ANALISIS DAMPAK RELOKASI PASAR TRADISIONALTERHADAP
PENDAPATAN PEDAGANG SEBELUM DAN SESUDAH RELOKASI
(STUDI DI PASAR ANGSO DUO)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh:
DETIA SAFITRI
NIM: EES.160344
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Detia Safitri
NIM : EES.160344
Jurusan Konsetrasi : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Kel. Olak kemang,kec. Danau teluk kota jambi
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul: “ANALISIS
DAMPAK RELOKASI PASAR TRADISIONAL TERHADAP
PENDAPATAN PEDAGANG SEBELUM DAN SESUDAH RELOKASI
(STUDI DI PASAR ANGSO DUO)” adalah hasil karya pribadi tidak
mengandung unsur plagiarisme dan tidak berisikan materi yang dipublikasikan
atau ditulis orang lain. Kecuali yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung
jawabkannya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
ii
iii
Pembimbing I : Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E
Pembimbing II : Refky Fielnanda, S.E.Sy., M.E.I
Alamat : Jln. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura Jambi
36122 Telp/Fax : (0741) 65600
Jambi, Maret 2020
Kepada Yth,
Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamualaikum wr.wb
Setelah membaca dan melakukan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudari Detia Safitri yang berjudul “ANALISIS DAMPAK RELOKASI
PASAR TRADISIONAL TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG
SEBELUM DAN SESUDAH RELOKASI (STUDI DI PASAR ANGSO
DUO)” telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna
melengkapi syarat-syarat memperolah gelar sarjana (S.1) dalam ilmu Ekonomi
Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamualaikum wr.wb
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E Refky Fielnanda, S.E.Sy., M.E.I
NIP. 197903092003121001 NIP. 2031079201
iv
MOTTO
ال و م لوا أ ك أ وا ل ت ن ين آم ذ ا ال ه ي ا أ م ي ي ك ا ب م ب ك ن ل إل أ اط ب ن ل
ل ت ق ل ت م و ك ن اض م ر ن ت ع ة ار ج كون ت ن وات م أ ك ان إ فس ك ن الل
ا حيم م ر ك ب
Artinya : “Hai orang-orang beriman janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara mu dan janganlah kamu
membunuh dirimu sesungguhnya allah adalah maha penyayang
kepadamu” (Q.S. An-Nisa’(4): 29)
v
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Alhamdulillah dan limpahan rahmat. Karunia-Mu Ya Allah
Karena Mu lah Karya kecil ini terselesaikan jua.
Sholawat serta Salam tak luput saya haturkan kepada Sayyidina Muhammad
SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyyah menuju zaman
yang penuh kemuliaan serta ilmu pengetahuan.
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk Ayahanda (M.Sayuti) dan Ibunda
(Desma Efrita ), Nenek (Jamilah) dan Kakek (M. Ali). Terimakasih atas kasih
sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir hingga saya sudah sebesar ini,
terima kasih juga atas limpahan doa yang tak berkesudahan. Serta segala hal yang
telah kalian lakukan, semua yang terbaik.
Terima kasih untuk adik-adik ku tersayang (Muhammad Aldiyansah) dan (M.
fahrizi) beserta kelaurga besarku yang telah memberiku semangat dan memberiku
perhatian selama ini.
Terimakasih sahabatku sejak duduk di bangku MAN, Aminah Ramalia dan Alma
Wahyu Isnaini, terimakasih untuk selalu ada dalam keadaan apapun, terimakasih
untuk waktu yang telah dihabiskan bersama, semoga kita bisa meraih kesuksesan
dunia dan akhirat.
Terimakasih untuk sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi, nasihat,
dukungan moral serta material yang selalu membuatku semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini, Terutama Afriani, Desi Nopitasari, Bunga Imah, Ayu
Dewi safitri, Annisatry lubis, Aulan Nissa, Arma Selly Oktiana, Desi Harisandi,
Della Ananda Lestari, Dewi Anggraini, Annisa Ghaida, Nur Azizah, Sarita
isniarti, dan kawan-kawan kelas 8b Ekonomi syariah.
Dan para sahabatku yang diluar kampus Lia wardania, Veranita, Widya, Baiti,
ocy . Terimakasih atas kesetian dan ketulusan hati serta dukungan kalian.
vi
ABSTRAK
Ada tiga persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: (1)
bagaimana pendapatan pedagang sebelum dan sesudah relokasi di Pasar
Angso Duo,(2) Apa dampak dari relokasi pasar tersebut, (3) apa faktor
yang mempengaruhi pendapatan pedagang setelah direlokasi. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui pendapatan
pedagang sebelum dan sesudah direlokasi di pasar Angso Duo, (2)
Mengetahui dampak yang terjadi setelah relokasi pasar tersebut, (3) Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang setelah
direlokasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan
data sekunder. Informan dalam penelitian ini adalah pedagang pasar
Angso Duo sebanyak 40 informan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil
penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kebijakan relokasi
pasar yang dilakukan pemerintah kurang berjalan dengan baik.dari 40
pedagang yang diwawancarai 28 pedagang menyatakan pendapatan
menurun 5 orang meningkat dan 7 orang lagi menganggap setelah
direlokasi pendapatan mereka sama saja. (2) Dampak perubahan dari
pengelolaan pasar tradisional ini ada yang negatif dan positif. Dampak
negatifnya yaitu berkurangnya pendapatan dan sewa lapak yang mahal
dari sebelumnya tetapi dampak positif nya pasar jauh lebih nyaman dan
bersih dibanding yang lama. (3) Faktor yang mempengaruhi pendapatan
pedagang setelah direlokasi yaitu lokasi dan jam kerja.
Kata kunci: Pendapatat pedagang, Dampak relokasi pasar.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
Karena atas berkat rahmat dan hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi
ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelsaikan
skripsi ini dengan judul “Analisis Dampak Relokasi Pasar Tradisional
Terhadap Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Relokasi (Studi di
Pasar Angso Duo)”. Sholawat beriring salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga dan umat sepanjang
zaman, Aamiin ya rabbal’alamin.
Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat
memperoleh Gelar sarjana (SE) bagi mahasiswa program S-1 di program studi
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini.
Terselesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis
menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai terutama kepada yang terhormat :
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. A.A Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi
3. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E dan Bapak Refky Fielnanda,
S.E.Sy., M.E.I Selaku pembimbing I dan Pembimbing II Skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS jambi
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu Karyawan/Karyawati di lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Uin STS Jambi
7. Pegawai dikantor pengelola Pasar Angso Duo dan semua Pedagang di
Pasar Angso Duo jambi.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jambi, Maret 2020
Penulis
Detia Safitri
ix
DAFTAR ISI
PENGESAHAN .................................................................................................. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ............................................. i
NOTA DINAS .................................................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 8
C. Batasan Masalah .............................................................................................. 8
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian .................................................................... 9
E. Kerangka Teori .............................................................................................. 10
G. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 42
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian .................................................................................... 45
B. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................................ 46
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 46
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 46
F. Teknik Analisis Data...................................................................................... 48
G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 50
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Pasar Angso Duo Jambi .................................................................... 51
B. Letak Geografis Pasar Angso Duo Jambi ....................................................... 53
C. Struktur Organisasi Pasar Angso Duo Jambi .................................................. 54
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pendapatan pedagang sebelum dan sesudah relokasi di pasar tradisional ....... 55
B. Dampak Perubahan dari pengelolaan pasar Tradisional bagi para pedagang ... 63
C. Faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang setelah direlokasi ............. 66
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang sedang giatnya
melakukan pembangunan di berbagai sektor, baik sektor ekonomi, sektor
budaya, sektor politik, maupun lainnya. Pembangunan di sektor ekonomi
memiliki tujuan untuk tercapainya taraf hidup masyarakat dan mencapai
kesejahteraan yang lebih baik serta lebih merata dengan upaya untuk
mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan
ekonomi. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan sistem ekonomi
kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan.1
Menurut Perpres no. 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan
Pasar tradisional, Pusat perbelanjaan dan Toko Modern, Pasar adalah area
tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang
disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa,
pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.2
Dalam perekonomian, pasar berperan sangat penting khususnya dalam
sistem ekonomi bebas/liberal. Pasarlah yang berperan untuk mempertemukan
produsen (yang memproduksi dan menawarkan barang) dan konsumen (yang
1 Komang Gede Candra Adi Putra dan Made Henny Urmila Dewi, “Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi Pendapatan Pedagang di Pasar Badung Kota Denpasar : studi sebelum dan
sesudah di relokasi” , E-jurnal EP Unud, Vol.7 No. 6 (juni 2018), hlm. 1141.
2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor. 112 Tahun 2007 Tentang Peraturan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
2
menentukan jumlah dan jenis barang/ komoditas yang dikehendakinya).
Konsumen sangat menentukan kedudukan pasar, sebab konsumenlah yang
berperan untuk menentukan lalu lintas barang dan jasa.3
Pemerintah membuka lapangan pekerjaan dalam bentuk pasar, didalam
pasar ini pasti ada pedagang dan pembeli. Dalam transaksi, orang tersebut
membutuhkan barang yang ia inginkan dengan menggunakan alat tukar.
Dimana ada pasar pasti ada pedagang dan pembeli, pedagang dipasar ,
pemerintah mengatur kegiatan perdagangan melalui kebijakan dan
pengendalian di mana dimaksudkan pemerintah mengarahkan pada
peningkatan efisiensi, efektivitas, pengintegrasian perluasan pasar dan
meningkatkan akses pasar. Dengan adanya pasar pemerintah harus
memfasilitasi pengembangan sarana perdagangan. Fasilitas yang diharapkan
oleh para pedagang ini pastinya ingin lebih aman dan nyaman untuk
bertransaksi jual beli. Salah satu bidang pekerjaan yang boleh dipilih ialah
berdagang sepanjang tuntunan syariat Allah swt dan Rasul-Nya, pada
prinsipnya hukum jual beli atau dagang dalam islam adalah halal. Prinsip
hukum ini ditegaskan dalam Al-quran dan sunnah diterangkan dalam QS.Al-
Baqarah : 275.4
Menurut Kotler dan Amstrong pasar adalah seperangkat pembeli aktual
dan potensial dari sebuah produk atau jasa. Ukuran dari pasar sendiri
3 Suhrawardi K.Lubis, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta : Sinar Grafika, 2000) hlm. 21.
4 Nel Arianty, “Analisis perbedaan pasar modern dan pasar tradisional ditinjau dari
strategi tata letak (lay out) dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan posisi tawar pasar
tradisiona”, Jurnal manajemen&bisnis, Vol 13B No.01 (April 2013) hlm. 18.
3
tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan dan orang yang
memiliki kemampuan dalam pertukaran. Sedangkan menurut Handri Ma’ruf
yaitu pasar sebagai tempat bertemunya para penjual atau produsen dengan
pembeli atau konsumen.5
Menurut transaksinya pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar
modern. Pasar tradisional merupakan tempat dimana para penjual dan pembeli
dapat mengadakan tawar menawar secara langsung dan barang yang
diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan pokok. Sedangkan dipasar
modern, barang-barang diperjualbelikan dengan harga pas dan dengan layanan
sendiri. Contohnya adalah Mall, supermarket.6
Pasar tradisional biasanya terdiri dari kios-kios yang dibuka oleh penjual
dan kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan
berupa ikan, sayur-sayuran, telur, daging dan lain-lain. Fungsi dan peranan
pasar tradisional dalam memperdagangkan bahan makanan di kota kecil atau
daerah sangat besar. Banyak pemerintah kota dan kabupaten berusaha
mempertahankan eksistensi pasar tradisional melalui upaya revitalisasi dan
renovasi pasar. Menurut survei yang dilakukan indiastuti (2006), sebagian
besar pasar tradisonal, pedagang atau pemilik toko umumnya mengeluhkan
terjadinya penurunan omzet penjualan walaupun bangunan telah direnovasi
menjadi cukup menarik. Penentuan harga dipasar tradisional sejalan dengan
5 Zainal veithzal rivai dkk, Islamic Marketing Management (jakarta : PT Bumi Aksara
2017), hlm. 3.
6 Nel Arianty, “Analisis perbedaan pasar modern dan pasar tradisional ditinjau dari
strategi tata letak (lay out) dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan posisi tawar pasar
tradisional”. Jurnal manajemen&bisnis Vol 13 No.01, ( April 2013) hlm. 18.
4
bekerjanya prinsip price taker dipasar persaingan sempurna. Semakin banyak
jumlah pedagang yang menjual barang sejenis maka harga yang ditawarkan
semakin bersaing.7
Untuk mendukung kinerja ekonomi dan meningkatkan aktivitas ekonomi,
pada tahun 2015 telah dilakukan program dan kegiatan yang diarahkan untuk
meningkat infrastruktur perdagangan dan jasa, seperti perbaikan sarana dan
prasarana pasar-pasar milik pemerintah Kota Jambi, pembinaan dan
penyediaan ruang representatif untuk Pedangan Kaki Lima (PKL), termasuk
memberdayakan pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi. Walaupun telah
banyak bermunculan pasar – pasar modern baru seperti mall dan minimarket,
pemerintah Kota Jambi tetap mempertahankan dan terus meningkatkan
pemeliharaan dan keberadaan pasar – pasar tradisional. Pasar – pasar
tradisional tersebut ada yang dikelola oleh pemerintah Kota dan ada juga yang
dikelola oleh pihak swasta.8
Salah satu pasar yang ada di Provinsi Jambi yaitu pasar Angso Duo. Pasar
ini akan sangat ramai pada pukul 1 pagi hingga pukul 8 pagi. Pasar Angso
Duo telah menjadi bagian terpenting dalam mendongkrak perekonomian
masyarakat jambi. Bahkan pasar Angso Duo telah menjadi pasar rakyat
kebanggaan masyarakat jambi. Pasar ini memiliki keunikan yang tidak
dimiliki oleh pasar-pasar lainnya yaitu pasar Angso Duo ini memiliki sejarah
yang sangat panjang, Letak pasar Angso duo ini juga dekat dengan masjid
7 Heru sulistyo dan Budi cahyono, “Model pengembangan pasar tradisional menuju pasar
sehat dikota semarang” , Jurnal Ekobis, Vol.11 No.02 (Juli 2010) hlm. 517.
8 (Sumber: Dinamika pembangunan kota jambi tahun 2016)
5
terbesar diprovinsi jambi yaitu masjid Agung Al-Falah, selain itu pasar Angso
Duo bukan hanya bisa berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, ikan,
daging dan lain-lain sebagainya, akan tetapi pengunjung juga bisa berbelanja
barang-barang BJ(Bekas Jambi) BJ ini adalah barang second alias bekas
namun layak pakai.
Sebagian pedagang memadati bagian luar pasar, karena mudah diakses
pembeli. Bagian dalam pasar kerap becek dan bau tidak nyaman untuk
pembeli, sehingga hampir selalu sepi pengunjung. Dimusim penghujan, pasar
tergenang banjir karena lantainya lebih rendah dari muka air Sungai
Batanghari.9
PT EBN sekalipun pengelola pasar melakukan relokasi pada pasar untuk
mendorong dan meningkatkan roda perekonomian khususnya kepada para
pedagang . Selain itu pengelola pasar menginginkan ruang yang layak
sehingga aktivitas jual beli menjadi lebih nyaman dan lancar, dan pasar Angso
Duo ini sebagai ikon jambi akan semakin ramai pembeli dan bisa menjadi
asset wisata belanja.
Relokasi pasar Angso Duo baru ini mempunyai luas wilayah 7,2 Ha.
Relokasi pasar Angso Duo lama ke pasar Angso Duo baru ini dilaksanakan
pada 12 November 2018 dengan jumlah pedagang lebih kurang 2233 orang,
Satu pedagang bisa menempatkan lebih dari satu lapak.
9Irma Tambunan “Mahasiswa tolak relokasi pasar Angso Duo” ,https://
regional.kompas.com. diakses pada tanggal 31 maret 2013 pukul 17:46.
6
Tabel 1.1
Jumlah Pedagang
No. Blok Jumlah Pedagang
1. Blok A 55 Pedagang
2. Blok B 35 Pedagang
3. Blok C 862 pedagang
4. Blok D 1.281 pedagang
Sumber : Kantor Pengelola Pasar Angso Duo Baru Jambi
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, Pasar Angso Duo yang telah
direlokasi terlihat tertata rapi. Letak pasar Angso Duo yang baru ini tidak
begitu jauh dari pasar Angso Duo yang lama. Pasar Angso Duo baru ini juga
memiliki bangunan yang kokoh , dan tempat parkir yang cukup luas. Dipasar
baru ini pedagang dikenakan biaya kebersihan dan keamanan perhari dimana
satu lapak dikenakan 15.000 untuk lapak yang bagian depan dan 10.000 untuk
lapak bagian belakang.
Pasar Angso Duo telah menjadi bagian terpenting dalam mendongkrak
perekonomian masyarakat jambi, Namun setelah dilakukan relokasi banyak
pedagang yang merasakan penurunan pendapatan, Pendapatan di Angso Duo
lama lebih besar dibandingkan pasar angso duo baru.
Hasil wawancara dengan ibu ida yang berjualan sudah 5 tahun dipasar
Angso Duo, beliau mengatakan setelah di relokasi pendapatan jauh berbeda,
pendapatan di pasar Angso Duo lama lebih besar dibandingkan yang baru.10
10 Wawancara bersama ibu Ida selaku pedagang, pada 6 desember 2019.
7
Banyak pedagang yang beranggapan pendapatan mereka menurun setelah
adanya relokasi ini, beberapa pedagang beranggapan pasar angso duo baru
sepi salah satu faktornya adalah adanya biaya parkir yang dilakukan dua kali
ketika memasuki pasar tersebut. Dengan adanya biaya parkir yang dilakukan
dua kali ini membuat pembeli menjadi berkurang memasuki pasar angso duo.
Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan
seseorang atau masyarakat. Sehingga pendapatan masyarakat ini
mencerminkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Menurut Sukirno (2000)
pendapatan individu merupakan pendapatanyang diterima seluruh rumah
tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktor-faktor
produksi yang dimilikinya dari sumber lain. Menurut Sukirno (2006)
pendapatan adalah jumlah penghasilan yang di terima oleh penduduk atas
prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
maupun tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan
berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya
yang telah dikeluarkan.11
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Puti Andiny dan Agus
Kurniawan yang berjudul Analisis Pendapatan Pedagang Kaki Lima Sebelum
dan Sesudah Relokasi di Kota Langsa ( Studi kasus pada Pedagang Kaki
Lima di Lapangan Merdeka) Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pendapatan PKL Sebelum dan sesudah adanya program relokasi.
11 Fatmawati M. Lumintang, “Analisis pendapatan petani padi di desa Teep kecamatan
Langowan Timur,” Jurnal EMBA, Vol.1 No. 3 (September 2013) hlm. 992.
8
Kemudian sebagian besar para PKL tidak setuju terhadap kebijakan yang
diterapkan pemerintah terkait program relokasi.12
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah
tersebut dengan melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS DAMPAK
RELOKASI PASAR TRADISIONAL TERHADAP PENDAPATAN
PEDAGANG SEBELUM DAN SESUDAH RELOKASI (STUDI DI PASAR
ANGSO DUO)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian Latar Belakang Masalah di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Direlokasi?
2. Apa Dampak dari Relokasi pasar tersebut?
3. Apa faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang setelah direlokasi?
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang telah dirumuskan diatas tidak menyimpang
terlalu jauh. Maka untuk meneliti Analisis Dampak Relokasi Pasar Tradisonal
Terhadap Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Relokasi Dipasar
Angso Duo ini difokuskan tentang Dampak Relokasi Pasar ,Pendapatan
12 Puti Andiny, Agus kurniawan, “ Analisis Pendapatan Pedagang Kaki Lima sebelum
dan sesudah program Relokasi di Kota langsa (Studi Kasus pada Pedagang Kaki Lima di
Lapangan Merdeka)” Jurnal Samudra Ekonomika, Vol. 1 No. 2 (Oktober 2017) hlm.192.
9
Pedagang Sebelum dan Sesudah Direlokasi dan faktor yang mempengaruhi
pendapatan pedagang.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk Mengetahui Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Relokasi
di Pasar Angso Duo.
2. Untuk Mengetahui Dampak apa yang terjadi Sesudah Direlokasi.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang
setelah direlokasi.
E. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi penulis dapat menambah wawasan mengenai Dampak Relokasi Pasar
Tradisional Terhadap Pendapatan Pedagang sebelum dan sesudah relokasi
di Pasar Angso Duo.
2. Hasil tulisan ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan dapat
digunakan sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam pembuatan
penelitian selanjutnya.
10
3. Bagi pedagang dapat membantu mengembangkan ilmu pengetahuan
tentang akibat pemindahan pasar dan bagi pemerintah daerah setempat
untuk masukan dalam pengambilan kebijakan.
F. Kerangka Teori
1. Relokasi
a. Pengertian Relokasi
Relokasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah membangun
kembali tempat yang baru, harta kekayaan, termasuk tanah produktif dan
prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam relokasi ada objek dan
subjek yang terkena pajak dalam perencanaan dan pembangunan lokasi.
Secara harafiah, relokasi adalah penataan ulang dengan tempat yang baru atau
pemindahan dari tempat lama ketempat yang baru.13
b. Tujuan Relokasi Pasar
1. Memberdayakan pengusaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta
pasar tradisional pada umumnya, agar mampu berkembang, bersaing,
tangguh, maju, mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraannya.
2. Mengatur dan menata keberadaan dan pendirian pasar modern di suatu
wilayah tertentu agar tidak merugikan dan mematikan pasar tradisional,
mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang telah ada dan memiliki nilai
historis dan dapat mekknjadi asset daerah.
13 Anditya, “Efektifitas dan dampak program relokasi pasar tradisional delitua kabupaten
deliserdang terhadap tingkat pendapatan para pedagang”, Skripsi Universitas Sumatera Utara
Medan, (2016), hlm.12.
11
3. Menciptakan kesesuaian dan keserasian lingkungan berdasarkan tata ruang
wilayah.
4. Mendorong terciptanya partisipasi dan kemitraan publik serta swasta
dalam penyelenggaraan usaha perpasaran antara pasar tradisonal dan pasar
modern.
5. Memberikan perlindungan kepada usaha mikro kecil, menengah, dan
koperasi serta pasar tradisional.
Berdasarkan penjelasan diatas, bahwasanya relokasi pasar memiliki tujuan
supaya para pedagang bisa mengembangkan usaha mereka, meningkatkan
kesejahteraan para pedagang, dan yang terpenting tujuan relokasi adalah
supaya para pembeli merasa nyaman dan aman berada dipasar pada saat
berbelanja.14
c. Relokasi dalam Perspektif Islam
Setiap kebijakan pemerintah dalam mengelola masyarakat yang sesuai
dengan ajaran islam ialah harus membawa kemaslahatan bagi masyarakat.
Pengertian kemaslahatan atau mashlahah dalam bahasa arab berarti
“perbuatan-perbuatan yang mendorong kepada kebaikan manusia.” Dalam
artinya yang umum adalah setiap segala sesuatu yang bermanfaat bagi
manusia, baik dalam arti menarik atau menghasilkan seperti menghasilkan
keuntungan atau kesenangan; atau dalam arti menolak atau menghindarkan
seperti menolak kemudharatan atau kerusakan.
14 Eva yuliyanti,Skripsi : “Pengaruh relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang”
Skripsi IAIN Metro (2018), hlm.12.
12
Kemaslahatan manusia tidak lepas dari naluri dan kenyataan, karena setiap
kemaslahatan pribadi atau masyarakat terbentuk dari masalah primer
(dharuriyah), sekunder (hajiyah), dan pelengkap (tahsiniyah). Misalnya
kebutuhan primer manusia akan rumah sebagai tempat berteduh dari terik
matahari dan cenkaman dingin. Kebutuhan sekundernya, hendaknya rumah itu
memberi kenyamanan untuk ditempati, misalnya jendela yang bisa dibuka dan
ditutup sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan kebutuhan pelengkapnya,
hendaknya rumah itu dihias, diberi perabot dan sarana peristirahatan yang
memadai. Jika rumah itu telah memenuhi kebutuhan tersebut maka
kemaslahatan manusia akan rumah itu akan terwujud.15
2. Pasar
a. Pengertian Pasar
Pasar adalah tempat atau keadaan yang mempertemukan antara permintaan
(pembeli) atau penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa atau
sumber daya. Pembeli meliputi konsumen yang membutuhkan barang dan
jasa, sedangkan pemilik modal menawarkan pembagian keuntungan dari
kegiatan bisnis tertentu. Secara umum, semua orang atau industri akan
berperan ganda, yaitu sebagai pembeli dan pejual.16
Pengertian lain tentang pasar adalah himpunan pembeli nyata dan pembeli
potensial atas suatu produk. Pasar dapat juga dapat diartikan sebagai sumber
15 Umi ismiyatun, “Analisis pasar johar sebelum dan sesudah relokasi”, Skripsi
Universitas Walisongo Semarang, (2018) Hal.14.
16 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami edisi ke empat (Jakarta : Rajawali
Pers,2012), hlm. 6.
13
mekanisme yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan
antara kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran.17
b. Fungsi Pasar
Pasar memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut
1. Pasar berfungsi sebagai sarana distribusi. Dalam hal ini, pasar berfungsi
untuk memperlancar proses penyaluran barang dan atau jasa dari produsen
ke konsumen. Produsen dapat berhubungan langsung maupun tidak
langsung untuk menawarkan hasil produksinya kepada konsumen. Pasar
dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan/atau jasa dari
produsen ke konsumen berjalan lancar. Sebaliknya, pasar dikatakan tidak
berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali mengalami kendala.
2. Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga. Dalam hal ini, konsumen yang
membutuhkan barang dan/atau jasa tersebut sehingga terjadilah tawar
menawar antara kedua belah pihak. Dengan demikian apabila telah terjadi
kesepakatan bersama tentunya telah diperhitungkan oleh produsen dan
konsumen.
3. Pasar berfungsi sebagai sarana produksi. Dalam hal ini, pasar menjadi
tempat untuk memperkenalkan dan mengimformasikan suatu barang atau
jasa tentang manfaat, keunggulan, dan kekhasannya kepada konsumen.
17 Kasmir, Kewirausahaan Edisi Revisi (Jakarta : PT RajaGrafindo persada,2012),
hlm.169.
14
Promosi dilakukan untuk menarik minat pembeli terhadap barang dan jasa
yang diperkenalkan.18
Menurut Soeratno pasar berperan sangat penting dalam suatu sistem
ekonomi. Terdapat lima fungsi utama pasar dan setiap fungsi mengandung
pertanyaan yang harus dijawab oleh sistem ekonomi. Fungsi pasar tersebut
adalah:
1. Pasar menentukan harga barang. Pada sistem ekonomi pasar, harga
merupakan ukuran nilai barang. Jika suatu barang permintaannya
meningkat, berarti masyarakat membutuhkan lebih banyak. Dalam jangka
yang relatif singkat perusahaan tidak bisa menambah jumlah barang yang
ditawarkan secara seketika. Akibatnya harga barang tersebut naik.
Kenaikan harga suatu barang akan mendorong produsen memproduksi
barang tersebut (jawaban masalah what).
2. Pasar dapat mengorganisasi produksi. Harga barang di pasar menjadi
acuan perusahaan dalam menentukan metode produksi yang paling efisien
(jawaban masalah how).
3. Pasar mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan
(jawaban masalah for whom). Pasar melakukan penjatahan. Konsumsi saat
ini dibatasi oleh jumlah barang dan jasa yang dapat dihasilkan saat ini.
18 Zainal veithzal rivai dkk, Islamic Marketing Management (jakarta : PT Bumi Aksara
2017), hlm.5.
15
4. Pasar menyediakan barang dan jasa untuk masa yang akan datang.
Tabungan dan investasi yang terjadi di pasar merupakan usaha untuk
memelihara sistem dan memberikan kemajuan aktivitas ekonomi. 19
c. Jenis-jenis pasar
1. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang terdapat mobilitas sempurna
dari sumber daya serta adanya pengetahuan yang sempurna baik pembeli
maupun penjual, sehingga kekuatan permintaan dan penawaran dapat bergerak
bebas. Dalam pasar persaingan sempurna, jumlah penjual dan pembeli yang
sangat banyak sehingga tidak ada satupun perusahaan (penjual) yang bisa
mempengaruhi harga.20
Secara umum ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah:
a. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak karenanya baik penjual
(perusahaan) yang ada dipasar maupun pembeli tidak dapat mempengaruhi
harga. Perusahaan menerima harga (price taken) dari pasar bukan
menentukan harga pasar. Perusahaan menjual produknya dengan
berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker).
b. Setiap perusahaan mudah keluar masuk pasar (free entry dan free exit).
Terdapat kebebasan keluar masuk pasar baik bagi pembeli maupun
penjual.
19 Budi wahyono “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang di
pasar bantul kabupaten bantul” Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta (2017).
20 Suhardi, Pengantar Ekonomi Mikro ( Yogyakarta, Gava Media : 2016) hlm. 245
16
c. Barang yang diperdagangkan bersifat homogen. Menghasilkan barang
serupa (identical/homogeneus). Dengan semua produk yang ditawarkan
adalah homogeny maka dalam menentukan pembeliannya, konsumen tidak
tergantung pada siapa yang menjual komoditas tersebut melainkan pada
tingkat harga komoditas tersebut.
d. Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar (small
relatively output). Jumlah output setiap perusahaan secara individu
dianggap relative kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam
industri.21
e. Terdapat banyak perusahaan dipasar, kondisi ini berakibat pada setiap
perusahaan yang ada di pasar relatif kecil dibanding dengan pasar
keseluruhan, dalam kata lain. Produk perusahaan yang ada juga sangat
kecil dibanding produk yang ada di pasar.
f. Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur
tangan pemerintah. Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga,
baik langsung maupun tidak langsung.
g. Konsumen, pemilik produksi dan perusahan didalam pasar mempunyai
pengetahuan atau informasi yang sempurna (perfect knowledge) mengenai
harga-harga dan biaya-biaya yang berlaku sekarang dan yang akan datang.
Apabila ciri yang ketujuh ini ditiadakan, maka pasar masih dalam
persaingan murni (belum sempurna). Dengan adanya penjual dan pembeli
21 Suhardi, Pengantar Ekonomi Mikro ( Yogyakarta, Gava Media : 2016) hlm. 246
17
mengetahui sepenuhnya informasi pasar itu, maka bentuk pasarnya menjadi
pasar persaingan sempurna.22
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang tidak terorganisasi
secara sempurna terdiri atas pasar monopoli, oligopoli, dan pasar persaingan
monopolistik.
A. Monopoli
Struktur pasar monopoli (monopoly market) merupakan kebalikan dari
pasar persaingan sempurna, dimana didalam pasar hanya terdapat satu
penjual/perusahaan saja dan tidak terdapat penjual/perusahaan pesaing.
Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari
suatu barang, yang tidak mempunyai subtitusi (pure monopoly/monopoli
murni). Dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus pula sebagai
industrinya.23
Ciri-ciri pasar monopoli
a. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan
b. Tidak mempunyai barang pengganti yang “mirip”/mempunyai suatu
sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain
c. Menguasai penentuan harga (price maker) artinya karena perusahaan
monopoli merupakan satu-satunya penjual didalam pasar, maka penentuan
harga dapat dikuasai.
22 Suhardi, Pengantar Ekonomi Mikro ( Yogyakarta, Gava Media : 2016) hlm. 247
23 Suhardi, Pengantar Ekonomi Mikro ( Yogyakarta, Gava Media : 2016) hlm. 269
18
d. Mempromosikan penjualan secara iklan kurang diperlukan.
e. Produsen lain tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam
pasar/industri.24
B. Persaingan Monopolistik
Struktur pasar yang berada diantara dua pasar yang telah dikemukakan
sebelumnya, yaitu diantara model pasar persaingan sempurna dan pasar
monopoli. Mengandung model monopoli dan pasar persaingan murni.
Dikatakan demikian dikarenakan jenis barang tersebut memang hanya satu
macam.25
Ciri-ciri Pasar Monopolistik:
1. Terdapat banyak penjual/produsen
2. Produknya bersifat heterogen
3. Ada kelonggaran untuk keluar masuk dalam pasar/industri
4. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan dapat mempengaruhi harga.
5. Diperlukan promosi untuk memperluas pasar26
C. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli ini merupakan pasar yang terdiri dari beberapa
produsen/penjual produk yang homogeny/berbeda corak (yang perbedan
tersebut berlangsung dalam bentuk merek, kualitas atau model/fashion)
24 Suhardi, Pengantar Ekonomi Mikro ( Yogyakarta, Gava Media : 2016) hlm. 271-272.
25 Suhardi, Pengantar Ekonomi Mikro ( Yogyakarta, Gava Media : 2016) hlm. 289
26 Suhardi, Pengantar Ekonomi Mikro ( Yogyakarta, Gava Media : 2016) hlm. 290-291
19
dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar
tersebut (price leader).
Ciri-ciri pasar oligopoli :
1. Terdapat beberapa perusahaan/penjual
2. Produk homogen atau terdiferensiasi
3. Sulit dimasuki perusahaan baru
4. Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi
5. Harga tidak mudah berubah
6. Terdapat satu pemimpin pasar
7. Kompetisi non harga27
d. Adapun pasar memiliki peranan, sebagai berikut:
1. Sebagai tempat untuk mempromosikan barang.
2. Sebagai tempat untuk menjual hasil produksi.
3. Sebagai tempat untuk memperoleh bahan produksi.
4. Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhan.
5. Sebagai tempat bagi konsumen untuk menawarkan sumber daya yang
dimiliki.
6. Sebagai penunjang kelancaran pembangunan.
7. Sebagai sumber pendapatan negara. 28
27 Suhardi, Pengantar Ekonomi Mikro ( Yogyakarta, Gava Media : 2016) hlm. 303-304.
28 Khusnul khatimah, “Dampak realokasi pasar terhadap pendapatan pedagang di pasar
tanete kecamatan bulukumpa kabupaten bulukumba dalam perspektif ekonomi islam” Skripsi
Universitas Islam Negri Alauddin Makasar, (2016), hlm.12.
20
e. Pembagian Pasar
Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang
menyatakan antara pembeli dan penjual harus bertemu secara langsung untuk
mengadakan interaksi jual beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah
sepenuhnya benar karena seiring kemajuan teknologi, internet, atau dengan
surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, mereka berada
ditempat yang berbeda atau berjauhan. Artinya dalam proses pembentukan
pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli, danbarang yang diperjual
belikan serta adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Pasar terbagi
menjadi 3 yaitu pasar tradisional, pasar modern, dan pasar semi tradisional
modern.
1. Pasar Tradisional
Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ditandai
dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung, bangunan
biasanya terdiri atas kios-kios atau gerai, los yang dibuka oleh penjual maupun
suatu pengelola pasar, sebagian besar pasar menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,
kain/pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu adapula yang
menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. 29
Pasar tradisional dewasa ini oleh sebagian masyarakat lebih diidentikkan
dengan tempat yang kumuh, becek, pengap, bau, dan sumpek. Pada daerah-
29 Nurul Adawiyah Hasibuan, “Analisis Dampak Relokasi Pasar Tradisonal terhadap
pendapatan Pedagang sebelum dan sesudah relokasi kepasar induk kota medan” Skripsi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,(2017) hlm. 14
21
daerah tertentu, pasar tradisional juga sering dituduh sebagai sumber
kemacetan, sebab para pedagang sering memanfaatkan sempadan jalan
sebagai tempat menggelar barang dagangannya akibatnya laju kendaraan
menjadi terganggu. Tidak hanya itu saja, pasar tradisional juga kerap dikaitkan
dengan soal pencitraan. Sebagian kalangan masyarakat, terutama masyarakat
menengah keatas dan kalangan remaja, terdapat kesan menghindar berbelanja
di pasar tradisional. Berbelanja dipasar tradisional bagi kalangan mereka dapat
menurunkan gengsi. 30
2. Pasar Modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar
jenis ini, penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani
oleh pramuniaga.
Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan seperti buah, sayuran,
daging, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat
bertahan lama, seperti sabun gula, parfum dan lain-lain. Berbeda dengan pasar
tradisional yang identik dengan lingkungannya yang kotor, pasar modern
justru kebalikannya. Maka dari itu, masyarakat sekarang cenderung memilih
pasar modern sebagai tempat berbelanja, guna memenuhi kebutuhan sehari-
30 Ida bagus brata, “Pasar tradisional ditengah arus budaya global” Skripsi Universitas
mahasaraswati Denpasar, hlm. 3
22
hari. Contoh dari pasarodern adalah pasar Swalayan, Indomaret, Hypermat,
Supermarket, dan Minimarket.
3. Pasar Semi Tradisional Modern
Pasar semi tradisional modern adalah pasar yang mengalami transisi dari
pasar tradisional menuju pasar modern. Dapat diartikan modern karena bentuk
fisik bangunan yang tertata rapi dan tertib antara stand satu dengan stand yang
lainnya serta manajemen pasar tersusun secara teroganisir. namun pasar jenis
ini masih ditandai dengan adanya transaksi penjual dengan pembeli secara
langsung yang biasanya ada proses tawar-menawar. Barang-barang yang
dijual terdiri dari makanan pokok, buah, fashion, hingga kebutuhan sehari-hari
yang dapat bertahan lama, seperti gula, garam, sabun, dan lain-lain.31
3. Tinjauan Khusus Pasar Tradisional
a. Pengertian Pasar Tradisional
Menurut roosdiana devi (2013:13) pasar tradisional adalah pasar yang
kegiatan para penjual dan pembelinya dilakukan secara langsung dalam
bentuk eceran dalam waktu sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan
terbatas. Keadaan pasar tradisional tidak seperti pasar modern yang ber-AC
dan harga yang tertera di suatu barang sudah tidak dapat ditawar. Dalam
proses transaksi di pasar tradisional terjadi proses tawar-menawar antara
31 Nurul Adawiyah Hasibuan, “Analisis Dampak Relokasi Pasar Tradisonal terhadap
pendapatan Pedagang sebelum dan sesudah relokasi kepasar induk kota medan” Skripsi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (2017), hlm.15
23
pembeli dan penjual sampai menemukan kata sepakat pada harga suatu
barang.32
b. Ciri –ciri Pasar Tradisional
1. Adanya sistem tawar-menawar antara penjual dan pembeli. Tawar
menawar mampu memberikan dampak psikologis yang penting bagi
masyarakat. Setiap orang yang berperan pada transaksi jual beli akan
melibatkan seluruh emosi dan perasaannya, sehingga timbul interaksi
sosial dan persoalan kompleks. Penjual dan pembeli saling bersaing
mengukur kedalaman hati masing-masing, lalu muncul pemenang dalam
penetapan harga. Tarik tambang psikologis itu biasanya diakhiri perasaan
puas pada keduanya. Hal ini yang dapat menjalin hubungan sosial yang
lebih dekat. Konsumen dapat menjadi langganan tetap stan pada pasar
tradisional. Kelancaran komunikasi sosial antar pembeli dan penjual dalam
pasar tradisional tersebut menunjang ramainya stan tersebut. (kasdi, 1995)
maka dibutuhkan ruang sirkulasi berupa ruang pedestrian dengan lebar
yang cukup.
2. Pedagang dipasar tradisional berjumlah lebih dari satu, dan pedagang
tersebut memiliki ha katas stan yang telah dimiliki, dan memiliki hak
penuh atas barang dagangannya pada stan masing-masing, sehingga tidak
terdapat satu manajemen seperti yang ada pada pasar modern.
32 M. Rendi Aulia Yudha, “analisis kondisi sosial ekonomi pedagang sebelum dan
sesudah relokasi ( studi kasus dipasar SMEAP tanjung karang kota Bandar lampung)” Skripsi
fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas lampung (2017), hlm.11.
24
3. Ciri pasar berdasarkan pengelompokkan dan jenis barang pasar, yakni:
lilanda (19970, jenis barang dipasar umumnya dibagi dalam empat
kategori:
a. Kelompok bersih (kelompok jasa, kelompok warung, toko).
b. Kelompok kotor yang tidak bau (kelompok hasil bumi dan buah-
buahan).
c. Kelompok kotor yang bau dan basah (kelompok sayur dan bumbu).
d. Kelompok bau, basah, kotor dan busuk (kelompok ikan basah dan
daging). 33
4. Lilanda (1997) tempat berjualan atau lebih sering disebut stan, dipilih
dengan cara undian (stan yang ada adalah stan milik sendiri dengan
membayar biaya retribusi per m2/ hari sesuai dengan biaya yang telah
ditetapkan). Jenis barang yang telah dikelompokkan, dilihat jenis barang
dagangan apa yang paling banyak diperdagangkan dan paling diminati.
Bagian atau blok-blok yang telah ditetapkan tempat-tempat yang strategis
diutamakan diundi dahulu untuk pengurus setiap bagian, setelah itu
sisanya diundi untuk pedagang lainnya.
Tempat-tempat yang strategis selalu diminati oleh pedagang karena
terlebih dahulu terlihat atau dikunjungi pembeli. Tempat strategis yang
dimaksud adalah sirkulasi utam, dekat pintu masuk, dekat tangga atau
dekat hall.
a. Kios
33Galuh oktavina “Redesain Pasar Tradisional Jongke” (Surakarta) hlm. 34.
25
Merupakan tipe tempat berjualan yang tertutup, tingkat keamanan
lebih tinggi dibanding dengan yang lain. Dalam kios dapat ditata
dengan berbagai macam alat display. Pemilik kios, tidak hanya satu
saja tetapi dapat beberapa kios sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan.
b. Los
Merupakan tipe tempat berjualan yang terbuka, tetapi telah dibatasi
secara pasti (dibatasi dengan barang-barang yang sukar bergerak,
misalnya, meja, kursi, dan sebagaiannya atau tetap.
c. Oprokan/Pelataran
Merupakan tipe tempat berjualan yang terbuka atau tidak dibatasi
secara tetap, tetapi mempunyai tempatnya sendiri. Yang termasuk
pedagang oprokan dipasar adalah pedagang asongan yang berjualan
didalam pasar maupun yang diluar pasar tetapi masih menempel
didinding pasar. 34
4. Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar pada dasarnya adalah pasar yang berjalan secara alami
sesuai dengan fungsinya sebagai sarana tempat bertemunya penjual dan
pembeli, dan terjadinya interaksi antara penawaran dan permintaan dengan
berbagai atribut lainnya. Secara lebih spesifik, mekanisme pasar dapat
dikatakan sebagai suatu pasar yang berjalan tanpa adanya campur tangan dari
34 Galuh oktavina “Redesain Pasar Tradisional Jongke”(Surakarta) hlm. 35.
26
pihak manapun untuk memengaruhi permintaan, penawaran, maupun harga
didalamnya.
Dalam kenyataan banyak kegiatan ekonomi yang tidak melalui mekanisme
pasar. Mekanisme pasar dapat memecahkan masalah ekonomi untuk menuju
efesiensi yang paling optimum, sebagaimana dikehendaki oleh semua pelaku
ekonomi. Permasalahan ekonomi akan semakin komplek pada saaat kegiatan
ekonomi tidak mengikuti mekanisme pasar. Permasalahan akan semakin
komplek pada saat yang berperan di pasar semakin banyak dan banyak yang
terlihat. Semua akan diatur dengan baik dengan sendirinya melalui mekanisme
pasar.
Apabila mekanisme pasar tidak mampu menyelesaikan fungsinya sehingga
akan timbul masalah ekonomi yang tidak bisa terselesaikan dengan baik, pada
kondisi inilah disebut terjadi kegagalan pasar.
Mekanisme pasar tidak lagi dapat berfungsi secara efisien dalam
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada dalam masyarakat.
1. Adanya common goods (barang yang tersedia bagi masyarakat dalam
jumlah tidak terbatas, namun memiliki nilai bersaing) pada saat ada hak
kepemilikan negara dan hak kepemilikan kelompok, maka peran pasar
persaingan tidak sempurna tidak berfungsi.
2. Adanya unsur ketidaksempurnaan pasar pada pasar persaingan sempurna
tidak satupun bisa menentukan harga dan unit. Ini berarti ada
ketidaksempurnaan pasar yang meniadakan kesempurnaan pasar.
27
3. Adanya barang publik. Pada saat barang publik dikuasai oleh seseorang
dan kelompok tertentu atau negara. Penguasaan terhadap suatu barang
akan meniadakan kesempurnaan pasar.
4. Adanya eksternalitas. Pada saat ada tindakan seseorang yang berdampak
pada orang lain (segolongan) tanpa ada kompensasi apapun sehingga
timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi, sedangkan di pasar
persaingan sempurna hal ini tidak boleh terjadi.
5. Adanya pasar tidak penuh pada pasar persaingan sempurna harusnya
berjalan sesuai mekanisme harga tetapi apabila ada dalam komponen pasar
yang tidak lengkap, maka mengurangi atau bukan meniadakan
kesempurnaan pasar.
6. Adanya kegagalan informasi pada pasar persaingan sempurna penjual dan
pembeli harus punya pengetahuan yang lengkap, maka akan terjadi
kegagalan pasar.
7. Adanya unemployment agar terjadi kesempurnaan pasar, maka harus
teroptimalkan seluruh sumber daya tetapi dalam kenyataannya apabila
belum teroptimalkan akan terjadi kegagalan pasar.
8. Adanya ketidakpastian dalam pasar persaingan sempurna semuanya harus
bersifat pasti, seandainya tidak pasti maka dapat terjadi kegagalan pasar.
28
5. Mekanisme Pasar dalam Sejarah Islam
a. Masa Rasulullah
Pasar memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat
muslim pada masa rasulullah SAW dan Khulafaurasydin. Bahkan, Rasulullah
SAW sendiri pada awalnya adalah seorang pebisnis, demikian pula,
Khulafaurasyidin dan kebanyakan sahabat. Pada usia tujuh tahun, Muhammad
telah diajak oleh pamannya Abu Thalib melakukan perjalanan perdagangan
kenegri syam. Dari sinilah ilmu perniagaan beliau diasah.
Kemudian, sejalan dengan usianya semakin dewasa, Muhammad semakin
giat berdagang, baik dengan modal sendiri, ataupun bermitra dengan orang
lain. Kemitraan, baik dengan system mudarabah atau musyarakah, dapat
dianggap cukup popular pada masyarakat arab pada waktu itu. Salah satu,
mitra bisnisnya adalah Khadijah seorang wanita pengusaha yang cukup
disegani di mekkah, yang akhirnya menjadi istri beliau. Berkali-kali
Muhammad terlibat urusan dagang keluar negri (Syam, Suriah, Yaman, dan
lain-lain) dengan membawa modal dari khadijah. Setelah menjadi suami
Khadijah pun Muhammad juga tetap aktif berbisnis, termasuk berdagang
dipasar lokal sekitar kota Mekkah.35
Istilah pasar ini telah tercantum dalam Al- Quran surat Al-Furqan ayat 7
yang berbunyi sebagai berikut :
سول يأكل الطعام ويمشي في السو ذا الر عه ل إليه ملك فيكون م اق لول أنز وقالوا مال ه
35 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Mikroekonomi ( Jakarta, Prenadamedia grup : 2010) Hal.
264.
29
Artinya : Dan mereka berkata: "Mengapa rasul itu memakan makanan
dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang
malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan
dia?,36
Rasulullah SAW sangat menghargai harga yang terjadi karena mekanisme
pasar yang bebas dan menyuruh masyarakatnya mematuhi harga pasar ini.
Beliau juga menolak untuk membuat kebijakan penetapan harga manakala
tingkat harga di madinah pada saat itu tiba-tiba naik. Sepanjang kenaikan
terjadi karena kekuatan permintaan dan penawaran yang murni, yang tidak
dibarengi dengan dorongan-dorongan monopolistic dan monopsonistik, maka
tidak ada alas an untuk tidak menghormati harga pasar. Pada saat itu para
sahabat berkata, “Wahai Rasulullah SAW tentukanlah harga untuk kita!” .
Beliau menjawab, allah itu sesungguhnya adalah penentu harga, penahanan,
pencurah, serta pemberi rezeki. Aku mengharapkan dapat menemui tuhanku
di mana salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kedzaliman dalam
hal darah dan harta”.
Dalam hadits diatas jelas dinyatakan bahwa pasar merupakan hukum alam
(sunatullah) yang harus dijunjung tinggi. Tak seorangpun secara individual
dapat mempengaruhi pasar, sebab pasar adalah kekuatan kolektif yang telah
menjadi ketentuan allah. Pelanggaran terhadap harga pasar, yaitu penetapan
harga, merupakan suatu ketidakadilan (zulm/injustice) yang akan dituntut
pertanggungjawabannya dihadapan allah. Sebaliknya, dinyatakan bahwa
36 AL-Furqon (25) : 7.
30
penjual yang menjual dagangannya dengan harga pasar adalah laksana orang
yang berjuang dijalan allah (jihad fii sabilillah), sementara yang menetapkan
sendiri termasuk perbuatan ingkar kepada Allah. Dari Ibnu Mughirah terdapat
suatu riwayat ketika Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki menjual
makanan dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar. Rasulullah
SAW bersabda, “orang-orang yang datang membawa barang kepasar ini
laksana orang berjihad fiisabilillah, sementara orang-orang yang menaikkan
harga (melebihi harga pasar) seperti orang yang ingkar kepada allah”.37
b. Pandangan Ekonomi Muslim
1. Mekanisme pasar Menurut Abu Yusuf
Pemikiran Abu Yusuf tentang pasar dapat dijumpai dalam bukunya Al-
Kharaj. Selain membahas prinsip-prinsip perpajakan dan anggaran Negara
yang menjadi pedoman Kekhalifaan Harun Al-Rasyid di Baghdad, buku ini
juga membicarakan beberapa prinsip dasar mekanisme pasar. Ia telah
menyimpulkan bekerjanya hukum permintaan dan penawaran pasar dalam
menentukan tingkat harga, meskipun kata permintaan dan penawaran ini tidak
ia katakan secara eksplisit.
Masyarakat luas pada masa itu memahami bahwa harga suatu barang
hanya ditentukan oleh jumlah penawarannya saja. Dengan kata lain, bila
hanya tersedia sedikit barang, maka harga akan mahal, sebaliknya jika tersedia
banyak barang, maka harga akan murah. Mengenai hal ini Abu Yusuf dalam
37 M.B. Hendrie Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islami ( Yogyakarta, Ekonisia : 2003 ),
hlm. 269.
31
Kitab Al-kharaj (1997) mengatakan, “Tidak ada batasan tertentu tentang
murah dan mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada yang mengaturnya.
Prinsipnya tidak bisa diketahui. Murah buka berarti melimpahnya makanan,
demikian juga mahal bukan karena kelangkaan makanan. Murah dan mahal
merupakan ketentuan Allah (sunatullah). Kadang-kadang makanan sangat
sedikit, tetapi harganya murah.” Pernyataan ini secara impilist bahwa harga
bukan hanya ditentukan oleh penawaran saja, tetapi juga permintaan terhadap
barang tersebut.38
2. Evaluasi Pasar Menurut Al-Ghazali
Al-Ghazali hidup semasa khalifah Al-Qa’im sampai khalifah Al-
mustazhir. Al-Ghazali merupakan seorang ulama yang menulis sebuah karya
terkenal berjudul Al-Ihya Ulumuddin. Dalam karyanya tersebut, Al-Ghazali
banyak mengkaji topik-topik ekonomi, termasuk pasar, membicarakan barter
dan permasalahannya, penting aktivitas perdagangan dan evolusi pasar, serta
kekuatan permintaan dan penawaran dalam memengaruhi harga.39
Al-Ghazali menyadari kesulitan yang timbul akibat sistem barter yang
dalam istilah ekonomi modern disebut double coincidence, dan karena itu
diperlukan suatu pasar. Selanjutnya, ia juga memperkirakan kejadian ini akan
berlanjut dalam skala yang lebih luas, mencakup banyak daerah atau Negara.
Kesimpulan ini jelas tersirat dari pertanyaannya, “selanjutnya praktik-praktik
38 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam(P3EI), Ekonomi Islam (Jakarta :
PT. RajaGrafindo Persada 2012), hlm. 304.
39 Zainal veithzal rivai dkk, Islamic Marketing Management (jakarta : PT Bumi Aksara
2017) hlm.65.
32
ini terjadi di berbagai kota dan Negara. Orang-orang melakukan perjalanan ke
berbagai tempat untuk mendapatkan alat-alat, makanan, dan membawanya ke
tempat lain. Keadaan inilah yang pada gilirannya menimbulkan kebutuhan alat
transportasi. Terciptalah kelas pedagang regional dalam masyarakat. Motifnya
tentu saja mencari keuntungan. Para pedagang ini bekerja keras memenuhi
kebutuhan orang lain dan mendapat keuntungan dan makan oleh orang lain
juga”.40
3. Pemikiran Ibnu Taimiyyah
Pemikiran Ibnu Taimiyyah mengenai mekanisme pasar banyak dituangkan
dalam bukunya yang berjudul Al-Hisbah fi’l Al-Islam dan Majmu’ Fatwa.
Pandangan ibnu taimiyyah sebenarnya terfokus pada masalah pada
pergerakkan harga yang terjadi kala itu, namun ia letakkan dalam kerangka
mekanisme pasar. Secara umum beliau, telah menunjukkan keindahan
mekanisme pasar sebagai mekanisme ekonomi (the beauty of market).
Beberapa faktor yang memengaruhi permintaan dan tingkat harga, yaitu
a) Keinginan orang terhadap suatu barang sering kali berbeda.
b) Jumlah orang yang meminta.
c) Kuat atau lemahnya kebutuhan terhadap suatu barang.
d) Kualitas pembeli barangng
e) Jenis (uang) pembayaran yang digunakan dalam transaksi jual beli.
40 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Mikroekonomi ( Jakarta, Prenadamedia grup : 2010), hlm.
269.
33
Perlu diketahui bahwa Ibnu Taimiyyah sangat menghargai arti penting
harga yang terjadi akibat mekanisme pasar yang bebas. Beliau menolak
berbagai campur tangan untuk menekan atau menetapkan harga sehingga
mengganggu mekanisme pasar bebas. Beliau cenderung mendukung ilmu
ekonomi positif yaitu harga ditentukan berdasarkan permintaan dan
penawaran. Ibnu Taimiyyah menyatakan bahwa naik dan turunnya harga tidak
selalu disebabkan oleh tindakan tidak adil dari sebagian orang yang terlibat
transaksi, namun bisa disebabkan oleh supply yang menurun akibat produksi
yang tidak efisien, penurnan jumlah impor barang yaitu diminta, atau akibat
tekanan pasar41.
4. Ibnu Khaldun
Pemikiran Ibnu Khaldun tentang pasar termuat dakam buku yang
monumental, Al-Muqadimah, terutama dalam bab “Harga-harga di kota-kota”
(price in towns). Ia membagi barang-barang menjadi dua kategori, yaitu
barang pokok dan mewah. Menurutnya, jika suatu kota berkembang dan
jumlah penduduknya semakin banyak, maka harga barang pokok akan
menurun sementara harga barang mewah akan menaik. Hal ini, disebabkan
oleh meningkatnya penawaran bahan pangan dan barang pokok lainnya sebab
barang ini sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang sehingga
pengadaannya akan di pioritaskan. Sementara itu, harga barang mewah akan
41 Zainal veithzal rivai dkk, Islamic Marketing Management (jakarta : PT Bumi Aksara
2017), hlm.66.
34
naik sejalan dengan menigktatnya gaya hidup yang mengakibatkan
peningkatan permintaan barang mewah ini.
Ibnu Khaldun sebenarnya menjelaskan pengaruh permintaan dan
penawaran terhadap tingkat harga. Secara lebih perinci ia juga menjelaskan
pengaruh persaingan diantara para konsumen dan meningkatnya biaya-biaya
akibat perpajakan dan pungutan-pungutan lain terhadap tingkat harga.42
6. Pendapatan
a. Teori pendapatan
Pendapatan atau keuntungan ekonomi adalah pendapatan total yang
diperoleh pengusaha setelah dikurangi oleh biaya produksi. Pendapatan
merupakan hasil yang didapatkan melalui kegiatan suatu usaha yaitu kegiatan
jual beli dengan melakukan transaksi antara penjual dan pembeli dengan
adanya kesepakatan bersama. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk
uang, dimana uang merupakan alat pembayaran dan alat penukaran.43
Dalam mengukur status ekonomi seseorang atau suatu negara, dua ukuran
yang sering digunakan adalah pendapatan dan kekayaan. Pendapatan mengacu
kepada aliran upah, pembayaran bunga, keuntungan saham, dan hal-hal lain
42 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Mikroekonomi ( Jakarta, Prenadamedia grup : 2010) ,
hlm. 274.
43 Khasan Setiaji dan Ana Listia Fatuniah, “Pengaruh modal, lama usaha dan lokasi
terhadap pendapatan pedagang pasar pasca relokasi,” Jurnal pendidikan ekonomi & bisnis. hlm. 6
35
mengenai pertambahan nilai selama periode waktu tertentu (biasanya satu
tahun).44
Secara singkat pendapatan (income) seorang warga masyarakat ditentukan
oleh :
a. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada hasil-
hasil tabungannya di tahun-tahun lalu, dan warisan atau pemberian.
b. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada hasil-
hasil tabungannya di tahun-tahun lalu, dan warisan atau pemberian.
c. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar.
Menurut Sukirno (2006 : 76) permintaan seseorang akan suatu barang
ditentukan oleh banyak faktor. Diantara beberapa faktor tersebut yang paling
penting yaitu sebagai berikut.
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
5. Citra rasa masyarakat.
6. Jumlah penduduk.
7. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang. 45
44 Samuelson dan Nordhanus, Ilmu mikro ekonomi ( jakarta : Education ) Hal.264
36
b. Jenis-jenis Pendapatan
Pendapatan merupakan total penerimaan (uang atau bukan uang)
seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu.
Terdapat beberapa klasifikasi pendapatan antara lain :
a. Pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa
memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.
b. Pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang
harus dibayarkan oleh penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap
dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
c. Pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa
yang diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.
Pendapatan juga dibagi dua yaitu :
1) Pendapatan kotor adalah pendapatan dalam proses penjualan sebelum
dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan secara langsung.
2) Pendapatan bersih yaitu pendapatan kotor dikurangi semua beban usaha
atau biaya operasi. Pendapatan bersih atau laba bersih ini merupakan laba
yang diperoleh suatu usaha dari aktivitas usaha atau operasinya, belum
dikenai biaya pinjaman dan jika ada.46
45 Safaatur Rohmah, Skripsi “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan
Pedagang Pasar Juwana Baru Kabupaten Pati” ( Semarang : Universitas Negeri Semarang,
2017), hlm. 20
46 Endah Laila Hidayati, Skripsi “Analisis Dampak Relokasi Terhadap Pendapatan
Pedagang Kaki Lima Menurut perspektif Ekonomi Islam” (Lampung : UIN Raden Intan
Lampung 2020).
37
c. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Tinggi rendahnya pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
1. Jenis pekerjaan atau jabatan
Semakin tinggi jabatan seseorang dalam pekerjaan maka pendapatannya
juga semakin besar.
2. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka mengakibatkan jabatan dalam
pekerjaan semakin tinggi dan pendapatan yang diperoleh juga semakin
besar.
3. Masa kerja
Masa kerja lama berpengaruh terhadap pendapatan, dimana masa kerja
semakin lama pendapatan semakin besar.
4. Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga yang banyak mempengaruhi jumlah pendapatan
karena jika setiap angota keluarga bekerja maka pendapatan yang
diperoleh semakin besar (Mulyatnto Sumardi & Hans Dievter Evers,
1991:96).
Menurut artianto dalam penelitiannya bahwa faktor yang mempengaruhi
pendapatan pedagang kaki lima, yaitu :
1. Modal, yang merupakan barang hasil produksi tahan lama yang pada
gilirannya digunakan sebagai input produktif untuk produksi lebih lanjut.
38
2. Lama usaha, merupakan usia dari berdirinya usaha pedagang kaki lima
tersebut.
3. Jumlah tenaga kerja, yaitu tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang
diduga akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya dalam bekerja.
4. Lokasi, yaitu lokasi usaha pedagang kaki lima merupakan suatu yang
sangat vital, karena disitulah tempat dia menggantungkan hidupnya.
d. Cara Mengukur Pendapatan
Untuk mengukur besarnya pendapatan ada 3 pendekatan perhitungan
yaitu:
1. Pendekatan hasil produksi (produk approach)
Dengan pendekatan hasil produksi besarnya pendapatan dapat diketahui
dengan mengumpulkan data tentang hasil akhir barang atau jasa suatu periode
tertentu dari suatu unit produksi yang menghasilkan barang atau jasa. 47
2. Pendekatan pendapatan
Menghitung pendapatan dengan mengumpulkan data tentang pendapatan
yang diperoleh seseorang.
3. Pendekatan pengeluaran
Menghitung besarnya pendapatan dengan menjumlahkan pengeluaran
yang dilakukan oleh suatu unit ekonomi (soediyono,1992:21-22). 48
47 Nadya Nelsi lilis u.s, ‘’ pengaruh pendidikan orangtua, pendapatan orangtua dan
ekspektasi karir terhadap minat melanjutkan keperguruan tinggi pada siswa kelas XI akuntansi
SMK 1 Wonosoro” , Skripsi Universitas Negri Yogyakarta (2017), hlm.33.
48 Nadya Nelsi lilis u.s, ‘’ pengaruh pendidikan orangtua, pendapatan orangtua dan
ekspektasi karir terhadap minat melanjutkan keperguruan tinggi pada siswa kelas XI akuntansi
SMK 1 Wonosoro” Skripsi Universitas negri Yogyakarta, (2017), hlm. 34.
39
7. Pedagang
a. Definisi Pedagang
Dalam aktivitas perdagangan, pedagang adalah orang atau institusi yang
memperjualbelikan produk atau barang kepada konsumen baik secara
langsung maupun tidak langsung.49
b. Jenis-jenis pedagang
1) Pedagang distributor (tunggal), yaitu pedagang yang memegang hak
distribusi satu produk dari perusahaan tertentu.50
2) Pedagang partai(besar), yaitu pedagang yang membeli produk dalam
jumlah besar yang dimaksudkan untuk dijual kepada pedagang lainnya
seperti grosir.51
3) Pedagang eceran, yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada
konsumen.
Sedangkan sosiologi ekonomi membedakan pedagang berdasarkan
penggunaan dan pengelolaan pendapatan yang dihasilkan dari perdagangan
dan hubungannya dengan ekonomi keluarga. Dari studi sosiologi ekonomi
tentang pedagang yang telah dilakukan sepertyi Geertz (1963), Mai dan
Buchholt (1987), dan lain-lain dapat disimpulkan bahwa pedagang dibagi atas:
a. Pedagang professional yaitu pedagang yang menganggap aktifitas
perdagangan merupakan pendapatan dari hasil perdagangan merupakan
49 Eva Yuliyanti, “ Pengaruh Relokasi Pasar Terhadap Pendapatan Pedagang” , Skripsi
IAIN Metro (2018),Hal.18.
50 Damsar, sosiologi Ekonomi (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada :1997) hlm.106
51 Damsar, Sosiologi Ekonomi (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada :1997) hlm.106-107
40
sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga. Pedagang
profesional mungkin saja ia adalah pedagang distributor, pedagang (partai)
besar, atau pedagang eceran.
b. Pedagang semi profesional adalah pedagang yang mengakui aktivitasnya
untuk memperoleh uang tetapi pendapatan dari hasil perdagangan
merupakan sumber tambahan bagi ekonomi keluarga. Derajat tambahan
tersebut berbeda pada setiap orang dan masyarakat. Pada masyarakat
sedang berkembang, derajat tambahan tersebut mempunyai arti yang
sangat penting bagi ekonomi keluarga. Jika aktifitas tersebut tidak
dilakukan mungkin saja ekonomi keluarga mengalami kegoncangan.
Sebaliknya pada masyarakat maju, jika aktivitas tersebut tidak dilakukan
ia tidak akan menggoncangkan ekonomi keluarga.
c. Pedagang subsistensi merupakan pedagang yang menjual produk atau
barang dari hasil aktivitas atas subsistensi untuk memenuhi ekonomi
rumah tangga. Pada daerah pertanian, ia adalah seorang petani yang
menjual produk pertanian ke pasar desa atau kecamatan. Pada daerah
pantai, ia adalah seorang nelayan yang menjual hasil tangkapannya ke
pasar ikan dimana ia betempat tinggal. Pada masyarakat industry,
misalnya jerman, terdapat sekelompok (terutama orang asing) yang
mengumpulkan barang-barang bekas yang dibuang oleh masyarakat
(seperti pakaian, peralatan rumah tangga, buku, dan lain-lain) untuk dijual
ke pasar loak yang biasanya dilaksanakan pada akhir pekan (sabtu dan
minggu). Sebagian barang hasil pakaian tersebut dipakai sendiri dan
41
sebagian terbesar darinya dijual di pasar loak. Hasil tersebut bagi petani,
nelayan ataupun pemulung dipergunakan untuk membeli kebutuhan-
kebutuhan subsistensi lainnya misalnya kebutuhan sandang bagi petani
dan nelayan atau kebutuhan pangan bagi pemulung.52
d. Pedagang semu adalah orang yang melakukan kegiatan perdagangan
karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau mengisi waktu
luang. Pedagang jenis ini tidak mengharapkan kegiatan perdagangan
sebagai sarana untuk memperoleh uang, malahan mungkin saja sebaliknya
ia (akan) memperoleh kerugian dalam berdagang. Pedagang jenis ini
banyak ditemukan pada pasar loak di negara-negara maju. Dari studi yang
sedang dilakukan tentang pasar loak jerman memperlihatkan bahwa
pedagang jenis ini banyak terdapat disini. Mereka berdagang sambil
rekreasi, menghabiskan waktu akhir pekan untuk berkomunikasi dengan
orang lain setelah melewati 5 hari kerja yang (mungkin) penuh dengan
kemonotonan hidup. Tidak jarang pedagang jenis ini menghadiahkan atau
memberikan dengan Cuma-Cuma kepada pengunjung stand yang
digelarkannya. Seorang dapat saja berpenghasilan minus dalam arti dia
harus mengeluarkan uang dari sakunya sendiri untuk membayar sejumlah
uang kepada koordinator yang menyelenggarakan pasar loak karena
pendapatan dari jual beli kurang dari jumlah yang harus dibayar sebagai
pemakai ruang/ stand.53
52 Damsar, Sosiologi Ekonomi (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada :1997) hlm.107-108
53 Damsar, ”Sosiologi Ekonomi” (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada :1997) hlm.108-109
42
c. Berdagang menurut aturan ekonomi islam
Pedagang adalah orang atau badan membeli, menerima atau menyimpan
barang penting dengan maksud untuk dijual, diserahkan atau dikirim
kepada orang atau badan lain baik yang masih berwujud barang penting
asli, maupun yang sudah dijadikan barang lain. (Pasal 1 Angka 2 UU
Nomor 29 Tahun 1948 Tentang Pemberantasan Penimbunan Barang
Penting). Sebagaimana dalam firman allah pada QS. An-nisa ayat 29.
G. Tinjauan Pustaka
NO Judu Penelitian Penyusun Hasil Penelitian
1. Analisis relokasi
pedagang pasar
ngarsopuro dikota
Surakarta
Rudi Laksono Hasil analisa rata-rata
keuntungan para pedagang
dipasar ngarsopuro
menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan sebelum dan
sesudah dipindah. Hal ini terkait
dengan menurunnya pendapatan
yang diperoleh pedagang setiap
bulannya dan sepinya
pengunjung yang berbelanja
pada pasar ngarsopuro yang
baru.
2. Analisis kondisi M.rendi Aulia Hasil penelitian dapat di analisa
43
sosial ekonomi
pedagang sebelum
dan sesudah relokasi
(studi kasus di pasar
SMEP tanjung
karang kota Bandar
lampung).
Yudha setelah direlokasi, para
pedagang tidak berada didalam
pasar SMEP dan memencar
antara satu kelompok pedagang
dengan pedagang lainnya.
Sebagian besar pendapatan
pedagang mengalami
penurunan, sehingga pedagang
mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari dan kesulitan dalam
memutarkan modal agar
usahanya dapat terus berjalan.
3. Dampak sosial
ekonomi kebijakan
relokasi pasar
Aldinur Armi Hasil analisa relokasi pasar
Dinoyo ke PPS merjosari
memiliki dampak yang lebih
condong kepada dampak sosial
ekonomi yang positif, walaupun
dampak negatif yang juga
terjadi. Untuk dampak positif
ekonomi yang muncul adalah
akses ekonomi yang lebih
terbuka pada masyarakat
44
merjosari sedangkan dampak
negatif beberapa pedagang
mengalami penurunan
pendapatan karena konfigurasi
kios tidak sama seperti saaat
masih dipasar dinoyo
4. Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pendapatan
pedagang pasar
setelah relokasi di
pasar purwoyoso
kecamatan ngaliyan
semarang.
Aditya septian
pratama
Berdasarkan hasil penelitian
bahwa ada pengaruh antara
modal, jam berdagang, dan
lokasi yang baru terhadap
pendapatan pedagang pasar
puroyoso kecamatan ngaliyan
semarang. Besarnya pengaruh
sebesar-sebesar 60,2%,
Sedangkan sisanya dipengaruhi
variabel yang ada diluar model
sebesar 39,8%.
45
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah field research yaitu penulis
langsung turun ke lapangan untuk meneliti hal-hal yang menjadi pokok
permasalahan tersebut. Pada penelitian ini didekatkan pada jenis penelitian
kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah berupa
tradisi tertentu dalam sebuah ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental memiliki ketergantungan melalui pengamatan manusia dalam
kekhasannya sendiri. sedangkan makna dari penelitian deskriptif adalah upaya
dalam mengolah data untuk dirubah menjadi sesuatu yang bisa dipaparkan
secara jelas dan tepat yang bertujuan agar bisa dipahami oleh orang lain tidak
langsung mengalaminya sendiri. selain itu disebutkan pula bahwa penelitian
kualitatif biasanya berbentuk deskriptif dan umumnya memakai analisis
dengan pendekatan induktif, dilakukan dengan situasi yang wajar serta data
yang dihimpun ialah bersifat kualitatif.54
Dari penelitian diatas, penelitian ini bertujan untuk mengetahui dampak
relokasi pasar tradisional terhadap pendapatan pedagang sebelum dan sesudah
relokasi pada pasar Angso Duo.
54 Nurul Adawiyah Hasibuan, “Analisis Dampak Relokasi Pasar Tradisonal terhadap
pendapatan Pedagang sebelum dan sesudah relokasi kepasar induk kota medan”, Skripsi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, hlm. 39.
B. Setting dan Subjek Penelitian
Adapun peneliti memilih lokasi penelitian di pasar Angso Duo . Penetian
ini dilakukan kepada para pedagang terdiri dari usia relatif muda bahkan
sudah tua. Subjek dari penelitian ini adalah pedagang pada pasar Angso Duo
dengan jenis dagangan yang berbeda-beda.
C. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang ada pada penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber
pertama dilapangan55. Sumber data ini didapatkan langsung dari hasil
wawancara dengan pedagang di pasar Angso Duo.
2. Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara
tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data diperoleh dengan cara
mengutip dari sumber lain.56
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
wawancara, Observasi, dan Dokumentasi.
a. Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara
55 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian sosial dan ekonomi ( Jakarta :
Prenadamedia Grup, 2013 ) hlm. 128.
56 Hasbi Umar, Pedoman Penulisan Skripsi (Jambi, Syariah Press : 2014) hlm.34.
pewawancara dengan responden atau dengan orang yang diwawancarai.57
Dalam pengumpulan data melalui wawancara, peneliti langsung mengadakan
Tanya jawab dengan para pedagang yang berada di pasar Angso Duo tersebut,
dan pedagang tersebut berwenang memberikan jawaban berupa informasi
yang dibutuhkan oleh peneliti. Jumlah informan sebanyak 40 pedagang.
b. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data
melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek
diamati secara langsung, dalam metode ini, pihak pengamat melakukan
pengamatan dan pengukuran dengan teliti terhadap obyek yang diamati,
bagaimanakah keadaannya, kemudian dicatat secara cermat dan sistematis
peristiwa-peristiwa yang diamati sehingga data yang telah diperoleh tidak
luput dari pengamatan 58.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan
dokumentasi ialah biayanya yang relatif murah, serta waktu dan tenaga lebih
efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data yang diambil dari dokumen
57 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian sosial dan ekonomi ( Jakarta :
Prenadamedia Grup, 2013 ) Hal. 133.
58 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi (Teori dan Aplikasi), hlm. 133
cenderung sudah lama, dan kalau ada yang salah cetak maka peneliti ikut
salah pula mengambil datanya.59
E. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adlaah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data (Data Collection)
Pengumpulan data akan dilakukan selama data yang diperlukan belum
cukup jika telah cukup dalam pengambilan kesimpulan maka pengumpulan
data dapat dihentikan. Langkah dalam pengumpulan data adalah wawancara,
observasi dan dokumentasi.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Proses pemilihan, penyederhanaan, mengarahkan dan membuang yang
tidak perlu data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Proses
reduksi berlangsung terus sampai laporan akhir peneliti di susun. Reduksi
merupakan bagian analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat
fokus, membuang hal-hal yang tidak penting sehingga peneliti dapat menarik
kesimpulan dengan mudah. 60
59 Husaini Usman dan purnomo setiady Akbar, Metodologi penelitian sosial (Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2017) hlm. 106
60 Arry Pongtiku dan robby kayame, Metode Penelitian Tradisi Kualitatif ( Bogor : In
Media, 2019) hlm.70
3. Penyajian Data (Data Display)
Data yang tercatat di catatan lapangan tadi selanjutnya di organisasikan
dan disajikan dalam bentuk teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan.
Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam
bentuk yang padu dan mudah di pahami sehingga memudahkan untuk di
kondensasi (dirangkum). Penyajian data yang tersusun lengkap memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.61
4. Penarikan kesimpulan (Conclution)
Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan diakhir
penellitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada simpulan dan melakukan
verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran simpulan yang disepakati
oleh subjek tempat peneliti itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan peneliti
dari data harus di uji kebenarannya, kecocokan dan kekokohannya. Peneliti
harus menyadari bahwa dalam mencari makna, ia harus menggunakan
pendekatan emik yaitu kacamata key informant, dan bukan penafsiran makna
menurut pandangan peneliti (pendekatan etik)62
61 Husaini Usman dan purnomo setiady Akbar, Metodologi penelitian sosial (Jakarta :
PT. Bumi Aksara, 2017) hlm. 133
62 Husaini Usman dan purnomo setiady Akbar, Metodologi penelitian sosial (Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2017) hlm. 135
H. Sistematika penulisan
Agar lebih mudah memahami proposal ini, serta penulisannya lebih
sistematis, maka penulis membaginya menjadi beberapa bab sebagai berikut :
BAB I :Bab ini membahas tentang pendahuluan mencakupi latar belakang
masalah, identiikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori dan tinjauan pustaka.
BAB II: Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
BAB III: Bab ini membahas mengenai gambaran umum mengenai dampak
relokasi pasar tradisonal terhadap pendapatan pedagang sebelum dan sesudah
relokasi dipasar Angso Duo.
BAB IV: Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang diteliti oleh
penulis mengenai dampak relokasi pasar tradisional terhadap pendapatan
pedagang sebelum dan sesudah relokasi dipasar Angso Duo.
BAB V: penutup , berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian ini.
Daftar pustaka
51
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Pasar Angso Duo Jambi
Setiap provinsi di Indonesia memiliki banyak pasar rakyat dengan ciri-ciri
serta keunikan tersendiri. Salah satunya pasar rakyat yang ada di Provinsi
Jambi, yaitu Pasar Angso Duo. Pasar Angso Duo terletak di jalan sultan
tahaha, Kota Jambi.
Pasar Angso Duo memiliki sejarah yang sangat panjang. Pada abad ke 14,
berdiri sebuah pasar rakyat kecil yang terletak di Dermaga Bom Batu Muara
Jambi (sekarang tempat ini menjadi Mall WTC Batanghari Jambi). Nama
Pasar ini adalah Pasar Tanah Pilih. Pasar inilah yang menjadi cikal bakal
berdirinya berdirinya pasar Angso Duo. Pada zaman penjajahan jepang, pasar
tanah pilih hancur dan dipindahkan ke suatu tempat yang bernama Gang Siku.
Setelah dipindahkan , Pasar Tanah Pilih Menjadi lebih baik walaupun hanya
terdiri dari dereta meja-maja dari batu, maka masyarakat jambi saat itu
merubah nama pasar Tanah pilih menjadi pasar meja batu.
Seiring perkembangannya, Pasar Meja Batu menjadi pusat perdagangan
masyarakat jambi saat ini. Pedagang yang berjualanpun semakin lama
semakin banyak sehingga membuat Gang Siku menjadi sangat ramai. Pada
tahun 1970, terjadi sedimentasi Sungai Batanghari. Oleh karena itu.
Pemerintah Kota Jambi memutuskan untuk melakukan pengerukan. Tanah
hasil pengerukan ditimbun sekitar sungai hingga membentuk sebuah daratan
baru. Pada daratan itulah pemerintah akhirnya memindahkan kembali pusat
pasar rakyat dari Pasar Meja Batu. Setelah dipindahkan ke daratan baru
tersebut, pasar rakyat Meja Batu dirubah namanya menjadi Pasar Angso Duo
yang letaknya tepat di tepi sungai Batanghari Jambi. Perngganti nama ini
terjadi pada tahun 1974.63
Semakin pesatnya kemajuan zaman membuat pasar tradisional Angso Duo
menjadi semakin ramai terutama pada hari-hari libur. Tentunya hal tersebut
membuat kemacetan yang terus terjadi disekitar pasar tersebut, lingkungan
sekitarpun menjadi terlihat kumuh akibat sampah-sampah sisa perdagangan.
Sehingga pada tahun 2014 dibangunlah pasar modern tradisional Angso Duo,
dan setelah pembangunan selesai pada tahun 2018 pasar Angso Duo pun
ditutup.
Beberapa Fasilitas yang ada di pasar angso duo
a. Klinik
b. Mushola
c. Halaman parker
d. Wc umum
63 https://kompasiana.com
B. Letak Geografis Pasar Angso Duo
Pasar angso Duo merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di kota
jambi yang mempunyai luas wilayah 7,2 Ha. Pasar angso Duo berbatasan
dengan :
Gambar 3.1
Letak Geografis Pasar
Sebelah Utara Sungai Batang Hari
Sebelah Timur Tanah Pemprov
Sebelah Selatan Legok
Sebelah Barat Jalan S.Thaha
Sumber :Kantor Pengelola Pasar Angso Duo Baru Jambi
C. Struktur Organisasi Pengelolaan Pasar
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Pengelola Pasar Rakyat Angso Duo Baru Jambi
Kepala Pasar
M. Purnomosidi, ST.,I.A.I
Dewan Pembina
Nur Jatmiko
Sarmu, SH, MM
Dewan Pengawas
H. Sugito, SH
H. R. Mukhtar
Wakil Kepala pasar
Drs. Rusmadi, MS
Sekretaris Pasar
As’ari Syafe’I, S.Pd
Kabag Operasional
A. Wahab
Kabag Umum
Miftahul Ikhlas
Kabag Keuangan
Ayu Wulandari, SE
Kabag Maintenance
Syaiful Iskandar
Kabag Hukum Dan HRD
Maiful Efendi, SH., MH
Kabag Humas
Ansori S.Fil.l
Kabag
Keamanan
M. Sani, A.Md
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Tentang Dampak Relokasi Pasar Tradisional
Terhadap Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Relokasi di
Pasar Tradisional
1. Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Relokasi di Pasar
Tradisional
Menurut Murni dan Amaliawiati (2012) pendapatan adalah hasil berupa
uang yang diterima suatu perusahaan atas penjualan barang-barang dan jasa
yang dihasilkannya. Sedangkan Menurut Rahardja dan Manurung (2010),
pendapatan adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau
rumah tangga selama periode tertentu. Kemudian menurut Samuelson dan
Nordhaus (2005), pendapatan merupakan hasil berupa uang atau hal materi
lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas.
Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap
anggota rumah tangga dalam bentuk uang yang diperoleh baik sebagai gaji
atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain. 64
Pendapatan sangat berpengaruh terhadap jumlah permintaan terhadap
suatu barang. Perubahan pendapatan mengakibatkan hubungan antara
64 Puty Andini “Analisis pendapatan pedagang kaki lima sebelum dan sesudah program Relokasi
di Kota Langsa (studi kasus pada Pedagang Kaki Lima di Lapangan Merdeka)” Jurnal Samudra
Ekonomika, VOL 1 NO.2 (Oktober 2017) hlm. 195.
56
pendapatan dengan jumlah permintaan suatu barang tergantung pada jenis dan
sifat barangnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada pedagang Angso Duo
pendapatan pedagang setelah direlokasi berbeda dengan sebelumnya. Peneliti
hanya mencamtumkan beberapa hasil wawancara pada setiap pertanyaan yang
dianggap sudah mewakili.
a. Pendapatan pedagang menurun setelah direlokasi
Dari Wawancara yang dilakukan, didapatkan hasil sebanyak 70% ( 28 dari
40 pedagang) yang telah direlokasi mengatakan bahwa pendapatan mereka
menurun. Penulis mewawancarai bapak iwan umur 45 tahun beliau sebagai
pedagang sembako, beliau menyatakan :
“Pendapatan kalau dibanding dengan yang lamo itu beda, pendapatan lebih
enakan disano, selisih pendapata sekitar 50% lah bedanyo. Penyebabnyo
pedagang makin banyak jadi pesaing banyak.”65
Dari hasil wawancara dengan bapak iwan selaku pedagang di pasar angso
duo pendapatan bapak iwan sebelum dan sesudah direlokasi itu berbeda. Pak
iwan mengakui lebih enakan pendapatan sebelum direlokasi pendapatan pak
iwan berbanding 50% setelah adanya relokasi ini. Pak iwan berpendapat
penyebab pendapatan dia dari sebelum dan sesudah relokasi berubah
dikarenakan banyak pesaing. Penulis juga mewawancarai pedagang lain yang
pendapatan nya menurun dikarenakan faktor pasar yang sepi dari pengunjung.
65 Wawancara dengan bapak Iwan, Pedagang sembako di pasar angso duo, 28 april
2020.
57
Seperti wawancara yang dilakukan penulis kepada bapak Abdul wahab umur
65 Tahun beliau sebagai pedagang ikan, beliau menyatakan :
“Semenjak pindah ke pasar baru pendapatan jauh merosot, pembeli di pasar
sepi beda dengan pasar yang lamo, kalau untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari tu cukuplah.”66
Penulis juga mewawancarai nenek habso umur 70 tahun beliau sebagai
pedagang sayuran beliau menyatakan bahwa:
“Penghasilan jauh berubah penghasilan lebih enak disano menurut nenek
dipasar baru ni sepi jualan dari pagi sampe sore tetap be dapatnyo dikit.”67
Hal yang sama juga dirasakan nenek murni umur 71 tahun beliau menjual
sayuran, beliau menyatakan:
“Pasar semenjak pindah ni sepi pendapatan nenek beda dari yang dulu kalau
sekarang nenek bawak kangkung cuma 25 kebat kalau dipasar lamo dulu
nenek bawak kangkung sampe 200 kebat. Tapi nenek sekarang tidak menjual
sayur kangkung aja nenek juga menjual sayur yang lain”68
Dari hasil wawancara dengan bapak abdul wahab sebagai pedagang ikan
pendapatan beliau juga menurun setelah direlokasi dikarenakan pasar angso
duo baru ini sepi dari pengunjung. Pendapatan yang didapatkan hanya cukup
untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Begitu juga dengan pendapatan nenek
habso sebagai pedagang sayuran pendapatan beliau juga menurun dari pagi
sampe sore berjualan tetap saja pendapatan tidak sama dengan pasar angso
66 Wawancara dengan bapak Abdul Wahab, pedagang ikan dipasar angso duo, 19
Februari 2020.
67 Wawancara dengan nenek Habsoh, pedagang sayuran di pasar angso duo, 19 Februari
2020.
68 Wawancara dengan nenek murni, pedagang sayur kangkung di pasar angso duo, 29
april 2020
58
dua lama. Begitu juga dengan nenek murni ketika jualan di pasar angso duo
lama nenek hanya berjualan kangkung dan kangkung nenek murni sebanyak
200 kebat itu selalu habis ketika dipasar angso duo lama sekarang nenek
murni merasakan kangkung yang dijualnya hanya dikit yang beli dan nenek
murni pun sekarang menjual beberapa sayuran lain untuk menambah
penghasilannya.
. Penulis juga mewawancarai beberapa pedagang yang beranggap ada
beberapa faktor yang membuat dagangan mereka sepi. Seperti wawancara
yang dilakukan penulis kepada ibu Haryati umur 50 tahun beliau sebagai
pedagang ayam beliau menyatakan:
“Pasar ini terlalu besar jadi terasa sepi pedagang juga banyak jadi pendapatan
saya semenjak disini berkurang.”69
Penulis juga mewawancarai ibu khalijah umur 58 Tahun beliau sebagai
pedagang sayuran beliau menyatakan:
“Pendapatan bagus angso duo lamo pokonyo dak kayak dulu lah di pasar baru
ni sepi karno masuk bayar karcis, kalau orang yang belanjo dikit kan jadinyo
keberatan.”70
Hal serupa juga dialami oleh bapak rido umur 39 tahun beliau pedagang
kembang, beliau menyatakan:
69 Wawancara dengan ibu Haryati, pedagang ayam dipasar angso duo, 29 april 2020.
70 Wawancara dengan ibu Khalijah, pedagang sayuran dipasar angso duo, 29 april 2020.
59
“Pendapatan semenjak disini berkurang mungkin beda dengan pasar yang
lamo sekitar 30% lah, pasar ni sepi karno mungkin retribusi pintu masuk, terus
pas didalam pasar bayar parkir lagi.”71
Penulis juga mewawancarai pak sargawi yang sudah 20 tahun
berdagang.beliau merasa pendapatan beliau juga menurun, Menurut pak
sargawi faktor yang menyebabkan menurunnya pendapatan karna pasar yang
baru ini jauh dari jalan angkot langkah kesini dan juga perkembangan pasar
sudah banyak.72
Dari hasil wawancara dengan beberapa pedagang di atas dapat diketahui
bahwa lokasi berjualan dan adanya pembayaran karcis dapat berpengaruh
terhadap pendapatan pedagang yang berjualan,menurut pedagang faktor yang
membuat pasar sepi adalah lokasi pasar yang jauh masuk kedalam dan apalagi
bayar parkir lebih dari satu kali . Tetapi tidak semua pedagang yang
mengalami penurunan ada juga beberapa pedagang yang merasa setelah
direlokasi pendapatannya meningkat.
b. Pendapatan pedagang meningkat setelah direlokasi
Dari wawancara yang dilakukan 12.5% (5 dari 40 pedagang) menyatakan
pendapatan mereka meningkat. Seperti wawancara yang dilakukan kepada
bapak Adnan berusia 61 beliau sebagai penjual tempoyak, beliau menyatakan:
71 Wawancara dengan bapak Rido, pedagang kembang di pasar angso duo, 29 april 2020.
72 Wawancara dengan bapak sargawi, pedagang ikan dipasar angso duo, 19 februari 2020
60
“Dengan pemindahan pasar ini pendapatan enak disini kalau di pasar lama
saya dulu dibagian belakang jadi agak sepi kalau sekarang dapat dibagian
depan dan Alhamdulillah meningkat pendapatan saya.”73
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak adnan sebagai penjual
tempoyak pendapatan beliau sebelum dan sesudah relokasi juga berbeda tetapi
pendapatan pak adnan ini sesudah di relokasi mengalami kenaikan salah satu
nya dikarenakan mendapatkan lapak yang berada dibagian depan, lapak
bagian depan ini lebih mahal dibanding lapak bagain belakang. Tetapi lapak
bagian depan lebih banyak didatangi pengunjung. Dipasar sebelumnya pak
adnan mendapatkan lapak yang jauh masuk kedalam yang membuat sepi dari
pengunjung.
Penulis juga mewawancarai pak herman umur 38 tahun sebagai sudah
berjualan selama 25 tahun beliau menyatakan :
“Pendapatan saya dari yang lama dibanding yang baru lebih tinggi pendapatan
dipasar yang baru. Mungkin faktornya karna saya mengambil lapak dibagian
depan bisajadi.”74
Penulis juga mewawancarai bapak bek sihombing umur 75 tahun beliau
sebagai pedagang sembako, beliau menyatakan :
“Lebih enak di pasar baru ni disinikan semua pedagang dikumpulkan semuo
kalau disana kaliling-keliling, pendapatan saya disini meningkatlah sehari bisa
dapat 500 ribu beda dengan dulu biasanya hanya dapat 250 atau 300 ribu”75
73 Wawancara dengan bapak adnan, pedagang tempoyak di pasar angso duo, 24 april
2020.
74 Wawancara dengan bapak herman, pedagang sayuran di pasar angso duo, 24 april
2020.
75 Wawancara dengan bapak bek sihombing, pedagang sembako di pasar angso duo, 24
april 2020.
61
Dari hasil wawancara bek sihombing beliau juga merasakan adanya
peningkatan pendapatan setelah dilakukan relokasi ini. Karena dipasar baru
ini semua pedagang dikumpulkan pada pasar angso duo lama pendapatan
bapak bek sihombing ini hanya 250 atau 300 ribu tetapi setelah dilakukan
relokasi ini pendapatan nya naik menjadi 500 ribu sehari. Tetapi tidak semua
pedagang yang mengalami kenaikan dan penurunan pendapatan beberapa
pedagang beranggapan pendapatannya di pasar angso duo lama dan baru ini
sama saja tidak berubah,Seperti wawancara yang dilakukan penulis dengan
pedagang yang lain.
c. Pendapatan pedagang tidak mengalami perubahan setelah direlokasi
Dari wawancara yang dilakukan 17.5% (7 dari 40 pedagang) menyatakan
pendapatan mereka setelah direlokasi ini tidak ada perubahan. Seperti
wawancara yang dilakukan penulis dengan pedagang lain.
Menurut bapak irzan umur 40 tahun beliau sebagai pedagang bumbu
beliau menyatakan :
“Pendapatan dipasar baru dengan lamo samo be pembeli kadang sepi yo sepi
kadang rame yo rame, bedanyo pelanggan lamo hilang tapi semenjak pindah
dapat lagi pelanggan baru jadi samo be dakdo beda.”76
Menurut bapak alex umur 48 tahun beliau berdagang bahan sembako
beliau menyatakan:
“Pendapatan saya setelah pindah samo bae dakdo perbedaan” 77
76 Wawancara dengan bapak irzan, pedagang bumbu di pasar angso duo, 24 april 2020.
62
Dari hasil wawancara ada beberapa pedagang beranggapan semenjak pasar
angso duo direlokasi pendapatan pedagang tidak berubah, seperti yang
diungkapkan pak irzan bagi pak irzan tidak ada perubahan pendapatan ketika
pelanggan yang di pasar lama hilang tapi pak irzan mendapatkan pelanggan
yang baru. Tidak semua pendapatan setelah direlokasi menurun dan
meningkat seperti yang dialami pedagang lain. Tetapi dari 40 informasi yang
didapatkan penulis 70% pedagang beranggapan pendapatan mereka menurun,
12.5% pedagang beranggapan pendapatan mereka naik dan 17.5% pedagang
beranggapan tidak ada perubahan pendapatan yang terjadi setelah direlokasi.
Dalam syariah agama kita, bekerja merupakan yang diperintahkan oleh
syariat. Adanya hadits yang menyebutkan bahwa kefakiran dekat dengan
kekufuran, semestinya dijadikan cambuk oleh kita untu giat dalam bekerja dan
tidak lupa bersukur setelah mendapatkannya. Syekh Abu Abdillah
Muhammad al-sakhawi(831-902) menyampaikan Rasulullah SAW bersabda
dalam sebuah hadits yang disampaikan dari jalur sanad sahabat Amru bin Ash.
Artinya “Bekerjalah seperti kerjanya orang yang menyangka dia tidak
akan mati selamanya. Dan takutlah seakan takutnya orang yang akan mati
besok”
Tentunya bekerja disini bukan hanya perintah untuk sekedar mencari
nafkah saja, akan tetapi syariat agama kita juga menyampaikan tuntunan.
Orang bekerja tentu karena ingin mendaptakan hasil. Adakalanya hasilnya
77 Wawancara dengan bapak alex , pedagang sembako, 19 februari 2020
63
sedikit. Dalam bekerja seperti dalam bidang niaga misalnya, maka pasti ada
untung dan ada rugi. Keduanya menghendaki kita untuk bergerak menyikapi.
Tentunya sikap dalam hal ini juga mencakup tiga hal, yaitu :
1. Menyikapi laba dan pendapatan baik kecil maupun besar
2. Menyikapi kerugian usaha baik kecil atau besar
3. Mengembangkan profesionalisme kinerja karyawan.
Syariat kita menyampaikan. Ada beberapa hal yang harus di perhatikan
dalam mengelola pendapatan/keuangan kita, yaitu:
1. Pembelanjaan dijalan yang halal
2. Berinfaq, memperhatikan keluar masuknya asset
3. Mencatat setiap transaksi baik pemasukan atau pengeluaran
2. Dampak perubahan dari pengelolaan pasar tradisional bagi para
pedagang
a. Sepi dari pengunjung
Penulis mewawancarai bapak holil yang berusia 34 tahun beliau sudah
berjualan selama 5 tahun, menyatakan bahwa:
“Pendapatan selama pindah ini menurut saya berkurang tidak seperti dipasar
yang lama, kalau faktornya menurut saya pembeli yang sepi, coba adek lihat
sekeliling pembeli tida terlalu rame.”
64
Dari hasil wawancara dengan bapak holil yang sudah berjualan selama 5
tahun dipasar angso duo setelah dilakukan relokasi pasar angso duo
pendapatan bapak holil juga berkurang dikarenakan sepi nya pengunjung yang
mana pengunjung pasar sudah tidak sebanyak dipasar yang lama.
Penulis juga mewawancarai bapak purba umur 71 tahun beliau
menyatakan:
“Di pasar baru ini kalau pagi disini rame tapi kalau pas siang sudah mulai sepi
dan manalagi pasar sudah banyak dimana-mana.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak purba semenjak direlokasi
pasar lebih sepi dari sebelumnya beda dengan dulu, pasar angso duo yang baru
ini hanya rame di pagi hari tetapi setelah itu pasar mulai sepi.
b. Fasilitas yang lebih baik
Penulis mewawancarai ibu nia yang berusia 35 tahun beliau menyatakan:
“Kalau saya berjualan kadang-kadang tapi saya berjualan udah lama dari pasar
yang lama dulu kalau dari segi fasilitas atau lapak yang pastinya lebih bagus
dan lebih nyaman disini.”78
Penulis juga mewawancarai bapak aniong umur 62 tahun beliau sebagai
pedagang sembako beliau menyatakan :
“Pasar baru ini lebih bagus beda dengan pasar lamo kalau pasar lamo bauk,
becek kalau pasar baru ini lebih bagusla dan lebih nyaman, lebih tertata
rapi.”79
78 Wawancara dengan ibu Nia, pedagang sayuran di pasar angso duo, 19 februari 2020
79 Wawancara dengan bapak Aniong, pedagang sembako di pasar angso duo, 24 april
2020
65
Berdasarkan hasil wawancara ini setelah direlokasi fasilitas jauh berbeda
dengan pasar angso duo lama. Fasilitas di pasar baru ini membuat pedagang
lebih nyaman dibandingkan pasar lama begitu juga dengan pembeli, penulis
juga mewawancarai salah satu pembeli yang bernama yani umur 23 tahun
beliau menyatakan:
“Lebih enakan belanja dipasar baru ini karna kan pasar baru ini lebih bersih
dak becek kalau dulu kan becek , intinyo lebih enakn di pasar baru ini karno
lebih nyaman be.”80
Hasil wawancara dengan yani sebagai pembeli , yani lebih nyaman
berbelanja di pasar baru ini dibanding pasar lama ketika di pasar lama kondisi
pasar nya becek membuat pembeli kurang nyaman berbelanja.
c. Harga lapak atau kios yang mahal
Penulis mewawancarai pak Hadi umur 30 tahun yang sudah berjualan
selama 14 tahun beliau menyatakan:
“Sewo ruko disini lebih mahal dibandingkan dipasar yang lamo dulu, kalau di
pasar yang lamo dulu 7 juta setahun nyo kalau sekarang ini 55 juta.”81
Penulis juga mewawancarai ibu Asmi umur 49 tahun beliau menyatakan
“Sewo lapak disini beda ukuran beda harga kalau seperti ibu disini ibu
mengambil 4 lapak setiap orang boleh mengambil lebih dari satu nah kalau ibu
kan 4 lapak satu lapak nyo tu sehari 15 ribu jadi kalau 4 lapak kan berarti ibu
60 ribu seharinyo.”82
80 Wawancara dengan Yani, pembeli dipasar angso duo, 19 februari 2020.
81 wawancara dengan bapak Hadi, pedagang telur di pasar angso duo, 19 februari 2020
82 Wawancara dengan ibu Asmi, pedagang di pasar angso duo 19 februari 2020
66
Penulis juga mewawancarai pak hendri sebagai pedagang ikan giling dan
ikan teri beliau menyatakan:
“Harga lapak ini beda-beda kalau dibagian depaan kayak bapak ni lebih mahal
hargonyo 21 juta beda dengan harga lapak yang lebih kedalam kalau lapak
yang lebih kedalam itu lebih murah hargonyo.”83
Penulis juga mewawancarai ibu haryati beliau sebagai pedagang ayam,
beliau menyatakan:
“Lapak ni harganyo 20 juta tapi biso dicicil pembayarannyo terserah dikito
ambil berapo tahun tetapi bunga tetap berlaku.”84
Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang lapak, kios ataupun ruko
harga nya lebih mahal berbeda dengan pasar angso duo yang lama tetapi bisa
bayar diangsur-angsur bagi pedagang yang tidak bisa dibayar langsung tetapi
tetap pakai bunga.
3. Faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang setelah direlokasi
1. Lokasi
Lokasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan
pemasaran. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula
tingkat penjualan begitu juga sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih tidak
strategis maka penjualan pun juga tidak akan terlalu bagus. Lokasi pasar angso
duo sebelumnya itu lebih dekat dengan jalan dan pedagang kebanyakan
berjualan ditepi jalan. Setelah direlokasi lokasi pasar berada di tepi jalan tetapi
83 Wawancara dengan bapak Hendri, pedagang ikan giling & ikan teri di pasar angsp duo,
29 april 2020.
84 Wawancara dengan ibu haryati pedagang ayam di pasar angso duo, 29 april 2020.
67
tempat pedagang berjualan jauh masuk kedalam. Penulis mewawancarai salah
satu pedagang yaitu Oktavia umur 22 tahun beliau menyatakan:
“Menurut saya dipasar baru ni agak sepi mungkin karena pasar jauh kedalam
misalnya bagi pembeli yang naik angkot turun didepan kan jauh kalau harus
bejalan masuk kedalam ,terus jugo bagi yang pakai kendaraaan masuk sini
bayar 2000 nanti pas udah nyampe kedalam bayar lagi 2000.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan oktavia, menurut oktavia setelah
direlokasi, lokasi yang jauh kedalam membuat pembeli menjadi sepi apalagi
semenjak adanya bayar parkir itu merupakan faktor yang mebuat pasar
menjadi sepi. Penulis juga mewawancarai pembeli yaitu ibu yuli yang
berumur 30 tahun beliau menyatakan :
“Sebenarnyo kalau sayo lebih senang dipasar lamo karno kan biasonyo
pedagang banyak di tepi jalan jadi enak sekali lewat be biso belanjo kalau gini
kan harus masuk dulu kedalam kadang jugo malas karno kadang sayo pengen
cepat, mano bayar parkir sampe 2 kali”
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pembeli yaitu ibu yuli, ibu
yuli lebih menyukai lokasi yang lama dikarenakan pedagang banyak yang
berjualan ditepi jalan dan ibu yuli merasa lebih cepat karna di pasar lama ini
pedagang jauh kedalam dan membuat ibu yuli malas untuk masuk kedalam.
2. Jam kerja
Jam kerja terdapat variasi, dimana jam kerja yang diluangkan di tempat
bekerja dan jam sebenarnya dihabiskan untuk bekerja jadi, untuk mendapatkan
pendapatan para pekerja wajib menentukan jam yang akan diluangkan untuk
bekerja.
68
Seperti Wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap bapak mubarok
umur 43 tahun beliau sebagai pedagang ayam di pasar angso duo, beliau
menyatakan :
“Pendapatan merosot biasa dipasar lama sehari bisa 400 ribu sekarang 200
ribu, separohla bedanyo. Faktor yang membuat sepi karna bergabung dengan
pedagang yang jual malam biasonyo jam 6 pagi orangtu sudah balek. Biso
dibilang udah banyak persaingan.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak mubarok sebagai penjual
ayam dipasar angso duo pendapatan bapak mubarok setelah direlokasi
menurun faktor nya yaitu jam kerja dengan pedagang yang lain itu semua nya
sama biasanya mereka bergiliran tapi setelah direlokasi semuanya disatukan
dan mempunyai jam kerja yang sama.
B. Pembahasan Tentang Dampak Relokasi Pasar Tradisional Terhadap
Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Relokasi di Pasar
Tradisional
Pasar Angso Duo telah menjadi bagian terpenting dalam mendongkrak
perekonomian masyarakat jambi, Penulis telah melakukan penelitian pada
pedagang Pasar Angso Duo sebanya 40 informan 70% pedagang beranggapan
pendapatan mereka menurun, 12.5% pedagang beranggapan pendapatan
mereka naik dan 17.5% pedagang beranggapan tidak ada perubahan
pendapatan yang terjadi setelah direlokasi, penulis mewawancarai dari
berbagai macam jenis pedagang seperti pedagang sembako, buah, sayuran,
ayam, ikan dan udang, ikan teri dan ikan asin. Dari hasil wawancara dengan
permasalahan mengenai pendapatan pedagang di pasar angso duo setelah
69
dilakukan relokasi banyak pedagang yang merasakan penurunan pendapatan,
Pendapatan di Angso Duo lama lebih besar dibandingkan pasar angso duo
baru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang pasar Angso Duo setelah
direlokasi menjadi sepi dan ini mempengaruhi penjualan pedagang. Beberapa
informan mengatakan bahwa yang membuat pasar sepi dikarenakan adanya
parkir yang dilakukan dua kali di pasar Angso Duo juga membuat pembeli
malas untuk memasuki pasar angso duo baru. Faktor lain yang mempengaruhi
pendapatan yaitu lokasi. lokasi yang berbeda dengan sebelumnya dimana
lokasi sebelumnya berada ditepi jalan dan kebanyakan pedagang berjualan
ditepi jalan. Setelah direlokasi lokasi pasar juga berada di tepi jalan tetapi
tempat pedagang berjualan jauh masuk kedalam sehingga sulit dijangkau bagi
pembeli yang naik angkutan umum.
Lokasi merupakan salah satu faktor strategi usaha bisnis yang penting.
Dengan demikian lokasi harus dipilih dengan cermat dan hati-hati, serta
mempertimbangkan berbagai macam aspek. Pertimbangan memiliki lokasi
sangat terkait dengan jenis dan skala usaha. Pertimbangan yang ada menurut
Russel dan Taylor, Chase, Aquilano dan Jacobs, serta Chase dan Aquilano
yang perlu mendapatkan perhatian manajemen adalah sebagai berikut :
perencanaan jangka panjang perusahaan, kedekatan dengan sumber bahan,
kedekatan dengan pasar, iklim bisnis, biaya total produksi, ketersediaan
infrastruktur, ketersediaan tenaga kerja dengan kualitas tenaga kerja,
ketersediaan pembekalan, kebijakan pemerintah dan resiko politik, zone
70
perdagangan bebas, blok perdagangan keamanan, aturan lingkungan,
penerimaan masyarakat lokal dan keunggulan bersaing.
Kegiatan relokasi dapat menimbulkan dampak, baik dampak positif
maupun dampak negatif.
1. Dampak Positif
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan kejadian-
kejadian yang terjadi di pasar angso duo. Yang dimana dalam relokasi pasar
tradisional tersebut memberikan keuntungan bagi semua pihak. Setelah
dilakukan relokasi, pasar tersebut memberikan pengaruh yang baik terhadap
pedagang, pembeli, maupun pengelola pasar tersebut. Adapun dampak positif
ialah sesuatu yang memberikan keuntungan bagi kehidupan maupun
lingkungan sekitar. Dampak positif dari relokasi pasar yaitu sebagai dampak
yang memang diharapkan akan terjadi akibat sebuah kebijakan dan
memberikan manfaat yang berguna bagi lingkungan kebijakan, misalnya
dengan adanya relokasi pasar dapat memberikan kelayakan dan kenyamanan
seperti lingkungan di pasar tersebut bersih tempat yang luas dan fasilitas yang
memadai. Begitu juga dari segi keamanan yang jauh lebih efektif. kondisi
pasar angso duo sebelum direlokasi masih jauh dari kata layak dan nyaman
dimana tempatnya yang kotor, bauk, dan kurangnya fasilitas sehingga
membuat adanya tindakan dan kebijakan relokasi pada pasar angso duo
tersebut.
71
2. Dampak Negatif
Selain dampak positif relokasi pasar tradisional angso duo juga
memberikan dampak negatif. Yang dimana dampak negatif adalah dampak
yang memberikan pengaruh yang kurang baik dan juga kurang
menguntungkan bagi pihak yang terkait. Berdasarkan teori dampak negative
ialah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi, atau memberi
kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau
mendukung keinginannya.
Fenomena yang terjadi dilapangan setelah di relokasi menimbulkan
beberapa dampak negatif antara lain sepi pembeli dikarenakan beberapa faktor
salah satu nya; lokasi yang jauh dari jalan raya, biasanya banyak pedagang
yang berjualan di pinggir jalan yang membuat pembeli lebih mudah
menjangkaunya. Selain itu dampak lainnya ialah sewa lapak lebih mahal, yang
membuat pedagang menyewa lapak sedikit, sehingga mempengaruhi
pendapatan pedagang. Dampak lainnya yaitu jam operasional dari pasar
tradisional angso duo tersebut sama, sehingga menyebabkan terjadinya pasar
persaingan sempurna. Dimana yang menjadi permasalahannya ialah fakta
dilapangan banyak padagang tetapi sedikit pembeli, yang menpengaruhi
pendapatan pedagang. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak mubarok
sebagai penjual ayam dipasar angso duo pendapatan bapak mubarok setelah
direlokasi menurun faktor nya yaitu jam kerja dengan pedagang yang lain itu
semua nya sama biasanya mereka bergiliran tapi setelah direlokasi semuanya
disatukan dan mempunyai jam kerja yang sama.
72
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis data dan mengumpulkan data dalam penelitian
ini, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. pendapatan pedagang sebelum dan sesudah relokasi adanya perubahan
dari 40 pedagang yang diwawancarai 28 pedagang menyatakan
pendapatan menurun 5 meningkat orang meningkat dan 7 orang lagi
menganggap setelah direlokasi pendapatan mereka sama saja.
2. Dampak perubahan dari pengelolaan pasar tradisional ini ada yang
negatif dan positif. Dampak negatifnya yaitu berkurangnya pendapatan
dan sewa lapak yang mahal dari sebelumnya tetapi dampak positif nya
pasar jauh lebih nyaman dan bersih.
3. Faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang setelah direlokasi
yaitu lokasi dan jam kerja.
B. SARAN
Untuk pedagang lebih baik melihat sisi positif dari adanya pengolahan
pasar tradisional yang direlokasi ini, tidak hanya memikirkan resikonya tetapi
juga ada keuntungan nya agar pasar tidak terlihat kumuh dan membuat
pembeli lebih nyaman berbelanja.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A. Karim, Ekonomi mikro islami edisi ke empat (Jakarta : Rajawali
Pers,2012).
Anditya,skripsi “Efektifitas dan dampak program relokasi pasar tradisional
delitua kabupaten deliserdang terhadap tingkat pendapatan para
pedagang” (medan : universitas sumatera utara medan, 2016) .
Budi wahyono “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang
di pasar bantul kabupaten bantul” (Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta,2017).
Eva yuliyanti,Skripsi : “Pengaruh relokasi pasar terhadap pendapatan
pedagang” (IAIN Metro,2018).
Fatmawati M. Lumintang, “Analisis pendapatan petani padi di desa Teep
kecamatan Langowan Timur”, Jurnal EMBA, Vol.1 No. 3 September
2013.
Galuh oktavina “redesain pasar tradisional jongke”(Surakarta).
Heru sulistyo dan Budi cahyono “Model pengembangan pasar tradisional menuju
pasar sehat dikota semarang” , jurnal Ekobis, Vol.11 No.02 Juli 2010.
Ida bagus brata, skripsi “Pasar tradisional ditengah arus budaya global”
(Denpasar: Universitas mahasaraswati Denpasar) .
Irma Tambunan “mahasiswa tolak relokasi pasar Angso Duo” ,https://
regional.kompas.com. diakses pada tanggal 31 maret 2013 pukul 17:46.
Kasmir, Kewirausahaan Edisi Revisi (Jakarta : PT RajaGrafindo persada,2012),
hlm.169.
Khusnul khatimah, skripsi: “Dampak realokasi pasar terhadap pendapatan
pedagang di pasar tanete kecamatan bulukumpa kabupatenbulukumba
dalam perspektif ekonomi islam” (makasar: universitas islam negri alauddin
makasar,2016).
Komang Gede Candra Adi Putra dan Made Henny Urmila Dewi, “Analisis faktor-
faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang di pasar badung kota
Denpasar : studi sebelum dan sesudah di relokasi”, E-jurnal EP Unud,
Vol.7 No. 6 juni 2018.
M.B. Hendrie Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islami ( Yogyakarta, Ekonisia :
2003 ).
M. Nur Rianto Al Arif, Teori Mikroekonomi ( Jakarta, Prenadamedia grup : 2010).
M.rendi aulia yudha , skripsi“analiss kondisi sosial ekonomi pedagang sebelum
dan sesudah relokasi”(Bandar lampung: universitas lampung,2017).
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi (Teori dan Aplikasi).
Nadya Nelsi lilis u.s, skripsi: ‘’ pengaruh pendidikan orangtua, pendapatan
orangtua dan ekspektasi karir terhadap minat melanjutkan keperguruan
tinggi pada siswa kelas XI akuntansi SMK 1 Wonosoro”
(Yogyakarta:Universitas negri Yogyakarta,2017).
Nel Arianty, “Analisis perbedaan pasar modern dan pasar tradisional ditinjau
dari strategi tata letak (lay out) dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan
posisi tawar pasar tradisional”, Jurnal manajemen&bisnis Vol 13 No.01
April 2013.
Nurul Adawiyah Hasibuan, Skripsi :” Analisis dampak relokasi pasar tradisional
terhadap pendapatan pedagang sebelum dan sesudah relokasi ke pasar induk
di kotam medan (studi kasus pasar sutomo medan)” (sumatera utara :
UIN,2017).
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam(P3EI), Ekonomi Islam
(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada 2012).
Rudi laksono, skripsi “analisis relokasi pedagang pasar ngarsopuro dikota
surakarta)” (surakarta :universitas sebelas maret Surakarta,2013).
Safaatur rohmah, skripsi “faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan
pedagang pasar juwana barubkabupaten pati” (semarang:Universitas Negeri
semarang, 2017).
Samuelson dan Nordhanus, Ilmu mikro ekonomi ( jakarta : Education ).
Sumber: dinamika pembangunan kota jambi tahun 2016.
Suhrawardi K.Lubis, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta : Sinar Grafika, 2000).
Umi ismiyatun, skripsi: “Analisis pasar johar sebelum dan sesudah
relokasi”(semarang: Universitas walisongo semarang,2018).
Zainal veithzal rivai dkk, Islamic Marketing Management (jakarta : PT Bumi
Aksara 2017).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel 5.1
Data Wawancara Informan Pasar Angso Duo
No Nama Umur Lama
Berjualan
Pekerjaan
1. Mubarak 43 Tahun 22 Tahun Pedagang ayam
2. Bek
sihombing
75 Tahun 20 Tahun Pedagang sembako
3. Abdul Wahab 65 Tahun 10 Tahun Pedagang ikan
4. Iwan 45 Tahun 20 Tahun Pedagang sembako
5. Habso 70 Tahun 25 Tahun Pedagang sayuran
6. Asmi 49 tahun 20 Tahun Pedagang sayuran
7. Oktavia 22 Tahun 6 Tahun Pedagang sayuran
8. Herman 38 Tahun 25 Tahun Pedagang sayuran
9. Nia 35 Tahun 8 Tahun Pedagang sayuran
10. Dina 38 Tahun 20 Tahun Pedagang sayuran
11. Sarkono 27 Tahun 5 Tahun Pedagang ikan
12. Robert 49 Tahun 30 Tahun Pedagang sembako
13. Sargawi 52 Tahun 20 Tahun Pedagang ikan
14. Holil 34 Tahun 5 Tahun Pedagang jengkol
15. Hilda 49 Tahun 7 Tahun Pedagang cabe
16. Hadi 30 Tahun 14 Tahun Pedagang telur
17. Alex 48 Tahun 16 Tahun Pedagang sembako
18. Hasiregar 54 Tahun 18 Tahun Pedagang Ikan teri
dan ikan asin
19. Ulul Azmi 21 Tahun 4 Tahun Pedagang cabe
20. Ida 38 Tahun 5 Tahun Pedagang sayuran
21. Desi 27 Tahun 5 Tahun Pedagang gula merah
22. Haryati 50 Tahun 20 Tahun Pedagang ayam
23. Umar 27 Tahun 6 Tahun Pedagang bumbu
24. Khalijah 58 Tahun 10 Tahun Pedagang sayuran
25. Diana 51 Tahun 10 Tahun Pedagang sayuran
26. Reno 30 Tahun 10 Tahun Pedagang ikan teri
27. Wahyu 50 Tahun 30 Tahun Pedagang ayam
Sumber : Hasil wawancara dengan pedagang
28. Rido 39 Tahun 3 Tahun Pedagang kembang
29. Mar 43 Tahun 9 Tahun Pedagang kerupuk
30. Irzan 40 Tahun 20 Tahun Pedagang bumbu
31. Erni 38 Tahun 11 Tahun Pedagang buah-
buahan
32. Sumardi 44 Tahun 7 Tahun Pedagang ikan &
udang
33. Adnan 61 Tahun 28 Tahun Pedagang tempoyak
34. Eli 45 Tahun 13 Tahun Pedagang sayuran
35. Adit 18 Tahun 3 Tahun Pedagang cabe
36. Aniong 62 Tahun 30 Tahun Pedagang sembako
37. Murni 71 Tahun 30 Tahun Pedagang sayuran
38. Lina 35 Tahun 10 Tahun Pedagang BJ
39. Hendri 43 Tahun 20 Tahun Pedagang Ikan giling
40. Purba 56 Tahun 20 Tahun Pedagang telur
Lampiran 2
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Siapa nama bapak/ibu?
2. Berapa umur bapak /ibu?
3. Jenis dagangan apa yang bapak/ibu jual?
4. Dengan adanya relokasi pasar ini apakah bapak/ibu merasa puas?
5. Bagaimana pendapatan bapak/ibu setelah pasar direlokasi?
6. jika ada perubahan pendapatan apakah faktor yang membuat perubahan
tersebut?
7. Apa dampak positif dari adanya relokasi ini?
8. Apa dampak negatif dari adanyan relokasi ini?
Lampiran 3
Hasil Wawancara
1. Informan : Mubarak (Pedagang ayam)
Pendapatan merosot biasa dipasar lama sehari bisa 400 ribu sekarang 200
ribu, separohla bedanyo. Faktor yang membuat sepi karna bergabung
dengan pedagang yang jual malam biasonyo jam 6 pagi orangtu sudah
balek. Biso dibilang udah banyak persaingan.
2. Informan : Bek Sihombing (Pedagang Sembako)
Lebih enak di pasar baru ni disinikan semua pedagang dikumpulkan
semuo kalau disana kaliling-keliling, pendapatan saya disini meningkatlah
sehari bisa dapat 500 ribu beda dengan dulu biasanya hanya dapat 250 atau
300 ribu.
3. Informan : Abdul Wahab (Pedagang ikan)
Semenjak pindah ke pasar baru pendapatan jauh merosot, pembeli di pasar
sepi beda dengan pasar yang lamo, kalau untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari tu cukuplah
4. Informan : Iwan (Pedagang Sembako)
Pendapatan kalau dibanding dengan yang lamo itu beda, pendapatan lebih
enakan disano, selisih pendapata sekitar 50% lah bedanyo. Penyebabnyo
pedagang makin banyak jadi pesaing banyak.
5. Informan : Habso (Pedagang Sayuran)
Penghasilan jauh berubah penghasilan lebih enak disano menurut nenek
dipasar baru ni sepi jualan dari pagi sampe sore tetap be dapatnyo dikit.
6. Informan : Asmi (Pedagang Sayuran)
Pendapatan ibu kalau dibandingkan samo yang lamo beda, kalau disini
agak berkurang. Terus jugo Sewo lapak disini beda ukuran beda harga
kalau seperti ibu disini ibu mengambil 4 lapak setiap orang boleh
mengambil lebih dari satu nah kalau ibu kan 4 lapak satu lapak nyo tu
sehari 15 ribu jadi kalau 4 lapak kan berarti ibu 60 ribu seharinyo
7. Informan : oktavia (Pedagang Sayuran)
Menurut saya dipasar baru ni agak sepi mungkin karena pasar jauh
kedalam misalnya bagi pembeli yang naik angkot turun didepan kan jauh
kalau harus bejalan masuk kedalam ,terus jugo bagi yang pakai
kendaraaan masuk sini bayar 2000 nanti pas udah nyampe kedalam bayar
lagi 2000.pendapatan saya juga berkurang setelah berpindah sudah tidak
seperti dulu lagi manalagi pengeluarannya juga banyak.
8. Informan : Herman (Pedagang Sayuran)
Pendapatan saya dari yang lama dibanding yang baru lebih tinggi
pendapatan dipasar yang baru. Mungkin faktornya karna saya mengambil
lapak dibagian depan bisajadi.
9. Informan : Nia (Pedagang Sayuran)
Kalau saya berjualan kadang-kadang tapi saya berjualan udah lama dari
pasar yang lama dulu kalau dari segi fasilitas atau lapak yang pastinya
lebih bagus dan lebih nyaman disini.kalau segi pendapatan setelah pindah
ini berkurang karna juga pelanggan juga hilang.
10. Informan : Dina (pedagang Sayuran)
Kalau saya dari pendaptan enakan sekarang dibanding yang lama terus
juga kan fasilitas seperti lapaknya juga lebih layak dipakai dibanding
dengan sebelumnya.
11. Informan : Sarkono ( Pedagang Ikan)
Lebih enakan disano, faktornyo mungkin karno portal biso jadi kan masuk
dalam pasar ni bayar jadi lebih enakan disano kalau dari segi harga sama
saja normal.
12. Informan : Robert (Pedagang Sembako)
Kalau sayo lebih enak disano la karno sudah pindah ni pelanggan yang
biasonyo beli dengan sayo rame sekarang berkurang. Terus jugo kan kalau
pasar yang lamo lebih dekat dengan jalan.
13. Informan : Sargawi (Pedagang Ikan)
Sebelumnyo lumayanla sekarang ginilah, biasonyo pendaptan tu sekitar
70% sekarang berkurang jadi 60% faktor jauh dari jalan dan jugo kan
sekarang perkembangan pasar juga banyak.
14. Informan : Holil (Pedagang Jengkol)
Pendapatan selama pindah ini menurut saya berkurang tidak seperti
dipasar yang lama, kalau faktornya menurut saya pembeli yang sepi, coba
adek lihat sekeliling pembeli tidak terlalu rame.
15. Informan : Hilda (Pedagang Cabe)
Pendapatan lebih besar disana karna akn tempatnya juga tidak bayar, itu
bagi saya natalah bagi yang lain. Terus jugo bayar tempat ni jugo beda-
beda sesuai dengan ukuran.
16. Informan : Hadi (Pedagang Telur)
Pendapatan enaklah disano kalau disano biaya kecil. Sewo ruko disini
lebih mahal dibandingkan dipasar yang lamo dulu, kalau di pasar yang
lamo dulu 7 juta setahun nyo kalau sekarang ini 55 juta
17. Informan : Alex (pedagang Sembako)
Pendapatan saya setelah pindah samo bae dakdo perubahan. Kalau dari
fasilitas memuaskanlah Cuma harus bayar tempat jugo.
18. Informan : Hasiregar ( Pedagang Ikan Teri dan Ikan Asin)
Pendapatan setelah pindah dak ado perubahan dari pasar lamo ke pasar
baru ini tetap samobe, mungkin dari beberapa pedagang ada yang berubah
tapi kalau saya tidak mengalami perubahan.
19. Informan : Ulul Azmi (Pedagang Cabe)
Pandapatan saya pas pasar ni pindah adolah mengalami perubahan, kalau
pendapatan emang lebih enakan disano, tapi kalau dipasar baru ni kan
lebih bersih dibanding yang lamo.
20. Informan : Ida (Pedagang Sayuran )
Kalau masalah pendapatan enakan disano karno dipinggir jalan kalau ini
kan mau masuk dulu kedalamterus jugo ado bayar parkir sampe dua kali.
21. Informan : Desi (Pedagang Gula Merah)
Dari segi pendapatan menurun setelah pindah ini pelanggan saya juga
berkurang. Kalau dari fasilitas lebih pasti nyaman disini karno dak bauk
dak becek jugo.
22. Informan : Haryati (Pedagang ayam)
Pendapatan ibu berkurang selamo pindah ke sini terus jugo di pasar baru ni
kan bayar lapak,Lapak ni harganyo 20 juta tapi biso dicicil
pembayarannyo terserah dikito ambil berapo tahun tetapi bunga tetap
berlaku
23. Informan : Umar (Pedagang Bumbu)
Pendapatan setelah pindah ni emang berbeda mungkin karna pembeli juga
yang mulai sepi terus juga kan persaingan pasar juga sudah banyak.
24. Informan : Khalijah (Pedagang Sayuran)
Pendapatan bagus angso duo lamo pokonyo dak kayak dulu lah di pasar
baru ni sepi karno masuk bayar karcis, kalau orang yang belanjo dikit kan
jadinyo keberatan.
25. Informan : Diana (Pedagang Sayuran)
Dari segi pendapatan saya tidak mengalami perubahan, pendapatan saya
baik yang dulu atau yang udah pindah ini sama saja. Tapi kan setiap
pedagang berbeda-beda, kalau bagi saya tidak mengalami perubahan
belum tentu juga bagi yg lain juga begitu.
26. Informan : Reno (Pedagang Ikan Teri)
Pendapatan setelah pindah ini merosot beda dengan sebelumnyo, kalau
melihat dari tempat nyo lebih bagus disinila beda dengan yang dulu.
Mungkin dipasar baru ni sepi karno kan pembeli malas jauh masuk
kedalam.
27. Informan : Wahyu (Pedagang Ayam)
Alhamdulillah setelah pindah ini pendapatan sayo mengalami kenaikan.
Dan jugo di pasar baru ini lebih bagus jugo tempatnyo dibanding pasar
lamo dulu.
28. Informan : Rido (Pedagang Kembang)
Pendapatan semenjak disini berkurang mungkin beda dengan pasar yang
lamo sekitar 30% lah, pasar ni sepi karno mungkin retribusi pintu masuk,
terus pas didalam pasar bayar parkir lagi
29. Informan : Mar (Pedagang Kerupuk)
Kalau dari pendapatan menurun bedalah dengan yang dulu. Mungkin
faktor nyo karno parkir biso jadi terus persaingan pasar jugo biso jadi.terus
disini kan bayar lapak yang membuat harus ngeluarin duit.
30. Informan : Irzan (Pedagang Bumbu)
Pendapatan dipasar baru dengan lamo samo be pembeli kadang sepi yo
sepi kadang rame yo rame, bedanyo pelanggan lamo hilang tapi semenjak
pindah dapat lagi pelanggan baru jadi samo be dakdo beda.
31. Informan : Erni ( Pedagang Buah-buahan)
Kalau pendapatan menurut ibu dak ado perubahan normal-normal be
kayak sebelum-sebelumnyo terus kalau fasilitas kan udah pasti lebih
enakan sekarang lebih nyaman,bagus jugo.
32. Informan : Sumardi (Pedagang Ikan & Udang)
Sekarangni pasar ni sepi jaditu pendapatan yo cukupla untuk kebutuhan
sehari-sehari memang agak menurunla dak kayak di pasar lamo dulu. Tapi
kalau fasiliutasnyo disini memang memuaskanlah.
33. Informan : Adnan (Pedagang Tempoyak)
Dengan pemindahan pasar ini pendapatan enak disini kalau di pasar lama
saya dulu dibagian belakang jadi agak sepi kalau sekarang dapat dibagian
depan dan Alhamdulillah meningkat pendapatan saya.
34. Informan : Eli (Pedagang Sayuran)
Kalau saya lebih senang dipasar lamo karno pendapatan sayo disano lebih
enak dibanding di pasar baru ini, yang beli samo sayo sepi lah agak siang
mulai la sepi paling rame pas pagi be.
35. Informan : Adit (Pedagang Cabe)
Pendapatan memang lebih besar di pasar lama dibanding dibpasar baru.
Kalau menurut say faktornya karna pembeli memang sepi kalau dulu kan
jualan tepi jalan jaditu sambil orang lewat sambil beli.
36. Informan : Aniong (Pedagang Sembako)
Pasar baru ini lebih bagus beda dengan pasar lamo kalau pasar lamo bauk,
becek kalau pasar baru ini lebih bagusla dan lebih nyaman, lebih tertata
rapi.
37. Informan : Murni (Pedagang Sayur)
Pasar semenjak pindah ni sepi pendapatan nenek beda dari yang dulu
kalau sekarang nenek bawak kangkung cuma 25 kebat kalau dipasar lamo
dulu nenek bawak kangkung sampe 200 kebat. Tapi nenek sekarang tidak
menjual sayur kangkung aja nenek juga menjual sayur yang lain.
38. Informan : Lina (Pedagang BJ)
Setelah pindah ni pendapatan berkurang la dak kayak di pasar lamo terus
jugo nak bayar tempat jaditu pengeluaran jugo banyak setelah pindah ke
pasar baru ni.
39. Informan : Hendri (Pedagang Ikan Giling)
Harga lapak ini beda-beda kalau dibagian depaan kayak bapak ni lebih
mahal hargonyo 21 juta beda dengan harga lapak yang lebih kedalam
kalau lapak yang lebih kedalam itu lebih murah hargonyo.
40. Informan : Purba (Pedagang Telur)
Di pasar baru ini kalau pagi disini rame tapi kalau pas siang sudah mulai
sepi dan manalagi pasar sudah banyak dimana-mana. Pembeli juga kan
malas jauh-jauh ke pasar kalau dekat rumah juga bisa.
Lampiran 4
Lampiran 5
Gambar 5.1
Gambar 5.2
Gambar 5.3
CURRICULUM VITAE
A. Identiras Diri
Nama : Detia Safitri
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tgl lahir : Jambi, 10 Desember 1998
Email : [email protected]
No. Kontak/HP : 0812-7129-5998
Alamat : RT. 05, Kel. Olak Kemang, Kec. Danau Teluk,
Kota Jambi
Nama Ayah : M. Sayuti
Nama Ibu : Desma Efrita
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. TK An-Nissa Muaro Jambi, 2004
b. SD Negeri 03/IV Kota Jambi, 2010
c. MTS Negeri Olak Kemang Kota Jambi, 2013
d. MA Negeri 1 Olak Kemang Kota Jambi, 2016
2. Pendidikan Non-Formal
Kursus Komputer
C. Pengalaman Organisasi
1. Pramuka
2. Nari