i
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PERENCANAAN PRODUKSI
Studi Kasus pada PT Budi Manunggal di DIY
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Sanatha Dharma
Yogyakarta
Disusun oleh :
Prima Setya Nugraha
002214273
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
RANCANGAN ORANG RAJIN SEMATA – MATA MENDATANGKAN
KELIMPAHAN, TETAPI SETIAP ORANG YANG TERGESA – GESA
HANYA AKAN MENGALAMI KEKURANGAN.
AMSAL 21 : 5
Kupersembahkan karya ini untuk :
- Keluarga tercinta
- PT Budi Manunggal Yogyakarta
- Civitas Akademika FE USD
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Prima Setya Nugraha
NIM : 002214273
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
PTS : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul “ANALISIS
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PERENCANAAN
PRODUKSI” studi kasus pada PT Budi Manunggal di DIY ini adalah hasil
pekerjaan penulis sendiri, tidak berisi materi yang ditulis orang lain kecuali pada
bagian – bagian tertentu oleh penulis sebagai acuan dengan mengikuti tata cara
dan etika penulisan yang lazim.
Yogyakarta, 30 November 2008
Penulis
Prima Setya Nugraha
vi
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PERENCANAAN PRODUKSI
Studi Kasus pada PT Budi Manunggal di DIY
PRIMA SETYA NUGRAHA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah perencanaan persediaan bahan baku pada PT Budi Manunggal sudah efisien atau belum. Bahan baku utama yang digunakan PT Budi Manunggal adalah kulit domba (Sheep Cabreta Skin). PT Budi Manunggal mengolah kulit domba (Sheep Cabreta Skin) menjadi sarung tangan golf.
Masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam kaitannya dengan persediaan bahan baku diantaranya adalah pembelian bahan baku yang optimal, persediaan pengaman, serta total biaya persediaan bahan baku. Untuk menjawab permasalahan yang ada, penulis menggunakan metode EOQ (Economical Order Quantity). Analisis ini terdiri dari Pembelian bahan baku yang optimal, Safety stock, dan Total Inventory Cost. Perhitungan pembelian bahan baku yang optimal dengan menggunakan EOQ (Economical Order Quantity), perhitungan Safety stock dicari dengan menggunakan standard deviation sedangkan Total Inventory Cost dicari dengan menggunakan Microsoft Excel. Data yang digunakan adalah data pembelian dan pemakaian bahan baku kulit domba (Sheep Cabreta Skin) selama periode Januari 2002 sampai Desember 2006.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bahan baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian pada tahun 2002 sejumlah 6.046,93 lembar, tahun 2003 sejumlah 5.073 lembar, tahun 2004 sejumlah 6.821 lembar, tahun 2005 sejumlah 6.022 lembar, tahun 2006 sejumlah 5.750 lembar.
Besarnya Safety stock yang dibutuhkan pada tahun 2002 sejumlah 20336 lembar, tahun 2003 sejumlah 18.415 lembar, tahun 2004 sejumlah 23.008 lembar, tahun 2005 sejumlah 21137lembar, tahun 2006 sejumlah 16.293 lembar.
Besarnya Total Inventory Cost menurut perhitungan EOQ pada tahun 2002 adalah sebesar US$6530,7, tahun 2003 sebesar US$5479,1, tahun 2004 sebesar US$7363, tahun 2005 sebesar US$6503,3, tahun 2006 sebesar US$6209,7.
Dari hasil diatas, persediaan bahan baku menurut metode EOQ dan total biaya persediaan bahan baku menurut metode EOQ sudah efisien. Sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metode EOQ dalam pengelolaan persediaan bahan bakunya.
vii
ABSTRACT
RAW MATERIAL INVENTORY MANAGEMENT ANALYSIS IN PRODUCTION PLANNING
A Case Study in PT Budi Manunggal, Yogyakarta
PRIMA SETYA NUGRAHA SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2008
The objective of the research was to identify the efficiency of raw
material inventory management at PT Budi Manunggal. The main material which used by PT Budi Manunggal was sheep Cabreta skin, which would be processed into golf gloves.
The problems faced by the company in the relationship with its raw material inventory were the optimum raw material bought, safety stock, and total inventory cost. In order to answer the existed problems, the writer used EOQ (Economical Order Quantity) method. The analysis consists of the optimum raw material buying, safety stock, and total inventory cost at PT Budi Manunggal, Yogyakarta. The calculation of the optimum raw material bought was done by using EOQ (Economical Order Quantity), the calculation of safety stock was done by using standard deviation, while the total inventory cost was calculated by using Microsoft Excel. The data used in the research was the buying quantity and use of sheep Cabreta skin during January 2002-December 2006.
The result indicated that the amount of economical raw material for each buying quantity on 2002 was 6.046,93 sheets, on 2003 was 5.073 sheets, on 2004 was 6.821 sheets, on 2005 was 6.022 sheets, and on 2006 was 5.750 sheets.
The amount of safety stock needed on 2002 was 20336 sheets, on 2003 was 18.415 sheets, on 2004 was 23.008 sheets, on 2005 was 21137 sheets, and on 2006 was 16.293 sheets.
While the amount of Total Inventory Cost, based on EOQ calculation, on 2002 was US$6530,7, on 2003 was US$5479,1, on 2004 was US$7363, on 2005 was US$6503,3, and on 2006 was US$6209,7.
From the results above, the raw material inventory management and the raw material inventory total cost, based on EOQ method, was efficient. The EOQ method can be applied at the company to manage its material inventory.
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma :
Nama : Prima Setya Nugraha
Nomor Mahasiswa : 002214273
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM
PERENCANAAN PRODUKSI” studi kasus pada PT Budi Manunggal di DIY
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dengan ini pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 November 2008
Yang menyatakan,
Prima Setya Nugraha
ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan kasihNya penulis berterimakasih karena telah dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “ ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DALAM PERENCANAAN PRODUKSI” studi kasus pada PT Budi Manunggal
di DIY.
Skripsi ini penulis susun guna memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Ekonomi Manajemen Jurusan Fakultas Ekonomi Manajemen
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi, penulis mendapat bimbingan, saran dan
nasehat dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis di dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih pada :
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt, selaku Dekan FE USD.
2. Bapak A. Yudi Yuniarto.,S.E.,M.B.A, selaku Dosen Pembimbing I penulisan
skripsi ini.
3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS, selaku Dosen Pembimbing II penulisan
skripsi ini.
4. Bapak Drs.Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si, selaku dosen penguji.
5. Ibu Joshepine Wuri, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing Akademik.
6. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE.M.B.A, selaku Kaprodi FE USD.
x
7. Ibu Ir. Linda Maruta Nugroho, M.B.A selaku Operational Manager PT Budi
Manunggal Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan bantuan
dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberikan dukungan, nasehat,
pengorbanan dan kasih sayang yang berlimpah kepada saya.
9. Adikku Yudi yang selalu memberi semangat dan bantuan thank’s bro.
10. Para karyawan PT Budi manunggal terutama pada bagian gudang yang sudah
membantu saya.
10. Teman – teman di kampus baik angkatan 2000 ataupun angkatan yang lain :
Edi, Rahmat, Oktaf terima kasih buat dukungan morilnya.
11. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, maka
penulis menyadari sepenuhmya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan keterbukaan
hati, penulis menerima segala kritik dan saran yang berguna bagi penyempurnaan
skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap kiranya
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
Penulis
Prima Setya Nugraha
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN………………………………….. ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………… iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………... v
ABSTRAK …………………………………………………………………. vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………… viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 3
C. Batasan Masalah……………………………………………………. 4
D. Tujuan Penelitian………………………………………………........ 4
E. Manfaat Penelitian………………………………………………….. 5
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………............. 6
A. Pengertian Persediaan………………………………………………. 6
B. Fungsi Persediaan…………………………………………………... 9
C. Sistem Persediaan dan Biaya Dalam Sistem Persediaan…………… 10
D. Perencanaan Produksi…………………………………………......... 14
E. Kebijakan Pengendalian Bahan Baku…………………………......... 14
xii
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………............. 17
A. Jenis Penelitian……………………………………………………… 17
B. Lokasi dan waktu Penelitian………………………………………... 17
C. Variabel Penelitian………………………………………………….. 17
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 18
E. Definisi Operasional………………………………………………... 18
F. Data Yang Dibutuhkan……………………………………………... 19
G. Teknik Analisis Data………………………………………………... 20
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN…………………............. 23
A. Sejarah Perusahaan…………………………………………………. 23
B. Struktur Organisasi…………………………………………………. 24
C. Personalia…………………………………………………………… 29
D. Produksi…………………………………………………………….. 30
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………………... 35
A. Deskripsi Data………………………………………………………. 35
B. Analisis Data………………………………………………………... 37
C. Pembahasan……………………………………………………......... 49
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN…………….. 52
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 52
B. Saran……………………………………………………………….... 53
C. Keterbatasan………………………………………………………… 53
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 54
LAMPIRAN………………………………………………………………… 56
xiii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Halaman
Tabel 5.1 Harga Bahan Baku Periode 2002 – 2006…………………….. 35
Tabel 5.2 Biaya Bahan Baku Periode 2002 – 2006………………... ….. 36
Tabel 5.3 Pemakaian Bahan Baku (per lembar)
Periode 2002 – 2006…………………………………………. 36
Tabel 5.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan EOQ dan Frekuensi
Pembelian Periode tahun 2002 -2006………………………… 40
Tabel 5.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Total Inventory Cost
Kulit Domba Periode tahun 2002 -2006 (US$)……………… 41
Tabel 5.6.1 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian
bahan baku tahun 2002 Di PT Budi Manunggal (lembar)…… 43
Tabel 5.6.2 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian
bahan baku tahun 2003 Di PT Budi Manunggal (lembar)…… 44
Tabel 5.6.3 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian
bahan baku tahun 2004 Di PT Budi Manunggal (lembar)…… 45
Tabel 5.6.4 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku
tahun 2005 Di PT Budi Manunggal (lembar)………………... 46
Tabel 5.6.5 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian
bahan baku tahun 2006 Di PT Budi Manunggal (lembar)…… 47
Tabel 5.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Deviasi Standar,
Nilai Z, dan Safety Stock (lembar)…………………………… 48
xiv
Tabel 5.8 Perbandingan Perhitungan Jumlah Pembelian
dan Frekuensi Pembelian Kulit Domba antara Kondisi Senyatanya
dengan Model EOQ di PT Budi Manunggal
pada Tahun 2002 – 2006……………………………………... 49
Tabel 5.9 Perbandingan Perhitungan Total Inventory Cost
antara Model EOQ dengan Keadaan Sebenarnya
di PT Budi Manunggal pada Tahun 2002 – 2006 (US$)…….. 50
Tabel 5.10 Perhitungan selisih antara Total Inventory Cost
senyatanya dengan Total Inventory Cost menurut model EOQ
pada tahun 2002 – 2006 (US$)………………………………. 50
Gambar 1 STRUKTUR ORGANISASI PT BUDI MANUNGGAL
YOGYAKARTA…………………………………………… 26
Gambar 2 URAIAN PROSES PRODUKSI SARUNG TANGAN GOLF
DARI KULIT (GOLF GLOVE LEATHER)………………… 34
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Data Senyatanya tahun 2002…………………………………. 57
Lampiran II Data Senyatanya tahun 2003………………………………... 58
Lampiran III Data Senyatanya tahun 2004………………………… ……... 59
Lampiran IV Data Senyatanya tahun 2005…………………………………. 60
Lampiran V Data Senyatanya tahun 2006…………………………............. 61
Lampiran VI DAFTAR PERTANYAAN………………………………….. 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mendapatkan laba. Pada
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang berupa barang, usaha
untuk mendapatkan laba dilakukan dengan cara mengolah bahan baku menjadi
barang jadi atau barang setengah jadi, berbeda dengan perusahaan jasa yang hanya
menyediakan pelayanan jasa pada konsumen untuk mendapatkan laba. Sehingga
dalam perusahaan ini pengadaan bahan baku sangat besar pengaruhnya tehadap
kelancaran proses produksi.
Untuk melakukan proses produksi, bahan baku merupakan unsur yang
paling efektif didalam proses tersebut. Dengan pemrosesan bahan baku yang
diubah menjadi barang jadi maka perusahaan akan memperoleh suatu produk
yang siap untuk dijual kepada kosumen. Sehingga hal ini dilakukan secara terus
menerus agar kelangsungan hidup perusahaan dalam usahanya untuk
mendapatkan laba dapat terjaga. Maka untuk menjamin kelancaran proses
produksi suatu perusahaan perlu melakukan pengelolaan bahan baku secara
terkendali.
Pada umumnya, pengadaan persediaan bahan baku akan berbeda-beda
untuk setiap perusahaan, baik dalam jumlah unit dari persediaan bahan baku yang
ada dalam perusahaan, maupun pengendalian dari persediaan bahan baku dalam
perusahaan tersebut. Bahan baku yang dipergunakan untuk proses produksi oleh
2
perusahaan akan didatangkan atau dibeli selama beberapa waktu tergantung pada
penentuan setiap periode pembelian bahan baku (misalnya : setiap minggu, bulan
atau tahun).
Persediaan bahan baku merupakan salah satu kekayaan perusahaan yang
memiliki peranan penting dalam operasi bisnis sehingga pengendalian persediaan
dengan cara yang baik adalah penting. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa
kemungkinan yang berhubungan dengan masalah persediaan bahan baku yang
dipergunakan.
Di satu pihak, perusahaan ingin menyimpan cukup persediaan bahan
baku untuk dapat segera memenuhi semua proses produksi, tetapi ini tidak efektif
dan efisien karena akan menambah biaya penyimpanan, dapat terjadi kedaluarsa,
dan adanya resiko harga turun sewaktu-waktu. Di pihak lain perusahaan ingin
mencoba mengurangi biaya dengan cara mengurangi tingkat persediaan bahan
baku di tangan yaitu persediaan bahan baku yang sudah ada di gudang, tetapi
kondisi ini akan mengganggu jalannya proses produksi jika sering terjadi
kekurangan atau kehabisan persediaan bahan baku. Karena dengan kekurangan
atau kehabisan bahan baku selain proses produksi bisa terhenti ini akan berakibat
bertambahnya biaya pembelian secara mendadak. Apalagi jika bahan baku yang
digunakan untuk proses produksi datangnya tidak tepat maka perusahaan harus
mengadakan persediaan bahan baku secara mendadak dan perusahaan harus
menanggung resiko serta biaya tambahan untuk mendapatkan persediaan tersebut
sehingga mengakibatkan penurunan laba perusahaan.
3
Tugas pengendalian persediaan bahan baku di sini, yaitu mengendalikan
persediaan bahan baku agar tidak terjadi kekurangan persediaaan bahan baku
maupun kelebihan persediaan bahan baku sekaligus meminimalkan biaya
persediaan tersebut. Oleh karena itu pengendalian persediaan bahan baku perlu
dilakukan dengan baik agar tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat sehingga
proses produksinya tidak terganggu dan biaya-biaya persediaan bahan baku dapat
ditekan seminimal mungkin.
Mengingat pentingnya persediaan bahan baku dan biaya yang harus
dialokasikan, maka perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan bahan
baku baik untuk poses produksi maupun untuk perencanaan proses produksi
berikutnya agar persediaan bahan baku tidak terlalu besar ataupun terlalu sedikit
sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya biaya persediaan serta terjadinya
kekurangan atau kehabisan persediaan. Pengendalian persediaan bahan baku ini
akan menghasilkan jumlah pembelian bahan baku yang tepat waktu dan tepat
jumlah.
Oleh karena hal di atas, maka penulis mengambil judul “Analisis
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dalam Perencanaan Produksi; Studi
Kasus pada PT Budi Manunggal di DIY”.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa jumlah bahan baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian pada
tahun 2002 - 2006?
4
2. Bagaimana perbandingan besaran Total Inventory Cost (TIC) menurut
perhitungan perusahaan dengan TIC dengan metode Economic Order
Quantity (EOQ) pada tahun 2002 - 2006?
C. Batasan Masalah
Agar persediaan bahan baku dapat diperoleh dan digunakan secara
efisien, maka diperlukan pengelolaan dan pengendalian yang baik, sehingga
perusahaan tidak mengalami kekurangan ataupun kelebihan persediaan bahan
baku.
Dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada :
1. Pembelian bahan baku
2. Persediaan pengaman bahan baku
3. Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku utama.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jumlah bahan baku yang ekonomis untuk setiap kali
pembelian pada tahun 2002 - 2006.
2. Untuk mengetahui perbandingan besaran Total Inventory Cost (TIC) menurut
perhitungan perusahaan dengan TIC dengan metode Economic Order Quantity
(EOQ) pada tahun 2002 - 2006.
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemimpin perusahaan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengawasan
pemakaian bahan baku.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi hasil penelitian di
perpustakaan.
3. Bagi penulis
Dengan hasil penelitian ini penulis dapat mengetahui sejauh mana teori-teori
yang diperoleh selama ini untuk diterapkan dalam suatu perusahaan. Selain itu
juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia usaha.
6
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Persediaan
Persediaan yang terdapat di dalam perusahaan merupakan bagian dari
asset (kekayaan) perusahaan, maka pimpinan perusahaan sangat berkepentingan
untuk memantaunya. Pemantauan ini bertujuan untuk menjaga persediaan dari
kehilangan dan agar selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan
untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan. Pengendalian persediaan
merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan phisik
banyak melibatkan investasi yang sangat besar. Bila perusahaan terlalu banyak
menginvestasikan dananya dalam persediaan akan menyebabkan biaya
penyimpangan yang berlebihan, demikian pula bila perusahaan tidak mempunyai
persediaan yang mencukupi akan mengakibatkan biaya-biaya tambahan yang
terjadi karena adanya kekurangan bahan.
Secara umum, persediaan adalah segala sumber daya organisasi yang
disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Menurut Sofjan
Assauri (1980 : 176) persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode
usaha yang formal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan
atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi.
7
Menurut Eiji Ogawa (1996 : 125) yang disebut persediaan adalah
termasuk material, suku cadang, pekerjaan dalam proses, barang setengah jadi,
perkakas, produk jadi, dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan itu.
Menurut Suyadi Prawirosentono (2007 : 65) persediaan adalah
kekayaan lancer yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan
mentah(bahan baku/raw material), barang setengah jadi (work in process), dan
barang jadi). Bahan baku merupakan bahan utama dari suatu produk atau barang.
Barang setengah jadi adalah barang yang masih dalam proses pembuatan. Barang
jadi adalah barang yang telah siap digunakan atau dipakai atau dikonsumsi oleh
konsumen.
Menurut Lula Sumayang (2003 : 201) pengendalian terhadap
persediaan (inventory control) adalah aktivitas mempertahankan jumlah
persediaan pada tingkat yang dikehendaki.
Persediaan dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
1. Persediaan bahan baku
Persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses menjadi barang
setengah jadi dan pada akhirnya akan menjadi produk akhir dari perusahaan.
2. Persediaan dalam proses
Persediaan barang-barang yang keluar dari setiap bagian dalam suatu proses
produksi atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
masih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.
8
3. Persediaan bahan pembantu
Persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses
produksi untuk membantu berhasilnya produksi dalam perusahaan tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang jadi
Persediaan barang-barang yang selesai diproses atau diolah dalam pabrik yang
siap untuk dijual.
Menurut Suyadi Prawirosentono (2007 : 72) bentuk persediaan yang
terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut cara dan maksud
pembeliannya, yaitu sebagai berikut :
1. Batch stock atau lot size inventory
Batch stock adalah persediaan bahan atau barang yang diadakan atau
disediakan dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang diperlukan,
karena diangkut secara besar – besaran. Manfaat yang diperoleh dengan batch
stock atau lot size inventory antara lain :
a. Supaya memperoleh potongan (discount) pembelian.
b. Memperoleh efisiensi produksi karena adanya dan lancarnya operasi
produksi.
c. Biaya angkut per unit yang lebih murah.
2. Fluctuation stock
Fluctuation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan yang tidak dapat diramalkan.
9
3. Anticipation stock
Anticipation stock adalah persediaan yang diadakan untuk mengantisipasi
permintaan yang fluktuasinya dapat diramalkan.
B. Fungsi Persediaan
Efisiensi produksi dapat ditingkatkan melalui pengendalian sistem
persediaan bahan baku. Efisiensi ini dapat dicapai bila fungsi persediaan bahan
baku dapat dioptimalkan.
Fungsi dari persediaan bahan baku menurut Suyadi Prawirosentono (2007 : 74):
1. Mengurangi resiko keterlambatan datangnya bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk menunjang proses produksi perusahaan.
2. Mengurangi resiko penerimaan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai
dengan pesanan sehingga harus dikembalikan.
3. Menyimpan bahan/barang yang dihasilkan secara musiman (seasonal)
sehingga dapat digunakan seandainya pun bahan/barang tidak tersedia di
pasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi produksi perusahaan, berarti menjamin
kelancaran proses produksi.
5. Upaya penggunaan mesin yang optimal, karena terhindar dari terhentinya
operasi produksi karena ketidakadaan persediaan (stock out).
6. Memberikan pelayanan kepada langganan secara lebih baik. Barang cukup
tersedia di pasaran, agar ada setiap waktu diperlukan. Khusus untuk barang
10
yang dipesan (job order), barang dapat selesai pada waktunya sesuai dengan
yang dijanjikan (delivery date).
Ada 3 alasan perlunya persediaan bagi perusahaan :
a. Adanya ketidakpastian permintaan (permintaan mendadak).
b. Adanya ketidakpastian dari pemasok atau supplier.
c. Adanya ketidak pastian tenggang waktu pemesanan.
C. Sistem Persediaan dan Biaya Dalam Sistem Persediaan
Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana
mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi
output, dimana untuk itu diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar
tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang
memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan
persediaan harus diisi, dan berapa pesanan yang harus dilakukan (Teguh Baroto
2002 : 54) . Sistem ini bertujuan untuk menetapkan dan menjamin tersedianya
produk jadi, barang dalam proses, komponen, dan bahan baku secara optimal,
dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal. Kriteria optimal
adalah minimasi biaya total yang terkait dengan persediaan, yaitu biaya
penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya kekurangan persediaan.
Secara luas, tujuan dari sistem persediaan adalah menemukan solusi
optimal terhadap seluruh masalah yang terkait dengan persediaan. Dikaitkan
dengan tujuan umum perusahaan, maka ukuran optimalitas pengendalian
persediaan sering kali diukur dengan keuntungan maksimum yang dicapai. Karena
11
perusahaan mempunyai banyak subsistem lain selain persediaan, maka mengukur
kontribusi pengendalian persediaan dalam mencapai total keuntungan bukanlah
hal yang mudah. Optimalisasi pengendalian persediaan biasanya diukur dengan
total biaya minimal pada suatu periode tertentu.
Terdapat beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan yang
harus diadakan, dimana faktor –faktor tersebut saling berkaitan satu dengan yang
lain. menurut Suyadi Prawirosentono (2007 : 76) adalah :
1. Perkiraan pemakaian bahan
Penentuan besarnya persediaan bahan yang diperlukan harus sesuai dengan
kebutuhan pemakaian bahan tersebut dalam suatu periode tertentu.
Perencanaan pemakaian bahan baku pada suatu periode yang lalu dapat
digunakan untuk memperkirakan kebutuhan bahan, karena pemakaian bahan
periode lalu merupakan indikator tentang penyerapan bahan oleh proses
produksi. Sehingga bila kondisinya sama berarti pada periode yang akan
datang dapat ditentukan besarnya persediaan bahan baku yang
bersangkutan.
2. Harga bahan
Harga bahan yang diperlukan merupakan faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi besarnya persediaan yang harus diadakan. Harga bahan ini
bila dikalikan dengan jumlah bahan yang diperlukan merupakan kebutuhan
modal yang harus disediakan untuk membeli persediaan tersebut.
12
3. Biaya persediaan
Terdapat beberapa jenis biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan
baku yaitu : biaya pemesanan (biaya order) dan biaya penyimpanan bahan
baku di gudang.
4. Waktu menunggu pesanan (lead time)
Waktu menunggu pesanan adalah waktu antara atau tenggang waktu sejak
pesanan dilakukan sampai dengan saat pesanan tersebut masuk ke gudang.
Waktu tenggang perlu diperhatikan agar bahan baku yang dipesan datang
tepat waktu.
Dari faktor – faktor yang menentukan besarnya persediaan diatas
terdapat biaya persediaan. Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan
kerugian yang timbul sebagai akibat persediaan. Biaya-biaya tersebut adalah
(Teguh Baroto 2002 : 55) :
a. Harga pembelian
adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang, besarnya sama
dengan harga perolehan sediaan itu sendiri atau harga belinya.
b. Biaya pemesanan
adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pemesanan ke
pemasok, yang besarnya biasanya tidak dipengaruhi oleh jumlah
pemesanan. Biaya ini meliputi biaya pemrosesan pesanan, biaya
transportasi, upah, biaya telepon/fax, biaya dokumentasi/transaksi, biaya
pengepakan, biaya pemeriksaan, dan biaya lainnya yang tidak tergantung
jumlah pesanan.
13
c. Biaya penyiapan (set up cost)
adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi.
Biaya ini terjadi bila item sediaan diproduksi sendiri dan tidak membeli
dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan peralatan produksi, biaya
mempersiapkan/menyetel (set-up) mesin, biaya mempersiapkan gambar
kerja, biaya mempersiapkan tenga kerja langsung, biaya perencanaan dan
penjadwalan produksi, dan biaya-biaya lain yang besarnya tidak
tergantung pada jumlah item yang diproduksi.
d. Biaya penyimpanan
adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan/penyimpanan material,
semi finished product, sub assembly, atau pun produk jadi. Biaya simpan
tergantung dari lama penyimpanan dan jumlah yang disimpan, biaya ini
biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per periode. Biaya penyimpanan
meliputi biaya kesempatan, biaya simpan, biaya keusangan, dan biaya-
biaya lain yang besarnya bersifat variabel tergantung pada jumlah item.
e. Biaya kekurangan persediaan
Bila perusahan kehabisan barang pada saat ada permintaan, maka akan
terjadi stock out. Stock out akan menimbulkan kerugian berupa biaya
akibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau pelanggan
yang kecewa sehingga mengakibatkan pindah ke produk saingan.
14
D. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan suatu rencana tentang jenis dan
jumlah barang yang akan diproduksi oleh perusahaan dalam jangka waktu
tertentu. Perencanaan produksi berguna untuk menyusun jadwal produksi,
kebutuhan bahan baku, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan jam kerja fasilitas
produksi dan sebagainya. Menurut Sofjan Assauri (1980 : 127) perencanaan
produksi yaitu perencanaan dan pengorganisasian tentang tenaga kerja, bahan
baku, mesin dan peralatan lain yang diperlukan untuk memproduksi barang pada
periode tertentu dimasa yang akan datang sesuai dengan perkiraan penjualan yang
akan diramalkan.
E. Kebijakan Pengendalian Bahan Baku
Untuk menentukan persediaan yang optimal, yang dapat menjamin
kelangsungan proses produksi secara efektif dan efisien, maka perlu
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berhubungan dengan pengadaan persediaan
bahan baku, baik dalam penentuan jumlah, waktu pemesanan kembali dan
besarnya persediaan pengaman.
Kebijakan-kebijakan ini meliputi :
1. Economic Order Quantity (EOQ)
Tujuan dari EOQ adalah untuk mengetahui jumlah pesanan yang
optimal yang harus dilakukan oleh perusahaan sehingga biaya persediaan dapat
diminimalkan. Metode EOQ ini sangat mudah dan sederhana, namun berlakunya
memerlukan asumsi – asumsi (Pangestu Subagyo 2000 : 134 -135) yaitu :
15
a. Jumlah kebutuhan barang selama setahun dapat diperkirakan dan
kebutuhan barang selama setahun relative stabil.
b. Hanya ada dua macam biaya yang relevan, yaitu biaya pemesanan dan
biaya pemeliharaan barang (biaya simpan).
c. Biaya pemesanan untuk setiap kali pemesanan besarnya selalu sama, tidak
terpengaruh oleh jumlah yang dipesan.
d. Biaya pemeliharaan barang setiap unit setiap tahun selalu sama. Dengan
kata lain biaya pemeliharaan barang ini bersifat variable, tergantung pada
jumlah barang yang disimpan dan waktu penyimpanan.
e. Usia barang relatif lama, tidak cepat aus, busuk, atau rusak.
f. Harga barang setiap unit barang selalu sama (stabil).
g. Tidak ada kendala atau batasan mengenai jumlah barang yang dapat
dipesan.
Untuk menentukan jumlah pesanan yang paling ekonomis, dapat dicari
menggunakan rumus (Handoko, 1984 : 341) :
Keterangan :
D : Jumlah barang per unit yang dibutuhkan selama satu tahun.
S : Biaya pesan setiap kali pesan.
H : Biaya penyimpanan di gudang.
H2SD EOQ =
16
2. Persediaan pengaman (Safety stock)
Untuk menanggulangi kehabisan bahan baku dalam perusahaan maka
perusahaan yang bersangkutan akan mengadakan persediaan pengaman (Safety
stock). Safety stock atau persediaan pengaman adalah sejumlah persediaan
tambahan tambahan yang dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kehabisan
atau kekurangan bahan baku. Terjadinya kekurangan bahan baku disebabkan
karena kebutuhan bahan baku selama pemesanan melebihi rata – rata kebutuhan
bahan baku,ini dapat terjadi karena kebutuhan setiap harinya terlalu banyak atau
karena jangka waktu pemesanan terlalu panjang dibanding dengan biasanya.
Kalau kita memiliki safety stock terlalu banyak akibatnya perusahaan akan
menanggung biaya penyimpanan yang terlalu mahal, tetapi kalau safety stock
terlalu sedikit maka perusahaan akan menanggung biaya kerugian karena
kekurangan barang jadi.
Untuk mencari jumlah persediaan pengaman menggunakan rumus :
Keterangan :
Z : Faktor pengaman
SD : Standar deviasi
SS : Safety stock
SD x Z =SS
17
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian
yang dilakukan terhadap objek tertentu, sehungga kesimpulan dan hasil dari
penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti dengan waktu tertentu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penulis melakukan penelitian terhadap PT Budi Manunggal di DIY
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2005 kemudian
dilakukan penelitian lagi pada bulan Agustus 2008.
C. Variabel Penelitian
1. Biaya pesan
Biaya pesan yaitu biaya-biaya yang berubah sesuai dengan frekuensi
pemesanan.
2. Biaya simpan
Biaya simpan yaitu biaya yang harus ditanggung perusahaan dalam
melakukan pembelian, dimulai saat rencana pembelian, proses pemesanan
18
penerimaan barang yang diproses, sampai pemeriksaan atas mutu barang
yang dipesan.
3. Waktu tunggu
Waktu tunggu yaitu tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan
bahan baku tersebut dilaksanakan dengan datangnya bahan baku yang dipesan
tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik observasi dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara
langsung segala kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan pemakaian
bahan baku.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data perusahaan dengan mengadakan tanya jawab
mengenai objek yang diteliti secara langsung.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data tentang jumlah kebutuhan bahan baku dan jumlah
pemakaian bahan baku.
E. Definisi operasional
1. Bahan baku
Bahan baku adalah bahan mentah yang berupa bahan dasar untuk proses
produksi.
19
2. Efisiensi persediaan bahan baku
Efisiensi persediaan bahan baku adalah persediaan yang paling ekonomis
dengan biaya yang sangat rendah.
3. Pembelian yang ekonomis
Pembelian yang ekonomis adalah besarnya pembelian yang harus dilakukan
oleh perusahaan x dengan biaya yang paling ekonomis atau minimum.
4. Persediaan pengaman (safety stock)
Persediaan pengaman adalah persediaan bahan baku tambahan untuk menjaga
kemungkinan terjadi kekurangan bahan baku dalam memproduksi.
5. Lead time
Lead time adalah tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan
bahan baku tersebut dilaksanakan sampai dengan bahan baku yang dipesan
datang.
F. Data Yang Dibutuhkan
1. Data proses produksi
2. Data jenis bahan baku utama yang digunakan
3. Kebutuhan bahan baku utama
4. Biaya pemesanan bahan baku utama
5. Harga beli bahan baku utama
6. Biaya simpan bahan baku utama
20
G. Teknik Analisis Data
1. Penentuan kuantitas pembelian bahan baku yang tepat menggunakan analisis
model pemesanan ekonomis dengan rumus :
Keterangan :
D : Jumlah barang per unit yang dibutuhkan selama satu tahun.
S : Biaya pesan setiap kali pesan.
H : Biaya penyimpanan di gudang.
2. Penghitungan TIC (Total Inventory Cost) :
Besar kecilnya EOQ dapat mempengaruhi TIC yang harus dikeluarkan
perusahaan, karena dalam perhitungan EOQ dan TIC terdapat biaya pesan dan
biaya simpan. Agar biaya yang dikeluarkan minimal, maka jumlah biaya pesan
dan biaya simpan haruslah sama. Perhitungan TIC dapat dihitung dengan rumus :
nBiayaSimpaBiayaPesanTIC +=
CQSQRTIC ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
2
Keterangan :
R : Pemakaian bahan baku/tahun
Q : Pembelian ekonomis
S : Biaya pesan
C : Biaya simpan
H2SD EOQ =
21
3. Penentuan jumlah persediaan pengaman,menggunakan rumus :
Keterangan :
Z : Faktor pengaman
SD : Standar deviasi
SS : Safety stock
Untuk mengetahui berapa jumlah persediaan pengaman (safety stock)
digunakan perhitungan statistik dengan standard deviation dan faktor pengaman.
Untuk membuat perhitungan standard deviation harus dibuat tabel yang
menunjukkan selisih antara perkiraan pemakaian bahan baku dengan pemakaian
bahan baku sesungguhnya. Kemudian dari penyimpangan – penyimpangan yang
ada dicari penyimpangan standar dengan menggunakan rumus (Ahyari, 1977 : 42)
:
NYXSD
2)( −∑=
Keterangan :
SD : Standar Deviation
X : Pemakaian bahan baku senyatanya
Y : Perkiraan pemakaian bahan baku
N : Banyaknya data
SDxZSS =
22
Perhitungan safety stock adalah perkalian antara standard deviation dari
pemakaian bahan baku dengan nilai z. Nilai standard deviation yang digunakan
adalah sebesar 5%, sehingga nilai dalam kurva normal atau nilai z adalah 1,65.
23
23
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Industri sarung tangan golf dari kulit PT Budi Manunggal mulai berdiri
pada tahun 1975 dan berlokasi di Jalan Peleman 17 Rejowinangun Yogyakarta.
Sampai saat ini lokasi tersebut masih tetap digunakan perusahaan dalam
menjalankan usahanya sebagai produsen eksportir sarumg tamgam golf dari kulit.
PT Budi Manunggal didirikan oleh dua bersaudara yaitu Soeratno dan Sutanto
Handoko. Baru pada tahun 1984 perusahaan yang merupakan suatu badan hukum
ini mendapatkan izin Notaris akte no. C2 – 6486 HT. 01 .01 tahun 1984 dan
sebagai persyaratan lain perusahaan ini juga mempunyai izin dari :
- Departemen Dinas Perekonomian dan Perindustrian No. 503 – s .
808/125 K/1984
- Departemen Perdagangan SIUP no . 28/12-05/PB/VII/1990
- Departemen Perdagangan STDP no. 12051300015/25 Nopember 1995
Meskipun perusahaan ini semakin berkembang akan tetapi lokasi
tersebut masih tetap di Jalan Peleman 17 Rejowinangun Yogyakarta, dengan
alasan :
1. Salah satu tempat /daerah yang strategis.
2. Perhubungan keluar masuk cukup luas sehingga tidak mengganggu lalu lintas.
3. Pemerintah tidak menggunakan tanah tersebut.
24
Dengan keberadaannya PT Budi Manunggal dalam usahanya
mempunyai beberapa tujuan yaitu :
- Memperoleh keuntungan/laba yang layak bagi perusahaan guna menunjang
kelangsungan hidup perusahaan.
- Dapat menampung tenaga kerja sehingga dapat mengatasi masalah
pengangguran.
- Meningkatkan taraf hidup masyarakat di Rejowinangun Yogyakarta dan
sekitarnya.
- Membantu usaha pemerintah dalam bidang penggalakan/peningkatan ekspor
non migas.
Produk PT Budi Manunggal ini merupakan produk ekspor yang
menggunakan dari beberapa merk dagang yang sudah dikenal di dunia
internasional antara lain : Diwa, Lynx, Power Bilt, Belair, Slazenger, Yonex.
Pencatuman label made in Indonesia merupakan keharusan, sedang pencantuman
merk itu sendiri tergantung dari permintaan pembeli/buyer, di samping itu untuk
produk sarung tangan golf dari kulit produksi PT Budi Manunggal ini semuanya
untuk tujuan ekspor, sehingga dengan demikian sudah dapat dipastikan bahwa
dilihat dari sisi mutu, produk ini sudah memenuhi Standar Industri Indonesia
(SII).
B. Struktur Organisasi
Dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan yang diharapkan, maka
pimpinan perusahaan harus betul-betul mampu mengatur organisasi dengan baik.
25
Pengorganisasian dimaksudkan sebagai suatu fungsi yang menyusun kerangka
pembagian kerja dan tata hubungan kerja, sehingga terjalin suatu kerja sama yang
harmonis dari masing-masing bagian maupun karyawannya. Dengan kerja sama
yang harmonis ini akan menimbulkan efisiensi kerja.
Setiap organisasi yang baik, harus mempunyai struktur organisasi yang
jelas, lebih-lebih untuk perusahaan yang terdiri dari beberapa departemen,
wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas. Perusahaan industri sarung tangan
golf dari kulit Budi Manunggal di Rejowinangun ini memakai bentuk struktur
organisasi garis dan staff. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang Direktur, di mana
dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh beberapa staff yang bertugas membantu
dalam menjalankan rencana kerja perusahaan serta mengkoordinir dan mengontrol
operasi perusahaan.
Apabila Direktur mengalami kesulitan yang tidak dapat dipecahkan,
maka Direktur akan berkonsultasi dengan penasehat ahlinya. Di samping itu
direktur juga dibantu oleh dua orang Manager dari beberapa bagian, seperti :
1. Manager Produksi
2. Manager Operasional
Untuk lebih jelasnya, akan disajikan skema dari struktur organisasi PT Budi
Manunggal di Yogyakarta pada halaman berikut ini.
26
Bpk. Yudono Ir. Linda Nugroho
Dra. Ny. R. Purwaningsih
Gambar 1
STRUKTUR ORGANISASI PT BUDI MANUNGGAL
YOGYAKARTA
Suratman Bp. Kusrin Sunardi Mochtarim
Warni Yanti/
Widarti Anies
Sumber : PT Budi Manunggal
Yogyakarta
RAPAT PEMEGANG SAHAM
DIREKTUR
MANAJER PRODUKSI MANAJER OPERASI
PERSONALIA CONTROL CENTER
PRODUKSI KUALITAS SELEKSI TEKNIK
PK 1 Bp. Jumirin PK 2 Bp. Samsuyanto PK 3 Bp. Tumiran PK 4 Bp. Bambang P. PK 5 Ib. Suyati PK 6 Bp. Giyono PK 7 Bp. Subandi PK 8 Ib. Tugiyem A PK 9 Bp. Tugiran PK 10 Bp. Sukasno PK 11 Bp. Wiwik Widodo PK 12 Ib. Mintarsih PK 13 Agus Widaryanto CAD PACKING Suratman
EXPORT ORDER GUDANG/ MATERIAL
Mas Ratman
27
Di bawah ini akan diuraikan fungsi-fungsi dari masing-masing bagian
yang terdapat pada struktur organisasi PT Budi Manunggal Di Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
1. Direktur
Memimpin dan bertanggung jawab baik dari segi operasional maupun non
operasional seluruh kegiatan guna menunjang tujuan perusahaan.
2. Staff
Membantu direktur dalam merencanakan, mengkoordinir dan mengontrol
opersi perusahaan sehingga kedisiplinan kerja dapat tercapai.
3. Manajer Produksi
Melaksanakan kebijakan direktur dan kebijaksanaan perusahaan dibidang
produksi.
Manager produksi membawahi :
a. Bagian Personalia
Membantu manajer produksi dalam merumuskan kebijaksanaan personalia
dan mengurus pengadaan, penempatan, peningkatan effisiensi, kesejahteraan
serta penyelesaian masalah-masalahnya.
b. Bagian Control Center
- Membantu manajer produksi dalam pengawasan proses produksi
- Melakukan pengawasan kualitas serta seleksi
- Melakukan pengawasan teknik
28
Bagian Control Center ini membawahi :
1) Bagian produksi
Membantu manajer produksi dalam perencanaan produksi, penentuan
distribusi tugas produksi dan pengendalian tiap tahap proses produksi.
2) Bagian kualitas
Mengadakan pemilihan bahan baku yang tepat untuk proses pembuatan
produksi dan barang jadi.
3) Bagian seleksi
Mengadakan pemilihan produk-produk yang baik dan memenuhi standart.
4) Bagian teknik
Mengadakan pemeliharaan terhadap mesin-mesin yang digunakan.
4. Manajer Operasional
Melaksanakan kebijakan direktur dan kebijaksanaan perusahaan
dibidang operasional.
Manajer Operasional membawahi :
a. Bagian Ekspor
- Menyiapkan dokumen perlengkapan barang-barang yang akan diekspor
- Mencari informasi tentang ekspor barang
b. Bagian order
Menerima pesanan-pesanan, mencocokkan dengan faktur dan dokumen-
dokumen pemesanan atau pengiriman lainnya serta menyerahkannya kepada
bagian gudang yang bersangkutan dengan barang dipesannya.
29
c. Bagian gudang
- Melakukan penyimpanan bahan baku, bahan jadi, bahan penolong dan
lainnya dengan baik.
- Menjaga kondisi barang yang ada di gudang setra mengawasi keluar
masuk barang.
- Melakukan administrasi pergudangan dengan baik.
5. Packing
- Melakukan packing barang yang akan dikirim
- Mengawasi kebenaran fisik barang yang akan dikirim
- Menjaga keamanan dan kondisi barang yang akan dikirim
C. Personalia
1. Jumlah tenaga kerja
PT Budi Mnunggal mempunyai karyawan keseluruhan 637 karyawan.
Dari keseluruhan itu terdiri dari :
- 525 orang bagian produksi
- 112 orang bagian non produksi
2. Jam kerja karyawan
Untuk jam kerja karyawan, perusahaan menetaokan sebagai berikut :
- Jam kerja masuk : 07.30 WIB
- Jam istirahat : 12.00 WIB
- Jam kerja kembali : 12.30 WIB
- Jam pulang : 15.00 WIB
30
Apabila perusahaan mendapat order cukup banyak dan terpaksa
diadakan jam kerja lembur antara jam 15.00 WIB – 16.00WIB.
3. Sistem penggajian
Sistem penggajian yang dipergunakan oleh perusahaan dapat dibagi menjadi :
a. Sistem upah harian
Upah ini diberikan kepada bagian produksi. Upah harian untuk para karyawan
minimal Rp. 1.250,00/ jam.
b. Sistem upah bulanan
Upah ini diberikan kepada karyawan bagian administrasi kantor. Untuk upah
bulanan tiap karyawan yang paling rendah Rp. 32.500,00/hari.
4. Jaminan sosial
Untuk menjaga hubungan yang harmonis antara perusahaan dan tenaga
kerja karyawan, maka salah satu yang diperhatikan yaitu mengenai masalah
jaminan sosial yang diberikan oleh perusahaan berupa :
- Memberikan jaminan sosial hari tua
- Memberikan jaminan ASTEK
- Memberikan tunjangan kematian
- Memberikan tunjangan biaya bersalin
- Memberikan tunjangan Hari Raya
D. Produksi
Sarung tangan golf adalah sarung tangan yang dibuat dari kulit, yang
umumnya dipakai pada bagian tangan kiri dengan model dan ukuran tertentu,
31
digunakan untuk olahraga golf. Model sarung tangan yang dimaksud di dalam
standar adalah sarung tangan yang mempunyai empat jari terpisah yaitu dari jari
telunjuk sampai kelingking dan satu ibu jari. Komoditi sarung tangan golf dari
kulit termasuk dalam kode HS 4203. 21.000, sedang untuk pengemasan yang
berupa amplop termasuk kode HS 4817.19.000.
1. Proses Produksi
Dalam melaksanakan produksinya, dibutuhkan beberapa bahan baku maupun
bahan penolong, serta bahan pengemas sarung tangan golf itu sendiri.
- Bahan Baku Kulit
Bahan baku kulit (Finish sheep Skin) merupakan bahan baku utama, di
mana sebagai bahan dasarnya dari jenis kulit domba/biri-biri telah
diproses/disamak sedemikian rupa sehingga menjadi kulit finish.
- Bahan baku penolong
Sebagai bahan penolong/bahan pembantu antara lain : benang, saten seal,
magic tape, crest, vinyl tape, ball marker.
Bahan tersebut di atas sebagian besar sudah dibuat di dalam negeri, hanya
untuk vinyl tape, ball marker dan saten seal masih harus didatangkan
(diimport) dari negara Jepang.
- Kemasan/amplop
Sebagai pengemas dari produk sarung tangan golf ini adalah amplop yang
mempunyai kode HSD 4817. 19.000. Amplop ini dibuat dari kombinasi
plastik dan karton, di mana dibagian luar dicetak dengan merk dagang
32
(Daiwa, Lynx, power Bilt, Belair, Slazenger, Decalthon, American) dan
ukuran serta negara pembuat (Indonesia).
Uraian proses produksi secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku kulit domba/biri-biri yang sudah diolah menjadi cabretta sheep
leather dalam bentuk lembaran dengan ukuran tertentu dilakukan pensortiran
dibagian sortasi kulit.
b. Kemudian dilakukan pemotongan di atas papan alas potong (Cutting Board)
sesuai dengan ukuran yang diperlukan.
c. Setelah kulit dipotong dengan ukuran tertentu seterusnya dilakukan persiapan
dan penjahitan ibu jari dan jari-jari, dengan terlebih dahulu menyiapkan
kebutuhan bahan penolongnya.
d. Sarung dari kulit yang sudah jadi, kemudian satu persatu diadakan pensortiran
ukuran.
e. Ukuran yang sudah benar seterusnya dilakukan penyetrikaan agar kelihatan
rapi.
f. Seterusnya dimasukkan ke dalam amplop-amplop sesuai dengan ukuran (size)
masing-masing.
g. Kemudian dilakukan pengemasan yaitu dari amplop-amplop yang sudah berisi
sarung tangan, dimasukkan ke dalam dos kecil, di mana setiap dos kecil
berisikan 12 (dua belas) amplop.
h. Dan terakhir dari dos-dos kecil dimasukkan kedalam dos besar, dimana setiap
dos besar berisikan 30 (tiga puluh) dos kecil.
33
Berikut bagan serta uraian proses produksi sarung tangan golf secara garis
besarnya :
34
Gambar 2
URAIAN PROSES PRODUKSI SARUNG TANGAN GOLF DARI KULIT
(GOLF GLOVE LEATHER)
PROSES GUDANG BAHAN BAKU KULIT DAN
SORTASI KULIT
PEMOTONGAN PERSIAPAN DAN
PENJAHITAN
SORTASI UKURAN
PENYE-TRIKAAN
PENJUALAN PENGEMASAN
Bahan baku dan bahan penolong
Kulit biri-biri/domba diolah (cabretta sheep leather) 1 lembar = 4-5aq.feet
Cutting Board
1 buah saten seal 0,05 m Magic Tape A 0,06 m Magic Tape B 0,035 m Elastic Band 1 buah Crest 0,050 m Vinyl Tape
1 buah Ball Marker
0,020 m Elastic Trimer 10,46 m Vinylon Thread
1 Amplop 1 dos kecil 1 dos besar plastik
Kulit biri-biri yang telah dipotong-potong 1 potong = 1.17 sq. feet Scrap : 0.02-0.08 sq. feet
4 Buah Sarung Tangan Golf (GOLF GLOVE LEATHER)
EKSPOR : 4 BUAH DALAM NEGERI : 0 BUAH
Limbah : 0,001 m magic tape B 0,008 m elastic band 0,0004 m teteron S.T 0,002 m vinylon S.T
Sumber :
PT. Budi Manunggal
Yogyakarta
35
35
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian mengenai analisis pengendalian persediaan bahan baku
dalam perencanaan produksi pada PT Budi Manunggal dilakukan dengan
menggunakan metode EOQ (Economical Order Quantity). Data persediaan bahan
baku utama yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data persediaan kulit
domba (Sheep Cabreta Skin) periode tahun 2002 – 2006. Data harga bahan baku
dan biaya bahan baku tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.1
Harga Bahan Baku
Periode 2002 – 2006
Tahun Harga bahan baku/lbr
(US$) 2002 5,4 2003 5,4 2004 5,4 2005 5,4 2006 5,4
Sumber data : PT Budi Manunggal 2008
Data biaya bahan baku diperoleh dari mengalikan data pemakaian bahan
baku setiap periode dengan harga bahan baku tiap periode, dapat dilihat pada tabel
berikut :
36
Tabel 5.2
Biaya Bahan Baku
Periode 2002 – 2006
Tahun Biaya bahan baku
(US$)
2002 1640380
2003 1154655
2004 2087424
2005 1626669
2006 1483078
Σ 7992206 Sumber data : PT Budi Manunggal 2008
Data mengenai pemakaian bahan baku pada PT Budi Manunggal dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.3
Pemakaian Bahan Baku (per lembar)
Periode 2002 – 2006
Bulan 2002 2003 2004 2005 2006 Januari 11729 46172 19663 7547 30538 Februari 16469 25214 26136 29718 28587 Maret 18230 20894 27955 23428 36616 April 27348 16644 22254 30513 30423 Mei 18267 23444 17856 38615 29095 Juni 10368 23764 20090 30624 31192 Juli 16684 16924 19116 13032 21061
Agustus 37305 11245 47911 19027 16357 September 40511 9647 36706 8011 9476 Oktober 37284 9697 38023 21095 3896
November 44717 5540 51841 30242 13642 Desember 24862 4640 59009 49383 23761
Σ 303774 213825 386560 301235 274644 Sumber data : PT Budi Manunggal 2008
37
Biaya penyimpanan bahan baku ditetapkan pihak perusahaan sebesar 20
% dari harga perlembar, jadi biaya penyimpanan per unit/thn adalah :
%204,5 ×= = US$ 1.08
Sedangkan biaya pemesanan per lembar kulit yang terdiri dari biaya
tansport dan biaya bongkar barang sampai ke gudang ditetapkan perusahaan
sebesar US$ 65 per pesan.
B. Analisis Data
1. Penentuan pembelian yang paling ekonomis
Untuk menganalisis masalah yang pertama, yaitu penentuan jumlah
pembelian bahan baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian dengan
menggunakan rumus EOQ (Economical Order Quantity). Untuk kelancaran
proses produksinya maka setelah mengetahui kebutuhan bahan bakunya
perusahaan perlu menghitung berapa kali pembelian harus dilakukan, dengan
menggunakan metode EOQ (Economical Order Quantity) perusahaan dapat
menghitung pembelian yang paling ekonomis.
a. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2002 adalah :
08,1)65).(303774).(2(
=EOQ
= 6047 lembar
H2SD EOQ =
38
Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2002 :
6047
303774=F
= 50,2 X
= 50X
b. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2003 adalah :
08,1)65).(213825).(2(
=EOQ
= 5073 lembar
Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2003 :
5073
213825=F
= 42,1X
= 42X
c. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2004 adalah :
08.1)65).(386560).(2(
=EOQ
= 6821 lembar
Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2004 :
6821
386560=F
= 56.6X
= 56X
H2SD EOQ =
H2SD EOQ =
39
d. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2005 adalah :
08.1)65).(301235).(2(
=EOQ
= 6022 lembar
Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2005 :
6022
301235=F
= 50X
e. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2006 adalah :
08.1)65).(274644).(2(
=EOQ
= 5750lembar
Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2006 :
5750
274644=F
= 47,7X
= 47X
H2SD EOQ =
H2SD EOQ =
40
Tabel 5.4
Rekapitulasi Hasil Perhitungan EOQ dan Frekuensi Pembelian
Periode tahun 2002 -2006
Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 Pemakaian/tahun
(lembar) 303774 213825 386560 301235 274644Biaya
pesan/pesan(US$) 65 65 65 65 65 Biaya
simpan/unit/thn (US$) 1,08 1,08 1,08 1,08 1,08
EOQ(lbr) 6046 5073 6821 6022 5750 Frekuensi pembelian 50,2 42,1 56,6 50 47,7
Sumber : Data Primer diolah
2. Total Inventory Cost
Untuk menganalisis masalah yang kedua, penghitungan total inventory cost
adalah :
a. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC) kulit domba pada tahun 2002 :
CQSQRTIC ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
2
08.12
6046656046
303774⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=TIC
=TIC 3265,3 + 3265,3
= US$6530,7
b. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC) kulit domba pada tahun 2003 :
08.12
5073655073
213825⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=TIC
= 2739,5 + 2739,5
= US$5479,1
c. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC) kulit domba pada tahun 2004 :
08.12
6821656821
386560⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=TIC
= 3683,5 + 3683,5
41
= US$7363
d. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC) kulit domba pada tahun 2005 :
08.12
6022656022
301235⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=TIC
= 3251,6+ 3251,6
= US$6503,3
e. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC) kulit domba pada tahun 2006 :
08.12
5750655750
274644⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=TIC
= 3104,8+ 3104,8
= US$6209,7
Tabel 5.5
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Total Inventory Cost Kulit Domba
Periode tahun 2002 -2006 (US$)
Tahun Biaya Pesan Biaya Simpan TIC
2002 3265,3 3265,3 6530,7
2003 2739,5 2739,5 5479,1
2004 3683,5 3683,5 7363
2005 3251,6 3251,6 6503,3
2006 3104,8 3104,8 6209,7 Sumber : Data Primer diolah
Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 – 2006 besarnya
biaya pesan dan biaya simpan adalah sama. TIC tahun 2004 terlihat paling
signifikan kenaikannya karena pada tahun tersebut permintaan bahan baku lebih
banyak dari tahun – tahun yang lain.
3. Penentuan Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Untuk menentukan persediaan pengaman, penulis menggunakan
metode statistika yaitu dengan menghitung penyimpangan standar (Standar
Deviation) yang terjadi antara perkiraan pemakaian bahan baku dengan
42
pemakaian bahan baku sesungguhnya. Dari sejumlah bahan baku yang masih
tersisa di gudang pada saat perusahaan melakukan pemesanan bahan baku,
perusahaan hanya mentolelir risiko kekurangan bahan sebanyak 5%, sehingga
perusahaan hanya memenuhi kebutuhan bahan baku sebesar 95%. Oleh karena itu
faktor keamanan persediaan bahan baku perusahaan dapat diasumsikan sebesar
1,65(lihat table kurva normal).
Untuk menghitung persediaan pengaman digunakan rumus :
SDxZSS =
Keterangan :
SS : Safety stock
Z : Faktor pengaman
SD : Standar deviasi
Sedangkan untuk menghitung Standar Deviation menggunakan rumus :
NYXSD
2)( −∑=
Keterangan :
SD : Standar Deviation
X : Pemakaian bahan baku senyatanya
Y : Perkiraan pemakaian bahan baku
N : Banyaknya data
Untuk menghitung Standar Deviation kita buat dahulu tabel
perhitungan Standar Deviation. Perkiraan pembelian dan pemakaian bahan baku
kulit domba per bulan sudah ditentukan dalam kebijakan perusahaan yaitu, untuk
tahun 2002 sebanyak 30.000 lbr, tahun 2003 sebanyak 20.000 lbr, tahun 2004
sebanyak 35.000 lbr, 2005 sebanyak 30.000 lbr, tahun 2006 sebanyak 25.000 lbr.
43
Perkiraan ini dibuat perusahaan atas dasar jumlah kulit domba yang dipakai setiap
bulannya.
Tabel 5.6.1
Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2002
Di PT Budi Manunggal (lembar)
No Bulan x y (X-Y) (X-Y)2 1 Januari 11729 30000 -18271 333829441 2 Februari 16469 30000 -13531 183087961 3 Maret 18230 30000 -11770 138532900 4 April 27348 30000 -2652 7033104 5 Mei 18267 30000 -11733 137663289 6 Juni 10368 30000 -19632 385415424 7 Juli 16684 30000 -13316 177315856 8 Agustus 37305 30000 7305 53363025 9 September 40511 30000 10511 110481121 10 Oktober 37284 30000 7284 53056656 11 November 44717 30000 14717 216590089 12 Desember 24862 30000 -5138 26399044 Jumlah 1822767910
Sumber data : PT Budi Manunggal 2008 Keterangan : X = Pemakaian Bahan baku senyatanya Y = Prakiraan pembelian dan pemakaian bahan baku Standar Deviation untuk tahun 2002, yaitu :
NYXSD
2)( −∑=
12
1822767910=
= 12.325 lembar
Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2002 :
SDxZSS =
325.1265,1 x=
= 20.336 lembar
44
Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2002 yaitu
12.325 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2002 yaitu
20.336 lembar.
Tabel 5.6.2
Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2003
Di PT Budi Manunggal (lembar)
Sumber data : PT Budi Manunggal 2008 Keterangan : X = Pemakaian Bahan baku senyatanya Y = Prakiraan pembelian dan pemakaian bahan baku Standar Deviation untuk tahun 2003, yaitu :
NYXSD
2)( −∑=
12
1494719603=
= 11161 lembar
Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2003 :
SDxZSS =
No Bulan x y (X-Y) (X-Y)2 1 Januari 46172 20000 26172 684973584 2 Februari 25214 20000 5214 27185796 3 Maret 20894 20000 894 799236 4 April 16644 20000 -3356 11262736 5 Mei 23444 20000 3444 11861136 6 Juni 23764 20000 3764 14167696 7 Juli 16924 20000 -3076 9461776 8 Agustus 11245 20000 -8755 76650025 9 September 9647 20000 -10353 107184609 10 Oktober 9697 20000 -10303 106151809 11 November 5540 20000 -14460 209091600 12 Desember 4640 20000 -15360 235929600 Jumlah 1494719603
45
1116165,1 x=
= 18415 lembar
Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2003 yaitu
11.161 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2003 yaitu
18.415 lembar.
Tabel 5.6.3
Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2004
Di PT Budi Manunggal (lembar)
Sumber data : PT Budi Manunggal 2008 Keterangan : X = Pemakaian Bahan baku senyatanya Y = Prakiraan pembelian dan pemakaian bahan baku
Standar Deviation untuk tahun 2004, yaitu :
NYXSD
2)( −∑=
12
2333207146=
= 13944 lembar
No Bulan x y (X-Y) (X-Y)2 1 Januari 19663 35000 -15337 235223569 2 Februari 26136 35000 -8864 78570496 3 Maret 27955 35000 -7045 49632025 4 April 22254 35000 -12746 162460516 5 Mei 17856 35000 -17144 293916736 6 Juni 20090 35000 -14910 222308100 7 Juli 19116 35000 -15884 252301456 8 Agustus 47911 35000 12911 166693921 9 September 36706 35000 1706 2910436 10 Oktober 38023 35000 3023 9138529 11 November 51841 35000 16841 283619281 12 Desember 59009 35000 24009 576432081 Jumlah 2333207146
46
Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2004 :
SDxZSS =
1394465,1 x=
= 23008 lembar
Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2004 yaitu
13.944 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2004 yaitu
23.008 lembar.
Tabel 5.6.4
Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2005
Di PT Budi Manunggal (lembar)
No Bulan x y (X-Y) (X-Y)2 1 Januari 7547 30000 -22453 504137209 2 Februari 29718 30000 -282 79524 3 Maret 23428 30000 -6572 43191184 4 April 30513 30000 513 263169 5 Mei 38615 30000 8615 74218225 6 Juni 30624 30000 624 389376 7 Juli 13032 30000 -16968 287913024 8 Agustus 19027 30000 -10973 120406729 9 September 8011 30000 -21989 483516121 10 Oktober 21095 30000 -8905 79299025 11 November 30242 30000 242 58564 12 Desember 49383 30000 19383 375700689 Jumlah 1969172839
Sumber data : PT Budi Manunggal 2008 Keterangan : X = Pemakaian Bahan baku senyatanya Y = Prakiraan pembelian dan pemakaian
Standar Deviation untuk tahun 2005, yaitu :
NYXSD
2)( −∑=
47
12
1969172839=
= 12.810 lembar
Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2005 :
SDxZSS =
810.1265,1 x=
= 21137 lembar
Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2005 yaitu
12.810 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2005 yaitu
21.137 lembar.
Tabel 5.6.5
Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2006
Di PT Budi Manunggal (lembar)
No Bulan x y (X-Y) (X-Y)2 1 Januari 30538 25000 5538 30669444 2 Februari 28587 25000 3587 12866569 3 Maret 36616 25000 11616 134931456 4 April 30423 25000 5423 29408929 5 Mei 29095 25000 4095 16769025 6 Juni 31192 25000 6192 38340864 7 Juli 21061 25000 -3939 15515721 8 Agustus 16357 25000 -8643 74701449 9 September 9476 25000 -15524 240994576 10 Oktober 3896 25000 -21104 445378816 11 November 13642 25000 -11358 129004164 12 Desember 23761 25000 -1239 1535121 Jumlah 1170116134
Sumber data : PT Budi Manunggal 2008 Keterangan : X = Pemakaian Bahan baku senyatanya Y = Prakiraan pembelian dan pemakaian
48
Standar Deviation untuk tahun 2006, yaitu :
NYXSD
2)( −∑=
12
1170116134=
= 9875 lembar
Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2006 :
SDxZSS =
987565,1 x=
= 16293 lembar
Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2006 yaitu
9.875 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2006 yaitu 16.293
lembar.
Tabel 5.7
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Deviasi Standar, Nilai Z,
dan Safety Stock (lembar)
Sumber : Data Primer diolah
Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa safety stock pada tahun 2002 sampai
tahun 2003 mengalami penurunan. Namun pada tahun 2004 safety stock
Tahun Deviasi Standar Nilai Z Safety Stock 2002 12325 1.65 20336 2003 11161 1.65 18415 2004 13944 1.65 23008 2005 12810 1.65 21137 2006 9875 1.65 16293
49
meningkat cukup drastis dan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2005 sampai 2006
kembali mengalami penurunan.
C. Pembahasan
Dengan perhitungan model EOQ diperoleh pembelian yang paling
ekonomis per pesan, frekuensi pembelian dan safety stock, dan perbandingan
dengan keadaan yang sesungguhnya adalah :
Tabel 5.8
Perbandingan Perhitungan Jumlah Pembelian dan Frekuensi Pembelian
Kulit Domba antara Kondisi Senyatanya dengan Model EOQ
di PT Budi Manunggal pada Tahun 2002 – 2006
Tahun Pembelian Frekuensi
EOQ (lembar)
Senyatanya (lembar) EOQ Senyatanya
2002 6046,93 30000 50,2 12 2003 5073 20000 42,1 12 2004 6821 35000 56,6 12 2005 6022 30000 50 12 2006 5750 25000 47,7 12
Sumber : Tabel 5.4; 5.6.1 – 5.6.5
Pada tabel 5.10 dapat dilihat bahwa perbandingan pembelian bahan
baku dari tahun 2002 -2006 lebih besar daripada pembelian bahan baku menurut
model EOQ. Sedangkan frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan
senyatanya lebih kecil daripada frekuensi pembelian menurut model EOQ. Maka
dapat dikatakan bahwa jumlah pembelian yang dilakukan perusahaan belum
efisien, sedangkan frekuensi senyatanya lebih efisien.
50
Tabel 5.9
Perbandingan Perhitungan Total Inventory Cost antara Model EOQ dengan
Keadaan Sebenarnya di PT Budi Manunggal pada Tahun 2002 – 2006 (US$)
Tahun Biaya Pesan Biaya Simpan TIC EOQ Senyatanya EOQ Senyatanya EOQ Senyatanya
2002 3265,3 780 3265,3 60724,08 6530,7 61504,08 2003 2739,5 780 2739,5 28269 5479,1 29049 2004 3683,5 780 3683,5 36115,2 7363 36895,2 2005 3251,6 780 3251,6 63466,2 6503,3 64246,2 2006 3104,8 780 3104,8 27384,48 6209,7 28164,48
Sumber : Tabel 5.5; 5.6.1 – 5.6.1; 5.8, Lampiran I - V
Pada Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa Total Inventory Cost senyatanya
lebih besar dari pada Total inventory Cost menurut model EOQ, maka Total
inventory Cost senyatanya yang terjadi di perusahaan belum efisien.
Untuk mengetahui seberapa besar selisih TIC senyatanya dengan TIC
menurut model EOQ, maka penulis membuat rekapitulasi perhitungan selisih
antara TIC senyatanya dengan TIC berdasarkan EOQ seperti tabel dibawah ini.
Tabel 5.10
Perhitungan selisih antara Total Inventory Cost senyatanya dengan Total
Inventory Cost menurut model EOQ pada tahun 2002 – 2006 (US$)
Tahun Total Inventory Cost Selisih Senyatanya EOQ
2002 61504,08 6530,7 54973.382003 29049 5479,1 23569.92004 36895,2 7363 29532.22005 64246,2 6503,3 57742.92006 28164,48 6209,7 21954.78
Sumber : Tabel 5.9
51
Dari Tabel 5.12 dapat dilihat TIC senyatanya lebih besar dari pada TIC
menurut model EOQ, sehingga dapat diartikan bahwa ada perbedaan biaya yang
menunjukkan TIC senyatanya tahun tersebut belum efisien.
52
52
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengendalian bahan baku pada PT Budi
Manunggal di Yogyakarta periode tahun 2002 – 2006, dapat dikemukakan
beberapa hal yaitu :
1. Berdasarkan perhitungan EOQ (Economical Order Quantity) jumlah bahan
baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian pada tahun 2002 sejumlah
6.046,93 lembar, tahun 2003 sejumlah 5.073 lembar, tahun 2004 sejumlah
6.821 lembar, tahun 2005 sejumlah 6.022 lembar, tahun 2006 sejumlah 5.750
lembar.
2. Total Inventory Cost menurut perhitungan EOQ pada tahun 2002 adalah
sebesar US$6530,7, tahun 2003 sebesar US$5479,1, tahun 2004 sebesar
US$7363, tahun 2005 sebesar US$6503,3, tahun 2006 sebesar US$6209,7.
3. Total Inventory Cost yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2002 sebesar
US$61504,08, tahun 2003 sebesar US$29049, tahun 2004 sebesar
US$36895,2, tahun 2005 US$64246,2, tahun 2006 sebesar US$28164,48.
Dengan demikian dari perbandingan perhitungan pembelian bahan baku
menurut EOQ dengan pembelian bahan baku yang ekonomis menurut perusahaan
dan perhitungan TIC menurut EOQ dengan perhitungan TIC menurut perusahaan,
perhitungan EOQ dan perhitungan TIC menurut EOQ lebih efisien.
53
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, saran yang dapat penulis
berikan pada PT Budi Manunggal adalah sebagai berikut :
- Perusahaan dapat menggunakan analisis perhitungan EOQ untuk mengetahui
jumlah pembelian bahan baku yang optimal dan total biaya persediaan pada
tahun – tahun berikutnya apakah sudah efisien atau belum.
C. Keterbatasan
Dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa keterbatasan yang
mengakibatkan hasil penelitian ini tidak dapat dikatakan benar secara mutlak.
1. Keterbatasan mengenai data, bahwa dalam penghitungan untuk mencari jumlah
pemesanan yang paling ekonomis menggunakan data persediaan yang terjadi
pada tahun sebelumnya.
2. Keterbatasan mengenai beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam metode
penentuan jumlah pembelian yang ekonomis (EOQ), diantaranya adalah bahan
mentah yang selalu tersedia di pasar, potongan tunai yang tidak diberikan oleh
supplier kepada pembeli dimana kenyataannya asumsi tersebut ternyata cukup
sulit dipenuhi.
54
54
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A (1996), Manajemen Produksi, Perencanaan Sistem Produksi, (Ed 4),
Yogyakarta : BPFE. Assauri, S (1980), Manajemen Produksi, Jakarta, Lembaga Penerbit FE – UI.
Baroto, Teguh (2002), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Jakarta : Ghalia Indonesia
Buffa, E. S (1998), Manajemen Produksi Operasi, Jakarta, Erlangga.
Handoko, T. Hani (1994), Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta : BPFE UGM.
Ogawa, Eiji (1996), Manajemen Produksi Modern,Jakarta : FE – UI.
Prawirosentono, Suyadi (2007), Manajemen Operasi : Analisis dan Studi Kasus, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Soeratno (1993), Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis,
Yogyakarta : UPP. AMP. Sukardi (2003), Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan
Praktiknya, Jakarta : Bumi Aksara. Sumayang, Lalu (2003), Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi,
Jakarta: Salemba Empat. Subagyo, Pangestu (2000), Manajemen Operasi, Edisi pertama,
Yogyakarta: BPFE.
55
55
LAMPIRAN
56
Lampiran I
Data Senyatanya tahun 2002
Bulan pemakaian pembelian persediaan akhir
frekuensi pesan
biaya pesan
biaya simpan/ unit
biaya simpan
TIC
Januari 11729 30000 18271 1 65 1.08 19732.68 19797.68Februari 16469 30000 13531 1 65 1.08 14613.48 14678.48Maret 18230 30000 11770 1 65 1.08 12711.6 12776.6April 27348 30000 2652 1 65 1.08 2864.16 2929.16Mei 18267 30000 11733 1 65 1.08 12671.64 12736.64Juni 10368 30000 19632 1 65 1.08 21202.56 21267.56Juli 16684 30000 13316 1 65 1.08 14381.28 14446.28
Agustus 37305 30000 -7305 1 65 1.08 -7889.4 -7824.4September 40511 30000 -10511 1 65 1.08 -11351.88 -11286.88Oktober 37284 30000 -7284 1 65 1.08 -7866.72 -7801.72
November 44717 30000 -14717 1 65 1.08 -15894.36 -15829.36Desember 24862 30000 5138 1 65 1.08 5549.04 5614.04
Σ 303774 360000 56226 12 780 60724.08 61504.08
57
Lampiran II
Data Senyatanya tahun 2003 Bulan pemakaian pembelian persediaan
akhir frekuensi
pesan biaya pesan
biaya simpan/
unit
biaya simpan TIC
Januari 46172 20000 -26172 1 65 1.08 -28265.76 -28200.76Februari 25214 20000 -5214 1 65 1.08 -5631.12 -5566.12Maret 20894 20000 -894 1 65 1.08 -965.52 -900.52April 16644 20000 3356 1 65 1.08 3624.48 3689.48Mei 23444 20000 -3444 1 65 1.08 -3719.52 -3654.52Juni 23764 20000 -3764 1 65 1.08 -4065.12 -4000.12Juli 16924 20000 3076 1 65 1.08 3322.08 3387.08
Agustus 11245 20000 8755 1 65 1.08 9455.4 9520.4September 9647 20000 10353 1 65 1.08 11181.24 11246.24Oktober 9697 20000 10303 1 65 1.08 11127.24 11192.24
November 5540 20000 14460 1 65 1.08 15616.8 15681.8Desember 4640 20000 15360 1 65 1.08 16588.8 16653.8
Σ 213825 240000 26175 12 780 28269 29049
58
Lampiran III
Data Senyatanya tahun 2004 Bulan pemakaian pembelian persediaan
akhir frekuensi pesan
biaya pesan
biaya simpan/ unit
biaya simpan TIC
Januari 19663 35000 15337 1 65 1.08 16563.96 16628.96Februari 26136 35000 8864 1 65 1.08 9573.12 9638.12Maret 27955 35000 7045 1 65 1.08 7608.6 7673.6April 22254 35000 12746 1 65 1.08 13765.68 13830.68Mei 17856 35000 17144 1 65 1.08 18515.52 18580.52Juni 20090 35000 14910 1 65 1.08 16102.8 16167.8Juli 19116 35000 15884 1 65 1.08 17154.72 17219.72
Agustus 47911 35000 -12911 1 65 1.08 -13943.88 -13878.88September 36706 35000 -1706 1 65 1.08 -1842.48 -1777.48Oktober 38023 35000 -3023 1 65 1.08 -3264.84 -3199.84
November 51841 35000 -16841 1 65 1.08 -18188.28 -18123.28Desember 59009 35000 -24009 1 65 1.08 -25929.72 -25864.72
Σ 386560 420000 33440 12 780 36115.2 36895.2
59
Lampiran IV
Data Senyatanya tahun 2005 Bulan pemakaian pembelian persediaan
akhir frekuensi pesan
biaya pesan
biaya simpan/ unit
biaya simpan TIC
Januari 7547 30000 22453 1 65 1.08 24249.24 24314.24 Februari 29718 30000 282 1 65 1.08 304.56 369.56 Maret 23428 30000 6572 1 65 1.08 7097.76 7162.76 April 30513 30000 -513 1 65 1.08 -554.04 -489.04 Mei 38615 30000 -8615 1 65 1.08 -9304.2 -9239.2 Juni 30624 30000 -624 1 65 1.08 -673.92 -608.92 Juli 13032 30000 16968 1 65 1.08 18325.44 18390.44
Agustus 19027 30000 10973 1 65 1.08 11850.84 11915.84 September 8011 30000 21989 1 65 1.08 23748.12 23813.12 Oktober 21095 30000 8905 1 65 1.08 9617.4 9682.4
November 30242 30000 -242 1 65 1.08 -261.36 -196.36 Desember 49383 30000 -19383 1 65 1.08 -20933.64 -20868.64
Σ 301235 360000 58765 12 780 63466.2 64246.2
60
Lampiran V
Data Senyatanya tahun 2006 Bulan pemakaian pembelian persediaan
akhir frekuensi pesan
biaya pesan
biaya simpan/ unit
biaya simpan TIC
Januari 30538 25000 -5538 1 65 1.08 -5981.04 -5916.04Februari 28587 25000 -3587 1 65 1.08 -3873.96 -3808.96Maret 36616 25000 -11616 1 65 1.08 -12545.28 -12480.28April 30423 25000 -5423 1 65 1.08 -5856.84 -5791.84Mei 29095 25000 -4095 1 65 1.08 -4422.6 -4357.6Juni 31192 25000 -6192 1 65 1.08 -6687.36 -6622.36Juli 21061 25000 3939 1 65 1.08 4254.12 4319.12
Agustus 16357 25000 8643 1 65 1.08 9334.44 9399.44September 9476 25000 15524 1 65 1.08 16765.92 16830.92Oktober 3896 25000 21104 1 65 1.08 22792.32 22857.32
November 13642 25000 11358 1 65 1.08 12266.64 12331.64Desember 23761 25000 1239 1 65 1.08 1338.12 1403.12
Σ 274644 300000 25356 12 780 27384.48 28164.48
61
Lampiran VI
DAFTAR PERTANYAAN I. Gambaran Umum Perusahaan
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
1. Apa nama perusahaan?
2. Kapan perusahaan didirikan dan oleh siapa?
3. Apakah perusahaan sudah berbadan hokum?
4. Apa yang menjadi tujuan perusahaan?
5. Bagaimana perkembangan perusahaan ditinjau secara keseluruhan?
B. Lokasi Perusahaan
1. Dimana perusahaan didirikan?
2. Faktor – faktor apa yang menjadi landasan pemilihan lokasi
perusahaan?
II. Personalia
A. Struktur Organisasi
1. Bagaimana struktur organisasi perusahaan?
2. Bagaimana wewenang dan tanggung jawab masing – masing bagian
dalam organisasi?
B. Tenaga Kerja
1. Berapakah jumlah karyawan pada perusahaan ini ?
2. Bagaiman sistem penggajiannya?
3. Bagaimana penentuan hari dan jam kerja karyawan?
C. Fasilitas
1. Tunjangan – tunjangan apa sajakah yang diberikan perusahaan kepada
karyawannya?
2. Apakah karyawan juga diasuransikan?
62
II. Produksi
A. Bahan baku apa sajakah yang dibutuhkan?
B. Bahan penolong apa yang dibutuhkan?
C. Darimana bahan baku diperoleh?
D. Apa jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi?
E. Bagaimana perusahaaan mengatur susunan mesin produksinya?
F. Bagaimana proses produksi berlangsung?
G. Bagaimana proses pembuatan untuk masing – masing produksi?
H. Apakah volume produksi tiap bulan stabil?
IV. Pemasaran
A. Bagaimana pendistribusian hasil produksinya?
B. Produk apa sajakah yang dihasilkan oleh perusahaan?
63
64
65
66