sebelumnya ditandai dengan sakit dada yang
sangat mendadak. Jika terjadi nyeri dada, maka CO sudah berada di jantung.
Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida ini terjadi karena
kesulitan bernafas dan edema paru yang disebabkan adanya kekurangan
oksigen pada level sel, dimana sel tidak mendapatkan cukup oksigen dari
darah karena justru mengikat gas CO.
2.5 Sumber dan Distribusi
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama dengan
bahan bakar bensin. Berdasar estimasi, jumlah CO dari sumber buatan
diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini
berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bensin dan sepertiga
berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak
dari industri dan pembakaran sammpah domestik.
2.6 Dampak Gas Karbon Monoksida
2.6.1 Terhadap Kesehatan
Pada tingkat konsentrasi tertentu zat – zat pencemar udara dapat
berakibat langsung terhadap kesehatan manusia, baik secara mendadak
atau akut, menahun atau kronis atau sub klinis dan dengan gejala –
gejala yang samar. Dimulai dari iritasi saluran pernafasan, iritasi mata,
dan alergi kulit sampai pada timbulnya tumbuhan atau kanker paru.
Gangguanj kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara dengan
sendirinya mempengaruhi daya kerja seseorang, yang berakibat
turunnya nilai produktivitas serta mengakibatkan kerugian ekonomis
pada jangka panjang dan timbulnya permasalahan sosial ekonomi
keluarga dan masyarakat.
Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan mausia tidak dapat dibantah
lagi, baik polusi udara yang terjadi di alam bebas ataupun yang terjadi
di dalam ruangan, polusi yang terjadi di luar ruangan terjadi karena
bahan pencemar yang berasal dari industri, transportasi, sementara
polusi yang terjadi di dalam ruangan dapat berasal dari asap rokok, dan
gangguan sirkulasi udara.
Ada tiga cara masuknya bahan pencemar udara ke dalam tubuh
manusia, yaitu melalui inhalasi, ingesti, dan penetrasi kulit. Inhalasi
adalah masuknya bahan pencemar udara ke tubuh manusia melalui
sistem pernafasan. Bahan pencemar ini dapat mengakibatkan gangguan
pada paru – paru dan saluran pernafasan, selain itu bahan pencemar ini
kemudian masuk dalam peredaran darah dan menimbulkan akibat pada
alat tubuh lain. Akibat – akibat yang timbul pada tubuh manusia karena
bahan pencemar udara dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis
bahan pencemar, toksisitasnya dan ukuran partikelnya. Secara umum
ada tiga faktor utama yang berpengaruh dalam proses inhalasi bahan
pencemar ke dalam paru – paru, yaitu komponen fisik, komponen
kimiawi dan faktor penjamu. Aspek komponen fisik adalah keadaan
dari bahan yang diinhalasi itu sendiri, apakah berupa gas, debu, uap,
dan lain – lain. Ukuran dan bentuk partikel juga berpengaruh dalam
proses penimbunan pencemaran di paru – paru.
Selain menyebabkan O2 tidak terikat oleh haemoglobin, CO juga
memberi beberapa dampak buruk bagi kesehatan manusia. CO kadar
tinggi menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat dan sistem
kardiovaskuler, serta menyebabkan perubahan tekanan darah, dan
meningkatkan resiko gagal jantung.
2.6.2 Terhadap Ekosistem dan Lingkungan
Di udara, karbon monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat
sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di perkotaan dengan lalu lintas yang
padat konsentrasi gas CO antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama
diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi)
dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem dan lingkungan kita.
2.6.3 Terhadap Hewan
Pada hewan, dampak dari kadar karbon monoksida yang berlebihan
hamper menyerupai dampak yang terjadi pada manusia, dapat
menyebabkan kematian.
2.6.4 Terhadap Tumbuhan
Bagi Tumbuhan, kadar CO 100ppm pengaruhnya hamper tidak ada
khususnya tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO 200ppm dengan waktu
kontak 24 jam dapat mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh
bakteri bebas terutama yang terdapat pada akar tumbuhan.
2.6.5 Dampak Terhadap Material
Pada material, dampak pencemaran udara oleh karbon monoksida
adalah menghitamnya benda-benda pada daerah yang telah tercemar
oleh karbon monoksida.
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM
3.1 Sampel
Lokasi pengambilan : Delta Plaza Surabaya
Jl. Pemuda No.31-37 Surabaya
: BG- Junction Surabaya
Jl. Kranggan No. 8 – A, Bubutan, Surabaya
Waktu : Pukul 12.30 – 14.30 WIB
Hari/Tanggal : Rabu, 25 November 2015
Petugas : Kelompok B
3.2 Sistem Pengambilan
Pengambilan Sampel gas CO
1. Menentukan titik pengambilan sampel
2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Mematahkan kedua ujung gas detector tub indikator CO pada lubang
yang ada di alat gas detector tube
4. Menancapkan gas detector tube indikator CO pada alat gas detector tube
5. Tarik injeksi, hingga menujukkan angka nol
6. Biarkan selama 2 menit, lepaskan indikator CO dari gas detector
7. Baca hasil gas CO dan catat
3.3 Analisis Data
Berdasarkan Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia menurut
Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988, Nilai Ambang Batas gas CO sebagai
berikut:
Zat Nilai Ambang Batas (ppm)SO2 0.10CO 20NO 1.15O3 0.10DEBU 0.26Pb 0.06
H2S 0.03NH3 2.0HC 0.24
Sumber: Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia menurut Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988.
Pada praktikum yang kami lakukan yang diambil di Delta Plaza Surabaya dan BG Junction menunjukkan bahwa sampel mempunyai kadar CO sebesar berikut :
Tempat Hasil kandungan gas CO
Delta Plaza Surabaya 19
BG Junction 15
Menurut Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia menurut
Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988 maksimal kandungan gas CO adalah
sebesar 20 ppm, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kadar CO di area tersebut
masih memenuhi syarat karena dibawah nilai ambang batas.
Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan Bapak Budi yang bekerja selama 8 jam per hari,
beliau merasakan sesak nafas dan akhir – akhir ini masih merasakan sesak nafas,
namun tidak merasakan nyeri di dada. Beliau juga merasakan pusing saat bekerja
di area parkir tersebut, namun tidak sakit kepala dan tidak mual. Tempat kerja
Bapak Budi tidak menyediakan masker, sehingga pada saat bekerja Bapak Budi
tidak memakai masker. Beliau pun tidak memeriksakan kesehatannya setiap
sebulan sekali. Bapak Rizki juga tidak mengetahui apa efek asap kendaraan jika
masuk ke dalam tubuh.
Hasil wawancara dengan bapak rizki adalah selama 8 jam bekerja Bapak
Rizki pernah mengalami sesak nafas akhir – akhir ini saat berada di area parkiran.
Sesak nafas yang dirasakan oleh beliau diikuti dengan rasa nyeri di dada. Beliau
juga merasakan pusing dan sakit kepala, namun tidak merasakan mual selama
bekerja di area tersebut. Pak rizki tidak memeriksakan kesehatannya setiap bulan.
Walaupun dari tempat kerja beliau tidak disediakan masker, Pak Rizki tetap
memakai masker. Menurut Pak Rizki memakai masker dapat meminimalisir
masuknya asap ke dalam tubuh beliau, karena Pak Rizki tahu efek asap kendaraan
dapat mempengaruhi kesehatan.
Melalui wawancara kepada pengunjung bahwa rata-rata dari pengunjung
pusat perbelanjaan sepertia Delta Plaza dan BG-Junction Surabaya, berada di area
parkir hanya sebentar untuk keperluan parkir. Sebagian besar dari mereka tidak
mengalami gangguan pernafasan seperti sesak nafas dan nyeri dada, kecuali pada
pengunjung yang memiliki riwayat penyakit saluran pernafasan. Beberapa
pengunjung mengalami pusing, sakit kepala, dan mual saat di area parkir.
Pengunjung yang kami wawancarai tidak pernah memeriksakan kesehatannya
setiap bulan. Beberapa pengunjung memakai masker saat berkendara saja, namun
pada saat di area parkir kebanyakan tidak memakai masker padahal mereka tahu
bahwa asap kendaraan bermotor dapat mempengaruhi kesehatan.
BAB IV
PROSES KEGIATAN DALAM ARKL
4.1. Rumusan Masalah
1. Apakah kadar gas CO di udara pada area Parkir Delta Plaza Surabaya dan
BG-Junction Surabaya memenuhi persyaratan?
2. Apakah rona lingkungan di sekitar Parkir Delta Plaza Surabaya dan BG-
Junction Surabaya memenuhi syarat?
3. Bagaimana dampak kesehatan yang ditimbulkan di Parkir Delta Plaza
Surabaya dan BG-Junction Surabaya?
4.2. Identifikasi Masalah
Aktivitas kendaraan mobil dan sepeda motor yang hendak parkir
menimbulkan pencemaran udara seperti asap dan gas-gas yang dapat
menurunkan kualitas kimia udara. Apabila udara yang tercemar terus menerus
diterima oleh manusia akan terakumulasi didalam tubuh manusia dan
menimbulkan gangguan kesehatan. Selain itu udara yang tercemar juga dapat
menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar.
4.3. Karakteristik bahaya
Kendaraan mobil maupun sepeda motor menghasilkan asap dan gas-
gas yang berbahaya bagi lingkungan sekitar area parkir Delta Plaza Surabaya
dan BG Junction. Selain itu asap maupun gas-gas tersebut juga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan bagi pekerja di area tersebut. Asap dan gas
yang yang dihasilkan dari kendaraan mobil maupun sepeda motor akan
terakumulasi di dalam udara sehingga emisi kendaraan tersebut menyebakan
polusi udara dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia
seperti meningkatkan penyakit paru-paru, saluran pernafasan, dan lain-lain.
4.4 Analisis Pajanan
Cara pemajanan: udara tercemar terhirup oleh manusia melalui saluran
pernafasan sehingga dapat menyebabkan gangguan pernafasan misalnya
sesak nafas. Sedangkan gas beracun yang kontak langsung dengan tubuh
manusia yang terkena mata dan kulit dapat menyebabkan iritasi
4.5 Kualitas kimia udara
Pemeriksaan udara gas CO dimana sampling udara dilakukan di area
parkir sepeda motor Delta Plaza menunjukkan bahwa kadar CO mempunyai
kandungan sebesar 19 ppm. Hal ini dikarenakan area parkir Delta Plaza
berada di tepi jalan dan terbuka sehingga ada penambahan gas CO dari
kendaraan lain yang melintas di depan area parkir. Sedangkan sampling udara
yang dilakukan di area parkir mobil BG Junction menunjukkan bahwa kadar
CO mempunyai kandungan sebesar 15 ppm. Hal ini dikarenakan area parkir
BG-Junction berada di tempat tertutup sehingga tidak ada penambahan gas
CO dari sumber lain.
Menurut Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia
menurut Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988 maksimal kandungan gas CO
adalah sebesar 20 ppm, hal ini menunjukkan bahwa sampel yang kita periksa
masih dibawah Nilai Ambang Batas. Namun jika udara tersebut terhirup
dalam jangka panjang maka dapat menimbulkan pengaruh pada anggota
tubuh.
4.6 Rona Lingkungan
Banyaknya kendaraan yang akan parkir di area parkir sepeda motor
Delta Plaza Surabaya dan area parkir BG Junction menyebabkan penambahan
pencemaran udara. Sedangkan tanaman penyerap polusi di area tersebut
kurang mampu untuk mengurangi dampak polusi udara dikarenakan
kuantitasnya yang tidak sebanding dengan banyaknya kendaraan.
Selain itu adanya pusat perbelanjaan di dekat area tersebut juga
memberi kontribusi pencemaran lingkungan tidak hanya udara melainkan
sampah yang dihasilkan dalam aktivitas perdagangan.
4.7 Dampak kesehatan
Gas Karbon Monoksida (CO) dapat menyebabkan O2 tidak terikat
oleh haemoglobin, CO juga memberi beberapa dampak buruk bagi kesehatan
manusia. CO kadar tinggi menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat
dan sistem kardiovaskuler, serta menyebabkan perubahan tekanan darah, dan
meningkatkan resiko gagal jantung.
4.8 Karakteristik Risiko
Di area parkir motor Delta Plaza Surabaya dan area parkir mobil BG -
Junction terdapat banyak kendaraan yang menghasilkan asap, dan gas-gas
yang berbahaya terutama CO yang dihasilkan dari pembakaran mesin
kendaraan. Pada praktikum ini, pengukuran gas CO dilakukan pada sampel
udara yang diambil di area parkir motor Delta Plaza Surabaya dan area parkir
mobil BG – Junction. Setelah dilakukan pengambilan sampel udara dan
dilakukan pemeriksaan ternyata dihasilkan bahwa dilokasi tersebut terdapat
gas CO.
Gas CO yang terhirup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel
darah merah sehingga menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat
dibutuhkan tubuh. Efek gas CO yang ditimbulkan diantaranya adalah pusing,
mual, pingsan, kerusakan otak dan kematian. Gas CO yang terhirup dapat
pula berdampak pada kulit dan menyebabkan masalah jangka panjang pada
penglihatan. Gas CO juga memberi beberapa dampak buruk bagi kesehatan
manusia yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskuler,
serta menyebabkan perubahan tekanan darah, dan meningkatkan resiko gagal
jantung.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menurut Baku Mutu Lingkungan Udara Ambient di Indonesia
menurut Kep.Men. KLH 02/MENKLH/1988 maksimal kandungan gas CO
adalah sebesar 20 ppm, sedangkan kandungan gas CO yang terdapat di area
parkiran motor Delta Plaza Surabaya adalah sebesar 19 ppm sedangkan di area
parkiran mobil BG Junction kadar kandungan gas CO adalah sebesar 15 ppm
yang artinya masih memenuhi persyaratan.
5.2 Saran
Sebaiknya dilakukan penambahan penanaman pohon yang dapat menyerap
gas CO di sekitar area parkir Delta Plaza Surabaya. Contoh tanaman yang
dapat meyerap CO yaitu lili paris, lidah mertua, blanceng, palem kuning, dan
lainnya.
Sedangkan di area parkir BG-Junction sebaiknya dilakukan pemasangan
exhauster sehingga ada pertukaran udara antara area parkir dengan udara luar.
Selain itu sebaiknya pekerja di area parkir Delta Plaza dan BG-Junction
diwajibkan menggunakan masker, apabila tidak menggunakan maka
dikenakan sanksi yang tegas
DAFTAR PUSTAKA
Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Kimia SMA. Jakarta Selatan. Penerbit
Cmedia
Sumardjo, Drs. Damin.2009.Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata.Jakarta.Buku
Kedokteran EGC.
Admin. 2012. Bahaya Gas Karbon Monoksida dan Tips Pencegahan Keracunan.
http://ridwanaz.com/kesehatan/bahaya-gas-karbon-monoksida-bagi-
manusia/ Diakses pada tanggal 30 November 2015 Pukul 11.05 WIB
Rahmawati, Aisa. 2013. Karbon Monoksida.
http://basoarif10ribu.blogspot.co.id/2013/02/karbon-monoksida.html?m=1
Diakses pada tanggal 30 November 2015 Pukul 14.00 WIB
LAMPIRAN I
KUESIONER SECURITY DI PARKIRAN
DELTA PLAZA DAN BG - JUNCTION
Tanggal Wawancara : No Responden :
Jam mulai wawancara :
A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Masa Kerja :
Jam Kerja/ hari :
B. Data Khusus
1. Apakah saudara pernah mengalami gangguan sesak nafas selama berada di
tempat parkir ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah dalam sebulan terakhir ini saudara mengalaminya?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah saat saudara mengalami sesak nafas diikuti dengan rasa nyeri pada
dada?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah saudara pernah mengalami pusing-pusing selama bekerja disini?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah saudara pernah mengalami sakit kepala selama bekerja disini ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah saudara pernah mengalami mual-mual selama bekerja disini ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah saudara melakukan pemeriksaan kesehatan tiap bulannya?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah saat saudara bekerja memakai masker ?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah di tempat saudara bekerja di sediakan masker?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah saudara mengetahui efek bila terpapar asap kendaraan setiap hari?
a. Ya
b. Tidak
LAMPIRAN II
KUESIONER PENGUNJUNG DI PARKIRAN
DELTA PLAZA DAN BG - JUNCTION
Tanggal Wawancara : No Responden :
Jam mulai wawancara :
A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
B. Data Khusus
1. Selama berkunjung di mall, berapa lama saudara berada di tempat parkir ?
a. Kurangdari 1 jam
b. Lebihdari 1 jam
2. Apakah saudara pernah mengalami gangguan sesak nafas selama berada di
tempat parkir ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah dalam sebulan terakhir ini saudara mengalaminya?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah saat saudara mengalami sesak nafas diikuti dengan rasa nyeri pada
dada?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah saudara pernah mengalami pusing-pusing selama berada di tempat
parkir?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah saudara pernah mengalami sakit kepala selama berada di tempat
parkir ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah saudara pernah mengalami mual-mual selama berada di tempat
parkir?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah saudara melakukan pemeriksaan kesehatan tiap bulannya?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah saat di tempat parkir saudara memakai masker?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah saudara mengetahui efek bila terpapar asap kendaraan setiap hari?
a. Ya
b. Tidak
Recommended