TUGAS 1
Antena dan Propagasi
DosenPengajar:
KOESMARIJANTO,ST.,MT
NIP. 196112031985031005 / 0003126105
Disusun Oleh :
Rifki Hartikas Nurcahyanto (22)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jalan Soekarno Hatta 9 Malang 65141
Telp (0341) 404424 – 404425 Fax (0341) 404420
http://www.poltek-malang.ac.id
2013
I. ANTENA
1. Antenna Helical
Sebuah antena heliks adalah antena yang terdiri dari kawat melakukan luka dalam
bentuk heliks sebuah. Dalam kebanyakan kasus, antena heliks sudah terpasang selama ground
plane. Garis pakan dihubungkan antara bagian bawah heliks dan bidang tanah. Antena helix
dapat beroperasi dalam satu dari dua mode utama: normal (selebaran) mode atau aksial (atau
end-api) mode.
B:Dukungan Pusat,
C: Kabel Coaxial,
E: spacer / Mendukung untuk Helix itu,
R: Reflector / Base,
S: Elemen Aerial spiral
Dalam helix modus normal, dimensi heliks (diameter dan pitch) yang kecil
dibandingkan dengan panjang gelombang. Antena bertindak sama ke dipol elektrik pendek
atau monopole, dan pola radiasi, yang serupa dengan ini adalah antena omnidirectional,
dengan radiasi maksimum pada sudut kanan terhadap sumbu helix. Radiasi terpolarisasi linier
sejajar dengan sumbu helix.
Dalam modus heliks aksial, dimensi heliks adalah sebanding dengan panjang
gelombang yang. Fungsi antena sebagai antena directional memancarkan sinar dari ujung
helix itu, di sepanjang sumbu antena. Ia memancarkan gelombang radio sirkuler terpolarisasi
memancar di 90 derajat dari sumbu helix desain ini efisien sebagai radiator dikurangi panjang
praktis bila dibandingkan dengan operasi jenis lain seperti base-loaded, top-loaded atau
pusat-load cambuk. Mereka biasanya digunakan untuk aplikasi di mana mengurangi ukuran
merupakan faktor kritis operasional. Ini sederhana dan praktis "Helicals" terutama dirancang
untuk menggantikan antena sangat besar. mengurangi ukuran mereka oleh karenanya paling
cocok untuk Mobile dan Portable frekuensi tinggi (HF) komunikasi dalam MHz 1 sampai 30
kisaran operasi MHz.
Efek dari jenis 'ukuran berkurang 1 / 4 gelombang' concertinaed adalah bahwa
pencocokan impedansi berubah dari 50 ohms nominal antara 25 sampai 35 ohm impedansi
dasar. Ini tampaknya tidak akan merugikan operasi atau sesuai dengan jalur transmisi 50 ohm
normal, asalkan pakan menghubungkan adalah setara listrik dari gelombang 1 / 2 pada
frekuensi operasi.
2. Antenna Sectoral
Antenna Sektoral kadang kala di sebut dengan Antenna Patch Panel pada dasarnya
tidak berbeda jauh dengan antenna omni. Biasanya digunakan untuk Access Point bagi
sambungan Point-to-Multi-Point (P2MP). Umumnya antenna sektoral mempunyai polarisasi
vertikal, beberapa diantaranya juga mempunyai polarisasi horizontal.
Antenna sektoral umumnya mempunyai penguatan lebih tinggi dari antenna omni
sekitar 10-19 dBi. Sangat baik untuk memberikan servis di daerah dalam jarak 6-8 km.
Tingginya penguatan pada antenna sektoralpola radiasi yang sempit 45-180 derajat. Jelas
daerah yang dapat di servis menjadi lebih sempit, dan ini sangat menguntungkan. biasanya di
kompensasi dengan lebar.
Pada gambar di bawah di perlihatkan pola radiasi antenna sektoral. Secara umum
radiasi antenna lebih banyak ke muka antenna, tidak banyak radiasi di belakang antenna
sektoral. Radiasi potongan vertikal tidak berbeda jauh dengan antenna omni. Antenna
sektoral biasanya di letakan di atas tower yang tinggi, oleh karena itu biasanya di tilt sedikit
agar memberikan layanan ke daerah di bawahnya.
Tampak pada gambar adalah pola radiasi antenna A2.45LP14 di jual oleh YDI.COM
dengan lebar beam 180 derajat. Baik pola radiasi horizontal & pola radiasi vertikal.
3. Antena Omnidirectional
Antena omnidirectional adalah antena yang memancarkan kekuasaan seragam dalam
satu pesawat, dengan kekuatan radiasi berkurang dengan sudut elevasi di atas atau di bawah
pesawat, jatuh ke nol pada sumbu antena. Pola radiasi ini sering digambarkan sebagai
"berbentuk donat". Antena Omnidirectional berorientasi vertikal secara luas digunakan untuk
antena nondirectional di permukaan bumi karena mereka memancar sama di semua arah
horizontal, sedangkan daya terpancar tetes off dengan sudut elevasi sehingga energi radio
sedikit yang bertujuan ke langit atau turun ke bumi dan terbuang . Antena Omnidirectional
banyak digunakan untuk antena penyiaran radio, dan pada perangkat mobile yang
menggunakan radio seperti ponsel, radio FM, talkie-talkie, Wifi, telepon nirkabel, GPS serta
BTS yang berkomunikasi dengan radio selular, seperti polisi dan taksi dispatcher dan
komunikasi pesawat.
Jenis-jenis antena gain rendah omnidirectional adalah antena cambuk, "Rubber
Ducky", tanah pesawat antena, berorientasi vertikal antena dipole, antena discone, radiator
tiang dan antena loop horizontal (atau halo antena) (Kadang-kadang bahasa sehari-hari
dikenal sebagai 'melingkar udara 'karena bentuknya).
Keuntungan antena omnidirectional Tinggi juga dapat dibangun. "Keuntungan yang
lebih tinggi" dalam hal ini berarti bahwa antena memancarkan energi yang lebih sedikit pada
sudut elevasi lebih tinggi dan lebih rendah dan lebih dalam arah horisontal. Keuntungan
antena omnidirectional tinggi umumnya direalisasikan menggunakan array dipole
kesegarisan. Array ini terdiri dari dipol setengah panjang gelombang dengan metode
pergeseran fasa antara setiap elemen yang menjamin arus dalam setiap dipol dalam tahap.
Colinear Coaxial atau antena COCO dialihkan menggunakan bagian koaksial untuk
menghasilkan radiatiors setengah panjang gelombang di-fase. Sebuah Array Franklin
menggunakan bagian setengah panjang gelombang pendek berbentuk U yang membatalkan
radiasi di medan jauh-untuk membawa setiap bagian dipole setengah panjang gelombang ke
tahap yang sama.
Jenis antena omnidirectional keuntungan yang lebih tinggi adalah Colinear Coaxial
(COCO) antena dan MIKROSTRIP Omnidirectional Antenna (OMA).
Beberapa antena planar (dibangun dari printed circuit board) adalah antena omnidirectional.
Vertikal terpolarisasi VHF-UHF antena biconical 170 - 1100 MHz dengan omni directional
H-pesawat pola.
Antena omnidirectional hanya 3-dimensi adalah gain antena isotropik, bangunan teori
yang berasal dari pola radiasi antena aktual dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan
antena memperoleh kekuasaan dan sistem radio terpancar efektif.
4. ANTENA OMNI
Antena Omni memiliki pola radiasi yang menyebar sama rata ke segala arah, sehingga
cocok digunakan sebagai antena access point.
Jarak bagian bawah dekat connector coax adalah 1/2 panjang gelombang, jarak bagian
tengah adalah 3/4 panjang gelombang, dan panjang bagian ujung (whip) sedikit lebih pendek
dari 3/4 panjang gelombang, untuk mengurangi efek capacitance. Pada WiFi digunakan
frekuensi 2.412MHz sampai dengan 2.484MHz, oleh karena itu, 1/2 panjang gelombang
adalah 61mm, dan 3/4 panjang gelombang adalah 91.5mm.
Jika anda ingin memasukan antenna ini ke pralon diameter 20 mm, maka pastikan
diameter coil yang digunakan sekitar 15 cm ... jangan mengikuti diameter 1 panjang
gelombang seperti yang di gambar.
5. Antena parabola
Antena parabola adalah sebuah antena berdaya jangkau tinggi yang digunakan untuk
komunikasi radio, televisi dan data dan juga untuk radiolocation (RADAR), pada bagian
UHF and SHF dari spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang energi (radio)
elektromagnetik yang relatif pendek pada frekuensi-frekuensi ini menyebabkan ukuran yang
digunakan untuk antena parabola masih dalam ukuran yang masuk akal dalam rangka
tingginya unjuk kerja respons yang diinginkan baik untuk menerima atau pun memancarkan
sinyal. Antena parabola berbentuk seperti piringan. Antena parabola dapat digunakan untuk
mentransmisikan berbagai data, seperti sinyal telepon, sinyal radio dan sinyal televisi, serta
beragam data lain yang dapat ditransmisikan melalui gelombang. Fungsi antena parabola
yang umum diketahui oleh masyarakat di Indonesia adalah sebagai alat untuk menerima
siaran televisi satelit.
Wajanbolic e-goen
Antenna wajanbolic e-goen sangat sensitif terhadap arah antenna, anda harus pelan-
pelan mengarahkan antenna ke base station supaya dapat sinyal maksimum. Antenna Wajan,
atau Wajanbolic e-goen merupakan terobosan dalam Teknologi RT/RW-net.
AntennaWajanbolic e-goen dapat menjadi client yang murah dalam sebuah RT/RW-net
sehingga kita dapat ber Internet dengan murah. Internet murah bukan berarti mencuri
bandwidth dan ber Internet gratis, seperti kebanyakan orang menyangka. Internet menjadi
murah karena beban biaya di tanggung ramai-ramai oleh banyak mengguna di sebuah
RT/RW dalam RT/RW-net
Polarisasi Antenna
Sinyal gelombang elektromagnetik berpropagasi melalui udara dalam dua polarisasi,
medan listrik (E-field) dan medan magnet (H-field), yang saling tegak lurus 90 derajat satu
sama lain. Polarisasi antenna relatif terhadap medan listrik (E-field) dari antenna.
Jika E-field horizontal, maka antenna mempunyai polarisasi horizontal.
Jika E-field vertikal, maka antenna mempunyai polarisasi vertikal.
Apapun polarisasi antenna yang anda pilih, semua antenna pada jaringan radio yang
anda bangun harus mempunyai polarisasi yang sama tidak peduli tipe antenna yang
digunakan.
Dengan menggunakan polarisasi antenna yang benar, sangat mungkin bagi kita untuk:
Meningkatkan isolasi terhadap sinyal yang tidak di inginkan. Diskriminasi terhadap
polarisasi silang / cross polarization (x-pol) sekitar 20-25 dB.
Meredam interferensi.
Mendefinisikan daerah layanan.
Antenna Sektoral
Antenna Semigrid Parabolic Dengan Polarisasi Horizontal
Tampak pada gambar di samping adalah sebuah antenna sektoral. Antenna sektoral
maupun antenna omni biasanya memiliki polarisasi vertikal. Antenna ini memancarkan sinyal
dengan polarisasi vertikal. Karena wilayah layanan antenna sektoral dan antenna omni yang
relatif lebar, tidak heran jika antenna jenis ini digunakan di Access Point yang dipasang di
base station untuk sambungan Point-To-Multi-Point (P2MP). Oleh karena sangat logis untuk
menggunakan antenna dengan polarisasi vertikal di sambungan P2MP. Walaupun pada hari
ini cukup banyak antenna sektoral dan antenna omni yang mempunyai polarisasi horizontal.
Pada gambar tampak sebuah antenna parabola dengan sebuah elemen dipole di mukanya.
Tampak antenna dipole kecil tersebut terletak pada possisi horizontal. Hal ini menyebabkan
medan magnet (E-field) yang di bangkitkan ber-polarisasi horizontal. Biasanya antenna
berpolarisasi horizontal digunakan pada sambunga Point-To-Point (P2P).
II. KABEL COAXSIAL
THICK COAX
Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 - 10BASE5,
dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm. Kabel jenis ini biasa disebut sebagai
standard ethernet atau thick ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuma
disebut sebagai yellow cable karena warnanya yang kuning.
GAMBAR :
SPESIFIKASI :
Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan
menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah
resistor 50 ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang
lumayan lebar).
Maksimum 3 segment dengan tambahan peralatan (attached devices, seperti
repeater) atau berupa populated segments (seperti bridge).
Setiap kartu jaringan mempunyai kemampuan penguat sinyal (external
transceiver).
Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini
repeaters.
Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (sekitar 500m).
Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter) dan
setiap segment harus diberi ground.
Jarak maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat
(device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
Jarak minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
THIN COAX
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Jenis yang banyak digunakan
RG-8 atau RG-59 dengan impedansi 75 ohm. Jenis kabel untuk televisi juga termasuk jenis
coaxial dengan impedansi 75 ohm.
Namun untuk perangkat jaringan, kabel jenis coaxial yang dipergunakan adalah (RG-58)
yang telah memenuhi standar IEEE 802.3 - 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5
mm dan biasanya berwarna hitam. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-
connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet. Kabel coaxial
jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U.
GAMBAR :
SPESIFIKASI :
Pada topologi bus, setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
Panjang maksimal kabel adalah 606.8 feet ( 185 meter ) per segment.
Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan ( devices )
Kartu jaringan sudah menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu
tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain ( populated segment ) dengan
pengubung repeater 185 x 3 = 555 meter.
Setiap segment sebaiknya dilengkapi 1 ground.
Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet ( 0.5 meter ).