BAB 1
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan konsep dan kebijakan perdagangan internasional
4.1 Menngevaluasi dampak kebijakan perdagangan internasional
Materi Pokok
Perdagangan Internasional
Pengertian perdagangan internasional
Manfaat perdagngan internasional
Faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional
Teori perdagangan internasional
Kebijakan perdagangan internasional
Tujuan kebijakan perdagangan internasional
Alat pembayaran
Neraca pembayaran
PETA KONSEP
1
Kata kunci
Pengertian perdagangan bebas Teori keunggulan mutlak Fungsi devisa
Manfaat perdagangan
internasional
Kebijakan proteksi Alat pembayaran
Internasional
Faktor pendorong
perdagangsan bebas
Devisa Pasar valuta asing
Teori keunggulan komparatif
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
Mendeskripsikan pengertian perdagangan internasional
• Mendeskripsikan manfaat perdagangan internasional bagi suatu negara.
• Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan
internasional.
• Mendeskripsikan konsep keunggulan absolut (mutlak) dan keunggulan komparatif
• Mendeskripsikan konsep tarif, kuota, larangan ekspor, larangan impor, subsidi,
premi, diskriminasi harga, dan dumping.
2
Perbedaan IPTEKPerbedaan SDA
Mendeskripsikan tujuan perdagangan internasional
• Mendeskripsikan pengertian devisa dan fungsinya.
• Mengidentifikasi sumber-sumber devisa dan tujuan penggunaannya.
• Mengidentifikasi alat-alat pembayaran internasional.
• Menguraikan sebab-sebab terjadinya perubahan nilai tukar rupiah terhadap valuta
asing
• Menghitung nilai tukar suatu valuta berdasarkan kurs yang berlaku.
Mendeskrisikan neraca pembayaran
Mendeskripsikan dampak perdagangan internasional terhadap perekonomian
Mengidentifikasi komponen-komponen neraca pembayaran
Membedakan surplus dan defisit pada neraca pembayaran
Mendeskrpsikan dampak neraca pembayaran terhadap perekonomian
Mendeskripsikan alasan akan kebutuhan utang luar negeri bagi negara
Mendeskripsikan langkah-langkah pengelolaan utang luar negeri
Pada perekonomian tertutup, semua aktivitas ekonomi tidak berhubungan dengan
aktivitas ekonomi negara lain. Sementara itu, pada perekonomian terbuka, aktivitas
ekonomi suatu negara berhubungan dengan aktivitas ekonomi negara lain. Hubungan
aktivitas ekonomi suatu negara dengan negara lain ini akan mem- bentuk sistem
ekonomi yang lebih besar, sistem ekonomi inter- nasional.
Pada saat mempelajari ekonomi internasional, beberapa topik perlu mendapat
perhatian kita, antara lain perdagangan inter- nasional, pembayaran internasional,
neraca pembayaran, dan kerja sama ekonomi internasional. Berikut kita akan bahas
masing-masing topik tersebut.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya
tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Bahkan Amerika dan Jepang, dua negara
yang ekonominya kuat dan maju, mengimpor beberapa komoditi untuk memenuhi
kebutuhan dalam negerinya. Amerika memenuhi sebagian besar kebutuhan minyak
sawitnya dengan mengimpor dari Indonesia. Sementara itu, Jepang memenuhi
3
kebutuhan gas alam cair (liquid natural gas) dengan mengimpor dari Indonesia.
Selanjutnya, melalui penerimaan hasil ekspor minyak sawit dan gas alam cair tersebut,
Indonesia dapat mengimpor barang-barang modal untuk keperluan pembangunan
industrinya.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa perdagangan internasional adalah
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain
atas dasar kesepakatan bersama.
Manfaat Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional memainkan
peranan penting dalam meningkatkan
kesejahteraan dunia. Melalui perdagangan inter-
nasional, setiap negara tidak perlu memproduksi
semua kebutuhannya, tetapi cukup memproduksi
barang yang paling efisien dibanding negara lain.
Perdagangan internasional juga
memungkinkan rakyat negara tersebut
memperoleh barang konsumsi yang tidak ada di
negara mereka. Penduduk di Amerika Serikat bisa
menikmati buah-buahan dari negara tropis.
Sebaliknya, Indonesia bisa memperoleh barang industri buatan negara maju. Selain itu,
perdagangan internasional juga memungkinkan timbulnya persaingan. Lebih jauh,
persaingan ini dapat meningkatkan kemajuan teknologi produksi. Sementara itu,
spesialisasi oleh masing-masing negara akan diusahakan untuk meningkatkan
produktivitasnya, sehingga mereka bisa unggul dari negara lain.
Pada beberapa kasus, perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber
pemasukan negara. Meskipun alasan ini kurang populer, namun banyak negara yang
mengandalkan pemasukan dari pajak ekspor-impor.
Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Sejumlah faktor mendorong terjadinya perdagangan antar negara. Faktor-faktor
tersebut antara lain (a) perbedaan sumber daya alam, (b) keanekaragaman kondisi
4
Gambar 5.1 Hampir sebagian besar barang- barang elektronik di sekitar kita didatangkan dari luar negeri. Inilah salah satu contoh peran perdagangan internasional dalam kehidupan kita sehari-hari
produksi, (c) penghematan biaya produksi/spesialisasi,(d) perbedaan selera,dan (e)
Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) . Berikut adalah penjelasan untuk
masing-masing faktor tersebut.
o Perbedaan Sumber Daya Alam
Setiap negara memiliki kekayaan alam yang berbeda-beda, ada yang kaya akan
minyak bumi, hasil hutan, hasil pertanian, atau hasil tambang. Karena perbedaan
sumber daya alam itulah yang menyebabkan hasil produksi suatu negara juga akan
berbeda. Seperti Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang melimpah, salah
satu contohnya di sector kelautan dan gas bumi, sehingga Indonesia mampu
mengekspor hasil laut dan gas bumi ke berbagai negara yang kekurangan diantaranya
ke negara-negara Eropa. Sedangkan negara –negara Arab memiliki kekayaan alam
yang melimpah berupa minyak bumi, sehingga negara Arab seperti Arab Saudi dan
Iran akan mampu mengekspor minyak bumi ke negaranegara lain yang kekurangan
minyak bumi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki
keunggulan di sektor kelautan dan gas bumi, sedangkan negara negara Arab memiliki
keunggulan di sektor minyak bumi. Perbedaan sumber daya alam inilah yang akan
mendorong timbulnya perdagangan antarnegara.
o Keanekaragaman Kondisi Produksi. Keanekaragaman kondisi produksi merujuk
kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia,
misalnya, memiliki potensi besar dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian.
Sementara itu, Jepang memiliki potensi besar dalam memproduksi barang- barang
elektronik. Jika Indonesia mengekspor hasil pertaniannya ke Jepang dan Jepang
mengekspor barang elektroniknya ke Indonesia, maka kedua negara tersebut akan
dapat memenuhi kebutuhannya dengan lebih baik. Dengan kata lain, melalui
perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat
dihasilkannya di dalam negeri.
o Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi. Perdagangan internasional memungkin
kan suatu negara memproduksi barang dalam jumlah besar, sehingga biaya produksi
5
rata-rata semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar.
Jadi, apabila suatu negara berspesialisasi dengan memproduksi barang tertentu dan
mengekspornya, biaya produksi rata-ratanya akan turun.
o Perbedaan Selera. Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun
setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.
Sebagai contoh, Norwegia dan Swedia menghasilkan ikan laut dan daging dalam
jumlah yang hampir sama, tetapi orang Swedia lebih suka daging, sementara orang
Norwegia lebih suka ikan. Pada situasi demikian, ekspor yang saling menguntungkan
akan terjadi apabila Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan.
Kedua negara akan mem- peroleh keuntungan dari perdagangan ini. Selain itu,
jumlah orang yang puas karena seleranya terpenuhi meningkat.
o Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perbedaan Iptek antara negara
satu dengan negara lainnya akan menyebabkan perbedaan jenis barang yang
dihasilkan. Negara-negara yang ipteknya sudah lebih maju akan cenderung
menghasilkan lebih banyak barang-barang industri, sedangkan negara-negara yang
ipteknya masih belum maju atau terbatas akan lebih banyak memproduksi barang-
barang agraris.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Manfaat atau keuntungan dari perdagangan internasional antara lain dapat
dijelaskan melalui teori keunggulan mutlak dan teori keunggulan komparatif.
Teori Keunggulan Mutlak
6
Teori keunggulan mutlak (absolute advantage) dikemukakan oleh Adam Smith
sebagaimana ditulisnya dalam buku ‘The Wealth of Nations’ (1776). Contoh berikut akan
menjelaskan maksud dari teori tersebut. Sebagai contoh, dua negara, Indonesia dan
Jepang, sama-sama memproduksi beras dan televisi. Setiap negara akan menghasilkan
kombinasi jumlah kedua barang tersebut berdasarkan banyaknya sumber daya yang
digunakan sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 5.1.
Pada Tabel 5.1(a) tampak bahwa apabila
Indonesia menggunakan semua sumber dayanya
untuk memproduksi beras, maka akan dihasilkan
1.000 unit beras dan nol unit televisi. Hal
sebaliknya berlaku apabila seluruh sumber daya
digunakan untuk memproduksi televisi, atau
dengan kata lain, apabila persentase sumber daya
yang digunakan untuk memproduksi beras sama
dengan nol, maka akan dihasilkan 100 unit
televisi dan nol unit beras.
Di lain pihak, seperti tampak pada tabel 5.1(b), apabila Jepang mengalihkan seluruh
sumber daya untuk memproduksi beras ke produksi televisi, maka dihasilkan nol unit
beras dan 1.000 unit televisi. Jika diasumsikan bahwa sumber daya yang dimiliki Indo-
nesia dan Jepang adalah sama, maka Indonesia disebut mempunyai keunggulan mutlak
7
TABEL 5.1. KEMUNGKINAN PRODUKSI INDONESIA DAN JEPANG
atas Jepang dalam memproduksi beras, karena biaya produksinya lebih rendah.
Sebaliknya, Jepang mempunyai keunggulan mutlak atas Indonesia dalam memproduksi
televisi, karena biaya produksinya lebih rendah. Dalam hal ini, apabila Indonesia dan
Jepang melakukan perdagangan, maka kebutuhan beras dan televisi kedua negara
tersebut bisa dipenuhi dengan lebih baik.
Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif (comparative advantage) diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1817 oleh David Ricardo. Itulah mengapa teori tersebut juga disebut prinsip
keunggulan komparative Ricardian. Teori keunggulan komparatif mengatakan bahwa
selama biaya relatif untuk memproduksi barang antara satu negara dengan negara lain
berbeda, selalu ada potensi keunggulan yang bisa diperoleh dari perdagangan
internasional , meskipun salah satu negara memiliki keunggulan mutlak dalam semua
barang.Untuk lebih jelas , mari kita perhatikan contoh pada Tabel 5.2
Pada Tabel 5.2(a) terlihat bahwa jika Amerika menggunakan semua sumber dayanya
untuk memproduksi alat komunikasi, akan ada 1.000 unit alat komunikasi dan nol unit
makanan. Sementara itu, Indonesia (lihat Tabel 5.2(b)), yang menggunakan semua
sumber dayanya untuk memproduksi alat komunikasi, hanya menghasilkan 20 unit alat
komunikasi dan nol unit makanan. Selanjutnya, anggaplah Amerika dan Indonesia hanya
menggunakan 60 persen sumber dayanya untuk memproduksi alat komunikasi. Ternyata
Amerika tetap menghasilkan lebih banyak alat komunikasi dan makanan dibanding
Indonesia.
Menurut teori keunggulan komparatif, Amerika dan Indonesia masih bisa
melakukan perdagangan meskipun Amerika mempunyai keunggulan mutlak dalam
8
TABEL 5.2 KEMUNGKINAN PRODUKSI INDONESIA DAN AMERIKA
memproduksi makanan dan alat komunikasi. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Lihat
kembali Tabel 5.2! Pada tabel tersebut terlihat bahwa untuk memproduksi 40 unit
makanan, Amerika harus mengorbankan 400 unit (1.000 – 600) alat komunikasi. Jadi,
untuk mendapatkan tambahan satu unit makanan, Amerika harus mengorbankan
sepuluh unit alat komunikasi. Sementara itu, untuk memproduksi tambahan satu unit
makanan, Indonesia hanya mengorbankan empat unit (20 – 16) alat komunikasi. Dalam
hal ini, dengan asumsi bahwa kondisi faktor produksi kedua negara sama, Indonesia
disebut memiliki keunggulan komparatif atas Amerika dalam memproduksi makanan
karena untuk memproduksi satu unit makanan, Indonesia hanya mengorbankan empat
unit alat komunikasi, sementara Amerika harus mengorbankan sepuluh unit alat
komunikasi. Sebaliknya, Amerika relatif unggul dalam memproduksi alat komunikasi
karena dengan mengorbankan 0,1 unit makanan, Amerika mampu memproduksi satu
unit alat komunikasi, sementara Indonesia harus mengorbankan 0,25 makanan. Amerika
dengan demikian akan mengekspor alat komunikasi ke Indonesia dan mengimpor
makanan dari Indonesia, sementara Indonesia mengekspor makanan dan mengimpor
alat komunikasi dari Amerika. Jadi dapat disimpulkan bahwa meskipun Amerika memiliki
keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua komoditi atas Indonesia, namun
perdagangan di antara kedua negara masih mungkin dilakukan.
TUGAS
Indonesia dan Cina memproduksi barang yang sama yaitu kain dan sepatu. Tabel berikut
menunjukkan hasil produksi kain dan sepatu pada kedua negara tersebut.
Negara Kain Sepatu
Indonesia 100 30
Cina 40 90
1. Keunggulan pada barang apa yang dimiliki Cina terhadap Indonesia?
2. Keunggulan pada barang apa yang dimiliki Indonesia terhadap Cina?
3. Apa yang dimaksud dengan keunggulan absolud?
4. Apa yang dimaksud dengan keunggulan komparatif?
5. Apakah keunggulan yang dimiliki Indonesia terhadap Cina merupakan keunggulan
absolud? jelaskan?
9
6. Apakah keunggulan yang dimiliki Cina terhadap Indonesia merupakan keunggulan
komparatif? jelaskan
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kebijakan perdagangan internasional setiap negara mungkin berbeda dengan
negara lain. Sejumlah negara mungkin memilih menjalankan kebijakan perdagangan
bebas (free trade), tetapi ada pula yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan
proteksi, dan ada pula yang memilih gabungan keduanya.
Perdagangan Bebas
Kebijakan perdagangan bebas dianjurkan oleh aliran fisiokratis dan aliran liberal
(klasik) dengan memanfaatkan prinsip keunggulan mutlak dan keunggulan komparatif
dalam membangun argumennya. Menurut mereka, liberalisasi perdagangan dapat
memacu kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi karena beberapa alasan sebagai
berikut.
1. Perdagangan bebas cenderung memacu persaingan, sehingga menyempurnakan
skala ekonomis dan alokasi sumber daya.
2. Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan
perbaikan kemajuan teknologi, sehingga memacu produktivitas faktor produksi.
3. Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan serta
memupuk tingkat laba, tabungan, dan investasi.
4. Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing, tenaga ahli, laba,
tabungan, dan investasi.
5. Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan
yang lebih luas atas barang-barang yang tersedia.
Proteksi Perdagangan
Kebijakan proteksi perdagangan muncul sebagai koreksi terhadap kebijakan
perdagangan bebas. Perdagangan bebas dianggap hanya menguntungkan negara-negara
maju dan tidak memberikan manfaat bagi negara-negara berkembang.
Menurut penganjur kebijakan proteksi, nilai tukar (terms of trade) barang
manufaktur (ekspor utama negara-negara maju) sering dinilai lebih tinggi dari nilai tukar
10
barang primer (ekspor utama negara-negara berkembang). Itulah alasan utama
timbulnya kebijakan proteksi perdagangan.
Selain alasan di atas, kebijakan proteksi perdagangan juga didasarkan pada
beberapa alasan sebagai berikut.
1. Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh (infant industry). Dengan
membuat rintangan terhadap impor barang sejenis yang diproduksi di dalam negeri,
maka industri dalam negeri diharapkan bisa tumbuh semakin kuat dan akhirnya
mampu bersaing dengan industri luar negeri.
2. Menciptakan lapangan kerja. Apabila suatu negara meng- andalkan sebagian besar
kebutuhannya dari impor, proses produksi di negara tersebut akan terhambat. Hal
itu bisa meng- akibatkan tertutupnya lapangan pekerjaan.
3. Sumber penerimaan negara. Kebijakan perdagangan proteksi yang dianut oleh
sebagian negara juga diharapkan dapat menjadi sumber penerimaan negara, yaitu
dengan mengenakan tarif yang tinggi terhadap barang-barang impor.
Hampir semua negara menggunakan alat-alat kebijakan proteksi oleh karena
beberapa alasan sebagaimana telah disebutkan di atas. Beberapa alat kebijakan proteksi
perdagangan itu antara lain tarif atau bea masuk, kuota, subsidi, dan larangan impor.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing alat kebijakan proteksi
perdagangan tersebut.
1. Tarif atau Bea Masuk. Tarif atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap
barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor. Meskipun
demikian, tarif impor jauh lebih umum daripada tarif ekspor. Akibat tarif impor
adalah harga yang harus dibayar konsumen untuk membeli barang impor lebih
tinggi, sehingga jumlah barang impor yang dibeli konsumen turun. Naiknya harga
barang impor akan mendorong konsumen dalam negeri untuk membeli produk
dalam negeri sehingga produksi nasional meningkat. Negara penganut perda-
gangan bebas mengenakan tarif serendah mungkin terhadap impor. Sementara
negara penganut perdagangan proteksi mengenakan tarif impor lebih tinggi.
2. Kuota. Kuota adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor
dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Jadi, apabila jumlah barang yang
diimpor sudah mencapai jumlah tertentu, impor barang tersebut tidak diizinkan lagi.
11
Impor boleh dilakukan kembali pada periode berikutnya. Kebijakan perdagangan
bebas tidak menyetujui pemberlakuan kuota dalam perdagangan internasional.
Sebaliknya, negara yang menganut kebijakan proteksi sering menggunakan
instrumen ini untuk mencegah masuknya barang impor.
3. Subsidi. Cara lain yang efektif untuk membatasi perdagangan internasional adalah
dengan mensubsidi barang domestik. Subsidi terhadap biaya produksi barang
domestik akan menu- runkan harga, sehingga produksi domestik dapat bersaing
dengan barang impor dan akan mendorong konsumen membelinya. Negara
penganut kebijakan perdagangan bebas berusaha menghindari pemberian subsidi
barang produksi domestik. Sebaliknya, negara proteksi memberikan subsidi yang
cukup berarti.
4. Larangan Impor. Karena alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun
politik, suatu negara mungkin tidak meng- hendaki impor barang tertentu. Untuk
itu, beberapa peraturan yang berlebihan, seperti dalih keamanan dan kesehatan
sering diberlakukan. Dengan demikian, tidak ada peluang untuk mengimpor. Dalam
praktik, negara yang menganut kebijakan perdagangan bebas memberlakukan alat
kebijakan proteksi tersebut seminimal mungkin. Sementara itu, negara yang
mengikuti kebijakan perdagangan proteksi sering memberlaku- kannya secara ketat.
5. Dumping. Selain beberapa bentuk kebijakan di atas, kebijakan perdagangan
internasional yang juga dipraktikkan adalah politik dumping. Politik dumping adalah
kebijakan menjual produk lebih murah di luar negeri daripada di dalam negeri.
Tujuan utama politik dumping adalah untuk memperluas pasar ekspor. Salah satu
negara yang terkenal dengan politik dumping adalah Jepang.
PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Devisa dan Fungsi Devisa
Devisa adalah kekayaan suatu negara dalam bentuk mata uang asing yang berguna
sebagai alat pembayaran internasional. Devisa dapat terdiri dari uang kertas asing,
wesel, cek, dan sebagainya dalam bentuk valuta asing, yang biasanya dinilai dalam
dollar Amerika (USD). Sebagai alat pembayaran internasional tentu ada pelaku-pelaku
12
transaksi. Tabel 5.3 memperlihatkan beberapa pelaku transaksi alat pembayaran
internasional.
Devisa dapat dibedakan atas devisa umum dan devisa kredit. Devisa umum
diperoleh dari perdagangan antarnegara, antara lain dari hasil penjualan ekspor barang,
transaksi jasa, dan transfer uang dari luar negeri. Devisa kredit diperoleh dari luar negeri
berupa pinjaman, hibah, dan bantuan dari luar negeri dan harus dikembali- kan pada
waktu yang telah ditetapkan.
Pada kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah cadangan devisa
menurun. Penurunan cadangan devisa berarti jumlah uang asing sebagaimana dikuasai
oleh Bank Indonesia berkurang oleh karena pembayaran keluar negeri, atau
kemungkinan sebagai dampak dari intervensi Bank Indonesia dalam valuta asing untuk
menstabilkan nilai rupiah. Bank Indonesia terpaksa meng- ambil cadangan devisa untuk
13
TABEL 5.3 PELAKU TRANSAKSI DEVISA
PENERIMA/PEMBAYAR
01. PeroranganMeliputi seluruh pelaku transaksi individual baik penduduk maupun bukan penduduk.
02. PemerintahMeliputi pemerintah Republik Indonesia atau pemerintah asing, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah termasuk badan atau lembaga lainnya yang berada dalam naungan pemerintah.
03. Bank03.1. Bank Sentral
Meliputi Bank Indonesia dan bank sentral negara lain03.2.Bank pelapor
Meliputi seluruh kantor operasional bank di dalam negeri.03.3. Kantor bank pelapor di luar negeri
Meliputi kantor pusat/cabang atau sesama kantor cabang bank pelapor, yang berkedudukan di luar negeri.
03.4. Bank lainnyaMeliputi bank lain selain disebutkan pada butir 03.1., 03.2, dan 03.3., baik yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri.
04. Lembaga keuangan non bankMeliputi seluruh lembaga yang bergerak di bidang asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura, pembiayaan, dan badan-badan lain yang meny- elenggarakan pengelolaan dana masyarakat, baik yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri.
05. PerusahaanMeliputi seluruh badan usaha milik pemerintah atau swasta, selain bank dan lembaga keuangan non bank, baik yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri.
06. LainnyaMeliputi seluruh pelaku transaksi yang tidak termasuk dalam kategori di atas.
memasok tingginya kebutuhan dollar atau kemungkinan pembayaran utang yang jatuh
tempo.
Secara umum, fungsi dan tujuan penggunaan devisa adalah sebagai berikut.
1. untuk menghitung kemampuan membayar pembayaran internasional.
2. untuk mengetahui kondisi moneter pada saat itu.
3. untuk menstabilkan nilai mata uang rupiah.
4. sumber pembiayaan untuk mendorong pembangunan ekonomi,
5. untuk mendukung tercapainya stabilitas moneter, dan
6. untuk membayar utang luar negeri. Begitu cadangan devisa tersedia, utang luar
negeri dapat dibayar sesuai dengan jatuh tempo.
Sumber devisa suatu negara antara lain berasal terdiri dari:
1. Transaksi Barang. Transaksi barang adalah pengiriman barang ke luar wilayah
Indonesia dalam rangka mengelola perdagangan.
2. Transaksi Jasa. Transaksi jasa adalah pemberian jasa-jasa ke luar negeri, antara lain
jasa TKI, jasa transportasi dan jasa pariwisata.
3. Transfer Penghasilan. Transfer penghasilan antara lain berupa transfer penghasilan
tenaga kerja Indonesia di luar negeri ke Indonesia.
4. Transaksi Modal/Keuangan. Transaksi modal atau keuangan adalah penjualan aktiva
tetap maupun surat-surat berharga.
Perdagangan internasional pada dasarnya sama dengan per- dagangan antardaerah
atau antarpulau dalam satu negara. Pemba- yaran impor maupun ekspor barang dapat
dilakukan dengan cash atau dengan cara pembayaran lain tetapi lazim atas perdagangan
dalam negeri, termasuk konsinyasi. Importir dan eksportir terlebih dahulu harus
merundingkan kesepakatan cara pembayaran yang akan dilakukan dan mematuhi
aturan-aturan yang berlaku di masing- masing negara. Pembayaran dalam perdagangan
internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank.
Cara dan Alat Pembayaran Internasional
Pembayaran dalam pelaksanaan transaksi perdagangan luar negeri dapat diatur
dengan sejumlah cara sebagai berikut.
14
1. Cash Payment. Pembayaran secara tunai (cash) biasa dilakukan oleh eksportir yang
belum mengenal importir atau kurang percaya akan bonafiditas importir. Cara
pembayaran tunai antara lain dilaksanakan melalui:
1. Wesel Bank atas Unjuk (Banker’s Sight Draft), yaitu surat perintah yang dibuat
oleh bank domestik yang ditujukan kepada bank korespondennya di negara lain
untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada si pembawa surat wesel.
2. Telegraphic Transfer (T/T). Telegraphic Transfer adalah perintah pembayaran
yang dikirimkan melalui telegram atau telex dari bank dalam negeri ke bank
korespondennya di luar negeri.
2. Open Account. Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Melalui open
account, barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah
membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa
waktu atau terserah kebijakan importir. Dengan cara itu, risiko sebagian besar
ditanggung eksportir. Selain itu, eksportir harus mempunyai banyak modal, dan
apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan
kurs menjadi tanggungannya. Cara ini baik digunakan apabila:
1. pembeli sudah dikenal dengan baik;
2. keadaan ekonomi dan politik sedang stabil;
3. dekat dengan pasar.
3. Letter of Credit. Pada transaksi ekspor/impor, penjual dan pembeli lebih suka
membayar transaksi perdagangan dengan menggunakan Letter of Credit (L/C). L/C
adalah sebuah instrumen yang dikeluarkan oleh bank atas nama salah satu
nasabahnya, yang menguasakan seseorang atau sebuah perusahaan penerima
instrumen tersebut menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau atas salah satu
bank korespondennya berdasarkan kondisi-kondisi yang tercantum pada instrumen
itu. Eksportir terjamin akan pembayarannya bila ia memenuhi persyaratan yang
diminta oleh importir, demikian pula importir.
Transaksi pembayaran yang dilakukan dengan membuka L/C terdiri dari:
15
1. Sistem L/C biasa. Importir langsung membayar sesuai dengan harga barang-
barang yang akan diimpor kepada eksportir luar negeri melalui bank yang
ditunjuk.
2. Sistem Industrial L/C. Untuk meningkatkan industri dalam negeri dapat
diciptakan Industrial L/C, impor barang industri secara cepat yang tidak dipakai
untuk barang konsumsi.
3. Red Clause L/C. Letter of Credit yang mensyaratkan Red Clause adalah di mana
L/C tersebut mencantumkan instruksi kepada Advising Bank untuk melaksanakan
pembayaran sebagian dari jumlah L/C kepada eksportir sebelum mengapalkan
barang- barang ekspornya.
4. Usance L/C (berjangka). Perdagangan dengan sistem pembayaran L/C berjangka
(Usance-L/C) adalah salah satu cara perdagangan yang memungkinkan pihak
pembeli dan pihak penjual melakukan transaksi perdagangannya dengan
mempergunakan jasa perbankan. Jasa perbankan tersebut berupa pembukaan L/
C (Letter of Credit) oleh bank atas permintaan pihak pembeli (importir).
Atas dasar pembukaan L/C tersebut pihak penjual (eksportir) berhak atas suatu
jumlah tagihan pada bank, yang besarnya sesuai dengan apa yang tercantum dalam
dokumen. Hanya saja jatuh tempo pembayaran tersebut ditunda sesudah melewati
jangka waktu tertentu.
4. Commercial Bills of Exchange. Cara pembayaran ini paling umum dipakai.
Commercial bills of exchange, sering pula disebut wesel (draft) atau trade bills,
adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk
membayar sejumlah uang pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah
semacam itu sering disebut wesel.
Jenis atau macam wesel adalah:
1. Clean Draft. Pada wesel jenis ini, jaminan barang tidak diikutsertakan.
2. Documentary Draft. Pada wesel jenis ini, jaminan dokumen pengiriman serta
asuransi barang diikutsertakan.
16
Kapan pembayaran wesel itu dilakukan disebut tenor atau usance. Terkait
dengan tenor (usance), wesel dapat dibagi menjadi:
1. Sight Draft. Pada wesel jenis ini, sesaat setelah diperlihatkan pada pembeli maka
wesel langsung dibayarkan. Jadi, pemba- yarannya mungkin dilakukan sebelum
barang tiba di tempat pembeli sebab wesel dikirim melalui kapal laut.
2. Arrival Draft. Pada wesel jenis ini, pembayaran dilakukan begitu barang tiba.
3. Date Draft. Pada wesel jenis ini, pembayaran dilakukan pada tanggal tertentu
atau beberapa hari setelah tanggal tertentu.
Pasar Valuta Asing
Pada perdagangan internasional, valuta asing diperlukan. Valuta asing atau mata
uang asing adalah jenis mata uang yang digunakan di negara lain. Sebagai contoh,
Indonesia menggunakan mata uang rupiah, Malaysia menggunakan ringgit, Singapura
menggunakan dollar (Singapura), dan Amerika Serikat menggunakan dollar Amerika
Serikat. Karena perbedaan mata uang tersebut, maka dikenal pula apa yang disebut
dengan kurs (nilai tukar). Dari kurs atau nilai tukar tersebut, seseorang dapat
menghitung berapa nilai suatu barang jika dinyatakan dalam mata uang negara lainnya.
Para eksportir memperoleh valuta asing dari hasil penjualan barang ke luar negeri.
Sementara itu, para importir memerlukan valuta asing untuk mengimpor barang dari
luar negeri. Di mana kita dapat memperoleh valuta asing? Valuta asing dapat diperoleh
di pasar valuta asing. Pasar valuta asing antara lain berfungsi sebagai berikut.
1. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari suatu negara ke
negara lain. Proses penukaran atau pemin- dahan dana ini dapat dilakukan dengan
sistem clearing yang dilakukan oleh bank serta para pedagang.
2. Memperlancar kegiatan ekspor/impor (perdagangan interna- sional).
3. Memungkinkan dilakukan hedging. Hedging adalah tindakan pihak tertentu untuk
menghindari kerugian akibat kemungkinan terjadinya perubahan kurs valuta asing di
masa yang akan datang.
Perubahan Nilai Tukar Rupiah dan Cara Menghitung Suatu Valuta Asing
17
Pada era perdagangan internasional, arus uang dan modal dalam bentuk uang asing
mengalir tanpa batas, aliran uang asing (valuta asing) ini dipengaruhi oleh faktor
fundamental, teknis, psikologis, dan faktor spekulasi. Jika semua faktor ini saling
dikombinasikan akan dapat mempengaruhi kurs valuta asing (valas) terhadap mata uang
rupiah. Faktor-faktor sebagai berikut dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar atau
kurs valuta asing.
1. Permintaan dan Penawaran Valas. Permintaan dan penawaran valas sesuai dengan
hukum permintaan dan penawaran bahwa permintaan dipengaruhi oleh impor
barang dan jasa yang memerlukan valas dan impor modal dan transfer valas dari luar
ke dalam negeri.
2. Tingkat Inflasi. Inflasi menunjukkan harga-harga yang meningkat di dalam negeri
pada gilirannya mempengaruhi nilai rupiah dengan valas
3. Tingkat Harga. Perbedaan tingkat harga antara mata uang dalam negeri dengan mata
uang asing sangat mempengaruhi mata uang yang akan ditawarkan maupun untuk
diinvestasikan jika di- hitung dari segi keuntungan maupun keamanan nilai mata
uang tersebut.
4. Tingkat Pendapatan dan Produksi. Pendapatan masyarakat yang meningkat
menimbulkan daya beli yang meningkat pula, sehingga permintaan akan barang-
barang bertambah. Bila tingkat produksi dalam negeri tidak dapat mengimbangi
permintaan masyarakat maka barang-barang akan didatangkan dari luar negeri
(impor). Hal ini mengakibatkan permintaan akan valuta asing meningkat, dan
akhirnya kurs mata uang akan berubah.
5. Peraturan dan Kebijakan Pemerintah. Peraturan dan kebijakan pemerintah dapat
dilakukan dengan kebijakan fiskal. Artinya, pemerintah dapat
menaikkan/menurunkan dan memperluas pajak maupun pengetatan belanja negara
dengan tujuan agar jumlah mata uang dalam negeri berkurang sehingga permintaan
akan mata uang asing berkurang. Peraturan dan kebijakan pemerintah dalam bidang
moneter antara lain berupa kebijakan tingkat suku bunga, pengetatan jumlah uang
yang beredar dalam masyarakat, devaluasi maupun revaluasi.
6. Ekspektasi dan Spekulasi. Pertumbuhan ekonomi diharapkan semakin membaik pada
masa akan datang. Pertumbuhan ekonomi tersebut dengan demikian akan
mempengaruhi nilai mata uang dalam negeri. Nilai mata uang yang meningkat
18
menyebabkan permintaan akan uang bertambah yang pada gilirannya akan
mempengaruhi nilai tukar mata uang asing. Demikian juga dengan spekulasi,
harapan akan kenaikan nilai mata uang asing dan keuntungan pada masa akan
datang, masyarakat akan membeli mata uang asing dan menahannya, kemudian
menjualnya pada waktu nilai mata uang asing itu naik.
Menghitung Nilai Tukar Asing
Pasar (bursa) valuta asing merupakan tempat perusahaan (perorang- an/bank)
melakukan transaksi permintaan dan penawaran atas valuta asing. Bursa valuta asing
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Kurs jual dan beli dipandang dari sisi pihak bank atau pedagang valas
2. Kurs jual selalu lebih tinggi dari kurs beli atau sebaliknya
Sebagai ilustrasi, perhatikan Tabel 5.4. Kurs yang berlaku di atas adalah kurs jual dan
kurs beli.
1. Kurs Australia (AUD)
Jual: setiap AUD 1 = Rp 7.398,92 setiap AUD 1 = 1: 7
AUD 1 = 7.398,92
AUD 1 = 0,000135 (dibulatkan) Beli: setiap AUD 1 = Rp 6.645,98
AUD 1 = 6.645.98
AUD 1 = 0,000159 (dibulatkan)
2. Kurs Singapore (SGD)
Jual : setiap SGD 1 = Rp 6.054,02
SGD 1 = 6.054,02
SGD 1 = 0,00062 (dibulatkan)
Beli : setiap SGD 1 = Rp 5.438,24
SGD 1 = 0,000184 (dibulatkan)
3. Kurs Amerika (USD)
Jual : setiap USD 1 = Rp 9.885,00
USD 1 = 1,000101 (dibulatkan) Beli : setiap USD 1 = Rp 8.885,00
USD 1 = 0,00012 (dibulatkan).
19
TABEL 5.4 KURS UANG KERTAS ASING PER 22 SEPTEMBER 2014
Mata
Uang Nilai Kurs Jual Kurs Beli Keterangan
AUD 1,00 11137.50 10242.20 AUSTRALIAN DOLLAR
BND 1,00 9859.29 9065.19 BRUNEI DOLLAR
CAD 1,00 11393.08 10478.63 CANADIAN DOLLAR
CHF 1,00 13285.04 12212.05 SWISS FRANC
DKK 1,00 2153.80 1980.77 DANISH KRONE
EUR 1,00 16032.76 14744.96 EURO
GBP 1,00 20384.24 18747.54 BRITISH POUND
HKD 1,00 1609.08 1479.97 HONGKONG DOLLAR
JPY 100 11456.92 10535.40 JAPANESE YEN
NOK 1,00 1965.33 1806.33 NORWEGIAN KRONE
NZD 1,00 10163.43 9345.09 NEW ZEALAND DOLLAR
PGK 1,00 5132.23 4548.65 PAPUA N.G. KINA
SEK 1,00 1746.75 1605.71 SWEDISH KRONA
SGD 1,00 9859.29 9065.19 SINGAPORE DOLLAR
THB 1,00 387.93 356.38 THAI BATH
USD 1,00 12472.00 11472.00 US DOLLAR
Dari ilustrasi di atas maka:
1. Kurs jual uang asing lebih besar dari kurs beli uang asing.
2. Kurs jual uang dalam negeri lebih besar dari kurs beli uang dalam negeri.
3. Kurs mata asing biasanya ditulis sistem empat desimal (0,0001) biasanya disebut
satu point.
Untuk kurs yang sifatnya perorangan dapat dihitung berdasarkan kurs yang berlaku
pada hari yang bersangkutan misalnya Tuan Hervy Nahak baru pulang dari Amerika
memiliki uang sebesar USD 5.000, akan ditukarkan dengan rupiah, kurs jual/beli dari
aspek money changer (pedagang uang) yang berlaku adalah kurs jual USD 1 = Rp
11.472,00
20
maka jumlah yang diterima adalah:
USD 5.000 × Rp 11.472,00 = Rp 57.360.000
Sementara jika Tuan Hervy Nahak akan pergi ke Amerika Serikat dan memiliki uang
pedagang, Tuan Hervy Nahak melihat kurs jual, USD 1= Rp 12.472,00
Rp 57.360.000,00 : Rp 12.472,00 = USD 4.599
Kesimpulan:
Perbedaan penerimaan uang asing
Uang Amerika kasus I = USD 5000
Uang Amerika kasus II = USD 4.599
Keuntungan pedagang = USD 401
TUGAS
Ryan baru saja mengikuti tiba di tanah air selepas mengikuti lomba catur dan tanpa diduga memenangkan lomba tersebut di Jepang. Hadiah sebesar ¥ 1.000.000 didapatkannya dengan susah payah melawan 39 peserta lain. Ternyata sesampainya di Indonesia, Ryan masih mempunyai sisa uang sebesar ¥ 800.000. Ia bermaksud untuk menabung uang tersebut dalam bentuk US Dollar ($) di salah satu bank swasta tanah air.Dan untuk membeli TV dan Home Theater baru seharga Rp 10.000.000,00. Kurs beli untuk $ adalah Rp 11.472,00 dan jual Rp 12.472,00 . Sementara itu, kurs ¥ beli Rp 114,72 dan jual Rp 124,72. Jadi berapa uang Ryan dalam $ dan ¥?
NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran suatu negara adalah
catatan sistematis mengenai semua transaksi
ekonomi antarpenduduk suatu negara dengan
negara-negara lain selama periode tertentu.
Pengertian penduduk dalam hal ini meliputi
perseorangan (individu), perusahaan, atau siapa
saja yang tempat tinggal utamanya di negara
tersebut. Transaksi ekonomi berarti pertukaran
21
nilai barang atau jasa ekonomi atau pengalihan kekayaan penduduk suatu negara ke
negara lain.
Pada neraca pembayaran terdapat dua sisi, sisi kredit dan sisi debet. Sisi kredit
adalah transaksi yang menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara
lain. Sementara sisi debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar
kepada penduduk negara lain. Semua transaksi kredit masuk dalam perhitungan neraca
pembayaran dengan tanda positif (+), sementara transaksi debet masuk dalam
perhitungan neraca pembayaran dengan tanda negatif (–).
KOMPONEN NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran terdiri dari beberapa komponen, antara lain neraca barang
(neraca perdagangan), neraca jasa, dan neraca modal. Baik neraca barang maupun
neraca jasa jika digabungkan maka akan membentuk transaksi berjalan (current
account). Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari masing-masing komponen.
o Neraca Barang (Neraca Perdagangan). Pos ini merupakan golongan terbesar dalam
neraca pembayaran. Pada neraca ini dicatat transaksi barang meliputi transaksi
ekspor dan impor barang, antara lain minyak, tembakau, kayu, karet, dan
sebagainya. Ekspor barang merupakan transaksi kredit karena transaksi tersebut
menimbulkan hak untuk menerima pembayaran, atau dengan kata lain, meng-
akibatkan arus uang masuk atau dana masuk ke dalam negeri. Sementara itu, impor
barang-barang merupakan transaksi debet karena menimbulkan kewajiban untuk
melakukan pembayaran kepada negara lain, atau dengan kata lain, mengakibatkan
arus uang atau dana ke luar negeri.
o Neraca Jasa. Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa terdiri
dari penjualan jasa angkutan, turisme/ pariwisata, asuransi, pendapatan investasi
dari penanaman modal di luar negeri. Ekspor jasa termasuk transaksi kredit.
Sementara itu, impor jasa meliputi pembelian jasa dari penduduk negara lain,
termasuk pembayaran bunga pinjaman, dividen atau keuntungan modal dari
penanaman modal di dalam negeri oleh penduduk negara lain.
22
o Neraca Modal. Neraca modal (capital account) mencatat transaksi modal jangka
pendek maupun transaksi modal jangka panjang.
1. Transaksi modal jangka pendek antara lain meliputi:
a. kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit) atau kredit
perdagangan untuk diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi
debet),
b. deposito bank di luar negeri (transaksi debet) atau deposito bank di dalam
negeri milik penduduk negara lain (transaksi kredit), dan
c. pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debet) atau
penjualan surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk
negara lain (transaksi kredit).
2. Transaksi modal jangka panjang antara lain meliputi:
a. Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet) atau investasi asing di
dalam negeri (transaksi kredit).
b. Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk negara lain
(transaksi debet) atau pembelian surat-surat berharga jangka panjang
dalam negeri oleh penduduk asing (transaksi kredit).
c. Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain
(transaksi debet) atau pinjaman jangka panjang yang diterima dari
penduduk negara lain (transaksi kredit).
o Lalu Lintas Moneter. Transaksi ini sering disebut accomodating transaction, atau
dengan kata lain, transaksi tersebut timbul sebagai akibat dari transaksi lain.
Transaksi itu juga disebut autonomous, karena timbul dengan sendirinya tanpa
dipengaruhi transaksi lain. Termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi-
transaksi yang sedang berjalan, transaksi modal, dan transaksi satu arah. Selisih
antara transaksi autonomous debet dengan kredit diseimbang- kan dengan transaksi
lalu lintas moneter. Termasuk ke dalam transaksi lalu lintas moneter adalah mutasi
dalam hubungan dengan IMF, pasiva luar negeri, serta aktiva luar negeri. Selain itu,
debet atau surplus neraca pembayaran dapat diketahui dari transaksi autonomous
tersebut. Defisit terjadi apabila transaksi autonomous debet lebih besar dari
23
transaksi autonomous kredit. Sebaliknya, surplus terjadi apabila transaksi
autonomous kredit lebih besar daripada transaksi autonomous debet.
SURPLUS DAN DEFISIT NERACA PEMBAYARAN
Saldo pada neraca pembayaran selalu seimbang. Hal ini terjadi karena neraca
pembayaran disusun berdasarkan prinsip buku berpasangan yang secara teoritis selalu
seimbang. Ini berarti jumlah debet harus selalu sama dengan jumlah kredit. Pada analisis
ekonomi, pos saldo kurang penting artinya.
Sering kita mendengar istilah surplus maupun defisit neraca pembayaran. Supaya
arti surplus dan defisit dapat kita pahami maka kita perlu memperhatikan arus transaksi
otonom (autono- mous transaction) sebagai berikut.
Neraca pembayaran dikatakan dalam posisi defisit jika transaksi kredit otonom
(credit autonoumous transaction) lebih kecil daripada transaksi debet otonom (debit
autonomous transaction). Atau,
BOP Defisit → CAT < DAT
Keterangan:
1. BOP = Balance of Payment = Neraca Pembayaran
2. DAT = Debit Autonomous Transaction
3. CAT = Credit Autonomous Transaction
Neraca pembayaran dikatakan dalam surplus bila transaksi kredit otonom (credit
autonoumous transaction) lebih besar daripada transaksi debet otonom (debit
autonomous transaction). Atau.
BOP Surplus → CAT > DAT
24
Secara ringkas, Tabel 6.1. memperlihatkan contoh struktur sebuah neraca
pembayaran internasional. Pada neraca pembayaran internasional tersebut, neraca
perdagangan adalah transaksi ekspor dan impor barang. Neraca perdagangan dikatakan
surplus jika nilai ekspor barang lebih besar dari nilai impor barang (b = c - d; jika c> d)
dan dikatakan defisit bila nilai ekspor barang lebih kecil dari nilai impornya (c < d), b
bernilai negatif.
Selain neraca perdagangan di atas, komponen kedua pada neraca pembayaran
adalah neraca jasa, terdiri dari penerimaan jasa dan pengeluaran jasa. Neraca jasa akan
negatif apabila penerimaan dari luar negeri atas jasa yang kita berikan lebih kecil dari
pada pembayaran atas jasa orang asing. Neraca barang dan neraca jasa jika dijumlahkan
menjadi transaksi berjalan.
Nilai a adalah penjumlahan dari nilai b dan nilai e, a = b + e. Jika nilai a adalah positif
maka transaksi berjalan disebut surplus, tetapi jika nilai a adalah negatif maka transaksi
25
TABEL 6.1 STRUKTUR UNSUR NERACA PEMBAYARAN
berjalan disebut defisit. Pada Tabel 6.1, nilai D merupakan penjumlahan A+B+C. Special
Drawing Right (SDR) merupakan Cadangan Internasional yang diciptakan oleh IMF. Nilai
E atau selisih perhitungan merupakan nilai kesalahan atau kelalaian dalam pencatatan
neraca pembayaran.
Neraca pembayaran internasional dikatakan surplus bila nilai F negatif, atau dengan kata
lain, nilai D dikurangi nilai E diperoleh angka negatif. Saldo negatif ini berarti cadangan
devisa mengalami kenaikan. Sebaliknya, neraca pembayaran internasional dikatakan
defisit bila nilai F positif, atau dengan kata lain, nilai D dikurangi nilai E diperoleh angka
positif. Saldo positif ini berarti cadangan devisa mengalami penurunan.
Kebijakan neraca pembayaran merupakan bagian tidak terpisah- kan dari kebijakan
ekonomi pemerintah dalam usaha mencapai sasaran pembangunan. Sebagai
pembanding perhatikan Tabel 6.2. mengenai ringkasan neraca pembayaran indonesia
dari tahun 2012-2013
TABEL 6.2
RINGKASAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (Juta USD)TAHUN 2012-2013
Februari 2014URAIAN 2012* 2013
Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I* Tw II* Tw III* Tw IV** Total**I. Transaksi Berjalan A. Barang 1. Non Migas 2. Minyak 3. Gas B. Jasa-jasa C. Pendapatan D. Transaksi berjalanII. Transaksi modal dan finansial A. Transaksi modal B. Transaksi finansial 1. Investasi langsung 2. Investasi Portofolio 3. Investasi lainnyaIII. Total ( I + II )IV. Selisih perhitungan bersihV. Neraca Keseluruhan ( III + IV )VI. Cadangan devisa dan yang terkait
-3,1923,8104,694
-5,2784,394
-1,983-6,0481,0302,093
22,0911,5502,628
-2,087-1,098
65-1,0341,034
-8,149818
1,974-5,3314,176
-2,790-7,101
9244,996
64,9913,6533,873
-2,535-3,153
342-2,8112,811
-5,2653,1903,968
-4,2223,443
-2,359-6,955
8605,798
75,7904,4522,516
-1,177533301834
-834
-7,812801
3,221-5,6053,185
-3,198-6,6951,280
12,00835
11,9734,061
1907,7224,196-971
3,225-3,225
-24,4188,618
13,857-20,43615,197
-10,331-26,800
4,09424,896
5124,84513,716
9,2061,922
478-262215
-215
-5,9051,6284,483
-6,3563,501
-2,511-6,1261,104-394
1-395
3,7892,760
-6,945-6,300
-315-6,6156,615
-9,998-517
1,587-5,1022,998
-3, 365-7,1301,0148,300
78,2933,7003,3891,203
-1,698-779
-2,4772,477
-8,529145
2,771-5,6643,038-2675
-6,881883
5,5875
5,5825,6811,942
-2,041-2,943
297-2,6452,645
-4,0184,8947,011
-5,3543,237
-2,877-7,0901,0569,238
89,2301,5971,7565,8775,221-808
4,412-4,412
-28,4506,149
15,851-22,47612,775
-11,428-27,227
4,05622,731
2122,71014,767
9,848-1,906-5,720-1,605-7,3257,325
Memorendum:Posisi cadangan devisa
dalam bulan impor dan pembaya ran utang luar negeri pemerintah
Transaksi berjalan (%PDB)
110,493
6,2
-1,5
106,5025,8
-3,7
110,1726,1
-2,4
112,7816,1
-3,6
112,7816,1
-2,8
104,800
5,7
-2,7
98,0955,4
-4,4
95,6755,2
-3,8
99,3875,5
-2,0
99,3875,5
-3,3
1) Dalam free on board (fob)2) Tidak termasuk cadangan devisa yang terkait3) Negatif berarti surplus bdan positif berarti defisit
26
* Angka-angka sementara** Angka-angka sangat sementaraR Revisi
TUGAS
1. Sebutkan pengertian neraca pembayaran internasional? Jelaskan!2. Sebutkan komponen-komponen neraca pembayaran!3. Jelaskan tentang surplus dan defisit neraca pembayaran!4. Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah hutang luar negeri cukup
besar di dunia. Jelaskan langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam mengelola defisit neraca pembayarannya!
DAMPAK NERACA PEMBAYARAN TERHADAP PEREKONOMIAN SUATU NEGARA
Setiap negara berusaha agar neraca pembayarannya mengalami surplus, agar devisa
negara tersebut selalu bertambah, dan akan berpengaruh terhadap perekonomian
negara tersebut. Bila neraca pembayaran defisit maka negara tersebut terpaksa harus
melepas cadangan devisanya untuk membayar ke luar negeri. Pengurangan cadangan
devisa akan dapat merubah struktur ekonomi negara tersebut dan menuju ke arah yang
kurang baik.
Jika neraca pembayaran suatu negara secara terus menerus mengalami defisit maka
akan menguras cadangan devisa negara tersebut. Lalu apabila cadangan devisanya habis
maka akan timbul utang kepada negara lain. Hal ini akan mempengaruhi kredibilitas
negara tersebut di luar negeri. Neraca pembayaran suatu negara merupakan cermin dari
keadaan internal ekonominya.
KEBUTUHAN AKAN UTANG LUAR NEGERI
Jika kita membicarakan perekonomian Indonesia, tentu bahasan tentang utang luar
negeri tidak lepas dari pembicaraan kita. Indo- nesia, sebagaimana pada banyak negara
berkembang lainnya, tidak lepas dari utang luar negeri. Sebagian besar negara-negara
berkembang berutang kepada negara-negara maju. Mengapa negara-negara
berkembang membutuhkan utang luar negeri? Berikut adalah bebe- rapa alasannya.
1. Negara-negara berkembang umumnya memiliki defisit neraca perdagangan yang
tinggi. Cara paling mudah dan efektif untuk menutup defisit perdagangan adalah
dengan pinjaman utang. Terutama jika tak ada lagi sumber pendanaan di dalam
27
negeri sebagaimana dapat diandalkan untuk menutup defisit tersebut. Utang
tersebut dapat berupa pinjaman, bantuan, hibah, maupun bantuan teknis.
2. Utang luar negeri digunakan sebagai modal pembangunan.
Karena tidak memiliki sumber dana lain untuk membiayai pembangunan fisik seperti
jalan layang, bandara, dan pelabuhan internasional, maka negara-negara
berkembang meminjam uang dari luar negeri.
3. Utang luar negeri dibutuhkan pada saat terjadi bencana alam.
Pada saat terjadi bencana alam seperti di Aceh beberapa waktu lalu, Indonesia tidak
mampu mengatasinya dengan cepat dan segera. Pada saat seperti ini, bantuan dari
pihak luar amat dibutuhkan. Termasuk bantuan berupa dana. Bantuan dana ini ada
yang berupa hibah, dan ada juga yang berupa utang. Dana bantuan tersebut
dibutuhkan untuk membangun kembali daerah bencana yang telah porak-poranda.
KEBAIKAN DAN KEBURUKAN UTANG LUAR NEGERI BAGI INDONESIA
Dari demikian besar rintangan dalam pembentukan modal di dalam negeri,
mengapa kita tidak lebih mengandalkan pada modal dari luar negeri? Bukankah teori
ekonomi mengajarkan kepada kita bahwa negara-negara kaya yang telah kehabisan
proyek-proyek ber- penghasilan tinggi di negaranya jika diinvestasikan dalam proyek
investasi berpenghasilan tinggi di negara lain akan memberikan manfaat bagi kedua
belah pihak? Kalau investasi di negara lain tersebut berjalan dengan lancar, maka bagi
negara yang sedang berkembang akan sangat menguntungkan karena mereka
kekurangan modal dan bagi negara maju akan menambah penghasilan mereka berupa
bunga.
Indonesia telah menggunakan kesempatan ini pada zaman orde baru sehingga
pembangunan yang dilakukan Indonesia sangat mencengangkan. Tetapi kalau dana
tersebut dipergunakan hanya untuk konsumsi maka utang tersebut harus dibayar
dengan nilai ekspornya. Selama nilai ekspor lebih besar dari jumlah pembayaran utang
maka Indonesia tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.
Tetapi lonjakan suku bunga internasional dan melesunya perekonomian dunia
mengakibatkan banyak negara yang menjalan- kan strategi investasi melalui utang luar
negeri terjebak dalam krisis keuangan. Indonesia terpaksa melakukan penjadwalan
28
kembali pembayaran utangnya sejak krisis ekonomi pada tahun 1998 yang lalu. Sampai
saat ini Indonesia belum pulih perekonomiannya.
Sejumlah negara pengutang terseok-seok menanggung beban pembayaran kembali
utang luar negerinya tersebut, termasuk Indonesia. Tahun 2012 dan 2013 utang masih
melilit Indonesia terutama untuk pembayaran bunga utang baik dalam negeri maupun
luar negeri. Hal ini terlihat dalam belanja pemerintah pusat tahun 2013 (lihat Tabel 6.3).
TABEL 6.3
RINCIAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT (miliar rupiah)TAHUN 2012-2013
No
Uraian 2012APBNP
2013RAPBN
Pertumbuhan( % )
Kontribusi2012 2013
1234
5
6789
Belanja PegawaiBelanja barangBelanja modalPembayaran bunga utanga. Dalam Negerib. Luar NegeriSubsidia. Energib. Non energiBelanja hibahBantuan sosialBelanja lain-lainTambahan anggaran
212,3186,6168,7117,884,733245,1202,442,71,855,468,513,5
241,1166,9216,1113,280,732,5315,6273,142,53,66529,112,7
13,57-10,5628,10-3,90-4,72-1,5228,7634,93-0,47
100,0017,33-57,52-5,93
19,8517,4515,7711,017,923,0922,9218,923,990,175,186,401,26
20,8914,4618,729,816,992,8227,3423,663,680,315,632,521,10
Jumlah 1.069 1.154 7,49Sumber: Kementrian Keuangan,2013
Dilihat dari pembayaran bunga utang pada tahun 2013 jelas bahwa pembayaran
bunga utang sangat mempengaruhi APBN. Dari uraian di atas jelas bahwa berutang itu
kurang baik dibandingkan dengan tanpa utang.
Tetapi segi kebaikan utang adalah kalau pemerintah tidak mempunyai modal untuk
investasi pembangunan maka utang merupakan jalan keluar untuk dapat membangun
perekonomian negara ini, asal utang tersebut diinvestasikan pada pembangunan,
sehingga dapat menampung tenaga kerja Indonesia yang tinggi tingkat
penganggurannya.
UPAYA PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI
29
Utang luar negeri pada kondisi tertentu memang dibutuhkan, akan tetapi apabila
utang luar negeri terus-menerus meningkat dan semakin mengikat hingga kemudian
memberatkan anggaran negara, tentu menjadi masalah tersendiri. Oleh karena itu, perlu
ada penanganan yang tepat terhadap utang luar negeri agar tetap terkendali. Beberapa
langkah dapat dilakukan dalam menangani utang luar negeri agar tidak memberatkan.
Langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut.
Program Stabilisasi IMF
Pada saat negara-negara berkembang mengalami kesulitan pemba- yaran utang luar
negerinya, mereka umumnya meminta bantuan kepada IMF atau lembaga lain seperti
Bank Dunia. Untuk hal ini, International Monetary Fund (IMF) memiliki berbagai program
untuk membantu negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi. Meskipun
demikian, bantuan melalui program stabilisasinya tidak begitu saja diberikan. Sebelum
menerima bantuan tersebut, calon negara penerima bantuan harus terlebih dahulu
mengikuti syarat-syarat sebagaimana diajukan oleh IMF. Syarat-syarat IMF itu antara
lain negara tersebut harus menurunkan tingkat defisit anggarannya. Ini berarti negara
tersebut harus menghapus beberapa pengeluaran seperti subsidi. Syarat semacam ini
membuat banyak kalangan bersikap anti-IMF. Beberapa berpendapat bahwa IMF
menjalankan standar ganda dalam praktiknya, negara-negara berkembang ‘dipaksa’
untuk menuruti perintah IMF, sementara negara maju seperti Amerika Serikat tidak
diwajibkan melakukan penyesuaian apapun.
Renegosiasi Utang melalui Paris Club
Usulan paling menonjol untuk meringankan atau merenegosiasi beban pembayaran
kembali utang luar negeri adalah melalui Paris Club. Melalui Paris Club maka beberapa
upaya sebagai berikut dapat ditempuh.
1. Penangguhan utang, atau jika dimungkinkan pembatalan sebagian pinjaman non-
konsesional, hingga sepertiga dari total utang.
2. Penurunan suku bunga utang keseluruhan.
3. Perpanjangan periode pembayaran hingga 25 tahun.
30
Metode Debt For Nature Swap
Metode debt for nature swap merupakan
metode baru yang cukup menarik, meskipun
belum banyak diterapkan. Pihak kreditor (pem-
beri utang) memberikan keringanan pembayaran
utang apabila negara debitor mau melakukan
pelestarian lingkungan alam mereka. Pro- gram
ini dikembangkan oleh lembaga-lembaga
swadaya masyarakat (LSM) internasional seperti
World Wildlife Fund (WWF).
Metode debt for nature swap dilakukan
seiring kelestarian lingkungan dunia yang kian terancam. Sejumlah hutan yang
merupakan paru-paru dunia dibabat habis, baik secara legal maupun ilegal, untuk
keperluan pembangunan. Itulah mengapa dengan metode ini diharapkan pembangunan
dapat dilakukan tanpa membebani negara berkembang sekaligus melestarikan
lingkungan.
CINTA EKONOMI
Joseph E. Stiglitz: Ekonomi Bernurani oleh Roy Sembel dan Tim Mandiri
Joseph E. Stiglitz lahir di Gary, Indiana, USA pada
tanggal 9 Peburari 1943. Sejak kecil, ayah dan
ibu Stiglitz telah mendidik anak-anak mereka
untuk menimba ilmu, bukan saja secara formal,
tetapi juga melalui pengamatan kritis pada
lingkungan tempat mereka berada. Pengalaman
belajar masa kecil ini memicu Stiglitz untuk
selalu mengamati segala sesuatu yang terjadi di
sekitarnya, terutama hal-hal yang
berhubungan langsung dengan minat
dan pekerjaan yang ditekuninya, yaitu
ekonomi dan kebijakan politik.
Krisis ekonomi yang dialami oleh negara- negara
berkembang yang menjadi “pasien” lembaga-
lembaga keuangan internasional (IMF dan Bank
Dunia), juga tidak luput dari perhatiannya.
Pengamatan Stiglitz menjadi semakin dalam
ketika ia bertugas sebagai ketua dari badan
penasihat Presiden Clinton untuk bidang
ekonomi, dan wakil presiden senior di Bank
Dunia yang secara langsung terlibat dalam
memberi usulan kebijakan ekonomi bagi negara-
negara penerima bantuan Bank Dunia.
Hasil pengamatan Stiglitz dikumpulkan dan
diolah menjadi berbagai artikel dan buku-buku
untuk memberi masukan konstruktif untuk
dipertimbangkan para pengambil keputusan.
Salah satu bukunya yang berjudul ‘Globalization
31
and Its Discontents’ memaparkan hasil observasi
kritis dari Stiglitz atas krisis yang dipicu
globalisasi dan kebijakan ekonomi yang
“dipaksakan” oleh lembaga-lembaga ekonomi
dunia pada negara-negara yang dilanda krisis.
Menurut Stiglitz, kebijakan-kebijakan
“antidemokrasi” ini bukannya membantu
mengatasi krisis, melainkan makin
menjerumuskan negara yang terkait dalam
krisis. Pengalaman dan pengamatan mahaguru
di bidang ekonomi tersebut mengungkapkan
bahwa orientasi para perumus kebijakan di
lembaga internasional tersebut terlalu berpihak
pada kepentingan negara do- nor, bukannya
negara yang dibantu.
Ekonom bernurani
Ketika berkarya di Bank Dunia, Stiglitz
menemukan berbagai
ketimpangan, kesalahan, dan ketidakwajaran
pada praktik perumusan kebijakan ekonomi
dunia oleh lembaga-lembaga keuangan
internasional. Menurut Stiglitz, kebijakan-
kebijakan tersebut lebih cenderung meng-
untungkan negara-negara maju. Ini perlu diubah.
Untuk itu, Stiglitz, pemegang gelar PhD dari
Massachussette Institute of Technology ini,
berjuang menyatakan pendapatnya pada forum
diskusi dan debat dengan para perumus
kebijakan.
Tidak hanya itu, ia juga menuliskan pandangan-
pandangannya dalam bentuk tulisan yang
mendidik warga negara dunia agar
mempertimbangkan dengan kritis usulan-usulan
kebijakan yang disampaikan oleh lembaga-
lembaga keuangan internasional. Sementara
bagi lembaga-lembaga keuangan internasional
yang terkait juga dihimbau untuk mengevaluasi
sikap, tujuan, dan cara berpikir yang diterapkan
ketika merumuskan kebijakan ekonomi dunia.
Walaupun banyak yang tidak setuju dengan
tindakannya ini, Stiglitz pantang mundur. Semua
ini dilakukan karena terdorong nuraninya
sebagai manusia dan kewajiban moralnya
sebagai penduduk dunia yang ingin meniupkan
angin perubahan positif bagi perekonomian
inter- nasional.
diringkas dari www.sinarharapan.co.id
RANGKUMAN
1. Manfaat atau keuntungan dan perdagangan internasional dapat dijelaskan dengan
teori keunggulan mutlak dan teori keunggulan komparatif.
2. Faktor pendorong perdagangan internasional, antara lain:
a. Perbedaan sumber daya alam
b. keanekaragaman kondisi produksi;
c. penghematan biaya produksi/spesialisasi;
d. perbedaan selera;
e. perbedaan IPTEK
32
3. Beberapa kebijakan perdagangan proteksi di antaranya adalah
a. tarif
b. kuota
c. subsidi
d. larangan impor
e. dumping
4. Kebijakan perdagangan suatu negara berbeda dengan negara lain. Secara garis
besar, kebijakan tersebut dapat berupa kebijak- an perdagangan bebas dan
perdagangan proteksi. Sebagian negara ada yang memilih menggabungkan
keduanya.
5. Devisa adalah kekayaan suatu negara dalam bentuk mata uang asing yang berguna
sebagai alat pembayaran internasional
6. Fungsi devisa adalah alat untuk mengukur kekayaan negara dalam bentuk valas
7. Tujuan penggunaan devisa yaitu sebagai alat pembangunan ekonomi nasional, alat
stabilitas moneter dan alat pembayaran hutang luar negeri
8. Sumber devisa adalah transaksi barang, jasa, transfer peng- hasilan, dan investasi.
9. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap valas dipengaruhi oleh faktor fundamental,
teknis, psikologis dan faktor spekulasi
10. Kombinasi dari faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar valas adalah
naik/turunnya permintaan/penawaran valas, tingkat inflasi, tingkat harga, tingkat
pendapatan/produksi, peraturan/ kebijakan pemerintah dan ekspektasi
11. Nilai tukar valuta asing dihitung berdasarkan kurs jual/beli yang berlaku.
12. Neraca pembayaran adalah catatan sistematis tentang transaksi ekonomi
internasional antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam
jangka waktu tertentu.
13. Transaksi berjalan (current account) adalah transaksi yang meliputi perdagangan
barang dan jasa.
14. Neraca perdagangan (balance of trade) meliputi ekspor dan impor barang (komoditi)
15. Neraca jasa (service account) merupakan transaksi ekspor dan impor jasa yang
meliputi: pembayaran bunga, biaya transportasi, biaya asuransi, jasa Tenaga kerja
Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Asing (TKA) serta jasa konsultan.
33
16. Transaksi modal (capital account) terdiri dari transaksi modal jangka pendek dan
transaksi modal jangka panjang.
17. Transaksi modal jangka pendek meliputi transaksi modal masuk dan modal keluar
baik dari pemerintah maupun swasta yang jangka waktunya kurang dari satu tahun.
18. Transaksi modal jangka panjang meliputi transaksi modal masuk dan modal keluar
baik dari pemerintah maupun swasta yang jangka waktunya lebih dari satu tahun.
19. Transaksi debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban untuk membayar
kepada penduduk negara lain.
20. Transaksi kredit adalah transaksi yang memberikan hak untuk menerima
pembayaran dari penduduk negara lain.
21. Neraca pembayaran surplus (aktif) terjadi bilamana penerimaan lebih besar daripada
pembayaran ke luar negeri.
22. Neraca pembayaran defisit (pasif) terjadi bilamana penerimaan lebih kecil daripada
pembayaran ke luar negeri.
23. Negara-negara berkembang membutuhkan utang luar negeri karena memiliki defisit
neraca perdagangan yang tinggi, digunakan sebagai modal pembangunan, dan pada
saat terjadi bencana alam.
24. Keuntungan utang adalah kalau pemerintah tidak mempunyai modal untuk investasi
pembangunan maka utang merupakan jalan keluar untuk dapat membangun
perekonomian negara ini. Asal utang tersebut diinvestasikan pada pembangunan
sehingga dapat menampung tenaga kerja Indonesia yang terlalu tinggi tingkat
penganggurannya.
25. Keburukan utang luar negeri untuk negara yang sedang berkembang adalah bila
utang tersebut digunakan untuk konsumsi maka hal ini akan mengakibatkan utang
akan bertambah banyak sehingga negara tersebut tidak dapat membayarnya
kembali.
26. Langkah-langkah yang dapat dilakukan pemerintah dalam menangani utang luar
negeri agar tidak memberatkan adalah dengan program stabilisasi IMF, renegosiasi
utang melalui Paris Club, dan metode debt for nature swap.
34