LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 1
Bab ini berisikan tentang elaborasi tema, konsep literatur, konsep tapak, konsep
ruang dalam pada bangunan, konsep keteknikan, dan konsep utilitas.”
5. 1 Elaborasi Tema
Konsep pembangunan kantor Bupati ini mengadaptasi pada kondisi
eksisting lokasi yang bersebelahan langsung dengan Selat Malaka.
Karakteristik lokal dan fungsional kawasan ini memberikan potensi yang
cukup besar dalam hal konsep perancangan kantor bupati ini. Keberadaan
kantor Bupati di kawasan kabupaten dan kepulauan Meranti di Pulau Merbau
ini merupakan titik awal perencanaan perancangan kawasan dan sangat
berpotensi besar dalam hal pengembangan kawasan ini. untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 berikut.
Gambar 5.1 Konsep Awal Perancangan
Sumber: Hasil Design, 2012
BAB
5
KONSEP PEMBANGUNAN
KANTOR BUPATI
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 2
Gambar 5.2 Perumusan Rencana dan Konsep Arsitektur
Sumber: Hasil Design, 2012
5.1.1 Tema “Smart Growth Coastal nd Waterfront Communities.”
Lokasi kawasan yang terletak di tepi pantai sangat sesuai dengan
konsep desain waterfront, dimana perencanaan konsep perancangan
mengambil potensi sisi pantai sebagai acuan desain. Pedoman tertentu dapat
digunakan dalam mendefinisikan daerah tepi pantai. Sejumlah konsep yang
berbeda dapat digunakan untuk membantu dalam pembentukan definisi
daerah tepi pantai.
Istilah Smart Growth tidak bisa dipisahkan dari gerakan New Urbanism
dalam rancang kota. Gerakan ini mempromosikan lingkungan permukiman
berbasis pejalan kaki (walkable neighborhood). New Urbanism dipengaruhi
secara kuat oleh standar-standar rancang kota sebelum bangkitnya industri
dan konsumsi otomotif di pertengahan tahun 1920-an. Dari gerakan new
urbanism ini, kemudian berkembang konsep-konsep pembangunan berbasis
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 3
pola permukiman tradisional dan transit (traditional neighborhood design
[TND] dan transit-oriented development [TOD]) yang banyak diterapkan pada
pembangunan real estate, perenanaan kota, dan strategi pemanfaatan lahan
oleh pemerintah.
Menurut Anders Duany, salah satu tokoh New Urbanism, istilah
“Smart Growth” sendiri muncul dari kalangan pemerintah di Amerika Serikat
dalam merespon orientasi pasar dan sektor swasta dalam pembangunan
wilayah. Duany menyebutkan, bahwa “Smart Growth” merupakan kolase
antara New Urbanism, kebijakan pertumbuhan ekonomi, dan
environmentalisme sejati.
Smart Growth dapat didefinisikan sebagai konsep pertumbuhan yang
membantu vitalitas ekonomi di dalam pusat komunitas dengan tetap
memelihara suasana kerja tradisional, seperti suasana kerja perdesaan. Smart
Growth adalah konsep yang memastikan bahwa permukiman, kota, dan
wilayah mengakomodasi pertumbuhan dalam kerangka ekonomi,
responsibilitas lingkungan, dan dukungan perkembangan kehidupan
komunitas guna meningkatkan kualitas kehidupan. Smart Growth adalah
pengembangan yang direncanakan dengan baik yang memproteksi ruang
terbuka dan area pertanian, merevitalisasi komunitas, menjaga perumahan
yang terjangkau, dan menyediakan aneka pilihan moda transportasi.
Dalam perencanaan berbasis Smart Growth dikenal istilah aturan
berbasis bentuk (form-based code [FBC]), yang berarti pengaturan
pembangunan untuk mencapai bentuk kota yang khas. FBC menciptakan area
publik yang dapat diprediksi dengan mengontrol bentuk fisik dari awal. FBC
merupakan bentuk respons terhadap tantangan kota-kota modern yang
menghasilkan pertumbuhan kota tak terkendali (urban sprawl), kemerosotan
lingkungan permukiman bersejarah, dan ketiadaan keselamatan pejalan kaki
dalam pembangunan kawasan-kawasan baru. FBC merupakan perangkat
untuk mengarahkan kelemahan-kelemahan tersebut , dan mendorong
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 4
pemerintah lokal dalam menjamin perkembangan kota agar tetap kompak dan
nyaman untuk berjalan kaki.
5.1.2 Relevansi Smart Growth untuk Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Pulau Merbau
Kisah-kisah sukses Smart Growth di berbagai negara maju telah
membuktikan, bahwa konsep rancang kita bisa menjadi solusi bagaimana
pertimbangan ekonomi dan kualitas lingkungan binaan bisa berlangsung
secara sinergis. Lingkungan yang berkualitas, hubungan pertetangggaan yang
harmonis, keseimbangan dengan lingkungan hidup, tidak semata hanya
sebatas mimpi, tetapi mampu direalisasikan dalam pembangunan nyata.
Saat ini pemerintah Indonesia telah mencanangkan program
percepatan dan perluasan ekonomi nasional berbasis konektivitas antar
wilayah. Program ini dilaksanakan dengan maksud merespon perkembangan
konstelasi ekonomi global dan kedudukan Indonesia di dalamnya.
Pembangunan berbasis konektivitas ini direncanakan bukan sebagai bussiness
as usual, namun perlu improvisasi dan terobosan dalam menciptakan
konektivitas antar wilayah.
Pengembangan konektivitas ini salah satunya akan memunculkan
kebutuhan untuk membangun simpul-simpul ekonomi baru di wilayah
tertentu, antara lain dalam bentuk kota baru (New Town). Pembangunan
kota-kota baru ini diharapkan mampu menjawab permasalahan percepatan
dan pemerataan bembangunan berbasis konektivitas wilayah. Isu pemindahan
Ibukota negara RI dalam sebuah kota baru merupakan salah satu isu hanyat
yang menjadi bagian pembangunan wilayah berbasis konektivitas ini.
Jika bisa disesuaikan dengan baik dengan kondisi politik dan ekonomi
dalam pembangunan kota di Indonesia, konsep Smart Growth ini bisa menjadi
solusi bagi pembangunan kota dalam rangka mempercepat dan memperluas
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 5
ekonomi Indonesia. Smart Growth berpotensi untuk mewarnai pembangunan
infrastruktur wilayah berbasis konektivitas ini tidak bersifat eksploitatif
semata, namun tetap mempertimbangkan aspek kemanusiaan dan lingkungan
hidup.
5.1.3 Konsep dan Prinsip Smart Growth
Konsep dan prinsip Smart Growth yang direncanakan dalam
pembangunan kantor bupati ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1 Konsep dan Prinsip Smart Growth.
Smart Growth Principles Smart Growth Coastal And
Waterfront
Penggunaan lahan Penggunaan lahan, termasuk
penggunaan sumber daya air
Manfaatkan desain bangunan kompak Manfaatkan desain kompak yang
meningkatkan akses dan sumber daya
tepi pantai
Menciptakan peluang pemukiman Menyediakan peluang pemukiman
dan kebutuhan masyarakat
Konsep walkable communities Konsep walkable communities dgn
akses fisik dan visual sepanjang
pantai untuk area publik
Sense of place/ pencitraan tempat Tempat yang mengkapitalisasi pada
warisan tepi pantai
Melestarikan ruang terbuka, lahan
pertanian, keindahan alam, dan kritis
lingkungan daerah
Melestarikan ruang terbuka, lahan
pertanian, keindahan alam, dan
kepentingan lingkungan daerah
Memperkuat dan mengarahkan
pengembangan ke arah kepentingan
masyarakat
Memperkuat dan mengarahkan
pengembangan ke arah kepentingan
masyarakat dan revitalisasi kawasan
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 6
Gambar 5.3 Skema Konsep Elaborasi Tema
tepi pantai
Menyediakan pilihan transportasi Menyediakan berbagai lahan dan air
berbasis transportasi
Membuat keputusan pembangunan
dan anggaran yang efektif dan
terkoordinasi
Membuat keputusan pembangunan
dan anggaran yang efektif dan
terkoordinasi
Mendorong masyarakat dan
kerjasama stakeholder dalam
keputusan pembangunan
Mendorong masyarakat dan
kerjasama stakeholder dalam
keputusan pembangunan,
memastikan kepentingan publik
terhadap hak akses perairan pantai
dan pesisir pantai
SMART
GROWTH
H
Kawasan pusat
pemerintahan
Coastal and
waterfront
communities
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 7
5. 2 Konsep Arsitektur
Sebagai suatu kawasan pusat pemerintahan kabupaten kepulauan
meranti di pulau merbau, yang ke depannya dapat dijadikan sebagai salah
satu aset wisata bagi pengunjung lokal maupun asing dengan mengharapkan
dapat memberikan suatu pengalaman suasana dan keunikkan yang berbeda
dengan kegiatan sehari-hari.
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 8
Penggunaan konsep desain dengan tema “ smart growth coastal and
waterfront communities ” dapat diaplikasikan melalui salah satu bentuk dan
tipe kawasan pemukiman clustering.
Clustering adalah suatu metode pengelompokan berdasarkan ukuran
kedekatan(kemiripan). Konektivitas yang terjalin dalam suatu kawasan
cluster membentuk sutau jaringan yang terhubung satu sama lain.
Gambar 5.4 Sketsa Diagram Zoning Clustering
Gambar 5.5 Sketsa Diagram Zoning Clustering Studi KelayakanKawasan
Pusat Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau
Merbau
kantor
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 9
5. 3 Konsep Tapak
Konsep tapak ini terinspirasi dari salah satu keunikan tentang batik
bermotif IKAN TAMBAN, batik daerah Melayu, khususnya Melayu
Kepulauan Riau. Ikan tamban (Hilsa Keele) merupakan ikan yang sangat
terkenal di Kepulauan Riau khususnya di kawasan Kabupaten Lingga dan
sekitarnya. Ikan ini sangat digemari oleh masyrakat. Makna filosofis dari
ikan ini adalah kebersamaan dan kesederhanaan dalam hidup bermasyarakat,
tidak mengenal kelas sosial dan menjadi kesukaan orang banyak. Gelombang
dan arus laut digambarkan secara dekoratif dengan perbedaan warna kontras
pada motif. Gelombang dan arus laut ini menggambarkan kehidupan
bermasyarakat yang selalu ada masalah dan harus dapat selalu dihadapi
dengan kesabaran. Motif Ikan Tamban ini memiliki makna kebersamaan
dalam suka dan duka. Ibarat ikan tamban yang menjalani hidup bersama dan
juga siap untuk menghadapi gelombang bersama pula, baik itu gelombang
kecil maupun gelombang besar.
5.3.1 Zoning Tapak
Zoning tapak mengambil tema dari bentukan konsep tapak, dimana
terdiri dari beberapa multi massa bangunan yang dibuat seolah-olah
menunjukan kontekstual bangunan terhadap lingkungan yang dikelilingi oleh
Selat.
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 10
Bentuk desain landscape
mengacu pada bentuk ikan
yg terdapat pada batik
Bentuk desain bangunan
mengikuti pola sirkulasi
yang ada pada motif batik Bentuk desain sirkulasi
mengikuti pola motif batik
yag melengkung
Penerapan
konsep
waterfront
berupa taman
dan public
space
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 11
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 12
5.3.2 Pencapaian ke Bangunan
Pencapaian ke dalam site, sirkulasi kendaraan mempunyai konsep:
Terpisah dengan sirkulasi pejalan kaki.
Akses langsung menuju area parkir.
Adanya system drop off untuk mempermudah menurunkan pengunjung
terlebih dahulu.
Sirkulasi kendaran untuk kendaraan pengunjung dan servis dibedakan
untuk menghindari terjadinya crossing.
Pencapaian di dalam site:
Sirkulasi pejalan kaki dibuat rekreatif dengan jalan-jalan meliuk untuk
menghindari jalan yang monoton dan kaku, dan dibuat pula agar para
pejalan kaki dapat sambil menikmati pemandangan di dalam tapak.
Pola sirkulasi pejalan kaki dalam tapak ditunjang dengan adanya raam
dan tangga sebagai tindakan terhadap ketinggian kontur.
Terdapat sarana- sarana untuk para pejalan kaki dengan adanya kursi
taman, plaza, pergola, dan selasar penghubung.
Servis direncanakan dengan menggunakan mini golf car dan tanpa
mengganggu sirkulasi pejalan kaki dengan pengaturan jadwal kegiatan
masing-masing aktivitas.
5.3.3 Orientasi dan Tata Letak Massa Bangunan
Massa bangunan dirancang dan diletakkan secara menyatu sesuai
fungsinya dan hasil analisis tapak. Komposisi tata letak bangunan harus
diperhatikan untuk mendapatakan suasana kesatuan dan keselarasan dari
setiap massa bangunan. Pola perletakkan massa bangunan dikelompokkan
menurut fungsinya ( privat, publik, semi publik,servis). Potensi alam berupa
view pegunungnan dan pesawahan diutamakan sebagai orientasi utamna
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 13
terhadap sebagian bangunan. Orientasi di dalam bangunan menjadi pusat
semua massa bangunan yang terletak di tengah tapak.
5.3.4 Ruang Luar, Lansekap dan vegetasi
5.3.4.1 Penghijauan
Penataan tapak dengan adanya beberapa area penghijauan di dalam
tapak diusahakan tanpa menghilangkan eksisting alam yang ada. Pada
dasarnya penataan area penghijauan mempunyai tujuan sebagai berikut:
Penindakkan terhadap elaborasi tema.
Membuat keteraturan / dinamistis penghijauan.
Menimbulkan atau memperkuat suasana alami.
Memperkuat ruang-ruang luar yang terjadi.
Memperhalus penampilan sosok bangunan.
Sebagai daya dukung peresapan air ke dalam tanah.
Sebagai pengarah, penyaring (buffer), pengontrol iklim.
Pemilihan jenis tanaman berpengaruh terhadap konsep tapak.
5.3.4.2 Perkerasan tapak
Perkerasan tapak ditempatkan untuk jalur-jalur sirkulasi, pelataran,
plaza dan area rekreasi yang memerlukan perkerasan. Bentuk, material, bahan
disesuaikan dengan karakteristik fungsi dan keselarasan dengan bangunan
yang bertema arsitektur organik. Pemakaian bahan lokal seperti batu alam
dan unsur alam lainnya sangat diutamakan sebagai bagian dari tema
bangunan. Fungsi dari perbedaan material dan elevasi perkerasan tapak
bertujuan:
Memberi kesan visual yang tidak monoton.
Membedakan daerah perkerasan privat dan publik.
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 14
Mengarahkan dan memberi rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki.
5. 4 Konsep Ruang Dalam pada Bangunan
Konsep ruang dalam pada bangunan yang akan di design dapat dilihat
pada Tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2 Konsep Ruang Dalam pada Bangunan
Konsep Ruang Fungsi Bangunan
Bangunan kantor Bupati
Wakil Bupati
Sekretariat daerah
Sekretariat DPRD
Badan kepegawaian Daerah
BPKD ( badan Pengelola Keuangan Daerah)
SKPD BAPPEDA (badan Perencanaan Pembangunan
Daerah)
BAKESBANGPILINMAS
BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Daerah)
Badan Lingkungan Hidup
Dinas Pendapatan daerah
Dinas pendidikan
Dinas Kesehatan
DISPORABUDPAR
Dinas sosial dan tenaga Kerja
Dinas Kependudukan dan catatan sipil
Dinas perhubungan, pos dan telekomunikasi
Dinas pertambangan dan energi
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Perindustrian dan perdagangan
Dinas kehutanan dan perkebunan
Dinas pertanian
Dinas kelautan dan perikanan
Inspektorat daerah
Kantor satpol pamong Praja dan pemadam
kebakaran
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan keluarga
berencana
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 15
Kantor Perpustakaan dan arsip daerah
Rumah sakit Umum daerah
UPTD Pendidikan se-kabupaten Meranti
Bangunan Public Auditorium hall / meeting hall
Perumahan dinas
Public space waterfront
Taman
Sarana olahraga
Sarana rekreasi : jogging track, sky way walking
Agriculture / kebun
Waterscape
Area parkir
5. 5 Konsep bentuk dan fasade bangunan
Bentuk atap rumah adat melayu , riau menjadi inspirasi untuk
bentuk dan fasade bangunan kantor bupati ini. Kekhasan dan ciri bentuk
arsitektur tradisional pada bangunan ini memberikan nilai dan pencitraan
yang kuat dengan kontekstual lingkungan yang teletak masih di daerah
Kepulauan Meranti, Riau.
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 16
Gambar 5.6 Bangunan Kantor Bupati
Gambar 5.7 Bangunan Pendidikan dan Kesehatan
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 17
Gambar 5.8 Bangunan Auditorium
Gambar 5.9 Sky Way untuk Ruang Publik
5.5.1 Proporsi bangunan
Proporsi bangunan dalam tapak terlihat dari penerapan skyline
bangunan terhadap lingkungan sekitar maupun skyline terhadap tapak antara
massa yang satu dengan massa yang lain.
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 18
Proporsi bangunan di dalam tapak ditunjang oleh beberapa faktor,
diantaranya:
Ketinggian level lantai antar bangunan.
Kedekatan bangunan yang perlu diperhitungkan jaraknya satu sama
lain
Besarnya massa bangunan perlu diperhitungkan proporsinya agar tidak
terjadi kejanggalan proporsi antar bangunan ( terlalu kecil atau terlalu
besar).
Keadaan tanah, baik itu berkontur maupun tidak berpengaruh terhadap
proporsi ketinggian bangunan pada tapak.
5. 6 Konsep Keteknikan
Penggunaan bahan- bahan material bangunan mengambil unsur
organik yang ada pada alam. Bahan- bahan material tersbut haruslah mudah
didapat dan dijangkau. Berikut bahan- bahan material yang digunakan pada
tapak:
1. Bangunan
a. Atap :
- Menggunakan bahan material penutup atap jenis teglas tipe Milano dengan
struktur kuda- kuda kayu.
- Menggunakan bahan material kaca jenis lamisafe ukuran 3 mm double,
dengan konstruksi rangka alumunium dan struktur rangka space truss
- Menggunakan variasi penutup atap keduanya dengan struktur rangka atap
space truss
- Sebagian besar Tidak adanya plafond pada bangunan sehingga
mengekspose struktur kuda- kuda
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 19
b. Dinding:
- Menggunakan batu alam sebagai bahan organik pada dinding
- Mnggunakan kaca jenis lamisafe double 3 mm
- Menggunakan cat warna abu muda untuk finishing dinding di ruang dalam
bangunan.
c. Kolom- balok- pondasi
- Menggunakan bahan beton bertulang
d. Lantai:
- Menggunakan lantai keramik 30/30 dan 50/ 50
- Menggunakan lantai dengan batu alam
- Menggunakan parket kayu pada bangunan restoran
2. Perkerasan Tapak
Menggunakan bahan material paving block, batu alam, dan granit untuk
plaza.
Struktur Bangunan
Konsep struktur setiap bangunan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
struktur dan modul yang diambil berdasarkan acuan ukuran bahan material di
pasaran. Struktur bangunan yang terekspose berfungsi ganda sebagai elemen
struktur sekaligus sebagai elemen estetika plafond. Daya dukung tanah serta
ketinggian lantai berpengaruh terhadap pemakaian struktur pondasi.
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 20
Reservoir Atas
Distribusi
Reservoir Bawah
SUMUR ALAM (MATA AIR GUNUNG)
5. 7 Konsep utilitas
5.7.1 Pengadaan Air Bersih
Air bersih berasal dari sumur alam yang telah tersedia (sumber mata
air pegunungan) dan menggunakan air yang berasal dari PDAM yang
jaringannnya sudah tersedia dan direncanakan menambah sumur artesis yang
juga sudah dilakukan oleh beberapa rumah tinggal di kawasan ini.
Perencanaan sistem distribusinya adalah dengan membagi 3 zona pembagian
air bersih (zona 1: bangunan pengelola, zona 2: bangunan greenhouse dan
bangunan edukatif, zona 3: bangunan supermarket dan bangunan restoran).
Penggunaan sistem distribusi up feed, terkecuali untuk zona 1 menggunakan
sistem down feed.
Perletakkan sumber air bersih berupa kran/ sprinkler ditempatkan di
setiap area- area yang berfungsi sebagai taman pada tapak untuk kemudahan
proses penyiraman tanaman di sekeliling tapak.
Gambar 5.10 Sistem Air Bersih Sumber Sumur Alam
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 21
Reservoir Bawah
Pompa Hisap & Tekan
Reservoir Atas
Distribusi
Meteran
PDAM
ke setiap bangunan
Gambar 5.11 Sistem Air Bersih Sumber PDAM
5.7.2 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
- Kebutuhan air bersih ± 1000 org/hari
- Asumsi 45 Liter/hari → 1000 x 45 L = 45000 L
- Asumsi waktu penggunaan air dari pkl 06.00-20.00 = 15 jam
- Asumsi tidak menggunakan air = 9 jam
- Asumsi total air yang dikeluarkan/jam =
10L/menit=600L/menit
- Total air yang dikeluarkan dalam 15 jam = 600x15 = 9000L
- Total air yang dibutuhkan dalam 15 jam = 45000L
- Kapasitas tangki air bersih min. 45000-9000 = 36000=36m²
- Dimensi reservoir bawah (PxLxT) = 26 m²= 4,5 x 3 x 2
- Dimensi reservoir atas 10 m²= 3,5 x 2 x 1,5
5.7.3 Pembuangan Air Kotor
Air kotor terdiri dari tiga macam, yaiu grey water berupa air buangan
dari washtafel, urinoir, dan dari floor drain. Black water berupa buangan dari
kloset. Selanjutnya adalah storm water, yaitu air buangan dari roof drain.
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 22
Gambar 5.12 Sistem Air Kotor (Grey Water)
Gambar 5.13 Sistem Air Kotor (Black Water)
5.7.4 Perhitungan Air Kotor:
- Dimensi septitank
VA = Q.O.T
VL = O.L.P
- Pemakai 500 org (O)
- Banyak lumpur 40 L/org/Thn (L)
- Waktu detensi 1 hari (T)
- Dikuras 2x setahun (P)
- Kualitas air limbah 200L/org/hari (Q)
- Lumpur yang mengendap
VL = O.L.P → 500x40x2 = 40000 L = 40 m³
- Volume air dalam tangki (ruang basah)
Kamar mandi
Urinoir
Washtafel
Bak cuci piring
Bak
Kontrol
Grease
Trap
Water Creek
Bidang Resapan
Septictanc Bak
Kontrol
closet Bidang Resapan
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 23
VA = Q.O.T → 200x500x1 = 100000 L = 100 m³
- Ruang bebas air = 0.5 m³
- Volume total = 40 m³ + 100 m³ + 0.5 m³ = 145 m³
- Dimensi tangki septitank/water treatment (PxLxT) 7x7x3 = 147
m³
Gambar 5.14 Sistem Air Kotor (Green Water)
5.7.5 Pembuangan Sampah
Jenis – jenis sampah yang dihasilkan dari bangunan dibagi tiga macam,
yaitu :
a. Garbage yaitu sampah organik atau sampah busuk
b. Rubbish yaitu sampah yang bersifat kering
c. Dust yaitu sampah halus
Sistem pembuangan sampah dilakukan dengan sistem pengumpulan
sampah kolektif. Sampah organik dan anorganik dipisah lalu dikumpulkan
pada tempat yang berbeda. Sampah anorganik dibuang ke bak sampah untuk
kemudian diangkut oleh truk sampah ke tempat pembuangan akhir.
Sedangkan sampah organik diolah secara konvensional untuk dijadikan pupuk
kompos yang kemudian dapat digunakan sebagai alternatif pupuk tanaman.
Roof drain Talang
tegak/datar
Sumur
resapan
Riol kota
tanaman pompa
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 24
5.7.6 Listrik
Gambar 5.15 Sistem Utilitas Listrik.
Sumber penyediaan listrik berasal dari :
PLN
Genset (digunakan apabila listrik dari PLN padam) terdapat di
bangunan servis.
5.7.7 Sistem Komunikasi
Untuk komunikasi eksternal maenggunakan sistem PABX (Private
Automatic Branch Exchange) ditambah dengan MDP (Main Distribution
Panel) dan TBT (Therminal Box Telephone) disetiap massa bangunan.
Panel
Wilayah
Panel
Pembagi
Meteran
SDP CB
Distribusi
Genset Tangki BBM
MDF
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 25
Gambar 5.16 Sistem Utilitas Telekomunikasi
5.7.8 Pencahayaan
Pencahayaan alami yang berasal dari cahaya matahari diperoleh dengan
desain atap yang transparan untuk mendapatkan cahaya matahari secara
maksimal. Pencahayaan buatan didesain pada setiap ruang- ruang tertentu
sesuai fungsi ruang pada setiap bangunan yang membutuhkan pencahayaan
lebih.
5.7.9 Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara pada setiap bangunan murni secara alamiah,
karena konsep organik dimana pengkondisian udara menjadi salah satu unsur
penerapan organik dalam bangunan. Untuk pengkondisian udara pada
ruangan – ruangan menggunakan sistem pengkondisian udara alami yang
berasal dari bukaan – bukaan udara seperti jendela, skylight dan ventilasi.
5.7.10 Sistem Keamanan dan Keselamatan
Bahaya Kebakaran
- Skala tapak : Menyediakan hydrant halaman jarak maksimal
200 m
- Menyediakan sprinkler pada setiap ruangan dan lingkungan.
PABX MDP TBT Distribusi
Batere
Listrik 220 V
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Studi KelayakanKawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5- 26
- Menyediakan beberapa tabung pemadam kebakaran (fire
extinguisher) pada setiap bangunan.
Sistem keamanan kawasan
Di sekeliling tapak diberi pagar baik itu tanaman atau buatan serta
tembok pembatas pada daerah yang bersebelahan dengan site lain.
Pada jalan masuk dan jalan keluar diletakkan pos satpam.
Penangkal petir
Sistem yang digunakan adalah sistem franklin dimana penangkal
diletakan pada ujung atap tertinggi dan disekeliling atap bangunan
kemudian disalurkan kedalam tanah.
5.7.11 Tata suara
Gambar 5.17 Sistem Utilitas Tata Suara
Tune am/fm Tape deck paging
Mixer frame modul
microphone amplifier
amplifier relay Power amplifier
Sound system
MDF
SOUND SYSTEM
TERMINAL SPEAKER
OPERATOR