7/24/2019 ASTHMA (Intan)
1/24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh
dunia. Asma adalah suatu penyakit peradangan kronik saluran nafas yang
berhubungan dengan hiperesponsif dan penyempitan saluran nafas yang
menimbulkan gejala gejala gangguan pernafasan secara episodic yang
membaik secara spontan atau setelah pemberian obat. Dengan mengobatinya
asma dapat dikontrol secara efektif hingga jarang terjadi eksaserbasi dan
penderita dapat menjalani kualitas hidup yang baik1.
Hampir separuh dari seluruh pasien asma pernah dirawat di rumah sakit
dan melakukan kunjungan ke bagian gawat darurat setiap tahunnya. Hal
tersebut disebabkan manajemen dan pengobatan asma yang masih jauh dari
pedoman yang direkomendasikan Global Initiative for Asthma(G!A"
#
. $emajuan ilmu dan teknologi di belahan dunia ini tidak sepenuhnya diikuti
dengan kemajuan penatalaksanaan asma% hal itu tampak dari data berbagai
negara yang menunjukkan peningkatan kunjungan ke darurat gawat% rawat
inap% kesakitan dan bahkan kematian karena asma. &erbagai argumentasi
diketengahkan seperti perbaikan kolektif data% perbaikan diagnosis dan deteksi
perburukan dan sebagainya. Akan tetapi juga disadari masih banyak
permasalahan akibat keterlambatan penanganan baik karena penderita maupun
dokter (medis". $esepakatan bagaimana menangani asma dengan benar yang
dilakukan olehNational Institute of Heallth National Heart, Lung and Blood
Institute (NHLBI)bekerja sama dengan World Health Organization
(WHO)bertujuan memberikan petunjuk bagi para dokter dan tenaga kesehatan
untuk melakukan penatalaksanaan asma yang optimal sehingga menurunkan
angka kesakitan dan kematian asma.
'eran dokter dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting. Dokter
sebagai pintu pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong
1
i
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
2/24
penderita asma% harus selalu meningkatkan pelayanan% salah satunya yang
sering diabaikan adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan.
'endidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya akan sangat berarti
bagi penderita% terutama bagaimana sikap dan tindakan yang bisa dikerjakan
pada waktu menghadapi serangan% dan bagaimana caranya mencegah
terjadinya serangan asma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Asma adalah penyakit peradangan saluran nafas kronik yang ditandai oleh
peran dari banyak sel dan elemen seluler. 'eradangan ini berhubungan dengan
hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan episode berulang kali berupa
mengi% pendek nafas% sesak dada dan batuk yang terutama terjadi pada malam
hari atau dini hari1.
Definisi yang paling banyak diterima secara luas adalah hasil panel
!ational stitute of Health ( !H " !ational Heart% )ung and &lood nstitute
( !H)& ". *enurut !H)& asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran
nafas di mana banyak sel berperan terutama sel mast% eosinophil% limposit +%
makrofag% neutrophil dan sel epitel,.
Asma adalah sindrom yang ditandai oleh obstruksi aliran udara yang
ber-ariasi baik secara spontan maupun dengan pengobatan spesifik.
'eradangan saluran napas kronis menyebabkan hiperresponsif napas ke
berbagai pemicu% yang menyebabkan aliran udara obstruksi dan gejala
pernafasan termasuk sesak dan mengi.
B. Epidemiologi
Asma merupakan masalah kesehatan dunia. Diperkirakan sebanyak /00
juta orang menderita asma% dengan pre-alensi sebesar 1 12 3% ber-ariasi pada
berbagai negara. $ejadian asma dipengaruhi factor genetik% lingkungan% umur
dan gender dan terdapat kecenderungan peningkatan insidensinya terutama
didaerah perkotaan dan industri akibat adanya polusi udara. 're-alensi di
ndonesia adalah sebesar , 4 3. '&& memperkirakan disabilit ! ad"usted
life ears ( DA)5s " sebanyak 1, juta setiap tahun karena asma% yang
2
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
3/24
merupakan 13 dari beban global akibat penyakit. *ortalitas sebesar
#,0.0006tahun yang tidak proporsional dengan pre-alensi penyakit. 'olusi
menyebabkan peningkatan asma diseluruh dunia1.
&erdasarkan data 7rganisasi $esehatan Dunia (8H7"% hingga saat ini
jumlah penderita asma di dunia diperkirakan mencapai /00 juta orang dan
diperkirakan angka ini akan terus meningkat hingga 00 juta penderita pada
tahun #0#,4.
. !aktor "esiko#
9ecara umum faktor resiko asma dibagi menjadi # kelompok% yaitu:
1. ;aktor hosta. genetik
b. gender
c. 7besitas
#. ;aktor lingkungan
a. Alergen didalam ruangan (tungau% debu rumah% kucing%
alternaria6jamur"
b. Alergen di luar ruangan (alternaria% tepung sari"
c. *akanan (bahan penyedap% pengawet% pewarna makanan% kacang%
makanan laut% susu sapi% telur"
d. 7batobatan tertentu (misalnya golongan aspirin% !9AD% beta#blo$%er
dll"
e. &ahan yang mengiritasi (misalnya parfum% household s&radll"
f.
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
4/24
kromosom yang terkait dengan kepekaan asma% misalnya kecendrungan
peningkatan kadar g< total dengan hiperesponsif bronkus% dan gen yang
mengatur hiperesponsif bronkus yang terletak dekat lokus mayor yang
mengatur kadar total g< pada kromosom ,=. 'enelitian saat ini masih terus
berlanjut.
+erdapat pula gen yang terkait dengan respon terhadap terapi asma.
*isalnya -ariasi gen yang mengkode > adrenoreceptor terkait dengan respon
yang berbeda terhadap ># agonist. +erdapat pula gen lain yang bersifat
responsif terhadap kortikosteriod dan penghambat leukotriene.
E. %ekanisme Asma$
munopatogenesis. Akibat adanya faktor perangsangan dan pencetus ini
terjadi reaksi imun tipe % % dan ? yang diikuti reaksi mediator% inflamasi%
kerusakan jaringan dan gejala klinik. Disebutkan bahwa pada 2,3 pasien
inflamasi dimulai oleh g< ( asma alergi " dan sisanya oleh proses yang
independen terhadap g< ( asma non alergi ". 'ada atopi paparan awal
terhadap antigen menimbulkan sensitisasi. Antigenpresenting cell ( A'@ "
seperti makrofag menelan antigen dan mempresentasikannya kepada sel +
( +h0 " yang kemudian mengalami diferensiasi menjadi +h1 dan +h#. +h#
mengeluarkan sitokin antara lain ) dan )1/ yang menyebabkan sel &
memproduksi g< yang spesifik untuk antigen tersebut.
'ada respon dini akibat adanya paparan selanjutnya menimbulkan reaksi
AgAb pada permukaan sel mastosit% yang diikuti akti-asi dari sel dan
pelepasan berbagai mediator ( histamin dan heparin " serta mediator lain
( prostaglandin% leukotrin% faktor aktifasi trombosit'A; dan bradikinin ".
+erjadi efek langsung berupa bronkokonstriksi dan peningkatan hiperesponsif
bronkus. 'elepasan sitokin seperti )/% )% ), dan ) mengaktifasi limfosit
+ dan &% yang merangsang sel mastosit dan menarik eosinofil% sehingga
meningkatkan proses inflamasi.
espon lambat terjadi 1# jam setelah paparan antigen% berupa dilatasi
-askuler dan peningkatan permiabilitas kapiler% pembentukkan edema dan
akumulasi sel radang. Akibat adanya aktifasi% sel eosinofil melepaskan
4
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
5/24
berbagai mediator ( eosinophilic cation protein
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
6/24
Gambar #. Hiperakti-asi
Gambar /. Asthmatic airway
!. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :1. Anamnesa1:
iwayat pengulangan batuk mengi% sulit bernafas% atau berat dada yang
memburuk pada malam hari atau secara musiman.
iwayat asma sebelumnya
*anifestasi atopik misalnya rhinitis alergika% yang bisa juga ada pada
keluarga
$eluhan timbul atau memburuk oleh infeksi pernafasan% rangsangan
bulu binatang% serbuk sari% asap% bahan kimia% perubahan suhu% debu
6
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
7/24
rumah% obat obatan ( aspirin% penghambat beta "% olah raga% rangsang
emosi yang kuat
$eluhan berkurang dengan pemberian obat asma
#. 'emeriksaan ;isik :
Dapat dijumpai adanya sesak nafas% pernafasan mengi dan perpanjangan
ekspirasi tanda emfisema pada asma yang berat1.
a" ?ital 9ign ;itur umum dicatat selama serangan asma akut
tingkat pernapasan cepat (sering #, sampai 0 napas per menit"%
takikardia% dan pulsus paradoksus10.
b" 'emeriksaan +horak,
'emeriksaan dapat mengungkapkan bahwa pasien yang mengalami
serangan asma dapat dijumpai:
nspeksi: sesak (napas cepat% retraksi sela iga% retraksi epigastrium%
retraksi suprasternal"
'alpasi: biasanya tidak ditemukan kelainan% pada serangan berat dapat
terjadi pulsus paradoksus
'erkusi: biasanya tidak ditemukan kelainan Auskultasi: ekspirasi memanjang%wheeCing
/. 'emeriksaan 'enunjang :
9pirometri1:
( ?olum
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
8/24
+abel 1. nilai ;
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
9/24
serangan asma yang ringan% gambaran radiologik paru biasanya tidak
memperlihatkan adanya kelainan.
&. Klasifikasi
Asma kontrol
&erdasar keadaan terkontrol asma dibagi menjadi : terkontrol%
terkontrol parsial dan tidak terkontrol1/.
A. 'enilaian +erhadap $ontrol $linis +erkini ( sebaiknya minggu "
!o
.
$arakteristik +erkontrol +erkontrol parsial+ak
terkontrol1 Gejala siang I #F6minggu # F6minggu / atau
lebih
keadaan
terkontrol
parsial
pada tiap
tiap
minggu
# Hambatan akti-itas +idak ada ada
/Gejala malam6bangun
waktu malam+idak ada ada
'erlu relie-er I # F6minggu # F6minggu
,;ungsi paru
('
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
10/24
G!A ( #011 " mengajukan komponen tata laksana yang dibutuhkan untuk
mencapai dan mempertahankan kontrol asma2:
1. *engembangkan $erjasama Dokter dengan 'asien
Diupayakan tercapainya kerjasama yang baik antara dokter dan pasien%
dan melakukan edukasi pasien tentang asma dan tatakelola asma yang
perlu mereka kerjakan. *anajemen yang efektif diperoleh bila pasien
dapat aktif merawat diri sendiri yaitu bila ia telah mampu :
*enghindari faktor resiko
*enggunakan obatnya secara benar dan teratur sesuai yang telah
ditentukan
*engerti penggunaan obat pengontrol dan pelega *ampu memonitor asma dan bila mungkin bisa menggunakan '
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
11/24
Gambar . Algoritma tata laksana asma secara umum
. *onitoring untuk mempertahankan kontrol asma
'asien kontrol 1 / bulan kemudian dan seterusnya / bulan sekali. &ila
ada eksaserbasi kontrol tiap # minggu% ditanyakan mengenai hasil
kontrol asma yang tercapai% kepatuhan pasien menggunakan inhaler dan '
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
12/24
Gambar ,. A@+
12
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
13/24
+abel . A@J
()at Asma
7bat asma dapat digolongkan menjadi pengedali ( controller " dan
pelega ( relie-er ". @ontroller adalah obat yang dikonsumsi tiap hari untukmembuat asma dalam keadaan terkontrol terutama melalui efek anti
inflamasi. elie-er adalah obat yang digunakan bila perlu berdasar efek
cepat untuk menghilangkan bronkokontriksi dan menghilangkan
gejalanya1/.
ontroller "elie*er
$ortikosteroid (inhalasi% sistemik"9hort acting b# agonist (9A&A" :
inhalasi% oral
)eukotriene modifeier $ortikosteroid sistemik
13
7/24/2019 ASTHMA (Intan)
14/24
)ong acting b# agonist ()A&A" :
inhalasi% oral
Antikolinergik : pratropium br%
oFitropium
@hromolin: 9odium cromoglycate dan!edocromil
+eofilin
+eofilin lepas lambat
Anti g
Recommended